Anda di halaman 1dari 668

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI RW I KELURAHAN KARANGAYU
SEMARANG BARAT

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Pendidikan Profesi Ners

1. Ade Kristianti 16. Dini Candra 31. Irmawati


2. Adinda Destria 17. Durotun Nafisah 32. Kholida A
3. Aisa Vaatun 18. Dwi Rahayu L 33. Laura Indria
4. Aldha Sonia 19. Dyah Nur Madani 34. Novita Sari
5. Andriana Puji 20. Eni Wulandari 35. Nurhana Diah
6. Anggie Novita 21. Era Avicka 36. Nurul Suryasari
7. Anifahtul Aghiyah 22. Erlinawati 37. Rahayu Utami
8. Anisa Dwi 23. Fajar Kurnia S 38. Renny Setiawati
9. Aprilia Yunita 24. Farikhah I 39. Rinjani Nur A
10. Ardiyanti Atika 25. Fariz Alqomar 40. Sarah Nursa
11. Arimbi Retno 26. Fladila N 41. Siti Andriyan W
12. Bekti Romaningsih 27. Fransiska F 42. Siti Nurul Silfina
13. Bunga Putri 28. Hernanda Adhe 43. Suci Ferikawati
14. Cindy Putri 29. Ida Riyana 44. Vita Dwi N
15. Dewi Yustia 30. I’in Nur Khosidah 45. Yulita Putri S

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
TAHUN 2021/2022
PRAKATA

Alhamdulillah, dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

dan karunia-Nya, serta arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kami dapat

menyelesaikan kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas di RW I Kelurahan

Karangayu Kecamatan Semarang Barat, dan pembuatan laporan yang berjudul

“Asuhan Keperawatan Komunitas di Wilayah RW I Kelurahan Karangayu Semarang

Barat” dengan baik dan lancar. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah

satu tugas Stase Keperawatan Komunitas dalam praktek Program Profesi Pendidikan

Profesi Ners STIKES Telogorejo Semarang, sebagai bentuk pertanggung jawaban atas

pelaksanaan praktek yang telah dilaksanakan pada tanggal 11 April - 14 Mei 2022.

Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini dapat terselesaikan berkat dukungan,

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini, dengan

segala kerendahan hati dan tulus ikhlas, perkenankan kami menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1. dr. Swanny Trikajanti Widyaatmadja, M.Kes, Ph.D., selaku Ketua STIKES

Telogorejo Semarang.

2. Ns. Ismonah, M.Kep, Sp.Kep.MB., selaku Pembantu Ketua I STIKES Telogorejo

Semarang.

3. Ns. Sri Puguh Kristiyawati., M.Kep, Sp.Kep.MB., selaku Ketua Prodi Pendidikan

Profesi Ners STIKES Telogorejo Semarang.

4. Ns. Asti Nuraeni, M.Kep, Sp.Kep.Kom., selaku Koordinator Keperawatan

Komunitas.

5. Dr. Budi Mulyanto., selaku Kepala Puskesmas Karangayu.

6. Ibu Sutarti, S.E, selaku Kepala Kelurahan Karangayu.

1
7. Ibu Fatimah., selaku Ketua RW I Kelurahan Karangayu.

8. Seluruh pengurus RT, Kader dan Posyandu di Wilayah RW I Kelurahan

Karangayu yang telah memberikan kesempatan kepada Mahasiswa untuk

melaksanakan kegiatan serta membantu pelaksanaan kegiatan.

9. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa kelompok RW I Program Pendidikan Profesi Ners

STIKES Telogorejo Semarang, yang telah mempersembahkan yang terbaik selama

proses praktek keperawatan komunitas.

10. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah memberikan

bantuan moral dan spiritual sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga amal kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan yang berlipat ganda

dari Allah SWT. Kami menyadari bahwa penyusunan ini masih jauh dari sempurna

karena keterbatasan kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

senantiasa kami harapkan. Kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan

manfaat bagi ilmu keperawatan, terutama ilmu keperawatan komunitas.

Semarang, Mei 2022

Kelompok RW I
DAFTAR ISI

Halaman depan…………………………………………………………….

Prakata…………………………………………………………………….. i

Daftar isi…………………………………………………………………… iii

BAB I Pendahuluan………………………………………………………. 1

Latar Belakang…………………………………………………………. 1

Tujuan………………………………………………………………….. 3

Manfaat………………………………………………………………… 4

BAB II Tinjauan Teori…………………………………………………… 6

Konsep Teori…………………………………………………………… 6

Proses Asuhan Keperawatan Komunitas………………………………. 18

BAB III Asuhan Keperawatan Komunitas……………………………….. 30

BAB IV Pembahasan……………………………………………………… 448

BAB V Penutup……………………………………………………………. 488

Daftar Pustaka…………………………………………………………….. 492

Lampiran…………………………………………………………………….

1. Lampiran 1 : Susunan Panitia Kegiatan ………………………

2. Lampiran 2 : Angket…………………………………………..

3. Lampiran 3 : Dokumentasi…………………………………….

4. Lampiran 4 : Laporan Pendahuluan MMD/Pertemuan………..

5. Lampiran 5 : Satuan Acara Pembelajaran……………………..

6. Lampiran 6 : Poster……………………………………………

7. Lampiran 7 : Booklet………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunitas merupakan sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,

memiliki nilai-nilai keyakinan, minat yang relatif sama, dan berinteraksi satu sama

lain untuk mencapai tujuan (Mubarak & Chayatin, 2017). Keperawatan komunitas

adalah area pelayanan keperawatan profesional yang diberikan secara holistik

terdiri dari bio, psiko, sosio, spiritual dan berfokus pada kelompok dengan risiko

tinggi terhadap masalah kesehatan yang bertujuan meningkatkan derajat

kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dengan

melibatkan komunitas sebagai mitra dalam menyelesaikan masalah (Prasetyo,

2014).

Keperawatan komunitas dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan

derajat kesehatan seoptimal mungkin melalui intervensi keperawatan dalam

mengatasi berbagai permasalahan yang di hadapi oleh sasaran keperawatan yang

terdiri dari individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat. Prioritas

sasaran keperawatan komunitas pada klien yang memiliki risiko tinggi, yaitu klien

yang tinggal di daerah kumuh, berkonflik, daerah yang belum terjangkau dengan

sarana pelayanan kesehatan, maupun daerah yang belum optimal dalam

pemberian tindak lanjut pelayanan keperawatan (Nies & McEween, 2019).

1
2

Keperawatan komunitas diwujudkan dengan mengutamakan pelayanan promotif

dan preventif yang dilaksanakan secara berkesinambungan tanpa

mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh, melalui

suatu proses asuhan keperawatan komunitas. Langkah-langkah dimulai dari

pengkajian yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah.

Selanjutnya menentukan diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan

keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan (Widagdo &

Khollifah, 2016). Model yang digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas

tersebut menggunakan model community as patner (CAP) dari Anderson &

McFarlan (Nies & McEween, 2019).

Upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga, kelompok

ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep kesehatan

dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga

perawat profesional dan mempunyai potensi keperawatan secara mandiri sesuai

dengan kompetensi yang harus dicapai, maka Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Profesi Ners STIKES Telogorejo Semarang melaksanakan praktik

keperawatan komunitas di Wilayah RW I Kelurahan Karangayu Kecamatan

Semarang Barat dengan menggunakan pendekatan keluarga, kelompok, dan

komunitas. Wilayah Kelurahan Karangayu merupakan kelurahan yang terletak di

Kecamatan Semarang Barat, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah

barat berbatasan dengan sungai ronggolawe, sebelah timur berbatasan dengan

jalan anjasmoro raya, sebelah utara berbatasan dengan rel kereta api, dan sebelah

selatan berbatasan dengan jalan jendral sudirman.


3

Geografi Kelurahan Karangayu berada pada daerah dataran rendah yang dekat

dengan pantai, dengan permukaan jalanan yang datar, serta Kelurahan Karangayu

masih sering terjadi banjir. Kelurahan Karangayu terdiri dari 6 RW. Praktik

Keperawatan Komunitas Program Studi Pendidikan Profesi Ners Semester II

STIKES Telogorejo Semarang dilaksanakan di RW I yang terdiri dari 7 RT

dengan jumlah penduduk sebanyak 1.333 jiwa yang terdiri dari penduduk laki –

laki sebanyak 638 jiwa dan perempuan sebanyak 695 jiwa. Untuk mengkaji

masalah kesehatan penduduk RW I Kelurahan Karangayu, maka pada praktik

keperawaatan komunitas ini, kami menyebarkan angket kepada 180 Kepala

Keluarga sebagai responden.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,

diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan upaya untuk pencegahan

masalah dan peningkatan kesehatan masyarakat RW I Kelurahan Karangayu.

2. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, diharapkan

mahasiswa mampu:

a. Melakukan pengkajian kesehatan pada masyarakat yang ada di RW I

Kelurahan Karangayu

b. Mengidentifikasi data tentang masalah kesehatan yang ada di RW I

Kelurahan Karangayu

c. Menetapkan diagnosis keperawatan dan prioritas masalah kesehatan di

RW I Kelurahan Karangayu
4

d. Merumuskan intervensi untuk memecahkan masalah kesehatan yang ada

di RW I Kelurahan Karangayu

e. Menanggulangi masalah kesehatan dengan implementasi yang sesuai

dengan masalah kesehatan di RW I Kelurahan Karangayu.

f. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang diberikan dalam memecahkan

masalah kesehatan di RW 01 Kelurahan Karangayu

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas

secara nyata kepada masyarakat.

b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan

keperawatan komunitas

c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis dan bijaksana dalam

menghadapi dinamika masyarakat

d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan

interpersonal.

2. Bagi Institusi

a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi Pendidikan Profesi Ners

b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model

praktek keperawatan komunitas selanjutnya.

3. Bagi Masyarakat

a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam

upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit di wilayah.


5

b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari

masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan

yang di alami masyarakat.

c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai

upaya peningkatan status kesehatan tersebut.


6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keperawatan Komunitas

1. Pengertian Keperawatan Komunitas

Komunitas merupakan sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu

dengan nilai-nilai keyakinan, minat yang relatif sama, dan berinteraksi satu sama

lain untuk mencapai tujuan (Mubarak & Chayatin, 2017). Sekelompok orang

dalam suatu komunitas saling berinteraksi dengan satu unit sosial yang memiliki

karakter, nilai-nilai dan tujuan yang sama (Maurer & Smith, 2009). Proses

interaksi dalam suatu komunitas menunjukkan adanya komitmen dengan yang

lain dan dibatasi oleh wilayah geografis (Lundy & James, 2009, dalam Nies &

McEwen, 2019). Azrul azwar (2014) mendefinisikan ketiga kata tersebut

sebagai berikut:

a. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,

penyimpangan atau berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat

dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga ataupun

masyarakat atau ekosistem.

b. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai

dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap

unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan

tingkat sistem tubuh.


7

c. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering

dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling

ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting

untuk menunjang kehidupan sehari-hari.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan

kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang

merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan

dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan

preventif serta berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif

dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditunjukan kepada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh melalui

proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara

optimal.

2. Tujuan Keperawatan Komunitas

Menurut Harnilawati (2013) keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk

pelayanan kesehatan yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan

peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan

langsung (direction) terhadap individu, keluarga dan kelompok didalam konteks

komunitas serta perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan

mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat

mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.


8

a. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara

menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan

yang optimal secara mandiri.

b. Tujuan Khusus

1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.

2) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka

mengatasi masalah keperawatan.

3) Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan

dan asuhan keperawatan.

4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus atau rawan yang

memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan

di masyarakat.

5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut

dan asuhan keperawatan di rumah.

6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok risiko

tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah

dan di Puskesmas.

7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk

menuju keadaan sehat optimal.


9

3. Fungsi Keperawatan komunitas

Menurut Iqbal (2012) fungsi keperawatan komunitas meliputi :

a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi

kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien

melalui asuhan keperawatan.

b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan

kebutuhannya dibidang kesehatan

c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,

komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat

d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan

permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan

pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses

penyembuhan

4. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,

keluarga, dan kelompok yang berisiko tinggi seperti keluarga penduduk di

daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk

kelompok bayi, balita dan ibu hamil. Menurut Dermawan (2012) sasaran

keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu:

a. Tingkat Individu

Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang

mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil, dll)

yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian

pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.


10

b. Tingkat Keluarga

Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang

mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga

dengan mengukur sejauh mana pengetahuan keluarga tentang penyakit

terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan,

mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan

perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat

dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan

kesehatan keluarga. Prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat

difokuskan pada keluarga rawan yaitu:

1) Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga

dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya

ditolong oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis

menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis,

penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu

(mental atau fisik)

2) Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang

memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%)

ataupun kurang energi kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko

tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita

dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia

lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.


11

b. Tingkat Komunitas

Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien :

1) Pembinaan kelompok khusus

2) Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah

5. Strategi Keperawatan Komunitas

Menurut Nies & McEwen (2019) dalam melaksanakan program asuhan

keperawatan komunitas perlu digunakan strategi sebagai berikut :

a. Proses Kelompok (Group Process)

Proses kelompok adalah suatu bentuk intervensi komunitas yang dilakukan

dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat (melalui pembentukan peer

atau social support berdasarkan kondisi dan kebutuhan masyarakat). Proses

kelompok ini dilakukan dengan membentuk kelompok dari oleh untuk

masyarakat yang memperhatikan kesehatan di wilayahnya sehingga dapat

secara mandiri mengatasi masalah yang muncul di masyarakat.

Pengaruh positif strategi intervensi dengan proses kelompok meliputi :

1) Membangun harapan ketika orang lain telah menghadapi atau berhasil

masalah yang sama

2) Universalitas menyadari bahwa tidak menghadapi masalah yang sama

secara sendiri

3) Berbagi informasi

4) Altruisme dan saling membantu

5) Koreksi berantai atau berurutan hubungan yang paralel terjadi dalam

kelompok dan dalam keluarga

6) Mengembangkan teknik sosialisasi


12

7) Perilaku imitatif dari pemimpin kelompok

8) Katarsis, mengekspresikan perasaan secara tepat

9) Faktor-faktor eksistensial ketika kelompok menyadari bahwa hidup

bahwa tidak adil dan bertanggung jawab terhadap cara hidup yang telah

ditempuh.

b. Promosi Kesehatan

Berbagai bentuk dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

1) Deseminasi informasi

Salah satu bentuk dari deseminasi informasi adalah pendidikan

kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan dalam rangka

upaya promotif dan preventif dengan melakukan penyegaran informasi

dan meningkatkan motivasi masyarakat untuk berperilaku sehat.

2) Pengkajian dan penilaian

Mendorong seseorang agar mengurangi faktor resiko dan mengadopsi

gaya hidup sehat. Contohnya melakukan penialaian terhadap resiko

kesehatan, mengadakan lomba atau kompetisi penampilan sesuai

indikator sehat.

3) Modifikasi gaya hidup

Membantu klien bertanggung jawab atas kesehatan sendiri dan

membuat perubahan perilaku yang sesuai untuk meningkatkan kualitas

hidup. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memodifikasi

gaya hidup diantaranya perubahan situasi, tersedianya pengetahuan,

dan keterampilan untuk melaksanakan dan meneruskan perubahan,

hasil yang akan diperoleh dari perilaku baru, serta adanya dukungan

fisik dan sosial untuk merubah perilaku.


13

4) Penataan lingkungan

Kegiatan ini mencakup kegiatan penyediaan atau penataan faktor

pendukung untuk mengoptimalkan kualitas lingkungan dan

peningkatan perilaku. Lingkungan yang ditata mencakup lingkungan

fisik, sosial dan ekonomi.

c. Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah suatu kegiatan perawatan komunitas dengan

melibatkan masyarakat secara aktif untuk menyelesaikan masalah yang ada

di komunitas, masyarakat sebagai subjek dalam menyelesaikan masalah.

Pemberdayaan adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan kontrol

dalam pengambilan keputusan pada level individual, keluarga, komunitas

dan masyarakat. Perawat dapat menggunakan strategi pemberdayaan untuk

membantu masyarakat mengembangkan keterampilan dalam

menyelesaikan masalah, menciptakan jejaring, negosiasi, lobbying, dan

mendapatkan informasi untuk meningkatkan kesehatan (Widyanto, 2014).

d. Kemitraan

Kemitraan adalah hubungan kerja sama antara dua pihak atau lebih,

berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan untuk

mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran

masing-masing. Partnership atau kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama

aktif antara perawat komunitas, masyarakat, maupun lintas sektor dan

program. Bentuk kegiatannya adalah kolaborasi, negosiasi dan sharing

dilakukan untuk saling menguntungkan (Maryani, 2014).


14

6. Peran Perawat Komunitas

Peran perawat adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik,

dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi

kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab

keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana

setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan (Agung,

2019).

a. Sebagai Penyedia Pelayanan (Careprovider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan

yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan

keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b. Sebagai Pendidik dan Konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara

terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi

perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat

kesehatan yang optimal. Konseling adalah proses membantu klien untuk

menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk

membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan

perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan

intelektual. Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses

keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan

pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan


15

perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama

pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi

perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2009).

c. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik

dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan

dicontoh oleh masyarakat.

d. Sebagai Pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat

komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya

melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela

klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya

peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien

terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2009). Tugas perawat

sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan

keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi

pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk

mengambil persetujuan (informed concent) atas tindakan keperawatan yang

diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan

melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan

dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan

(Mubarak, 2009).
16

e. Sebagai Manajer Kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai

kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan

beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

f. Sebagai Kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara

bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli

radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses

penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses

pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.

Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang

akan dilaksanakan (Mubarak, 2009).

g. Sebagai Perencana Tindakan Lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani

perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini

dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi

kesehatan.

h. Sebagai Pengidentifikasi Masalah Kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-

masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap

status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan,

observasi dan pengumpulan data.


17

i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan

dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien.

Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima

pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2009).

j. Pembawa Perubahan atau Pembaharu dan Pemimpin (Change Agent and

Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif

merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya

atau pada sistem. Marriner Torney mendeskripsikan pembawa perubahan

adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan

kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternatif, menggali

kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan

peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,

membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien

melalui fase-fase ini (Mubarak, 2009). Peningkatan dan perubahan adalah

komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses

keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan

dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan

perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2009).

k. Pengidentifikasi dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community Care

Provider and Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada

masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.


18

Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain

juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

B. Proses Asuhan Keperawatan Komunitas

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang

bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam

rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta

masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi keperawatan (Rofikoh, 2014).

1. Pengkajian Keperawatan Kesehatan Komunitas

Model community as partner (CAP) digunakan untuk mengkaji berbagai jenis

komunitas dengan luas wilayah, lokasi, dan sumber-sumber yang dimiliki atau

karateristik populasi tertentu. CAP terdiri dari 3 bagian :

a. Inti Komunitas (The Community Core)

1) Sejarah (History)

2) Data Demografi (Demographic)

3) Suku dan Budaya (Ethnicyty)

4) Nilai dan Keyakinan (Values and beliefs)

5) Persepsi (Perception), yang terdiri dari persepsi masyarakat terhadap

kondisi lingkungan, penilaian masyarakat terhadap kekuatan dan

kelemahan wilayah tempat tinggal mereka, penilaian terhadap kondisi

masyarakat terhadap kekuatan dan kelemahan wilayah tempat tinggal

mereka, penilaian terhadap kondisi kesehatan masyarakat secara

umum, dan apa masalah yang mungkin muncul.


19

b. Subsistem Komunitas (The Community Subsystems)

1) Lingkungan fisik

2) Pendidikan

3) Keamanan dan transportasi

4) Politik dan pemerintahan

5) Pelayanan sosial dan pelayanan kesehatan

6) Komunikasi

7) Ekonomi

8) Rekreasi

c. Aplikasi teori CAP dalam keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

1) Inti komunitas (The Community Core)

a) Sejarah

(1) Melakukan wawancara dengan Toma/Toga

(2) Perubahan yang terjadi

(3) Peristiwa atau kejadian yang berkaitan

b) Data demografi (Demographic)

(1) Komposisi penduduk

(2) Kelompok umur

(3) Jenis kelamin

c) Suku dan Budaya (Ethnicyty)

(1) Pengamatan terhadap gaya hidup

(2) Perilaku yang membudaya (positif/negarif)

(3) Bahasa yang digunakan

(4) Perkumpulan yang ada


20

(5) Penyelesaian masalah apakah antar etnis/golongan khusus

d) Nilai dan keyakinan (Values and beliefs)

(1) Lakukan wawancara dan observasi bagaimana bentuk interaksi

di masyarakat

(2) Adakah perilaku yang mempengaruhi kesehatan individu,

kelompok atau masyarakat (misal : narkoba)

2) Subsistem Komunitas (The Community Subsystems)

a) Lingkungan fisik

Observasi ada fasilitas umum yang dipergunakan (lapangan

olahraga, warnet atau wartel, bioskop, dan fasilitas ibadah)

b) Pendidikan

(1) Kumpulkan data tentang tingkat pendidikan masyarakat.

(2) Keberadaan fasilitas pendidikan lengkap

c) Keamanan dan transportasi

(1) Lakukan pengamatan dan observasi tentang alat transportasi

(2) Keamanan pemakaian alat transportasi

(3) Kecepatan kendaraan yang digunakan

(4) Keberadaan rambu-rambu lalu lintas

(5) Kondisi jalan dan fasilitas

(6) Apakah ada pos polisi atau satpam atau sistem keamanan

lingkungan

(7) Adakah gangguan keamanan

d) Politik dan pemerintahan

(1) Bagaimana kegiatan politik diwilayah tersebut?

(2) Adakah anggota masyarakat terlibat dalam kegiatan politik?


21

(3) Bagaimana menyikapi perbedaan pendapat atau golongan

politik?

e) Pelayanan sosial

(1) Lakukan wawancara dan observasi pelayanan sosial yang ada

misalnya dengan LSM

(2) Ketersediaan fasilitas kesehatan

f) Komunikasi

(1) Amati cara komunikasi diwilayah tersebut terhadap keluarga,

lingkungan atau masyarakat sekitar, aparat pemerintah.

(2) Adakah masalah antar kelompok?

(3) Bagaimana cara menyampaikan aspirasi?

g) Ekonomi

(1) Pendapatan rata-rata penduduk

(2) Apakah keluaraga memiliki tabungan

(3) Mempunyai usaha tambahan

(4) Apakah keluarga mempunyai kemampuan membeli alat

transportasi : mobil atau motor

(5) Adakah lokasi transaksi jual beli misal pasar dll

h) Rekreasi

(1) Apakah ada tempat rekreasi

(2) Apakah tempat rekreasi tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat


22

d. Metode dan Pendekatan Pengkajian Komunitas

Beberapa metode dalam mengumpulkan data, sebagai berikut :

1) Windshield Survey

Digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai dimensi

dari komunitas, lingkungan, serta gaya hidup, masyarakat. Aspek yang

dikaji dengan metode ini adalah :

a) Inti komunitas, antara lain : sejarah, demografi, kelompok etnis dan

nilai-kepercayaan.

b) Subsistem, antara lain : lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan

sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, pemerintahan dan

politik, komunikasi, pendidikan, rekreasi.

c) Persepsi, antara lain : penduduk dan persepsi.

2) Data sekunder

Pada metode ini perawat menggunakan data yang telah tercatat

sebelumnya, yang termasuk dalam data sekunder meliputi data-data

seperti data statistik, dokumen yang telah diterbitkan, catatan dalam

pertemuan, hasil survey kesehatan, dan catatan kesehatan (C.O.

Helvie,1998). Selain data sekunder , bisa juga didapatkan dari data

survey wawancara dengan narasumber, observasi komunitas, serta

forum komunikasi.

e. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai

masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan

yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut


23

aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan

yang mempengaruhi (Mubarak, 2009). Pengumpulan data dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

1) Wawancara atau anamnesa

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk

tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien,

masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan

pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka,

menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien

atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa

dicatat dalam format proses keperawatan.

2) Pengamatan

Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek

fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa

keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera

dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan.

3) Pemeriksaan fisik

Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan

keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka

pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan

diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan

Palpasi.
24

f. Pengolahan Data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan

cara sebagai berikut :

1) Klasifikasi data atau kategori data

2) Penghitungan prosentase cakupan

3) Tabulasi data

4) Interpretasi data

g. Analisis Data

Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan

menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga

dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh

masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan

(Mubarak, 2009).

h. Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan

yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah

dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan

prioritas masalah (Hidayat, 2014).

i. Prioritas Masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan

keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor.


25

Kriteria prioritas masalah menurut Mubarak (2009), di antaranya:

1) Perhatian masyarakat

2) Prevalensi kejadian

3) Berat ringannya masalah

4) Kemungkinan masalah untuk diatasi

5) Tersedianya sumberdaya masyarakat

2. Diagnosis Keperawatan Kesehatan Komunitas

Diagnosis keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana

berdasarkan pendidikan dan pengalamannya dia mampu dan mempunyai

kewenangan untuk memberikan tindakan keperawatan (Gordon, 1982).

Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap

pengalaman/respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah

kesehatan/ risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diganosa

keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan

yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal. Contoh

dari diagnosa keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :

a. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan 1) kurang

terpapar informasi; 2) kesulitan ekonomi; 3) kompleksitas sistem

pelayanan kesehatan yang ditunjukan dengan tanda dan gejala (mayor &

minor):

1) Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko

2) Mengungkapkan kesulitan dalam menjalani program

perawatan/pengobatan

3) Gagal menerapkan program perawatan/pengobatan


26

4) Aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan

kesehatan

b. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan 1) ketidak

cukupan sumber daya (mis. Keuangan, fasilitas) 2) ketidakmampuan

membuat penilaian yang tepat 3) ketidakmampuan mengatasi masalah

(individu/keluarga) yang ditunjukan dengan tanda dan gejala (mayor &

minor):

1) Kurang menunjukan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan

2) Kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat

3) Tidak mampu menjalankan perilaku sehat

4) Kurang menunjukkan minat untuk meningkatkan perilaku sehat

3. Perencanaan Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan

yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis

keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan

klien (Hidayat, 2014). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan

masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan

dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan,

rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk

menilai pencapaian tujuan (Hidayat, 2014). Langkah-langkah dalam

perenacanaan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Menentukan prioritas masalah

Melalui pengkajian perawat akan mampu mengidentifikasi respon

komunitas yang aktual atau potensial yang memerlukan suatu tindakan.


27

Dalam perencanaan perlu disusun sistem untuk menentukan diagnosis yang

diambil tindakan pertama kali. Salah satu sistemnya adalah hierarki

kebutuhan komunitas.

b. Menentukan kriteria hasil

Menentukan kriteria hasil (aoutcomes) harus ditujukan kepada komunitas

dan harus menunjukan “apa yang akan dilakukan komunitas serta kapan dan

sejauh mana tindakan akan bisa dilaksanakan” dan juga harus spesifik, dapat

diukur, dapat dicapai, rasional dan ada batas waktu.

c. Menentukan rencana tindakan

Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu

komunitas dalam mencapai kriteria hasil. Dilaksanakan berdasarkan

komponen penyebab dari diagnosa keperawatan. Maka, rencana

mendefinisikan suatu aktivitas yang diperlukan untuk membatasi faktor-

faktor pendukung terhadap suatu permasalahan.

d. Dokumentasi

Rencana tindakan keperawatan ditulis dalam suatu bentuk yang bervariasi

untuk mempromosikan perawatan yang meliputi perawatan individu,

keluarga dan komunitas; perawatan yang kontinue; komunikasi; dan

evaluasi.

4. Implementasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas

Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan

yang spesifik (Clark, 2014). Tahap implementasi dimulai setelah rencana

tindakan disusun dan ditujukan pada rencana strategi untuk membantu

komunitas mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah


28

membantu komunitas mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup

peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan

memfasilitasi koping. Selama tahap perencanaan perawat terus melakukan

pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan yang sesuai dengan

kebutuhan komunitas. Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau

implementasi pada keperawatan komunitas adalah :

a. Inovative

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi

(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009).

b. Integrated

Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama

profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

berdasarkan azas kemitraan.

c. Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus

menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana

program yang telah disusun.

d. Mampu dan Mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan

kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten.


29

5. Evaluasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.

Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses

dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan

tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian

masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan

kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau

dirumuskan sebelumnya (Ayu, 2013).


30

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW I

KELURAHAN KARANGAYU

A. Pengkajian

1. Data Inti

a. Demografi

1) Distribusi RW

Diagram 3.1.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan RW 1 pada
warga di kelurahan karangayu (n=180)
40

35

30

25

20

15

10

0
RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 5 RT 6 RT 7

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.1.1.1 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan jumlah kepala kelurga yang

berpartisipasi di RT 01 sejumlah 16 KK, RT 02 sejumlah 17 KK, RT 03

sejumlah 32 KK, RT 04 sejumlah 29 KK, RT 05 sejumlah 37 KK, RT 06

sejumlah 35 KK, RT 7 sejumlah 14 KK

30
31

2) Suku

Diagram 3.1.1.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan suku pada
warga di rw 1 kelurahan karangayu (n=180)
Jawa Sunda

01%

99%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.1.1.2 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang hampir seluruh masyarakat berasal dari suku

jawa sebesar 99%.

3) Agama

Diagram 3.1.1.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan agama pada
warga di RW 1 kelurahan karangayu (n=180)
Islam Kristen Katolik
02%
01%

97%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.1.1.3 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat yaitu: Islam sebesar 97%, Kristen sebanyak

1%, Khatolik sebesar 2%.


32

4) Pekerjaan

Diagram 3.1.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan
pada warga di RW 1 kelurahan karangayu (n=180)
Karyawan Swasta

26% 32% Wiraswasta

12% PNS
31%
Lain Lain

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.1.1.4 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat dapat disimpulan 3 pekerjaan terbanyak

yaitu karyawan swasta sebesar 32%, Wiraswasta 31%, lain lain 26%.

5) Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah

Diagram 3.1.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jumlah
anggota keluarga dalam satu rumah pada warga di RW 1
kelurahan karangayu (n=180)
04%
14% 1 2

31%
3 4
22%
29%
>4

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.1.1.5 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat jumlah anggota keluarga dalam 1 rumah

dalam satu rumah terisi 1 anggota keluarga sebersar 4%, terisi 2 anggota

keluarga sebersar 14%, terisi 3 anggota keluarga sebersar 22%, terisi 4

anggota keluarga sebersar 29%, terisi >4 anggota keluarga sebersar 31%,.
33

b. Ekonomi

1) Jumlah penghasilan keluarga dalam satu bulan

Diagram 3.1.2.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jumlah
penghasilan keluarga dalam satu bulan pada warga di RW 1
kelurahan karangayu (n=180)
13%
< Rp 2.500.000

41% Rp 2.500.000 -
Rp 5.000.000
46%
> Rp 5.000.000

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.1.2.1 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat memiliki penghasilan < Rp 2.500.000

sebesar 41%, penghasilan Rp 2.500.000 - Rp 5.000.000 sebesar 46%,

penghasilan > Rp 5.000.000 sebesar 13%.

2) Sumber penghasilan keluarga

Diagram 3.1.2.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sumber
penghasilan keluarga dalam satu bulan pada warga di rw 1
kelurahan karangayu (n=180)
15%

08% Sendiri
Pensiunan
77% Lain lain

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


34

Berdasakan diagram 3.1.2.2 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh mastarakat mendapatkan

penghasilan sendiri sebanyak 77%.

3) Kecupan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

Diagram 3.1.2.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kecukupan
penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
pada warga di RW 1 kelurahan karangayu (n=180)
02%

23% Kurang sekali


Kurang
75% Cukup

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.1.2.3 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebagian besar masyarakat merasa

penghasilan cukup untuk memenihi kebutuhan sehari-hari sebanyak

75%

4) Bentuk tabungan dalam keluarga

Diagram 3.1.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan bentukan
tabungan dalam keluarga pada warga di rw 1 kelurahan
karangayu (n=180)
10%
23%
Uang tunai

13% Barang (emas,


55% tanah,
kendaraan)

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


35

Berdasakan diagram 3.1.2.1 diatas, dari 180 KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir sebagian masyarakat memiliki

tabungan bank sebanyak 55%, dan sebanyak 23% memiliki tabungan

dalam bentuk tabungan uan tunai.

c. Riwayat

1) Anggota keluarga yang memiliki penyakit menurun (HT, DM, Asam

Urat)

Diagram 3.1.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan anggota
keluarga yang memiliki penyakit menurun pada warga di rw 1
kelurahan karangayu (n=180)
Ya Tidak

47%
53%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.1.3.1 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat yang memiliki riwayat penyakit menurun

pada anggota keluarga sebesar 53%, sedangkan yang tidak memiliki

penyakit menurun sebesar 47%.


36

2) Anggota keluarga yang memiliki penyakit menular (TBC)

Diagram 3.1.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan anggota
keluarga yang memiliki penyakit menular pada warga di rw 1
kelurahan karangayu (n=180)
Ya Tidak

04%

96%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.1.3.2 diatas, dari 180 KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan hasil bahwa hampir seluruh

masyarakat tidak memiliki penyakit menular sebanyak 96%

3) Anggota keluarga yang pernah di rawat di RS dalam kurun waktu 3

bulan

Diagram 3.1.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan anggota
keluarga yang pernah dirawat di RS pada warga di rw 1
kelurahan karangayu (n=180)
Ya Tidak

14%

86%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.1.3.3 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat yang mempunyai riwayat angggota

keluarga yang di rawat di rumah sakit 3 bulan terakhir sebesar (14%).


37

4) Tetangga yang menderita penyakit menular

Diagram 3.1.3.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan tetangga yang
menderita penyakit menular pada warga di kelurahan karangayu
(n=180)
Ya Tidak

03%

97%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.1.3.1 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat yang memiliki tetangga dengan riwayat

penyakit menular sebesar 3%.

d. Nilai dan Keyakinan

1) Keyakinan untuk menyelesaikan suatu masalah

Diagram 3.1.5.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan keyakinan
untuk menyelesaikan suatu masalah pada warga di Rw 1
kelurahan karangayu (n=180)
Ya Tidak
02%

98%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


38

Berdasakan diagram 3.1.5.1 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh keluarga memiliki

keyakinan dalam menyelesaikan masalah sebesar 98%.

2) Cara mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah

Diagram 3.1.5.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan cara
mengambil keputusan pada warga di rw 1 kelurahan karangayu
(n=180)

Keputusan
diambil oleh
32% kepala keluarga
51% Keputusan
diambil sendiri
17%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.1.5.2 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh keluarga menyelesaikan

masalah dengan cara musyawarah sebesar 51%.

3) Frekuensi anak-anak dilingkungan rumah yang tidak boleh keluar di saat

malam hari

Diagram 3.1.5.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan larangan
anak-anak tidak boleh keluar malam pada warga di kelurahan
karangayu (n=180)
Ya Tidak

17%

83%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


39

Berdasakan diagram 3.1.5.3 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh keluarga melarang anak untuk

keluar malam hari sebesar 83%.

2. Data Subsistem

a. Lingkungan fisik

1) Status kepemilikan rumah

Diagram 3.2.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan status
kepemilikan rumah pada warga di RW 1 Kelurahan Karangayu
(n=180)
Rumah Sendiri Kontrak

26%

74%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.1 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat status kepemilikan rumah warga sebagian

besar sejumlah 74% adalah rumah sendiri. Ada 26% KK yang tinggal di

rumah kontrakan atau kos.


40

2) Jenis rumah

Diagram 3.2.1.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jenis rumah
pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=180)
Permanen Semi permanen Tidak permanen
06%

32%
63%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.2 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat, status jenis rumah yang dimiliki warga

sebagian besar sebanyak 63% adalah rumah permanen. Sisanya ada

32% yang menempati rumah semi permanen dan 6% rumah yang tidak

permanen.

3) Jenis lantai

Diagram 3.2.1.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jenis lantai
rumah pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=180)
Tegel/semen Tanah Keramik Papan
19%

12%
58%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.3 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat, jenis lantai rumah yang dimiliki warga

sebagian besar sudah menggunakan keramik sebanyak 58% warga, ada


41

pula rumah yang menggunakan tegel/semen sebanyak 19% dan sisanya

masih memiliki lantai dari tanah dan papan.

4) Cara membersihkan lantai

Diagram 3.2.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan cara
membersihkan lantai pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu
(n=180)
Disapu Disapu dan dipel

07%

93%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.4 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat, warga sebagian besar membersihkan lantai

rumah dengan cara disapu dan di pel sebanyak 93% sedangkan sisanya

hanya disapu saja.

5) Frekuensi membersihkan rumah dalam sehari

Diagram 3.2.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan status
kepemilikan rumah pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu
(n=180)
> 2x sehari 2x sehari
1x sehari Tidak Pernah

17% 27%

53%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


42

Berdasakan diagram 3.2.1.5 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat frekuensi penduduk membersihkan rumah

adalah sebanyak 52,7% membersihkan rumah 2 kali sehari, 26,6%

membersihkan lantai rumah lebih dari 2 kali sehari, 17,2%

membersihkan lantai rumah sebanyak 1x sehari dan sisanya tidak ada

satupun warga yang tidak pernah membersihkan lantai rumah.

6) Kondisi kebersihan perabot rumah

Diagram 3.2.1.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kondisi
kbersihan perabot rumah pada warga rw 1 di Kelurahan
Karangayu (n=180)
Bersih Berdebu
07%

93%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.6 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat kondisi perabot rumah tangga di rumah

warga sebagian besar bersih yaitu 92,8% dan sisanya sebesar 7.2 %

berdebu.
43

7) Ada tidaknya jarak antara rumah dengan rumah tetangga

Diagram 3.2.1.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan ada tidaknya
jarak antara rumah dengan tetangga pada warga rw1 di
Kelurahan Karangayu (n=180)
Ada Tidak

17%

83%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.7 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mayoritas jarak antar rumah dengan rumah

tetangga penduduk kelurahan karang ayu memiliki jarak. Penduduk

yang menempati tempat tinggal tidak berderetan cukup banyak yaitu

83% dari total penduduk.

8) Jarak rumah dengan rumah tetangga

Diagram 3.2.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jarak antara
rumah dengan tetangga pada warga di Kelurahan Karangayu
(n=180)
< 1 meter 1-3 meter > 3 meter
6.1%

22.9%

71%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.8 diatas, dari 180 KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa jarak rumah warga


44

di kelurahan Karangayu sebagian besar hanya kurang dari 1 meter

sebanyak 71% dari total populasi responden yang ada. Sebanyak 22,9%

responden mengatakan bahwa jarak antar rumah dengan tetangga

adalah 1-3 meter, dan sisanya berjarak lebih dari 3 meter.

9) Tinggi langit-langit rumah minimal 2,4 meter

Diagram 3.2.1.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan tinggi langit-
langit rumah pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=180)
Ya Tidak
12.2%

87.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.9 diatas, dari 180 KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa sebagian besar

penduduk di kelurahan Karangayu memiliki langit-langit yang

memenuhi standar dengan baik yaitu diatas 2,4 m. Akan tetapi masih

ada pula yang belum memenuhi syarat sebesar 12,2% dari total

penduduk.
45

10) Terdapatnya ventilasi dalam rumah

Diagram 3.2.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan ventilasi
dalam rumah pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=180)
Ya Tidak
4.6%

95.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.10 diatas, dari 180 KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa mayoritas penduduk

memilihi jendela atau lubang angin di rumahnya yaitu sebanyak 95,4%

sedangkan sisanya tidak memiliki ventilasi maupun lubang angin di

rumahnya.

11) Luas ventilasi lebih dari 10%

Diagram 3.2.1.11
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan luas ventilasi
pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=180)
Ya Tidak

29.8%

70.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.11 diatas, dari 180 KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat pada rumah warga terdapat jumlah ventilasi

yang memadai yaitu 10% luas lantai. Sebagian besar rumah warga
46

(70,2%) sudah mencukupi untuk luas ventilasi, akan tetapi sisanya

29,8% belum mencukupi untuk luas ventilasinya

12) Kondisi rumah terasa pengap

Diagram 3.2.1.12
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kondisi rumah
pada warga di Kelurahan Karangayu (n=180)
Ya Tidak

12.2%

87.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.12 diatas, dari 180 KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa mayoritas rumah

warga tidak terasa pengap dengan jumlah 87,8% sedangkan 12,2%

sisanya terasa pengap dan kondisinya lembab.

13) Ada tidaknya jendela dalam rumah

Diagram 3.2.1.13
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan ada tidaknya
jendela pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=180)
Ada, dibuka Ada, ditutup Tidak ada
6.9%

29.8%
63.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


47

Berdasakan diagram 3.2.1.13 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat rumah warga yang memiliki jendela dan

selalu dibuka sebanyak 63,4%, yang tertutup cukup (29,8%), dan tidak

memiliki jendela (6,8%).

14) Jenis MCK yang ada di rumah

Diagram 3.2.1.14
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jenis MCK
pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=180)
Di dalam rumah Di luar rumah
06%

94%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.14 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa jenis MCK

penduduk kebanyakan (94%) sudah berada di dalam rumah, dan sisanya

(6%) masih berada di luar rumah

15) Jarak sumber air dengan MCK

Diagram 3.2.1.15
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jarak sumber
air dengan MCK pada warga di Kelurahan Karangayu (n=180)
< 10 meter > 10 meter

42%
58%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


48

Berdasakan diagram 3.2.1.15 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa jarak sumber air

warga dengan MCK yang kurang dari 10 meter ada sebesar 48%

sedangkan bagi yang lebih dari 10 meter sebanyak 52%

16) Jenis jamban yang digunakan

Diagram 3.2.1.16
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jenis jamban
yang digunakan pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu
(n=180)
00% 00% 14%

Toilet duduk
Toilet jongkok
Kolam
86%
Sembarang

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.16 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat yaitu sebagian besar (86%) menggunakan

toilet jongkok dan 14% menggunakan toilet duduk.

17) Kondisi kebersihan jamban

Diagram 3.2.1.17
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kondisi
kebersihan jamban pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu
(n=180)
Bersih Tidak bersih
1.5%

98.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


49

Berdasakan diagram 3.2.1.17 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hapir semua kondisi jamban warga dalam

keadaaan bersih, yaitu sebanyak 98,5%, sedangkan sisanya masih

kurang begitu bersih.

18) Terdapat pembungan sampah

Diagram 3.2.1.18
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan terdapat
pembuangan sampah pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu
(n=180)
Ya Tidak
3.1%

96.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.18 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 96,9% warga memiliki tempat

pembuangan sampah sedangkan sisanya 3,1% tidak memiliki tempat

pembuangan sampah.
50

19) Kondisi tempat pembuangan sampah

Diagram 3.2.1.19
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kondisi
tempat pembuangan sampah pada warga di rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=180)
Terbuka Tertutup

43.5%
56.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.19 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa sebanyak 56,5% penduduk memiliki

kondisi tempat pembuangan sampah yang terutup dan 43,5% kondisi

tempat pembuangan sampah terbuka.

20) Cara mengelola sampah

Diagram 3.2.1.20
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan cara
mengelola sampah pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu
(n=180)
Tempat sampah Dibakar
1.5%

98.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.20 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa cara penduduk

mengolah sampah yaitu sebanyak 98,5% penduduk terbiasa membuang


51

di tempat sampah, sedangkan sisanya sebanyak 1,5% penduduk

membakar sampahnya

21) Tempat pembuangan air limbah keluarga

Diagram 3.2.1.21
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan tempat
pembuangan air limbah keluarga pada warga di rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=180)
Selokan Penampungan

13.7%

86.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.21 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat tempat pembuangan air limbah keluarga

pada warga sebanyak 86,3% menggunakan selokan dan sisanya

sebanyak 13,7% menggunakan penampungan air.

22) Kondisi pembuangan limbah keluarga

Diagram 3.2.1.22
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kondisi
pembuangan limbah keluarga pada warga di rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=180)
Mengalir Tidak mengalir

7.6%

92.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


52

Berdasakan diagram 3.2.1.2 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa kondisi

pembuangan limbah warga sebagian besar sebanyak 92,4% mengalir

sedangkan sisanya sebanyak 7,6% masih belum mengalir

23) Sumber air keluarga

Diagram 3.2.1.23
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sumber air
keluarga pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=180)
Air sumur Air PAM Artetis

6.1% 9.2%

84.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.23 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat warga mayoritas menggunakan air PAM

sebanyak 84,7%, sisanya menggunakan air sumur (9,2%) dan air artetis

(6,1%)

24) Sumber air minum keluarga

Diagram 3.2.1.24
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sumber air
minum pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=180)
Masak sendiri Isi ulang

37.4%

62.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


53

Berdasakan diagram 3.2.1.24 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat data menunjukkan bahwa kebanyakan

penduduk menggunakan air minum isi ulang untuk sumber air minum

(62,6%) dan sisanya masak sendiri (37,4%)

25) Jenis penampuangan air yang dipakai keluarga

Diagram 3.2.1.25
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jenis
penampungan air pada warga di Kelurahan Karangayu (n=180)
09%

Bak mandi
37%
Ember/gentong
56% Tandon air

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.25 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa jenis penampungan

air yang paling sering digunakan oleh warga adalah ember/gentong

sebanyak 55,8%, bak mandi yaitu 36,6% dan tendon air sebanyak 9%.

26) Kondisi tempat penampungan air

Diagram 3.2.1.26
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kondisi
tempat penampungan air di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=180)
Tertutup Terbuka

44.3%
55.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


54

Berdasakan diagram 3.2.1.26 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat kondisi tempat penampungan air warga

lebih dari setengahnya (55,7%) sudah dalam keadaan tertutup dan

44,3% lainnya masih dalam keadaan terbuka

27) Frekuensi pengurasan tempat penampungan air

Diagram 3.2.1.27
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan freuensi
pengurasan penampungan air pada warga di rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=180)
10%
1x/minggu
16%
2x/minggu
47.3%
3x/minggu
> 3x/minggu
26.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.27 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 47,3% warga melakukan

pengurasan tempat penampungan air sebanyak 1x/minggu, ada pula

sebanyak 26,7% yang melakukan pengurasan sebanyak 2x/minggu

disusul dengan sejumlah 16% melakukan pengurasan sebanyak

3x/minggu. Sisanya 10% melakukan pemgurasan air lebih dari 3 kali

per minggu.
55

28) Kegiatan fogging dilingkungan masyarakat

Diagram 3.2.1.28
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kegiatan
fogging di lingkungan masyarakat pada warga di rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=180)
Ya Tidak

40.5%
59.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.28 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat ada lebih dari setengah penduduk (59,5%)

yang melakukan kegiatan fogging di masyarajat, akan tetapi sisanya

(40,5%) tidak melakukan fogging.

29) Frekuensi dilakukan kegiatan fogging dalam setahun

Diagram 3.2.1.29
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan frekuensi
dilakukan kegiatan fogging dalam setahun pada warga di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=180)
< 1 tahun sekali 1 tahun sekali
> 1 tahun sekali

41.2% 34.4%

24.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.29 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat melakukan fogging biasanya lebih dari 1

tahun sekali (41,2%). Adapula sebanyak 34.4% melakukan fogging


56

dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun dan sisanya (24,4%) melakukan

fogging secara rutin dalam 1 tahun sekali.

30) Terjadi banjir atau rob dilingkungan masyarakat

Diagram 3.2.1.30
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan terjadi banjir
atau rob dilingkungan masyarakat pada warga di rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=180)
Sering Kadang-kadang Tidak pernah

20%
31%

49%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.30 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat ada sebanyak 49% rumah warga yang

kadang-kadang terkena banjir maupun rob, disusul dengan 31% warga

mengatakan tidak pernah terkena banjir maupun rob dan sisanya 20%

sering terkena banjir maupun rob.

31) Frekuensi terjadi banjir atau rob dilingkungan masyarakat

Diagram 3.2.1.31
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan frekuensi
terjadi banjir atau rob pada warga di Kelurahan Karangayu
(n=180)
1-3 kali tiap
bulan
35.9% Lebih dari 3
kali tiap bulan
58.8% Lebih dari 5
3.2% kali tiap bulan
2.3% Tidak ada

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


57

Berdasakan diagram 3.2.1.31 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat frekuensi terjadinya banjir mayoritas warga

mengatakan bahwa tidak ada banjir (58,8%), disusul dengan 1-3 kali

tiap nula (35,9%) dan sisanya ada yang mengatakan bahwa lebih dari 3

kalo setiap bulan (3,2%) dan lebih dari 5 kali setiap bulan (2,3%)

32) Banjir atau rob masuk rumah

Diagram 3.2.1.32
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan banjir atau
rob masuk rumah pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu
(n=180)
Ya Tidak

19.1%

80.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.32 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebagian besar penduduk (80,9%)

menyatakan bahwa apabila terjadi banjir atau rob air tidak amsuk ke

rumah, sedangkan 19,1% menyatakan bahwa apabila terjadi banjir atau

rob, air dapat masuk ke dalam rumah.


58

33) Kejadian gatal-gatal pasca rob

Diagram 3.2.1.33
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kejadian
gatal-gatal pasca rob pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu
(n=180)
Ya Tidak
8.4%

91.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.33 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 91,6% warga menyatakan tidak

merasakan gatal-gatal pasca rob dan sisanya 8.4% mengeluh gatal-gatal

pasca rob.

34) Tersedianya pekarangan untuk dimanfaatkan

Diagram 3.2.1.34
Distribusi frekuensi jumlah penduduk tersedianya pekarangan
untuk dimanfaatkan pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu
(n=180)
Ya Tidak

34%

66%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.34 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 34% warga mengatakan bahwa


59

mereka memiliki pekarangan untuk dimanfaatkan, sedangkan 66%

sisanya tidak memiliki pekarangan

35) Pemanfaatan pekarangan

Diagram 3.2.1.35
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pemanfaatan
pekarangan pada warga di rw 1 Kelurahan Karangayu(n=180)
02%

Tanaman
35% Warung
60% Kandang
Lain-lain
02%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.35 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat lebih dari sebagian warga menggunakan

pekarangan untuk menanam tanaman sebanyak 60%, sebanyak 35%

memanfaatkan pekarangan untuk kandang hewan, 2% menggunakan

untuk warung dan sisanya 2% digunakan untuk beragam kegiatan lain

seperti menjemur pakaian.

36) Terdapat kandang untuk memilihara hewan ternak

Diagram 3.2.1.36
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan terdapat
kandang untuk memelihara hewan pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=180)
Ya Tidak

16%

84%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


60

Berdasakan diagram 3.2.1.36 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa sebanyak 84%

warga tidak memiliki kandang untuk memelihara hewan ternak,

sedangkan sebanyak 16% sisanya memelihara hewan ternak di kandang

dekat rumah.

37) Jarak kandang dengan rumah

Diagram 3.2.1.37
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jarak
kandang dengan rumah pada warga di Kelurahan
Karangayu(n=180)
6.1% 0.8%
9.2%
< 1 meter
1 meter
> 1 meter
84%
Tidak ada

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1.37 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat yang tidak memiliki kandang ada 84%,

untuk yang memiiki paking banyak sebanyak 9,2% jarak kandang lebih

dari 1 meter dari rumah, 6,1% jarak kandang kurang dari1 meter dari

rumah dan 0,8% persis 1 meter dari rumah


61

b. Pelayanan kesehatan

1) Terdapat fasilitas kesehatan di dekat rumah

Diagram 3.2.2.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan terdapatnya
fasilitas kesehatan di dekat rumah pada warga di rw 1 Kelurahan
Karangayu(n=180)
Ya Tidak
6.1%

93.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.2.1 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 93,9% warga

menyatakan bahwa terdapat fasilitas kesehatan di dekat rumah warga.

2) Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi

Diagram 3.2.2.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan fasilitas
kesehatan yang sering dikunjungi pada warga di Kelurahan
Karangayu(n=180)
Puskesmas
4.6%
Dokter
24.4% praktek

71%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.2.2 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan bahwa sebagian besar

masyarakat sebesar 71% mengunjungi fasilitas kesehatan puskesmas.

Sedangkan sebagian kecil masyarakat memilih mengunjungi dokter


62

praktek sebesar 24.4% dan sisanya sebesar 4,8% masyarakat memilih

mengunjungi rumah sakit.

3) Jaminan kesehatan yang dimiliki keluarga

Diagram 3.2.2.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jaminan
kesehatan yang dimiliki pada warga di rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=180)
12.2% 6.1% Askes

10.7% BPJS
0.6%
Asuransi
Swasta
70.2% Jamkesmas

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.2.3 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan 3 data terbesar dengan hasil

hamper seluruh masyarakat sebesar 70,2% memiliki jaminan kesehatan

BPJS. Sebesar 12,2 tidak mempunyai jaminan kesehatan dan sebanyak

10,7% memiliki asuransi kesehatan Jamkesmas.

4) Penggunaan alat transportasi untuk mengakses fasilitas kesehatan

Diagram 3.2.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan penggunaan
alat transportasi untuk mengakses fasilitas kesehatan pada warga
di rw 1 Kelurahan Karangayu(n=180)
Ya Tidak

18.3%

81.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


63

Berdasakan diagram 3.2.2.4 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan hasil hamper seluruh

masyarakat sebesar 81,7% menggunakan alat transportasi untuk menuju

ke fasilitas kesehatan. Sedangkan sisanya sebesar 18,3% tidak

memerlukan alat transportasi untuk mengakses ke fasilitas kesehatan

5) Jenis transportasi yang digunakan untuk mengakses fasilitas kesehatan

Diagram 3.2.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jenis
transportasi yang digunakan untuk mengakses fasilitas kesehatan
pada warga di Kelurahan Karangayu(n=180)
7.6%
1.5%
4.4% Sepeda motor
1.5% Mobil
Sepeda
85% Becak
Tidak ada

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.2.5 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa sebagian besar

masyarakat menggunakan motor untuk pergi menuju ke fasilitas

kesehatan sebesar 85%. Sisanya 7,6% tidak menggunakan transportasi

apapun untuk ke fasilitas kesehatan.


64

6) Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang sakit


Diagram 3.2.2.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan respon
keluarga bila ada anggota keluarga yang sakit pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=180)
Ya Tidak
6.1%

93.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.2.6 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa hamper seluruh

masyarakat sebesar 93,9% langsung membawa keluarga yang sakit ke

pelayanan kesehatan. Sedangkan 6,1% lebih memilih untuk tidak

langsung membawa keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan

7) Ada tidaknya petugas kesehatan yang memberikan penyuluhan

Diagram 3.2.2.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan ada tidaknya
petugas kesehatan yang memberikan penyuluhan pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=180)
Ada Tidak ada

16%

84%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.2.7 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat dapat disimpulkan bahwa hamper seluruh

warga mengatakan ada petugas kesehatan yang datang untuk


65

memberikan penyuluhan kesehatan, sedangkan sebesar 16% masyarakat

mengatakan bahwa tidak ada petugas kesehatan yang berkunjung dan

memberikan penyuluhan.

8) Petugas kesehatan yang memberikan penyuluhan

Diagram 3.2.2.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan petugas
kesehatan yang memberikan penyuluhan pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=180)
14.5% Puskesmas

Perawat

55.7%
28.2% Mahasiswa
praktek
1.5% Tidak ada

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.2.8 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa pada kedudukan 3

besar petugas kesehatan yang paling sering memberikan penyuluhan

kepada warga adalah dari petugas puskesmas (55,7%), disusul dengan

mahasiswa praktek (28,2%) dan 14,5% warga mengatakan bahwa tidak

ada petugas kesehatan yang memberikan penyuluhan.


66

c. Transportasi/Keamanan

1) Kepemilikan kendaraan pribadi

Diagram 3.2.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kepemilikan
kendaraan pribadi pada warga di Kelurahan Karangayu (n=180)
Ya Tidak
3.1%

96.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.3.1 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa hampir seluruh

masyarakat memiliki kendaraan pribadi dengan presentase 96,9%

2) Jenis kendaraan pribadi yang dimiliki

Diagram 3.2.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jenis
kendaraan pribadi yang dimiliki pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=180)
Sepeda Motor Mobil
9.2% 3.1%

87.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.3.2 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebagian besar masyarakat memiliki

kendaraan pribadi motor sebesar 87,8%, sedangkan 9,2% memiliki


67

kendaraan mobil dan sebanyak 3,1% tidak memiliki kendaraan

bermotor

3) Rumah dekat dengan jalan raya

Diagram 3.2.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan letak rumah
dekat dengan jalan raya pada di Kelurahan Karangayu (n=180)
Ya Tidak
11.5%

88.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.3.3 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan hasil bahwa sebagian besar

masyarakat memiliki rumah yang dekat dengan jalan raya sebesar

88,5% sedangkan 11,5 % tidak dekat dengan jalan raya.

d. Komunikasi

1) Kepemilikan alat komunikasi

Diagram 3.2.4.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kepemilikan
alat komunikasi pada warga di Kelurahan Karangayu (n=180)
Ya

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


68

Berdasakan diagram 3.2.4.1 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat seluruh warga masyarakat mengatakan

bahwa memiliki alat komunikasi.

2) Jenis alat komunikasi yang digunakan

Diagram 3.2.4.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jenis alat
komunikasi yang digunakan pada warga di Kelurahan Karangayu
(n=180)
Telepon genggam Telepon rumah
1.5%

98.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.4.2 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh warga menggunakan

telepon genggam sebanyak 98,5% warga, akan tetapi 1,5% warga masih

menggunakan telepon rumah untuk berkomunikasi

3) Komunikasi dalam keluarga dengan masyarakat

Diagram 3.2.4.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan komunikasi
dalam keluarga dengan masyarakat dalam pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=180)
Ya

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


69

Berdasakan diagram 3.2.4.3 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat di dapatkan hasil warga yang

berkomunikasi baik dengan masyarakat didapatkan hasil (100 %).

4) Keterlibatan dalam salah satu kegiatan sosial di masyarakat

Diagram 3.2.4.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan keterlibatan
dalam salah satu kegiatan sosial di masyarakat pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=180)
Ya Tidak

2.3%

97.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.4.4 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat yang mengikuti kegiatan sosial di masyarakat

sebanyak (97%), sedangkan yang tidak mengikuti kegiatan sosial sebanyak

(3%).

5) Kegiatan yang diikuti:

a) Bapak

Diagram 3.2.4.5.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kegiatan
sosial yang diikuti bapak di Kelurahan Karangayu (n=180)
13.7%
2.3% Pertemuan
rutin
9.2%
Kerja bakti

Pengajian
74.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


70

Berdasakan diagram 3.2.4.5.1 diatas, dari 180 KK di RW 1

Kelurahan Karangayu Semarang Barat di dapatkan hasil kegiatan

yang di ikuti bapak-bapak yaitu pertemuan rutin sebanyak 75%,

tidak mengikuti kegiatan sebanyak (13%), dan yang mengikuti kerja

bakti hanya (9%).

b) Ibu

Diagram 3.2.4.5.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kegiatan
sosial yang diikuti ibu warga di Kelurahan Karangayu (n=180)
8.4% 3.1%
4.6% PKK
0.8%
Dasawisma

Pengajian
83.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.4.5.2 diatas, dari 180 KK di RW 1

Kelurahan Karangayu Semarang Barat sebanyak (83%) ibu-ibu tidak

mengikuti kegiatan seperti PKK dan kegiatan lainnya.

c) Bayi dan Balita

Diagram 3.2.4.5.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kegiatan
sosial yang diikuti bayi atau balita pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=180)
Posyandu bayi dan balita Tidak mengikuti

48.1% 51.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


71

Berdasakan diagram 3.2.4.5.3 diatas, dari 180 KK di RW 1

Kelurahan Karangayu Semarang Barat balita yang mengikuti

kegiatan posyandu bayi dan balita sebesar (52 %) dan yang tidak

mengikuti sebesar (48%).

d) Remaja

Diagram 3.2.4.5.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kegiatan
sosial yang diikuti remaja pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=180)

Karang taruna
35.9%
44.3%
Pengajian

3.1%
8.4% 8.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.4.5.4 diatas, dari 180 KK di RW 1

Kelurahan Karangayu Semarang Barat remaja yang mengikuti kegiatan

karang taruna sebesar (36%), IRMA (8,4%), karang dan yang tidak

mengikuti sebesar (44,3%).

e) Lansia

Diagram 3.2.4.5.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan kegiatan
sosial yang diikuti lansia di Kelurahan Karangayu (n=180)
Kerja bakti Senam lansia Tidak mengikuti

16.8%

21.4%
61.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


72

Berdasakan diagram 3.2.4.5.5 diatas, dari 180 KK di RW 1

Kelurahan Karangayu Semarang Barat lansia yang mengikuti

kegiatan senam lansia (21,4%), kerja bakti (16,8%) dan yang tidak

mengikuti kegiatan (61,8 %).

e. Pendidikan

1) Fasilitas pendidikan di sekitar rumah

Diagram 3.2.5.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan fasilitas
pendidikan di sekitar rumah pada warga di Kelurahan Karangayu
(n=180)
PAUD TK SD SMP SMA SMK Perguruan tinggi
1.5%
11.5% 1.5% 17.6%
2.3%

43.5% 22.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.5.1 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat fasilitas pendidikan yang ada di lingkungan

yaitu PAUD sebesar (17,6%), TK sebesar (22,1%), SD sebesar (43,5%),

SMP sebesar (2,4%), SMA sebesar (11,5%), perguruan tinggi (1%), SMK

(1,3%)
73

2) Adanya fasilitas pelayanan kesehatan dilingkungan pendidikan

Diagram 3.2.5.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan adanya
fasilitas pelayanan kesehatan dilingkungan pendidikan pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=180)
UKS Dokter Kecil PMR
5.3%
14.5%

80.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.5.2 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat menunjukan bahwa terdapat pelayanan

kesehatan dalam lingkungan pendidikan yaitu UKS sebanyak 80,2%,

dokter kecil sebanyak 14,5% dan PMR sebanyak 5,3%

f. Rekreasi

1) Terdapatnya sarana rekreasi atau hiburan di sekitar rumah

Diagram 3.2.6.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan terdapatnya
sarana rekreasi atau hiburan di sekitar rumah pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=180)
Ya Tidak

52% 48%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


74

Berdasakan diagram 3.2.6.1 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mengatakan bahwa sebanyak 51,9%

penduduk tidak memiliki sarana rekreasi maupun hiburna di sekitar

rumahnya, sedangkan 48,1% sisanya mengatakan bahwa ada sarana

rekreasi di sekitar tempat tinggalnya

2) Frekuensi berekreasi dalam sebulan

Diagram 3.2.6.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan frekuensi
berekreasi dalam sebulan pada warga di Kelurahan Karangayu
(n=180)
1-2 kali > 2 kali Tidak pernah

45.8% 41.2%

13%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.6.2 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat frekuensi rekreasi 1-2 kali sebesar (41,2%),

lebih dari 3 kali sebesar (13%), dan yang tidak pernah rekreasi (45,8%).

3) Tempat rekreasi yang sering dikunjungi

Diagram 3.2.6.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk tempat rekreasi yang sering
dikunjungi pada warga di Kelurahan Karangayu (n=180)
Pegunungan Pantai
Mall Tidak pernah
Lokasi wisata/ taman Di rumah/ pulang kampung
7.1% 4.8% 16.8%
2.3%
26%
43.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


75

Berdasakan diagram 3.2.6.3 diatas, dari 180 KK di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat masyarakat yang memilih rekreasi ke

pantai sebanyak (43,5%), Mall (26%) pegunungan (16%), dan lain-lain

(14,5%).

3. Masalah kesehatan pada balita

Diagram 3.2.6.4
Distribusi frekuensi masalah kesehatan yang diderita balita selama 3
bulan terakhir (n : 25)
ISPA Diare Stunting DBD
8%
8%

24% 60%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.6.4 diatas, dari 25 Balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu yang mengalami masalah kesehatan ISPA sebanyak 15 balita

(60%%), Diare 6 balita (24%), stunting 2 balita (8%), dan DBD 2 balita (8%)

a. Pengetahuan

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai masalah kesehata balita di Kelurahan Karangayu(n=25)
Baik Cukup Kurang
08%
12%

80%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


76

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 30 anak usia sekolah di RW 1

Kelurahan Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi

pengetahuan masyarakat terkait masalah kesehatan pada balita yaitu baik

8%, cukup 80% dan kurang 12%. Menggambarkan bahwa hampir

masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup mengenai masalah kesehatan

pada balita.

Berikut analisa pengetahuan penduduk berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin pengetahuan tentang masalah kesehatan :

1) Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) disebabkan oleh virus yang

disebarkan melalui air liur, bersin, udara pernafasan yang mengandung

kuman yang terhirup saluran pernafasan

Diagram 3.3.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 1 mengenai Infeksi saluran pernafasan atas
(ISPA) pada balita di RW 01Kelurahan Karangayu (n=25)

Benar Salah

48.0% 52.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.1 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa sebagian besar (52,0%) penduduk

menganggap Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) disebabkan oleh

virus yang disebarkan melalui air liur, bersin, udara pernafasan yang
77

mengandung kuman yang terhirup saluran pernafasan dan sisanya

(48,0%) masyarakat menganggap itu bukan penyebab ISPA.

2) Tanda dan gejala dari ISPA adalah hidung beringus, sakit tenggorokan,

dan demam

Diagram 3.3.1.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 2 mengenai tanda dan gejala ISPA pada balita
di RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

32.0%

68.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.2 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu bahwa warga sebagian besar (68,0%) mengatakan hidung

beringus, sakit tenggorokan, dan demam merupakan tanda dan gejala

dari ISPA sedangkan sisanya (32,0%) bukan tanda dan gejala ISPA

3) ISPA dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan

Diagram 3.3.1.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 3 mengenai akibat ISPA pada warga RW 01 di
Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah
13.0%

87.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


78

Berdasakan diagram 3.3.1.3 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 87,0% berpendapat bahwa Infeksi

saluran pernafasan atas (ISPA) dapat menyebabkan infeksi pada saluran

pencernaan dan 13,0% sisanya berpendapat sebalikny

4) Menjauhkan dari penderita batuk merupakan salah satu pencegahan agar

anak tidak tertular batuk

Diagram 3.3.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 4 mengenai pencegahan penularan ISPA pada
balita di RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

44.7%
55.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.4 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh warga mengetahui bahwa

menjauhkan dari penderita batuk merupakan salah satu pencegahan agar

anak tidak tertular batuk 55,3%, sedangkan 44,7% yang tidak

mengetahuinya
79

5) Membersihkan rumah dapat menghindari dari debu dan menjauhkan

penyakit penafasan pada anak

Diagram 3.3.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 5 mengenai pencegahan penularan ISPA pada
balita di RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah
10%

90%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.5 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh warga mengetahui bahwa

membersihkan rumah dapat menghindari dari debu dan menjauhkan

penyakit penafasan pada anak sebanyak 90% dan sebagian hanya 10%

yang menjawab sebaliknya

6) Diare adalah penyakit dimana tinja atau feses berubah menjadi lembek

tau cair yang biasanya terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam

Diagram 3.3.1.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 6 mengenai pengertian Diare pada balita di
RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

23.0%

77.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


80

Berdasakan diagram 3.3.1.6 diatas, dari 125 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat masyarakat sebanyak 77,0% mengetahui

bahwa Diare adalah penyakit dimana tinja atau feses berubah menjadi

lembek tau cair yang biasanya terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam

sedangkan sisanya 23,0% belum mengetahuinya.

7) Diare dapat disebabkan karena mengonsumsi makanan dan minuman

yang kurang bersih

Diagram 3.3.1.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 7 mengenai penyebab Diare pada balita di RW
01 Kelurahan Karangayu (n=25)

Benar Salah
1.5%

98.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.7 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mayoritas warga 98,5% mengetahui bahwa

Diare dapat disebabkan karena mengonsumsi makanan dan minuman

yang kurang bersih sedangkan 1,5% sisanya tidak.


81

8) Diare dapat menyebabkan kekurangan cairan

Diagram 3.3.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 8 mengenai akibat Diarer pada balita di RW 01
Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

52.0% 48.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.8 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 52,0% warga tidak mengetahui

bahwa Diare dapat menyebabkan kekurangan cairan dan sisanya 48,0%

berpendapat sebaliknya.

9) Diare dapat menyebar dan menginfeksi anak melaui empat factor, yaitu

makanan, tinja (feses), udara, dan tangan

Diagram 3.3.1.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 9 mengenai penyebaran Diare pada balita di
RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

38.0%

62.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.9 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 62,0% warga mengetahui bahwa


82

Diare dapat menyebar dan menginfeksi anak melaui empat factor, yaitu

makanan, tinja (feses), udara, dan 38,0% yang belum mengetahuinya

10) Diare dapat dicegah dengan cara mencuci tangan sebelum makan

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 10 mengenai pencegahan Diare pada balita di
RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah
4.5%

95.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 95,5% warga

mengetahui bahwa Diare dapat dicegah dengan cara mencuci tangan

sebelum makan tetapi ada 4,5% warga yang belum mengetahui hal ini

11) Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik dengan penurunan

kecepatan pertumbuhan

Diagram 3.3.1.11
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 11 mengenai pengertian Stunting pada balita di
RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Baik Salah

33.0%

67.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


83

Berdasarkan diagram 3.3.1.11 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa sebanyak 67,0% warga mengetahui

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik yang ditandai dengan

penurunan kecepatan pertumbuhan dan merupakan dampak dari

ketidakseimbangan gizi dan sebanyak 33,0% belum mengetahuinya.

12) Stunting dapat menyebabkan dampak jangka panjang yaitu

terganggunya perkembangan fisik, mental, intelektual, serta kognitif

Diagram 3.3.1.12
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 12 mengenai dampak Stunting pada balita di
RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

35%

65.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.12 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 65% warga

mengetahui bahwa Stunting dapat menyebabkan dampak jangka

panjang yaitu terganggunya perkembangan fisik, mental, intelektual,

serta kognitif dan sebanyak 35% menjawab sebaliknya.


84

13) Ibu memegang peranan penting dalam mendukung upaya mengatsi

masalah gizi

Diagram 3.3.1.13
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 13 mengenai peranan penting ibu dalam
mengatasi masalah gizi RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

44%
56.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.13 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa 56% warga mengetahui bahwa Ibu

memegang peranan penting dalam mendukung upaya mengatasi

masalah gizi, mulai dari penyiapan makanan, pemilihan bahan

makanan, sampai menu makanan sebanyak 44% menjawab sebaliknya.

14) Stunting dapat disebabkan oleh faktor gizi yang buruk yang dialami

oleh ibu hamil maupun anak balita

Diagram 3.3.1.14
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 14 mengenai penyebab Stunting pada balita di
RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25 )
Benar Salah

38.9%

61.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


85

Berdasakan diagram 3.3.1.14 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa 61.1% warga mengetahui bahwa

Stunting dapat disebabkan oleh faktor gizi yang buruk yang dialami oleh

ibu hamil maupun anak balita sedangkan 38,9% belum mengetahuinya

15) Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa

awal lahir, tetapi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun

Diagram 3.3.1.15
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 15 mengenai penyebab kekurangan gizi pada
warga di RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

51.1% 48.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.15 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat tidak mengetahui bahwa Kekurangan gizi

terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal lahir, tetapi

stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun sebanyak 51,1% dan

48,9% mengetahuinya.
86

16) Demam berdarah penyebabnya adalah infeksi virus dengue pada


nyamuk aedes aegypti

Diagram 3.3.1.16
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 16 mengenai penyebab DBD pada balita di RW
01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

46.6%
52.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.16 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat warga tidak mengetahui bahwa Demam

berdarah penyebabnya adalah infeksi virus dengue pada nyamuk aedes

aegypti

17) Demam berdarah akan menimbulkan gejala tubuh menggigil, sakit

kepala, sakit saat menggerakan mata dan nyeri punggung bawah

Diagram 3.3.1.17
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 17 mengenai gejala DBD pada balita di RW 01
Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

20.0%

80.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.17 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mengetahui bahwa Demam berdarah akan


87

menimbulkan gejala tubuh menggigil, sakit kepala, sakit saat

menggerakan mata dan nyeri punggung bawah sebanyak 80,0% warga

dan 20,0% warga tidak mengetahuinya.

18) Demam berdarah adalah penyakit berat dengan gejala mirip dengan flu

yang bisa menyerang bayi, anak kecil maupun orang dewasa

Diagram 3.3.1.18
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 18 mengenai akibat DBD pada balita warga di
Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

45.0%
55.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.18 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mengetahui bahwa Demam berdarah adalah

penyakit berat dengan gejala mirip dengan flu yang bisa menyerang

bayi, anak kecil maupun orang dewasa sebanyak 55,0% dan tidak

mengetahuinya sebanyak 45,0%.


88

19) Nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan virus dengue bertelur di

genangan air kotor

Diagram 3.3.1.19
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan frekuensi
pertanyaan pengetahuan poin 19 mengenai penyebab DBD pada
balita di RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

45.0%
55.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.19 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa sebanyak 55,0%

warga menjawab tidak mengetahui Nyamuk Aedes aegypti yang

menyebarkan virus dengue bertelur di genangan air kotor dan sebanyak

45,0% mengetahuinya.

20) Salah satu cara mencegah penyakit demam berdarah adalah membunuh

nyamuk pembawanya

Diagram 3.3.1.20
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 20 mengenai pencegahan DBD pada balita di
RW 01 Kelurahan Karangayu (n=20)
Benar Salah

48.0% 52%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


89

Berdasakan diagram 3.3.1.20 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu sebanyak 52% warga mengetahui bahwa Salah satu cara

mencegah penyakit demam berdarah adalah membunuh nyamuk

pembawanya dan sebanyak 48,0% tidak mengetahuinya

b. Sikap

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap mengenai
masalah kesehatan pada balita di Kelurahan Karangayu (n=25)

Baik Cukup

44.0%
60.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu bahwa distribusi frekuensi sikap penduduk terkait masalah

kesehatan yaitu baik 44,0% dan cukup 60,0%.

1. apabila ada keluarga yang sakit maka anak anda tidak boleh mendekati

0.0%
22.6% sangat setuju
36.5%
setuju

tidak setuju

40.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


90

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap mengenai

salah satu keluarga yang sakit batuk, pilek maka anak anda tidak boleh

mendekati orang yang sakit pada penduduk terkait masalah kesehatan

yaitu sangat setuju 36,5% dan setuju 40,9%. Menggambarkan bahwa

hampir penduduk memiliki sikap yang setuju mengenai masalah

kesehatan

2. menurut saya ISPA hanya batuk pilek biasa dan tidak perlu diobati

karena akan sembuh dengan sendrinya

3.9%
10.4%
sangat setuju

45.7% setuju

tidak setuju
40.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap saya ISPA

hanya batuk pilek biasa dan tidak perlu diobati karena akan sembuh

dengan sendrinya pada penduduk terkait masalah kesehatan yaitu

sangat setuju 45,7% dan setuju 40,0%. Menggambarkan bahwa hampir

penduduk memiliki sikap yang saangat setuju mengenai masalah

kesehatan tersebut.
91

3. apabila balita mengalami diare dirumah maka ibu memberikan oralit

1.1%
20.8% 27.7% sangat setuju

setuju

tidak setuju

50.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu bahwa distribusi frekuensi ISPA hanya batuk pilek biasa

dan tidak perlu diobati karena akan sembuh dengan sendrinya terkait

masalah kesehatan yaitu sangat setuju 27,7% dan setuju 50,4%.

4. apabila balita ibu mengalami BAB terus menerus dengan disertai mual

dan muntah ibu akan segera membawanya ke puskesmas terdekat

4.0% 0.0%
sangat setuju
30.3%

setuju

tidak setuju
65.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap mengenai

apabila balita ibu mengalami buang air besar terus menerus dengan

disertai mual dan muntah ibu akan segera membawanya ke puskesmas

terdekat pada penduduk terkait masalah kesehatan yaitu sangat setuju


92

30,3% dan setuju 65,7%. Menggambarkan bahwa hampir penduduk

memiliki sikap yang setuju mengenai masalah kesehatan tersebut.

5. ibu beranggapan pada anak/balitanya lebih pendek dari usianya adalah

factor genetic sehingga tidak memerlukan penanganan lebih lanjut

1.9%
17.8%
sangat setuju

setuju
46.1%

tidak setuju
34.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap mengenai

ibu beranggapan pada anak/balitanya lebih pendek dari usianya adalah

factor genetic sehingga tidak memerlukan penanganan lebih lanjut pada

penduduk terkait masalah kesehatan yaitu sangat setuju 17,8%, setuju

34,2% dan tidak setuju 46,1%.

6. ibu rutin menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan balita di

posyandu atau puskesmas terdekat


0.9%
15.0%
sangat setuju
39.9%
setuju

tidak setuju
44.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


93

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap ibu rutin

menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan balita di posyandu

atau puskesmas terdekat pada penduduk terkait masalah kesehatan

yaitu sangat setuju 39,9% dan setuju 44,2%.

7. rutin melakukan kegiatan 4M (menguras, menutup, mengubur, dan

memantau)

1.7%
20.0% sangat setuju
32.6%
setuju

tidak setuju

45.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu bahwa distribusi frekuensi sikap rutin melakukan kegiatan

4M (menguras, menutup, mengubur, dan memantau) pada penduduk

terkait masalah kesehatan yaitu sangat setuju 32,6% dan setuju 45,7%.

8. tidur menggunakan kelambu dapat mengurangi gigitan dari nyamuk

9.9% 1.0%
sangat setuju
38.9%
setuju

tidak setuju
50.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


94

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap mengenai

tidur menggunakan kelambu dapat mengurangi gigitan dari nyamuk

pada balita pada penduduk terkait masalah kesehatan yaitu sangat

setuju 38,9% dan setuju 50,2%.

c. Perilaku

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
mengenai masalah kesehatan pada balita di Kelurahan Karangayu
(n=25)

baik cukup kurang


4.0%

48.0%
60.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku penduduk

terkait masalah kesehatan yaitu baik 48,0% dan cukup 60,0%.


95

1. Apabila ada yang sakit batuk, anda menggunakan masker

6.2%
20.4%
selalu
sering

47.5% jarang
25.9% tidak pernah

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku

mengenai Apabila ada yang sakit batuk menggunakan masker pada

penduduk terkait masalah kesehatan yaitu mayoritas jarang sebanyak

47,5% dan hampir tidak pernah sebnayak 6,2%.

2. Saya selalu buka jendela dan pintu setiap hari agar sirkulasi lancer

3.4%
18.6%
selalu
sering
51.5% jarang
26.5%
tidak pernah

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku

mengenai selalu buka jendela dan pintu setiap hari agar sirkulasi lancer

pada penduduk terkait masalah kesehatan yaitu mayoritas jarang

sebanyak 51,5% dan hampir tidak pernah sebnayak 3,4%.


96

3. Apabila balita mengalami diare ibu akan memberikan makanan lunak

sedikit demi sedikit namun sering

10.0% 2.0%
30.8% selalu
sering
jarang
tidak pernah
57.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku

mengenai Apabila balita mengalami diare ibu akan memberikan

makanan lunak sedikit demi sedikit namun sering pada penduduk

terkait masalah kesehatan yaitu mayoritas sering sebanyak 57,2% dan

hampir tidak pernah sebanyak 2,0%.

4. Ibu mengajarkan anak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan

0.2%
19.9%
selalu
44.2% sering
jarang
tidak pernah
35.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku

mengenai Ibu mengajarkan anak mencuci tangan dengan sabun


97

sebelum makan pada penduduk terkait masalah kesehatan yaitu

mayoritas jarang sebanyak 44,2% dan hampir tidak pernah sebnayak

0,2%.

5. Melakukan penimbangan berat badan secara berkala (1 bulan sekali)

untuk mengawasi tumbuh kembang balita

5.9% 2.9%
selalu
sering
32.5%
jarang
58.7%
tidak pernah

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu bahwa distribusi frekuensi perilaku Melakukan

penimbangan berat badan secara berkala (1 bulan sekali) untuk

mengawasi tumbuh kembang balita terkait masalah kesehatan yaitu

mayoritas selalu sebanyak 58,7% dan hampir tidak pernah 2,9%.

6. Ibu memilih bahan makanan yang mengandung zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh

5.9% 2.9%
selalu
sering
32.5%
jarang
58.7%
tidak pernah

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


98

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku

mengenai Ibu memilih bahan makanan yang mengandung zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh pada penduduk terkait masalah kesehatan yaitu

mayoritas sering sebanyak 58,7% dan hampir tidak pernah sebnayak

2,9%.

7. Menyemprotkan insektisida atau memasang obat nyamuk bakar atau

menggunakan kelambu saat tdur atau menggunkan baju lengan panjang

dan memberikan lotion anti nyamuk pada balita secara rutin

0.9%
26.0% 27.2%
selalu
sering
jarang
45.9% tidak pernah

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku

mengenai Menyemprotkan insektisida atau memasang obat nyamuk

bakar atau menggunakan kelambu saat tdur atau menggunkan baju

lengan panjang dan memberikan lotion anti nyamuk pada balita secara

rutin pada penduduk terkait masalah kesehatan yaitu mayoritas jarang

sebanyak 45,9% dan hampir tidak pernah sebnayak 0,9%.


99

8. Tidak membiarkan pakaian kotor bergantungan disembarang tempat

1.5%
20.0%
selalu
sering
49.6% jarang

28.9% tidak pernah

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku Tidak

membiarkan pakaian kotor bergantungan disembarang tempat pada

penduduk terkait masalah kesehatan yaitu mayoritas jarang sebanyak

49,6% dan hampir tidak pernah sebanyak 1,5%.

4. Masalah kesehatan pada anak usia sekolah

Diagram 3.2.1
Distribusi frekuensi masalah kesehatan yang diderita anak usia
sekolah 3 bulan terakhir (n : 31)
Karies Gigi Kecanduan Gadget
ISPA Gizi Kurang
Scabies
4%
10%
16% 45%

25%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.2.1 diatas, dari 31 anak usia sekolah di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat yang mengalami masalah kesehatan karies gigi


100

sebanyak 14 anak (45%), Kecanduan gadget 8 anak (25%), ISPA 5 anak (16%),

gizi kurang 3 anak (10%) dan scabies 1 anak (4%)

a. Pengetahuan

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai masalah kesehatan pada anak usia sekolah di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=31)
Baik Cukup

40.0%

61.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 31 anak usia sekolah di RW 1

Kelurahan Karangayu bahwa distribusi frekuensi pengetahuan penduduk

terkait masalah kesehatan yaitu baik 61,3% dan cukup 40,0%.

Berikut analisa pengetahuan penduduk berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin pengetahuan tentang masalah kesehatan :

1) Karies gigi adalah kerusakan pada gigi sehingga menjadi berlubang

Diagram 3.3.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 1 mengenai karies gigi pada anak usia sekolah
di Kelurahan Karangayu (n=31)
Benar Salah

27.5%

72.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


101

Berdasakan diagram 3.3.1.1 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa sebagian besar (72,5%)

penduduk menganggap Karies gigi adalah kerusakan pada gigi sehingga

menjadi berlubang dan sisanya (27,5%) masyarakat menganggap itu

bukan kerusakan gigi.

2) Makanan manis seperti coklat dan permen dapat menyebabkan karies

gigi

Diagram 3.3.1.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 2 Makanan manis seperti coklat dan permen
dapat menyebabkan karies gigi pada anak usia sekolah di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=31)
Benar Salah
10.1%

89.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.2 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa warga sebagian besar (89,1%) mengatakan

bahwa Makanan manis seperti coklat dan permen dapat menyebabkan

karies gigi sedangkan sisanya (10,1%) mengatakan bahwa Makanan

manis seperti coklat dan permen tidak dapat menyebabkan karies gigi.
102

3) Salah satu tanda dan gejala pada karies gigi adalah nyeri pada gigi yang

berlubang

Diagram 3.3.1.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 3 Salah satu tanda dan gejala pada karies
gigi adalah nyeri pada gigi yang berlubang pada anak usia
sekolah di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
7.6%

92.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.3 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 92,3% berpendapat bahwa Salah

satu tanda dan gejala pada karies gigi adalah nyeri pada gigi yang

berlubang dan 7,6% sisanya berpendapat sebaliknya

4) Kebiasaan minum susu sebelum tidur dapat menyebabkan karies gigi

Diagram 3.3.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 4 Kebiasaan minum susu sebelum tidur
dapat menyebabkan karies gigi pada anak usia sekolah di rw
1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
2.3%

97.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


103

Berdasakan diagram 3.3.1.4 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat hampir seluruh warga mengetahui bahwa Kebiasaan

minum susu sebelum tidur dapat menyebabkan karies gigi (97,7%),

sedangkan hanya (2,3%) yang tidak mengetahuinya

5) Tidak menjaga kebersihan gigi dapat menyebabkan karies gigi

Diagram 3.3.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 5 Tidak menjaga kebersihan gigi dapat
menyebabkan karies gigi pada anak usia sekolah di rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=31)

Benar Salah
2%

99%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat (99%) anak usia sekolah mengetahui bahwa

Tidak menjaga kebersihan gigi dapat menyebabkan karies gigi dan

sebaliknya (2%) anak usia sekolah tidak mengetahui bahwa Tidak

menjaga kebersihan gigi dapat menyebabkan karies gigi.


104

6) Kecanduan gadget dapat merubah perilaku

Diagram 3.3.1.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 6 mengenai Kecanduan gadget dapat merubah
perilaku pada anak usia sekolah di rw 1 Kelurahan Karangayu
(n=31)

Benar Salah
2.3%

97.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat hanak usia sekolah sebanyak 97,7% mengetahui bahwa

Kecanduan gadget dapat merubah perilaku sedangkan sisanya 2,3%

belum mengetahuinya.

7) Gadget merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi

Diagram 3.3.1.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 7 mengenai Gadget merupakan kebutuhan
yang harus terpenuhi pada warga di Kelurahan Karangayu
(n=31)

Benar Salah

29.6%

70.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


105

Berdasakan diagram 3.3.1.7 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat mayoritas anak usia sekolah (29,6%) mengatakan

Gadget merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi sedangkan (70,4%)

sisanya tidak.

8) Kecanduan gadget dapat menyebabkan gangguan pada mata

Diagram 3.3.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 8 mengenai Kecanduan gadget dapat
menyebabkan gangguan pada mata pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
4.2%

95.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.8 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 95,8% anak usia sekolah

mengetahui bahwa Kecanduan gadget dapat menyebabkan gangguan

pada mata , sisanya 4,2% berpendapat sebaliknya.


106

9) Sinar radiasi pada gadget dapat mempengaruhi ketajaman penglihatan


mata

Diagram 3.3.1.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 9 mengenai Sinar radiasi pada gadget
dapat mempengaruhi ketajaman penglihatan mata (n=31)

Benar Salah
2.1%

97.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.9 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu sebanyak 97,9% anak usia sekolah mengetahi bahwa Sinar

radiasi pada gadget dapat mempengaruhi ketajaman penglihatan mata,

hanya 2,1% belum mengetahui

10) Frekuensi dan posisi penggunaan gadget akan berdampak terhadap

penurunan ketajaman penglihatan

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 10 mengenai Frekuensi dan posisi
penggunaan gadget di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah

45.7%
54.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


107

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 45,7% anak usia

sekolah mengetahui bahwa Frekuensi dan posisi penggunaan gadget

akan berdampak terhadap penurunan ketajaman penglihatan, akan

tetapi ada 54,3% anak usia sekolah yang belum mengetahui hal ini.

11) Gizi buruk merupakan keadaan seseorang kekurangan konsumsi zat gizi

dan nutrisi

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 11 mengenai Gizi buruk merupakan
keadaan seseorang kekurangan konsumsi zat gizi dan
nutrisi (n=31)

Benar Salah

32.1%

67.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 67,9% anak usia

sekolah mengetahui bahwa Gizi buruk merupakan keadaan seseorang

kekurangan konsumsi zat gizi dan nutrisi, akan tetapi ada 32,1% anak

usia sekolah yang belum mengetahui hal ini.


108

12) Gizi buruk berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan anak

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 12 mengenai Gizi buruk berdampak pada
pertumbuhan dan kesehatan anak pada anak usia sekolah di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
12.1%

87.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu didapatkan 87,9% anak usia sekolah mengetahui bahwa

Gizi buruk berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan anak, akan

tetapi ada 12,1% anak usia sekolah yang belum mengetahui

13) Gizi buruk ditandai dengan penurunan berat badan

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 13 mengenai Gizi buruk ditandai dengan
penurunan berat badan (n=31)

Benar Salah

23.1%

76.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


109

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa 76,9% anak usia sekolah mengetahui

bahwa Gizi buruk ditandai dengan penurunan berat badan, akan tetapi

ada 23,1% anak usia sekolah yang belum mengetahui hal ini.

14) kurangnya asupan nutrisi dapat menyebabkan gizi buruk

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 14 mengenai kurangnya asupan nutrisi
dapat menyebabkan gizi buruk pada anak usia sekolah di rw
1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah

13.6%

86.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa 86,4% anak usia sekolah mengetahui

bahwa kurangnya asupan nutrisi dapat menyebabkan gizi buruk, akan

tetapi ada 13,6% anak usia sekolah yang belum mengetahui hal ini.
110

15) Asupan nutrisi yang cukup dapat mencegah gizi buruk


Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 15 mengenai Asupan nutrisi yang cukup
dapat mencegah gizi buruk pada anak usia sekolah di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
10.7%

89.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa 89,3% anak usia sekolah mengetahui

bahwa Asupan nutrisi yang cukup dapat mencegah gizi buruk, akan tetapi

ada 10,7% anak usia sekolah yang belum mengetahui hal ini

16) ISPA adalah penyakit yang menyerang hidung

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 16 mengenai ISPA adalah penyakit yang
menyerang hidung pada anak usia sekolah di rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=31)

Benar Salah
10.4%

89.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


111

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa 89,6% anak usia sekolah mengetahui

bahwa ISPA adalah penyakit yang menyerang hidung, akan tetapi ada

10,4% anak usia sekolah yang belum mengetahui hal ini.

17) ISPA disebabkan oleh virus

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 17 mengenai ISPA disebabkan oleh virus
pada anak usia sekolah di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah

20.1%

79.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa 79,9% anak usia sekolah mengetahui

bahwa ISPA disebabkan oleh virus, akan tetapi ada 20,1% anak usia

sekolah yang belum mengetahui hal ini.


112

18) Salah satu penyebab ISPA adalah sering meminum es


Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 18 mengenai Salah satu penyebab ISPA
adalah sering meminum es pada anak usia sekolah di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah

51.4% 48.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa 48,9% anak usia sekolah mengetahui

bahwa Salah satu penyebab ISPA adalah sering meminum es, akan tetapi

ada 51,4% anak usia sekolah yang belum mengetahui hal ini.

19) Tanda dan gejala ISPA adalah hidung tersumbat dan keluar ingus terus

menerus atau batuk dan pilek

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 19 mengenai Tanda dan gejala ISPA di rw
1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah

19.4%

80.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


113

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa 80,6% anak usia sekolah mengetahui

bahwa Tanda dan gejala ISPA adalah hidung tersumbat dan keluar ingus

terus menerus atau batuk dan pilek, akan tetapi ada 19,4% anak usia

sekolah yang belum mengetahui hal ini.

20) ISPA tidak dapat menular

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 20 mengenai ISPA tidak dapat menular pada
anak usia sekolah di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah

14.3%

85.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa 85,7% anak usia sekolah mengetahui

bahwa ISPA tidak dapat menular, akan tetapi ada 14,3% anak usia sekolah

yang belum mengetahui hal ini.


114

21) Scabies merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh kutu
Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 21 mengenai Scabies merupakan penyakit
infeksi kulit yang disebabkan oleh kutu pada anak usia
sekolah di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
10.4%

89.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa 89,6% anak usia sekolah mengetahui

bahwa Scabies merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh

kutu, akan tetapi ada 10,4% anak usia sekolah yang belum mengetahui hal ini.

22) Scabies dapat menular melalui kontak kulit secara langsung

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 22 mengenai Scabies dapat menular
melalui kontak kulit secara langsung Karangayu (n=31)

Benar Salah

20.1%

79.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa 79,9% mengetahui bahwa Scabies


115

dapat menular melalui kontak kulit secara langsung, akan tetapi ada

20,1% belum mengetahui hal ini.

23) Scabies menyebabkan gatal-gatal di kulit

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 23 mengenai Scabies menyebabkan gatal-
gatal di kulit (n=31)

Benar Salah
4.9%

95.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

didapatkan data bahwa 95,1% anak usia sekolah mengetahui bahwa Scabies

menyebabkan gatal di kulit, akan tetapi ada 4,9% yang belum mengetahui

24) Scabies biasanya ditandai dengan kemunculan ruam pada area kulit

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 24 mengenai Scabies biasanya ditandai
dengan kemunculan ruam pada area kulit (n=31)

Benar Salah
4.9%

89.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


116

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa 89,6% anak usia sekolah mengetahui

bahwa Scabies biasanya ditandai dengan kemunculan ruam pada area

kulit, akan tetapi ada 4,9% anak usia sekolah yang belum mengetahui hal ini.

25) Keluarga beresiko tinggi terkena penyakit scabies

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 25 mengenai Keluarga beresiko tinggi
terkena penyakit scabies pada anak usia sekolah di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah

41.9%
58.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 58,1% anak usia

sekolah mengetahui bahwa Keluarga beresiko tinggi terkena penyakit

scabies, akan tetapi ada 41,9% anak usia sekolah yang belum

mengetahui hal ini.


117

b. Sikap

Diagram 3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
mengenai masalah kesehatan pada anak usia sekoah di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=31)
Baik Cukup

39%

61%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.2 diatas, dari 31 KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap penduduk

terkait masalah kesehatan yaitu baik 61 % dan cukup 39 %.

Berikut analisa sikap masyarakat berdasarkan masing-masing pertanyaan

pada poin sikap tentang masalah kesehatan anak usia sekolah :

1) Coklat dapat menyebabkan gigi berlubang

Diagram 3.3.2.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 1
mengenai masalah kesehatan anak usia sekolah di Kelurahan
Karangayu (n=31)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
00%
30% 40%

30%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.1 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa 40% penduduk sangat setuju


118

bila coklat dapat menyebabkan gigi berlubang, sebanyak 30% setuju,

dan 30% tidak setuju.

2) Menggosok gigi yang baik adalah setelah sarapan dan sebelum tidur

pada malam hari

Diagram 3.3.2.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 2
mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju

30%
60%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.2 diatas, dari 31 KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu bahwa 60% warga sangat setuju apabila Menggosok gigi

yang baik adalah setelah sarapan dan sebelum tidur pada malam hari,

sedangkan 30% sisanya juga setuju dan 10% tidak setuju.

3) Kecanduan gadget dapat menyebabkan anak malas belajar

Diagram 3.3.2.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 3
mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

18%

40%

42%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


119

Berdasakan diagram 3.3.2.3 diatas, dari 31 KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mengenai Kecanduan gadget dapat

menyebabkan anak malas belajar maka warga menyatakan 42% setuju,

40% sangat setuju dan 18% tidak setuju.

4) Kecanduan gadget dapat mempengaruhi perkembangan kognitif pada

anak

Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 4
mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

20%
32%

48%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 31 KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu anak usia sekolah setuju bila kecanduan gadget dapat

mempengaruhi perkembangan kognitif anak, sebanyak 48% setuju, 32%

sangat setuju dan 20% tidak setuju.


120

5) Memeriksa kepuskesmas atau dokter terdekat apabila anak anda

menderita ISPA

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 5
mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Sangat setuju Setuju

52% 48%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Memeriksa kepuskesmas atau okter terdekat apabila anak anda

menderita ISPA ada sebanyak 52% warga setuju dan yang lainnya

sebanyak 48% sangat setuju akan hal tersebut.

6) ISPA hanya batuk dan pilek biasa akan sembuh dengan sendirinya

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 6
mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju
06% 06%

88%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

bahwa ISPA hanya batuk dan pilek biasa dan tidak perlu diobati karena
121

akan sembuh dengan sendirinya, ada sebanyak 88% warga tidak setuju

dan yang lainnya sebanyak 6% sangat setuju dan 6% setuju

7) Tidak mau makan makanan bergizi mengakibatkan gizi buruk

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 7
mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju
06%

36%
58%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

bahwa Tidak mau makan makanan bergizi mengakibatkan gizi buruk

ada sebanyak 58% warga tidak setuju dan sebanyak 36% setuju dan 6%

sangat setuju.

8) Kurangnya nafsu makan dapat mempengaruhi gizi buruk

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 8
mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju
10%

38%

52%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


122

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa Kurangnya nafsu makan dapat mempengaruhi

gizi buruk, ada sebanyak 52% setuju dan sebanyak 38% sangat setuju

dan 10% tidak setuju akan hal tersebut

9) Kurang menjaga kebersihan mengakibatkan scabies

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 9
mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

12%
32%

56%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

bahwa Kurang menjaga kebersihan mengakibatkan scabies, ada

sebanyak 56% setuju dan 32% tidak setuju dan 12% sangat setuju

10) Scabies dapat di cegah dengan menghindari kontak kulit

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 10
mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

28%

48%

24%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


123

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa Scabies dapat di cegah dengan

menghindari kontak kulit secara langsung dengan penderita,

adasebanyak 48% tidak setuju dan sebanyak 28% sangat setuju dan

24% setuju akan hal tersebut

c. Perilaku

Diagram 3.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
keikutsertaan warga terhadap pencegahan Masalah Kesehatan pada
anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu (n=31)
Baik Cukup

35%

65%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku anak usia sekolah

terkait perilaku Masalah Kesehatan yaitu baik 65 % dan cukup 35 %


124

Berikut analisa tindakan masyarakat berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin perilaku pencegahanMasalah Kesehatan

1) Menggosok gigi secara rutin untuk mencegah karies gigi

Diagram 3.3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 1 dalam perilaku Masalah Kesehatan pada
anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering Jarang
13%

21%
66%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.1 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa sebanyak 66% warga selalu

menggosok gigi secara rutin untuk mencegah karies gigi, 21% warga

sering menggosok gigi secara rutin, dan 13% jarang menggosok gigi

secara rutin.

2) Menggosok gigi menggunakan pasta gigi

Diagram 3.3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 2 dalam pencegahan Masalah Kesehatan
pada warga di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering Jarang
02%
14%

84%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


125

Berdasakan diagram 3.3.3.2 diatas, dari 31KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu sebanyak 84% warga selalu Menggosok gigi menggunakan

pasta gigi, 14 sering dan 2% warga menggosok gigi dengan pasta gigi

3) Bermain gadget lebih dari 3 jam dalam sehari

Diagram 3.3.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 3 dalam pencegahan Masalah Kesehatan
pada warga di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering Jarang

20% 22%

58%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.3 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

sebanyak 58% anak usia sekolah sering bermain gadget lebih dari 3 jam

dalam sehari, 22% selalu dan 20% warga jarang bermain gadget lebih

dari 3 jam dalam sehari

4) Bermain gadget dapat membuat anak melupakan tugas sekolah

Diagram 3.3.3.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 4 dalam pencegahan Masalah Kesehatan
pada anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering Jarang

18%

46%

36%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


126

Berdasakan diagram 3.3.3.4 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat ada 46% anak usia sekolah yang jarang bermain gadget

hingga melupakan tugas sekolah, 36% sering melakukan dan 18% selalu

bermain gadget dapat membuat anak melupakan tugas sekolah

5) Membuka jendela setiap pagi agar terjadi pertukaran udara sehingga

mencegah penyakit ISPA

Diagram 3.3.3.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 5 dalam pencegahan Masalah Kesehatan
pada anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering Jarang

12%

48%
40%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat mengenai Membuka jendela setiap pagi agar terjadi

pertukaran udara sehingga mencegah penyakit ISPA, ada sebanyak 48%

selalu membuka jendela, 40% yang sering dan 12% jarang membuka

jendelanya.
127

6) Memberikan obat batuk pilek pada anak yang beli di warung

Diagram 3.3.3.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 6 dalam pencegahanMasalah Kesehatan
pada anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering Jarang

29%
43%

28%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.6 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat ada sebanyak 43% anak yang memberikan obat batuk

pilek dari warung, 28% sering, dan 29% jarang.

7) Kurangnya pengetahuan dan informasi orangtua menyebabkan asupan

gizi anak kurang

Diagram 3.3.3.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 7 dalam pencegahanMasalah Kesehatan
pada anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu (n=180)
Selalu Sering Jarang

14%

22%
64%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.7 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat ada sebanyak 64% warga yang kurangnya pengetahuan

dan informasi, 22% warga sering, 14% warga jarang


128

8) Menunda waktu makan dapat mempengaruhi status gizi

Diagram 3.3.3.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 8 dalam pencegahan masalah kesehatan
pada anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
2.2%
25.2%
34.4%

38.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.8 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat hanya ada 25,2% anak yang menunda makan, 38,2%

sering, 34,4% jarang dan 2,2% tidak pernah menunda makan.

9) Mencuci tangan dapat mengurangi penularan scabies

Diagram 3.3.3.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 9 dalam pencegahanMasalah Kesehatan
pada anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering Jarang

20% 26%

54%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.9 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 54% anak usia sekolah sering mencuci


129

tangan, 26% selalu dan 20% jarang mencuci tangan untuk mengurangi

penularan scabies.

10) Membersihkan rumah secara rutin dapat mengurangi penyebab scabies

Diagram 3.3.3.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 10 dalam pencegahan masalah kesehatan
pada anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering Jarang

22%

47%

31%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 22% anak usia sekolah selalu

membersihkan rumah secara rutin, 31% anak sering dan 47% jarang

membersihkan rumah secara rutin.

5. Masalah kesehatan pada remaja

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi masalah kesehatan yang diderita remaja 3 bulan
terakhir (n : 28)
Desminore Merokok Insomnia

33%
39%

28%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


130

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 28 remaja di RW 1 Kelurahan Karangayu

Semarang Barat yang mengalami masalah kesehatan desminore sebanyak 11

remaja (39%), PTS merokok 8 remaja (28%), Insomnia 9 remaja (33%)

a. Pengetahuan

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai masalah kesehatan pada remaja di Kelurahan
Karangayu (n=28)
Baik Cukup

17.8%

82.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 28 remaja di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

penduduk terkait masalah kesehatan yaitu baik 17,8% dan cukup 82,2%.

Menggambarkan bahwa hampir penduduk memiliki pengetahuan yang cukup

mengenai masalah kesehatan

Berikut analisa pengetahuan penduduk berdasarkan masing-masing pertanyaan

pada poin pengetahuan tentang masalah kesehatan pada remaja yaitu

Desminore, insomnia, Perilaku Merokok, Penggunaan NAPZA, dan Perilaku

Menular Seksual (PMS) :


131

1) Disminore adalah perasaan nyeri pada waktu haid dapat berupa kram

ringan

Diagram 3.3.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 1 mengenai Disminore pada remaja di
Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

47.5%
52.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.1 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa sebagian besar (52,5%) remaja

menganggap nyeri pada waktu haid dapat berupa kram ringan pada

bagian kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-hari

merupakan pengertian desminore dan sisanya sebanyak (27,5%) remaja

menganggap itu bukan pengertian desminore.

2) Gejala utama desminore yaitu nyeri dapat tajam, tumpul, atau menetap.

Diagram 3.3.1.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 2 mengenai tanda dan gejala desminore pada
remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

49.1% 50.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


132

Berdasakan diagram 3.3.1.2 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

bahwa remaja sebagian besar (50,9%) mengatakan bahwa Gejala

desminore yaitu nyeri dapat tajam, tumpul, atau menetap. sedangkan

sisanya (49,1%) mengatakan bahwa hal tersebut bukan tanda dan gejala

3) Disminore biasanya muncul bersamaan dengan haid

Diagram 3.3.1.3

Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan


pengetahuan poin 3 mengenai desminore pada remaja di
Kelurahan Karangayu (n=280)
Benar Salah

27.7%

72.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.3 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu


sebanyak 72,3% berpendapat bahwa Disminore biasanya muncul
bersamaan dengan haid, sebelum haid dan 27,3% sisanya berpendapat
sebaliknya.
4) Dismenore juga memberikan dampak yang buruk bagi remaja putri

Diagram 3.3.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 4 mengenai dampak buruk desminore pada
remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

45.2%
54.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


133

Berdasakan diagram 3.3.1.4 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat ebagian remaja mengatakan bahwa Dismenore

memberikan dampak yang buruk bagi remaja putri (54,8%),

sedangkansisanya (45,2%) mengatakan sebaliknya

5) Cara mengatasi disminore

Diagram 3.3.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 5 mengenai cara mengatasi desminore pada
remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

42%
58%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.5 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat seluruh remaja yang mengetahui cara mengatasi

desminore sebanyak 58% sedangkan sisanya 42% tidak mengetahuinya.

6) Pengertian insomnia kondisi ketika mengalami kesulitan tidur.

Diagram 3.3.1.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 6 mengenai pengertian insomnia pada remaja
di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

33.0%

67.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


134

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebagian remaja sebanyak 67% mengetahui bahwa

Insomnia adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan tidur

sedangkan sisanya 33% belum mengetahuinya.

7) Faktor resiko Insomnia diantaranya adalah Masalah mental

Diagram 3.3.1.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 7 mengenai Faktor resiko Insomnia pada
remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

51.5% 48.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.7 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat mayoritas remaja (51,5%) tidak mengetahui bahwa

Faktor resiko Insomnia diantaranya adalah Masalah mental sedangkan

48,5% sisanya mengetahui hal tsb.

8) Faktor penyebab insomnia

Diagram 3.3.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 8 mengenai Faktor penyebab insomnia pada
remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

31.5%

68.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


135

Berdasakan diagram 3.3.1.8 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 68,5% remaja menegtahui faktor penyebab

insomnia sisanya 31,5% berpendapat sebaliknya.

9) Dampak insomnia

Diagram 3.3.1.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 9 mengenai Dampak insomnia
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

33.8%

66.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.9 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 66,2% remaja mengetahi dampak dari

insomnia, sedangkan sisanya 33,8% belum mengetahui ampak dari

insomnia.

10) Pencegahan insomnia

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 10 mengenai Pencegahan insomnia
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Tidak

14.5%

85.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


136

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 85,5% remaja

mengetahui bahwa Pencegahan Insomnia dapat diatasi dengan cara

Hindari menggunakan smartphone akan tetapi ada 14,5% remaja yang

belum mengetahui hal ini.

11) Penggunaan NAPZA berpengaruh pada Sistem saraf pusat

Diagram 3.3.1.11
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 11 mengenai Penggunaan NAPZA
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

24.5%

75.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.11 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 75,5% remaja

mengetahui bahwa Penggunaan NAPZA berpengaruh pada Sistem saraf

pusat akan tetapi ada 24,5% remaja yang belum mengetahui hal ini.
137

12) Pengguna NAPZA akan mengalami gangguan seperti halusinasi

Diagram 3.3.1.12
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 12 mengenai Penggunaan NAPZA
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

14.7%

85.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.11 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 85,3% remaja

mengetahui bahwa Pengguna NAPZA akan mengalami gangguan

seperti halusinasi akan tetapi ada 24,7% remaja yang belum mengetahui

hal ini.

13) Muncul rasa bersalah saat Pengguna NAPZA gagal untuk berhenti dari

penyalahgunaan NAPZA

Diagram 3.3.1.13
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 13 mengenai Penggunaan NAPZA
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

16.5%

83.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


138

Berdasakan diagram 3.3.1.13 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 83,5% remaja

mengetahui bahwa Muncul rasa bersalah saat Pengguna NAPZA gagal

untuk berhenti dari penyalahgunaan NAPZA akan tetapi ada 16,5%

remaja yang belum mengetahui hal ini.

14) NAPZA yang membuat orang kencanduan karena efeknya kuat adalah

ganja

Diagram 3.3.1.14
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 14 mengenai Penggunaan NAPZA
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

28.5%

72.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.15 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 72,5% remaja

mengetahui bahwa NAPZA yang membuat orang kencanduan karena

efeknya kuat adalah ganja akan tetapi ada 28,5% remaja yang belum

mengetahui hal ini.\


139

15) Salah satu efek yang sangat merugikan dari penggunaan NAPZA adalah

menimbulkan rasa tenang

Diagram 3.3.1.15
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 15 mengenai Penggunaan NAPZA
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

29.5%

70.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.16 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 70,5% remaja

mengetahui bahwa Penyakit menular seksual tetapi ada 29,5% remaja

yang belum mengetahui hal ini.

16) Penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular melalui

hubungan intim

Diagram 3.3.1.16
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 5 mengenai Penyakit menular seksual
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

29.5%

70.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


140

Berdasakan diagram 3.3.1.16 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa 70,5% remaja mengetahui bahwa

Penyakit menular seksual tetapi ada 29,5% remaja belum mengetahui

17) Penyakit menular seksual ditandai dengan ruam atau lepuh, keputihan

Diagram 3.3.1.17
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 17 mengenai Penyakit menular seksual
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

24.5%

75.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.17 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa 75,5% remaja mengetahui bahwa

Penyakit menular seksual ditandai dengan ruam atau lepuh, keputihan

akan tetapi ada 24,5% remaja yang belum mengetahui

18) Penyakit menular seksual tidak menular melalui transfusi darah

Diagram 3.3.1.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 18 mengenai Penyakit menular seksual
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

34.5%

65.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


141

Berdasakan diagram 3.3.1.1.8 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 65,5% remaja

mengetahui bahwa Penyakit menular seksual tidak menular melalui

transfusi darah atau berbagi pakai jarum suntik dengan penderita akan

tetapi ada 34,5% remaja yang belum mengetahui hal ini.

19) Penyakit menular seksual menyebar melalui hubungan intim, baik

secara vaginal, anal (melalui dubur), atau oral (melalui mulut)

Diagram 3.3.1.11
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 19 mengenai Penyakit menular seksual
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

21.5%

78.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.19 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 78,5% remaja

mengetahui bahwa Penyakit menular seksual menyebar melalui

hubungan intim, baik secara vaginal, anal (melalui dubur), atau oral

(melalui mulut) akan tetapi ada 21,5% remaja yang belum mengetahui

hal ini.
142

20) Penyakit menular seksual tidak disebabkan oleh infeksi bakteri, virus,

jamur, atau parasit

Diagram 3.3.1.20
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 20 mengenai Penyakit menular seksual
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

29.5%

70.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.20 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 70,5% remaja

mengetahui bahwa Penyakit menular seksual tidak disebabkan oleh

infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit akan tetapi ada 29,5% remaja

yang belum mengetahui hal ini.

21) Efek samping yang dialami oleh perokok tidak akan dialami oleh orang

yg berdekatan dengan perokok

Diagram 3.3.1.21
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 21 mengenai Perilaku merokok
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

24.2%

75.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


143

Berdasakan diagram 3.3.1.21 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 75,8% remaja

mengetahui bahwa Efek samping yang dialami oleh perokok tidak akan

dialami oleh orang yg berdekatan dengan perokok merupakan hal yang

salah akan tetapi ada 24,2% remaja yang belum mengetahui hal ini.

22) Rokok tidak bisa menyebabkan ketagihan atau kecanduan serta tidak

menyebabkan penuaan dini

Diagram 3.3.1.22
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 22 mengenai Perilaku merokok
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

25.5%

74.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.22 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 74,5% remaja

mengetahui bahwa Rokok tidak bisa menyebabkan ketagihan atau

kecanduan serta tidak menyebabkan penuaan dini akan tetapi ada 25,5%

remaja yang belum mengetahui hal ini.


144

23) Penasaran atau hanya coba-coba merupakan alasan utama remaja ingin

merokok

Diagram 3.3.1.23
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 23 mengenai Perilaku merokok
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

22.5%

77.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.23 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 77,5% remaja

mengetahui bahwa Rokok tidak bisa menyebabkan ketagihan atau

kecanduan serta tidak menyebabkan penuaan dini akan tetapi ada 22,5%

remaja yang belum mengetahui hal ini.

24) Kandungan dalam rokok seperti nikotin dapat menyebabkan plak pada

paru-paru, kanker, dan tekanan darah tinggi

Diagram 3.3.1.14
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 24 mengenai Perilaku merokok
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

27.5%

72.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


145

Berdasakan diagram 3.3.1.11 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 75,5% remaja

mengetahui bahwa Kandungan dalam rokok seperti nikotin dapat

menyebabkan plak pada paru-paru, kanker, dan tekanan darah tinggi

akan tetapi ada 22,5% remaja yang belum mengetahui hal ini.

25) Zat yang ada didalam rokok merupakan zat yang mampu membuat

tubuh menjadi sangat sehat dan bugar

Diagram 3.3.1.25
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 25 mengenai Perilaku merokok
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

20.5%

79.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.30 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 79,5% remaja

mengetahui bahwa Penggunaan NAPZA berpengaruh pada Sistem saraf

pusat akan tetapi ada 20,5% remaja yang belum mengetahui hal ini.
146

b. Sikap

Diagram 3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
mengenai penanganan desminore pada remaja di Kelurahan
Karangayu (n=28)
Baik Cukup

14.2%

85.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.2 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap remaja terkait penanganan

desminore yaitu baik 14,2%% dan cukup 85,8 %

Berikut analisa sikap masyarakat berdasarkan masing-masing pertanyaan

pada poin sikap tentang desminore :

1) Jika terjadi nyeri haid lebih baik minum jamu tradisional

Diagram 3.3.2.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 1
mengenai desminore pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
0.8%3.2%

41%
55.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.1 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa 55% remaja tidak setuju bila
147

harusminum jamu tradisional, sebanyak 41% setuju, 3,2% tidak setuju

dan 0,8% sangat tidak setuju.

2) Pencegahan yang tepat pada nyeri haid dapat mengurangi nyeri haid

yang berlebihan

Diagram 3.3.2.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 2
mengenai pencegahan desminore pada remaja di Kelurahan
Karangayu (n=28)
Sangat setuju Setuju

38.9%

61.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.2 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

bahwa 61.1% remaja sangat setuju apabila Penanggulangan dan

pencegahan yang tepat pada nyeri haid dapat mengurangi nyeri haid

yang berlebihan sedangkan 38,9% sisanya juga setuju akan hal tersebut.

3) Tidur siang dapat mengatasi insomnia

Diagram 3.3.2.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 3
mengenai cara mengatasi insomnia 9 pada remaja di Kelurahan
Karangayu (n=28)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju
0.7%

50.4% 48.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


148

Berdasakan diagram 3.3.2.3 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat mengenai persetujuan remaja bahwa Tidur siang dapat

mengatasi insomnia menyatakan 50,4% setuju, 48,9% sangat setuju dan

0,7% tidak setuju.

4) Menonton tayangan di televisi, laptop, atau smartphone dapat membuat

seseorang lebih cepat tertidur

Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 4
mengenai insomnia pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju
0.7%

46.6% 52.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat remaja sangat setuju bila Menonton tayangan di

televisi, laptop, atau smartphone dapat membuat seseorang lebih cepat

tertidur sebanyak 46,6% remaja setuju dan 0,7% tidak setuju.


149

5) Remaja memakai narkoba sebab narkoba membuatnya merasa nikmat,

enak dan nyaman

Diagram 3.3.2.5

Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 5


mengenai NAPZA pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Tidak setuju Sangat tidak setuju

52% 48%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat dalam pernyataan Remaja memakai narkoba sebab

narkoba membuatnya merasa nikmat, enak dan nyaman ada sebanyak

47,8% remaja tidak setuju setuju dan yang lainnya sebanyak 52,2%

sangat tidak setuju akan hal tersebut.

6) Memakai narkoba, orang akan menilai dirinya hebat, dewasa, mengikuti


mode
Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 6
mengenai NAPZA pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Tidak setuju Sangat tidak setuju

47%
53%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat remaja sangat tidak setuju bahwa Memakai narkoba,


150

orang akan menilai dirinya hebat, dewasa, mengikuti mode sebanyak

52,7% ,dan 47,3% sangat tidak setuju.

7) PMS dapat menular melalui oral maupun anal seks

Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 7
mengenai PMS pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Tidak setuju Sangat tidak setuju

47%
53%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat remaja sangat tidak setuju bahwa PMS dapat menular

melalui oral maupun anal seks sebanyak 52,7% ,dan 47,3% sangat tidak

setuju.

8) Infeksi menular seksual dapat ditularkan melalui penggunaan toilet

umum

Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 8
mengenai PMS pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Tidak setuju Sangat tidak setuju

47%
53%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


151

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat remaja sangat tidak setuju bahwa Infeksi menular

seksual dapat ditularkan melalui penggunaan toilet umum sebanyak

52,7% ,dan 47,3% sangat tidak setuju.

9) Menghirup udara yang bebas asap rokok mrupakan hak asasi manusia

Diagram 3.3.2.4

Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 9


mengenai perilaku merokok pada remaja di Kelurahan
Karangayu (n=28)
Tidak setuju Sangat tidak setuju

47%
53%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat remaja sangat tidak setuju bahwa Menghirup udara yang

bebas asap rokok mrupakan hak asasi manusia sebanyak 52,7% ,dan

47,3% sangat tidak setuju.


152

10) Remaja lebih merasa percaya diri jika sedang merokok

Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 10
mengenai Perilaku merokok pada remaja di Kelurahan
Karangayu (n=28)
Tidak setuju Sangat tidak setuju

47%
53%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat remaja sangat tidak setuju bahwa remaja lebih merasa

percaya diri jika sedang merokok sebanyak 52,7% ,dan 47,3% sangat

tidak setuju

d. Perilaku

Diagram 3.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
keikutsertaan remaja terhadap masalah kesehatan pada remaja di
Kelurahan Karangayu (n=28)
Baik Cukup
Tidak setuju Sangat tidak setuju

8.2%

92.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku penduduk terkait


153

penanganan masalah kesehatan pada remaja yaitu baik 8,2, % dan cukup

92,8%

Berikut analisa tindakan masyarakat berdasarkan masing-masing pertanyaan

pada poin perilaku penanganan nmasalaha kesehatan:

1) Saya pernah membaca ttg cara mengatasi nyeri haid

Diagram 3.3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 1 dalam pencegahan desminore pada
remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
0.8%

36.4%
43.7%

19.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.1 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa sebanyak 36,4% remaja selalu

membaca cara pencegahan desminore, 19,1% remaja sering

membacanya, 43,7% jarang dan ada 0,8% remaja tidak pernah membaca

cara pencegahan desminore.


154

2) Mengompres air hangat jika nyeri haid

Diagram 3.3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 2 dalam pencegahan desminore pada
remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

14%

11.5%

65.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.2 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 65% remaja jarang Mengompres air hangat

jika nyeri haid, 14% selalu, 11,5% sering dan 10% remaja tidak pernah.

3) Remaja mengurangi mengkonsumsi minuman beralkohol dan berkafein

untuk mencegah insomnia

Diagram 3.3.3.3

Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku


masyarakat pada poin 3 dalam pencegahan insomnia pada
remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
9.9%

23.7%
66.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.3 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 66,4% remaja selalu mengurangi


155

mengkonsumsi minuman beralkohol dan berkafein untuk mencegah

insomnia, 23,7% remaja sering dan 9,9% remaja jarang melakukannya

4) Remaja menciptakan kamar tidur yg nyaman agara lebih cepat tidur


Diagram 3.3.3.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 4 dalam pencegahan insomnia pada remaja
di Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang

13.7%

33.6% 52.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.4 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat ada 52,7% remaja yang selalu menciptakan kamar tidur

yg nyaman agara lebih cepat tidur 33,6% sering melakukan dan 13,7%

remaja jarang melakukannya.

5) Memilih pergaulan yg baik dan terampil menolak tawaran napza


Diagram 3.3.3.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 5 dalam pencegahan NAPZA pada remaja
di Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

38.2%

61.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.5 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

mengenai remaja yang selalu Memilih pergaulan yg baik dan terampil


156

menolak tawaran napza ada sebanyak 61,8% remaja, 38,2% yang sering

menolak.

6) Saya selalu melakukan pola hidup sehat dan kegiatan positif

Diagram 3.3.3.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 6 dalam pencegahan NAPZA pada remaja
di Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
0.7%
18.3%

40.5%

40.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.6 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

ada sebanyak 40,5% remaja yang selalu Saya selalu melakukan pola

hidup sehat dan kegiatan positif untuk tidak mencoba coba narkoba

40,5% sering, 18,3% jarang dan 0,7% tidak pernah.

7) Remaja selalu melakukan kegiatan positif untuk menghindari pergaulan

bebas yg menyebabkan penyakit menulat seksual

Diagram 3.3.3.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 7 dalam pencegahan PMS pada remaja di
Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
7.6%

23.7%

68.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


157

Berdasakan diagram 3.3.3.7 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat ada sebanyak 68,7% remaja yang selalumelakukan

kegiatan positif untuk menghindari pergaulan bebas yg menyebabkan

penyakit menulat seksual 22,1% remaja sering, 7,6% remaja jarang

melakukan.

8) Jika ada gejala segera periksa ke pelayanan Kesehatan

Diagram 3.3.3.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 8 dalam pencegahan perilaku pada remaja
di Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
2.2%
25.2%
34.4%

38.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.8 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat hanya ada 25,2% remaja yang segera periksa, 38,2%

sering, 34,4% jarang dan 2,2% tidak pernah melakukan pemeriksaan

jika ada gejala.


158

9) Remaja lebih percaya diri jika merokok

Diagram 3.3.3.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 9 dalam pencegahan Perilaku merokok
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang

12.2%

26%
61.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.9 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 61,8% remaja selalu menjadwalkan istirahat

yang cukup, 26% sering dan 12,2% jarang menjadwalkan istirahat yang

cukup setiap harinya

10) Jika ada anggota keluarga yg merokok didalam rumah, anggota

keluarga yg lain akan menegur

Diagram 3.3.3.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 10 dalam pencegahan Perilaku merokok
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang

19.1%

20.6% 60.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.10 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 60,3% remaja selalu


159

memeriksakan diri ke puskesmas bila sakit, 20,6% remaja sering

memeriksakan diri dan 19,1% remaja jarang memeriksakan diri ke

puskesmas bila sakit

6. Masalah kesehatan pada dewasa

Diagram 3.4.1
Distribusi frekuensi masalah kesehatan yang diderita dewasa 3 bulan
terakhir (n : 43)
Hipertensi Asam urat DM TB Paru
5%
10%

53%
32%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.4.1 diatas, dari 43 dewasa di RW 1 Kelurahan Karangayu

yang mengalami masalah kesehatan Hipertensi 23 orang (53%), Asam urat

sebanyak 14 orang (32%), DM 4 orang (10%), TB Paru 2 orang (5%)

a. Pengetahuan

Diagram 3.8.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk dewasa berdasarkan pengetahuan
mengenai Hipertensi, DM, Asam Urat, TB, dan CA Mamae pada warga
di Kelurahan Karangayu (n=43)
Baik Cukup Sangat kurang

41.8%

53.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi pengetahuan


160

penduduk dewasa terkait Hipertensi, DM, Asam Urat, TB, dan CA Mamae

yaitu baik 41,8% , cukup 53,4% , dan sangat kurang 4,6 %. Menggambarkan

bahwa hampir penduduk dewasa RW 1 di Kelurahan Karang Ayu memiliki

pengetahuan yang cukup terkait Hipertensi, DM, Asam Urat, TB, dan CA

Mamae.

Berikut analisa pengetahuan penduduk berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin pengetahuan Hipertensi, DM, Asam Urat, TB, dan CA

Mamae :

1) Apakah menurut dewasa TBC merupakan penyakit yang ditandai

dengan batuk lebih dari 3 minggu ?

Diagram 3.8.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 1 mengenai tanda gejala TBC pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=43)
Benar Salah

12%

88%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.1 diatas, dari 43 warga di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa sebagian besar

(87,5%) penduduk menganggap batuk lebih dari 3 minggu merupakan

tanda dan gejala dari TBC dan sisanya (12,5%) masyarakat menganggap

itu bukan tanda dan gejala dari TBC.


161

2) Apakah menurut dewasa meludah sembarangan menular penyakit TBC?

Diagram 3.8.1.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk dewasa RW 1 berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 2 mengenai cara penularan TBC
pada warga di Kelurahan Karangayu (n=43)
Benar Salah

26%

74%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.2 diatas, dari 43 di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa pendapat warga (73,6%) mengatakan bahwa

meludah sembarangan menular yaitu cara mengenai penularan TBC

sedangkan sisanya (26,4%) mengatakan bahwa hal tersebut bukan tanda

mengenai penularan TBC

3) Apakah menurut dewasa sesak dan nyeri dada merupakan tanda gejala

TBC ?

Diagram 3.8.1.3

Distribusi frekuensi jumlah penduduk dewasa RW 1 berdasarkan


pertanyaan pengetahuan poin 3 mengenai tanda gejala TBC pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=43)
Benar Salah
01%

99%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


162

Berdasakan diagram 3.8.1.3 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 99,1% berpendapat bahwa sesak

dan nyeri dada merupakan tanda gejala TBC dan 0,9% sisanya

berpendapat sebaliknya.

4) Apakah menurut dewasa DM merupakan penyakit menurun ?

Diagram 3.8.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk dewasa RW 1 berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 4 mengenai penyebab DM pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=43)
Benar Salah

90%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.4 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat berpendapat bahwa warga (90,1 %)

mengetahui bahwa DM adalah penyakit menurun dan (9,9 %) warga

tidak setuju jika DM itu penyakit yang menurun.


163

5) Apakah menurut dewasa penderita DM harus mengatur pola makan

dengan membatasi konsumsi gula berlebih ?

Diagram 3.8.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk dewasa RW 1 berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 5 mengenai pola makan penderita
DM pada warga di Kelurahan Karangayu (n=43)
Benar Salah

12%

88%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.5 diatas, dari 43 warga dewasa RW 1 di

Kelurahan Karangayu Semarang Barat hampir seluruh warga (88,3%)

membatasi konsumsi gula berlebih untuk menjaga kesehatan dan

sebaliknya warga (11,7%) kurang memperhatikan pola konsumsi makan

sehari-hari

6) Apakah komplikasi DM

Diagram 3.8.1.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk dewasa RW 1 berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 6 mengenai komplikasi DM pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=43)
Benar Salah

19%

81%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


164

Berdasakan diagram 3.8.1.6 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh warga masyarakat sebanyak

81,3% mengetahui komplikasi DM sedangkan sisanya 18,6%

berpendapat bahwa tidak mengetahui komplikasi dar DM

7) Apakah olahraga secara rutin dapat mencegah hipertensi?

Diagram 3.8.1.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga RW 1 berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 7 mengenai pencegahan hipertensi
dengan cara berolahraga pada warga di Kelurahan Karangayu
(n=43)
Benar Salah
03%

97%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.7 diatas, dari 43 warga dewasa RW 1 di

Kelurahan Karangayu Semarang Barat mayoritas warga (97.2%)

mengetahui bahwa berolahraga dapat mencegah tekanan darah tinggi

sedangkan 2.8% sisanya tidak percaya bahwa olahraga secara rutin

dapat mencegah hipertensi.


165

8) Apakah diperlukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin ?

Diagram 3.8.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 8 mengenai
pemeriksaan tekanan darah secara rutin pada penderita
hipertensi pada warga di Kelurahan Karangayu (n=43)
Benar Salah

13%

87%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.8 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 87,3% warga sering melakukan

pemeriksaan tekanan darah tinggi di pelayanan kesehatan, sisanya

12,7% berpendapat tidak di perlukan pemeriksaan tekanan darah secara

rutin pada penderita hipertensi

9) Apakah dewasa mengalami susah tidur di malam hari ?

Diagram 3.8.1.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 9 mengenai pola tidur
pada penderita hipertensi pada warga di Kelurahan Karangayu
(n=43)
Benar Salah

42%
58%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


166

Berdasakan diagram 3.8.1.9 diatas, dari 43 warga dewasa RW 1 di

Kelurahan Karangayu Semarang Barat sebanyak 57,9% penduduk pola

tidur pada malam hari terganggu dan 42,1 % penduduk tidak ada

kendala pola tidur .

10) Apakah menurut dewasa penyakit Asam Urat adalah penyakit yang

menyerang sendi/jaringan di sekitar sendi ?

Diagram 3.8.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 10 mengenai
pengertian dari asam urat pada warga di Kelurahan Karangayu
(n=43)
Benar Salah
06%

94%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.10 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 94,4 % warga

mengetahui bahwa pengertian dari asam urat yaitu penyakit yang

menyerang sendi-sendi dan 5,6 % penduduk kurang mengetahui

pengertian dari asam urat.


167

11) Apakah menurut dewasa nyeri dan kaku pada sendi adalah tanda gejala
asam urat ?
Diagram 3.8.1.11
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 11 mengenai tanda
gejala asam urat pada warga di Kelurahan Karangayu (n=43)

Benar Salah
10%

90%
Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.11 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 89,8 % warga

mengetahui tanda gejala asam urat dan 10,2 % belum paham tentang

tanda gejala asam uratbahwa pengertian dari asam urat yaitu penyakit

yang menyerang sendi-sendi

12) Apakah menurut dewasa makanan yang dapat menyebabkan asam urat
tinggi adalah jeroan, kepiting dan udang ?
Diagram 3.8.1.12
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 12 mengenai makanan
yang dikonsumsi dapat menyebabkan asam urat tinggi tanda
gejala asam urat pada warga di Kelurahan Karangayu (n=43)

Benar Salah

15%

85%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


168

Berdasakan diagram 3.8.1.11 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 85,3 % warga

mengetahui makanan yang harus dihidari yang dapat memperparah

asam urat dan 14,7 % belum mengetahui makanan yang harus dihindari

yang dapat memperparah asam urat.

13) Apakah menurut dewasa tanda gejala ca mamae yaitu ada benjolan dan
nyeri di daerah sekitar payudara pada wanita ?
Diagram 3.8.1.13
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 13 mengenai tanda
gejala ca mamae pada warga di Kelurahan Karangayu (n=43)

Benar Salah

25%

75%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.13 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 74,8 % warga

mengetahui tanda gejala ca mamae dan 25,2 % warga belum mengetahui

tentang tanda gejala ca mamae.


169

14) Apakah menurut dewasa cara pemeriksaan awal untuk mengetahui


adanya benjolan di daerah payudara dengan cara melakukan
pemeriksaan sadari ?
Diagram 3.8.1.14
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 14 mengenai
pemeriksaan sadari secara mandiri pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=43)

Benar Salah

50% 50%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.14 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu bahwa 50,2 % warga mengetahui mengetahui pemeriksaan

sadari dengan mandiri dan 49,8 % belum mengetahui

15) Apakah menurut dewasa makanan cepat saji, alkohol, daging olahan
dapat mempercepat pertumbuhan sel kanker ?
Diagram 3.8.1.15
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 15 mengenai makanan
yang harus di hindari oleh penderita ca mamae pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=43)

Benar Salah

51% 49%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


170

Berdasakan diagram 3.8.1.15 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 49,1 % warga

mengetahui makanan cepat saji, daging olahan, dan alkohol yang harus

di hindari oleh penderita ca mamae dan 50,9 % warga belum mengetahui

makanan yang harus dihindari oleh penderita ca mamae

e. Sikap

Diagram 3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
mengenai masalah kesehatan pada dewasa di rw 01 Kelurahan
Karangayu (n=43)
baik cukup kurang
3.1%

37%
55.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.2 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap penduduk terkait

masalah kesehatan pada dewasa yaitu baik 55,8 %,cukup 37 %, dan

kurang 3,1%

Berikut analisa sikap masyarakat berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin sikap tentang masalah kesehatan pada dewasa :


171

1) Batuk lebih dari tiga minggu adalah tanda gejala TBC

Diagram 3.3.2.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 1
mengenai mengenai masalah kesehatan pada dewasa di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=43)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
11.6%
23.3%
16.3%

42%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.1 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

bahwa yang batuk lebih dari tiga minggu adalah tanda gejala TBC

masyarakat sangat setuju 23,3%, setuju 42%, tidak setuju 16,3%, dan

sangat tidak setuju 11,6%

2) Sering merasa lapar, haus dan sering kencing di malam hari adalah tanda

dan gejala DM

Diagram 3.3.2.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk poin 2 mengenai sikap
masalah kesehatan di rw.01 kelurahan karangayu (n=43)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

14.0%
34.9%

51.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


172

Berdasakan diagram 3.3.2.2 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa 34,9% warga sangat setuju sering merasa lapar,

haus dan sering kencing di malam hari adalah tanda dan gejala DM, 51,2

% setuju dan 14% tidak setuju

3) Makanan yang mengandung garam berlebihan (asin) dapat menyebabkan

hipertensi

Diagram 3.3.2.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 3
mengenai masalah kesehatan pada warga di rw.01 Kelurahan
Karangayu (n=43)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju
7.0%

46.5%
46.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.3 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat mengenai makanan yang mengandung garam

berlebihan (asin) dapat menyebabkan hipertensi menyatakan 46,5%

setuju, 46,5% setuju, 7,0% tidak setuju


173

4) Makanan yang mengandung banyak lemak dan santan dapat

menyebabkan hiperkolesterol

Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 4
mengenai masalah kesehatan warga di rw.01 Kelurahan
Karangayu (n=43)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
11.6%
16.3%
41.9%

23.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat Makanan yang mengandung banyak lemak dan santan

dapat menyebabkan hiperkolesterol sangat setuju 41,9%, setuju 23,3%,

tidak setuju 16,3% dan 11,6% sangat tidak setuju

5) Olahraga teratur dapat memperbaiki kelenturan sendi

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 5
mengenai masalah kesehatan pada warga di rw.01 Kelurahan
Karangayu (n=43)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

14.0%

51.2%
34.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


174

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat dalam olahraga teratur dapat memperbaiki kelenturan

sendi sangat setuju 51,2%, dan setuju 34,9% dan tidak setuju 14%

6) Makanan cepat saji, daging olahan, makanan yang dipanggang dapat

mempercepat tertumbuhan sel kanker

Diagram 3.3.2.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 6
mengenai masalah kesehatan pada warga di rw.01 Kelurahan
Karangayu (n=43)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

16.2%

45.6%

46.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.6 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

dalam olahraga teratur dapat memperbaiki kelenturan sendi sangat

setuju 45,6%, dan setuju 46,9% da 16,2% tidak setuju

f. Perilaku

Diagram 3.3.3
Distribusi frekuensi berdasarkan perilaku warga terhadap masalah
kesehatan pada warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
Baik Cukup Sangat Kurang

20.2%

14.6%
65.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


175

Berdasakan diagram 3.3.3 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa perilaku masalah kesehatan pada warga di rw.01

kelurahan karangayu semarang barat selalu 65,1%, sering 14,6% dan

jarang 20,2%.

Berikut analisa tindakan masyarakat berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin perilaku masalah kesehatan :

1) Saya membuka jendela dan membersihkan rumah setiap pagi

Diagram 3.3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 1 dalam pernyataan pada warga di
rw.01Kelurahan Karangayu (n=43)
selalu sering jarang
4.9%

29.5%

65.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.1 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa sebanyak 65,0% warga selalu

membuka jendelsering 29,5% dan 4,9% jarang.


176

2) Menggunakan masker saat batuk dan saat berkumpul dengan orang lain

Diagram 3.3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 2 dalam perilaku masalah masyarakat pada
warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang

14.5% 1.5%

84%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.2 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 84% warga selalu menggunakan masker saat

batuk dan saat berkumpul dengan orang lain, 14,5% sering dan 1,5%

warga jarang menggunakan masker saat batuk dan saat berkumpul

dengan orang lain

3) Saya memeriksakan kadar gula darah

Diagram 3.3.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 3 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

19.9% 20%

14.6%

44.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


177

Berdasakan diagram 3.3.3.3 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 14,6% warga sering priksa kadar gula darah ,

44,9% warga jarang.20% selalu dan 19,9% tidak pernah

4) Saya membatasi konsumsi makanan dan minuman yang manis

Diagram 3.3.3.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 4 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)

Selalu Sering Jarang Tidak pernah

13.7% 2.2%

52.7%
33.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.4 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

ada 52,7% warga yang selalu membatasi makanan dan minuman yang

manis, 33,6% sering melakukan dan 13,7% warga jarang minum air

putih sebanyak 8 – 10 gelas dalam sehari dan 2,2% tidak pernah

5) Saya memeriksa tekanan darah ke pelayanan kesehatan terdekat

Diagram 3.3.3.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 5 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di rt.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang
7.6%

38.2%
55.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


178

Berdasakan diagram 3.3.3.5 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat mengenai memeriksakan tekanan darah setiap hari, ada

sebanyak 55,2% warga yang selalu memeriksa tekanan darah ke

pelayanan kesehatan terdekat, 38,2% yang sering dan 7,6% jarang

memeriksakan tekanan darah ke pelayanan kesehatan terdekat.

6) Saya melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga secara rutin untuk

mengontrol tekanan darah

Diagram 3.3.3.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 6 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
0.7%
18.3%

40.5%

40.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.6 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat ada sebanyak 40,5% warga yang selalu

melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga secara rutin untuk

mengontrol tekanan darah, 40,5% sering, 18,3% jarang dan 0,7% tidak

melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga secara rutin untuk

mengontrol tekanan darah.


179

7) Saya mengkonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi seperti

brokoli, apel,pir, ubi untuk menjaga kadar kolesterol

Diagram 3.3.3.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 7 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
0.7%
28.3% 25.5%

43.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.7 diatas, dari43 KK di Kelurahan Karangayu

ada sebanyak 25,5% warga yang selalu mengkonsumsi makanan yang

mengandung serat tinggi seperti brokoli, apel,pir, ubi untuk menjaga

kadar kolesterol, 43,5% warga sering, 28,3% warga jarang dan 0,7%

warga tidak pernah mengkonsumsi makanan yang mengandung serat

tinggi seperti brokoli, apel,pir, ubi untuk menjaga kadar kolesterol.

8) Saya menjaga berat badan saya dalam batas ideal

Diagram 3.3.3.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 8 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
2.2%
25.2%
34.4%

38.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


180

Berdasakan diagram 3.3.3.8 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

hanya ada 25,2% warga yang selalu menjaga berat badan saya dalam

batas ideal, 38,2% sering, 34,4% jarang dan 2,2% tidak pernah

9) Saya melakukan kompres hangat jika saya mengalami nyeri sendi

Diagram 3.3.3.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 9 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
10.2%

38.2%
38.2%

14.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.9 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

sebanyak 10.2% warga selalu melakukan kompres hangat jika saya

mengalami nyeri sendi, 38,2% sering dan 14,4% jarang, dan tidak

pernah 10,2%.

10) Minum air putih 6-8 gelas dalam sehari

Diagram 3.3.3.10
Distribusi frekuensi berdasarkan perilaku masyarakat pada poin
10 dalam perilaku masalah kesehatan pada warga di rw.01
Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang

19.1%

20.6% 60.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


181

Berdasakan diagram 3.3.3.10 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 60,3% warga selalu minum air

putih 6-8 gelas dlam sehari, 20,6% warga sering dan 19,1% warga

jarang minum air putih 6-8 gelas dlam sehari

11) Saya mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan seperti bayam,

kangkung, sawi, buah pir, apel, persik yang dapat menurunkan resiko

pembuahan sel kanker

Diagram 3.3.3.11

Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku


masyarakat pada poin 11 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)

Selalu Sering Jarang

19.1%

20.6% 60.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.11 diatas, dari 43 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 60,3% warga selalu

mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan seperti bayam,

kangkung, sawi, buah pir, apel, persik yang dapat menurunkan resiko

pembuahan sel kanker, 20,6% warga sering dan 19,1% warga jarang

mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan seperti bayam,

kangkung, sawi, buah pir, apel, persik yang dapat menurunkan resiko

pembuahan sel kanker


182

7. Masalah kesehatan pada lansia

Diagram 3.4.1
Distribusi frekuensi masalah kesehatan yang diderita lansia 3 bulan
terakhir (n : 42)
Hipertensi Asam urat DM Stroke
4% 4%

44%

48%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.4.1 diatas, dari 42 lansia di RW 1 Kelurahan Karangayu

Semarang Barat yang mengalami masalah kesehatan Hipertensi 18 orang

(44%), Asam urat sebanyak 20 orang (48%), DM 2 orang (4%), stroke 2 orang

(4%

a. Pengetahuan

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai masalah kesehatan pada lansia di RW I Kelurahan
Karangayu (n=42)
baik cukup kurang
8%

39%

53%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 42 lansia di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

penduduk terkait masalah kesehatan yaitu baik 39,0% (17 lansia), cukup

53,0% (22 lansia) dan kurang sebanyak 8,0% (3). Menggambarkan bahwa
183

hampir penduduk memiliki pengetahuan yang cukup mengenai masalah

kesehatan

Berikut analisa pengetahuan penduduk berdasarkan masing-masing pertanyaan

pada poin pengetahuan tentang masalah kesehatan :

1) Makanan gorengan dapat menyebabkan nyeri sendi

Diagram 3.3.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 1 mengenai penyebab terjadinya nyeri sendi
pada lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

45.0%
55.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.1 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa sebagian besar

(55,0%) 23 lansia menganggap makanan berminyak dapat

menyebabkan nyeri sendi dan sisanya (45,0%) 19 lansia menganggap

itu bukan penyebab nyeri sendi.


184

2) Jeroan, makanan laut (udang, remis, tiram, kepiting, kerang) dapat

menyebabkan nyeri sendi

Diagram 3.3.1.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 2 mengenai penyebab nyeri sendi pada lansia di
rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.2 diatas, dari 42 lansia di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa (100%) 42 lansia mengatakan bahwa

makanan laut dan jeroan adalah penyebab nyeri sendi

3) Sendi merupakan bagian tubuh yang sering mengalami asam urat

Diagram 3.3.1.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 3 mengenai lokasi nyeri akibat asam urat pada
warga di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

45.0%
55.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.3 diatas, dari 42 lansia di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 55% (23) lansia berpendapat


185

bahwa asam urat terjadi pada sendi dan 45% (19) lansia sisanya

berpendapat nyeri asam urat pada seluruh tulang.

4) Asam urat merupakan penyakit menular

Diagram 3.3.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 4 mengenai faktor terjadinya asam urat pada
lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
5.0%

95.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.4 diatas, dari 42 lansia di rw 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh warga menegtahi bahwa

asam urat bukan penyakit menular (95%) 39 lansia, sedangkan hanya

(5%) 3 lansia yang tidak mengetahuinya.

5) Makanan mengndung protein merupakan penyebab dari asam urat

Diagram 3.3.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 5 mengenai penyebab asam urat pada lansia di
rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
10%

90%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


186

Berdasakan diagram 3.3.1.5 diatas, dari 42 lansi di RW 01 Kelurahan

Karangayu Sebagian besar (90%) 38 lansia tidak setuju jika protein

merupakan penyebab asam urat dan (10%) 4 lansia setuju.

6) Diabetes adalah penyakit dimana terjadi peningkatan kadar gula darah

Diagram 3.3.1.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 6 mengenai pengertian DM pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
2.3%

97.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 42 lansia di rw 01 Kelurahan

Karangayu sebanyak (97,7%) 41 lansia mengetahui bahwa DM terjadi

saat gula darah diatas normal dan (2,3%) 1 lansia belum mengetahuinya.

7) Kemungkinn terjadi diabetes dipengaruhi oleh riwayat keluarga atau

keturunan

Diagram 3.3.1.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 7 mengenai faktor terjadinya dm pada lansia di
rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
1.5%

98.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


187

Berdasakan diagram 3.3.1.7 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mayoritas warga (98,5%) 41 lansia

mengetahui bahwa dm adalah penyakit keturunan atau menurun

sedangkan (1,5%) 1 lansia tidak mengetahui.

8) Pola makan yang baik merupakan salah satu Tindakan pencegahan dari

penyakit diabetes

Diagram 3.3.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 8 mengenai pencegahan terjadinya DM pada
Lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
1.5%

98.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.8 diatas, dari 42 di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak (98,5%) 41 lansia mengetahui bahwa dengan

pola makan yang baik maka dapat mencegah terjadinya DM, sisanya

(1,5%) 1 lansia berpendapat DM adalah penyakit yang tidak dapat di

cegah.
188

9) Riwayat keluarga , kegemukan, pola makan yang salah dan kurangnya

aktivitas fisik adalah faktor pencetus timbulnya DM

Diagram 3.3.1.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 9 mengenai faktor pencetus pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
3.8%

96.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.9 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak (96,2%) 40 lansia mengetahi

bahwa Riwayat keluarga , kegemukan, pola makan yang salah dan

kurangnya aktivitas fisik adalah faktor pencetus timbulnya DM, hanya

(3,8%) 2 lansia belum mengetahui.

10) Kadar gula darah yang tinggi dapat di kontrol oleh insulin

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 10 mengenai pengobatan insulin pada penderita
DM pada lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

14.5%

85.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


189

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di rw 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa (85,5%) 36 lansia

tidak mengetahui insulin dapat mengontrol kadar glukosa darah , akan

tetapi ada (14,5%) 6 lansia yang sudah mengetahui hal ini.

11) Mengkonsumsi garam berlebihan dapat mengakibatkan tekanan darah

tinggi

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 11 mengenai pengertina penyakit hipertensi
pada penderita hipertensi pada lansia di rw 01 Kelurahan
Karangayu (n=42)
Benar Salah

20.0%

80.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa (80%) 34 lansia

mengetahui pengertian hipertensi, akan tetapi ada (20%) 8 lansia yang

belum mengetahui hal ini.


190

12) Mengkonsumsi garam berlebihan dapat mengakibatkan hipertensi

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 12 mengenai akibat konsumsi garam pada
penderita hipertensi pada lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu
(n=42)
Benar Salah
3.5%

96.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa (96,5%) 40 lansia mengetahui bahwa

konsumsi garam berlebih adalah pemicu hipertensi, akan tetapi ada

(3,5%) 2 lansia memiliki pendapat lain.

13) Merokok pada lansia dapat memicu peningkatan tekanan darah tinggi

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 13
mengenai akibat konsumsi rokok pada penderita hipertensi pada
lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
10.0%

90.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (90,0%) 38 lansia mengatakan


191

bahwa konsumsi garam berlebih adalah pemicu hipertensi, akan tetapi ada

(10%) 4 lansia setuju jik rokok adalah pemicu hipertensi.

14) Makan daging berlebihan tidak menyebabkan peningkatan darah tinggi

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 14 mengenai penyebab hipertensi pada lansia di rw
01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (100%) 42 lansia mengatakan

bahwa konsumsi daging berlebih adalah pemicu hipertensi.

15) Penderita hipertensi harus rutin minum obat

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 15 mengenai pengobatan pada penderita hipertensi
pada lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
10.0%

90.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


192

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (90,0%) 38 lansia mengatakan

bahwa konsumsi obat hipertensi hanya saat pusing saja, akan tetapi ada

(10%) 4 lansia sudah mengetahui jika penderita hipertensi harus rutin

minum obat untuk mengontrol tekanan darah.

16) Stroke terjdi karen penyumbatan atau pecahnya pembulu darah di otak

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 16 mengenai penyebab terjadinya stroke pada
lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
10.0%

90.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (90,0%) 38 lansia mengatakan

bahwa stroke terjadi karena terjatuh , akan tetapi ada (10%) 4 lansia sudah

mengetahui.
193

17) Stroke adalah penyakit yang dapat dicegah

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 17 mengenai pencegahan stroke pada lansia di rw
01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
4.0%

96.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 36 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (96%) 40 lansia mengatakan bahwa

stroke dapat dicegah, akan tetapi ada (4%) 2 lansia mempunyai pendapat

lainnya.

18) Kelumpuhan seluruh bdan akibat stroke dapat disembuhkan

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 18 mengenai penyembuhan stroke pada lansia di
rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
10.0%

90.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (90,0%) 38 lansia tidak mengetahui


194

jika kelumpuhan stroke dapat disembuhkan dan sisanya (10%) 4 lansia

mengetahuinya.

19) Orang dengan tekanan darah rendah lebih mudah terkena stroke

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 19 mengenai penyebab stroke pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
10.0%

90.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (90,0%) 38 lansia mengatakan

bahwa penyebab stroke adalah hipertensi dan sisanya (10%) 4 lansia tidak

membenarkan hal tersebut.

20) Tidak merokok dapat mengurangi resiko stroke

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 20 mengenai penyebab stroke pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
2.5%

97.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


195

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (97,5%) 41 lansia mengatakan

bahwa tidak merokok dapat mengurangi resiko terjadinya stroke dan sisanya

(10%) 1 lansia tidak membenarkan hal tersebut.

21) TB paru penyakit menular yng disebabkan oleh bakteri/ kuman

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 21 mengenai penyebab TB paru pada lansia di rw
01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (100%) 42 lansia menjawab

pertanyaan benar.
196

22) Batuk berdahak selama 2-3 minggu tau lebih batuk bercampur darah ,

dan keluar kringat dingin di malam hari merupakan gejala TB paru

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 22 mengenai gejala TB paru pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

35.0%

65.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (65%) 27 lansia menjawab benar

dan sisanya (35%) 15 lansia menjawah salah.

23) Minum obat selama 6 bulan merupakan cara pengobatan TB

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 23 mengenai pengobatan tb pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
2.5%

97.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (97,5%) 41 lansia mengatakan


197

bahwa pengobatan tbc 6 bulan harus dituntaskan dan sisanya (2,5%) 1 lansia

tidak membenarkan hal tersebut.

24) Tidak mengkonsumsi obat TB 1 hari pengobatan akan tetap berhasil

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 24 mengenai pengobatan TB pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
2.5%

97.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (97,5%) 41 lansia mengatakan

bahwa tidak mengkonsumsi obat TB 1 hari pengobatan akan tetap berhasil

dan sisanya (2,5%) 1 lansia tidak membenarkan hal tersebut.

25) Sesak napas adalah komplikasi TB jika tidak di tangani

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 25 mengenai komplikasi TB pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


198

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (100%) 42 lansia menjawab

pertanyaan benar.

b. Sikap

Diagram 3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
dalam mengatasi masalah kesehatan pada lansia di RW I
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sikap
14%
38%

48%

Baik Cukup Kurang

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.2 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap penduduk terkait masalah

kesehatan pada lansia yaitu baik 38% (16 lansia), cukup 48% (20 lansia), dan

kurang 14% (6 lansia).

Berikut analisa sikap masyarakat berdasarkan masing-masing pertanyaan pada

poin sikap tentang masalah kesehatan pada lansia :


199

1) Penderita asam urat banyak mengonsumsi makanan tinggi purin seperti

kacang-kacangan, daging merah, jeroan, dan makanan laut

Diagram 3.3.2.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 1 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
7% 0%

29%
64%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.1 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa 64% lansia (26) sangat setuju bila

penderita asam urat banyak mengonsumsi makanan tinggi

purinsebanyak 29% lansia (13) setuju, 7% lansia (3) tidak setuju dan 0%

lansia sangat tidak setuju.

2) Perbanyak minum vitamin dan suplemen yang dapat meringankan serta

mengatasi asam urat

Diagram 3.3.2.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 2 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0% 0%

36%
64%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


200

Berdasakan diagram 3.3.2.2 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa 36% lansia (15) sangat setuju apabila

perbanyak minum vitamin dan suplemen yang dapat meringankan serta

mengatasi asam urat, sedangkan 64% (27) lansia setuju, dan 0% lansia

yang tidak setuju dan sangat tidak setuju akan hal tersebut.

3) Diabetes melitus tidak diperbolehkan makan makanan tinggi gula

Diagram 3.3.2.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 3 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0% 0%
31%

69%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.3 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat menunjukkan bahwa 69% (29) lansia sangat

setuju apabila diabetes melitus tidak diperbolehkan makan makanan

tinggi gula, 31% (13) lansia setuju, 0% tidak setuju dan 0% sangat tidak

setuju.
201

4) Diabetes melitus tidak perlu rutin mengecek kadar gula darahnya

Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 4 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0% 19%
36%

45%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu 45% (19) lansia tidak setuju bila diabetes melitus tidak perlu

rutin mengecek kadar gula darahnya, sebanyak 36% (15) lansia sangat

tidak setuju, 19% (8) lansia setuju, dan 0% sangat setuju.

5) Penderita stroke harus makan makanan yang berkolesterol tinggi

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 5 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)

Sangat Setuju Setuju


Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

19%
0% 5%

76%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 42 lansia dalam pernyataan

penderita stroke harus makan makanan yang berkolesterol tinggi ada


202

76% (32) tidak setuju, 19% (8) sangat tidak setuju, 5% (2) lansia setuju

dan 0% yang sangat setuju

6) Penderita stroke harus selalu melakukan latihan rentan gerak

Diagram 3.3.2.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 6 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

14% 0%

41%

45%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat dalam pernyataan Penderita stroke harus

selalu melakukan latihan rentan gerak ada sebanyak 45%(19) lansia

setuju, sebanyak 41% (17) sangat setuju, 14% (6) tidak setuju, dan 0%

sangat tidak setuju akan hal tersebut.

7) Saya mengabaikan batuk yg saya alami

Diagram 3.3.2.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 7 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
2% 17%

45%

36%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


203

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat dalam pernyataan mengabaikan batuk yg

dialami walaupun sudah lebih dari 3 minggu karena hal itu tidak

mengganggu aktivitas ada sebanyak 45% (19) lansia tidak setuju, 36%

(15) setuju, 17% (7) lansia sangat setuju, dan sisanya 2% (1) lansia

sangat tidak setuju akan hal tersebut.

8) Saya lebih suka menuruti anjuran dokter untuk segera melakukan uji

laboratorium daripada menundanya

Diagram 3.3.2.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 8 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

19% 0%
43%

38%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat dalam pernyataan lebih suka menuruti

anjuran dokter untuk segera melakukan uji laboratorium daripada

menundanya ada sebanyak 43% (18) lansia sangat setuju, 38% (16)

setuju, 19% (8) tidak setuju, dan 0% lansia sangat tidak setuju akan hal

tersebut.
204

9) Jika timbul gejala nyeri tengkuk tidak perlu diperiksakan ke fasilitas

kesehatan

Diagram 3.3.2.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 9 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0% 0%
29%

71%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat dalam pernyataan jika timbul gejala nyeri

tengkuk tidak perlu diperiksakan ke fasilitas kesehatan ada sebagan

besar lansia sebanyak 71% (30) setuju, 29% (12) tidak setuju, 0% lansia

yang sangat setuju dan sangat tidak setuju akan hal tersebut.

10) Penderita hipertensi tidak diperbolehkan makan tinggi garam

Diagram 3.3.2.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 10 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
12% 0%

40%

48%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


205

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat dalam pernyataan penderita hipertensi tidak

diperbolehkan makan makanan yang mengandung tinggi garam ada

sebanyak 48% (20) lansia setuju, 40% (17)sangat setuju, 12% (5) tidak

setuju, dan 0% sangat tidak setuju akan hal tersebut.

c. Perilaku

Diagram 3.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
keikutsertaan lansia dalam mengatasi masalah kesehatan pada lansia
di RW I Kelurahan Karangayu (n=42)
baik cukup kurang
9.0%

43.0%

48.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku penduduk terkait

penanganan masalah kesehatan pada lansia yaitu baik 43 % (18), cukup 48 %

(20) dan kurang 9% (4).

Berikut analisa tindakan masyarakat berdasarkan masing-masing pertanyaan

pada poin perilaku penanganan masalah kesehatan pada lansia yaitu:


206

1) Melakukan terapi fisik seperti berolahraga / meningkatkan rentan gerak

pada persendian

Diagram 3.3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 1 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di RW I Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
11.0% 17.0%

42.0% 30.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.1 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa sebanyak 7 lansia

(17,0%) selalu melakukan rentan gerak persendian, 13 lansia (30,0%)

sering melakukan rentan gerak persendian, 17 lansia (42,0%) jarang

melakukan rentan gerak persendian dan ada 5 lansia (11,0%) tidak

pernah melakukan rentan gerak persendian.

2) Mengurangi nyeri sendi karena asam urat dengan rendam air hangat

Diagram 3.3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 2 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di RW I Kelurahan Karangayu (n=36)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
8%
23.0%
25.0%

44.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


207

Berdasakan diagram 3.3.3.2 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 3 lansia (8%) selalu

merendam/kompres air hangat, 11 lansia (25%) sering

merendam/kompres air hangat, 18 lansia (44%) jarang melakukan

rendam/kompres air hangat, dan 10 lansia (23%) tidak pernah

merendam/kompres air hangat untuk mengurangi nyeri sendi.

3) Menghindari makanan tinggi gula

Diagram 3.3.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 3 dalam penangana masalah kesehatan pada
lansia di RW I Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

16.0%
25.0%

22.0%

37.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.3 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 10 lansia (25%) selalu

menghindari makanan tinggi gula, 16 lansia (37%) sering menghindari

makanan tinggi gula , 9 lansia (22%) jarang menghindari makanan

tinggi gula dan 7 lansia (16%) tidak pernah menghindari makanan tinggi

gula.
208

4) Cek gula darah teratur

Diagram 3.3.3.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 4 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di RW I Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

14.0% 8.0%
14.0%

64.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.4 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat ada 3 lansia (8%) yang selalu melakukan, 6

lansia (14%)sering melakukan, 27 lansia (64%) jarang melakukan dan 6

(14%) lansia tidak pernah melakukan cek gula darah teratur.

5) Melakukan latihan rentan gerak sendi secara teratur

Diagram 3.3.3.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 5 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di RW I Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Sering Jarang
7.6%

38.2%
54.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.5 diatas, dari 36 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 8 lansia (19,0%) selalu

melakukan rentan gerak sendi, 14 lansia (33,0%) sering melakukan, 18


209

lansia (44,0%) jarang melakukan dan ada 4 lansia (9,0%) tidak pernah

melakukan rentan gerak sendi.

6) Menghindari makanan yang mengandung tinggi kolesterol

Diagram 3.3.3.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 6 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di RW I Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
9.0% 19.0%

44.0%
33.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.6 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat ada sebanyak 8 lansia (19%) yang selalu

menghindari makanan tinggi kolesterol, 8 lansia (19%) sering, 20 lansia

(47%) jarang dan 6 lansia (15%) tidak pernah menghindari makanan

tinggi kolesterol.

7) Melakukan olahraga rutin

Diagram 3.3.3.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 7 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di RW I Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
9.0% 19.0%

47.0% 25.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


210

Berdasakan diagram 3.3.3.7 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat ada sebanyak 8 lansia (19%) yang selalu

olahraga rutin, 10 lansia (25%) sering, 42 lansia (47%) jarang olahraga

dan 4 lansia (9%) tidak pernah olahraga rutin.

8) Menggunakan alat makan secara terpisah dengan yang lain

Diagram 3.3.3.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 8 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di RW I Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

22.0%
39.0%

17.0%

22.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.8 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hanya ada 9 lansia (22%) selalu

menggunakan alat makan secara terpisah, 7 lansia (17%) sering, 9 lansia

(22%) jarang dan 16 lansia (39%) tidak pernah menggunakan alat

makan secara terpisah.


211

9) Mengkonsumsi makanan rendah garam

Diagram 3.3.3.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 9 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di RW I Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

12.0%
30.0%

33.0%

25%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.9 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 13 lansia (30%) selalu

mengkonsunsi makanan rendah garam, 10 lansia (25%) sering

mengkonsunsi makanan rendah garam, 14 lansia (33%) jarang

mengkonsunsi makanan rendah garam dan sisanya 5 lansia (12%) tidak

pernah mengkonsunsi makanan rendah garam.

10) Cek tekanan darah secara teratur

Diagram 3.3.3.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 10 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di RW I Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
8.0%
28.0%

50.0%
14.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


212

Berdasakan diagram 3.3.3.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

sebanyak 12 lansia (28%) selalu memeriksakan tekanan darah, 6 lansia (14%)

sering, 21 lansia (50%) jarang memeriksakan tekanan darah dan 3 lansia (8%)

tidak pernah memeriksakan tekanan darah secara teratur.

8. Masalah kesehatan pada ibu hamil

Diagram 3.4.1
Distribusi frekuensi masalah kesehatan yang diderita ibu hamil 3 bulan
terakhir (n : 3)
Mual muntah Anemia

33%

67%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.4.1 diatas, dari 3 ibu hamil di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat yang mengalami masalah kesehatan mual muntah

2 orang (67%), anemia sebanyak 1 orang (33%)

a. Pengetahuan

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai masalah kesehatan pada ibu hamil Rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=3)
Baik Cukup

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


213

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 3 ibu hamil di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

penduduk terkait masalah kesehatan yaitu menggambarkan bahwa hampir

penduduk memiliki pengetahuan yang cukup dengan 100% mengenai

masalah kesehatan

Berikut analisa pengetahuan penduduk berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin pengetahuan tentang masalah kesehatan :

1) Anemia

Diagram 3.3.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 1 mengenai nutrisi pada ibu menyusui di
Kelurahan Karangayu (n=3)
baik cukup

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.1 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa semua (100%)

penduduk menganggap Anemia adalah tidak cukupnya sel darah merah

yang sehat untuk membawa oksigen keseluruh tubuh.


214

2) Anemia disebabkan oleh kurangnya zat besi

Diagram 3.3.1.2

Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan


pengetahuan poin 2 mengenai Anemia pada ib hamil disebabkan
oleh kurangnya zat besi pada warga Rw 1di Kelurahan
Karangayu (n=3)

baik cukup
9.3%

90.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.2 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa warga sebagian besar (90,7%)

mengatakan bahwa nutrisi ibu menyusui untuk membantu proses

memproduksi Asi, sedangkan sisanya (9,3%) mengatakan bahwa hal

tersebut tidak dapat membantu untuk memproduksi Asi

3) Anemia yang tidak tertangani menyebabkan penurunan fungsi tubuh

Diagram 3.3.1.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 3 mengenai Anemia yang tidak tertangani
menyebabkan penurunan fungsi tubuh pada warga Rw 1 di
Kelurahan Karangayu (n=3)
baik cukup
6.7%

93.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


215

Berdasakan diagram 3.3.1.3 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 93,3% berpendapat bahwa

Anemia yang tidak tertangani menyebabkan penurunan fungsi tubuh

dan 6,7% sisanya berpendapat sebaliknya

4) Hipotesi

Diagram 3.3.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 4 mengenai Hipotensi adalah tekanan darah
yang menetap lebih tinggi dari 90/60 mmHg pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=3)
baik cukup

26.8%

73.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.4 diatas, dari 8 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh warga mengetahi bahwa

Hipotensi adalah tekanan darah yang menetap lebih tinggi dari 90/60

mmHg (73,2,2%), sedangkan hanya 26,8% yang tidak mengetahuinya


216

5) Hipotensi yang tidak ditangani dapat mengakibatkan janin tidak

berkembang dalam kandungan

Diagram 3.3.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 5 mengenai Hipotensi yang tidak ditangani
dapat mengakibatkan janin tidak berkembang pada warga Rw 1
di Kelurahan Karangayu (n=3)
Benar Salah

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.5 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu seluruh warga mengetahui Hipotensi(tekanan darah rendah)

yang tidak ditangani dapat mengakibatkan janin tidak berkembang

6) Tanda gejala Hipotensi adalah pusing dan tubuh terasa ringan serta

mudah goyah

Diagram 3.3.1.6

Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan


pengetahuan poin 6 mengenai Tanda gejala Hipotensi adalah
pusing dan tubuh terasa ringan (n=3)
Benar Salah

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh ibu hamil menegtahui


217

Tanda gejala Hipotensi adalah pusing dan tubuh terasa ringan serta

mudah goyah

7) DM gestasional yaitu meningkatnya gula darah saat hamil

Diagram 3.3.1.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 7 mengenai DM gestasional yaitu meningkatnya
gula darah pada warga Rw 1 di Kelurahan Karangayu (n=3)
Benar Salah

28.4%

71.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.7 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu mayoritas warga (71,6%) mengetahui bahwa DM

gestasional yaitu meningkatnya gula darah saat hamil dan sisanya tidak

8) Ibu Berat badan lebih, melahirkan bayi >4 kg, dan bayi lahir meninggal,

berisiko mengalami GDM ( Gestational Diabetik Mellitus)

Diagram 3.3.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 8 mengenai Ibu Berat badan lebih, melahirkan
bayi >4 kg, dan bayi lahir meninggal, berisiko mengalami GDM
pada warga Rw1 di Kelurahan Karangayu (n=3)

Benar Salah

46%
54%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


218

Berdasakan diagram 3.3.1.8 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 54% warga menegtahui bahwa

Ibu Berat badan lebih, melahirkan bayi >4 kg, dan bayi lahir meninggal,

berisiko mengalami GDM ( Gestational Diabetik Mellitus), sisanya

berpendapat sebaliknya.

9) GDM menyebabkan bayi lahir prematur, kurang gizi

Diagram 3.3.1.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 9 GDM menyebabkan bayi lahir prematur,
kurang gizi pada warga Rw 1 di Kelurahan Karangayu (n=3)
baik tidak

43%
57.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.9 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 57% penduduk tidak mengetahui

GDM menyebabkan bayi lahir prematur, kurang gizi dan sebaliknya

43% mengetahui
219

10) Insomnia

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 10 mengenai Insomnia ibu hamil pada warga Rw 1
di Kelurahan Karangayu (n=3)

Benar Tidak

14.5%

85.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 85,5% warga

mengetahui Perubahan ibu hamil yang menyebabkan insomnia, akan

tetapi ada 14,5% warga yang belum mengetahui hal ini.

11) Ibu hamil mengalami gangguan pencernaan akibat perubahan hormon


selama kehamilan sehingga menimbulkan rasa mual dan membuat susah
tidur
Diagram 3. 3.1.11
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan penegtahuan
mengenai Ibu hamil mengalami gangguan pencernaan akibat
perubahan hormon selama kehamilan sehingga menimbulkan rasa
mual dan membuat susah tidur pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=3)
Baik Cukup

32.9%

67.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


220

Berdasakan diagram 3.3.1.11 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 67,1 % warga Ibu

hamil mengalami gangguan pencernaan akibat perubahan hormon

selama kehamilan sehingga menimbulkan rasa mual dan membuat susah

tidur, akan tetapi ada 32,9% warga yang belum mengetahui hal ini

12) Pemicu insomnia antara lain karena perubahan fisik maupun kondisi
psikis ibu hamil

Diagram 3. 3.1.12
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengeahuan
mengenai . Pemicu insomnia antara lain karena perubahan fisik
maupun kondisi psikis ibu hamil pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=3)
Baik Cukup

14.5%

85.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.12 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 85,5 % warga .

Pemicu insomnia antara lain karena perubahan fisik maupun kondisi

psikis ibu hamil, akan tetapi ada 14,5% warga yang belum mengetahui

hal ini.
221

b. Sikap

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
mengenai masalah kesehatan pada ibu menyusui Rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=3)
Baik Cukup

30%

70%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 3 ibu hamil di RW 1 Kelurahan

Karangayu bahwa distribusi frekuensi sikap penduduk terkait masalah

kesehatan yaitu baik 70% dan cukup 30%. Menggambarkan bahwa hampir

penduduk memiliki sikap yang cukup baik mengenai masalah kesehatan

Berikut analisa sikap masyarakat berdasarkan masing-masing pertanyaan pada

poin sikap tentang anemia :

1) Mengkonsumsi tablet tambah darah setiap hari, agar terhindar dari anemia
Diagram 3.3.2.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 1
mengenai mengkonsumsi tablet tambah darah setiap hari, agar
terhindar dari anemia pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju

43%
57%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


222

Berdasakan diagram 3.3.2.1 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 57% penduduk

sangat setuju bila harus mengkonsumsi tablet tambah darah agar

terhindar dari anemia, sebanyak 43% setuju.

2) Menghindari makan mentimun dapat mencegah hipotensi

Diagram 3.3.2.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 2
mengenai Menghindari makan mentimun dapat mencegah
hipotensi pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Sangat setuju Setuju

39%

61%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.2 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu bahwa 61.1% warga sangat setuju apabila Menghindari

makan mentimun dapat mencegah hipotensi, sedangkan 38,8% setuju

3) Mengkonsumsi makanan manis menyebabkan GDM

Diagram 3.3.2.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 3
mengenai Mengkonsumsi makanan manis menyebabkan GDM
pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju
0.8%

50.4% 48.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


223

Berdasakan diagram 3.3.2.3 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu mengenai persetujuan warga apabila Mengkonsumsi

makanan manis menyebabkan GDM maka warga menyatakan 50,4%

setuju, 48,9% sangat setuju dan 0,7% tidak setuju.

4) Olah raga untuk meningkatkan kualitas tidur

Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 4
mengenai Olah raga untuk meningkatkan kualitas tidur pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju
0.7%

42.7%
56.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu warga sangat setuju bila Olah raga untuk meningkatkan

kualitas tidur sebanyak 42,7% warga setuju dan 0,7% tidak setuju.

5) Batasi konsumsi kafein agar tidur lebih nyaman

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 5
mengenai Batasi konsumsi kafein agar tidur lebih nyaman pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Sangat setuju Setuju

43.5%
56.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


224

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat dalam pernyataan Batasi konsumsi kafein

agar tidur lebih nyaman ada sebanyak 56,5% warga setuju dan yang

lainnya sebanyak 43,5% sangat setuju akan hal tersebut.

c. Perilaku

Diagram 3.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
keikutsertaan ibu hamil terhadap penanggulangan penyakit anemia,
insomnia dll pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Baik Cukup

51% 49%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku penduduk terkait

keikutsertaan ibu hamil terhadap penanggulangan penyakit anemia, insomnia

dll yaitu cukup 51 % dan baik 49%

Berikut analisa tindakan masyarakat berdasarkan masing-masing pertanyaan

pada poin perilaku:


225

1) Mengkonsumsi suplemen zat besi adalah cara untuk mencegah anemia

Diagram 3.8.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 1 dalam Mengkonsumsi suplemen zat besi
adalah cara untuk mencegah anemia pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

8.5% 21%

42.9%
27.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.3.1 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa sebanyak 42,9%

warga jarang mengkonsumsi tablet tambah darah, 27,6% warga sering

mengkonsumsi tablet tambah darah, 21% selalu mengkonsumsi tablet

tambah darah dan ada 8,5% warga tidak pernah m mengkonsumsi tablet

tambah darah .

2) Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin

Diagram 3.8.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 2 dalam Melakukan pemeriksaan tekanan
darah secara rutin pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang

14.7% 1.8%

84%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


226

Berdasakan diagram 3.8.3.2 diatas, dari 3ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 84% warga selalu melakukan

pemeriksaan tekanan darah secara rutin, 14,7% sering dan 1,8% warga

jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin

3) Pola hidup dengan makan makanan tinggi serat dapat mengobati

hemoroid secara non medis

Diagram 3.8.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 3 dalam pencegahan pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang
10.1%

18.3%

71.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.3.3 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 71.6% warga selalu polahidup

dan makan makanan yang tinggi serat, 18,3% warga sering dan 10,1%

warga jarang makana makanan yang tinggi serat


227

4) Melakukan pemeriksaan darah rutin di laboratorium dapat mengetahui

kadar Hb (Hemoglobin)

Diagram 3.8.3.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 4 dalam Melakukan pemeriksaan darah
rutin di laboratorium dapat mengetahui kadar Hb
(Hemoglobin)pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang

30.3%

69.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.3.4 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat ada 69,7% warga yang jarang melakukan

pemeriksaan melakukan, dan 30,3% sering melakukan

5) Makan-makanan yang bergizi (nasi, sayur, buah dan lauk) setiap hari

Diagram 3.8.3.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 5 dalam mencegah anemia pada warga rw1
di Kelurahan Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang
7.6%

25.7%

65.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.3.5 diatas, dari ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mengenai makan makanan yang bergizi

setiap hari, ada sebanyak 65,1% warga yang selalu makan makanan
228

bergizi, 25,7% yang sering dan 7,6% jarang makan makanan bergizi

setiap harinya

6) Menggunakan tambahan bantal dan guling untuk memposisikan tubuh

nyaman di tempat tidur

Diagram 3.8.3.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 6 dalam Menggunakan tambahan bantal
dan guling untuk memposisikan tubuh nyaman di tempat tidur
pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

15.6%

29.4% 55.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.3.6 diatas, dari ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat ada sebanyak 55% warga yang selalu

menggunakan tambahan bantal dan guling untuk memposisikan tubuh

nyaman di tempat tidur, 29,4% sering, dan 15,6% jarang menggunakan

tambahan bantal dan guling untuk memposisikan tubuh nyaman di

tempat tidu
229

7) Melakukan cek gula darah secara rutin

Diagram 3.8.3.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 8 dalam Melakukan cek gula darah secara
rutinpada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

51.3% 48.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.3.8 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hanya ada 51,3% ibu hamil jarang

malakuakan cek gula darah secara rutin , dan 48,7% sering,

8) Berfikir negatif dan sering terbangun akibat mimpi buruk

Diagram 3.8.3.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 8 Berfikir negatif dan sering terbangun
akibat mimpi buruk pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
2.8%
0.9%
28.4%

67.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.3.9 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 67,9% warga selalu

menjadwalkan istirahat yang cukup, 28,4% sering, 2,8% jarang dan

0,9% tidak pernah menjadwalkan istirahat yang cukup setiap harinya


230

9) Mengkonsumsi daun insulin dapat menurunkan GDM


Diagram 3.8.3.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 10 dalam menurunkan GDM pada warga
di Kelurahan Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
6.4%
0.9%
24.8%

67.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.3.10 diatas, dari 3 ibu hamil di rw 1 di

Kelurahan Karangayu Semarang Barat sebanyak 67,9% warga jarang

mengkonsumsi daun insulin dapat menurunkan GDM, 24,8% warga

sering mengkonsumsi daun insulin dapat menurunkan GDM 6,4% warga

jarang dan 0,9% tidak pernah mengkonsumsi daun insulin dapat

menurunkan GDM bila sakit

9. Masalah kesehatan pada ibu menyusui

Diagram 3.4.1
Distribusi frekuensi masalah kesehatan yang diderita ibu menyusui 3
bulan terakhir (n : 8)
Payudara bengkak dan lecet ASI tidak keluar

25%

75%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


231

Berdasakan diagram 3.4.1 diatas, dari 8 ibu menyusui di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat yang mengalami masalah kesehatan payudara

bengkak & lecet 6 orang (75%), ASI tidak keluar sebanyak 2 orang (25%)

a. Pengetahuan

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai masalah kesehatan pada ibu menyusui Rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=8)
Baik Cukup

22.0%

88.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 8 ibu menyusui di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

penduduk terkait masalah kesehatan yaitu baik 88% dan cukup 22%.

Menggambarkan bahwa hampir penduduk memiliki pengetahuan yang baik

mengenai masalah kesehatan

Berikut analisa pengetahuan penduduk berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin pengetahuan tentang masalah kesehatan :


232

1) Nutrisi bagi ibu menyusui

Diagram 3.3.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 1 mengenai nutrisi pada ibu menyusui di
Kelurahan Karangayu (n=8)
baik cukup

27.5%

72.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.1 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa sebagian besar

(72,5%) penduduk menganggap nutrisi yang tepat bagi ibu dan anak,

dimana makanan yang dibutuhkan harus seimbang yang mengandung

protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral dan sisanya (27,5%)

masyarakat menganggap itu bukan nutrisi baik bagi ibu menyusui.

2) Nutrisi ibu menyusui berguna untuk proses memproduksi asi

Diagram 3.3.1.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 2 mengenai nutrisi ibu menyusui berguna untuk
proses memproduksi asi pada warga Rw 1di Kelurahan
Karangayu (n=8)
baik cukup
9.3%

90.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


233

Berdasakan diagram 3.3.1.2 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa warga sebagian besar (90,7%)

mengatakan bahwa nutrisi ibu menyusui untuk membantu proses

memproduksi ASI sedangkan sisanya (9,3%) mengatakan bahwa hal

tersebut tidak dapat membantu untuk memproduksi ASI

3) Nutrisi ibu menyusui berguna untuk meningkatkan produksi ASI.

Diagram 3.3.1.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 3 mengenai Nutrisi ibu menyusui berguna
untuk meningkatkan produksi ASI pada warga Rw 1 di
Kelurahan Karangayu (n=8)
baik cukup
7.6%

92.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.3 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 92,3% berpendapat bahwa Nutrisi

ibu menyusui berguna untuk meningkatkan produksi ASI dan 7,6%

sisanya berpendapat sebaliknya


234

4) ASI tidak bisa keluar adalah tidak keluarnya ASI dari puting ibu

Diagram 3.3.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 4 mengenai ASI tidak bisa keluar adalah tidak
keluarnya ASI dari puting ibu di Kelurahan Karangayu (n=8)

baik cukup
0.8%

99.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.4 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu hampir seluruh warga mengetahi bahwa ASI tidak bisa

keluar adalah tidak keluarnya ASI dari puting ibu lebih dari 3 hari

(99,2%), sedangkan hanya 0,8% yang tidak mengetahuinya

5) ASI susu yang tidak keluar dari puting ibu adalah masalah yang sering

terjadi pada ibu pasca melahirkan terutama ibu yang baru lahiran pertama

kali

Diagram 3.3.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 5 mengenai ASI susu yang tidak keluar dari
puting pada warga Rw 1 di Kelurahan Karangayu (n=8)
Benar Salah

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


235

Berdasakan diagram 3.3.1.5 diatas, dari 8 Ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat seluruh warga mengetahui ASI susu yang

tidak keluar dari puting ibu adalah masalah yang sering terjadi pada ibu

pasca melahirkan terutama ibu yang baru lahiran pertama kali.

6) ASI susu yang tidak keluar jika tidak segera ditangani akan

mengakibatkan bayi kekurangan konsumsi nutrisi yang dibutuhkan.

Diagram 3.3.1.6

Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan


pengetahuan poin 6 mengenai ASI susu yang tidak keluar jika
tidak segera ditangani akan mengakibatkan bayi kekurangan
konsumsi nutrisi yang dibutuhkan pada warga Rw 1 di
Kelurahan Karangayu (n=8)
Benar Salah
2.3%

97.7%
Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh ibu menyusui 97,7%

mengetahui bahwa ASI susu yang tidak keluar jika tidak segera

ditangani akan mengakibatkan bayi kekurangan konsumsi nutrisi yang

dibutuhkan sedangkan sisanya 2,3% belum mengetahuinya.


236

7) ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan pertama atau

tambahan makan dan minum lainnya

Diagram 3.3.1.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 7 mengenai ASI ekslusif adalah pemberian ASI
saja selama 6 bulan pertama atau tambahan makan dan minum
lainnya pada warga Rw 1 di Kelurahan Karangayu (n=8)
Benar Salah
1.5%

98.5%
Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.7 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mayoritas warga (98,5%) mengetahui

bahwa ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan pertama

atau tambahan makan dan minum lainnya sedangkan 1,5% tidak.

8) Ibu meberikan ASI tanpa makanan tambahan selama 6 bulan pertama

(usia 0-6bulan)

Diagram 3.3.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 8 mengenai Apakah ibu meberikan ASI tanpa
makanan tambahan selama 6 bulan pertama (usia 0-6bulan) pada
warga Rw1 di Kelurahan Karangayu (n=8)
Benar Salah
1.5%

98.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


237

Berdasakan diagram 3.3.1.8 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 98,5% warga menegtahui bahwa

Apakah ibu meberikan ASI tanpa makanan tambahan selama 6 bulan

pertama (usia 0-6bulan), sisanya 1,5% berpendapat sebaliknya.

9) Ibu sehari-hari memberikan ASI serta makanan tambahan atau susu

formula sebelum usia 6 bulan

Diagram 3.3.1.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 9 mengenai ibu sehari-hari memberikan ASI
serta makanan tambahan atau susu formula sebelum usia 6 bulan
pada warga Rw 1 di Kelurahan Karangayu (n=8)
Benar Salah
3.8%

96.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.9 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 96,2% penduduk mengetahui

bahwa Ibu tidak memberikan ASI serta makanan tambahan atau susu

formula sebelum usia 6 bulan, dan sebaliknya 3,8%


238

10) Perubahan warna ASI beberapa hari sekali dapat mengurangi bengkak

pada payudara ibu

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 10 mengenai Perubahan warna ASI beberapa
hari sekali dapat mengurangi bengkak pada payudara ibu pada
warga Rw1di Kelurahan Karangayu (n=8)
Benar Tidak

14.5%

85.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa 85,5% warga mengetahui Perubahan

warna ASI beberapa hari sekali dapat mengurangi bengkak pada

payudara ibu, akan tetapi ada 14,5% warga yang belum mengetahui

11) Payudara bengkak tidak ditangani segera akan mengakibatkan infeksi


pada payudara atau mastitis
Diagram 3. 3.1.11
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai penanganan Payudara bengkak tidak ditangani segera
akan mengakibatkan infeksi pada payudara atau mastitis pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=8)
Baik Cukup

32.8%

67.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


239

Berdasakan diagram 3.3.1.11 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 67,2 % warga

payudara bengkak tidak ditangani segera akan mengakibatkan infeksi

pada payudara atau mastitis, akan tetapi ada 14,5% warga yang belum

mengetahui hal ini

12) Payudara bengkak tidak ditangani segera akan mengakibatkan infeksi


pada payudara atau mastitis
Diagram 3. 3.1.12
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai penanganan Payudara bengkak tidak ditangani segera
akan mengakibatkan infeksi pada payudara atau mastitis pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=8)
Baik Cukup

32.8%

67.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.12 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 67,2 % warga

payudara bengkak tidak ditangani segera akan mengakibatkan infeksi

pada payudara atau mastitis, akan tetapi ada 14,5% warga yang belum

mengetahui hal ini


240

13) Apakah ibu mempunyai penyakit tertentu sehingga tidak memberikan


ASI selama 6 bulan

Diagram 3. 3.1.13
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai Apakah ibu mempunyai penyakit tertentu sehingga
tidak memberikan ASI selama 6 bulan pada warga Rw1 di
Kelurahan Karangayu (n=8)

tidak Iya
0.1%

99.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.13 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 99,9% ibu tidak

memiliki penyakit yang menyebabkan tidak memberikan ASI

14) Apakah budaya di tempat ibu menganjurkan untuk memberikan


makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan
Diagram 3. 3.1.14
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai Apakah budaya di tempat ibu menganjurkan untuk
memberikan makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan
pada warga Rw1 di Kelurahan Karangayu (n=8)
Baik Cukup

27.5%

72.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.13 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 72,5 % warga Apakah


241

budaya di tempat ibu menganjurkan untuk memberikan makanan tambahan

sebelum bayi berusia 6 bulan, akan tetapi ada 27,5% warga

membudanyakan meberikan makanan tambahan

15) Ibu pernah diberikan anjuran oleh dokter harus memberikan ASI saja
selama 6 bulan
Diagram 3. 3.1.14
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai penanganan Ibu pernah diberikan anjuran oleh dokter
harus memberikan ASI saja selama 6 bulan pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=8)
Baik Cukup

17.0%

83.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.12 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 83% warga Ibu pernah

diberikan anjuran oleh dokter harus memberikan ASI saja selama 6 bulan,

akan tetapi ada 17% warga yang belum mengetahui hal ini
242

b. Sikap

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
mengenai masalah kesehatan pada ibu menyusui Rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=8)
Baik Cukup

26%

74%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 8 ibu menyusui di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap penduduk

terkait masalah kesehatan yaitu baik 74% dan cukup 26%. Menggambarkan

bahwa hampir penduduk memiliki sikap yang cukup baik mengenai masalah

kesehatan.

Berikut analisa sikap masyarakat berdasarkan masing-masing pertanyaan

pada poin sikap tentang anemia :

1) Mengkonsumsi tablet tambah darah setiap hari, agar terhindar dari


anemia
Diagram 3.3.2.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 1
mengenai mengkonsumsi tablet tambah darah setiap hari, agar
terhindar dari anemia pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Tidak setuju Setuju

43%
57%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


243

Berdasakan diagram 3.3.2.1 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 57% penduduk tidak

setuju bila Tidak harus mengkonsumsi makanan mengandung protein,

karbohidrat dan vitamin tidak berpengaruh pada produksi ASI.,

sebanyak 43% setuju.

2) Menghindari makan mentimun dapat mencegah hipotensi

Diagram 3.3.2.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 2
mengenai Menghindari makan mentimun dapat mencegah
hipotensi pada warga di Kelurahan Karangayu (n=8)
Sangat setuju tidak setuju
11%

89%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.2 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa 89% warga sangat setuju apabila

Apakah ibu memberi ASI saja pada bayi yang berusia kurang dari 6

bulan, sedangkan 11% sisanya juga setuju akan hal tersebut.


244

3) Selain ASI apakah ibu memberikan makanan tambahan

Diagram 3.3.2.3

Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 3


mengenai Selain ASI apakah ibu memberikan makanan tambahan
pada warga di Kelurahan Karangayu (n=8)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

48.9% 50.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.3 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mengenai Selain ASI apakah ibu

memberikan makanan tambahan warga menyatakan 50,4% setuju,

48,9% dan tidak setuju

4) Bila ibu pergi apakah tetap memberikan ASI

Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 4
mengenai Bila ibu pergi apakah tetap memberikan ASI pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=8)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju
0.7%

42.7%
56.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat warga sangat setuju bila Olah raga untuk
245

Bila ibu pergi tetap memberikan ASI sebanyak 42,7% warga setuju dan

0,7% tidak setuju.

5) Apakah ibu menyusui bayi setelah lahir

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 5
mengenai Apakah ibu menyusui bayi setelah lahir pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=8)
Sangat setuju Setuju

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat dalam pernyataan Batasi konsumsi kafein

agar tidur lebih nyaman ada sebanyak 100% warga sangat setuju

c. Perilaku

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
mengenai masalah kesehatan pada ibu menyusui Rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=8)
Baik Cukup

40%
60%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


246

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 8 ibu menyusui di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku penduduk

terkait masalah kesehatan yaitu cukup 60% dan kurang 40%.

Menggambarkan bahwa hampir penduduk memiliki perilaku cenderung

cukup mengenai masalah kesehatan.


247

B. Analisa Data

Ringkasan
No Data Kesimpulan
Laporan
Agregat Balita
1 Kategori data :
a. Tingkat pengetahuan ibu balita tentang ISPA Cukup : 80% Tingkat resiko terjadinya
b. Tingkat sikap ibu balita tentang ISPA (20 responden) masalah kesehatan ISPA pada
c. Tingkat perilaku ibu balita tentang ISPA Cukup : 60% balita di RW I Kelurahan
(15 responden) Karangayu paling banyak pada
Hasil FGD : Cukup : 60% kategori sedang karena
Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa (15 responden) mayoritas tingkat pengetahuan
Kader dan perwakilan ibu balita didapatkan data ibu balita baik sebanyak 80%
terbanyak yaitu balita mengalami ISPA karena (20 responden). Dimana faktor
mayoritas ibu balita belum menerapkan cuci yang paling berpengaruh
tangan sebelum makan kepada anaknya adalah sikap ibu balita untuk
sehingga anak terbiasa memasukkan makanan menangani masalah kesehatan
apa saja yang dia pegang langsung ke dalam dalam kategori cukup sebanyak
mulut. 60% (15 responden).

Agregat Anak Usia Sekolah


1 Kategori data :
a. Tingkat pengetahuan anak usia sekolah Baik : 61,3% Tingkat resiko terdinya
tentang karies gigi (19 responden) masalah kesehatan Caries Gigi
b. Tingkat sikap anak usia sekolah tentang karies Baik : 61% pada anak usia sekolah di RW I
gigi (19 responden) Kelurahan Karangayu paling
c. Tingkat perilaku anak usia sekolah tentang Cukup : 65% banyak pada kategori rendah
karies gigi (20 responden) karena mayoritas tingkat
pengetahuan anak usia sekolah
Hasil FGD : baik sebanyak 61,3% (20
Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa responden). Dimana faktor
Kader dan perwakilan ibu dari anak usia sekolah yang paling berpengaruh
didapatkan data terbanyak yaitu anak usia adalah sikap anak usia sekolah
sekolah mengalami caries gigi karena mayoritas untuk menangani masalah
anak-anak enggan untuk menggosok gigi dua kesehatan dalam kategori
kali sehari, waktu menggosok gigi yang tidak cukup sebanyak 61% (19
tepat dan menyukai makan makanan manis. responden).

Agregat Remaja
1 Kategori data :
a. Tingkat pengetahuan remaja perempuan Cukup : 82,2% Tingkat resiko terjadinya
tentang Disminore (23 responden) masalah kesehatan Disminore
b. Tingkat sikap remaja perempuan tentang Cukup : 85,8% pada remaja perempuan di RW
Disminore (24 responden) I Kelurahan Karangayu paling
c. Tingkat perilaku remaja perempuan tentang Cukup : 92,8% banyak pada kategori sedang
Disminore (26 responden) karena mayoritas tingkat
pengetahuan remaja
Hasil FGD : perempuan cukup sebanyak
Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa 82,2% (23 responden). Dimana
Kader dan perwakilan remaja didapatkan data faktor yang paling berpengaruh
terbanyak yaitu mayoritas remaja belum adalah sikap remaja perempuan
mengetahui cara mengatasi nyeri saat menstruasi untuk menangani masalah
serta remaja menganggap nyeri menstruasi kesehatan dalam kategori
adalah hal yang wajar dan akan hilang dengan cukup sebanyak 85,8% (24
sendirinya. responden).
248

Ringkasan
No Data Kesimpulan
Laporan
Agregat Dewasa
1 Kategori data :
a. Tingkat pengetahuan dewasa tentang Cukup : 53,4% Tingkat resiko terjadinya
Hipertensi (23 responden) masalah kesehatan Hipertensi
b. Tingkat sikap dewasa tentang Hipertensi Baik : 55,8% pada dewasa di RW I
c. Tingkat perilaku dewasa tentang Hipertensi (24 responden) Kelurahan Karangayu paling
Baik : 65,1% banyak pada kategori sedang
Hasil FGD : (28 responden) karena mayoritas tingkat
Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa pengetahuan dewasa cukup
Kader dan perwakilan dewasa didapatkan data sebanyak 53,4% (23
terbanyak yaitu dewasa mengalami Hipertensi responden). Dimana faktor
karena mayoritas dewasa sering mengonsumsi yang paling berpengaruh
makanan yang asin, goreng-gorengan dan ada adalah sikap dewasa untuk
juga yang memiliki riwayat Hipertensi menurun. menangani masalah kesehatan
dalam kategori baik sebanyak
55,8% (24 responden).

Agregat Lansia
1 Kategori data :
a. Tingkat pengetahuan lansia tentang asam urat Cukup : 53% Tingkat resiko terjadinya
b. Tingkat sikap lansia tentang asam urat (22 responden) masalah kesehatan Asam Urat
c. Tingkat perilaku lansia tentang asam urat Cukup : 48% pada lansia di RW I Kelurahan
(20 responden) Karangayu paling banyak pada
Hasil FGD : Cukup : 48% kategori sedang karena
Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa (20 responden) mayoritas tingkat pengetahuan
Kader dan perwakilan lansia didapatkan data lansia cukup sebanyak 53% (22
terbanyak yaitu lansia mengalami Asam Urat responden). Dimana faktor
karena mayoritas lansia memiliki kebiasaan yang paling berpengaruh
makan makanan yang mengandung tinggi purin adalah sikap lansia untuk
(misalnya kangung, jeroan, jamur, kacang- menangani masalah kesehatan
kacangan, daging merah, bayam, nanas, nangka) dalam kategori cukup sebanyak
dan makanan laut (misalnya udang, tiram, 48% (20 responden).
kepiting, kerang).

Agregat Ibu Hamil


1 Kategori data :
a. Tingkat pengetahuan tentang mual muntah Cukup : 100% Tingkat resiko terjadinya
b. Tingkat sikap tentang mual muntah (3 responden) masalah kesehatan mual
c. Tingkat perilaku tentang mual muntah Baik : 70% muntah pada ibu hamil di RW I
(2 responden) Kelurahan Karangayu paling
Hasil FGD : Cukup : 51% banyak pada kategori sedang
Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa (1 responden) karena mayoritas tingkat
Kader dan perwakilan ibu hamil didapatkan data pengetahuan ibu hamil cukup
terbanyak yaitu ibu hamil mengalami mual sebanyak 100% (3 responden).
muntah sehingga tidak nafsu makan karena Dimana faktor yang paling
mayoritas ibu hamil mengalami ketidakstabilan berpengaruh adalah sikap ibu
hormon kehamilan sehingga berdampak pada hamil untuk menangani
rasa mual muntah yang tidak terkontrol, merasa masalah kesehatan dalam
mual saat bau makanan dan muntah saat dipaksa kategori baik sebanyak 70% (2
untuk makan. responden).
249

Ringkasan
No Data Kesimpulan
Laporan
Agregat Ibu Menyusui
1 Kategori data :
a. Tingkat pengetahuan tentang payudara Baik : 88% Tingkat resiko terjadinya
bengkak & lecet (mastitis) (7 responden) masalah kesehatan mastitis
b. Tingkat sikap tentang payudara bengkak & Baik : 74% pada ibu menyusui di RW I
lecet (mastitis) (6 responden) Kelurahan Karangayu paling
c. Tingkat perilaku tentang payudara bengkak & Baik : 60% banyak pada kategori rendah
lecet (mastitis) (5 responden) karena mayoritas tingkat
pengetahuan ibu menyusui baik
Hasil FGD : sebanyak 88% (7 responden).
Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa Dimana faktor yang paling
Kader dan perwakilan ibu menyusui didapatkan berpengaruh adalah sikap ibu
data terbanyak yaitu ibu menyusui mengalami menyusui untuk menangani
lecet dan bengkak payudara karena frekuensi masalah kesehatan dalam
anak dalam menyusu, anak menyusu hanya pada kategori baik sebanyak 74% (6
satu payudara dan tergigit oleh anaknya saat responden).
menyusu.
250

C. Skoring Prioritas Masalah


No Masalah Kesehatan A B C D E F G H I J K L Total
1 Balita dengan ISPA 5 4 4 5 5 4 3 2 3 3 4 4 46
2 Anak usia sekolah dengan Caries Gigi 5 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 41
3 Remaja dengan Disminore 5 2 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 36
4 Dewasa dengan Hipertensi 5 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4 44
5 Lansia dengan Asam Urat 5 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 42
6 Ibu Hamil dengan mual muntah 5 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 38
7 Ibu menyusui dengan payudara bengkak &
5 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 40
putting lecet (Mastitis)

Keterangan Huruf : Pengisisan Skor :

A = Sesuai dengan peran perawat komunitas H = Tempat 1 = Sangat rendah

B = Sesuai dengan program pemerintah I = Dana 2 = Rendah

C = Sesuai dengan intervensi pendidikan J = Waktu 3 = Cukup

kesehatan K = Fasilitas 4 = Tinggi

D = Risiko terjadi L = Petugas 5 = Sangat tinggi

E = Risiko parah

F = Minat masyarakat

G = Kemudahan untuk diatasi


251

D. Diagnosis Keperawatan

Sasaran Kategori Subkategori Kode Rumusan Diagnosis Keperawatan


Agregat Balita dengan ISPA

Balita Perilaku Penyuluhan dan D.0117 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif


pembelajaran b.d ketidakmampuan mengatasi
masalah keluarga

Balita Psikologis Integritas ego D.0099 Perilaku kesehatan cenderung berisiko


b.d kurang terpapar informasi

Balita Perilaku Penyuluhan dan D.0112 Kesiapan peningkatan manajemen


pembelajaran kesehatan d.d mengekspresikan
keinginan untuk mengelola masalah
kesehatan dan pencegahan
Agregat Anak Usia Sekolah dengan Caries Gigi

Anak usia Psikologis Integritas ego D.0099 Perilaku kesehatan cenderung beresiko
sekolah b.d kurang terpapar informasi

Anak usia Perilaku Penyuluhan dan D.0117 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
sekolah pembelajaran b.d ketidakmampuan mengatasi
masalah

Anak usia Perilaku Penyuluhan dan D.0112 Kesiapan peningkatan manajemen


sekolah pembelajaran kesehatan d.d mengekspresikan
keinginan untuk mengelola masalah
kesehatan dan pencegahan
Agregat Remaja dengan Disminore

Remaja Perilaku Penyuluhan dan D.0117 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif


pembelajaran b.d ketidakmampuan mengatasi
masalah

Remaja Perilaku Penyuluhan dan D.0112 Kesiapan peningkatan manajemen


pembelajaran kesehatan d.d mengekspresikan
keinginan untuk mengelola masalah
kesehatan dan pencegahan

Remaja Perilaku Penyuluhan dan D.0113 Kesiapan peningkatan pengetahuan d.d


pembelajaran mengungkapkan minat dalam belajar
Agregat Dewasa dengan Hipertensi

Dewasa Psikologis Integritas ego D.0099 Perilaku kesehatan cenderung berisiko


b.d kurang terpapar informasi

Dewasa Perilaku Penyuluhan dan D.0116 Manajemen kesehatan tidak efektif b.d
pembelajaran kompleksitas program
perawatan/pengobatan

Dewasa Perilaku Penyuluhan dan D.0112 Kesiapan peningkatan manajeman


pembelajaran kesehatan d.d mengekspresikan
keinginan untuk mengelola masalah
kesehatan dan pencegahan
252

Sasaran Kategori Subkategori Kode Rumusan Diagnosis Keperawatan


Agregat lansia dengan Asam Urat

Lansia Perilaku Penyuluhan dan D.0116 Manajemen kesehatan tidak efektif b.d
pembelajaran kompleksitas program
perawatan/pengobatan

Lansia Perilaku Penyuluhan dan D.0112 Kesiapan peningkatan manajemen


pembelajaran kesehatan d.d mengekspresikan
keinginan untuk mengelola masalah
kesehatan dan pencegahan

Lansia Psikologis Integritas ego D.0099 Perilaku kesehatan cenderung berisiko


b.d kurang terpapar informasi
Agregat Ibu Hamil dengan Mual Muntah

Ibu Hamil Psikologis Integritas ego D.0099 Perilaku kesehatan cenderung beresiko
b.d kurang terpapar informasi
Agregat Ibu Menyusui dengan Payudara Bengkak dan Putting Lecet (Mastitis)

Ibu Psikologis Integritas ego D.0099 Perilaku kesehatan cenderung beresiko


Menyusui b.d kurang terpapar informasi

Ibu Perilaku Penyuluhan dan D.0112 Kesiapan peningkatan manajemen


Menyusui pembelajaran kesehatan d.d mengekspresikan
keinginan untuk mengelola masalah
kesehatan dan pencegahan
253

E. Intervensi Keperawatan

Diagnosis Evaluasi
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Evaluator
Keperawatan Kriteria Standar
Agregat Balita
1 Pemeliharaan Setelah dilakukan intervensi Ibu dan Memberikan Observasi Kognitif, a. Memberikan a. Mahasiswa
Kesehatan Tidak keperawatan selama 1x45 menit balita pendidikan - Identifikasi perilaku upaya psikomotor penjelasan b. Kader
Efektif diharapkan pemeliharaan kesehatan kesehatan yang dapat dan afektif mngenai c. Ketua
kesehatan meningkat dengan ditingkatkan pengertian RT/RW
kriteria hasil: Terapeutik tentang ispa d. Petugas
a. Menunjukkan perilaku - Berikan lingkungan yang b. Memberikan puskesmas
adaptif dari sedang (3) mendukung kesehatan edukasi tentang
menjadi meningkat (5) Edukasi tanda gejala
b. Menunjukkan pemahaman - Anjurkan menggunakan air hipertensi
perilaku sehat dari cukup bersih dan sabun c. Memberikan
menurun (2) menjadi cukup - Anjurkan memberantas edukasi
meningkat (4) jentik dirumah seminggu penatalaksaan
c. Kemampuan menjelaskan sekali ispa pada balita
perilaku sehat dari cukup - Anjurkan makan sayur dan d. Memberikan
menurun (2) menjadi cukup buah setiap hari edukasi
meningkat (4) - Anjurkan melakukan pencegahan
aktivitas fisik setiap hari ispa pada balita

2 Perilaku Setelah dilakukan intervensi Balita Memberikan Observasi: Kognitif, a. Memberikan a. Mahasiswa
Kesehatan keperawatan selama 1x45 menit edukasi dan - Identifikasi perilaku upaya psikomotor edukasi b. Kader
Cenderung diharapkan perilaku kesehatan demonstrasi kesehatan yang dapat , afektif tindakan yang c. Ketua
Berisiko meningkat dengan kriteria hasil: tindakan digunakan akan dilakukan RT/RW
a. Penerimaan terhadap Terapeutik b. Mengajarkan d. Petugas
perubahan status kesehatan - Berikan lingkungan yang fisioterapi dada puskesmas
dari cukup menurun mendukung kesehatan
menurun (2) menjadi - Orientasi pelayanan
cukup meningkat (4) kesehatan yang dapat di
b. Kemampuan melakukan manfaatkan
tindakan pencegahan Edukasi
masalah kesehatan dari - Anjurkan makan sayur dan
cukup menurun menurun buah setiap hari
254

Diagnosis Evaluasi
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Evaluator
Keperawatan Kriteria Standar
(2) menjadi cukup - Anjurkan tidak merokok
meningkat (4) didalam rumah
c. Kemampuan peningkatan - Ajarkan cara etika batuk
kesehatandari cukup
menurun menurun (2)
menjadi cukup meningkat
(4)

3 Kesiapan Setelah dilakukan intervensi Balita Demonstrasi Observasi Kognitif, a. Menjelaskan a. Mahasiswa
Peningkatan keperawatan selama 1x45 menit tindakan - Identifikasi faktor-faktor psikomotor tindakan yang b. Kader
Manajemen diharapkan manejemen yang dapat meningkatkan , afektif akan di lakukan c. Ketua
Kesehatan kesehatan meningkat dengan dan menurunkan motivasi b. Memberikan RT/RW
kriteria hasil: perilaku hidup bersih dan terapi inhalasi d. Petugas
a. Melakukan tindakan untuk sehat uap sederhana puskesmas
mengurangi resiko dari Terapeutik untuk
cukup menurun menurun - Sediakan materi dan media menurunkan
(2) menjadi cukup pendidikan kesehatan tekanan darah
meningkat (4) - Jelaskan pendidikan tinggiAnjurkan
b. Aktivitas hidup sehari-hari kesehatan sesuai untuk
efektif memenuhi tujuan kesepakatan dilakukan
kesehatan dari cukup - Berikan kesempatan untuk secara mandiri
menurun menurun (2) bertanya
menjadi cukup meningkat Edukasi
(4) - Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perialaku hidup
bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
255

Diagnosis Evaluasi
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Evaluator
Keperawatan Kriteria Standar
Agregat Anak Usia Sekolah
1. Perilaku Setelah dilakukan intervensi Kelompok Pendidikan Intervensi utama : Promosi Kognitif, a. Dilakukan a. Mahasiswa
kesehatan keperawatan selama 1x45 menit anak usia Kesehatan perilaku upaya kesehatan psikomotor edukasi tentang b. Petugas
cenderung diharapkan perilaku kesehatan sekolah dan (I.12472) dan afektif kesehatan gigi Puskesmas
beresiko membaik dengan kriteria hasil Demonstrasi Observasi : melalui c. Kader
(D.0099) (L.12107) - Identifikasi perilaku upaya audiovisual d. Ketua RT/RW
a. Penerimaan terhadap status kesehatan yang dapat b. Dilakukan
kesehatan dari menurun (1) digunakan edukasi cara
menjadi sedang (3) Terapeutik : pencegahan
b. Kemampuan melakukan - Berikan lingkungan yang karies gigi
tindakan pencegahan mendukung kesehatan c. kesehatan
masalah kesehatan dari Edukasi : setempat dalam
menurun (1) menjadi - Anjurkan menimbang balita pelaksanaan
sedang (3) setiap bulan perilaku hidup
c. Kemampuan peningkatan - Anjurkan menggunakan air bersih dan sehat
kesehatan dari sedang (3) bersih (PHBS).
menjadi meningkat (5) - Anjurkan mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun
- Anjurkan memberantas
jentik dirumah seminggu
sekali
- Anjurkan makan sayur dan
buah setiap hari
- Anjurkan tidak merokok
didalam rumah

2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan intervensi Kelompok Pendidikan Edukasi perilaku upaya Kognitif, a. Dilakukan a. Mahasisw
pemeliharaan keperawatan selama 1x45 menit anak usia Kesehatan Kesehatan (I.12435) psikomotor edukasi tentang b. Petugas
kesehatan diharapkan pemeliharaan sekolah dan Observasi : dan afektif kesehatan gigi Puskesmas
(D.0117) kesehatan membaik dengan Demonstrasi - identifikasi kesiapan dan melalui c. Kader
kriteria hasil:(L.12106) kemampuan menerima audiovisual d. Ketua RT/RW
a. Menunjukkan perilaku informasi b. Dilakukan
adaktif dari sedang (3) Terapeutik : edukasi cara
menjadi meningkat (5)
256

Diagnosis Evaluasi
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Evaluator
Keperawatan Kriteria Standar
b. Menunjukan pemahaman - Sediakan materi dan media pencegahan
perilaku sehat dari cukup pendkes karies gigi
menurun (2) menjadi - Jadwalkan pendkes sesuai c. kesehatan
cukup meningkat (4) kesepakatan setempat dalam
c. Kemampuan menjalankan - Berikan kesempatan untuk pelaksanaan
perilaku sehat dari sedang bertanya perilaku hidup
(3) menjadi meningkat (4) Edukasi : bersih dan sehat
- Ajarkan perilaku hidup (PHBS).
bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

3 Kesiapan Setelah dilakukan intervensi Kelompok Pendidikan Edukasi perilaku upaya Kognitif, a. Dilakukan a. Mahasiswa
peningkatan keperawatan selama 1x45 menit anak usia Kesehatan kesehatan (I.12435) psikomotor edukasi tentang b. Petugas
manajemen diharapkan manajemen sekolah dan Observasi : dan afektif kesehatan gigi Puskesmas
kesehatan kesehatan membaik dengan Demonstrasi - Identifikasi kesiapan dan melalui c. Kader
(D.0112) kriteria hasil: (L. kemampuan menerima audiovisual d. Ketua
a. Menerapkan program informasi b. Dilakukan RT/RW
perawatan dari sedang (3) - Identifikasi factor-faktor edukasi cara
menjadi meningkat (5) yang dapat meningkatkan pencegahan
b. Aktivitas hidup sehari-hari dan menurunkan motivasi karies gigi
efektif memenuhi tujuan perilaku hidup bersih dan c. kesehatan
kesehatan dari sedang (3) sehat setempat dalam
menjadi meningkat (5) Terapeutik : pelaksanaan
c. Verbalisasi kesulitan - Sediakan materi dan media perilaku hidup
dalam menjalani program pendkes bersih dan sehat
perawatan atau pengobatan - Jadwalkan pendkes sesuai (PHBS).
dari cukup menurun (2) kesepakatan
menjadi cukup menurun - Berikan kesempatan untuk
(4) bertanya
Edukasi :
257

Diagnosis Evaluasi
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Evaluator
Keperawatan Kriteria Standar
- Jelaskan factor resiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat

Agregat Remaja
1 Kesiapan Setelah dilakukan intervensi Kelompok Memberikan Observasi Kognitif, a. Berikan a. Mahasiswa
peningkatan keperawatan selama 1x45 menit remaja pendidikan - Identifikasi kesiapan dan psikomotor edukasi tentang b. Kader
pengetahuan diharapkan masalah tingkat kesehatan kemampuan menerima dan afektif desminore c. Ketua
pengetahuan teratasi dengan dan informasi b. Berikan RT/RW
kriteria hasil : demonstrasi Terapeutik : edukasi tentang d. Petugas
a. Kemampuan menjelaskan - Sediaka materi dan media tanda gejala puskesmas
pengetahuan tentang suatu pendidikan kesehatan desminore
topik dari menurun (1) - Jadwalkan pendidikan c. Berikan
menjadi sedang (3) kesehatan sesuai edukasi terkait
b. Perilaku sesuai dengan kesepakatan penyebab
pengetahuan dari menurun - Berikan kesepakatan untuk desminore
(1) menjadi sedang (3) bertanya d. Berikan
c. Pertanyaan tentang masalah Edukasi : edukasi terkait
yang dihadapi dari menurun - Jelaskan faktor risiko yang cara mengatasi
(1) menjadi sedang (3) dapat mempengaruhi desminore
d. Persepsi yang keliru kesehatan
terhadap masalah dari - Ajarkan perilaku hidup
menurun (1) menjadi sedang sehat dan bersih
(3)
2 Kesiapan Setelah dilakukan intervensi Kelompok Memberikan Observasi : Kognitif, a. Berikan a. Mahasiswa
peningkatan keperawatan selama 1x45 menit remaja edukasi dan - Identifikasi kesiapan dan psikomotor edukasi b. Kader
manajemen diharapkan masalah manajemen demonstrasi kemampuan menerima , afektif tindakan yang c. Ketua
kesehatan kesehatan meningkat dengan tindakan informasi akan dilakukan RT/RW
kriteria hasil : Terapeutik : b. Ajarkan teknik d. Petugas
a. Melakukan tindakan untuk - Sediaka materi dan media relaksasi nafas puskesmas
mengurangi faktor risiko pendidikan kesehatan dalam dan
kompres hangat
258

Diagnosis Evaluasi
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Evaluator
Keperawatan Kriteria Standar
dari menurun (1) menjadi - Jadwalkan pendidikan
sedang (3) kesehatan sesuai
b. Menerapkan program kesepakatan
perawatan dari menurun (1) - Berikan kesepakatan untuk
menjadi sedang (3) bertanya
c. Aktivitas hidup sehari-hari Edukasi :
efektif memenuhi tujuan - Ajarkan manfaat kesehatan
kesehatan dari menurun (1) dan efek fisiologis olahraga
menjadi sedang (3) - Jelaskan jenis latihan yang
sesuai dengan kondisi
kesehatan
- Ajarkan latihan pemanasan
dan pedinginan yang tepat
- Ajarkan teknik menghindari
cedera saat berolahraga

3 Pemeliharaan Setelah dilakukan intervensi Kelompok Demonstrasi Observasi : Kognitif, a. Jelaskan a. Mahasiswa
kesehatan tidak keperawatan selama 1x45 menit remaja tindakan - Identifikasi kesiapan dan psikomotor tindakan yang b. Kader
efektif diharapkan masalah kemampuan menerima , afektif akan di lakukan c. Ketua
pemeliharaan kesehatan teratasi informasi b. Ajarkan teknik RT/RW
dengan kriteria hasil : Terapeutik : abdominal d. Petugas
a. Menunjukkan perilaku - Sediaka materi dan media streching puskesmas
adaptif dari menurun (1) pendidikan kesehatan exercis
menjadi sedang (3) - Jadwalkan pendidikan c. Anjurkan untuk
b. Menunjukkan perilaku kesehatan sesuai dilakukan
pemahaman sehat dari kesepakatan secara mandiri
menurun (1) menjadi sedang - Berikan kesepakatan untuk
(3) bertanya
c. Kemampuan menjalankan Edukasi :
perilaku sehat dari menurun - Ajarkan manfaat kesehatan
(1) menjadi sedang (3) dan efek fisiologis olahraga
d. Meningkatkan perilaku - Jelaskan jenis latihan yang
sehat menurun (1) menjadi sesuai dengan kondisi
sedang (3) kesehatan
259

Diagnosis Evaluasi
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Evaluator
Keperawatan Kriteria Standar
- Ajarkan latihan pemanasan
dan pedinginan yang tepat
- Ajarkan teknik menghindari
cedera saat berolahraga

Agregat Dewasa
1 Perilaku Setelah dilakukan intervensi Kelompok Memberikan Observasi Kognitif, a. Memberikan a. Mahasiswa
kesehatan keperawatan selama 1x45 menit dewasa pendidikan - Identifikasi kesiapan dan psikomotor edukasi tentang b. Kader
cenderung diharapkan perilaku kesehatan kesehatan kemampuan menerima dan afektif hipertensi c. Ketua
beresiko membaik dengan kriteria hasil : dan informasi b. Memberikan RT/RW
a. Penerimaan terhadap status demonstrasi Terapeutik : edukasi tentang d. Petugas
kesehatan dari menurun (1) - Sediaka materi dan media tanda gejala puskesmas
menjadi sedang (3) pendidikan kesehatan hipertensi
b. Kemampuan melakukan - Jadwalkan pendidikan c. Memberikan
tindakan pencegahan kesehatan sesuai edukasi terkait
masalah kesehatan dari kesepakatan komplikasi
menurun (1) menjadi - Berikan kesepakatan untuk hipertensi
sedang (3) bertanya d. Memberikan
c. Kemampuan peningkatan Edukasi : edukasi
kesehatan dari sedang (3) - Jelaskan faktor risiko yang terhadap cara
menjadi meningkat (5) dapat mempengaruhi pencegahan
kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup
sehat dan bersih

2 Kesiapan Setelah dilakukan intervensi Kelompok Memberikan Observasi : Kognitif, a. Memberikan a. Mahasiswa
peningkatan keperawatan selama 1x45 menit dewasa edukasi dan - Identifikasi kesiapan dan psikomotor edukasi b. Kader
manajemen diharapkan masalah manajemen demonstrasi kemampuan menerima , afektif tindakan yang c. Ketua
kesehatan kesehatan meningkat dengan tindakan informasi akan dilakukan RT/RW
kriteria hasil : Terapeutik : b. Mengajarkan d. Petugas
a. Melakukan tindakan untuk - Sediaka materi dan media terapi Brisk puskesmas
mengurangi faktor risiko pendidikan kesehatan walking
dari menurun (1) menjadi exercise
sedang (3)
260

Diagnosis Evaluasi
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Evaluator
Keperawatan Kriteria Standar
b. Menerapkan program - Jadwalkan pendidikan
perawatan dari menurun (1) kesehatan sesuai
menjadi sedang (3) kesepakatan
c. Aktivitas hidup sehari-hari - Berikan kesepakatan untuk
efektif memenuhi tujuan bertanya
kesehatan dari menurun (1) Edukasi :
menjadi sedang (3) - Ajarkan manfaat kesehatan
dan efek fisiologis olahraga
- Jelaskan jenis latihan yang
sesuai dengan kondisi
kesehatan
- Ajarkan latihan pemanasan
dan pedinginan yang tepat
- Ajarkan teknik menghindari
cedera saat berolahraga

3 Manajemen Setelah dilakukan intervensi Kelompok Demonstrasi Observasi : Kognitif, a. Menjelaskan a. Mahasiswa
kesehatan tidak keperawatan selama 1x45 menit dewasa tindakan - Identifikasi kesiapan dan psikomotor tindakan yang b. Kader
efektif diharapkan masalah manajemen kemampuan menerima , afektif akan di lakukan c. Ketua
kesehatan meningkat teratasi informasi b. Memberikan RT/RW
dengan kriteria hasil : Terapeutik : terapi relaksasi d. Petugas
a. Melakukan tindakan untuk - Sediaka materi dan media otot progresif puskesmas
mengurangi faktor risiko pendidikan kesehatan untuk
dari menurun (1) menjadi - Jadwalkan pendidikan menurunkan
sedang (3) kesehatan sesuai tekanan darah
b. Menerapkan program kesepakatan tinggi
perawatan dari menurun (1) - Berikan kesepakatan untuk c. Anjurkan untuk
menjadi sedang (3) bertanya dilakukan
c. Aktivitas hidup sehari-hari Edukasi : secara mandiri
efektif memenuhi tujuan - Ajarkan manfaat kesehatan
kesehatan dari menurun (1) dan efek fisiologis olahraga
menjadi sedang (3) - Jelaskan jenis latihan yang
sesuai dengan kondisi
kesehatan
261

Diagnosis Evaluasi
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Evaluator
Keperawatan Kriteria Standar
- Ajarkan latihan pemanasan
dan pedinginan yang tepat
- Ajarkan teknik menghindari
cedera saat berolahraga

Agregar Lansia
1 Kesiapan Setelah dilakukan intervensi Lansia Demonstrasi Observasi Kognitif, a. Menjelaskan a. Mahasiswa
Peningkatan keperawatan selama 1x45 menit tindakan - Identifikasi faktor-faktor psikomotor tindakan yang b. Kader
Manajemen diharapkan manejemen yang dapat meningkatkan , afektif akan di lakukan c. Ketua
Kesehatan kesehatan meningkat dengan dan menurunkan motivasi b. Memberikan RT/RW
kriteria hasil: perilaku hidup bersih dan edukasi tentang d. Petugas
a. Melakukan tindakan untuk sehat ROP puskesmas
mengurangi resiko dari Terapeutik c. Mengajarkan
cukup menurun menurun - Sediakan materi dan media ROP
(2) menjadi cukup pendidikan kesehatan d. Menganjurkan
meningkat (4) - Jelaskan pendidikan untuk
b. Aktivitas hidup sehari-hari kesehatan sesuai dilakukan
efektif memenuhi tujuan kesepakatan secara mandiri
kesehatan dari cukup - Berikan kesempatan untuk
menurun menurun (2) bertanya
menjadi cukup meningkat Edukasi
(4) - Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perialaku hidup
bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

2 Manajemen Setelah dilakukan intervensi Lansia Memberikan Observasi Kognitif, a. Memberikan a. Mahasiswa
Kesehatan Tidak keperawatan selama 1x45 menit pendidikan - Identifikasi faktor-faktor psikomotor penjelasan b. Kader
Efektif diharapkan pemeliharaan kesehatan yang dapat meningkatkan dan afektif mngenai
262

Diagnosis Evaluasi
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Evaluator
Keperawatan Kriteria Standar
kesehatan meningkat dengan dan menurunkan motivasi pengertian c. Ketua
kriteria hasil: perilaku hidup bersih dan asam urat RT/RW
a. Melakukan tindakan untuk sehat b. Memberikan d. Petugas
mengurangi faktor resiko Terapeutik edukasi tentang puskesmas
dari sedang (3) menjadi - Sediakan materi dan media tanda gejala
meningkat (5) pendidikan kesehatan asam urat
b. Menerapkan program - Jelaskan pendidikan c. Memberikan
perawatan dari cukup kesehatan sesuai edukasi
menurun (2) menjadi kesepakatan penatalaksaan
cukup meningkat (4) - Berikan kesempatan untuk asam urat
c. Efektivitas hidup sehari- bertanya
hari dari cukup menurun Edukasi
(2) menjadi cukup - Jelaskan faktor resiko yang
meningkat (4) dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perialaku hidup
bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

3 Kesiapan Setelah dilakukan intervensi Lansia Demonstrasi Observasi Kognitif, a. Menjelaskan a. Mahasiswa
Perilaku keperawatan selama 1x45 menit tindakan - Identifikasi faktor-faktor psikomotor tindakan yang b. Kader
Kesehatan diharapkan perilaku kesehatan yang dapat meningkatkan , afektif akan di c. Ketua
Cenderung membaik dengan kriteria hasil : dan menurunkan motivasi lakukan RT/RW
Berisiko a. Penerimaan terhadap status perilaku hidup bersih dan b. Memberikan d. Petugas
kesehatan dari menurun (1) sehat edukasi tentang puskesmas
menjadi sedang (3) Terapeutik ROP
b. Kemampuan melakukan - Sediakan materi dan media c. Mengajarkan
tindakan pencegahan pendidikan kesehatan ROP
masalah kesehatan dari - Jelaskan pendidikan d. Menganjurkan
menurun (1) menjadi sedang kesehatan sesuai untuk
(3) kesepakatan
263

Diagnosis Evaluasi
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Evaluator
Keperawatan Kriteria Standar
c. Kemampuan peningkatan - Berikan kesempatan untuk dilakukan
kesehatan dari sedang (3) bertanya secara mandiri
menjadi meningkat (5) Edukasi
- Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perialaku hidup
bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
Agregat Ibu Hamil
1 Perilaku Setelah dilakukan intervensi Kelompok Memberikan Observasi Kognitif, a. Memberikan a. Mahasiswa
kesehatan keperawatan selama 1x45 menit ibu hamil pendidikan - Identifikasi kesiapan dan psikomotor edukasi tentang b. Kader
cenderung diharapkan perilaku kesehatan kesehatan kemampuan menerima dan afektif nutrisi ibu c. Ketua
beresiko membaik dengan kriteria hasil : dan informasi hamil RT/RW
a. Penerimaan terhadap demonstrasi Terapeutik : b. Memberikan d. Petugas
status kesehatan dari - Sediaka materi dan media edukasi tentang puskesmas
menurun (1) menjadi pendidikan kesehatan manfaat nutrisi
sedang (3) - Jadwalkan pendidikan ibu hamil
b. Kemampuan melakukan kesehatan sesuai c. Memberikan
tindakan pencegahan kesepakatan edukasi terkait
masalah kesehatan dari - Berikan kesepakatan untuk menu seimbang
menurun (1) menjadi bertanya pada ibu hamil
sedang (3) Edukasi : d. Memberikan
c. Kemampuan peningkatan - Jelaskan faktor risiko yang edukasi
kesehatan dari sedang (3) dapat mempengaruhi terhadap cara
menjadi meningkat (5) kesehatan penyajian
- Ajarkan perilaku hidup makanan
sehat dan bersih
264

Diagnosis Evaluasi
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Evaluator
Keperawatan Kriteria Standar
Agregat Ibu Menyusui
1 Kesiapan Setelah dilakukan intervensi Kelompok Memberikan Observasi : Kognitif, a. Memberikan a. Mahasiswa
peningkatan keperawatan selama 1x45 menit ibu edukasi dan - Identifikasi kesiapan dan psikomotor edukasi b. Kader
manajemen diharapkan masalah manajemen menyusui demonstrasi kemampuan menerima , afektif tindakan yang c. Ketua
kesehatan kesehatan meningkat dengan tindakan informasi akan dilakukan RT/RW
kriteria hasil : Terapeutik : b. Mengajarkan d. Petugas
a. Melakukan tindakan untuk - Sediaka materi dan media perawatan puskesmas
mengurangi faktor risiko pendidikan kesehatan payudara
dari menurun (1) menjadi - Jadwalkan pendidikan
sedang (3) kesehatan sesuai
b. Menerapkan program kesepakatan
perawatan dari menurun - Berikan kesepakatan untuk
(1) menjadi sedang (3) bertanya
c. Aktivitas hidup sehari-hari Edukasi :
efektif memenuhi tujuan - Ajarkan manfaat kesehatan
kesehatan dari menurun (1) dan efek fisiologis olahraga
menjadi sedang (3) - Jelaskan jenis latihan yang
sesuai dengan kondisi
kesehatan
- Ajarkan latihan pemanasan
dan pedinginan yang tepat
- Ajarkan teknik menghindari
cedera saat berolahraga

2 Perilaku Setelah dilakukan intervensi Kelompok Memberikan Observasi Kognitif, a. Memberikan a. Mahasiswa
kesehatan keperawatan selama 1x45 menit ibu pendidikan - Identifikasi kesiapan dan psikomotor edukasi b. Kader
cenderung diharapkan perilaku kesehatan menyusui kesehatan kemampuan menerima dan afektif tindakan yang c. Ketua
beresiko membaik dengan kriteria hasil : dan informasi akan dilakukan RT/RW
a. Penerimaan terhadap demonstrasi Terapeutik : b. Mengajarkan d. Petugas
status kesehatan dari - Sediaka materi dan media pijat oksitosin puskesmas
menurun (1) menjadi pendidikan kesehatan atau laktasi
sedang (3) - Jadwalkan pendidikan
b. Kemampuan melakukan kesehatan sesuai
tindakan pencegahan kesepakatan
265

Diagnosis Evaluasi
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Evaluator
Keperawatan Kriteria Standar
masalah kesehatan dari - Berikan kesepakatan untuk
menurun (1) menjadi bertanya
sedang (3) Edukasi :
c. Kemampuan peningkatan - Jelaskan faktor risiko yang
kesehatan dari sedang (3) dapat mempengaruhi
menjadi meningkat (5) kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup
sehat dan bersih
266

F. Planning Of Action (POA)

RENCANA KERJA (PLAN OF ACTION/POA) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA WARGA

RW I DI KELURAHAN KARANGAYU KECAMATAN SEMARANG BARAT 2022

Sumberdaya
Waktu Tempat
No Rencana Kegiatan Tujuan Kegiatan Penanggung Jawab
Pelaksanaan Alokasi Dana Pelaksanaan
Agregat Balita
1 Penentuan masalah kesehatan Menentukan masalah Mahasiswa: Aldha 14 April 2022 Swadaya Balai Kelurahan
pada warga di wilayah RW.01 kesehatan sebagai dasar Sonia dan Siti masyarkat dan Karangayu
Kelurahan Karangayu terkait penyusunan angket terkait Andriyan mahasiswa
penanganan ISPA pada balita penanganan ISPA pada Kader : Bu Umi
balita
2 Penyusunan kelompok Menentukan Mahasiswa: Adinda 21 April 2022 Swadaya Balai Kelurahan
penangggungjawab di wilayah penanggungjawab dan Laura masyarkat dan Karangayu
RW.01 Kelurahan Karangayu pelaksanaan implementasi Kader : Bu Umi mahasiswa
terkait penanganan ISPA pada warga di wilayahRW.01
balita Kelurahan Karangayu ISPA
pada balita

3 Penyusunan media implementasi Menentukan metode Mahasiswa: Lukita, 22-24 April 2022 Swadaya - Balai Kelurahan
terkait penanganan ISPA pada pelaksanaan implementasi Aldha, Siti masyarkat dan Karangayu
balita dan media yang akan Andriyan mahasiswa - Kampus Stikes
digunakan untuk menangani Kader : Bu Umi Telogorejo
penanganan ISPA pada
balita
267

Sumberdaya
Waktu Tempat
No Rencana Kegiatan Tujuan Kegiatan Penanggung Jawab
Pelaksanaan Alokasi Dana Pelaksanaan
4 Pemberian implementasi terkait Untuk mencegah dan Era dan Ardiyanti 25-27 April 2022 Swadaya masyarkat Halaman rumah RT 03
penanganan ISPA pada balita menangani masalah Kader : Bu Umi dan mahasiswa
Topik: Bersama Kita Cegah ISPA kesehatan ISPA pada balita
pada Balita
- Pendidikan Kesehatan ISPA
- Inhalasi Uap Sederhana
- Fisioterapi Dada

Agregat Anak Usia Sekolah

1 Topik: Gerakan BARIS “BEBAS Meningkatkan Mahasiswa: Anifah, 20 April 2022 Mahasiswa - Balai kelurahan
KARIES’
- Inhalasi pengetahuan, sikap, dan Dini Karangayu
Kegiatan yang akan dilakukan: mengubah perilaku Kader : Bu Umi - Kampus Stikes
a. Memberikan edukasi masalah kesehatan pada Telogorejo
kesehatan gigi melalui agregrat Anak usia sekolah
audiovisual
b. Mengarjakan cara
menggosok gigi
c. Memberikan intervensi
dengan cara
“mengunnyah permen
karet untuk mengatasi
karies”
2 Penyusunan media implementasi Menentukan metode Mahasiswa : Aisa, 22-24 April 2022 Mahasiswa Kampus Stikes
agregat Anak usia sekolah pelaksanaan implementasi Sari Telogorejo
dan media yang akan Kader : Bu Umi
digunakan
268

Sumberdaya
Waktu Tempat
No Rencana Kegiatan Tujuan Kegiatan Penanggung Jawab
Pelaksanaan Alokasi Dana Pelaksanaan
3 Pelaksanaan implementasi: Mengatasi permasalahan Mahasiswa : 26 April 2022 Mahasiswa Halaman rumah RT 3
pendidikan kesehatan dan pada Anak usia sekolah Fariz, Sandi,
demonstrasi pencegahan dan Erlina.
penanganan masalah kesehatan Kader : Bu
a. Memberikan edukasi Umi
kesehatan gigi melalui audiovisual
b. Mengarjakan cara menggosok
gigi
c. Memberikan intervensi
dengan cara “mengunnyah
permen karet untuk mengatasi
karies”

Agregat Remaja

1. Topik: MAS ANDRE (Mengatasi Meningkatkan Mahasiswa: 21 April 2022 Swadaya masyarkat Balai kelurahan Karang
Nyeri Desminore) pengetahuan, sikap, dan Ida Riyana Anggi dan mahasiswa ayu
mengubah perilaku masalah Novita
Kegiatan yang akan dilakukan: kesehatan pada agregrat Siti Nurul Silfina
a. Pendidikan kesehatan remaja Kader: Bu Erna
desminore
b. Ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam dan kompres hangat
c. Ajarkan teknik abdominal
streching exercis

2. Penyusunan media implementasi Menentukan metode Mahasiswa: 22-24 April 2019 Swadaya masyarkat Kampus Stikes
agregat Remaja pelaksanaan implementasi Arimbi Retno Eni dan mahasiswa Telogorejo
dan media yang akan Wulan
digunakan Bunga Putri
Kader: Bu Erna
269

Sumberdaya
Waktu Tempat
No Rencana Kegiatan Tujuan Kegiatan Penanggung Jawab
Pelaksanaan Alokasi Dana Pelaksanaan
3. Pelaksanaan implementasi Mengatasi permasalahan Mahasiswa: 27 April 2022 Swadaya masyarkat Halaman rumah RT 5
a. Pendidikan kesehatan pada remaja Ida Riyana Anggi dan mahasiswa
desminore Novita
b. Ajarkan teknik relaksasi nafas Siti Nurul Silfina
dalam dan kompres hangat Kader: Bu Erna
c. Ajarkan teknik abdominal
streching exercise
Agregat Dewasa

1. Topik: Dewasa sehat dan Meningkatkan Mahasiswa: 21 April 2022 Swadaya masyarkat Balai kelurahan Karang
Berkualitas pengetahuan, sikap, dan Ade Kristianti dan dan mahasiswa ayu
Kegiatan yang akan dilakukan: mengubah perilaku masalah Cindy Putri U
d. Relaksasi otot progresif dan kesehatan pada agregrat Kader: Bu Septi
aromaterapi dewasa
e. Brisk walking exercise
f. Edukasi DIET DASH
(DIETARY APROACHES TO
STOP HYPERTENSION)
terhadap kepatuhan diet dan
tekanan darah pada penderita
hipertensi

2. Penyusunan media implementasi Menentukan metode Mahasiswa: 22-24 April 2019 Swadaya masyarkat Kampus Stikes
agregat dewasa pelaksanaan implementasi Ade Kristianti dan dan mahasiswa Telogorejo
dan media yang akan Cindy Putri Utami
digunakan Kader: Bu Septi
270

Sumberdaya
Waktu Tempat
No Rencana Kegiatan Tujuan Kegiatan Penanggung Jawab
Pelaksanaan Alokasi Dana Pelaksanaan
3. Pelaksanaan implementasi Mengatasi permasalahan pada Mahasiswa: 28 April 2019 Swadaya masyarkat Teras masjid RT 6 RW
a. Relaksasi otot progresif dan usia dewasa Ade Kristianti dan dan mahasiswa 1 Kelurahan Karang ayu
aromaterapi Cindy Putri Utami
b. Brisk walking exercise Kader: Bu Septi
c. Edukasi DIET DASH
(DIETARY APROACHES
TO STOP HYPERTENSION)
terhadap kepatuhan diet dan
tekanan darah pada penderita
hipertensi

Agregat Lansia
1 Topik: Ramadhan sehat bebas asam Meningkatkan pengetahuan, Mahasiswa: 21 April 2022 Swadaya Teras masjid RT 6 RW
urat sikap, dan mengubah Andriana Puji dan mahasiswa 1 Kelurahan Karang ayu
Kegiatan yang akan dilakukan: perilaku masalah kesehatan Rahayu Utami
a. Pendidikan kesehatan (Asam pada agregrat lansia Kader : Bu Septi
Urat)
b. Pengecekan kesehatan (Asam
Urat)
c. Lansia aktif : ROP
d. Pengajian
2 Penyusunan media implementasi Menentukan metode Mahasiswa: 22-24 April 2019 Swadaya Teras masjid RT 6 RW
agregat lansia pelaksanaan implementasi Andriana Puji dan mahasiswa & 1 Kelurahan Karang ayu
dan media yang akan Rahayu Utami Masyarakat
digunakan Kader : Bu Septi
271

Sumberdaya
Waktu Tempat
No Rencana Kegiatan Tujuan Kegiatan Penanggung Jawab
Pelaksanaan Alokasi Dana Pelaksanaan
3 Pelaksanaan implementasi Mengatasi permasalahan Mahasiswa: 28 April 2022 Swadaya mahasiswa Teras masjid RT 6 RW
a. Pendidikan kesehatan (Asam kesehatan pada lansia Andriana Puji dan & Masyarakat 1 Kelurahan Karang ayu
Urat) Rahayu Utami
b. Pengecekan kesehatan Kader : Bu Septi
(Asam Urat)
c. Lansia aktif : ROP
d. Pengajian

Agregat Ibu Hamil

1. Topik : SAMPERIN BUMIL Meningkatkan Mahasiswa : 21 April 2022 Swadaya - Balai Kelurahan
(Bersama Perhatikan Nutrisi Ibu pengetahuan, sikap, dan Sarah, Bekti, mahasiswa & Karangayu
Hamil) mengubah perilaku Kader : Bu Umi Masyarakat - Kampus Stikes
Merencanakan kegiatan yang akan masalah kesehatan pada Telogorejo
dilakukan : edukasi nutrisi ibu agregrat ibu hamil
hamil

2. Penyusunan media implementasi Menentukan metode Mahasiswa: 22-24 April 2022 Swadaya Kampus Stikes
agregat ibu hamil pelaksanaan implementasi Sarah, Bekti mahasiswa & Telogorejo
dan media yang akan Kader : Bu Umi Masyarakat
digunakan

3. Pelaksanaan implementasi Mengatasi permasalahan Mahasiswa: 25 April 2019 Swadaya Halaman rumah RT 3
a. Pendidikan kesehatan tentang kesehatan pada ibu hamil Sarah, Bekti mahasiswa &
nutrisi iu hamil Kader : Bu Umi Masyarakat
b. Edukasi memilih makanan
pendamping pada ibu hamil
272

Sumberdaya
Waktu Tempat
No Rencana Kegiatan Tujuan Kegiatan Penanggung Jawab
Pelaksanaan Alokasi Dana Pelaksanaan
Agregat Ibu Menyusui

1. Topik: Topik : Srawung lan sinau Meningkatkan Mahasiswa: 21 April 2022 Swadaya - Balai Kelurahan
ngASIhi pengetahuan, sikap, dan Sarah, Bekti mahasiswa & Karangayu
Kegiatan yang akan dilakukan : mengubah perilaku Kader : Bu Umi Masyarakat - Kampus Stikes
Breast Care masalah kesehatan pada Telogorejo
agregrat ibu menyusui

2. Penyusunan media implementasi Menentukan metode Mahasiswa: 22-24 April 2022 Swadaya Kampus Stikes
agregat ibu menyusui pelaksanaan implementasi Sarah, Bekti mahasiswa & Telogorejo
dan media yang akan Kader : Bu Umi Masyarakat
digunakan

3. Pelaksanaan implementasi : Mengatasi permasalahan Mahasiswa: 25 April 2019 Swadaya Halaman rumah RT 3
Breast Care kesehatan pada ibu Sarah, Bekti mahasiswa &
menyusui Kader : Bu Umi Masyarakat
273

G. Implementasi Keperawatan Komunitas

Setelah penyusunan rencana kegiatan (POA), maka dilakukan kegiatan-kegiatan

untuk mengatasi masalah keperawatan komunitas RW I Kelurahan Karangayu,

Semarang Barat. Kegiatan dimulai pada tanggal 25 April 2022 – 28 April 2022.

Pelaksanaan kegiatan implementasi keperawatan yang muncul dapat dilakukan

dengan lancar yang bekerjasama dengan kader, petugas Puskesmas setempat,

ketua RW, ketua RT, serta dukungan dari warga RW I Kelurahan Karangayu,

Semarang Barat. Dalam pelaksanaan menggunakan media yang sesuai dengan

kebutuhan dan implementasi yang diberikan, misalnya leaflet, booklet, poster, alat

peraga, video, roleplay, game, redemonstrasi dan talk show. Diantaranya masalah

kesehatan yang dilakukan implementasi meliputi :

1. Agregat Balita

a. Diagnosa KeperawatanKomunitas

1) D.0117) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d ketidakmampuan

mengatasi masalah keluarga di wilayah RW I Kelurahan Karangayu

Semarang Barat

2) (D.0099) Perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d kurang terpapar

informasi di wilayah RW I Kelurahan Karangayu Semarang Barat

3) (D.0112) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan d.d

mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan

pencegahan di wilayah RW I Kelurahan Karangayu Semarang Barat

b. Implementasi Keperawatan

1) Memberikan edukasi mengenai ISPA

2) Mendemonstrasikan pemberian inhalasi uap sederhana


274

3) Mendemonstrasikan terapi fisioterapi dada

c. Pelaksanaan implementasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Materi : Penkes Ispa

2) Media poster, buku saku, roleplay

3) Penjelasan melalui media poster dan demonstrasi inhalasi uap

sederhana dan fisioterapi dada yang dilakukan secara langsung pada

hari Senin, 25 April 2022 pukul 09.00 WIB kepada semua responden

kelompok balita di RW I Kelurahan karangayu, Kecamatan Semarang

Barat.

d. Dokumentasi

(terlampir)

e. Rencana tindak lanjut (RTL)

No Kegiatan RTL Penanggung Jawab


1 Penyuluhan atau edukasi melalui Pelaksanaan Ketua RW, Kader
media poster tentang ISPA dilakukan pada balita dan kelompok
kelompok balita balita
2 Demonstrasi terapi fiisoterapi Pelaksanaan Ketua RW, Kader
dada dan inhalasi uap sederhana dilakukan pada balita dan kelompok
kelompok balita balita

2. Agregat Anak Usia Sekolah

a. Diagnosis keperawatan komunitas


1) (D. 0099) Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d kurang terpapar
informasi
2) (D.0117) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d ketidakmampuam
mengatasi masalah
3) (D.0112) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan d.d
mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan
pencegahan
275

b. Implementasi keperawatan
1) Menjelaskan edukasi brushing teeth yang benar
2) Mendemonstrasi brushing teeth yang benar
c. Pelaksanaan implementasi
1) Materi : Brushing teeth
2) Media : Poster, leaflet, role play, audiovisual dan game
3) Penjelasan melalui media poster dan pembagian leaflet tentang
brushing teeth yang benar kemudian mengajarkan menggosok gigi
melalui audiovisual dan melakukan demonstrasi brushing teeth
melalui role play kemudian di tutup dengan game dilakukan secara
langsung pada hari Selasa, 26 April 2022 pukul 10.00 WIB kepada
semua responden anak usia sekolah (AUS) di RW 1 Kelurahan
Karangayu Kecamatan Semarang Barat.
d. Dokumentasi
(terlampir)

e. Rencana tindak lanjut (RTL)


No Kegiatan RTL Penanggung Jawab
1. Penyuluhan atau edukasi Pelaksanaan Ketua RT dan kader anak
melalui media poster dan dilakukan pada anak usia sekolah yang diawasi
leaflet tentang cara usia sekolah oleh petugas puskesmas
menggosok gigi yang benar

3. Agregat Remaja

a. Diagnosa Keperawatan Komunitas

1) (D.0117) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d ketidakmampuan

mengatasi masalah disminore pada remaja di wilayah RW 01

Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat.

2) (D.0112) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan d.d

mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan


276

pencegahan nyeri disminore pada remaja di wilayah RW 01 Kelurahan

Karangayu, Kecamatan Semarang Barat.

3) (D.0113) Kesiapan peningkatan pengetahuan d.d mengungkapkan

minat dalam belajar pada remaja di wilayah RW 01 Kelurahan

Karangayu, Kecamatan Semarang Barat.

b. Implementasi Keperawatan

1) Menjelaskan pengertian, penyebab, dan cara penularan terkait

dismenore dan pengguanaan aplikasi menstruasi flow

2) Menjelaskan cara penanganan dismenore pada remaja dengan teknik

relaksasi nafas dalam

3) Serta mendemonstrasikan cara melakukan teknik abdominal streching

exercis.

c. Pelaksanaan Implementasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

4) Materi : Cara pencegahan dan penangan dismenore pada remaja

5) Media powerpoint dengan durasi 5 menit

6) Pelatihan teknik relaksasi nafas dalam dengan kompres hangat dan


teknik abdominal streching exercis pada remaja di wilayah RW 01
Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat.

7) Pelatihan dilakukan pada tanggal 27 April 2022

d. Dokumentasi

(terlampir)
277

e. Rencana tindak lanjut (RTL)


No Kegiatan RTL Penanggung Jawab
1 Penyuluhan atau edukasi melalui Pelaksanaan Ketua RT dan kader
powerpoint, liflet, poster dan dilakukan yang diawasi oleh
aplikasi flow terkait dismenore dan setiap nyeri Puskesmas setempat
cara pencegahan berupa Pelatihan haid timbul.
teknik relaksasi nafas dalam dengan
kompres hangat dan teknik
abdominal streching exercis pada
remaja di wilayah RW 01 Kelurahan
Karangayu, Kecamatan Semarang
Barat.

4. Agregat Dewasa

a. Diagnosa Keperawatan Komunitas

1) (D. 0112) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan d.d

mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan

pencegahan

2) (D.0116) manajemen kesehatan tidak efektif b.d kompleksitas program

perawatan/pengobatan

3) (D.0099) Perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d kurang terpapar

informasi

b. Implementasi Keperawatan

1) Menjelaskan pengertian Diet DASH

2) Menjelaskan tujuan dan manfaat Diet DASH

3) Menjelaskan dengan benar makanan yang boleh dikonsumsi oleh

penderita hipertensi

4) Menjelaskan dengan benar makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh

penderita hipertensi
278

c. Pelaksanaan implementasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Materi : Diet DASH & ROP (Relaksasi Otot Progresif)

2) Media poster dan video

3) Penjelasan melalui media poster dan demonstrasi teknik relaksasi otot

progresif dilakukan secara langsung pada hari Kamis 28 April 2022

pukul 15.00 WIB kepada semua responden kelompok dewasa di RW I

Kelurahan karangayu, Kecamatan Semarang Barat.

d. Dokumentasi

(terlampir)

e. Rencana tindak lanjut (RTL)

No Kegiatan RTL Penanggung Jawab


1 Penyuluhan atau edukasi melalui media Pelaksanaan dilakukan Ketua RW, Kader
poster tentang diet DASH pada kelompok dewasa Dewasa dan
kelompok dewasa
penderita hipertensi
2 Demonstrasi dan pemaparan video Pelaksanaan dilakukan Ketua RW, Kader
tindakan ROP (Relaksasi Otot pada kelompok dewasa Dewasa dan
Progresif) kelompok dewasa
penderita hipertensi

5. Agregat Lansia

a. Diagnosa Keperawatan Komunitas

1) (D.0099) Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d kurang terpapar

informasi di wilayah RW I Kelurahan Karangayu, Kecamatan

Semarang Barat.

2) (D.0112) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan d.d

mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan

pencegahan
279

3) (D.0116) manajemen kesehatan tidak efektif b.d kompleksitas program

perawatan/pengobatan

b. Implementasi Keperawatan

1) Menjelaskan pengertian asam urat

2) Menjelaskan penyebab asam urat

3) Menjelaskan tanda dan gejala asam urat

4) Menjelaskan makanan yang harus dihindari

c. Pelaksanaan implementasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Materi : Asam urat & ROP (Relaksasi Otot Progresif)

2) Media poster dan video

3) Penjelasan melalui media poster dan demonstrasi teknik relaksasi otot

progresif dilakukan secara langsung pada hari Kamis 28 April 2022

pukul 15.00 WIB kepada semua responden kelompok dewasa di RW I

Kelurahan karangayu, Kecamatan Semarang Barat.

d. Dokumentasi

(terlampir)

e. Rencana tindak lanjut (RTL)

No Kegiatan RTL Penanggung Jawab


1 Penyuluhan atau edukasi melalui media Pelaksanaan dilakukan Ketua RW, Kader
poster tentang Asam urat pada kelompok lansia lansia dan kelompok
lansia penderita
asam urat
2 Demonstrasi dan pemaparan video Pelaksanaan dilakukan Ketua RW, Kader
tindakan ROP (Relaksasi Otot pada kelompok lansia lansia dan kelompok
Progresif) lansia penderita
asam urat
280

6. Agregat Ibu Hamil

a. Diagnosa Keperawatan Komunitas

4) Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d kurang terpapar informasi

di wilayah RW I Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat.

b. Implementasi Keperawatan

5) Menjelaskan manfaat nutrisi bagi ibu hamil

6) Menjelaskan menu seimbang pada ibu hamil

7) Menjelaskan manfaat zat besi dan asam folat bagi ibu hamil

c. Pelaksanaan implementasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

4) Materi : Kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil

5) Media poster dan flipchart

6) Penjelasan melalui media poster dan pembagian leaflet tentang nutrisi

bagi ibu hamil dilakukan secara langsung pada hari Senin 25 April 2022

pukul 13.00 WIB kepada semua responden ibu hamil di RW I

Kelurahan karangayu, Kecamatan Semarang Barat.

d. Dokumentasi

(terlampir)

e. Rencana tindak lanjut (RTL)

No Kegiatan RTL Penanggung Jawab


1 Penyuluhan atau edukasi melalui media Pelaksanaan dilakukan Ketua RT dan kader
poster dan leaflet tentang kebutuhan pada ibi hamil trimester ibu hamil dan ibu
nutrisis pada ibu hamil pertama. menysuusi
281

7. Agregat Ibu Menyusui

a. Diagnosa Keperawatan Komunitas

1) Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d self efficacy rendah d.d

gagal melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan di wilayah

RW I Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat.

2) Kesiapan peningkatan manajemen kesehahtan

b. Implementasi Keperawatan

1) Menjelaskan manfaat perawatan payudara

2) Menjalaskan cara perawatan payudara

3) Mendemonstrasikan perawatan payudara

c. Pelaksanaan implementasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Materi : perawatan payudara pada ibu menyusui

2) Media poster

3) Menjelaskan melalui media poster dan pembagian leaflet tentang cara

perawatan payudara bagi ibu menyusui dilakukan secara langsung

pada hari Senin 25 April 2022 pukul 10.00 WIB kepada semua

responden ibu meyusui di RW I Kelurahan karangayu, Kecamatan

Semarang Barat.

d. Dokumentasi

(terlampir)

e. Rencana tindak lanjut (RTL)

No Kegiatan RTL Penanggung Jawab


1 Penyuluhan atau edukasi melalui media Pelaksanaan dilakukan Ketua RT dan kader
poster dan leaflet tentang perawatan pada ibu menyusui ibu hamil dan ibu
payudara menyusui
282

H. Evaluasi Keperawatan Komunitas

Setelah dilaksanakan edukasi melalui leaflet, booklet, poster, alat peraga, video,

role play, game, redemonstrasi dan talk show yang dilakukan secara tatap muka.

Maka untuk menyelesaikan masalah keperawatan komunitas yang ada di RW I

Kelurahan Karangayu, telah dilakukan penilaian/evaluasi terhadap keberhasilan

implementasi sesuai diagnosis keperawatan komunitas yang muncul, antara lain:

1. Evaluasi struktur

a. Satuan Acara Pendidikan, konsep kegiatan dan implementasi yang akan

dilaksanakan sudah dikonsulkan dan disetujui oleh dosen pembimbing

minimal 1 hari sebelum pelaksanaan.

b. Seting tempat, waktu pelaksanaan dan alat peraga sudah disiapakan 1 hari

sebelum pelaksanaan.

c. Video impelemntasi sudah disipkan 1 hari sebelum pelaksanaan.

d. Mahasiswa sudah melakukan gladi bersih untuk pelaksanaan implementasi.

2. Evaluasi proses

a. Kader yang ditunjuk dapat menjadi perantara dalam penyebaran informasi

terhadap warga disekitar terkait pelaksanaan implementasi.

b. Mahasiswa telah memberikan penyuluhan dengan menggunakan media

leaflet, booklet, poster, video, roleplay sesuai dengan masalah kesehatan

dan tampilan mudah dipahami oleh warga.

c. Waktu pelaksanaan implementasi sesuai dengan kesepakatan yang

ditentukan
283

3. Evaluasi hasil

a. Jumlah responden/warga yang mengisi angket sama dengan jumlah angket

saat pre implementasi yaitu 180 responden.

b. Terjadi perubahan presentase pada kategori pengetahuan sesuai dengan

agregatnya :

1) Agregat balita dengan ISPA pengetahuan cukup 80% (20 responden)

menjadi baik 84% (21 responden)

2) Agregat anak usia sekolah dengan Caries Gigi pengetahuan cukup

11,1% (4 responden) menjadi baik 88,9% (27 responden)

3) Agregat remaja dengan Disminorea pengetahuan cukup 82,2% (23

responden) menjadi baik 75% (21 responden)

4) Agregat dewasa dengan Hipertensi pengetahuan cukup 53,4%(23

responden) menjadi baik 80% (34 responden)

5) Agregat lansia dengan Asam Urat pengetahuan cukup 53% (22

responden) menjadi 59% (24 responden)

6) Agregat ibu hamil dengan mual muntah pengetahuan cukup 100% (3

responden) menjadi baik 79% (2 responden)

7) Agregat ibu menyusui dengan Mastitis pengetahuan baik 88% (7

responden) menjadi 90% (7 responden)


284

c. Terjadi perubahan presentase pada kategori sikap sesuai dengan agregatnya:

1) Agregat balita dengan ISPA sikap cukup 60% (15 responden) menjadi

baik 89% (22 responden)

2) Agregat anak usia sekolah dengan Caries Gigi sikap cukup 20,1% (6

responden) menjadi baik 79,9% (25 responden)

3) Agregat remaja dengan Disminorea sikap cukup 85,8% (24 responden)

menjadi baik 80% (22 responden)

4) Agregat dewasa dengan Hipertensi sikap cukup 60,9% (26 responden)

menjadi baik 77% (33 responden)

5) Agregat lansia dengan Asam Urat sikap cukup 48% (20 responden)

menjadi baik 53% (22 responden)

6) Agregat ibu hamil dengan mual muntah sikap baik 70% (2 responden)

menjadi baik 83% (2 responden)

7) Agregat ibu menyusui dengan Mastitis sikap baik 74% (6 responden)


menjadi 90% (7 responden).

d. Terjadi perubahan presentase pada kategori perilaku sesuai dengan

agregatnya:

1) Agregat balita dengan ISPA perilaku cukup 60% (15 responden)

menjadi baik 84% (21 responden)

2) Agregat anak usia sekolah dengan Caries Gigi perilaku cukup 34,2% (11

responden) menjadi baik 65,8% (20 responden)

3) Agregat remaja dengan Disminorea sikap cukup 92,8% (26 responden)

menjadi baik 82% (24 responden)

4) Agregat dewasa dengan Hipertensi perilaku cukup 71,8% (31

responden) menjadi baik 80% (34 responden)


285

5) Agregat lansia dengan Asam Urat perilaku cukup 48% (20 responden)

menjadi baik 62% (26 responden)

6) Agregat ibu hamil dengan mual muntah perilaku cukup 51% (1

responden) menjadi 83% (2 responden)

7) Agregat ibu menyusui dengan Mastitis perilaku baik 60% (5 reponden)

menjadi 93% (7 responden)

I. Evaluasi Pelaksanaan

1. Agregat Balita

a. Pengetahuan

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai masalah kesehatan pada balita di Kelurahan Karangayu
(n=25)
Baik Cukup
10.0%

90.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

masyarakat terkait masalah kesehatan pada balita yaitu baik 90%, dan cukup

10% . Menggambarkan bahwa hampir masyarakat memiliki pengetahuan

yang baik mengenai masalah kesehatan pada balita.

Berikut analisa pengetahuan penduduk berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin pengetahuan tentang masalah kesehatan :


286

1) Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) disebabkan oleh virus yang

terhirup saluran pernafasan

Diagram 3.3.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 1 mengenai Infeksi saluran pernafasan atas
(ISPA) pada balita di RW 01Kelurahan Karangayu (n=25)

Benar Salah
5.0%

95.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.1 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa sebagian besar (95,0%) penduduk

menganggap Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) disebabkan oleh

virus yang disebarkan melalui air liur, bersin, udara pernafasan yang

mengandung kuman yang terhirup saluran pernafasan dan sisanya

(5,0%) masyarakat menganggap itu bukan penyebab ISPA.

2) Tanda dan gejala dari ISPA adalah hidung beringus, sakit tenggorokan,

dan demam

Diagram 3.3.1.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 2 mengenai tanda dan gejala ISPA pada balita
di RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah
8.0%

92.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


287

Berdasakan diagram 3.3.1.2 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu bahwa warga sebagian besar (92,0%) mengatakan bahwa

hidung beringus, sakit tenggorokan, dan demam merupakan tanda dan

gejala dari ISPA sedangkan sisanya (8,0%) mengatakan bahwa hal

tersebut bukan tanda dan gejala ISPA

3) ISPA dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan

Diagram 3.3.1.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 3 mengenai akibat ISPA pada warga RW 01 di
Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah
12.0%

88.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.3 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu sebanyak 88,0% berpendapat bahwa Infeksi saluran

pernafasan atas (ISPA) dapat menyebabkan infeksi pada saluran

pencernaan dan 12,0% sisanya berpendapat sebaliknya


288

4) Menjauhkan dari penderita batuk merupakan salah satu pencegahan agar

anak tidak tertular batuk

Diagram 3.3.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 4 mengenai pencegahan penularan ISPA pada
balita di RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

14.0%

86.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.4 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh warga mengetahui bahwa

menjauhkan dari penderita batuk merupakan salah satu pencegahan agar

anak tidak tertular batuk 86,0%, sedangkan 14,0% yang tidak

mengetahuinya

5) Membersihkan rumah dapat menghindari dari debu dan menjauhkan

penyakit penafasan pada anak

Diagram 3.3.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 5 mengenai pencegahan penularan ISPA pada
balita di RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah
9%

91%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


289

Berdasakan diagram 3.3.1.5 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh warga mengetahui bahwa

membersihkan rumah dapat menghindari dari debu dan menjauhkan

penyakit penafasan pada anak sebanyak 91% dan sebagian hanya 9%

yang menjawab sebaliknya

6) Diare adalah penyakit dimana tinja atau feses berubah menjadi lembek

tau cair yang biasanya terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam

Diagram 3.3.1.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 6 mengenai pengertian Diare pada balita di
RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

15.0%

85.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.6 diatas, dari 125 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat masyarakat sebanyak 85,0% mengetahui

bahwa Diare adalah penyakit dimana tinja atau feses berubah menjadi

lembek tau cair yang biasanya terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam

sedangkan sisanya 15,0% belum mengetahuinya.


290

7) Diare dapat disebabkan karena mengonsumsi makanan dan minuman

yang kurang bersih

Diagram 3.3.1.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 7 mengenai penyebab Diare pada balita di RW
01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah
1.5%

98.5%
Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.7 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mayoritas warga 98,5% mengetahui bahwa

Diare dapat disebabkan karena mengonsumsi makanan dan minuman

yang kurang bersih sedangkan 1,5% sisanya tidak.

8) Diare dapat menyebabkan kekurangan cairan

Diagram 3.3.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 8 mengenai akibat Diarer pada balita di RW 01
Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

20.0%

80.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.8 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 80% warga mengetahui bahwa

Diare dapat menyebabkan kekurangan cairan dan sisanya 20,0%

berpendapat sebaliknya.
291

9) Diare dapat menyebar dan menginfeksi anak melaui empat factor, yaitu

makanan, tinja (feses), udara, dan tangan

Diagram 3.3.1.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 9 mengenai penyebaran Diare pada balita di
RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

18.0%

82.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.9 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu sebanyak 82,0% warga mengetahui bahwa Diare dapat

menyebar dan menginfeksi anak melaui empat factor, yaitu makanan,

tinja (feses), udara, dan hanya 18,0% yang belum mengetahuinya

10) Diare dapat dicegah dengan cara mencuci tangan sebelum makan

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 10 mengenai pencegahan Diare pada balita di
RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah
4.5%

95.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 95,5% warga


292

mengetahui bahwa Diare dapat dicegah dengan cara mencuci tangan

sebelum makan tetapi ada 4,5% warga yang belum mengetahui.

11) Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik yang ditandai dengan

penurunan kecepatan pertumbuhan

Diagram 3.3.1.11
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 11 mengenai pengertian Stunting pada balita di
RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Baik Salah
10.0%

90.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.11 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu bahwa sebanyak 90,0% warga mengetahui Stunting

merupakan gangguan pertumbuhan fisik yang ditandai dengan

penurunan kecepatan pertumbuhan sebanyak 10,0% belum

mengetahuinya.

12) Stunting dapat menyebabkan dampak jangka panjang

Diagram 3.3.1.12
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 12 mengenai dampak Stunting pada balita di
RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

25%

85.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


293

Berdasakan diagram 3.3.1.12 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 85% warga

mengetahui bahwa Stunting dapat menyebabkan dampak jangka

panjang yaitu terganggunya perkembangan fisik, mental, intelektual,

serta kognitif dan sebanyak 25% menjawab sebaliknya.

13) Ibu memegang peranan penting dalam mendukung upaya mengatsi

masalah gizi, terutama dalam hal asupan gizi keluarga, mulai dari

penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan, sampai menu makanan

Diagram 3.3.1.13
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 13 mengenai peranan penting ibu dalam
mengatasi masalah gizi pada balita di RW 01 Kelurahan
Karangayu (n=25)
Benar Salah

44%

86.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.13 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 86% warga

mengetahui bahwa Ibu memegang peranan penting dalam mendukung

upaya mengatsi masalah gizi, terutama dalam hal asupan gizi keluarga,

mulai dari penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan, sampai

menu makanan sebanyak 24% menjawab sebaliknya.


294

14) Stunting dapat disebabkan oleh faktor gizi yang buruk yang dialami

oleh ibu hamil maupun anak balita

Diagram 3.3.1.14
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 14 mengenai penyebab Stunting pada balita di
RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25 )
Benar Salah

18.9%

81.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.14 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu bahwa 81.1% warga mengetahui bahwa Stunting dapat

disebabkan oleh faktor gizi yang buruk yang dialami oleh ibu hamil

maupun anak balita sedangkan 18,9% belum mengetahuinya

15) Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa

awal lahir, tetapi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun

Diagram 3.3.1.15
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 15 mengenai penyebab kekurangan gizi pada
warga di RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah
11.1%

88.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.15 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mengetahui bahwa Kekurangan gizi terjadi


295

sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal lahir, tetapi stunting

baru nampak setelah anak berusia 2 tahun sebanyak 88,9% dan 11,1%

tidak mengetahuinya.

16) Demam berdarah penyebabnya adalah infeksi virus dengue pada


nyamuk aedes aegypti

Diagram 3.3.1.16
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 16 mengenai penyebab DBD pada balita di RW
01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

13.4%

86.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.16 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat warga mengetahui bahwa Demam berdarah

penyebabnya adalah infeksi virus dengue pada nyamuk aedes aegypti

sebanyak 86,6% dan tidak mengetahuinya sebanyak 13,4% warga.

17) Demam berdarah akan menimbulkan gejala tubuh menggigil, sakit

kepala, sakit saat menggerakan mata dan nyeri punggung bawah

Diagram 3.3.1.17
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 17 mengenai gejala DBD pada balita di RW 01
Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah

15.0%

85.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


296

Berdasakan diagram 3.3.1.17 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mengetahui bahwa Demam berdarah akan

menimbulkan gejala tubuh menggigil, sakit kepala, sakit saat

menggerakan mata dan nyeri punggung bawah sebanyak 85,0% warga

dan 15,0% warga tidak mengetahuinya.

18) Demam berdarah adalah penyakit berat dengan gejala mirip dengan flu

yang bisa menyerang bayi, anak kecil maupun orang dewasa

Diagram 3.3.1.18
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 18 mengenai akibat DBD pada balita warga di
Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah
13.0%

87.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.18 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mengetahui bahwa Demam berdarah adalah

penyakit berat dengan gejala mirip dengan flu yang bisa menyerang

bayi, anak kecil maupun orang dewasa sebanyak 87,0% dan tidak

mengetahuinya sebanyak 13,0%


297

19) Nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan virus dengue bertelur di

genangan air kotor

Diagram 3.3.1.19
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan frekuensi
pertanyaan pengetahuan poin 19 mengenai penyebab DBD pada
balita di RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
Benar Salah
11.0%

89.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.19 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa sebanyak 89,0%

warga menjawab mengetahui Nyamuk Aedes aegypti yang

menyebarkan virus dengue bertelur di genangan air kotor dan sebanyak

11,0% tidak mengetahuinya.

20) Salah satu cara mencegah penyakit demam berdarah adalah membunuh

nyamuk pembawanya

Diagram 3.3.1.20
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 20 mengenai pencegahan DBD pada balita di
RW 01 Kelurahan Karangayu (n=20)
Benar Salah

18.0%

82%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


298

Berdasakan diagram 3.3.1.20 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 82% warga mengetahui bahwa

Salah satu cara mencegah penyakit demam berdarah adalah membunuh

nyamuk pembawanya dan sebanyak 18,0% tidak mengetahuinya.

b. Sikap

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
mengenai masalah kesehatan pada balita di Kelurahan Karangayu
(n=25)
Baik Cukup
11.0%

89.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 25 balita di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap masyarakat

terkait masalah kesehatan pada balita yaitu baik 89%, dan cukup 11% .

Menggambarkan bahwa hampir masyarakat memiliki sikap yang baik

mengenai masalah kesehatan pada balita.

Berikut analisa sikap penduduk berdasarkan masing-masing pertanyaan

pada poin sikap tentang masalah kesehatan :


299

1) Apabila ada salah satu keluarga yang sakit batuk, pilek maka anak anda

tidak boleh mendekati orang yang sakit

Diagram 3.3.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
sikap poin 1 mengenai Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
pada balita di RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)

2.0% 1.0%
15.0% sangat setuju

setuju

tidak setuju
82.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.1 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa sebagian besar

(82,0%) penduduk sangat setuju apabila ada salah satu keluarga yang

sakit batuk, pilek maka anak anda tidak boleh mendekati orang yang

sakit Infeksi dan sisanya berpendapat sangat tidak setuju (1,0%).

2) Menurut saya ISPA hanya batuk pilek biasa dan tidak perlu diobati

karena akan sembuh dengan sendrinya

Diagram 3.3.1.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
sikap poin 2 mengenai tanda dan gejala ISPA pada balita di RW
01 Kelurahan Karangayu (n=25)
1.0% 9.0%
sangat setuju

setuju

tidak setuju

90.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


300

Berdasakan diagram 3.3.1.2 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa warga sebagian besar (90%)

mengatakan apabila ISPA hanya batuk pilek biasa dan tidak perlu

diobati karena akan sembuh dengan sendrinya, sedangkan (1,0%) setuju

mengatakan ISPA hanya batuk pilek biasa dan tidak perlu diobati karena

akan sembuh dengan sendrinya

3) Apabila balita mengalami diare dirumah maka ibu akan memberikan

oralit

Diagram 3.3.1.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
sikap poin 3 pada warga RW 01 di Kelurahan Karangayu (n=25)
10.0% 2.0%
sangat setuju

setuju

tidak setuju

88.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.3 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 88,0% mengatakan sangat setuju

apabila balita mengalami diare dirumah maka ibu akan memberikan

oralit dan 1,0% mengatakan tidak setuju.


301

4) Apabila balita ibu mengalami buang air besar terus menerus dengan

disertai mual dan muntah ibu akan segera membawanya ke puskesmas

Diagram 3.3.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
sikap poin 4 mengenai balita mengalami buang air besar terus
menerus dengan disertai mual dan muntah ibu akan segera
membawanya ke puskesmas terdekat di RW 01 Kelurahan
Karangayu (n=25)
8.0% 1.0%
sangat setuju

setuju

tidak setuju

91.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.4 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu berpendapat sangat setuju (91%) Apabila balita ibu

mengalami buang air besar terus menerus dengan disertai mual dan

muntah ibu akan segera membawanya ke puskesmas terdekat,

sedangkan ada 1 penduduk yang berpendapat tidak setuju

5) Ibu beranggapan pada anak/balitanya lebih pendek dari usianya adalah


factor genetic sehingga tidak memerlukan penanganan lebih lanjut

Diagram 3.3.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
sikap poin 5 mengenai anak/balitanya lebih pendek dari usianya
adalah factor genetic sehingga tidak memerlukan penanganan
lebih lanjut di RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
5.0%
16.0% sangat setuju

setuju

tidak setuju
89.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


302

Berdasakan diagram 3.3.1.5 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat Ibu beranggapan sangat tidak setuju bahwa,

seedangkan ada (5%) ibu setuju

6) Ibu rutin menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan balita di

posyandu atau puskesmas terdekat

Diagram 3.3.1.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
sikap poin 6 mengenai ibu rutin menimbang berat badan dan
mengukur tinggi badan balita di posyandu atau puskesmas
terdekat RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
2.0%
sangat setuju

setuju

tidak setuju

98.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.6 diatas, dari 125 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu sangat setuju (98%) ibu rutin menimbang berat badan dan

mengukur tinggi badan balita di posyandu atau puskesmas terdekat.

7) Rutin melakukan kegiatan 4M (menguras, menutup, mengubur, dan


memantau)
Diagram 3.3.1.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
sikap poin 7 mengenai rutin melakukan kegiatan 4M (menguras,
menutup, mengubur, dan memantau pada balita di RW 01
Kelurahan Karangayu (n=25)
4.0%
sangat setuju

setuju

tidak setuju

96.0%
Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022
303

Berdasakan diagram 3.3.1.7 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mayoritas warga 98,5% rutin melakukan

kegiatan 4M (menguras, menutup, mengubur, dan memantau.

8) Tidur menggunakan kelambu dapat mengurangi gigitan dari nyamuk

pada balita

Diagram 3.3.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
sikap poin 8 mengenai Tidur menggunakan kelambu dapat
mengurangi gigitan dari nyamuk pada balita di RW 01 Kelurahan
Karangayu (n=25)
11.5%
sangat setuju

setuju

tidak setuju

88.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.8 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak (88,5%) hampir semua ibu

berpendapat bahwa tidur menggunakan kelambu dapat mengurangi

gigitan dari nyamuk pada balita.


304

c. Perilaku

Diagram 3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
mengenai masalah kesehatan pada balita di Kelurahan Karangayu
(n=25)
baik cukup kurang
5.0%2.0%

93.0%
Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Barat sebanyak 93% memiliki perilaku yang baik perilaku

mengenai masalah kesehatan pada balita, sedangkan (2%) memiiliki

perilaku cukup mengenai masalah kesehatan pada balita.

Berikut analisa perilaku penduduk berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin sikap tentang masalah kesehatan :

1) Apabila ada yang sakit batuk, anda menggunakan masker


Diagram 3.3.2.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
perilaku poin 1 di RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
5.0%

Selalu
Sering
Jarang
Tidak Pernah

95.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.1 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa sebagian besar

(95%) penduduk sangat setuju Apabila ada yang sakit batuk, anda

menggunakan masker.
305

2) Saya selalu buka jendela dan pintu setiap hari agar sirkulasi lancar

Diagram 3.3.2.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
perilaku poin 2 mengenai buka jendela dan pintu setiap hari agar
sirkulasi lancar di RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
4.0% 1.0%
10.0%
selalu
sering
jarang
tidak pernah
85.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.2 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa warga selalu buka jendela dan pintu

setiap hari agar sirkulasi lancer sebanyak (85%), sedangkan (1%) tidak

pernah membuka jendela dan pintu setiap hari.

3) Apabila balita mengalami diare ibu akan memberikan makanan lunak

sedikit demi sedikit namun sering

Diagram 3.3.2.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
perilaku poin 3 pada warga RW 01 di Kelurahan Karangayu
(n=25)
5.0% 1.0%
Selalu
Sering
Jarang
Tidak Pernah

94.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.3 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang sebagian besar ibu selelalu (94%) ibu

memberikan makanan lunak sedikit demi sedikit namun sering apabila


306

balita mengalami diare, sedangkan hanya (1%) ibu jarang memberikan

makanan lunak sedikit demi sedikit namun sering apablita balita

mengalami diare

4) Ibu mengajarkan anak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan


Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
perilaku poin 4 pada warga di RW 01 Kelurahan Karangayu
(n=25)
7.0% 2.0%
Selalu
Sering
Jarang
Tidak Pernah

91.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat berpendapat bahwa Ibu selalu (91%)

mengajarkan anak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan,

sedangkan hanya ada (1%) ibu yang jarang mengajarkan anak mencuci

tangan dengan sabun sebelum makan.

5) Melakukan penimbangan berat badan secara berkala (1 bulan sekali)


untuk mengawasi tumbuh kembang balita
Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
perilaku poin 5 pada warga di RW 01 Kelurahan Karangayu
(n=25)
2.0%

Selalu
sering
jarang
tidak pernah

98.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


307

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mayoritas ibu selalu (98%) melakukan

penimbangan berat badan secara berkala (1 bulan sekali) untuk

mengawasi tumbuh kembang balita, sedangkan minoritas ibu sering

(2%) Melakukan penimbangan berat badan secara berkala (1 bulan

sekali) untuk mengawasi tumbuh kembang balita.

6) Ibu memilih bahan makanan yang mengandung zat gizi yang


dibutuhkan oleh tubuh
Diagram 3.3.2.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
perilaku poin 6 pada warga RW 01 Kelurahan Karangayu (n=25)
1.0%
6.0%3.0%
selalu
sering
jarang
tidak pernah

90.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.6 diatas, dari 125 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir semua Ibu selalu (90%) memilih

bahan makanan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh,

sedangkan hanya (1%) ibu tidak pernah Ibu memilih bahan makanan

yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.


308

7) Menyemprotkan insektisida atau memasang obat nyamuk bakar atau

menggunakan kelambu

Diagram 3.3.2.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
perilaku poin 7 pada warga di RW 01 Kelurahan Karangayu
(n=25)
3.0%
1.0%
0.9%

selalu
sering
jarang
tidak pernah

96.0%
Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.7 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mayoritas warga selalu (96%)

menyemprotkan insektisida atau memasang obat nyamuk bakar atau

menggunakan kelambu saat tdur atau menggunkan baju lengan panjang

dan memberikan lotion anti nyamuk pada balita secara rutin.

8) Tidak membiarkan pakaian kotor bergantungan disembarang tempat


Diagram 3.3.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
perilaku poin 8 pada warga di RW 01 Kelurahan Karangayu
(n=25)
3.0%
selalu
sering
jarang
tidak pernah

97.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.8 diatas, dari 25 KK di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mayoritas warga selalu (97%) ibu tidak

membiarkan pakaian kotor bergantungan disembarang tempat


309

2. Agregat Anak Usia Sekolah

a. Pengetahuan
Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pengetahuan mengenai masalah kesehatan pada anak usia sekolah
di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)
Baik Cukup
11.1%

88.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 31 anak usia sekolah di RW 1

Kelurahan Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi

pengetahuan anak usia sekolah terkait masalah kesehatan yaitu baik 88,9%

dan cukup 11,1%.

Berikut analisa pengetahuan anak usia sekolah berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin pengetahuan tentang masalah kesehatan :

1) Karies gigi adalah kerusakan pada gigi sehingga menjadi berlubang

Diagram 3.3.1.1
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 1 mengenai karies gigi pada anak
usia sekolah di Kelurahan Karangayu (n=31)
Benar Salah
4.6%

95.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.1 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa sebagian besar 95,4% anak usia
310

sekolah menganggap Karies gigi adalah kerusakan pada gigi sehingga

menjadi berlubang dan sisanya (4,6%) masyarakat menganggap itu

bukan kerusakan gigi.

2) Makanan manis seperti coklat dan permen dapat menyebabkan karies

gigi

Diagram 3.3.1.2
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 2 Makanan manis seperti coklat dan
permen dapat menyebabkan karies gigi pada anak usia sekolah di
rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)
Benar Salah
6.2%

93.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.2 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa anak usia sekolah sebagian besar 93,8%

mengatakan bahwa Makanan manis seperti coklat dan permen dapat

menyebabkan karies gigi sedangkan sisanya 6,2% Menggambarkan

bahwa setelah dilakukan implementasi keperawatan pemberian edukasi

kesehatan tingkat pengetahuan anak usia sekolah meningkat menjadi

baik mengenai masalah kesehatan.


311

3) Salah satu tanda dan gejala pada karies gigi adalah nyeri pada gigi

Diagram 3.3.1.3
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 3 Salah satu tanda dan gejala pada karies gigi adalah
nyeri pada gigi yang berlubang pada anak usia sekolah di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
4.4%

95.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.3 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu sebanyak 95,6% berpendapat bahwa Salah satu tanda dan

gejala pada karies gigi adalah nyeri pada gigi yang berlubang dan 4,4%

berpendapat sebaliknya.

4) Kebiasaan minum susu sebelum tidur dapat menyebabkan karies gigi

Diagram 3.3.1.4
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 4 Kebiasaan minum susu sebelum tidur
dapat menyebabkan karies gigi pada anak usia sekolah di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
1.8%

98.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.4 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat hampir seluruh anak usia sekolah mengetahui bahwa


312

Kebiasaan minum susu sebelum tidur dapat menyebabkan karies gigi

98,2%, sedangkan hanya 1,8% yang tidak mengetahuinya.

5) Tidak menjaga kebersihan gigi dapat menyebabkan karies gigi

Diagram 3.3.1.5
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 5 Tidak menjaga kebersihan gigi
dapat menyebabkan karies gigi pada anak usia sekolah di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
2%

99%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat (99%) anak usia sekolah mengetahui bahwa

Tidak menjaga kebersihan gigi dapat menyebabkan karies gigi dan

sebaliknya (2%) anak usia sekolah tidak mengetahui bahwa Tidak

menjaga kebersihan gigi dapat menyebabkan karies gigi.

6) Kecanduan gadget dapat merubah perilaku

Diagram 3.3.1.6
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 6 mengenai Kecanduan gadget
dapat merubah perilaku pada anak usia sekolah di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
1.3%

98.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


313

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat anak usia sekolah sebanyak 98,7% mengetahui bahwa

Kecanduan gadget dapat merubah perilaku sedangkan sisanya 1,3%

belum mengetahuinya.

7) Gadget merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi

Diagram 3.3.1.7
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 7 mengenai Gadget merupakan
kebutuhan yang harus terpenuhi pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=31)

Benar Salah

23.6%

76.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.7 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat mayoritas anak usia sekolah 23,6% mengatakan Gadget

merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi sedangkan 76,4% sisanya

tidak.
314

8) Kecanduan gadget dapat menyebabkan gangguan pada mata

Diagram 3.3.1.8
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 8 mengenai
Kecanduan gadget dapat menyebabkan gangguan pada
mata pada warga di Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
2.3%

97.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.8 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 97,7% anak usia sekolah

mengetahui bahwa Kecanduan gadget dapat menyebabkan gangguan

pada mata, sisanya 2,3% berpendapat sebaliknya.

9) Sinar radiasi pada gadget dapat mempengaruhi ketajaman penglihatan

mata

Diagram 3.3.1.9
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 9 mengenai Sinar radiasi pada
gadget dapat mempengaruhi ketajaman penglihatan mata pada
anak usia sekolah di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
1.5%

98.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.9 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 98,5% anak usia sekolah


315

mengetahi bahwa Sinar radiasi pada gadget dapat mempengaruhi

ketajaman penglihatan mata, hanya 1,5% belum mengetahui Sinar

radiasi pada gadget dapat mempengaruhi ketajaman penglihatan mata.

10) Frekuensi dan posisi penggunaan gadget akan berdampak terhadap

penurunan ketajaman penglihatan

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 10 mengenai Frekuensi dan posisi
penggunaan gadget berdampak terhadap penurunan ketajaman
penglihatan pada anak di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
12.1%

87.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 87,9% anak usia

sekolah mengetahui bahwa Frekuensi dan posisi penggunaan gadget

akan berdampak terhadap penurunan ketajaman penglihatan, akan

tetapi ada 12,1% anak usia sekolah yang belum mengetahui hal ini.
316

11) Gizi buruk merupakan keadaan seseorang kekurangan konsumsi zat gizi

dan nutrisi

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 11 mengenai
Gizi buruk merupakan keadaan seseorang kekurangan
konsumsi zat gizi dan nutrisi pada anak usia sekolah di rw
1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
10.5%

89.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 89,5% anak usia

sekolah mengetahui bahwa Gizi buruk merupakan keadaan seseorang

kekurangan konsumsi zat gizi dan nutrisi, akan tetapi ada 10,5% anak

usia sekolah yang belum mengetahui hal ini.

12) Gizi buruk berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan anak

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 12 mengenai Gizi buruk
berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan anak pada anak
usia sekolah di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
11.5%

88.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


317

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 88,5% anak usia

sekolah mengetahui bahwa Gizi buruk berdampak pada pertumbuhan

dan kesehatan anak, akan tetapi ada 11,5% anak usia sekolah yang

belum mengetahui hal ini.

13) Gizi buruk ditandai dengan penurunan berat badan

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 13 mengenai
Gizi buruk ditandai dengan penurunan berat badan pada
anak usia sekolah di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah

13.7%

86.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 86,3% anak usia

sekolah mengetahui bahwa Gizi buruk ditandai dengan penurunan berat

badan, akan tetapi ada 13,7% anak usia sekolah yang belum mengetahui

hal ini.
318

14) kurangnya asupan nutrisi dapat menyebabkan gizi buruk

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 14 mengenai kurangnya asupan
nutrisi dapat menyebabkan gizi buruk pada anak usia sekolah di
rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
8.6%

91.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa 91,4% anak usia sekolah

mengetahui bahwa kurangnya asupan nutrisi dapat menyebabkan gizi

buruk, akan tetapi ada 8,6% anak usia sekolah yang belum mengetahui

15) Asupan nutrisi yang cukup dapat mencegah gizi buruk

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 15 mengenai
Asupan nutrisi yang cukup dapat mencegah gizi buruk
pada anak usia sekolah di rw 1 Kelurahan Karangayu
(n=31)

Benar Salah
6.5%

93.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa 93,5% anak usia sekolah


319

mengetahui bahwa Asupan nutrisi yang cukup dapat mencegah gizi

buruk, akan tetapi ada 6,5% anak usia sekolah yang belum mengetahui

16) ISPA adalah penyakit yang menyerang hidung

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 16 mengenai
ISPA adalah penyakit yang menyerang hidung pada anak
usia sekolah di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
7.4%

92.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 92,6% anak usia

sekolah mengetahui bahwa ISPA adalah penyakit yang menyerang

hidung, akan tetapi ada 7,4% anak usia sekolah yang belum mengetahui

17) ISPA disebabkan oleh virus

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 17 mengenai
ISPA disebabkan oleh virus pada anak usia sekolah di rw
1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
7.5%

92.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


320

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 92,5% anak usia

sekolah mengetahui bahwa ISPA disebabkan oleh virus, akan tetapi ada

7,5% anak usia sekolah yang belum mengetahui hal ini.

18) Salah satu penyebab ISPA adalah sering meminum es

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 18 mengenai Salah satu penyebab
ISPA adalah sering meminum es pada anak usia sekolah di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
12.1%

87.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa 87,9% anak usia sekolah

mengetahui bahwa Salah satu penyebab ISPA adalah sering meminum

es, akan tetapi ada 12,1% anak usia sekolah yang belum mengetahui
321

19) Tanda dan gejala ISPA adalah hidung tersumbat dan keluar ingus terus

menerus atau batuk dan pilek

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 19 mengenai Tanda dan gejala ISPA
adalah hidung tersumbat dan keluar ingus terus menerus atau batuk
dan pilek pada anak di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
9.5%

90.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 90,5% anak usia

sekolah mengetahui bahwa Tanda dan gejala ISPA adalah hidung

tersumbat dan keluar ingus terus menerus atau batuk dan pilek, akan

tetapi ada 9,5% anak usia sekolah yang belum mengetahui hal ini.

20) ISPA tidak dapat menular

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 20 mengenai ISPA tidak dapat
menular pada anak usia sekolah di rw 1 Kelurahan Karangayu
(n=31)

Benar Salah
6.5%

93.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


322

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 93,5% anak usia

sekolah mengetahui bahwa ISPA tidak dapat menular, akan tetapi ada

6,5% anak usia sekolah yang belum mengetahui

21) Scabies merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh kutu

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 21 mengenai Scabies merupakan
penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh kutu pada anak usia
sekolah di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
7.2%

92.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 92,8% anak usia

sekolah mengetahui bahwa Scabies merupakan penyakit infeksi kulit

yang disebabkan oleh kutu, akan tetapi ada 7,2% anak usia sekolah yang

belum mengetahui hal ini.


323

22) Scabies dapat menular melalui kontak kulit secara langsun

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 22 mengenai Scabies dapat menular
melalui kontak kulit secara langsung pada anak usia sekolah di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
9.3%

90.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa 90,7% anak usia sekolah

mengetahui bahwa Scabies dapat menular melalui kontak kulit secara

langsung, akan tetapi ada 9,3% anak usia sekolah yang belum

mengetahui

23) Scabies menyebabkan gatal-gatal di kulit

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 23 mengenai
Scabies menyebabkan gatal-gatal di kulit pada anak usia
sekolah di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
2.6%

97.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


324

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 97,4% anak usia

sekolah mengetahui bahwa Scabies menyebabkan gatal-gatal di kulit,

akan tetapi ada 2,6% anak usia sekolah yang belum mengetahui

24) Scabies biasanya ditandai dengan kemunculan ruam pada area kulit

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 24 mengenai Scabies biasanya
ditandai dengan kemunculan ruam pada area kulit pada anak usia
sekolah di rw 1 Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah
6.3%

93.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 93,7% anak usia

sekolah mengetahui bahwa Scabies biasanya ditandai dengan

kemunculan ruam pada area kulit, akan tetapi ada 6,3% anak usia

sekolah yang belum mengetahui hal ini.


325

25) Keluarga beresiko tinggi terkena penyakit scabies

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 25 mengenai Keluarga beresiko
tinggi terkena penyakit scabies pada anak usia sekolah di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=31)

Benar Salah

17.7%

83.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 83,2% anak usia

sekolah mengetahui bahwa Keluarga beresiko tinggi terkena penyakit

scabies, akan tetapi ada 17,7% anak usia sekolah yang belum

mengetahui hal ini.

b. Sikap

Diagram 3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan sikap
mengenai masalah kesehatan pada anak usia sekoah di rw 1
Kelurahan Karangayu (n=31)
Baik Cukup

20.1%

79.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.2 diatas, dari 31 KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap penduduk


326

terkait masalah kesehatan yaitu baik 79,9 % dan cukup 20,1 %.

Menggambarkan bahwa setelah dilakukan implementasi keperawatan

pemberian edukasi kesehatani sikap anak usia sekolah meningkat menjadi

baik.

Berikut analisa sikap anak usia sekolah berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin sikap tentang masalah kesehatan:

1) Coklat dapat menyebabkan gigi berlubang


Diagram 3.3.2.1
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan sikap
poin 1 mengenai masalah kesehatan anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Sangat setuju Setuju

16%

83.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.1 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

didapatkan data bahwa 83,6% penduduk sangat setuju bila coklat dapat

menyebabkan gigi berlubang dan sebanyak 16% setuju.


327

2) Menggosok gigi yang baik adalah setelah sarapan dan sebelum tidur

pada malam hari

Diagram 3.3.2.2
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan sikap
poin 2 mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Sangat setuju Setuju
6.3%

93.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.2 diatas, dari 31 KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa 93,7% warga sangat setuju apabila

Menggosok gigi yang baik adalah setelah sarapan dan sebelum tidur

pada malam hari, sedangkan 6,3% sisanya juga setuju.

Diagram 3.3.2.3
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan sikap
poin 3 mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
setuju tidak setuju

36.0%

64.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.3 diatas, dari 31 KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mengenai Kecanduan gadget dapat

menyebabkan anak malas belajar maka warga menyatakan 64% setuju

dan 36% tidak setuju.


328

3) Kecanduan gadget dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak

Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan sikap
poin 4 mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
setuju tidak setuju

20.4%

79.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 31 KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat anak usia sekolah setuju bila kecanduan

gadget dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak, sebanyak

79,6% setuju dan 20,4% tidak setuju.

4) Memeriksa kepuskesmas atau dokter terdekat apabila anak anda

menderita ISPA

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan sikap
poin 5 mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Setuju Sangat setuju
10.4%

89.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat Memeriksa kepuskesmas atau dokter terdekat apabila

anak anda menderita ISPA ada sebanyak 89,6% warga setuju dan yang

lainnya sebanyak 10,4% sangat setuju akan hal tersebut.


329

5) ISPA hanya batuk dan pilek biasa dan tidak perlu diobati karena akan

sembuh dengan sendirinya

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan sikap
poin 6 mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Setuju Tidak setuju
5.4%

94.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa ISPA hanya batuk dan pilek biasa dan tidak perlu

diobati karena akan sembuh dengan sendirinya, ada sebanyak 94,6%

warga tidak setuju dan yang lainnya sebanyak 5,4% setuju akan hal

tersebut.

6) Tidak mau makan makanan bergizi mengakibatkan gizi buruk

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan sikap
poin 7 mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Setuju Tidak setuju
9.4%

90.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

bahwa Tidak mau makan makanan bergizi mengakibatkan gizi buruk ada

sebanyak 90,6% setuju dan sebanyak 9,4% tidak setuju.


330

7) Kurangnya nafsu makan dapat mempengaruhi gizi buruk

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan sikap
poin 8 mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Setuju Tidak setuju
9.7%

90.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa Kurangnya nafsu makan dapat mempengaruhi

gizi buruk, ada sebanyak 90,3% setuju dan sebanyak 9,7% tidak setuju

akan hal tersebut.

8) Kurang menjaga kebersihan mengakibatkan scabies

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan sikap
poin 9 mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

13.5%
22.9%

63.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa Kurang menjaga kebersihan mengakibatkan

scabies, ada sebanyak 63,6% setuju dan sebanyak 22,9% tidak setuju dan
331

13,5% sangat setuju akan hal tersebut. Scabies dapat di cegah dengan

menghindari kontak kulit secara langsung dengan penderita

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan sikap
poin 10 mengenai Masalah Kesehatan pada anak usia sekolah di
Kelurahan Karangayu (n=31)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju
10.7%

38.7%

50.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu = bahwa Scabies dapat di cegah dengan menghindari

kontak kulit secara langsung dengan penderita, ada sebanyak 10,7%

tidak setuju dan sebanyak 38,7% sangat setuju dan 50,6% setuju =

b. Perilaku
Diagram 3.3.3
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan perilaku
keikutsertaan warga terhadap pencegahan Masalah Kesehatan pada
anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu (n=31)
Baik Cukup

34.2%

65.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

bahwa distribusi frekuensi perilaku anak usia sekolah terkait perilaku

Masalah Kesehatan yaitu baik 65,8 % dan cukup 34,2 %.


332

Berikut analisa tindakan anak usia sekolah berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin perilaku pencegahan Masalah Kesehatan.

1) Menggosok gigi secara rutin untuk mencegah karies gigi

Diagram 3.3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
perilaku masyarakat pada poin 1 dalam perilaku Masalah
Kesehatan pada anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu
(n=31)
Selalu Sering Jarang
8.9%
14.8%

76.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.1 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

didapatkan data 76,8% anak usia sekolah selalu menggosok gigi secara

rutin untuk mencegah karies gigi, 14,8% anak sering menggosok gigi

rutin, dan 8,9% jarang menggosok gigi rutin.

2) Menggosok gigi menggunakan pasta gigi

Diagram 3.3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
perilaku masyarakat pada poin 2 dalam pencegahan Masalah
Kesehatan pada warga di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering
6.6%

93%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.2 diatas, dari 31KK di rw 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 93% anak usia sekolah selalu


333

Menggosok gigi menggunakan pasta gigi, 6,6% sering menggosok gigi

menggunakan pasta gigi.

3) Bermain gadget lebih dari 3 jam dalam sehari

Diagram 3.3.3.3
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
perilaku masyarakat pada poin 3 dalam pencegahan Masalah
Kesehatan pada warga di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
17.9%

52.1%
38.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.3 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 38,1% anak usia sekolah sering bermain

gadget lebih dari 3 jam dalam sehari, 17,9% selalu dan 52,1% warga

jarang bermain gadget lebih dari 3 jam dalam sehari.

4) Bermain gadget dapat membuat anak melupakan tugas sekolah

Diagram 3.3.3.4
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
perilaku masyarakat pada poin 4 dalam pencegahan Masalah
Kesehatan pada anak di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

12.7%

20.6%

30.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.4 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat ada 35,9% anak usia sekolah yang jarang bermain

gadget hingga melupakan tugas sekolah, 20,6% sering melakukan dan


334

12,7% selalu bermain gadget dapat membuat anak melupakan tugas

sekolah.

5) Membuka jendela setiap pagi agar terjadi pertukaran udara sehingga

mencegah penyakit ISPA

Diagram 3.3.3.5
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
perilaku masyarakat pada poin 5 dalam pencegahan Masalah
Kesehatan pada anak di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering Jarang
9.8%

47.4%
42.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.5 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat mengenai Membuka jendela setiap pagi agar terjadi

pertukaran udara sehingga mencegah penyakit ISPA, ada sebanyak

47,4% selalu membuka jendela, 42,8% yang sering dan 9,8% jarang

membuka jendelanya.

6) Memberikan obat batuk pilek pada anak yang beli di warung

Diagram 3.3.3.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 6 dalam pencegahanMasalah Kesehatan
pada anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering Jarang

25.9%
35.2%

19.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


335

Berdasakan diagram 3.3.3.6 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat ada sebanyak 35,2% anak yang selalu diberikan obat

batuk pilek dari warung, 19,6% sering, dan 25,9% jarang.

7) Kurangnya pengetahuan dan informasi orangtua menyebabkan asupan

gizi anak kurang

Diagram 3.3.3.7
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
perilaku masyarakat pada poin 7 dalam pencegahanMasalah
Kesehatan pada anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu
(n=31)
Selalu Sering Jarang

29.3%

45.0%

18.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.7 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat ada sebanyak 45% warga yang jarang kurang

pengetahuan dan informasi, 18,9% warga sering, 29,3% warga selalu.

8) Menunda waktu makan dapat mempengaruhi status gizi

Diagram 3.3.3.8
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
perilaku masyarakat pada poin 8 dalam pencegahan masalah
kesehatan pada anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu (n=31)

Selalu Sering Jarang Tidak pernah


8.5%
23.3%

43.7%
24.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


336

Berdasakan diagram 3.3.3.8 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat hanya ada 23,3% anak yang menunda makan, 24,9%

sering, 43,7% jarang dan 8,5% tidak pernah menunda makan.

9) Mencuci tangan dapat mengurangi penularan scabies

Diagram 3.3.3.9
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 9 dalam pencegahanMasalah Kesehatan pada
anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering Jarang

14.3%

53.7%
32%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.9 diatas, dari 31 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 53,7% anak usia sekolah selalu mencuci

tangan, 32% sering dan 14,3% jarang mencuci tangan untuk mengurangi

penularan scabies.

10) Membersihkan rumah secara rutin dapat mengurangi penyebab scabies

Diagram 3.3.3.10
Distribusi frekuensi jumlah anak usia sekolah berdasarkan
perilaku masyarakat pada poin 10 dalam pencegahan masalah
kesehatan pada anak usia sekolah di Kelurahan Karangayu (n=31)
Selalu Sering Jarang

29.0% 24.8%

46.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.10 diatas, dari 31 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 24,8% anak usia sekolah selalu


337

membersihkan rumah secara rutin, 46,2% anak sering dan 29% jarang

membersihkan rumah secara rutin.

3. Agregat Remaja

a. Pengetahuan

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai masalah kesehatan pada remaja di Kelurahan
Karangayu (n=28)
Baik Cukup

25.0%

75.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 28 remaja di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi pengetahuan penduduk

terkait masalah kesehatan yaitu baik 75% dan cukup 25%. Menggambarkan

bahwa hampir penduduk memiliki pengetahuan yang baik mengenai masalah

kesehatan

Berikut analisa pengetahuan penduduk berdasarkan masing-masing pertanyaan

pada poin pengetahuan tentang masalah kesehatan pada remaja yaitu

Desminore, insomnia, Perilaku Merokok, Penggunaan NAPZA, dan Perilaku

Menular Seksual (PMS) :


338

1) Disminore adalah perasaan nyeri waktu haid dapat berupa kram ringan

Diagram 3.3.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 1 mengenai Disminore pada remaja di
Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

15.0%

82.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.1 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa sebagian besar (52,5%) remaja

menganggap nyeri pada waktu haid dapat berupa kram ringan pada

bagian kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-hari

merupakan pengertian desminore dan sisanya sebanyak (27,5%) remaja

menganggap itu bukan pengertian desminore.

2) Gejala utama desminore yaitu nyeri dapat tajam, tumpul, atau menetap.

Diagram 3.3.1.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 2 mengenai tanda dan gejala desminore pada
remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

14.3%

85.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.2 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa remaja sebagian besar (85%) mengatakan bahwa


339

Gejala desminore yaitu nyeri dapat tajam, tumpul, atau menetap.

sedangkan sisanya (14,3%) mengatakan bahwa hal tersebut bukan tanda

dan gejala desminore.

3) Disminore biasanya muncul bersamaan dengan haid

Diagram 3.3.1.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 3 mengenai desminore pada remaja di
Kelurahan Karangayu (n=280)
Benar Salah

27.7%

72.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.3 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu


Semarang Barat sebanyak 72,3% berpendapat bahwa Disminore
biasanya muncul bersamaan dengan haid, sebelum haid dan 27,3%
sisanya berpendapat sebaliknya
4) Dismenore juga memberikan dampak yang buruk bagi remaja putri

Diagram 3.3.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 4 mengenai dampak buruk desminore pada
remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

15.0%

85.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.4 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat ebagian remaja mengatakan bahwa Dismenore


340

memberikan dampak yang buruk bagi remaja putri (85,2),

sedangkansisanya (15%) mengatakan sebaliknya

5) Cara mengatasi desminore remaja

Diagram 3.3.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 5 mengenai cara mengatasi desminore pada
remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

14%

83%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.5 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat seluruh remaja yang mengetahui cara mengatasi

desminore sebanyak 83% sedangkan sisanya 42% tidak mengetahuinya.

6) Pengertian insomnia kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan tidur.

Diagram 3.3.1.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 6 mengenai pengertian insomnia pada remaja
di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

33.0%

85.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebagian remaja sebanyak 67% mengetahui bahwa


341

Insomnia adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan tidur

sedangkan sisanya 33% belum mengetahuinya.

7) Faktor resiko Insomnia diantaranya adalah Masalah mental

Diagram 3.3.1.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 7 mengenai Faktor resiko Insomnia pada
remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

15.0%

82.5%
Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.7 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat mayoritas remaja (15%) tidak mengetahui bahwa

Faktor resiko Insomnia diantaranya adalah Masalah mental sedangkan

82,5% sisanya mengetahui hal tsb.

8) Faktor penyebab insomnia

Diagram 3.3.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 8 mengenai Faktor penyebab insomnia pada
remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

31.5%

68.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.8 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 68,5% remaja menegtahui faktor penyebab

insomnia sisanya 31,5% berpendapat sebaliknya.


342

9) Dampak insomnia

Diagram 3.3.1.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 9 mengenai Dampak insomnia
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

33.8%

66.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.9 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 66,2% remaja mengetahi dampak dari

insomnia, sedangkan sisanya 33,8% belum mengetahui ampak dari

insomnia.

10) Pencegahan insomnia

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 10 mengenai Pencegahan insomnia
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Tidak

14.5%

85.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 85,5% remaja

mengetahui bahwa Pencegahan Insomnia dapat diatasi dengan cara


343

Hindari menggunakan smartphone akan tetapi ada 14,5% remaja yang

belum mengetahui hal ini.

11) Penggunaan NAPZA berpengaruh pada Sistem saraf pusat

Diagram 3.3.1.11
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 11 mengenai Penggunaan NAPZA
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

24.5%

75.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.11 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 75,5% remaja

mengetahui bahwa Penggunaan NAPZA berpengaruh pada Sistem saraf

pusat akan tetapi ada 24,5% remaja yang belum mengetahui hal ini.

12) Pengguna NAPZA akan mengalami gangguan seperti halusinasi

Diagram 3.3.1.12
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 12 mengenai Penggunaan NAPZA
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

14.7%

85.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.11 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 85,3% remaja


344

mengetahui bahwa Pengguna NAPZA akan mengalami gangguan

seperti halusinasi akan tetapi ada 24,7% remaja yang belum mengetahui

13) Muncul rasa bersalah saat Pengguna NAPZA gagal untuk berhenti dari

penyalahgunaan NAPZA

Diagram 3.3.1.13
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 13 mengenai Penggunaan NAPZA
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

16.5%

83.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.13 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 83,5% remaja

mengetahui bahwa Muncul rasa bersalah saat Pengguna NAPZA gagal

untuk berhenti dari penyalahgunaan NAPZA akan tetapi ada 16,5%

remaja yang belum mengetahui hal ini.

14) NAPZA yang membuat orang kencanduan adalah ganja

Diagram 3.3.1.14
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 14 mengenai Penggunaan NAPZA
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

28.5%

72.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


345

Berdasakan diagram 3.3.1.15 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa 72,5% remaja mengetahui bahwa

NAPZA yang membuat orang kencanduan karena efeknya kuat adalah

ganja akan tetapi ada 28,5% remaja yang belum mengetahui

15) Salah satu efek yang sangat merugikan dari penggunaan NAPZA adalah

menimbulkan rasa tenang

Diagram 3.3.1.15
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 15 mengenai Penggunaan NAPZA
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

29.5%

70.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.16 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa 70,5% remaja mengetahui bahwa

Penyakit menular seksual tetapi ada 29,5% remaja yang belum

mengetahui
346

16) Penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular melalui hubungan

intim

Diagram 3.3.1.16
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 5 mengenai Penyakit menular seksual
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

29.5%

70.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.16 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 70,5% remaja

mengetahui bahwa Penyakit menular seksual tetapi ada 29,5% remaja

yang belum mengetahui hal ini.

17) Penyakit menular seksual ditandai dengan ruam atau lepuh, keputihan

Diagram 3.3.1.17
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 17 mengenai Penyakit menular seksual
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

24.5%

75.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.17 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 75,5% remaja


347

mengetahui bahwa Penyakit menular seksual ditandai dengan ruam atau

lepuh, keputihan akan tetapi ada 24,5% remaja yang belum mengetahui

18) Penyakit menular seksual tidak menular melalui transfusi darah atau

berbagi pakai jarum suntik dengan penderita

Diagram 3.3.1.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 18 mengenai Penyakit menular seksual
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

34.5%

65.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.1.8 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa 65,5% remaja mengetahui bahwa

Penyakit menular seksual tidak menular melalui transfusi darah tetapi

ada 34,5% belum mengetahui

19) Penyakit menular seksual menyebar melalui hubungan intim, baik secara

vaginal, anal (melalui dubur), atau oral (melalui mulut)

Diagram 3.3.1.11
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 19 mengenai Penyakit menular seksual
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

21.5%

78.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


348

Berdasakan diagram 3.3.1.19 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 78,5% remaja

mengetahui bahwa Penyakit menular seksual menyebar melalui

hubungan intim, baik secara vaginal, anal (melalui dubur), atau oral

(melalui mulut) akan tetapi ada 21,5% remaja yang belum mengetahui.

20) Penyakit menular seksual tidak disebabkan oleh infeksi bakteri, virus,

jamur, atau parasit

Diagram 3.3.1.20
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 20 mengenai Penyakit menular seksual
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

29.5%

70.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.20 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 70,5% remaja

mengetahui bahwa Penyakit menular seksual tidak disebabkan oleh

infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit akan tetapi ada 29,5% remaja

yang belum mengetahui hal ini.


349

21) Efek samping yang dialami oleh perokok tidak akan dialami oleh orang

yg berdekatan dengan perokok

Diagram 3.3.1.21
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 21 mengenai Perilaku merokok
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

24.2%

75.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.21 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa 75,8% remaja mengetahui bahwa

Efek samping yang dialami oleh perokok tidak akan dialami oleh orang

yg berdekatan dengan perokok merupakan hal yang salah akan tetapi

ada 24,2% remaja yang belum mengetahui

22) Rokok tidak bisa menyebabkan ketagihan atau kecanduan serta tidak

menyebabkan penuaan dini

Diagram 3.3.1.22
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 22 mengenai Perilaku merokok
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

25.5%

74.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


350

Berdasakan diagram 3.3.1.22 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 74,5% remaja

mengetahui bahwa Rokok tidak bisa menyebabkan ketagihan atau

kecanduan serta tidak menyebabkan penuaan dini akan tetapi ada 25,5%

remaja yang belum mengetahui hal ini.

23) Penasaran atau hanya coba-coba merupakan alasan utama remaja ingin

merokok

Diagram 3.3.1.23
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 23 mengenai Perilaku merokok
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

22.5%

77.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.23 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 77,5% remaja

mengetahui bahwa Rokok tidak bisa menyebabkan ketagihan atau

kecanduan serta tidak menyebabkan penuaan dini akan tetapi ada 22,5%

remaja yang belum mengetahui hal ini.


351

24) Kandungan dalam rokok seperti nikotin dapat menyebabkan plak pada

paru-paru, kanker, dan tekanan darah tinggi

Diagram 3.3.1.14
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 24 mengenai Perilaku merokok
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

27.5%

72.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.11 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 75,5% remaja

mengetahui bahwa Kandungan dalam rokok seperti nikotin dapat

menyebabkan plak pada paru-paru, kanker, dan tekanan darah tinggi

akan tetapi ada 22,5% remaja yang belum mengetahui

25) Zat yang ada didalam rokok merupakan zat yang mampu membuat

tubuh menjadi sangat sehat dan bugar

Diagram 3.3.1.25
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 25 mengenai Perilaku merokok
pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Benar Salah

20.5%

79.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


352

Berdasakan diagram 3.3.1.30 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 79,5% remaja

mengetahui bahwa Penggunaan NAPZA berpengaruh pada Sistem saraf

pusat akan tetapi ada 20,5% remaja yang belum mengetahui hal ini.

b. Sikap

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
mengenai masalah kesehatan pada remaja di Kelurahan
Karangayu (n=28)
Baik Cukup

20.0%

80.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2 diatas, dari 28 remaja di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap penduduk terkait

masalah kesehatan yaitu cukup 20% dan baik 80%. Menggambarkan bahwa

hampir penduduk memiliki sikap yang baik mengenai masalah kesehatan.

Berikut analisa sikap remaja berdasarkan masing-masing pertanyaan pada poin

sikap tentang masalah kesehatan pada remaja yaitu Desminore, insomnia,

Perilaku Merokok, Penggunaan NAPZA, dan Perilaku Menular Seksual

(PMS):
353

1) Jika terjadi nyeri haid lebih baik minum jamu tradisional

Diagram 3.3.2.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 1
mengenai desminore pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
0.8%3.2%

41%
55.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.1 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa 55% remaja tidak setuju bila

harus minum jamu tradisional, sebanyak 41% setuju, 3,2% tidak setuju

dan 0,8% sangat tidak setuju.

2) Pencegahan yang tepat pada nyeri haid dapat mengurangi nyeri haid

yang berlebihan

Diagram 3.3.2.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 2
mengenai pencegahan desminore pada remaja di Kelurahan
Karangayu (n=28)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju

28.9%
61.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.2 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu


Semarang Barat bahwa 61.1% remaja sangat setuju apabila
Penanggulangan dan pencegahan yang tepat pada nyeri haid dapat
mengurangi nyeri haid yang berlebihan sedangkan 38,9% sisanya juga
354

setuju akan hal tersebut sementara tidak setuju 5% dan sangat tidak
setuju sebanyak 5%.
3) Tidur siang dapat mengatasi insomnia

Diagram 3.3.2.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 3
mengenai cara mengatasi insomnia 9 pada remaja di Kelurahan
Karangayu (n=28)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
0.7%

48.9%
50.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.3 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat mengenai persetujuan remaja bahwa Tidur siang dapat

mengatasi insomnia menyatakan 50,4% setuju, 48,9% sangat setuju dan

0,7% tidak setuju.

4) Menonton tayangan di televisi, laptop, atau smartphone dapat membuat

seseorang lebih cepat tertidur

Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 4
mengenai insomnia pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju
0.7%

46.6% 52.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat remaja sangat setuju bila Menonton tayangan di


355

televisi, laptop, atau smartphone dapat membuat seseorang lebih cepat

tertidur sebanyak 46,6% remaja setuju dan 0,7% tidak setuju.

5) Remaja memakai narkoba sebab narkoba membuatnya merasa nikmat,

enak dan nyaman

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 5
mengenai NAPZA pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
0.0% 0.0%

47.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat dalam pernyataan Remaja memakai narkoba sebab

narkoba membuatnya merasa nikmat, enak dan nyaman ada sebanyak

47,8% remaja tidak setuju setuju dan yang lainnya sebanyak 52,2%

sangat tidak setuju akan hal tersebut.

6) Memakai narkoba, orang akan menilai dirinya hebat, dewasa,


mengikuti mode
Diagram 3.3.2.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 6
mengenai NAPZA pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
0.0% 0.0%

52.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


356

Berdasakan diagram 3.3.2.6 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat remaja sangat tidak setuju bahwa Memakai narkoba,

orang akan menilai dirinya hebat, dewasa, mengikuti mode sebanyak

52,7% ,dan 47,3% sangat tidak setuju.

7) PMS dapat menular melalui oral maupun anal seks

Diagram 3.3.2.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 7
mengenai PMS pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
0.0% 0.0%

52.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.7 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat remaja sangat tidak setuju bahwa PMS dapat menular

melalui oral maupun anal seks sebanyak 52,7% ,dan 47,3% sangat tidak

setuju.

8) Infeksi menular seksual dapat ditularkan melalui penggunaan toilet

umum

Diagram 3.3.2.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 8
mengenai PMS pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
0.0% 0.0%

52.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


357

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat remaja sangat tidak setuju bahwa Infeksi menular

seksual dapat ditularkan melalui penggunaan toilet umum sebanyak

52,7% ,dan 47,3% sangat tidak setuju.

9) Menghirup udara yang bebas asap rokok mrupakan hak asasi manusia

Diagram 3.3.2.9

Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 9


mengenai perilaku merokok pada remaja di Kelurahan
Karangayu (n=28)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
0.0% 0.0%

52.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat remaja sangat tidak setuju bahwa Menghirup udara yang

bebas asap rokok mrupakan hak asasi manusia sebanyak 52,7% ,dan

47,3% sangat tidak setuju.

10) Remaja lebih merasa percaya diri jika sedang merokok

Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 4
mengenai Perilaku merokok pada remaja di Kelurahan
Karangayu (n=28)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
0.0%
0.0%

42.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


358

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat remaja sangat tidak setuju bahwa remaja lebih merasa

percaya diri jika sedang merokok sebanyak 42,7% ,dan 57,3% sangat

tidak setuju.

c. Perilaku

Diagram 3.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
mengenai masalah kesehatan pada remaja di Kelurahan
Karangayu (n=28)
Baik Cukup

18.0%

82.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3 diatas, dari 28 remaja di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku penduduk

terkait masalah kesehatan yaitu baik 82% dan cukup 18%. Menggambarkan

bahwa hampir penduduk memiliki perilaku yang baik mengenai masalah

kesehatan

Berikut analisa tindakan remaja berdasarkan masing-masing pertanyaan pada

poin perilaku penanganan masalah kesehatan:


359

1) Saya pernah membaca ttg cara mengatasi nyeri haid

Diagram 3.3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
remaja pada poin 1 dalam pencegahan desminore pada remaja di
Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
0.8%

36.4%
43.7%

19.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.1 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa sebanyak 36,4% remaja selalu

membaca cara pencegahan desminore, 19,1% remaja sering

membacanya, 43,7% jarang dan ada 0,8% remaja tidak pernah membaca

cara pencegahan desminore.

2) Mengompres air hangat jika nyeri haid

Diagram 3.3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
remaja pada poin 2 dalam pencegahan desminore pada remaja di
Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

14%

11.5%

65.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.2 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 65% remaja jarang Mengompres air hangat

jika nyeri haid, 14% selalu, 11,5% sering dan 10% remaja tidak pernah.
360

3) Remaja mengurangi mengkonsumsi minuman beralkohol dan berkafein

untuk mencegah insomnia

Diagram 3.3.3.3

Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku


remaja pada poin 3 dalam pencegahan insomnia pada remaja di
Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

9.9%

23.7%
66.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.3 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 66,4% remaja selalu mengurangi

mengkonsumsi minuman beralkohol dan berkafein untuk mencegah

insomnia, 23,7% remaja sering dan 9,9% remaja jarang melakukannya.

4) Remaja menciptakan kamar tidur yg nyaman agara lebih cepat tidur


Diagram 3.3.3.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
remaja pada poin 4 dalam pencegahan insomnia pada remaja di
Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang

13.7%

33.6% 52.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.4 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat ada 52,7% remaja yang selalu menciptakan kamar tidur
361

yg nyaman agara lebih cepat tidur 33,6% sering melakukan dan 13,7%

remaja jarang melakukannya.

5) Memilih pergaulan yang baik dan terampil menolak tawaran napza

Diagram 3.3.3.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
remaja pada poin 5 dalam pencegahan NAPZA pada remaja di
Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

38.2%

61.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.5 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat mengenai remaja yang selalu Memilih pergaulan yg

baik dan terampil menolak tawaran napza ada sebanyak 61,8% remaja,

38,2% yang sering menolak.

6) Saya selalu melakukan pola hidup sehat dan kegiatan positif untuk tidak

mencoba coba narkoba

Diagram 3.3.3.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
remaja pada poin 6 dalam pencegahan NAPZA pada remaja di
Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
0.7%
18.3%

40.5%

40.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


362

Berdasakan diagram 3.3.3.6 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

ada sebanyak 40,5% remaja yang selalu Saya selalu melakukan pola

hidup sehat dan kegiatan positif untuk tidak mencoba coba narkoba

40,5% sering, 18,3% jarang dan 0,7% tidak pernah.

7) Remaja melakukan kegiatan positif untuk menghindari pergaulan bebas

Diagram 3.3.3.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
remaja pada poin 7 dalam pencegahan PMS pada remaja di
Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
7.6%

23.7%

68.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.7 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

ada sebanyak 68,7% remaja yang selalumelakukan kegiatan positif

untuk menghindari pergaulan bebas yg menyebabkan penyakit menulat

seksual 22,1% remaja sering, 7,6% remaja jarang melakukan.

8) Jika ada gejala segera periksa ke pelayanan Kesehatan

Diagram 3.3.3.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
remaja pada poin 8 dalam pencegahan periksa ke layanan
kesehatan pada remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
2.2%
25.2%
34.4%

38.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


363

Berdasakan diagram 3.3.3.8 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

hanya ada 25,2% remaja yang segera periksa, 38,2% sering, 34,4%

jarang dan 2,2% tidak pernah melakukan pemeriksaan jika ada gejala.

9) Remaja lebih percaya diri jika merokok

Diagram 3.3.3.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
remaja pada poin 9 dalam pencegahan Perilaku merokok pada
remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang tidak pernah

12.0%

18%

30.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.9 diatas, dari 28 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 39,5% remaja tidak pernah lebih percaya diri

jika merokok, 30,5% jarang lebih percaya diri, 18% sering percaya diri,

dan sisanya 12 % selalu percaya diri.

10) Jika ada anggota keluarga yg merokok didalam rumah, anggota keluarga

yang lain akan menegur

Diagram 3.3.3.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
remaja pada poin 10 dalam pencegahan Perilaku merokok pada
remaja di Kelurahan Karangayu (n=28)
Selalu Sering Jarang

19.1%

20.6% 60.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


364

Berdasakan diagram 3.3.3.10 diatas, dari 28 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 60,3% Jika ada anggota keluarga

yg merokok didalam rumah, anggota keluarga yg lain akan selalu

menegur, 20,6% remaja sering menegur dan 19,1% remaja jarang

menegur bila ada yang merokok.

4. Agregat Dewasa

a. Pengetahuan

Diagram 3.8.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk dewasa berdasarkan pengetahuan
mengenai Hipertensi, DM, Asam Urat, TB, dan CA Mamae pada warga
di Kelurahan Karangayu (n=43)
Baik Cukup Sangat kurang

41.8%

53.4%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi pengetahuan penduduk dewasa

terkait Hipertensi, DM, Asam Urat, TB, dan CA Mamae yaitu baik 41,8% ,

cukup 53,4% , dan sangat kurang 4,6 %. Menggambarkan bahwa hampir

penduduk dewasa RW 1 di Kelurahan Karang Ayu memiliki pengetahuan yang

cukup terkait Hipertensi, DM, Asam Urat, TB, dan CA Mamae.

Berikut analisa pengetahuan penduduk berdasarkan masing-masing pertanyaan

pada poin pengetahuan Hipertensi, DM, Asam Urat, TB, dan CA Mamae :
365

1) Apakah menurut dewasa TBC merupakan penyakit yang ditandai

dengan batuk lebih dari 3 minggu ?

Diagram 3.8.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 1 mengenai tanda gejala TBC pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=43)
Benar Salah
3.7%

96.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.1 diatas, dari 43 warga di Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa sebagian besar (87,5%) penduduk

menganggap batuk lebih dari 3 minggu merupakan tanda dan gejala dari

TBC dan 12,5% menganggap itu bukan tanda dan gejala dari TBC.

2) Apakah menurut dewasa meludah sembarangan menular penyakit TBC?

Diagram 3.8.1.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk dewasa RW 1 berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 2 mengenai cara penularan TBC
pada warga di Kelurahan Karangayu (n=43)
Benar Salah
5.5%

94.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


366

Berdasakan diagram 3.8.1.2 diatas, dari 43 di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa pendapat warga (73,6%) mengatakan bahwa

meludah sembarangan menular yaitu cara mengenai penularan TBC

sedangkan sisanya (26,4%) mengatakan bahwa hal tersebut bukan tanda

mengenai penularan TBC

3) Apakah menurut dewasa sesak dan nyeri dada merupakan tanda gejala

TBC ?

Diagram 3.8.1.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk dewasa RW 1 berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 3 mengenai tanda gejala TBC pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=43)
Benar Salah
0.9%

99.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.3 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 99,1% berpendapat bahwa sesak

dan nyeri dada merupakan tanda gejala TBC dan 0,9% sisanya

berpendapat sebaliknya.
367

4) Apakah menurut dewasa DM merupakan penyakit menurun ?

Diagram 3.8.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk dewasa RW 1 berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 4 mengenai penyebab DM pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=43)
Benar Salah

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.4 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat berpendapat bahwa warga (90,1 %)

mengetahui bahwa DM adalah penyakit menurun dan (9,9 %) warga

tidak setuju jika DM itu penyakit yang menurun.

5) Apakah menurut dewasa penderita DM harus mengatur pola makan

dengan membatasi konsumsi gula berlebih ?

Diagram 3.8.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk dewasa RW 1 berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 5 mengenai pola makan penderita
DM pada warga di Kelurahan Karangayu (n=43)
Benar Salah
0.9%

99.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.5 diatas, dari 43 warga dewasa RW 1 di

Kelurahan Karangayu Semarang Barat hampir seluruh warga (88,3%)

membatasi konsumsi gula berlebih untuk menjaga kesehatan dan


368

sebaliknya warga (11,7%) kurang memperhatikan pola konsumsi makan

sehari-hari

6) Apakah komplikasi DM

Diagram 3.8.1.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk dewasa RW 1 berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 6 mengenai komplikasi DM pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=43)
Benar Salah

18,7%

81,3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.6 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh warga masyarakat sebanyak

81,3% mengetahui komplikasi DM sedangkan sisanya 18,7%

berpendapat bahwa tidak mengetahui komplikasi dar DM

7) Apakah menurut dewasa olahraga secra rutin mencegah hipertensi ?

Diagram 3.8.1.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga RW 1 berdasarkan
pertanyaan pengetahuan poin 7 mengenai pencegahan hipertensi
dengan cara berolahraga pada warga di Kelurahan Karangayu
(n=43)
Benar Salah
2.8%

97.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.7 diatas, dari 43 warga dewasa RW 1 di

Kelurahan Karangayu Semarang Barat mayoritas warga (97.2%)


369

mengetahui bahwa berolahraga dapat mencegah tekanan darah tinggi

sedangkan 2.8% sisanya tidak percaya bahwa olahraga secara rutin

dapat mencegah hipertensi.

8) Apakah menurut dewasa diperlukan pemeriksaan tekanan darah rutin ?

Diagram 3.8.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 8 mengenai
pemeriksaan tekanan darah secara rutin pada penderita
hipertensi pada warga di Kelurahan Karangayu (n=43)
Benar Salah
2.8%

97.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.8 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu sebanyak 87,3% warga sering melakukan pemeriksaan

tekanan darah tinggi di pelayanan kesehatan, sisanya 12,7%

berpendapat tidak di perlukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin

9) Apakah dewasa mengalami susah tidur di malam hari ?

Diagram 3.8.1.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 9 mengenai pola tidur
pada penderita hipertensi pada warga di Kelurahan Karangayu
(n=43)
Benar Salah
2.8%

97.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


370

Berdasakan diagram 3.8.1.9 diatas, dari 43 warga dewasa RW 1 di

Kelurahan Karangayu Semarang Barat sebanyak 57,9% penduduk pola

tidur pada malam hari terganggu dan 42,1 % penduduk tidak ada

kendala pola tidur .

10) Apakah menurut dewasa penyakit Asam Urat adalah penyakit yang

menyerang sendi/jaringan di sekitar sendi ?

Diagram 3.8.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 10 mengenai
pengertian dari asam urat pada warga di Kelurahan Karangayu
(n=43)
Benar Salah
8.3%

91.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.10 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 94,4 % warga

mengetahui bahwa pengertian dari asam urat yaitu penyakit yang

menyerang sendi-sendi dan 5,6 % penduduk kurang mengetahui

pengertian dari asam urat.


371

11) Apakah menurut dewasa nyeri dan kaku pada sendi adalah tanda gejala
asam urat ?
Diagram 3.8.1.11
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 11 mengenai tanda
gejala asam urat pada warga di Kelurahan Karangayu (n=43)

Benar Salah
2.8%

97.2%
Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.11 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 89,8 % warga

mengetahui tanda gejala asam urat dan 10,2 % belum paham tentang

tanda gejala asam uratbahwa pengertian dari asam urat yaitu penyakit

yang menyerang sendi-sendi dan 5,6 % penduduk kurang mengetahui

pengertian dari asam urat.

12) Apakah menurut dewasa makanan yang dapat menyebabkan asam urat
tinggi adalah jeroan, kepiting dan udang ?
Diagram 3.8.1.12
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 12 mengenai makanan
yang dikonsumsi dapat menyebabkan asam urat tinggi tanda
gejala asam urat pada warga di Kelurahan Karangayu (n=43)

Benar Salah
2.8%

97.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


372

Berdasakan diagram 3.8.1.11 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 85,3 % warga

mengetahui makanan yang harus dihidari yang dapat memperparah

asam urat dan 14,7 % belum mengetahui makanan yang harus dihindari

yang dapat memperparah asam urat.

13) Apakah menurut dewasa tanda gejala ca mamae yaitu ada benjolan dan
nyeri di daerah sekitar payudara pada wanita ?

Diagram 3.8.1.13
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 13 mengenai tanda
gejala ca mamae pada warga di Kelurahan Karangayu (n=43)

Benar Salah
2.8%

97.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.13 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 74,8 % warga

mengetahui tanda gejala ca mamae dan 25,2 % warga belum mengetahui

tentang tanda gejala ca mamae.


373

14) Apakah menurut dewasa cara pemeriksaan awal untuk mengetahui


adanya benjolan di daerah payudara dengan cara melakukan
pemeriksaan sadari ?
Diagram 3.8.1.14
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 14 mengenai
pemeriksaan sadari secara mandiri pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=43)

Benar Salah
2.8%

97.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.1.14 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 50,2 % warga

mengetahui mengetahui pemeriksaan sadari dengan mandiri dan 49,8 %

belum mengetahui cara melakukan pemeriksaan sadari.

15) Apakah menurut dewasa makanan cepat saji, alkohol, daging olahan
dapat mempercepat pertumbuhan sel kanker ?
Diagram 3.8.1.15
Distribusi frekuensi jumlah penduduk warga dewasa RW 1
berdasarkan pertanyaan pengetahuan poin 15 mengenai makanan
yang harus di hindari oleh penderita ca mamae pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=43)

Benar Salah
2.8%

97.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


374

Berdasakan diagram 3.8.1.15 diatas, dari 43 warga RW 1 di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 49,1 % warga

mengetahui makanan cepat saji, daging olahan, dan alkohol yang harus

di hindari oleh penderita ca mamae dan 50,9 % warga belum mengetahui

makanan yang harus dihindari oleh penderita ca mamae.

c. Sikap

Diagram 3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
mengenai masalah kesehatan pada dewasa di rw 01 Kelurahan
Karangayu (n=43)
baik cukup kurang
3.1%

37%
55.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.2 diatas, dari 180 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap penduduk terkait masalah

kesehatan pada dewasa yaitu sangat baik 38,9 % dan baik 60,9 %.

Berikut analisa sikap masyarakat berdasarkan masing-masing pertanyaan

pada poin sikap tentang masalah kesehatan pada dewasa :


375

1) Batuk lebih dari tiga minggu adalah tanda gejala TBC

Diagram 3.3.2.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 1
mengenai mengenai masalah kesehatan pada dewasa di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=43)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju

41,6%
5,7%

52,7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.1 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa 55% penduduk yang batuk lebih

dari tiga minggu adalah tanda gejala TBC sangat setuju 41,6%, setuju

52,7%, tidak setuju 5,7%.

2) Sering merasa lapar, haus dan sering kencing di malam hari adalah tanda

dan gejala DM

Diagram 3.3.2.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 2
mengenai sikap masalah kesehatan di rw.01 kelurahan karangayu
(n=43)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

61,2%

38,9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.2 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

bahwa 61,2% warga sangat setuju sering merasa lapar, haus dan sering

kencing di malam hari adalah gejala DM dan 38,9% warga setuju.


376

3) Makanan yang mengandung garam berlebihan (asin) dapat

menyebabkan hipertensi

Diagram 3.3.2.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 3
mengenai masalah kesehatan pada warga di rw.01 Kelurahan
Karangayu (n=43)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju
7.0%

59,9%
40,1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.3 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

mengenai makanan mengandung garam berlebihan dapat menyebabkan

hipertensi menyatakan 59,9% sangat setuju dan 40,1% setuju.

4) Makanan yang mengandung banyak lemak dan santan dapat

menyebabkan hiperkolesterol

Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 4
mengenai masalah kesehatan warga di rw.01 Kelurahan
Karangayu (n=43)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju

61,8%

38,2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Makanan yang mengandung banyak lemak dan santan dapat

menyebabkan hiperkolesterol sangat setuju 61,8% dan setuju 38,2%.


377

5) Olahraga teratur dapat memperbaiki kelenturan sendi

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 5
mengenai masalah kesehatan pada warga di rw.01 Kelurahan
Karangayu (n=43)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

71,8%
28,2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat dalam olahraga teratur dapat memperbaiki kelenturan

sendi sangat setuju 71,8%, dan setuju 28,2%.

6) Makanan cepat saji dapat mempercepat tertumbuhan sel kanker

Diagram 3.3.2.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 6
mengenai masalah kesehatan pada warga di rw.01 Kelurahan
Karangayu (n=43)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

69%

31%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.6 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat dalam olahraga teratur dapat memperbaiki kelenturan

sendi sangat setuju 69%, dan setuju 31%


378

c. Perilaku

Diagram 3.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
keikutsertaan warga terhadap masalah kesehatan pada warga di
rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
selalu sering jarang

28,2 %
71,8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa perilaku masalah kesehatan pada warga di rw.01

kelurahan karangayu semarang barat selalu 71,8% dan sering 28,2%.

Berikut analisa tindakan masyarakat berdasarkan masing-masing pertanyaan

pada poin perilaku masalah kesehatan :

1) Saya membuka jendela dan membersihkan rumah setiap pagi

Diagram 3.3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 1 dalam pernyataan pada warga di
rw.01Kelurahan Karangayu (n=43)
selalu sering jarang

27,9%

72,1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.1 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa sebanyak 72,1% warga selalu

membuka jendela sering 27,9%.


379

2) Menggunakan masker saat batuk dan saat berkumpul dengan orang lain

Diagram 3.3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 2 dalam perilaku masalah masyarakat pada
warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang

0,9%

99,1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.2 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 99,1% warga selalu menggunakan masker

saat batuk dan saat berkumpul dengan orang lain, dan 0,9% sering.

3) Saya memeriksakan kadar gula darah

Diagram 3.3.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 3 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

32,2%

67,8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.3 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 67,8% warga sering periksa kadar gula darah

, 32,2% warga jarang.


380

4) Saya membatasi konsumsi makanan dan minuman yang manis

Diagram 3.3.3.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 4 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)

Selalu Sering Jarang Tidak pernah

75,8%
24,2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.4 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat ada 75,8% warga yang selalu membatasi makanan dan

minuman yang manis, 24,2% sering melakukan minum air putih

sebanyak 8 – 10 gelas dalam sehari

5) Saya memeriksa tekanan darah ke pelayanan kesehatan terdekat

Diagram 3.3.3.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 5 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di rt.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang

31,1% 68,9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.5 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat mengenai memeriksakan tekanan darah setiap hari, ada

sebanyak 68,9% warga yang selalu memeriksa tekanan darah ke


381

pelayanan kesehatan terdekat dan 31,1% yang sering memeriksakan

tekanan darah ke pelayanan kesehatan terdekat.

6) Saya melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga secara rutin untuk

mengontrol tekanan darah

Diagram 3.3.3.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 6 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

4,9%

59,3%

35,8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.6 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat ada sebanyak 59,3% warga yang selalu

melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga secara rutin untuk

mengontrol tekanan darah, 35,8% sering, dan 4,9% jarang melakukan

aktivitas fisik dengan berolahraga secara rutin untuk mengontrol

tekanan darah.
382

7) Saya mengkonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi

Diagram 3.3.3.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 7 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

39%

61%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.7 diatas, dari43 KK di Kelurahan Karangayu

ada sebanyak 61% warga yang sering mengkonsumsi makanan yang

mengandung serat tinggi seperti brokoli, apel,pir, ubi untuk menjaga

kadar kolesterol, 39% warga jarang mengkonsumsi makanan yang

mengandung serat tinggi seperti brokoli, apel,pir, ubi untuk menjaga

kadar kolesterol.

8) Saya menjaga berat badan saya dalam batas ideal

Diagram 3.3.3.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 8 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

32,1%

67,9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.8 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat hanya ada 67,9% warga yang selalu menjaga berat
383

badan saya dalam batas ideal dan 32,1% sering menjaga berat badan

saya dalam batas ideal.

9) Saya melakukan kompres hangat jika saya mengalami nyeri sendi

Diagram 3.3.3.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 9 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

66,2%

34%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.9 diatas, dari 43 KK di Kelurahan Karangayu


Semarang Barat sebanyak 66,2% warga selalu melakukan kompres
hangat jika saya mengalami nyeri sendi dan 34% jarang.

10) Minum air putih 6-8 gelas dalam sehari

Diagram 3.3.3.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 10 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang

21% 79,1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.10 diatas, dari 180 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 79,1% warga selalu minum air


384

putih 6-8 gelas dlam sehari dan 21% warga sering minum air putih 6-8

gelas dlam sehari

11) Saya mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan seperti bayam,

kangkung, sawi, buah pir, apel, persik yang dapat menurunkan resiko

pembuahan sel kanker

Diagram 3.3.3.11
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 11 dalam perilaku masalah kesehatan pada
warga di rw.01 Kelurahan Karangayu (n=43)
Selalu Sering Jarang

18%

82%

Berdasakan diagram 3.3.3.11 diatas, dari 43 KK di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 82% warga selalu mengkonsumsi

sayuran hijau dan buah-buahan seperti bayam, kangkung, sawi, buah pir,

apel, persik yang dapat menurunkan resiko pembuahan sel kanker dan

18% warga jarang mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan

seperti bayam, kangkung, sawi, buah pir, apel, persik yang dapat

menurunkan resiko pembuahan sel kanker


385

5. Agregat Lansia

a. Pengetahuan

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai masalah kesehatan pada lansia di Kelurahan
Karangayu (n=42)
baik cukup kurang

38.0%
59.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 42 lansia di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

penduduk terkait masalah kesehatan setelah dilakukan implementasi yaitu

baik 59% (25 lansia), cukup 38% (16 lansia) dan kurang sebanyak 3% (1).

Menggambarkan bahwa hampir penduduk memiliki pengetahuan yang

cukup mengenai masalah kesehatan

Berikut analisa pengetahuan penduduk berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin pengetahuan tentang masalah kesehatan :


386

1) Makanan gorengan dapat menyebabkan nyeri sendi

Diagram 3.3.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 1 mengenai penyebab terjadinya nyeri sendi
pada lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

26.0%

74.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.1 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data setelah dilakukan

implementasi yaitu bahwa (26,0%) 11 lansia menganggap makanan

berminyak dapat menyebabkan nyeri sendi dan (74,0%) 31 lansia

menganggap itu bukan penyebab nyeri sendi.

2) Jeroan , makanan laut ( udang, remis, tiram, kepiting, kerang) dapat

menyebabkan nyeri sendi

Diagram 3.3.1.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 2 mengenai penyebab nyeri sendi pada lansia di
rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.2 diatas, dari 42 lansia di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat setelah dilakukan implementasi terdapat


387

perubahan yang lebih baik yaitu bahwa (100%) 42 lansia mengatakan

bahwa makanan laut dan jeroan adalah penyebab nyeri sendi.

3) Sendi merupakan bagian tubuh yang sering mengalami asam urat

Diagram 3.3.1.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 3 mengenai lokasi nyeri akibat asam urat pada
warga di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

22.0%

78.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.3 diatas, dari 42 lansia di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat setelah dilakukan implementasi sebanyak

78% (33) lansia berpendapat bahwa asam urat terjadi pada sendi dan

22% (9) lansia sisanya berpendapat nyeri asam urat pada seluruh tulang.

4) Asam urat merupakan penyakit menular

Diagram 3.3.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 4 mengenai faktor terjadinya asam urat pada
lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
0.0%

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.4 diatas, dari 42 lansia di rw 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat setelah dilakukan implementasi


388

menunjukkan bahwa seluruh lansia (100%) mengetahui bahwa asam

urat bukan penyakit menular.

5) Makanan mengndung protein merupakan penyebab dari asam urat

Diagram 3.3.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 5 mengenai penyebab asam urat pada lansia di
rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
10%

90%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.5 diatas, dari 42 lansi di RW 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat Sebagian besar (90%) 38 lansia tidak setuju

jika protein merupakan penyebab asam urat dan (10%) 4 lansia setuju.

6) Diabetes adalah penyakit dimana terjadi peningkatan kadar gula darah diatas

normal

Diagram 3.3.1.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 6 mengenai pengertian DM pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
0.0%

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 42 lansia di rw 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat setelah dilakukan implementasi


389

menunjukkan bahwa seluruh lansia (100%) mengetahui bahwa DM

terjadi saat gula darah diatas normal.

7) Kemungkinn terjadi diabetes dipengaruhi oleh riwayat keluarga atau keturunan

Diagram 3.3.1.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 7 mengenai faktor terjadinya dm pada lansia di
rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
0.0%

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.7 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat setelah dilakukan implementasi

menunjukkan bahwa seluruh lansia (100%) mengetahui bahwa dm

adalah penyakit keturunan atau menurun.

8) Pola makan yang baik merupakan salah satu Tindakan pencegahan dari

penyakit diabetes

Diagram 3.3.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 8 mengenai pencegahan terjadinya DM pada
Lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
0.0%

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


390

Berdasakan diagram 3.3.1.8 diatas, dari 42 di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat setelah dilakukan implementasi menunjukkan bahwa

seluruh lansia (100%) mengetahui bahwa dengan pola makan yang baik

maka dapat mencegah terjadinya DM.

9) Riwayat keluarga , kegemukan, pola makan yang salah dan kurangnya aktivitas

fisik adalah faktor pencetus timbulnya DM

Diagram 3.3.1.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 9 mengenai faktor pencetus pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
0.0%

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.9 diatas, dari 42 Lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat setelah dilakukan implementasi

menunjukkan bahwa seluruh lansia (100%) mengetahi bahwa Riwayat

keluarga , kegemukan, pola makan yang salah dan kurangnya aktivitas

fisik adalah faktor pencetus timbulnya DM.


391

10) Kadar gula darah yang tinggi dapat di kontrol oleh insulin

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 10 mengenai pengobatan insulin pada penderita
DM pada lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

14.5%

85.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di rw 01 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa (25%) 10 lansia

tidak mengetahui insulin dapat mengontrol kadar glukosa darah , akan

tetapi ada (75%) 32 lansia yang sudah mengetahui hal ini.

11) Mengkonsumsi garam berlebihan dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 11 mengenai pengertina penyakit hipertensi
pada penderita hipertensi pada lansia di rw 01 Kelurahan
Karangayu (n=42)
Benar Salah
0.0%

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat setelah dilakukan implementasi

menunjukkan bahwa seluruh lansia (100%) mengetahui pengertian

hipertensi.
392

12) Mengkonsumsi garam berlebihan dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 12 mengenai akibat konsumsi garam pada
penderita hipertensi pada lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu
(n=42)
Benar Salah
0.0%

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data setelah dilakukan

implementasi menunjukkan bahwa seluruh lansia (100%) mengetahui

bahwa konsumsi garam berlebih adalah pemicu hipertensi.

13) Merokok pada lansia dapat memicu peningkatan tekanan darah tinggi

Diagram 3.3.1.10

Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan


pengetahuan poin 13 mengenai akibat konsumsi rokok pada penderita
hipertensi pada lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)

Benar Salah
10.0%

90.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (90,0%) 38 lansia mengatakan


393

bahwa konsumsi garam berlebih adalah pemicu hipertensi, akan tetapi ada

(10%) 4 lansia setuju jik rokok adalah pemicu hipertensi.

14) Makan daging berlebihan tidak menyebabkan peningkatan darah tinggi

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 14 mengenai penyebab hipertensi pada lansia di rw
01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (100%) 42 lansia mengatakan

bahwa konsumsi daging berlebih adalah pemicu hipertensi.

15) Penderita hipertensi harus rutin minum obat

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 15 mengenai pengobatan pada penderita hipertensi
pada lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
0.0%

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


394

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data setelah dilakukan implementasi

menunjukkan bahwa seluruh lansia (100%) mengatakan bahwa penderita

hipertensi harus rutin minum obat untuk mengontrol tekanan darah.

16) Stroke terjadi karena penyumbatan atau pecahnya pembulu darah di otak

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 16 mengenai penyebab terjadinya stroke pada
lansia di rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
10.0%

90.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (90,0%) 38 lansia mengatakan

bahwa stroke terjadi karena terjatuh , akan tetapi ada (10%) 4 lansia sudah

mengetahui.
395

17) Stroke adalah penyakit yang dapat dicegah

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 17 mengenai pencegahan stroke pada lansia di rw
01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
0.0%

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 36 lansia di Kelurahan Karangayu

didapatkan data setelah dilakukan implementasi menunjukkan bahwa

seluruh lansia (100%) mengatakan stroke dapat dicegah.

18) Kelumpuhan seluruh bdan akibat stroke dapat disembuhkan

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 18 mengenai penyembuhan stroke pada lansia di
rw 01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
10.0%

90.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (90,0%) 38 lansia tidak mengetahui

jika kelumpuhan stroke dapat disembuhkan dan sisanya (10%) 4 lansia

mengetahuinya.
396

19) Orang dengan tekanan darah rendah lebih mudah terkena stroke

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 19 mengenai penyebab stroke pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
5.0%

95.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

didapatkan data bahwa (95,0%) 40 lansia mengatakan bahwa penyebab

stroke adalah hipertensi dan sisanya (5%) 2 lansia tidak membenarkan

20) Tidak merokok dapat mengurangi resiko stroke

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 20 mengenai penyebab stroke pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
2.5%

97.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

didapatkan data bahwa (97,5%) 41 lansia mengatakan bahwa tidak merokok


397

dapat mengurangi resiko terjadinya stroke dan sisanya (2,5%) 1 lansia tidak

membenarkan hal tersebut.

21) TB paru penyakit menular yng disebabkan oleh bakteri/ kuman

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 21 mengenai penyebab TB paru pada lansia di rw
01 Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

didapatkan data bahwa (100%) 42 lansia menjawab pertanyaan benar.

22) Batuk berdahak selama 2-3 minggu tau lebih batuk bercampur darah , dan

keluar kringat dingin di malam hari merupakan gejala TB paru

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 22 mengenai gejala TB paru pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

35.0%

65.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


398

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (65%) 27 lansia menjawab benar

dan sisanya (35%) 15 lansia menjawah salah.

23) Minum obat selama 6 bulan merupakan cara pengobatan TB

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 23 mengenai pengobatan tb pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
2.5%

97.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (97,5%) 41 lansia mengatakan

bahwa pengobatan tbc 6 bulan harus dituntaskan dan sisanya (2,5%) 1 lansia

tidak membenarkan hal tersebut.

24) Tidak mengkonsumsi obat TB 1 hari pengobatan akan tetap berhasil

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 24 mengenai pengobatan TB pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah
2.5%

97.5%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


399

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (97,5%) 41 lansia mengatakan

bahwa tidak mengkonsumsi obat TB 1 hari pengobatan akan tetap berhasil

dan sisanya (2,5%) 1 lansia tidak membenarkan hal tersebut.

25) Sesak napas adalah komplikasi TB jika tidak di tangani

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 25 mengenai komplikasi TB pada lansia di rw 01
Kelurahan Karangayu (n=42)
Benar Salah

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat didapatkan data bahwa (100%) 42 lansia menjawab pertanyaan

benar.
400

b. Sikap
Diagram 3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan

Baik Cukup Kurang


9%

38% 53%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasarkan diagram 3.3.2 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi sikap terkait masalah kesehatan

pada lansia setelah dilakukan implementasi yaitu baik 53% 22lansia), cukup

38% (16 lansia), dan kurang 9% (4 lansia).

Berikut analisa sikap masyarakat berdasarkan masing-masing pertanyaan pada

poin sikap tentang masalah kesehatan pada lansia :

1) Penderita asam urat banyak mengonsumsi makanan tinggi purin seperti

kacang-kacangan, daging merah, jeroan, dan makanan laut

Diagram 3.3.2.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 1 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0%

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.1 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data setelah dilakkan


401

implementasi menunjukkan seluruh lansia (100%) mengatakan tidak

setuju jika penderita asam urat banyak mengonsumsi makanan tinggi

purin seperti kacang-kacangan, daging merah, jeroan, dan makanan laut.

2) Perbanyak minum vitamin dan suplemen yang dapat meringankan serta

mengatasi asam urat

Diagram 3.3.2.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 2 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0% 0%

41%
59%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.2 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu bahwa 59% lansia (25) sangat setuju, sedangkan 41% (17)

lansia setuju, dan 0% lansia yang tidak setuju dan sangat tidak setuju

3) Diabetes melitus tidak diperbolehkan makan makanan tinggi gula

Diagram 3.3.2.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 3 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Sangat Setuju
Sangat Setuju Sangat Tidak Setuju
0%

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


402

Berdasakan diagram 3.3.2.3 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat menunjukkan bahwa setelah dilakukan

implementasi menunjukkan seluruh lansia (100%) sangat setuju apabila

diabetes melitus tidak diperbolehkan makan makanan tinggi gula.

4) Diabetes melitus tidak perlu rutin mengecek kadar gula darahnya

Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 4 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0% 13%
24%

63%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu 63% (26) lansia tidak setuju bila diabetes melitus tidak perlu

rutin mengecek kadar gula darahnya, sebanyak 24% (10) lansia sangat

tidak setuju, 13% (6) lansia setuju, dan 0% sangat setuju

5) Penderita stroke harus makan makanan yang berkolesterol tinggi

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 5 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)

Sangat Setuju Setuju


Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0%

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


403

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat dalam pernyataan penderita stroke harus

makan makanan yang berkolesterol tinggi setelah dilakukan

implementasi menunjukkan seluruh lansia (100%) tidak setuju

6) Penderita stroke harus selalu melakukan latihan rentan gerak

Diagram 3.3.2.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 6 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
13% 0%
24%

63%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat dalam pernyataan Penderita stroke harus

selalu melakukan latihan rentan gerak ada sebanyak 63%(26) lansia

setuju, sebanyak 24% (10) sangat setuju, 13% (6) tidak setuju, dan 0%

sangat tidak setuju akan hal tersebut.


404

7) Saya mengabaikan batuk yg saya alami walaupun sudah lebih dari 3

minggu karena hal itu tidak mengganggu aktivitas saya

Diagram 3.3.2.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 7 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
2% 17%

45%
36%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat dalam pernyataan mengabaikan batuk yg

dialami walaupun sudah lebih dari 3 minggu karena hal itu tidak

mengganggu aktivitas ada sebanyak 45% (19) lansia tidak setuju, 36%

(15) setuju, 17% (7) lansia sangat setuju, dan sisanya 2% (1) lansia

sangat tidak setuju akan hal tersebut.

8) Saya lebih suka menuruti anjuran dokter untuk segera melakukan uji

laboratorium daripada menundanya

Diagram 3.3.2.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 8 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
19% 0%

43%

38%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


405

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat dalam pernyataan lebih suka menuruti

anjuran dokter untuk segera melakukan uji laboratorium daripada

menundanya ada sebanyak 43% (18) lansia sangat setuju, 38% (16)

setuju, 19% (8) tidak setuju, dan 0% lansia sangat tidak setuju akan hal

tersebut.

9) Jika timbul gejala nyeri tengkuk tidak perlu diperiksakan ke fasilitas

kesehatan

Diagram 3.3.2.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 9 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0% 0% 15%

85%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat dalam pernyataan jika timbul gejala nyeri

tengkuk tidak perlu diperiksakan ke fasilitas kesehatan ada sebagan

besar lansia sebanyak 85% (36) tidak setuju, 15% (6) setuju, 0% lansia

yang sangat setuju dan sangat tidak setuju akan hal tersebut.
406

10) Penderita hipertensi tidak diperbolehkan makan makanan yang

mengandung tinggi garam

Diagram 3.3.2.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap lansia
pada poin 10 mengenai masalah kesehatan pada lansia di
Kelurahan Karangayu (n=42)
Sangat Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
0%

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat setelah dilakukan implementasi menunjukkan seluruh lansia

(100%) menyatakan penderita hipertensi tidak diperbolehkan makan makanan

yang mengandung tinggi garam.

c. Perilaku

Diagram 3.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
keikutsertaan lansia dalam mengatasi masalah kesehatan pada lansia
di Kelurahan Karangayu (n=42)
kurang baik cukup kurang
5%

cukup
33%
baik
62%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku penduduk terkait


407

penanganan masalah kesehatan pada lansia yaitu baik 62 % (26), cukup 33 %

(14) dan kurang 5% (2).

Berikut analisa tindakan masyarakat berdasarkan masing-masing pertanyaan

pada poin perilaku penanganan masalah kesehatan pada lansia yaitu:

1) Melakukan terapi fisik seperti berolahraga / meningkatkan rentan gerak

pada persendian

Diagram 3.3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 1 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
11.0% 17.0%

32.0%

40.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.1 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa sebanyak 7 lansia

(17,0%) selalu melakukan rentan gerak persendian, 17lansia (40,0%)

sering melakukan rentan gerak persendian, 13 lansia (32,0%) jarang

melakukan rentan gerak persendian dan ada 5 lansia (11,0%) tidak

pernah melakukan rentan gerak persendian.


408

2) Mengurangi nyeri sendi dengan rendam/kompres air hangat

Diagram 3.3.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 2 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di Kelurahan Karangayu (n=36)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Selalu
Tidak 8%
pernah
23% Sering
25%

Jarang
44%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.2 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 3 lansia (8%) selalu

merendam/kompres air hangat, 11 lansia (25%) sering

merendam/kompres air hangat, 18 lansia (44%) jarang melakukan

rendam/kompres air hangat, dan 10 lansia (23%) tidak pernah

merendam/kompres air hangat untuk mengurangi nyeri sendi.

3) Menghindari makanan tinggi gula

Diagram 3.3.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 3 dalam penangana masalah kesehatan pada
lansia di Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Tidak
Sering Jarang Tidak pernah
pernah
10% Selalu
25%
Jarang
18%

Sering
47%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.3 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 10 lansia (25%) selalu


409

menghindari makanan tinggi gula, 20 lansia (47%) sering menghindari

makanan tinggi gula , 8 lansia (18%) jarang menghindari makanan

tinggi gula dan 4 lansia (10%) tidak pernah menghindari makanan tinggi

gula.

4) Cek gula darah teratur

Diagram 3.3.3.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 4 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Tidak
Sering Jarang Tidak pernah
pernah
9% Selalu
14%
Jarang
19%

Sering
58%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.4 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat ada 6 lansia (14%) yang selalu melakukan,

24 lansia (58%)sering melakukan, 8 lansia (19%) jarang melakukan dan

4 (9%) lansia tidak pernah melakukan cek gula darah teratur.

5) Melakukan latihan rentan gerak sendi secara teratur

Diagram 3.3.3.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 5 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Sering Jarang
7.6%

38.2%
54.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


410

Berdasakan diagram 3.3.3.5 diatas, dari 36 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 8 lansia (19,0%) selalu

melakukan rentan gerak sendi, 14 lansia (33,0%) sering melakukan, 18

lansia (44,0%) jarang melakukan dan ada 4 lansia (9,0%) tidak pernah

melakukan rentan gerak sendi.

6) Menghindari makanan yang mengandung tinggi kolesterol

Diagram 3.3.3.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 6 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
4.0%
24.0% 29.0%

43.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.6 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat ada sebanyak 12 lansia (29%) yang selalu

menghindari makanan tinggi kolesterol, 18 lansia (43%) sering, 10

lansia (24%) jarang dan 2 lansia (4%) tidak pernah menghindari

makanan tinggi kolesterol.


411

7) Melakukan olahraga rutin

Diagram 3.3.3.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 7 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
3.0%
25.0%
27.0%

45.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.7 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat ada sebanyak 10 lansia (25%) yang selalu

olahraga rutin, 19 lansia (45%) sering, 11 lansia (27%) jarang olahraga

dan 1 lansia (3%) tidak pernah olahraga rutin.

8) Menggunakan alat makan secara terpisah dengan yang lain

Diagram 3.3.3.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 8 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

22.0%
39.0%

17.0%

22.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.8 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hanya ada 9 lansia (22%) selalu

menggunakan alat makan secara terpisah, 7 lansia (17%) sering, 9 lansia


412

(22%) jarang dan 16 lansia (39%) tidak pernah menggunakan alat

makan secara terpisah.

9) Mengkonsumsi makanan rendah garam

Diagram 3.3.3.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 9 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Tidak
Sering Jarang Tidak pernah
pernah
10%
Selalu
Jarang 35%
25%

Sering
30%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3.9 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 15 lansia (35%) selalu

mengkonsunsi makanan rendah garam, 13 lansia (30%) sering

mengkonsunsi makanan rendah garam, 10 lansia (25%) jarang

mengkonsunsi makanan rendah garam dan sisanya 4 lansia (10%) tidak

pernah mengkonsunsi makanan rendah garam.

10) Cek tekanan darah secara teratur

Diagram 3.3.3.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
lansia pada poin 10 dalam penanganan masalah kesehatan pada
lansia di Kelurahan Karangayu (n=42)
Selalu Sering Jarang Tidak
Tidak pernah
pernah
Jarang Selalu 0%
25% 30%

Sering
45%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


413

Berdasakan diagram 3.3.3.10 diatas, dari 42 lansia di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 13 lansia (30%) selalu memeriksakan tekanan darah,

19 lansia (45%) sering memeriksakan tekanan darah, 10 lansia (25%) jarang

memeriksakan tekanan darah.

6. Agregat Ibu Hamil

a. Pengetahuan

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai masalah kesehatan pada ibu hamil Rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=3)
Baik Cukup
0.0%

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 3 ibu hamil di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

penduduk terkait masalah kesehatan yaitu menggambarkan bahwa hampir

penduduk memiliki pengetahuan yang baik dengan 100% mengenai

masalah kesehatan setelah dilakukan intervensi.

Berikut analisa pengetahuan penduduk berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin pengetahuan tentang masalah kesehatan :


414

1) Anemia

Diagram 3.3.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 1 mengenai nutrisi pada ibu menyusui di
Kelurahan Karangayu (n=3)
baik cukup

100.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.1 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa semua (100%)

penduduk menganggap Anemia adalah tidak cukupnya sel darah merah

yang sehat untuk membawa oksigen keseluruh tubuh.

2) Anemia disebabkan oleh kurangnya zat besi

Diagram 3.3.1.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 2 mengenai Anemia pada ib hamil disebabkan
oleh kurangnya zat besi pada warga Rw 1di Kelurahan
Karangayu (n=3)
baik cukup
4.3%

95.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.2 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu bahwa warga sebagian besar (95,7%) mengatakan bahwa

nutrisi ibu menyusui untuk membantu proses memproduksi Asi

sedangkan sisanya (4,3%) mengatakan tidak.


415

3) Anemia yang tidak tertangani menyebabkan penurunan fungsi tubuh

Diagram 3.3.1.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 3 mengenai Anemia yang tidak tertangani
menyebabkan penurunan fungsi tubuh pada warga Rw 1 di
Kelurahan Karangayu (n=3)
baik cukup
1.9%

98.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.3 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu sebanyak 98,1% berpendapat bahwa Anemia yang tidak

tertangani menyebabkan penurunan fungsi tubuh dan 1,9% sisanya

berpendapat sebaliknya

4) Hipotesis

Diagram 3.3.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 4 mengenai Hipotensi adalah tekanan darah
yang menetap lebih tinggi dari 90/60 mmHg pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=3)
baik cukup
11.2%

88.8%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.4 diatas, dari 8 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh warga mengetahi bahwa


416

Hipotensi adalah tekanan darah yang menetap lebih tinggi dari 90/60

mmHg (88,8%), sedangkan hanya 11,2% yang tidak mengetahuinya

5) Hipotensi yang tidak ditangani dapat mengakibatkan janin tidak berkembang

dalam kandungan

Diagram 3.3.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 5 mengenai Hipotensi yang tidak ditangani
dapat mengakibatkan janin tidak berkembang dalam kandungan
pada warga Rw 1 di Kelurahan Karangayu (n=3)
Benar Salah

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.5 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat seluruh warga mengetahui

Hipotensi(tekanan darah rendah) yang tidak ditangani dapat

mengakibatkan janin tidak berkembang dalam kandungan

6) Tanda gejala Hipotensi adalah pusing dan tubuh terasa ringan serta mudah

goyah

Diagram 3.3.1.6

Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan


pengetahuan poin 6 mengenai Tanda gejala Hipotensi adalah
pusing dan tubuh terasa ringan serta mudah goyah pada warga
Rw 1 di Kelurahan Karangayu (n=3)
Benar Salah

100%
417

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh ibu hamil menegtahui

Tanda gejala Hipotensi adalah pusing dan tubuh terasa ringan serta

mudah goyah

7) Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang

bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktifitas tubuh

Diagram 3.3.1.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 7 mengenai Nutrisi adalah dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi pada
warga Rw 1 di Kelurahan Karangayu (n=3)
Benar Salah
2.1%

97.9%
Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.7 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mayoritas warga (97,9%) mengetahui

bahwa Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan

oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam

aktifitas tubuh
418

8) Nutrisi seimbang selama hamil membantu memfungsikan semua sistem secara

memadai termasuk pada janin

Diagram 3.3.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 8 mengenai Nutrisi seimbang selama hamil
membantu memfungsikan semua sistem secara memadai termasuk
pada janin pada warga Rw1 di Kelurahan Karangayu (n=3)
Benar Salah

26%

74%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.8 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 74% warga mengetahui Nutrisi

seimbang selama hamil membantu memfungsikan semua sistem secara

memadai termasuk pada janin, sisanya berpendapat sebaliknya.

9) Kebutuhan Asam Folat pada ibu hamil meningkat, kebutuhan energi hamil tua

lebih banyak daripada hamil muda

Diagram 3.3.1.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 9 Kebutuhan Asam Folat pada ibu hamil
meningkat, kebutuhan energi hamil tua lebih banyak daripada
hamil muda pada warga Rw 1 di Kelurahan Karangayu (n=3)
baik tidak

18.6%

81%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


419

Berdasakan diagram 3.3.1.9 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 81% penduduk mengetahui

Kebutuhan Asam Folat pada ibu hamil meningkat, kebutuhan energi

hamil tua lebih banyak daripada hamil muda, kurang gizi dan sebaliknya

10) Diit seimbang pada masa kehamilan menghambat pertumbuhan dan

perkembangan organ janin

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 10 mengenai Diit seimbang pada masa
kehamilan menghambat pertumbuhan dan perkembangan organ
janin pada warga Rw1di Kelurahan Karangayu (n=3)
Benar Salah
6.3%

93.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 93,7% warga

mengetahui Diit seimbang pada masa kehamilan menghambat

pertumbuhan dan perkembangan organ janin, akan tetapi ada 6,3%

warga yang belum mengetahui hal ini.


420

b. Sikap

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
mengenai masalah kesehatan pada ibu menyusui Rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=3)
Baik Cukup
0%

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 3 ibu hamil di RW 1 Kelurahan

Karangayu bahwa distribusi frekuensi sikap penduduk terkait masalah

kesehatan yaitu baik 70% dan cukup 30%. Menggambarkan bahwa hampir

penduduk memiliki sikap yang cukup baik mengenai masalah kesehatan

Berikut analisa sikap masyarakat berdasarkan masing-masing pertanyaan

pada poin sikap tentang anemia :

1) Mengkonsumsi tablet tambah darah setiap hari, agar terhindar dari


anemia
Diagram 3.3.2.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 1
mengenai mengkonsumsi tablet tambah darah setiap hari, agar
terhindar dari anemia pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju

22.4%

77.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.1 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 77,6% penduduk


421

sangat setuju bila harus mengkonsumsi tablet tambah darah agar

terhindar dari anemia, sebanyak 22,4% setuju.

2) Menghindari makan mentimun dapat mencegah hipotensi

Diagram 3.3.2.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 2
mengenai Menghindari makan mentimun dapat mencegah
hipotensi pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Sangat setuju Setuju

19%

81%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.2 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa 81% warga sangat setuju apabila

Menghindari makan mentimun dapat mencegah hipotensi, sedangkan

19% sisanya juga setuju akan hal tersebut.

3) Menghindari asap rokok selama kehamilan

Diagram 3.3.2.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 3
mengenai Menghindari asap rokok selama kehamilan pada warga
di Kelurahan Karangayu (n=3)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju

15.0%

85.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.3 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mengenai persetujuan warga apabila


422

Menghindari asap rokok selama kehamilan maka warga menyatakan

85% sangat setuju dan 15% setuju.

4) Menghindari kafein (kopi) dan minuman berkabonisasi selama kehamilan

Diagram 3.3.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 4
mengenai Menghindari kafein (kopi) dan minuman berkabonisasi
selama kehamilan pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Sangat setuju Setuju Tidak setuju
0.0%
25.0%

75.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.4 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat warga sangat setuju bila Menghindari

kafein (kopi) dan minuman berkabonisasi selama kehamilan sebanyak

75% warga sangat setuju dan 25% setuju.

5) Melakukan hobi untuk mengurangi stress

Diagram 3.3.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 5
mengenai Melakukan hobi untuk mengurangi stress pada warga
di Kelurahan Karangayu (n=3)
Sangat setuju Setuju

33.0%

67.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.2.5 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat dalam pernyataan Melakukan hobi untuk


423

mengurangi stress ada sebanyak 67% warga sangat setuju dan yang

lainnya sebanyak 33,% setuju akan hal tersebut.

c. Perilaku

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
mengenai masalah kesehatan pada ibu hamil Rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=3)
Kurang Cukup

27%

83%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 3 ibu hamil di RW 1 Kelurahan

Karangayu bahwa distribusi frekuensi perilaku penduduk terkait masalah

kesehatan yaitu baik 83% Menggambarkan bahwa hampir penduduk

memiliki perilaku cenderung baik dalam mengatasi masalah kesehatan.

Berikut analisa tindakan masyarakat berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin perilaku pencegahan:


424

1) Mengkonsumsi suplemen zat besi adalah cara untuk mencegah anemia

Diagram 3.8.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 1 dalam Mengkonsumsi suplemen zat besi
adalah cara untuk mencegah anemia pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

8.5%
21% 42.9%

27.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.3.1 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu didapatkan data bahwa sebanyak 42,9% warga selalu

mengkonsumsi tablet tambah darah, 27,6% warga sering mengkonsumsi

tablet tambah darah, 21% jarang mengkonsumsi tablet tambah darah

dan ada 8,5% warga tidak pernah m mengkonsumsi tablet tambah darah.

2) Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin

Diagram 3.8.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 2 dalam Melakukan pemeriksaan tekanan
darah secara rutin pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang

16.5%

84%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.3.2 diatas, dari 3ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 84% warga selalu melakukan


425

pemeriksaan tekanan darah secara rutin, 16,5% sering melakukan

pemeriksaan tekanan darah secara rutin

3) Pola hidup dengan makan makanan tinggi serat


Diagram 3.8.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 3 Pola hidup dengan makan makanan tinggi
serat pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang

18.4%

81.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.3.3 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu sebanyak 81.6% warga selalu polahidup dan makan

makanan yang tinggi serat, 18,4% warga makana makanan tinggi serat

4) Melakukan pemeriksaan darah di laboratorium dapat mengetahui Hb

Diagram 3.8.3.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 4 dalam Melakukan pemeriksaan darah
rutin di laboratorium dapat mengetahui kadar Hb
(Hemoglobin)pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang

30.3%

69.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.3.4 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat ada 69,7% warga yang sering melakukan

pemeriksaan melakukan, dan 30,3% selalu melakukan


426

5) Makan-makanan yang bergizi (nasi, sayur, buah dan lauk) setiap hari

Diagram 3.8.3.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 5 Makan-makanan yang bergizi (nasi,
sayur, buah dan lauk) setiap hari
pada warga rw1 di Kelurahan Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang
0.0%

34.9%

65.1%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.3.5 diatas, dari ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mengenai makan makanan yang bergizi

setiap hari, ada sebanyak 65,1% warga yang selalu makan makanan

bergizi, 34,9% yang sering makan makanan bergizi setiap harinya

6) Melakukan penimbangan berat badan secara rutin selama hamil

Diagram 3.8.3.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 8 dalam Melakukan penimbangan berat
badan secara rutin selama hamil pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

51.3% 48.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.3.8 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hanya ada 51,3% ibu hamil sering

malakuakan cek secara rutin dan 48,7% selalu.


427

7) Berfikir positif selama kehamilan dan mendengarkan musik klasik

membuat diri ibu menjadi lebih tenang

Diagram 3.8.3.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 8 Berfikir positif selama kehamilan dan
mendengarkan musik klasik membuat diri ibu menjadi lebih
tenang pada warga di Kelurahan Karangayu (n=3)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

32.1%

67.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.3.9 diatas, dari 3 ibu hamil di Kelurahan Karangayu

Semarang Barat sebanyak 67,9% warga selalu, 32,1% sering berfikir positif

selama kehamilan dan mendengarkan musik klasik membuat diri ibu menjadi

lebih tenang
428

7. Agregat Ibu Menyusui

a. Pengetahuan

Diagram 3.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pengetahuan
mengenai masalah kesehatan pada ibu menyusui Rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=8)
Baik Cukup
3%

97%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 8 ibu menyusui di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

penduduk terkait masalah kesehatan yaitu baik 97% dan cukup 3%.

Menggambarkan bahwa hampir penduduk memiliki pengetahuan yang baik

mengenai masalah kesehatan

Berikut analisa pengetahuan penduduk berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin pengetahuan tentang masalah kesehatan :

1) Nutrisi bagi ibu menyusui

Diagram 3.3.1.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 1 mengenai nutrisi pada ibu menyusui di
Kelurahan Karangayu (n=8)
baik cukup

15.7%

84.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


429

Berdasakan diagram 3.3.1.1 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa sebagian besar

(84,3%) penduduk menganggap nutrisi yang tepat bagi ibu dan anak,

dimana makanan yang dibutuhkan harus seimbang yang mengandung

protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral dan sisanya (15,7%)

masyarakat menganggap itu bukan nutrisi baik bagi ibu menyusui.

2) Nutrisi ibu menyusui berguna untuk proses memproduksi asi

Diagram 3.3.1.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 2 mengenai nutrisi ibu menyusui berguna untuk
proses memproduksi asi pada warga Rw 1di Kelurahan
Karangayu (n=8)
baik cukup
9.3%

90.7%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.2 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa warga sebagian besar (90,7%)

mengatakan bahwa nutrisi ibu menyusui untuk membantu proses

memproduksi Asi sedangkan sisanya (9,3%) mengatakan bahwa hal

tersebut tidak dapat membantu untuk memproduksi Asi


430

3) Nutrisi ibu menyusui berguna untuk meningkatkan produksi ASI.

Diagram 3.3.1.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 3 mengenai Nutrisi ibu menyusui berguna
untuk meningkatkan produksi ASI pada warga Rw 1 di
Kelurahan Karangayu (n=8)
baik cukup
7.6%

92.3%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.3 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 92,3% berpendapat bahwa Nutrisi

ibu menyusui berguna untuk meningkatkan produksi ASI dan 7,6%

sisanya berpendapat sebaliknya

4) ASI tidak bisa keluar adalah tidak keluarnya ASI dari puting ibu atau

ASI keluar sedikit lebih dari 3 hari.

Diagram 3.3.1.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 4 mengenai ASI tidak bisa keluar adalah tidak
keluarnya ASI dari puting ibu atau ASI keluar sedikit lebih dari 3
hari pada warga di Kelurahan Karangayu (n=8)
baik cukup

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.4 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh warga mengetahi bahwa


431

ASI tidak bisa keluar adalah tidak keluarnya ASI dari puting ibu atau

ASI keluar sedikit lebih dari 3 hari (100%)

5) ASI susu yang tidak keluar dari puting ibu adalah masalah yang sering

terjadi pada ibu pasca melahirkan

Diagram 3.3.1.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 5 mengenai ASI susu yang tidak keluar dari
puting ibu pada warga Rw 1 di Kelurahan Karangayu (n=8)
Benar Salah

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.5 diatas, dari 8 Ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu seluruh warga mengetahui ASI susu yang tidak keluar dari

puting ibu adalah masalah yang sering terjadi pada ibu pasca melahirkan

terutama ibu yang baru lahiran pertama kali.

6) ASI susu yang tidak keluar jika tidak segera ditangani akan

mengakibatkan bayi kekurangan konsumsi nutrisi yang dibutuhkan.

Diagram 3.3.1.6

Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan


pengetahuan poin 6 mengenai ASI susu yang tidak keluar jika
tidak segera ditangani akan mengakibatkan bayi kekurangan
nutrisi pada warga Rw 1 di Kelurahan Karangayu (n=8)
Benar Salah

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


432

Berdasakan diagram 3.3.1 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat hampir seluruh ibu menyusui 100%

mengetahui bahwa ASI susu yang tidak keluar jika tidak segera

ditangani akan mengakibatkan bayi kekurangan konsumsi nutrisi yang

dibutuhkan.

7) ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan pertama atau

tambahan makan dan minum lainnya

Diagram 3.3.1.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 7 mengenai ASI ekslusif adalah pemberian ASI
saja selama 6 bulan pertama atau tambahan makan dan minum
lainnya pada warga Rw 1 di Kelurahan Karangayu (n=8)
Benar Salah
0.3%

99.7%
Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.7 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat mayoritas warga (99,7%) mengetahui

bahwa ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan pertama

atau tambahan makan dan minum lainnya sedangkan 0,3% sisanya

tidak.
433

8) Ibu meberikan ASI tanpa makanan tambahan (usia 0-6 bulan)

Diagram 3.3.1.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 8 mengenai Apakah ibu meberikan ASI tanpa
makanan tambahan selama 6 bulan pertama (usia 0-6bulan) pada
warga Rw1 di Kelurahan Karangayu (n=8)
Benar Salah

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.8 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 100% warga menegtahui bahwa

Apakah ibu meberikan ASI tanpa makanan tambahan selama 6 bulan

pertama (usia 0-6bulan).

9) Ibu sehari-hari memberikan ASI serta makanan tambahan atau susu

formula sebelum usia 6 bulan

Diagram 3.3.1.9

Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan


pengetahuan poin 9 mengenai ibu sehari-hari memberikan ASI
serta makanan tambahan atau susu formula sebelum usia 6 bulan
pada warga Rw 1 di Kelurahan Karangayu (n=8)
Benar Salah

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.9 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat sebanyak 100% penduduk mengetahui


434

bahwa Ibu tidak memberikan ASI serta makanan tambahan atau susu

formula sebelum usia 6 bulan.

10) Perubahan warna ASI beberapa hari sekali dapat mengurangi bengkak

pada payudara ibu

Diagram 3.3.1.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pertanyaan
pengetahuan poin 10 mengenai Perubahan warna ASI beberapa
hari sekali dapat mengurangi bengkak pada payudara ibu pada
warga Rw1di Kelurahan Karangayu (n=8)
Benar Salah
11%

89%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.10 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 89% warga

mengetahui Perubahan warna ASI beberapa hari sekali dapat

mengurangi bengkak pada payudara ibu, akan tetapi ada 11% warga

yang belum mengetahui hal ini.


435

11) Payudara bengkak tidak ditangani segera akan mengakibatkan infeksi

pada payudara atau mastitis

Diagram 3. 3.1.11
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
mengenai penanganan Payudara bengkak tidak ditangani segera
akan mengakibatkan infeksi pada payudara atau mastitis pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=8)
Baik Cukup
2.8%

97.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.11 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 97,2 % warga

payudara bengkak tidak ditangani segera akan mengakibatkan infeksi

pada payudara atau mastitis, akan tetapi ada 2,8% warga yang belum

mengetahui hal ini

12) Payudara bengkak tidak ditangani segera akan mengakibatkan infeksi

pada payudara atau mastitis

Diagram 3. 3.1.12
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
mengenai penanganan Payudara bengkak tidak ditangani segera
akan mengakibatkan infeksi pada payudara atau mastitis pada
warga di Kelurahan Karangayu (n=8)
Baik Cukup

20.8%

79.2%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


436

Berdasakan diagram 3.3.1.12 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 79,2 % warga

payudara bengkak tidak ditangani segera akan mengakibatkan infeksi

pada payudara atau mastitis, akan tetapi ada 120,8% warga yang belum

mengetahui hal ini

13) Apakah ibu mempunyai penyakit tertentu sehingga tidak memberikan


ASI selama 6 bulan

Diagram 3. 3.1.13
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
mengenai Apakah ibu mempunyai penyakit tertentu sehingga
tidak memberikan ASI selama 6 bulan pada warga Rw1 di
Kelurahan Karangayu (n=8)

tidak Iya
0.1%

99.9%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.13 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 99,9% ibu tidak

memiliki penyakit yang menyebabkan tidak memberikan ASI


437

14) Apakah budaya di tempat ibu menganjurkan untuk memberikan

makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan

Diagram 3. 3.1.14
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
mengenai Apakah budaya di tempat ibu menganjurkan untuk
memberikan makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan
pada warga Rw1 di Kelurahan Karangayu (n=8)
Baik Cukup
10.4%

89.6%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.1.13 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 89,6 % warga

Apakah budaya di tempat ibu menganjurkan untuk memberikan

makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan, akan tetapi ada

10,4% warga membudanyakan meberikan makanan tambahan

15) Ibu pernah diberikan anjuran oleh dokter harus memberikan ASI saja
selama 6 bulan

Diagram 3. 3.1.14
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
mengenai penanganan Ibu pernah diberikan anjuran oleh dokter
harus memberikan ASI saja selama 6 bulan pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=8)
Baik Cukup

17.0%

83.0%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


438

Berdasakan diagram 3.3.1.12 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 83% warga Ibu

pernah diberikan anjuran oleh dokter harus memberikan ASI saja

selama 6 bulan, akan tetapi ada 17% warga yang belum mengetahui hal

ini.

b. Sikap

Diagram 3.8.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap pada ibu
menyusui Rw 1 Kelurahan Karangayu (n=8)
Sangat Setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
10% 0% 0%

90%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.2 diatas, dari 8 ibu menyusui di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

penduduk terkait masalah kesehatan yaitu menggambarkan bahwa hampir

penduduk memiliki sikap yang baik mengenai masalah kesehatan.

Berikut analisa pengetahuan penduduk berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin sikap tentang masalah kesehatan :


439

1) Tidak mengkonsumsi makanan mengandung protein, karbohidrat dan

vitamin tidak berpengaruh pada produksi ASI.

Diagram 3.8.2.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap poin 1
Tidak mengkonsumsi makanan mengandung protein tidak
berpengaruh pada produksi ASI pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=8)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
13% 0% 0%

87%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.2.1 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat terdapat 87% warga tidak setuju apaila

tidak mengkonsumsi makanan berprotein tidak berpengaruh pada

produksi ASI.

2) Ibu memberi ASI saja pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan

Diagram 3.8.2.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
masyarakat pada poin 2 memberi ASI saja pada bayi yang berusia
kurang dari 6 bulan pada warga di Kelurahan Karangayu (n=8)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
13% 0% 0%

87%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.2.2 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 87% Ibu setuju harus
440

memberikan ASI saja selama 6 bulan, akan tetapi ada 13% ibu tidak setuju

untuk memberikan asi saja selama 6 bulan.

3) Selain ASI apakah ibu memberikan makanan tambahan

Diagram 3.8.2.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
masyarakat pada poin 3 memberi ASI saja pada bayi yang berusia
kurang dari 6 bulan pada warga di Kelurahan Karangayu (n=8)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
0% 0%
0%

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.2.3 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 100% ibu sangat

setuju harus memberikan makanan tambahan selain ASI selama 6 bulan.

4) Bila ibu pergi apakah tetap memberikan ASI

Diagram 3.8.2.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
masyarakat pada poin 4 bila ibu pergi tetap memberikan ASI
(n=8)
Sangat setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat tidak setuju
13% 0% 0%

87%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.2.4 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa 87% Ibu setuju

untuk tetap memberikan ASI saat ibu pergi.


441

5) Apakah ibu menyusui bayi setelah lahir

Diagram 3.8.2.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan sikap
masyarakat pada poin 5 ibu menyusui bayi segera setelah lahir
(n=8)
Sangat setuju Setuju
Tidak setuju Sangat tidak setuju
0% 0%
0%

100%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.8.2.5 diatas, dari 8 ibu menyusui di Kelurahan

Karangayu Semarang Barat didapatkan data bahwa mayoritas 100% Ibu

setuju memberikan ASI pada bayinya setelah lahir.

c. Perilaku

Diagram 3.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
mengenai masalah kesehatan pada ibu hamil Rw 1 Kelurahan
Karangayu (n=8)
Baik Cukup
7%

93%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Berdasakan diagram 3.3.3 diatas, dari 8 ibu menyusui di RW 1 Kelurahan

Karangayu Semarang Barat bahwa distribusi frekuensi perilaku penduduk

terkait masalah kesehatan yaitu baik 93% Menggambarkan bahwa hampir


442

penduduk memiliki perilaku cenderung baik dalam mengatasi masalah

kesehatan.

Berikut analisa tindakan masyarakat berdasarkan masing-masing

pertanyaan pada poin perilaku pencegahan:

1) Mengkonsumsi makanan tinggi protein, lemak dan karbohidrat baik

untuk ibu menyusui.

Diagram 3.8.3.1
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 1 Mengkonsumsi makanan tinggi protein,
lemak dan karbohidrat baik untuk ibu menyusu pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=8)

Selalu Sering Jarang Tidak pernah

13% 0% 0%

87%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Dari diagram di atas didapatkan kesimpulan bahwa dari 8 ibu menyusui

di wilayah RW 01 kelurahan karangayu sebanyak 87% ibu setuju bahwa

mengkonsumsi makanan tinggi protein, lemak dan karbohidrat baik

untuk ibu menyusui.


443

2) Melakukan pemeriksaan ke bidan terdekat atau tenaga kesehatan jika

terjadi keluhan.

Diagram 3.8.3.2
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 2 Melakukan pemeriksaan ke bidan
terdekat atau tenaga kesehatan jika terjadi keluhan.pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=8)
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah

13% 0% 0%

87%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Dari diagram di atas didapatkan kesimpulan bahwa dari 8 ibu menyusui

di wilayah RW 01 kelurahan karangayu sebanyak 87% ibu setuju bahwa

melakukan pemeriksaan ke bidan terdekat atau tenaga kesehatan jika

terjadi keluhan.

3) Melakukan pompa payudara atau memeras ASI jika ASI tidak keluar

Diagram 3.8.3.3
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 3 Melakukan pompa payudara atau
memeras ASI jika ASI tidak keluarpada warga di Kelurahan
Karangayu (n=8)
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
0%
1%

99%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


444

Dari diagram di atas didapatkan kesimpulan bahwa dari 8 ibu menyusui

di wilayah RW 01 kelurahan karangayu sebanyak 99% ibu setuju bahwa

melakukan pompa payudara atau memeras ASI jika ASI tidak keluar.

4) Merangsang payudara untuk merangsang ASI agar dapat keluar.

Diagram 3.8.3.4
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 4 Merangsang payudara untuk merangsang
ASI agar dapat keluar pada warga di Kelurahan Karangayu (n=8)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
0%
27%

0%

73%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Dari diagram di atas didapatkan kesimpulan bahwa dari 8 ibu menyusui

di wilayah RW 01 kelurahan karangayu sebanyak 73% ibu setuju bahwa

melakukan pompa payudara atau memeras ASI jika ASI tidak keluar.

5) Melakukan pijat payudara sehari satu kali

Diagram 3.8.3.5
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 5 Melakukan pijat payudara sehari satu
kali jika payudara terasa bengkak pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=8)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
0% 0%
25%

75%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Dari diagram di atas didapatkan kesimpulan bahwa dari 8 ibu

menyusui di wilayah RW 01 kelurahan karangayu sebanyak 75% ibu


445

setuju bahwa melakukan pijat payudara sehari satu kali jika payudara

terasa bengkak

6) Ibu selesai menyusui dibersihkan dengan menggunakan sabun

Diagram 3.8.3.6
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 6 Ibu selesai menyusui dibersihkan dengan
menggunakan sabun pada warga di Kelurahan Karangayu (n=8)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

20%
0%
0%

80%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Dari diagram di atas didapatkan kesimpulan bahwa dari 8 ibu

menyusui di wilayah RW 01 sebanyak 80% ibu setuju bahwa ibu

selesai menyusui dibersihkan dengan menggunakan sabun.

7) Memberikan tambahan nutrisi dengan m susu untuk ibu menyusui.

Diagram 3.8.3.7
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 7 Memberikan tambahan nutrisi dengan
meminum susu untuk ibu menyusui. pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=8)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
0% 0%
25%

75%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Dari diagram di atas didapatkan kesimpulan bahwa dari 8 ibu

menyusui di wilayah RW 01 kelurahan karangayu sebanyak 75% ibu


446

setuju bahwa memberikan tambahan nutrisi dengan meminum susu

untuk ibu menyusui.

8) Mengkompres payudara untuk merangsang ASI agar dapat keluar

Diagram 3.8.3.8
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 8 Mengkompres payudara untuk
merangsang ASI agar dapat keluar pada warga di Kelurahan
Karangayu (n=8)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah
0% 0%

25%

75%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Dari diagram di atas didapatkan kesimpulan bahwa dari 8 ibu

menyusui di wilayah RW 01 kelurahan karangayu sebanyak 75% ibu

setuju bahwa mengkompres payudara untuk merangsang ASI agar

dapat keluar

9) Cukup istirahat untuk menurunkan stress pada ibu menyusui.

Diagram 3.8.3.9
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 9 Cukup istirahat untuk menurunkan
stress pada ibu menyusui.
pada warga di Kelurahan Karangayu (n=8)
Selalu Sering Jarang Tidak pernah

13% 0%
0%

87%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022


447

Dari diagram di atas didapatkan kesimpulan bahwa dari 8 ibu

menyusui di wilayah RW 01 kelurahan karangayu sebanyak 87% ibu

setuju bahwa cukup istirahat untuk menurunkan stress pada ibu

menyusui.

10) Mengkonsumsi obat yang dapat membuat ASI keluar sedikit (pelancar

ASI)

Diagram 3.8.3.10
Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan perilaku
masyarakat pada poin 10 Mengkonsumsi obat yang dapat
membuat ASI keluar sedikit (pelancar ASI) pada warga di
Kelurahan Karangayu (n=8)

Selalu Sering Jarang Tidak pernah


11% 0%

33% 56%

Sumber: Mahasiswa Stikes Telogorejo Profesi ners tahun 2022

Dari diagram di atas didapatkan kesimpulan bahwa dari 8 ibu

menyusui di wilayah RW 01 kelurahan karangayu sebanyak 56% ibu

setuju bahwa mengkonsumsi obat yang dapat membuat ASI keluar

sedikit (pelancar ASI)


448

BAB IV

PEMBAHASAN

Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah pekerjaan yang luhur dan

manusiawi yang ditunjukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyrakat. Dalam

rangka melaksanakan keperawatan komunitas di Kelurahan Karangayu kami berupaya

meningkatkan kualitas hidup bagi terwujudnya manusia yang sehat dan produktif

khususnya pada masyarakat di RW I dengan melakukan kegiatan-kegiatan bersama

warga masyarakat untuk mendukung meningkatkan kesehatan masyarakat di

Kelurahan Karangayu. Dalam melakukan proses asuhan keperawatan komunitas

melalui tahap-tahap sebagai berikut: tahap persiapan, pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan tahap tindak lanjut dengan menggunakan analisa SWOT

(Strenght, Weakness, Opportunity, Threat).

A. Persiapan

Tahap persiapan ini merupakan tahap awal dari praktik keperawatan komunitas

yang dilaksanakan dari tanggal 11 April – 14 Mei 2022, berbagai kegiatan yang

dilakukan dalam tahap ini antara lain pembekalan, serah terima mahasiswa dan

pengorganisasian kelompok serta pengenalan mahasiswa Pendidikan Profesi Ners

secara tatap muka di balai Kelurahan Karangayu. Pembekalan dilakukan pada

tanggal 9 April 2022 jam 14.00 WIB melalui media Zoom STIKES Telogorejo

Semarang oleh koordinator mata ajar keperawatan komunitas ibu Ns. Asti

Nuraeni, M.Kep., Sp.Kom. Materi yang diberikan adalah tentang uraian tugas

pada pelaksanaan praktik keperawatan komunitas.


449

Serah terima mahasiswa program studi Pendidikan Profesi Ners STIKES

Telogorejo Semarang dilaksanakan pada tanggal 11 April 2022 jam 09.00 WIB.

Pengorganisasian kelompok dilakukan bertujuan untuk mempermudah

pelaksanaan praktik dan sebagai penanggung jawab kegiatan praktik dari

mahasiswa, maka dibentuk organisasi kelompok, untuk susunan panitia terlampir.

Pengenalan mahasiswa Pendidikan Profesi Ners STIKES Telogorejo Semarang

dengan masyarakat yaitu dengan cara pendekatan dengan tokoh masyarakat baik

formal maupun informal dan perijinan terhadap kegiatan kelompok di RW I

Kelurahan Karangayu pada tanggal 12 April 2022 bersamaan dengan kegiatan

koordinasi pelaksanaan praktik di rumah bu RW I. Dalam tahap ini dilakukan

penyusunan format pengkajian yang digunakan untuk pengambilan data

komunitas di wilayah RW I Kelurahan Karangayu.

Kekuatan dari tahap persiapan ini adalah kepala kelurahan Karangayu ketua RW

I menerima dengan baik dan masing-masing pengurus RT dan Kader masing-

masing RT membantu sosialisasi mahasiswa kepada seluruh warga RW I

Kelurahan Karangayu. Kelemahannya adalah pada manajemen waktu, karena

keterbatasan waktu dan hal yang harus diperisapkan cukup banyak menyebabkan

kurang maksimalnya persiapan misalnya dalam pembuatan dan pencetakan

angket.

B. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dimulainya kegiatan asuhan keperawatan

komunitas pada tahap pengkajian ini dilakukan pengkajian data dasar, data
450

lingkungan fisik dan pengkajian masyarakat. Pengkajian komunitas di RW I

deilakukan melalui 2 tahap, yang pertama dilakukan dalam kegiatan MMD 1

dalam bentuk bentuk Focus Group Discussion (FGD) meliputi wawancara dan

diskusi pada tanggal 14 April 2022 yang dihadiri oleh Kepala Kelurahan,

Perwakilan dari Puskesmas, Ketua RW I, Ketua RT I-VII, Kader kesehatan, Kader

agregat, warga RW I dan dosem pembimbing dari kampus. Hasil yang didapatkan

dalam FGD adalah untuk mengetahui sebaran penyakit yang ada di RW I tiap

agregat. Pada agregat balita didapatkan sebaran penyakit ISPA, Diare, Stunting

dan DBD. Pada agregat anak usia sekolah didapatkan Caries gigi, kecanduan

gadget, gizi kurang, ISPA dan Scabies. Pada remaja didapatkan masalah

kesehatan Disminore, Insomnia, Penggunaan NAPZA, penyakit menular seksual

dan merokok. Pada agrgeat dewasa didapatkan TBC, Diabetes mellitus dan Asam

Urat. Pada agrgeat lansia didapatkan Asam Urat, Diabetes Mellitus, Hipertensi,

Stroke dan TBC. Pada ibu hamil didapatkan anemia, hipotensi dan mual muntah.

Sedangkan pada ibu menyusui didapatkan masalah ASI tidak lancer serta

payudara bengkak/lecet (mastitis).

Pengkajian yang kedua di RW I dilakukan dengan cara survey dalam bentuk

pembagian kuesioner sesuai dengan teori Community As Partner dan windshield

survey. Hasil dari pembagian kuesioner kepada warga didapatkan beberapa

masalah yang belum teratasi yaitu masalah ISPA pada balita tentang pengetahuan

ibu balita dalam batas cukup sebanyak 80% (20 responden), sikap cukup sebanyak

60% (15 responden) dan perilaku cukup sebanyak 60% (15 responden). Pada anak

usia sekolah tentang caries gigi memiliki tingkat pengetahuan dalam batas baik

sebanyak 61,3% (19 responden), sikap baik sebanyak 61% (19 responden) dan
451

perilaku cukup sebanyak 65% (20 responden). Pada remaja dengan Disminore

memiliki tingkat pengetahuan dalam batas cukup sebanyak 82,2% (23 rrsponden),

sikap cukup sebanyak 85% (24 responden) dan perilaku cukup sebanyak 92,8%

(26 responden). Pada dewasa dengan Hipertensi memiliki tingkat pengetahuan

cukup sebnayak 53,4% (23 responden), sikap baik sebanyak 55,8% (24

responden) dan peilaku baik sebanyak 65,1% (28 responden). Pada lansia dengan

Asam Urat memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 53% (22 responden),

sikap cukup sebanyak 48% (20 responden) dan perilaku cukup sebanyak 48% (20

responden). Ibu hamil dengan mual muntah memiliki tingkat pengetahuan cukup

sebanyak 100% (3 responden), sikap baik sebanyak 70% (2 responden) dan

perilaku cukup sebnayak 51% (1 responden). Pada ibu menyusui dengan Mastitis

memiliki tingkat pengetahuan baik sebnayak 88% (7 responden), sikap ibu baik

sebanyak 74% (6 responden) dan perilaku baik sebanyak 60% (5 responden).

Hasil dari windshield survey didapatkan mayoritas rumah warga dekat dengan

jalan. Pada kategori lingkungan fisik didapatkan mayoritas lingkungan bersih dan

tertata dengan rumah permanen meskipun padat penduduk, jarak antar rumah

dengan rumah tetangga mayoritas kurang dari 1 meter, sebagian besar warga

memiliki pekarangan di depan rumah, jarak antara rumah dengan kandang

mayoritas tidak berjarak karena dalam satu rumah, untuk pembuangan sampah

mayoritas tertutup namun beberapa warga ada yang masih membakar sampahnya.

Jenis lantai pada warga RW I mayoritas adalah keramik, dan terdapat ventilasi dan

tidak pengap.
452

Kekuatan dari pengkajian ini adalah adanya dukungan serta partisipasi aktif dari

tokoh masyarakat dan kader-kader masyarakat serta peran masyarakat yang

antusias dalam pengisian dan pengumpulan kuesioner yang dibagikan. Sedangkan

kekuatan yang dimiliki mahasiswa dalam tahap ini adalah mahasiswa sangat aktif

dan mampu bekerja sama, mampu membangun hubungan saling percaya dengan

warga. Kelemahan dari pengkajian yang dilakukan adalah terbatasanya interaksi

antara mahasiswa dengan warga dikarenakan banyaknya pekerjaaan warga

sehingga dalam pengisian angket tidak berkenan untuk ditunggui. Sedangkan dari

mahasiswa adalah terkait manajemen waktu kurang maksimal, karena waktu yang

terbatas dengan jumlah responden yang banyak serta pembagian tugas mahasiswa

yang kurang merata.

Kesempatan atau peluang yang diperoleh pada pelaksanaan pengkajian adalah

wilayah yang menjadi praktik mahasiswa sudah pernah digunakan untuk praktik

sebelumnya, karena masyarakat sudah pernah terpapr dengan mahasiswa

menyebabkan masyarakat dengan penuh semangat dan antusias menyambut

kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa. Ancaman yang ditemui dalam

pelaksanaan pengkajian adalah adanya keraguan terhadap keakuratan dari alat

pengumpul data yang dibuat serta keraguan / kesulitannya masyarakat dalam

menjawab angket. Hal ini disebabkan karena dalam pengisisan angket mayoritas

tidak didampingi langsung oleh mahasiswa.

C. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses yang mendefinisikan tujuan dari organisasi,

membuat strategi digunakan untuk mencapai tujuan dari organisasi, serta


453

mengembangkan rencana aktivitas. Perencanaan diawali dengan melakukan

MMD 2 pada tanggal 21 April 2022 yang dihadiri oleh Kepala Kelurahan,

Perwakilan dari Puskesmas, Ketua RW I, Ketua RT I-VII, Kader kesehatan, Kader

agregat, warga RW I dan dosem pembimbing dari kampus untuk melakukan

diskusi terkait masalah kesehatan yang ada di wilayau RW I serta perencanaan

dalam mengatasi masalah kesehtaan sesuai dengan prioritasnya.

Berdasarkan hasil diskusi dan skoring prioritas masalah kesehatan yang ada di

RW I yaitu: 1) Balita dengan ISPA dengan skor total 46; 2) Dewasa dengan

Hipertensi dengan skor total 44; 3) Lansia dengan Asam Urat dengan skor total

42; 4) Anak usia sekolah dengan caries Gigi dengan skor total 41; 5) Ibu menyusui

dengan Mastitis dengan skor total 40; 6) Ibu hamil dengan mual muntah dengan

skor total 38 dan 7) Remaja dengan Disminore dengan skor total 36.

Berdasarkan masalah kesehatan yang ada serta diskusi yang telah dilakukan

bersama-sama menghasilkan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pada tiap

agregatnya. Pada agregat balita masalah kesehatan yang diangkat adalah cara

mengatasi ISPA dengan diberikan penyuluhan berupa roleplay, demonstasi dan

redemonstrasi cara fisioterapi dada dan inhalasi uap sederhana pada balita dengan

ISPA yang akan dilakukan pada hari Senin tanggal 25 April 2022 pukul 09.00

WIB bertempat di halaman rumah bu RT 3 dengan topik “Bersama Kita Cegah

ISPA Pada Balita”.

Pada agregat anak usia sekolah akan mengangkat masalah kesehatan tentang

Caries gigi, dimana akan dilakukan penyuluhan berupa roleplay, pemutaran video,
454

game, demonstrasi dan redemonstrasi cara menggosok gigi dengan baik dan

benar. Kegiatan akan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26 April 2022 pukul

09.00 WIB bertempat di halaman rumah bu RT 3 dengan topik Gerakan BARIS

“Bebas Caries”.

Pada agregat remaja akan mengangkat masalah kesehatan tentang Disminore pada

remaja perempuan, dimana akan dilakukan penyuluhan berupa pemutaran video,

demonstrasi dan redemonstrasi cara mengatasi nyeri disminore dengan teknik

relaksasi nafas dalam, kompres hangat dan teknik abdominal streching exercise.

Kegiatan akan dilakukan pada hari Rabu tanggal 27 April 2022 pukul 09.00 WIB

bertempat di halaman rumah bu RT 4 dengan topik MAS ANDRE “Mengatasi

Nyeri Desminore”.

Pada agregat dewasa dan lansia akan mengangkat masalah kesehatan tentang

Hipertensi dewasa dan Asam Urat lansia, dimana akan dilakukan talk show oleh

pakarnya serta pemutaran video cara mengatasi nyeri hipertensi & asam urat

dengan teknik relaksasi otot progresif . kegiatan akan dilakukan pada hari Kamis

tanggal 28 April 2022 pukul 15.00 WIB di aula Mushola Istiqomah RT 6 dengan

topik DESAKU “Dewasa Sehat dan Berkualitas” dan “Ramadhan Sehat Bebas

Asam Urat”.

Pada agregat ibu hamil dan ibu menyusui mengangkat masalah kesehatan tentang

mual muntah pada ibu hamil dan mastitis pada ibu menyusui, dimana akan

dilakukan kegiatan penyuluhan tentang nutrisi ibu hamil dan cara mengurangi

mual muntah pada ibu hamil. Sedangkan pada ibu menyusui akan dilakukan
455

kegiatan penyuluhan berupa roleplay, demonstrasi dan redemonstrasi terkait cara

perawatan payudara dan pijak oksitosin pada ibu menyusui untuk memeprlancar

produksi ASI. Kegiatan akan dilakukan pada hari Senin tanggal 25 April 2022

pukul 10.00 WIB dengan topik SAMPERIN BUMIL “Bersama Perhatikan Nutrisi

Ibu Hamil” dan “Srawung lan sinau ngASIhi”.

Kekuatan faktor pendukung yang berasal dari masyarakat antara lain sumber daya

masyarakat yang cukup memadai, sarana dan prasarana, dukungan penuh dari

kepala desa, ketua RW, ketua RT, tokok masyarakat, dan kader-kader kesehatan.

Disini terjalin kerja sama dalam merumuskan masalah apa saja yang ada di RW I

ini. Selain dari masyarakat, dukungan dari puskesmas dan kelurahan yang siap

membantu mengatasi kesehatan komunitas melalui sistem rujukan. Kesempatan

pada tahap perencanaan adalah kesesuaian pelaksanaan program-program

kegiatan yang telah disusun dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di

masyarakat dengan program-program kegiatan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah.

Kesulitan yang ditemui adalah apabila rencana yang melibatkan pihak puskesmas

atau kelurahan dilaksanakan pada hari libur atau malam hari, maka dari pihak

puskesmas atau kelurahan tersebut keberatan atau tidak bisa menghadiri dengan

alasan kegiatan di luar jam kerja.


456

D. Implementasi

Implementasi merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan

komunitas yang telah disusun. Implementasi diberikan secara langsung

(penyuluhan kesehatan, demonstrasi, redemonstrasi, pemutaran video, roleplay,

bantuan alat pemeriksaan fisik, dll) maupun tidak langsung (pemberian leaflet)

kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Pada umumnya tindakan keperawatan komunitas yang dilakukan di RW I

Kelurahan Karangayu Kecamatan Semarang Barat sesuai dengan teori yaitu

berfokus pada upaya untuk meningkatkan, mempertahankan, memperbaiki

kesehatan, mencegah penyakit dan rehabilitasi dengan menggunakan strategi

proses kelompok healthy promotion dan partnership.

Dibawah ini diberikan uraian beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan untuk

mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan di RW I

Kelurahan Karangayu Semarang Barat.

1. Balita dengan ISPA

Diagnosis keperawatan yang muncul meliputi (D.0117) pemeliharaan

kesehatan tidak efektif b.d ketidakmampuan mengatasi masalah keluarga,

(D.0099) perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d kurang terpapar informasi

dan (D.0112) kesiapan peningkatan manajemen kesehatan d.d

mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan

pencegahan. Pada agregat balita dengan masalah kesehatan ISPA telah

diberikan penyuluhan berupa roleplay, demonstasi dan redemonstrasi cara

fisioterapi dada dan inhalasi uap sederhana pada hari Senin tanggal 25 April
457

2022 pukul 09.00 WIB bertempat di halaman rumah bu RT 3 dengan topik

“Bersama Kita Cegah ISPA Pada Balita”.

Pemberian teknik fisioterapi dada pada balita dengan ISPA merupakan

tindakan melepaskan lendir atau dahak dari saluran penafasan yang bertujuan

unutk membebaskan jalan nafas dan mengurangi sesak akibat banyaknya dahak

yang terkumpul (Rahayu & Harnanto, 2016). Fisioterapi dada dilakukan

sebelum makan atau 1 sampai 2 jam setelah makan dan dilakukan sebanyak 2

kali sehari yaitu pagi setelah bangn tidur dan sore menjelang tidur atau dapat

dilakukan kapan saja saat balita merasa saluran nafas terdapat penumpukan

sekret (Prayitno, 2019).

Pemberian inhalasi uap sederhana pada balita dengan ISPA terbukti dapat

membantu menghilangkan sumbatan seperti pilek, secret menjadi lebih encer

dan mudah dikeluarkan, selaput lendir tetap lembab, membuat pernapasan

lebih mudah dan lega serta lebih cepat sembuh dari ISPA (Ratnaningsih &

Benggu, 2020). Cara pemberian terapinya adalah dengan menuangkan air

panas ke dalam panci/baskom tahan panas. Lalu tutup kepala dengan

menggunakan handuk kecil dan kepala didekatkan di atas baskom dan

kumpulkan uap dan hiruplah dalam-dalam. Terapi ini juga boleh

ditambahkan dengan mencampurkan minyak-minyak atau herbal-herbal

segar sepertipepermint atau Asian mint. Cara kerja dari inhalasi adalah uap

masuk dariluar tubuh ke dalam tubuh dengan mudah akan melewati paru-

parudialirkan ke pembuluh darah melalui alveoli (Mubarak, Indrawati &

Susanto, 2015).
458

Kegiatan “Bersama Kita Cegah ISPA Pada Balita” dihadiri oleh 22 responden

balita beserta ibunya. Semua responden mampu mengikuti kegiatan dari awal

hingga akhir. Saat penyuluhan dan demonstrasi berlangsung ibu balita antusias

dalam memperhatikan kegiatan, inisiatif bertanya jika kurang faham, mampu

menjawab saat diberikan pertanyaan oleh penyaji dan mampu melakukan

redemonstrasi kegiatan yang sudah diberikan, misalnya semua peserta paham

dan mau mempraktekkan cara melakukan fisioterapi dada dan inhalasi uap

sederhana secara bersama-sama. Evaluasi pada akhir kegiatan terdapat 4 ibu

balita yang bersedia untuk mendemonstrasikan cara melakukan fisioterapi dada

dan inhalasi uap sederhana secara mandiri.

Kekuatan dalam melaksanakan implementasi keperawatan pada balita untuk

masalah kesehatan ISPA adalah adanya dukungan dari Kelurahan, RW, RT dan

Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan serta perawatan pada

balita dengan ISPA dengan tetap mempertimbangkan kemampuan dan

kemudahan dalam penggunaan alat dan bahan. Untuk kelemahan yang

menghambat dalam implementasi ini adalah rewelnya balita saat dilakukan

penyulihan, sehingga ibu balita fokus ke anaknya daripada apa yang

disampaikan saat penyuluhan.

Kesempatan yang perlu dimanfaatkan dalam pelaksanakan implementasi ini

adalah karena keterbatasan anak dalam mengungkapkan ketidaknyamanannya

sehingga ibu balita berkeinginana besar untuk mengetahui cara merawat

anaknya saat mengalami ISPA. Ancaman yang akan menghambat tindakan

untuk melakukan implementasi ini adalah dilakukan saat bulan puasa, sehingga
459

ibu balita ada yang kurang antusias dalam bertanya maupun melakukan

redemosntrasi bersama-sama

2. Anak usia sekolah dengan Caries Gigi

Diagnosis keperawatan yang muncul meliputi (D.0117) pemeliharaan

kesehatan tidak efektif b.d ketidakmampuan mengatasi masalah keluarga,

(D.0099) perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d kurang terpapar informasi

dan (D.0112) kesiapan peningkatan manajemen kesehatan d.d

mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan

pencegahan. Pada agregat anak usia sekolah dengan Caries gigi telah diberikan

implementasi berupa penyuluhan dengan roleplay, pemutaran video, game,

demonstrasi dan redemonstrasi cara menggosok gigi dengan baik dan benar

pada hari Selasa tanggal 26 April 2022 pukul 09.00 WIB bertempat di halaman

rumah bu RT 3 dengan topik Gerakan BARIS “Bebas Caries”.

Pada anak usia sekolah dengan caries gigi yang diajarkan cara menggososk gigi

yang baik dan benar terbukti dapat menjaga kebersihan gigi dan mulut agar

terhindar dari penyakit gigi dan mulut salah satunya adalah mencegah

terjadinya caries gigi (Wahyu, 2013). Akibat caries gigi yang berkepanjangan

pada anak akan menyebabkan banyak masalah kesehatan yaitu masalah infeksi

pada gigi. Semakin sering gosok gigi maka akan mempengaruhi tingkat

kebersihan gigi dan mulut. Anak yang menyikat gigi dengan frekuensi 4 kali

memiliki tingkat kebersihan gigi dan mulut yang jauh lebih baik dibandingkan

anak yang hanya menyikat gigi 1 kali, 2 kali atau 3 kali. Semakin sering

frekuensi gosok gigi anak maka kebersihan gigi anak akan jauh lebih baik.
460

Kondisi kebersihan gigi dan mulut ini tentu akan berpengaruh terhadap

kejadian karies (Ratnaningsih, 2016).

Kegiatan Gerakan BARIS “Bebas Caries” ini dihadiri oleh anak usia sekolah

sejumlah 35 responden. Semua anak mampu mengikuti kegiatan dari awal

hingga akhir. Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan, bersemangat saat

melakukan game bersama-sama, anak-anak paham dan aktif memperagakan

cara menggosok gigi dengan baik dan benar bersama teman-teman, anak-anak

mampu menjawab dengan benar saat ditanya oleh penyaji. Evaluasi pada akhir

kegiatan terdapat 2 anak yang mampu menjelaskan kembali apa yang

disampaikan penyaji serta terdapat 4 anak yang mampu memperagakan cara

menggosok gigi yang baik dan benar secara mandiri.

Kekuatan dalam melaksanakan implementasi keperawatan pada anak usia

sekolah untuk masalah kesehatan caries gigi adalah adanya dukungan dari

Kelurahan, RW, RT dan Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan

serta perawatan pada anak usia sekolah dengan caries gigi dengan tetap

mempertimbangkan kemampuan dan kemudahan dalam penggunaan alat dan

bahan. Untuk kelemahan yang menghambat dalam implementasi ini dirasa

tidak ada, karena para anak-anak sangat antusias.

Kesempatan yang perlu dimanfaatkan untuk melaksanakan implementasi ini

adalah anak-anak sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan, karena anak-

anak berkeinginanan besar untuk mengetahui cara merawat gigi dan bagaimana

cara melakukan gosok gigi yang baik dan benar. Ancaman yang akan
461

menghambat tindakan untuk melakukan implementasi ini adalah dilakukan

saat bulan puasa, sehingga anak-anak tidak bisa melakukan redemontrasi.

3. Remaja perempuan dengan Disminore

Diagnosis keperawatan yang muncul meliputi (D.0117) pemeliharaan

kesehatan tidak efektif b.d ketidakmampuan mengatasi masalah, (D.0112)

kesiapan peningkatan manajemen kesehatan d.d mengekspresikan keinginan

untuk mengelola masalah kesehatan dan pencegahan, dan (D.00113) Kesiapan

peningkatan pengetahuan d.d mengungkapkan minat dalam belajar. Pada

agregat remaja perempuan dengan Disminore telah diberikan implementasi

keperawatan berupa penyuluhan dengan pemutaran video, demonstrasi dan

redemonstrasi cara mengatasi nyeri disminore dengan teknik relaksasi nafas

dalam, kompres hangat dan teknik abdominal streching exercise pada hari

Rabu tanggal 27 April 2022 pukul 09.00 WIB bertempat di halaman rumah bu

RT 4 dengan topik MAS ANDRE “Mengatasi Nyeri Desminore”.

Pada remaja perempuan yang diajarkan cara mengurangi nyeri Disminorea

dengan relaksasi nafas dalam terbukti mampu menurunkan rasa nyeri karena

dapat mengurangi ketegangan otot serta mencegah timbulnya timulus nyeri.

Relaksasi nafas dalam adalah kegiatan yang memadukan otak dan otot, jika

seseorang melakukan relaksasi nafas dalam, puncaknya adalah fisik yang segar

dan perasaan yang nyaman (Mubarak, Indrawati & Susanto, 2015).

Cara untuk mengurangi nyeri Disminorea yang kedua adalah dengan diberikan

kompres hangat pada perut bawah terbukti mampu emnurunkan tingkat nyeri
462

Dismenorhe dimana terjadinya relaksasi otot serta mengurangi iskemia uterus

sehingga nyeri dapat berkurang atau hilang (Lowdermilk, 2013).

Cara untuk mengurangi nyeri Disminorea yang ketiga adalah dengan teknik

Abdominal streching exercise, yang merupakan teknik olahraga untuk

meregangkan otot pada abdomen yang umumnya dijalankan 10 hingga 15

menit guna memaksimalkan kekuatan serta feksibilitas otot. Latihan ini lebih

disarankan untuk mengatasi dismenore karena memiliki teknik yang aman serta

tidak memicu terjadinya efek yang merugikan karena hanya memakai teknik

fisiologis dari tubuh. Pada saat exercise, akan terjadi peningkatan kadar

endorphin yang diproduksi di otak dan juga susunan saraf tulang belakang.

Endorphin inilah yang akan menjadi terapi penenang yang alamiah, sehingga

akan meningkatkan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri (Hasna &

Hasmina, 2017)

Kegiatan MAS ANDRE “Mengatasi Nyeri Desminore” ini dihadiri oleh remaja

perempuan sejumlah 24 responden. Semua remaja mampu mengikuti kegiatan

dari awal sampai akhir. Remaja antusias dalam mendengarkan penyuluhan,

mampu menjawab pertanyaan yang diberikan penyaji, mau bertanya saat

kurang jelas, remaja faham dan mampu memperagakan berrsama-sama cara

mengurangi nyeri Disminorea dengan relaksasi nafas dalam serta kompres

hangat pada perut bawah. Untuk evaluasi akhir kegiatan, terdapat 3 remaja

yang mempu menjelaskan kembali materi yang disampaikan penyaji dan

terdapat 3 remaja yang mampu memperagakan cara mengurangi nyeri


463

Disminorea dengan relaksasi nafas dalam, kompres hangat pada perut bawah

dan tekanik Abdominal streching exercise secara mandiri.

Kekuatan dalam melaksanakan implementasi keperawatan pada remaja untuk

masalah disminore adalah adanya dukungan dari Kelurahan, RW, RT dan

Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan serta perawatan pada

remaja putri dengan disminore dengan tetap mempertimbangkan kemampuan

dan kemudahan dalam penggunaan alat dan bahan. Untuk kelemahan yang

menghambat dalam implementasi ini dirasa tidak ada, karena para remaja putri

sangat antusias.

Kesempatan yang perlu dimanfaatkan untuk melaksanakan implementasi ini

adalah remaja putri sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan, karena anak-

anak berkeinginanan besar untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi

disminore. Ancaman yang akan menghambat tindakan untuk melakukan

implementasi ini adalah ada beberapa remaja putri yang terbiasa mengatasi

nyeri haid dengan menggunakan obat pereda nyeri yang dibeli dari apotek,

karena remaja beranggapan jika meminum obat akan mempercepat mengatasi

nyeri yang dirasa.

4. Dewasa dengan Hipertensi & Lansia dengan Asam Urat

Diagnosis keperawatan yang muncul pada dewasa dengan Hipertensi meliputi

(D.0112) kesiapan peningkatan manajemen kesehatan d.d mengekspresikan keinginan

untuk mengelola masalah kesehatan dan pencegahan, (D.0116) manajemen kesehatan

tidak efektif b.d kompleksitas program perawatan/pengobatan, (D.0099) perilaku

kesehatan cenderung berisiko b.d kurang terpapar informasi. Sedangkan diagnosis


464

keperawatan yang muncul pada lansia meliputi (D.0116) manajemen kesehatan tidak

efektif b.d kompleksitas program perawatan/pengobatan, (D.0112) kesiapan

peningkatan manajemen kesehatan d.d mengekspresikan keinginan untuk mengelola

masalah kesehatan dan pencegahan, (D.0099) perilaku kesehatan cenderung berisiko

b.d kurang terpapar informasiImplementasi yang telah dilakukan adalah pemeriksaan

fisik, talk show oleh pakarnya serta pemutaran video cara mengatasi nyeri hipertensi

& asam urat dengan teknik relaksasi otot progresif pada hari Kamis tanggal 28 April

2022 pukul 15.00 WIB di aula Mushola Istiqomah RT 6 dengan topik DESAKU

“Dewasa Sehat dan Berkualitas” dan “Ramadhan Sehat Bebas Asam Urat”.

Pada dewasa dengan Hipertensi yang diajarkan cara mengurangi nyeri dengan

relaksasi otot progresif terbukti bermanfaat untuk menurnkan resistensi perifer

dan menaikan elastisitas pembuluh darah. Otot-otot dan peredaran darah akan

lebih sempurna dalam mengabil dan mengedarkan oksigen serta relaksasi otot

progresif dapat bersifat vasodilator yang efeknya memperlebar pembuluh

darah dan dapat menurunkan tekanan darah secara langsung. Terapi relaksasi

otot progresif mempunya tujuan untuk mencapai keadaan rileks menyeluruh,

keadaan rileks yang diberikan akan merangsang hipotalamus dengan

mengeluarkan pituitary untuk merilekskan pikiran. Keadaan rileks ditandai

dengan penurunan kadar epinefrin dan nonepinefrin dalam darah, penurunan

frekuensi denyut jantung (sampai mencapai24 kali per menit), penurunan

frekuensi nafas (sampai 4-6 kali per menit), penurunan ketegangan otot,

metabolism menurun, vasodilatasi dan peningkatan temperature pada

ekstremita (Jasmarizal, dkk, 2016).


465

Saat dilakukan pemeriksaan kesehatan meliputi pengecekan tekanan darah,

gula darah dan asam urat pada dewasa dan lansia didapatkan data bahwa

mayoritas lansia memiliki hasil pemeriksaan yang tinggi. Dari 74 dewasa dan

lansia terdapat 55 responden menunjukkan tekanan darah melebihi batas

normal 140/90 mmHg dan terdapat 5 responden dengan gula darah melebihi

batas normal gula darah puasa <126 mg/dl serta terdapat 23 responden yang

memiliki nilai kadar asam urat melebihi batas normal (laki-laki <7 mg/dl dan

perempuan <6 mg/dl).

Pada lansia dengan Asam urat telah diajarkan teknik relaksasi otot progresif

untuk mengurangi nyeri. Tehnik relaksasi otot progresif merupakan terapi yang

terfokus untuk mempertahankan kondisi relaksasi yang dalam yang melibatkan

kontraksi dan relaksasi berbagai kelompok otot mulai dari kaki kearah atas atau

dari kepala ke arah bawah, dengan cara ini maka akan disadari dimana otot itu

akan berada dan dalam hal ini akan meningkatkan kesadaran terhadap respon

otot tubuh (Murniati, ririn isma, 2020).

Tehnik relaksasi otot progresif dapat mengurangi nyeri, kecemasan dan

depresi, meningkatkan kualitas tidur, mengurangi kelelahan dan mengurangi

nyeri. Sehingga tehnik ini merupakan salah satu terapi komplementer yang

dapat diberikan untuk membantu mengendalikan dan mengurangi nyeri

(Kobayashi, S., & Koitabashi, 2016).

Kegiatan DESAKU “Dewasa Sehat dan Berkualitas” dan “Ramadhan Sehat

Bebas Asam Urat” ini dihadiri oleh dewasa dan lansia sejumlah 74 responden.
466

Warga dewasa dan lansia antusias mengikuti kegiatan teruatama saat talk show,

warga antusias dalam bertanya terkait hipertensi dan asam urat, warga paham

dan mampu menjawab saat diberikan pertanyaan oleh pakar dan mampu

memperagakan cara mengurangi nyeri dengan relaksasi otot progresif.

Kekuatan dalam melaksanakan implementasi keperawatan pada kelompok

dewasa dan lansia adalah adanya dukungan dari Kelurahan, RW, RT dan

Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan serta perawatan pada

kelompok dewasa dengan cara melakukan program pengecekan kesehatan

gratis serta melakukan ROP (Relaksasi Otot Progresif). Untuk kelemahan yang

menghambat dalam implementasi ini adalah keterbatasan waktu dalam

melakukan ROP (Relaksasi Otot Progresif) dikarenakan waktu menuju

berbuka puasa.

Kesempatan yang perlu dimanfaatkan untuk melaksanakan implementasi ini

adalah bapak/ibu yang sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan, cek

kesehatan, serta melakukan ROP (Relaksasi Otot Progresif) karena mereka

berkeinginan besar untuk tahu. Ancaman yang akan menghambat tindakan

untuk melakukan implementasi ini adalah beberapa kelompok dewasa & lansia

memiliki pekerjaan yang merupakan rutinitas, sehingga kadang lupa untuk

melakukan anjuran-anjuran untuk mencegah dan mengatasi masalah hipertensi

dan asam urat.


467

5. Ibu hamil dengan mual muntah dan Ibu menyusui dengan Mastitis

Diagnosis keperawatan yang muncul pada ibu hamil adalah (D.0099) perilaku

kesehatan cenderung berisiko b.d kurang terpapar informasi. Dan diagnosis

keperawatan yang muncul pada ibu menyusui meliputi (D.0099) perilaku

kesehatan cenderung berisiko b.d kurang terpapar informasi dan (D.0112)

kesiapan peningkatan manajemen kesehatan d.d mengekspresikan keinginan

untuk mengelola masalah kesehatan dan pencegahan. Implementasi yang telah

dilakukan adalah penyuluhan tentang nutrisi ibu hamil dan cara mengurangi

mual muntah pada ibu hamil. Sedangkan pada ibu menyusui telah dilakukan

kegiatan penyuluhan berupa roleplay, demonstrasi dan redemonstrasi terkait

cara perawatan payudara dan pijak oksitosin untuk memeprlancar produksi

ASI. Kegiatan telah dilakukan pada hari Senin tanggal 25 April 2022 pukul

10.00 WIB dengan topik SAMPERIN BUMIL “Bersama Perhatikan Nutrisi

Ibu Hamil” dan “Srawung lan sinau ngASIhi”.

Pada ibu hamil telah diberikan edukasi/pendidikan kesehatan tentang nutrisi

selama hamil. Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan status nutrisi ibu

hamil yang mengalami resiko KEK sebelum dan sesudah pemberian

pendidikan kesehatan. Dari hasil penelitian Pratiwi, dkk (2020) didapatkan

hasil bahwa edukasi tentang gizi seimbang mampu meningkatkan pengetahuan

ibu hamil. Pengetahuan yang meningkat akan membentuk sikap dari sikap yang

terbentuk akan menentukan perilaku. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan sikap tentang kesehatan sehingga akan mudah terjadi perilaku

sehat. Pendidikan kesehatan akan meningkatkan pengetahuan kemudian sikap

dan perilaku sehat.


468

Pada ibu menyusui telah diajarkan cara perawatan payudara dan pijat oksitosin,

dimana perawatan payudara merupakan perawatan yang dilakukan pada

payudara untuk membantu kebersihan payudara, mengatasi masalah menyusui

dan merangsang hormon Prolaktin. Berdasarkan hasil penelitian Soleha et.al

2019 perawatan payudara pada ibu nifas berpengaruh terhadap produksi ASI

apabila dilakukan dengan baik dan benar (Soleha, 2019). Kombinasi perawatan

payudara dan pijat oksitosin disinyalir juga dapat meningkatkan atau

mempengaruhi produksi ASI. Perawatan payudara secara rutin dapat mencegah

timbulnya masalah-masalah pada ibu postpartum yang menyusui

(Asih;Risneni, 2016). Manfaat perawatan payudara yaitu merangsang

payudara mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan

oksitosin.

Sedangkan pijat oksitosin yang dilakukan pada ibu masa nifas dan menyusui

terbukti mampu mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pijat Oksitosin

merupakan pemijatan bagian sepanjang tulang belakang hingga tulang kosta ke

5 dan 6 sebagai usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin

setelah melahirkan yang memberi efek tenang pada ibu, sehingga ASI dapat

keluar (Rahayuningsih, Mudigdo, & Murti, 2016).

Kegiatan SAMPERIN BUMIL “Bersama Perhatikan Nutrisi Ibu Hamil” dan

“Srawung lan sinau ngASIhi” ini dihadiri oleh ibu hamil dan ibu menyusui

sebanyak 2 ibu hamil dan 7 ibu menyusui. Semua responden mengikuti

kegiatan dari awal hingga akhir, saat kegiatan ibu-ibu sangat antusias untuk

bertanya, mayoritas ibu-ibu paham dan mampu mempraktekkan cara


469

melakukan perawatan payudara dan pijat oksitosin dengan bersama-sama. Pada

evaluasi akhir kegiatan, terdapat 1 ibu hamil dan 2 ibu menyusui mampu

menjawab pertanyaan penyaji dan mempraktekkan cara perawatan payudara

dan pijat oksitosin secara mandiri serta mampu menjelaskan ulang apa yang

disampaikan penyaji.

Kekuatan dalam melaksanakan implementasi adalah adanya dukungan dari

Kelurahan, RW, RT dan Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan

serta kooperatifnya ibu hamil saat diberikan penyuluhan. Untuk kelemahan

yang menghambat dalam implementasi ini dirasa tidak ada, karena para ibu

hamil dan ibu menyusui sangat antusias.

Kesempatan yang perlu dimanfaatkan untuk melaksanakan implementasi ini

adalah para ibu hamil sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan, karena ini

adalah pengalaman pertama hamil sehingga para ibu hamil sangat semangat

ingin tahu segala sesuatu saat masa kehamilan dan pada ibu menyusui adalah

keinginan untuk dapat memeprtahankan produksi ASI yang cukup. Ancaman

yang akan menghambat tindakan untuk melakukan implementasi ini adalah

beberapa ibu hamil memiliki pekerjaan yang merupakan rutinitas, sehingga

kadang lupa untuk melakukan anjuran-anjuran untuk ibu hamil baik tentang

nutrisi maupun istirahat sedangkan pada ibu menyusui ancaman yang akan

menghambat tindakan adalah pada bayi yang terbiasa diberikan susu formula

melalui dot akan sulit untuk kembali menetek ibunya, karena anak tersebut

lebih nyaman dan suka menggunakan dot.


470

E. Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang digunakan untuk

menilai tingkat keberhaslan dari pemecahan masalah keperawatan komunitas

yang ada. Dari evaluasi yang dilaksanakan dapat diketahui masalah kesehatan

komunitas bisa terpecahkan seluruh, sebagian atau tidak terpecahkan tetapi

menimbulkan masalah baru. Kegiatan evaluasi adalah mengukur keberhasilan

dengan mengumpulkan data dan menganalisa.

Evaluasi yang dilakukan terdiri dari 2 bentuk, yang pertama adalah evaluasi

pelaksanaan implementasi dan yang keuda evaluasi persepsi berdasarkan

kuesioner. Berikut dibawah ini hasil evaluasi yang didapatkan:

1. Evaluasi Implementasi

a) Agregat Balita

1) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Hasil capaian :

DS :

(a) Ibu balita mengatakan paham tentang ISPA dan

bagaimana cara mengatasi ISPA pada anaknya

(b) Ibu balita mengatakan paham dan akan melakukan

fisioterapi dada & inhalasi uap sederhana ketika anaknya

mengalami ISPA

DO :

(a) Ibu balita mampu menjelaskan cara mengatasi ISPA

dengan fisioterapi dada & inhalasi uap sederhana


471

(b) Ibu balita mampu mempraktekan bagaimana cara

melakukan fisioterapi dada & inhalasi uap sederhana

Kesimpulan : masalah pemerliharaan kesehatan tidak efektif

teratasi dibuktikan dengan perilaku adaptif meningkat,

pemahaman perilaku sehat meningkat dan kemampuan

menjelaskan perilaku sehat meningkat.

2) Perilaku kesehatan cenderung beresiko

Hasil capaian :

DS :

(a) Ibu balita mengatakan mengetahui cara mencegah ISPA

pada anaknya

(b) Ibu balita mengatakan akan memberikan nutrisi yang

seimbang pada anak agar kekebalan tubuh meningkat

DO :

(a) Ibu balita mampu cara mencegah ISPA pada anaknya

dengan mencuci tangan dan menggunakan masker

(b) Ibu balita mampu menyebutkan makanan bergizi untuk

anaknya

Kesimpulan : masalah perilaku kesehatan cenderung beresiko

teratasi dibuktikan dengan penerimaan terhadap perubahan status

kesehatan meningkat, kemampuan melakukan tindakan

pencegahan masalah kesehatan meningkat dan kemampuan

peningkatan kesehatan meningkat.


472

3) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

Hasil capaian :

DS :

(a) Ibu balita mengatakan mengetahui cara mengurangi

keparahan ketika anaknya terkena ISPA

(b) Ibu balita mengatakan akan menerapkan pola hidup

bersih dan sehat dalam keluarga

DO :

(a) Ibu balita mampu cara mengurangi keparahan ketika

anaknya terkena ISPA dengan cara inhalasi uap dan

fisioterapi dada secara rutin

(b) Ibu balita mampu menjelaskan pola hidup bersih dan

sehat dalam keluarga dengan menerapkan pola makan

gizi seimbang dan menjaga lingkungan rumah

Kesimpulan : masalah kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

teratasi dibuktikan dengan tindakan untuk mengurangi resiko

meningkat dan aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan

kesehatan meningkat.

b) Agregat Anak Usia Sekolah

1) Perilaku kesehatan cenderung beresiko

Hasil capaian :

DS :

(a) Anak mengatakan sudah mengetahui jika tidak

menggosok gigi akan menyebabkan caries gigi


473

(b) Anak mengatakan akan sering menggosok gigi

(c) Anak mengatakan akan menggosok gigi dengan pasta

gigi

DO :

(a) Anak mampu menjelaskan jika tidak menggosok gigi

akan menyebabkan caries gigi , bau mulut dan sakit gigi

(b) Anak mampu menjelaskan cara menggosok gigi dengan

baik dan benar

(c) Anak mampu menjelaskan cara mencegah caries gigi

dengan menggoosok gigi dengan menggunakan pasta

gigi

Kesimpulan : masalah perilaku kesehatan cenderung beresiko

teratasi dibuktikan dengan penerimaan terhadap perubahan status

kesehatan meningkat, kemampuan melakukan tindakan

pencegahan masalah kesehatan meningkat dan kemampuan

peningkatan kesehatan meningkat.

2) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

Hasil capaian :

DS :

(a) Anak mengatakan mengetahui cara mencegah dan

mengatasi caries gigi

(b) Anak mengatakan mengetahui cara menggosok gigi

dengan baik dan benar


474

DO :

(a) Anak mampu menjelaskan cara menggosok gigi dengan

baik dan benar

(b) Anak mampu menjelaskan cara mencegah caries gigi

dengan menggoosok gigi dengan menggunakan pasta

gigi

Kesimpulan : masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

teratasi dibuktikan dengan perilaku adaptif meningkat,

pemahaman perilaku sehat meningkat dan kemampuan

menjelaskan perilaku sehat meningkat.

3) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

Hasil capaian :

DS :

(a) Anak mengatakan bahwa makanan manis dapat

menyebabkan caries gigi

(b) Anak mengatakan mengetahui menggosok gigi 2x sehari

dapat mengurangi caries gigi

DO :

(a) Anak mampu menjelaskan bahwa makanan manis dapat

menyebabkan caries gigi seperti coklat dan permen

(b) Anak mampu menjelaskan kapan waktu yang tepat

menggosok gigi yaitu pagi setelah sarapan dan malam

sebelum tidur

Kesimpulan : masalah kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

teratasi dibuktikan dengan tindakan untuk mengurangi resiko


475

meningkat dan aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan

kesehatan meningkat.

c) Agregat Remaja

1) Kesiapan peningkatan pengetahuan

Hasil capaian :

DS :

(a) Remaja putri mengatakan mengetahui cara mengatasi

nyeri disminore

(b) Remaja putri mengatakan sudah mengetahui pengertian

relaksasi nafas dalam, kompres hangat dan abdominal

streaching

DO :

(a) Remaja putri mampu menjelaskan bahwa relaksasi nafas

dalam, kompres hangat dan abdominal streaching dapat

mengurangi nyeri disminore

(b) Remaja putri mampu menjelaskan pengertian relaksasi

nafas dalam, kompres hangat dan abdominal streaching

Kesimpulan : masalah kesiapan peningkatan pengetahuan teratasi

dibuktikan dengan kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang

suatu topik meningkat, perilaku sesuai dengan pengetahuan

meningkat, pertanyaan tentang masalah yang dihadapi meningkat,

dan persepsi yang keliru terhadap masalah meningkat.


476

2) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

Hasil capaian :

DS :

(a) Remaja putri mengatakan akan melakukan teknik

relaksasi nafas dalam, kompres hangat dan abdominal

streaching saat nyeri disminore

(b) Remaja putri mengatakan akan menerapkan pola makan

yang seimbang

DO :

(a) Remaja putri mampu mempraktekkan teknik relaksasi

nafas dalam, kompres hangat dan abdominal streaching

saat nyeri disminore

(b) Remaja putri mampu menejelaskan pola makan yang

seimbang yaitu memperbanyak mengkonsumsi sayur

dan buah

Kesimpulan : masalah kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

teratasi dibuktikan dengan tindakan untuk mengurangi resiko

meningkat dan aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan

kesehatan meningkat.

3) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Hasil capaian :

DS :

(a) Remaja putri mengatakan akan mengurangi aktivitas

yang dapat menyebabkan nyeri haid

(b) Remaja putri mengatakan paham mengenai aplikasi flo


477

DO :

(a) Remaja putri mampu menjelaskan bahwa mengurangi

aktivitas dapat menyebabkan nyeri haid

(b) Remaja putri mampu menejelaskan aplikasi flo terkait

kapan remaja akan haid sehingga remaja dapat

mengantisipasi nyeri haid

Kesimpulan : masalah pemerliharaan kesehatan tidak efektif

teratasi dibuktikan dengan perilaku adaptif meningkat,

pemahaman perilaku sehat meningkat dan kemampuan

menjelaskan perilaku sehat meningkat.

d) Agregat Dewasa

1) Perilaku kesehatan cenderung beresiko

Hasil capaian :

DS :

(a) Dewasa mengatakan sudah tahu jika makan makanan

asin dapat menyebabkan hipertensi

(b) Dewasa mengatakan tahu cara menurunkan tekanan

darah secara mandiri

DO :

(a) Dewasa mampu menyebutkan buah penurun tekanan

darah missal melon, semangka dan timun

(b) Dewasa mampu menjelaskan cara mengurangi pusing

hipertensi dengan istirahat


478

Kesimpulan : masalah perilaku kesehatan cenderung beresiko

teratasi dibuktikan dengan penerimaan terhadap perubahan status

kesehatan meningkat, kemampuan melakukan tindakan

pencegahan masalah kesehatan meningkat dan kemampuan

peningkatan kesehatan meningkat.

2) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

Hasil capaian :

DS :

(a) Dewasa mengatakan sudah mengetahui cara

mengurangi nyeri hipertensi dengan relaksasi otot

progresif

(b) Dewasa mengatakan akan rutin ke pelayanan kesehatan

DO :

(a) Dewasa mampu menjelaskan cara relaksasi otot

progresif dengan baik dan benar

(b) Dewasa mampu memperagakan relaksasi otot

progresif secara mandiri

Kesimpulan : masalah kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

teratasi dibuktikan dengan tindakan untuk mengurangi resiko

meningkat dan aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan

kesehatan meningkat.

3) Manajemen kesehatan tidak efektif

DS :

(a) Dewasa mengatakan sudah mengetahui tentang diit

DASH
479

(b) Dewasa mengatakan akan rutin ke pelayanan kesehatan

DO :

(a) Dewasa mampu menjelaskan cara relaksasi otot

progresif dengan baik dan benar

(b) Dewasa mampu menjelaskan diit DASH

Kesimpulan : masalah manajemen kesehatan tidak efektif teratasi

dibuktikan dengan melakukan tindakan untuk mengurangi faktor

resiko meningkat, menerapkan program perawatan meningkat dan

aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan kesehatan.

e) Agregat Lansia

1) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

Hasil capaian :

DS :

(a) Lansia mengatakan sudah mengetahui cara

mengurangi nyeri asam urat dengan relaksasi otot

progresif

(b) Lansia mengatakan akan rutin ke pelayanan kesehatan

DO :

(a) Lansia mampu menjelaskan cara relaksasi otot

progresif dengan baik dan benar

(b) Lansia mampu memperagakan relaksasi otot progresif

secara mandiri

Kesimpulan : masalah kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

teratasi dibuktikan dengan tindakan untuk mengurangi resiko


480

meningkat dan aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan

kesehatan meningkat.

2) Manajemen kesehatan tidak efektif

Hasil capaian :

(a) Lansia mengatakan sudah mengetahui tentang diit

DASH

(b) Lansia mengatakan akan rutin ke pelayanan kesehatan

DO :

(a) Lansia mampu menjelaskan cara relaksasi otot

progresif dengan baik dan benar

(b) Lansia mampu menjelaskan diit DASH

Kesimpulan : masalah manajemen kesehatan tidak efektif teratasi

dibuktikan dengan melakukan tindakan untuk mengurangi faktor

resiko meningkat, menerapkan program perawatan meningkat dan

aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan kesehatan.

3) Perilaku kesehatan cenderung beresiko

Hasil capaian :

DS :

(a) Lansia mengatakan sudah tahu jika makan makanan

tinggi purin dapat menyebabkan asam urat

(b) Lansia mengatakan tahu cara menurunkan asam urat

DO :

(a) Lansia mampu menyebutkan makanan yang dapat

menyebabkan asam urat seperti jeroan , kacang-

kacangan, seafood
481

(b) Lansia mampu menjelaskan cara mengurangi nyeri

asam urat dengan relaksasi otot progresif

Kesimpulan : masalah perilaku kesehatan cenderung beresiko

teratasi dibuktikan dengan dengan penerimaan terhadap perubahan

status kesehatan meningkat, kemampuan melakukan tindakan

pencegahan masalah kesehatan meningkat dan kemampuan

peningkatan kesehatan meningkat.

f) Agregat ibu hamil

1) Perilaku kesehatan cenderung beresiko

Hasil capaian :

DS :

(a) Ibu hamil mengatakan mengetahui cara mencegah

terjadinya mual muntah selama kehamilan

(b) Ibu hamil mengatakan mengetahui nutrisi yang baik

untuk janinnya

DO :

(a) Ibu hamil mampu menjelaskan cara mencegah

terjadinya mual muntah yaitu dengan makan sedikit

tapi sering

(b) Ibu hamil mampu menjelaskan nutrisi yang baik yaitu

dengan mengkonsumsi buah dan sayur yang cukup

Kesimpulan : masalah perilaku kesehatan cenderung beresiko

teratasi dibuktikan dengan penerimaan terhadap perubahan status

kesehatan meningkat, kemampuan melakukan tindakan


482

pencegahan masalah kesehatan meningkat dan kemampuan

peningkatan kesehatan meningkat.

h) Agregat ibu menyusui

1) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

Hasil capaian :

DS :

(a) Ibu menyusui mengatakan akan melakukan perawatan

payudara setiap hari

(b) Ibu menyusui mengatakan akan melakukan pijat

oksitosin sesuai kebutuhan

DO :

(a) Ibu menyusui mampu mempraktekkan cara melakukan

perawatan payudara dengan cara menjaga kebersihan

payudara

(b) Ibu menyusui mampu mempraktekkan cara melakukan

pijat oksitosin dengan benar

Kesimpulan : masalah kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

teratasi dibuktikan dengan tindakan untuk mengurangi resiko

meningkat dan aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi tujuan

kesehatan meningkat.
483

2) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Hasil capaian :

DS :

(a) Ibu menyusui mengatakan sudah mengetahui cara

perawatan payudara

(b) Ibu menyusui mengatakan sudah paham manfaat pijat

oksitosin

DO :

(a) Ibu menyusui mampu menyebutkan cara perawatan

payudara

(b) Ibu menyusui mampu menjelaskan manfaat dan cara

melakukan pijat oksitosin

Kesimpulan : masalah pemerliharaan kesehatan tidak efektif

teratasi dibuktikan dengan penerimaan terhadap perubahan status

kesehatan meningkat, kemampuan melakukan tindakan

pencegahan masalah kesehatan meningkat dan kemampuan

peningkatan kesehatan meningkat.

2. Evaluasi Persepsi

a) Agregat Balita

1) Pengetahuan dari cukup 80% (20 responden) menjadi baik 84%

(21 responden)

2) Sikap dari cukup 60% (15 responden) menjadi baik 89% (22

responden)
484

3) Perilaku dari cukup 60% (15 responden) menjadi baik 84% (21

responden)

b) Agregat Anak Usia Sekolah

1) Pengetahuan dari cukup 11,1% (4 responden) menjadi baik

88,9% (27 responden)

2) Sikap dari cukup 20,1% (6 responden) menjadi baik 79,9% (25

responden)

3) Perilaku dari cukup 34,2% (11 responden) menjadi baik 65,8%

(20 responden)

c) Agregat Remaja

1) Pengetahuan dari cukup 82,2% (23 responden) menjadi baik 75%

(21 responden)

2) Sikap cukup dari 85,8% (24 responden) menjadi baik 80% (22

responden)

3) Perilaku dari cukup 92,8% (26 responden) menjadi baik 82% (24

responden)

d) Agregat Dewasa

1) Pengetahuan dari cukup 53,4% (23 responden) menjadi baik 80%

(34 responden)

2) Sikap dari cukup 60,9% (26 responden) menjadi baik 77% (33

responden)

3) Perilaku dari cukup 71,8% (31 responden) menjadi baik 80% (34

responden)
485

e) Agregat Lansia

1) Pengetahuan dari cukup 53% (22 responden) menjadi 59% (24

responden)

2) Sikap dari cukup 48% (20 responden) menjadi baik 53% (22

responden)

3) Perilaku dari cukup 48% (20 responden) menjadi baik 62% (26

responden)

f) Agregat Ibu Hamil

1) Pengetahuan dari cukup 100% (3 responden) menjadi baik 79%

(2 responden)

2) Sikap dari baik 70% (2 responden) menjadi baik 83% (2

responden)

3) Perilaku dari cukup 51% (1 responden) menjadi 83% (2

responden)

g) Agregat Ibu Menyusui

1) Pengetahuan dari baik 88% (7 responden) menjadi 90% (7

responden)

2) Sikap dari baik 74% (6 responden) menjadi 90% (7 responden)

3) Perilaku dari baik 60% (5 reponden) menjadi 93% (7 responden)


486

F. Rencana Tindak Lanjut

Rencana tindak lanjut merupakan kegiatan yang harus dilakukan pada tahap

berikutnya dan dinyatakan dalam satu rangkaian kegiatan yang berkelanjutan

termasuk perubahan yang perlu diperlukan untuk mengatasi masalah yang

belum terselesaikan di wilayah. Berikut ini rencana tindak lanjut yang akan

diterapkan di RW 1 Kelurahan Karangayu :

1. Agregat balita

a) Booklet, diharapkan booklet dapat dibacakan kembali oleh kader

setiap bulan sekali saat kegiatan posyandu

b) Poster, poster akan dipasang di posyandu

PJ Kader balita : Bu Umi

Tempat : Rumah bu RT 3

2. Agregat anak usia sekolah

a) Poster akan ditempelkan di papan pengumuman SD

PJ Kader Anak Usia Sekolah : Bu Erna

Tempat : Rumah bu RT 5

3. Agregat remaja

a) Video abdominal stretching exercise yang akan dishare melalui grup

WA pada remaja

PJ Kader Remaja : Bu Emi

Tempat : Rumah bu RT 4
487

4. Agregat dewasa dan lansia

a) Video relaksasi otot progresif yang akan dishare melalui grup WA

b) Poster diit DASH yang akan ditempel saat kegiatan posbindu PTM

setiap 1 bulan sekali

PJ Kader dewasa dan lansia : Bu Santoso

Tempat : Rumah bu RT 1

5. Agregat ibu hamil dan menyusui

a) Poster perawatan payudara, pijat oksitosin, dan nutrisi pada ibu hamil

yang akan ditempel saat kegiatan posyandu

b) Peragaan kembali perawatan payudara dan pijat oksitosin

PJ Kader ibu hamil dan menyusui : Bu Win

Tempat : Rumah bu RT 7
488

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil pengkajian di wilayah Kelurahan Karangayu Kota

Semarang yang dimulai pada tanggal 18 - 23 April 2022 melalui Focus Group

Discussion (FGD), Whinshield survey dan penyebaran angket kepada 180

responden di RW I Kelurahan Karangayu Semarang Barat, diantaranya yang

berpartisipasi di RT 01 sejumlah 16 responden, RT 02 sejumlah 17

responden, RT 03 sejumlah 32 responden, RT 04 sejumlah 29 responden, RT

05 sejumlah 37 responden, RT 06 sejumlah 35 responden dan RT 07 sejumlah

14 responden.

2. Data yang diperoleh dari hasil pengkajian mengenai masalah Kesehatan

dengan menggunakan angket didapatkan pada kelompok ibu balita terkait

ISPA memiliki pengetahuan cukup sebanyak 80% (20 responden), sikap

cukup sebanyak 60% (15 responden) dan perilaku cukup sebanyak 60% (15

responden). Pada anak usia sekolah dengan caries gigi memiliki pengetahuan

baik sebanyak 61,3% (19 responden), sikap baik sebanyak 61% (19

responden) dan perilaku cukup sebanyak 65% (20 responden). Pada remaja

memiliki pengetahuan cukup sebanyak 82,2% (23 responden), sikap cukup

sebanyak 85,8% (24 responden) dan perilaku cukup sebanyak 92,8% (26

responden). Pada dewasa memiliki pengetahuan cukup sebanyak 53,4% (23

responden), sikap baik sebanyak 55,8% (24 responden) dan perilaku baik

sebanyak 65,1% (28 responden). Pada lansia memiliki pengetahuan cukup

sebanyak 53% (22 responden), sikap cukup sebanyak 48% (20 responden)
489

dan perilaku cukup sebanyak 48% (20 responden). Pada ibu hamil memiliki

pengetahuan cukup sebanyak 100% (3 responden), sikap baik sebanyak 70%

(2 responden) dan perilaku cukup sebanyak 51% (1 responden). Pada ibu

menyusui memiliki pengetahuan baik sebanyak 88% (7 responden), sikap

baik sebanyak 74% (6 responden) dan perilaku baik sebanyak 60% (5

responden).

3. Diagnosa keperawatan komunitas yang muncul di wilayah RW I Keluarahan

Karangayu meliputi (D.0117) pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d

ketidakmampuan mengatasi masalah keluarga, (D.0099) perilaku kesehatan

cenderung berisiko b.d kurang terpapar informasi, (D.0112) kesiapan

peningkatan manajemen kesehatan d.d mengekspresikan keinginan untuk

mengelola masalah kesehatan dan pencegahan, (D.0113) Kesiapan

peningkatan pengetahuan d.d mengungkapkan minat dalam belajar dan

(D.0116) Manajemen kesehatan tidak efektif b.d kompleksitas program

perawatan/pengobatan.

4. Intervensi yang dilakukan meliputi penyuluhan, roleplay, pemutaran video,

talk show, demonstrasi dan redemonstrasi yang akan dilakukan mulai tanggal

25-28 April 2022 bertempat di halaman rumah RW 3, 4 dan Mushola

Istiqomah. Kegiatan meliputi cara perawatan balita ISPA dengan fisioterapi

dada dan inhalasi uap sederhana, cara menggosok gigi yang baik dan benar

pada anak usai sekolah, cara mengurangi nyeri Disminore pada remaja

perempuan, cara mengurangi nyeri pada dewasa dengan Hipertensi dan Asam

urat pada lansia, cara mengurangi mual muntah dan kecukupan nutrisi ibu

hamil serta perawatan payudara dan pijat oksitosin pada ibu menyusui.
490

5. Implementasi yang telah dilakukan meliputi penyuluhan, roleplay, pemutaran

video, talk show, demonstrasi dan redemonstrasi pada tanggal 25-28 April

2022 bertempat di halaman rumah RW 3, 4 dan Mushola Istiqomah. Warga

mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir, warga antuasias

mengikuti kegiatan, mau bertanya jika belum jelas, warga paham dan mampu

menjawab pertanyaan penyaji, warga aktif dalam melakukan kegiatan

redemonstrasi baik bersama-sama maupun mandiri dan mampu menjelaskan

kembali materi yang disampaikan penyaji.

6. Evaluasi yang didapatkan pada agregat balita dengan 3 diagnosis

keperawatan sudah dilakukan analisis semua dan teratasi keseluruhan. Anak

usia sekolah dengan 3 diagnosis keperawatan sudah dianalisis semua dan

teratasi keseluruhan. Remaja dengan 3 diagnosis keperawatan sudah

dianalisis semua dan teratasi keseluruhan. Dewasa dengan 3 diagnosis

keperawatan sudah dianalisis semua dan teratasi keseluruhan. Lansia dengan

3 diagnosis keperawatan sudah dianalisis semua dan teratasi keseluruhan. Ibu

hamil dengan 1 diagnosis keperawatan sudah dianalisis semua dan teratasi

keseluruhan serta ibu menyususi dengan 2 diagnosis keperawatan sudah

dianalisis semua dan teratasi keseluruhan.


491

B. Saran

1. Mahasiswa Keperawatan

Diharapkan mahasiswa mampu lebih aktif dan mampu menggali masalah

kesehatan yang ada di masyarakat serta mampu memberikan implementasi

yang menarik, inovatif dan efektif mengatasi masalah kesehatan yang ada.

Supaya masyarakat tidak merasa bosan dengan adanya inovasi baru tiap

periode stase komunitas meskipun di wilayah yang sama.

2. Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan dapat menjadikan laporan ini sebagai

rujukan, perbandingan dan bahan pertimbangan untuk pemilihan wilayah

binaan maupun pelaksanaan stase komunitas di wilayah yang sama, apakah

ada perubahan masalah kesehatan pada tiap tahun stase komunitas.

3. Masyarakat

Diharapkan kedepannya setelah mahasiswa menyelesaikan stase komunitas

dan meninggalkan wilayah, masyarakay mampu melaksanakan implementasi

lanjutan secara mandiri dibawah pengawasan oleh kader puskesmas, kader

kesehatan, RW dan RT di RW I Kelurahan Karangayu. Sehingga tindakan

yang diberikan dapat bermanfaat secara terus-menerus dan dapat efektif

mengatasi masalah kesehatan yang ada.


492

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Akbar. (2019). Buku Ajar Konsep-Konsep Dasar Dalam Keperawatan

Komunitas, Yogyakarta: CV Budi Utama.

Asih;Risneni, Y. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta:

Trans Info Media (TIM).

Ayu, K. (2013). Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC

Azrul, A. (2014). Teori dan Praktek Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC

Clark. (2014). Nursing in the community: Dimensions of community health nursing,

Standford. Connecticut: Appleton & Lange

Dermawan, D. (2012). Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Gosyen

Publishing

Harnilawati. (2013). Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi: Pustaka

Hasnah, Harmina. (2017). Efektifitas terapi abdominal stretching exercise dengan

semangka terhadap dismenorhea. Journal of Islamic Nursing.

Hidayat, A. (2014). Pengantar konsep Dasar keperawatan. Jakara: Salemba Medika

Iqbal, M, W. (2012). Pengantar Keperawatan Komunitas. Surabaya : Penerbit Sagung

Seto

Jasmarizal, dkk. (2016). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot ProgresifTerhadap

Penurunan Tekanan Darah Sistolik Pada Lansia Dengan Hipertensi.Padang :

STIKES Mercubaktijaya
493

Kobayashi, S., & Koitabashi, K. (2016). Complemen¬tary Therapies in Medicine

Effects of progres¬sive muscle relaxation on cerebral activity : An fMRI

investigation. Complementary Therapies in Medicine.

Lowdermilk, Jense.(2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Maryani, D. (2014). Ilmu Keperawatan Komunitas. Bandung: CV Yrama Widya

Maurer, F, Smith, C. (2009). Community/Public Health Nursing Practice.

Louis:Saunders Elsevier

Mubarak, I & Chayatin, N. (2017). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi.

Jakarta :Salemba Medika

Mubarak, Indrawati dan Susanto. (2015). Buku 1 Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.

Salemba Medika.Jakarta

Mubarak, I, W. (2009). Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Jakarta

: CV. Sagung Seto

Murniati, ririn isma, feti. (2020). pelatihan relaksaasi otot progresif pada kader

posyandu lansia di posyandu lansia RW 05 Desa kalibagor. Journal of

Community Engagement in Health

Nies, M., & McEween, M. (2019). Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga.

Jakarta: Elsevier.

Prasetyo. (2014). Model Keperawatan. Jakarta: EGC

Pratiwi, I.G, dan Hamidiyanti, Baiq. Y. F. (2020). Edukasi Tentang Gizi Seimbang

Untuk Ibu Hamil Dalam Pencegahan Dini Stunting. Jurnal pengamas kesehatan

Sasambo. Poltekkes Kemenkes Mataram Indonesia. E-ISSN 2715-0496.

Prayitno. (2019). Fisioterapi Dada Pada Anak Anak. Dinkes Yogyakarta. https://

dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/fisioterapi-dada-pada-anak-anak
494

Rahayu, S., & Harnanto,addi mardi. (2016). Modul Bahan Ajar Keperawatan

Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2. Kemenkes RI.

Ratnaningsih, E., & Benggu, nita ivana. (2020). Terapi Komplementer Dalam

Mengatasi Ispa Pada Ibu Yang Memiliki Balita Di Dusun Setan Desa

Maguwoharjo, Kelurahan Depok, Kabupaten Sleman. Jurnal Ilmiah Ilmu

Kebidanan Dan Kesehatan

Ratnaningsih, T. (2016). Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Karies Gigi Pada

Anak Usia 7 – 9 Tahun. Jurnal Kesehatan Bhamada,

Rahayuningsih, T., Mudigdo, A., & Murti, B. (2016). Effect of Breast Care and

Oxytocin Massage on Breast Milk Production: A study in Sukoharjo Provincial

Hospital. Journal of Maternal and Child Health, 01(02), 101–109.

https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.02.05

Riyadi. (2010). Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika

Rofikoh. (2014). Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Sagung

sego

Sholeha, S. N., Sucipto, E., & Izah, N. (2019). Pengaruh Perawatan Payudara

Terhadap Produksi ASI Ibu Nifas.Oksitosin : Jurnal Ilmiah Kebidanan, 6(2),98–

106. https://doi.org/10.35316/oksitosin.v6i2.491

Wahyu, dkk. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Menjaga

Kesehatan Gigi Anak Usia Prasekolah di Taman Kanak-kanak Ar-Ridlo

Kecamatan Blimbing Kota Malang.

Widagdo, w., & Khollifah, n. S. (2016). Keperawatan keluarga dan komunitas. Jakarta

: Pusdik SDM Kesehatan

Widyanto, F. (2014). Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis.

Yogyakarta: Nusa Medika


495

LAMPIRAN
Lampiran 1
496

SUSUNAN PANITIA KEGIATAN

a. Ketua : Fariz Alqomar Z W

b. Wakil Ketua : Dyah Nur Madani

c. Sekretaris : 1. I'in Nur Khosidah

2. Anifahtul Aghiyah

3. Rinjani Nur Affanin

d. Bendahara : 1. Farikhah Ismawati

2. Suci Ferikawati

e. Penanggung Jawab Agregat

1. Balita : a) Aldha Sonia

b) Siti Andriyan Wahyuni

2. Aus : a) Erlinawati

b) Nurul Suryasari

3. Remaja : a) Bunga Putri Ismunayulia

b) Siti Nurul Silfina

4. Dewasa : a) Ade Kristianti

b) Cindy Putri Utami

5. Lansia : a) Aprilia Yunita Putri

b) Rahayu Utami

6. Bumil & Busui : a) Bekti Romaningsih

b) Sarah Nursa Alganis

f. Seksi Perkap : 1. Fajar Kurnia Shandy

2. Hernanda Adhe Nugroho

3. Fransiska Fanilaning T

4. Anggie Novita Sari


497

5. Yulita Putri Siswanti

6. Laura Indria Berliana

7. Renny Setiawati

g. Seksi Danus : 1. Anisa Dwi Cahyani

2. Adinda Destria Tanjaya

3. Aisa Vaatun

4. Novita Sari

5. Kholida Afianingrum

6. Fladilla Nurmawati V

7. Era Avicka Maharani

8. Dini Candra Martyana

9. Andriana Puji R

10. Durotun Nafisah

h. Seksi Dokumentasi : 1. Vita Dwi Nurhaeni

2. Dewi Yustia Ningsih

i. Mc : Irmawati

j. Moderator : Dwi Rahayu Lukitasari

k. Notulen : Nurhana Diah Mahroji

l. Fasilitator : 1. Ardiyanti Artika

2. Arimbi Retno Pembayun

m. Dokumentasi : 1. Ida Riyana

2. Eni Wulandari
Lampiran 2
498

INSTRUMEN PENGKAJIAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES TELOGOREJO SEMARANG
JL. PURI ANJASMORO RAYA/JL. ARTERI YOS SUDARSO SEMARANG 50144

No.

ANGKET PENGKAJIAN DATA UMUM

Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti
2. Pilih salah satu jawaban yang menurut anda, yang dianggap paling tepat
dengan cara memberi tanda centang (√) pada huruf yang benar dari setiap
pertanyaan.
3. Isilah …… (titik-titik) sesuai jawaban Bapak/Ibu.
4. Dalam pengisian angket mohon diisi secara jujur. Karena penulis menjamin
bahwa jawaban yang diterima hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

A. PENGKAJIAN
Apakah dalam keluarga memiliki riwayat sakit (3 bulan lalu)?
 Tidak
 Ya
Balita Anak Usia Sekolah Remaja
1. ISPA  1. Karies gigi 1. Disminore 
2. Diare   2. Insomnia 
3. Stunting  2. Kecanduan gadget  3. Pengguna NAPZA
4. DBD  3. Gizi kurang 
 4. Penyakit menular seksual 
4. ISPA 5. Merokok 

5. Scabies

Dewasa Lansia Ibu Hamil & Ibu Menyusui
1. Tuberculosis (TBC) 1. Asam urat  Ibu Hamil
 2. Diabetes mellitus (DM)  1. Anemia 
2. Diabetes mellitus (DM)  3. Hipertensi  2. Hipotensi 
3. Asam urat 4. Stroke  3. Mual muntah 
 5. Tuberculosis (TBC)  Ibu Menyusui
1. ASI tidak lancer 
2. Payudara bengkak & lecet
(Mastitis) 
499

1. DATA INTI
a. Sejarah
1) Apakah Bapak/ Ibu tahu sejarah berdirinya kampung ini?
2) Apa saja perubahan kampung ini dari mulai Bapak/ Ibu tinggal
disini sampai saat ini?

b. Demografi
1) Nama Kepala Keluarga (inisial) :
2) Pekerjaan :
 Swasta
 Wiraswasta
 PNS
 lain-lain…….
3) Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah :
1
2
3
4
 >4

No Nama Anggota Hub. dg kepala Keadaan Fisik


L/P Umur TB/BB Agama Pendidikan Pekerjaan
Keluarga keluarga
Sehat Sakit

c. Suku dan budaya


Suku:
 Sunda
500

 Jawa
 Lain-lain…..
Agama:
 Islam
 Protestan
 Katholik
 Hindu
 Budha

d. Nilai dan keyakinan


1) Apakah keluarga anda memliki keyakinan untuk bisa menyelesaikan
suatu permasalahan?
 Ya
 Tidak
2) Bagaimana keluarga anda dalam menyelesaikan sebuah masalah?
 Keputusan diambil oleh kepala keluarga
 Keputusan diambil oleh anggota keluarga (pemilik masalah)
 Keputusan diambil dengan musyawarah
3) Apakah anak-anak dilingkungan rumah memiliki aturan jam malam?
 Ya , jam …..
 Tidak

2. SUB SISTEM
a. Lingkungan Fisik
1) Bagaimana status kepemilikan rumah anda saat ini?
 Milik sendiri
 Kontrak/kost
2) Jenis perumahan apa yang dimiliki keluarga anda?
 Permanen
 Semi Permanen
 Tidak Permanen
3) Jenis lantai apa yang digunakan?
Tegel/ Semen  Tanah
 Papan  Keramik
501

4) Berapa kali dalam sehari anda membersihkan rumah (menyapu)?


Tidak pernah  2 kali sehari
 1 kali sehari > 2 kali sehari
5) Bagaimana kebersihan perobot rumah tangga?
 Bersih
 Berdebu
6) Apakah ada jarak antara rumah anda dan rumah tetangga?
 Ya  Tidak
7) Jika YA, berapa jarak antara rumah anda dan rumah tetangga?
 1-3 meter
> 3 meter
8) Apakah tinggi pada langit-langit dari lantai rumah anda 2,4 meter?
 Ya
 Tidak
9) Apakah terdapat jendela didalam rumah anda?
 Ada, di buka  Tidak
 Ada, di buka
10) Apakah luas jendela rumah anda >10% dari luas lantai?
 Ya
 Tidak
11) Apakah di dalam rumah anda merasa pengap?
 Ya
 Tidak
12) Bagaiman jenis MCK yang terdapat di rumah anda?
 Di dalam rumah
 Di luar rumah
13) Berapa jarak sumber air dengan MCK dirumah anda?
< 10 meter
> 10 meter
14) Apakah jenis jamban yang terdapat di rumah anda?
 WC jongkok  Kolam
 WC duduk  Sembarang
502

15) Bagaimana kondisi jamban yang terdapat di rumah anda saat ini?
 Bersih
 Tidak Bersih
16) Apakah sumber air dalam rumah anda? (bisa centang lebih dari 1)
 Air sumur  Air PAM
 Air Artetis  Air sungai
17) Apakah sumber air minum yang anda gunakan?
 Masak sendiri
 Isi ulang
18) Apakah jenis penampungan air yang anda gunakan ?
 Bak mandi  Ember
 Gentong  Lain-lain ………..
19) Bagaiman kondisi tempat penampungan air d rumah anda?
 Tertutup
 Terbuka
20) Berapa kali dalam sebulan tempat penampungan air di rumah anda
dilakukan pengurasan?
 1 kali  Lebih dari 3 kali
 2 kali  Tidak pernah
21) Bagaimana kondisi tempat pembuangan sampah di rumah anda?
 Terbuka
 Tertutup
22) Apakah rumah anda pernah dilakukan foging (pengasapan)?
 Pernah
 Tidak pernah
23) Berapa kali foging atau pengasapan tersebut dilakukan dalam 1
tahun?
 Tidak pernah 1
< 1 > 1
24) Apakah sering terjadi banjir atau rob dilingkungan rumah anda?
 Tidak pernah  3-5 kali tiap bulan
 1-3 kali tiap bulan >5 kali tiap bulan
503

25) Apakah banjir atau rob masuk ke rumah anda?


 Ya
 Tidak
26) Apakah keluarga anda mengalami gatal-gatal setelah terjad banjir
atau rob?
 Ya
 Tidak
27) Apakah dirumah anda terdapat pekarangan yang dapat
dimanfaatkan?
 Ya
 Tidak
28) Jika YA, dimanfaatkan untuk apa? (bisa centang lebih dari 1)
 Toga  Tanaman hias
 Buah-buahan  Sayuran
29) Apakah di rumah anda tedapat kandang untuk memelihara hewan
ternak?
 Ya
 Tidak
30) Jika YA, berapa jarak antara kandang dengan rumah anda
 Tidak ada jarak  1 meter
<1 meter > 1 meter

b. Pelayanan kesehatan dan sosial


1) Apakah di dekat rumah anda terdapat fasilitas pelayanan kesehatan?
 Ya
 Tidak
2) Apakah fasilitas kesehatan yang sering anda kunjungi?
 Dokter praktek  Rumah sakit
 Puskesmas
3) Apa jaminan kesehatan yang ada miliki?
 Tidak ada  BPJS Ketenagakerjaan
BPJS  Asuransi swasta
504

4) Apakah anda perlu menggunakan alat transportasi untuk pergi ke


pelayanan kesehatan?
 Ya
 Tidak
5) Apabila YA, jenis transportasi apa yang anda gunakan?
 Motor  Becak
 Mobil  Bus
6) Jika ada anggota keluarga yang sakit, apakah langsung dibawa ke
fasilitas kesehatan?
 Ya
 Tidak
7) Apakah ada petugas kesehatan yang dating ke masyrakat untuk
memberikan penyuluhan kesehatan?
 Ya
 Tidak
8) Jika Ya, siapa petugas kesehatan yang dating untuk memberikan
penyuluhan? (bisa centang lebih dari 1)
 Dokter  Mahasiswa Praktek
 Petugas PUSKESMAS

c. Ekonomi
1) Berapa jumlah total penghasilan dalam keluarga?
< Rp.2.500.000  Rp. 2.500.000 – Rp 5.000.000
> Rp. 5.000.000
2) Dari manakah sumber penghasilan dalam keluarga?
 Sendiri  Sumbangan
 Dana Pensiun  Lain-lain ……….
3) Apakah penghasilan anda dapat mencukupi kebutuhan keluarga
anda?
 Ya
 Tidak
4) Apakah anda memiliki tabungan?
 Ya
 Tidak
505

5) Jika Ya, dalam bentuk apakah tabungan keluarga anda?


 Uang tunai  Tabungan bank
 Barang (emas, tanah)

d. Transportasi dan Keamanan


1) Apakah anda memiliki kendaraan pribadi?
 Ya
 Tidak
2) Jika YA, berapa jumlah kendaraan yang anda miliki (motor, mobil,
becak, sepeda dll)?
1 3
2 > 3
3) Apakah rumah anda dekat dengan jalan raya?
 Ya
 Tidak
4) Apakah di rumah anda terdapat pagar?
 Ya
 Tidak

e. Politik dan Pemerintahan


1) Apakah anda mengikuti kegiatan politik seperti PEMILU?
 Ya
 Tidak
2) Bagaimana pemilihan ketua RW di wilayah anda?
 Ditunjuk dari kelurahan
 Voting warga
3) Apakah wilayah anda terdapat musyawarah warga?
 Ya
 Tidak
4) Apakah anda mendapatkan BLT dari pemerintah daerah?
 Ya
 Tidak
506

f. Komunikasi
1) Apakah dalam keluarga anda memiliki alat untuk berkomunikasi?
 Ya
 Tidak
2) Jika Ya, apa alat komunikasi yang anda miliki?
 Telefon genggam  Lain-lain …………..
 Telefon rumah
3) Apakah komunikasi dalam keluarga anda dengan masyarakat sekitar
berjalan dengan baik?
 Ya
 Tidak
4) Apakah anda mengikuti salah satu kegiatan sosial di masyarakat?
 Ya
 Tidak
5) Jika YA, kegiatan apa yang anda ikuti ? (bisa centang lebih dari 1)
a) Bapak
 Pertemuan rutin  Pengajian
 Kerja bakti  Lain-lain….
 Tidak ada
b) Ibu
 PKK  Dasawisma
 Pengajian  Kader posyandu
 Bakti Sosial  Tidak ada
c) Bayi dan Balita
 Posyandu Bayi dan Balita
Tidak ada
d) Remaja
 Kerja Bakti  Pengajian
 Karang Taruna  IRMA (Ikatan remaja masjid)
 Tidak ada
e) Lansia
 Posyandu Lansia  Senam Lansia
 Tidak Ada
507

6) Alat komunikasi apa yang digunakan warga apabila ada


pengumuman yang ditujukan untuk semua warga?
 Papan pengumuman  Lain-lain
 Pengeras suara masjid
7) Media apa yang anda gunakan untuk memperoleh informasi?
 Televisi  Internet
 Surat kabar  Radio

g. Pendidikan
1) Apakah ada fasilitas pendidikan di lingkungan anda?
 PAUD  SMA
 TK  SMK
SD  Perguruan Tinggi
 SMP  Tidak ada
2) Apakah ada pelayanan kesehatan di fasilitas pendidika tersebut?
 UKS  PMR
 Dokter kecil  Tidak Ada
h. Rekreasi
1) Apakah ada sarana rekreasi atau sarana hiburan di sekitar anda?
 Ya
 Tidak
2) Dimana anda sering berekreasi?
 Mall  Pantai
Taman Hiburan  Pegunungan
 Kebun Binatang  Lain-lain……….
3) Berapa kali dalam sebulan anda berekreasi?
 1-2 kali
>2 kali
 tidak pernah
508

INSTRUMEN PENGKAJIAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES TELOGOREJO SEMARANG
JL. PURI ANJASMORO RAYA/JL. ARTERI YOS SUDARSO SEMARANG 50144

No.
BALITA

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti


2. Pilih salah satu jawaban yang menurut anda, yang dianggap paling tepat dengan
cara memberi tanda centang (√) pada huruf yang benar dari setiap pertanyaan.
3. Dalam pengisian angket mohon diisi secara jujur. Karena penulis menjamin
bahwa jawaban yang diterima hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

A. PENGETAHUAN

No Pertanyaan Benar Salah


1. Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) disebabkan oleh
virus yang disebarkan melalui air liur, bersin, udara
pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup
saluran pernafasan
2. Tanda dan gejala dari ISPA adalah hidung beringus,
sakit tenggorokan, dan demam
3. Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dapat
menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan
4. Menjauhkan dari penderita batuk merupakan salah satu
pencegahan agar anak tidak tertular batuk
5. Membersihkan rumah dapat menghindari dari debu dan
menjauhkan penyakit penafasan pada anak
6. Diare adalah penyakit dimana tinja atau feses berubah
menjadi lembek tau cair yang biasanya terjadi paling
sedikit 3 kali dalam 24 jam
7. Diare dapat disebabkan karena mengonsumsi makanan
dan minuman yang kurang bersih
8. Diare dapat menyebabkan kekurangan cairan
509

No Pertanyaan Benar Salah


9. Diare dapat menyebar dan menginfeksi anak mellaui
empat factor, yaitu makanan, tinja (feses), udara, dan
tangan
10. Diare dapat dicegah denga cara mencuci tangan sebelum
makan
11. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik yang
ditandai dengan penurunan kecepatan pertumbuhan dan
merupakan dampak dari ketidakseimbangan gizi
12. Stunting dapat menyebabkan dampak jangka panjang
yaitu terganggunya perkembangan fisik, mental,
intelektual, serta kognitif
13. Ibu memegang peranan penting dalam mendukung
upaya mengatsi masalah gizi, terutama dalam hal asupan
gizi keluarga, mulai dari penyiapan makanan, pemilihan
bahan makanan, sampai menu makanan
14. Stunting dapat disebabkan oleh faktor gizi yang buruk
yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita,
15. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan
dan pada masa awal lahir, tetapi stunting baru nampak
setelah anak berusia 2 tahun
16. Demam berdarah penyebabnya adalah infeksi virus
dengue pada nyamuk aedes aegypti
17. Demam berdarah akan menimbulkan gejala tubuh
menggigil, sakit kepala, sakit saat menggerakan mata
dan nyeri punggung bawah
18. Demam berdarah adalah penyakit berat dengan gejala
mirip dengan flu yang bisa menyerang bayi, anak kecil
maupun orang dewasa
19. Nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan virus dengue
bertelur di genangan air kotor
20. Salah satu cara mencegah penyakit demam berdarah
adalah membunuh nyamuk pembawanya
510

B. SIKAP

Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju tidak
setuju setuju
setuju
1. Apabila ada salah satu keluarga yang sakit
batuk, pilek maka anak anda tidak boleh
mendekati orang yang sakit
2. Menurut saya ISPA hanya batuk pilek biasa
dan tidak perlu diobati karena akan sembuh
dengan sendirinya
3. Apabila balita mengalami diare dirumah
maka ibu akan memberikan oralit
4. Apabila balita ibu mengalami buang air
besar terus menerus dengan disertai mual
dan muntah.ibu akan segera membawanya
ke Puskesmas terdekat
5. Ibu beranggapan bahwa anak/balitanya
lebih pendek dari usianya adalah faktor
genetik sehingga tidak memerlukan
penanganan lebih lanjut
6. Ibu rutin menimbang berat badan dan
mengukur tinggi badan balita di posyandu
atau puskesmas terdekat
7. Rutin melakukan kegiatan 4M (menguras,
menutup, mengubur dan memantau)
8. Tidur menggunakan kelambu dapat
mengurangi gigitan dari nyamuk pada balita
511

C. PERILAKU

Tidak
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
pernah
1. Apabila ada yang sakit batuk anda
menggunakan masker
2. Saya selalu buka jendela dan pintu setiap
hari agar sirkulasi lancar
3. Apabila balita mengalami diare ibu akan
memberikan makanan lunak sedikit-
sedikit namun sering
4. Ibu mengajarkan anak mencuci tangan
dengan sabun sebelum makan
5. Melakukan penimbangan berat badan
secara berkala (1 bulan sekali) untuk
mengawasi tumbuh kembang balita
6. Ibu memilih bahan makanan yang
mengandung zat gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh
7. Menyemprotkan insektisida atau
memasang obat nyamuk bakar atau
menggunakan kelambu saat tidur atau
menggunakan baju lengan panjang dan
memberikan lotion anti nyamuk pada
balita secara rutin
8. Tidak membiarkan pakaian kotor
bergantungan di sembarangan tempat
512

INSTRUMEN PENGKAJIAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES TELOGOREJO SEMARANG
JL. PURI ANJASMORO RAYA/JL. ARTERI YOS SUDARSO SEMARANG 50144

No.

ANAK USIA SEKOLAH

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti


2. Pilih salah satu jawaban yang menurut anda, yang dianggap paling tepat dengan
cara memberi tanda centang (√) pada huruf yang benar dari setiap pertanyaan.
3. Dalam pengisian angket mohon diisi secara jujur. Karena penulis menjamin
bahwa jawaban yang diterima hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

A. PENGETAHUAN

No Pernyataan Benar Salah

1. Karies gigi adalah kerusakan yang terjadi pada gigi


sehingga gigi menjadi berlubang

2. Makanan manis seperti coklat dan permen dapat


menyebabkan karies gigi

3. Salah satu tanda dan gejala pada karies gigi adalah nyeri
pada gigi yang berlubang

4. Kebiasaan minum susu sebelum tidur dapat


menyebabkan karies gigi

5. Tidak menjaga kebersihan gigi dapat menyebabkan


karies gigi

6. Kecanduan gadget dapat merubah perilaku

7. Gadget merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi


513

No Pernyataan Benar Salah

8. Kecanduan gadget dapat menyebabkan gangguan pada


mata

9. Sinar radiasi pada gadget dapat mempengaruhi


ketajaman penglihatan mata

10 Frekuensi dan posisi penggunaan gadget akan


berdampak terhadap penurunan ketajaman penglihatan

11. Gizi buruk merupakan keadaan seseorang kekurangan


konsumsi zat gizi dan nutrisi

12. Gizi buruk berdampak pada pertumbuhan dan


kesehatan anak

13. Gizi buruk ditandai dengan penurunan berat badan

14. kurangnya asupan nutrisi dapat menyebabkan gizi


buruk

15. Asupan nutrisi yang cukup dapat mencegah gizi buruk

16. ISPA adalah penyakit yang menyerang hidung

17. ISPA disebabkan oleh virus

18. Salah satu penyebab ISPA adalah sering meminum es

19. Tanda dan gejala ISPA adalah hidung tersumbat dan


keluar ingus terus menerus atau batuk dan pilek

20. ISPA tidak dapat menular

21. Scabies merupakan penyakit infeksi kulit yang


disebabkan oleh kutu

22. Scabies dapat menular melalui kontak kulit secara


langsung
514

No Pernyataan Benar Salah

23. Scabies menyebabkan gatal-gatal di kulit

24. Scabies biasanya ditandai dengan kemunculan ruam


pada area kulit

25. Keluarga beresiko tinggi terkena penyakit scabies

B. SIKAP

Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju

1. Coklat dapat menyebabkan gigi


berlubang
2. Menggosok gigi yang baik adalah
setelah sarapan dan sebelum tidur
pada malam hari
3. Kecanduan gadget dapat
menyebabkan anak malas belajar
4. Kecanduan gadget dapat
mempengaruhi perkembangan
kognitif pada anak
5. Memeriksa kepuskesmas atau
dokter terdekat apabila anak anda
menderita ISPA
6. ISPA hanya batuk dan pilek biasa
dan tidak perlu diobati karena akan
sembuh dengan sendirinya
7. Tidak mau makan makanan bergizi
mengakibatkan gizi buruk
Kurangnya nafsu makan dapat
8. mempengaruhi gizi buruk
515

Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju

9. Kurang menjaga kebersihan


mengakibatkan scabies

10. Scabies dapat di cegah dengan


menghindari kontak kulit secara
langsung dengan penderita

C. PERILAKU

Tidak
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
pernah

1. Menggosok gigi secara rutin untuk


mencegah karies gigi
2. Menggosok gigi menggunakan
pasta gigi
3. Bermain gadget lebih dari 3 jam
dalam sehari
4 Bermain gadget dapat membuat
anak melupakan tugas sekolah
5. Membuka jendela setiap pagi agar
terjadi pertukaran udara sehingga
mencegah penyakit ISPA
6. Memberikan obat batuk pilek pada
anak yang beli di warung
7. Kurangnya pengetahuan dan
informasi orangtua menyebabkan
asupan gizi anak kurang
8. Menunda waktu makan dapat
mempengaruhi status gizi
516

Tidak
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
pernah

9. Mencuci tangan dapat mengurangi


penularan scabies
10. Membersihkan rumah secara rutin
dapat mengurangi penyebab scabies
517

INSTRUMEN PENGKAJIAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES TELOGOREJO SEMARANG
JL. PURI ANJASMORO RAYA/JL. ARTERI YOS SUDARSO SEMARANG 50144

No.

REMAJA

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti


2. Pilih salah satu jawaban yang menurut anda, yang dianggap paling tepat dengan
cara memberi tanda centang (√) pada huruf yang benar dari setiap pertanyaan.
3. Dalam pengisian angket mohon diisi secara jujur. Karena penulis menjamin
bahwa jawaban yang diterima hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

A. PENGETAHUAN

No Pernyataan Benar Salah


1 Disminore adalah perasaan nyeri pada waktu haid dapat berupa
kram ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi gangguan
dalam tugas sehari-hari
2 Gejala utamanya yaitu nyeri dapat tajam, tumpul, atau
menetap. Gejala yang menyertai seperti mual, diare, sakit
kepala, perubahan emosional, ansietas, dan ketegangan
3 Disminore biasanya muncul bersamaan dengan haid, sebelum
haid atau bisa juga segera setelah haid
4 Dismenore juga memberikan dampak yang buruk bagi remaja
putri, yaitu menimbulkan gangguan dalam kegiatan belajar
mengajar, tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan
oleh guru, dan kecendrungan tidur di kelas saat kegiatan belajar
mengajar
5 Dismenore dapat diatasi secara mandiri dengan memberikan
kompres hangat di perut, mandi air hangat, atau mengonsumsi
obat pereda nyeri
518

No Pernyataan Benar Salah


6 Insomnia adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan
tidur. Gangguan tidur ini membuat dirinya tak memiliki waktu
tidur yang dibutuhkan tubuh
7 Faktor resiko Insomnia diantaranya adalah Masalah mental,
seperti depresi, gangguan kecemasan, hingga gangguan stres
pasca trauma (PTSD), Bekerja sift, jenis kelamin, usia,
perjalanan jauh
8 Faktor penyebab insomnia yang pada akhirnya berujung
kepada kondisi sulit tidur pada jangka waktu yang cukup lama.
Mulai dari akibat gaya hidup dan masalah kenyamanan
ruangan kamar, hingga akibat gangguan psikologi, masalah
kesehatan fisik, dan efek samping obat-obata
9 Isomnia yang dibiarkan tanpa penanganan dan berlangsung
lama, bisa menimbulkan berbagai masalah lainnya. Mulai dari
menurunkan produktivitas dan konsentrasi, gangguan
kesehatan mental, hingga memperburuk penyakit kronis,
seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
10 Pencegahan Insomnia dapat diatasi dengan cara Hindari
menggunakan smartphone saat sudah memasuki jam tidur agar
rasa kantuk tidak hilang, Buat kamar menjadi tempat yang
nyaman dan gunakan alat-alat yang mempermudah untuk tidur
11 Seseorang yang menggunakan napza secara fisiologis organ
tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem saraf
pusat
12 Pengguna NAPZA akan mengalami gangguan seperti
halusinasi. Jenis gangguan ini adalah dampak fisik akibat
penyalahgunaan NAPZA
13 Akibat dari gagalnya untuk berhenti dari penyalahgunaan
NAPZA, sering muncul rasa bersalah yang dapat
mengakibatkan depresi
519

No Pernyataan Benar Salah


14 Salah satu NAPZA yang merupakan obat bius yang sangat
mudah membuat orang kencanduan karena efeknya kuat
adalah ganja
15 Salah satu efek yang sangat merugikan dari penggunaan
NAPZA adalah menimbulkan rasa tenang
16 Penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular melalui
hubungan intim
17 Penyakit menular seksual ditandai dengan ruam atau lepuh,
keputihan
18 Penyakit menular seksual tidak menular melalui transfusi
darah atau berbagi pakai jarum suntik dengan penderita
19 Penyakit menular seksual menyebar melalui hubungan intim,
baik secara vaginal, anal (melalui dubur), atau oral (melalui
mulut)
20 Penyakit menular seksual tidak disebabkan oleh infeksi
bakteri, virus, jamur, atau parasi
21 Efek samping yang dialami oleh perokok tidak akan dialami
oleh orang yg berdekatan dengan perokok yang menghirup
asap rokok (perokok pasif)
22 Rokok tidak bisa menyebabkan ketagihan atau kecanduan serta
tidak menyebabkan penuaan dini
23 Penasaran atau hanya coba-coba merupakan alasan utama
remaja ingin merokok
24 Kandungan dalam rokok seperti nikotin dapat menyebabkan
plak pada paru-paru, kanker, dan tekanan darah tinggi
25 Zat yang ada didalam rokok merupakan zat yang mampu
membuat tubuh menjadi sangat sehat dan bugar
B. SIKAP
520

Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
1 Jika terjadi nyeri haid lebih baik minum jamu
tradisional
2 Penanggulangan dan pencegahan yang tepat
pada nyeri haid dapat mengurangi nyeri haid
yang berlebihan
3 Tidur siang dapat mengatasi insomnia
4 Menonton tayangan di televisi, laptop, atau
smartphone dapat membuat seseorang lebih
cepat tertidur
5 Remaja memakai narkoba sebab narkoba
membuatnya merasa nikmat, enak dan
nyaman
6 Memakai narkoba, orang
akan menilai dirinya hebat, dewasa,
mengikuti mode
7 PMS dapat menular melalui oral maupun
anal seks
8 Infeksi menular seksual dapat ditularkan
melalui penggunaan toilet umum
9 Menghirup udara yang bebas asap rokok
mrupakan hak asasi manusia
10 Saya lebih merasa percaya diri jika sedang
merokok
521

C. PERILAKU
Tidak
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
Pernah
1 Saya pernah membaca ttg cara mengatasi
nyeri haid
2 Mengompres air hangat jika nyeri haid
3 Saya mengurangi mengkonsumsi minuman
beralkohol dan berkafein untuk mencegah
insomnia
4 Saya menciptakan kamar tidur yg nyaman
agara lebih cepat tidur
5 Memilih pergaulan yg baik dan terampil
menolak tawaran napza
6 Saya selalu melakukan pola hidup sehat dan
kegiatan positif untuk tidak mencoba coba
narkoba
7 Saya selalu melakukan kegiatan positif
untuk menghindari pergaulan bebas yg
menyebabkan penyakit menulat seksual
8 Jika terdapat tanda gejala penyakit menular
seksual sperti infeksi bakteri, virus, jamur,
atau parasit saya segera periksa ke
pelayanan Kesehatan
9 Saya lebih percaya diri jika merokok
10 Jika ada anggota keluarga yg merokok
didalam rumah, anggota keluarga yg lain
akan menegur
522

INSTRUMEN PENGKAJIAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES TELOGOREJO SEMARANG
JL. PURI ANJASMORO RAYA/JL. ARTERI YOS SUDARSO SEMARANG 50144

No.
DEWASA

Petunjuk Pengisian :

4. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti


5. Pilih salah satu jawaban yang menurut anda, yang dianggap paling tepat dengan
cara memberi tanda centang (√) pada huruf yang benar dari setiap pertanyaan.
6. Dalam pengisian angket mohon diisi secara jujur. Karena penulis menjamin
bahwa jawaban yang diterima hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

A. PENGETAHUAN

No Pertanyaan/Pernyataan Benar Salah


1. Apakah menurut Dewasa TBC merupakan penyakit yang
ditandai dengan batuk lebih dari 3 minggu?
2. Apakah menurut Dewasa meludah sembarangan
menularkan penyakit TBC?
3. Apakah menurut Dewasa sesak dan nyeri dada merupakan
tanda gejala TBC?
4. Apakah menurut Dewasa DM merupakan penyakit
menurun?
5. Apakah menurut Dewasa penderita DM harus mengatur pola
makan dengan membatasi konsumsi gula berlebihan?
6. Apakah komplikasi DM?
7. Apakah menurut Dewasa olahraga secara rutin dapat
mencegah Hipertensi?
8. Apakah menurut Dewasa diperlukan pemeriksaan tekanan
darah secara rutin?
9. Apakah Dewasa mengalami susah tidur di malam hari?
10. Apakah menurut Dewasa penyakit Asam Urat adalah
penyakit yang menyerang sendi/ jaringan di sekitar sendi?
523

No Pertanyaan/Pernyataan Benar Salah


11. Apakah menurut Dewasa nyeri dan kaku pada sendi adalah
tanda gejala Asam Urat?
12. Apakah menurut Dewasa makanan yang dapat
menyebabkan Asam Urat tinggi adalah jeroan, kepiting dan
udang?
13. Apakah menurut dewasa tanda gejala ca mamae yaitu ada
benjolan dan nyeri di daerah sekitar payudara pada Wanita?
14. Apakah menurut dewasa cara pemeriksaan awal untuk
mengetahui adanya benjolan di daerah payudara dengan cara
melakukan pemeriksaan sadari?
15. Apakah menurut dewasa makanan cepat saji, alkohol,
daging olahan dapat mempercepat pertumbuhan sel kanker?

B. SIKAP

Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
1. Batuk lebih dari tiga minggu adalah tanda
gejala TBC.
2. Sering merasa lapar, haus dan sering
kencing di malam hari adalah tanda gejala
DM.
3. Makanan yang mengandung garam
berlebihan (asin) dapat menyebabkan
Hipertensi.
4. Makanan yang mengandung banyak lemak
dan santan dapat menyebabkan
Hiperkolestrol.
5. Olahraga teraratur dapat memperbaiki
kelenturan sendi.
524

Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
6. Makanan cepat saji, daging olahan, alkohol,
makanan yang dipanggang dapat
mempercepat pertumbuhan sel kanker?

C. PERILAKU

Tidak
No Pertanyaan Selalu Sering Jarang
Pernah
1. Saya membuka jendela dan membersihkan
rumah setiap pagi.
2. Saya menggunakan masker saat batuk dan
saat berkumpul dengan orang lain.
3. Saya melakukan pemeriksaan kadar gula
darah.
4. Saya membatasi konsumsi makanan dan
minuman yang manis.
5. Saya memeriksakan tekanan darah ke
pelayanan kesehatan terdekat.
6. Saya melakukan aktivitas fisik dengan
berolahraga secara rutin untuk mengontrol
tekanan darah.
7. Saya mengkonsumsi makanan yang
mengandung serat tinggi seperti brokoli,
apel, pir, ubi untuk menjaga kadar kolestrol.
8. Saya menjaga berat badan saya dalam batas
ideal.
9. Saya melakukan kompres dengan air hangat
jika saya mengalami nyeri pada sendi.
10. Saya minum air putih 6-8 gelas dalam
sehari.
525

Tidak
No Pertanyaan Selalu Sering Jarang
Pernah
11. Saya mengkonsumsi sayuran hijau dan
buah-buahan seperti bayam, kangkung,
sawi, buah pir, apel, persik yang dapat
menurunkan resiko pertumbuhan sel
kanker?
526

INSTRUMEN PENGKAJIAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES TELOGOREJO SEMARANG
JL. PURI ANJASMORO RAYA/JL. ARTERI YOS SUDARSO SEMARANG 50144

No.
LANSIA

Petunjuk Pengisian :

7. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti


8. Pilih salah satu jawaban yang menurut anda, yang dianggap paling tepat dengan
cara memberi tanda centang (√) pada huruf yang benar dari setiap pertanyaan.
9. Dalam pengisian angket mohon diisi secara jujur. Karena penulis menjamin
bahwa jawaban yang diterima hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

A. PENGETAHUAN

No Pernyataan Benar Salah

1. Makanan gorengan dapat menyebabkan nyeri sendi

2. Jeroan , makanan laut ( udang, remis, tiram, kepiting, kerrang)


dapat menyebabkan nyeri sendi

3. Sendi merupakan bagian tubuh yang sering mengalami sam urat

4. Asam urat merupakan penyakit menular

5. Makanan mengndung protein merupakan penyebab dari asam


urat

6. Diabetes adalah penyakit dimana terjadi peningkatan kadar gula


darah diatas normal

7. Kemungkinn terjadi diabetes dipengaruhi oleh riwayat keluarga


atau keturunan

8. Pola makan yang baik merupakan salah satu Tindakan


pencegahan dari penyakit diabetes
527

No Pernyataan Benar Salah

9. Riwayat keluarga , kegemukan, pola makan yang salah dan


kurangnya aktivitas fisik adalah faktor pencetus timbulnya DM

10. Kadar gula darah yang tinggi dapat di kontrol oleh insulin

11. Penykit hipertensi merupkan penyakit kelainan jantung yang


ditandai oleh meningkatnya tekanan darah dalam tubuh

12. Mengkonsumsi garam berlebihan dapat mengakibatkan tekanan


darah tinggi

13. Merokok pada lansia dapat memicu peningkatan tekanan darah

14. Makan daging berlebihan tidak menyebabkan peningkatan darah


tinggi

15. Penderita hipertensi harus rutin minum obat

16. Stroke terjdi karen penyumbatan atau pecahnya pembulu darah


di otak

17. Stroke adalah penyakit yang dapat dicegah

18. Kelumpuhan seluruh bdan akibat stroke dapat disembuhkan

19. Orang dengan tekanan darah rendah lebih mudah terkena stroke

20. Tidak merokok dapat mengurangi resiko stroke

21. TB paru penyakit menular yng disebabkan oleh bakteri/ kuman

22. Batuk berdahak selama 2-3 minggu tau lebih btuk bercampur
darah , dan keluar kringat dingin di malam hari merupakan gejala
TB paru

23. Minum obat selama 6 bulan merupakan cara pengobatan TB

24. Tidak mengkonsumsi obat TB 1 hari pengobatan akan tetap


berhasil
528

No Pernyataan Benar Salah

25. Sesak napas adalah komplikasi TB jika tidak di tangani

B. SIKAP
Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju Tidak
setuju Setuju
Setuju

1. Pendererita asam urat banyak mengonsumsi


makanan tinggi purin seperti kacang-
kacangan, daging merah, jeroan, dan
makanan laut
2. Perbanyak minum vitamin dan suplemen
yang dapat meringankan serta mengatasi
asam urat
3. Diabetes melitus tidak diperbolehkan
makan makanan tinggi gula
4. Diabetes melitus tidak perlu rutin mengecek
kadar gula darahnya
5. Penderita stroke harus makan makanan
yang berkolesterol tinggi
6. Penderita stroke harus selalu melakukan
latihan rentan gerak
7. Saya mengabaikan batuk yg saya alami
walaupun sudah lebih dari 3minggu karena
hal itu tidak mengganggu aktivitas saya
8. Saya lebih suka menuruti anjuran dokter
untuk segera melakukan uji laboratorium
daripada menundanya sama sekali
9. Jika timbul gejala nyeri tengkuk tidak perlu
diperiksakan ke fasilitas kesehatan
529

Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju Tidak
setuju Setuju
Setuju

10. Penderita hipertensi tidak diperbolehkan


makan makanan yang mengandung tinggi
garam

C. PERILAKU
Tidak
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
pernah

1. Melakukan terapi fisik seperti berolahraga /


meningkatkan rentan gerak pada persendian
2. Mengurangi nyeri sendi karena asam urat
dengan rendam/kompres air hangat
3. Menghindari makanan tinggi gula

4. Cek gula darah teratur

5. Melakukan latihan rentan gerak sendi


secara teratur
6. Menghindari makanan yang mengandung
tinggi kolesterol
7. Melakukan olehraga rutin

8. Menggunakan alat makan secara terpisah


dengan yang lain
9. Mengkonsumsi makanan rendah garam

10. Cek tekanan darah secara teratur


530

INSTRUMEN PENGKAJIAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES TELOGOREJO SEMARANG
JL. PURI ANJASMORO RAYA/JL. ARTERI YOS SUDARSO SEMARANG 50144

No.
IBU HAMIL
Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti


2. Pilih salah satu jawaban yang menurut anda, yang dianggap paling tepat dengan
cara memberi tanda centang (√) pada huruf yang benar dari setiap pertanyaan.
3. Dalam pengisian angket mohon diisi secara jujur. Karena penulis menjamin
bahwa jawaban yang diterima hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

A. PENGETAHUAN

No Pertanyaan Benar Salah


1 Anemia adalah tidak cukupnya sel darah merah yang sehat
untuk membawa oksigen keseluruh tubuh
2 Anemia disebabkan oleh kurangnya zat besi
3 Anemia yang tidak tertangani menyebabkan penurunan fungsi
tubuh
4 Hipotensi adalah tekanan darah yang menetap lebih tinggi dari
90/60 mmHg
5 Hipotensi yang tidak ditangani dapat mengakibatkan janin
tidak berkembang dalam kandungan
6 Tanda gejala Hipotensi adalah pusing dan tubuh terasa ringan
serta mudah goyah
7 Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan
dalam aktifitas tubuh
8 Nutrisi seimbang selama hamil membantu memfungsikan
semua sistem secara memadai termasuk pada janin
9 Kebutuhan Asam Folat pada ibu hamil meningkat, kebutuhan
energi hamil tua lebih banyak daripada hamil muda
10 Diit seimbang pada masa kehamilan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan organ janin
531

B. SIKAP

Sangat
Sangat Tidak
No Pertanyaan setuju tidak
setuju setuju
setuju
1 Saya senang mengkonsumsi tablet
tambah darah setiap hari, agar terhindar
dari anemia
2 Menghindari makan mentimun dapat
mencegah hipotensi
3 Menghindari asap rokok selama
kehamilan
4 Menghindari kafein (kopi) dan minuman
berkabonisasi selama kehamilan
5 Melakukan hobi untuk mengurangi stress

C. PERILAKU

Tidak
No Pertanyaan Selalu Sering Jarang
pernah
1 Mengkonsumsi suplemen zat besi
adalah cara untuk mencegah anemia
2 Melakukan pemeriksaan darah rutin di
laboratorium dapat mengetahui kadar
Hb (Hemoglobin)
3 Melakukan pemeriksaan tekanan darah
secara rutin
4 Mengkonsumsi makanan yang dapat
menyeimbangkan tekanan darah (buah
bit, tomat, wortel, sayur-sayur hijau dan
protein ) dan yang mengandung vit B12
532

Tidak
No Pertanyaan Selalu Sering Jarang
pernah
5 Melakukan pola hidup sehat dengan
mengonsumsi makanan tinggi serat
selama kehamilan
6 Melakukan penimbangan berat badan
secara rutin selama hamil
7 Berpikir positif selama kehamilan dan
mendengarkan musik klasik membuat
diri ibu menjadi lebih tenang
533

INSTRUMEN PENGKAJIAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES TELOGOREJO SEMARANG
JL. PURI ANJASMORO RAYA/JL. ARTERI YOS SUDARSO SEMARANG 50144

No.
IBU MENYUSUI

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti


2. Pilih salah satu jawaban yang menurut anda, yang dianggap paling tepat dengan cara
memberi tanda centang (√) pada huruf yang benar dari setiap pertanyaan.
3. Dalam pengisian angket mohon diisi secara jujur. Karena penulis menjamin bahwa
jawaban yang diterima hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

A. PENGETAHUAN
No Pertanyaan Benar Tidak
1 Nutrisi bagi ibu menyusui adalah nutrisi yang tepat bagi ibu dan
anak, dimana makanan yang dibutuhkan harus seimbang yang
mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral
2 Nutrisi ibu menyusui berguna untuk aktivitas dan metabolisme,
proses memproduksi asi.
3 Nutrisi ibu menyusui berguna untuk meningkatkan produksi
ASI.
4 ASI tidak bisa keluar adalah tidak keluarnya ASI dari puting ibu
atau ASI keluar sedikit lebih dari 3 hari.
5 ASI susu yang tidak keluar dari puting ibu adalah masalah yang
sering terjadi pada ibu pasca melahirkan terutama ibu yang baru
lahiran pertama kali
6 ASI susu yang tidak keluar jika tidak segera ditangani akan
mengakibatkan bayi kekurangan konsumsi nutrisi yang
dibutuhkan.
7 ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan pertama
atau tambahan makan dan minum lainnya
534

No Pertanyaan Benar Tidak


8 Apakah ibu meberikan ASI tanpa makanan tambahan selama 6
bulan pertama (usia 0-6bulan)
9 Apakah ibu sehari-hari memberikan ASI serta makanan
tambahan atau susu formula sebelum usia 6 bulan
10 Payudara bengkak adalah tersumbatnya aliran ASI yang
mengakibatkan payudara ibu terasa sakit dan membesar.
11 Perubahan warna ASI beberapa hari sekali dapat mengurangi
bengkak pada payudara ibu
12 Jika payudara bengkak tidak ditangani segera akan
mengakibatkan infeksi pada payudara atau mastitis.
13 Apakah ibu mempunyai penyakit tertentu sehingga tidak
memberikan ASI selama 6 bulan
14 Apakah budaya di tempat ibu menganjurkan untuk memberikan
makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan
15 Apakah ibu pernah diberikan anjuran oleh dokter harus
memberikan ASI saja selama 6 bulan

B. SIKAP
Sangat
Sangat Tidak
No Pertanyaan Setuju tidak
setuju setuju
setuju
1 Tidak mengkonsumsi makanan
mengandung protein, karbohidrat dan
vitamin tidak berpengaruh pada produksi
ASI.
2 Apakah ibu memberi ASI saja pada bayi
yang berusia kurang dari 6 bulan
3 Selain ASI apakah ibu memberikan
makanan tambahan
4 Bila ibu pergi apakah tetap memberikan
ASI
5 Apakah ibu menyusui bayi setelah lahir
535

C. PERILAKU
Tidak
No Pertanyaan Selalu Sering Jarang
pernah
1 Mengkonsumsi makanan tinggi protein,
lemak dan karbohidrat baik untuk ibu
menyusui.
2 Melakukan pemeriksaan ke bidan terdekat
atau tenaga kesehatan jika terjadi keluhan.
3 Melakukan pompa payudara atau
memeras ASI jika ASI tidak keluar.
4 Merangsang payudara untuk merangsang
ASI agar dapat keluar.
5 Melakukan pijat payudara sehari satu kali
jika payudara terasa bengkak.
6 Ibu selesai menyusui dibersihkan dengan
menggunakan sabun
7 Memberikan tambahan nutrisi dengan
meminum susu untuk ibu menyusui.
8 Mengkompres payudara untuk
merangsang ASI agar dapat keluar.
9 Cukup istirahat untuk menurunkan stress
pada ibu menyusui.
10 Mengkonsumsi obat yang dapat membuat
ASI keluar sedikit (pelancar ASI)
Lampiran 3

DOKUMENTASI

1. Implementasi pada agregat balita : pendidikan kesehtaan di dalam roleplay


tentang fisioterapi dada dan inhalasi uap sederhana pada balita dengan ISPA
2. Implementasi pada agregat anak usia sekolah : pendidikan kesehtaan di dalam
roleplay tentang cara perawatan gigi/menyikat gigi
3. Implementasi pada agregat remaja : pendidikan kesehtaan di dalam roleplay
tentang cara mengatasi nyeri disminorea
4. Implementasi pada agregat Dewasa & Lansia : pemeriksaan kesehatan, talk show,
ceramah dan buka bersama RW I serta pembahasan tentang cara mengurangi
ketidaknyamanan karena Hipertensi & Asam Urat dengan relaksasi otot progresif
5. Implementasi pada agregat ibu hamil & ibu menyusui : pendidikan kesehatan di
dalam roleplay tentang nutrisi ibu hamil, perawatan payudara dan pijat oksitosin
Lampiran 4

LAPORAN PENDAHULUAN MMD

LAPORAN PENDAHULUAN
PERTEMUAN 1 DI RW 0I KELURAHAN KARANGAYU
KECAMATAN SEMARANG BARAT

Oleh :
Pendidikan Profesi Ners RW 01

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
TAHUN 2021/2022
A. Latar Belakang

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai

persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus

dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah

melembaga. Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil,

kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok

masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan

dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang,

masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Maryani, 2014).

Proses keperawatan komunitas adalah serangkaian tindakan untuk menetapkan,

merencanakan, dan melakasanakan pelayanan keperawatan dalam rangka

membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal

mungkin. Langkah-langkah dimulai dari pengkajian yaitu pengumpulan data,

analisis data, dan penentuan masalah. Selanjutnya menentukan diagnosa,

perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan

keperawatan (Ayu, 2013).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health)

dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan

pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan

perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang

ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai


kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan

fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam

upaya kesehatan (Dermawan, 2012).

Data yang perlu dikaji lebih lanjut meliputi data inti data subsistem dna data

persepsi. Dimana data inti terdiri dari: (1) Riwayat perkembangan komunitas, (2)

Data demografi, (3) Tipe keluarga, (4) Status perkawinan, (5) Statistik vital dan

(6) Nilai-nilai keyakinan dan agama. Untuk data subsistem komunitas terdiri dari:

(1) Lingkungan fisik, (2) Pelayanan kesehatan dan sosial, (3) Ekonomi, (4)

Transportasi dan keamanan, (5) Politik dan pemerintahan, (6) Komunikasi, (7)

Pendidikan dan (8) Rekreasi. Sedangkan untuk data persepsi meliputi: (1) Persepsi

masyarakat dan (2) Persepsi perawat (Ayu, 2013).

Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah merupakan

bentuk kegiatan pengumpulan data melalui wawancara kelompok dan

pembahasan dalam kelompok sebagai alat/media yang paling umum digunakan.

Tujuan dari focus group discussion pertemuan pertama yaitu untuk mengetahui

masalah kesehatan setiap agregat dari tokoh masyarakat, kader, puskesmas, RW,

dan RT.

Kecamatan Semarang Barat merupakan salah satu kecamtan dari 16 kecamatan

yang ada di Kota Semarang yang berada di pinggiran sebelah barat Kota

Semarang. Penduduk Kecamatan Semarang Barat per Desember 2021 sejumlah

156.252 jiwa. Di Kecamatan Semarang Barat terdiri dari 16 kelurahan, salah


satunya adalah Kelurahan Karangayu dengan total penduduk per April 2022

sebanyak 8.810 jiwa, yang dibagi menjadi 06 RW. Jumlah penduduk pada wilayah

RW 01 yang terdiri dari 07 RT yang kami kelola per April 2022, yaitu sebanyak

1.333 jiwa, dimana jumlah penduduk laki – laki sebanyak 638 jiwa dan perempuan

sebanyak 695 jiwa.

Dari data diatas maka kami akan melaksanakan kegiatan pertemuan pertama untuk

mengetahui dan mengkaji masalah kesehatan yang terdapat di wilayah RW 1,

kelurahan Karangayu, kecamatan Semarang Barat.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan informasi tentang proses kegiatan praktek keperawatan

komunitas mahasiswa di wilayah RW 1 Kelurahan Karangayu, Kecamatan

Semarang Barat.

2. Tujuan Khusus

a. Memperkenalkan mahasiswa kepada masyarakat

b. Memperkenalkan tokoh masyakat kepada mahasiswa

c. Menjelaskan tentang tujuan dan proses praktik keperawatan komunitas

di wilayah RW 1 Keluarahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat

d. Mengkaji masalah kesehatan yang ada di wilayah RW 1 Kelurahan

Karangayu, Kecamatan Semarang Barat.


e. Mendapatkan informasi masalah berkaitan dengan masalah kesehatan

dalam masyarakat di wilayah RW 1 Keluarahan Karangayu, Kecamatan

Semarang Barat

C. Struktur Organisasi Kegiatan

1. Ketua : Fariz Alqomar Z.W

2. Wakil Ketua : Dyah Nur Madani

3. Sekretaris : 1. I’in Nur Khosidah

2. Anifahtul Aghiyah

4. Notulen : 1. Nurhana Diah M

5. MC : Irmawati

6. Moderator : Dwi Rahayu Lukitasari

7. Fasilitator

Agregat Balita : Aldha Sonia

Agregat Anak : Nurul Suryasari

Agregat Remaja : Siti nurul silfina

Agregat Dewasa : Ade Kristianti

Agregat Lansia : Aprilia yunita putri

Agregat Bumilsu : Bekti Romaningsih

8. Dokumentasi : Ida Riyana

9. Seksi Perlengkapan : 1. Hernanda Adhe Nugroho

2. Fajar Kurnia Sandi

3. Fransiska Fanilaning Tyas

4. Anggie Novita Sari


5. Yulita Putri S

6. Laura Indira Berliana

7. Renny Setyawati

11. PJ RT : 1. Dini Candra M

2. Rinjani Nur Affanin

3. Bunga Putri I

4. Nurul Surya Sari

5. Novitasari

6. Eni Wulandari

7. Aisa Va’atun

D. Metode Pelaksanaan

Presentasi dan musyawarah

E. Setting Tempat dan Waktu

1. Setting tempat

Layar

MC
Fasilitator
Moderator

Balita AUS Remaja

Dewasa Lansia Ibu


hamil

Dokumentasi
2. Setting waktu

Hari/Tanggal : Kamis/14 April 2022

Tempat : Balai Desa Kelurahan Karangayu

Waktu : 10.00 WIB

F. Tahap Pelaksanaan

No. Tahap Kegiatan

1. Pembukaan Membuka acara MMD oleh MC

(10 menit) Pembacaan susunan acara MMD 1 oleh MC

Sambutan oleh Ketua Panitia

Sambutan oleh Ibu Lurah Kelurahan Karangayu

Sambutan oleh Kepala Puskesmas Karangayu

Sambutan oleh Ketua RW 1

Sambutan oleh Dosen Pembimbing

2. Inti Mengkaji masalah kesehatan yang ada di wilayah RW 1,

(40 menit) Kelurahan Karang Ayu dengan Focus Grup Discusion

Memberikan informasi masalah berkaitan dengan kesehatan

dalam masyarakat oleh Kepala Puskesmas Kayangayu

3. Penutup Menyimpulkan hasil MMD 1 oleh Notulen

(10 menit) Merencanakan pertemuan selanjutnya

Pembacaan Doa oleh tokoh masyarakat

Menutup acara MMD 1 oleh MC


G. Evaluasi

1. Struktur

a. LP (Laporan Pendahuluan) telah dipersiapkansatu satu hari sebelumnya

dan telah disetujui dan dikonsulkan kepada dosen pembimbing.

b. Tempat dan alat tersedia sesuai rencana

c. Mahasiswa dapat berperan sesuai dengan tugasnya

d. Melakukan koordinasi dengan kepala kelurahan dan ketua RW

e. Waktu pelaksanaan musyawarah telah disepakati dan ditetapkan

f. Surat undangan telah dibuat dan sudah dibagikan 2 hari sebelum acara

g. Telah terbentuk panitia penyelenggara

2. Proses

a. Peserta hadir 15 menit sebelum acara dimulai

b. Moderator dapat memandu jalanya acara dengan baik

c. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

d. Para undangan yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

e. Peserta berperan aktif selama jalannya diskusi

f. Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif

g. Acara dapat berjalan sesuai rencana

3. Hasil

a. Para undangan yang datang sebanyak 75%

b. Masyarakat mengenal mahasiswa yang praktik komunitas di wilayah RW

1, Kelurahan Karangayu

c. Para undangan sebanyak 75% antusias dan aktif berpartisipasi dalam

acara
d. Mendapatkan infromasi mengenai masalah kesehatan di masyarakat dari

hasil diskusi bersama.


DAFTAR PUSTAKA

Ayu, K. (2013). Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC
Dermawan, D. (2012). Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Gosyen
Publishing
Maryani, D. (2014). Ilmu Keperawatan Komunitas. Bandung: CV Yrama Widya
LAPORAN PENDAHULUAN
PERTEMUAN 2 DI RW 0I KELURAHAN KARANGAYU
KECAMATAN SEMARANG BARAT

Oleh :
Pendidikan Profesi Ners RW 01

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
TAHUN 2021/2022
A. Latar Belakang

Pertemuan 2 merupakan kegiatan tahap pemaparan dari hasil pendataan dan

survey masyarakat yang dilaksanakan focus group discussion dengan menampung

masukan-masukan masyarakat ketika MMD 1 dalam rangka menyusun rencana

kegiatan berdasarkan prioritas masalah dan merencanakan tindakan sesuai dengan

masalah kesehatan komunitas yang ditentukan (Ayu, K. 2013).

RW 01 Kelurahan Karangayu sebagai wilayah binaan mahasiswa Program Studi

Pendidikan Profesi Ners pada praktek klinik keperawatan komunitas tentunya

mendapatkan masalah kesehatan di wilayahnya. Untuk mengidentifikasi

permasalahan tersebut, telah dilakukan pengkajian untuk mengumpulkan data

kesehatan komunitas dengan menggunakan sampel total warga di RW 01

Kelurahan Karangayu mulai tanggal 14-19 April 2022 yang dilakukan oleh

mahasiswa praktik Program Studi Pendidikan Profesi Ners.

Hasil dari pertemuan 1 didapatkan masalah dari berbagai agregat, agregat balita

di dapatkan masalah kesehatan ISPA, diare, stunting, dan demam berdarah.

Agregat anak usia sekolah didapatkan masalah kesehatan karies gigi, kecanduan

gadget, gizi buruk, ISPA, dan penyakit kulit. Pada agregat remaja didapatkan

masalah kesehatan disminore, insomnia, penguna NAPZA, penyakit menular

seksual dan perilaku merokok. Agregrat dewasa didapatkan masalah kesehatan

TBC, diabetes mellitus, asam urat dan ca mamae. Agregrat lansia didapatkan

masalah kesehatan asam urat, diabetes mellitus, hipertensi, stroke, dan TBC.

Sedangkan agregat ibu hamil dan menyusui didapatkan masalah kesehatan yaitu
anemia, hipotensi, gangguan nutrisi, ASI tidak keluar/tidak lancer dan payudara

bengkak.

Setelah pertemuan 1 dilaksanakan dan dilakukan penyebaran kuesioner

didapatkan masalah kesehatan di setiap agregrat yaitu Agregat balita terbanyak

penyakit ISPA di RT 03, Agregat anak usia sekolah terbanyak di RT 03 dengan

karies gigi, Agregat remaja desminore terbanyak di RT 05, Agregat dewasa

terbanyak di RT 06 dengan hipertensi, Agregat lansia terbanyak di RT 05 dengan

asam urat dan Agregat ibu hamil dan menyusui terbanyak di RT 07 dengan

payudara bengkak dan ASI tidak keluar. Dengan demikian untuk menentukan

masalah kesehatan serta penyelesaiannya, diperlukan suatu wadah untuk

memaparkan prioritas yang akan ditangani dari data yang sudah di kumpulkan

dari wilayah RW 01 Kelurahan Karangayu, untuk itu perlu dilakukan kegiatan

Pertemuan ke-2.

B. Tujuan

3. Tujuan Umum

Setelah diadakan Pertemuan ke-2 diharapkan mahasiswa dan masyarakat

dapat memaparkan hasil masalah kesehatan yang ada di wilayah RW 01

Kelurahan Karangayu, serta menyusun rencana kegiatan berdasarkan

prioritas masalah dan merencanakan tindakan sesuai dengan masalah

kesehatan komunitas yang ditentukan.


4. Tujuan Khusus

f. Mempresentasikan hasil pengkajian masalah kesehatan yang ada pada

masyarakat di wilayah RW 01 Kelurahan Karangayu

g. Menetapkan prioritas masalah kesehatan pada setiap agregrat di wilayah

RW 01 Kelurahan Karangayu

h. Mahasiswa bersama warga menyusun implementasi sesuai agregrat di

wilayah RW 01 Kelurahan Karangayu

C. Struktur Organisasi Kegiatan

10. Ketua : Fariz Alqomar Z.W

11. Wakil Ketua : Dyah Nur Madani

12. Sekretaris : 1. I’in Nur Khosidah

2. Anifahtul Aghiyah

13. Notulen : Nurhana Diah M

14. MC : Irmawati

15. Moderator : Dwi Rahayu Lukitasari

16. Fasilitator

Agregat Balita : Aldha Sonia dan Siti Andriyan

Agregat Anak : Nurul Suryasari dan Erlinawati

Agregat Remaja : Siti nurul silfina dan Bunga Putri

Agregat Dewasa : Ade Kristianti dan Cindy Putri Utami

Agregat Lansia : Aprilia yunita putri dan Rahayu Utami

Agregat Bumilsu : Bekti Romaningsih dan Sarah Nursa Alganis

17. Dokumentasi : Ida Riyana

18. Seksi Perlengkapan : 1. Hernanda Adhe Nugroho


2. Fajar Kurnia Sandi

3. Fransiska Fanilaning Tyas

4. Anggie Novita Sari

5. Yulita Putri S

6. Laura Indira Berliana

7. Renny Setyawati

11. PJ RT : 1. Dini Candra M dan Farikhah ismawati

2. Rinjani Nur Affanin dan Era Avicka

3. Andriyana puji dan Kholida Afianingrum

4. Arimbi Retno P dan Adinda Destriyani

5. Ardiyanti Artika dan Novitasari

6. Eni Wulandari dan Dewi Yustia

7. Aisa Va’atun dan Durotun Nafisah

D. Metode Pelaksanaan

Presentasi dan musyawarah

E. Setting Tempat dan Waktu

3. Setting tempat

Layar

MC
Fasilitator
Moderator

Balita AUS Remaja

Dewasa Lansia Ibu


hamil

Dokumentasi
4. Setting waktu

Hari/Tanggal : Kamis/21 April 2022

Tempat : Balai Desa Kelurahan Karangayu

Waktu : 10.00 WIB

F. Tahap Pelaksanaan

No. Tahap Kegiatan

1. Pembukaan Membuka acara MMD oleh MC

(10 menit) Pembacaan susunan acara pertemuan 2 oleh MC

Sambutan oleh Ibu Lurah Kelurahan Karangayu

Sambutan oleh Kepala Puskesmas Karangayu

Sambutan oleh Dosen Pembimbing

2. Inti (60 menit) 1. Pemaparan masalah pokok setiap agregrat oleh penyaji

2. Penentuan prioritas masalah penyajan data balita, anak

usia sekolah, remaja, dewasa, lansia, ibu hamil dan

menyusui

3. Pemaparan program focus group discussion

penanganan prioritas masalah

a. Agregat balita : ISPA

b. Agregat anak usia sekolah : Karies gigi

c. Agregat remaja : Desminore

d. Agregat dewasa : Hipertensi

e. Agregat lansia : Asam urat


f. Agregat ibu hamil dan menyusui : Payudara

bengkak dan ASI tidak keluar

3. Penutup Pemaparan kelompok terkait rencana kegiatan selanjutnya

(10 menit) oleh Ibu RW atau Lurah

Pembacaan Doa oleh tokoh masyarakat

Menutup acara pertemuan 2 oleh MC

G. Evaluasi

4. Struktur

h. LP (Laporan Pendahuluan) telah dipersiapkansatu satu hari sebelumnya

dan telah disetujui dan dikonsulkan kepada dosen pembimbing.

i. Tempat dan alat tersedia sesuai rencana

j. Mahasiswa dapat berperan sesuai dengan tugasnya

k. Melakukan koordinasi dengan kepala kelurahan dan ketua RW

l. Waktu pelaksanaan musyawarah telah disepakati dan ditetapkan

m. Surat undangan telah dibuat dan sudah dibagikan 2 hari sebelum acara

n. Telah terbentuk panitia penyelenggara

5. Proses

h. Peserta hadir 15 menit sebelum acara dimulai

i. Moderator dapat memandu jalanya acara dengan baik

j. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

k. Para undangan yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
l. Para undangan berperan aktif dalam penampilan prioritas

m. Para undangan aktif berdiskusi di setiap kelompok dalam penentuan

tindakan

n. Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif

o. Acara dapat berjalan sesuai rencana

6. Hasil

e. Para undangan yang datang sebanyak 75%

f. Masyarakat mengenal mahasiswa yang praktik komunitas di wilayah RW

01, Kelurahan Karangayu

g. Para undangan sebanyak 75% antusias dan aktif berpartisipasi dalam

acara

h. Mendapatkan informasi mengenai prioritas masalah dan

penyelesaiannya di masyarakat dari hasil diskusi bersama.


DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.H.(2016). Teori & Praktik : Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta :


EGC
Ayu, K. (2013). Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC
LAPORAN PENDAHULUAN

PERTEMUAN 3 DI RW 0I KELURAHAN KARANGAYU

KECAMATAN SEMARANG BARAT

Oleh :

Pendidikan Profesi Ners RW 01

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES TELOGOREJO SEMARANG

TAHUN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN PERTEMUAN 3

- Latar Belakang

Kegiatan praktek di keperawatan komunitas di masyarakat merupakan bentuk

pembelajaran bagi mahasiwa untuk menerapkan ilmu keperawatan komunitas secara

komprehensif yang merupakan cermin kegiatan pengabdian bagi masyarakat. komunitas

merupakan suatu sistem yang terdiri dari suatu sub sistem komunitas sistem sosial yang

saling berinteraksi (Maryani, 2014). Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan

masyarakat dibutuhkan peran serta aktif bagi setiap individu untuk mengenal dan

menyelesaikan masalah benturan sumber daya yang dimiliki sehingga membulkan perilaku

sehat (Ayu, 2013). Setelah pelaksanaan pertemuan 2 telah dilaksanakan implementasi

sesuai perencanaan yang telah disepakati bersama dalam memecahkan masalah kesehatan

di masyarakat di wilayah RW 01 Kelurahan Karangayu.

Hasil dari pertemuan 2 yaitu melaksanakan implementasi di setiap agregrat sesuai

perencanan diantaranya agregat balita dengan masalah terbanyak ISPA, implementasi yang

telah dilakukan antara lain roleplay, penyuluhan/pendidikan kesehatan, demonstrasi dan

redemonstrasi terkait ISPA, cara perawatan balita ISPA dengan fisioterapi dada serta

inhalasi uap sederhana. Agregat anak usia sekolah dengan masalah terbanyak karies gigi,

implementasi yang telah dilakukan yaitu roleplay, penyuluhan/pendidikan kesehatan,

demonstrasi dan redemonstrasi terkait cara gosok gigi yang baik dan benar. Agregat remaja

dengan masalah terbanyak disminore, implementasi yang telah dilakukan yaitu roleplay,

penyuluhan/pendidikan kesehatan, demonstrasi dan redemonstrasi terkait abdominal

streching exercise dan kompres hangat. Untuk agregat dewasa dengan masalah terbanyak
hipertensi dan agregat lansia asam urat, implementasi yang telah dilakukan penyuluhan

atau edukasi melalui poster tentang diet DASH, pengecekan kesehatan, dan demonstrasi

ROP (Relaksasi Otot Progresif). Agregat ibu hamil dengan masalah mual muntah

impelemtasi yang telah dilakukan yaitu penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang nutrisis

ibu hamil dan cara mengurangi mual muntah. Agregat ibu menyusui dengan masalah

mastitis, implementasi yang telah dilakukan yaitu roleplay, penyuluhan/pendidikan

kesehatan, demonstrasi dan redemonstrasi terkait perawatan payudara dan pijat oksitosin

pada ibu menyusui untuk memperlancar produksi ASI.

Sebagai tindak lanjut kegiatan dari pelaksanaan pertemuan 2, perlu diadakan pertemuan 3.

Pelaksanaan pertemuan 3 merupakan evaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukan.

Pertemuan 3 diadakan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dengan mengevaluasi

hasil kegiatan yang telah diadakan sekaligus menyampaikan kegiatan yang telah

dilaksanakan serta merencanakan tindak lanjut yang dilakukan kembali oleh masyarakat

untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan (Achjar, 2016).

- Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah diadakan pertemuan 2 diharapkan mahasiswa mampu membina masyarakat

dalam berpartisipasi melaksanakan kegiatan yang telah dilakukan serta dapat

melanjutkan kegiatan-kegiatan yang nantinya dapat dilestarikan oleh masyarakat di

wilayah RW 01 Kelurahan Karangayu.


2. Tujuan Khusus

a. Memaparkan hasil dokumentasi dari setiap kegiatan yang di lakukan baik dari

sebelum dan sesudah dilakukan implementasi.

b. Memaparkan hasil evaluasi dari semua kegiatan implementasi yang telah

dilakukan di wilayah RW 01 Kelurahan Karangayu

c. Menyusun rencana tindak lanjut bersama masyarakat.

- Struktur Organisasi Kegiatan

1. Ketua : Fariz Alqomar Z.W

2. Wakil Ketua : Dyah Nur Madani

3. Sekretaris : 1. I’in Nur Khosidah

2. Anifahtul Aghiyah

3. Rinjani Nur Affanin

4. Notulen : Nurhana Diah M

5. MC : Irmawati

6. Moderator : Dwi Rahayu Lukitasari

7. Fasilitator

Agregat Balita : Aldha Sonia dan Siti Andriyan

Agregat Anak : Nurul Suryasari dan Erlinawati

Agregat Remaja : Siti Nurul Silfina dan Bunga Putri

Agregat Dewasa : Ade Kristianti dan Cindy Putri Utami

Agregat Lansia : Aprilia yunita putri dan Rahayu Utami


Agregat Bumilsu : Bekti Romaningsih dan Sarah Nursa Alganis

8. Dokumentasi : Ida Riyana

9. Seksi Perlengkapan : 1. Hernanda Adhe Nugroho

2. Fajar Kurnia Sandi

3. Fransiska Fanilaning Tyas

4. Anggie Novita Sari

5. Yulita Putri S

6. Laura Indira Berliana

7. Renny Setyawati

11. PJ RT : 1. Dini Candra M dan Farikhah ismawati

2. Rinjani Nur Affanin dan Era Avicka

3. Andriyana puji dan Kholida Afianingrum

4. Arimbi Retno P dan Adinda Destriyani

5. Ardiyanti Artika dan Novitasari

6. Eni Wulandari dan Dewi Yustia

7. Aisa Va’atun dan Durotun Nafisah

- Metode Pelaksanaan

Presentasi dan musyawarah


- Setting Tempat dan Waktu

5. Setting tempat

Layar

MC
Fasilitator
Moderator

Balita AUS Remaja

Dewasa Lansia Ibu


hamil

Dokumentasi

6. Setting waktu

Hari/Tanggal : Kamis/12 Mei 2022

Tempat : Balai Desa Kelurahan Karangayu

Waktu : 10.00 WIB

- Tahapan Pelaksanaan

No. Tahap Kegiatan

1. Pembukaan Membuka acara pertemuan 3 oleh MC

(10 Menit) Pembacaan susunan acara pertemuan 3 oleh MC

Sambutan oleh Ibu Lurah Kelurahan Karangayu

Sambutan oleh Kepala Puskesmas Karangayu

Sambutan oleh Dosen Pembimbing


2. Inti 1. Memaparkan hasil dokumentasi dari setiap

(60 Menit) kegiatan yang di lakukan baik dari sebelum

dan sesudah

2. Memaparkan hasil evaluasi dari semua

kegiatan yang telah dilakukan di wilayah RW

01 Kelurahan Karangayu

3. Penutup Menyusun rencana tindak lanjut bersama

(20 menit) masyarakat

Menyimpulkan hasil pertemuan 3

Pembacaan Doa oleh tokoh masyarakat

Menutup acara oleh MC

H. Evaluasi

4) Struktur

b. LP (Laporan Pendahuluan) telah dipersiapkan satu satu hari sebelumnya dan telah

disetujui dan dikonsulkan kepada dosen pembimbing.

c. Tempat dan alat tersedia sesuai rencana

d. Mahasiswa dapat berperan sesuai dengan tugasnya

e. Melakukan koordinasi dengan kepala desan dan camat

f. Waktu pelaksanaan musyawarah telah disepakati dan ditetapkan

g. Surat undangan telah dibuat

h. Telah terbentuk panitia penyelenggara


5) Proses

5) Peserta hadir 15 menit sebelum acara dimulai

6) Penyaji menyampaikan materi dengan baik

7) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

8) Para undangan yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

9) Peserta berperan aktif selama jalannya diskusi

10) Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif

11) Acara dapat berjalan sesuai rencana

6) Hasil

2. Para undangan yang datang sebanyak 75%

3. Memberikan informasi tentang kegiatan yang telah dilaksanakan

1) Agregat balita

Memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan, role play, demonstrasi dan

redemonstrasi terkait ISPA, cara perawatan balita ISPA dengan fisioterapi

dada serta inhalasi uap sederhana.

2) Agregat anak usia sekolah

Memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan, role play, demonstrasi dan

redemonstrasi terkait cara gosok gigi yang baik dan benar

3) Agregat remaja

Memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan, role play, demonstrasi dan

redemonstrasi terkait abdominal streching exercise dan kompres hangat.


4) Agregat dewasa dan lansia

Memberikan penyuluhan atau edukasi melalui poster tentang diet DASH,

pengecekan kesehatan, dan demonstrasi ROP (Relaksasi Otot Progresif).

5) Agregat ibu hamil

Memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang nutrisis ibu hamil dan

cara mengurangi mual muntah.

6) Agregat ibu menyusui

Memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan, role play, demonstrasi dan

redemonstrasi terkait perawatan payudara dan pijat oksitosin pada ibu

menyusui untuk memperlancar produksi ASI.

4. Memberikan hasil evaluasi mengenai kegiatan yang telah diselenggarakan

1) Masalah kesehatan yang telah teratasi

Meningkatnya pengetahuan masyarakat mulai dari agregat balita, anak usia

sekolah, remaja, dewasa, lansia, ibu hamil dan ibu menyusui yang ada di di

wilayah RW 01 Kelurahan Karangayu.

2) Masalah yang belum teratasi

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara mengatasi masalah

kesehatan.

3) Faktor Penunjang :

a. Peran aktif Lurah, ketua RW, ketua RT dan Tokoh masyarakat yang

menyempatkan diri untuk menghadiri pertemuan 3.

b. Banyaknya masyarakat yang berminat menghadiri acara pertemuan 3.


c. Bersedianya Kepala Puskesmas Nyaliyan dalam menghadiri pelaksanaan

pertemuan 3

d. Peran aktif mahasiswa profesi ners STIKES Telogorejo Semarang dalam

melaksanakan praktek komunitas

e. Dukungan dari pihak internal maupun eksternal

f. Tingginya motivasi masyarakat membuat penyaji mudah menyampaikan

maksud dan tujuan

4) Faktor Penghambat :

a. Waktu acara pertemuan 3 bertepatan hari-hari kerja

b. Rendahnya antusias masyarakat setempat membuat penyaji sulit

menyampaikan maksud dan tujuan.

5. Menyusun RTL bersama masyarakat

1) Kegiatan apa yang akan dilaksanakan ?

2) Dimana tempatnya ?

3) Siapa yang akan melaksanakan kegiatan ini ?

4) Kapan dan berapa lama kegiatan ini berlangsung ?

5) Sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan ini ?

6) Siapa yang perlu dilibatkan ?

7) Target yang ingin dicapai baik jumlah maupun kualitasnya


DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.H.(2016). Teori & Praktik : Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta :


EGC

Ayu, K. (2013). Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC

Maryani, D. (2014). Ilmu Keperawatan Komunitas. Bandung: CV Yrama Widya


Lampiran 5

LAMPIRAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


FISIOTERAPI DADA PADA BALITA DENGAN INFEKSI
SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI RW 01
KARANGAYU KOTA SEMARANG BARAT

Oleh :
Profesi Ners Stikes Telogorejo Semarang

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Fisioterapi Dada


Sasaran : Ibu yang memilik anak balita di RW 01, Kelurahan
Karangayu
Hari/tanggal : Selasa, 26 April 2022
Tempat : Kelurahan Karangayu
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners STIKES Telogorejo Semarang

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit diharapkan klien

mampu mengetahui dan memahami tentang cara fisioterapi dada

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan tentang Edukasi Fisioterapi Dada klien

diharapkan dapat:

1. Pengertian Edukasi Fisioterapi Dada

2. Tujuan Edukasi Fisioterapi Dada

3. Kontraindikasi dari Edukasi Fisioterapi Dada

4. Prosedur tindakan Edukasi Fisioterapi Dada

III. Materi Penyuluhan

1. Pengertian Edukasi Fisioterapi Dada


Fisioterapi dada adalah salah satu terapi yang digunakan dalam

pengobatan sebagian besar penyakit pernapasan pada anak-anak

dengan penyakit pernapasan kronis atau penyakit neuromuskuler

(Hanafi & Arniyanti, 2020).

Fisioterapi dada merupakan tindakan drainase postural, pengaturan

posisi, serta perkusi dan vibrasi dada yang merupakan metode untuk

memperbesar upaya klien dan memperbaiki fungsi paru (Siregar &

Aryayuni, 2019)

2. Tujuan Edukasi Fisioterapi Dada

Fisioterapi dada pada anak-anak bertujuan untuk membantu

pembersihan sekresi trakeobronkial, sehingga menurunkan resistensi

jalan napas, meningkatkan pertukaran gas, dan membuat pernapasan

lebih mudah. Fisioterapi dada juga dapat mengevakuasi eksudat

inflamasi dan sekresi trakeobronkial, menghilangkan penghalang jalan

napas, mengurangi resistensi saluran napas, meningkatkan pertukaran

gas, dan mengurangi kerja pernapasan (GSS et al, 2019).

3. Kontraindikasi dari Edukasi Fisioterapi Dada

a. Indikasi Fisioterapi Dada

Pada penderita ganguan paru baik kronik maupun akut fisioterapi

dada merupakan tindakan yang berguna. Dalam mengeluarkan

sekret serta memperbaiki ventilasi pada penderita yang mengalami

gangguan pada paru. Teknik terapi yang dipakai secara umum pada

orang dewasa serta dapat diterapkan untuk anak anak dan bayi.

(Smeltzer at al, 2010).


b. Kontraindikasi Fisioterapi Dada

Dada Pada fisioterapi terdapat dua jenis kontra indikasi yang

mutlak dan relative. Kontra indikasi yang biasa terjadi berupa gagal

jantung, pendarahan masif, infeksi berat, status asmatikus, fraktur

iga serta luka operasiyang baru serta bisa timbul keganasan pada

tumor paru.

4. Prosedur tindakan Edukasi Fisioterapi Dada

Teknik fisioterapi dada yang dipaling banyak dipakai adalah postural

drainage, vibrasi, tapotement dan massage. Dalam prosedur dilakukan

tindakan berupa :

1) Postural Drainage

Postural drainage cara lama yang paling sering digunakan untuk

mengeluarkan dahak mengunakan berat tubuh dan aliran sekret.

a) Prosedur Perawat berada didepan klien untuk memantau

tindakan yang muncul selama postural drainage, dianjurkan

untuk dilakukan sehari, tindakan ini tidak boleh dilakukan lebih

dari 40 menit pada beberapa posisi yang berbeda, setiap posisi

dilakukan selama 3 sampai 10 menit tindakan ini dilakukan

pada pagi hari dan sebelum sarapan atau bisa dilakukan pada

malam hari 1 sampai 3 jam sesudah makan baru boleh

dilakukan

b) Posisi - posisi untuk setiap lobus

1. lobus Upper appical segments


Tindakan ini dilakukan pada Posisi bersandar duduk, posisi

paling nyaman dilakukan di atas ranjang atau bisa dilakukan

permukaan ratapada posisi bersandar dibantal, vibrasi pada

area otot superior clavicula dan tulang leher dilakukan

dengan rentan waktu 3 sampai 5 menit.

2. lobus Upper posterior segments

Pada posis ini pasien duduk serta membungkuk, tangan

digantung serta disangga mengunakan bantal, vibrasi

mengunakan kedua lengan pada daerah atas punggung serta

sisi kiri dan kanan.

3. Segment upper lobus anterior

Pada posisi ini penderita terlentang, diganjal mengunakan

bantal dibawah kaki dan kepala, vibrasi sisi kanan bagian

depan dada dan bagian kiri tubuh dada antara bagian leher

4. Lingula

Pada posis ini penderita miring kearah kanan, kaki dan

pinggul dialas mengunakan bantal, punggung diputar

kurang lebih 45° ke belakang. Alas mengunakan bantal di

punggung penderita bagian belakang, kaki agak ditekuk,

diantara 2 lutut diganjal mengunakan bantal. vibrasi dimulai

dari arah lateral.

5. Middle lobus

Posisi kepala penderita dimiring kearah kiri, pungung

diputar kebelakang kurang lebih ¼ tangan kanan penderita


angkat keatas. Pingul dan kaki ditingikan kurang lebih 30°,

bantal diletakan pada bagian belakang pasien diantara kedua

kaki. vibrasi tepat pada bagian luaran kanan.

6. Lobus lower anterior segments

Penderita miring kanan bantal diletakan pada bagian

piungung sebelah belakang. Kaki dan pinggul ditingikan

kurang lebih 45° mengunakan bantal. Lutut ditekuk dan

dialas bantal, vibrasi pada bagian costa inferior kiri,

dilakukan berulang pada kedua sisi.

7. Lobus lower superior segments

Pada posisi ini, penderita dibaringkan pada posisi

tengkurap. Pada bagian bawah punggung diletakan dua

batal sebagai alas vibrasi dilakukan pada clavikula sebelah

bawah untuk sisi kiri dan kanan vertebra

2) Perkusi

merupakan penepukkan ringan pada dinding dada dengan tangan

dimana tangan membentuk seperti mangkuk (Kusyati, 2006).

Dimana tujuan dari terapi clapping ini adalah jalan nafas bersih,

secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada

dinding bronkus dan mempertahankan fungsi otototot pernafasan

(Potter dan Perry, 2006).

Perkusi secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural

drainase, jadi semua indikasi postural drainase secara umum adalah

indikasi perkusi Prosedur pelaksanaan :


a. Tutup area yang akan diperkusi dengan menggunakan handuk

b. Anjurkan klien untuk tarik napas dalam dan lambat untuk

meningkatkan relaksasi

c. Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk

d. Secara bergantian, lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan

tangan secara cepat menepuk dada

e. Perkusi pada setiap segmen paru selama 1 -2 menit, jangan pada

area yang mudah cedera

f. Kembalikan pasien keposisi yang nyaman

g. Membereskan alat-alat

h. Mencuci tangan

3) Getaran atau vibrasi

Getaran atau vibrasi merupakan cara membersihkan jalan nafas

dengan teknik getaran hal ini bisa membantu terlepasnya lendir

pada jalur udara. Getaran membuat sekret bisa dialirkan kedalam

jalur pernafasan besar, membuat lebih mudah untuk dikeluarkan

dengan cara dibatukkan. Pada umunya teknik akan diberikan

kombinasi dengan teknik perkusi(Helmi, 2005).

Vibrasi hanya boleh dilakukan ketika pasien akan menghembuskan

nafas. Penderita diminta melakukan nafas dalam vibrasi dan

kompresi dada akan diberikan pada saat inspirasi dan diteruskan

sampai selesai ekspirasi. Dengan meregangkan seluruh otot tangan

sampai ke bahu. Vibrasi harus melihat posisi normal dada. Posisi

vibrasi Dalam menempatkan tangan pada posisi berlawanan


daripada dada sedangkan tangan yang satunya lagi bertumpuh

diatasnya

Vibrasi diberikan sebanyak 5 sampai 8 kali hal yang harus

diperhatikan adalah adanya haemoptisis dan fraktur, tindakan ini

bisa dilakukan mengunakan alat vibrator

IV. Metode Penyluhan

a. Drama edukasi

b. Tanya jawab/ diskusi

c. Demonstrasi dan redemonstrasi

V. Media Penyuluhan

a. Poster

b. Booklet

c. Roleplay

VI. Rencana Kegiatan Penyuluhan

No Tahapan Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta


waktu

1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam,


2. Memperkenalkan diri 2.Mendengarkan dan
(2 menit) memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan
4. Kontrak waktu 15 menit dengan
klien
2 Kegiatan Drama edukasi penanganan 1.Mendengarkan dan
Inti masalah pada balita dengan ISPA memperhatikan
(30 menit) Darama menjelaskan materi yang
disiapkan : 2.Bertanya dan menjawab
1. Pengertian ISPA pertanyaan yang diajukan

2. Etiologi ISPA

3. Penanganan ISPA

Demontrasi fisioterapi dada

3 Penutup 1. Mengajukan pertanyaan 1. Menjawab

(5 menit) tentang materi pembelajaran. 2. Mendengarkan dan


2. Kesimpulan dari pembelajaran memperhatikan
3. Salam penutup
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, P. C. M. M., & Arniyanti, A. (2020). Penerapan Fisioterapi Dada Untuk

Mengeluarkan Dahak Pada Anak Yang Mengalami Jalan Napas Tidak Efektif.

Jurnal Keperawatan Profesional, 1(1), 44–50.

Siregar, T., & Aryayuni, C. (2019). Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap Pengeluaran

Sputum Pada Anak Dengan Penyakit Gangguan Pernafasaan Di Poli Anak

RSUD Kota Depok. Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia, 2(2), 34–42.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
EDUKASI INHALASI UAP SEDERHANA PADA BALITA
DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI
RW 01 KARANGAYU KOTA SEMARANG BARAT

Oleh :
Profesi Ners STIKES Telogorejo Semarang

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES TELOGOREJO
SEMARANG
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Terapi Inhalasi Sederhana

Sasaran : Ibu yang memilik anak balita di RW 01, Kelurahan Karang


Ayu

Hari/tanggal : Selasa, 26 April 2022

Tempat : Kelurahan Karang Ayu

Waktu : 30 menit

Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners STIKES Telogorejo Semarang

I. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit diharapkan klien mampu
mengetahui dan memahami tentang penggunaan inhalasi sederhana

II. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah mendapatkan penyuluhan klien diharapkan dapat :
a. Menyebutkan pengertian inhalasi sederhana dengan benar
b. Menyebutkan kembali tujuan terapi inhalasi sederhana dengan benar
c. Menyebutkan kembali 3 dari 3 manfaat dari terapi inhalasi sederhana dengan
benar
d. Menyebutkan kembali 2 dari 2 keuntungan dan kerugian terapi inhalasi
sederhana dengan benar
e. Menyebutkan kembali indikasi dan kontra indikasi terapi inhalasi sederhana
dengan benar
f. Menyebutkan kembali 4 dari 4 prosedur inhalasi sederhana dengan benar
III. Materi Penyuluhan
a. Pengertian inhalasi sederhana
Inhalasi sederhana yaitu memberikan obat dengan cara dihirup dalam bentuk
uap kedalam saluran pernapasan yang dilakukan dengan bahan dan cara yang
sederhana serta dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga.
b. Tujuan inhalasi sederhana
Membuat pernapasan yang terganggu akibat adanya lendir atau sedang
mengalami sesak napas menjadi kembali normal.
c. Manfaat inhalasi sederhana
1) Mengurangi sesak napas
2) Melebarkan jalan napas
3) Melegakan dan menghangatkan tenggorokan
d. Keuntungan dan kerugian inhalasi sederhana
1) Keuntungan : lebih mudah untuk dilakukan dan biaya terjangkau
2) Kerugian : kurang efektif diberikan pada balita karena uap air
panas dan bau minyak penghangat terlalu kuat. Belum lagi resiko
ketumpahan air panas
e. Indikasi dan kontraindikasi terapi inhalasi sederhana
1) Indukasi inhalasi uap
 Paisen sesak napas dan batuk
 Asma
 Pilek dengan hdung sesak berlendir
 Iritasi kerongkongan, radang selaput lendir saluran pernapasan bagian
atas
2) Kontraindikasi inhalasi uap
Kontra indikasi mutlak pada terapi inhalasi tidak ada indikasi relatif pada
pasien dengan alergi terhadap bahan atau obat yang digunakan
f. Prosedur tindakan inhalasi sederhana
Persiaokan alat dan bahan
1) Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom dengan
perbandingan 2-3 tetes minyak kayu putih untuk 250 ml ( 1 gelar ) air
panas.
2) Tempatkan pasien dan campuran tersebut diruangan yang tertutup 9
gunakan handuk) supaya uap tidak bercampur dengan udara bebas.
3) Hirup Uap dari campuran tersebut selama 5-10 m3nit atau pasien sudah
merasa lega dengan napasnya

IV. Metode Penyluhan


d. Drama edukasi
e. Tanya jawab/ diskusi
f. Demonstrasi dan redemonstrasi

V. Media Penyuluhan
d. Booklet
e. Poster
f. Alat peraga : handuk, baskom, aromatherapy (minyak kayu putih), air
hangat

VI. Rencana Kegiatan Penyuluhan


No Tahapan Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta
waktu

1 Pembukaan 5. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam,


6. Memperkenalkan diri 2.Mendengarkan dan
(2 menit) memperhatikan
7. Menjelaskan tujuan
8. Kontrak waktu 15 menit dengan
klien
2 Kegiatan Drama edukasi penanganan 1.Mendengarkan dan
Inti masalah pada balita dengan ISPA memperhatikan
(30 menit) Darama menjelaskan materi yang 2.Bertanya dan menjawab
disiapkan : pertanyaan yang diajukan

1. Pengertian ISPA

2. Etiologi ISPA

3. Penanganan ISPA
Demontrasi inhalasi uap

3 Penutup 4. Mengajukan pertanyaan 3. Menjawab

(5 menit) tentang materi pembelajaran. 4. Mendengarkan dan


5. Kesimpulan dari pembelajaran memperhatikan
6. Salam penutup
DAFTAR PUASTA
Akhvani, M.A (2018). Terapi Inhalasi Sederhana. British Joutnal of General
Praktice, 55 (516,557).
Agusta, A. (2013). Terapi Inhalasi dengan Arimatherapy. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Potter, P, A., & Perry, A, G (2011) Fundamental of nursing consept: Proses and
Practice. Philadelphia: Mosby. Inc
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BRUSHING TEETH PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH
DI RW I KEL. KARANGAYU KEC. SEMARANG BARAT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK RW 1 KARANGAYU
(AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

BRUSHING TEETH PADA AGREGAT ANAK USIA SEKOLAH

DI RW I KEL. KARANGAYU KEC. SEMARANG BARAT

Tema : Ramadhan ASRI (Ayo sehat RW I)


Topik : Edukasi brushing teeth yang benar dan pencegahan karies gigi.
Sasaran : Anak usia sekolah pada RW 1 Kelurahan Karangayu,
Kecamatan Semarang Barat
Hari / Tanggal : Selasa, 26 maret 2022
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Rumah ibu RT 3

1. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, peserta penyuluhan mampu
melakukan pencegahan karies gigi dan brushing teeth yang benar.
b. Tujuan Khusus
1) Menjelaskan pengertian brushing teeth dengan benar.

2) Mendemonstrasikan brushing teeth dengan benar.

2. SASARAN
Anak usia sekolah RW 1 Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat

3. MATERI
a. Pendidikan kesehatan brushing teeth
1) Pengertian brushing teeth
2) Tujuan brushing teeth
3) Waktu yang tepat untuk menggosok gigi
4) Cara menyikat gigi yang benar
5) Langkah – langkah untuk merawat gigi
6) Tips mencegah kerusakan gigi
7) Cara memilih sikat gigi

4. METODE
a. Orasi
b. Drama edukasi dan audio visual
c. Diskusi
d. Tanya jawab
e. Demonstrasi dan redemonstrasi

5. MEDIA
a. Poster
b. Video edukasi brushing teeth
c. Booklet

6. SETTING TEMPAT

: Penyaji
Media

: Lansia

7. RENCANA KEGIATAN
No Aktifitas Fasilitator Aktifitas peserta Waktu

1 Memberikan salam dan Menjawab salam 2 menit


memperkenalkan diri.

Mendengarkan
Menjelaskan maksud pertemuan dan
menjelaskan tujuan dari edukasi
brushing teeth

2 Menanyakan apakah ada yang sudah Menjawab dan 2 menit


pernah atau mengetahui tentang menyapaikan
brushing teeth pendapatnya

3 Menjelaskan pengertian brushing teeth Mendengarkan 10 menit

Bertanya

4 Menjelaskan dan memperagakan Memperhatikan, 5 menit


langkah-langkah brushing teeth mendengarkan

Mempraktekkan

5 Melakukan brushing teeth bersama- Menjawab dan 5 menit


sama mahasiswa dan anak usia sekolah menyampaikan
pendapatnya

6 Game bersama anak usia sekolah Memperagakkan 5 menit

7 Salam penutup Menjawab salam 1 menit

I. 8. EVALUASI :
1. Evaluasi Persiapan (Struktural)
a. Peserta penyuluhan hadir ke tempat penyuluhan
b. Tempat penyelenggaraan penyuluhan telah disiapkan
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
d. Persiapan media: phantom gigi, sikat gigi, pasta gigi, gelas kumur, tissue,
sterofoam, kostum animasi
e. Persiapan materi: materi disiapkan dalam bentuk makalah, ditulis, dan
dibuatkan leaflet dengan ringkas, menarik, lengkap mudah dimengerti oleh
sasaran penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Anak - anak datang dalam penyuluhan
b. Anak - anak memperhatikan penjelasan penyuluhan
c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu yang ditentukan
d. Anak - anak dapat mengikuti penyuluhan sampai selesai
e. Anak – anak dapat memperagakan brushing teeth

1) Evaluasi Hasil
a. Anak - anak dapat menjelaskan tentang brushing teeth yang benar
b. Anak – anak dapat menjelaskan waktu yang tepat untuk nrushing teeth.
MATERI BRUSHING TEETH

1. Pengertian brushing teeth


Menggosok gigi, setelah makan dan sebelum tidur adalah kegiatan rutin
sehari-hari. Tujuannya untuk memperoleh kesehatan gigi dan mulut agar
terhindar dari penyakit gigi seperti karies, gigi berlubang dan bau mulut.
2. Tujuan Menyikat Gigi
Tujuan menyikat gigi menurut Toni (2015) adalah:
1. Gigi tampak bersih dan putih
2. Mengurangi bau mulut
3. Mencegah sakit gigi (misalnya: karies gigi atau gigi berlubang)

3. Waktu yang Tepat untuk Menyikat Gigi


Menurut Dionella (2015) berikut waktu yang tepat untuk menyikat gigi:
a) Minimal kita menyikat gigi dua kali dalam sehari yaitu pagi setelah
sarapan dan malam hari menjelang tidur.
b) Yang paling ideal sebaiknya menyikat gigi setelah makan dan menjelang
tidur.
c) Apabila kita tidak mampu menggosok gigi setelah makan, dianjurkan
untuk kumur–kumur dengan air yang bersih untuk mengurangi sisa–sisa
makanan yang masih menempel di gigi
4. Cara Menyikat Gigi yang Baik dan Benar
Menurut Machfoedz (2015) cara menyikat gigi yang baik dan benar
adalah:

a) Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk


sudut 45 derajat di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.
b) Sikat bagian luar permukaan setiap gigi atas dan bawah
dengan posisi bulu sikat 45 derajat berlawanan dengan garis
gusi agar sisa makanan yang mungkin masih menyelip dapat
dibersihkan.
c) Untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi dengan cara
memutar.
d) Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk
mengunyah. Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk
membersihkan gigi dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat
tidak membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan celah –
celah gigi. Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.
e) Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi
dengan posisi tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah
melewati garis gusi.
f) Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih
segar.
g) Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang
keras dapat membuat gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada
gigi, yaitu penipisan struktur gigi terutama di sekitar garis gusi.
Abrasi dapat membuat bakteri dan asam menghabiskan gigi
karena lapisan keras pelindung enamel gigi telah terkikis.
h) Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat
yang kering sehingga dapat engering setelah dipakai.
i) Jangan pernah meminjamkan sikat gigi kepada orang lain
karena sikat gigi mengandung bakteri yang dapat berpindah
dari orang yang satu ke orang yang lain meski sikat sudah
dibersihkan
j) Gunakan sikat gigi elektrik untuk si kecil agar lebih mudah
digunakan. Sikat gigi jenis ini sebenarnya dapat membersihkan
lebih baik dari pada sikat gigi manual, namun sebaiknya
konsultasikan terlebih dahulu soal penggunaannya dengan
dokter gigi.

5. Langkah–langkah dalam Merawat Gigi dengan Baik dan Benar


Langkah–langkah dalam merawat gigi dengan baik dan benar menurut
Machfoedz (2005) adalah:
1) Menyikat gigi dengan baik dan teratur, ada tiga faktor yang harus
diperhatikan:
a) Pemilihan sikat gigi
b) Cara menyikat/ gerakan sikat gigi
Lakukan dengan gerakan vertikal dari arah gusi ke ujung gigi.
Untuk rahang atas, gerakan dari atas ke bawah dan
sebaliknya, sedangkan untuk rahang bawah, gerakan dari bawah
ke atas. Bagian luar, dalam dan permukaan gigi yang untuk
mengunyah disikat dengan teliti tapi tanpa tekanan. Gusi juga
harus disikat agar sisa–sisa makanan lunak yang ada di leher
gigi tersikat dan melakukan massage pada gusi sehingga gusi
sehat, kenyal dan tidak mudah berdarah. Juga mencegah
terentuknya karang gigi.
c) Frekuensi menyikat gigi
Sebaiknya dilakukan minimal 2 kali sehari pada pagi hari
sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Lebih baik
menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor yang dapat
menguatkan email.
2) Gunakan dental floss untuk membersihkan sisa–sisa makanan yang
menempel pada sela–sela gigi dan tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi.
3) Bersihkanlah lidah dengan menggunakan alat pembersih lidah atau sikat
gigi tanpa odol karena lidah merupakan tempat berkumpulnya bakteri yang
dapat menyebabkan bau mulut.
4) Kontrol rutin ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali

6. Tips–tips yang Berguna Dalam Mencegah Kerusakan Gigi Selain cara–cara


tersebut diatas, menurut Toni (2015) tips–tips berikut juga sangat berguna
untuk mencegah kerusakan gigi:
a. Berkumur dan minumlah air putih sesudah makan.
b. Hindari makanan yang manis dan lengket, seperti sirop, permen
dan coklat.
c. Mengunyah permen karet yang tidak mengandung gula karena
dapat meningkatkan aliran air liur/ saliva yang dapat membersihkan
partikel makanan dan asam penyebab kerusakan gigi.
d. Biasakanlah untuk memakan buah–buahan segar karena selain baik
untuk kesehatan, seratnya dapat mmbantu menghilangkan kotoran yang
ada di gigi.
e. Makanlah makanan seimbang dan kaya akan kalsium seperti susu, keju,
telur, teri, bayam, katuk, sawi, brokoli, dan lain sebagainya.

7. Cara Memilih Sikat Gigi


Pilih bulu sikat gigi yang jangan terlalu keras/ lembek/ jarang. Ujung sikat gigi
dan ujung bulu sikat sedekat mungkin karena bila tidak ujung sikat sudah
mentok ke bagian belakang mulut tapi bulu sikat tidak kena ke permukaan
gigi bagian belakang. Atau pilihlah sikat gigi kecil untuk menyikat gigi
geligi bagian belakang/ gigi geraham. Gantilah sikat gigi minimal setiap 3
bulan sekali atau bila bulu sikat gigi sudah tidak beraturan (Toni, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Dionella. (2015). Kapan waktu yang tepat untuk sikat gigi. (online),
http://www.drg.dionella.net, diakses tanggal 23 April 2016.

Machfoedz, I. (2015). Menjaga kesehatan gigi mulut anak–anak dan ibu hamil.
Yogyakarta: Fitramaya.

Toni. (2015). Cara menggosok gigi dengan benar. (online),


http://www.doktersehat.com, diakses tanggal 23 April 2016.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
AGREGAT REMAJA DENGAN NYERI HAID (Dismenore)
DI RW I KEL. KARANGAYU KEC. SEMARANG BARAT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK RW 1
(AGREGAT REMAJA)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
AGREGAT REMAJA DENGAN NYERI HAID (Dismenore)
DI RW I KEL. KARANGAYU KEC. SEMARANG BARAT

Topik : Ramadhan sehat atasi nyeri haid (Dismenore)

Sasaran : Remaja perempuan RW 1 Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat


Hari / tgl : Rabu, 27 April 2022
Waktu : 15.00 – 17.00 WIB

8. TUJUAN
c. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan remaja wanita mengetahui dan memahami
mengenai masalah nyeri haid (dismenore) yang sering dialami wanita saat menstruasi,
sehingga remaja wanita dapat menangani dan mengatasi masalah nyeri haid (dismenore)
tersebut.
d. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan remaja dapat :
1) Mengetahui dan memahami pengertian nyeri haid (dismenore)
2) Mengetahui dan memahami klasifikasi nyeri haid (dismenore)
3) Mengetahui dan memahami penyebab dari nyeri haid (dismenore)
4) Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari nyeri haid (dismenore)
5) Mengetahui dan memahami cara mengatasi dan pencegahan dari nyeri haid
(dismenore)

9. SASARAN
Remaja perempuan RW 1 Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat

10. MATERI (terlampir)


Pendidikan kesehatan nyeri haid (dismenore) :
1) Pengertian nyeri haid (dismenore)
2) Klasifikasi nyeri haid (dismenore)
3) Penyebab nyeri haid (dismenore)
4) Tanda dan gejala nyeri haid (dismenore)
5) Penanganan dan pencegahan nyeri haid (dismenore)

11. METODE
f. Ceramah
g. Diskusi
h. Tanya jawab

12. MEDIA
d. Flipchart nyeri haid (dismenore)
e. Leptop dan PPT
f. Poster nyeri haid (dismenore)

13. WAKTU DAN TEMPAT


Hari / Tanggal : Rabu, 27 April 2022
Waktu : 15.00 – 17.00 WIB
Tempat : Musholla RT 6 RW 1 Kelurahan Karangayu Semarang Barat

14. SETTING TEMPAT

: Penyaji
Media

: Remaja

15. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS


1. Pengorganisasian
a. Penyaji : Siti Nurul Silfina
b. Peserta : remaja perempuan RW 01
2. Uraian Tugas
a. Penyaji bertugas menyajikan meteri
b. Peserta bertugas mendengarkan, memperhatikan, dan bertanya mengenai materi
pendidikan kesehatan yang diberikan
16. KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
No Tahap Waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta
1 Pembukaan 1) Mengucapkan salam 1. Menjawab salam,
(2 menit) 2) Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3) Menjelaskan tujuan memperhatikan
4) Kontrak waktu 15 menit dengan
pasien
5) Memilih media yang sesuai (telah
disiapkan)
2 Kegiatan inti Menjelaskan materi yang disiapkan : 1. Mendengarkan dan
(30 menit) 1) Pengertian nyeri haid (dismenore) memperhatikan
2. Bertanya dan
2) Klasifikasi nyeri haid (dismenore)
menjawab
3) Penyebab nyeri haid (dismenore) pertanyaan yang
4) Tanda dan gejala nyeri haid diajukan

(dismenore)
5) Penanganan dan pencegahan nyeri
haid (dismenore)
3 Penutup 1) Mengajukan pertanyaan tentang 1. Menjawab
(3 menit) materi pembelajaran. 2. Mendengarkan dan
2) Kesimpulan dari pembelajaran memperhatikan
3) Salam penutup

17. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan, dan media sesuai dengan yang
dibutuhkan
2. Evaluasi Proses
Klien mampu mengerti dan memahami dengan jelas mengenai materi yang
diajarkan serta dalam menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji
3. Evaluasi Hasil
Klien menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang masalah nyeri haid
(dismenore), dilihat dari terjawabnya penyataan yang diajukan oleh penyaji kepada
klien
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
NYERI HAID (Dismenore) PADA REMAJA PEREMPUAN

A. Pengertian Nyeri Haid (Dismenore)


Haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara
berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal
reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja
sampai menopause. Pada wanita siklus menstruasi rata – rata terjadi sekitar 28 hari,
walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi
yang sama, kadang – kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya,
menstruasi rata – rata terjadi 5 hari, kadang – kadang menstruasi juga dapat terjadi
sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10
mL hingga 80 mL per hari tetapi biasanya dengan rata – rata 35 mL/harinya.
Dismenore (dysmenorrhea) adalah suatu kondisi medis ginekologis rasa sakit
selama menstruasi yang mengganggu aktivitas sehari – hari. Namun, dismenore sering
didefinisikan hanya sebagai nyeri haid, atau setidaknya nyeri haid yang berlebihan.
Dismenore / Nyeri Haid adalah kondisi nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan
terjadi menjelang atau selama menstruasi. Nyeri haid sering digunakan secara sinonim
dengan kram menstruasi, tetapi yang terakhir juga dapat merujuk pada kontraksi uterus
menstruasi, yang umumnya kekuatan, durasi dan frekuensinya lebih tinggi daripada di
sisa siklus menstruasi.
Dismenore muncul dengan berbagai jenis rasa nyeri, sepeti sakit yang teramat
sangat, berdenyut, mual, nyeri seperti terbakar, atau sakit yang sangat menusuk.
Dysmenorrhea bisa mendahului menstruasi dengan beberapa hari atau mungkin
menyertainya, dan biasanya berkurang hingga akhir menstruasi. Dysmenorrhea bisa
hidup berdampingan dengan kehilangan darah berlebihan berat, yang dikenal sebagai
menorrhagia. Dalam keadaan yang normal, nyeri haid hanya membuat wanita merasa
sakit dan tidak nyaman. Tetapi dalam keadaan yang parah, nyeri haid ini bisa membuat
wanita tidak dapat bekerja dan harus beristirahat, nyeri sering bersamaan dengan rasa
mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan dan lekas marah.
Nyeri haid terutama dirasakan oleh remaja putri di tahun awal menstruasi,
wanita yang beriwayat mendapatkan menstruasi pertama lebih awal (kurang dari 12
tahun) dan wanita yang mengeluarkan darah haid lebih banyak. Pada kasus yang lebih
jarang, nyeri menstruasi disebabkan oleh kondisi atau penyakit, misalnya
endometriosis, penyakit menular seksual, kista ovarium atau masalah spiral (IUD). Jika
seseorang mulai merasakan nyeri menstruasi setelah berusia 25 tahun atau bila rasa
nyeri disertai gejala lain seperti perdarahan haid yang tidak kunjung berhenti atau
berbau busuk, perlu berkonsultasi dengan dokter.
Dari beberapa pendapat mengenai Dismenore, maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa Dismenore atau nyeri haid adalah rasa nyeri yang timbul menjelang
dan selama menstruasi yang dapat menggangggu aktivitas sehari – hari, ditandai dengan
gejala kram pada abdomen bagian bawah.

B. Klasifikasi
Klasifikasi nyeri haid (dismenore) :
1. Dismenore Primer
Dismenore primer didiagnosis ketika tidak ada yang terdeteksi. Dismenore
primer, (disebut juga Dismenore idiopatik, esensial, intrinsik) adalah nyeri
menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan ginekologik). Terjadi
sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan (Proverawati &
Misaroh, 2016). Dismenore primer timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri
dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh atau
perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan (Wijayanti, 2013).
Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12
bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah
menarche umumnya berjenis anovulatuar yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa nyeri
tidak timbul lama sebelumnya atau bersama dengan permulaan haid dan
berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung
beberapa hari (Prawirohardjo, 2011). Menurut Prawirohardjo (2011), ada beberapa
faktor peranan sebagai penyebab Dismenore primer, antara lain :
a. Faktor kejiwaan
Pada gadis – gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka
tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul
Dismenore
b. Faktor kostitusi
Faktor ini erat hubungannya dengan faktor di atas karena dapat menurunkan
ketahanan terhadap rasa nyeri, misalnya anemia, penyakit menahun, dan
sebagainya yang dapat mempengaruhi timbulnya Dismenore
c. Faktor obstruksi kanalis servikalis
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya Dismenore
primer adalah stenosis canalis servikalis
d. Faktor alergi
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara
Dismenore dengan urtikaria, migrane atau asam bronkhiale, bahwa sebab
alergi adalah toksi haid.
2. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder adalah dismenore yang berhubungan dengan kondisi yang
ada. Dismenore sekunder didiagnosis ketika gejala yang disebabkan penyakit yang
mendasari, gangguan, atau kelainan struktural baik di dalam atau di luar rahim.
Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang
mengalami dismenore. Penyebab paling umum dari dismenore sekunder adalah
endometriosis. Penyebab lain termasuk Leiomioma, adenomiosis, kista ovarium,
dan kemacetan panggul. Kehadiran tembaga IUD juga dapat menyebabkan
dismenore. Pada pasien dengan adenomiosis, sistem intrauterin levonorgestrel
(Mirena) diobservasi untuk pengobatannya.
Dismenore sekunder, (disebut juga sebagai Dismenore ekstrinsik, acquired)
adalah nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan ginekologik, misalnya
endometriosis (sebagian besar), fibroids, adenomyosis. Terjadi pada wanita yang
sebelumnya tidak mengalami Dismenore (Proverawati dkk, 2015). Dismenore
sekunder merupakan nyeri yang disebabkan oleh kelainan ginekologi seperti
salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis uteri dan lain – lain
(Prawirohardjo, 2011).

Nyeri haid berdasarkan jenis nyerinya :


1. Nyeri spasmodik
Terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa haid atau segera setelah
masa haid mulai. Banyak wanita terpaksa, harus berbaring karena terlalu menderita
nyeri itu sehingga ia tidak dapat mengerjakan apapun. Ada di antara yang pingsan,
merasa, sangat mual, bahkan ada yang benar – benar muntah. Dismenore spasmodic
dapat diobati atau paling tidak dikurangi dengan lahirnya bayi pertama, walaupun
banyak pula wanita yang tidak mengalami hal seperti itu
2. Dismenore kongestif
Penderita dismenore kongestif biasanya akan tahu sejak berhari – hari sebelumnya,
bahwa masa haidnya akan segera tiba. Mengalami pegal, sakit pada bush darts,
perut kembung tidak menentu, beha terasa terlalu ketat, sakit kepala, sakit
punggung, pegal pada paha, merasa, lelah atau sulit dipahami, mudah tersinggung,
kehilangan keseimbangan, menjadi ceroboh, terganggu tidur, atau muncul memar
di paha dan lengan atas. Semua itu merupakan simptom pegal menyiksa yang
berlangsung antara 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Proses menstruasi
mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jika sudah berlangsung. Bahkan setelah
hari pertama masa haid, orang yang menderita dismenore kongestif akan merasa
lebih baik.

C. Penyebab Nyeri Haid (Dismenore)


Penyebab dismenore diantaranya adalah:
1. Bisa karena penyakit (peradangan panggul) endomentriosis
2. Tumor atau kelainan letak uterus
3. Selaput dara yang tidak berlubang
4. Stress atau kecemasan berlebihan
5. Namun diduga penyebab utamanya terjadi ketidak seimbangnya hormonal dalam
tubuh
Banyak wanita usia subur yang secara rutin mengalami nyeri menstruasi. Nyeri yang
terkait dengan kram itu berlangsung di hari – hari menjelang atau awal menstruasi.
Nyeri terasa di perut bagian bawah atau tengah dan mungkin memancar hingga ke
pinggul, paha, dan punggung. Intensitas nyeri naik dan turun berulang – ulang,
mengikuti kontraksi otot rahim yang mendasarinya. Tingkat keparahan nyeri bervariasi
antar wanita dan antar-haid pada wanita yang sama. Pada suatu saat, nyeri mungkin
hamper tidak terasa. Di saat lain, nyeri bisa sangat hebat disertai kejang, lemas, demam,
pusing dan berbagai gangguan lambung seperti mual, muntah, dan diare.

D. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala nyeri haid (dismenore) :
1. Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan
tungkai
2. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang
terus menerus ada
3. Nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya
dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang
4. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan
sering berkemih, kadang sampai terjadi muntah

Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai
puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga
sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diaredan sering berkemih. Kadang
sampai terjadi muntah.
Gejala Dismenore yang paling umum adalah nyeri mirip kram dibagian bawah perut
yang menyebar ke punggung dan kaki. Gejala terkait lainnya adalah muntah, sakit
kepala, cemas, kelelahan, diare, pusing dan rasa kembung atau perut terasa penuh.
Beberapa wanita mengalami nyeri sebelum menstruasi dimulai dan bisa berlangsung
beberapa hari (Ramaiah, 2014).

E. Penanganan dan Pencegahan


Beberapa pendapat tentang upaya penanganan untuk mengatasi Dismenore, upaya
penanganan Dismenore menurut Yatim (2013) :
1. Olahraga atau latihan, psikoterapi untuk meyakinkan perempuan bahwa keluhannya
tidak membahayakan kehidupan, dan akan berlalu begitu darah keluar dengan
lancar
2. Obat – obatan anti sakit (analgetik) sebaiknya bukan golongan narkotik seperti
Morfin dan Codein
3. Obat – obatan penghambat pengeluaran hormon Prostaglandin, seperti Aspirin,
Endometasin, dan Asam Mefenamat

Upaya penanganan Dismenore menurut Proverawati & Misaroh (2014) dan Wijayanti
(2010) :
1. Kompres dengan botol dingin (hangat tepat pada bagian yang terasa kram (bisa di
perut atau pinggang bagian belakang)
2. Minum – minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi
3. Menghindari minum – minuman yang beralkohol, kopi dan es krim
4. Menggosok – gosok perut atau pinggang yang sakit
5. Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah
6. Tarik nafas dalam – dalam secara perlahan untuk relaksasi
7. Obat – obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh minum
analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat, asal dosisnya
tidak lebih dari 3 kali sehari

Upaya penanganan Dismenore menurut Dianamawih (2014):


1. Olahraga ringan
2. Mengonsumsi buah dan sayur
3. Mengurangi kadar gula dan kafein
4. Minum obat yang mengandung aspirin dan ibuprofen

Cara mencegah nyeri haid (dismenore):


1. Solusi non obat:
a. Tempelkan bantal pemanas ke perut bagian bawah (di bawah pusar)
b. Lakukan yoga / senam Abdominal Stretching Exercise
c. Mengosok – gosok perut / pinggang : pijatlah yang sakit perut bagian bawah
dengan pijatan melingkar yang ringan
d. Minumlah minuman yang hangat
e. Bila merasa mual sehingga selera makan terganggu, sebar waktu makan, juga
dapat mengganti makan besar dengan makanan ringan yang lebih sering
f. Pilihlah diet kaya karbohidrat kompleks seperti biji – bijian, buah – buahan, dan
sayuran yang rendah garam, gula, dan tanpa kafein
g. Konsumsi sayuran dan buah – buahan serta makanan rendah lemak
h. Perbanyak asupan vitamin E, vitamin B6, kalsium dan magnesium, atau minyak
ikan
i. Mandilah dengan air hangat, boleh juga menggunakan aromaterapi untuk
menenangkan diri
j. Berolahraga dapat mengurangi nyeri pada beberapa wanita dan mengurangi
stres tapi juga meningkatkan produksi endorfin otak, penawar sakit alami tubuh
k. Tarik napas dalam – dalam secara perlahan untuk relaksasi (relaksasi nafas
dalam)
l. Hindari konsumsi alkohol, kopi, dan juga coklat karena dapat meningkatkan
kadar estrogen yang nantinya dapat memicu lepasnya prostaglandin. Hindari
juga makanan bersuhu dingin misalnya es krim
m. Melakukan kesibukan – kesibukan yang mengandung unsure rekreasi seperti
mendengarkan music, dan membaca buku juga dapat mengurangi nyeri dan
mengurangi kekambuhan dismenore
n. Perlu dilakukan beberapa pemeriksaan untuk melihat adanya kemungkinan lain

2. Solusi obat
a. Obat anti-inflamasi
Perawatan utama nyeri menstruasi adalah kelas obat yang disebut obat anti-
inflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen. Mereka
bekerja dengan menghentikan produksi prostaglandin oleh tubuh. Mereka juga
dapat mengurangi kehilangan darah dengan mengurangi pembekuan darah di
dalam rahim. Ada belasan merek obat berbasis NSAID yang dapat Anda beli
secara bebas di apotek dan toko obat. Anda harus berhati – hati dengan obat ini
jika memiliki penyakit maag, karena dapat mengiritasi lambung.
b. Pemberian obat analgetik digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri / sakit
apat menggunakan aspirin, asetaminofen, propofiksen (untuk nyeri ringan),
Promrtazin, oksikodon, butalbitat (untuk nyeri berat).
DAFTAR PUSTAKA

Proverawati dkk. (2015). Studi Analisa Pemanfaatan Air Kelapa Sebagai Intervensi
Non Farmakologi Dalam Mencegah Nyeri Haid (Disminorea) Pada
Santriwati Di Asrama Al-Husna Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang.
UNIPDU Jombang. http://eprints.unipdu.ac.id/300/1/BAB%20I.pdf diakses:
22 April 2022, jam 13.15
Proverawati & Misaroh. (2016). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap
Penurunan Nyeri Dismenore Pada Siswi Kelas Xi Smk Muhammadiyah
Watukelir Sukoharjo (The Influence Of Warm Compress Decrease In
Dismenorhea Eleventh Grade Students Of SMK Muhammadiyah Watukelir
Sukoharjo) Volume 1 No. 2. Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo.
http://jurnal.poltekkes-solo.ac.id/index.php/JKK/article/viewFile/242/217
diakses: 22 April 2022, jam 13.00
Wiknjosastro.H. (2011). Ilmu Kandungan. Jakarta: Pustaka Sarwono Prawirohardjo
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ABDOMINAL STRECING EXERCISE PADA AGREGAT
REMAJA DI RW I KEL. KARANGAYU
KEC. SEMARANG BARAT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK RW 1
(AGREGAT REMAJA)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ABDOMINAL STRECING EXERCISE PADA AGREGAT REMAJA
DI RW I KEL. KARANGAYU KEC. SEMARANG BARAT

Topik : Ramadhan sehat dengan senam Abdominal Strecing Exercise

Sasaran : Remaja RW 1 Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat


Hari / tgl : Rabu, 27 April 2022
Waktu : 15.00 – 17.00 WIB

1. TUJUAN
Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta dapat memahami tentang senam
abdominal stretching exercise dan diharapkan keluarga dapat membatu anggota
keluarga yang mengalami disminore untuk melakukan senam abdominal
stretching exercise di rumah.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan remaja dapat :
1) Menyebutkan kembali pengertian senam abdominal stretching exercise
2) Menyebutkan kembali manfaat senam abdominal stretching exercise
3) Menyebutkan kembali hal – hal yang perlu diperhatikan dari senam abdominal
stretching exercise
4) Menyebutkan kembali langkah – langkah senam abdominal stretching exercise

2. SASARAN
Remaja RW 1 Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat

3. MATERI (terlampir)
Pendidikan kesehatan nyeri haid (dismenore) :
1) Pengertian senam abdominal stretching exercise
2) Manfaat senam abdominal stretching exercise
3) Hal – hal yang perlu diperhatikan dari senam abdominal stretching
exercise
4) Langkah – langkah senam abdominal stretching exercise

4. METODE
i. Ceramah
j. Demonstrasi
5. MEDIA
g. Video senam abdominal stretching exercise
h. Leaflet
6. WAKTU DAN TEMPAT
Hari / Tanggal : Rabu, 27 April 2022
Waktu : 15.00 – 17.00 WIB
Tempat : Musholla RT 6 RW 1 Kelurahan Karangayu Semarang Barat
7. SETTING TEMPAT

: Penyaji
Media

: Remaja

8. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS


1. Pengorganisasian
a. Penyaji : Ida Riyana & Bunga
b. Peserta : remaja RW 01 Kelurahan Karangayu Semarang Barat
2. Uraian Tugas
a. Penyaji bertugas menyajikan meteri dan mengajarkan senam abdominal
stretching exercise
b. Peserta bertugas mendengarkan, memperhatikan, dan bertanya mengenai
materi dan langkah – langkah senam abdominal stretching exercise
9. KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
No Tahap Waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta
1 Pembukaan 6) Mengucapkan salam 3. Menjawab salam,
(2 menit) 7) Memperkenalkan diri 4. Mendengarkan
8) Menjelaskan tujuan dan
9) Kontrak waktu 15 menit memperhatikan
dengan pasien
10) Memilih media yang sesuai
(telah disiapkan)
2 Kegiatan inti Menjelaskan materi yang 3. Mendengarkan
(30 menit) disiapkan : dan
memperhatikan
6) Pengertian senam abdominal
4. Bertanya dan
stretching exercise menjawab
7) Manfaat senam abdominal pertanyaan yang
diajukan
stretching exercise
8) Hal – hal yang perlu
diperhatikan dari senam
abdominal stretching
exercise
9) Langkah – langkah senam
abdominal stretching
exercise
3 Penutup 4) Mengajukan pertanyaan 3. Menjawab
(3 menit) tentang materi pembelajaran 4. Mendengarkan
5) Kesimpulan dari dan
pembelajaran memperhatikan
6) Salam penutup

10. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan, dan media sesuai dengan
yang dibutuhkan
2. Evaluasi Proses
Klien mampu mengerti dengan jelas langkah – langah atau gerakan senam
abdominal stretching exercise yang diajarkan serta dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan penyaji
3. Evaluasi Hasil
Klien menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang senam
abdominal stretching exercise, dilihat dari terjawabnya penyataan yang
diajukan oleh penyaji kepada klien

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN


SENAM ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE PADA REMAJA

F. Pengertian Senam Abdominal Stretching Exercise


Abdominal stretching exercise merupakan salah satu tehnik relaksasi yang bisa
digunakan untuk mengurangi nyeri.

G. Manfaat Senam Abdominal Stretching Exercise


1. Melatih cara relaksasi saat nyeri haid
2. Menstimulus aliran sistem getah bening
3. Mengurangi kram otot
4. Merelaksasikan otot uterus
5. Meningkatkan hormon endorphin
6. Mengontrol nyeri saat haid

H. Hal – hal yang Perlu Diperhatikan


1. Tidak dalam keadaan lemah
2. Tidak dalam keadaan nyeri haid yang hebat
3. Tidak dalam keadaan stamina menurun akibat flu, atau kurang tidur dan
baru sembuh dari sakit
I. Langkah – Langkah Senam Abdominal Stretching Exercise
1. Persiapan alat : Bola
2. Persiapan diri :
a. Ucapkan Salam
b. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan dan manfaatnya
c. Kontrak waktu lamanya latihan senam nyeri haid
3. Pelaksanaan :
a. Cat stetch
Posisi awal: tangan dan lutut di lantai
1) Punggung di lengkungkan, perut di gerakkan kearah lantai
senyaman mungkin, tegakkan dagu dan mata melihat lantai,
tahan selama 10 detik sambil di hitung dengan bersuara lalu
rilaks.
2) Punggung di gerakkan ke atas dan kepala menunduk ke lantai,
tahan selama 10 detik, sambil di hitung dengan bersuara, lalu
rilaks.
3) Duduk di atas tumit, rentangkan lengan ke depan se jauh
mungkin, tahan selama 20 detik, sambil di hitung dengan
bersuara, lalu rilaks. Latihan ini di lakukan sebanyak 3 kali
b. Lower trunk rotation
Posisi awal: berbaring terlentang, lutut di tekuk, kaki di lantai, kedua
tangan di lentangkan ke luar.
1) Putar perlahan lutut ke kanan sedekat mungkin dengan lantai.
Pertahankan bahu tetap di lantai. Tahan selama 20 detik, sambil
di hitung dengan bersuara
2) Putar perlahan kembali lutut ke kiri sedekat mungkin dengan
lantai. Pertahankan bahu tetap di lantai. Tahan selama 20 detik,
sambil di hitung dengan bersuara. Kemudian kembali ke posisi
awal. Latihan di lakukan sebanyak 3 kali
c. Buttock/hip stretch
Posisi awal: berbaring terlentang, lutut di tekuk.
1) Letakkan bagian luar pergelangan kaki kanan pada paha kiri
diatas lutut
2) Pegang bagian belakang paha dan tarik kearah dada senyaman
mungkin tahan selama 20 detik sambil di hitung dengan
bersuara, kemudian kembali ke posisi awal dan rilaks. Latihan
di lakukan sebanyak 3 kali
d. Corl up
Posisi awal: berbaring terlentang, lutut di tekuk, kaki di lantai tangan
di bawah kepala.
1) Lengkungkan punggung dari lantai dan dorong ke arah langit
langit. Tahan selama 20 detik, sambil di hitung dengan bersuara
2) Ratakan punggung se jajar lantai dengan mengencangkan otot
– otot perut dan bokong
3) Lengkungkan sebagian tubuh bagian atas ke arah lutut, tahan
selama 20 deti. Latihan di lakukan sebanyak 3 kali
e. Lower abdominal strengthening
Posisi awal: berbaring terlentang, lutut di tekuk, lengan di bentangkan
sebagian keluar.
1) Letakkan bola antara tumit dan bokong. Ratakan punggung
bawah ke lantai dengan mengencangkan otot otot perut dan
bokong
2) Perlahan tarik kedua lutut ke arah dada sambil menarik tumit
dan bola, kencangkan otot bokong, jangan melengkungkan
punggung. Latihan ini dilakukan sebanyak 15 kali
f. The bridge position
Posisi awal: berbaring terlentang, lutut di tekuk, kaki dan siku di lantai,
lengan di bentangkan sebagian keluar.
1) Ratakan punggung di lantai dengan mengencangkan otot otot
perut dan bokong
2) Angkat pinggul dan punggung bawah untuk membentuk garis
lurus dari lutut ke dada. Tahan selama 20 detik, sambil di hitung
dengan bersuara, kemudian perlahan kembali ke posisi awal dan
rilaks. Latihan ini di lakukan sebanyak 3 kali
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN DIET HIPERTENSI

DI RW I KEL. KARANGAYU KEC. SEMARANG BARAT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK RW 1 KARANGAYU

(AGREGAT DEWASA)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES TELOGOREJO SEMARANG

2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN DIET HIPERTENSI

DI RW I KEL. KARANGAYU KEC. SEMARANG BARAT

Tema : Ramadhan ASRI (Ayo sehat RW I)

Topik : Ramadhan sehat bebas hipertensi

Sasaran : Dewasa RW 1 Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat

Hari / tgl : Kamis, 28 April 2022

Waktu : 16.15 - 16.45 WIB

Tempat : Mushola RT 6, RW I Kelurahan Karangayu

1. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga pasien mampu
mengetahui dan mengerti mengenai penyakit hipertensi dan diet yang baik untuk
mencegah dan mengendalikan Hipertensi.
b. Tujuan Khusus
1) Menyebutkan dengan benar pengertian Diet Hipertensi

2) Menyebutkan dengan benar tujuan dan manfaat diet hipertensi

3) Menyebutkan dengan benar makanan apa saja yang boleh di konsumsi

4) Menyebutkan dengan benar makanan apa saja yang tidak boleh di konsumsi

2. SASARAN
Dewasa RW 1 Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat
3. MATERI
a. Pendidikan kesehatan hipertensi
1) Pengertian Diet DASH
2) Tujuan diet DASH
3) Jenis makanan yang dianjurkan atau boleh dikonsumsi
4) Jenis makanan yang tidak dianjurkan
5) Cara mengatur diet
4. Terapi relaksasi otot progresifMETODE
a. Seminar
b. Diskusi
c. Tanya jawab
d. Demonstrasi dan redemonstrasi

5. MEDIA
a. Poster
b. Video Relaksasi Otot Porgresif

6. SETTING TEMPAT

: Penyaji
Media

: Lansia

7. RENCANA KEGIATAN
No Tahap Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta
Waktu
1. Pre Cek kesehatan (tensi,GDS,asam 1. Melakukan cek
Kegiatan urat) kesehatan pada
(60 Menit) stand yang ada
2. Pembukaan Pembukaan 1.Menjawab salam
(15 menit) 2.Mendengarkan dan
Sambutan ketua panitia
memperhatikan
2 Kegiatan Seminar oleh pembicara (30 1.Mendengarkan
inti (120 menit) dan
memperhatikan
menit) Menjelaskan materi yang
2.Bertanya dan
disiapkan : menjawab
1) Menggali pengetahuan pertanyaan yang
diajukan
peserta
2) Menjelaskan tujuan dan
manfaat diet hipertensi,
jenis makanan yang boleh di
konsumsi dan jenis
makanan yang tidak boleh
di konsumsi
3) Terapi otot progresif
(Video)
Tanya jawab dan diskusi

Game : susun puzzle (untuk


agregat dewasa) dan tebak
gambar (untuk agregat lansia)
(15 menit)

Kultum : Hidup sehat menurut


agama Islam (30 menit)
Buka bersama dan sholat jamaah

3 Penutup 1) Kesimpulan dari 1. Menjawab


(10 menit) pembelajaran 2. Mendengarkan
2) Salam penutup dan
memperhatikan

8. EVALUASI :
1. Evaluasi struktur
Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan, dan media sesuai dengan yang
dibutuhkan
2. Evaluasi proses
Klien mampu mengerti dan memahami dengan jelas mengenai materi yang
diajarkan serta dalam menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji.
3. Evaluasi hasil
Klien menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan penyakit dan manajemen
penanganan hipertensi dan asam urat, dilihat dari terjawabnya penyataan yang
diajukan oleh penyaji kepada klien.
DIET HIPERTENSI

a. Pengertian Diet hipertensi

Diet DASH menekankan pada konsumsi makanan sehat dengan mengurangi


konsumsi garam dan kaya buah, sayuran, biji-bijian, susu rendah lemak, dan
protein tanpa atau rendah lemak.

b. Tujuan Diet hipertensi

a. Membantu menurunkan tekanan darah tinggi


b. Mengurangi resiko penyakit jantung, gagal jantung, dan stroke
c. Membantu mencegah atau mengendalikan diabetes tipe 2
d. Memperbaiki kadar kolesterol
c. Makanan yang dianjurkan atau boleh dikonsumsi

a. Karbohidrat : Nasi, roti, kentang, singkong, jagung dan sereal


b. Protein hewani : Daging, ikan, telur ayam atau telur bebek
c. Protein nabati : Kacang-kacangan (kacang tanah, kacang merah, kacang kenari,
biji kapri, biji bunga matahari)
d. Lemak : Minyak nabati, margarin
e. Sayuran : Brokoli, wortel, buncis, kacang Panjang, kangung dan bayam
f. Buah-buahan : Apel, pisang, anggur, jeruk mangga dan melon
g. Minuman : susu skim atau susu rendah lemak dan teh
d. Makanan yang tidak dianjurkan
a. Karbohidrat : Crekers
b. Protein hewani : Jeroan, sarde, keju dan ikan asin
c. Sayuran : Sayuran kemasan atau yang diawetkan
d. Buah-buahan : Durian
e. Cara mengatur diet
a. Rasa tawar dapat diperbaiki dengan menambah gula merah/putih, bawang
(merah/putih), jahe, kencur, salam dan bumbu lain yang tidak mengandung
sedikit garam Na.
b. Makanan lebih enak ditumis, digoreng, dipanggang, walaupun tanpa garam,
bubuhkan garam saat diatas meja makan, gunakan garam beryodium (30-
80ppm), tidak lebih dari 1 sendok teh / hari
c. Dapat menggunakan garam yang mengandung rendah natrium
SATUAN ACARA PENYULUHAN
AGREGAT LANSIA DENGAN ASAM URAT
DI RW I KEL. KARANGAYU KEC. SEMARANG BARAT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK RW 1 KARANGAYU
(AGREGAT LANSIA)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
AGREGAT LANSIA DENGAN ASAM URAT
DI RW I KEL. KARANGAYU KEC. SEMARANG BARAT

Tema : Ramadhan ASRI (Ayo sehat RW I)

Topik : Ramadhan sehat bebas asam urat

Sasaran : Lansia RW 1 Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat


Hari / tgl : Kamis, 28 April 2022
Waktu : 16.15-16.45 WIB
Tempat : Mushola RT 6, RW I Kelurahan Karangayu

1. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga pasien mampu
mengetahui dan mengerti mengenai penyakit dan manajemen penanganan asam
urat.
b. Tujuan Khusus
5) Menjustifikasi masalah asam urat yang ada di lansia
6) Memberikan edukasi mengenai asam urat pada lansia
7) Mengajarkan terapi relaksasi otot progresif pada lansia

2. SASARAN
Lansia RW 1 Kelurahan Karangayu, Kecamatan Semarang Barat

3. MATERI
b. Pendidikan kesehatan asam urat
5) Pengertian asam urat
6) Penyebab asam urat
7) Tanda dan gejala asam urat
8) Makanan yang harus dihindari
9) Aktivitas fisik yang dapat dilakukan untuk mencegah nyeri sendi akibat asam
urat
c. Terapi relaksasi otot progresif

4. METODE
a. Seminar
b. Diskusi
c. Tanya jawab
d. Demonstrasi dan redemonstrasi

5. MEDIA
a. Poster
b. Video Relaksasi Otot Porgresif

6. SETTING TEMPAT

: Penyaji
Media

: Lansia

7. RENCANA KEGIATAN
No Tahap Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta
Waktu
1. Pre Cek kesehatan (tensi,GDS,asam 2. Melakukan cek
Kegiatan urat) kesehatan pada
(60 Menit) stand yang ada

2. Pembukaan Pembukaan 3.Menjawab salam


(15 menit)
Sambutan ketua panitia 4.Mendengarkan dan
memperhatikan
2 Kegiatan Seminar oleh pembicara (30 3.Mendengarkan
inti (120 menit) dan
memperhatikan
menit) Menjelaskan materi yang
4.Bertanya dan
disiapkan : menjawab
4) Pengertian asam urat pertanyaan yang
diajukan
5) Penyebab asam urat
6) Tanda dan gejala asam urat
7) Makanan yang harus
dihindari
8) Aktivitas fisik yang dapat
dilakukan untuk mencegah
nyeri sendi akibat asam urat
9) Terapi otot progresif
(Video)
Tanya jawab dan diskusi

Game : susun puzzle (untuk


agregat dewasa) dan tebak
gambar (untuk agregat lansia)
(15 menit)

Kultum : Hidup sehat menurut


agama Islam (30 menit)

Buka bersama dan sholat jamaah


3 Penutup 3) Kesimpulan dari 3. Menjawab
(10 menit) pembelajaran 4. Mendengarkan
4) Salam penutup dan
memperhatikan

8. EVALUASI :
1. Evaluasi struktur
Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan, dan media sesuai dengan yang
dibutuhkan
2. Evaluasi proses
Klien mampu mengerti dan memahami dengan jelas mengenai materi yang
diajarkan serta dalam menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji.
3. Evaluasi hasil
Klien menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan penyakit dan manajemen
penanganan hipertensi dan asam urat, dilihat dari terjawabnya penyataan yang
diajukan oleh penyaji kepada klien.
MATERI ASAM URAT
A. Pengertian
Asam urat memiliki hubungan erat dengan gangguan metabolisme purin yang
dapat memicu terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam darah, kadar sam
urat dalam darah dikatakan tinggi apabila jika kadar asam urat lebih dari 7
mg/dl pada laki-laki dan 6 mg/dl pada perempuan. Peningkatan kadar asam
urat ini dapat menyebabkan gangguan pada tubuh, seperti rasa nyeri didaerah
persendian yang sering, disertai dengan rasa nyeri yang teramat sangat bagi
penderitanya (Untari & Wijayanti, 2017).

B. Penyebab
1. Usia
2. Penambahan berat badan
3. Riwayat keluarga
4. Jenis kelamin
5. Konsumsi makanan tinggi purin
6. Konsumsi minuman beralkohol
7. Konsumsi obat-obatan
8. Aktifitas fisik berlebihan dan berat
(Khoirina, 2016)

C. Tanda dan Gejala


1. Akut, serangan awal gout berupa nyeri berat, terjadinya pembengkakan,
berlangsung cepat dan lebih sering sering dijumpai pada ibu jari atau jempol
kaki. Ada kalanya serangan disertai kelelahan, sakit kepala dan demam.
2. Interkrit, tahap ini adalah tahap yang terjadi diantara serangan asam urat
akut, namun sakit peradangan berikutnya mungkin tidak terjadi selama
berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
3. Ikal, stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut, dimana pada
periode ini terjadi interkritikal asimtomatik, namun secara klinik tidak dapat
ditemukan tanda-tanda radang akut.
4. Kronis, pada tahap kronis terjadi penumpukan tofi (monosodium urat)
dalam jaringan yaitu dibagian telinga, pangkal jari dan ibu jari kaki.
5. Tanda dan gejala asam urat yang sering dialami berupa rasa nyeri di
persendian yang terjadi secara mendadak, biasanya terjadi pada malam hari
atau menjelang pagi.
6. Gejala lain yang muncul diantaranya terjadinya kemerahan dan
pembengkakan pada bagian yang diserang.
7. Terjadinya demam disertai kedinginan
8. Irama detak jantung yang berubah menjadi cepat.
(Khoirina, 2016)

D. Makanan yang harus di hindari


1. Jeroan (hati, jantung, ampela, usus, otak, babat, limpa, paru)
2. Makanan laut (kerrang,udang,teri,kepiting,dll)
3. Daging merah (daging sapi, kambing, domba)
4. Minuman beralkohol
5. Bayam, kembang kol
6. Kecang-kacangan
7. Emping

E. Aktivitas fisik yang dilakukan untuk mencegah nyeri sendi akibat asam
urat
1. Berenang
2. Jalan kaki
3. Senam ringan
4. Yoga
5. Relaksasi otot progresif
(Fatah, 2017)

F. Terapi relaksasi otot gogresif


1. Lakukan gerakan meremas-remas kedua jari tangan secara bersamaan,
lakukan tindakan ini selama 10 kali hitungan
2. Ulurkan kedua tangan kedepan lalu tahan selama 10 detik

3. Angkat kedua pundak, lakukan tindakan ini selama 10 kali hitungan

4. Lakukan gerakan mengerutkan dahi selama 10 detik

5. Lakukan gerakan mengigit selama 10 detik


6. Lakukan gerakan memoncongkan bibir selama 10 detik

7. Tarik kedua tangan kebelakang selama 10 hitungan

8. Angkat dan tahan kedua kaki selama 10 detik


9. Lakukan gerakan mencengkram pada jari-jari 10 kali

10. Angkat dan tarik satu kaki bergantian selama 10 kali

11. Lakukan gerakan menjinjit selama 10 detik


SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU MENYUSUI

Disusun Oleh :

Kelompok Agregat Ibu Hamil Dan Menyususi

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU MENYUSUI

Topik : Penyuluhan Nutrisi Ibu menyusui

Hari/Tanggal : Selasa, 26 April 2022

Waktu / Jam : 15 Menit / 10.00 – 10.30 WIB

Tempat : Mushola RT 06 RW 01

Penyuluh : Kelompok Agregat Ibu Hamil dan Menyusui

1. TUJUAN
1.1 TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu menyusui dapat memahami tentang
cara dan manfaat dari perawatan payudara

1.2 TUJUAN KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan ibu hamil mampu :

1.2.1 Memahami tujuan dilakukan perawatan payudara


1.2.2 Memahami manfaat dari perawatan payudara
1.2.3 Bisa dipraktekan cara perawatan payudara

2. MATERI
1. Kebutuhan cairan dan nutrisi
2. Aktivitas fisik selama hamil
3. Kebutuhan istirahat selama hamil

3. MEDIA
1. Poster
4. METODE
4.1 Drama edukasi
4.2 Ceramah
4.3 Diskusi
4.4 Tanya Jawab

5. SETTING TEMPAT

Penyuluh Media Klien

6. KEGIATAN PRE PLANNING


No Tahapan Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta
waktu

1 Pembukaan 9. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam,


10. Memperkenalkan diri 2.Mendengarkan dan
(2 menit) memperhatikan
11. Menjelaskan tujuan
12. Kontrak waktu 15 menit dengan
klien
2 Kegiatan Inti Drama edukasi keluhan bayi tidak 1.Mendengarkan dan
memperhatikan
(30 menit) mau menyusu.
Role play dan menjelaskan materi 2.Bertanya dan
menjawab pertanyaan
yang disiapkan : yang diajukan
1. Memahami kebutuhan cairan dan
nutrisi selama hamil
2. Memahami kebutuhan aktivitas fisik
selama hamil
3. Kebutuhan istirahat selama hamil
4. Memberi kesempatan kepada klien
untuk bertanya
Demontrasi perawatan payudara secara
bersama-sama

3 Penutup 7. Mengajukan pertanyaan tentang 5. Menjawab


materi pembelajaran.
(5 menit) 8. Kesimpulan dari pembelajaran 6. Mendengarkan
9. Salam penutup dan
memperhatikan

7. EVALUASI :
1) Struktur
Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan, dan media sesuai dengan
yang dibutuhkan
2) Proses
Klien mampu mengerti dan memahami dengan jelas mengenai materi yang
diajarkan serta dalam menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji.
3) Hasil
Klien menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang cara perawatan
payudara pada ibu menyusui dilihat dari terjawabnya pertanyaan yang
diajukan oleh penyaji kepada klien.
MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU MENYUSUI

Meliputi :

1. Tujuan dilakukan perawatan payudara


a. Memperbaiki sirkulasi darah.
b. Menjaga kebersihan payudara, terutama kebersihan puting susu agar terhindar dari
infeksi.
c. Menguatkan alat payudara, memperbaiki bentuk puting susu sehingga bayi
menyusui dengan baik.
2. Akibat jika tidak melakukan perawatan payudara
a. Putting susu masuk
b. Anak susah menyusui
c. Produksi ASI terbatas
d. Pembengkakan pada payudara
e. Payudara meradang
f. Payudara kotor
g. Kulit payudara atau putting mudah lecet
3. Waktu pelaksanaan
a. Pertama kali dilakukan dihari kedua melahirkan
b. Dilakukan minimal 2x dalam sehari
4. Cara perawatan payudara
a. Cara Satu
1. Basahi kedua telapak tangan dengan baby oil atau minyak kelapa

2. Tempatkan tangan pada payudara kemudian lakukan gerakan memutar


mengelilingi payudara kearah luar

3. Ketika tangan kiri berada dibawah payudara dan kemudian angkat payudara
sebentar dan lepaskan secara perlahan

b. Cara dua
1. Tangan kanan membentuk kepalan tangan dengan buku buku jari

2. Lakukan pengurutan dari pangkal ke ujung atau kearah puting susu dan merata
keseluruh payudara
3. Lakukan secara bergantian untuk payudara yang lain

c. Cara tiga
1. Lanjutkan dengan sisi tangan dan lakukan pengurutan dari pangkal ke ujung atau
kearah puting susu

2. Lakukan secara bergantian untuk payudara yang lain

d. Cara empat
1. Cara yang lain dapat dilakukan dengan kedua tangan ke arah puting susu

2. Kedua ibu jari diatas payudara dan jari jari yang lain menopang payudara

3. Lakukan massage atau memijat berulang ulang 25 s/d 30 x

e. Selesai pengurutan, payudara dikompres dengan air hangat dan dingin berganti
selama 15 menit,keringkan payudara dengan handuk bersih kemudian gunakan BH
yang bersih dan menopang
f. Bersihkan payudara terutama bekas minyak
g. Pakailah BH yang terbuka bagian depannya (untuk ibu menyusui) dan yang
menyangga buah dada atau langsung susu ibayi. (Saryono, 2014)
DAFTAR PUSTAKA

Bat-paul, dkk. (2015). Sleep Patteen During Pregnance and Maternal Depression: Studi of
Aube Cohort. Journal of Sleep Dissorders and Management.

Fatmah. (2011). Gizi Ibu Hamil. Airlangga: Surabaya

Kemenkes RI. (2020). Gizi Ibu Hamil. Jakarta : Kemenkes RI

Uliah & Hidayah. (2012).Keterampilan Dasar Praktik klinik, Edisi 2 Jagakarsa: Jakarta:
salemba Medika

Wahyuni & Nikmah. (2013). Manfaat Senam Hamil untuk Meningkatkan durasi tidur Ibu
hamil. Journal Kesehatan Masyarakat.

Werdianingsih, F. (2013). The Complete Book Of Pregnance: mulai Perencanaan Hingga


Perawatan Trans Ides Publishing: Jogjakarta
Lampiran 6

POSTER

1. Poster Tentang Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) pada Balita


2. Poster Tentang Menggosok Gigi pada Anak Usia Sekolah
3. Poster Tentang Nyeri Haid (Disminorea) pada Remaja
4. Poster Tentang Abdomen Streching Exercise pada Remaja Untuk
Menurunkan Tingkat Nyeri haid
5. Poster Tentang Diet DASH pada Dewasa
6. Poster Tentang Asam Urat pada Lansia
7. Poster Tentang Relaksasi Otot Progresif (ROP) pada Dewasa &
Lansia
8. Poster Tentang Nutrisi pada Ibu Hamil
9. Poster Tentang Perawatan Payudara pada Ibu Menyusui
Lampiran 7
657

LAMPIRAN BOOKLET

1. Booklet Tentang Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) pada Balita


658
659

2. Booklet Tentang Menggosok Gigi pada Anak Usia Sekolah


660
661
662

3. Booklet Tentang Relkasai Otot Progresif (ROP) pada Dewasa dan


Lansia
663
664

Anda mungkin juga menyukai