Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA TN “H”

DENGAN MASALAH GIZI KURANG PADA BALITA DI RT 11 RW 04


DUSUN KRAJAN DESA SELOREJO KECAMATAN DAU
KABUPATEN MALANG

TANGGAL 27 FEBRUARI – 25 MARET 2023

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Praktek Klinik Profesi Bidan Stase VIII
Asuhan Kebidanan Komunitas dan Pemberdayaan Perempuan
dalam Konteks Kebidanan

Dosen Pembimbing :
Desy Dwi Cahyani,SST.,M.Keb

Oleh:

FEBRIANA NINDRA SILVA NINGTYAS


NIM. P17312225081

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Keluarga sebagai salah satu
syarat menyelesaikan Praktek Kebidanan Komunitas di Dusun Krajan, Desa Selorejo,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena
itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Herawati Mansur, S.ST., M.Pd., M.Psi. selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang, yang telah memberikan kesempatan menyusun
Asuhan Kebidanan Keluarga.
2. Ika Yudianti, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, yang telah memberikan kesempatan
menyusun Asuhan Kebidanan Keluarga.
3. Desy Dwi Cahyani.SST.,M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan sehingga Asuhan Kebidanan Keluarga dapat terselesaikan,
4. Ernik Dyah M.,Amd.Keb selaku pembimbing lahan sehingga Asuhan Kebidanan
Keluarga dapat terselesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal baik
yang telah diberikan dan semoga Asuhan Kebidanan Keluarga ini berguna bagi semua
pihak yang memanfaatkan.

Malang, 05 Maret 2023

Penulis
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MALANG
2020 - 2024

VISI PROGRAM STUDI


Menghasilkan lulusan bidan profesi yang beradab dan berdaya saing global dalam
pemberdayaan perempuan di keluarga dan masyarakat di Tingkat Nasional pada tahun
2024.

MISI PROGRAM STUDI:


1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi bagi vokasi dan Profesi Kebidanan yang
beradab, inovatif dan berdaya saing global di bidang Kesehatan Ibu dan Anak yang
berbasis Pemberdayaan Perempuan.
2. Mengembangkan produktivitas penelitian terapan dan pengabdian kepada
masyarakat. Lingkup Kesehatan Ibu dan Anak yang berbasis Pemberdayaan
Perempuan yang berkualitas, inovatif dan mengembangkan Publikasi Ilmiah yang
bereputasi.
3. Mengembangkan tatakelola organisasi yang baik berbasis Teknologi Informasi.
4. Mengembangkan kerjasama dan produktivitas kemitraan dalam negeri dalam
pelaksanaan Tri Dharma PT.
5. Mengembangkan kerjasama dan produktivitas kemitraan dengan luar negeri dalam
pelaksanaan pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat.
6. Melaksanakan Tata Kelola Organisasi yang Kredibel, Transparan, Akuntabel,
Bertanggung Jawab, dan Adil.
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia yang Profesional dalam
melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.
DAFTAR ISI

Lembar Judul.........................................................................................................i
Lembar Pengesahan...............................................................................................ii
Kata Pengantar.......................................................................................................iii
Visi dan Misi Program Studi.................................................................................iv
Daftar Isi................................................................................................................v
Daftar Tabel...........................................................................................................vi
Daftar Lampiran....................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................................2
1.3 Metode Penulisan............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Perawatan Keluarga............................................................................4
2.2 Konsep Menyusun Masalah Berdasarkan Prioritas………………………….9
2.3 Konsep Gizi pada Balita..................................................................................11
BAB III ASUHAN PADA KELUARGA DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian.......................................................................................................14
3.2 Identifikasi Masalah........................................................................................21
3.3 Perencanaan.....................................................................................................22
3.4 Pelaksanaan.....................................................................................................24
3.5 Evaluasi...........................................................................................................25
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................26
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................28
5.2 Saran................................................................................................................28
Daftar Pustaka.......................................................................................................30
Lampiran................................................................................................................31
DAFTAR TABEL

3.1 Data Anggota Keluarga Tn H.....................................................................14


3.2 Data Imunisasi An.F...................................................................................15
3.3 Profil Kegiatan dalam Keluarga..................................................................20
3.4 Menentukan Diagnosa dan Masalah...........................................................21
3.5 Skoring Masalah .........................................................................................22
3.6 Perencanaan Asuhan Kebidanan Keluarga.................................................23
3.7 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Keluarga..................................................25
3.8 Evaluasi Asuhan Kebidanan Keluarga........................................................26

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SAP Konsep Gizi pada Balita......................................................31


Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas (2018), di Indonesia
angka prevalensi gizi kurang pada balita mencapai angka 13,8% pada tahun 2013
dan mengalami sedikit penurunan pada tahun 2018 yaitu sebesar 13,8%.
Sedangkan di Jawa Timur, angka prevalensi gizi kurang pada balita pada tahun
2013 mencapai 14,42% dan mengalami penurunan mencapai 13,43%.
Penyebab malnutrisi pada anak dipengaruhi oleh banyak faktor dan bersifat
multidimensional, seperti faktor sosioekonomi dan latar belakang sosial budaya
sebagai faktor eksternal dan status kesehatan balita sebagai faktor internal.
Lingkungan dan keluarga adalah merupakan faktor yang sangat penting dalam
kebiasaan makan anak balita. Selain itu, teman sebaya juga sangat besar
pengaruhnya terhadap kebiasaan makan anak. Kesenangan makan yang dilakukan
seorang teman akan saling mempengaruhi diantara mereka. Untuk itu, edukasi
yang benar perlu dilakukan dalam mengatasi permasalahan ini sesuai usianya.
Kondisi yang tidak bisa diabaikan dalam melihat asupan makan balita adalah
kondisi kesehatan dan penyakit yang dialami oleh anak. Kondisi Kesehatan yang
tidak baik akan sangat mempengaruhi selera makan anak, sehingga pada kondisi
ini perlu perhatian khusus pada sianak sehingga masalh gizi dapat dihindari.
Status gizi kurang merupakan salah satu masalah malnutrisi yang
membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini karena
kondisi kurang gizi dalam jangka waktu yang lama dapat mempengaruhi
pertumbuhan balita, gangguan sistem imun, risiko terkena penyakit infeksi
meningkat, serta risiko terjadinya kematian pada balita (Aryati, Wahyu N, dkk,
2018).
Sejauh ini, pemerintah telah berupaya untuk menurunkan angka kejadian
kurang gizi balita dengan program pemberian makanan tambahan untuk balita.
Akan tetapi, pelaksanaan program tersebut belum dapat menurunan angka
prevalensi terjadinya kurang gizi pada balita di Indonesia secara signifikan. Salah
satu kebijakan nasional lainnya dalam upaya perbaikan gizi tertuang dalam
Undang-Undang nomor 36 tahun 2009. Bahwa upaya perbaikan gizi ditujukan
untuk peningkatan mutu gizi perorangan dan masyarakat.
Selanjutnya dalam rangka percepatan perbaikan gizi, pemerintah telah
mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi yang fokus pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Gerakan ini mengedepankan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat
melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara
terencana dan terkoordinasi. Tujuannya untuk percepatan perbaikan gizi
masyarakat dengan prioritas pada 1.000 HPK.
Sehubungan dengan latar belakang tersebut, penulis ingin membina sebuah
keluarga dengan masalah status gizi kurang pada anak balita di Dusun Krajan,
Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan pada
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan khususnya pelayanan
kesehatan yang berhubungan dengan bidang kebidanan secara menyeluruh.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian untuk menentukan masalah
kesehatan ibu dan anak di keluarga.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa atau masalah kebidanan
serta menentukan prioritas masalah di keluarga
c. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan kebidanan keluarga
yang akan dilakukan
d. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan keluarga
yang disusun
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan kebidanan yang telah
dilakukan
1.3 Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif,
yaitu mengargumentasikan dan memaparkan permasalahan secara terperinci sesuai
dengan data dan fakta yang ada. Teknik penyusunan menggunakan metode
observasi, yaitu melaksanakan secara langsung di Desa melalui teori yang
kemudian diterapkan dalam bentuk kegiatan atau Praktek Komunitas dan Promosi
Kesehatan.
Pengumpulan data dengan cara melakukan survey door to door dan tanya
jawab secara langsung, hal ini di lakukan untuk memperoleh suatu informasi yang
tepat dan jelas yang dibutuhkan di dalam penyuluhan kesehatan. Dalam hal ini
penulis mengumpulkan data melalui jurnal penelitian dan membaca buku-buku di
perpustakaan yang ada kaitannya dengan pembahasan kasus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Pengertian
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang dihubungkan melalui ikatan perkawinan, hubungan darah,
adopsi, dan saling berinteraksi satu dengan lainnya, mempunyai keunikan nilai
dan norma hidup yang didasari oleh sistem kebudayaan keluarga yang
terorganisasi dibawah asuhan kepala rumah tangga dalam menjalankan peran dan
fungsi anggota keluarga serta mempunyai hak otonomi dalam mengatur
keluarganya, misalnya dalam kesehatan keluarga. (Kartika dkk, 2021)
2.1.2 Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Bilateral : adalah keluarga sdarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelaurga
sedarah suami
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi peminaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menajdi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
2.1.3 Tipe / Bentuk Keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak
b. Keluarga besar (exstended family) adalah keluarga inti tambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman bibi dan
sebagainya
c. Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari sati kali dan merupakan satu keluarga inti
d. Keluarga duda / janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian
e. Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama
f. Kelaurga kabitas (cahabitation) adalah dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu kekeluargaan
Tipe kekeluargaan Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar
(extended family), karena masyarakat Indonesia dengan adat istiadat yang sangat
kuat.
2.1.4 Ciri-ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing
2.1.5 Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berani (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
f. Keluarga Kabitas (Cohabitation)
Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk
suatu keluarga.
2.1.6 Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
a. Patriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam kekeluargaan
adalah pihak ayah
b. Matriakal, yang dominant dan mmegang kekuasaan dalam keluarga adalah
dipihak ibu.
c. Equalitation, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan
ibu
2.1.7 Ciri-ciri Kekeluargaan
a. Diikat dalam suatu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e. Ada pengambil keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam suatu rumah
2.1.8 Peranan Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosial serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
pertanan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dari anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya
serta sebagai sanggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga
dapat berperan sebagai nafkah tanbahan dalam kekeluargaan
c. Peranan anak : anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual. (uraian
selengkapnya dapat dipelajari dalam perawatan anak)

2.1.9 Fungsi Keluarga


Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan pembesaran anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memeliharan dan merawat anggota
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pengawasan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
2) Pengaturan pengguna penghasilan kelaurga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang
akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan,
dan membentuk periaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
2) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

f. 3 Fungsi Pokok Keluarga


3 Fungsi pokok keluarga menurut Putri dan Iskandar (2021) adalah sebagai
berikut :
1) Asih
Memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan pada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
2) Asuh
Menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi
anak-anak yang sehat baik fisik, mental, social dan spiritual.
3) Asah
Memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia
mandiri yang dapat mempersiapkan masa depannya
2.1.10 Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupannya menurut Dunvall adalah sebagi berikut :
a. Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini mulai dari menikanya yang dilanjutkan dalam membentuk rumah
tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendaptkan keturunan sebagai generasi
penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggan bagi keluarga yang
merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi Bayi
Dalam hal ini keluarga mangasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang
kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung
kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya sudah mulai
bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan
karena tidak mengetahui mana yang kotor dan yang bersih. Dalam fase
keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma sosial budaya dan
sebagainya.
e. Tahap menghadapai anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari
anak untulk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar
secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan
pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan
mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiaannya, Oleh karena itu
suritauladan dari kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan
dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melampaui tahap remaja dan anak telah dapat meneyelesaikan
pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke
masyarakat dalam memulai kehidupannya sesungguhnya, dalam tahap ini
anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri,
tinggalah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini, keluarga akan merasa
sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan
depresi dan stress.
i. Tahap masa tua
Tahap ini masuk ketahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan
diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
2.2 Konsep Menyusun Masalah Berdasarkan Prioritas
Setelah data dianalisa, mungkin keluarga menghadapi beberapa masalah
kesehatan dan masalah perawatan yang tidak dapat ditangani sekaligus melihat
sumber daya keluarga maupun sumber daya tenaga kesehatan. Maka mengingat
situasi ini tenaga kesehatan dapat menyusun masalah-masalah yang telah
diidentifikasi sesuai prioritasnya. Sehingga tersusunlah sebuah alat yang disebut
Skala Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Menurut Prioritasnya.
Alat ini bertujuan untuk melihat masalah subjektif mungkin. Ada 4
kriteria dalam menentukan prioritas dari masalah-masalah kesehatan:
a. Sifat masalah
Dikelompokkan dalam ancaman kesehatan, tidak kurang sehat dan krisis yang
dapat diketahui
b. Kemungkinan dari masalah dapat diubah-ubah
Kemungkinan berhasilnya mengurangi masalah, atau mencegah masalah bila
seandainya ada tindakan.
c. Potensi masalah untuk dicegah
Sifat dan beratnya masalah yang akan timbul yang dapat dikurangi atau
dicegah
d. Masalah yang menonjol
Cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan
mendesaknya masalah.
Tabel 2.1 Skala Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga

KRITERIA MASALAH SKOR BOBOT


a. Sifat masalah
1) Ancaman kesehatan 3
1
2) Tidak/kurang sehat 2
3) Krisis 1
b. Kemungkinan masalah dapat diubah
1) Dengan mudah 2
2
2) Hanya sebagian 1
3) Tidak dapat 0
c. Potensi masalah untuk dicegah
1) Tinggi 3
1
2) Cukup 2
3) Rendah 1
d. Menonjolnya masalah
1) Masalah berat harus ditangani 2
1
2) Ada masalah tetap tidak perlu segera ditangani 1
3) Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
a. Tentukanlah skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot

c. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria. Skor tertinggi adalah 5, sama


dengan seluruh bobot.
2.3 Konsep Gizi pada Balita
2.3.1 Pengertian Balita
Balita adalah anak yang berada dalam rentan usia 1-5 tahun kehidupan.
Balita merupakan istilah yang digunakan untuk anak usia 1-3 tahun (toodler) dan
4-5 tahun (preschool). Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2014, anak balita adalah usia 12 bulan sampai 59 bulan. Masa ini adalah
periode yang sangat penting bagi tumbuh kembangnya sehingga disebut dengan
golden period. Pada masa ini juga pertumbuhan dan perkembangan anak sangat
pesat baik secara fisik, psikologi, mental, maupun sosialnya. (Akbar dkk, 2021)
Gizi merupakan faktor penting dalam pola tumbuh kembang balita. Konsep
terjadinya keadaan gizi mempunyai faktor dimensi yang sangat kompleks.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi yaitu konsumsi makanan dan
tingkat kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan,
dan tersedianya bahan makanan.
Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari
ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi (nutritional imbalance),
yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, di samping kesalahan
dalam memilih bahan makanan untuk disantap.
2.3.2 Pentingnya Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan
Menurut Cunha (2015) dalam Septikasari (2018), masa seribu hari
pertama kehidupan adalah masa awal kehidupan yang dimulai dari awal konsepsi
sampai dengan anak berusia dua tahun. Asupan nutrisi yang tidak adekuat pada
masa ini akan mengakibatkan kerusakan permanen yang tidak dapat diperbaiki
pada saat dewasa. Selain itu, tidak adekuatnya nutrisi pada masa 1.000 hari
pertama kehidupan akan menyebabkan dampak jangka pendek dan jangka
panjang. Dampak jangka pendeknya yaitu terjadi gangguan perkembangan otak,
gangguan pertumbuhan dan perkembangan, dan gangguan metabolic
programming. Dampak jangka panjangnya yaitu kurangnya kemampuan kognitif
dan pendidikan, pendek serta meningkatnya risiko beberapa penyakit yang terjadi
pada usia dewasa seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung koroner, dan stroke.
2.3.3 Status dan Indikator Gizi Anak
Menurut Auliya (2015) dalam Septikasari (2018), status gizi merupakan
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi,
dimana zat gizi sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi,
pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, serta pengatur proses tubuh.
Penilaian status gizi balita dapat diukur berdasarkan pengukuran antropometri
yang terdiri dari variabel umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Umur
sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan
akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah.
2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gizi Anak
Menurut Chikhungu (2014) dalam Septikasari (2018), UNICEF
menyebutkan ada tiga penyebab gizi buruk pada anak yaitu penyebab langsung,
penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar. Terdapat dua penyebab
langsung gizi buruk, yaitu asupan gizi yang kurang dan penyakit infeksi.
Kurangnya asupan gizi dapat disebabkan karena terbatasnya jumlah asupan
makanan yang dikonsumsi atau makanan yang tidak memenuhi unsur gizi yang
dibutuhkan. Sedangkan infeksi menyebabkan rusaknya beberapa fungsi organ
tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik.
Menurut Santoso (2013) dalam Septikasari (2018), penyebab tidak
langsung gizi buruk yaitu tidak cukup pangan, pola asuh yang tidak memadai,
dan sanitasi, air bersih/ pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai.
Penyebab mendasar atau akar masalah gizi buruk adalah terjadinya krisis
ekonomi, politik, dan sosila termasuk bencana alam, yang mempengaruhi
ketersediaan pangan, pola asuh dalam keluarga dan pelayanan kesehatan serta
sanitasi yang memadai, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita.
2.3.5 Dampak Asupan Gizi yang Tidak Adekuat pada Anak
Dalam penelitian yang dilakukan Laswati (2019) menjelaskan bahwa
kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan
balita terganggu. Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak
kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak
sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangan ini bersifat menahun
(kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang lama maka
akan terjadi kedaan stunting. Stunting adalah anak menjadi pendek dan tinggi
badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus.
Menurut Septikasari (2018), asupan zat gizi pada anak yang tidak adekuat
dapat berakibat pada terganggunya pertumbuhan dan perkembangan anak,
bahkan apabila kondisi tersebut tidak ditangani dengan baik maka risiko
kesakitan dan kematian anak akan meningkat. Tidak terpenuhinya zat gizi dalam
tubuh anak dapat berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh. Sistem
kekebalan tubuh yang lemah menyebabkan anak lebih rentan terkena penyakit
menular dari lingkungan sekitarnya terutama pada lingkungan dengan sanitasi
yang buruk maupun dari anak lain atau orang dewasa yang sedang sakit. Status
gizi yang buruk dikombinasikan dengan infeksi dapat menyebabkan
keterlambatan pertumbuhan.
2.3.6 Penanganan Gizi Kurang pada Balita
a. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah salah satu bentuk
intervensi langsung untuk menyediakan jenis makanan yang penting
contohnya makanan tambahan pemulihan untuk balita gizi buruk dan gizi
kurang (Setiarini, 2007). Pemberian makanan tambahan bertujuan untuk
memperbaiki keadaan gizi pada anak golongan rawan gizi yang menderita
kurang gizi, dan diberikan dengan kriteria anak balita yang tiga kali berturut-
turut tidak naik timbangannya serta yang berat badannya pada KMS terletak
dibawah garis merah.
b. Menjadikan KADARZI (Keluarga Sadar Gizi)
KADARZI adalah keluarga yang setiap anggotanya menerapkan perilaku
gizi yang baik (Depkes, 2012). KADARZI merupakan sikap dan perilaku
keluarga yang dapat secara mandiri mewujudkan keadaan gizi yang sebaik-
baiknya tercermin dari konsumsi pangan yang beraneka ragam dan bermutu
gizi seimbang (Arisman, 2010). Seperti penelitian oleh Muliati, Ismanto dan
Malara (2014)menunjukan bahwaada hubungan antara Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi) dengan status Gizi Balita. Artinya keluarga khususnya yang
mempunyai anak balita dengan status gizi baik memiliki sikap dan perilaku
mandiri dalam mewujudkan keadaan gizi seimbang yang dapat terlihat dari
konsumsi makan yang beraneka ragam dan bermutu gizi seimbang.
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
Tanggal : 08 Maret 2022
Waktu : 16.30 WIB
Tempat : Rumah Tn H
Dusun : Krajan RT 11 RW 04
Desa : Selorejo, Dau
Oleh : Febriana Nindra Silva Ningtyas
Data subyektif
A. Struktur dan Sifat Keluarga
1) Identitas Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Petani
Penghasilan :-
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Dusun Krajan RT 11 RW 04
2) Data Anggota Keluarga
Tabel 3.1 Data Anggota Keluarga Tn H

No Hubungan
Nama Umur L/P Agama Pendidikan Pekerjaan
. Keluarga

1. Tn. H 35 Tahun L Islam Ayah SD Petani

2. Ny. D 35 Tahun P Islam Ibu SMP IRT

Anak
3. An. D 16 Tahun L Islam SMA Pelajar
Pertama
4. An, A 7 Tahun L Islam Anak SD Pelajar
Kedua
Belum
5. An. F 18 bulan L Islam Anak -
Sekolah

3) Data An. F
Nama Anak : An. F
Tanggal Lahir : 09 September 2021
Jenis Kelamin : Laki-laki
Urutan Anak : Anak ke-3
Yang mengasuh anak : Ibu
 Riwayat Kesehatan Sekarang:
Anak sehat dan tidak sedang menderita penyakit apapun
 Riwayat Kesehatan yang Lalu:
An. F tidak pernah sakit hingga dirawat di rumah sakit.
Penyakit yang sering diderita adalah batuk, pilek, demam, dan jarang
diare.
 Riwayat Prenatal:
UK 9 bulan, BB 2800 gram, PB 50 cm, Lk : 35 cm, Ld : 36 cm
Data Imunisasi:
Tabel 3.2 Data Imunisasi An.F
Jenis Tindakan yang
Tanggal Pemberian Reaksi yang Timbul
Imunisasi dilakukan
Hb-0 09-09-2021 - -
BCG 16-10-2021
- -
Polio 1 16-10-2021
DPT/HB 1 04-12-2021
Demam, rewel Paracetamol
Polio 2 04-12-2021
DPT/HB 2 09-01-2022
Demam, rewel Paracetamol
Polio 3 09-01-2022
DPT/HB 3 09-02-2022
Demam, rewel Paracetamol
Polio 4 09-02-2022
Campak 14-07-2022 - -
Tonggak Perkembangan:
- Mulai tengkurap : usia 3 bulan
- Mulai duduk : usia 3 bulan
- Mulai berdiri : usia 5 bulan
- Mulai berbicara : usia 11 bulan
- Mulai berjalan : usia 14 bulan
Pola Aktivitas Sehari-hari:
- Pola Nutrisi
Anak F makan 3x sehari dengan menu makanan berupa nasi ½ centong
(kadang tidak habis), lauk pauk (tempe, ayam, ikan, telur), dan sayur
(sayur sop, sayur bening, sayur asem), dan minum susu formula ± 2
gelas per hari. Selain itu, anak W juga terkadang membeli snack yang
banyak mengandung MSG di toko dekat rumahnya.
- Pola Eliminasi
Anak F BAB 1x sehari, warna kuning kecoklatan, dengan konsistensi
lembek. BAK ± 5 kali sehari, lancar, dengan warna kuning jernih
- Pola Aktivitas
Anak F setiap harinya bermain dengan neneknya, terkadang juga
bermain dengan teman sebayanya di sekitar rumah.
- Pola Istirahat
Anak F tidur siang ±2 jam pukul 13.00 – 15.00 WIB, dan tidur malam
±8-10 jam perhari, biasanya pukul 19.00 – 05.00
- Pola Kebersihan
Anak F mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x setelah mandi, gosok gigi 2x
sehari, dan keramas setiap 2 hari.

4) Genogram
B.

Tn A Ny M
Ny I Tn S
Gambar. 3.1 Genogram Keluarga Tn H
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Keluarga yang tinggal satu rumah, keluarga yang dibina
: An. F dengan masalah gizi kurang

1) Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah kepala keluarga yaitu Tn. H
2) Hubungan dalam Keluarga
Hubungan antar anggota keluarga dalam satu rumah baik. Dirumah
terdapat 5 orang yaitu Tn H Sebagai ayah, Ny D sebagai ibu, An D sebagai
anak pertama,An A Sebagai anak kedua dan yang terakhir An F.
3) Kebiasaan Sehari-hari
a) Kebutuhan Nutrisi
Untuk memenuhi nutrisi keluarga sehari-hari, Ny.D sebagai istri
sekaligus ibu dari An. F memasak sendiri dengan menu beragam: nasi,
sayuran hijau, ikan, tempe, tahu, telur, daging ayam. Lauk pauk yang
sering dikonsumsi adalah tahu tempe. Ibu juga terkadang membeli buah
pisang atau pepaya. Frekuensi makan yaitu 2-3x sehari.
b) Kebutuhan Istirahat
Kebiasaan istirahat keluarga tidak teratur, tergantung pada kemauan dan
kesibukan masing-masing
c) Kebersihan Diri
Dalam sehari seluruh keluarga Tn H mandi 2x sehari, gosok gigi 2x
sehari, mengganti pakaian 2x setelah mandi.
d) Eliminasi
BAK 4-5 Kali sehari. BAB 1 Kali sehari
e) Rekreasi
1 bulan sekali atau 2 bulan sekali ke alun-alun atau tempat wisata yang
ada disekitar malang
4) Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi
a) Penghasilan
Penghasilan keluarga hanya berasal Tn.H (ayah dari An F) yang
berkerja menjadi petani jeruk di dusun krajan, Dalam kesehariannya
Ny D merupakan ibu rumah tangga yang tidak bekerja, sehingga tidak
memiliki penghasilan.
b) Pendidikan
Pendidikan terakhir Tn H adalah lulusan SD sedangkan Pendidikan
terakhir Ny D adalah lulusan SMP dan An. F saat ini masih belum
bersekolah.
c) Suku dan Agama
Keluarga Tn H berasal dari suku Jawa dan beragama Islam
5) Faktor Lingkungan
a) Perumahan
Rumah yang ditempati Tn H dan Ny D adalah milik sendiri, terdiri dari
2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur, dan 1 kamar
mandi. Ventilasi rumah berupa jendela terbuka dengan sirkulasi udara
dan cahaya cukup. Kamar mandi didalam rumah dan sudah ada WC.
Teras rumah tidak terlalu luas.
Gambar 3.2 Denah Rumah Tn H

b) Jenis Bangunan
Lantai rumah dari keramik, dinding rumah dari batu bata (tembok),
ventilasi jendela tertutup dengan sirkulasi udara berupa angin-angin,
penerangan listrik cukup, cahaya matahari dapat masuk.
c) Kebersihan
Halaman rumah cukup bersih, keadaan rumah juga bersih.
d) Pemakaian Air
Sumber air berasal dari sumur dusun setempat. Keadaan air jernih,
tidak berbau dan tidak berasa.
e) Jamban Keluarga
Ada jamban keluarga di rumah Tn H dengan jenis latrin.
f) Pembuangan Air Limbah
Pembuangan air limbah rumah melalui selokan, mengalir.
g) Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dibuang di bak sampah dan setiap hari ada
petugas yang mengambil sampah
h) Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Tn H terbiasa periksa ke bidan atau puskesmas bila sakit.
Seluruh anggota keluarga memiliki KIS.
6) Riwayat KB
Ny. D menggunakan alat kontrasepsI yaitu IUD.
7) Profil Kegiatan Keluarga
Tabel 3.3 Profil Kegiatan dalam Keluarga
Pelaku
Tipe Kegiatan
Kegiatan

Repro-duktif
Anak Kedua

Anak Ketiga
Waktu Kegiatan

Pro-duktif
Pertama

Sosial
Anak
Ayah

Ibu

04.30 Bangun tidur √ √ √ √ √

04.35 Shalat Subuh √ √ √ √ √


05.00 Belanja √ √
05.00 Memasak √ √
06.00 Menyapu dan mencuci √ √
06.15 Mandi √ √ √ √ √
06.30 Makan pagi √ √ √ √
07.00 Sekolah √ √
11.40 Shalat Dhuhur √ √ √ √ √
12.00 Makan siang √ √ √ √ √ √
12.10 Pulang Sekolah √ √
12.15 Tidur siang √ √ √ √ √
15.00 Shalat ashar √ √ √ √ √
16.00 Memasak √ √
16.45 Mandi √ √ √ √ √
17.45 Shalat maghrib di masjid √ √ √ √ √
18.30 Makan malam √ √ √ √ √ √
18.30 Nonton TV √ √ √ √ √
19.00 Sholat Isya’ √ √ √ √ √
21.00 Tidur malam √ √ √ √ √ √
Analisa Profil Kegiatan Keluarga dari 20 kegiatan yang dilakukan, 13
kegiatan dilakukan oleh Tn H, 18 kegiatan dilakukan oleh Ny D, 15 Kegiatan
dilakukan An D, 15 Kegiatan dilakukan An A dan 7 Kegiatan di lakukan oleh
An.F yang di bantu oleh ibunya. Meskipun lebih dominan Ny. D yang melakukan
kegiatan sehari-hari, Ny.D tidak merasa keberatan dengan tugas sebagai ibu rumah
tangganya.

Data Objektif
a. Tn H
Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tekanan Darah : 130/80 mmHg
4) Nadi : 80 x/mnt
5) Pernafasan : 20 x/mnt
6) BB : 72 kg
7) TB : 157 cm

b. Ny. D
Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tekanan Darah : 120/80 mmHg
4) Nadi : 82 x/mnt
5) Pernafasan : 21 x/mnt
6) BB : 42 kg
7) TB : 150 cm

c. An D
Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
4) Nadi : 81 x/mnt
5) Pernafasan : 21 x/mnt
6) BB : 55 kg
7) TB : 164 cm

d. An A
1) Pemeriksaan Umum
2) Keadaan Umum : Baik
3) Kesadaran : Composmentis
4) Nadi : 82 x/mnt
5) Pernafasan : 21 x/mnt
6) BB : 23 kg
7) TB : 113 cm

e. Anak W
Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) BB : 7.9 kg
4) TB : 68 cm
5) LIKA : 46 cm
Menghitung Umur Anak
Tanggal Pemeriksaan : 2023 03 08
Tanggal Lahir : 2021 09 09
1 th 6 bln 30 hari  1 th 7 bln  19
bln

3.2 Identifikasi Masalah


Tabel 3.4 Menentukan Diagnosa dan Masalah
Data Masalah Kesehatan
Ds: Ny. D mengatakan anak F makan 3x Gizi Kurang
kali sehari, tetapi kadang tidak
dihabiskan. Selain itu, Anak F terkadang
membeli snack yang banyak mengandung
MSG dan bahan pengawet.
Do: Dalam KMS, grafik BB/U An. F
berada dalam rentang -3 SD s/d -2 SD
dan termasuk dalam kategori Gizi Kurang

Skoring Masalah
Gizi Kurang pada Balita
Tabel 3.5 Skoring Masalah
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah, skala: 2 2 Ketidaktahuan dan memerlukan
Ancaman kesehatan x1
3 3 penyuluhan segera
2. Kemungkinan masalah Masalah mudah diubah dengan
dapat diubah, skala : 2 penyuluhan yang tepat.
x2
Dengan mudah
3. Potensi masalah untuk Masalah dapat diubah dengan
dicegah, skala: penyuluhan yang tepat terutama
1
Tinggi x1 partisipasi keluarga dalam
mendukungnya.
4. Menonjolkan masalah, Keluarga mengenal masalah itu, dan
skala: keluarga merasa masalah tersebut harus
1
Masalah berat harus x1 terselesaikan.
ditangani
Total skor 42
3

Berdasarkan uraian diatas, prioritas masalah dalam keluarga Tn H yaitu tentang


masalah kurang gizi pada balita. Masalah ini adalah masalah yang harus segera
diselesaikan, mengingat jika masalah ini tidak teratasi dan tidak mendapat penanganan
yang tepat akan mempengaruhi tumbuh kembang An. F.
3.3 Intervensi/ Perencanaan
Tabel 3.6 Perencanaan Asuhan Kebidanan Keluarga
Masalah Sumber-sumber
Masalah Sasaran Tujuan Tindakan Kontak
kesehatan yang dipakai
1 2 3 4 5 6 7
Gizi Kurang pada Kunjungan Bahan-bahan yang
Balita rumah diperlukan buku
Identifikasi masalah keluarga (pengkajian data)
KIA dan form
pengkajian data
Ketidaktahuan Setelah dilakukan Setelah tindakan, diharapkan -Mengucapkan salam dan Kunjungan Bahan-bahan yang
keluarga mengenai asuhan, keluarga keluarga mengetahui membina hubungan baik rumah diperlukan Leaflet,
gizi yang seimbang dapat mengambil informasi yang jelas dan agar tercipta hubungan waktu dan tenaga
pada balita, dan tindakan yang tepat lengkap mengenai gizi pada yang kooperatif antara dari pengkaji,
makna dari hasil agar kebutuhan gizi balita pengkaji dan keluarga. tenaga kesehatan
pengukuran pada pada balita dapat -Menjelaskan pengertian gizi -Memberikan pengetahuan dan keluarga yang
grafik KMS. terpenuhi seimbang pada balita tentang pengertian gizi terlibat
-Menyebutkan pembagian seimbang pada balita
bahan makanan sehat -Memberikan pengetahuan
-Menyebutkan kandungan zat tentang pembagian bahan
gizi yang diperlukan bagi makanan sehat
balita -Memberikan pengetahuan
-Menyebutkan sumber- tentang kandungan zat
sumber zat gizi yang gizi yang diperlukan bagi
diperlukan bagi balita balita
Masalah Sumber-sumber
Masalah Sasaran Tujuan Tindakan Kontak
kesehatan yang dipakai
1 2 3 4 5 6 7
-Mengetahui prinsip gizi -Memberikan pengetahuan
seimbang yang disajikan tentang sumber-sumber
dalam gambar tumpeng zat gizi yang diperlukan
gizi seimbang bagi balita
-Mengetahui prinsip porsi -Memberikan pengetahuan
makan seimbang yang tentang prinsip gizi
disajikan dalam gambar seimbang dalam tumpeng
piring makanku gizi seimbang
-Memberikan pengetahuan
tentang porsi makan
seimbang dalam gambar
piring makanku
Kunjungan Waktu dan tenaga
rumah dari pengkaji,
Evaluasi tindakan/asuhan yang telah diberikan tenaga kesehatan
dan keluarga yang
terlibat
Tujuan:
1. Meningkatkan status kesehatan keluarga, melalui pendidikan kesehatan.
2. Meningkatkan kriteria gizi seimbang balita pada seluruh anggota keluarga
3. Meningkatkankonsep gizi seimbang balita pada keluarga sehingga dapat
memenuhi kebutuhan gizi An. F
Kriteria Hasil :
Sebelum berakhirnya periode Praktik Komunitas tanggal 25 Maret 2023
1. Ibu dapat memahami dan menjalankan konsep gizi seimbang pada balita agar
balita tidak mengalami gizi kurang kembali
Tindakan :
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada anggota keluarga
2. Lakukan identifikasi pemahaman masing-masing anggota keluarga tentang
pemenuhan gizi bagi balita
3. Jelaskan hasil pemeriksaan dan klarifikasi ulang pemahaman keluarga tentang
status gizi An. F
4. Jelaskan masalah yang ada pada keluarga
5. Berikan pendidikan kesehatan berdasarkan prioritas masalah.

3.4 Implementasi
Tabel 3.7 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Keluarga
Masalah
Tanggal Implementasi
Kesehatan
08 Maret 2022 - 1) Memperkenalkan diri pada keluarga.
2) Menjelaskan tujuan kunjungan
3) Melakukan pengkajian data
4) Melakukan kontrak waktu untuk melakukan
kunjungan untuk pengamatan.
15 Maret 2022 Status Gizi 1) Mengucapkan salam dan membina hubungan baik
Kurang pada agar tercipta hubungan yang kooperatif antara
Balita pengkaji dan keluarga.
Pemeriksaan 2) Melakukan pemeriksaan keadaan umum pada
perkembangan seluruh anggota keluarga
pada balita 3) Menjelaskan pengertian gizi seimbang pada balita
menggunakan 4) Menyebutkan pembagian bahan makanan sehat
KPSP 5) Menyebutkan kandungan zat gizi yang diperlukan
bagi balita
6) Menyebutkan sumber-sumber zat gizi yang
diperlukan bagi balita
7) Mengetahui prinsip gizi seimbang yang disajikan
dalam gambar tumpeng gizi seimbang
8) Mengetahui prinsip porsi makan seimbang yang
disajikan dalam gambar piring makanku
9) Melakukan pemeriksaan perkembangan pada An.
W dengan menggunakan KPSP

3.5 Evaluasi
Tabel 3.8 Evaluasi Asuhan Kebidanan Keluarga
Masalah
Tanggal Implementasi
Kesehatan
15 Maret 2022 Status Gizi S : Ibu mengatakan dapat mengerti tentang penjelasan
Kurang pada yang diberikan, dan menyadari bahwa status gizi An.
Balita F termasuk dalam status gizi kurang.
Pemeriksaan O : Ibu mengikuti posyandu setiap bulan
perkembangan A : masalah sudah teratasi
pada balita P : menganjurkan Ibu untuk tetap memperhatikan asupan
menggunakan nutrisi yang diberikan pada An. F
KPSP
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan suatu analisa dari pengkajian yang telah dilakukan serta
dikaitkan dengan teori yang sudah ada, yang akan dilihat kesesuaian antara kasus yang
ada dengan teori yang berkaitan. Dalam bab ini akan diberikan pembahasan mengenai
asuhan kebidanan keluarga pada keluarga Tn H, warga RT 11 RW 04 Dusun Krajan
Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang pada tanggal 27 Februari – 25 Maret
2023.
Menurut Harnilawati (2013), Robert Maclver dan Charles Morton Page
menjelaskan bahwa keluarga memiliki ciri-ciri terorganisasi yaitu saling berhubungan
dan ketergantungan antara anggota keluarga, adanya keterbatasan dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya dan adanya perbedaan dan kekhususan dalam menjalankan fungsi
dan perannya masing-masing. Pada kasus, keluarga Tn H tinggal dalam satu rumah,
ditempati oleh Tn H, Ny D, An D, An A dan An F. Tn H bertindak sebagai kepala
keluarga dan Ny D mengurus segala keperluan yang ada dirumah.
Hal ini sesuai peranan yang disebutkan oleh Harnilawati (2013) yaitu peranan
ayah sebagai suami yang mencari nafkah, dan peranan ibu yang mengurus rumah tangga.
Peranan keluarga ini menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu
dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
An.F merupakanan Anak dari Tn H, dengan keadaan status gizi kurang. Grafik
BB/U pada KMS An.W berada pada kurva -2 SD s/d -3 SD. Keadaan ini tidak disadari
oleh keluarga An.F dan menganggap masalah ini merupakan hal yang biasa. Keluarga
menganggap masalah berat badan An.F karena keturunan dari ibunya, sehingga tidak
ada upaya untuk menaikkan berat badan An.F.
Dari hasil pengkajian data dapat diangkat permasalahan yaitu keadaan status gizi
kurang pada An.F. Setelah data dianalisa, keluarga memiliki masalah kesehatan yang
tidak dapat ditangani sekaligus melihat sumberdaya keluarga maupun sumberdaya
tenaga kesehatan. Maka mengingat situasi ini tenaga kesehatan menyusun masalah-
masalah yang telah teridentifikasi sesuai prioritasnya dengan menggunakan Skala
Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Menurut Prioritas. Dalam skala ini ada 4
kriteria dalam menentukan prioritas yaitu sifat masalah, kemungkinan dari masalah
dapat diubah, potensi masalah untuk dicegah dan masalah yang menonjol. Prioritas
masalah dalam keluarga Tn ”H” yaitu keadaan status gizi kurang pada An.F. Masalah ini
adalah masalah yang harus segera diselesaikan, mengingat jika masalah ini tidak teratasi
dan mendapat penanganan yang tepat akan mengancam pertumbuhan dan perkembangan
An.F di masa yang akan datang.
Dari prioritas masalah yang telah ada, disusun perencanaan sesuai dengan
tinjauan teori yang sudah ada. Perencanaan tindakan disusun sesuai dengan masalah
yang ada dalam keluarga meliputi sasaran, tujuan, tindakan yang akan diberikan, kontak
dengan keluarga, dan sumber yang akan dipakai. Penatalaksanaan dilakukan mengacu
pada perencanaan, dan evaluasi dilakukan sesuai dengan sasaran dan tujuan asuhan
kebidanan yang ada pada perencanaan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan komunitas memfokuskan pemberian pelayanan pada setiap
keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya. Bentuk pemberian pelayanan yang
dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang kesehatan
khususnya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya bertujuan
akhir untuk mengubah kebiasaan yang telah dilakukan oleh keluarga. Dari berbagai
penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan akan mampu meningkatkan
pengetahuan keluarga mengenai permasalahan kesehatan mereka sehingga
diharapkan keluarga akan lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah kesehatan
yang ada di keluarga. Pada keluarga Tn H setelah dilakukan beberapa tindakan
untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Dari hasil pengkajian pada Tn H pada tanggal 08 Maret 2023 didapatkan data
bahwa pada keluarga Tn H terdapat anak balita yang grafik KMS nya berada dalam
rentang -3 SD s/d -2 SD. Dari pengkajian data diatas, didapatkan masalah yaitu
status gizi kurang pada balita. Dengan adanya masalah di atas, kemudian disusun
rencana asuhan pada keluarga Tn H antara lain diberi penyuluhan tentang gizi
seimbang pada balita. Implementasi yang dilakukan adalah memberi penyuluhan gizi
seimbang pada balita. Dari hasil evaluasi, masalah yang ada pada keluarga Tn H
sebagian besar telah teratasi.

5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk Lahan Praktik
a. Bidan desa melatih kader untuk melakukan skrining pertumbuhan dan
perkembangan pada semua anak dan segera merujuk apabila terdapat
penyimpangan.
b. Bidan desa melatih kader untuk mengisi buku KIA anak sesuai dengan tata
cara yang sebenarnya.
c. Kader kesehatan berperan aktif dalam mengajak ibu balita untuk datang ke
posyandu.
d. Bidan berperan aktif dalam memberikan informasi kesehatan berupa gizi
seimbang pada balita, macam-macam alat kontrasepsi serta efek sampingnya,
serta bahaya merokok bagi perokok aktif maupun pasif.
5.2.2 Saran untuk Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat lebih teliti dan cermat dalam menggali data dan
menganalisa data agar masalah yang ditemukan sesuai dengan kebutuhan
keluarga.
b. Mahasiswa lebih banyak mengumpulkan referensi terbaru dalam memberikan
asuhan pada keluarga.
c. Memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan prioritas masalah yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Fredy K dkk. (2021). Strategi Menurunkan Prevalensi Gizi Kurang Pada Balita.
Yogyakarta: Deepublish

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018.
Jakarta: Kemenkes RI

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Puslitbang Humaniora dan Manajemen


Kesehatan. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018 Provinsi Jawa Timur 2018. Jakarta:
Kemenkes RI

Festi, Pipit W. (2018). Buku Ajar Gizi dan Diet. Surabaya: UMSurabaya Publishing

Munawaroh, Arifatul. 2015. Hubungan Antara Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS) Rumah Tangga Dan Status Kesehatan Dengan Kejadian Gizi Kurang
Pada Balita Di Kelurahan Bulakan Kabupaten Sukoharjo http://eprints.ums.ac.id
diakses pada 18 Maret 2022

Putri, Liza dan Iskandar, Siska. (2021). Buku Ajar Keperawatan Anak. Solok: Insan
Cendekia Mandiri

Kementerian Kesehatan RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.

Kartika, Lia dkk. (2021). Keperawatan Anak Dasar. Medan: Yayasan Kita Menulis

Laswati, D. T. (2019). Masalah Gizi Dan Peran Gizi Seimbang. Agrotech : Jurnal
Ilmiah Teknologi Pertanian, 2(1), 69–73.
https://doi.org/10.37631/agrotech.v2i1.12

Mubarak, Iqbal Wahit. (2012). Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi dalam
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Wasak, Rambu. (2020). Ilmu Gizi Olahraga. Klaten: Lakeisha

Septikasari, Majestika. 2018. Status Gizi Anak dan Faktor yang Mempengaruhi.
Yogyakarta: UNY Press

Oktafia, Hani. 2017. Karakteristik Balita yang Menderita Gizi Kurang di Desa Slarang
Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap Tahun 2017. KTI. Program Studi D III
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Al-Irsyad Al-Islamiyyah
Cilacap
Lampiran I
SAP Gizi Seimbang pada Balita
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gizi Balita


Sub Pokok Bahasan : Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Balita
Tanggal : 18 Maret 2022
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Tn H
Sasaran : Ny D

A. LATAR BELAKANG
Menurut WHO (2012) jumlah penderita gizi kurang di dunia mencapai 104 juta
anak dan keadaan ini masih menjadi penyebab sepertiga dari seluruh penyebab
kematian anak di seluruh dunia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas
(2018), di Indonesia angka prevalensi gizi kurang pada balita mencapai angka 13,9%
pada tahun 2013 dan mengalami sedikit penurunan pada tahun 2018 yaitu sebesar
13,8%. Sedangkan di Jawa Timur, angka prevalensi gizi kurang pada balita pada
tahun 2013 mencapai 14,42% dan mengalami penurunan mencapai 13,43%.
Penyebab malnutrisi pada anak dipengaruhi oleh banyak faktor dan bersifat
multidimensional. Lingkungan dan keluarga adalah merupakan faktor yang sangat
penting dalam kebiasaan makan anak balita. Selain itu, teman sebaya juga sangat
besar pengaruhnya terhadap kebiasaan makan anak. Untuk itu, edukasi yang benar
perlu dilakukan dalam mengatasi permasalahan ini sesuai usianya. Kondisi yang tidak
bisa diabaikan dalam melihat asupan makan balita adalah kondisi kesehatan dan
penyakit yang dialami oleh anak. Kondisi kesehatan yang tidak baik akan sangat
mempengaruhi selera makan anak, sehingga pada kondisi ini perlu perhatian khusus
pada si anak sehingga masalah gizi dapat dihindari.
Status gizi kurang merupakan salah satu masalah malnutrisi yang membutuhkan
perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini karena kondisi kurang gizi
dalam jangka waktu yang lama dapat mempengaruhi pertumbuhan balita, gangguan
sistem imun, risiko terkena penyakit infeksi meningkat, serta risiko terjadinya
kematian pada balita (Hong dkk., 2006 dalam Munawaroh, 2015).
Sejauh ini, pemerintah telah berupaya untuk menurunkan angka kejadian
kurang gizi balita dengan program pemberian makanan tambahan untuk balita. Akan
tetapi, pelaksanaan program tersebut belum dapat menurunan angka prevalensi
terjadinya kurang gizi pada balita di Indonesia secara signifikan. Salah satu kebijakan
nasional lainnya dalam upaya perbaikan gizi tertuang dalam Undang-Undang nomor
36 tahun 2009. Bahwa upaya perbaikan gizi ditujukan untuk peningkatan mutu gizi
perorangan dan masyarakat.
Selanjutnya dalam rangka percepatan perbaikan gizi, pemerintah telah
mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi yang fokus pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Gerakan ini mengedepankan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat
melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara
terencana dan terkoordinasi. Tujuannya untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat
dengan prioritas pada 1.000 HPK.
Sehubungan dengan latar belakang tersebut, penulis ingin memberikan
penyuluhan pada salah satu keluarga dengan masalah status gizi kurang pada anak
balita di Dusun Binangun, Desa Genengan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan, ibu dan keluarga mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi yang seimbang pada balita sesuai dengan usianya.
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
1. Menjelaskan pengertian gizi
2. Menyebutkan 3 bahan makanan sehat seimbang anak balita
3. Menyebutkan 3 dari 4 kandungan zat gizi yang diperlukan bagi balita
4. Menyebutkan 3 sumber zat gizi seimbang yang diperlukan bagi balita
D. MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
1. Pengertian gizi
2. Bahan makanan sehat seimbang anak balita
3. Kandungan zat gizi yang diperlukan bagi balita
4. Sumber zat gizi seimbang yang diperlukan bagi balita
E. METODE
1. Konseling, Informasi, Edukasi (KIE)
2. Brainstorming
3. Tanya Jawab
F. MEDIA
Leaflet
G. PROSES PELAKSANAAN
Kegiatan/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pembukaan Memberi salam Menjawab salam
5 menit Memperkenalkan diri Mendengarkan dan
(5 %) memperhatikan
Menunjukkan sampul leaflet pada Memperhatikan gambar
Ibu
Mengajukan beberapa pertanyaan Menjawab pertanyaan
mengenai gizi seimbang pada
balita
Memberitahukan topik dan tujuan Mendengarkan dan
memperhatikan
Pelaksanaan Menjelaskan pengertian gizi Mendengarkan dan
10-15 menit memperhatikan
(80-90 %) Menjelaskan bahan makanan Mendengarkan dan
sehat seimbang bagi anak balita memperhatikan
Menjelaskan kandungan zat gizi Mendengarkan dan
yang diperlukan bagi balita memperhatikan
Menjelaskan sumber zat gizi Mendengarkan dan
seimbang yang diperlukan bagi memperhatikan
balita
Mempersilahkan Ibu untuk Mengajukan pertanyaan
bertanya
Menjawab pertanyaan yang Mendengarkan dan
diajukan Ibu memperhatikan
Penutup Membuat rangkuman bersama Ibu Membuat rangkuman
Evaluasi Melaksanakan evaluasi secara Mengajarkan/menjawab
umum evaluasi
Terminasi pada Menutup pertemuan dengan Membalas salam
tahap penutup, ucapan terimakasih dan apresiasi
evaluasi dan kepada Ibu
terminasi
5-10 menit
(10-15%)

H. EVALUASI
1) Evaluasi Struktur
a. Ibu hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Ibu, bertempat di Dusun
Krajan RT 11 RW 04, Desa Selorejo, Dau, Kabupaten Malang
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan telah dilakukan sebelumnya
2) Evaluasi Proses
a. Ibu antusias terhadap materi penyuluhan
b. Ibu mengikuti penyuluhan hingga akhir sesi
c. Ibu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
3) Evaluasi Hasil
Ibu memahami apa yang telah disampaikan oleh pemateri. Dapat dilihat dari
jawaban yang ibu sampaikan untuk menjawab beberapa pertanyaan dari pemateri
I. REFERENSI/SUMBER
Almatsier, Sunita, dkk. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Adriani, Merryana dan Bambang Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus
Kehidupan. Jakarta: Prenadamedia Group
Lampiran Materi
A. Pengertian Gizi
Gizi adalah suatu zat yang berguna dan dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan perkembangan.
Gizi balita dapat didefinisikan sebagai zat yang diperlukan oleh tubuh balita
untuk menunjang proses pertumbuhan dan aktivitas. Gizi di perlukan oleh tubuh
balita untuk kecerdasan otak dan kemampuan fisik. Pemenuhan kebutuhan gizi yang
adekuat turut menentukan kualitas tumbuh kembang, yang berarti pula kualitas
sumber daya manusia di masa mendatang. Pada anak-anak terutama di bawah lima
tahun (balita) merupakan saat rawan gizi, oleh karena itu pemenuhan kebutuhan
nutrisi merupakan faktor utama untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal.
B. Bahan Makanan Sehat Seimbang Anak Balita
Makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari harus beraneka ragam dan
memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak
kekurangan. Bahan makanan sehat seimbang dikelompokkan menjadi 3 fungsi utama
gizi atau disebut juga dengan triguna makanan, yaitu diantaranya:
1. Zat tenaga
Zat gizi menghasilkan tenaga atau energi. Bagi balita, tenaga diperlukan
untuk melakukan aktivitasnya serta untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Oleh karena itu kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada
orang dewasa. Zat tenaga dapat diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein.
2. Zat pembangun
Zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang rusak. Zat
pembangun dapat diperoleh dari protein.
3. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk
otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Zat pengatur dapat diperoleh dari
vitamin, mineral dan air.
C. Kandungan Zat Gizi yang Diperlukan Bagi Balita
1. Protein
Dua jenis protein yaitu: protein hewani, yang didapati dari hewan
(telur,susu,daging) dan protein nabati (tempe,tahu) yang didapat dari tumbuh-
tumbuhan. Nilai gizi protein hewani lebih besar dari protein nabati dan lebih
mudah diserap oleh tubuh. Walaupun demikian, kombinasi penggunaan protein
nabati dan hewani sangat dianjurkan.
Fungsi Protein:
a. Penunjang pertumbuhan
Protein merupakan bahan padat utama dari otot organ dan glandula endoterm.
Merupakan unsur utama dari matriks tulang dan gigi, kulit, kuku, rambut,sel
darah dan serum.
b. Pengaturan proses tubuh
Mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh. Protein juga
mempertahankan ketahanan terhadap mikroorganisme yang mengadakan invasi
karena antibody bersifat protein.
c. Energi
Protein merupakan sumber energi potensial, setiap gram menghasilkan sekitar 4
kkal. Jika protein digunakan untuk energi maka tidak akan dipakai untuk
kebutuhan sintesis. Sumber Protein : ASI, susu formula, sereal/gandum, telur,
tahu, tempe, ikan, daging.
2. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber tenaga bagi anak, Apabila tidak mendapatkan
asupan karbohidrat yang memadai untuk menghasilkan energi, tubuh akan
memecah protein dan lemak cadangan dalam tubuh.
Fungsi Karbohidrat:
a. Energi
Sejumlah karbohidrat dalam bentuk glukosa akan digunakan secara
langsung untuk memenuhi kebutuhan energi jaringan, sejumlah kecil akan
disimpan sebagai glikogen dalam hepar dan otot dan beberapa akan disimpan
sebagai jaringan adipose untuk dikonversi menjadi energi.
b. Aksi pencadangan protein
Tubuh akan menggunakan karbohidrat sebagai protein utama energi,
karena itu jika terdapat defisiensi kalor dalam diit, maka akan digunakan
jaringan adipose dan protein.
c. Pengaturan metabolisme lemak
Jika karbohidrat dalam diit terbatas, maka lemak akan di metabolisir lebih
cepat daripada penanganan tubuh terhadap produk metabolisme ini. Jika lemak
dioksidasi secara tidak lengkap maka akan terbentuk keton.
Sumber Karbohidrat : ASI, produk susu, beras, jagung, singkong, buncis,
tomat, sayur hijau, buah segar.
3. Lemak
Fungsi utama lemak adalah untuk memberikan energi. Energi ini secara terus
menerus ada dalam simpanan jaringan subkutan dan dalam kavum abdomen. Juga
mengelilingi organ dan menyusur sepanjang jaringan adipose. Lemak bertindak
sebagai barier dari vitamin A, D, E dan K yang larut dalam air, memberikan rasa
makanan yang menyenangkan dan memberi perasaan kenyang karena kecepatan
pengosongan dari lambung dikaitkan dengan kandungan lemaknya.
Lemak berfungsi untuk mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam
lemak, yaitu: vitamin A,D,E,dan K. Sumber lemak : ASI, susu formula, minyak
goreng, margarine, daging
4. Vitamin
Kekurangan vitamin akan menyebabkan tubuh cepat merasa lelah, kurang
nafsu makan, kerusakan pembuluh darah dan sel saraf serta dapat mengurangi
ketajaman penglihatan. Sumber-sumber vitamin:
 Vit A : hati, kuning telur, susu, keju, pepaya, brokoli, tomat, wortel, sayur-
sayuran hijau (bayam), seledri.
 Vit B : beras merah
 Vit C : buah dan sayuran (jeruk, belimbing.
 Vit D : telur, susu, minyak ikan.
 Vit E : kecambah, biji-bijian, kuning telur, minyak dari biji-bijian.
 Vit K : jambu biji, sayuran hijau, biji-bijian.
5. Mineral
Fungsinya untuk mengaktifkan metabolisme tubuh
Mineral antara lain :
 Kalsium : susu, tempe, tahu, ikan teri.
 Fosfor : daging, unggas, ikan, telur, beras.
 Zat Besi : hati, daging unggas, ikan, telur, sayuran hijau, kacang-
kacangan, biji-bijian.
 Iodium : garam beriodium, ikan dan hasil laut.
 Fluor : air minum, bahan makanan hewani maupun nabati
Lampiran Leaflet
Lampiran 2

Pengkajian

Implementasi

Anda mungkin juga menyukai