Anda di halaman 1dari 64

LAPORANHASILPRAKTEK PROFESI NERS ANGKATAN XIV

STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI DUSUN I DESA MONGOLATO
KABUPATEN GORONTALO

07NOVEMBER2022 – 05DESEMBER2022

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

NUR AZMI S. SULEMAN, S.Kep


NUR IMAN ISMAIL, S.Kep
RISKAWATI ABUNA, S.Kep
ROSALINDA PAKAYA, S.Kep
CICI R. MOKOAGOW, S.Kep

DEPARTEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS


PROGRAMSTUDIPROFESINERS
FAKULTAS ILMUKESEHATAN
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH
GORONTALO2022
NAMAKELOMPOK:

1. NUR AZMI S. SULEMAN, S.Kep

2. NUR IMAN ISMAIL, S.Kep

3. RISKAWATI ABUNA, S.Kep

4. ROSALINDA PAKAYA, S.Kep

5. CICI R. MOKOAGOW, S.Kep


LEMBARPENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Kuliah Kerja Profesi Keperawatan Komunitas


diDusunIDesaMongolato KabupatenGorontalo

07 November2022– 05Desember2022

DisusunOleh:
Mahasiswa Profesi Ners Angkatan XIV

Kelompok I

DISETUJUIOLEH

PreseptorAkademik KoordinatorStase

Ns. Andi Nuraina Sudirman, M.Kes.,M.Kep Ns.RonaFebriyona,M.Kep

MENGETAHUI

KetuaProgramStudiProfesiNers
Ns.AndiAkifaSudirman,M.Kep
KATAPENGANTAR

Puji syukur Allah AWT, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya


sehinggakamidapatmenyelesaikanlaporankegiatanStase KomunitasKeperawatan ini.

LaporanKegiatanStaseKeperawatanKomunitasinidibuatuntukmemenuhi salah
satu syarat dalam mengikuti Program Studi Profesi Ners FakultasIlmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo. Kami menyadari bahwalaporan ini dapat
selesai karena bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak,
olehkarenaitupadakesempatanini,kamimenyampaikanterimakasihdanpenghargaanya
ngsetinggi-tingginyakepadayangterhormat:
1. Prof.Dr.H.AbdKadimMasaong.,M.PdselakuRektorUniversitasMuhammadiyah
Gorontalo
2. Dr.SalahudinPakaya,S.Ag.M.H,selakuDekanFakultasIlmuKesehatanUniversit
as MuhammadiyahGorontalo
3. Ns. Fadli Syamsuddin, M.Kep., Sp.Kep.MB, selaku Wakil Dekan
FakultasIlmuKesehatan
4. Ns. Andi Akifa Sudirman, M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi
NersdanselakuSuvervisiStase KeperawatanKomunitasDan Keluarga
5. Ns.RonaFebriyona,M.KepselakuKoordinatorStaseKeperawatanKomunitasDan
Keluarga
6. Ns.NurUyuunI.Biahimo,M.KepselakuPreseptorAkademikStaseKeperawatanK
omunitas DanKeluarga
7. KepalaDesadanKepalaDusunyangbersediabekerjasamadenganmahasiswaProse
siNersUniversitasMuhammadiyahGorontalodalammelaksanakanPraktikKeper
awatanKomunitas
8. Kader-Kader Dusun 1 Desa Mongolato yang telah membantu selama
prosespraktikKeperawatanKomunitas
9. Ketua-ketuaDasawismaDusun1DesaMongolatoyangtelahmembantuselama
prosespraktikKeperawatanKomunitas
10. Kepada teman-teman Ners XIV dan terkhusus Kelompok V Dusun 1
DesaMongolatoyangtelahbanyakmembantu dalampenyusunan laporanini.

Kamimenyadaribahwadalampenyusunanlaporaninimasihjauhdarikesempurnaa
n. Oleh karena itu dengan kerendahan hati kami bersedia
menerimakritikdansaranyangsifatnyamembangunsebagaipenyempurnaanlaporanini.

Gorontalo, November 2022

Kelompok I
DAFTARISI

COVER................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................
LEMBARPERSETUJUAN..............................................................
KATA PENGANTAR......................................................................
DAFTARISI......................................................................................
DAFTARTABEL .............................................................................
DAFTAR GAMBAR..........................................................................
DAFTARLAMPIRAN......................................................................

BABIPENDAHULUAN...................................................................
1.1 LatarBelakang.............................................................................
1.2 Tujuan ..........................................................................................
1.3 Manfaat..................................................................................................
BABIITINJAUANTEORITIS.......................................................
2.1 KonsepKeperawatanKomunitas ...............................................
2.2 KonsepAsuhanKeperawatanKomunitas ....................................
BABIIIAPLIKASIASUHANKEPERAWATAN .........................
3.1 Persiapan ......................................................................................
3.2 Pelaksanaan .................................................................................
3.3 HasilTabulasiData....................................................................
3.4 AnalisaData................................................................................
3.5 PlanningOfAction .....................................................................
BABIVPENUTUP............................................................................
DAFTARPUSTAKA..........................................................................
DAFTARTABEL

1. HasilTabulasiData …………………………………..………….………..

2. AnalisaData ………………………………………………..……….…….

3. PlanningOfAction………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan
upayabangsaIndonesiauntukmeningkatkankemampuannyamencapaiderajatkesehatan
yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti
yangdimaksudUndang-UndangDasar1945.
Arahkebijakanpembangunandi Indonesiatelahmengalami pergeseranmenuju
paradigma sehat. Paradigma sehat merupakan upaya kesehatan yang
lebihmengutamakan tindakan promotif, preventif dan tidak mengesampingkan
upayakuratif dan rehabilitatif. Paradigma sehat adalah suatu kebijakan
pembangunankesehatan dalamrangkamencapai visi Indonesia sehatdimana
diproyeksikantentangkeadaanmasyarakatmayoritashidupdalamlingkunganyangsehat,
berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkaupelayanan
kesehatanyangbermutu, adildanmeratasertaberadapadaderajatkesehatanyangoptimal.
Keperawatan adalah salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan
diIndonesia,memilikikonstribusiyangnyatadalampembangunankesehatanterutamadal
ammendukungkebijakanpemerintahmelaluiparadigmasehatmenujuvisiIndonesiaseha
t.Perawatankesehatanmasyarakat/
komunitasmerupakanperpaduanantarapraktekkeperawatandanpraktekkesehatanmasy
arakatyangdilakukanuntukmenunjangdanmemulihkankesehatanpopulasi. Kegiatan
praktek ini dilakukan secara menyeluruh dan tidak
terbataspadasekelompokumurdandiagnosatertentusertadilaksankansecaraberkelanjut
an.
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, berbagai
upayakesehatantelahdiselengarakan.Salahsatubentukupayakesehatantersebutadalah
pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan Rumah sakit sebagai tempatrujukan.
Peningkatanperansertamasyarakatbertujuanuntukmeningkatkandukunganmasy
arakatsecaraaktifdandinamisdalamberbagaiupayakesehatanmayarakatdan
mendorong kearah kemaandirian dalam memecahkan
kesehatandenganpenuhtanggungjawab.
Dalamrangkaturutsertamendukungkebijakanpemerintahtentangkesehatanterse
butmakaProgramProfesiNersUniversitasMuhammadiyahGorontalo sebagai salah
satu institusi pendidikan kesehatan memiliki
tanggungjawabdalamrangkamempersiapkantenagakesehatan/keperawatanyangberku
alitasdimasadepanmelaluipraktikkeperawatankomunitas.KegiatanmerupakanTriDar
ma PerguruanTinggiyaitubidangpengabdian masyarakat.
Praktikkeperawatankomunitasjugamerupakansuatubentukpengembangan dari
praktik klinik keperawatan bagi mahaiswa yang diarahkanpada
pengalamannyatapenerapanPrimaryHealthCare.
Dipilihnya Desa Mongolato sebagai tempat keperawatan komunitas
karenamerupakansalahsatubentukaplikatifmataajaranAsuhanKeperawatanKomunita
s padaProgram Profesi Ners UniversitasMuhammadiyah Gorontalodisamping itu
pula untuk melihat secara nyata pola perilaku kebiasaan hidup
sehatpadamasyarakat,dengantujuanuntukmerubahperilakudanmeningkatkanpengeta
huan tentangpola hidupsehatdari tidak tahumenjadi
tahu,danjugamemberikanpengetahuankepadamasyarakatdalambentukpenyuluhan-
penyuluhanataumempraktikkansecaralangsungbagaimanacaramengatasipenyakityan
gberhubungandengankesehatanlingkunganyangtidaksehat,penyakitinfeksiyangdapat
membahayakankesehatanmasyarakatsendiri.

1.2 Tujuan
1.2.1 TujuanUmum
Adapun tujuan penulisan laporan iniagarmahasiswa mampu
memberikanasuhan keperawatan komunitas dan keluarga sesuai konsep dan
teori keperawatankomunitas.
1.2.2TujuanKhusus
DalamprogramProfesiNersStase
komunitasdiharapkanmahasiswamampu:

1. Mengidentifikasidatayangdiperlukan
2. Mengumpulkandatadenganmenggunkanmetode/strategiyangsesuai
3. Menganalisadata yangdiperlukan
4. Menentukanmasalahkesehatan dan masalahkeperawatan
5. Menetapkanprioritaskebutuhankesehatandanmasalahkeperawatanberdas
arkankriteriatertentu
6. Melaksanakanrencanakeperawatan
7. Melakukanevaluasikeperawatan.

1.3 SistematikaPenulisan
Sistematikapenulisandalampenyusunanlaporanpraktekkeperawatan
komunitasiniadalahsebagaiberikut:
BAB I PENDAHULUAN
BABII TINJAUANTEORI
BABIII APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
BABIV KESIMPULAN DANSARAN
DAFTARPUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


2.1.1 Definisi Keperawatan Komunitas
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok
lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain
sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya.
(Mubarak, 2006)
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu
mandiri dalam upaya kesehatan. (Mubarak, 2006)
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan. (Wahyudi, 2010)
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas
Tujuan dan fungsi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
1. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya
sebagai berikut :

1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap


individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).
2. Fungsi Keperawatan Komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat
proses penyembuhan. (Mubarak, 2006)
2.1.3 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

1. Proses kelompok (group process)


Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang
dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.Begitu juga dengan masalah
kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit
yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi
upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan
mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka
telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui
proses kelompok.

2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)


Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari
dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri.Sedangkan tujuan
dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23
Tahun 1992 maupun WHO yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental
dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.

3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas
melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat
akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

2.1.4 Pusat Kesehatan Komunitas


Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan sebagai
berikut :

1. Sekolah atau Kampus


Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan
pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan
seks.Selain itu perawata yang bekerja di sekolah dapat memberikan
perawatan untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus
kedaruratan misalnya penyakit influensa, batu dll.Perawat juga dapat
memberikan rujukan pada peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan
perawatan kesehatan yang lebih spesifik.

2. Lingkungan kesehatan kerja


Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi
pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan
keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawatan menjalankan
program yang bertujuan untuk:
1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi
jumlah kejadian kecelakaan kerja
2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
dan pendidikan kesehatan.
5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan. (Mubarak, 2006)
3. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang
dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas
juga dapat memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya:
perawata melakukan kunjungan rumah, hospice care, home care dll.
Perawat yang bekerja di rumah harus memiliki kemampuan mendidik,
fleksibel, berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki
kemampuan klinik yang kompeten.
4. Lingkungan kesehatan kerja lain
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja
dan memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang
perawat dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawata
lain, bekerja di bidang pendididkan, penelitian, di wilayah binaan,
puskesmas dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan tempat
kerjanya, perawat ditantang untuk memberikan perawatan yang
berkualitas. (Mubarak, 2006)
2.1.5 Bentuk-Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat
Bentuk-bentuk pendekatan dan partisipasi masyarakat yaitu sebagai berikut :
1. Posyandu
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu.
Secara sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan Kesehatan.
Selain itu posyandu juga dapat diartikan sebagai wahana kegiatan
keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat kelurahan atau desa, yang
melakukan kegiatan-kegiatan seperti:
a. Kesehatan ibu dan anak
b. KB
c. Imunisasi
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan diare
f. Sanitasi dasar
g. Penyediaan obat esensial, (Zulkifli, 2003).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini
bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi
masyarakat karena di posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah
pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama. Posyandu
dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di
masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah
mengadakan revitalisasi posyandu.Revitalisasi posyandu merupakan
upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis
ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan
anak.Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan
status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan
kader, manajemen dan fungsi posyandu. (Zulkifli, 2003)
Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu adalah untuk :

a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak


b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
c. Mempercepat penerimaan NKKBS
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang peningkatan
kemampuan hidup sehat
e. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada penduduk
berdasarkan letak geografi
f. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka
alih teknologi untuk swakelola usaha kesehatan masyarakat.
MenurutNasru effendi (2000), untuk menjalankan kegiatan
Posyandu dilakukan dengan system 5 meja, yaitu:

1) Meja I
a. Pendaftaran
b. Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS
(Pasangan Usia Subur)
2) Meja II
Penimbangan Balita dan ibu hamil

3) Meja III
Pengisian KMS

4) Meja IV
a. Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko
tinggi, PUS yang belum mengikuti KB
b. Penyuluhan kesehatan
c. Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan,
Kondom
5) Meja V
a. Pemberian iminisasi
b. Pemeriksaan Kehamilan
c. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
d. Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
Kesehatan ibu dan anak :
a. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
b. Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan
Februarii dan Agustus)
c. PMT
d. Imunisasi.
e. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan
balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan.
Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS
setiap bulan.
h. Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
i. Pemberian Oralit dan pengobatan.
j. Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV
dengan materi dasar dari KMS baita dan ibu hamil. Keberhasilan
Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.
Menurut Nasrul effendi (2000), untuk meja I sampai meja IV
dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan
oleh petugas kesehatan seperti dokter, bidan, perawat, juru
imunisasi.Tetapi dilapangan yang kita temukan dari meja 1 sampai
meja 5 dilakukan oleh semua perawat puskesmas, hanya di beberapa
posyandu yang kader kesehatannya berperan aktif.Pendidikan dan
pelatihan kader selama ini hanya sebatas wacana saja di
masyarakat.Kader seharusnya lebih aktif berpatisipasi dalam kegiatan
Posyandu.Keadaan seperti ini masih perlu perhatian khusus untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2.1.6 Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas


Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang
bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati
kenyataan dari konsep.Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari
sebuah teori dan konsep praktik. (Riehl & Roy, 1980 dalam Sumijatun, 2006)

Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health


Care System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model
konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada
penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik
yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan
adalah komunitas. (Mubarak & Chayatin, 2009)

Menurut Sumijatun (2006), teori Neuman berpijak pada metaparadigma


keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan.Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait
dengan keperawatan komunitas adalah:
1. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel
yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual
2. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar atau sistem klien
3. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan.
Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.
Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang menunjang
keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis,
aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual.

Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural


dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel,
normal dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu:

1. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social


2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan
baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain)
3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu
secara social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan masyarakat
4. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan
5. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur
6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada
menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam kesehatan,
seseorang yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia tetap berjuang
untuk kesehatan/keselamatan orang lain
7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi
mempunyai harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu
dalam penyembuhan sakit medisnya
8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan
sosial.

2.1.7 Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan Kesehatan


Utama
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan
peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan
peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan perventif dengan
tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehinggadiharapkan
masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam memelihara
kesehatannya. (Mubarak, 2009)
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien
yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari
individu dan masyarakat.Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu
dari Neuman (1972 dalam Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien,
model komunitas sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan
keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan
keperawatan.Model tersebut telah diganti namanya menjadi model komunitas
sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang
menjadi landasannya.
Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
1. Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan memberikan
asuhan keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan pada tingkat
individu dapat dilaksanakan pada rumah atau puskesmas, meliputi
penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut yang tidak mungkin
dilakukan asuhan keperawatan di rumah dan perlu kepuskesmas,
penderita resiko tinggi seperti penderita penyakit demam darah dan
diare.Kemudian individu yang memerlukan pengawasan dan perawatan
berkelanjutan seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.

2. Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan
keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi
diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang
anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis.Hal ini
dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga
yang menyakut kehidupan masyarakat.Dalam pelaksanaannya, keluarga
tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggotanya.

3. Tingkat komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan
dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu
wilayah kerjapuskesmas.Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh
wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya
kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.
Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang
komunitas sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan
komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder dan tertier
melalui proses individu dan kelompok dengan kerja sama lintas sektoral
dan lintas program. Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan
komunitas mencakup kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada
pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu:
1) Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian
penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup
peningkatan derajat kesehatan secara umum dan perlindungan
spesifik.Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan
kesehatan baik pada individu maupun kelompok.Pencegahan primer
juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi individu melawan
agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling
umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu
hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.

2) Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi
penyakit lebih awal dengan mengobati secara tepat.Kegiatan-kegiatan
yang mengurangi faktor resiko diklasifikasikansebagai pencegahan
sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan
puskesmas.

3) Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada
seseorang dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang
mengalami kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai
dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada
penderita patah tulang.

Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan, berikut


ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan pengorganisasian masyarakat
(Mubarak, 2009):

a. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas


Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan
prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Falsafah yang melandasi yang mengacu pada paradigma
keperawatan secar umum dengan empat komponen dasar yaitu manusia,
kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
b. Pengorganisasian masyarakat
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman (1998)
meliputi peran serta masyarakat (localiti developmen), perencanaan sosial
melalui birokrasi pemerintah (social developmant) dan aksi sosial
berdasarkan kejadian saat itu (social action). (Mubarak, 2009)
Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui
tahapan berikut:
1) Tahap persiapan
Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi
prioritas, menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat,
mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
2) Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian
dengan pola yang ada dimasyarakat dengan pembentukan kelompok
kerja kesehatan.
3) Tahap pendidikan dan pelatihan
Melalui kegiatanpertemuan teratur dengan kelompok
masyarakat melalui pengkajian, membuat pelayanan keperawatan
langsung pada individu, keluarga dan masyarakat.
4) Tahap formasi kepemimpinan
Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan
keterampialan yang mengikuti perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan dan pengawasan kegiatan pendidikan kesehatan.
5) Tahap koordinasi
Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan
masyarakat.
6) Tahap akhir
Suverpisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan
pemberian umpan balik dan masing-masing evaluasi untuk
perbaikan untuk kegiatan kelompok kesehatan kerja selanjutnya.
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DESA MONGOLATO DUSUN I KECAMATAN TELAGA
KABUPATEN GORONTALO

3.1 DATA INTI KOMUNITAS


3.1.1 Data Umum Desa Mongolato
1. Geografis
2. Demografi

3.1.2 Sejarah/ Riwayat Daerah Komunitas


3.1.3 Data Demografi
1. Distribusi Data Penduduk Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi %

Bayi (usia 0-1 tahun) 2 1,8%

Balita (usia 2-5 tahun) 5 4,5%

Anak-anak (usia 6-12) 13 11,6%

Remaja awal (usia 13-18 tahun) 10 8,9%

Dewasa awal (usia 19-25 tahun) 13 11,6%

Dewasa akhir (usia 28-44 tahun) 34 30,4%

Lansia awal (usia 60- . 60 tahun) 14 12,5%

Total 112 100%


Dari hasil

Dari hasil pengkajian data penduduk di dapatkan (bayi usia 0-1


tahun) berjumlah 2 orang dengan presentasi 1,8%, balita (usia 2-5 tahun)
berjumlah 5 orang dengan presentasi 4,5%, anak-anak (usia 6-12)
berjumlah 13 orang dengan presentasi 11,6%, remaja awal (usia 13-18
tahun) berjumlah 10 orang dengan presentasi 8,9%, dewasa awal (usia 19-
25 tahun) berjumlah 13 orang dengan presentasi 11,6%, dewasa akhir
(usia 28-44 tahun) berjumlah 334orang dengan presentasi 30,4%, lansia
awal (usia 60- . 60 tahun) berjumlah 14 orang dengan presentasi 12,5%.

2. Distribusi Data Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Frekuensi %

Laki-laki 52 46,4%

Perempuan 60 53,6%.

Total 112 100%

Dari hasil pengakajian data penduduk di dapatkan laki laki


berjumlah 52 orang dengan presentase 46,4% dan perempuan berjumlah
60 orang dengan presentasi 53,6%.

3. Distribusi Data Penduduk Berdasarkan Hubungan Keluarga

Hubungan Keluarga Frekuensi %


Suami 28 25,0%

Istri 36 32,1%

Anak 46 41,1%

Ibu 2 1,8%

Total 112 100%

Berdasarkan hasil pengkajian data penduduk didapatkan suami


berjumlah 28 orang dengan presentase 25,0%, istri berjumlah 36 orang
dengan presentase 32,1%, anak berjumlah 46 orang 41,1%, ibu
berjumlah 2 orang dengan presentase 1,8%.

4. Distribusi Data Penduduk Berdasarkan Suku


Suku Frekuensi %
Gorontalo 108 96,4%
Jawa 4 96,4%
Total 112 100%

Dari hasil pengkajian data penduduk di dapatkan suku Gorontalo


berjumlah 108 orang dengan presentase 96,4% dan suku Jawa berjumlah
4 orang dengan presentase 96,4%

5. Distribusi Data Penduduk Berdasarkan Agama


Agama Frekuensi %
Islam 112 100%
Total 112 100%
Dari hasil pengkajian data penduduk di dapatkan penduduk yang
beragama Islam berjumlah 112 orang dengan presentase 100%.

6. Distribusi Data Penduduk Berdasarkan Pendidikan


Pendidikan Frekuensi %
Belum Sekolah 8 7,1%,
SD 38 33,9%
Tidak Tamat SD 2 1,8%
SMP 12 10,7%
SMA 38 33,9%
S1 10 8,9%
Pasca Sarjana 4 3,6%
Total 112 100%
Dari hasil pengkajian data penduduk di dapatkan yang belum masuk
sekolah berjumlah 8 orang dengan presentase 7,1%, SD berjumlah 38
orang dengan presentase 33,9%, tidak tamat SD berjumlah 2 orang
dengan presentase 1,8%, SMP berjumlah 12 orang dengan presentase
10,7%, SMA berjumlah 38 orang dengan presentase 33,9%, S1 berjumlah
10 orang dengan presentase 8,9%, pasca sarjana 4 orang dengan
presentase 3,6%.

7. Distribusi Data Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


Pekerjaan Frekuensi %
Tidak Bekerja 1 1%
IRT 11 14%
Buruh 14 17%
Petani 26 32%
PNS 7 9%
Polisi 2 2%
Pedagang 3 4%
Wirasuwasta 14 18%
Supir 2 3%
Total 112 100%

Dari hasil data pengkajian di dapatkan Tidak bekerja berjumlah 1


orang dengan presentasi 1%, IRT berjumlah11 orang dengan presentasi
14%, buruh berjumlah 14 orang dengan presentasi 17%, Petani berjumlah
26 orang dengan presentasi 32%, PNS berjumlah 7 orang dengan
presentasi 9%, polisi berjumlah 2 orang dengan presentasi 2%, pedagang
berjumlah 3 orang denngan presentasi 4%, wiraswasta berjumlah 14
orang dengan presentasi 18%, sopir berjumlah 2 orang dengan presentasi
3%.
8. Distribusi Data Penduduk Berdasarkan Kondisi Fisik
Kondisi Fisik Frekuensi %

Sehat 96 85.7%

ISPA 2 1,8%

Rematik 4 3,6%

Hipertensi 5 4,5%

Asam Urat 5 4,5 %

Total 112 100%


Dari hasil data pengkajian di dapatkan kondisi fisik dalam keadaan
sehat berjumlah 96 orang dengan presentasi 85,7%, ISPA berjumlah 2
orang dengan presentasi 1,8%, rematik berjumlah 4 orang dengan
presentasi 3,6%, hipertensi berjumlah 5 orang dengan presentasi 4,5%,
asam urat, koletrol, GDS berjumlah 5 orang dengan presentasi 4,5 %.

9. Distribusi Data Penduduk Berdasarkan Imunisasi

Imunisasi Frekuensi %

Lengkap 109 97,3%,

Tidak Lengkap 3 2,7%

Total 112 100%


Dari hasil data pengkajian didapatkan imunisasi dengan kategori
imunisasi lengkap berjumlah 109 orang dengan presentasi 97,3%,
imunisasi tidak lengkap berjumlah 3 orang dengan presentasi 2,7%.

10. Distribusi Data Penduduk Berdasarkan PUS


PUS Frekuensi %
Aseptor KB 6 5,4%
Bukan Aseptor KB 106 94,6%
Total 112 100%

Dari hasil data pengkajian didapatkan PUS dengan kategori aseptor


KB berjumlah 6 orang dengan presentasi 5,4%, bukan aseptor KB
berjumlah 106 orang dengan presentasi 94,6%.
3.1.4 Data Subsistem Komunitas
1. Distribusi Data Penduduk Berdasarkan Status Gizi Balita

Status Gizi Balita Frekuensi %

Status gizi balita kurang 2 6,2%

Status gizi balita baik 1 3,1%

Tidak ada balita 29 90,6%

Toral 112 100%

Dari hasil pengkajian di dapatkan data status gizi balita kurang


berjumlah 2 orang dengan presentase 6,2 %, status gizi balita baik
berjumlah 1 orang dengan presentase 3,1%,tidak ada balita 29 dengan
presentase90,6%.
2. Distribusi Data Penduduk Berdasarkan Kesehatan Pra
Lansia/Lansia

Kesehatan Pra Lansia / Lansia Frekuensi %

Tidak ada lansia 18 56,2%

Hipertensi 3 9,4%

Stroke 1 3,1%

Asam Urat/Kolestrol/GDS 10 31,2%

Total 112 100%

Dari hasil pengkajian di dapatkan data kesehatan pra lansia/lansia di


dapatkan yang menderita hipertensi berjumlah 3orang dengan prsentase
9,4%, Stroke berjumlah 1 orang dengan presentase 3,1%, Asam
Urat/Kolestrol,GDS berjumlah 10 orang dengan presentase 31,2%, tidak
ada lansia berjumlah 18 orang dengan presentase 56,2%.

3. Distribusi Data Penduduk Berdasarkan Lingkungan ( Tempat


Pembuangan Sampah)

Tempat Pembuangan Sampah Frekuensi %

Tempat sampah umum 5 15,6%

Sembarangan tempat 1 3,1%

Diangkut petugas 1 3,1%

Di Bakar 25 78,1%

Total 32 100%
Dari hasil pengkajian di dapatkan data yang yuang sampah ditempat
sampah umum berjumlah 5 KK dengan presentase 15,6%, disembarangan
tempat berjumlah 1 KK dengan presentase 3,1%, diangkut petugas
berjumlah 1 KK dengan presentase 3,1%, dan dibakar berjumlah 25 KK
dengan prsentase 78,1%.

4. Distribusi Data Penduduk Berdasarkan Lingkungan


(PemanfaatanPekarangan)

Tempat Pembuangan Sampah Frekuensi %

Sayuran/Buah-Buahan 2 6,2%

Tanaman Hias/Bunga 14 43,8%

Tidak ditanami 16 50,0%

Total 32 100%
Dari hasil pengkajian di dapatkan data pemanfaatan pekarangan
ditanami sayuran/ buah-buahan berjumlah 2 orang dengan presentase
6,2%, pemanfaatan pekarangan di tanami bunga berjumlah 14 orang
dengan presentase 43,8%, pemanfaatan pekarangan yang tidak digitanami
berjumlah 16 orang dengan presentase 50,0
3.2 HASIL ANALISA DATA
No Identifikasi Masalah Diagnosa Rencana Intervensi
Kesehatan Keperawatan
Komunitas
1. Data Subjektif : Kurangnnya Kesiapan 1. Mengadakan penyuluhan
 Dari hasil wawancara Pengetahuan peningkatan
kesehatan tentang stunting di
Masyarakat mengatakan tentang stunting manajemen
belum mengetahui apa itu Kategori : dusun I
stunting dan penyebab Perilaku
2. Melakukan skrining stunting
stunting Subkategori :
Data Objektif : Penyuluhan dan 3. Pembuatan liflet stunting
 Dari Hasil observasi di Pembelajaran.
dapatkan bahwa sebagian
masyarakat belum
mengetahui apa itu stunting
dan penyebab stunting
2 Data Subjektif : Kurangnya Kesiapan 1. Melakukan pemeriksaan kesehatan
 Dari hasil pengkajian dengan pengetahuan peningkatan gratis
masyarakat didapatkan hasil tentang mengenali manajemen 2. Serta pemberian edukasi kesehatan
bahwa masyarakat yang ada di penyakit Kategori :
Dusun I Desa Mongolato terkait penyakit yang diderita
hipertensi, Perilaku
mengatakan jarang mengikuti
kolestrol, asam Subkategori : masyarakat
pemeriksaan kesehatan di
poslansia. urat Penyuluhan dan
 Dari data di dapatkan hasil data Pembelajaran.
kesehatan pra lansia/lansia di
dapatkan yang menderita
hipertensi berjumlah 3orang
dengan prsentase 9,4%, Stroke
berjumlah 1 orang dengan
presentase 3,1%, Asam
Urat/Kolestrol,GDS berjumlah
10 orang dengan presentase
31,2%, tidak ada lansia
berjumlah 18 orang dengan
presentase 56,2%.

Data Objektif :
Masyarakat di dusun I desa
mongolato dalam upaya yang
dilakukan jika lansia sakit yaitu pergi
berobat ke puskesmas
3 Data Subjektif : Kuranngnya Kesiapan 1. pembuatan apotik hidup
 Hasil pengkajian dengan pemanfaatan peningkatan 2. Edukasi atau penyuluhan terkait
masyarakat didapatkan pekarangan manajemen
pemanfaatan tanaman herbal.
hasil keadaan kondisi penanaman Kategori :
lingkungan fisik dalam tanaman apotik Perilaku
pemanfaatan pekarangan hidup, bibit buah Subkategori :
kebanyakan di tanami Penyuluhan dan
tanaman hias / bunga, Pembelajaran.
dan yang lain tidak ada
pemanfaatan
pekarangan/tidak ada
tanaman yang di tanam.

 Dari hasil pengkajian di


dapatkan data
pemanfaatan pekarangan
ditanami sayuran/ buah-
buahan berjumlah 2 orang
dengan presentase 6,2%,
pemanfaatan pekarangan
di tanami bunga
berjumlah 14 orang
dengan presentase 43,8%,
pemanfaatan pekarangan
yang tidak digitanami
berjumlah 16 orang
dengan presentase 50,0
Data Objektif :
 Masyarakat di dusun I
desa mongolato
kebanyakan
memanfaatkan
pekarangan dengan
menanam tanaman hias/
bunga
4 Data Subjektif : Pengelohan Manajemen 1. Mengadakan penyuluhan kesehatan
 Hasil pengkajian dengan sampah kesehatan tidak tentang hidup bersih dan lingkungan
masyarakat didapatkan masyarakat di efektif bebas dari sampah
masyarakat dusun I kurang dusun I masih Kategori : 2. Membuat kerajinan tangan dari
memanfaatkan / mendaur dibakar dan perilaku pengelolaan sampah oleh masyarakat
kembali sampah kering dicampur Subkategori :
penyuluhan dan
Data Objektif : pembelajaran
Masyarakat di dusun I desa
mongolato kebanyakan sampah
kering di buang dan dibakar.
5 Data Subjektif : Pentingnya Manajemen 1. Membuat poster Triase manajemen
 Dari hasil wawancara dengan pemberdayaan kesehatan tidak UKS dan peningkatan kualitas usaha
pihak sekolah bahwa UKS dan pengelolaan efektif kesehatan melalui penyegaran kader
sekolah dasar 3 telaga kurang UKS Kategori : UKS
difasilitasi perilaku 2. Melakukan penyuluhan di SDN 3
Data Objektif : Subkategori : TELAGA terkait sekolahku sehat
 Dari Hasil observasi di penyuluhan dan prestasiku meningkat
dapatkan bahwa pihak pembelajaran
sekolah kurangnya kader UKS
6 Data Subjektif : Pentingnya 1. Melakukan penyegaran melalui media
 Dari hasil wawancara dengan pengetahuan penyuluhan tentang tupoksi karang
pihak karang taruna bahwa tentang fungsi dan taruna di area sekarang
karang taruna belum tugas karang
mengetahui fungsi dan tugas taruna
tiap bidang
Data Objektif :
 Dari Hasil observasi bahwa
karang taruna belum
memiliki program yang
bermanfaat bagi masyarakat
desa mongolato

3.3 POA (Planning Of Action) Desa Mongolato Dusun 1 Dasawisma 1.7 Sampai 1.9
NO MASALAH TUJUAN RENCANA KEGIATAN SASARAN WAKTU TEMPAT PJ

1. Memberikan
penyuluhan
Meningkatkan kesehatan tentang
Kurangnya
pengetahuan pesta (pencegahan Masyarakat
1. pengetahuan 11-11-2022 DUSUN I Nur Iman Ismail
masyarakat tentang stanting) Dusun 1
tentang stanting
stanting
2. Melakukan skring
stanting

2. Kurangnya Meningkatkan 1. Memberikan Masyarakat Minggu Ke DUSUN I Riskawati Abuna


pengetahuan pengetahuan penyuluhan Dusun 1 II
mengenali masyarakat terkait kesehatan terkait
penyakit penyakit Hipertensi, (Pencegahan
Hipertensi, Kolestrol, Gout Hipertensi).
Kolestrol, Gout Arthtritis
2. pemeriksaan
Arthtritis
kesehatan gratis
hikola (hipertensi,
kolesterol, asam
urat)

Kurangya 1. Membuat apotik


Untuk memanfaatkan
pemanfaatan hidup dipekarangan    
pekarangan dengan
pekarangan warga Masyarakat Minggu Ke Rosalinda
3. dengan menanam tanaman obat–obatan DUSUN 1
(apotik hidup) Dusun I Il Pakaya
tanaman jenis 2. Pembagian dan
penanaman bibit  
apotik hidup,  
 
bibit buah pohon Buah.

4. Pengolahan Untuk meningkatkan 1. Mengadakan   Minggu Ke DUSUN I Cici R


sampah kerajinan masyarakat penyuluhan Il Mokoagow
Masyarakat
masyarakat di untuk mendaur ulang Kesehatan tentang
Dusun I
dusun 1 masih sampah menjadi hidup bersih dan
dibakar dan kerajinan tangan lingkungan bebas  
tercampur dari sampah

2. Membuat kerajinan
tangan dari
pengelolaan
sampah oleh
masyarakat

1. Membuat poster
Triase manajemen
UKS dan
peningkataan
kualitas usaha
Kesehatan sekolah
Pentingnya  
Untuk meningkatkan melalui penyegaran
pemberdayaan Minggu Ke
5. pengetahuan kader UKS Guru Dan Siswa SDN 3
dan pengelolaan Il Nur Azmi S.
pemanfaatan UKS
UKS Suleman
2. Melakukan
penyuluhan di
SDN 3 Telaga
terkait sekolahku
sehat perstasiku
meningkat
Untuk meningkatkan
Pentingya pengetahuan karang
Melakukan penyegaran
pengetahuan taruna yang berada di
melalui media puyuluhan Anggota Karang
6. tentang fungsi desa mongolato dapat Minggu II Desa mongolato Nur iman ismail
tentang tupoksi karang Taruna
dan tugas karang bergerak di
taruna di era sekarang.
taruna bidangnya masing
masing
3.4 Perencanaan
1. Diagnosa keperawatan I :
Kesiapan peningkatan manajemen
a. Dari hasil yang di dapatkan masih banyak masyarakat desa mongolato di
dusun 1 yang belum tahu apa itu stunting dan penyebab dari stunting
b. Masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penyebab dari stunting

Tujuan Jangka Panjang

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu di harapkan :

a. Meningkatnya pengetahuan masyarakat di desa mongolato dusun 1


dengan mengetahui apa itu stunting dan penyebab dari stunting

Tujuan Jangka Pendek

Setelah dilakukan intervensi selama dua minggu diharapkan :


a. Mengetahui tentang apa itu stunting dan penyebab dari stunting

Intervensi
1. Mengadakan penyuluhan kesehatan tentang stunting di dusun I
2. Melakukan skrining stunting
3. Pembuatan liflet stunting
2. Diagnosa Keperawatan II
Kesiapan Peningkatan Manajemen
a. Terdapat beberapa masyarakat memiliki atau menderita penyakit
kolestrol, hipertensi, dan asam urat
b. Terdapat masyarakat yang belum mengetahui penyakitnya dan tidak ikut
pemeriksaan kesehatan HIKOLA di prolansia alasanya malas antri dan
kurangnya stik pemeriksaan
Tujuan Jangka Panjang

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan :

a. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan


kesehatan
Tujuan Jangka Pendek

Setelah dilakukan intervensi selama 2 minggu di harapkan :

a. Mengontrol dan meningkatkan status kesehatan masyarakat


Intervensi

a. Pemeriksaan kesehatan gratis dan memberikan edukasi tentang penyakit


b. Melakukan SALAM HIKOLA (pemeriksaan hipertensi, kolesterol, asam
urat) door to door dan Melakukan Edukasi HIKOLA
3. Diagnosa Keperawatan III :
Kesiapan Peningkatan Manajemen
a. Dari hasil yang didapatkan masih banyak masyarakat yang tidak
memanfaatkan pekarangan dengan menanam tanaman obat keluarga.
b. Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan.
Tujuan Jangka Panjang

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu di harapkan :

a. Meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan pekarangan


dengan menanam tanaman obat keluarga
Tujuan Jangka Pendek

Setelah dilakukan intervensi selama 2 minggu diharapkan ;

a. Mengetahui tentang cara meningkatkan kesehatan dengan membuat


tanaman obat keluarga yang baik manfaatnya untuk kesehatan
Intervensi

1. Membuat apotik hidup dan dapur hidup


2. Membuat daftar tanaman beserta manfaatnya
3. Kolaborasi dengan pihak desa dalam mengelola apotek dan dapur hidup

4. Diagnosa Keperawatan IV :
Manajemen kesehtan tidakk efektif
a. Dari hasil yang di dapatkan masyarakat desa mongolato dusun 1 kurang
memanfaatkan sampah atau mendaur kembali sampah disekitarnya
Tujuan Jangka Panjang

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu di harapkan :

a. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan sampah


sampah yang ada di sekitar untuk di daur kembali menjadi yang
bermafaaat
Tujuan Jangka Pendek

Setelah dilakukan intervensi selama 2 minggu diharapkan :

a. Masyarakat mampu mengetahui manfaaat tentang sampah yang di daur


kembali
Intervensi
1. Mengadakan penyuluhan kesehatan tentang hidup bersih dan lingkungan
bebas dari sampah
2. Membuat kerajinan tangan dari penngelolaan sampah oleh masyarakat
5. Diagnosa Keperawatan V :
Manjemen Kesehatan Tindak Efektif
a. Dari hasil yang di dapatkan dari pihak sekolah bahwa UKS Sekolah
Dasar 3 Telaga kurang difasilitasi
b. Dari hasil yang di dapatkan dari pihak sekolah bahwa UKS Sekolah
Dasar 3 Telaga kurangnya kader UKS
Tujuan Jangka Panjang

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu di harapkan :

a. Meningkatnya kesadaran pihak sekolah terhadap fasilitas UKS


Tujuan Jangka Pendek

Setelah dilakukan intervensi selama 2 minggu diharapkan :

b. Pihak sekolah mampu mengetahui tentang pentingnya UKS di sekolah


Intervensi
1. Mengadakan penyuluhan kesehatan tentang sekolahku sehat prestasiku
meningkat
2. Membuat poster triase manajemen UKS dan penningkatan kwalitas
usaha kesehatan melalui penyegaran kader UKS
3.5 Saran/Rencana Tidak Lanjut
No Program Yang Sudah Dijalankan Rencana Tindak Lanjut
1. • Memberikan penyuluhan kesehatan Untuk pihak pihak-pihak terkait
tentang pesta (Pencegahan Stunting) khususnya puskesmas telaga agar
• Melakukan skrining stunting dapat menindaklanjuti untuk
melakukan penyuluhan
pencegahan stunting. Untuk ketua-
ketua dasawisma dan kader-kader
agar mensosialisasikan kepada
masyarakat untuk dapat
mengetahui tanda dan gejala dari
stunting, cara pencegahan stunting
dan skirining stunting
2. • Memberikan penyuluhan Diharapkan kepada apaarat desa
kesehatan terkait (Hipertensi, dan pihak petugas kesehatan
Kolestrol, Asam Urat) puskemas telaga untuk melakukan
• Pemeriksaan kesehatan gratis penyuluhan terkait HIKOLA serta
(HIKOLA) Hipertensi, Kolestrol, mengadakan pemeriksaan
Asam Urat HIKOLA guna untuk memantau
kesehatan warga setiap dusun di
desa mongolato
3.  Membuat apotik hidup di Untuk pihak pihak khusunya ketua
pekarangan warga dasawisma serta warga desa untuk
 Pembagian dan penanaman bibit tetap merawat, menyirami apotik
pohon buah hidup, bibit buah agar kedepannya
bisa berguna bgi seluruh warga
4. • Mengadakan penyuluhan kesehatan Untuk pihak-pihak khususnya
tentang hidup bersih dan lingkungan dasawisma dapat menggerakan
bebas dari sampah atau mewujudkan warga dusun 1
• Membuat kerajinan tangan dan agar lebih memanfaatkan sampah
pengelolaan sampah oleh masyarakat kering dan mendaur ulang sampah
menjadi kerajinan tangan yang
bernilai jual atau bermanfaat
5. • Membuat poster TRIASE Kepada pihak sekolah untuk
manajemen UKS dan peningkatan memperhatikan lingkungan
kwalitas usaha kesehatan sekolah sekolah, kebiasaan siswa sebelum
dan sesudah makan serta
melalui penyegaran kader UKS menerapkan kantin sehat di
• Melakukan penyuluhn di SDN 3 skeolah SDN 3 Telaga, serta pihak
Telaga terkait sekolahku sehat sekolah harus bekerja sama dengan
prestasiku meningkat puskemas untuk melakukan
penyuluhan PHBS secara
berkelanjutan
• Melakukan penyegaran melalui Diharapkan pihak pihak aparat
media penyuluhan tentang tupoksi desa untuk selalu melakukan
karang taruna di era sekarang srkrining kepada karang taruna
agar mengetahui fungsi dan tugas
tiap bidang serta memiliki
nprogram yang bermanfaat bagi
masyarakat desa mongolato
BAB IV
4.1 KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Konsep keprawatan komunitas yang professional mengacu pada ilmu dan


kiat keperawatan yang diajukan pada masyarakat terutama kelompok resiko
tinggi. Peran serta aktif masyarakat sangat mempengaruhi proses asuhaan
keperawatan di masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang dilakukan sangat
tergantung pada respon positif dari masyarakat terutama dalam memberikan
yang valid dan akurat.

Melalui kelompok kader kesehatan serta melibatkan pihak terkait baik


pemerintah setempat, tokoh masyarakat, agama dapat diperoleh data yang sangat
mendukung proses pemberian asuhan keperawatan langsung pada masyarakat.

Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan


pada proses keperawatan diklinik keperawatan yang meliputi : pengakjian,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pembahasan ini pun mengacu pada
analisis SWOT ( Strenghth, Weakness, Opportunity, dan Threat)

Dalam pembahasan ini akan dijelaskan secara analisis SWOT berdasarkan


pada jenis masalah kperawatan yang ada :

A. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan


Analisis SWOT

1. Kekuatan
Kekuatan dalam masalah ini adalah minat masyarakat untuk
memanfaatkan tanaman obat keluarga/herbal (TOGA), di mana ada
dukungan dari pemerintah setempat, tokoh masyarakat dalam
pembuatan tanaman obat keluarga.herbal (TOGA)
2. Kelemahan
Kelemahan dari masalah ini adalah kurangnya peran aktif masyarakat
dalam mengelola dan merawat tanaman obat keluarga/herbal (TOGA)
3. Kesempatan
Kesempatan yang dapat di peroleh yaitu adanya beberapa program
pemerintah tentang pemanfaatan tanaman obat keluarga/herbal
(TOGA) untuk kesehatan
4. Ancaman
Ancaman yang terdapat dalam masalah ini adalah tidak adanya tindak
lanjut dari masyarakat karena kegiatan tersebut membutuhkan kerja
sama dan koordinasi dari pemerintah setempat
B. Manajemen kesehatan tidak efektif
1. Kekuatan
2. Kelemahan
3. Kesempatan
4. Ancaman
C. Kesiapan peningkatan pengetahuan
1. Kekuatan
2. Kelemahan
3. Kesempatan
4. Ancaman
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas sebagai salah satu penerapan dari
praktik keperawatan dan praktik kesehatan komunitas bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Sifat asuhan yang
diberikan adalah umum dan menyeluruh melalui kerja sama dan peran serta
masyarakat, sedangkan fokus keperawatan individu, kelompok, keluarga
menekankan pada pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
tidak mengabaikan aspek kuatif dan rehabilitative.
Praktik lapangan asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan oleh
Mahasiswa Pofesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Gorontalo di Dusun 1 Desa Mongolato, kecamatan telaga, Kabupaten
Gorontalo, menggunakan peran serta masyarakat melalui strategi pembinaan
wilayah dan keluarga binaan berdasarkan keluarga yang berisiko tinggi dan
rawan dalam kesehatan. Pemilihan dilakukan mahasiswa pada saat
pengkajian.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa bekerja sama dengan masyarakat
melakukan pengakajian, menetapakan masalah, menetukan prioritas, membuat
perencanaan, melaksanakan kegiatan dan evaluasi. Adapun masalah kesehatan
yang ditemukan di Dusun 1 desa wisma 1.1-1.2Desa Mongolato : kurangnya
pemanfaatan pekarangan dengan menanam tanaman obat keluarga, kurangnya
kesadaran masyarakat tentang pengolahan sampah, kurangnya pengetahuan
dan kesadaran remaja dan masyarakat tentang bahaya narkoba, kurangnya
pemahaman masyarakat tentang penyakit hipertensi, asam urat, kolestrol,
GDS. Selain itu ditemukan kurangnya masyarakat yang memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kesehatannya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat untuk
mengatasi masalah tersebut antara lain : melakukan pembuatan tanaman obat
keluarga (TOGA), melakukan penyuluhan, dan pemeriksaan kesehatan pada
masyarakat.
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan tersebut di atas di dapatkan
hasil antara lain : meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang masalah-
masalah yang ada di lingkungan tersebut melalui kegiatan penyuluhan,
pemeriksaan kesehatan, dan pembuatan tanaman obat keluarga (TOGA),
perencanaan kegiatan terlaksana sesuai dengan waktu yang di tentukan.
Keberhasilan yang dicapai merupakan tanda adanya penigkatan peran
serta masyarakat melalui kelompok kerja kesehatan, tokoh masyarakat, dan
pemerintah setempat. Dan secara umum adalah, karena adanya dukungan
penuh dari masyarakat di Dusun 1 Desa Mongolatokecamatan
telagaKabupaten gorontalo
5.2 Saran
Setelah seluruh kegiatan asuhan keperawatan komunitas telah
dilaksanakan, maka dengan ini kami mengajukan beberapa saran sebagai
berikut:

1. Kerja sama yang baik dari pihak Puskesmas telaga dengan aparat Desa
Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo perlu dipertahakan
2. Kerja sama antar kader kesehatan dan instansi terkait agar tetap di
pertahankan dan dikembangkan sehingga program yang telah di tetapkan
dapat dilaksanakan dengan baik
3. Puskesmas dan aparat Desa Mongolato sebaiknya memberikan pembinaan
yang berkesinambungan kepada kader kesehatan agar termotivasi untuk
melaksanakan program-program kesehatan
4. Kerja sama antar pihak Puskesmas dan aparat Desa Mongolato untuk
menindak lanjuti dari berbagai kegiatan praktek mahasiswa
5. Aparat Desa Mongolato agar kiranya membentuk calon-calon kesehatan

Anda mungkin juga menyukai