Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA MASYARAKAT

DI DUSUN SOKA SELOHARJO PUNDONG BANTUL


PERIODE 3 APRIL – 6 MEI 2023

DISUSUN OLEH :

1. Anisa Nur Khasanah (20201288)


2. Lusi Rahmawati (20201299)
3. Rohmah Afifah (20201310)
4. Tri Widiastuti (20201313)
5. Yuni Indri Astutik (20201315)
6. Riska Nur Rahmawati (20201316)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTUL

YOGYAKARTA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu”alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirrabil”alamin Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
“Laporan Praktik Klink Keperawatan Komunitas” di Dusun Soka dengan baik untuk memenuhi
tugas Praktik Klinik Keperawatan Komunitas yang diampu oleh Ibu Dosen Dian Novita
Kumalasari S. Kep, ns, M. Kep secara tepat waktu

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Industri ini, di antaranya:

1. Ibu Dosen Dian Novita Kumalasari S. Kep, ns, M. Kep selaku dosen pembimbing Praktik
Klinik Keperawatan Komunitas
2. Ibu Dosen Supatmi S. Kep, ns, M. Kep selaku dosen pembimbing Praktik Klinik
Keperawatan Komunitas
3. Ibu Dosen Eni Purwaningsih S. Kep, ns, M. Kep selaku dosen pembimbing Praktik
Klinik Keperawatan Komunitas dan Keluarga
4. Teman-teman kelompok A1 dan A2 Stikes Bantul periode 3 April-6 Mei 2023

Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat
membantu bagi kemajuan serta perkembangan Stikes Bantul. Saya ucapkan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Allah Swt. membalas semua kebaikan kalian.
Aamiin.

Kemudian, kami menyadari bahwa laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Bantul, 30 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................................................2
C. Waktu......................................................................................................................................2
D. Tempat Praktik........................................................................................................................3
E. Strategi Pelaksanaan................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Gambaran.............................................................................................................6
B. Pengertian Komunitas............................................................................................................6
C. Pengertian Keperawatan Komunitas......................................................................................6
D. Kondisi Kesehatan.................................................................................................................7
E. Penyakit yang Sering Muncul di Komunitas...........................................................................8
Masalah Komunitas ...................................................................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN DATA.......................................................................................................13
B.ANALISA DATA..................................................................................................................14
C. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH............................................................................16
D. MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)........................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................20

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang salah
satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang
kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi peningkatan usia
harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan
derajat/status kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan


derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan
yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif
dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah
diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga dan lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan


mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan. Dengan
berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran, antara lain: perubahan
upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu
masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang
bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut
berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga dan
kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakan konsep kesehatan dan
keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional
dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus
dicapai, maka mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Bantul melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di Dusun Dusun Soka Rt 05 dan

5
Rt 06, Seloharjo, Pundong, Bantul dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan
keluarga, kelompok dan masyarakat, serta secara aktif dalam upaya peningkatan status
kesehatannya.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi
populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas
dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan
proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat
akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah diperoleh
pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan Komunitas
Dusun Soka Rt 05 dan Rt 06, Seloharjo, Pundong, Bantul
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun Soka Rt 05
dan Rt 06, Seloharjo, Pundong, Bantul
b. Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun Soka Rt 05 dan
Rt 06, Seloharjo, Pundong, Bantul
c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun Soka
Rt 05 dan Rt 06, Seloharjo, Pundong, Bantul
d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di Dusun Soka Rt 05 dan Rt
06, Seloharjo, Pundong, Bantul
e. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun Soka Rt
05 dan Rt 06, Seloharjo, Pundong, Bantul
f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun Soka Rt
05 dan Rt 06, Seloharjo, Pundong, Bantul

C. Waktu
Pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas di Dusun Soka Rt 05 dan Rt 06, Seloharjo,
Pundong, Bantul periode 3 April sampai 6 Mei 2023.

6
D. Tempat Praktik
Praktik Keperawatan Komunitas di tempatkan di Dusun Soka Rt 05 dan Rt 06, Seloharjo,
Pundong, Bantul

E. Strategi Pelaksanaan
Dalam penelitian ini menggunakan metode pelaksanaan Cross-sectional. Cross-sectional
adalah penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali, tidak ada follow up, untuk
mencari hubungan antara variabel independen ( faktor resiko) dengan variabel dependen
(efek).

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan


kesehatan masyarakat adalah :

1) Pendidikan kesehatan (Health Promotion)


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sada, tahu
dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan (Elisabeth,2007).
2) Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai
klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu :
Individu, keluarga, kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan
upaya peningkatan, perlindungan, dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model perorganisasian masyarakat yaitu : perencanaan sosial,
aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan
masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba mendekatkan pengorganisasian
masyarakat dengan model perkembangan masyarakat (Community development,2007).
3) Kerja sama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerjasama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat.
Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri
terhadap segala kegiatan yang memiliki konstribusi pada peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan (Elisabeth,2013).

7
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat
digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini
memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian
masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
(Elisabeth,2013).
4) Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformasi kepada
masyaraka. Antara lain : adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan
kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth,2013)
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat
agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak
terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi
masyarakat (Elisabeth,2013).

Metode pengumpulan data di Dusun Soka RT 05 dan RT 06 menggunakan :

1. Wawancara

Pada tahap wawancara melibatkan:

 Masyarakat
 Tokoh masyarakat
 Kader
 Aparat kelurahan / desa
2. Observasi

Pada tahap observasi meliputi :

 Norma
 Nilai
 Keyakinan
 Struktur kekuatan

8
 Proses penyelesaian masalah
 Dinamika kelompok masyarakat
 Pola komunikasi
 Situasi/ kondisi lingkungan wilayah
3. Kuisioner

Pengumpulan data menggunakan kuisioner yaitu dengan mengambil sample sebanyak


72 Kartu Keluarga.

(Lihat Lampiran )

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Gambaran
Gambaran berasal dari kata dasar gambar. Gambaran adalah sebuah homonim
karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda.
Gambaran memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga gambaran dapat
menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang
dibendakan.
B. Pengertian Komunitas
Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai ( valuase), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga,
misalnya didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa
binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat
petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya,
(Alimul, 2013).
C. Pengertian Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam
melakukan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan
rehabilitatif sehingga di harapkan masyarakat mampu mengenal mengambil keputusan
dalam memelihara kesehatannya ( Mubarak,2013 ).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien yang
menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdidi dari individu dan
masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman
(Irnanda,2013) untuk melihat masalah pasien model komunitas sebagaai klien di
kembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai

10
sinttesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah di ganti namanya
menjadi model komunitas sebbagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan
kesehatan primer yang menjadi landasannya.

Proses Keperawatan Komunitas merupakan metode Asuhan Keperawatan yang


bersifat alamiah, sistemati, dinamis, kontinui dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti, Pengkajian, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi
Keperawatan. (Wahyudi, 2013)

D. Kondisi Kesehatan
Menurut WHO (2013), sehat  dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 2013):
1) Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2) Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3)  Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang bersih,
nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan potensi
masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja masyarakat , difasilitasi oleh sektor
terkait dan sinkron dengan perencanaan wilayah.
Kebijakan Dan Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pedoman Pembangunan
Perdesaan Sehat (PeraturanMenteri PDT No 1tahun 2013) adalah Kebijakan Serta
Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pelaksanaan Percepatan Pembangunan Kesehatan
Nasional di Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik melalui pendekatan
Pembangunan Berwawasan Kesehatan Berbasis Perdesaan. Dengan Fokus intervensi
pada 5 determinan faktor kualitas kesehatan, Ketersediaan dan Berfungsinya :
a) Dokter Puskesmas
b) Bidan Desa
c) Air Bersih,
d) Sanitasi

11
e) Gizi.
E. Penyakit yang Sering Muncul di Komunitas
1) Alergi Kulit (radang kulit)
Gejala           : kulit timbul bercak-bercak merah dan terasa gatal
Penyebab      : kosmetik, detergen, sabun mandi, perhiasan imitasi, kain yang kasar,
pakaian pelembab dan makanan tertentu 
2) Amandel
Pembengkakan pada kelenjar limfe yang berada di dinding belakang tenggorokan
Gejala : sakit pada daerah tenggorokan pada waktu menelan makanan, demam,
menggigil, bengkak, dan timbul bengkak dan bercak merah pada kedua belah sisi di
belakang tenggorokan

3) Anemia

Gejala : kulit, bibir, lidah, kuku dan kelopak dalam mata pucat, mudah lelah, lesu,
pusing, mudah pingsan, sesak nafas terutama setelah berolahraga dan denyut jantung
cepat
Penyebab: kurang zat besi dan vitamin B12, kehilangan darah sewaktu melahirkan dan
faktor keturunan 
4) Asam Urat
Merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan
berulang dari arkritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal
monosodium urat yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat tingginya kadar asam
urat didalam darah (hiperurikemia)
Gejala : nyeri sendi secara mendadak, biasanya di malam hari kemerahan, bengkok
pada sendi yang terkena asam urat
Penyebab : kadar asam urat dalam darah yang meningkat menyebabkan penumpukan
kristal asam urat didalam sendi 
5) Asma
Merupakan gangguan kesehatan yang muncul akibat terjadinya penyempitan
saluran nafas karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan
peradangan. Penyempitan ini bersifat sementara.

12
Gejala : mengi (bunyi saat nafas), pilek/bersin-bersin, batuk disertai rasa gatal di
tenggorokan, sesak nafas, berkeringat dan denyut nadi meningkat.
Penyebab: radang di tenggorokan akibat debu, bahan makanan yang menimbulkan
iritasi seperti pedas, asam, manis, asin, dingin, bergetah dan panas, udara kotor, bulu
dan kotoran dari hewan peliharaan (kucing, anjing, unggas, dll.) 
6) Batuk
Reaksi otomatis tubuh dalam melindungi paru-paru akibat adanya benda asing selain
udara yang masuk.
Gejala : tenggorokan sakit terasa gatal. Adanya dahak di saluran pernafasan
Penyebab : penyempitan saluran pernafasan, produksi dahak yang berlebihan disaluran
tenggorokan karena infeksi atau masuknya benda asing seperti debu, asap atau cairan
makanan secara tidak sengaja.
7) Diare
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar lebih dari
3 kali sehari
Gejala  :  frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari, kotoran encer dan banyak
air, sakit atau kejang perut disertai demam
Penyebab : alergi pada makanan, keracunan makanan atau minuman, infeksi pada
usus, rasa cemas atau stress berlebihan.
8) Maag/Asam Lambung Tinggi/ Perut Sering Kembung
Dispensia (maag) adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau
dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau
rasa terbakar di perut.
Gejala : rasa mual, melilit, keluar cairan asam, berat badan menurun
Penyebab : merokok, minum alkohol, stress, sering menunda makan pada saat jam
makan, kurang makan sayur dan buah serta kurang minum air putih.

13
MASALAH KOMUNITAS

1. Sampah Yang Dibakar


a. Definisi
Pembakaran adalah proses bereaksinya bahan bakar (biomasa, minyak, dll)dengan
oksigen ataundengan istilah lain di sebut oksidasi (Adia Nuraga G.P, 2013)
b. Penyebab
Membakar sampah justru dapat menimbulkan masalah baru khususnya bagi kesehatan
kita. Saat pembakaran sampah dalam tumpukan, tidak terjadi proses pembakaran yang
baik. Pembakaran yang baik adalah dengan membutuhkan oksigen (O2) yang cukup.
Berbeda saat membakar tumpukan sampah, mungkin bagian luar tumpukan cukup
mendapatkan oksigen sehingga menghasilkan CO2,tapi di dalam tumpukan sampah
akan kekurangan O2 sehingga yang di hasilkan adalah gas Karbon Monoksida (CO)
yang merupakan gas yang berbahaya, karena dapat membunuh kita secara masal. Bila
kita menghirup gas CO, hemoglobin darah yang seharusnya mengangkat dan
mengedarkan oksigen keseluruh tubuh akan terganggu. Dengan itu tubuh kita akan
mengalami kekurangan Oksigen, yang dapat berujung kematian.
c. Dampak
a. Dampak asap pembakaran sampah terhadap lingkungan dan kesehatan :
Disinyalir dapat menyebabkan kematian meski pada konsentrasi yang sangat rendah
(1/1.000.000 gr), kerusakan sistem imun pada manusia, dapat menimbulkan
penyakit chloracnem (tampak seperti jerawat yang sangat besar, merah, timbul dan
banyak, kanker, dan pada ibu hamil dapat menimbulkan efek terhadap reproduksi
atau perkembangan seperti keguguran, kemandulan dan bawaan saat lahir.
b. Dampak asap pembakaran terhadap pencemaran udara :
Populasi udara ini merupakan suatu kondisi yang menggambarkan udara yang tidak
murni lagi. Karena tercemar oleh berbagai macam zat-zat polutan. Polutan yang
mencemari udara ini paling banyak berupa asap-asap yang di dalamnya
mengandung banyak sekali penyakit dan juga hal merugikan lainnya.

14
2. Penyakit Degeneratif : Hipertensi
a. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik pada tubuh seseorang,
lebih dari atau sama dengan 140 mmhg, dan tekanan darah diastolic lebih dari atau
sama dengan 90 mmhg
b. Penyebab
Penyebab dari penyakit hipertensi adalah :
-Riwayat keluarga dengan hipertensi
-Obesitas
-Merokok
-Konsumsi garam berlebihan
-Konsumsi makanan berkolesterol
-Penyakit lainnya
c. Dampak
Apabila penyakit hipertensi sudah parah dan tidak segera ditangani akan
menyebabkan penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, gangguan penglihatan,
kelelahan, dan Impotensi
3. Kondisi Penampungan Sampah Yang Terbuka
a. Definisi
Pembuangan sampah terbuka adalah pengelolaan sampah yang paling sederhana yaitu
dengan cara mengumpulkan sampah yang ada pada suatu tempat yang telah
disediakan.
b. Penyebab
Kebanyakan masyarakat lebih memilih peampungan sampah yang terbuka karena
merasa lebih simple dan mudah/cepat diakses daripada penampungan sampah yang
tertutup
c. Dampak
Menyebabkan pencemaran lingkungan, dan akan menimbulkan beberapa masalah
keseshatan yang dapat ditimbulkan dari bau, kuman yangbbersarang di area
pembuangan sampah yang terbuka yang dapat menyebar ke lingkungan sekitar tempat
sampah tersebut

15
4. Masyarakat Belum Menjadi Aseptor Program Keluarga Berencana
a. Definisi
Keluarga berencana adalah Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran, yang biusa dilakaukan dengan penggunaan
alat-alat kointrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti : spiral, IUD, kondom,
dsb
b. Penyebab Tidak KB
Kurang pengetahuan, malas bolak balik ke fasilitas kesehatan, promil, ingin punya
anak lagi, takut merasa tambah gemuk, sudah bercerai/jauh dari suami.
c. Dampak Tidak KB
Beresiko mengalami kehamilan yang tidak diinginkan,beresiko mengalami kehamilan
beresiko tinggi, kesejahteraan keluaraga menurun, kepadatan penduduk meningkat

16
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN DATA

 1. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :

1) Perumahan: Status kepemilikan rumah RT 05 Dan RT 06 yaitu milik sendiri.


a. Tipe rumah didesa banyak yang permanen, tidak ada yang semi permanen , tidak ada
yang tidak permanen.
b. Masing-masing kebanyakan sudah tegel, semen.

2) Pendidikan: status pendidikan di Dusun Soka kebanyakan tingkat SLTA, namun dalam
hasil pngkajian ada juga yang SD, SMP, dan tidak sekolah

3) Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: kondisi keamanan dan


keselamatan di RT 05 dan RT 06 masih dalam lingkup aman, karena kondisi perumahan
yang berdekatan menimbulkan interaksi sosial terjaga.

4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: pelayanan kesehatan di Desa
Soka khususnya puskesmas dianggap memadahi dalam pelayanan kesehatanya, sehingga
masyarakat lebih memilih untuk pergi ke puuskesmas namun ada beberapa yang memilih
dokter praktik, dan bidan desa.

17
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia di Desa Soka untuk melakukan deteksi dini gangguan
atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi yaitu puskesmas.

6) System komunikasi: ada berbagai sarana pelayanan kemasyarakatan untuk


mengaktualisasi pengetahuan masyarakat seperti kegiatan PKK penyuluhan kesehatan,
Posyandu, Posbindu, Senam dll.
7) Ekonomi: tingkat ekonomidi masyarakat masih dibawah UMR, kebanyakan penghasilan
yang didapat perbulan kurang lebih 1 juta, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan
dalam meningkatkan kesehatan seperti kebutuhan nutrisi dan fasilitas kesehatan.

8) Rekreasi: di desa soka kebanyakan masyarakat lebih memilih melakukan aktivitas


dirumah bersama keluarga saat waktu luang.

18
HASIL TABULASI PENGKAJIAN MASYARAKAT DUSUN SOKA RT 05 DAN RT 06

JENIS KELAMIN

perem laki-laki
puan 109
111

laki-laki perempuan

PENDIDIKAN TERAKHIR
70
63
60 55

50

40

30 28

20

10 6 4
0
pendidikan terakhir

tidak sekolah tamat SD tamat SLTP


tamat SLTA tamat PT

19
PEKERJAAN
80
69
70
60
51
50 47

40
30
21
20
11
10
1 1
0
pekerjaan

buruh wiraswasta petani


pelajar IRT tidak bekerja
PNS

UMUR
120
109

100

80

60
41 38
40

20 12

0
umur

Bayi/balita anak/remaja
dewasa lansia

1
ANAK USIA SEKOLAH
25
22

20

15 14

10
7
6 6
5

0
anak usia sekolah

TK SD SMP SMA PT

TUJUAN PELAYANAN KE-


SEHATAN
35 32
30 29

25

20
16
15

10

5
1
0
tujuan pelayanan kesehatan

puskesmas dokter bidan RS

2
SUMBER AIR
42.2
42
42

41.8

41.6

41.4

41.2
41
41

40.8

40.6

40.4
sumber air

PAM sumur

PENAMPUNGAN AIR
50
45
45
40
35
30
25
25
20
15
10
5 1
0
penampungan air

BAK ember gentong

3
PEMBUANGAN SAMPAH
70
61
60

50

40

30

20
11
10
4
0
pembuangan sampah

dibakar sungai ditimbun

JARAK SEPTIC TANK


40 38

35
31
30

25

20

15

10

0
jarak septic tank

<10M >10M

4
LINGKUNGAN TERPAPAR JENTIK
70 65

60

50

40

30

20

10 5

0
lingkungan terpapar jentik

iya tidak

JARAK SAMPAH
70

60 58

50

40

30

20
12
10

0
jarak sampah

<5M >5M

5
KEADAAN SAMPAH
60

50 49

40

30

20

11
10

0
keadaan sampah

terbuka tertutup

KEADAAN TERNAK
45
40
40
35
30
30
25
20
15
10
5
0
kandang ternak

ada tidak

6
KONDISI KANDANG
40
36
35

30

25

20

15

10

5 4

0
kondisi kandang

terawat tidak terawat

B. ANALISA DATA
Setelah pengkajian proses pengumpulan data kami di dapatkan hasil yang kemudian di
prosentasikan dalam bentuk diagram sebagai berikut :

NO Symptom Etiologi Problem

1. Ds: Kurangnya Ketidakefektifan


pengetahuan, koping
- Menurut warga dusun soka
kurangnya komunitas desa
pengolahan smpah rumah tangga
kesadaran soka dalam
kebanyakan dengan cara dibakar
masyarakat dalam pemeliharaan
dan tidak tersedia tempat
memelihara kesehatan
pembuangan sampah untuk
kesehatan lingkungan
mengatasi penumpukan sampah
lingkungan, sarana
dari masyarakat.
dan prasarana yang

7
Do : belum optimal,
kurangnya
- Masyarakat membuang sampah
dukungan sosial di
disungai sebanyak 11%
masyarakat.
- Masyarakat membuang sampah
dengan cara di timbun sebanyak 2
%
- Masyarakat membuang sampah
dengan cara di bakar sebanyak 61%

2. Ds : Kurangnya Ketidakefektifan
pengetahuan, koping
- Masyarakat mengatakan bahwa
kurangnya komunitas
tempat penampungan sampah yang
kesadaran masyarakat
ada di dusun soka saat ini dalam
masyarakat dalam Desa soka
keadaan terbuka
meningkatkan dalam
Do : kesehatan, peningkatan
kurangnya kesadaran
- Terdapat penampungan sampah
dukungan sosial di kesehatan
dalam kondisi terbuka dan tampak
masyarakat. lingkungan
penumpukan sampah di sekitar
lingkungan tempat tinggal
masyarakat

3. Ds : Kurangnya Ketidakefektifan
pengetahuan koping
- Sebagian masyarakat mengatakan
komunitas
memiliki Riwayat hipertensi, dan
dalam
tidak mengontrol tekanan darahnya
pemeliharaan
kalau tidak kambuh atau tidak
kesehatan
muncul gejala

8
Do :

- Masyarakat tampak tidak peka


dengan kondisi kesehatannya
- Masyarakat tampak menganggap
remeh penyakit hipertesnsi tersebut

4. Ds : Kurang terpapar Masyarakat


informasi mengenai Belum menjadi
- Masyarakat mengatakan tidak
program KB aseptor KB
menggunakan KB karena :
1) Merasa ribet
2) Takut
3) Maasih ingin memiliki
keturunan lagi
4) Promil

Do :

- Implant 2%
- Steril 5%
- KB suntik 13%
- KB Pil 15%
- Persentasi tidak KB lebih tinggi
yaitu 65%

C. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


Masalah A B C D E F G H I J K L Total
kesehatan
No.

9
1. Ketidakefektifan 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 43
koping
komunitas desa
soka dalam
pemeliharaan
kesehatan
lingkungan

2. Ketidakefektifan 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 42
koping
komunitas
masyarakat
Desa soka
dalam
peningkatan
kesadaran
kesehatan
lingkungan

3. Ketidakefektifan 3 3 3 4 2 2 4 4 3 3 4 4 39
koping
komunitas
dalam
pemeliharaan
kesehatan

4. Masyarakat 3 4 4 4 2 3 2 3 3 3 3 4 38
Belum menjadi
aseptor KB

Keterangan:

10
Skoring:
5 : Sangat tinggi A : Sesuai dengan perawat G : Sesuai dengan program
4 : Tinggi
komunitas pemerintah
3 : Cukup
2 : Rendah B : Jumlah yang beresiko H : Sumber daya tempat
1 : Sangat rendah
C : Besarnya resiko I : Sumber daya waktu
0
D : Kemungkinan untuk J : Sumber daya dana

pendidikan kesehatan K : Sumber daya fasilitas

E: Minat masyarakat L : Sumber daya orang

F:Kemungkinan untuk diatasi

11
D. INTERVENSI
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Ketidakefektifan koping Setelah dilakukan tindakan Berikan penyuluhan


komunitas desa soka keperawatan selama 2x mengenai
dalam pemeliharaan pertemuan diharapkan pengelolaan sampah
kesehatan lingkungan bd Ketidakefektifan koping
Bersihkan tempat
Kurangnya pengetahuan, komunitas desa soka dalam
pembuangan sampah
kurangnya kesadaran pemeliharaan kesehatan
masyarakat dalam lingkungan membaik, dengan
memelihara kesehatan kriteria hasil :
lingkungan, sarana dan
a. Kegiatan menumpuk
prasarana yang belum
sampah di masyarakat
optimal, kurangnya
berkurang
dukungan sosial di
b. Masyarakat sudah tidak
masyarakat.
membuang sampah di
sembarang tempat

2 Ketidakefektifan koping Setelah dilakukan keperawatan Berikan penyuluhan


komunitas masyarakat komunitas selama 2x pertemuan mengenai
desa Soka dalam diharapkan ketidakefektifan pengelolaan sampah
peningkatan kesadaran koping komunitas desa Soka
kesehatan lingkungan bd dalam peningkatan kesadaran
kurangnya pengetahuan, masyarakat membaik, dengan
kurangnya kesadaran kriteria hasil :
masyarakat dalam
a. Masyarakat mampu
meningkatkan kesehatan,
memahami pengelolaan
kurangnya dukungan
sampah
social
b. Masyarakat sudah tidak
membuang sampah

12
disembarang tempat

3 Ketidakefektifan koping Setelah dilakukan keperawatan Berikan penyuluhan


komunitas dalam komunitas selama 2x pertemuan kesehatan tentang
pemeliharaan kesehatan bd diharapkan ketidakefektifan penyakit hipertensi
kurangnya pengetahuan koping komunitas dalam
pemeliharaan kesehatan
membaik, dengan kriteria hasil : Lakukan
pemeriksaan
a. Masyarakat mampu
penyakit hipertensi
memahami tentang
(tekanan darah )
penyakit hipertensi
b. Masyarakat mampu
menerapkan hidup sehat
sesuai dengan diit pasien
hipertensi

4 Masyarakat belum menjadi Setelah dilakukan keperawatan Berikan penyuluhan


aseptor KB bd kurang komunitas selama 2x pertemuan tentang KB
terpapar informasi diharapkan masyarkat mampu
mengenai KB menjadi aseptor KB, dengan
kriteria hasil : Berikan penyuluhan
tentang bahaya
a. Masyarakat mampu
kehamilan diatas
memahami tentang
usia 35 tahun
program KB
b. Masyarakt mengetahui
tentang manfaat
mengikuti program KB
c. Masyarakat tahu tentang
bahaya kehamilan pada
usia diatas 35 tahun

13
E. MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD) I
1. Susunan Acara Musyawarah Mufakat Desa I (MMD I) di Desa Soka
Kegiatan dilaksanakan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 04 April 2023
Pukul : 20.00 WIB
Tempat : Rumah Bapak Dukuh Soka

Acara
Serangkaian pembukaan dala kegiatan Temu Kenal:
a. Pembukaan
b. Sambutan
a. Ketua kelompok
b. Dosen pembimbing
c. Kepala dusun
d. Kader dusun
c. Pengealan mahasiswa
d. Penutup

2 Kepanitian
Pelindung : Kepala Desa Soka
Penanggung jawab : PJMK Praktek Keerawatan Komunitas Stikes Bantul
Pembimbing : Dian Novita Kumalasari, S. Kep.,Ns. M. Kep
Ketua : Yeni Yuliyanti
Sekertaris : Tri Widiastuti
Bendahara : Riska Nur Rahmawati
Seksi-seksi
a. Dokumentasi
Koordinator : Laras Hardianti
Anggota : Kelompok
b. Seksi Perlengkapan
Koordinator : Susilo Suhadi Ismanto
Anggota : Kelompok
c. Seksi Konsumsi
Koordinator : Rohma Afifah
Anggota : Kelompok
d. Seksi Acara : Esti Wulansari

14
F. MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD) II
1. Susunan Acara Musyawarah Masyarakat Desa II ( MMD II ) Di Desa Soka

NO. JAM MATERI PENANGGUNG


JAWAB
1 20.00 Pembukaan oleh mahasiswa MC (Riska Nur R)
2 20.10 Sambutan dari wakil ketua Wakil ketua
3 20.15 Sambutan dari Pembimbing akademik Dosen pembimbing

4 20.25 Sambutan dari kepala dukuh Kepala dukuh

5 20.45 Penyajian Materi mahasiswa


Penyajian hasil Survei
Perumusan dan penentuan prioritas
Masalah
Menggali dan memecahkan masalah
kesehatan
Penyusunan Rencana Kegiatan
6 22.00 Penyimpulan hasil MMD Mahasiswa

2. Tahap Perencanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


a. Pengertian MMD
MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil Survei
pengkajian dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh
dari hasil survei pengkajian
b. Tujuan MMD
1) Masyarakat mengenal masalah kesehatan diwilayahnya
2) Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui
pelaksanaan . desa siaga dan poskesdes.

15
3) Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan,
melaksanakan desa siaga dan poskesdes.
3. Peserta MMD
MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, dan sektor terkait di tingkat desa
4. Tempat dan waktu pelaksanaan MMD
MMD dilaksanakan di rumah bapak dukuh dusun soka atau tempat pertemuan lain yang
ada di desa, MMD dilaksanakan segera setelah survei pengkajian dilaksanakan.
5. Cara pelaksanaan
a. Pembukaan dilakukan oleh MC (mahasiswa) dengan menguraikan tujuan MMD dan
menghimbau seluruh peserta agar aktif mengemukakan pendapat dan pengalaman
sehingga membantu pemecahan masalah yang dihadapi bersama.
b. Penyajian hasil survei oleh mahasiswa selaku tim pelaksana MMD.
c. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan masalah
kesehatan dan hasil survei pengkajian.
d. Menggali dan menemu-kenali potensi yang ada di masyarakat untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
e. Penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan yang dipimpin oleh
kepala desa.
f. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja oleh Kepala Desa.
g. Penutup
6. Rencana Tindakan
a. Penyuluhan Kesehatan mengenai sampah (DENGAN DLH)
b. Pelatihan masyarakat dalam pemilahan dan mengolah sampah
c. Pemberdayaan muda-mudi
d. Lomba kebersihan lingkungan rumah
e. Penyuluhan cuci tangan dan lomba cuci tangan untuk anak-anak
f. Penyuluhan kesehatan mengenai hipertensi
g. Penyuluhan kesehatan mengenai kb

16
G. Musyawarah Masyarakat Desa III (MMD III)

NO. JAM MATERI PENANGGUNG


JAWAB
1 20.00 Pembukaan oleh mahasiswa MC
2 20.10 Sambutan dari wakil ketua Wakil ketua
3 20.15 Sambutan dari Pembimbing akademik Dosen pembimbing

4 20.25 Sambutan dari kepala dukuh Kepala dukuh

5 20.45 Penyampaian hasil implementasi dan mahasiswa


evaluasi

6 22.00 Mahasiswa

17
IMPLEMENTASI KEGIATAN

No Tanggal Jam Implemetasi Evaluasi

1. 08-04-2023 20.00 Melakukan penyuluhan tentang hipertensi Warga mengetahui mengenai penyakit hipertensi

Melakukan sesi tanya jawab dengan warga Pengetahuan warga mengenai hipertensi
yang datang mengenai penyakit hipertensi meningkat

Melakukan pemeriksaan hipertensi (tensi)

2 14-04-2023 16.30 Melakukan pemutaran video edukasi 6 Anak-anak dapat mengetahui mengenai 6 langkah
langkah cuci tangan cuci tangan

Memberikan contoh cara 6 langkah cuci Anak-anak dapat menerapkan cara melaukan 6
tangan langkah cuci tangan dengan baik di kehidupan
sehari-hari
Mempraktikkan 6 langkah cuci tangan

Melakukan lomba mewarnai gambar


kesehatan

Melakukan lomba 6 langkah cuci tangan

3 28-04-2023 19.30 Melakukan kegiatan penyuluhan keluarga Warga mengetahui program keluarga berencana
berencana (KB) dan Bahaya kehamilan
Pengetahuan warga mengenai keluarga berencana
diusia lebih dari 35 tahun

1
Memberikan kesempatan kepada warga meningkat
untuk bertanya seputar KB dan Bahaya
Warga dapat memilih program keluarga berencana
kehamilan diusia lebih dari 35 tahun
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
Meminta warga untuk mengisi kuisioner
KB

4 01-05-2023 09.00 Melakukan sosialisasi kebersihan rumah Warga mengetahui mengenai kebersihan rumah

Melakukan penilaian lomba kebersihan Warga antusias mengikuti kegiatan kebersihan


rumah rumah

Menghitung jumlah skor dari hasil


penilaian lomba kebersihan rumah untuk
menentukan pemenangnya

5 02-05-2023 15.00 Melakukan pembersihan tempat Warga mengetahui bahwa dengan menumpuk
penampungan sampah warga Desa Soka sampah itu tidak baik, karena dapat menyebabkan
timbulnya berbagai masalah kesehatan

Warga mengetahui cara peengolahan lahan


pembuangan sampah

2
Lampiran I
SATUAN ACARA KEGIATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HIPERTENSI

Topik : Penyakit Hipertensi

Hari/Tgl : 8 April 2023

Tempat : Balai Desa Seloharjo

Waktu : 20 menit

Sasaran : Warga Dusun Soka Rt 05 & Rt 06

Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab

Media :Leaflet, PPT

Materi :Terlampir

Pemateri : Mahasiswa ( Yuni Indri Astutik )

Tujuan Umum :

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan Warga Dusun Soka Rt 05& Rt 06 mengetahui
tentang Penyakit Tekanan darah tinggi

Tujuan Khusus :

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan :

1. Warga Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui defenisi hipertensi


2. Warga Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui penyebab hipertensi
3. Warga Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui tanda dan gejala hipertensi
4. Warga Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui pencegahan hipertensi
5. Warga Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui penatalaksaan hipertensi

1
Kegiatan Penyuluhan

No. Tahap Kegiatan Waktu

1. Pendahuluan Memberi salam terapeutik 2 menit

Menjelaskan Tujuan

2. Penyajian Kontrak waktu 5 menit

Menjelaskan definisi hipertensi

Menjelaskan etiologi hipertensi

Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi

Menjelaskan pencegahan hipertensi

Menjelaskan penatalaksanaan hipertensi

Tanya jawab

3. Penutup Minta warga menjawab pertanyaan 3 menit

Berikan reinforcement positif bagi warga yang


bisa menjawab

Menjelaskan tentang hal-hal yang kurang


dimengerti oleh Warga Dusun Soka Rt 05& Rt
06

Salam terapeutik

Evaluasi

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan :

1. Warga Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui defenisi hipertensi


2. Warga Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui penyebab hipertensi
3. Warga Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui tanda dan gejala hipertensi
4. Warga Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui pencegahan hipertensi
5. Warga Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui penatalaksaan hipertensi

2
Materi Penyuluhan

1. Definisi Hipertensi

Tekanan darah tinggi (Hipertensi) adalah Keadaan dimana tekanan Sistole lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastole lebih dari 90 mmHg atau tekanan sistole dan diastole orang tersebut
lebih dari 20 mmHg dari biasanya.

2. Etiologi / penyebab hipertensi

a. Hipertensi primer adalah hipertensi yang penyebabnya belum diketahui dan merupakan
95 % penyebab dari tekanan darah tinggi. Ada faktor resiko yang meliputi ada riwayat
keluarga yang terkenan penyakit, Suku/ras, Kegemukan, merokok, kandungan lemak atau
garam yang tinggi dalam tubuh
b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya sudah diketahui dan merupakan
5 % penyebab hipertensi. Hipertensi sekunder dihubungkan dengan suatu penyakit
misalnya gangguan pada ginjal, penyakit ginjal, endokrin, gangguan metabolisme,
gangguan sistem saraf pusat, gangguan pembuluh darah besar

3. Tanda gejala hipertensi

a. Pusing
b. Sakit kepala sebelah
c. Susah tidur
d. Rasa berat di tengkuk
e. Perdarahan hidung
f. Pengelihatan berkunang-kunang
g. Tangan bergetar

4. Pencegahan hipertensi

a. Istirahat
b. Diet dan olahraga :
- Diet rendah garam
- Penurunan berat badan
- Olahraga teratur

3
c. Menghindarkan faktor resiko :
- Rokok
- Alkohol
- Makanan berminyak dan berlemak
- Stres

5. Penatalaksanaan pada hipertensi

a. Penatalaksanaan non medis :


Memeriksa tekanan darah secara teratur; menjaga berat badan ideal; mengurangi
konsumsi garam; jangan merokok; berolahraga secara teratur; hidup secara teratur;
mengurangi stress; jangan terburu-buru; dan menghindari makanan berlemak
b. Penatalaksanaan medis :
- Terapi oksigen
- Pemantauan hemodinamik
- Pemantauan jantung
- Obat-obatan/farmakologi

4
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
POKOK  BAHASAN :
6 Langkah Cuci Tangan

A. Latar Belakang
            Menurut Perry & Potter (2015), mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling
penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Cuci tangan merupakan proses
membuang kotoran dan debu secara mekanik dari kulit kedua belah tangan dengan memakai
sabun dan air. Sedangkan menurut Purohito (2014) mencuci tangan merupakan syarat utama
yang harus dipenuhi sebelum melakukan tindakan keperawatan misalnya: memasang infus,
mengambil spesimen.

A. Tujuan Pembelajaran Tentang 6 Langkah Cuci Tangan


Tujuan umum:
Setelah akhir dari pembelajarn para peserta mampu memahami tentang bagaimana tata cara
cuci tangan dengan langkah yang benar.

Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti proses pembelajaran kurang lebih selama 30 menit, peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang pentingnya cuci tangan.
2. Mampu mempraktekkan 6 langkah cuci tangan dengan benar.

B. Sasaran
Seluruh anak-anak peserta TPA masjid al-hidayah Rt 06 di dusun soka , Seloharjo pundong
bantul.

C. Strategi Pelaksanaan
Penanggung jawab : Lusi Rahmawati
Anggota : 1. Anisa Nur
2. Rohmah Afifah
3. Tri Widiastuti
4. Yuni Indri A
5. Riska Nur R

Tanggal dan waktu : 14 April 2023 jam 16.00 wib


Tempat : Masjid Al-Hidayah

5
Kegiatan pembelajaran:
1. Perkenalan
2. Menjelaskan tujuan
3. Menjelaskan materi
4. Diskusi dan Tanya Jawab
5. Evaluasi

E. Metode
1. Ceramah tentang 6 langkah cuci tangan
2. Diskusi dan Tanya Jawab
A. Media
1. Video Edukasi 6 langkah cuci tangan

B. Materi (Terlampir)

C. Evaluasi
1. Menjelaskan tentang pentingnya cuci tangan
2. mempraktekkan kembali cara 6 langkah cuci tangan.

6 Langkah cuci tangan

Pengertian
Menurut Perry & Potter (2015), mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling
penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Cuci tangan merupakan proses membuang
kotoran dan debu secara mekanik dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air.
Sedangkan menurut Purohito (2014) mencuci tangan merupakan syarat utama yang harus
dipenuhi sebelum melakukan tindakan keperawatan misalnya: memasang infus, mengambil
spesimen.

Mencuci tangan (atau mencuci tangan), juga dikenal sebagai kebersihan tangan, adalah
tindakan membersihkan tangan untuk menghilangkan tanah, kotoran, dan mikroorganisme. Jika
air dan sabun tidak tersedia, tangan dapat dibersihkan dengan abu.

Kebersihan tangan medis mengacu pada praktik kebersihan yang terkait dengan prosedur
medis. Mencuci tangan sebelum memberikan obat atau perawatan medis dapat mencegah atau
meminimalkan penyebaran penyakit. Tujuan medis utama dari mencuci tangan adalah untuk
membersihkan tangan patogen (seperti bakteri atau virus) dan bahan kimia yang dapat
menyebabkan bahaya atau penyakit. Ini terutama penting bagi orang yang menangani makanan
atau bekerja di bidang medis, tetapi juga praktik penting bagi masyarakat umum.

6
Mencuci tangan dengan sabun secara konsisten pada saat-saat kritis di siang hari
mencegah penyebaran penyakit seperti diare dan kolera yang ditularkan melalui rute fecal-oral.
Orang dapat terinfeksi oleh penyakit pernapasan seperti influenza atau flu biasa, misalnya, jika
mereka tidak mencuci tangan sebelum menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka.

Tujuan Cuci Tangan

Tujuan cuci tangan banyak sekali manfaatnya, kita dapat terhindar dari berbagai penyakit
 Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan
 Mencegah infeksi silang (cross infection)
 Menjaga kondisi steril
 Melindungi diri dan pasien dari infeksi
 Memberikan perasaan segar dan bersih.

Keuntungan Mencuci Tangan


Menurut Puruhito (2014), bahwa cuci tangan akan memberikan keuntungan yang baik sebagai
berikut:
1. Dapat mengurangi infeksi nosokomial
2. Jumlah kuman yang terbasmi lebih banyak sehingga tangan lebih bersih dibandingkan
dengan tidak mencuci tangan
3. Dari segi praktis, ternyata lebih murah dari pada tidak mencuci tangan sehingga tidak
bisa menyebabkan infeksi nosokomial

7
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KELUARGA BERENCANA

Topik : Keluarga Berencana

Hari/Tgl : 14 April 2023

Tempat : Posko Dasa Wisma Rt 05 & Rt 06

Waktu : 20 menit

Sasaran : Ibu-ibu Rt 05 & Rt 06

Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab

Media : Leaflet

Materi : Terlampir

Pemateri : Mahasiswa ( Tri Widiastuti )

Tujuan Umum :

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu Rt 05& Rt 06 mengetahui tentang


Keluarga Berencana

Tujuan Khusus:

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan:

6. Ibu-ibu Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui apa itu KB


7. Ibu-ibu Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui manfaat mengikuti program KB
8. Ibu-ibu Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui resiko tidak mengikuti program KB
9. Ibu-ibu Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui angka kegagalan KB
10. Ibu-ibu Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui jarak ideal kehamilan
11. Ibu-ibu Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui resiko tinggi hamil diusia 35 tahun
keatas

8
Kegiatan Penyuluhan

No. Tahap Kegiatan Waktu

1. Pendahuluan Memberi salam terapeutik 2 menit

Menjelaskan Tujuan

2. Penyajian Kontrak waktu 5 menit

Menjelaskan definisi KB

Menjelaskan manfaat mengikuti program KB

Menjelaskan resiko tidak mengikuti program KB

Menjelaskan angka kegagalan KB

Menjelaskan jarak ideal kehamilan

Menjelaskan tentang resiko tinggi hamil pada usia


lebih dari 35 tahun

Tanya jawab

3. Penutup Minta warga menjawab pertanyaan 3 menit

Berikan reinforcement positif bagi warga yang bisa


menjawab

Menjelaskan tentang hal-hal yang kurang


dimengerti oleh Ibu-ibu Dusun Soka Rt 05 & Rt 06

Salam terapeutik

Evaluasi

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan :

1. Ibu-ibu Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui apa itu KB


2. Ibu-ibu Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui manfaat mengikuti program KB
3. Ibu-ibu Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui resiko tidak mengikuti program KB
4. Ibu-ibu Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui angka kegagaan KB
5. Ibu-ibu Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui jarak ideal kehamilan
6. Ibu-ibu Dusun Soka Rt 05& Rt 06 dapat mengetahui resiko tinggi hamil diusia 35 tahun
keatas

9
Materi Penyuluhan

1. Definisi KB

Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan atau salah
satu usaha untuk membantu keluarga termasuk individu
merencanakan kehidupan berkeluarga dengan baik sehingga dapat mencapai
keluarga berkualitas

2. Manfaat KB

a. Perbaikan kesehatan badan ibu

b. Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak, beristirahat, dan


menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan-kegiatan lain.

c. Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna.

d. Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.

3. Resiko Tidak Mengikuti Program KB

a. Berisiko mengalami kehamilan yang tidak direncanakan. Misalnya, perempuan di


atas 35 tahun dan belum menopause yang melakukan hubungan intim tanpa alat
kontrasepsi bisa saja hamil.
b. Mengalami kehamilan yang berisiko tinggi dan bisa berdampak fatal pada ibu dan
bayi biasa terjadi pada perempuan di atas 35 tahun
c. Beresiko mengalami kehamilan yang terlalu dini setelah melahirkan. Pada kondisi
ini, ibu bisa saja belum pulih sepenuhnya setelah melahirkan anak sebelumnya.
d. Beresiko mengalami atau mennularkan penyakit menular seksual, seperti sifilis,
gonore, hingga HIV/AIDS.

4. Resiko tinggi hamil diusia 35 tahun keatas

a. Lebih sulit untuk hamil

Hal ini terjadi karena jumlah dan kualitas sel telur yang cenderung menurun Ketika
memasuki usia tersebut. semakin bertambah usia, frekuensi ovulasi pada wanita juga
semakin jarang. Pada usia ini, wanita akan mengalami beberapa siklus di mana sel
telur tidak dilepaskan.

Meski tampak sulit, kemungkinan untuk hamil pada usia 35 tahun ke atas masih ada.
Hanya saja, peluangnya lebih kecil, dan mungkin perlu lebih banyak waktu untuk
mendapatkannya.

10
b. Resiko komplikasi lebih tinggi

Risiko komplikasi kehamilan lebih tinggi jika terjadi di atas 35 tahun. Ini termasuk
risiko keguguran, tekanan darah tinggi saat hamil, diabetes gestasional, preeklampsia,
stillbirth, hingga persalinan prematur.
Risiko ini meningkat karena kualitas sel telur yang menurun serta kondisi medis
kronis yang lebih mungkin terjadi seiring pertambahan usia, seperti tekanan darah
tinggi dan diabetes.

c. Resiko cacat lahir lebih tinggi

Tidak hanya risiko hamil setelah usia 35 tahun, mencoba hamil pada umur ini juga
lebih mungkin menyebabkan cacat lahir pada bayi yang dilahirkan. Umumnya, wanita
yang hamil di usia lebih tua lebih mungkin memiliki bayi dengan masalah kromosom,
baik itu kromosom hilang, rusak, atau kelebihan kromosom, seperti Down syndrome.
Bukan cuma masalah kromosom, bayi pun lebih mungkin memiliki berat badan lahir
rendah (BBLR).
Oleh karena itu, hamil pada usia ini perlu mendapat perhatian khusus untuk
mengantisipasi serta mencegah cacat lahir dan komplikasi kehamilan lainnya.

5. Angka Kegagalan KB

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, selama 10 tahun ini progam


keluarga berencana masih dirasa belum cukup berhasil untuk untuk menurunkan angka
kelahiran. Hal ini terjadi karena gagalnya program KB yang dijalankan. Berikut ini
adalah beberapa faktor penyebab kemungkinan gagalnya program keluarga berencana:

a. Salah menghitung masa subur

Alat kontrasepsi alami seperti metode kalender, salah perhitungan masa subur
dapat meningkatkan peluang hamil, pastikan haid teratur setiap bulannya,
sehingga masa subur bisa diperkirakan juga setiap bulannya.

b. Lupa dengan jadwal kontrasepsi

Memilih alat kontrasepsi seperti pil KB atau KB suntik, harus mengonsumsinya


tepat waktu dan sesuai dengan aturan, ketidakdisiplinan dalam menjalankan
program dapat meningkatkan peluang untuk hamil karena terjadi
ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.

11
c. Alat kontrasepsi yang rusak

Menggunakan alat kontrasepsi yang rusak contohnya memakai kondom yang


sudah kedaluwarsa atau rusak dapat meningkatkan peluang untuk hamil

d. Konsumsi obat yang berinteraksi dengan alat kontrasepsi

Terdapat beberapa jenis obat yang dapat berinteraksi dengan alat kontrasepsi,
misalnya saja yang berbentuk pil. Konsumsi obat seperti antibiotik dapat berisiko
membuat pil KB tidak dapat berfungsi dengan baik.

e. Pasutri (pasangan suami istri) masih berusia muda

Pasutri yang masih berusia muda dan termasuk kategori usia subur, penggunaan
alat kontrasepsi biasanya kurang berhasil untuk menghalangi terjadinya
pembuahan. Jadi, wajar jika program KB Anda pun gagal.

6. Jarak Ideal Kehamilan

Jarak ideal antara kelahiran dan kehamilan berikutnya adalah sekitar 2 sampai 4
tahun. Hal ini dikarenakan jarak kelahiran yang terlalu dekat sangat berisiko bagi
kesehatan ibu dan janin dalam kandungan.tubuh Wanita untuk menyesuaikan diri dari
siap mengandung lagi.

Jika tetap dipaksakan hamil dalam waktu dekat, maka akan berisiko mengalami
mengangguan plasenta,terutama jika persalinan sebelumnya dilakukan dengan operasi
Caesar. Selain itu jarak kehamilan yang terlalu dekat juga menyebabkan anak berikutnya
berikiso lahir premature.

12
Pertanyaan Evaluasi

1. Apa tujuan dari program KB?


.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
2. Apa saja manfaat mengikuti program KB?
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
3. Apa dampak tidak mengikuti KB?
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
4. Contoh kegagalan dalam KB?
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
5. Apa saja resiko jika hamil pada usia lebih dari 35 tahun?
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/kenali-tujuan-dan-manfaat-program-keluarga-berencana.
Diakses pada : 13 April 2023 pukul 14.42 WIB
https://www.klikdokter.com/info-sehat/reproduksi/6-penyebab-gagalnya-program-
keluarga-berencana-anda. Diakses pada : 13 April 2023 pukul 14.42 WIB

14
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Kebersihan Lingkungan


Sub Pokok :Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Sasaran : Warga
Tempat : Rt 06 Dusun soka
Hari/tanggal : 01 Mei 2023 jam 09.00 wib
Alokasi waktu : 1-2 jam
Metode : Ceramah
Media : Leaflet
Pertemuan :1
Penyuluh : Rohmah Afifah
Anggota :
1. Anisa Nur
2. Lusi Rahmawati
3. Tri Widiastuti
4. Yuni Indri A
5. Riska Nur R

A. Tujuan instruksional

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti ceramah dan tanya jawab selama 1-2 jam diharapkan peserta
mampu mengerti, memahami dan menjelaskan tentang kesehatan lingkungan (PHBS)

15
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti ceramah dan Tanya jawab selama 1-2 jam diharapkan peserta
mampu:

1. Menyebutkan Pengertian kesehatan lingkungan


2. Menyebutkan Tujuan program kesehatan lingkungan
3. Menyebutkan sasaran kesehatan lingkungan
4. Menyebutkan upaya pencapaian kesehatan lingkungan
5. Menyebutkan ruang lingkup kesehatan lingkungan

B. Sub Pokok Bahasan (materi terlampir)


1. Pengertian kesehatan lingkungan
2. Tujuan program kesehatan lingkungan
3. Sasaran kesehatan lingkungan
4. Upaya pencapaian kesehatan lingkunga
5. Manfaat ruang lingkup kesehatan lingkunga

16
C. Kegiatan Penyuluhan

No Metode & Media


Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
.
Pra Pembelajaran:
1. Mempersiapkan materi, -
media, dan tempat
2. Pembukaan :

1. Membuka kegiatan - Menjawab salam Metode: ceramah,


dengan mengucapkan - Mendengarkan Tanya jawab
salam - Memperhatikan
Media:
2. Memperkenalkan diri
3. Kontrak waktu
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan.
5. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
6. Apersepsi

3. Pelaksanaan :

1. Penyuluh - Memperhatikan Metode: ceramah,


menyampaikan materi - Bertanya dan Tanya jawab
(lihat sub pokok menjawab
Media: leaflet
bahasan) pertanyaan yang
2. Sasaran menyimak diajukan
materi
3. Sasaran mengajukan
pertanyaan

17
4. Penyuluh menjawab
pertanyaan

4. Evaluasi:
Metode:
1. Memberikan - Mendengarkan
Ceramah, Tanya
Pertanyaan - Menjawab
jawab
2. Penyuluh dan sasaran pertanyaan
menyimpulkan materi - Menjawab salam
Penutup:
1. Mengucapkan salam
penutup

D. Evaluasi
1. Evaluasi terstruktur
- Peserta hadir ditempat penyuluhan di ruangan
- Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan
- Kesimpulan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan
digunakan
- Kesiapaan audiensi meliputi kesiapaan menerima penyuluhan

18
2. Evaluasi proses
- Peserta antusias dan berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan
oleh penyuluh
- Peserta mendengarkan materi penyuluhan dengan baik dan ada respon
positif dari peserta.
- Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai dan tidak
meninggalkan tempat
- Peserta mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab pertanyaan secara
benar.
- Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan
dengan suasana rileks.

3. Evaluasi Hasil
Peserta mampu menjawab 50 % dari pertanyaan penyuluh dengan benar meliputi:
- Peserta mampu menjelaskan pengertian kesehatan lingkungan
- Peserta mampu menjelaskan tujuan program kesehatan lingkungan
- Peserta mampu menyebutkan sasaran kesehatan lingkungan
- Peserta dapat menyebutkan upaya pencapaian kesehatan lingkungan
- Peserta dapat menyebutkan ruang lingkup kesehatan lingkungan

E. LAMPIRAN KONSEP KESEHATAN LINGKUNGAN (PHBS)


1. Definisi Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan suatu kondisi lingkungan yang mendasar yang
dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia (Notoadmojo, 2013).
Menurut WHO (2017), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi
yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia.
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan

19
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia
2. Tujuan Program Kesehatan Lingkungan
- Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan
dan kesejahteraan hidup manusia.
- Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
- Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan
institusi pemerintah serta lembaganonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau
wabah penyakit menular (Chandra, 2013).
-
3. Sasaran Kesehatan Lingkungan
Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan
adalah sebagai berikut:
- Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan tempat usaha yang sejenis
- Lingkungan pemukiman : rumah tempat tinggal
- Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
- Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum
- Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada
dalam keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran.

4. Upaya Pencapaian Lingkungan Sehat


- Rumah sehat
- Pemeliharan rumah sakit
- Sarana Pembangunan Air Limbah (SPAL) sederhana
- Pemberantasan sarang nyamuk Aedes Aegypti (penularan demam berdarah)
- Lindungi makanan dan minuman dari pengotoran oleh lalat, kecoa dan tikus
- Biasakan makan dan minum secara sehat
- Cara membuang sampah yang sehat
- Sarana air bersih

20
- Menampung air hujan untuk kepentingan umum
- Jarak sumber air dengan sumber pencemaran
- Pemeliharaan air bersih
- Cara memperoleh air bersih dan sehat
- Cara menjernihkan air
- Penggunaan racun serangga yang salah
- Jamban/ WC yang sehat

5. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Menurut World Health Organization (2017) ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
a. Rumah Sehat
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.
(Notoatmodjo, 2017). Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup
luas bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap
penghuninya dapat berjalan dengan baik. Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat
berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan
yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial (Sanropie, dkk, 2013).
Kriteria rumah sehat menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014,
secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit
dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garissempadan jalan,

21
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat
penghuninya jatuh tergelincir.

Dalam pemenuhan kriteria rumah sehat, ada beberapa variabel yang harus diperhatikan :
1. Bahan bangunan
- Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih baik tidak digunakan
lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit
terhadap penghuninya. Oleh sebab itu, perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti
disemen, dipasang tegel, keramik, teraso dan lain-lain. (Notoatmodjo, 2014).
- Dinding berfungsi sebagai pendukung atau penyangga atap, untuk melindungi ruangan
rumah dari gangguan serangga, hujan dan angin, serta melindungi dari pengaruh panas dan
angin dari luar. Bahan dinding yang paling baik adalah bahan yang tahan api yaitu dinding
dari batu. (Sanropie, 2014) .
- Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.
- Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin, panas dan hujan,
juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti debu, asap dan lain-lain. Atap
yang paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat isolator, sejuk dimusim panas
dan hangat di musim hujan (Sanropie, 2014).
1. Ventilasi
- Menurut Sanropie (2014), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini
karena ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai lubang masuk
udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari
dalam keluar (cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang akan terjamin adanya
gerak udara yang lancar dalam ruangan. Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang
masuknya cahaya dari luar seperti cahaya matahari, sehingga di dalam rumah tidak gelap
pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari. Oleh karena itu untuk suatu rumah yang
memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak ada.
- Berdasarkan Notoatmodjo (2017), ada dua macam cara yang dapat dilakukan agar ruangan
mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu : (i) Ventilasi alamiah, dimana aliran udara
dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-
lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak

22
menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke
dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi penghuninya dari
gigitan serangga tersebut. (ii) Ventilasi buatan,yaitu dengan mempergunakan alat-alat
khusus untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.
2. Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk ke
dalam rumah, terutama cahaya matahari, di samping kurang nyaman, juga merupakan media
atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu
banyak cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak mata.
Ada dua sumber cahaya yang dapat dipergunakan, yakni (i) Cahaya alamiah yaitu
matahari. Rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya matahari yang cukup.
Sebaiknya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas
lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. (ii) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber
cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.
(Notoatmodjo, 2017).
3. Luas Bangunan Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya
luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan
yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni
(overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi
oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular
kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat
menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).
b. Pengolahan Sampah
 Pengelolaan sampah meliputi penyimpanan, pengumpulan dan pemusnahan sampah yang
dilakukan sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat
dan lingkungan hidup.
1. Penyimpanan
Penyimpanan sampah adalah tempat sampah sementara sebelum sampah tersebut
dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang (dimusnahkan) dan untuk ini perlu
disediakan tempat yang berbeda untuk macam dan jenis sampah tertentu.

23
Syarat tempat sampah yang baik, antara lain:
 Konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegah berseraknya
sampah,
 Mempunyai tutup, mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan, sangat
dianjurkan afar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori
tangan
 Ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkut oleh satu
orang.
2. Pengumpulan sampah
Setiap rumah tangga harus mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan
sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus
diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah, dan selanjutnya ke Tempat
Penampungan Akhir (TPA). Mekanisme, sistem atau cara pengangkutannya untuk daerah
perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat, yang didukung oleh
partisipan masyarakat produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan
untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing
keluarga tanpa memerlukan TPS maupun TPA.Sampah rumah tangga daerah pedesaan
umumnya dibakar atau dijadikan pupuk (Notoatmodjo, 2013).

3. Pemusnahan sampah
Pemusnahan atau pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara
lain :
- Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang diatas tanah
kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan sampah;
- Dibakar (incenerator) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di
dalam tungku pembakaran;
- Dijadikan pupuk (composting) yaitu pengelolaan sampah menjadikan pupuk,
khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan dan sampah lain yang
dapat membusuk.

24
 Berbagai Macam Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah merupakan bagian dari penanganan sampah dan menurut UU
no 18 Tahun 2008 didefinisikan sebagai proses perubahan bentuk sampah dengan
mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah. Pengolahan sampah merupakan
kegiatan yang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah, disamping memanfaatkan
nilai yang masih terkandung dalam sampah itu sendiri (bahan daur ulang, produk lain,
dan energi). Pengolahan sampah dapat dilakukan berupa: pengomposan, daurulang,
pembakaran (insinersi), dan lain-lain.

c. Pengelolaan Air Limbah


 Cara Pengolahan Air Limbah Secara Sederhana
Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap
pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya
dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah
tersebut. Namun demikian, alam mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya
dukungnya, sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana
pengolahan air buangan antara lain:
1. Pengenceran (dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah,
kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Akan tetapi, dengan makin bertambahnya
penduduk yang berarti meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang
harus dibuang terlalu banyak, dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula, maka
cara ini tidak dapt dipertahankan lagi, disamping itu cara ini menimbulkan kerugian lain,
diataranya: bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air bersih tetap ada, pengendapan
yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air selokan, sungai,
danau, dan sebagainya. Selanjutya dapat menimbulkan banjir.

25
2. Kolam oksidasi (oxidation ponds)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaaatan sinar matahari,
ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah
dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segiempat dengan kedalaman antara 1-2m.
dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari
lokasi pemukiman, dan didaerah yang terbuka, sehingga memungkinkan sirkulasi air
dengan baik.
Cara kerjanya antara lain: Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan
alamiah ini adalah: sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan
butir klorofilnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar
matahari, sehingga tumbuh dengan subur. Pada proses sintesis untuk pembentukan
karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh klorofil dibawah pengaruh sinar matahari sehingga
terbentuk oksigen. Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobic untuk
melakukan dekomposisi zat-zat organic yang terdapat dalam air buangan. Disamping itu,
terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan
berkurang, sehingga relative aman bila dibuang dalam badan-badan air (kali, danau,dan
sebagainya).
3. Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan
merembes masuk dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam
keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan lading pertanian atau
perkebunan dan sekaligus berfungsi sebagai pemupukan. Hal inni terutama dapat
dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong
hewan, dan lain-lainnya dimana kandunga zat organic cukup tinggi yang diperlukan oleh
tanaman.

26
d. Pembuangan kotoran manusia (Jamban)
1. Syarat Jamban Sehat
Kementerian Kesehatan (2014) telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat.
Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan :
a. Tidak mencemari air
 Letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air bersih
 Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran
tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding
dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.
 Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang
kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
 Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang,
danau, sungai, dan laut
b. Tidak berbau dan nyaman digunakan
 Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai
digunakan
 Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup
rapat oleh air
 Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk
membuang bau dari dalam lubang kotoran
 Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus
dilakukan secara periodik
c. Tidak mencemari tanah
 Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat sungai,
dekat mata air, atau pinggir jalan.
 Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau
dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
d. Bebas dari serangga

27
 Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap
minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah
 Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang
nyamuk.
 Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi
sarang kecoa atau serangga lainnya
 Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
 Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup
e. Aman digunakan
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran
dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lain yang
terdapat di daerah setempat
f. Mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan gangguan
 Lantai jamban rata dan miring ke arah saluran lubang kotoran
 Jangan membuang plastik, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran
karena dapat menyumbat saluran
 Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan
cepat penuh
 Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa
berdiameter minimal 4 inci.
g. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
 Jamban harus berdinding dan berpintu
 Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari
kehujanan dan kepanasan

28
29
DAFTAR PUSTAKA

Alfitri. 2011. Comunity Development. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Alimul H., Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Anderson, Elizabeth T. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori Dan Praktek. Jakarta:
EGC.
Edelman dan Mandle. 1994. WHO.
Mubarak, W, I & Chayatin, N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika.

30

Anda mungkin juga menyukai