DI SUSUN OLEH :
SITI NURAINI
WAKHIDA
07.160.100.177
A5
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan individu Keluarga Binaan Komunitas Mahasiswa Diploma IV Kebidanan
Keluarga Binaan Konseling Alat Kontrasepsi
Disusun oleh :
SITI NURAINI WAKHIDA
07.160.100.177
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT, dengan segala rahmat,
kemurahan, kemudahan, ketenangan dan ampunan NYA yang telah diberikan, sehingga penulis
dapat menyelesikan Laporan PKL Individu yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny “E”
dengan Konseling Alat Kontrasepsi ” tepat pada waktunya. Laporan PKL individu ini di ajukan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar diploma IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM).
Dalam penyusunan Laporan PKL individu ini penulis bayak mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, baik dari institusi, tempat penelitian, keluarga dan teman-teman
terdekat lainnya. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Drs. H. Jakub Chatib sebagai Ketua Yayasan Indonesia Maju Jakarta
2. Dr. Dr. dr. H. M. Hafizurrachman, MPH sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju
3. Dr. Sobar Darmaja, S.Psi, MKM, selaku Wakil Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia
Maju
4. Hidayani, Am.Keb, SKM, MKM selaku Ketua Program Prodi Diploma IV Kebidanan Sekolah
Tinggi Imu Kesehatan Indonesia Maju
5. Rita Ayu Yolandia, S.ST selaku Dosen Pamong
6. Uci Ciptiasrini,SKM.M.Kes selaku Ketua Kegiatan
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan laporan individu ini
jauh dari kesempurnaa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan selanjutnya dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua
Jakarta, Juli 2017
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
1.3.2 Bagi Mahasiswa
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
1.3.4 Bagi Keluarga Binaan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.1.1 Defisnisi Keluarga
2.1.2 Struktur Keluarga
2.1.3 Ciri – ciri Keluarga
2.1.4 Bentuk – Bentuk Keluarga
2.1.5 Peran Fungsi Keluarga
2.1.6 Tugas Keluarga
2.1.7 Tahap – Tahap Kehidupan
2.2 Teori atau Konsep Dasar Komunitas
2.2.1 Pengertian Kebidanan Komunitas
2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas
2.3.1 Definisi Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Kontek Keluarga
2.3.2 Tujuan Asuhan Kebidanan Dikomunitas
2.3.3 Metode Prioritas Masalah
2.4 Kontrasepsi.
1.3.5 Pengertian Kontrasesi
1.3.6 Cara Kerja Kontrasepsi
1.3.7 Macam-macam Metode Kontrasepsi
1.4 Manajemen Kebidanan
1.4.3 Pendokumentasian SOAP
BAB III
HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS
3.1 Kunjungan I ( 21 Juli 2017 )
3.2 Kunjungan II (22 Juli 2017 )
3.3 Kunjungan III ( 23 Juli 2017 )
3.4 Kunjungan IV ( 25 Juli 2017 )
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Data Subjektif
4.1.2 Data Objektif
4.2 Analisa Data
4.3 Perumusan Masalah
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran I : Soap Varney
2. Lampiran II : Job Sheet
3. Lampiran III : AP ( Acuan Praktik )
4. Lampiran IV : Surat Pernyataan
5. Lampiran V : Dokumentasi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber
daya manusia, disamping itu kesehatan juga merupakan karunia tuhan. Oleh karena itu, kesehatan perlu
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai inventasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah mengkajian kegiatan masyarakat dan swadaya
dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang
kesehatan dan bidan lain yang berkaitan, agar mampu mencapai sehat sejahtera.
Program Indonesia sehat 2010 dicanangkan oleh pemerintah adalah suatu upaya untuk mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, mendorong, memelihara, dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
merata dan terjangkau. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditunjukan kepada masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melelui
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkuan pelayanan kesehatan yang dibutukan dan
dilibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan.
Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Ny. E pada RT/RW 01/10 Kelurahan Srengseng
Sawah Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan sebagai bukti pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan
melaksanakan implementasi sesuai dengan prioritas masalah.Diharapkan keluarga lebih mengerti dan memahami
tentang Keluarga berencana.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Komunitas Tentang Konseling Keluarga Berencanan (KB) Pada Ibu Ny
2. Melaksanakan perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng
Sawah Kecamatan Jagakarsa
6. Melaksanakan pencatatan asuhan kebidanan pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
berencana sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya
meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
2. Belajar menerapkan langsung pada masyarakat di lapangan perkembangan ilmu pengetahuan yang diperolehnya di
dalam kelas.
1.3.2 Bagi Mahasiswa
Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan asuhan kebidanan telah ada, dan selalu
menerapkan teori-teori yang telah didapatkan dan disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Sehingga tetap tercermin citra bidan yang profesional.
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman institusi pendidikan dalam pelaksanaan praktik kebidanan komunitas bagi
mahasiswa.
2. Mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam menerapkan ilmu pendidikan yang diperoleh mahasiswa di bangku
kuliah.
3. Mengetahui adanya kesenjangan dan faktor-faktor penyebab kesenjangan antara teori dan praktek sebagai bahan
yang telah disusun secara bersama dan terus dikembangkan guna mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera dan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Defisnisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau perkawinan.
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri atas 2 orang atau lebih adanya ikatan perkawinan dan pertalian
darah, hidup dalam satu rumah tangga dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga berinteraksi diantara sesama
anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, menciptakan, mempertahankan suatu
kebudayaan.
Keluarga adalah satu kelompok yang terdiri dari 2 orang atau lebih, yang dipersatukan oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi atau pengakuan sebagai anggota keluarga yang tinggal bersama, satu kesatuan atau
unit yang membina kerjasama yang bersumber dari kebudayaan umum. Di mana setiap anggotanya belajar dan
melakukan peranannya seperti yang diharapkan. Keluarga sebagai suatu sistem sosial melakukan beberapa fungsi
yang paling dasar seperti memberikan keturunan, sosialisasi, psikologi, seleksi, proteksi dan sebagainya.
2.1.2 Struktur Keluarga
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang
menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
11. Berbentuk monogram
12. Bertanggung jawab
13. Pengambil keputusan
a. Tradisional :
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
3) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuK mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai :
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
8) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
9) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-
barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
10) Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti :
b. Non-tradisional :
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
7) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu
dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan
barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua
anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
a. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan
dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
1) Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2) Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh
dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3) Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial
dan spiritual.
b. Fungsi Keluarga
1) Fungsi biologis :
a) Meneruskan keturunan
2) Fungsi Psikologis :
3) Fungsi sosialisasi :
4) Fungsi ekonomi :
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari
tua).
5) Fungsi pendidikan :
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan
dewasa.
6) Fungsi religious
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota lain dalam kehidupan
beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur
7) Fungsi rekreasi
keluarga dalam fungsi rekreasi ini adalah tidak selalu harus pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian
masing-masing.
8) Fungsi perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota
9) Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara intitusif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota lain
dalam berkomunikasi dan interaksi antar semua anggota keluarga, sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
2.1.6 Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan
sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya
keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu
pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan
meningkat otonominya
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah
a. Mempertahankan kesehatan
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah
2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan
2.2 Teori atau Konsep Dasar Komunitas
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian dengan
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu kommunis yang berarti kesamaan, publik ataupun banyak. Istilah
comunity dapat di terjemahkan sebagai masyarakat setempat yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku,
atau bangsa.
Komunitas di gambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seseoprang tinggal beserta aspek- aspek
sosialnya. Hubungan-hubungan individu dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya
suatu sistem kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti kekuarga , konsep sehat , maupun sakit. Keyakinan
mereka ini akan di cerminkan daklam perilaku keluarga maupun di kelompok tertentu.Hal ini merupakan dasar
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaaan , tradisi, sikap dan
Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu,
keluaraga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga
berencana (KB), Kesehatan Reproduksi termasuk usia wanita adi yuswa secara paripurna. Pelaksanaan pelayanan
kebidanan komunitas di dasarkan pada 4 konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu manusia, masyarakat,
lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata
“Bidan”. Kebidanan adalah mencankup pengetahuan yang dimilikai dan kegiatan pelayanan untuk menyelamtkan
ibu dan bayi, kebidanan merupakan profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia.
Bidan adalah seorang yang telah mengikuti program pendidikan kebidanan yang diakui oleh negaranya, telah
lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (registrasi) atau memiliki ijin yang sah
komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. Kebidanan komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah
1. Tujuan umum
Mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan diwilayah kerja bidan.
2. Tujuan khusus
b. Meningkatkan pelayanan mutu ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas, dan perinatal secara terpadu
c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal
d. Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak
e. Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau terkait.
Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan atau prioritas masalah, untuk itu
digunakan beberapa metode. Metode yang dapat digunakan dalam menetapkan urutan prioritas masalah, pada
umumnya dibagi atas, Teknik Skoring dan Teknik Non Skoring, sebagai berikut : Teknik scoring dapat digunakan
apabila tersedia data kuantitatif atau data yang dapat terukur dan dapat dinyatakan dalam angka, yang cukup dan
lengkap. Yang termasuk teknik scoring dalam penetuan prioritas masalah, yakni:
2.4 Kontrasepsi.
1.3.5 Pengertian Kontrasesi
Kontrasepsi adalah suatu upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap dan dapat
dilakukan tanpa menggunakan alat secara mekanis, menggunakan obat atau alat atau secara operasi.
1. Tujuan umum: pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS.
2. Tujuan pokok: penurunan angka kelahiran yang bermakna.
3. Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan tiga fase untuk mencapai sasaran,
yaitu:
Maksud kebijaksanaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda,
jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua.
2. Melumpuhkan sperma.
Metode kontrasepsi meliputi kontrasepsi oral (pil pengontrol kehamilan),kondom dan preparat yang
menghentikan atau membunuhsperma pada saat bersentuhan (sperimisida-pada busa vagina, krem, jel ),pencabutan
sebelum ejakulasi, diafragma, penutup leher rahim ,metode kalender, kontrasepsi implantasi, kontrasepsi suntikan
dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Kontrasepsi dapat digunakan oleh pasangan suami istri yang secara
fisik dapat hamil dan memiliki hubungan seks dengan seseorang lawan jenisnya namun tidak ingin memiliki bayi
pada saat itu. Setelah mempelajari tentang kegunaan dan berbagai metode kontrasepsi, seseorang dapat memilih
1. Kontrasepsi Hormonal
a. Oral Kontrasepsi
1) Profil
c) Dosis rendah
f) Efek samping utama adalah gangguan perdarahan : perdarahan bercak, atau perdarahan tidak teratur
2) Jenis
a) Kemasan dengan isi 35 pil
3) Cara kerja
4) Efektifitas
5) Keuntungan Kontrasepsi
b. Suntikan/Injeksi
1) Profil
a) Sangat efektif
b) Aman
2) Cara Kerja
a) Mencegah ovulasi
3) Efektifitas
Memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan pwer 100 perempuan/tahun, asal penyuntikan dilakukan
4) Keuntungan kontrasepsi
a) Sangat efektif
d) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan
darah
5) Kerugian kontrasepsi
a) Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting, atau perdarahan sampai 10 hari
b) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga
c) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.
d) Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obatan epilepsy (Fenitoin dan Barbituat) atau obat
tuberculosis (Rifampisin)
c. Implant
1) Profil
a) Dua kapsul tipis, fleksibel berisi levonorgestrel (LNG) yang disipkan di bawah kulit lengan atas seseorang wanita
b) Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant atau Implanon
c) Nyaman
2) Cara Kerja
d) Menekan ovulasi
3) Efektifitas
4) Keuntungan kontrasepsi
d. Kondom
1) Profil
Selubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari bergbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau
bahan alami (hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual.
2) Cara Kerja
a) Menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet
b) Mencegah penularan mikrooganisme (IMS dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain.
3) Efek samping
4) Indikasi
a) Pria : Penyakit genetalia, sensitivitas penis terhadap secret vagina, ejakulasi dini
b) Wanita : vaginitis, kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, untuk membuktikan bahwa tidak ada semen
c) Pasangan pria dan wanita : pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan, senggama yang jarang, penyakit kelamin,
5) Kontraindikasi
a) Absolut : Pria dengan ereksi yang tidak baik, riwayat syok septic, tidak bertanggung jawab seksual, alergi terhadap
karet pada partner seksual, interupsi sexual foreplay menghalangi minat seksual.
1) Profil
a) Sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun : Cut-380A)
2) Jenis
a) AKDR Cut-380A
Kecil, kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T, disebulungi oleh kawat halus yang terbuat dari
tembaga (Cu)
b) AKDR yang lain beredar di Indonesia adalah NOVA T (Schering)
3) Mekanisme kerja
c) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilitas
4) Indikasi
a) Usia reproduksi
b) Keadaan nulipara
5) Kontraindikasi
d) Kelainan bawaan uterus yang abnormal/tumor jinak rahim yang dapat dipengaruhi kavum uteri
6) Efek samping
a) Amenore
b) Kejang
7) Waktu penggunaan
1. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
3. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila
4. Perlu diingat angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pascapersalinan
5. Setelah abortus atau keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak gejala infeksi
1. Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakuakn dan mempersilakan klien mengajukan pertanyaan
2. Sampaikan kepada klien kemungkinan akan merasa sedikit sakit pada beberapa langkah waktu pemasangan dan
9. Masukkan speculum dan usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic
1.4 Manajemen Kebidanan
1.4.3 Pendokumentasian SOAP
Dokumentasi kebidanan adalah bagian dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh bidan setelah memberi
asuhan kepada pasien, merupakan informasi lengkap meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan
yang disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan yang dipakai untuk mendokumentasikan asuhan
SOAP adalah catatan yang tertulis secara singkat, lengkap, dan bermanfaat buat bidan atau pemberi asuhan
yang lain. Penggunaan SOAP dalam asuhan ibu hamil cacatan SOAP ditulis satu kali setiap kunjungan. Sementara
bagi ibu dengan intrapartum, SOAP dibuat lebih dari satu catatan untuk satu orang perhari.
Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Ny.E Dengan Akseptor Aktif suntik 3 bulan Di RT/RW 01/10
3.1 Kunjungan I
Pada bab ini penulis melakukan pengkajian data atas nama Ny.E umur 38 tahun dengan keluarga berencana
( KB ) suntik 3 bulan yang dijadikan sebagai keluarga binaan oleh penulis dalam pelayanan praktek kebidanan
komunitas. Penulis melakukan pengkajian pada klien dengan metode penulisan pada tinjauan kasus ini
Data Subjektif
Pasien Ny.E berumur 38 tahun, agama islam, suku jawa, pendidikan SMA, pekerjaan ibu rumah tangga,
suaminya bernama Tn. D berumur 40 tahun, agama islam, suku jawa, pendidikan SMA, pekerjaan wiraswasta,
alamat di Jln. Mangga, Ds. Srengseng sawah RT/RW 01/10, Jakarta Selatan. Keluhan utama : Ibu mengatakan
bahwa dia tidak teratur haid. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan penyakit lain seperti :
jantung, asma/TBC paru, DM, hepatitis, epilepsy, IMS, HIV/AIDS dan lain-lain. Pola makan ibu teratur 3 kali sehari
dengan menu nasi, sayur, lauk pauk dan air putih. Tidak ada gangguan pada pola makan, nafsu makan baik, pada
pola eliminasi, BAB lancar 1 kali sehari, konsistensi lembek dan berwarna kuning, Frekuensi BAK ≥ 6 kali sehari,
lancar, warna jernih dan tidak ada keluhan pada saat BAK. Pola istirahat pada siang hari 1 jam, dengan tidur malam
± 8 jam sehari. Ibu mengatakan aktivitas seperti biasa dan tidak ada masalah. Ibu tidak pernah mempunyai kebiasaan
seperti merokok, minum jamu-jamuan, minum-minuman keras, makan sirih dan memakai obatan terlarang,
emosional stabil, tinggi badan 158 cm, berat badan 58 kg, pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan
kepala tidak ada mesocephal, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe, mata berbentuk simetris, konjungtiva
tidak pucat, tidak ikterus, muka berbentuk simetris, tidak odema, hidung berbentuk simetris, tidak ada polip, tidak
ada secret, telinga berbentuk simetris, tidak ada serumen, mulut/gigi tidak ada stomatitis, dan tidak ada caries pada
gigi, leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran vena jungularis, genetalia tidak
Dari hasil interprestasi data pada Ny.E penulis mendapatkan diagnosa kebidanan pada Ny.E umur 38 tahun
dengan akseptor KB suntik 3 bulan, dengan masalah : ibu mengatakan kalau tidak teratur haid, kebutuhan yang
harus didapatkan Ny.E, yaitu : faktor lingkungan, istirahat yang cukup, tidak boleh stres dan makan-makanan yang
bergizi.
Dari hasil diagnosa potensial penulis tidak mendapatkan diagnosa potensial pada Ny.E
Dari hasil yang didapat penulis langsung melakukan tindakan segera pada Ny.E yaitu melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital dan melakukan konseling tentang penggunaan KB suntik 3 bulan agar Ny.E dapat
Perencanaan yang bisa dilakukan adalah informasikan kepada Ny.E tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan, ingatkan kepada Ny.E untuk menjaga pola makan, tidak boleh stress, beritahu kepada Ny.E tentang
akibat haid tidak teratur, beritahu kepada Ny.E tentang pentingnya pola hidup sehat, tidak boleh stress, dan tentang
nutrisi, anjurkan Ny.E untuk berobat ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan obat, beritahu kepada Ny.E bahwa
dilakukan, Ny.E akan menjaga pola makan, dan tidak boleh stress Ny.E telah mengerti tentang penjelasan tersebut,
Pada hari senin pukul 10.00 WIB tepatnya pada tanggal 22 juli dilakukan kunjungan ke II terhadap pasien. Ny.E
mengatakan bahwa dia sudah menjaga pola makan, dan menjaga agar tidak stress. Keadaan
umum : baik, kesadaran : composmentis, Keadaan emosional : stabil, Tinggi badan : 159 cm, Berat badan : 58 kg,
Pemeriksaan tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 110/70 mmHg, Pernapasan : 22 x/m, Nadi : 80 x/m, Suhu : 36,00C.
Ny.E usia 31 tahun dengan Akseptor KB aktif suntik 3 bulan
Setelah dilakukannya assasment dilanjutkan dengan planning yang diberikan untuk pasien
keluarga binaan yaitu Ny. E
- Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai Manfaat dan efek sampingnya.
- Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
- Memberitahu ibu agar ibu jangan terlalu kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.
- Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 24 Juli 2017. Ibu bersedia untuk kunjungan
Selanjutnya dilakukkan kunjungan ke III pada hari senin tanggal 23 juli 2017 tepatnya pada pukul 16.00
WIB. Ny.E mengatakan bahwa dia sudah menjaga pola makan yang dianjurkan serta sudah tidak stress lagi. Dari
badan : 159 cm, Berat badan : 58 kg, Pemeriksaan tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 120/70 mmHg, Pernapasan :
Manfaat dan efek sampingnya
- Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
Bergizi
- Memberitahu ibu agar ibu jangan terlalu kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.
- Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 25 Juli 2017. Ibu bersedia untuk kunjungan
- Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat Kontrasepsi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini, mahasiswa akan membandingkan praktek dengan teori belajar lapangan di Kelurahan
Dari keseluruhan permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil pendekatan dan tabulasi data, telah
dilakukan langkah-langkah pemecahan masalah bersama keluarga Tn. D sesuai dengan prioritas masalah.
4.1 Pengumpulan Data
Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang dilakukan secara kunjungan
rumah. Menurut Andreas, (2012) pengumpulan data diperoleh dari data subjektif dan data objektif.
4.1.1 Data Subjektif
Data subyektif diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada keluarga Ny. E.
Menurut Andreas (2012). Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian. Data subjektif ini diperoleh dengan anamnesa terhadap klien.
Penulis melakukan pengkajian data subjektif pada keluarga Ny. E berdasarkan proses pengkajian melalui
wawancara dan observasi lingkungan rumah Ny. E Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif pada keluarga Ny. E
Dengan demikian penulis telah melakukan pengumpulan data subjektif menggunakan metode yang sesuai
dengan teori maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.
4.1.2 Data Objektif
Menurut Andreas (2012) data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh
menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi,
tanpa adanya gangguan kesehatan dari Ny.”E”.
4.2 Analisa Data
perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu:
2. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.
3. Karakteristik keluarga.
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, langkah berikutnya yaitu
menganalisa data yaitu menentukan masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Ny.”E”.
Masalah kesehatan yang dialami keluarga Ny.”E”yaitu Ny. “E” mengatakan menjadi akseptor
KB aktif.
Dengan demikianan alisa data dilakukan sesuai dengan teori sehingga disimpulkan bahwa
tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
4.3 Perumusan Masalah
Setelah analisa data,
maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dalam keluarga Ny.”E”. Bagian rumusan masalah berisi tent
1. Beritahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai manfaat dan efeksampingnya
2. Perkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
3. Berikan motivasi ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Penentuan perumusan masalah sudah sesuai teori sehingga tidak ditemukan kesenjang
anatara teori dengan praktik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesehatan pada tubuh kita itu sangat penting. Terutama bagi tanda-tanda vital seperti denyut nadi, tekanan
darah, pernapasan, suhu badan, dan berat badan. Bagaimana prosedur pelaksanaan yang berperan penting kepada
masyarakat atau pun pasien dan bertujuan untuk menambah pengetahuan. Seperti pada tekanan darah, seiring
dengan bertambahnya umur seseorang maka tekanan darah akan meningkat. Dan emosi rasa stres akan meningkat.
Kontrasepsi adalah suatu upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap dan dapat
dilakukan tanpa menggunakan alat secara mekanis, menggunakan obat atau alat atau secara operasi.
5.2 Saran
1. Untuk Penulis
berencana sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya
meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Belajar menerapkan langsung pada masyarakat di lapangan perkembangan ilmu pengetahuan yang diperolehnya di
dalam kelas.
Sebagai bahan masukan dan dapat menjadi suatu pengetahuan nagi keluarga Ny. E dalam menjalankan program
yang telah disusun secara bersama dan terus dikembangkan guna mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera dan
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arief, 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I Media Aesculapius, FKUI. Jakarta
Manuaba, 2005. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
EGC. Jakarta.
Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Ny.E Dengan Akseptor Aktif suntik 3 bulan Di RT/RW 01/10
Kunjungan I
I. Pengumpulan Data
A. Data Subyektif
Identitas / Biodata
Keluhan Utama :
Riwayat Kesehatan
adaan Kesehatan Sekarang
rahat/Tidur
ng : 1 jam
lam : 8 jam
sonal Hygine
ndi : 3x sehari
B. Data Obyektif
Pemeriksaan Umum
n Umum : Baik
an : Composmentis
: 150 cm
: 50 kg
Pemeriksaan Fisik
gigi : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, dan tidak ada caries pada gigi
:Tidak ada pemesaran kelenjar tyroid dan pembesaran vena jungularis
mitas :Tangan dan kaki tidak terdapat oedema dan varises, refleks patella positif
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
II. Interprestasi Data
B. Masalah : Flek
penggunaan kontrasepsi
III. Diagnosa Potensial
Tidak ada
IV. Tindakan Segera
V. Perencanaan
6. Beritahu kepada Ny. E bahwa akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 22 juli 2017.
VI. Pelaksanaan
6. Memberitahukan kepada Ny.E bahwa akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 22 juli 2017.
7. Evaluasi
Pendokumentasian SOAP
P :
- Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai Manfaat dan efek sampingnya.
- Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
- Memberitahu ibu agar ibu tidak stres
- Memberitahu ibu agar ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi
- Memberitahu ibu agar ibu jangan terlalu kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.
- Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 24 Juli 2017. Ibu bersedia untuk kunjungan
ulang pada waktu yang ditentukan.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat
kontrasepsi
· Kunjungan IV ( 25 Juli 2017)
S : Ny. “E” usia 31 tahun akseptor KB aktif suntik 3 bulan
O : TB : 159 cm
BB : 58 Kg
TD : 120/70 mmHg
A : Ny. “E” usia 31 tahun bermasalah dengan alat kontrasepsi
Dan keadaan umum ibu baik
P : - Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai
Manfaat dan efek sampingnya
- Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
- Memberitahu ibu agar ibu tidak stres.
- Memberitahu ibu agar mengkonsumsi makanan yang bergizi
- Memberitahu ibu agar ibu tidak kecapekan mengerjakan pekerjaan rumah.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat
Kontrasepsi
JOB SHEET
MATA KULIAH : KOMUNITAS
KODE SKS : 3 SKS
MATERI POKOK : KB SUNTIK 3 BULAN
SEMESTER : II ( DUA )
SASARAN : WANITA USIA SUBUR
WAKTU / PERTEMUAN : 30 Menit
PROGRAM STUDI : DIV KEBIDANAN
PETUNJUK
1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
KESELAMATAN KERJA
1. Penuhi prosedur pekerjaan
4. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas.
REFERENSI
1. Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu kandungan .Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo
2. Lumongga lubis, Lamora. Memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktek, Kencana Media Prenada
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan
sopan
1. Standar Kompetensi/
: Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang hipertensi kepada lansia, dan lansia mampu memahami yang
dijelaskan mahasiswa.
3 bulan.
B. Materi
D. Langkah Pembelajaran
Tahap Kegiatan
NO Kegiatan Pasien
Penyuluhan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
. dan keluarga
Kesehatan
1. Pembukaan 1. Memberikan salam. 1. Pasien ( Keluarga binaan )
( 5 Menit ) Ev: Menjawab salam
2. Pasien ( keluarga binaan)
2. Menjelaskan identitas. Ev:Memberi respon
3. Pasien dan ( keluarga
3. Menjelaskan tujuan. binaan)
Ev: Mendengarkan
4. Menggali tingkat . pengetahua4. Pasien ( keluarga binaan)
n Pasien tentang kontrasepsi KB suntik Ev: Pasien lebih memahami
3 bulan dan mengerti tentang hal
baru yang belum mereka
ketahui
2. .
Pembahasan 1. Menjelaskan tentang Efek samping, 1. Pasien dan ( keluarga
( 25 menit ) keuntungan dan kerugian serta binaan)
ketepatan waktu menggunakan alat Ev: Pasien mengerti dan
kontrasepsi suntik 3 bulan. memahami tentang
kontrasepsi suntik 3 bulan
2. Memberi kesempatan pada pasien dan2. Pasien dan ( keluarga
keluarga untuk bertanya tentang hal binaan)
yang kurang dimengerti. Ev: Pasien mengajukan
3. pernyataan
E. Evaluasi
1. Struktural
c. Persiapan SAP
2. Proses
a. Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan) memperhatikan penjelasan yang disampaikan
b. Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan) bertanya tentang penjelasan yang disampaikan
c. Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan aktif menjawab pertanyaan yang diajukan
3. Hasil
a. Pasien (keluarga binaan) mampu memahami efek samping penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 bulan.
b. Pasien (keluarga binaan) mampu memahami keuntungan dan kerugian penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 bulan.
c. Pasien (keluarga binaan) mampu memahami ketepatan waktu sangat memperngaruhi efektivitas penggunaan
d. Pasien (keluarga binaan) mampu menjelaskan kembali tentang efek samping, keuntungan dan kerugian dan
NO LANGKAH KASUS
1 2 3 4 5
A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH
1. Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien. √
2. Memberi penjelasan mengenai pemeriksaan √
3. Menempatkan penderita dalam keadaan duduk/berbaring
dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas √
dari tekanan oleh pakaian
PARAF PEMBIMBING