Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS KELUARGA

DI WILAYAH RT 14 KS TUBUN DALAM KELURAHAN SIDODADI


KECAMATAN SAMARINDA ULU

Stase Keperawatan Komunitas & Keluarga

Dosen Koordinator : Ns Siti Mukaromah., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom

Dosen Pembimbing : Ns Abdur Rahman., S.Kep., M.Kep

Di Susun Oleh :
Rida Yuliana
P1908121

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
pertolongan-Nya, sehingga laporan Praktik Klinik Profesi Ners Keperawatan Komunitas dan
Keluarga di wilayah Rt 14 Ks Tubun Dalam Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu,
dapat kami selesaikan.
Dalam proses penulisan dan penyusunan laporan ini, tidak terlepas dari dukungan banyak
pihak, terutama kepada:

1. Ns. Siti Mukaromah,, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kom Selaku dosen koordinator stase keperawatan


Komunitas dan keluarga di ITKES Wiyata Husada Samarinda
2. Ns. Abdur Rahman, S.Kep., M.Kep Selaku dosen pembimbing stase keperawatan
Komunitas dan Keluarga di ITKES Wiyata Husada Samarinda
3. Ketua Rt 14 Ks Tubun Dalam Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu
4. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan kepada penyusun baik
bersifat moril maupun material.
5. Dan semua anggota kelompok yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan laporan
ini. Semoga proposal ini dapat bermanfaat kepada pembaca dan dapat dijadikan acuan
terhadap penyusunan proposal berikut berikutnya.

Kami mengucapkan limpahan terima kasih untuk bantuan, kerja sama, kritik dan saran
yang telah diberikan kepada kami. Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi mahasiswa, institusi pendidikan, dan lahan praktik.

Samarinda, 24 Agustus 2020

Rida Yuliana
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................


1.2 Tujuan .......................................................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum ...............................................................................................
1.2.2 Tujuan Khusus ..............................................................................................
1.3 Manfaat Kegiatan......................................................................................................
1.4 Ruang Lingkup .........................................................................................................
1.5 Metode Pendekatan...................................................................................................
1.6 Sistematika Penulisan ...............................................................................................
BAB 2 PENGKAJIAN KOMUNITAS
2.1 Komponen Windshield Survey ................................................................................
2.2 Data Geografis............................................................................................................
2.3 Data Demografi ..........................................................................................................
2.4 Data Sosial-Ekonomi ..................................................................................................
2.5 Data Pelayanan dan Sumber Kesehatan ......................................................................
BAB 3 DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
3.1 Analisa Data..............................................................................................................
3.2 3.3 Penepis Masalah .................................................................................................
3.3 3.4 Prioritas Diagnosa masalah..................................................................................
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................................
4.2 Saran .............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunitas yang terdapat di Indonesia sangat banyak. Komunitas adalah kelompok sosial yang
tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal,
kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan
istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007).

Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu
keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang
sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat
bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta
memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan masyarakat
dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat
tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat
untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat
kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007).

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek
diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya.
Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri
menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

Sebuah komunitas dapat memunculkan variasi bahasa yang terbentuk untuk memudahkan
komunikasi. Kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia dengan menggunakan simbol.
Pernyataan tersebut sesuai dengan kenyataan karena dalam setiap kita berinteraksi disadari maupun
tidak, tersirat simbol yang mewakili diri seperti, cara berbicara, dialek yang digunakan, intonasi dalam
menekankan kata yang diucapkan dan gaya berpakaian. Semua simbol tersebut merepresentasikan
sesuatu yang dimaksud oleh seorang komunikator.

Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap)
yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok
manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran (Wibowo, 2001: 3). Bahasa sebagai salah satu pranata
manusia yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa
yang utama adalah sebagai alat komunikasi manusia satu dengan manusia yang lain dalam suatu
masyarakat, bahasa menjadi bagian dari masyarakat dalam arti dipakai didalam masyarakat sehingga
merupakan gejala social yang amat kompleks.

Masyarakat yang universal terdapat banyak tingkatan sosial, latar belakang dan lingkungan yang
berbeda. Hal ini menyebabkan perubahan dan keluar konteks dari fungsi bahasa sebagai penghubung
antara pengguna bahasa yang satu dengan pengguna bahasa lainnya. Pengguna bahasa kadang
mengubah bahasa sepraktis mungkin agar bahasa lebih mudah untuk memahami dan bisa dipahami
oleh si pengguna bahasa . Oleh karena itu ,ada beberapa komunitas yang mengubah bahasa karena
golongan ataupun tingkatan usia.

Komunikasi setiap orang, setiap tempat mempunyai gaya yang berbeda, kemudian akan
mempengaruhi pola komunikasi yang terbangun dalam suatu komunitas masyarat tertentu.

1.2 Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik Keperawatan Komunitas, mahasiswa
mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada setiap pelayanan keperawatan
komunitas.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu
memahami mengenai asuhan keperawatan di pelayanan komunitas.

1.3 Manfaat Kegiatan

Mahasiswa dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada masyarakat,
belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan komunitas, meningkatkan
kemampuan berfikir kritis, dan bijaksana dalam menghadapi masyarakat, serta meningkatkan
keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan dengan masyarakat.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya
preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan jalan memberikan:
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat
2. Peningkatan gizi
3. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5. Olahraga secara teratur
6. Rekreasi
7. Pendidikan seks.
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil.
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah
3. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.
4. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan
masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit
3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
4. Perawatan payudara
5. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di
rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan:
1. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang maupun
kelainan bawaan
2. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan
nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.

e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke dalam
pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat
karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat
khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya
resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai
masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita.
Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan
dapat dimengerti.

1.5 Metode Pendekatan


Prinsip-prinsip utama yang diperlukan dalam menjalankan program berbasis masyarakat adalah
tercermin dalam akronim KAPASITAS yang dapat dijelaskan berikut ini:
a. Kemitraan
Program berbasis masyarakat hanya akan berhasil optimal bila ada kemitraan, dan partisipasi yang
sangat tinggi dari semua komponen yang ada di sektor masyarakat, pemerintah maupun institusi /
LSM lainnya. Memperkuat kemitraan dan partisipasi dalam hal ini tidak hanya diarahkan pada
penyediaan dana, material dan tenaga, namun juga dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasianya, termasuk sustainabilitas program. Memperkuat kemitraan dan partisipasi
dimaksudkan juga membina komunikasi, koordinasi dan kerjasama dari berbagai disiplin dan profesi
terkait seperti meteorologis, pekerja pengembangan masyarakat, praktisi kesehatan ekonom, biolog,
medis/ paramedis, geolog, pekerja sosial, insinyur, konselor, guru dan sebagainya.
b. Advokasi
Program berbasis masyarakat sangat memerlukan upaya advokasi, sosialisasi, dan kolaborasi dari
semua pihak yang berkepentingan dengan upaya memecahkan permasalahan yang ada di
masyarakat. Advokasi pada pihak-pihak internal PMI (seperti staff, Pengurus, relawan dan para
pelatih) maupun pihak-pihak eksternal (seperti Pemerintah, Bakornas, Satkorlak, Satlak PB,
LSM, Badan, dinas, masyarakat dan instansi lainnya) sangat menentukan pelaksanaan program
maupun keberlangsungannya. Upaya advokasi ini diharapkan dapat membina komunikasi dan
kerjasama sama yang sangat kuat dalam mencapai tujuan program.
c. Pemberdayaan
Program berbasis masyarakat diharapkan dapat menurunkan tingkat kerentanan masyarakat
dilaksanakan dengan memberdayakan kapasitas masyarakat. Tumbuhnya ketidakpastian situasi
lingkungan, fisik, sosial, ekonomi dan politik menyebabkan warga dan masyarakat lainnya menjadi
sangat rentan terhadap bahaya dan dampak bencana. Hal ini memerlukan banyak upaya bagaimana
masyarakat dapat diberdayakan kapasitasnya melalui pengorganisasian / mobilisasi masyarakat
dalam kesiapsiagaan bencana, penyadaran sosial dan ekonomi, penyadaran lingkungan, pendidikan /
pelatihan dan sejenisnya. Pemberdayaan masyarakat dalam pengambilan keputusan, perencanaan,
pembuatan kebijakan dan program berbasis masyarakat, diperlukan agar masyarakat memiliki akses
untuk mengontrol inputs, proses, outputs dan keberlangsungan program berbasis masyarakat.
d. Analisis
Pelaksanaan Program yang berbasis masyarakat harus berdasarkan hasil pengenalan situasi, dan
analisis internal dan eksternal secara mendalam tentang kondisi riil masyarakat. Masyarakat harus
diajak untuk mengenali situasi lingkungannya. Setelah itu, mereka harus diajak untuk menganalisis
internal dan eksternal untuk mengetahui permasalahan yang ada , sekaligus penyebab dari
permaslahan itu sendiri.

Hasil analisis yang dilakukannya oleh masyarakat itu sendiri, diharapkan dapat membuat masyarakat
menjadi sadar, bahwa ada hal-hal yang memicu kerentanan mereka yang mereka buat sendiri atau
karena lebih disebabkan karena faktor eksternal. Mereka sadar bahwa mereka mestinya dapat
mengatasi kerentanan tersebut, asal mereka melakukan upaya-upaya penurunan tingkat bahaya,
risiko dan dampak yang terjadi.
e. Swadaya
Program berbasis masyarakat menggunakan pendekatan Bottom – Up, bukan Top – Down. Sebagai
yang berbasis pada masyarakat, maka keberhasilan pelaksanaannya sangat bertumpu pada swadaya
masyarakat sendiri. Dalam artian, menggunakan sumber-sumber daya, potensi, dan komponen-
komponen yang telah dimiliki oleh masyarakat. Mulai proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi, masyarakat harus diberikan peran utama. Dalam proyek mitigasi misalnya, harus
memanfaatkan tenaga masyarakat, sumber-sumber material, infrastruktur serta fasilitas yang ada.
Peranan pihak eksternal adalah menfasilitasi dan menambahkan sumber-sumber yang belum ada,
yang pada akhirnya sepenuhnya akan diserahkan pengelolaannya pada swadaya masyarakat.
f. Integrasi
Program berbasis masyarakat mengintegrasikan model, instrument, metode, pendekatan dan strategi
dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki oleh masyarakat setempat. pada
ummnya masyaarakat memiliki pengethuan tersendiri dalam menghadapi permaslahan yang ada
baik yang rasional maupun yang irasional. Dan program ini mengintegrasikan berbagai pola dari
berbagai sumber namun tetap terintitusioan dalam pola dan tananan kehidupan masyarakat setempat.
g. Terfokus
Program berbasis masyarakat harus menfokus pada pemenuhan kebutuhan utama masyarakat , serta
benar-benar memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat. Untuk itu, Program
ini memerlukan pemrograman sistem, prosedur dan pedoman operasional serta pelibatan penuh
masyarakat secara fisik, mental dan emosional. Maksud diperlukannya pemrograman sistem,
prosedur dan pedoman operasional adalah untuk memastikan efisiensi dan pemanfaatan sumber-
sumber daya seperti dana, waktu, material, informasi dan teknologi yang benar-benar terfokus pada
tujuan riil.
h. Aksi nyata
Program berbasis masyarakat mengarahkan keinginan dan komitment semua pihak, baik PMI,
masyarakat dan Pemerintah ke dalam aksi nyata yang lebih kongkret sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya masing-masing.
i. Sustainabilitas
Program berbasis masyarakat merupakan program yang tidak hanya menfokus kebutuhan jangka
pendek, namun lebih dari itu harus pula berorientasi untuk jangka panjang. Hasil-hasil yang dicapai
serta semua elemen yang mendukung seperti strategi, pendekatan, model, instrument dan metode
yang digunakan harus di institusionalkan dari generasi ke generasi berikutnya, agar mereka dapat
menjaga, merawat dan mengembangkan program yang telah dilaksanakan. Sustainbilitas juga
berrarti bagaimana masyarakat pada akhirnya dapat mengambil alih secara mandiri tanggungjawab
atas kegiatan-kegiatan di wilayah program tersebut tanpa lagi bergantung pada pihak pendonor
maupun fasilitator dari luar.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah Penyusunan Laporan Praktik Lapangan Keperawatan Komunitas yang
lebih jelas dan sistematis, maka penulis membaginya dalam sistematika penulisan yang terdiri dari
beberapa bab pembahasan dengan urutan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis mengemukakan latar belakang, tujuan kegiatan yang berisi tujuan umum dan
tujuan khusus, manfaat kegiatan, ruang lingkup, metode pendekatan, dan sistematika penulisan.

BAB 2 PENGKAJIAN KOMUNITAS

Bab ini akan menjelaskan tentang kompponen Windshield Survey, data geografis, data demografi, data
social ekonomi, data pelayanan dan sumber kesehatan.
BAB 3 DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pada bab ini dipaparkan diagnosa komunitas di RT 14, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda
Ulu, yang berisi analisa data, penapisan masalah, dan prioritas diagnose masalah.

BAB 4 RENCANA DAN STRATEGI KOMUNITAS

Bab ini meliputi rencana dan strategi komunitas di RT 14, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda
Ulu.

BAB 5 PELAKSANAAN KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Bab ini meliputi pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan komunitas di RT 09, Kelurahan bukit
pinang, Kecamatan Samarinda Ulu.

BAB VI EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Bab ini meliputi evaluasi asuhan keperawatan komunitas di RT 14, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan
Samarinda Ulu.

BAB VII PENUTUP

Pada bab ini dipaparkan penutup yang berisi kesimpulan dan juga saran.

LAMPIRAN

Pada lampiran berisi beberapa dokumentasi dan format pengkajian yang berisi hasil yang didapatkan
dari warga RT 14, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu.

DENAH LOKASI
BAB II

PENGKAJIAN KOMUNITAS
2.1 Komponen Windshield Survey
WINDSHIELD SURVEY

No Elemen Deskripsi
Bangunan, arsitektur
1 Perumahan dan Lingkungan
Jarak antar rumah
Halaman rumah
Luas lahan terbuka
2 Lingkunga terbuka
Kegunaan
Apa batas daerah : jalanan, tembok
3 Batas
Nama wilayah
Tempat kumpul-kumpul : siapa, jam berapa
4 Kebiasaan
(warung/angkringan, caffe, gardu, taman)
Jensi transfortasi
5 Transfortasi
Akses jalan
Klinik, puskesmas, rumah sakit, pusat rekreasi, sekolah,
6 Pusat pelayanan
agen, penyediaan jasa.
Pola konsumsi masyarakat
7 Tokoh/warung/pasar
Pusat pemenuhan kebutuhan masyarakat
Siapa yang anda jumpai dijalan ?
8 Orang-orang pengguna jalan
Ibu-ibu dan bayi, anak sekolah, pengangguran,
pedagangan, dll.
Identifikasi suku bangsa
9 Ras
Identifikasi agamaan kepercayaan
10 Agama
Penyakit kronis, akut,
11 Kesehatan dan morbiditas
Jarak ke pelayanan kesehatan ?
Partai mayoritas
12 Politik
Poster kampanye
Tv, radio, koran, majalan, papan pengumuman, mading,
13 Media
dll.
Pos-pos polisi, pos satpam, perlindungan kebakara
14 Layanan perlindungan
KOMPONEN WINDSHIELD SURVEY

No Elemen Deskripsi
Bangunan
1 Perumahan dan Lingkungan
Mayoritas bangunan di RT 14 ks tubun
permanen terbuat dari beton.
Arsitektur

Hampir sama antara satu rumah degan


yang lain. Lantai yang terbuat dari semen,
rumah yang terbuat dari beton dan dari
tanah , rata rata disetiap rumah terdapat
jendela dengan pencahayaan yang baik.
Keunikan lingkungan
Tempat ladng usaha berjulan, caffe,
angkringan, laundry.
Luas
2 Lingkunga terbuka
Luas wilayah RT 14 adalah 2 ha ( 500 m2)
kepadatan rata-rata 10-11 rumah /100m.
Kualitas
Taman
Batas wilayah
3 Batas
Sebelah Utara : Ks tubun luar
Sebelah Selatan : Ks tubun dalam Rt 15
Sebelah Timur: Ks tubun dalam Rt 10
Sebelah Barat : Ks tubun dalam Rt 13
Dewasa –tua
4 Kebiasaan
Pada pagi dan sore hari sebagian warga
bekerja dan pada malam hari warga hanya
berkumpul dengan keluarga, kegiatan
ibadah 2x salam seminggu. Kadang
kadang saja untuk melaksanakan gotong
royong.
Anak-anak

Pada pagi hari hingga siang hari mayoritas


pergi ke sekolah dan kuliah, siang hari
sebagian digunakan untuk beristirahat dan
untuk yang muslim ada yang mengaji serta
nasrani digunakan untu kegiatan di gereja
seperti koor, pada malam hari digunakan
untuk berkumpul dengan keluarga
Transportasi yang digunakan
5 Transfortasi
menggunakan kendaraan pribadi ( motor ,
mobil ).
Rata-rata masyarakat di RT 14 berobat ke
6 Pusat pelayanan
puskesmas, dan rumah sakit dengan
menggunakan jaminan kesehatn seperti
BPJS dan Askep
Terdapat 11 warung yang menjual
7 Tokoh/warung/pasar
menjual sembako
Orang-orang yang menggunakan jalan
8 Orang-orang pengguna jalan
yaitu orang-orang disekitar RT 14 dan
orang lainnya karena ks tubun termasuk
didalam tengah kota dan dapat tembus
jalur ke RS dirgahayu RS AWS, Kampus
Poltekes dll
Ras yang banyak di RT 14 yaitu bersuku
9 Ras
Bugis, Batak, Dayak, banjar dan Jawa
Mayoritas agama Nasrani
10 Agama
Penyakit terbanyak yag terjadi di warga RT
11 Kesehatan dan morbiditas
14 selama 6 bulan terakhir adalah Batuk
pilek
Di Rt 14 tidak ada partai politik mayoritas
12 Politik
dan untu spanduk partai tidak ada di RT 14,
tetapi spanduk ada di pinggir jalan besar
depan perumahan.
Tv, radio, koran, majalan, papan
13 Media
pengumuman, mading, dll.
Di Rt 14 terdapat pos satpam
14 Layanan perlindungan
2.2 Data Geografis

Batas wilayah
Barat : jln ks tubun dalam 13
Utara : jln ks tubun luar
Selatan : jln ks tubun dalam 15
Timur : jln ks tubun dalam 10

DENAH LOKASI
RT 14

DI LAMPIRAN (
HALAMAN BELAKANG)
2.3 Data Demografi
Jumlah KK RT 14 : 10 KK
Jumlah Penduduk RT 14 : 36 orang

Hasil pendataan dan pengkajian yang saya dapatkan terdapat 10 KK di RT.14 dari jumlah total KK
diwilayah RT tersebut sebanyak 80 KK. Berikut ini adalah presentase hasil pengkajian dan pendataan
yang dilakukan berdasarkan format yang telah di berikan :

A. Karakteristik usia dan jenis kelamin :


Usia (tahun) L P Total (%)
Bayi - -
Balita - -
5-19 7 5 33,3 %
20-29 5 1 16,7 %
30-34 1 2 8,3 %
35-54 1 2 36,1 %
5 6 2,8 %
55-64 1 2,8 %
65 tahun keatas
Total 19 17 100%

B.
C. Suku: Bugis, Banjar, Jawa

D. Nilai dan keyakinan :


Agama / Kepercayaan Jumlah Total (%)
Islam 36 100 %
Kristen Protestan
Kristen Katholik
Hindu
Budha
Kepercayaan lain

Total 36 100 %

E. Pekerjaan :
Jenis Pekerjaan Jumlah Total (%)
Negeri 4 11,1 %
Swasta 32 88,9 %

Total 36 100
F. Tingkat pendidikan :
Tingkat Pendidikan Jumlah Total (%)
Tidak sekolah 5 13,9 %
SD 5 13,9 %
SMP 5 13,9 %
SMA 9 25,0 %
D1 / D2 / D3 3 8,3 %
S1 / S2 / S3 9 30,5 %
Total 36 100 %

G. Lingkungan Fisik
- Keadaan lingkungan (Windshield survey) : Bersih namun sering banjir
- Iklim / Cuaca : Tropis
- Tipe dan kondisi perumahan : Permanen
- Lahan terbuka : Tidak ada
- Jumlah dan jenis industri : Tidak ada
- Tempat ibadah : Mesjid

H. Air bersih :
Sumber air bersih Jumlah Total (%)
Sumur
PAM 36 100 %
Sumur dan PAM
Total 36 100

I. Pengelolaan air minum :


Pengelolaan air minum Jumlah Total (%)
Dimasak 36 100 %
Mentah
Air mineral / Aqua
Total 36 100

J. Tempat penampungan air bersih :


Tempat penampungan Jumlah Total (%)
air bersih
Tertutup 36 100 %
Terbuka
Total 36 100
K. Tempat pembuangan air besar :
Tempat pembuangan Jumlah Total (%)
air besar
Leher angsa 36 100 %
Jamban duduk
Sungai
Total 36 100

L. Pengelolaan limbah:
1. Kebiasaan membuang sampah :
Kebiasaan membuang Jumlah Total (%)
sampah
Dibakar
Ditimbun Diambil
petugas Dibuang ke 36 100%
sungai
Lain-lain
Total 36 100%

2. SPAL :
SPAL Jumlah Total (%)
Ada 36 100 %
Tidak ada
Total 36 100%
BAB III
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS DI PERUMAHAN BUKIT PINANG
RT 09 BLOK T DAN F KELURAHAN BUKIT PINANG
KECAMATAN SAMARINDA ULU

3.1 Analisa Data


No Data Data Objektif Diagnosa Keperawatan Komunitas
Subjektif
1 Warga RT Warga RT Defesiensi Kesehatan Komunitas
14 ks tubun 14 ks tubun berhubungan dengan minimnya
dalam dalam pelayanan komunitas di masarakat.
mengataka kurang
n bahwa memperhati Definisi :
masalah kan masalah Adanya satu atau lebih masalah
kesehatan kesehatanny kesehatan atau factor yang mengganggu
yang a. kesejahteraan atau meningkatkan resiko
dialami Warga masalah kesehatan yang dialami oleh
pada saat kurang suatu kelompok.
ini batuk melakukan
pilek. tidakan Batasan Karakteristik :
Warga RT pencegahan 1. Masalah kesehatan yang dialami oleh
14 ks tubun seperti suatu kelompok atau populasi.
dalam menghindari 2. Resiko hospitalisasi yang dialami oleh
mengataka makanan kelompok atau populasi.
n jarang yang 3. Resiko status fisiologis yang dialami
melakukan sebenarnya oleh kelompok atau populasi.
pemeriksaa tidak boleh 4. Resiko status psikologis yang dialami
n kesehatan dikonsumsi oleh kelompok atau populasi.
dikarenaka berdasarkan 5. Tidak tersedia program untuk mencegah
n masalah satu atau lebih masalah kesehatan bagi
minimnya kesehatan suatu kelompok atau populasi.
waktu. yang 6. Tidak tersedia program untuk
Jika, mereka menghilangkan satu atau lebih masalah
mengalami alami. kesehatan bagi suatu kelompok atau
masalah populasi.
kesehatan 7. Tidak tersedia program untuk
yang ringan mengurangi satu atau lebih masalah
mereka kesehatan bagi suatu kelompok atau
mengatasin populasi.
ya dengan 8. Tidak tersedia program untuk
membeli meningkatkan satu atau lebih masalah
obat sendiri kesehatan bagi suatu kelompok atau
tanpa ada populasi.
resep dari
dokter. Faktor yang berhubungan :
Warga di 1. Ketidak cukupan ahli di komunitas.
RT 14 ks 2. Ketidakcukupan akses pada pemberi
tubun layanan kesehatan.
dalam 3. Ketidak cukupan biaya program.
mengataka 4. Letidak cukupan data hasil program
n bahwa 5. Ketidak cukupan sumberdaya
layanan (misalnya pinansial, social,
kesehatan pengetahuan)
di wilayah
RT 14 ks
tubun
dalam
seperti
posyandu
lansia atau
anak tidak
ada. Warga
di RT 14 ks
tubun
dalam
mengataka
n mereka
langsung
saja ke
puskesmas
segiri.
2 Warga RT Pada saat
Resiko respon alergi berhubungan dengan
14 ks tubun kami
sumber air yang tersedia.
dalam melakukan
mengataka pengkajian
Definisi :
n bahwa di RT 14 ks
sumber air tubun dalam Rentan terhadap respon atau reaksi imun
bersih air bersih terhadap subtansi yang diperberat, yang
mereka dari PDAM dapat mengganggu kesehatan.
menggunak mengalir,
an PDAM. tetapi hanya
Factor Resiko :
Namun, sedikit dan
1. Pajanan berulang pada substansi
sudah juga terlihat
lingkungan penghasil alergen
seminggu keruh serta
2. Pajanan pada alergi lingkungan (
ini air berbau.
misalnya ketombe, debu, jamur,
bersih dari
serbuk sari )
PDAM
mati, dan
air
mengalir
hanya
sedikit
serta keruh.
Saat ini
tidak ada
ketersediaa
n air bersih
dari PDAM
sehingga
warga
sekitar
memanfaat
kan air
hujan yang
sudah
ditampung.
Warga RT
14 ks tubun
dalam
mengataka
n air
mengalir
lancer tidk
pernah mati
air.
2 Penapisan Masalah
No. Diagnosa Keperawatan Kriteria Jumlah Keterangan
Komunitas A B C D E F G H I J K L
1 Resiko respon alergi 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 35 Keterangan Kriteria :
berhubungan dengan sumber air A. Sesuai dengan peran CHN
yang tersedia. (Community Health
Nursing) :
1. Pelaksanaan fungsi manajerial
2. Pelayanan asuhan keperawatan
2. Defisit pengetahuan pada warga 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 28 3. Koordinasi kegiatan
RT 14 ks tubun dalam penyuluhan kesehatan
berhubungan dengan Kurang masyarakat
terpapar informasi 4. Koordinasi pembinaan peran
serta masyarakat (PKMD /
Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat Desa)
5. Koordinasi kegiatan lintas
sektoral
B. Sesuai dengan program pemerintah
C. Potensi untuk intervensi pendidikan
kesehatan
D. Risiko terjadi
E. Risiko parah
F. Minat masyarakat
G. Kemudahan untuk diintervensi
H. Ketersediaan sumber tempat
I. Ketersediaan sumber dana
J. Ketersediaan sumber waktu
K. Ketersedaan sumber fasilitas
L. Ketersediaan sumber daya / petugas

Keterangan Pembobotan :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
3.3 Prioritas Diagnosa Masalah
No Diagnosa Keperawatan Jumlah

1 Resiko respon alergi berhubungan dengan sumber air 35


yang tersedia.
2. Defisit pengetahuan pada warga RT 14 ks tubun dalam 28
berhubungan dengan Kurang terpapar informasi
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan dari penulisan laporan ini adalah mengkaji komunitas pada RT 14 Ks tubun dalam
Kelurahan sidodadi, Kecamatan Samarind Ulu dengan 10 KK dengan jumlah 36 orang dengan
mengangkat diagnosa keperawatan Resiko alergi dan difisit pengetahuan.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan


Diharapkan laporan ini dapat menambah hasil pendataan yang ada dilingkungan sekitar

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan


Diharapkan Laporan ini dapat menjadi bahan tambahan evaluasi serta pemahaman tentang
wilayah pendataan.

5.2.3 Bagi Masyarakat


Diharapkan masyarakat dapat menerima dengan baik mahasiswa yang ingin melakukan
pengkajian di komunitas.

Anda mungkin juga menyukai