Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN ASUHAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA DURIN TONGGAL


KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI
SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
1. AYU ANSARI SARAGIH
2. ADE ARDIANINGSIH
3. ELVIANISA ANGGREINI
4. FLORIDA JUWITA BR GINTING
5. HARTATI DAELI
6. KHOSIAH HAIRANI HASIBUAN
7. MAZDALIFAH RITONGA
8. SHYNTA ARMENIA SEMBIRING
9. TAMARALINA KARONA
10. TRI RAHMA DINA HARAHAP

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM SARJANA

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELITUA

T.A 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan nikmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini dengan judul “Laporan Praktik Belajar Lapangan Asuhan

Keperawatan Komunitas Di Desa Durin Tonggal Kecamatan Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara”. Adapun dalam pembuatan

makalah ini, penulis banyak menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat

motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat

menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik.

Pada kesempatan ini,penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rosmaria tarigan, S.Kep Ns selaku Kepala Posyandu Desa Durin Tonggal

2. Ns. Zuliawaty, M.Kep selaku pembimbing materi

3. Ns. M. Dasril Samura, S. Kep, M. Kep selaku koordinator mata ajar

4. Ns. Rentawati Purba, S. Kep, M. Kes selaku koordinator mata ajar

5. Ridau Sinulingga , selaku Kepala Desa di Desa Durin Tonggal

6. Seluruh kader Posyandu Desa Durin Tonggal , tokoh masyarakat, kepala desa,

yang telah berperan aktif bersama-sama dengan penulis

Penulis menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari sempurna,

maka apabila ada kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari

semua pihak. Akhirnya dengan segala keterbatasan, penulis mengharapkan

laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis

khususnya.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Tujuan 3

1.3 Manfaat Praktik.............................................................................................4

1.4 Waktu Pelaksanaan Praktik..........................................................................4

1.5 Tempat Pelaksanaan Praktik.........................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Asuhan Keperawatan Komunitas................................................5

2.2 Ciri Keperawatan Komunitas........................................................................6

2.3 Prinsip Keperawatan Komunitas...................................................................6

2.4 Falsafah Keperawatan Komunitas.................................................................7

2.5 Asumsi Dan Kepercayaan Terhadapa Keperawatan Komunitas Menurut

(A.N.A) American Nursing Association.............................................................8

2.6 Tujuan Keperawatan Komunitas dan Tujuan ASKEP Komunitas...............9

2.7 Fungsi Proses Keperawatan Komunitas........................................................11

2.8 Sasaran..........................................................................................................11

2.9 Strategi Keperawatan Komunitas..................................................................14

2.10 Ruang Lingkup Perawatan Komunitas........................................................14

2.11 Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas................................................16

2.12 Tahap Asuhan Keperawatan Komunitas.....................................................18

2.13 Peran Perawat Komunitas...........................................................................19

ii
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1 Pengkajian.....................................................................................................23

3.2 Diagnosa keperawatan..................................................................................25

3.3 Perencanaan...................................................................................................26

3.4 Implementasi dan Evaluasi...........................................................................30

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan...................................................................................................33

4.2 Saran .............................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................35

LAMPIRAN 1 SAP

LAMPIRAN 2 LEAFLET

LAMPIRAN 3 DOKUMENTASI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya

bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajat

kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang

dimaksud Undang-Undang Dasar 1945.

Arah kebijakan pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran

menuju paradigma sehat. Paradigma sehat merupakan upaya kesehatan yang lebih

mengutamakan tindakan promotif, preventif dan tidak mengesampingkan upaya

kuratif dan rehabilitatif. Paradigma sehat adalah suatu kebijakan pembangunan

kesehatan dalam rangka mencapai visi Indonesia sehat 2020, dimana

diproyeksikan tentang keadaan masyarakat mayoritas hidup dalam lingkungan

yang sehat,berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta berada pada derajat kesehatan yang

optimal.

Keperawatan adalah salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan di

Indonesia, memiliki konstribusi yang nyata dalam pembangunan kesehatan

terutama dalam mendukung kebijakan pemerintah melalui paradigma sehat

menuju visi Indonesia sehat 2020. Perawatan kesehatan masyarakat/ komunitas

merupakan perpaduan antara praktek keperawatan dan praktek kesehatan

masyarakat yang dilakukan untuk menunjang dan memulihkan kesehatan

populasi. Kegiatan praktek ini dilakukan secara menyeluruh dan tidak terbatas

1
pada sekelompok umur dan diagnosa tertentu serta dilaksankan secara

berkelanjutan.

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, berbagai upaya

kesehatan telah diselengarakan. Salah satu bentuk upaya kesehatan tersebut

adalah pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan Rumah sakit sebagai

tempat rujukan.

Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan untuk meningkatkan dukungan

masyarakat secara aktif dan dinamis dalam berbagai upaya kesehatan

mayarakat dan mendorong kearah kemaandirian dalam memecahkan kesehatan

dengan penuh tanggung jawab.

Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan pemerintah tentang kesehatan

tersebut maka Program Profesi Ners Institut Kesehatan Deli Husada Delitua

sebagai salah satu institusi pendidikan kesehatan memiliki tanggung jawab dalam

rangka mempersiapkan tenaga kesehatan/ keperawatan yang berkualitas dimasa

depan melalui praktik keperawatan komunitas. Kegiatan merupakan Tri Darma

Perguruan Tinggi yaitu bidang pengabdian masyarakat.

Praktik keperawatan komunitas juga merupakan suatu bentuk pengembangan

dari praktik klinik keperawatan bagi mahaiswa yang diarahkan pada pengalaman

nyata penerapan Primary Health Care.

Dipilihnya daerah Desa Durin Tonggal sebagai tempat keperawatan

komunitas karena merupakan salah satu bentuk aplikatif mata ajaran Asuhan

Keperawatan Komunitas pada Program Profesi Ners Institut Kesehatan Deli

Husada Delitua disamping itu pula untuk melihat secara nyata pola perilaku

kebiasaan hidup sehat pada masyarakat, dengan tujuan untuk merubah perilaku

2
dan meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dari tidak tahu menjadi

tahu, dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk

penyuluhan-penyuluhan atau mempraktikkan secara langsung bagaimana cara

mengatasi penyakit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang tidak

sehat, penyakit infeksi yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat sendiri.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Dalam program profesi ners departemen komunitas di harapkan

mahasiswa mampu memberikan asuhan keperwatan komunitas dan keluarga

sesuai konsep dan teori keperawatan komunitas.

2. Tujuan Khusus

Dalam program profesi ners departemen komunitas di harapkan

mahasiswa mampu :

1. Mengidentifikasi data yang diperlukan

2. Mengumpulkan data dengan menggunkan metode/ strategi yang sesuai

3. Menganalisa data yang diperlukan

4. Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan

5. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan

berdasarkan kriteria tertentu

6. Melaksanakn rencana keperawatan

7. Melakukan evaluasi keperawatan.

3
1.3 Manfaat Praktik

1. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan keperawatan, khususnya

keperawatan komunitas

2. Dapat bekerja sama dengan masyarakat menemukan masalah kesehatan

serta pemecahan masalah kesehatan

3. Dapat membina hubungan yang baik antara institusi pendidikan

keperawatan, instistusi pelayanan kesehatan serta masyarakat sebagai

penerima pelayanan kesehatan

4. Dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya

kesehatan secara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

1.4 Waktu Pelaksanaan Praktik

Pelaksanaan praktik dimulai 26 April – 8 Mei 2020

1.5 Tempat Pelaksanaan Praktik

Praktik keperawatan komunitas di tempatkan di Desa Durin Tonggal

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.

4
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Asuhan Keperawatan Komunitas

Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan

sebagai berikut, keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,

berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan

kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang

mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Komunitas Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1974

sebagai suatu kelompok social yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, niai-nilai

keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi

antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.

Keperawatan Komunitas menurut American Nurses Association (ANA)

tahun 1973,keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik

keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk

meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk.

Asuhan keperawatan komunitas adalah Metode asuhan keperawatan yang

bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan dalam

rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau

masyarakat melalui langkah-langkah: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi keperawatan. (Ahyar : 2010).

5
Asuhan keperawatan komunitas pada hakekatnya adalah proses

keperawatan yang diterapkan pada klien komunitas, yang langkah-langkahnya

meliputi pengkajian, analisa data komnuitas, diagnosa keperawatan komunitas,

rencana asuhan keperawatan komunitas, implementasi asuhan keperawatan

komunitas dan evaluasi asuhan keperawatan komunitas

2.2 Ciri Keperawatan Komunitas

Ciri –Ciri Keperawatan Komunitas adalah :

1. Perpaduan antara pelayanan keperawatan dengan kesehatan komunitas

2. Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity of care)

3. Fokus pelayanan pada upaya promotif dan preventif.

4. Terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan komunitas kepada

klien (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) sehingga terjadi

kemandirian.

5. Ada kemitraan perawat kesehatan komunitas dengan masyarakat dalam

upaya kemandirian klien.

6. Memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lain dan masyarakat.

2.3 Prinsip Keperawatan Komunitas

Beberapa prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas antara lain

sebagai berikut :

1. Kemanfaatan

Intevensi atau pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan harus

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada

keseimbangan antara manfaat dan kerugian.

2. Otonomi

6
Dalam keperawatan komuitas, masyarakat diberikan kebebasan untuk

melakukan atau memilih alternatif terbaik yang disediakan.

3. Keadilan

Hal ini menegaskan bahwa upaya atau tindakan yang dilakukan sesuai dengan

kemampuan atau kapasitas komuintas

2.4 Falsafah Keperawatan Komunitas

Falsafah kepearwatan merupakan pandangan mendasar tentang hakikat

manusia dan esensi keperawatan yang menjadi kerangka dasar dalam praktik

keperawatan. Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan

perhatian terhadap pengaruh lingkungan; baik biologis, psikologis, social, kultural

dan spiritual terhadap kesehatan komunitas. Selain itu, hal ini juga memberikan

prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah

yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan

yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan

keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan

manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan

untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya

manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.

c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat

diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan

7
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan

upaya kuratif dan rehabilitatif.

e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung

secara berkesinambungan.

f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer

pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling

mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan

kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat.

g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara

berkesinambungan dan terus-menerus.

h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia

harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam

pelayanan kesehatan mereka sendiri

2.5 Asumsi Dan Kepercayaan Terhadapa Keperawatan Komunitas

Menurut (A.N.A) American Nursing Association

1. Asumsi

a. Sistem pemeliharaan yang kompleks.

b. Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

c. Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan dasar

praktek penelitian.

d. Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan tersier.

e. Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan primer.

2. Kepercayaan

a. Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.

8
b. Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.

c. Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan kesehatan.

d. Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.

e. Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.

f. Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu yang

lama.

g. Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.

h. Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara

mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan

2.6 Tujuan Keperawatan Komunitas dan Tujuan Asuhan Keperawatan

Komunitas

1. Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan

kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :

a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga, dan kelompik dalam konteks komunitas.

b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general

community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan

masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.

2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.

3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/ keperawatan.

9
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.

5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/ keperawatan.

6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan

kesehatan/keperawatan

7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self

care).

8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.

9) Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan

balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap

masalah kesehatan.

2. Tujuan Asuhan Keperawatan Komunitas

a. Agar diperoleh asuhan keperawatan komunitas yang bermutu, efektif dan

efisien sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada masyarakat.

b.Agar pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas dapat dilakukan secara

sistematis, dinamis, berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sedangkan tujuan dari asuhan keperawatan adalah :

1) Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua orang yang

memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional.

2) Menjamin semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan klien.

3) Melibatkan klien dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.

4) Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan.

10
5) Meningkatkan status kesehatan masyarakat. Perawat kesehatan komunitas

harus memiliki ketrampilan dasar tentang epidemiologi penelitian, pengajaran,

organisasi masyarakat dan hubungan interpersonal yang baik.

2.7 Fungsi Proses Keperawatan Komunitas

1. Memberikan pedoman yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga kesehatan

masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan

keperawatan.

2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai

dengan kebutuhannya.

3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,

komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.

4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan

permasalahan atau kebutuhannya, Sehingga mendapat pelayanan yang cepat

agar mempercepat proses penyembuhan

2.8 Sasaran

Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai

masalah kesehatan/perawatan.

1. Individu

Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut

mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat

diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota

keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial

2. Keluarga

11
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala

keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu

rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu

dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa

anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan

berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang aada

di sekitarnya

3. Kelompok Khusus

Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan

jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat

rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:

Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan

dan pertumbuhannya, seperti :

a. Ibu hamil

b. Bayi baru lahir

c. Balita

d. Anak usia sekolah

e. Usia lanjut

f. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan

bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit

kelamin lainnya.

12
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes

mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain

sebagainya

g. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

1) Wanita tuna susila

2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.

h. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

1) Panti wredha

2) Panti asuhan

3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)

4) Balita

4. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama

cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri

mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan

dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi,

saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi

sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik

permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan

khususnya

13
2.9 Strategi Keperawatan Komunitas

Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :

1. Proses kelompok.

2. Pendidikan kesehatan.

3. Kerja sama (partnership)

2.10 Ruang Lingkup Perawatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan

kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan

mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).

Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan

adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif,

rehabilitatif dan resosialitatif

1. Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

a. Penyuluhan kesehatan masyarakat

b. Peningkatan gizi

c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan

d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan

e. Olahraga secara teratur

f. Rekreasi

g. Pendidikan seks

14
2. Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan

gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

melalui kegiatan:

a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil

b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas

maupun kunjungan rumah

c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas

ataupun di rumah.

d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui

3. Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota

keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah

kesehatan, melalui kegiatan:

a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas

dan rumah sakit

c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin

dan nifas

d. Perawatan payudara

e. Perawatan tali pusat bayi baru lahi

4. Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-

penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu

15
yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan

lainnya., dilakukan melalui kegiatan

a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita

kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan

b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,

misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi

manual yang mungkin dilakukan oleh perawat

5. Upaya Resosialitatif

Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan

kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-

kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,

misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti

Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya

resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok

yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar

masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan

dengan pengertian atau batasan- batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

2.11 Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat

mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan

kesehatan, wilayah kerja perawat tetapi secara umum kegiatan praktek

keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

16
1. Tahap Persiapan:

a. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang

program praktek.

b. Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah

dan kesehatan utama.

c. Penyusunan instrumen data.

d. Uji coba instrumen pengumpulan data.

e. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan,

penjelasan program praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.

f. Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader

kesehatan setempat.

g. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi,

epidemiologi dan statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.

h. Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan,

menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam musyawarah

dan menyebarkan undangan.

i. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:

1) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat

2) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas masalah,

garis besar rencana kegiatan

3) Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang

telah ditetapkan.

4) Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas

kesehatan dari instansi terkait

17
2. Tahap Pelaksanaan:

a. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan

kelompok kerja kesehatan.

b. Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok kerja

kesehatan:

1) Pelatihan kader kesehatan

2) Penyuluhan kesehatan

3) Simulasi/demonstrasi

4) Pembuatan model/percontohan

5) Kunjungan rumah (home health care)

6) Kerja bakti, daan lain-lain.

c. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam pelaksanaan

kegiatan

3. Tahap Evaluasi:

a. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal

kesesuaian, kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari komunitas.

b. Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian tujuan,

keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas dalam

pemecahan masalah

2.12 Tahap Asuhan Keperawatan Komunitas

Mengunakan pendekatan proses keperawatan, dengan langkah-langkah :

1. Pengkajian

2. Diagnosa Keperawatan

3. Perencanaan

18
4. Pelaksanaan

5. Evaluasi.

2.13 Peran Perawat Komunitas

Peran perawat komunitas terdiri dari :

1. Peran pada individu atau keluarga

Peran perawat komunitas pada individu atau keluarga adalah sebagai

berikut:

a. Peran sebagai pelaksana kesehatan

Peran ini meliputi seluruh kegiatan/upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan

puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerja sama dengan tim

kesehatan lain, sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan.

Dalam melaksanakan peran tersebut, perawat menggunakan pendekatan

pemecahan masalah klien melalui proses keperawatan. Perawat bertindak selaku :

1) Pemberi rasa nyaman

2) Pelindung dan pembela ( protector and advocad )

3) Komunikator

4) Mediator

5) Rehabilitator.

b. Peran sebagai pendidik

Fokus Pengajaran :

1) Penanaman perilaku sehat

2) Peningkatan nutrisi dan pengaturan diet

3) Olahraga

4) Pengelolaan dan manajemen stress

19
5) Pendidikan tentang proses penyakit dan pentingnya pengobatan

berkelanjutan

6) Pendidikan tentang pengguanaan obat

7) Pendidikan tentang perawatan mandiri.

c. Peran sebagai administrator.

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai

kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban

tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

d. Peran sebagai konselor.

Perawat komunitas dapat dijadikan sebagai tempat bertanya oleh individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan

dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.

e. Peran sebagai Peneliti.

Peran sebagai peneliti, yaitu melakukan identifikasi terhadap fenomena

yang terjadi di masyarakat dan dapt berpengaruh pada penurunan kesehatan,

bahkan mengancam kesehatan.

2. Peran Manajerial

a. Pengambil keputusan

b. Pemikul tanggung jawab

c. Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan

d. Pemikir konseptual

e. Bekerja sama dengan dan melalui orang lain

f. Mediator, politikus, dan diploma

3. Peran Konsultan

20
Konsultasi merupakan suatu interaksi interpersonal untuk membuat

perubahan perilaku yang konstruksi. Tujuannya adalah untuk merangsang klien

agar lebih bertanggung jawab, merasa lebih aman, dan membimbing perilaku

konstruktif.

4. Peran Advokator.

Kaitan dengan legal aspek, bukan pemberi layanan hukum. Misalnya

kerusakan lingkungan, apa dampak terhadap kesehatan, penyelesaian apa yang

perlu dilakukan oleh masyarakat.

5. Perawat kesehatan masyarakat sekolah.

Kegiatan yang dilakukan adalah screening, penemuan

kasus, surveillance status imunisasi, pengelolaan keluhan ringan, dan pemberian

obat-obatan.

6. Peran perawat bidang kesehatan kerja

Peran perawat kesehatan masyarakat di tempat kerja dapat berupa

pelayanan langsung dan pengelolaan layanan kesehatan. Hal-hal yang peril

diperhatikan oleh perawat antara lain :

a. Karakteristik demogradi dan geografi

b. Karakteristik Pekerjaan

c. Interaksi antara pekerjaan dan layanan pekerjaan

d. Elemen epidemiologi dari kesehatan kerja, yang meliputi :

1) Agent: biologi, kimia, fisik dan psikologis

2) Lingkungan

3) Interaksi antar host-agent-enviroment

7. Perawatan Kesehatan di rumah

21
Perawatan kesehatan di rumah adalah bagian dari rangkaian perawatan

kesehatan umum yang disediakan bagi individu dan keluarga untuk

meningkatkan, memelihara, dan memulihkan kesehatan guna memaksimalkan

kesehatan dan meminimalkan penyakit.

Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait

dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil

keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan

lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan

yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses

keperawatan

22
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang

melibatkan hubungan kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau

masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Carpenito, 1995).

Konsep keperawatan komunitas yang profesional mangacu pada ilmu dan

kiat keperawatan yang di tujukan pada masyarakat terumatama kelompok-

kelompok yang berisiko tinggi terhadap terserangnya penyakit atau akibat proses

penuaan. Peran serta aktif masyarakat sangat mempengaruhi proses penerapan

asuhan keperawatan di masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang dilakukan sangat

tergantung pada respon masyarakat, terutama dalam memberikan informasi yang

valid dan akurat.

Melalui pengkaderan serta melibatkan pihak terkait baik pemerintah

setempat, tokoh masyarakat dapat diperoleh data yang sangat mendukung proses

pemberian asuhan langsung pada masyarakat.

Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan

tahapan pada proses keperawatan yang meliputi: Pengkajian, Perencanaan,

Pelaksanaan dan Evaluasi. Berdasarkan hasil asuhan keperawatan komunitas

melalui pendekatan proses keperawatan didapatkan beberapa hasil yang meliputi :

3.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, berguna

untuk menentukan aktivitas keperawatan dan sumber data bagi profesi lain.

23
Pada tahap pengkajian, yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas

menurut teori Anderson adalah data inti yang terdiri atas data demografi : umur ,

pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai keyakinan serta riwayat

timbulnya komunitas dan mengkaji sub sistem yang mempengaruhi komunitas,

seperti lingkungan fisik perumahan, pendidikan kesehatan, keamanan dan

keselamatan politik, kebijakan pemerintah terkait kesehatan, pelayanan kesehatan

yang tersedia, sistem komunikasi , ekonomi dan realisasi.

Pengkajian dilaksanakan dengan menggunakan metode wawancara dan

observasi langsung berdasarkan format pengkajian / kuesioner yang disusun

berdasarkan prioritas masalah yang telah disepakati dalam pertemuan dengan

pemerintah setempat, masyarakat, dan. Pengkajian dilakukan pada seluruh kepala

keluarga yang ada di Desa Durin Tonggal.

Analisa Data

No Data Subyektif Data obyektif Masalah kesehatan


1 Lingkungan fisik 1. 1. Yang tidak memiliki Resiko timbulnya
Lingkungan fisik yang ventilasi 26,0 %. penyakit menular
kurang sehat di Desa 2. 2. Rumah yang (diare, DHF, ISPA)
Durin Tonggal. pencahayaan matahari berhubungan dengan
yang tidak masuk 26,0%. kurangnya
3. 3. Lingkungan rumah pengetahuan
yang kurang bersih masyarakat dalam
26,0%. memelihara
4. 4. Pengelolaan air minum lingkungan yang
yang tidak di masak memenuhi syarat
60,0%. kesehatan
5. 5. Kondisi air yang keruh
40,0%.
6. 6.Tempat penampungan
air yang berentik 60,0%.
7. 7. Yang membuang
sampah di semarang
tempat 60,0%.
8. 8. Yang tidak mempunyai
jamban 40,0%.
9. 9.Kepemilikan jamban

24
milik bersama 60,0%.
10.10. Yang membuang
limbah sembarangan
40,0%.

2 Usia lanjut 1. Jumlah lansia sakit 5 Resiko terjadinya


Sebagian besar lansia di orang peningkatan angka
Desa Durin Tonggal 2. Upaya lansia untuk kesakitan pada lansia
mengalami keluhan mengobati penyakit : di Desa Durin
berbagai penyakit. posyandu 34,3%, rumah Tonggal
sakit 66,7%. berhubungan dengan
3. Tidak aktifnya kurangnya
posyandu lansia. pengetahuan
masyarakat dalam
memilihara
kesehatan lansia.
3 Masih banyak warga 1. 75,0% masyarakat Risiko terjadinya
mengkonsumsi obat penyakit pada balita
membeli obat bebas di
bebas di warung , di Desa Durin
warung, karena lebih 2. 12. 2% mengkonsumsi Tonggal
jamu sebelum pergi ke berhubungan dengan
murah dan mudah di
pelayanan kesehatan, kurangnya
jangkau. sisanya memanfaatkan pengetahuan ibu
pelayanan kesehatan. tentang pentingnya
gizi pada balita

3.2 Diagnosa Keperawatan

Masalah kesehatan adalah keadaan dimana masyarakat mengalami

keadaan terancam pada suatu keadaan masalah kesehatan, kurang sehat serta krisis

( Baylon And Maglaya, 1995 ).

Berdasarkan hasil pengkajian muncul 3 Masalah kesehatan dan 3 masalah

Keperawatan :

1. Resiko timbulnya penyakit menular (diare,) berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat

kesehatan

25
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia dengan penyakit

hipertensi di dusun desa durin tonggal berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan masyarakat dalam memelihara kesehatan lansia

3. Risiko penurunan derajat kesehatan umum berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan dan kesadaran masyarakat.

3.3 Perencanaan

Setelah merumuskan diagnosa, maka intervensi dan aktivitas keperawatan

perlu ditetapkan untuk mengurangi atau menghilangkan dan mencegah masalah

keperawatan yang terdiri dari :

1. Menentukan prioritas masalah

2. Menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus

3. Menetapkan kriteria evaluasi dan Standar

4. Merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan

Jadi rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat

mencapai tiap tujuan khusus. Perencanaan memberi alasan ilmiah berdasarkan

literature, hasil penelitian dan pengalaman praktik.

a. Penapisan Masalah

Masalah A B C D E F G H I J K L Tot
kesehatan al
No.

1. Resiko 5 3 4 4 3 5 5 4 4 3 3 3 46
timbulnya
penyakit
menular
(diare,
DHF,
ISPA)

2. Resiko 5 3 5 3 4 4 5 4 3 3 3 3 45

26
terjadi
penigkata
n angka
kesakitan
pada
lansia
dengan
penyakit
hipertensi

3. Resiko 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 42
penurunan
derajat
kesehatan
umum

Keterangan

5 : Sangat tinggi A :Sesuai dengan perawat G:Sesuai dengan program


4 : Tinggi
komunitas pemerintah
3 : Cukup
2 : Rendah B : Jumlah yang beresiko H : Sumber daya tempat
1 : Sangat rendah
C : Besarnya resiko I : Sumber daya waktu

D : Kemungkinan untuk J : Sumber daya dana

pendidikan kesehatan K : Sumber daya fasilitas

E: Minat masyarakat L : Sumber daya orang

F:Kemungkinan untuk
diatasi

b. Prioritas Masalah

27
a. Resiko timbulnya penyakit menular (diare, DHF, ISPA) berhubungan

dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memilihara lingkungan yang

memenuhi syarat kesehatan di tandai dengan :

1. Yang tidak memiliki ventilasi 26,0 %.

2. Rumah yang pencahayaan matahari yang tidak masuk 26,0%.

3. Lingkungan rumah yang kurang bersih 26,0%.

4. Pengelolaan air minum yang tidak di masak 60,0%.

5. Kondisi air yang keruh 40,0%.

6.Tempat penampungan air yang berentik 60,0%.

7. Yang membuang sampah di semarang tempat 60,0%.

8. Yang tidak mempunyai jamban 40,0%.

9.Kepemilikan jamban milik bersama 60,0%.

.10. Yang membuang limbah sembarangan 40,0%.

b. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia dengan

penyakit hipertensi di Desa Durin Tonggal berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan masyarakat dalam memilihara kesehatan lansia di tandai dengan :

1. Jumlah lansia sakit 5 orang

2. Upaya lansia untuk mengobati penyakit : posyandu 34,3%, rumah sakit 66,7%.

3. Tidak aktifnya posyandu lansia.

c. Risiko terjadinya penurunan derajat kesehatan umum di Desa Durin

Tonggal berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran

masyarakat.di tandai dengan :

1. 75,0% masyarakat mengkonsumsi obat bebas di warung ,

28
2. 13.2% mengkonsumsi jamu sebelum pergi ke pelayanan kesehatan, sisanya

memanfaatkan pelayanan kesehatan.

c. Perencanaan Keperawatan Komunitas

Diagnosa Evaluasi
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Hari/Tgl Tempat
Keperawatan Komunitas Kriteria Standar
1 Resiko timbulnya Setelah dilakukan Warga K.I.E 1.1. Berikan penyuluhan Jumat , 30 Lingkungan Verbal 11 Jenis
penyakit : diare, DHF, tindakan masyarakat tentang dampak April Desa Durin sampah.
ISPA berhubungan keperawatan Desa durin pembuangan sampah 2021 Tonggal 2.Dampak
dengan kurangnya selama 2 kali tonggal yang tidak sehat dan pembuanga
pengetahuan masyarakat pertemuan pengolahan sampah n
dalam memilihara diharapkan yang benar. yangkurang
kesehatan lingkungan masyarakat Desa 2.2. Diskusikan dengan sehat.
yang sehat durin tonggal warga tentang
mampu : dampak yang 3.Pengelola
a) 1. Mengidentifikasi ditimbulkan bila an sampah
jenis sampah sampah berserakan. yang benar.
b) `memisahkan 3.3. Diskusikan cara
sampah kering dan pengleloaan sampah
basah yang sehat.
c) 2. Membuang 4.4. Berikan
sampah sesuai reinforcement
dengan jenis dan terhadap
tempat yang sehat kemampuan warga
d)3. Memilihara mengelola sampah
lingkungan yang yang benar.
sehat
2 Resiko terjadinya Setelah di lakukan Lansia dan K.I.E 1.1. Berikan penyuluhan Jumat , 30 Lingkungan Verbal 1.1. Proses
peningkatan angka tindakan kader tentang terjadinya April Desa durin terjadinya
kesakitan pada lansia keperawatan posyandu proses manua 2021 tonggal manua.
dengan penyakit sebanyak 1 kali lansia 2. 2. Aktifkan posyandu 2 2. Aktif
hipertensi di Desa Durin kegiatan di lansia posyandu
Tonggal Berhubungan harapkan 3. 3. Lakukan pelatihan lansia.
dengan kurangnya masyarakat mampu kader posyandu 4. 3. Kader
pengetahuan memberikan lansia. posyandu
masyarakat dalam perawatan pada 4 4. Berikan lansia aktif.
memilihara kesehatan lansia. reinforment kepada
lansia lansia dan kader
posyandu lansia.

3 resiko penurunan derajat Setelah di lakukan Warga K.I.E Memberikan Jumat , 30 Lingkungan Verbal 1.1. prinsip
kesehatan umum tindakan masyarakat penyuluhan tentang April Desa durin penggunaan
berhubungan dengan keperawatan Desa durin prinsip obat yang 2021 tonggal obat yang
kurangnya pengetahuan selama 1 kali tonggal benar antara lain benar
dan kesadaran pertemuan warga adalah dosis obat 2.bahaya
masyarakat. masyarakat Desa yang tepat, dari
Durin Tonggal memperhatikan konsumsi

29
diharapkan mampu waktu minum obat obat
menggunakan obat yang tepat dan lainya sembaranga
sesuai prinsip yang serta memperhatikan n
benar. resiko alergi
terhadap obat.

4.4 Implementasi dan Evaluasi

Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan dan sebelum

melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, dalam melaksanakan tindakan

harus benar-benar melakukan kontrak waktu dengan masyarakat agar seluruh

rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan baik.

No Diagnosis Tanggal Implementasi Evaluasi


1 Resiko 01/05/21P Penyuluhan Evaluasi struktur:
timbulnya tentang dampak a. Kegiaatan direncanakan
penyakit : pembuangan bersama – sama dengan kader
diare, DHF, sampah yang posyandu 2 hari sebelum
ISPA tidak sehat dan acara.
berhubungan pengolahan b. Materi penyuluhan serta
dengan sampah yang leaflet telah di persiapkan 1
kurangnya benar hari sebelum pelaksanaan.
pengetahuan c. Tempat dipersiapan
masyarakat sebelum acara dimulai.
dalam d. Masyarakat diinformasikan
memilihara jauh hari sebelum acara di
kesehatan mulai.
lingkungan
yang sehat Evaluasi proses:
a. Acara berjalan dengan
tertib dan lancar.
b. Acara dihadiri oleh warga
Desa Durin Tonggal.
c. Kendala : kurangnya
kesadaran warga Desa Durin
Tonggal terhadap dampak
pembuangan sampah yang
tidak sehat.
d. Selama penyuluhan warga
Desa Durin Tonggal
memperhatikan dengan baik

30
materi yang di bawakan.

Evaluasi Hasil:
a. Warga Desa Durin
Tonggal mengerti dan
memahami tentang
pengolahan sampah dengan
benar .
2 Resiko 01/05/21 Penyuluhan Evaluasi struktur :
terjadinya tentang proses a. Kegiatan direncanakan
peningkatan terjadinya bersama- sana kader
angka manua pada posyandu 2 hari sebelum
kesakitan pada lansia. acaranya.
lansia dengan Pengaktifan b. Materi penyuluhan dan
penyakit posyandu lansia leaflet telah dipersiapkan 1
hipertensi di dan pengobatan hari sebelum pelaksanaan.
Desa Durin lansia c. Tempat di persiapan
Tonggal sebelum acara dimulai.
berhubungan d. Masyarakat dinformasikan
dengan jauh hari sebelum acara
kurangnya dimulai.
pengetahuan
masyarakat Evaluasi Proses:
dalam a. Acara berjalan tertip dan
memilihara lancar.
kesehatan b. Acara dihadiri lansia
lansia c. 25% lansia bertanya
tentang kondisi penyakitnya.

Evalu Evaluasi Hasil:


a. Lansia mengerti tentang
proses menua dan penyakit
hipertensi

3 resiko 01/05/21 penyuluhan Evaluasi struktur:


penurunan tentang prinsip a. Kegiaatan direncanakan
derajat obat yang benar bersama – sama dengan kader
kesehatan posyandu 1 hari sebelum
antara lain
umum acara.
berhubungan adalah dosis b. Materi penyuluhan sertan
dengan obat yang tepat, leaflet telah di persiapkan 1
kurangnya memperhatikan hari sebelum pelaksanaan.
pengetahuan waktu minum c. Tempat dipersiapan
dan kesadaran obat yang tepat sebelum acara dimulai.
masyarakat. dan lainya serta d. Masyarakat diinformasikan
jauh hari sebelum acara di
memperhatikan
mulai.
resiko alergi

31
terhadap obat. Evaluasi proses:
a. Acara berjalan dengan
tertib dan lancar.
b. Acara dihadiri oleh warga
Tanjung Keriahen
c. Kendala : kurangnya
kesadaran warga dalam
penggunaan fasilitas
kesehatan
e. Selama penyuluhan warga
memperhatikan dengan baik
materi yang di bawakan.

Evaluasi Hasil:
a. warga durin tonggal
mengerti tentang materi yang
disampaikan

Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan kepada masyarakat.. Evaluasi dilakukan baik dari respon verbal, non

verbal maupun psikomotornya.

1. Rencana kegiatan mahasiswa selalu mendapat respon positif dari masyarakat.

2. Pada pelaksanaan kegiatan (implementasi) biasanya masyarakat kurang

berespon berhubungan dengan kurangnya kesadaran.

3. Rata-rata penduduk sudah mulai merasakan arti pentingnya kesehatan terbukti

dari terjadi perubahan terhadap meningkatnya kesadaran masyarkat dan

meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang prilaku sehat. Di tunjang pula

dengan lingkungan yang sudah mulai bersih , pemanfaatan air bersih, dll.

4. Kegiatan yang berhasil dilaksanakan umumnya karena dukungan dari kader

setempat, tokoh masyarakat, pemerintah terkait, puskesmas dan swadana

mahasiswa sendiri.

32
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan dan perawatan dan

kesehatan membutuhkan peran kita dalam bentuk dorongan dan motivasi dari

seluruh pihak yang memiliki kompetensi dalam bidang kesehatan khususnya

kelompok kerja kesehatan puskesmas, kader, tokoh masyarakat dan mahasiswa

menyampaikan informasi dan peningkatan motivasi dari pihak yang berkompeten

dalam ilmu kesehatan. Salah satunya dijembatani oleh praktek komunitas sebagai

sarana belajar bagi mahasiswa keperawatan dalam upaya membangun derajat

kesehatan masyarakat. Mahasiswa Institut Kesehatan Deli Husada Delitua

khususnya yang praktek di Desa Tanjung Keriahen Kecamatan Sirapit Kabupaten

Langkat Provinsi Sumatera Utara, dimulai sejak tanggal 26 April sampai dengan

08 Mei 2021 dalam melaksanakan praktek keperawatan komunitas bersama

puskesmas, kader, tokoh masyarakat sebagai wadah kelompok kerja kesehatan

Desa Durin Tonggal Kecamatan Pancurbatu Kabupaten deli serdang Provinsi

Sumatera Utara.

5.2 Saran

Untuk lebih memaksimalkan hasil yang akan diperoleh mahasiswa pada

saat melakukan praktek keperawatn komunitas, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan :

33
1. Perlu usaha untuk melibatkan masyarakat secara penuh dengan kemampuaan

yang dimiliki, khususnya dengan aspek ekonomi dan sumber daya manusia

yang baik sehingga kegiatan terlaksana dengan baik.

2. Perlu adanya pemantauan dan tindak lanjut terhadap kegiatan-kegiatan yang

telah dilaksanakan oleh kader kesehatan, petugas puskesmas dan instansi

kesehatan.

3. Kerjasama yang adekuat antara mahasiswa profesi ners dengan pihak instansi

kepala desa dan pihak posyandu serta warga desa Durin Tonggal yang

dijadikan lahan praktek oleh mahasiswa, sehingga pembinaan dapat dilakukan

secara berkesinambungan

34
DAFTAR PUSTAKA

Bondan (2007). Model Kemitraan Keperawatan Komunitas Dalam


Pengembangan Kesehatan Masyarakat. (Diakses pada tanggal 17 November
2015 melalui bondankomunitas.blogspot.com)
E. Ervin (2002). Advanced Community Helth Nursing
Practice:Population-Focused Care. New Jersey: Pearson Education Inc.
Ferri Efendi, Makhfudli 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas (Teori
dan Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Helvie. Carl. O (1997). Advanced Practiced Nursing In The Community.
London: Sage Publications Mubarak.
Lancaster (2004). Communiry And Public Health Nursing. Missouri : West
Line Industrial Drive Riyadi.
Nasrul Effendi (1998). Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Palestin.
Nursalam, 2001. Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep Edisi 1.
Jakarta : Salemba Medika.
Sugeng (2007). Keperawatan Kesehatan Masyarakat. (Diakses pada
tanggal 17 November 2015 melalui geocities.com)
Wahit Ikbal. Chayatin Nurul. Santoso Bambang Adi (2009). Ilmu
Keperawatan Komunitas buku 2 Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Salemba
Medik.
Wahit Iqbal (2005), Pengantar Keperawatan Komunitas 1, Jakarta :
Sagung Seto
Mubarak.
Wahit Iqbal (2006). Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto
Mubarak.
Yuddi (2007). Indonesia Sehat 2010. (Diakses pada tanggal 17 November
2015 melalui id.wordpress.com)

35
Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYAKIT HIPERTENSI

Topik Penyuluhan : Gangguan Sistem Kardiovaskular


Pokok Bahasan : Penyakit Hipertensi
Sub Pokok Bahasan : Pemahaman Tentang Penyakit
Sasaran : Masyarakat
Hari/Tanggal : sabtu, 01 Juni 2021
Tempat : Lingkungan Masyarakat Desa Durin Tonggal
Pemateri : Tamaralina karona
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang tekanan darah tinggi (hipertensi),
masyarakat desa durin tonggal mampu mengerti tentang konsep penyakit tekanan
darah tinggi (hipertensi).
B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan tindakan penyuluhan kesehatan tentang tekanan darah tinggi
(hipertensi) , masyarakat desa durin tonggal mampu mengetahui tentang:
1. Pengertian tekanan darah tinggi (hipertensi)
2. Jenis – jenis tekanan darah tinggi (hipertensi)
3. Penyebab tekanan darah tinggi (hipertensi)
4. Tanda dan gejala tekanan darah tinggi (hipertensi)
5. Diet tekanan darah tinggi (hipertensi)
6. Pencegahan tekanan darah tinggi (hipertensi)
7. Komplikasi tekanan darah tinggi (hipertensi)
C. Materi
1. Pengertian tekanan darah tinggi (hipertensi)
2. Jenis – jenis tekanan darah tinggi (hipertensi)Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala tekanan darah tinggi (hipertensi)
4. Diet tekanan darah tinggi (hipertensi)
5. Pencegahan tekanan darah tinggi (hipertensi)
6. Komplikasi tekanan darah tinggi (hipertensi)
7. Terapi koplementer untuk menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi)
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Leaftlet
2. SAP
F. Kegiatan Belajar Mengajar

No Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan sasaran Media dan Alat
Pengajaran

1. Pendahuluan  Memberi  Menjawab Leaflet dan SAP


salam Salam
pembuka
 Memperkenal
kan diri  Memperhatikan
 Menjelaskan
pokok  Memperhatikan
bahasan dam
tujuan penyulu
han
 Menggali  Menjawab
keterampilan/ pertanyaan
pengetahuan
masyarakat

2. Penyajian  Menjelaskan  Memperhatikan Leaflet dan SAP


Pengertian
hipertensi
 Menjelaskan  Memperhatikan
jenis-jenis
hipertensi
 Menjelaskan  Memperhatikan
penyebab
hipertensi
 Menjelaskan  Memperhatikan
tanda dan
gejala
hipertensi.
 Menjelaskan
 Memperhatikan
tentang diet
hipertensi
 Menjelaskan
cara
pencegahan
 Memperhatikan
hipertensi
 Menjelaskan
komplikasi
dari penyakit
hipertensi.
 Terapi  Memperhatikan
koplementer
untuk
menurunkan
tekanan darah  Memperhatikan
tinggi
(hipertensi)

 Memperhatikan

3 Penutup  Mengadakan  Bertanya/ Leaflet dan SAP


Tanya Jawab Menjawab Pertanyaan
untuk
mengetahui
seberapa jauh
peserta paham
tentang materi
yang telah
disampaikan
 Menerima
 Membagikan
Leaflet
leaftet
 Memperhatikan
 Menyimpulkan
hasil
penyuluhan
 Menjawab
 Ucapan
terimakasih salam
dan salam
penutup
G. Evaluasi
1. Tanggal : sabtu ,01 juni 2021
2. Waktu : 10.00 wib
3. Tempat : lingkungan masyarakat desa durin tonggal
4. Sasaran : masyarakat
5. Jumlah Peserta : 15 orang
6. Pertanyaan yang di ajukan :
1. Apa saja penyebab dari tekanan darah tinggi ?
2. Sebutkan tanda dan gejala tekanan darah tinggi ?
3. Sebutkan bagaimana cara pencegahan tekanan darah tinggi ?

H. Referensi
La ode, Sharif. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha Salemba
Maryam, R. Siti dkk. 2010. Buku Saku Asuhan Keperawatan Pada lansia. Jakarta :
Cv. Trans Info Media
Muttakin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan dengan Pasien Gangguan
Kardiovaskuler.Jakarta: Salemba Medika
Sofyan, Andy. 2012. Hipertensi. Kudus
Lampiran materi
TEKANAN DARAH TINGGI (HIPERTENSI)
A. Definisi
Pengertian hipertensi banyak dikemukakan oleh para ahli. WHO mengemukakan
bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah diatas 160/95 mmhg, sementara itu
Smelttzer & Bare (2002: 896) mengemukakan bahwa hipertensi adalah tekanan
darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal dimana
tekanan sitolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastole diatas 90 mmhg. Dan
menurut Prof. dr Budhi Setiano (Depkes, 2007) menyatakan bahwa hipertensi
adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmhg dan tekanan darah
diastole lebih dari 90 mmhg. (Sharif La Ode, 2012).
Jadi hipertensi adalah tekanan darah yang lebih dari normal yaitu lebih dari 120/80
mmHg
B. Jenis-jenis tekanan darah tinggi (hipertensi)
1. Tekana darah normal : < 120/ < 80 mmHg
2. Pre Hipertensi : 120-130 / 80-89 mmHg
3. Hipertensi (ringan) : 140-159/ 90-99 mmHg
4. Hipertensi (berat) : ≥ 160/100 mmHg
C. Penyebab
1. Usia
2. Kegemukan (obesitas)
3. Asupan garam yang tinggi
4. Keturunan (genetic)
5. Stress psikologis
6. Kebiasaan hidup tidak baik seperti merokok, kopi dan alcohol
7. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/ kolestrol tinggi
8. Pengaruh obat-obatan misalnya KB
9. Keadaan iskemik pada ginjal
D. Tanda dan Gejala tekanan darah tinggi (hipertensi)
1. Sakit kepala, pusing
2. Mual, muntah
3. Pandangan kabur
4. Sesak nafas
5. Kelelahan, lemas
6. Gelisah
7. Rasa berat di tekuk
8. Jantung berdebar-debar, keringat dingin
9. Pada hipertensi berat kadang penurunan kesadaran atau bahkan koma
karena pembekakan otak, keadaan ini perlu penanganan segera.
E. Diet untuk tekanan darah tinggi (hipertensi)
1. Makanan yang dianjurkan:
Sumber karbohidrat : nasi, singkong, tapioca, mie, kentang, talas,
dan tepung-tepungan
Protein hewani : daging, ayam, ikan (terbatas ±50 gram perhari),
telur ayam dan telur bebek (dibatasi)
Protein nabati : tempe,tahu, oncom
Sayur-sayuran yang tidak menimbulkan gas, seperti : kangkung,
bayam, buncis, kacang panjang, toge, oyong, wortel, labu siyam.
Semua jenis buah- buahan kecuali durian dan nangka
2. Makanan yang dibatasi :
Garam dapur
Makanan lemak tinggi dan kolestrol
Makanan yang mengandung alcohol, missal durian dan tape
Daging yang berwarna merah segar : daging kambing, hati ayam,
daging sapi, sosis.
Makanan dalam kaleng : sarden, abon, asinan, telor asin, ikan asin.
Makanan yang diawetkan dengan garam : asinan, ikan asin, dll
F. Pencegahan tekanan darah tinggi (hipertensi)
1. Pemeriksaan darah teratur
2. Konsumsi obat anti hipertensi secara teratur
3. Diet hipertensi
4. Menjaga keseimbangan berat badan
5. Hindari minuman keras (alcohol), dan merokok
6. Hindari stress
7. Olah raga teratur
8. Istirahat yang cukup
G. Komplikasi
1. Stroke
2. Perdarahan otak
3. Gagal ginjal
4. Gagal jantung
5. Penyakit mata seperti pendarahan retina, penebalan retina, dan oedema
pupil.
H. Terapi Komplementer Untuk Menurunkan Hipertensi
1. Tekhnik Relaksasi
2. Terapi Bekam
3. Terapi Akupuntur
4. Terapi Jahe
5. Terapi Jus Tomat
6. Terapi Daun
DAFTAR PUSTAKA

La ode, Sharif. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha Salemba


Maryam, R. Siti dkk. 2010. Buku Saku Asuhan Keperawatan Pada lansia. Jakarta :
Cv. Trans Info Media
Muttakin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan dengan Pasien Gangguan
Kardiovaskuler.Jakarta: Salemba Medika
Sofyan, Andy. 2012. Hipertensi. Kudus
kabur 3. Stress/banyak pikiran.
HIPERTENSI 4. Usia/umur.
 Mudah lelah
 Susah tidur
 Terasa sakit ditekuk
 Tekanan darah lebih dari
Apakah tekanan normal
darah itu?

Adalah gangguan pada system


pembuluh darah yang ditandain
dengan meningkatnya tekanan darah ≥
140/90 mmhg.

Penyebab Akibat hipertensi


tekanan darah yang tidak diobati

 Stroke
1. Gaya hidup tidak sehat.  Jantung
 Konsumsi garam  Gagal ginjal
berlebih.  Cedera
Tanda dan gejala
 Merokok.  Kematian
 Sakit kepala  Minum-minuman
 Mudah marah beralkohol. Cara mencegah
 Telinga berdengung  Kurang olahraga. hipertensi
 Mata terasa berat/pandangan 2. Kegemukan.
 Menurunkan berat badan HIPERTENSI KESEHATAN DELI HUSADA
 Hindari stress. DELITUA T.A 2020/2021
 Hindari rokok, alcohol, kopi
 Olahraga teratur.
 Mengurangi asupan garam,
lemak, kolestrol.
 Banyak makan sayur dan buah.
 Minum obat teratur.
 Control setiap bulan.

Disusun Oleh

1. AYU ANSARI SARAGIH


2. ADE ARDIANINGSIH
3. ELVIANISA ANGGRENI
4. HARTATI DAELI
5. KHOSIAH HAIRANI HASIBUAN
6. FLORIDA JUWITA GINTING
7. MAZDALIFAH RITONGA

8. SHYNTA ARMENIA SEMBIRING

9. TAMARALINA KARONA

10. TRI RAHMA DINA HARAHAP

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


PROGRAM SARJANA INSTITUT
Lampiran 3

DOKUMENTASI

FOTO SAAT PENYULUHAN

Anda mungkin juga menyukai