A. Definisi
Stroke adalah peredaran darah otak yang menyebabkan deficit
neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf
otak (Sudoyo Aru). Istilah stroke biasanya digunakan secara spesifik untuk
menjelaskan infark serebrum. (Nurarif, 2015)
Menurut WHO, stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi
serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat dan lebih
dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa ditemukannya penyakit
selain daripada gangguan vaskuler. Stroke hemoragik diakibatkan oleh
pecahnya pembuluh darah di otak. (Quarbany & Wibowo, 2016).
B. Etiologi
stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah di otak. Hamper 70% kasus stroke hemoragik erjadi pada penderita
hipertensi.stroke hemoragik ada jenis, yaitu:
1. Hemoragik intraserebral : pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
2. Hemoragik subaraknoid ; pendarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid : pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid ( ruang
sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
Factor-faktor yang menyebabkan stroke
1. Factor yang tidak dapat diubah (non reversible)
Jenis kelamin : pria lebih sering ditemukan menderita stroke disbanding
wanita.
Usia : makin tinggi usia makin tinggi pula risiko terkena stroke
2. Factor yang dapat diubah (reversible)
a. Hipertensi
b. Penyakit jantung
c. Kolesterol tinggi
d. Obesitas
e. Diabetes mellitus
f. Polisetemia
g. Stress emosional
3. Kebiasaan hidup
a. Merokok
b. Peminum alcohol
c. Obat-obatan terlarang
d. Aktivitas yang tidak sehat : kurang olah raga, makanan berkolesterol
(Nurarif, 2015)
C. Manifestasi klinis
Manifestasi pada stroke hemoragik terjadi sangat cepat, berkembang hanya
dalam beberapa menit sampai beberapa jam. Manifestasi yang paling sering
terjadi adalah sakit kepal, sakit lehe, vertigo, kehilangan kesadaran,
parastesia, paralisis, epitaksis, dan perdarahan pada retin. Manifestasi lain
adalah afasia, disartria, disfahia, apraksia, perubahan penglihatan, serta
nkontinensia, (Black & Hawk, 2014)
1. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan
2. Tiba-tiba hilang rasa peka
3. Bicara cadel atau pelo
4. Gangguan bicara dan bahasa
5. Gangguan penglihatan
6. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
7. Gangguan daya ingat
8. Nyeri kepala hebat
9. Vertigo
10. Kesadaran menurun
11. Proses kencing terganggu
12. Gangguan fungsi otak
(Nurarif, 2015)
D. Komplikasi stroke
1. Dini (0-48 jam pertama)
Edema serebri. Deficit neurologis cenderung memberat, dapat
mengakibatkan peningkatan TIK, Herniasi, dan akhirnya menimbulkan
kematian infark miokard. Penyebab kematian mendadak pada stroke
stadium awal
2. Jangka pendek (1-!4 hari )
Pneumonia akibat immobilisasi lama
Infark miokard
Emboli paru . cenderung terjadi 7-14 hari pascastroke. Sering kali terjadi
pada stroke rekuren : dapat terjadi pada setiap saat
3. Jangka panjang (>14 hari)
Stroke rekuren
Infark miokard gangguan vaskuler lain: penyakit vaskuler perifer
(Nurarif, 2015)
1. Infark serebri
2. Hidrosepalus
3. Epitaksis
4. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal (Yasmara,2017)
E. Pemeriksaan penunjang
1. Angio grafi serebri
Membantu menetukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
pendarahan arteriovena atau adanya rupture dan untuk mencari perdarahan
seperti aneurisma atau malformasi vaskuler
2. Limbal pungsi, CT-scan, EEG, Magnrtic Imaging Resnance (MRI)
3. USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adaya penyakit arteriovena (masalah sistem karotis)
(Nurarif, 2015)
F. Penatalaksanaan
Stadium hiperakut
Tindakan pada stadium ini dilakukan di instalasi rawat darurat dan
merupakan tindakan resusitasi serebro-kardio-pulmonal bertujuan agar
kerusakan jaringan otak tidak meluas. Pada stadium ini, pasien diberi oksigen 2
L/menit dan cairan kristaloid/koloid : hindari pemberian cairan dekstrosa atau
salin dalam H2O. dilakukan pemeriksaan CT scan otak, elektrokardiografi, foto
toraks, darah perifer lengkap dan jumlah trombosit, protrombin
time/INR,APTT,glukosa darah, kimia darah ( termasuk elektrolit) : jika
hipoksia, dilakukan analisis gas darah. Tindakan lain di instalasi rawat darurat
adalah memberikan dukungan mental kepada pasien serta memberikan
penjelasan pada keluarganya agar tetap tenang.
Stadium akut
Pada stadium ini, dilakukan penanganan factor-faktor etiologic maupun
penyulit. Juga dilakukan tindakan terapi fisik, okupasi, wicara dan psikologis
serta telaah sosial untuk membantu pemulihan pasien. Penjelasan dan edukasi
kepada keluarga pasien perlu, menyangkut dampak stroke terhadap pasien dan
keluarga serta tata cara perawatan pasien yang dapat dilakukan keluarga.
Stroke hemoragik
Terapi umum : pasien stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika volume
hematoma > 30 ml, prdarahan intraventrikuler dengan hidrosefalus, dan
keadaan klinis cenderung memburuk. Tekanan darah harus diturunkan sampai
tekanan darah premorbid. Atau 15-20 % bila tekanan sistolik > 180 mmhg,
diastolic > 120 mmhg. MAP > 130 mmhg, dan volume hematoma bertambah.
Bila terdapat gagal jantung, tekanan darah harus segera diturunkan dengan
labetalol iv 10 mg. ( pemberian dalam 2 menit ) sampai 20 mg (pemberian
dalam 10 menit) maksimum 300 mg enalapril iv 0,625-1,25 mg per 6 jam
kaptopril 3 kali 6,25-25 mg per oral. Jika didapatkan tanda tekanan intracranial
meningkat, posisi kepala dinaikkan 300 posisi kepala dan dada di satu bidang,
pemberisn manitol dan hiperventilasi (pCO2 20-35 mmhg). penatalaksanaan
umum sama dengan pada stroke iskemik, tukak lambung diatasi dengan
antagonis H2 parenteral, sukralfat, atau inhibitor pompa proton komplikasi
saluran nafas dicegah dengan fisioterapi dan diobati dengan antibiotic spectrum
luas.
Terapi khusus : Neuroprotektor dapat diberikan kecuali yang bersifat
vasodilator. Tindakan bedah mempertimbangkan usia dan letak perdarahan
yaitu pada pasien yang kondisinya kian memburuk dengan perdarahan
serebelum berdiameter >3 cm. hidrosefalus akut akibat perdarahan
intraventrikel atau serebelum, dilakukan VP-shunting, dan perdarahan lobar
>60 ml dengan tanda peningkatan tekanan intracranial akut dan ancaman
herniasi. Pada perdarahan subaraknoid, dapat digunakan antagonis kasium
(nimodipin) atau tindakan bedah (ligase), embolisasi, ekstirpasi, maupun
gamma knife) jika penyebabnya adalah aneurisma atau malformasi arteri-vena
(arteriovenous malformation,AVM).
Stadium subakut
Tindakan medis dapat berupa terapi kognitif, tingkah laku, menelan,
terapi wicara, dan bladder training (termasuk terapi fisisk). Mengingat
perjalanan penyakit yang panjang, dibutuhkan penatalaksanaan khusus intensif
pasca stroke di rumah sakit dengan tujua kemandirian pasien, mengrti,
memahami, dan melaksanakan program preventif primer dan sekunder. Terapi
fase subakut anatara lain:
1. Melanjutkan terapi sesuai kondisi akut sebelumnya
2. Penatalaksanaan komplikasi
3. Restorasi/ rehabilitasi ( sesuai kebutuhan pasien) yaitu fisioterapi, terapi
wicara, terapi kognitif, dan terapi okupasi
4. Prevensi sekunder
Edukasi keluarga dan discharge planning. (Nurarif, 2015)
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medik
Qurbany, Z,.T., & Wibowo,A. (2016). Stroke Hemoragik e.c. hipertensi Grade II.
Medula Unila,114-188.
Interpretasi :
Interpretasi :
>45 risiko tinggi
25-44 sedang
0-24 rendah