18015
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologis mendadak sebagai akibat
iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak. Istilah stroke biasanya digunakan secara spesifik untuk
Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (GDPO) dengan awitan akut,
disertai manifestasi klinis berupa defisit neurologis dan bukan sebagai akibat tumor, trauma, ataupun infeksii
2. Etiologi
Menurut Muttaqin (2008), penyebab dari stroke iskemik ada lima, yaitu :
1. Thrombosis Cerebral.
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan
otak yang dapa menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua
yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan
tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk
2. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada
umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral.
Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik.
3.Hemoragik
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang subarachnoid atau kedalam
jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya
pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan
penekanan,pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan membengkak,
jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak. Penyebab perdarahan
4. Hypoksia Umum
5. Hipoksia setempat
3. Manifestasi klinis
lain :
1. Hipertensi
3. Gangguan sensorik
4. Gangguan visual
5. Gangguan keseimbangan
6. Nyeri kepala (migran, vertigo)
7. Muntah
4. Pathway
5. Komplikasi
Komplikasi stroke meliputi hipoksia serebral, penurunan aliran darah serebral, dan luasnya area
cedera.
1. Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah adekuat ke otak. Fungsi
otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke jaringan. Pemberian oksigen
suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hematrokrit pada tingkat dapat diterima
2. Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah. Curah jantung, dan integritas pembuluh darah
serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena) harus menjamin penurunan viskositas darah dan memperbaiki
aliran darah serebral. Hiprtensi atau hipotensi eksterm perlu dihindari dari untuk mencegah perubahan pada
3. Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium atau dapat
berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan
selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat mengakibatkan curah jantung
tidak konsisten dan pengehentika trombus lokal. Selain itu, disritmia dapat menyebebkan
6. Penatalaksanaan
yaitu:
1. Terapi trombolitik (aktivator plasminogen jaringan, alteplase) dalam 3jam pertama setelah
onset gejala untuk menghancurkan bekuan, membuang oklusi,dan memperbaiki aliran darah.
2 Terapi antikoagulan (heparin, warfarin) untuk mempertahankan patensi pembuluh darah dan
3. Penyekat beta adrenergik atau pasta nitrogliserin, sesuai indikasi, untuk menanganihipertensi
4. Agen-agen antitrombosit (seperti aspirin) saat keluar rumah sakit untuk mencegah terjadinya
strokeberikutnya
5. Endarterektomi karotis untuk membuka sebagian (lebih dari 70%) arteria carotis yang
tersumbat, atau angioplasti transluminal perkutan atau insersi bidai (stent) untuk membuka
Umum
1. Nutrisi
3. Hiperglikemia: koreksi dengan insulin skala luncur. Bila stabil, beri insulin regularsubkutan.
4 . Neurorehabilitasi dini: stimulasi dini secepatnya dan fisioterapi gerak anggota badan aktif
maupunpasif.
5. Perawatan kandung kemih: Kateter menetap hanya pada keadaan khusus (kesadaran menurun,
Khusus
(maksimal 90 mg).Sebanyak 10% dosis awal diberi sebagai bentuk bolus, sisanya dilanjutkan melalui
b. Obat Neuroprotektif
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Anamnesis
Anamnesis pada stroke meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
B. IdentitasKlien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, dan diagnosis medis (Muttaqin,
2012).Resiko diatas 55 tahun Wanita lebih tinggi dibanding laki-laki (Munir, 2015). Stroke iskemik
(infark atau kematian jaringan). Serangan sering terjadi pada usia 50 tahun atau lebih dan terjadi pada
2. Keluha nUtama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah kelemahan anggota gerak
sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi dan penurunan tingkat kesadaran(Muttaqin,
2012).
Stroke iskemik dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama
beristirahat, bangun tidur atau di pagi hari. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak
sadar, selain gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak lain. Adanya penurunan atau perubahan
pada tingkat kesadaran disebabkan perubahan didalam intrakranial. Keluhan perubahan perilaku juga umum terjadi.
Sesuai perkembangan penyakit, dapat terjadi letargi, tidak responsif, dan koma (Muttaqin, 2012).
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes mellitus. Pengkajian riwayat ini dapat
mendukung pengkajian dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderits hipertensi, diabetes mellitus, atau adanya riwayat stroke
6. Pengkajian Psikososiospiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien juga penting untuk menilai respons emosi klien
terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta
respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya, baik dalam keluarga ataupun dalam
masyarakat.
Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesulitan untuk berkomunikasi akibat
gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri menunjukkan klien merasa tidak berdaya, tidak ada
tanda dan gejala: kelemahan dan kelumpuhan pada separuh badan (Muttaqin, 2008). Klien akan
mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan, hilangnya rasa,paralisis, hemiplegi, dan mudah lelah
Menurut (Hendayani & Sari, 2018) mengatakan bahwa keluarganya ada memberikan dukungan atau motivasi
terhadap dirinya, seperti memberikan cinta kasih, merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
keluarganya ada memberikan dukungan terhadap dirinya dan 2 orang lainnya juga mengatakan keluarganya
Pada klien stroke biasanya akan mengalami kesukaran untuk istirahat karena kejang otot atau nyeri otot
(Muttaqin, 2008).
Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari: keadaan
umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut, dan tenggorokan, leher, dada,
1. Keadaan umum
Umumnaya mengalami penurunan kesadaran, kadang mengalami gangguan bicara yaitu sulit dimengerti, kadang tidak
bisa bicara dan pada tanda – tanda vital tekanan darah meningkat, dan denyut nadi bervariasi (Ariani, 2013).
2. Tanda-tandaVital
Tekanan darah biasanya meningkat pada pagi hari hingga siang. Peningkatan tensi darah menyebabkan
3. Rambut
Keadaan bersih atau kotor, warna rambut hitam merah atau putih (beruban) penyebaran rambut rambut
4. Wajah
Tampak simetris atau tidak, nyeri atau sakit yang hebat pada kepala wajah menyeringai.
5. Mata, hidung
Menurut Satyanegara (2014) pada pemeriksaan mata, klien mengalamimi driasis atau dilatasi pada pupil dan
6. Mulut
Pemeriksaan mulut stroke iskemik didapatkan mulut klien tidak simetris (Nurarif & Kusuma, 2016).
Terdapat pembesaran kelenjar tyroid atau tidak, terdapat pembesaran veaen dengan peningkatan produksi
secret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering didapatkan pada klien stroke dengan penurunan
Pada klien dengan tingkat kesadaran compos mentis, pengkajian inspeksi pernapasannya tidak ada
kelainan. Palpasi thoraks didapatkan taktil premitus seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak
8. Jantung
Pengkajian pada system kardiovaskular didapatkan renjatan (syok hipovolemik) yang sering terjadi pada
klien stroke. Tekanan darah biasanya terjadi peningkatan dan dapat terjadi hipertensi masif (tekanan
9. Abdomen
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah pada fase akut.
Mual sampai muntah disebabkan oleh peningkatan produksi asam lambung sehingga menimbulkan
masalah pemenuhan nutrisi. Pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus.
Setelah stroke iskemik klien mungkin mengalami inkontinensia urine sementara karena konfusi,
kemih karena kerusakan kontrol motorik dan postural. Kadang kontrol sfingter urine eksternal hilang
atau berkurang. Selama periode ini, dilakukan kateterisasi intermiten dengan teknik steril. Inkontinensia
urine yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis luas (Kimberly & Bilotta, 2011).
Stroke iskemik adalah penyakit UMN dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan
motorik. Oleh karena neuron motor atas menyilang, gangguan kontrol volunter pada salah satu sisi
tubuh dapat menunjukkan kerusakan pada neuron motor atas pada sisi yang berlawanan dari otak.
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi
otak yang berlawanan. Hemiparesi atau kelemahan salah satu sisi tubuh, adalah tanda yang lain. Pada
kulit, jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit
akan buruk. Selain itu perlu juga dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol
b. Pemeriksaan Neurologis
1. pemeriksaan Cerebral :
Pada pemeriksaan tingkat kesadaran dilakukan pemeriksaan yang dikenal sebagai GCS untuk
mengamati pembukaan kelopak mata, kemampuan bicara, dan tanggap motorik (gerakan) (Ariani,
2013). Menurut Kimberly & Bilotta (2011) pada stroke iskemik terjadi perubahan tingkat kesadaran.
2. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan infark jaringan otak.
neuromuskuler.
1 Ketidak Setelah O:
-gelisah kesadaran.
membaik responpupil.
pertahankan dalam
rentang yang
diindikasikan
- monitor tekanan
perfusiserebral
- monitor jumlah
kecepatan,dan
karakteristik,drainase
cairan serebrospinal
- monitor efekstimulus
T:
serebrospinal.
- kalibrasitransduser.
pemantauan.
lehernetral.
- dokumentasikan hasil
pemantauan,jikaperlu.
- dokumentasi
hasilpemantauan.
E:
- jelaskan tujuan danprosedur
pemantauan.
No SDKI SLKI SIKI
2 Gangguan Setelah O:
-minat melakukan T:
aman dannyaman
fasilitas menggosok
gigi,sesuaikebutuhan
fasilitas mandi,sesuai
kebutuhan
pertahankan kebiasaan
kebersihandiri
tingkatkemandirian
E:
terhadapkesehatan
ajarkan kepadakeluarga
meningkat dengan
-kemampuan bicara(mis,memori,penden
ekspresi mengganggubicara
meningkat komunikasi
-pemahaman T:
membaik komunikasialternative
sesuaikangaya
komunikasi dengan
hasil: Monitor frekuensi jantung dan
esktremitas memulaimobilisasi
meningkat T:
pergerakan
meningkatkanpergerakan
E:
mobilisasi
Anjurkan melakukan
mobilisasidini
duduk ditempattidur).
K:
Konsultasi kesehatan
Daftar Pustaka
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/405/1/SELESAI.pdf
Tim progja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tim progja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tim progja SLKI DPP PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan