Anda di halaman 1dari 42

i

LAPORAN KEBIDANAN ASUHAN KOMUNITAS DI RW 03 DI

KECAMATAN TENAYAN RAYA

WAHYUNI KUSNUL SAVAROH

P031915401037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENTERIAN RIAU

PRODI D-III KEBIDANAN

JURUSAN KEBIDANAN

PEKANBARU

2021/2022

i
ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Asuhan Kebidanan Komunitas Mahasiswa

tingkat III prodi D3 Kebidanan Poltekkes Riau di

RW 03 Kelurahan Tuah Negri Kecamatan

Tenayan Raya, Pekanbaru

Nama : Wahyuni Kusnul

Savaroh Nomor Induk Mahasiswa : P031915401037

Program Studi : D-III Kebidanan

Disetujui Oleh :

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

Desianora, SST. M,Kes Ani Laila, SST. M, Biomed


NIP. 196705071998032003 NIP.1970808052002122003

ii
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas kasih dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik
Belajar lapangan (PBL) Asuhan Kebidanan Komunitas di RW 03 Kelurahan Tuah
negeri wilayah kerja Puskesmas Rejosari kota Pekanbaru.
Laporan pelaksanaan kegiatan PBL ini dimaksudkan untuk memenuhi
penugasandari PBL Komunitas yang sudah dilaksanakan oleh Mahasiswa Prodi
D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau.
Dalam proses pembuatan laporan ini, penulis mendapat bantuan, arahan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkanTerimakasih kepada:
1. Bapak H. Husnan, S.Kp, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Riau.
2. Kepala Desa Kelurahan Tuah Negeri
3. Ibu Desianora selaku kepala Puskesmas beserta staf
4. Ibu Hj. Juraida Roito Hrp, SKM, M.Kes selaku ketua jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Riau
5. Ibu Ani Laila, SST, M. Biomed selaku ketua Program Studi D III
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau
6. Ibu Okta Vitriani, SKM, M.Kes selaku Koordinator PBL Asuhan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau
7. IbuYeni Aryani,SST. M.Keb selaku dosen pembimbing.
8. Bapak Ketua RW 03 Kelurahan Tuah negri
9. Bapak Ketua RT 04 Kelurahan Tuah Negri
10. Ibu Nimis yulianti sebagai ibu ketua kader di RW 03 KelurahanTuah
negri yang membantu mahasiswa selama PBL komunitas
11. Para Dosen Pembimbing yang bersedia mendampingi pelaksannaan
kegiatan Praktik Belajar Lapangan Asuhan Kebidanan Komunitas

ii
3

12. Pemuka masyarakat dan masyarakat Kelurahan Tuah Negri di RW 03


wilayah kerja Puskesmas Rejosari yang telah meluangkan waktunya
kepada peulis dalam pelaksanaan PBL Asuhan Kebidanan Komunitas
13. Semua pihak yang membantu dalam Praktik Belajar lapangan Asuhan
Kebidanan Komunitas.

Pekanbaru, November 2021

Penulis

3
4

Daftar Isi
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN............................................................................................ 5
1.1 Latar belakang masalah.........................................................................5
1.2 Tujuan....................................................................................................7
1.3 Manfaat Penulisan..................................................................................... 7
BAB II......................................................................................................................9
TINJAUAN TEORI.......................................................................................... 9
2.2 Konsep Manejemen Kebidanan Tingkat Keluarga..............................13
2.3 Tipologi Masalah Kesehatan Tingkat Keluarga..................................18
2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Balita..............................................20
BAB III..................................................................................................................26
TINJAUAN KASUS.......................................................................................26
3.1 Pengumpulan data................................................................................26
3.2 Analisa data.........................................................................................30
BAB IV..................................................................................................................36
PEMBAHASAN............................................................................................. 36
BAB V....................................................................................................................38
PENUTUP.......................................................................................................38
5.1 Kesimpulan...............................................................................................38
5.2 Saran....................................................................................................38

4
5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Demi terwujudnya kesehatan dan kesejahteraan individu, keluarga,

masyarakat , bangsa dan negara dalam meningkatkan derajat kesehatan yang

bersesinambungan dan komfrehensif, maka kesadaran dan peran serta

masyarakat dalam kesehatan harus benar benar maksimal.

Kebidanan komunitas merupakan bentuk pelayanan kebidanan yang di

harapkan dapat mengatasi permasalahan kesehatan keluarga yang lebih

komprehensif. Tanggung jawab bidan pada pelayanan kebidanan komunitas

meliputi kemmpaun me mberikan penyuluhan dan pelayanan individu, keluarga,

dan masyarakat.

Ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas meliputi peningkatan

kesehatan, penceghan (preventif), deteksi dini komplikasi dan pertolongan

kegawatdaruratan, meminimalkan kecacatan, memulihkan kesehatan

(rehabititasi), serta kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat,

organisasi sosial, kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk

mengembalikan individu ke lingkungan keluarga dan masyarakat.

Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur

hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks

dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi

dan kemandirian. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain,

menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang

5
6

berurutan dan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan tersebut meliputi

perkembangan fisik, intelektual, bahasa, sosial-emosional. Seorang anak pada

usia dini dari hari ke hari akan mengalami perkembangan, perkembangan

tersebut berlangsung secara cepat dan sangat berpengaruh terhadap

perkembangannya selanjutnya. Namun tentunya tiap anak tidak sama persis

pencapaiannya, ada yang benarbenar cepat berkembang ada pula yang

membutuhkan waktu agak lama. Tidak semua anak usia dini mengalami

perkembangan secara normal, banyak kendala/ permasalahan di dalam

perkembangannya yang disebabkan oleh beberapa faktor.1 Pengertian

pertumbuhan dan perkembangan mencakup peristiwa yang statusnya berbeda

tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan lebih menekankan

pada fisik, sedangkan perkembangan lebih menekankan Adriana, D. (2011).

Anak mempunyai ciri yang khas yang berbeda dengan dewasa adalah

mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Dalam upaya meningkatkan

kualitas anak untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal maka terpenuhi:

kebutuhan dasar anak tersebut, deteksi dini adanya keterlambatan

perkembangandan intervensi dini . Monitoring perkembangan secara rutin dapat

mendeteksi adanya keterlambatan perkembangan secara dini pada anak. IDAI

bersama DEPKES menyusun penggunaaan KPSP sebagai alat praskrening

perkembangan sampai anak usia 6 tahun, pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan

untuk di bawah 2 tahun dan setiap 6 bulan hingga anak usia 6 tahun.Tujuan

untuk mengetahui perkembangan anak normal/sesuai umur atau ada

penyimpangan.

6
7

Pemeriksaan KPSP adalah penilian perkembangan anak dalam 4 sektor

perkembangan yaitu : motorik kasar, motorik halus, bicara/bahasa dan sosialisasi

/kemandirian.

Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penulisan dengan judul “Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga Binaan Pada

An. A Di Rt 02 Rw 03”

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Melakukan asuhan kebidanan pada tingkat keluarga dengan melakukan

tindakan promotif, preventive,rehabilitatif dan kuratif.

1.2.2 Tujuan khusus

a. Melakukan pengumpulan data pada keluarga Tn.H

b. Merumuskan dan memprioritaskan masalah pada keluarga Tn.H

c. Menyusun rencana pemecahan masalah pada keluarga Tn.H

d. Melaksanakan Tindakan pemecahan masalah pada keluarga Tn.H

e. Mengevaluasi keefektifan tindakan yang diberikan pada keluarga Tn.H

1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Bagi Masyarakat Desa

a. Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang

kesehatan sehingga dapat meningatkan taraf hidup masyarakat desa.

7
8

b. Meningkatakan pengetahuan dan kesadaran keluarga dalam

mewujudkan kelurga yang bahagia, sejahtera dan berkualitas.

1.3.2 Bagi Mahasiswa

Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam melakukan asuhan

kebidanan terhadap keluarga serta menambah wawasan dalam pembuatan

laporan praktik

8
9

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan

kebersamaan dan ikatan emosional dan mengidentifikasian diri mereka sebagai

bagian dari keluarga (Zakaria, 2017). Sedangkan menurut Depkes RI tahun 2000,

keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan

beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap

dalam keadaan saling kebergantungan. Duval dan Logan (1986 dalam Zakaria,

2017)mengatakan keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,

kelahiran dan adopsi yang bertujuan menciptakan, mempertahankan budaya dan

meningkatkan pertumbuhan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota

keluarganya.Dari hasil analisa Walls, 1986 (dalam Zakaria, 2017) keluarga

sebagai unit yang perlu dirawat, boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau

hukum, tetapi berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri

mereka sebagai suatu keluarga.

Berdasarkan Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6 pengertian,

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau

suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya

(janda).

9
1

Keluarga merupakan perkumpulan dua orang atau lebih individu yang

hidup bersama dalam keterikatan, emosional dan setiap individu memiliki peran

masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Fatimah, 2010). Menurut

Mubarak (2009) keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang terikat

oleh hubungan perkawinan, hubungan darah, ataupun adopsi, dan setiap anggota

keluarga saling berinteraksi satu dengan lainnya. Sedangkan menurut UU No. 52

Tahun 2009, mendifinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang

terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya

(Wirdhana et al., 2012). Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama

bagi perkembangan individu, karena sejak kecil anak tumbuh dan berkembang

dalam lingkungan keluarga. Karena itulah peranan orang tua menjadi amat sentral

dan sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik itu secara

langsung maupun tidak langsung (Ariani, 2009).

2.1.2 Struktur keluarga

Beberapa ahli meletakkan struktur pada bentu/tipe keluarga, namun ada

juga yang menggambarkan subsitem-subsistemnya sebagai dimensi struktural.

Struktur keluarga menurut Friedman (2009) dalam Nadirawati (2018) sebagai

berikut :

a. Pola dan Proses Komunikasi Komunikasi keluarga merupakan suatu proses

simbolik, transaksional untuk menciptakan mengungkapkan pengertian

dalam keluarga.

b. Struktur Kekuatan Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit

tergantung pada kemampuan keluarga untuk merespon stressor yang ada

10
1

dalam keluarga. Struktur kekuatan keluarga merupakan kemampuan

(potensial/aktual) dari individu untuk mengontrol atau memengaruhi

perilaku anggota keluarga.

Beberapa macam struktur keluarga:

a. Legimate power/authority (hak untuk mengontrol) seperti orang tua

terhadap anak.

b. Referent power (seseorang yang ditiru) dalam hal ini orang tua adalah

sesorang yang dapat ditiru oleh anak.

c. Resource or expert power (pendapat, ahli, dan lain).

d. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan

diterima).

e. Coercive power (pengaruh yang dipaksa sesuai dengan keinginannya).

f. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui pesuasi)

g. Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi cinta kasih,

misalnya hubungan seksual).

Sedangkan sifat struktural di dalam keluarga sebagai berikut:

a. Struktur egilasi (demokrasi), yaitu dimana masing-masing anggota keluarga

memiliki hak yang sama dalam menyampaikan pendapat.

b. Struktur yang hangat, menerima, dan toleransi.

c. Struktur yang terbuka dan anggota yang terbuka (honesty dan authenticity),

struktur keluarga ini mendorong kejujuran dan kebenaran.

d. Struktur yang kaku, yaitu suka melawan dan bergantun pada peraturan.

11
1

e. Struktur yang bebas (permissiveness), pada struktur ini tidak adanya

peraturan yang memaksa.

f. Struktur yang kasar (abuse); penyiksaan, kejam dan kasar.

g. Suasana emosi yang dingin; isolasi dan sukar berteman.

h. Disorganisasi keluarga; disfungsi individu, stres emosional.

2.1.3 Peran dan fungsi keluarga

Peran Keluarga Peranan keluarga menggambarkan pola perilaku

interpersonal, sifat, dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam situasi

dan posisi tertentu. Adapun macam peranan dalam keluarga antara lain (Istiati,

2010):

a. Peran Ayah Sebagai seorang suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,

ayah berperan sebagai kepala keluarga, pendidik, pelindung, mencari

nafkah, serta pemberi rasa aman bagi anak dan istrinya dan juga sebagai

anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat di

lingkungan di mana dia tinggal.

b. Peran Ibu Sebagai seorang istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya,

dimana peran ibu sangat penting dalam keluarga antara lain sebagai

pengasuh 6 dan pendidik anak-anaknya, sebagai pelindung dari anak-anak

saat ayahnya sedang tidak ada dirumah, mengurus rumah tangga, serta dapat

juga berperan sebagai pencari nafkah. Selain itu ibu juga berperan sebagai

salah satu anggota kelompok dari peranan sosial serta sebagai anggota

masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.

12
1

c. Peran Anak Peran anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai

dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.

Fungsi keluarga menurut Friedman (2003) dalam Nadirawati (2018) sebagai

berikut:

1. Fungsi afektif dan koping; dimana keluarga memberikan kenyamanan

emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas, dan

mempertahankan saat terjadi stres.

2. Fungsi sosialisasi; keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai,

sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback dan saran dalam

penyelesaian masalah.

3. Fungsi reproduksi; dimana keluarga melanjutkan garis keturunannya dengan

melahirkan anak.

4. Fungsi ekonomi; keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga

dan kepentingan di masyarakat.

5. Fungsi pemeliharaan kesehatan; keluarga memberikan keamanan dan

kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,

perkembangan dan istirahat juga penyembuhan dari sakit.

2.2 Konsep Manejemen Kebidanan Tingkat Keluarga

2.2.1 Pengumpulan Data

Sebagai pemberi pelayanan kesehatan, bidan melakukan identifikasi untuk

mengatasi keadaan dan masalah kesehatan masyarakat di desanya, terutama

masalah kesehatan ibu dan anak, untuk itu perlu dilakukan pengumpulan data

13
1

yang valid dan akurat. Berdasarkan data, pengumpulan dilaksanakan secara

langsung ke masyarakat (data subyektif) diperoleh langsung dari informasi

masyarakat melalui wawancara dan (data obyektif) yang diperoleh dari hasil

observasi, pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga,masyarakat dan

lingkungannya.

A. Hal – hal yang perlu diidentifikasi di masyarakat antara lain sebagai berikut.

1) Identitas Keluarga

2) Faktor lingkungan

3) Komunikasi, transportasi dan informasi

4) Pelayanan kesehatan dan sosial

5) Data Kesehatan ibu (kesehatan ibu hamil, kesehatan ibu nifas, ibu

menyusui, 6) keluarga berencana

7) Data Neonatus, bayi dan balita

8) Data anak usia sekolah ( 5 – 12 tahun)

9) Data remaja

10) Data senium atau menopause ( <45 - >65 tahun)

11) Data lansia (59 – 65 tahun)

12) Data sosial budaya ( sarana peribadatan, pemeluk agama atau kepercayaan)

B. Hal – hal yang perlu diidentifikasi di keluarga binaan antara lain sebagai

berikut.

1) dentitas keluarga (nama, usia, jenis kelamin, hubungan keluarga,

Pendidikan,golongan darah)

2) Penghasilan Kepala keluarga tetap per bulan

14
1

3) Kepemilikan jaminan kesehatan

4) Jarak rumah dengan pelayanan kesehatan

5) Alat transportasi keluarga

6) Kepemilikan sarana dan prasarana (adanya jamban sehat, ketersediaan air

bersih,pembuangan sampah limbah rumah tangga)

7) Pengetahuan

2.2.2 Analisa Data (Rumusan Masalah dan Prioritas Masalah)

1. Analisis

Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan mencari tahu

kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai masalah, melalui proses

analisis ditemukan jawaban tentang hubungan antara penyakit atau kasus

kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya (perilaku). Pelayanan

kesehatan serta faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisa. Dalam

rumusan masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah

potensial.

3. Penentuan prioritas masalah

Dalam memberikan asuhan keluarga, dibutuhkan prioritas masalah sesuai

dengan keadaan keluarga karena dalam suatu keluarga dapat ditemukan lebih dari

satu masalah.Prioritas masalah dapat dibuat melalui penilaian (skoring). Proses

15
1

skoring ini menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya

(1978) dengan cara :

a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat.

b. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.

c. Jumlah skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah

bobot yaitu 5 ).

KRITERIA SKOR BOBOT


1. Sifat masalah 1
Skala : - Ancaman kesehatan 2
- Tidak/kurang sehat 3
- Krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat 2
dirubah: Skala : - Dengan mudah 2
- Hanya sebagian 1
- Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk 1
dicegah: Skala : - Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
2. Menonjolnya masalah : 1
Skala : - Masalah yang berat harus 2
ditangani 1
- Ada masalah, tapi tidak perlu 0
ditangani.
- Masalah tidak diraskan

Setelah dilakukan skoring, dilakukan penyusunan prioritas berdasarkan skor

tertinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah.

2.2.3 Perencanaan /Intervensi


Perencanaan untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan dikomunitas

dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan evaluasi. Untuk pencapaian

16
1

tujuan tersebut perlu ditetapkan sasaran, maka disusun rencana pelaksanaan.

Didalam pelaksanaan mencakup:

a. Pemeliharaan kesehatan lingkungan.

b. Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada keluarga.

Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan kriteria

keberhasilan kriteria ini ditetapkan didalam rencana evaluasi yang mencakup:

a. Tingkat kesehatan lingkungan

b. Frekuensi penyuluhan

c. Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan

2.2.4 Tindakan/Implementasi

Didalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor perkembangan dan

perubahan yang terjadi terhadap lingkungan kemungkinan penetapan tujuan juga

tidak tepat, bila hal ini terjadi, maka perlu dilakukan modifikasi dan juga

menyebabkan perubahan dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.

2.2.5 Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara

hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan

berhasil bila evaluasi menunjukkan data yang sesuai dengan tujuan yang akan

dicapai. Bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya. Bila

kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam

mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat keberhasilan

tersebut.

17
1

2.3 Tipologi Masalah Kesehatan Tingkat Keluarga

Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada tiga kelompok masalah besar

yaitu:

1. Ancaman kesehatan yaitu keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya

penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan yang

termasuk dalam ancaman kesehatan adalah:

a. Penyakit keturunan, seperti asma bronkiale, diabetes mellitus, Thalasemia, dan

sebagainya.

b. Keluarga/anggota keluarga yang menderita penyakit menular, seperti TBC,

Gonore, hepatitis dan sebagainya.

c. Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan

sumber daya keluarga. Seperti anak terlalu banyak sedangkan penghasilan

keluarga kecil.

d. Risiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam diletakkan

sembarangan, tangga rumah terlalu curam.

e. Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota keluarga.

f. Keadaan- keadaan yang dapat menimbulkan stress antara lain :

Hubungan keluarga yang kurang harmonis, hubungan orangtua dan anak tegang,

orangtua yang tidak dewasa

g. Sanitasi lingkungan yang buruk, diantaranya :

Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik, tempat pembuangan sampah yang

tidak memenuhi syarat, tempat pembuangan tinja mencemari sumber air minum,

18
1

selokan/tempat pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat, sumber air

minum tidak memenuhi syarat, kebisingan, polusi udara.

h. Kebiasaan- kebiasaan yang merugikan kesehatan :

Merokok, minum keras, tidak memakai alas kaki, makan obat tanpa resep,

kebiasaan makan daging mentah, hygiene personal yang kurang.

i. Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah

j. Riwayat persalinan sulit

k. Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita memainkan peranan

ibu karena meninggal. Anak laki-laki memainkan peranan ayah.

l. Bayi atau Balita yang jarang atau tidak pernah ke posyandu.

m. Imunisasi anak tidak lengkap.

n. Imunisasi TT tidak lengkap pada ibu hamil.

2. Kurang atau tidak sehat adalah kegagalan memantapkan kesehatan yang termasuk

didalamnya adalah :

a. Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum didiagnosa.

b. Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan

pertumbuhan normal.

3. Situasi krisis adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam

menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga.

Berikut adalah yang termasuk dalam situasi krisis adalah:

a. Perkawinan

b. Kehamilan

c. Persalinan

19
2

d. Masa nifas

e. Menjadi orang tua

f. Penambahan anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir

g. Abortus

h. Anak masuk sekolah

i. Anak remaja

j. Kehilangan pekerjaan

k. Kematian anggota keluarga

l. Pindah rumah.

2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

2.4.1 Konsep Dasar

Perkembangan yaitu suatu proses menuju terciptanya kedewasaan yang

ditandai bertambahnya kemampuan/keterampilan yang menyangkut struktur tubuh

yang berkaitan dengan aspek non fisik. Pertumbuhan dan perkembanngan

termasuk suatu proses yang saling berkaitan dan sulit di pisahkan.

2.4.2 Tujuan mempelajari pertumbuhan dan perkembanga balita

a. Untuk mengetahui tumbuh kembang balita yang normal

b. Untuk mengetahui adanya kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan

balita sedini mungkin

c. Untuk mengarahkan agar pertumbuhan dan perkembangan balita langsung

selaras sesuai dengan usianya.

20
2

2.4.3 Tahap / fase tumbuh kembang anak

a. Fase neonates : sejak lahir sampai umur 4 minggu;

b. Fase bayi : 4 minggu sampai dengan 1 tahun

c. Fase prasekola/balita : 1 sampai 5 tahun

d. Fase anak sekolah : 6 sampai dengan 12 tahun

e. Fase remaja : 12 sampai dengan 18 atau 21 tahun (Belum Menikah).

2.4.4 Pola tahap perkembangan

Pola ini mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan perkebangan yang

dapat digunakan untuk mendeteksi dini perkembanga selanjutnya. Pada masa ini

di bagi menjadi lima tahap yaitu :

a. Masa pra lahir, terjadi pertumbuhan yag sangat cepat pada alat dan jaringan

tubuh.

b. Masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan diluar rahim

dan hampir sedikit aspek pertumbuha fisik dalam perubahan

c. Masa bayi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang

mempengaruhinya fan mempunyai dan mempunyai kemampuan untuk

melindungi dan menghindari hal yang mengancam dirinya

d. Masa anak terjadi perkembangan yang cepat dalam asfek sifat, sikap, minat

dan cara penyesuaian dengan lingkungan.

2.4.5 Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

a. Faktor herediter : merupakan faktor pertumbuhan yang dapat di turunkan

yaitu suku, ras, dan jenis kelmin.

21
2

b. Faktor lingkungan : lingkungan pranatal, kondisi lingkungan, yang

mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat mengganggu pertumbuhan

dan perkembangan anak atau balita.

c. Nutrisi: nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang

keberlangsungan proses pertumbuhan perkembangan.

d. Lingkungan budaya: budaya keluarga atau mmasyarakat akan

mempengaruhi bagaimanna mereka dalam mempersepsikan dan memahami

kesehatan dan perilaku hidup sehat.

e. Status sosial dan ekonomi keluarga : anak yang dibesarkann di keluarga

yang berekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi

dengan baik di bandingkan dengan anak yang di besarkan dikeluarga yang

berekonomi sedang atau kurang.

f. Iklim cuaca: iklim tertentu akan mempengarhi status kesehatan anak

misalnya musim penghujan akan dapat menimbulkan banjir sehingga

menyebabpkan sulitnya trasportasi untuk mendapatkan bahan makanan,

timbul penyaki menular, dan penyakit kulit yang dapat menyerang bayi dan

anak-anak.

g. Olah raga/latihan fisik: manfaat olah raga atau latihan fisik yang teratur

akan meningkatkan sirkulasi darah sehingga meningkatkna suplai oksigen

ke seluruh tubuh, meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi

perkembangan otot dan jaringan sel.

22
2

h. Posisi anak dalam keluarga: posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung,

anak tengah atau anak bungsu dan mempegaruhi pola perkembangan anak

tersebut diasuh dan didik dalam keluarga.

i. Status kesehatan: status kesehatan anak dapat mempengaruhi pada

pencapaian pertumbuhan dan perkembangan.

j. Faktor hormoanal: faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak adalah somatotropon yang berperan dalam

mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan,hormon tiroid dengan

menstimulasi metabolisme tubuh.

2.4.6 Ciri-ciri tumbuh kembang anak

Tumbuh kembang anak yang sudah di muali sejak lonsepsi sampai

dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu : tumbuh kembang adalah proses

yang kontinyu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa yang dipengaruhi

oleh faktor bawaan dan lingkungan.

2.4.7 Pengertian KPSP

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) adalah suatu daftar

pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan

sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3

bulan sampai dengan 6 tahun. Bagi tiap golongan umur terdapat 10 pertanyaan

untuk orang tua atau pengasuh anak (Depkes, 2006).

23
2

2.4.8 Jadwal Skrining/Pemeriksaan KPSP

Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 24,

30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining

tersebut minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk

pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta kembali untuk skrining

KPSP umur 9 bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya

mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur

skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat

yang lebih muda (Depkes, 2006).

2.4.9 Cara Menggunakan KPSP

Cara menggunakan KPSP menurut Depkes, 2006 adalah:

a. Pada waktu pemeriksaan/ skrining anak harus dibawa

b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir.

Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi satu bulan Contoh :

bayi umur 5 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 6 bulan. Bila umur bayi 5 bulan

15 hari maka dibulatkan menjadi 5 bulan.

c. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.

d. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu:

1. Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: “Dapatkah bayi

makan kue sendiri?”

2. Perintahkan kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan

tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh: “Pada posisi bayi anda telentang,

24
2

tariklah bayi anda pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke

posisi duduk.”

e. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh

karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan

kepadanya.

f. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap

pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada

formulir.

g. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab

pertanyaan.

h. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

25
26

BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengumpulan data
Pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn. H dimulai sejak hari Jumat
tanggal 19 November 2021 sampai 04 Desember 2021. Pengkajian ini dimulai
dari lingkungan tempat tinggal keluarga sampai personal dari masing-masing
individu tersebut. Pendokumentasian yang digunakan pada asuhan keluarga ini
dimulai dari data umum sampai metode SOAP (subyektif, obyektif, analisis, dan
penatalaksanaan) seperti di bawah ini:

I. Data Umum
A. Demografi
a. Kabupaten/Kota : Pekanbaru
b. Kecamatan : Tenayan Raya
c. Desa/Kelurahan : Kelurahan Tuah Negeri
d. RT/RW : RT 002/ RW 003
e. Alamat Rumah : Jl. Badak
B. Sarana & Prasarana
1. Sarana Kesehatan Terdekat :
- Puskesmas pembantu, Bidan, Posyandu
2. Sarana Transportasi :
- Sepeda Motor
3. Sarana Komunikasi :
- Telepon selular, internet
4. Fasilitas Pendidikan terdekat :
- TK/PAUD, SD, &SLTP
5. Tempat Peribadatan :
- Mesjid
- gereja
6. Fasilitas Perdagangan :
- Warung
C. Biografi Kepala Keluarga
1. Nama : Tn. H

26
2

2. Umur : 37 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Pendidikan : S1
6. Suku/Bangsa : Melayu
B. Anggota Keluarga :

Cek
No Nama Umur L/P Status Pendidikan Pekerjaan Kesehatan
Tidak
1. Tn. H 37 th L KK S1 Wiraswasta Rutin

Orang Tidak rutin


2. Ny. Y 53 th P SD IRT
tua
Anak Tidak
3. Ny. F 32 th P SMA IRT Rutin
kandung
Anak Tidak rutin
4. An. N 9 th P SD Pelajar
kandung
Anak Tidak
5. An. A 2,6 th P - - Rutin
kandung

C. Riwayat Penyakit Keluarga (termasuk gangguan jiwa)


Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti diabetes,
hipertesi, asma, jantung, paru.

D. Data Pasangan Usia Subur Dan Keluarga Berencana (15-49 Tahun)


AKSEPTOR JENIS
N NAMA LAMA
DO KONTRASE KET
O. PUS YA TIDAK PEMAKAIAN
PSI
1 Ny. Y √ KB suntik 3 bulan 2 tahun

27
2

E. DATA BAYI/BALITA
STAT
ASI
US
EKSKL IMUNISASI
GIZI
USIF Riwayat
Polio Kelahiran (
BB Pentavalent C Pe Ca Vit
No Nama L/P Tgl Lhr nta mp KMS tempat dan
/PB a A
H B val ak Penolong)
N/K Y TD m
B C en bos
/B A K 1 2 3 1 2 3 4 p
0 G bos ter
a ter
k
1. An. A P 5- 5 - 10/ N RS.
2019 87 √ √ √ √ √ √ ZAINA
B
2.

F. Kegiatan Sehari-Hari Keluarga

1. Kebiasaan makan

Di keluarga memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari. Menu yang biasa


dikonsumsi adalah nasi, lauk pauk, sayur, buah. Pertimbangan yang
menjadi dasar dalam memilih menu makanan berdasarkan selera Tn. H
dan Ny.Y. Dalam keluarga Ny. Y menjadi prioritas dalam Anggota
keluarga juga telah menerapkan kebiasaaan mencuci tangan sebelum
makan, namun belum menggunakan 6 langkah cuci tangan yang baik dan
benar.
1. Jenis keragaman pangan ( dalam 1 minggu terakhir)
Konsumsi
No Pertanyaan Selalu Jarang Tidak
Pernah

Nasi, roti, mie, biskuit atau makanan


1 √
lain yang terbuat dari padi-padian

Kentang, singkong (dll yang terbuat


2 √
dari akar atau umbi)
3 Sayur-sayuran √
4 Buah-buahan √
5 Daging, dll bagian dari daging √
6 Telur √

28
2

Ikan segar, ikan asin, kerang atau


7 √
seafood, dll.

Buncis, kacang panjang atau polong-


8 √
polongan lainnya
9 Keju, yogurt, susu atau produk susu √
10 Minyak goreng, lemak atau mentega √
11 Gula atau madu √
Jenis makanan lain seperti bumbu
12 √
rempah, kopi, teh dll

G. Pola Kebiasaan Kesehatan


a) Aktivitas fisik/ olahraga : Iu mengatakan rutin berolahraga.
b) Merokok/ alkohol/ napza : Tn. H merokok.
H. Jaminan Kesehatan : BPJS
I. Sanitasi Lingkungan
1. Perumahan
a) Status Rumah : Milik Pribadi
b) Jenis Bangunan : Permanen
c) Atap Rumah : Seng
d) Lantai : Keramik
e) Ventilasi/Jendela : Ada, >10% luas lantai
f) Cahaya Matahari Masuk Ruangan : Sebagian
g) Penerangan : Listrik
h) Kepadatan anggota keluarga : Sesuai (> 7 m2/org)
2. Sumber Air Bersih
a) Sumber air minum : Air Galon
b) Sumber air memasak : Air Galon
c) Jarak sumber air minum dengan septi tank : > 10 meter
d) Sumber air untuk MCK : Air Bor
e) Kualitas fisik air bersih : Tidak memenuhi syarat
kesehatan (jernih,tidak berwarna,tidak berbau dan tidak berasa)

29
3

3. Sistem Pembuangan Air Limbah/Kotoran Rumah Tangga


a) Tempat Penampungan Sampah : Tempat Sampah terbuka
b) Pembuangan sampah : Dibakar
c) Kepemilikan jamban : Ada
d) Jenis jamban : WC jongkok
e) Saluran pembuangan air limbah (SPAL) :Ada (memenuhi syarat
kesehatan)
4. Lingkungan Rumah
a) Keadaan Tanah : Lembab
b) Jarak rumah dengan tetangga : Dekat (≤ 12 meter)
5. Hewan Piaraan/ Ternak
a) Kepemilikan hewan ternak : Ada
b) Jenis hewan : kucing, Kelinci
c) Kandang : diluar rumah

3.2 Analisa data


Dari hasil pengkajian, masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga
Tn. H yaitu Masalah tumbuh kembang pada anaknya. Anak mengalami
tumbuh kembang yang baik. Dari hasil pemeriksaan di dapat kan BB: 10 kg,
TB: 86 cm.

a. Perumusan Masalah

1. Pertumbuhan dan perkembangan anak

Bob Skoring/Nilai Pembenaran


Kriteria Skor
ot
1. Sifat 1/1 X 1 = 1 Setalah dilakukan penilaian pada anak
masalah dengan KPSP didapatkan hasil anak
-tidak/ tidak mengalami masalah apapun dan
kurang 3 1 dalam keadaan sejahtera.
sehat
-ancaman
kesehatan 2
-krisis atau
keadaan
sejahtera 1

30
3

2. Kemungkin 2 2/2 X 1 = 1 Dikeranakan anak tidak memiliki


an masalah masalah sedikit pun jadi jika anak
dapat terkena masalah dan dapat dengan
dirubah mudah perlaku masalah tersebut.
-dengan 2
mudah
-hanya 1
sebagian
-tidak dapat di
ubah 0
3. Potensi 1 1/1 X 1 = 1 Dikarenakan anak tidak memiliki
masalah masalh sedikit pun.
untuk
dirubah
-tinggi 3
-cukup 2
-rendah 1
4. Penonjolan 1 0/1X 1 = 0 Sesuai dengan penilaian melalui
masalah KPSP keluarga maupun anak sendiri
-masalah 2 tidak merasakan masalah dalam
berat harus dirinya.
segera di
tangani
-ada
masalah 1
tapi tidak
harus
segera di
btangani
-masalah
tidak di
rasakan
0
Jumlah : 3

31
3

2. Merokok
Bob Skoring/Nilai Pembenaran
Kriteria Skor
ot
1. Sifat 3/3 X 1 = 1 Merokok merupakan salah satu
masalah kebiasaan yang tidak sehat jika sering
-tidak/ di lakukan di rumah, karena asap dari
kurang 3 1 rokok bisa menyebabkan masalah
sehat pada gangguan kesehatan di
-ancaman 2 keluarga..
kesehatan
-krisis atau
keadaan 1
sejahtera

2. 2 0/2 X 2 = 0 Merokok merupakan salah satu


Kemungkinan kebiasaan yang tidak bisa di
masalah dapat ubah,karena sudah menjadi kebiasaan
dirubah dalam hidup, sulit untuk mengubah
-dengan 2 perokok aktif menjadi perokok non
mudah aktif.
-hanya 1
sebagian
-tidak dapat di
ubah 0
3. Potensi 1 1/3 x 1 = 1/3 Potensi masalah untuk di ubah bagi
masalah perokok aktif cukup sulit karena harus
untuk di mulai dari niat diri sendiri,tidak
dirubah bisa jika mendaat paksaan dari orang
-tinggi 3 lain.
-cukup 2
-rendah 1
4. Penonjolan 1 0/2 x 1 = 0 Bagi perokok aktif,dampak dari
masalah merokok itu sendiri tidak di rasakan
-masalah 2 saat awal awal merokok,tetapi setelah
berat harus beberapa tahun kemudian,jadi masalah
segera di bagi perokok itu tidak di rasakan
tangani secara langsung oleh si perokok
-ada tersebut.
masalah 1
tapi tidak
harus
segera di
btangani
-masalah
tidak di
rasakan

32
3

0
Jumlah : 1 1/3

b. Prioritas masalah
Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka prioritas masalah
kesehatan pada keluarga Tn.H dan Ny.Y adalah masalah tumbuh kembang anak.
3.2 PERENCANAAN

PERENCANAAN

N PERIORIT PERENCANAAN P
O AS J
MASALAH TUJUA RENCA KRITE WAK TEMP SUMB STRATEG
N NA RIA TU AT ER I
1 Tumbuh Untuk Penyuluh KPSP 3 Des Rumah - Memberika
kembang menget an 2021 Tn.H n
balita ahui tentang penyuluhan
pertum tumbuh mengenai
buhan kembang tumbuh
atau dan kembnag
perkem KPSP An.A,
bangan (Kuesion dengan
balita er Pra menggunak
Skrining an
Perkemb Kuisoner
angan) Pra
Skrining
Perkemban
gan.

33
3

3.4 PELAKSANAAN ASUHAN DAN EVALUASI

No Data Masala Tujuan Tindakan Evaluasi


kesehatan
1. Usia An. A Tumbuh Supaya Tanggal : 22 Tanggal : 22
2,5 Tahun, kembang tumbuh november november
anak kedua. anak kembang 2021 2021
Dari hasil anak
pemeriksaan semakin Melakukan Keluarga
di peroleh bagus. pengumpulan mau
BB : 10 kg, data terhadap memberikan
TB : 86 cm. keluarga Tn.H data dan
setelah
dilakukan
analisa data
di dapatkan
hasil
mengenai
tumbuh
kembang
balita

Tanggal : 1 Tanggal : 1
Desember Desember
2021 2021
Melakukan Dari hasil
pemeriksaan pemeriksaan
fisik pada An. di peroleh
A BB: 10 kg,
TB: 86 kg

Tanggal : 03
desember Tanggal 03
2021 desember
Melakukan 2021
Skrining Setelah
perkembangan dilakukan
pada anak. skrining
balita dalam
keadaan

34
3

normal.
2. Tn.H Tn,H Setelah di Tanggal : 22 Tanggal : 22
merupakan perokok berikan november november
perokok aktif aktif penyuluhan 2021 2021
dan biasanya tentang
sering bahaya Melakukan Keluarga
merokok di merokok, di pengumpulan mau
rumah. Tn,H harapkan data terhadap memberikan
memiliki 2 Tn,H bisa keluarga Tn, data dan
orang anak mengurangi H setelah
dari istrnya kebiasaan dilakukan
merokok. analisa data
di dapatkan
hasil Tn, H
perokok aktif

35
36

BAB IV

PEMBAHASAN

Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah di lakukan, maka

didapatkan hasil keluarga Tn. H, mengalami masalah dalam keluarga yaitu

pertumbuhan dan perkembangan anak, dan kebiasaan merokok di dalam rumah.

Pada pengkaijan data Objektif ditemukan berat baban An.A 10 kg, dengan

tinggi badan 86 cm. Dalam ketentuan berat badan dan tingginbadan pada usia 36

bulan disbut normal.

Dan setalah di lakukan perumusan masalah, didapatkan hasil yaitu masalah

yang ditangani delam keluarga Tn.H yaitu tumbuh kembang pada anak.

Perkembangan yaitu suatu proses menuju terciptanya kedewasaan yang ditandai

bertambahnya kemampuan/keterampilan yang menyangkut struktur tubuh yang

berkaitan dengan aspek non fisik. Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya

tinggi, volume atau massa tubuh pada makhluk hidup. Proses ini bersifat

kuantitatif atau dapat diukur dan dihitung dengan angka. Pertumbuhan dan

perkembanngan termasuk suatu proses yang saling berkaitan dan sulit di pisahkan.

Untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan pada anak dilakukan penilaian

dengan KPSP. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) adalah suatu daftar

pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan

sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3

bulan sampai dengan 6 tahun. Tujuan dari KPSP ini yaitu untuk mengetahui

perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Sesuai dengan masalah yang

36
37

dialami An.A yaitu tumbuh kembang jadi dilakukan penilaian dengan KPSP

berupa meletakkan 4 buah kubus satu persatu diatas kubus yang lain tanpa

menajtuhkan kubus tersebut, dan respon anak cepat dan tanggap dalam menyusun

kubus tersebut dengan menggunakan gerakan yang halus.

Penyuluhan ini di lakukan di rumah Tn.H, dan langsung dengan istri dan

anak Tn.H. selama melakukan penyuluhan respon yang didapat cukup baik. An.A

mengalami tumbuh kembang yang baik, pemantuan sesuai dengan KPSP. Dari

hasil skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP didapatkan

hasil bahwa jumlah jawaban “ya” pada kuisoner lebih banyak dari pada “tidak”.

Dan ini menandakan bahwa perkambangan An.A sesuai dengan umurnya. Untuk

Ny.Y dapat membantu juga untuk memantau pertumbuhan anaknya. An.A

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lumayan sangat efektif dan

cepat.

37
38

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas mahasiswa kebidanan

yang berlangsungg dari tanggal 18 november sampai 4 desember 2021 di

kecamatan tenayan raya kelurahan tuah negeri , dlakukan pengkajian pada

keluarga Tn.H, keluarga ini tidak memiliki masalah dan dalam keadaan normal.

Dari pengkajian ini ditemukan kasus tumbuh kembang anak yaitu An.A,

dan di dapatkan alternative pengkajian masalah dengan penilaian KPSP bertujuan

untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

Dan setelah dilakukan penilaian dengan KPSP berupa meletakkan 4 buah

kubus satu persatu diatas kubus lain tanpa menjatuhkan kubus itu. Dan anak dapat

melakukan gerakan tersebut secara harus dan pelan. Dari hasil skrining yang

dilakukan ditemukan jawaban dengan jumlah jawaban “ya” pada kuisoner lebih

banyak dari pada “tidak”.

5.2 Saran

Dari seluruh kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi dampak resiko pada

keluarga, di harapkan dapat bermanfaat dan bisa di terapkan dalam kehidupan

sehari hari.

38
39

1. Bagi instansi pemerintahan

Diharapkan seluruh instansi pemerintahan untuk lebih memperhatikan

kesehatan masyarakat dan bisa memberikan pengarahan kepada masyarakat dalam

meningkatkan status kesehatan.

2. Bagi instansi kesehatan

Diharapkan kepada pihak puskesmas untuk melakukan tindakan yang lebih

dalam mengatasi permasalahan kesehatan sesuai dengan data yang di peroleh.

39
40

Daftar Pustaka

Alimul, A. A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Buku 1. Jakarta:


Salemba Medika.

Alimul, A.A. 2008. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta: Salemba Medika.

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang


Balita. Jakarta: Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat.

Nursalam, dkk. 2005. Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan
bidan). Edisi Jakarta: Salemba Medika.

Soetjiningsih. 2008. Perkembangan Anak dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung


Seto

Friedman.2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktik


Edisi ke-5.

Jakarta: EGC.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016.Buku Kesehatan Ibu dan Anak.


Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Buku Saku Pelayanan


Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan 2015.


Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Sutrisno, 2013

Theophilus, 2000; Mehl dan Madrona, 2001 Varney, Helen. 2004. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

40
41

Lampiran

41

Anda mungkin juga menyukai