Anda di halaman 1dari 67

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA KELUARGA DI DESA WINONG RT 01 RW 04


KECAMATAN PENAWANGAN

Oleh
KELOMPOK 1

1. Erwin Ari (62019040176)


2. Dwi Susanti (62019040173)
3. Endang Sri Wahyuni (62019040175)
4. Tety Ratnasari (62019040189)
5. Tyagita Lukistasari P (62019040190)
6. Setiyani Widaristuti (62019040185)

JURUSAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2020

LEMBAR PENGESAHAN
1
Praktik klinik komunitas di Desa Winong telah selesai dilakukan. Dengan
selesainya kegiatan tersebut maka tugas akhir praktik klinik komunitas di Desa
Winong ini disusun sebagai laporan dari kegiatan yang telah dilakukan. Laporan

ini telah di periksa dan disetujui oleh beberapa pihak seperti:

Kepala Kepala
Desa Winong UPT Puskesmas Penawangan I

Enik Kristiana Wahyono, S.Kep.,Ns


(NIP 19630621 1988031 006)

Ketua Jurusan Profesi Ners Koordinator


Universitas Muhammadiyah Kudus Pelaksanaan Keperawatan Komunitas

Tri Suwarto, S.Kep.,Ns.,M.Kep Yulisetyaningrum, S.Kep.,Ns., Msi.,Med


(NIDN 0601068003) (NIDN 0618048103)

Mengetahui
Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus

Rusnoto, SKM.,M.Kes.(Epid)
NIDN: 0621087401

KATA PENGANTAR

2
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa
yang telah melimpahkan berkat rahmat dan hidayahnya sehingga
penulisan dapat menyelesaikan tugas akhir stase komunitas dalam bentuk
Asuhan keperawatan komunitas di RT 01 RW 04 Desa Winong
Kecamatan Penawangan.
Dibalik selesainya tugas ini, terdapat sumbangsih dan dukungan
dari beberapa pihak. Oleh karena itu, perkenangkanlah penulis pada
kesempatan kali ini untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Rusnoto, SKM.,M.Kes (Epid) Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Kudus.
2. Bapak Tri Suwarto, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku ketua jurusan profesi ners
Universitas Muhammadiyah Kudus
3. Ibu Yulisetyaningrum, S.Kep., Ns.,Msi.Med selaku Kordinator
pelaksanaan keperawatan komunitas
4. Bapak Wahyono S.Kep.,Ns selaku Kepala UPTD Puskesmas
Penawangan 1 atas ijin,kordinasi serta pendampingan selama praktik
keperawatan komunitas
5. Ibu Enik Kristiana selaku kepala desa Winong atas ijin serta
pendampingan selama praktik keperawatan komunitas
6. Bapak/ibu dosen Profesi ners atas segala kesempatan yang diberikan
dan motifasi selama menempuh pendidikan di program profesi ners
universitas muhammadiyah kudus
7. Teman-teman profesi ners yang telah bahu membahu dan bekerja
sama dalam mensukseskan praktik klinik keperawatan komunitas di
Desa Winong.
8. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang
telah memberikan bantuan sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan tugas komunitas ini.

Penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

3
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca. Penulis juga berharap semoga praktik komunitas ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak terutama dalam bidang Keperawatan.

Grobogan, ............Agustus 2020


Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
4
HALAMAN JUDUL ................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................2
KATA PENGANTAR..............................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................5
BAB I. PEDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................8
B. Tujuan Penelitian........................................................................9
C. Manfaat Penelitian......................................................................9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dasar keperawatan komunitas..................................................10
B. Tujuan keperawatan komunitas............................................................12
C. Sasaran..................................................................................................14
D. Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas...............................16
E. Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas...........................................19
F. Model Pendekatan................................................................................21
G. Proses Keperawatan Komunitas...........................................................22
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tahap Persiapan....................................................................................26
B. Tahap Pelaksanaan................................................................................28
1. Pengkajian......................................................................................29
a. Data Demografi......................................................................29
b. Data keluhan responden..........................................................32
c. Masalah ibu hamil...................................................................34
d. Masalah usila..........................................................................36
e. Data kegiatan remaja..............................................................39
f. Data lingkungan fisik..............................................................40
g. Data umum..............................................................................47
2. Analisa data....................................................................................50
3. Prioritas..........................................................................................52
4. Diagnosa........................................................................................52
5. Intervensi.......................................................................................54
6. Plan of action.................................................................................57
7. Implementasi .................................................................................61
8. Evaluasi..........................................................................................62
BAB IV Simpulan dan Saran...............................................................64

BAB 1

PENDAHULUAN

5
A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagia integral dari pembangunan

nasional. Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah tercapainya

kemampuan unutk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsure

kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Penyelenggaraan upaya kesehatan

oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi

setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang

termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu

unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat

tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota

masyarakat bersama petugas kesehatan.

Indonesia sehat 2025 merupakan sebagai visi pembangunan kesehatan

pemerintah Indonesia dijabarkan dalam satu misinya yaitu memandirikan

masyarakat. Hal ini memerlukan dukungan dari semua unsure yang ada,

termasuk masyarakat sebagai objek dan subjek dari pembangunan kesehatan

itu sendiri. Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok,

dan masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan

komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang

mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan

kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan

6
nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi

keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan

yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi dan Makhfudli,

2009).

Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan

kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan

tidak melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi

yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap

penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011).Dari penjelasan diatas maka kelompok

tertarik membahas mengenai konsep dasar keperawatan kounitas.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu;

keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan

menerapakn konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai

salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai

potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus

dicapai, maka mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Universitas

Muhammadiyah Kudus melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan

Komunitas di RT 01.02.03 dengan sampel 183 responden di desa Winong.

Dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok

dan masyarakat.

Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa

7
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia

untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan

mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan

komunitad dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat

akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

Dalam proses praktik klinik keperawatan komunitas di Desa winong,

semua mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kudus dibagi menjadi 3

kelompok yaitu kelompok 1 yang mengelola RT 1, kelompok 2 yang

mengelola kelompok 2 dan kelompok 3 yang mengelola RT 3. Tujuan dari

praktik ini adalah melakukan aplikasi ilmu yang sudah di dapatkan di bangku

perkuliahan kepada masyarakat secara nyata dengan harapan dapat

bermanfaat dan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat desa

Winong.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan

komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas

pada setiap area pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan

proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas.

b. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas,

mahasiswa mampu:

a. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas

b. Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk

8
komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi

c. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi

organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan

kesehatan komunitas

d. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor

resiko personal, sosial dan lingkungan

e. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk

meningkatkan kesehatan komunitas

f. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk

mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan

g. Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis,

belajar mandiri dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan

kepemimpinan di dalam komunitas.

C. Manfaat

a. Untuk Mahasiswa

a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata

kepada masyarakat.

b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan

keperawatan komunitas

c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana

dalam menghadapi dinamika masyarakat

d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan

interpersonal.

b. Untuk Masyarakat

9
a. Masyarakat desa winong mendapatkan kesempatan seluas-luasnya

untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit.

b. Masyarakat desa winong mendapatkan kemampuan untuk mengenal,

mengerti dan menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara

penyelesaian masalah kesehatan yang di alami masyarakat.

c. Masyarakat desa winong mengetahui gambaran status kesehatannya

dan mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

c. Untuk Pendidikan

a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi S1 Ilmu Keperwatan

universitas muhammadiyah Kudus.

b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model

praktek keperawatan komunitas selanjutnya.

d. Untuk Profesi

a. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi

secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.

b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas

sehingga profesi mampu mengembangkannya.

c. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan.

10
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep dasar Keperawatan Komunitas

Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal tertentu,

memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta

berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan (Mubarak, 2011).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang

merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public

health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta

mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan

tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan regabilitatif secara menyeluruh dan

terpadu yang di tujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta

masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan untuk

meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu

mandiri dalam upaya kesehatan (Effendi dan Makhfudi, 2010).

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan

kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan

keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas

menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:

1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks

2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen

pelayanan kesehatan

3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil

11
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.

4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan

komunitas perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.

Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-

asumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:

1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan

2. Meerupakan bidang khusus keperawatan

3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu

sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat)

4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan

masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.

5. Ruang lingfkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,

rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif

dan promotif.

6. Melibatkan partisipasi masyarakat

7. Bekerja secara team (bekerjasama)

8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku

9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah

10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat

kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik

keperawatan komunitas adalah:

1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat

12
diterima semua orang

2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan

dalam hal ini komunitas

3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima

pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik

4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat

mendukung maupun mengahambat

5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan

6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar

tersebut, maka dapat dkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai

landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan

komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan

perhatian etrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan

spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada

strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang

melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan

yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan

keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang

luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan

13
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang

sehat pada umumnya.

3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat

diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya

kesehatan

4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa

mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif

5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan

berlangsung secara berkesinambungan

6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai

konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu

hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam

kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status

kesehatan masyarakat

7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan

secara berkesinambungan dan terus menerus

8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas

kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan

berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

B. Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

14
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat

menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka

miliki.

2. Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,

kelompok khusus dan msyarakat dalam hal:

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang

dihadapi

b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah

c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah

kesehatan/keperawatan

d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka

hadapi

e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah

kesehatan/keperawatan

f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pelayanan kesehatan/keperawatan

g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara

mandiri (self care).

h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan,

dan

i. Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas

dalam menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta

15
diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera

j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan

terhadap masalah kesehatan.

C. Sasaran

Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang

mempunyai masalah kesehatan/perawatan.

1. Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu

tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena

ketidakmampuan merawat diris endiri oleh suatu hal dan sebab, maka

akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik,

mental maupun sosial.

2. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas

kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan

tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan

perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan

berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat keluarga

mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh

terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada

disekitarnya.

3. Kelompok Khusus

16
Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang

terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.

Termasuk diantaranya adalah:

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat

perkembangan dan petumbuhannya, seperti:

1) Ibu hamil

2) Bayi baru lahir

3) Balita

4) Anal usia sekolah

5) Usia lanjut

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan

dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

1) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS,

penyekit kelamin lainnya.

2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit

diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan

mental dan lain sebagainya.

c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

1) Wanita tuna susila

2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu

4) Dan lain-lain

17
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

1) Panti wredha

2) Panti asuhan

3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)

4) Penitipan balita

4. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan

bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka

dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan

batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan

kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan

bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama

anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik

permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun

kesehatan khususnya.

D. Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan

kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan

mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya

(resosialisasi).

18
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang

ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan

upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

1. Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

a. Penyuluhan kesehatan masyarakat

b. Peningkatan gizi

c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan

d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan

e. Olahraga secara teratur

f. Rekreasi

g. Pendidikan seks

2. Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan

gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat melalui kegiatan:

a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil

b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas

maupun kunjungan rumah

c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas

ataupun di rumah

d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui

19
3. Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-

anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau

masalah kesehatan, melalui kegiatan:

a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas

dan rumah sakit.

c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin

dan nifas.

d. Perawatan payudara

e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir

4. Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi

penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-

kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta,

TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:

a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita

Kusta, patah tulang mapun kelainan bawaan

b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit

tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke:

fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat

5. Upaya Resosialitatif

20
Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga

dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah

kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita

suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok

masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan

lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk

dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan

tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka

derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau

batasan-batasan yang jeals dan dapat dimengerti (Padila, 2012).

E. Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas

Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat

mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat

pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan

praktik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

1. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,

kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health

nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan

kesehatan masyarakat.

2. Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah

perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

3. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi

4. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi

21
5. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan

penanganan lebih lanjut

6. Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan

amsyarakat

7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan

8. Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah

kesehatan masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan dan penilaian

kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha

pendekatan ilmiah keperawatan.

9. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan

komuniti

10. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi

terkait.

11. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan

dan kesehatan.

F. Model Pendekatan

pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah

kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah

(problem solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan

dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya

kesehatan dasar (PHC).

22
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah

kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan

dapat diatsi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi

keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya

sebagai perawat kesehatan masyarakat.

Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan

pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach, maka

bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke

Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case

approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei

mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut community

approach.

G. Proses Keperawatan Komunitas

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat,

metode yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan

ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pengkajian

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat

dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat adalah:

a. Pengumpulan Data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah

23
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan

masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan

menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun

informasi.

Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta

faktor lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut

Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu

meliputi demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat

individu termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan

adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan transportasi;

politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial;

komunikasi; ekonomi dan rekreasi.

Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai

dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.

b. Jenis data

Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data

objektif (Mubarak, 2011) :

1) Data Subjektif

Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang

dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang

di ungkapkan secara langsung melalui lisan.

2) Data Objektif

Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan

24
pengukuran.

c. Analisa Data

Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah

diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam

menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.

Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor

stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di

komunitas. Selanjutnya dirumuskan maslah atau diagnosa

keperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah tersebut terdiri dari:

1) Masalah sehat sakit

2) Karakteristik populasi

3) Karakteristik lingkungan

2. Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan

Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan

prioritasnya. Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual,

ancaman resiko atau wellness.

Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat

antara lain (Mubarak, 2011):

a. Masalah yang ditetapkan dari data umum

b. Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan kesehatan

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan

yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam

kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:

25
a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat

b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat

c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat

d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat

3. Kriteria skala prioritas:

a. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan

emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan

urgensinya untuk segera ditanggulangi.

b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu

kurun waktu tertentu

c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat

menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat

d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan

mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan

masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, srana yang tersedia

dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi Nasrul, 1995).

6. Perencanaan

Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana

tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

sesuai dengan diagnosis keperawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan

terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat

dilakukan berkaitan dengan diagnose keperawatan komunitas yang muncul

di atas (Sulistiyo, 2012) :

26
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit

b. Lakukan demontrasi ketrampilan cara menangani masyarakat

c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit

d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam menentukan diet yang

tepat

e. Lakukan olahraga secara rutin

f. Lakukan kerja sama dengan pemerintahan atau aparat setempat untuk

memperbaiki lingkungan komunitas

g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

7. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan

keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhan

keperawatan harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain dalam

hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat

(Mubarak, 2011). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan

tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009):

a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit

b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup

sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan

c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan

penyakit

d. Advocate komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya

kebutuhan komunitas

27
8. Penilaian/Evaluasi

Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program

kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),

pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output). Penilaian yang dilakukan

berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan

yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan

dalam melaksanakan penilaian, yaitu:

a. Daya guna

b. Hasil guna

c. Kelayakan

d. Kecukupan

Fokus evaluasi adalah:

a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan

pelaksanaan

b. Perkembangan atau kemajuan proses

c. Efisiensi biaya

d. Efektifitas kerja

e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka

waktu berapa?

Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

28
Keterangan:

: peran masyarakat

: peran perawat

Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien

dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar

daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.

Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait


dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan
lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan
yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses
keperawatan

29
BAB III

PEMBAHASAN

A. Tahap Persiapan

Pelaksanaan kegiatan praktik keperawatan komunitas di awali

dengan kegiatan penerimaan mahasiswa atau MMD 1 (Musyawarah

Masyarakat Desa 1) yang dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2020. Dalam

kegiatan tersebut pihak Institusi Universitas Muhammadiyah Kudus

menyerahkan mahasiswa kepada Kepala desa winong. Selanjutnya, setelah di

terima dan diberikan ijin dari pihak desa,maka mahasiswa menindaklanjuti

dengan melakukan pengkajian kepada RT 1,2 dan 3 yang telah disepakati

dengan pihak pemerintah desa.

Dalam proses praktik keperawatan komunitas, mahasiswa dibagi

menjadi 3 kelompok dimana setiap kelompok mendapatkan tugas mengelola

1 RT. Dari dasar tersebut kelompok 1 mengelola RT 1 yang memiliki jumlah

penduduk 74 KK.

Dalam pelaksanaan pengkajian, mahasiswa menggunakan tekhnik

wawancara dan pengambilan data sekunder. Dengan adanya pandemic covid-

19, pengambilan data menggunakan wawancara dilakukan melalui televon.

Untuk survey lokasi juga dilakukan dengan melaksanakan protocol kesehatan.

30
B. Tahap Pelaksanaan

1. Pengkajian

a. Data Demografi

1) Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan kategori umur

Table 3.1

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

59.46%

40.54%

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Berdasarkan tabel di atas, mayoritas responden merupakan

berjenis kelamin perempuan dengan prosentase 59.46% .

Tabel 3.2

Distribusi frekuensi kategori umur responden

54.05%

24.32%

10.81% 10.81%

0 -5 TAHUN 6-14 TAHUN 15-64 TAHUN > 65 TAHUN

Berdasarkan tabel di atas, responden terbanyak pada umur

31
15-64 tahun dengan prosentase 54.05% dan terendah pada umur 0-

5 tahun dengan prosentase 10.81%.

2) Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan


Tabel 3.3
Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan
32.43%
28.38%
24.32%

4.05% 5.41%

5.41%

Berdasarkan tabel di atas, warga RT o1 mayoritas

berprofesi sebagai wiraswasta dengan prosentase 32.43%.

Sedangkan profesi terendah adalah tidak bekerja dengan prosentase

5.41%.

3) Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan


Tabel 3.4
Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan

tamat SLTP
19%
tidak sekolah/belum sekolah
tamat akademi/universitas 5%
24%

tamat SLTA
51%

32
Berdasarkan tabel di atas, mayoritas warga RT 01

merupakan tamatan SLTA dengan prosentase 51%. Dan terendah

tidak sekolah dengan prosentase 6 %..

b. Data keluhan responden

1) Distribusi frekuensi penyakit penyebab kematian

Tabel 3.5

Distribusi frekuensi berdasarkan penyebab kematian

20.27% 21.62%
18.92%
14.86%
10.81%
6.76% 6.76%

Tabel 3.5 merupakan tabel distribusi frekuensi penyakit penyebab

kematian warga RT01 selama satu tahun terakhir. Dari hasil tersebut

menunjukan bahwa prosentase terbanyak penyakit yang menyebabkan

kematian adalah karena faktor usia dengan prosentase 21.62%,

2) Distribusi frekuensi penyakit yang sering di derita


Tabel 3.6
Distribusi frekuensi penyakit yang sering di derita

21.62%
18.92% 17.57%

10.81% 12.16%

5.41% 4.05% 5.41%


2.70% 1.35%

33
Tabel 3.6 merupakan tabel penyakit yang sering di derita oleh warga

RT 01 Desa winong. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa mayoritas

penduduk berpendapat bahwa penyakit yang sering di derita adalah flu

dan batuk dengan prosentase 21.62%.

3) Frekuensi kebiasaan berobat


Tabel 3.17
Frekuensi kebiasaan minum obat

89.19%

8.11%
2.70%
Sendiri Pelayanan kesehatan Dukun

Tabel 3.17 merupakan tabel frekuensi kebiasaan berobat. Dari tabel

tersebut diketahui terdapat 89.19% lansia yang mempunyai kebiasaan

berobat ke pelayanan kesehatan. Namun masih terdapat 8.11 % lansia

yang apabila sakit langsung pergi ke dukun,

4) Frekuensi yang meresahkan masyarakat


Tabel 3.18
Frekuensi penyakit yang meresahkan masyarakat
68.92%

25.68%

2.70%
1.35%
1.35%
DIARE
DEMAM BERDARAH
POLIO
ASAM URAT
COVID-19

34
Tabel 3.18 merupakan tabel penyakit yang saat ini meresahkan

masyarakat. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa terdapat 68.92%

warga yang mengaku resah terhadap penyakit Covid-19.

c. Masalah ibu hamil


1) Distribusi frekeunsi pelayanan KB
Tabel 3.7
Frekuensi pelayanan KB

51.35%

27.03%
21.62%

Bidan Puskesmas Dokter

Tabel 3.7 merupakan tabel frekuensi pelayanan KB. Dari tabel

tersebut menunjukan bahwa terdapat 51.35% warga yang

menggunakan pelayanan Puskesmas sebagai pelayanan KB.

Kemudian terdapat 27.03% menggunakan bidan dan 21.62%

menggunakan pelayanan dokter.

2) Distribusi frekuensi keluhan terkait KB


Tabel 3.8
Frekuensi keluhan terkait KB

35
83.78%

9.46%
4.05% 1.35% 1.35%
Mens tak teratur Pusing Hyperpigmentasi kegemukan tidak ada

Tabel 3.8 merupakan tabel frekuensi keluhan terkait KB. Dari tabel

tersebut menunjukan bahwa mayoritas warga sejumlah 83.78%

mengaku tidak mempunyai keluhan terkait penggunaan KB. Namun,

terdapat 9.46% warga yang mengaku mengalami mens tidak teratur.

3) Distribusi frekuensi pemberian imunisasi


Tabel 3.9
Frekuensi pemberian imunisasi

87.84%

12.16%
0.00%
Lengkap belum lengkap tidak pernah

Tabel 3.9 merupakan tabel distribusi frekuensi pemberian imunisasi

pada warga di RT 01. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa

mayoritas warga sejumlah 87.84% mengaku memberikan imunisasi

36
dengan lengkap terhadap anaknya.

4) Distribusi frekuensi riwayat kehamilan

Tabel 3.10

Frekuensi riwayat kehamilan

kehamilan ke 1 kehamilan ke 2 kehamilan ke 3 kehamilan ke 4 kehamilan > 5

5%
7%

8%
36%

43%

Tabel 3.10 merupakan tabel riwayat kehamilan responden. Dari tabel

tersebut mayoritas responden sejumlah 48% mengaku mengalami

riwayat kehamilan ke2.

5) Distribusi frekuensi riwayat kondisi kehamilan

Tabel 3.11

Frekuensi riwayat kondisi kehamilan

Bermasalah
27%

Baik
73%

Tabel 3.11 merupakan tabel riwayat kondisi kehamilan. Dari tabel

37
tersebut menunjukan bahwa mayoritas responden sejumlah 73%

mengaku kondisi kehamilan baik.

d. Masalah usila
1) Frekuensi usia lanjut

Tabel 3.12
Frekuensi usia lanjut
ADA TIDAK ADA

100%

Tabel 3.12 merupakan tabel distribusi frekuensi usia lanjut. Dari tabel

tersebut diketahui terdapat 14.75% warga yang masuk usia lanjut usia.

2) Kemampuan ADLs lansia

Tabel 3.13

Kemampuan ADLs Lansia

38
Dibantu total
14%

Dibantu sebagian
29% Mandiri
57%

Tabel 3.13 merupakan tabel kemampuan ADLs lansia. Dari tabel

tersebut diketahui 57% lansia mampu melakukan ADLs dengan

mandiri.

3) Frekuensi kelainan yang muncul pada lansia


Tabel 3.14
Frekuensi kelainan yang muncul pada lansia

57.14% 42.86%

0.00%

Nyeri tulang Inkontensia Pusing

Tabel 3.14 merupakan tabel frekuensi kelainan yang sering muncul

pada lansia. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa terdapat 57.14%

lansia yang mengalami nyeri tulang.

39
4) Frekuensi kegiatan upaya kesehatan
Tabel 3.15
Frekuensi kegiatan upaya kesehatan

25.00% 25.00% 25.00% 25.00%

Posyandu Posyandu Lansia KIA Gizi

Tabel 3.15 merupakan tabel kegiatan yang dilakukan dalam upaya

kesehatan. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa di desa terdapat

posyandu lansia, posyandu bayi,KIA dan gizi.

5) Frekuensi kepersertaan asuransi kesehatan


Tabel 3.16
Frekuensi kepersertaaan asuransi kesehatan

45.95%

27.03%
21.62%

5.41%

BPJS Kesehatan BPJS Kis Jamsostek Tidak ada

Tabel 3.16 merupakan tabel frekuensi kepersertaan asuransi kesehatan

dilingkungan masyarakat desa. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa

terdapat 45.95% warga yang memiliki asuransi kesehatan BPJS

kesehatan.

40
e. Data kegiatan remaja
1) Frekuensi remaja yang aktif kegiatan
Tabel
Distribusi frekuensi remaja yang aktif kegiatan karangtaruna
tidak aktif
18%

Aktif
47%

Tidak terlalu aktif


35%

Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa hanya 47 % remaja

di RT 01 yang aktif dalam kegiatan karang taruna. Artinya terdapat

53% remaja yang tidak aktif dan tidak terlalu aktif dalam kegiatan

karang taruna.

2) Frekuensi remaja yang merokok


Tabel
Distribusi frekuensi remaja yang merokok
tidak merokok
18%

perokok aktif
47%

merokok kadang-kadang
35%

41
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa terdapat 47%

remaja yang merokok aktif, 35% remaja yang merokok kadang-

kadang dan 18% remaja yang tidak merokok.

f. Data lingkungan fisik

Kondisi masyarakat di Desa Kutuk secara umum ramah dan

religious. Kuesioner pengkajian permasalahan lingkungan difokuskan

pada beberapa aspek yaitu kondisi perumahan yang meliputi jenis

bangunan rumah, jenis lantai, ventilasi, pencahayaan, jenis sumber air,

kepemilikan WC, dan pembuangan sampah.

1) Jenis rumah
Tabel 3.19
Distribusi jenis rumah responden

37.84% 45.95% 16.22%

Permanen Semi Permanen Tidak Permanen

Tabel 3.19 merupakan tabel jenis kontruksi rumah warga

RT 01. Dari tabel tersebut diketahui mayoritas rumah sejumlah

45.95% berjenis semi permanen. Dan terdapat 16.22% warga yang

42
memiliki kontruksi rumah tidak permanen.

2) Ventilasi dan pencahayaan


Tabel 3.20
Frekuensi ventilasi dan pencahayaan

45.95%

28.38%
25.68%

Baik Cukup Kurang

Tabel 3.20 merupakan tabel frekuensi ventilasi dan pencahayaan

pada rumah warga. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa

terdapat 45.95% rumah yang memiliki ventilasi dan pencahayaan

baik.

3) Pembagian ruangan rumah

Tabel 3.21

Tabel frekuensi pembagian ruang rumah

56.76%
41.89%

1.35%

43
Tabel 3.21 merupakan tabel pembagian ruangan rumah. Dari tabel

tersebut menunjukan terdapat 56.76 warga yang memiliki rumah

dengan sebagian pembagian ruangan rumah.

4) Keadaan dapur
Tabel 3.22
Frekuensi keadaan dapur
62.16%

37.84%

Bersih Kotor

Tabel 3.22 merupakan tabel frekuensi keadaan dapur responden.

Dari tabel tersebut menunjukan bahwa terdapat 62.16% rumah

warga yang memiliki dapur bersih.

5) Keadaan air
Tabel 3.23
Keadaan air

45.95%

37.84%

16.22%

Baik Cukup Kurang

44
Tabel 3.23 merupakan tabel keadaan air dirumah warga. Dari tabel

tersebut menunjukan bahwa sebesar 45.95% warga yang mengaku

memiliki saluran air bersih.

6) Keberadaan sampah
Tabel 3.24
Keberadaan tempah sampah

41.89%
33.78%

16.22%
8.11%

Tabel 3.24 merupakan tabel keberadaan sampah pada rumah

warga RT 01. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa terdapat

41.98 rumah warga yang tidak memiliki sampah. Dan hanya

terdapat 8.11% rumah yang memiliki sampah memenuhi syarat.

7) Penanganan sampah
Tabel 3.25
Penanganan sampah

45
45.95%

32.43%

21.62%

dikelola, memenuhi syarat dikelola, tidak memenuhi syarat tidak dikelola

Tabel 3.25 merupakan tabel frekuensi penanganan sampah. Dari

tabel tersebut menunjukan bahwa terdapat 45.95% tempat sampah

yang dikelola namun tidak sesuai standart aturan yang berlaku.

8) Kepemilikan jamban
Tabel 3.26
Kepemilikan jamban

97.30% 2.70%

Ada Tidak ada

Tabel 3.26 merupakan tabel kepemilikan jamban dirumah warga.

Dari tabel tersebut menunjukan terdapat 97.30% warga yang

memiliki jamban.

9) Kondisi jamban
Tabel 3.27
Frekuensi kondisi jamban warga

46
51.35%

48.65%

Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat

Tabel 3.27 merupakan tabel frekuensi kondisi jamban warga. Dari

tabel tersebut menunjukan bahwa terdapat 51.35% warga yang

memiliki jamban namun tidak memenuhi syarat.

10) Jarak ke sumber air


Tabel 3.28
Frekuensi jarak WC ke sumber air

51.35%

29.73%
18.92%

<5 m 5-10 m > 10 m

Tabel 3.28 merupakan tabel jarak WC ke sumber air. Dari tabel

tersebut menunjukan bahwa 51.35% WC warga memiliki jarak < 5

m dari sumber air.

11) Kondisi pembuangan air limbah

Tabel 3.29

47
Frekuensi kondisi pembuangan air limbah

50.00%

39.19%

10.81%

Ada, memenuhi syarat Ada, kurang memenuhi syarat tidak ada

Tabel 3.29 merupakan tabel pembuangan air limbah. Dari tabel

tersebut menunjukan bahwa terdapat 50% rumah yang memiliki

pembuangan air limbah namun tidak memenuhi syarat. Namun

ada 39.19% rumah yang memiliki pembuangan air memenuhi

syarat.

12) Pemanfaatan perkarangan


Tabel 3.30
Pemanfaatan perkarangan
tidak ada
11%

Ada, ditanami untuk sayuran


36%

Ada, tidak dimanfaatkan


53%

Tabel 3.30 merupakan tabel distribusi frekuensi pemanfaatan

perkarangan. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa terdapat 53%

rumah warga yang memiliki perkarangan namun tidak

dimanfaatkan.

48
13) Keberadaan kandang
Tabel 3.31
Frekuensi keberadaan kandang
tidak ada
11%

ada, di dalam rumah


39%

ada, diluar rumah, kotor


34%

ada, diluar rumah


16%

Tabel 3.31 merupakan tabel frekuensi keberadaan kandang. Dari tabel

tersebut menunjukan bahwa terdapat 39% keberadaan kandang berada

didalam rumah.

g. Data umum
1) Pengambilan keputusan
Tabel 3.32
Distribusi frekuensi pengambilan keputusan
Otoriter
16%

Musyawarah
84%

Tabel 3.32 merupakan tabel distribusi frekuensi pengambilan

keputusan pada warga di RT 01. Dari tabel tersebut menunjukan

bahwa terdapat 84% warga yang mengabil keputusan dalam

masalah dengan bermusyawarah.

49
2) Kondisi ekonomi
Tabel 3.33
Frekuensi kondisi ekonomi

< 300.000
300.000 - 500.000
> 500.000

Tabel 3.33 merupakan tabel frekuensi penghasilan perbulan. Dari

tabel tersebut menunjukan bahwa 100% kepala keluarga memiliki

penghasilan di atas 500.000.

3) Aktivitas keluar kota


Tabel 3.34
Frekuensi aktivitas keluar kota dalam 2 minggu

ada anggota keluarga yang dari/ke


22%

tidak ada anggota keluarga yang dari/ke


78%

Tabel 3.34 merupakan tabel frekuensi aktivitas keluar kota dalam

2 minggu. Dari tabel tersebut menunjukan terdapat 78% kepala

keluarga yang mengaku tidak ada anggota keluarga yang dari atau

50
ke luar kota.

4) Aktivitas cuci tangan


Tabel 3.35
Frekuensi aktivitas cuci tangan

tidak pernah
20%

Selalu
42%

Kadang
38%

Tabel 3.35 merupakan tabel frekuensi aktivitas cuci tangan warga.

Dari tabel tersebut menunjukan bahwa terdapat 42% warga yang

mengaku selalu melakukan cuci tangan.

5) Aktivitas pemakaian masker

Tabel 3.36

Frekuensi pemakaian masker

tidak pernah Selalu


20% 32%

Kadang
47%

Tabel 3.36 merupakan tabel aktivitas memakai masker. Dari tabel

tersebut menunjukan bahwa terdapat 47% warga yang memiliki

51
aktivitas memakai masker kadang-kadang.

2. Analisa data

No Data Problem
1 Data subjek Nyeri akut
1. Berdasarkan hasil wawancara di
dapatkan bahwa banyak lansia yang
mengaku mengalami nyeri di persendian
2. Berdasarkan hasil wawancara di
dapatkan bahwa lansia belum tahu cara
menanggani nyeri di persendian
3. Hasil wawancara di dapatkan bahwa
banyak lansia yang tidak menjaga pola
makan baik
Data objektif
1. Hasil angket di dapatkan bahwa terdapat
57.14% lansia yang mengalami nyeri
tulang
2. Hasil angket di dapatkan bahwa 57%
lansia mampu melakukan ADLs dengan
mandiri
3. Hasil angket di dapatkan bahwa 45.95%
warga yang mengaku memiliki saluran
air cukup bersih
Data subjektif: Perilaku
1. Hasil wawancara di dapatkan data bahwa kesehatan
warga menggaku kurang menjaga cenderung
kebersihan lingkungan beresiko
2. Hasil wawancara di dapatkan bahwa
banyak warga yang menempatkan
kandang di dalam rumah
Data objektif
1. Hasil angket menunjukan bahwa
penyakit yang sering di derita adalah flu

52
dan batuk dengan prosentase 21.62%.
2. Hasil angket di dapatkan bahwa 47%
warga yang memiliki aktivitas memakai
masker kadang-kadang
3. Hasil angket di dapatkan bahwa 47%
remaja yang merokok aktif, 35% remaja
yang merokok kadang-kadang dan 18%
remaja yang tidak merokok.

Data subjektif Manajemen


1. Hasil wawancara di dapatkan bahwa kesehatan tidak
banyak warga yang menempatkan efektif
kandang di dalam rumah
2. Hasil wawancara di dapatkan bahwa
banyak keluarga yang tidak mempunyai
tempat sampah
3. Hasil wawancara di dapatkan bahwa
banyak keluarga yang tidak mengelola
sampah sesuai dengan baik
Data objektif
1. Hasil angket di dapatkan bahwa 41.98
rumah warga yang tidak memiliki
tempat sampah
2. Hasil angket di dapatkan bahwa 45.95%
tempat sampah yang dikelola namun
tidak sesuai standart aturan yang berlaku
3. Hasil angket di dapatkan bahwa 51.35%
warga yang memiliki jamban namun
tidak memenuhi syarat.
4. Hasil angket di dapatkan bahwa 50%
rumah yang memiliki pembuangan air
limbah namun tidak memenuhi syarat.
5. Hasil angket di dapatkan bahwa 39%
keberadaan kandang berada didalam
rumah

53
3. Prioritas Masalah

Diagnose Keperawatan Nyeri akut Perilaku Manajemen


kesehatan kesehatan
cenderung tidak efektif
beresiko
Sesuai CHN 5 4 5
Resiko terjadi 5 5 5
Potensial pendidikan kesehatan 5 5 5
Minat masyarakat 4 5 4
Sesuai Program pemerintahan 5 5 5
Kemungkinan untuk diatasi 5 4 4
Tempat 5 4 4
Dana 5 4 4
Sumber Waktu 5 4 4
Fasilitas 4 4 4
Petugas 5 5 4
Total 53 48 48
1. Diagnose keperawatan

a. Nyeri akut

b. Perilaku kesehatan cenderung beresiko terhadap lingkungan

c. Manajemen kesehatan tidak efektif

54
55
2. Intervensi

DX Temp Evaluasi
No Tujuan Sasaran Strategi Intervensi TGL Kriteria Standart
Keperawatan at
Nyeri akut Setelah dilakukan Warga Demontras  Demontrasi 10 Juli Verbal Warga
tindakan
keperawatan selama desa i kompres kompres jahe 2020 mampu
3 x 24 jam keluarga
memahami tentang winong jahe bagi lansia yang memahami
perawatan anggota
keluarga dengan mengalami nyeri tentang
rheumatoid
arthritis  Beri penkes penanganan
Dengan kriteria
hasil: Keluarga terapi non nyeri
dapat melakukan
kompres hangat farmakologi dengan
dengan rebusan
jahe. untuk nyeri kompres

rheumatoid jahe

arthritis

56
Manajemen - Perilaku Warga Demontras 1. Memberikan 15 Juli Di Verbal Warga
kepatuhan
kesehatan desa i dan pendidikankes 2020 balaid mampu
- Keyakinan
tidak efektif winong pendidikan ehatan kepada esa mengelola
kesehatan :
persepsi kendali kesehatan keluarga sampah
- Pastisipasi dalam tentang sesuai
keputusan tentang
pengelolaan standart
perawatan
kesehatan sampah yang
- Pengendalian 2. Memberikan berlaku
gejala
pendidikan

Tujuan : kepada
Setelah dilakukan
tindakan keluarga
keperawatan
selama 2x 24 jam tentang
ketidakefektifan
manajemen pengelolaan
kesehatan diri
teratasi dengan limbah
kriteria hasil :

57
3. Mendemontra
- Menunjukkan
sikan
perilaku
kepatuhan pengelolaan
- Melakukan limbah dan
program
sampah
pengobatan yang
diprogramkan dengan baik
- Melakukan
aktivitas
kehidupan sehari-
hari yang di
programkan
3 Perilaku Setelah dilakukan Warga  Pendidikan 18 Juli Di verbal Remaja
pemantauan selama 3
cenderung hari, perilaku beresiko desa kesehatan 2020 balaid mengerti
teratasi dengan
beresiko kriteria hasil : winong tentang bahaya esa tentang
a. Mengidentifikasi
kondisi resiko merokok bahaya
tinggi yang
umum di  Pendidikan merokok

58
komunitas kesehatan
b. Mengidentifikasi
kondisi yang bisa tentang
mendapatkan
manfaat dari pentingnya Warga
deteksi dini dan
pengobatan memakai masker mampu
Menyediakan
skrining untuk mengerti
orang dewasa
pentingnya

memakai

masker

h. Planc of action

No Masalah Rencana Kegiatan Penanggung Waktu Tempat Dana Sumber


Jawab Kegiatan Kegiatan
1 Nyeri akut  Demontrasi kompres jahe Kepala desa 10 Juli 2020 Rumah Iuran Mahasiswa

bagi lansia yang masing-masing Kelompok 1

mengalami nyeri (apabila

 Beri penkes terapi non keadaan tidak

59
farmakologi untuk nyeri memungkinkan

rheumatoid arthritis bisa

menggunakan

zoom atau

video
2 Manajemen 1. Memberikan Kepala desa 15 Juli 2020 Rumah Iuran Mahasiswa

kesehatan pendidikankesehatan masing-masing Kelompok 1

tidak efektif kepada keluarga tentang (apabila

pengelolaan sampah keadaan tidak

2. Memberikan pendidikan memungkinkan

kepada keluarga tentang bisa

pengelolaan limbah menggunakan

 Mendemontrasikan zoom atau

pengelolaan limbah dan video

sampah dengan baik

60
3 Perilaku  Pendidikan kesehatan 18 Juli 2020 Rumah Iuran Mahasiswa

kesehatan tentang bahaya merokok masing-masing Kelompok 1

cenderung  Pendidikan kesehatan (apabila

beresiko tentang pentingnya keadaan tidak

memakai masker memungkinkan

 bisa

menggunakan

zoom atau

video

61
62
IMPLEMENTASI
N HARI/TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON HASIL TTD
O
Rabu, 17-7-2020 Nyeri akut Mengkaji keluhan S : pasien
pasien mengeluh sering
nyeri
Mendemontrasikan
membuat kompres O:
jahe untuk Keluarga mampu
mengatasi nyeri membuat kompres
jahe
Manajemen Memotivasi S : keluarga
kesehatan tidak keluarga untuk mengerti dan
efektif membuat tempat menerima motivasi
sampah O : keluarga
kooperatif
Memberikan
pendidikan
kesehatan tentang
pengelolaan
sampah dan limbah
Perilaku keluarga Memotivasi remaja S : remaja
cenderung di desa winong menerima motivasi
beresiko RT01 untuk
berhenti merokok O : remaja
kooperatif
Memberikan mengikuti
pendidikan pendidikan
kesehatan tentang kesehatan
bahaya merokok
Kamis, 18-07- Nyeri akut 1. Memotivasi S : keluarga
2020 keluarga untuk bersedia
mendemontras O : keluarga
ikan kembali kooperatif
penggunaan
kompres jahe

Manajemen 1. Memotivasi S : keluarga


kesehatan tidak keluarga bersedia
efektif untuk O : keluarga
membuat kooperatif
pembuangan
limbah
2. Memotivasi

63
keluarga yang
mempunyai
ternak untuk
membuat
kandang
diluar rumah
3. Memotivasi
keluarga
untuk
memperbaiki
jamban yang
belum sesuai
standart

EVALUASI
NO HARI/TANGGAL NO DIAGNOSA EVALUASI TANDA
TANGAN
KAMIS, 17-07- Nyeri akut S : Keluarga
2020 mengerti
tentang terapi
non
farmakologi
untuk mengatasi
nyeri lutut dan
membuat
kompres jahe
O:
Keluarga
mampu
membuat
kompres jahe
A:
Masalah teratasi
sebagian
P
Lanjutkan
intervensi
KAMIS, 17-07- Manajemen S:
2020 kesehatan tidak Keluarga
efektif mengatakan
mengerti tentang
pentingnya
pengelolaan

64
limbah, sampah
dan keberadaan
jamban yang
sesuai standart
O:
Klien kooperatif
A:
Masalah teratasi
sebagian
P
Lanjutkan
intervensi
Perilaku S:
cenderung Remaja mengerti
beresiko tentang bahaya
merokok

Keluarga
mengerti tentang
pentingnya
penggunaan
masker
O:
Klien kooperatif
A:
Masalah teratasi
sebagian
P
Lanjutkan
intervensi

65
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Setelah dilakukan praktik keperawatan komunitas di desa Winong RT 01 di

dapatkan simpulan

a. Warga mampu membuat kompres jahe sebagai terapi non farmakologi

untuk nyeri lutut

b. Warga mampu memperaktikan kembali terapi non farmakologi untuk

mengatasi nyeri

c. Peningkatan pengetahuan warga di RT 01 tentang pengelolaan sampah

dan limbah

d. Peningkatan penggunaan masker dan cuci tangan pada warga di RT 01

e. Warga mampu mengelola sampah dan limbah dengan benar

f. Warga mampu membuat jamban yang benar sesuai dengan standart

g. Remaja di RT 01 mengurangi perilaku merokok

66
2. Saran

a. Untuk Mahasiswa

Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan

interpersonal.

b. Untuk Masyarakat

1) Masyarakat desa winong mendapatkan kesempatan seluas-luasnya

untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit.

2) Masyarakat desa winong mendapatkan kemampuan untuk mengenal,

mengerti dan menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara

penyelesaian masalah kesehatan yang di alami masyarakat.

3) Masyarakat desa winong mengetahui gambaran status kesehatannya

dan mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

c. Untuk Pendidikan

Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi S1 Ilmu Keperwatan

universitas muhammadiyah Kudus.

d. Untuk Profesi

Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga

profesi mampu mengembangkannya.

67

Anda mungkin juga menyukai