Anda di halaman 1dari 46

KELUARGA BINAAN

LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN KOMUNITAS


MAHASISWA DIPLOMA IV KEBIDANAN DI RT 01 RW 10
 KELURAHAN SRENGSENG SAWAH
KECAMATAN JAGAKARSA
 JAKARTA SELATAN
 

DI SUSUN OLEH :
SITI NURAINI
WAKHIDA
07.160.100.177
A5

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATANINDONESIA MAJU
JAKARTA
2017

LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan individu Keluarga Binaan Komunitas Mahasiswa Diploma IV Kebidanan
Keluarga Binaan Konseling Alat Kontrasepsi

Disusun oleh   :
SITI NURAINI WAKHIDA
07.160.100.177

Jakarta,  Juli 2017


Menyetujui,
Dosen Pamong RT 01 RW 10

( Rita Ayu Yolandia , S,ST )

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT, dengan segala rahmat,
kemurahan, kemudahan, ketenangan dan ampunan NYA yang telah diberikan, sehingga penulis
dapat menyelesikan Laporan PKL Individu  yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny “E”
dengan Konseling Alat Kontrasepsi ” tepat pada waktunya. Laporan PKL individu ini di ajukan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar diploma IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM).
Dalam penyusunan Laporan PKL individu ini penulis bayak mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, baik dari institusi, tempat penelitian, keluarga dan teman-teman
terdekat lainnya. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1.    Drs. H. Jakub Chatib sebagai Ketua Yayasan Indonesia Maju Jakarta
2.    Dr. Dr. dr. H. M. Hafizurrachman, MPH sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju
3.    Dr. Sobar Darmaja, S.Psi, MKM, selaku Wakil Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia
Maju
4.    Hidayani, Am.Keb, SKM, MKM selaku Ketua Program Prodi Diploma IV Kebidanan Sekolah
Tinggi Imu Kesehatan Indonesia Maju
5.    Rita Ayu Yolandia, S.ST  selaku Dosen Pamong 
6.    Uci Ciptiasrini,SKM.M.Kes selaku Ketua Kegiatan
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan laporan individu ini
jauh dari kesempurnaa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan selanjutnya dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua
Jakarta,  Juli  2017

Penulis
                                                                               
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang
1.2      Tujuan
1.2.1       Tujuan Umum
1.2.2       Tujuan Khusus
1.3      Manfaat
1.3.1       Bagi Penulis
1.3.2       Bagi Mahasiswa
1.3.3       Bagi Institusi Pendidikan
1.3.4       Bagi Keluarga Binaan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1      Konsep Dasar Keluarga
2.1.1       Defisnisi Keluarga
2.1.2       Struktur Keluarga
2.1.3       Ciri – ciri Keluarga
2.1.4       Bentuk – Bentuk Keluarga
2.1.5       Peran Fungsi Keluarga
2.1.6       Tugas Keluarga
2.1.7       Tahap – Tahap Kehidupan
2.2      Teori atau Konsep Dasar Komunitas
2.2.1       Pengertian Kebidanan Komunitas
2.3      Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas
2.3.1       Definisi Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Kontek Keluarga
2.3.2       Tujuan Asuhan Kebidanan Dikomunitas
2.3.3       Metode Prioritas Masalah
2.4      Kontrasepsi.
1.3.5       Pengertian Kontrasesi
1.3.6       Cara Kerja Kontrasepsi
1.3.7       Macam-macam Metode Kontrasepsi
1.4      Manajemen Kebidanan
1.4.3       Pendokumentasian SOAP
BAB III
HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS
3.1      Kunjungan I ( 21 Juli 2017 )
3.2      Kunjungan II (22 Juli 2017 )
3.3      Kunjungan III ( 23 Juli 2017 )
3.4      Kunjungan IV ( 25 Juli 2017 )
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1      Pengumpulan Data
4.1.1       Data Subjektif
4.1.2       Data Objektif
4.2      Analisa Data
4.3      Perumusan Masalah
BAB V
PENUTUP
5.1      Kesimpulan
5.2      Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN
1.      Lampiran I                              : Soap Varney
2.      Lampiran II                            : Job Sheet
3.      Lampiran III                          : AP ( Acuan Praktik )
4.      Lampiran IV                          : Surat Pernyataan
5.      Lampiran V                            : Dokumentasi

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber

daya manusia, disamping itu kesehatan juga merupakan karunia tuhan. Oleh karena itu, kesehatan perlu

dipeliharadan ditingkatkan kualitasnya serta di lindungi dari ancaman yang merugikan.

Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan

setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai inventasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah mengkajian kegiatan masyarakat dan swadaya

dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang

kesehatan dan bidan lain yang berkaitan, agar mampu mencapai sehat sejahtera.

Program Indonesia sehat 2010 dicanangkan oleh pemerintah adalah suatu upaya untuk mendorong

kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, mendorong, memelihara, dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

merata dan terjangkau. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu keluarga dan masyarakat beserta

lingkungannya.

Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditunjukan kepada masyarakat dengan

penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melelui

pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkuan pelayanan kesehatan yang dibutukan dan

dilibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan.

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat dimana masalah kesehatan dapat timbul, berupamasalah

KIA/KB, KESLING, TUMBANG, PENYAKIT, KRR.

Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Ny. E  pada RT/RW 01/10 Kelurahan Srengseng

Sawah Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan sebagai bukti pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan

melaksanakan implementasi sesuai dengan prioritas masalah.Diharapkan keluarga lebih mengerti dan memahami

tentang Keluarga berencana.

1.2    Tujuan

1.2.1   Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Komunitas Tentang Konseling Keluarga Berencanan (KB) Pada Ibu Ny

“E“ Di  Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa.


1.2.2   Tujuan Khusus

1.    Melaksanakan pengkajian pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa

2.    Melaksanakan perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng

Sawah Kecamatan Jagakarsa

3.    Melaksanakan perencanaan pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa

4.    Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa

5.    Melaksanakan evaluasi pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa

6.    Melaksanakan pencatatan asuhan kebidanan pada ibu  Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa

1.3     Manfaat

1.3.1   Bagi Penulis

1.    Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidan pada keluarga

berencana sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya

meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

2.    Belajar menerapkan langsung pada masyarakat di lapangan perkembangan ilmu pengetahuan yang diperolehnya di

dalam kelas.

1.3.2 Bagi Mahasiswa
Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan asuhan kebidanan telah ada, dan selalu
menerapkan teori-teori yang telah didapatkan dan disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Sehingga tetap tercermin citra bidan yang profesional.
1.3.3   Bagi Institusi Pendidikan

1.    Menambah pengetahuan dan pengalaman institusi pendidikan dalam pelaksanaan praktik kebidanan komunitas  bagi

mahasiswa.

2.    Mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam menerapkan ilmu pendidikan yang diperoleh mahasiswa di bangku

kuliah.

3.    Mengetahui adanya kesenjangan dan faktor-faktor penyebab kesenjangan antara teori dan praktek sebagai bahan

analisa untuk pendidikan praktik kebidanan komunitas  yang akan datang.

1.3.4   Bagi Keluarga Binaan


Sebagai bahan masukan dan dapat menjadi suatu pengetahuan nagi keluarga Ny. E dalam menjalankan program

yang telah disusun secara bersama dan terus dikembangkan guna mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera dan

terwujudnya keluarga yang sehat dan lingkingna sehat dan nyaman.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1    Konsep Dasar Keluarga

2.1.1   Defisnisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan beberapa orang yang

berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau perkawinan.

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri atas 2 orang atau lebih adanya ikatan perkawinan dan pertalian

darah, hidup dalam satu rumah tangga dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga berinteraksi diantara sesama

anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, menciptakan, mempertahankan suatu

kebudayaan.

Keluarga adalah satu kelompok yang terdiri dari 2 orang atau lebih, yang dipersatukan oleh hubungan

darah, perkawinan atau adopsi atau pengakuan sebagai anggota keluarga yang tinggal bersama, satu kesatuan atau

unit yang membina kerjasama yang bersumber dari kebudayaan umum. Di mana setiap anggotanya belajar dan

melakukan peranannya seperti yang diharapkan. Keluarga sebagai suatu sistem sosial melakukan beberapa fungsi

yang paling dasar seperti memberikan keturunan, sosialisasi, psikologi, seleksi, proteksi dan sebagainya.

2.1.2   Struktur Keluarga

Struktur keluarga menurut effendi, terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :

1.    Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu

disusun melalui jalur ayah.

2.    Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu

disusun melalui jalur garis ibu.

3.    Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.

4.    Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5.    Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang

menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.1.3   Ciri – ciri Keluarga

1.           Diikat dalam suatu tali perkawinan.

2.           Ada hubungan darah.

3.           Ada ikatan batin.

4.           Ada tanggung jawab masing-masing anggotnya.

5.           Ada pengambilan keputusan .

6.           Kerjasama diantara anggota keluarga.

7.           Komunikasi interaksi antar anggota keluarga.

8.           Tinggal dalam satu rumah.

9.           Suami sebagai pengambil keputusan

10.       Merupakan suatu kesatuan yang utuh

11.       Berbentuk monogram

12.       Bertanggung jawab

13.       Pengambil keputusan

14.       Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa

15.       Ikatan kekeluargaan sangat erat

16.       Mempunyai semangat gotong-royong

2.1.4   Bentuk – Bentuk Keluarga

a.    Tradisional :

1)        The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

2)        The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah

3)        Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri

4)        The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuK mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan

karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita


5)        The extended family (keluarga luas/besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai :

paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)

6)        The single-parent family (keluarga duda/janda)

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses

perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)

7)        Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua

yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)

8)        Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah

9)        Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-

barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)

10)    Blended family

Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan

sebelumnya

11)    The single adult living alone / single-adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti :

perceraian atau ditinggal mati.

b.    Non-tradisional :

1)        The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah

2)        The stepparent family

Keluarga dengan orangtua tiri

3)        Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu

rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/

membesarkan anak bersama

4)        The nonmarital heterosexual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan


5)        Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)

6)        Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu

7)        Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu

dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya

8)        Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan

barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.

9)        Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua

anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya

10)    Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang

dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental

11)    Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang

mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

2.1.5   Peran Fungsi Keluarga

a.    Peran Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan

dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola

perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:

1)   Peranan ayah :

Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman,

sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya.

2)   Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh

dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam

keluarganya.

3)   Peranan anak :

Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial

dan spiritual.

b.   Fungsi Keluarga

1)   Fungsi biologis :

a)    Meneruskan keturunan

b)   Memelihara dan membesarkan anak

c)    Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d)   Memelihara dan merawat anggota keluarga

2)   Fungsi Psikologis :

a)    Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b)   Memberikan perhatian di antara anggota keluarga

c)    Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d)   Memberikan identitas keluarga

3)   Fungsi sosialisasi :

a)    Membina sosialisasi pada anak

b)   Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkatperkembangan anak

c)    Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4)   Fungsi ekonomi :

a)    Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

b)   Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

c)    Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari

tua).

5)   Fungsi pendidikan :

a)    Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan

bakat dan minat yang dimilikinya.


b)   Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang

dewasa.

c)    Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

6)   Fungsi religious

Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota lain dalam kehidupan

beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur

kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.

7)   Fungsi rekreasi

keluarga dalam fungsi rekreasi ini adalah tidak selalu harus pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana

menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian

masing-masing.

8)   Fungsi perlindungan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota

keluarga merasa terlindung dan merasa aman.

9)   Fungsi perasaan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara intitusif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota lain

dalam berkomunikasi dan interaksi antar semua anggota keluarga, sehingga saling pengertian satu sama lain dalam

menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

2.1.6   Tugas Keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:

1.    Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

2.    Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

3.    Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.

4.    Sosialisasi antar anggota keluarga.

5.    Pengaturan jumlah anggota keluarga.

6.    Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

7.    Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

8.    Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

2.1.7   Tahap – Tahap Kehidupan


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh

keluarga mengikuti pola yang sama.

1.    Pasangan baru (keluarga baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui

perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :

a.    Membina hubungan intim yang memuaskan

b.    Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial

c.    Mendiskusikan rencana memiliki anak

2.    Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut

damapi anak pertama berusia 30 bulan :

a.    Persiapan menjadi orang tua

b.    Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga

c.    Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

3.    Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :

a.    Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman

b.    Membantu anak untuk bersosialisasi

c.    Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi

d.   Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan

sekitar)

e.    Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)

f.     Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

g.    Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4.    Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya

keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :

a.    Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

b.    Mempertahankan keintiman pasangan

c.    Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan

kesehatan anggota keluarga


5.    Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu

pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi

tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

a.    Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan

meningkat otonominya

b.    Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

c.    Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

d.   Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

6.    Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir

meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang

belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :

a.    Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

b.    Mempertahankan keintiman pasangan

c.    Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

d.   Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

e.    Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7.    Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah

satu pasangan meninggal:

a.    Mempertahankan kesehatan

b.    Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak

c.    Meningkatkan keakraban pasangan

8.    Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah

satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :

1)   Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2)   Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan

3)   Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

4)   Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat


5)   Melakukan life review (merenungkan hidupnya)

2.2  Teori atau Konsep Dasar Komunitas

2.2.1   Pengertian Kebidanan Komunitas

Bidan adalah seorang wanita yang telah  mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian dengan

persyaratan yang berlaku.

Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu kommunis yang berarti kesamaan,  publik ataupun banyak. Istilah

comunity dapat di terjemahkan sebagai masyarakat setempat yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku,

atau bangsa.

Komunitas di gambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seseoprang tinggal beserta aspek- aspek

sosialnya. Hubungan-hubungan individu dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya

suatu sistem kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti kekuarga ,  konsep sehat ,  maupun sakit. Keyakinan

mereka ini akan di cerminkan daklam perilaku keluarga maupun di kelompok tertentu.Hal ini merupakan dasar

pemikiran mereka dalam pemeliharaan kesehatan maupun perawatan ketika sakit.

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaaan ,  tradisi,  sikap dan

perasaan persatuan yang sama.

Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu, 

keluaraga, kelompok dan  masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak  (KIA),  Keluarga

berencana (KB),  Kesehatan Reproduksi termasuk usia wanita adi yuswa secara paripurna. Pelaksanaan pelayanan

kebidanan komunitas di dasarkan pada 4 konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu manusia, masyarakat,

lingkungan,  kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma

sehat sehingga di harapkan tercapainya taraf kesejahteraan hidup masyarakat.

2.3    Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas

2.3.1   Definisi Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Kontek Keluarga

Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata

“Bidan”.  Kebidanan adalah mencankup pengetahuan yang dimilikai dan kegiatan pelayanan untuk menyelamtkan

ibu dan bayi, kebidanan merupakan profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia.

Bidan adalah seorang yang telah mengikuti program pendidikan kebidanan yang diakui oleh negaranya, telah

lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (registrasi) atau memiliki ijin yang sah

(lisensi) untuk melakukan praktik kebidanan.


Komunitas adalah kelompok orang yang berada disuatu lokasi atau daerah atau area tertentu. Bidan

komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. Kebidanan komunitas

adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat.

Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah

kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga dan masyarakat.

2.3.2   Tujuan Asuhan Kebidanan Dikomunitas

1.    Tujuan umum

Mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan diwilayah kerja bidan.

2.    Tujuan khusus

a.    Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai tangguang jawab bidan

b.    Meningkatkan pelayanan mutu ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas, dan perinatal secara terpadu

c.    Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal

d.   Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak

e.    Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau terkait.

2.3.3   Metode Prioritas Masalah

Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan atau prioritas masalah, untuk itu

digunakan beberapa metode. Metode yang dapat digunakan dalam menetapkan urutan prioritas masalah, pada

umumnya dibagi atas, Teknik Skoring dan Teknik Non Skoring, sebagai berikut : Teknik scoring dapat digunakan

apabila tersedia data kuantitatif atau data yang dapat terukur dan dapat dinyatakan dalam angka, yang cukup dan

lengkap. Yang termasuk teknik scoring dalam penetuan prioritas masalah, yakni:

1.    Metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth)

2.    Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)

3.    Metode CARL (Capability, Accesability, Readiness & Leverage)

4.    Metode Hanlon (nama penemu metode Hanlon)

2.4    Kontrasepsi.

1.3.5   Pengertian Kontrasesi

Kontrasepsi adalah suatu upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap dan dapat

dilakukan tanpa menggunakan alat secara mekanis, menggunakan obat atau alat atau secara operasi.

Pelayanan kontrasepsi mempunyai dua tujuan yaitu:

1.    Tujuan umum: pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS.
2.    Tujuan pokok: penurunan angka kelahiran yang bermakna.

3.    Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan tiga fase untuk mencapai sasaran,

yaitu:

a.    Fase menunda perkawinan/kesuburan

b.    Fase menjarangkan kehamilan

c.    Fase menghentikan kehamilan atau kesuburan

Maksud kebijaksanaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda,

jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua.

1.3.6   Cara Kerja Kontrasepsi

Bermacam –macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi sebagai Berikut:

1.    Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.

2.    Melumpuhkan sperma.

3.    Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma

1.3.7   Macam-macam Metode Kontrasepsi

Metode kontrasepsi meliputi kontrasepsi oral (pil pengontrol kehamilan),kondom dan preparat yang

menghentikan atau membunuhsperma pada saat bersentuhan (sperimisida-pada busa vagina, krem, jel ),pencabutan

sebelum ejakulasi, diafragma, penutup leher rahim ,metode kalender, kontrasepsi implantasi, kontrasepsi suntikan

dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Kontrasepsi dapat digunakan oleh pasangan suami istri yang secara

fisik dapat hamil dan memiliki hubungan seks dengan seseorang lawan jenisnya namun tidak ingin memiliki bayi

pada saat itu. Setelah mempelajari tentang kegunaan dan berbagai metode kontrasepsi, seseorang dapat memilih

metode yang paling cocok.

1.    Kontrasepsi Hormonal

a.    Oral Kontrasepsi

1)   Profil

a)    Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB

b)   Sangat efektif pada masa laktasi

c)    Dosis rendah

d)   Tidak menurunkan produksi ASI

e)    Tidak memberikan efek samping estrogen

f)    Efek samping utama adalah gangguan perdarahan : perdarahan bercak, atau perdarahan tidak teratur

2)   Jenis
a)    Kemasan dengan isi 35 pil

b)   Kemasan dengan isi 28 pil

3)   Cara kerja

a)    Menekan sekresi gonadtropin dan sintesis seks di ovarium

b)   Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit

c)    Mengentalkan lender serviks sehingga menghambat penetrasi sperma

4)   Efektifitas

a)    Sangat efektif 98,5 %

b)   Jangan sampai ada tablet yang  lupa

c)    Senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan

d)   Tablet digunakan pada jam yang sama

5)   Keuntungan Kontrasepsi

a)    Sangat efektif bila digunakan secara benar

b)   Tidak menganggu hubungan seksual

c)    Tidak mempengaruhi ASI

d)   Kesuburan cepat kembali

e)    Nyaman dan mudah digunakan

f)    Sedikit efek samping

g)   Tidak mengandung estrogen

6)   Keuntungan Non kontrasepsi

a)     Mengurangi nyeri haid

b)   Mengurangi jumlah darah haid

c)    Menurunkan tingkat anemia

d)   Mencegah kanker endometrium

e)    Melindungi dari penyakit radang panggul

f)    Tidak meningkatkan pembekuan darah

g)   Dapat diberikan pada penderitaan endometriosis

h)   Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi

b.    Suntikan/Injeksi

1)   Profil

a)    Sangat efektif
b)   Aman

c)    Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi

d)   Kembalinya kesuburan lebih lambat rata-rata 4 bulan

e)    Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI

2)   Cara Kerja

a)    Mencegah ovulasi

b)   Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma

c)    Menjadikan selaput lender rahim tipis dan atrofi

d)   Menghambat transportasi gamet oleh tuba

3)   Efektifitas

Memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan pwer 100 perempuan/tahun, asal penyuntikan dilakukan

secara teratur sesuai jadwal

4)   Keuntungan kontrasepsi

a)    Sangat efektif

b)   Pencegahan kehamilan jangka panjang

c)    Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

d)   Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit   jantung dan gangguan pembekuan

darah

e)    Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

f)    Sedikit efek samping

g)   Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

h)   Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause

5)   Kerugian kontrasepsi

a)    Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting, atau perdarahan sampai 10 hari

b)   Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga

c)     Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.

d)    Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obatan epilepsy (Fenitoin dan Barbituat) atau obat

tuberculosis (Rifampisin)

c.    Implant

1)   Profil

a)    Dua kapsul tipis, fleksibel berisi levonorgestrel (LNG) yang disipkan di bawah kulit lengan atas seseorang wanita
b)   Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant atau Implanon

c)    Nyaman

d)   Dapat di pakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi

e)    Pemasangan dan pencabutan oleh bidan/dokter terlatih

f)    Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut

2)   Cara Kerja

a)    Lendir serviks menjadi kental

b)   Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi

c)    Mengurangi transportasi sperma

d)   Menekan ovulasi

3)   Efektifitas

Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)

4)   Keuntungan kontrasepsi

a)    Daya guna tinggi

b)   Perlindungan jangka panjang

c)    Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

d)   Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

e)    Bebas dari pengaruh estrogen

f)    Tidak mengganggu kegiatan senggama

g)   Tidak mengganggu ASI

5)   Keuntungan Non kontrasepsi

a)    Mengurangi nyeri haid

b)   Mengurangi jumlah darah haid

c)    Mengurangi/ memperbaiki anemia

d)   Melindungi terjadinya kanker endometrium

e)    Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara

f)    Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul

d.   Kondom

1)   Profil

Selubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari bergbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau

bahan alami (hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual.
2)   Cara Kerja

a)    Menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet

yang dipasang penis

b)   Mencegah penularan mikrooganisme (IMS dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain.

3)   Efek samping

a)    Kondom rusak atau diperkirakan bocor

b)   Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan

c)    Adanya reaksi alergi

d)   Mengurangi kenikmatan seksual

4)   Indikasi

a)    Pria : Penyakit genetalia, sensitivitas penis terhadap secret vagina, ejakulasi dini

b)   Wanita : vaginitis, kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, untuk membuktikan bahwa tidak ada semen

yang dilepaskan di dalam vagina, metode temporer.

c)    Pasangan pria dan wanita : pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan, senggama yang jarang, penyakit kelamin,

herpes genetalia/kondiloma akuminata, uretritis, sistitis/disuria, metode sementara sebelum menggunakan

kontrasepsi oral atau IUD

5)   Kontraindikasi

a)     Absolut : Pria dengan ereksi yang tidak baik, riwayat syok septic, tidak bertanggung jawab seksual, alergi terhadap

karet pada partner seksual, interupsi sexual foreplay menghalangi minat seksual.

e.    Alat kontrasepsi DALAM Rahim (IUD)

1)   Profil

a)    Sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun : Cut-380A)

b)   Haid menjadi lebih lama dan banyak

c)    Pemasangan dan pencabutan membutuhkan pelatihan

d)   Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi

e)    Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar PMS

2)   Jenis

a)    AKDR Cut-380A

Kecil, kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T, disebulungi oleh kawat halus yang terbuat dari

tembaga (Cu)
b)   AKDR yang lain beredar di Indonesia adalah NOVA T (Schering)

3)   Mekanisme kerja

a)      Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi

b)      Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri

c)      AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke

dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilitas

d)     Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

4)   Indikasi

a)     Usia reproduksi

b)    Keadaan nulipara

c)     Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

d)    Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

e)     Setelah melahirkan dan tidak menyusui banyinya

f)     Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

g)    Risiko rendah dari IMS

h)    Tidak mengehendaki metode hormonal

i)      Tidak menyukai untuk mengingat ingat minum pil setiap hari

j)      Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama

5)   Kontraindikasi

a)     Sedang hamil atau di duga hamil

b)    Perdrahan pervaginam yang belum jelas diketahui penyebanya

c)     Sedang menderita infeksi genetalia

d)    Kelainan bawaan uterus yang abnormal/tumor jinak rahim yang dapat dipengaruhi kavum uteri

e)     Penyakit trofoblas yang ganas

f)     Diketahui menderita TBC pelvic

g)    Kanker alat genetalia

h)    Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

6)   Efek samping

a)     Amenore

b)    Kejang

c)     Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur


d)    Benang yang hilang

e)     Adanya pengeluaran cairan dari vagina/di curigai adanya PRP

7)   Waktu penggunaan

1.     Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil

2.     Hari pertama sampai ke-7 siklus haid

3.     Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila

menggunakan metode amenore laktasi (MAL)

4.     Perlu diingat angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pascapersalinan

5.     Setelah abortus atau keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak gejala infeksi

6.     Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi

8)      Cara pemasangan AKDR

1.     Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakuakn dan mempersilakan klien mengajukan pertanyaan

2.     Sampaikan kepada klien kemungkinan akan merasa sedikit sakit pada beberapa langkah waktu pemasangan dan

nanti akan diberitahu bila sampai pada langkah-langkah tersebut

3.     Pastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya

4.     Periksa genetalia eksterna

5.     Lakukan pemeriksaan speculum

6.     Lakukan pemeriksaan panggul

7.     Lakukan pemeriksaan mikroskopik

8.     Masukkan lengan AKDR Copper T 380A di dalam kemasan sterilnya

9.     Masukkan speculum dan usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic

10. Gunakan tenakulum untuk menjepit serviks

11. Masukkan sonde uterus

12. Pasang AKDR Copper T 380A.

1.4    Manajemen Kebidanan

1.4.3   Pendokumentasian SOAP

Dokumentasi kebidanan adalah bagian dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh bidan setelah memberi

asuhan kepada pasien, merupakan informasi lengkap meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan

asuhan keperawatan/kebidanan serta respons pasien terhadap asuhan yang diterimanya.


Pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan pendekatan SOAP. Catatan SOAP terdiri atas 4 langkah

yang disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan yang dipakai untuk mendokumentasikan asuhan

klien dalam rekam medis klien sebagai catatan kemajuan.

SOAP adalah catatan yang tertulis secara singkat, lengkap, dan bermanfaat buat bidan atau pemberi asuhan

yang lain. Penggunaan SOAP dalam asuhan ibu hamil cacatan SOAP ditulis satu kali setiap kunjungan. Sementara

bagi ibu dengan intrapartum, SOAP dibuat lebih dari satu catatan untuk satu orang perhari.

Langkah-langkah pendokumentasian SOAP :


1.    Subyektif (S)
Informasi atau data yang diperoleh dari apa yang dikatakan klien.
2.    Obyektif (O)
Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu melakukan
pemeriksaan dan hasil laboratorium.
3.    Analisa (A)
Kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subyektif dan obyektif
4.    Penatalaksanaan (P)
Perencanaa, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kesimpulan yang telah dibuat.
Pendokumentasian dianggap penting karena metode SOAP merupakan kemajuan informasi
yang sistematis yang mengorganisasi penemuan dan kesimpulan untuk menjadi suatu rencana
asuhan. Metode ini merupakan penyaringan inti sari dari proses penatalaksanaan kebidanan
untuk tujuan penyediaan dan pendokumentasian asuhan. SOAP merupakan urut-urutan yang
dapat membantu dalam mengorganisir pikiran dan memberikan asuhan yang menyeluruh.
BAB III

HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Ny.E Dengan Akseptor Aktif suntik 3 bulan Di RT/RW 01/10

Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan

3.1    Kunjungan I

Pada bab ini penulis melakukan pengkajian data atas nama Ny.E umur 38 tahun dengan keluarga berencana

( KB ) suntik 3 bulan  yang dijadikan sebagai keluarga binaan oleh penulis dalam pelayanan praktek kebidanan

komunitas. Penulis melakukan pengkajian pada klien dengan metode penulisan pada tinjauan kasus ini

menggunakan asuhan kebidanan 7 langkah Helen Varney dan metode SOAP.

Data Subjektif

                          Pasien Ny.E berumur 38 tahun, agama islam, suku jawa, pendidikan SMA, pekerjaan ibu rumah tangga,

suaminya bernama Tn. D berumur 40 tahun, agama islam, suku jawa, pendidikan SMA, pekerjaan wiraswasta,

alamat di Jln. Mangga, Ds. Srengseng sawah RT/RW 01/10, Jakarta Selatan. Keluhan utama : Ibu mengatakan

bahwa dia tidak teratur haid. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan penyakit lain seperti :

jantung, asma/TBC paru, DM, hepatitis, epilepsy, IMS, HIV/AIDS dan lain-lain. Pola makan ibu teratur 3 kali sehari

dengan menu nasi, sayur, lauk pauk dan air putih. Tidak ada gangguan pada pola makan, nafsu makan baik, pada

pola eliminasi, BAB lancar 1 kali sehari, konsistensi lembek dan berwarna kuning, Frekuensi BAK ≥ 6 kali sehari,

lancar, warna jernih dan tidak ada keluhan pada saat BAK. Pola istirahat pada siang hari 1 jam, dengan tidur malam

± 8 jam sehari. Ibu mengatakan aktivitas seperti biasa dan tidak ada masalah. Ibu tidak pernah mempunyai kebiasaan

seperti merokok, minum jamu-jamuan, minum-minuman keras, makan sirih dan memakai obatan terlarang,

kebiasaan mengganti pakaian dalam 2 kali sehari.


Objektif
              Dari hasil pemeriksaan umum pada Ny.E terdapat keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan

emosional stabil, tinggi badan 158 cm, berat badan 58 kg, pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan

darah :  120/70 mmHg, pernapasan : 24 x/m, nadi : 80x/m, suhu : 36,00C. Pada pemeriksaan fisik terdapat :

kepala tidak ada mesocephal, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe, mata berbentuk simetris, konjungtiva

tidak pucat, tidak ikterus, muka berbentuk simetris, tidak odema, hidung berbentuk simetris, tidak ada polip, tidak

ada secret, telinga berbentuk simetris, tidak ada serumen, mulut/gigi tidak ada stomatitis, dan tidak ada caries pada

gigi, leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran vena jungularis, genetalia tidak

dilakukan pemeriksaan, anus tidak dilakukan pemeriksaan, Ekstermitas tangan dan kaki tidak terdapat oedema dan

varises, refleks patella positif dan tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

       Dari hasil interprestasi data pada Ny.E penulis mendapatkan diagnosa kebidanan pada Ny.E umur 38 tahun

dengan akseptor KB suntik 3 bulan, dengan masalah : ibu mengatakan kalau tidak teratur haid, kebutuhan yang

harus didapatkan Ny.E, yaitu : faktor lingkungan, istirahat yang cukup, tidak boleh stres dan makan-makanan yang

bergizi.
Dari hasil diagnosa potensial penulis tidak mendapatkan diagnosa potensial pada Ny.E
                         Dari hasil yang didapat penulis langsung melakukan tindakan segera pada Ny.E yaitu melakukan

pemeriksaan tanda-tanda vital dan melakukan konseling tentang penggunaan KB suntik 3 bulan agar Ny.E dapat

mengetahui hasil yang dilakukan.

                      Perencanaan yang bisa dilakukan adalah informasikan kepada Ny.E tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan, ingatkan kepada Ny.E untuk menjaga pola makan, tidak boleh stress, beritahu kepada Ny.E tentang

akibat haid tidak teratur, beritahu kepada Ny.E tentang pentingnya pola hidup sehat, tidak boleh stress, dan tentang

nutrisi, anjurkan Ny.E untuk berobat ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan obat, beritahu kepada Ny.E bahwa

akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 22 juli 2017.


    Pelaksanaan yang telah dilakukan, yaitu menginformasikan kepada Ny.E tentang hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu tekanan darah 120/70 mmhg, pernapasan : 24 x/m, nadi :
80x/m, suhu : 36,00C, mengingatkan kepada Ny.E untuk menjaga pola makan, yaitu makan-
makanan yang bergizi, dan tidak boleh stress, menganjurkan Ny.E untuk berobat ke pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan obat, memberitahukan kepada Ny.E bahwa akan dilakukan
kunjungan kedua pada tanggal 22 juli 2017.
              Evaluasi yang telah didapatkan dari Ny.E, yaitu : Ny.E telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan, Ny.E akan menjaga pola makan, dan tidak boleh stress Ny.E telah mengerti tentang penjelasan tersebut,

Ny.E bersedia akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 22 juli 2017.


3.2  Kunjungan II (22 Juli 2017)

       Pada hari senin pukul 10.00 WIB tepatnya pada tanggal 22 juli dilakukan kunjungan ke II terhadap pasien. Ny.E

mengatakan bahwa dia sudah menjaga pola makan, dan menjaga agar tidak stress. Keadaan

umum : baik, kesadaran : composmentis, Keadaan emosional : stabil, Tinggi badan : 159 cm, Berat badan : 58 kg,

Pemeriksaan tanda-tanda vital : Tekanan Darah :  110/70 mmHg, Pernapasan : 22 x/m, Nadi : 80 x/m, Suhu : 36,00C.
Ny.E usia 31 tahun dengan Akseptor KB aktif suntik 3 bulan
Setelah dilakukannya assasment dilanjutkan dengan planning  yang diberikan untuk pasien
keluarga binaan yaitu Ny. E
-  Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai Manfaat dan efek sampingnya.

-  Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya

-  Memberitahu ibu agar ibu tidak stres

-  Memberitahu ibu agar ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi

-  Memberitahu ibu agar ibu jangan terlalu kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.

-  Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan  ulang pada tanggal 24 Juli 2017. Ibu bersedia untuk kunjungan

ulang pada waktu yang ditentukan.


Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat kontrasepsi
3.3  Kunjungan III ( 23 juli 2017 )

Selanjutnya dilakukkan kunjungan ke III pada hari senin tanggal 23 juli 2017 tepatnya pada pukul 16.00

WIB. Ny.E mengatakan bahwa dia sudah menjaga pola makan yang dianjurkan serta sudah tidak stress lagi. Dari

hasil pemeriksaan didapatkan Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, Keadaan emosional : stabil, Tinggi

badan : 159 cm, Berat badan : 58 kg, Pemeriksaan tanda-tanda vital : Tekanan Darah :  120/70 mmHg, Pernapasan :

22 x/m, Nadi : 81 x/m, Suhu : 36,00C


Ny.E usia 31 tahun dengan Akseptor KB aktif suntik 3 bulan
Setelah dilakukannya assasment dilanjutkan dengan planning  yang diberikan untuk pasien
keluarga binaan yaitu Ny. E
- Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai

  Manfaat dan efek sampingnya

-  Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya

-  Memberitahu ibu agar ibu tidak stres

- Memberitahu ibu agar ibu mengkonsumsi makanan yang 

  Bergizi
-  Memberitahu ibu agar ibu jangan terlalu kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.

-  Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan  ulang pada tanggal 25 Juli 2017. Ibu bersedia untuk kunjungan

ulang pada waktu yang ditentukan.


Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat kontrasepsi
3.4 Kunjungan IV ( 25 juli 2017 )
Pada hari selasa tanggal 25 juli 2017, pukul 11.30 WIB adalah terakhir kunjungan pada
keluarga binaan Ny. E dengan ?.,mn, setelah kunjungan terakhir Ny.M mengatakan bahwa dia
sudah menjaga pola makan, merasa lebih nyaman, sudah tidak sulit lagi tidur malam.
        Dilakukan pemeriksaan terakhir kunjungan didapatkan hasil Keadaan
umum : baik, kesadaran : composmentis, Keadaan emosional : stabil, Tinggi badan : 159 cm,
Berat badan : 58 kg, Pemeriksaan tanda-tanda vital : Tekanan Darah :  120/70 mmHg,
Pernapasan : 22 x/m, Nadi : 80 x/m, Suhu : 36,00C.
Ny.E usia 31 tahun dengan Akseptor KB aktif suntik 3 bulan
Setelah dilakukannya assasment dilanjutkan dengan planning  yang diberikan untuk pasien
keluarga binaan yaitu Ny. E
- Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai
  Manfaat dan efek sampingnya

-  Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya

-  Memberitahu ibu agar ibu tidak stres.

-  Memberitahu ibu agar mengkonsumsi makanan yang bergizi

-  Memberitahu ibu agar ibu tidak kecapekan mengerjakan pekerjaan rumah.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat Kontrasepsi
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini, mahasiswa akan membandingkan praktek dengan teori belajar lapangan di Kelurahan

Srengseng Sawah RT/RW 01/10 khususnya pada keluarga Tn.D.

Dari keseluruhan permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil pendekatan dan tabulasi data, telah

dilakukan langkah-langkah pemecahan masalah bersama keluarga Tn. D sesuai dengan prioritas masalah.

4.1   Pengumpulan Data

Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang dilakukan secara kunjungan

rumah. Menurut Andreas, (2012) pengumpulan data diperoleh dari data subjektif dan data objektif.

4.1.1   Data Subjektif

Data subyektif diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada keluarga Ny. E.

Menurut Andreas (2012). Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat

terhadap suatu situasi dan kejadian. Data subjektif ini diperoleh dengan anamnesa terhadap klien.

Penulis melakukan pengkajian data subjektif pada keluarga Ny. E berdasarkan proses pengkajian melalui

wawancara dan observasi lingkungan rumah Ny. E Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif pada keluarga Ny. E

didapatkan bahwa Ny. E menjadi akseptor KB aktif.

Dengan demikian penulis telah melakukan pengumpulan data subjektif  menggunakan metode yang sesuai

dengan teori maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

4.1.2   Data Objektif
Menurut Andreas (2012) data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh

menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi,

pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran.

Penulis melakukan pemeriksaan fisik pada Ny.”E” Dan di dapat kan hasil normal

tanpa adanya gangguan kesehatan dari Ny.”E”.

Dengan demikian penulis melakukan pengumpulan data objektif menggunakan metode yang

sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

4.2    Analisa Data

Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang

perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu:

1.    Keadaan kesehatan normal dari setiap anggota keluarga.

2.    Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.

3.    Karakteristik keluarga.
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, langkah berikutnya yaitu
menganalisa data yaitu menentukan masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Ny.”E”.
Masalah kesehatan yang dialami keluarga Ny.”E”yaitu Ny. “E” mengatakan menjadi akseptor
KB aktif.
Dengan demikianan alisa data dilakukan sesuai dengan teori sehingga disimpulkan bahwa
tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
4.3    Perumusan Masalah

Setelah analisa data,

maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dalam keluarga Ny.”E”. Bagian rumusan masalah berisi tent

ang masalah-masalah yang hendak dipecahkan yaitu:

1.    Beritahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai manfaat dan efeksampingnya

2.    Perkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya

3.    Berikan motivasi ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Penentuan perumusan masalah sudah sesuai teori sehingga tidak  ditemukan kesenjang
anatara teori dengan praktik.
BAB V

PENUTUP

5.1    Kesimpulan

Kesehatan pada tubuh kita itu sangat penting. Terutama bagi tanda-tanda vital seperti denyut nadi, tekanan

darah, pernapasan, suhu badan, dan berat badan. Bagaimana prosedur pelaksanaan yang berperan penting kepada

masyarakat atau pun pasien dan bertujuan untuk menambah pengetahuan. Seperti pada tekanan darah, seiring

dengan bertambahnya umur seseorang maka tekanan darah akan meningkat. Dan emosi rasa stres akan meningkat.

Kontrasepsi adalah suatu upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap dan dapat

dilakukan tanpa menggunakan alat secara mekanis, menggunakan obat atau alat atau secara operasi.

5.2    Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas  penulis mengajukan beberapa saran, antara lain :

1.    Untuk Penulis

Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidan pada keluarga

berencana sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya

meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Belajar menerapkan langsung pada masyarakat di lapangan perkembangan ilmu pengetahuan yang diperolehnya di

dalam kelas.

2.    Untuk Keluarga Binaan

Sebagai bahan masukan dan dapat menjadi suatu pengetahuan nagi keluarga Ny. E dalam menjalankan program

yang telah disusun secara bersama dan terus dikembangkan guna mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera dan

terwujudnya keluarga yang sehat dan lingkingna sehat dan nyaman


3.    Untuk Institusi Pendidikan
Agar lebih memperbanyak literatur - literatur khususnya buku-buku kebidanan menurut Varney
sehingga mahasiswa dapat lebih memahami dan dapat menerapkan asuhan kebidanan pada
pasien. Dapat menyatukan persepsi dalam penyusunan asuhan kebidanan dengan SOAP.
Agar tetap mempertahankan kesabarannya dalam membimbing mahasiswa yang seringkali tidak
menerapkan teori yang ada dan mengalami kejenuhan dalam melakukan aktifitas kuliah.
4.    Untuk Mahasiswa
Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan asuhan kebidanan telah ada, dan selalu
menerapkan teori-teori yang telah didapatkan dan disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Sehingga tetap tercermin citra bidan yang profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Arjoso, S, 2005. Rencana Strategis BKKBN. Jakarta.

BKKBN. 2005.http//www.ceria-bkkbn go.id/referensi/substansi/detail/7. (dikutip tgl 3/1/2013)

Hartanto Hanafi, 2003. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, EGC, Jakarta.

Llemellyn, 2005. Setiap Wanita. Arca. Jakarta.

Mansjoer, Arief, 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I Media Aesculapius, FKUI. Jakarta

Manuaba, 2005. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
EGC. Jakarta.

Meilani, 2010. Pelayanan KB. Fitramaya, Yogjakarta

Niken, Dkk, 2010.Pelayanan Keluarga Berencana, Fitramaya. Yokyakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.Jakarta.

__________________, 2007. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta. Jakarta.


LAMPIRAN

Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Ny.E Dengan Akseptor Aktif suntik 3 bulan Di RT/RW 01/10

Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan

Kunjungan I

Tempat                        : Jl. Mangga  kelurahan srengseng sawah

Pada Tanggal              : 21 Juli 2017

Pukul                           : 10.00 WIB

Nama Pengkaji            : Siti Nuraini Wakhida

I.     Pengumpulan Data
A.  Data Subyektif

    Identitas / Biodata

Nama Ibu      : Ny. E                         Nama Suami    : Tn. D

Umur             : 31 Tahun                   Umur               : 47 Tahun

Suku              : Jawa                          Suku                : Jawa

Agama          : Islam                         Agama             : Islam

Pendidikan    : SLTP                         Pendidikan      : SLTP

Pekerjaan      : Wiraswasta                Pekerjaan         : IRT

Alamat          : Jl. Mangga, Ds.Srengseng Sawah RT/RW 01/10, Jaksel

    Keluhan Utama :

Ibu mengatakan bahwa dia sering ngeflek.

    Riwayat Kesehatan
adaan Kesehatan Sekarang

Jantung                        : Tidak ada penyakit jantung

Asma/TBC Paru          : Tidak ada penyakit asma

DM                              : Tidak ada penyakit DM

Hepatitis                      : Tidak ada penyakit Hepatitis

Epilepsi                        : Tidak ada penyakit epilepsi

IMS                             : Tidak ada penyakit IMS

HIV/AIDS                  : Tidak ada penyakit HIV/AIDS

Lain-lain                      : tidak ada

wayat Kesehatan Dahulu

Jantung                        : tidak ada penyakit jantung

Asma/TBC Paru          : tidak ada penyakit asma

DM                              : tidak ada penyakit DM

Hepatitis                      : tidak ada penyakit Hepatitis

Epilepsi                        : tidak ada penyakit epilepsi

IMS                             : tidak ada penyakit IMS

HIV/AIDS                  : tidak ada penyakit HIV/AIDS

Lain-lain                      : tidak ada

rahat/Tidur

ng                    : 1 jam

lam                  : 8 jam

uhan                : tidak ada

sonal Hygine

ndi                   : 3x sehari

nti Pakaian       : 2x kali sehari

B.  Data Obyektif

    Pemeriksaan Umum

n Umum         : Baik

an                   : Composmentis

                       : 150 cm
                      : 50 kg

Tanda-Tanda Vital      : TD   :  150/100  mmHg       RR       : 20 x/m

                                       N    :  80 x/m                      S          : 36,0 0C

    Pemeriksaan Fisik

Kepala                       : Rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe

Mata                          : Simetris, konjungtiva tidak pucat, tidak ikterus

Muka                         : Simetris, tidak odema, tampak kemerahan

Hidung                      : Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret

Telinga                      : Simetris, tidak ada serumen

gigi                 : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, dan tidak ada caries pada  gigi

                       :Tidak ada pemesaran kelenjar tyroid dan  pembesaran vena jungularis

ara                   : Simestris, tidak ada benjolan

men                  : Tidak terdapat luka bekas operasi

lia                   : Tidak dilakukan

                      : Tidak dilakukan

mitas               :Tangan dan kaki tidak terdapat oedema dan varises,  refleks patella positif

    Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan

II.      Interprestasi Data

A.  Diagnosa Kebidanan : Ny. E umur 31 tahun dengan KB aktif 3 bulan

B.  Masalah : Flek

C.  Kebutuhan : Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital dan konseling tentang

        penggunaan kontrasepsi

III.   Diagnosa Potensial

Tidak ada

IV.   Tindakan Segera

Melakukan Konseling kepada Ny.E tentang kontrasepsi           

V.      Perencanaan

1.      Informasikan kepada Ny.E tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

2.      Ingatkan kepada Ny.E untuk menjaga pola makan.

3.      Beritahu kepada Ny. E agar tidak stress.


4.      Beritahu kepada Ny. E tentang haid tidak teratur dan flek.

5.      Beritahu Kepada Ny. E tentang penting pola hidup sehat.

6.      Beritahu kepada Ny. E bahwa akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 22 juli 2017.

VI.   Pelaksanaan

1.      Menginformasikan kepada Ny.E tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

2.      Mengingatkan kepada Ny.E untuk menjaga pola makan.

3.      Memberitahukan kepada Ny. E Agar tidak stress

4.      Beritahu kepada Ny. E tentang haid tidak teratur dan flek.

5.      Mengingatkan kembali Ny.E tentang pentingnya pola hidup sehat.

6.      Memberitahukan kepada Ny.E bahwa akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 22 juli 2017.

7.        Evaluasi

1.      Ny.E telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

2.      Ny.E sudah menjaga pola makan.

3.      Ny.E telah mengerti agar tidak stress, pentingnya pola hidup sehat.

4.      Ny.E sudah mengetahui akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 22 juli 2017.

Pendokumentasian SOAP

4        Kunjungan II (22 Juli 2017)


S    : Ny. “E”  usia 31 tahun akseptor KB aktif suntik 3 bulan
O   : TB : 159 cm
 BB : 58 kg
 TD : 110/70 mmHg
       A  : Ny. “E”  usia 31 tahun bermasalah dengan alat
              Kontrasepsi Dan keadaan umum ibu baik
                                     

 P  :
-   Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai Manfaat dan efek sampingnya.
-   Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
-   Memberitahu ibu agar ibu tidak stres
-   Memberitahu ibu agar ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi
-   Memberitahu ibu agar ibu jangan terlalu kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.
-   Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan  ulang pada tanggal 24 Juli 2017. Ibu bersedia untuk kunjungan
ulang pada waktu yang ditentukan.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat
                  kontrasepsi

·         Kunjungan III (24 Juli 2017)


S    : Ny. “S” usia 31 tahun akseptor KB aktif suntik 3 bulan
O   : TB : 159 cm
 BB : 58 Kg
 TD : 120/70 mmHg
     A    : Ny. “S” usia 31 tahun bermasalah dengan alat kontrasepsi
 Dan keadaan umum ibu baik
     P     :  - Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai
Manfaat dan efek sampingnya
-    Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
 -  Memberitahu ibu agar ibu tidak stres
- Memberitahu ibu agar ibu mengkonsumsi makanan yang 
  Bergizi
-  Memberitahu ibu agar ibu jangan terlalu kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.
-    Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan  ulang pada tanggal 25 Juli 2017. Ibu bersedia untuk kunjungan
ulang pada waktu yang ditentukan.

Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat


                 kontrasepsi

·         Kunjungan IV ( 25 Juli 2017)
S    : Ny. “E”  usia 31 tahun akseptor KB aktif suntik 3 bulan
O   : TB : 159 cm
 BB : 58 Kg
 TD : 120/70 mmHg
     A    : Ny. “E” usia 31 tahun bermasalah dengan alat kontrasepsi
Dan keadaan umum ibu baik
     P     :  - Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai
Manfaat dan efek sampingnya
-    Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
-    Memberitahu ibu agar ibu tidak stres.
-    Memberitahu ibu agar mengkonsumsi makanan yang bergizi
-    Memberitahu ibu agar ibu tidak kecapekan mengerjakan pekerjaan rumah.

      Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat
                        Kontrasepsi

JOB SHEET
MATA KULIAH                              : KOMUNITAS
KODE SKS                                       : 3 SKS
MATERI POKOK                           : KB SUNTIK 3 BULAN
SEMESTER                                      : II ( DUA )
SASARAN                                         : WANITA USIA SUBUR
WAKTU / PERTEMUAN               : 30 Menit
PROGRAM STUDI                                     : DIV KEBIDANAN

OBJEKTIF PERILAKU SISWA


1.      Setelah Mengikuti Konseling, Mahasiswa Dapat Mengerti Dan Memahami
Tentang Prosedur Melakukan Konseling Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik 3
Bulan
2.      Mahasiswa Dapat Melakukan Konseling Secara Individu Sesuai Dengan Teori

DASAR TEORI SINGKAT


Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan dapat menerima norma
keluarga kacil bahagia sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada “catur warga /zero population
growth” (pertumbuhan seimbang).
          Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No. 10 th 1992 adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan
(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
   Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka
waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh
tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan.

PETUNJUK
1.      Siapkan alat-alat yang dibutuhkan

2.      Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet

3.      Bekerja secara hati-hati dan teliti

KESELAMATAN KERJA
1.      Penuhi prosedur pekerjaan

2.      Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan

3.      Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan penggunaanya.

4.      Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas.

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN


1.      Lembar balik KB

REFERENSI
1.      Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu kandungan .Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo

2.      Lumongga lubis, Lamora. Memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktek, Kencana Media Prenada

grub, Jakarta, 2011

PROSEDUR PELAKSANAAN
1.      Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan
sopan

2.      Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya


3.      Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan
beritahu apa pilihan reproduksi yang paling
mungkin termasuk pilihan beberapa jenis
kontrasepsi
4.      Bantulah klien menentukan pilihannya
5.      Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan
kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih jenis
kontrasepsinya, jika diperlukan perlihatkan alat /
obat kontrasepsi
6.      Perlunya dilakukan kunjungan ulang
AP (ACUAN PRAKTIK )
MATA KULIYAH/ PRAKTIKUM           : KOMUNITAS
KODE MATA KULIAH/ SKS                   : 3 SKS
SEMESTER                                                  : II ( DUA )
SASARAN                                                     : WUS ( WANITA USIA SUBUR )
MATERI POKOK                                       : KONSELING KB SUNTIK 3 
                                                                          BULAN
WAKTU/ PERTEMUAN                            : 30 MENIT
PROGRAM STUDI                                     : DIV KEBIDANAN

A.      Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator

1.      Standar Kompetensi/

                  : Diharapkan mahasiswa mampu  menjelaskan tentang hipertensi kepada lansia, dan lansia mampu memahami yang

dijelaskan mahasiswa.

2.      Kompetensi Dasar                        : Setelah proses konseling, ibu dapat 


                                                          mengerti dan menjelaskan tentang 

                                                          penggunaan alat kontrasepsi suntik

                                                          3 bulan.

3.      Indikator                                       : Setelah proses penyuluhan siswa

                                                          dapat mengerti dan mampu

                                                          menjelaskan tentang efek samping, 

                                                          keuntungan dan kerugian serta

                                                          ketepatan waktu dalam

                                                          menggunakan alat kontrasepsi.

B.       Materi

1.      Efek samping pengunaan kontrasepsi suntik 3 bulan

2.      Keuntungan dan kerugian pengunaan suntik 3 bulan

3.      Ketepatan waktu dalam penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan

C.      Metode dan Media

1.     Metode                 : Ceramah dan tanya jawab

2.     Media                   : Lembar balik

D.      Langkah Pembelajaran

Tahap Kegiatan
NO Kegiatan Pasien
Penyuluhan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
. dan              keluarga
Kesehatan
1. Pembukaan 1.      Memberikan salam. 1.      Pasien ( Keluarga binaan )
( 5 Menit ) Ev: Menjawab salam
2.      Pasien ( keluarga binaan)
2.      Menjelaskan identitas. Ev:Memberi respon
3.      Pasien dan ( keluarga
3.      Menjelaskan tujuan. binaan) 
Ev: Mendengarkan
4.      Menggali tingkat            .  pengetahua4.      Pasien  ( keluarga binaan)
n Pasien tentang kontrasepsi KB suntik Ev: Pasien lebih memahami
3 bulan dan mengerti tentang hal
baru yang belum mereka
ketahui
2. .
Pembahasan 1.      Menjelaskan tentang Efek samping, 1.      Pasien dan ( keluarga
( 25 menit ) keuntungan dan kerugian serta binaan)
ketepatan waktu menggunakan alat Ev: Pasien mengerti dan
kontrasepsi suntik 3 bulan. memahami tentang
kontrasepsi suntik 3 bulan
2.      Memberi kesempatan pada pasien dan2.      Pasien dan ( keluarga
keluarga untuk bertanya tentang hal binaan)
yang kurang dimengerti. Ev: Pasien mengajukan
 3. pernyataan

Penutup 1.      Mengevaluasi tujuan penyuluhan 1.      Pasien dapat menjawab


( 5 menit ) kesehatan. pertanyaan

2.      Mengucapkan terima kasih atas


perhatian yang diberikan dan memberi2.      Menjawab salam
salam penutup.

E.      Evaluasi
1.    Struktural

a.    Persiapan  tempat dan alat

b.     Persiapan Waktu (Kontrak waktu)

c.    Persiapan SAP

2.    Proses
a.    Selama penyuluhan  pasien (keluarga binaan) memperhatikan penjelasan yang disampaikan

b.    Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan) bertanya tentang penjelasan yang disampaikan

c.    Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan aktif menjawab pertanyaan yang diajukan

3.    Hasil

a.    Pasien (keluarga binaan) mampu memahami efek samping penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 bulan.

b.    Pasien (keluarga binaan) mampu memahami keuntungan dan kerugian penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 bulan.

c.    Pasien (keluarga binaan) mampu memahami ketepatan waktu sangat memperngaruhi efektivitas penggunaan

kontrasepsi suntik 3 bulan.

d.   Pasien (keluarga binaan) mampu menjelaskan kembali tentang efek samping, keuntungan dan kerugian dan

ketepatan waktu menggunakan alat kontrasepsi sunti 3 bulan.


           

                                                                                    Jakarta, 28 Juli 2017


                                                                                         Dosen Pamong

                                                                                     ( Rita Ayu Yolandia)

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL


Tabel 3.1 Daftar Tilik Tanda-tanda Vital

NO LANGKAH KASUS
1 2 3 4 5
A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH
1. Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien. √
2. Memberi penjelasan mengenai pemeriksaan √
3. Menempatkan penderita dalam keadaan duduk/berbaring
dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas √
dari tekanan oleh pakaian

4. Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air raksa,


mengecek saluran pipa dan meletakkan meteran secara √
vertikal
5. Mempersiapkan stetoskop dengan corong bel yang terbuka √
6. Memasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari
lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat, 2 cm di atas √
siku dan sejajar dengan jantung

7. Dapat meraba pulsasi a. brachialis di fossa cubiti sebelah



medial
8. Dengan tiga jari meraba pulsasi a. Brachialis pompa manset √
dengan cepat sampai 30 mmHg di atas hilangnya pulsasi
Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi
arteri teraba kembali. Melaporkan hasil sebagai tekanan √
sistolik palpatoir.
9. Mengambil stetoskop dan memasang corong bel pada
tempat perabaan pulsasi √

10. Memompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas


tekanan sistolik palpatoir √

11. Mendengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan


perlahan-lahan (3 mmHg per detik). Melaporkan saat mana √
mendengar bising pertama sebagai tekanan sistolik.

Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising


yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar bising lagi
12. √
sebagai tekanan darah diastolik

13. Dapat melaporkan hasil tekanan sistolik dan diastolik √


14. Melepas manset dan merapikannya. √
B. PEMERIKSAAN NADI
Meletakkan lengan yang akan diperiksa dalam keadaan
15. √
rileks
16. Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba a. √
Radialis
17. Menghitung frekuensi denyut nadi minimal 15 detik √
18. Melaporkan hasil frekuensi nadi dalam satu menit √
C. PEMERIKSAAN SUHU BADAN
19. Pastikan  permukaan air raksa menunjuk di bawah 35,5˚C √
Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada
20. apex fossa aksillaris kiri dengan sendi bahu adduksi √
maksimal.
21. Tunggu sampai 3 – 5 menit, kemudian dilakukan pembacaan √
D. PEMERIKSAAN FREKUENSI NAFAS
22. Meminta penderita melepas baju (duduk atau tidur) √
Melakukan inspeksi atau melakukan palpasi dengan kedua
23. tangan pada punggung/dada untuk menghitung gerakan √
pernafasan minimal selama 15 detik
24. Melaporkan hasil frekuensi nafas per menit √
SKOR NILAI  = ∑  NILAI    X  100% 100
                       72

TANGGAL 25 Juli 2017

PARAF PEMBIMBING

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama                                       : ELI SUSILAWATI
Tempat/ Tanggal Lahir            : Garut, 28 September 1986
Alamat                                    : Jln. Mangga, Perum Mabad, Desa Srengseng
                                                  sawah, jagakarsa, jakarta selatan
Dengan ini saya menyatakan SETUJU / MENOLAK untuk dilakukan kegiatan keluarga binaan
yang berhubungan dengan penyuluhan.
        Jakarta, 21 Juli 2017

Pelaksana Kegiatan                                         Yang Membuat Pernyataan

        ( Siti Nuraini Wakhida)                                                ( Eli Susilawati )

Anda mungkin juga menyukai