DI DESA SUKAMAJU.
Disusun oleh :
Kelompok 30
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
Komuntas, dan keluarga” di Desa Sukamaju dan penyusunan hasil kegiatan ini
dapat kami selesaikan. Kegiatan dan penyusunan laporan ini dapat kami
selesaikan berkat adanya bantuan dan bimbingan serta kerjasama yang baik dari
beberapa pihak.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu kami
mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan waktu yang akan
dating. Bear harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya, pihak keluarga kelolaan dan UPT Puskesmas Setempat sebagai bahan
Ketua Kelompok 30
Ketua Kelompok 30
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………………..
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….
DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………...
B. Tujuan ……………………………………………………………………...
C. Manfaat Laporan …………………………………………………………..
D. Tindak Lanjut Kegiatan ……………………………………………………
E. Sistematika Penulisan ………………………………………………………
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pelayanan Kesehatan Utama ……………………………………………….
B. Konsep Keperawatan Komunitas …………………………………………..
C. Peran Keperawatan Komunitas …………………………………………….
D. Asuhan Keperawatan Komunitas …………………………………………..
E. Teori Perubahan Komunitas ………………………………………………..
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Tahap Persiapan ……………………………………………………………
B. Tahap Pengkajian …………………………………………………………..
C. Pengumpuln Data …………………………………………………………..
D. Analisa Data ………………………………………………………………..
E. Diagnosa Keperawatan Komunitas ………………………………………...
F. Penapisan Diagnosa Keperawatan …………………………………………
G. Perencanaan Komunitas ……………………………………………………
H. Tahap Implementasi ………………………………………………………..
I. Evaluasi …………………………………………………………………….
J. Rencana Tindak Lanjut …………………………………………………….
BAB IV PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan ……………………………………………………………
B. Tahap Pengkajian …………………………………………………………..
C. Diagnosa Keperawatan Komunitas ………………………………………...
D. Tahap Perencanaan …………………………………………………………
E. Tahap Implementasi ………………………………………………………..
F. Tahap Evaluasi ……………………………………………………………..
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………...
B. Saran ……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat
yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial
yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2016).
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada
peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan
perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga
diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam
memelihara kesehatannya (Mubarak, 2015).
Praktik keperawatan komunitas akan berfokus kepada pemberian
asuhan keperawatan komunitas pada masalah kesehatan yang banyak diderita
oleh komunitas tersebut. Dengan terlebih dahulu melakukan screening
kesehatan untuk mengetahui masalah kesehatan apa yang banyak diderita oleh
masyarakat. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks,
yang saling berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri.
Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat
dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada
pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan tersebut
(Sumijatun, 2012).
Selama 3minggu mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan dan
Profesi Ners Universitas Kusuma Husada Surakarta akan menjalani praktik
keperawatan komunitas dan keluarga di Desa Sukamaju untuk memberikan
asuhan keperawatan komunitas, keluarga dan gerontic secara holistic untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat setempat.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan Asuhan Keperawatan
Komunitas secara holistik untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep pelayanan kesehatan utama
b. Mengetahui konsep keperawatan komunitas
c. Mengetahui peran perawat komunitas
d. Mengetahui konsep asuhan keperawatan komunitas
e. Mengetahui teori perubahan komunitas
f. Melakukan pengkajian, analisis masalah, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi terhadap masalah kesehatan komunitas
g. Melakukan strategi intervensi keperawatan komunitas yang
berdasarkan evidence based practice dan penelitian – penelitian terkait
untuk peningkatan kesehatan komunitas
C. Manfaat
1. Manfaat untuk masyarakat
Dengan disusunnya laporan komunitas ini, diharapkan dapat
diterapkan untuk meningkatkan kegiatan masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesehatan masyarakat.
2. Manfaat untuk institusi
Sebagai referensi atau kajian pustaka tambahan untuk institusi
terkait asuhan keperawatan komunitas.
3. Manfaat untuk Mahasiswa
Sebagai bentuk pengaplikasian teori asuhan keperawatan
komunitas kepada kelompok masyarakat secara langsung.
4. Manfaat untuk Pembaca
Menginsirasi pembaca untuk meningkatkan pengetahuan mengenai
kesehatan masyarakat dan lingkungan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
BAB II Tinjauan Teori
BAB III Asuhan keperawatan Komunitas di Desa Sukamaju.
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
individu yang memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan
seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
2. Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan
keperawatan keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga
yang mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko
tinggi diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga
yang anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis. Hal ini
dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga
yang menyakut kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, keluarga
tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggotanya.
3. Tingkat komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan
dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu
wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh
wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya
kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya. Asuhan keperawatan
komunitas diberikan dengan memandang komunitas sebagai klien dengan
strategi intervensi keperawatan komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu
primer, sekunder dan tertier melalui proses individu dan kelompok dengan
kerja sama lintas sektoral dan lintas program. Pelayanan yang diberikan
oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan komunitas yang luas
dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu:
a. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian
penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup
peningkatan derajat kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik.
Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik
pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup
tindakan spesifik yang melindungi individu melawan agen-agen
5
spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling umum yaitu
memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil,
penyuluhan gizi bayi dan balita.
b. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi
penyakit lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan
yang mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan
sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.
c. Pencegahan tersier
Mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang
dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami
kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan
kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita
patah tulang. Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan
kegiatan, berikut ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan
pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2012):
1) Falsafah Keperawatan
Kesehatan Komunitas Keperawatan kesehatan komunitas
merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap
pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap
kesehatan masyarakat dan memberikan prioritas pada strategi pada
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang
melandasi yang mengacu pada paradigma keperawatan secar
umum dengan empat komponen dasar yaitu; manusia, kesehatan,
lingkungan dan keperawatan.
2) Pengorganisasian masyarakat
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut
Rothman meliputi peran serta masyarakat (localiti developmen),
perencanaan sosial melalui birokrasi pemerintah (social
developmant) dan aksi sosial berdasarkan kejadian saat itu (social
6
action) (Mubarak, 2016). Pelaksanaan pengorganisasian
masyarakat dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:
a) Tahap persiapan Dilakukan dengan memilih area atau daerah
yang menjadi prioritas, menentukan cara untuk berhubungan
dengan masyarakat , mempelajari dan bekerjasama dengan
masyarakat.
b) Tahap pengorganisasian Dengan persiapan pembentukan
kelompok dan penyesuaian dengan pola yang ada dimasyarakat
dengan pembentukan kelompok kerja kesehatan.
c) Tahap pendidikan dan pelatihan Melalui kegiatan-kegiatan
pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat melalui
pengkajian, membuat pelayanan keperawatan langsung pada
individu, keluarga dan masyarakat.
d) Tahap formasi kepemimpinan Memberikan dukungan latihan
dan mengembangkan keterampialan yang mengikuti
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan
kegiatan pendidikan kesehatan.
e) Tahap koordinasi Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya
memandirikan masyarakat
f) Tahap akhir Suverpisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi
dan pemberian umpan balik dan masing-masing evaluasi untuk
perbaikan untuk kegiatan kelompok kesehatan kerja
selanjutnya.
8
atau isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
b. Fungsi keperawatan komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2011).
10
4. Pusat Kesehatan Komunitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan
di:
a. Sekolah atau Kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi
pendidikan pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan
pendidikan seks. Selain itu perawata yang bekerja di sekolah dapat
memberikan perawatan untuk peserta didik pada kasus penyakit akut
yang bukan kasus kedaruratan misalnya penyakit influensa, batu dll.
Perawat juga dapat memberikan rujukan pada peserta didik dan
keluarganya bila dibutuhkan perawatan kesehatan yang lebih spesifik.
b. Lingkungan kesehatan kerja
Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan
bagi pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan
keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawatan
menjalankan program yang bertujuan untuk:
1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan
mengurangi jumlah kejadian kecelakaan kerja
2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, dan pendidikan kesehatan.
5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak,
2011).
c. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus
yang dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang
komunitas juga dapat memberikan perawatan kesehatan di rumah
11
misalnya: perawata melakukan kunjungan rumah, hospice care, home
care dll. Perawat yang bekerja di rumah harus memiliki kemampuan
mendidik, fleksibel, berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus
memiliki kemampuan klinik yang kompeten.
d. Lingkungan kesehatan kerja lain
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat
bekerja dan memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi.
Seorang perawat dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama
dengan perawata lain, bekerja di bidang pendididkan, penelitian, di
wilayah binaan, puskesmas dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun
lingkungan tempat kerjanya, perawat ditantang untuk memberikan
perawatan yang berkualitas (Mubarak, 2011).
13
e. Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan
proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses
keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan
tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2011).
g. Perencana tindak lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah
menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.
Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami
perbaikan kondisi kesehatan.
h. Penemu masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul
serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
i. Koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,
2011).
14
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang
berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan
pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi
dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan
peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,
membantu selama fase dari proses perubahan dan membimbing klien
melalui fase-fase ini (Mubarak, 2011).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari
perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu
klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti :
pengetahuan, keterampilan, perasaan dan perilaku yang dapat
meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2011).
17
ix. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja
dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat.
2) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan
data objektif (Mubarak, 2011):
a) Data Subjektif Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau
masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b) Data Objektif Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran
c) Sumber Data
i. Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari
individu,keluarga, kelompok, masyarakat berdasarkan hasil
pemeriksaan atau pengkajian.
ii. Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat
dipercaya, misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan
pasien atau medical record.
3) Cara Pengumpulan Data
a) Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
b) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
d) Pengelolaan Data
i. Klasifikasi data atau kategorisasi data
ii. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
iii. Tabulasi data
iv. Interpretasi data
e) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
18
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi
oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan.
f) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga
dapat dirumuskan masalah kesehatan.
g) Prioritas Masalah Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan
hierarki kebutuhan Abraham H Maslow:
i. Keadaan yang mengancam kehidupan
ii. Keadaan yang mengancam kesehatan
iii. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
b. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada
masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose
keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap
stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2011).
c. Perencanaan/Intervensi
1) Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang
muncul diatas adalah (Mubarak, 2011):
2) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
3) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
19
4) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
5) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang
tepat
6) Lakukan olahraga secara rutin
7) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
8) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
d. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen
keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam
hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat
(Mubarak, 2011). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan
tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit
4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas
e. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2011). Adapun
tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
20
1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi.
2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.
22
tersebut, karena setiap orang mempunyai tanggung jawab untuk selalu
menginformasikan tentang fenomena yang terjadi.
b. Tahap 2: Mengkaji motivasi dan kapasitas perubahan
Perubahan merupakan sesuatu yang mudah, tetapi perubahan
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang lebih baik akan
memerlukan kerja keras dan komitmen yang tinggi dari semua orang
yang terlibat di dalamnya. Pada tahap ini, semua orang yang terlibat
dan lingkungan yang tersedia harus dikaji tentang kemampuan,
hambatan yang mungkin timbul, dan dukungan yang akan
diberikan.Mengingat mayoritas praktik keperawatan berada pada
suatu organisasi/instansi, maka struktur organisasi harus dikaji apakah
peraturan yang ada, kebijakan, budaya organisasi, dan orang yang
terlibat akan membantu proses perubahan atau justru menghambatnya.
Fokus perubahan pada tahap ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor
yang mendukung dan menghambat terhadap proses perubahan
tersebut.
c. Tahap 3: Mengkaji motivasi change agent dan sarana yang tersedia
Pada tahap ini, diperlukan suatu komitmen dan motivasi
manajer dalam proses perubahan.Pandangan manajer tentang
perubahan harus dapat diterima oleh staf dan dapat dipercaya. Manajer
harus mampu menunjukkan motivasi yang tinggi dan keseriusan
dalam pelaksanaan perubahan dengan selalu mendengarkan masukan-
masukan dari staf dan selalu mencari solusi yang terbaik.
d. Tahap 4: Menyeleksi tujuan perubahan
Pada tahap ini, perubahan harus sudah disusun sebagai suatu
kegiatan secara operasional,terorganisasi, berurutan, kepada siapa
perubahan akan berdampak, dan kapan waktu yang tepat untuk
dilaksanakan. Untuk itu diperlukan suatu target waktu dan perlu
dilakukan ujicoba sebelum menentukan efektivitas perubahan.
e. Tahap 5: Memilih peran yang sesuai dilaksanakan oleh agen
pembaharu
23
Pada tahap ini, perlu ada suatu pemilihan seorang pemimpin
atau manajer yang ahli dan sesuai di bidangnya. Manajer tersebut akan
dapat memberikan masukan dan solusi yang terbaik dalam perubahan
serta dia bisa berperan sebagai seorang “mentor yang baik.” Perubahan
akan berhasil dengan baik apabila antara manajer dan staf mempunyai
pemahaman yang sama dan memiliki kemampuan dalam
melaksanakan perubahan tersebut.
f. Tahap 6: Mempertahankan perubahan yang telah dimulai
Sekali perubahan sudah dilaksanakan, maka harus
dipertahankan dengan komitmen yang ada.Komunikasi harus terbuka
dan terus diinformasikan supaya setiap pertanyaan yang masuk dan
permasalahan yang terjadi dapat diambil solusi yang terbaik oleh
kedua belah pihak.
g. Tahap 7: Mengakhiri bantuan
Selama proses mengakhiri perubahan, maka harus selalu diikuti
oleh perencanaan yang berkelanjutan dari seorang manajer. Hal ini
harus dilaksanakan secara bertahap supaya individu yang terlibat
mempunyai peningkatan tanggung jawab dan dapat mempertahankan
perubahan yang telah terjadi. Manajer harus terus-menerus bersedia
menjadi konsultan dan secara aktif terus terlibat dalam perubahan
4. Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan
menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam
tahap sebagai perubahan menurut Havelock.
a. Membangun suatu hubungan
b. Mendiagnosis masalah
c. Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
d. Memilih jalan keluar
e. Meningkatkan penerimaan
f. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri
24
5. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara
konstan dipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat
antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar dari
model Spradley.
a. Mengenali gejala
b. Mendiagnosis masalah
c. Menganalisa jalan keluar
d. Memilih perubahan
e. Merencanakan perubahan
f. Melaksanakan perbahan
g. Mengevaluasi perubahan
h. Menstabilkan perubahan
25
28
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DESA SUKAMAJU
Diagram
Cerai Hidup; 1%
Kepala Keluarga;
21%
28
29
2. Golongan umur
Gambar 3.2 Diagram Golongan Umur di Desa Sukamaju.
Grafik umur
1%
8% 6% 2%
14% balita
pasekolah
sekolah
33% remaja
dewasa
pertengahan
usia lanjut
37%
29
30
b. Pendidikan
#REF!
Gambar 3.3
Masyarakat di Desa Sukamaju berpendidikan SMP 70 (70%), SMA
30 (25%).
c. Keamanan dan transportasi
Keamanan di Desa Sukamaju selalu terjaga dengan adanya Pos Ronda
akan tetapi pos onda tidak berfungsi sebagimna mestinya. Sedangkan
alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat sehari – hari
dilingkungan sekitar adalah sepeda, motor, angkutan umum.
d. Politik dan pemerintahan
Politik dan pemerintahan berada dibawah kepemimpinan Wali Kota
Surakarta. Masyarakat memilih pemimpin secara demokratis dengan
cara pemilihan umum.
30
31
penanganan kesehatan
Puskesmas
Klinik Desa
50% 50%
31
32
g. Ekonomi
Ekonomi masyarakat di Desa Sukamaju termasuk golongan menengah
ke bawah.
Gambar 3.5 Diagram Penghasilan di Desa Sukamaju.
pendapatan
14%
37%
<Rp.500.000
Rp.500.000-
Rp.1.000.000
>Rp.1000.000
49%
Sales
Karyawan Swasta;
22%
Wiraswasta; 52%
Buruh; 26%
32
33
h. Rekreasi
Belum ada potensi wisata maupun rekreasi di area setempat
yang saat ini dapat dikembangkan menjadi tempat rekreasi.
Masyarakat lebih memilih berekreasi ke daerah Surakarta kota ataupun
sekitarnya.
Gambar 3.7 Kegiatan rekreasi masyarakat di Desa Sukamaju.
Rekreasi
33
34
35
36
Jenis kelamin
44% Laki-laki
Perempuan
56%
Gambar 3.7
Berdasarkan diagram diatas menunjukan bahwa sebanyak
56 % warga Desa Sukamaju berjenis kelamin laki-laki
dengan jumlah 56 dan sebanyak 44% berjenis kelamin
perempuan dengan jumlah 44.
c) Data Kesehatan Lingkungan
Tempat pembuangan sampah
Gambar 3.8 Diagram tempat pembuangan sampah di
Sukamaju.
36
37
pembuangan sampah
Tempat Pembuangan
Akhir
100%
12% 24%
resapan
got
sembarangan
64%
37
38
Penyakit
35%
40%
25%
6%
34%
TV
Radio
Puskesmas
51% RT
9%
39
40
B. Analisa Data
No Data Fokus Diagnosa
Keperawatan
1 DS : Pemeliharaan
kesehatan tidak efektif
Dari hasil pendataan yang didapatkan di Desa
Diare : (D.0117)
Sukamaju menyatakan bahwa penyakit diderita
warga selama 3 bulan terakhir adalah diare, ISPA,
dan penyakit kulit. Yang paling banyak Diare.
Masing-masing RT sudah mempunyai Posyandu
balita yang aktif namun belum satupun mempunyai
Posyandu lansia
DO :
2. DS : Perilaku kesehatan
1) Keadaan lingkungan kotor karena dekat cenderung beresiko :
TPA, banyak lalat dan udara kotor (bau Lingkungan Dekat
sampah) dimana-mana
2) Air bersih sulit didapatkan (untuk aktivitas TPA (D.0099)
minum, mandi, mencuci) warga
menggunakan air sumur tetapi kondisi air
keruh dan kotor.
DO :
40
41
b. Keseriusan masalah
Tingkat Keseriusan Nilai
Sangat serius 9 atau 10
Serius 6, 7 atau 8
Cukup serius 3,4 atau 5
Tidak serius 0,1 atau 2
41
42
efektif (D.0117)
(D.0099)
D. Diagnosa Keperawatan
1. Pemeliharaan Kesehatan Tidak efektif (D.0117)
2. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (D.0099)
42
E. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Metode Evaluasi Evaluator
No Rencana Tindakan / Intervensi
Keperawatan
43
kemampuan menerima informasi
Sekunder
T : Sediakan materi dan media
Tingkat Pengetahuan (L.12111) Pendidikan kesehatan.
E : -Jelaskan penyebab dan factor
1. Persepsi yang keliru terhadap
resiko penyakit.
masalah menurun (5)
-Ajarkan cara meredakan atau
2. Perilaku sesuai dengan
mengatasi gejala yang dirasakan.
pengetahuan cukup
-Jelaskan tanda dan gejala yang
meningkat (4)
ditimbulkan oleh penyakit.
3. Perilaku sesuai anjuran
Tersier
meningkat (5)
Edukasi Program Pengobatan
Tersier
(I.12441)
Perilaku Kesehatan (L.12107)
O : Identifikasi penggunaan
1. Penerimaan terhadap
pengobatan traditional dan
perubahan status kesehatan
kemungkinan efek terhadap
cukup meningkat (4).
pengobatan.
2. Kemampuan melakukan
T : -Berikan dukungan untuk
tindakan pencegahan
menjalani program pengobatan
masalah kesehatan
dengan baik dan benar.
meningkat (5).
-Libatkan keluarga untuk
44
memberikan dukungan pada pasien
selama pengobatan.
E : Anjurkan konsumsi obat sesuai
indikasi.
2 Perilaku Setelah dilakukan tindakan selama 30 Primer Kognitif Mahasiswa
Kesehatan menit diharapkan Perilaku kesehatan Psikomotor masyarakat
Promosi Perilaku Upaya
Cenderung cenderung beresiko dapat teratasi
Kesehatan (I.13495)
Beresiko dengan Kriteria Hasil :
O : Identifikasi perilaku upaya
(D.0099) Primer
kesehatan yang dapat ditingkatkan
Pemeliharaan Kesehatan (L.12106)
1. Menunjukan perilaku adaptif T : Berikan Lingkungan yang
sedang (3). mendukung kesehatan.
2. Menunjukkan pemahaman pe E : -Anjurkan mencuci tangan
tilaku sehat meningkat (5). dengan air bersih dan sabun.
3. Kemampuan menjalankan pe -Anjurkan tidak merokok di dalam
rilaku sehat meningkat (5). rumah
Sekunder Sekunder
Manajemen Kesehatan (L.12104)
Identifikasi Resiko (I.14502)
1. Melakukan tindakan untuk m
engurangi factor resiko cuku O : Identifikasi resiko biologis, lingk
p meningkat (4).
45
2. Aktifitas hidup sehari-hari ef ungan dan perilaku.
ektif memnuhi tujuan kesehat T : -Lakukan update perencanaan sec
an meningkat (5). ara regular (misalnya Bulanan, triwul
Tersier an, tahunan).
Perilaku Kesehatan (L.12107) -Buat perencanaan tindakan yan
1. Penerimaan terhadap perubah g memiliki timeline dan penanggungj
an Status kesehatan meningk awab yang jelas.
at (5)
2. Kemampuan melakukan tind Tersiser
akan pencegahan masalah ke Edukasi Pola Perilaku Kebersihan
sehatan cukup meningkat (4). (I.12439).
3. Kemampuan peningkatan kes O : Identifikasi kesiapan dan
ehatan cukup meningkat (4). kemampuan menerima informasi
T : -Sediakan materi dan media Pendi
dikan kesehatan.
-Jadwalkan Pendidikan kesehata
n sesuai kesepakatan
E : Jelaskan masalah yang dapat timb
ul akibat tidak menjaga kebersihan di
ri dan lingkungan.
46
47
28
F. IMPLEMENTASI
N Hari/Tgl Wakt Jenis Kegiatan Evaluasi
o u
1 Senin, Jam - Pemeriksaan kesehatan - Masyarakat
26/07/2021 08.00 mengetahui tentang
- - Mengindentifikasi kondisi
14.00 upaya kesehatan yang kesehatannya
WIB dapat ditingkatkan
- Masyarakat belum
- Mengindentifikasi mengetahui apa saja
kesiapan dan kesiapan penyebab diare
menerima informasi
- Masyarakat belum
mengetahui apa itu
- Mengindentifikasi PHBS
penggunaan obat
tradisional dan - Masyarakat
kemungkinan efek mengatakan apabila
terhadap pengobatan diare hanya
mengkonsumsi obat
- Menjadwalkan yang ada di apotik
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan - Masyarakat bersedia
diberikan
pendidikan
kesehatan mengenai
diare dan PHBS
pada hari selasa dan
rabu
2 Selasa, Jam - Pendidikan kesehatan - Masyarakat
08.00 mengetahui apa itu
28
29
29
30
- Masyarakat tau
masalah apa saja
yang dapat timbul
apabila tidak
menjaga kebersihan
30
31
31
32
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan
Praktik klinik keperawatan komunitas diawali dengan tahap persiapan
dari kampus sampai dengan pelaksanaan di lapangan. Pada tahap persiapan
dilakukan pembekalan dari pembimbing profesi keperawatan komunitas
tentang mekanisme perizinan praktik dan peraturan praktik, dan untuk
selanjutnya dilakukan proses persiapan yang lebih intensif oleh mahasiswa.
B. Tahap Pengkajian
Hasil pengkajian Desa Sukamaju mepunyai 3 RT, jumlah penduduk di
Desa Sukamaju adalah 100 jiwa 40 KK dengan proporsi penduduk laki-laki
56%, permpuan 56%. Berdasarkan hasil waancara dengan ketua RT dan
observasi ditemukan masalah keadaan lingkungan kotor karena dekat TPA,
banyak lalat dan udara kotor (bau sampah) dimana-mana, pengelolaan
limbah (warga membuang sampah langsung pada TPA), air bersih sulit
didapatkan. Data pelayanan soial dan kesehatan di dapatkan data penyakit 3
bulan terakhir yaitu diare, ispa dan penyakit kulit.
Hasil angket tingkat pembuangan sampah 100% menunjukan bahwa
sebagian besar warga Sukamaju membuang sampah secara langsung ke
Tempat Pembuangan Akhir yang terletak dekat dengan desa sukamaju,
hasil angket pengelolaan limbah resapan 24%, got 64%, sembarangan 12%
serta sumber air minum Ledeng/PDAM 15% dan sumber pompa 85%.
Sedangkan hasil angket di pelayanan sosial dan kesehatan menunjukan:
Diare 40%, ispa 25%, penyakit kulit 35%.
32
33
33
34
D. Tahap Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan pemasalahan lingkungan dan
kesehatan dapat disepakati bersama, adapun kegiatan-kegiatan yang
disepakati oleh mahasisa dengan Desa Sukamaju anatara lain:
1. Pemeliharaan Kesehatan Tidak efektif (D.0117)
Prevensi primer
a Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
b Sediakan materi dan media kesehatan
c Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Prevensi skunder
a Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurrunkan motivasi perilaku hiddup bersih sehat
b Berikan kesempatan bertanya
c Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
Prevensi tersier
a Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
b Ajarkan strategi yang dapat di gunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
2. Perilaku Kesehatan Cendrung Beresiko (D.0099
Prevensi primer
a Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan
b Anjurkan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
Prevensi skunder
a Berikan Lingkungan yang mendukung kesehatan
b Buat perencanaan tindakan yang memiliki timeline dan penanggungj
awab yang jelas
Prevensi tersier
a Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan.
34
35
35
36
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktek klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan
mahasiswa prodi Profesi Ners Komunitas Universitas Kusuma Husada
Surakarta merupakan suatu program untuk mengaplikasikan konsep-
konsep keperawatan kesehatan dengan menggunakan proses
keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah. Salah satu
kegiatan dalam praktik klinik komunitas yaitu praktik klinik komunitas.
Pelakasaan praktik klinik tersebut tidak meninggalkan proses
keperawatan yaitu pengkajian, perencananaan, intervensi dan evaluasi
kegiatan yang terstruktur.
Secara garis besar keberhasilan praktik klinik keperawatan
komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa dengan tingkat keberhasilan
95%. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pengetahuan warga
tentang kebutuhan kesehatan serta antusiasme warga untuk
meningkatkan status kesehatan dan memandang penting kesehatan
sebagai salah satu yang perlu diutamakan karena berkaitan dengan
kelangsungan hidup lebih baik. Kegiatan ini dimotori langsung oleh
mahasiswa dan Kepala Desa Sukamaju.
B. Saran
Demi kesehatan dan keberlangsungan keperawatan komunitas dan
perkembangan keperawatan sendiri maka disarankan:
1. Untuk mengoptimalkan persiapan mahasiswa sebelum terjun
langsung ke lapangan, maka diharpakan diadakannya bimbingan
dengan konsep yang terstruktur baik segi mekanisme bimbingan
maupun konsep-konsep keperawatan komunitas sendiri,
2. Mahasiswa diharapkan mempunyai konsep yang lebbih tentang
pengorganisasian masyarakat dengan baergbagai alternative
pendekatan sehingga akan lebih memepermuda dpelaksanaan
peraktek klinik dimasyarakat.
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal., Lilis Indrawati., & Joko Susanto. (2015). Buku Ajar
Ilmu Keperawatan Dasar (hlm. 3-24). Jakarta: Salemba Medika.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
37
38
38