Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI

PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

KELOMPOK 2

1. Any setyawati
2. Bagus Slamet S
3. A
4. Dian Zaizyul U'sroh
5. Ervina Ayu Larasati
6. Khoerotun Nisa amet
7. Kholifah Ulfi Sanah
8. Qisthi Amaliyah
9. Ayu Syifa'unnisa

PRODI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
2022
LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI

PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PRODI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
2022

HALAMAN PENGESAHAN
Nama Mahasiswa / NIM :
1. Any Setyawati
2. Bagus Slamet S
3. Muhammad Izzul
4. Mulyati
5. Novika Diana P
6. Retno Indrastuti
7. Rochmiati
8. Septiana Ambarsari
9. Siti Mardiyah
10. Siti Maryani
11. Siti Rahma Nadya
12. Siti Umaroh
13. Umi Kholifah

Telah mengikuti praktek program pendidikan profesi Ners stase Keperawatan Komunitas dari
tanggal 21 November 2022 Sampai tanggal 14 Januari 2022 Di Desa Penusupan RW 4

Slawi, Januari 2022

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


Stase Keperawatan Komunitas Stase KeperawatanKomunitas

Dwi Budi P, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom Yessy Pramita Widodo, M.Kep


NIPY :1974.05.10.97.008 NIPY :1989.08.03.13.081

Mengetahui,
Koordinator stase Keperawatan komunitas
Prodi Ners STIKes Bhamada Slawi

Dwi Budi P, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom


NIPY :1974.05.10.97.008
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
karunia-Nya kami kelompok 3 dapat menyelesaikan laporan Keperawatan Komunitas dengan
tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Nurhakim Yudhi Wibowo, M.Kep.,Ns sebagai dosen pembimbing
3. Seluruh pihak keluraga yang telah membantu menyelesaikan tugas keperawatan komunitas
ini
Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas ini bertujuan untuk memenuhi tugas Keperawatan
Komunitas profesi Ners, sangat disadari oleh kami bahwa kekurang sempurnaan dan
keterbatasan dari karya manusia yang terbatas. Oleh karenanya kritik dan saran yang konstruktif
selalu diharapkan demi penyempurnaan pada penulisan laporan ini. Kami berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Slawi, Juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI
Cover…………………………………………………………………………………………….
Halaman Judul……………………………………………………………………………….
Halaman Pengesahan………………………………………………………………………..
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..
Daftar gambar/diagram………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….
1.2 Tujuan……………………………………………………………………………………..
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas……………………………………………………..
2.2 Tujuan Keperawatan Komunitas………………………………………………………….
2.3 Peran Fungsi Keperawatan Komunitas…………………………………………………..
2.4 Proses Keperawatan Komunitas…………………………………………………………..
BAB 3 ASKEP KOMUNITAS
3.1 Pengkajian…………………………………………………………………………………
3.2 Analisa Data………………………………………………………………………………..
3.3 Skoring…………………………………………………………………………………….
3.4 POA……………………………………………………………………………………..
3.5 Evaluasi Kegiatan……………………………………………………………………….
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian ……………………………………………………………………………….
4.2 Perencanaan……………………………………………………………………………..
4.3 Pelaksanaan……………………………………………………………………………..
4.4 Evaluasi………………………………………………………………………………….
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..
5.2 Saran………………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………..
Lampiran………………………………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR/DIAGRAM

Gambar 1. Tabel Skoring Keperawatan Komunitas……………………………………………


Gambar 2. Tabel Pengkajian Keperawatan Komunitas....................................................................
Gambar 3. Tabel Analisa Data Keperawatan Komunitas……………………………………
Gambar 4. POA (Plan Of Action) Keperawatan Komunitas…………………………………..
Gambar 5 Evalusai Kegiatan Keperawatan Komunitas……………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat
dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah
kesehatan (Elisabeth, 2010).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan
masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya
pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu masyarakat
dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya
sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal Peran serta masyarakat diperlukan
dalam hal perorangan. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat
mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak,
2009).

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,


keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan
kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan
pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang
mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini bersifat alamiah, sistematis,
dinamis, kontinu dan berkesinambungan dalam rangka memcahkan masalah kesehtan keluarga,
klien, masyarakat melalui langkah-langkah pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan (Riyadi, 2009).

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup, karena
setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang
memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah secara
global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah yang
menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan pendidikan dan
kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan
dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua, sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam
rangka mencapai derajad kesehatan yang optimal (Depkes RI, 1992).

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu mendorong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan (mandiri). Berbagai upaya kesehatan telah
diselenggarakan. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu melalui  Puskesmas dan Rumah
Sakit sebagai rujukannya. Hal ini merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang dikembangkan
dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan dan


peran serta aktif masyarakat antara lain adalah : Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas
khususnya Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan
Penyakit Menular, Penyuluhan Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia
Lanjut, dan sebagainya.

Kegiatan pelayanan diberikan dalam upaya peningkatan kesehatan (promotif ),


pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), serta pemeliharaan kesehatan
(rehabilitative), upaya yang diberikan ditekankan kepada upaya pelayanan kesehatan primer
(Primary Health Care/ PHC) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika profesi
keperawatan sehingga setiap orang yang menerima pelayanan kesehatan dapat mencapai hidup
sehat dan produktif. Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang
kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk mendapatkan hasil yang
optimal dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan. Salah satu cara memperoleh pengalaman
adalah melalui praktik Keperawatan Komunitas.

1.1 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
1.1.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan tahap profesi keperawatan komunitas, mahasiswa mampu
memberikan asuhan keperawatan komunitas dab menganalisis serta melakukan asuhan
keperawatan pada kelompok masyarakat sesuai dengan konsep dan teori keperawatan
komunitas dan juga sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan meliputi:
peningkatan kesehatan, pemeliharan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pengobatan
penyakit.
1.1.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik komunitas secara online berserta masyarakat setempatm ,
mahasiswa dapat :
1.1.2.1 Mengkaji status kesehatan masyarakat maupun kelompok khusus.
1.1.2.2 Mendiagnosa masalah kesehatan yang terdapat dimasyarakat beserta skoringnya
1.1.2.3 Merencanakan tindakan keperawatan
1.1.2.4 Melaksanaan tindakan keperawatan
1.1.2.5 Mengevaluasi kegiatan yang sudah ada

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas atau community health nursing merupakan praktik untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggunakan pengetahuan dari
ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat. Pengertian lain dari
keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan yang ditujukan terutama pada kelompok risiko tinggi untuk meningkatkan status
kesehatan komunitas dengan menekankan upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit serta tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.

2.2 Tujuan Keperawatan Komunitas


Tujuan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
1. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan pada tujuan keperawatan komunitas ini berarti adalah suatu upaya
untuk membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan
yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual,
dan intelektual. Promosi kesehatan tidak sekadar mengubah gaya hidup, tetapi
mempertahankan dan meningkatkan perilaku sehat adalah tujuan yang akan dicapai pula.
2. Proteksi kesehatan
Proteksi kesehatan merupakan upaya perlindungan kelompok masyarakat terhadap
terpaparnya suatu penyakit.
3. Pencegahan penyakit dan penyembuhan
Pencegahan penyakit merupakan upaya dalam mencegah terjadinya penyakit pada
kelompok yang berisiko, sedangkan penyembuhan adalah upaya yang dilakukan pada
kelompok masyarakat yang telah terkena penyakit. Upaya penyembuhan bertujuan untuk
menyembuhkan kelompok masyarakat yang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi.

2.3 Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok berisiko tinggi
(keluarga atau penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi, daerah yang tidak terjangkau
termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil)

2.4 Peran Fungsi Keperawatan Komunitas


Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan mempunyai peran dan fungsi dalam
meningkatkan kesehatan komunitas. Perawat dituntut mempunyai sekumpulan
kemampuan/kompetensi yang telah ditetapkan oleh kebijakan organisasi dengan merujuk
pada persepsi dan harapan komunitas terhadap pelayanan keperawatan komunitas yang
diberikan.
a. Manager kasus
Jika, berperan sebagai manager, perawat harus mampu mengelola pelayanan yang
berkoordinasi dengan komunitas atau keluarga, penyedia pelayanan kesehatan atau
pelayanan sosial yang ada. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pencapaian tujuan
asuhan keperawatan komunitas. Seyogyanya kualifikasi pendidikan seorang manager
kasus minimal Sarjana Keperawatan.
Anda mungkin pernah mengetahui tentang peran di atas, sebagai manager kasus perawat
komunitas harus dapat berfungsi untuk melakukan tindakan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan komunitas terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini penting
dilakukan agar pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
komunitas.
2. Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas. Rencana ini dibuat berdasarkan
hasil pengkajian kebutuhan komunitas terhadap pelayanan kesehatan.
3. Mengoordinasikan aktivitas tim kesehatan multidisiplin sehingga pelayanan yang
diberikan dapat optimal dan tepat sasaran.
4. Menilai kualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan yang telah
diberikan. Sebagai manager, hal ini penting untuk meningkatkan pengelolaan
berikutnya.

b. Pelaksana Asuhan keperawatan


Salah satu peran penting perawat adalah memberikan pelayanan langsung kepada
komunitas sesuai dengan kebutuhan komunitas atau keluarga. Anda dapat mencoba peran
ini sesuai dengan tahapan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi keperawatan.
Sebagai pelaksana asuhan keperawatan, perawat dapat berfungsi untuk:
1. melakukan pengkajian secara komprehensif;
2. menetapkan masalah keperawatan komunitas;
3. menyusun rencana keperawatan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan potensi
komunitas;
4. melakukan tindakan keperawatan langsung mencakup tindakan mandiri (seperti
melakukan perawatan luka, melatih napas dalam dan batuk efektif, melatih latihan
rentang gerak/rom, dan sebagainya), serta tindakan kolaboratif (seperti pemberian
obat TBC dan sebagainya);
5. mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan;
6. mendokumentasikan semua tindakan keperawatan.
c. Pendidik
Jika berperan sebagai pendidik, maka perawat harus mampu menjadi penyedia informasi
kesehatan dan mengajarkan komunitas atau keluarga tentang upaya kesehatan yang dapat
dilakukan komunitas. Peran tersebut dapat Anda lihat saat perawat melakukan pendidikan
kesehatan. Berikut fungsi yang dapat dijalankan oleh perawat komunitas dalam
menjalankan perannya sebagai pendidik.
1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar, yaitu apa yang ingin diketahui oleh komunitas,
ini bisa diketahui saat perawat melakukan pengkajian komunitas.
2. Memilih metode pembelajaran (ceramah, diskusi, atau demonstrasi), dan materi yang
sesuai dengan kebutuhan.
3. Menyusun rencana pendidikan kesehatan.
4. Melaksanakan pendidikan kesehatan.
5. Melatih komunitas/kelompok/keluarga tentang keterampilan yang harus dimiliki
sesuai kebutuhannya.
6. Mendorong keluarga untuk melatih keterampilan yang sudah diajarkan perawat.
7. Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.
d. Pembela (Advocate)
Peran sebagai pembela (advocate) dapat dilakukan perawat dengan mendukung
pelayanan keperawatan yang berkualitas dan kompeten. Sikap perawat yang selalu
berupaya meningkatkan kompetensinya agar asuhan keperawatan komunitas yang
diberikan terjaga kualitasnya, merupakan contoh pelaksanaan peran sebagai pembela
(advocate). Bagaimana dengan Anda, apakah juga berkomitmen untuk selalu menjaga
kualitas asuhan keperawatan yang diberikan? Cobalah Anda sejak saat ini terus menjaga
komitmen tersebut. Selain sikap di atas, tindakan lain yang dapat dilakukan perawat
sebagai pembela (advocate) adalah:
1. menyediakan informasi yang dibutuhkan komunitas atau keluarga untuk membuat
keputusan;
2. memfasilitasi komunitas atau keluarga dalam mengambil keputusan;
3. membuka akses ke provider agar komunitas atau keluarga mendapatkan pelayanan
yang terbaik (membangun jejaring kerja);
4. menghormati hak klien;
5. meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
6. melaksanakan fungsi pendampingan komunitas atau keluarga;
7. memberikan informasi terkait sumber-sumber pelayanan yang dapat digunakan;
8. memfasilitasi masyarakat dalam memanfaatkan sumber-sumber tersebut.
e. Konselor
Perawat konselor membutuhkan keterampilan khusus, yaitu perawat tersebut adalah
orang yang memahami (expert) di bidang keahliannya, dapat dipercaya untuk membantu
komunitas atau keluarga dan mengembangkan koping yang konstruktif dalam
penyelesaian masalah. Perawat juga dapat memberikan berbagai solusi dalam rangka
menetapkan cara yang lebih baik untuk penyelesaian masalah.
f. Role Model
Bila kita mengingat Topik 1, pelayanan keperawatan komunitas bersifat berkelanjutan
dan berkesinambungan, tentu saja ini menuntut perawat untuk mampu berinteraksi baik
dengan komunitas. Dalam interaksi, ada proses transformasi perilaku perawat yang dapat
dipelajari oleh komunitas atau keluarga. Proses inilah yang sebenarnya, bahwa perawat
sedang menjalankan perannya sebagai role model (contoh).
g. Penemu Kasus
Peran selanjutnya yang dapat dilakukan oleh perawat komunitas adalah melibatkan diri
dalam penelusuran kasus di komunitas atau keluarga, untuk selanjutnya dilakukan kajian
apa saja yang dibutuhkan komunitas. Tentu saja kasus tersebut mungkin membutuhkan
intervensi dari profesi lain atau pelayanan kesehatan yang lebih kompleks, maka yang
dilakukan perawat komunitas adalah segera merujuk klien. Merujuk juga membutuhkan
ketelitian perawat untuk mengidentifikasi, kasus mana yang seharusnya di rujuk dan ke
mana harus merujuk.
h. Pembaharu
Anda tentu pernah mendengar istilah pembaharu (change agent). Peran ini membantu
komunitas untuk melakukan perubahan ke arah kehidupan yang lebih sehat. Hal yang
dilakukan perawat sebagai pembaharu adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kekuatan dan penghambat perubahan. Hal ini penting dilakukan
karena suatu perubahan merupakan suatu hal yang baru yang membutuhkan
dukungan.
2. Membantu pencairan dan memotivasi untuk berubah.
3. Membantu komunitas menginternalisasi perubahan.

2.5 Proses Keperawatan Komunitas


2.5.1 Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan
mengidentifikasi data yang penting mengenai klien. Yang perlu dikaji pada kelompok
atau komunitas adalah :
a. Core atau inti : data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri : umur,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
1. Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan
kepadatan.
2. Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan.
3. Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: Apakah tidak
menimbulkan stress.
4. Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai
bidang termasuk kesehatan.
5. Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan atau
merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
6. System komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di
komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan
nutrisi misalnya televisi, radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada
komunitas.
7. Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai
dengan UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau diatas UMR
sehingga upaya pelayanan kesehatan yang diberikan dapat terjangkau, misalnya
anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut.
8. Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya
terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas
untuk mengurangi stress.
2.5.2 Diagnosa
Diagnosis adalah suatu pernyataan tentang sintesis analisis data. Diagnosis keperawatan
adalah respon manusia terhadap masalah kesehatan aktual atau risiko dan potensial, serta
perawat diberi kewenangan untuk mengatasi. Penulisan diagnosis keperawatan
kelompok dan komunitas berbeda dengan individu dan keluarga. Menurut Freeman
(1970) dalam Ervin (2008), upaya atau action pelayanan keperawatan komunitas haruslah
berlandaskan pengkajian yang akurat yang dilakukan oleh seluruh komponen yang ada di
dalam komunitas, sehingga diagnosis keperawatan komunitas adalah kunci utama
pelayanan keperawatan yang dilakukan di komunitas.
Mengingat komunitas terdiri atas individu, keluarga, kelompok dan komunitas, maka
diagnosis keperawatan komunitas harus ditujukan kepada komunitas, kelompok atau
aggregates tersebut, sehingga secara umum diagnosis tersebut meliputi atau mewakili
permasalahan individu, keluarga yang hidup dan tinggal dalam komunitas tersebut.
Diagnosis keperawatan kelompok dan komunitas juga memiliki perbedaan secara umum
dengan diagnosis individu dan keluarga, karena saat melakukan pengkajian di komunitas
atau kelompok/aggregates, maka perawat yang bekerja di komunitas, berkolaborasi
dengan komunitas, tokoh komunitas, kepala kelurahan/desa serta aparatnya, pemuka
agama serta tenaga kesehatan lainnya, sehingga formulasi diagnosis keperawatan harus
mewakili semua pemangku kepentingan di komunitas (Ervin, 2008). Ada tiga bagian
diagnosis keperawatan berikut ini.
1. Menggambarkan masalah, respon, atau keadaan.
2. Identifikasi faktor etiologi berkaitan dengan masalah.
3. Tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.
Fokus diagnosis pada komunitas biasanya kelompok, populasi atau kelompok komunitas
yang memiliki suatu karakteristik (lokasi geografi, pekerjaan, etnis, kondisi perumahan).

2.5.3 Intervensi
Perencanaan merupakan tahapan dalam proses keperawatan antara tahapan diagnosis
keperawatan dan intervensi keperawatan. Perencanaan keperawatan bertujuan untuk
menetapkan kebutuhan populasi komunitas secara efektif dengan menggunakan proses
pengambilan keputusan secara logika yang dituangkan dalam perencanaan secara terinci.
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai “Penetapan perencanaan tindakan untuk
membantu klien untuk mencapai kondisi kesehatan optimum“.
Perencanaan terdiri atas beberapa tahapan, yaitu:
1. Memprioritaskan diagnosis komunitas
Perawat tidak bisa melakukan penyelesaian terhadap seluruh diagnosis keperawatan
yang telah diidentifikasi. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumber daya yang
ada (tenaga, dana dan waktu). Untuk itu perlu menetapkan metode dalam
memprioritaskan diagnosis keperawatan komunitas. Beberapa metode yang dapat
digunakan dalam memprioritaskan diagnosis keperawatan komunitas, antara lain
menurut The American Public Health Association (1999) menganjurkan untuk
memperhatikan lima faktor dalam memperioritaskan masalah, yaitu:
a. luasnya perhatian masyarakat;
b. sumber-sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (dana, tenaga,
waktu, alat dan penyaluran);
c. bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?
d. kebutuhan pendidikan khusus;
e. penambahan sumber dan kebijakan yang dibutuhkan.

Dalam menetapkan prioritas diagnosis keperawatan komunitas perlu melibatkan


masyarakat atau komunitas dalam suatu pertemuan musyawarah masyarakat.
Masyarakat atau komunitas akan memprioritaskan masalah yang ada dengan
bimbingan atau arahan perawat kesehatan komunitas. Masyarakat atau komunitas
dalam musyawarah tersebut dapat memprioritaskan masalah tersebut dengan
menggunakan scoring. Adapun aspek yang disekor (diberi nilai) meliputi hal-hal
sebagai berikut.
a. Risiko terjadinya masalah tersebut di komunitas.
b. Risiko parah dari masalah tersebut.
c. Potensial untuk dilakukan pendidikan.
d. Minat dari masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.
e. Kemungkinan masalah tersebut diatasi.
f. Kesesuaian dengan program pemerintah.
g. Tersedianya tempat untuk mengatasi.
h. Tersedianya waktu untuk mengatasi masalah.
i. Tersedianya dana untuk mengatasi masalah.
j. Tersedianya fasilitas untuk mengatasi masalah.
k. Tersedianya sumber daya manusia untuk mengatasi masalah.
Untuk setiap masalah kesehatan diberikan bobot nilai untuk setiap aspek tersebut dengan
range 1 – 5. Rinciannya berikut ini.
a. Sangat rendah = 1
b. Rendah = 2
c. Cukup = 3
d. Tinggi = 4
e. Sangat tinggi = 5
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh cara melakukan prioritas masalah kesehatan di
bawah ini.
Gambar 1. Tabel Skoring Keperawatan Komunitas
No Masalah A B C D E F G H I J K Tota Prioritas
Kesehatan l
1 Gizi buruk
balita
2 TB
3 Ibu hamil
resiko
tinggi
4 ISPA
5 Hipertensi
Keterangan Pembobotan
Sangat rendah = 1, Rendah = 2 , Cukup = 3, Tinggi = 4, Sangat tinggi = 5
Aspek yang dinilai:
A : Risiko terjadi
B : Risiko parah
C : Potensial untuk Penkes
D : Minat masyarakat
E : Mungkin diatasi
F : Sesuai program pemerintah
G : Tempat
H : Waktu
I : Dana
J : Fasilitas
K : Sumber daya
2. Menetapkan sasaran
Setelah menetapkan prioritas masalah kesehatan, maka langkah selanjutnya adalah
menetapkan sasaran. Sasaran merupakan hasil yang diharapkan. Dalam pelayanan
kesehatan sasaran adalah pernyataan situasi ke depan, kondisi, atau status jangka
panjang, dan belum bisa diukur. Berikut ini adalah contoh dari penulisan sasaran.
a. Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi.
b. Memperbaiki komunikasi antara orang tua dan guru.
c. Meningkatkan proporsi individu yang memiliki tekanan darah.
d. Menurunkan kejadian penyakit kardiovaskuler.
3. Menetapkan Tujuan.
Tujuan adalah suatu pernyataan hasil yang diharapkan dapat diukur, dibatasi waktu,
dan berorientasi pada kegiatan. Berikut ini merupakan karakteristik dalam penulisan
tujuan.
a. Menggunakan kata kerja.
b. Menggambarkan tingkah laku akhir.
c. Menggambarkan kualitas penampilan.
d. Menggambarkan kuantitas penampilan.
e. Menggambarkan bagaimana penampilan diukur.
f. Berhubungan dengan sasaran (goal).
g. Adanya batasan waktu.
4. Menetapkan rencana intervensi Rencana intervensi dalam keperawatan komunitas
berorientasi pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan,
dan manajemen krisis. Dalam menetapkan rencana intervensi keperawatan kesehatan
komunitas, maka harus mencakup:
a. Apa yang akan dilakukan?
b. Kapan melakukannya?
c. Berapa banyak?
d. Siapa yang menjadi sasaran?
e. Lokasinya di mana?
2.5.4 Implementasi
Implementasi merupakan tahap kegiatan setelah perencanaan kegiatan keperawatan
komunitas dalam proses keperawatan komunitas. Fokus pada tahap implementasi adalah
bagaimana mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, tetapi yang
sangat penting dalam implementasi keperawatan kesehatan komunitas adalah melakukan
tindakan-tindakan berupa promosi kesehatan, memelihara kesehatan atau mengatasi
kondisi tidak sehat, mencegah penyakit, dan dampak pemulihan.
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi, mempertahankan
kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.
b. Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas.
d. Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan,
yaitu :
1) Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada
populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta
perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi,
2) penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
3) Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk
mnghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji keter¬belakangan tumbuh
kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan
seperti mata, gigi, telinga, dll.
4) Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada
tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, Contoh:
Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi
untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.
2.5.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan dibandingkan
dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana berikutnya.
Evaluasi proses dan evaluasi hasil. Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan
keperawatan komunitas adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran staf
atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya : bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya serta
keuntungan program.
d. Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas
terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak :Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa
perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.

BAB III
ASKEP KOMUNITAS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal
komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negative yang berbenturan dengan
masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan
tujuan merancang strategi promosi kesehatan. Pengkajian dilakukan dengan teknik survey
atau sensus terhadap tiap responden/tiap keluarga, kemudain hasil pengkajian tersebut
dituangkan kedalam tiap-tiap dimensi diatas dalam bentuk pengklasifikasian data/tabulasi
data sehingga akan terlihat bagaimana distribusi datanya.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di RW 4 dengan 371 keluarga yang
dilakukan pada tanggal 5 – 9 Desember 2022 menggunakan pengkajian kebutuhan
kesehatan komunitas didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar 2. Tabel Pengkajian Keperawatan Komunitas

TOPIK HASIL
TIPE PERKAMPUNGAN/ PEDESAAN
 Rata-rata rumah di daerah RW 4
 Perumahan
merupakan rumah permanen dengan
 Semi usaha kepemilikan pribadi
 Lingkungan usaha bisnis  Warga di RW 4 selain menggunakan
rumahnya untuk tempat tinggal ada juga
yang digunakan untuk tempat usaha
 Usaha yang dilakukan oleh warga RW 4
ada yang berupa warung sembako,
warung bakso

LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL


 80% rumah tinggal antar satu dengan
 Rumah tinggal ( terpisah antara rumah
yang lainnya terpisah namun dengan
satu dengan rumah lain)
jarak yang berdekatan, sedangkan 20%
 Apartemen rumah yang lainnya berdempetan. 30%
 Lainnya rumah memiliki halaman
 Tidak ada apartemen atau pengenipan di
daerah RW 4

KARATERITIK SOCIAL KULTURAL


 Rata-rata umur warga di RW 4 berusia
 Variasi umur penduduk
antara 30-55 tahaun
 Ras dan etnik grup  Hampir seluruh warga di RW 4
 Pekerjaan/pengangguran merupakan ras asia dan etnik jawa
 Sebagian besar warga di RW 4 memiliki
 Siswa sekolah/drop-out pekerjaan
 Tandanya kurang punya harapan  99% anak-anak di RW 4 bersekolah, 1%
belum memasuki usia untuk sekolah.
 Warga di RW 4 tidak memiliki tanda
tanda kurangnya harapan.
LINGKUNGAN
1. Tampakan umum
1. Tampakan umum
a. Halaman, jalan, pekarangan a. 30% rumah memiliki halaman,
b. Tanaman adayang sempit ada yang luas.
Halaman ada yang ditanami buah
c. Patung ,tanda-tanda seni dan bunga. Jalanan di RW 4 hampir
2. Bahaya lingkungan sebagian besar sudah menggunakan
aspal dan kondisinya cukup baik.
a. Polusi udara Untuk jalanan daerah gang ada yang
b. Sampah menggunakan paving dan kondisinya
cukup baik. Pekarangan di RW 4
c. Area bermain yang berbahaya
sebagian besar ditanami buah-
d. Penerangan jalan buahan seperti pisang dan mangga
e. Alat pemadam kebakaran b. Tanaman di RW 4 didominasi oleh
buah dan bunga. Untuk buahnya
f. Lalu lintas seperti mangga dan pisang
g. Polisi/ anggota pengaman/ c. Di RW 4 tidak ada patung maupun
penyebrangan jalan untuk anak tanda-tanda seni
sekolah 2. Bahaya lingkungan
a. Polusi udara di RW 4 hampir
3. Stresor lingkungan sebagian besar disebabkan dari asap
a. Kegaduhan/ keramaian/ kemacetan kendaraan di daerah RW 4 tidak
terdapat pabrik
b. Tanda-tanda yang menyebabkan
b. Sampah di RW 4 dikelola oleh
banyak angka kriminal
kelurahan, setiap minggu ada petugas
c. Tanda-tanda adanya penyalah yang mengambil sampah ke rumah-
gunaan bahan-bahan terlarang rumah menggunakan gerobak
d. Tanda-tanda adanya kemiskinan sampah. Setiap rumah terdapat
tempat sampah yang diberikan oleh
desa
c. Di RW 4 tidak terdapat area bermain
yang berbahaya
d. Penerangan jalan di daerah RW 4
sudah menggunakan lampu
penerangan jalan. Untuk daerah gang
menggunakan lampu penerangan
sukarela dari warga
e. Di RW 4 tidak terdapat alat
pemadam kebakaran
f. Lalulintas di RW 4 termasuk dalam
kategori aman. Kecepatan kendaraan
dalam batas normal, tidak ada yang
berkecepatan tinggi
g. Tidak ada petugas pengaman
penyeberang anak sekolah di RW 4,
penyeberangan anak sekolah di bantu
oleh orangtua
3. Stresor lingkungan
a. Tidak terdapat daerah/ tempat
keramaian/ kemacetan di RW 4 yang
dapat menyebabkan stressor
b. Tidak terdapat tanda-tanda yang dpat
menyebabkan tindak kriminal di RW
4
c. Tidak ada tanda-tanda penyalah
gunaan bahan-bahan terlarang di
daerah RW 4
d. Tidak terdapat tanda- tanda
kemiskinan di daerah RW 4

SUMBER- SUMBER YANG ADA DAN


TIDAK ADA
1. Tidak terdapat pasar atau area
1. Tempat belanja/ daerah perbelanjaan
perdagangan musiman di RW 4
2. Transportasi 2. Di RW 4 tidak terdapat transportasi
3. Rekreasi umum sebagian warga menggunakan
kendaraan pribadi seperti motor dan
4. Pendidikan mobil
5. Pusat agama/ kepercayaan ( masjid, 3. Terdapat tempat rekreasi berupa cafe dan
gereja dll) resto “PANDAWA” di RW 4
4. Terdapat SMP , MTS darul kudroh dan
6. Pelayanan keamanan TPQ
7. Farmasi 5. Di RW 4 terdapat 4 masjid yang tersebar
di beberapa RT.seperti di RT 3 ada 1
8. Gawat darurat (kebakaran dll)
6. Pelayan keamanan di RW 4 dengan
9. Pelayanan umum (kantor Pos, Bank, POSKAMLING
dll) 7. Tidak terdapat Apotik di daerah RW 4
10. Pengambilan sampah 8. Di RW 4 tidak terdapat kantor pemadam
kebakaran maupun alat APAR
11. Surat kabar 9. Untuk RW 4 sendiri tidak terdapat kantor
Pos maupun Bank
10. Pengambilan sampah dilakukan oleh
petugas kebersihan dari kelurahan yang
dilakukan 1 minggu 2x
11. Tidak ada fasilitas untuk berlangganan
surat kabar

PELAYANAN KESEHATAN
1. Fasilitas kesehatan
1. Di wilayah RW 4 tidak terdapat fasilitas
a. Rumah sakit kesehatan seperti rumah sakit atau klinik
b. Klinik
c. Lainnya
2. Sumber pelayanan kesehatan pertama 2. Terdapat puskemas di daerah penusupan
tetapi puskesmas tersebut tidak termasuk
a. Puskesmas dalam wilayah RW 4. di RW 4 sendiri
b. Nursing center terdapat praktek dokter swasta dan bidan
c. Praktek dokter swasta
d. Lainnya

TOPIK HASIL
I. INTI KOMUNITAS I. INTI KOMUNITAS
A. Sejarah desa/kampung A. Sejarah desa/kampung
B. Demografi dan etnik grup Pada tahun 1478 M terjadi keruntuhan
1. Demografi data majapahit kemudian salah satu
- Sex rasio petinggi majapahit yg seorang
- Dependency rasio pemimpin spiritual dan ahli pertanian
- Crude birth rate bernama kanjeng raden tumenggung
- General fertility rate Wiragati. Wiragati melakukan
- Keluarga dan status perkawinan perjalanna pelarian dan berhenti di
keluarga watu ireng desa lambut naman hanya
2. Etnik Grup tinggal 1 bulan. Kemudian
Homogen / heterogen melanjutkan perjalanan ke arah barat
C. Statistik kesehatan sampai bantaran sungai besar yang
1. Penyakit kronik sekarang di beri nama sungai Gung.
2. Kesehatan anak (penyakit, status Wiragati mempunyai 4 anak. Anak
imunisasi, BB) kedua laki laki kemudian diberi tanah
3. Kesehatan ibu dan KB sebagai smbol bahwa setelah kita
D. Kultur, kepercayaan dan agama berperilaku benar dan lurus maka kita
1. Kultur harus punya sanubari, perasaan dan
2. Religion empati dalam bahasa jawa kuna
3. Tradisi, festifal, kebiasaan, ritual disebut Nusup maka seiring
(bila ada) berjalannya waktu tanah tersebut
disebut Penusupan
B. Demografi data
- Terdapat 371 keluarga dengan total
penduduk sebanyak 1388 orang.
- Sebagian besar penduduk berjenis
kelamin perempuan 788 orang
( 54,7%) dan laki laki 598 orang
(45,3%)
- Sebagian besar usia penduduk kisaran
30 – 65 tahun
- Untuk tingkat pendidikan warga di RW
4 adalah 50 orang lulusan sarjana, 487
oranng lulusan SMA, 363 orang lulusan
SMP,488 orang lulusan SD
- Pekerjaan penduduk di RW 4 ada yang
menjadi doesen, dokter, guru serta
apoteker. Dan ada juga yang bekerja
menjadi buruh baik buruh tani maupun
buruh pemecah batu.
- Sebagian besar merupakan keluarga inti
yang terdiri dari ayah,ibu dan anak
- Hampir sebagian besar warga RW 4
terdiri dari etnik yg sama ( homogen)

C. Statistik kesehatan
1. Penyakit kronik
Sebagian besar penduduk mengalami
penyakit kronik seperti hipertensi dan
gout.
2. Kesehatan anak
Mayoritas sakit yang pernah dialami anak
adalah demam, batuk dan pilek. Tidak ada
anak yang mengalami kekurangan gizi dan
sebagian besar telah diimunisasi.
3. Kesehatan ibu dan KB
Mayoritas Ibu sudah menggunakan KB,
jenis KB yang banyak di gunakan adalah
suntik ( 65%) dan IUD (35%)

D. Kultur, kepercayaan dan agama


Semua penduduk memiliki agama islam.
Tradisi dan ritual yang ada di masyarakat
seperti tradisi menyambut bulan
ramadhan, tahlilan, syukuran.

1. SUBSISTEM SEKITAR KOMUNITAS 2. SUBSISTEM SEKITAR KOMUNITAS


A. Lingkungan fisik A. Lingkungan fisik
1. Geografi 1. Geografi
- Lokasi dan batas - Lokasi RW 4 berada di tengah desa
desa/kota/kampung penusupan yang posisinya cukup
- Cuaca / musim dekat dengan kantor kelurahan.
2. Kondisi tanah Sedangkan untuk batas dari RW 4
3. Udara - Saat ini di daerah desa penusupan
4. Sumber air ( rumah tangga, sedang mengalami musim pancaroba
pertanian perkebunan) dimana jika pagi panas dan mulai sore
5. Perumahan sampai malam hujan.
6. Binatang dan tumbuhan /pohon- 2. Kondisi tanah
pohonan Untuk kondisi tanah di RW 4
7. Sampah dan manajemennya memiliki tanah yang subur
8. Pelayanan umum : 3. Udara
- Listrik Mayoritas udara disekitar lingkungan
- Kondisi jalan rumah bersih karena di lingkungan
- Penggilingan padi tersebut tidak ada pabrik dan terdapat
beberapa tanaman hijau serta pohon
besar.
4. Sumber air (Rumah tangga, pertanian,
perkebunan)
Mayoritas sumber air minum dan
mandi menggunakan sumur, dan ada
yang menggunakan PAM. Mayoritas
penampungan air sementara
menggunakan ember terbuka dengan
kondisi air tidak berasa/berwarna
tanpa jentik nyamuk.
5. Perumahan
Sebagian besar warga RW 4 memiliki
rumah dengan kepemilikan sendiri,
tipe permanen, lantai, keramik,
pencahayaan rumah terang, jarak
rumah dengan tetangga dekat, dan
pemanfaat ruangan digunakan untuk
berkebun.
6. Binatang dan tumbuhan /pohon-
pohonan
Mayoritas terdapat tumbuhan hijau
dan hewan peliharaan seperti ayam,
bebek, kambing dll.
7. Sampah dan manajemennya
Untuk pengelolaan sampah sudah
dikoordinir oleh desa diman setiap
minggu ada petugas pengambil
sampah yang menggunakan gerobak
untuk mengambil sampah dirumah
warga. Disediakan tempat sampah di
masing-masing rumah warga. Ada
iuran wajib untuk sampah yaitu Rp
15.000 per bulan.
8. Pelayanan umum
a. Listrik
Hampir seluruh rumah di RW 4 r
sudah memiliki listrik
b. Kondisi jalan
Sebagian besar kondisi jalan di
RW 4 beraspal dan halus (kondisi
masih baik).
c. Penggilingan padi
Tidak ada tempat penggilingan
padi di daerah RW 4

B. Pendidikan B. Pendidikan
1. Level pendidikan penduduk 1. Level pendidikan penduduk
2. Sekolah Untuk level pendidikan sebanyak 10%
a. Jumlah siswa lulusan sarjana, 30% lulusan SMA,
b. Fasilitas sekolah dan aktivitasnya 32% lulusan SMP dan 28% lulusan
c. Pelayanan kesehatan di sekolah SD
2. Sekolah
Mayoritas fasilitas yang dimiliki
sekolah adalah perpustakaan, UKS,
dan lapangan.
C. Sistem politik dan penduduk C. Sistem politik dan penduduk
1. Sistem pemerintahan umum 1. Sistem pemerintahan umum
2. Kecamatan Sistem yang ada di RW 4 adalah
- Penanggung jawab kesehatan demokrasi dari pemilihan ketua RW dan
- Hubungan kecamatan dengan ketua RT yang dipilih langsung oleh
puskesmas
warga.
3. Management masyarakat
- Cara pemilihan pemimpin 2. Kecamatan
- Pertemuan dan pemutusan a. Penanggungjawab kesehatan
masalah Untuk penanggung jawab kesehatan
- Club/perkumpulan yang ada di desa adalah kepala puskesmas serta
masyarakat bidan desa.
b. Hubungan kecamatan dengan
puskesmas
Hubungan terjalin baik saling
berinteraksi, salahsatu contohnya
dengan diadakannya posyandu baik
untuk ibu hamil dan balita juga untuk
lansia
3. Management masyarakat
a. Cara pemilihan pemimpin
Untuk cara pemilihan pemimpin
dilakukan secara demokratis dengan
pemilihan secara terbuka
b. Pertemuan dan pemutusan masalah
Untuk pertemuan dan pemutusan
masalah dilakukan musyawarah/
pertemuan desa jika ada masalah .
c. Club/perkumpulan yang ada di
masyarakat
Club yang ada di masyarakat adalah
pengajian untuk menjalin silaturahmi
dan komunikasi yang baik antar
masyarakat
D. Keamanan dan transportasi 1. Transportasi
1. Transportasi a. Umum
- Umum Rata- arat transportasi umum yang ada
- pribadi di masyarakat adalah angkot, becak,
2. Keamanan dan dokar.

b. Pribadi
Rata-rata transportasi pribadi yang
dimiliki adalah motor dan sepeda.
2. Keamanan
Untuk keamanna di daerah wilayah RW 4
dilakukan poskamling keliling untuk
mencegah terjadinya pencurian
E. Pelayanan kesehatan dan sosial 1. Pelayanan kesehatan
1. Pelayanan kesehatan Untuk pusat pelayanan kesehatan yang
- Pusat kesehatan terdekat adalah puskesmas. Untuk di
- Lainnya (bidan, klinik swasta, daerah RW 4 terdapat praktek praktek
dokter) bidan dan dokter swasta
2. Asuransi kesehatan 2. Asuransi kesehatan
3. Tingkah laku sehat Masyarakat sebagian besar tidak
- Tingkah laku makan memiliki jaminan kesehatan seperti
- Tingkah laku pencarian KIS, BPJS.
pertolongan kesehatan 3. Tingkah laku sehat
Tingkah laku sehat yang belum
dulakukan di masyaraka adalah
menerapkan cuci tangan dan
mengandalkan obat warung
F. Komunikasi Mayoritas masyarakat sering berkumpul
(dimana penduduk sering berkumpul, dilingkungan rumah, alat komunikasi yang
alat komunikasi : telepon, media digunakan di masyarakat seeperto TV, radio,
masssa, papan pengumuman)
telepon dan teknik penyampaian informasi
biasanya dengan pengeras suara di mushola

G. Rekreasi Rata- rata tempat rekreasi di masyarakat


adalah lapangan bola dan rekreasi yang
dilakukan oleh keluarga adalah pergi ke
tempat wisata atau menonton TV

Anda mungkin juga menyukai