Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN FAMILY CASE OTOF-CIPIPEC

KELUARGA TN.O DI RT 04 RW 025 KELURAHAN


MOJOSONGO KOTA SURAKARTA
22 JULI – 9 AGUSTUS 2019

Tugas ini disusun untuk memenuhi Laporan Family Case OTOF-CIPIPEC


Politeknik Kesehatan Surakarta

Disusun oleh :
1. Alfiani Hana Meidora (Kebidanan)
2. Wahid Ichsanudin (Akupunktur)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2019

i
HALAMAN PLAGIARISME

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik rahmat
hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Family
Case OTOF-CIPIPEC pada Ny. M dengan Kehamilan Normal pada Keluarga
Tn.O di RT 4 RW 25 Kelurahan Mojosongo, Kota Surakrta
Dalam penyusunan laporan laporan family case penulis telah mendapatkan
banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT.
2. Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materiil.
3. Satino, S.KM., M.Sc., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Surakarta yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Politeknik
Kesehatan Surakarta.
4. KH Endah Widhi Astuti, M.Mid, R.Asto Soesyasmoro, SST.TW,MPH ,Dyah
Dwi A.,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,SP.,Kep.An, Noerdjanah, M.Pd, serta Philipus
Prihantiko Kurniagung, STr. OP selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
laporan ini.
5. Ny. M dan keluarga selaku keluarga binaan.
6. Teman-teman Kelompok 24 KKN OTOF-CIPIPEC POLTEKKES
SURAKARTA
7. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis sehingga laporan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa laporan family case ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan
penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan laporan asuhan kebidanan komunitas ini.

Surakarta, 4 Agustus 2018


Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PLAGIARISME. .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Kegiatan ........................................................................................... 3
C. Manfaat Kegiatan ......................................................................................... 4
D. Gambaran Review Literatur ......................................................................... 4
BAB II DESKRIPSI KASUS
A. Data Demografi Keluarga .......................................................................... 16
B. Gambaran Kasus (Secara Naratif) ............................................................. 17
C. Riwayat Masalah Keluarga ........................................................................ 19
D. Persepsi Klien Tentang Masalah ................................................................ 19
E. Perumusan Masalah ................................................................................... 19
F. Prioritas Masalah........................................................................................ 20
BAB III RENCANA TINDAKAN DAN IMPLEMENTASI ........................... 23
BAB IV PEMBAHASAN (Analisis Fenomenologi Interpretatif) ................... 25
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 26
B. Saran .......................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 TFUSesuaiUsia Kehamilan

Tabel 1.2 Jadwal Imunisasi TT


Tabel 2.1 Tabel Perhitungan
Tabel 3.1Rencana Tindakan
Tabel 3.2 Implementasi
ABSTRAK

PELAYANAN KESEHATAN PADA KELUARGA TN.O

DI RT 04 RW 025 KELURAHAN MOJOSONGO

Alfiani Hana Meidora1,Wahid Ichsanudin2

Program Diploma VI Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta

Latar Belakang: Kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologi antara lain


perubahan fisik, perubahan system pencernaan, respirasi, sirkulasi, darah,
metabolisme, taktus urinarus serta perubahan psikologis. Pada umumnya kehamilan
berkembang dengan normal namun kadang tidak sesuai yang diharapkan. Sulit
diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu
asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan
ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Tujuan: Menerapkan Community Internship Program dengan model Interprofessional
Education and Colaboration (CIP-IPEC), One Team One Family dalam konteks pelayanan
kesehatan keluarga di RT 04 RW 25 Kelurahan Mojosongo, Kota Surakarta dengan
memberikan asuhan kepada keluarga Tn. O sesuai masalah dan melakukan kolaborasi dengan
profesi akupunktur.

Metode: Pengumpulan data dengan metode Survey Mawas Diri (SMD) dengan cara
pengambilan sampel pada salah satu ibu hamil Trimester III yang berada di RT04 RW 25
.
Hasil : Ditemukan beberapa permasalahan yaitu masalah ketidaknyamanan pada ibu
hamil Trimester III dan kurangnya pengetahuan tentang istirahat cukup
Kesimpulan: Kesimpulan bahwa intervensi yang diberikan kepada pasien belum berhasil
secara maksimal karena waktu untuk pendekatan yang kurang dan kondisi lingkungan dan
aktifitas klien yang tidak mendukung. Rekomendasi untuk diberikan Occurpressure
dengan kolaborasi profesi bidan dan akupuntur.
Kata Kunci : Ibu Hamil,Ketidaknyamanan Trimester III,Istirahat Cukup
1.Mahasiswa DIV Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta
2.Masiswa DIV Akupuntur Politeknik Kesehatan Surakarta
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih
dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia delapan
belas tahun. Salah satu indikator angka kematian yang berhubungan dengan
anak yakni Angka Kematian Bayi (AKB) (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).

Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah pada


tahun 2015 sebesar 111,16 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian
Bayi (AKB) sejumlah 23 per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah, 2015). Penyebab kematian ibu pada tahun 2015 di Provinsi
Jawa Tengah adalah perdarahan 22,93%, hipertensi dan pre-eklamsi 26,44%,
infeksi 3,66%, gangguan sistem peredaran darah 4,64%, dan lain-lain
42,33%. Kejadian kematian ibu paling banyak terjadi pada masa nifas 57,9%,
kehamilan 27%, dan persalinan 15,05% dikarenakan jika dibandingkan
dengan masa kehamilan dan persalinan pada masa nifas ibu dan bidan kurang
memperhatikan dan memantau kondisi kesehatan selama nifas tersebut (Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015).
Kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologi antara lain perubahan
fisik, perubahan system pencernaan, respirasi, sirkulasi, darah, metabolisme,
taktus urinarus serta perubahan psikologis. Pada umumnya kehamilan
berkembang dengan normal namun kadang tidak sesuai yang diharapkan. Sulit
diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh
karena itu asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan

1
2

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan


kehamilan normal. Dengan pengawasan antenatal secara dini dapat diketahui
kelainan yang menyertai kehamilan sehingga dapat dipersiapkan langkah-
langkah dalam pertolongan persalinannya.
Poltekkes Kemenkes Surakarta mempuyai peran yang strategis untuk
berkontribusi langsung pada pembangunan kesehatan masyarakat. Poltekkes
Kemenkes Surakarta sebagai Institusi penghasil tenaga kesehatan dan sebagai
satuan kerja dari Kementerian Kesehatan harus berperan aktif mensukseskan
Restra Kementerian Kesehatan melalui penyediaan tenaga kesehatan yang
unggul dan kompeten, serta berperan aktif dalam pengabdian masyarakat
yang mempunyai daya ungkit dalam program pembangunan kesehatan
melalui pemberdayaan masyarakat. Dalam rangka menyediakan lulusan yang
unggul dan kompeten dan pengabdian masyarakat, Poltekkes Kemenkes
Surakarta menyelenggarakan “Community Internship Program dengan model
Interprofessional Education and Colaboration (CIP-IPEC), One Student One
Client“
Community Internship Program dengan model Interprofesional
Education and Collaboration (CIP-IPEC) merupakan pengembangan dari
program Praktek Kerja Lapangan (PKL) Terpadu dan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Terpadu yang selama ini sudah secara periodik dilakukan oleh
Poltekkes Surakarta. Berdasarkan pemaparan hal tersebut maka pada tahun
2019 Poltekkes Surakarta melaksanakan kembali program “Community
Internship Program dengan model Interprofesional Education Collaboration
(CIP-IPEC)“ yang berorientasi pada kolaborasi dari beberapa profesi
kesehatan untuk memberikan layanan Keluarga dengan komunitas
masyarakat sebagai klien dengan konsep “One Student One Client“.
Asuhan pada keluarga di komunitas merupakan asuhan komunitas yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Dalam sebuah
keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan kesehatan.
Misalnya, berdasarkan hasil pengkajian Survey Mawas Diri (SMD) di RT 04
RW 25 Kelurahan Mojosongo, Kota Surakarta terdapat salah
3

satu ibu hamil yang kedua pada keluarga Tn. O, di dalam keluarga ini terdapat
masalah kesehatan yaitu ibu hamil mengalami keluhan pegal. Dari masalah
tersebut nantinya akan dilakukan prioritas sesuai tingkatan yang telah
ditentukan sehingga dapat segera dilakukan penanganan sesuai prioritasnya.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat suatu prioritas
masalah sesuai tingkatan yang telah ditentukan sehingga dapat segera
dilakukan penanganan sesuai prioritasnya dan sesuai dengan tujuan
diadakannya Community Internship Program dengan model Interprofessional
Education and Colaboration (CIP-IPEC), One Student One Client yaitu
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka pada laporan kasus
ini, penulis melakukan kolaborasi dari jurusan akupunktur.

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Menerapkan Community Internship Program dengan model
Interprofessional Education and Colaboration (CIP-IPEC), One Team
One Family dalam konteks pelayanan kesehatan keluarga di RT 04 RW 25
Kelurahan Mojosongo, Kota Surakarta dengan memberikan asuhan kepada
keluarga Tn. O sesuai masalah dan melakukan kolaborasi dengan profesi
akupunktur.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian kepada keluarga Tn. O
b. Mengidentifikasi masalah yang ada di keluarga Tn. O
c. Memberikan pendidikan kesehatan pada Ny.M tentang
ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III
4

C. Manfaat
Dari Asuhan Kebidanan dalam konteks keluarga kepada keluarga Tn. O
bermanfaat untuk :
1. Manfaat Teoritis
Hasil pengkajian kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk
menambah wawasan tentang penatalaksanaan pelayanan kesehatan dalam
keluarga dengan pendekatan IPEC.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi keluarga Tn. O
1) Meningkatakan pengetahuan dan kesadaran keluarga dalam
mewujudkan kelurga yang sehat, sejahtera dan berkualitas.
2) Meningkatkan kesehatan seluruh anggota keluarga.
b. Bagi mahasiswa
1) Meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan pelayanan
komunitas dengan pendekatan IPEC.
2) Meningkatkan keterampilan dalam kegiatan pelayanan komunitas
dengan pendekatan IPEC.
c. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi institusi
khususnya Poltekkes Kemenkes Surakarta dalam meningkatkan
wawasan mahasiswa mengenai penatalaksanaan pelayanan kesehatan
terhadap keluarga yang memiliki permasalahan kesehatan.

D. Gambaran Review Literatur


1. Konsep Dasar Keluarga
a. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Karwati,
2011).
5

b. Indikator Keluarga Sehat


Dalam rangka pelaksanaan program Indonesia sehat telah
disepakati adanya dua belas indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga, diantaranya sebagai berikut (Kemenkes RI,
2016).
1) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3) Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap
4) Bayi mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif
5) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6) Penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai
standar
7) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN)
11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
2. Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester III (28 – 40 Minggu)
Pada bulan akhir kehamilan akan timbul beberapa perubahan pada
tubuh ibu yang meliputi :
a. Nyeri punggung
Nyeri punggung terjadi karena relaksasi ringan dan peningkatan
mobilitas sendi panggul normal selama masa hamil, pemisahan
simpisis pubis, dan ketidakstabilan sendi sakroiliaka yang besar dapat
menimbulkan nyeri dan kesulitan berjalan. Hal ini dapat diatasi
dengan menggunakan mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat
barang yang jatuh, misalnya dengan jongkok, lebarkan kaki sedikit di
depan, hindari sepatu hak tinggi, hindari pekerjaan dengan beban yang
6

terlalu berat. Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung


(Hani, Ummi, dkk, 2010:65).
b. Sering Buang Air Kecil (BAK)
Wanita hamil akan merasa lebih sering ingin buang air kecil, hal
ini terjadi karena adanya pertumbuhan rahim yang menekan kandung
kemih serta adanya pengaruh dari faktor hormonal. Penanganannya
adalah menjelaskan mengenai penyebab terjadinya, kosongkan saat
terasa ingin berkemih, perbanyak minum pada siang hari, batasi
minum bahan diuretika (kopi, teh, cola dengan caffein) (Kusmiyati,
2010).
c. Konstipasi
Keadaan seperti ini banyak mengganggu wanita hamil hal ini
terjadi karena terjadi peningkatan hormon progesterone yang
menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, serta akibat
dari mengkonsumsi zat besi maka wanita hamil sering mengalami
gangguan buang air besar. Cara mengatasinya adalah dengan
meningkatkan asupan serat dan cairan, istirahat cukup, membiasakan
buang air besar secara teratur (Kusmiyati, 2010).
d. Edema
Edema terjadi gangguan sirkulasi darah akibat pembesaran dan
penekanan uterus terutama pada vena pelvis ketika duduk dan vena
cava inferior ketika berbaringdan penyerapan kapiler.
Penatalaksanaannya yaitu hindari posisi tegak lurus dalam waktu yang
lama. Istirahat dengan posisi berbaring miring dan kaki ditinggikan.
Hindari kaos kaki atau stocking yang ketat. Hindari sandal atau sepatu
hak tinggi (Hani, Ummi, dkk, 2010: 58).
e. Insomnia
Sulit tidur disebabkan oleh kekhawatiran, kecemasan, terlalu
gembira menyambut suatu cara untuk keesokan hari. Wanita hamil
memiliki tambahan alasan fisik sebagai penyebab insomnia seperti
akibat uterus yang membesar, ketidaknyamanan lain selama
7

kehamilan dan gerakan janin, terutama jika janin tersebut aktif.


Insomnia dapat diatasi dengan mandi air hangat, minum air hangat
(susu, teh tanpa kafein dicampur susu) sebelum tidur, serta melakukan
aktivitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur (Varney,
2006: 541).
f. Kram
Uterus yang membesar memberi tekanan baik pada pembuluh
darah panggul, sehingga mengganggu sirkulasi, atau pada saraf
sementara saraf ini melewati foramen obturator dalam perjalanan
menuju ekstremitas bagian bawah. Penatalaksanaannya yaitu dengan
meluruskan kaki yang kram dan menekan tumit. Jika berada di tempat
tidur, memerlukan tekanan yang kuat dan stabil melawan bagian
bawah kaki, baik menggunakan tangan atau papan kaki pada ujung
tempat tidur sebagai tolakan, dan jika dalam posisi berdiri.
Menganjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari, diet
mengandung kalsium dan fospor (Varney, 2006: 540).
g. Kesemutan dan Baal pada Jari
Hal ini dikarenakan perubahan pusat gravitasi menyebabkan
wanita mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh ke belakang
sehingga menyebabkan penekanan pada saraf median dan aliran
lengan yang akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-jari.
Kesemutan dapat diatasi dengan cara berbaring rileks (Varney, 2007:
536-543).
h. Varises
Kejadian ini sering dijumpai pada trimester terakhir dan
biasanya terdapat pada genetalia eksterna, kaki dan betis. Varises juga
terjadi pada orang yang mengalami gangguan dalam pembuluh darah.
Penatalaksanaanya yaitu dengan menghindari menyilangkan kaki,
hindari periode berdiri terlalu lama (Maritalia, Dewi, 2012: 114).
8

i. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Trimester III


a. Nutrisi
Hellen Varney (2006) menyatakan bahwa rancangan genetik
ditentukan oleh unsur genetik pada masing-masing janin dan juga
dipengaruhi faktor-faktor maternal, berupa nutrisi ibu, kebiasaan
merokok, dan penyakit yang diderita ibu. Sehingga kebutuhan nutrisi
ibu hamil sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
janin.Angka Kecukupan Gizi (AKG) Amerika serikat yang
ditetapkan oleh Food and Nutrition Board of The National Academy
of Sciences-Natonall Research Council mengindikasikan bahwa
secara keseluruhan seorang wanita hamil setidaknya harus
menambahkan 300 kalori selain asupan 2200 kalori yang dianjurkan
bagi wanita yang tidak mengandung dan 60 gram protein, yakni 10
gram perhari melebihi asupan 50 gram yang dianjurkan bagi wanita
yang tidak mengandung. Selain itu dibutuhkan vitamin C 250 mg
perhari, yang dikonsumsi bersama makanan, akan meningkatkan
absorpsi zat besi nonheme yang bersumber dari tumbuhan atau
sayuran serta absorpsi suplemen zat besi yang dapat menjadi
profilaksis perdarahan setelah persalinan. Suplemen asam folat
sebanyak 200 hingga 400 mikrogram, atau total 0,4 hingga 0,8 mg
setiap hari mengurangi angka kejadian anemia megaloblastik dalam
jumlah besar dan sebaliknya digunakan bersama zat besi jika wanita
menunjukan indikasi anemia. Penggunaan 400 mikrogram asam folat
untuk mengurangi resiko melahirkan bayi dengan sifina bifida atau
kelainan saraf lainnya jika di konsumsi sebelum terjadinya konsepsi
dan selama 6 hingga 8 minggu pertama kehamilan.
b. Kebersihan Tubuh dan Pakaian
Selama hamil kebersihan tubuh harus tetap dijaga. Selain itu daerah
vital perlu dijaga kebersihannya karena pada saat hamil terjadi
pengeluaran sekret vaginayang berlebihan dengan mengganti celana
dalam minimal 2 kali sehari. Selain itu, beberapa hal yang perlu
9

diperhatikan, yaitu memakai pakaian longgar dan tidak ada ikatan


ketat pada daerah perut, memakai pakaian dalam yang bersih dan
berbahan katun, memakai bra yang menyokong payudara, memakai
sepatu dengan hak rendah atau tanpa hak (Cunningham, 2005).
c. Eliminasi
Pada saat hamil keluhan yang sering muncul adalah konstipasi dan
sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena pengaruh hormon
progesteron yang menyebabkan efek rileks otot polos pada usus dan
desakan usus oleh pertumbuhan janin. Sering buang air kemih
disebabkan karena berkurangnya kapasitas kandung kemih yang
terdesak oleh pembesaran janin dalam uterus (Cunningham, 2005).
d. Seksual
Tidak dilarang selama hamil berhubungan seksual selama tidak ada
riwayat penyakit seperti sering abortus, kelahiran prematur, dan
perdarahan pervaginam, koitus dilakukan dengan hati-hati, dan
koitus dilarang bila ketuban sudah pecah karena dapat menyebabkan
infeksi (Cunningham, 2005).
e. Payudara
Sebelum bayi lahir perlu dilakukan perawatan payudara agar ibu
dapat segera menyusui bayinya setelah melahirkan. Perawatan
dilakukan dengan cara pengurutan pada payudara untuk
mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus.
Pengurutan dengan tidak hati-hati dan benar menimbulkan kontraksi
pada rahim (Prawirohardjo, 2010).
f. Perawatan Gigi
Selama hamil perawatan gigi dilakukan dua kali, yaitu pada trimester
I berhubungan dengan hiperemisis dan ptialisme sehingga
kebersihan rongga mulut harus terjaga dan pada trimester III
berhubungan dengan kebutuhan kalsium untuk pertumbuhaan janin
(Cunningham, 2005).
g. Aktivitas dan Istirahat
10

Hellen Varney (2006) menyatakan bahwa ibu hamil sebaiknya


mengurangi melakukan hal yang biasa dilakukan karena dapat
menghentikan kelelahan ringan, dan latihan harian seperti berjalan-
jalan di luar rumah sangat baik bagi kesehatan mental, relaksasi,
pencernaan dan pengondisian otot namun sebaiknya jangan
dilakukan secara berlebihan.
h. Body Mekanik
Keluhan seperti pegal di punggung dan kram kaki ketika tidur
malam hari yang disebabkan tulang punggung bertambah lordosis
karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke belakang dibandingkan
sebelum hamil. Untuk mengurangi keluhan dapat dilakukan saat
mengambil sesuatu di bawah dilakukan dengan berjongkok bukan
menunduk, meletakkan bantal sebagai sandaran punggung saat
duduk, dan menghindari hak tinggi (Cunningham, 2005).
ii. Asuhan Antenatal
Antepartum care adalah pengawasan kehamilan untuk
mengetahui kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang
menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan,
dan menetapkan risiko kehamilan (risiko tinggi, risiko meragukan, risiko
rendah) (Manuaba, 2009).
a. Tujuan Asuhan
1) Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan
berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,
konseling KB dan pemberian ASI.
2) Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil dalam
mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan
berkualitas.
3) Mendeteksi secara dini kelainan / penyakit / gangguan yang
diderita ibu hamil.
4) Melakukan intervensi terhadap kelainan / penyakit / gangguan pada
ibu hamil sedini mungkin.
11

5) Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai


dengan sistem rujukan yang ada (Depkes RI, 2010).
b. Kunjungan ANC
Minimal dilakukan 4 kali kunjungan selama periode antenatal:
1) Satu kali kunjungan selama trimester pertama (1-12 minggu).
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (13-28 minggu).
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (29-40 minggu).
Pemeriksaan pertama, dilakukan segera setelah ketahui terlambat
haid. Kunjungan ANC yang lain adalah:setiap bulan sampai
kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32
minggu, setiap 1 minggu sejak kehamiilan 32 minggu sampai terjadi
kehamilan atau pemeriksaan khusus jika ada keluhan tertentu Kasus
(ANC Terpadu, 2010).
c. Standar Pelayanan 10 T
Menurut Departemen Kesehatan (2014), tenaga kesehatan
dalam melakukan asuhan antenatal memberikan pelayanan yang
berkualitas sesuai standar terdiri dari:
1) Timbang Berat Badan
Menilai berat badan sebelum hamil sangat penting dari segi
kesehatan bagi ibu dan bayi. Ibu hamil yang mempunyai
peningkatan berat badan yang terlalu berlebihan akan beresiko
terjadinya komplikasi kehamilan seperti diabetes gestasional
(kenaikan kadar gula darah karena adanya proses kehamilan) atau
terjadinya preeklampsia (keracunan kehamilan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah), selain itu, penimbunann lemak tubuh
yang berlebihan akan membuat berat badan sulit turun setelah
melahirkan nantinya, demikian juga sebaliknya, wanita yang berat
badannya kurang karena asupan gizi yang berkurang, akan
menghambat pertumbuhan janin dalam kandungan seperti BBLR
dan gangguan kehamilan lainnya (Suririnah, 2008).
12

Pertambahan yang optimal adalah kira-kira 20% dari berat


badan ibu sebelum hamil, jika berat badan tidak bertambah ibu
mengalami kurang gizi (Mufdillah, 2009). Kecepatan pertambahan
berat badan yang direkomendasikan mencapai 1 sampai 2 kg
selama trimester pertama dan kemudian 0,4 kg perminggu pada ibu
hamil, sehingga kenaikan berat badan normal pada ibu hamil
trimester III adalah 0,4 perminggu (Bobak et al, 2005).
2) Ukur Lingkar Lengan Atas
Pengukuran lingkar lengan atas dilakukan pada kontak
pertama untuk skrinning ibu hamil yang mengalami KEK (Kurang
Energi Kronis). Ibu hamil dengan KEK mempunyai lingkar lengan
atas dibawah 23,5 cm maka akan beresiko melahirkan bayi berat
lahir rendah.
3) Ukur Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali kunjungan
antenatal untuk mendeteksi hipertensi pada kehamilan dan
preeklampsia.
Bila peningkatan tekanan darah tercatat pada waktu
kunjungan pertama kali dalam trimester pertama atau kedua awal,
ini mungkin menunjukkan bahwa penderita menderita hipertensi
kronik, tetapi bila tekanan darah ini meninggi dan tercatat pada
akhir trimester kedua dan ketiga, mungkin penderita menderita
preeklampsia. Peningkatan tekanan sistolik sekurang-kurangnya 30
mmHg, atau peningkatan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 15
mmHg, atau adanya tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140
mmHg, atau tekanan diastolik sekurang-kurangnya 90 mmHg atau
lebih atau dengan kenaikan 20 mmHg atau lebih, ini sudah dapat
dibuat sebagai diagnose. Penentuan tekanan darah dilakukan
minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat
(Rozikhan, 2007).Apabila ibu mengalami tekanan darah tinggi
maka harus dilakukan pemeriksaan lain misalnya pemeriksaan
13

oedema pada muka dan ekstremitas (tungkai bawah) serta


proteinuria untuk mengetahui gejala-gejala preeklampsia.
4) Ukur Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan setiap kali
kunjungan antenatal untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai
atau tidak sesuai umur kehamilan. Standar pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.
Tabel 1.1 Tinggi Fundus Uteri Sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Menggunakan penunjuk-
dalam cm penunjuk badan
12 minggu 9 cm Teraba di atas simpisis pubis
16 minggu 6-18 cm Di tengah, antara simpisis
pubis dan umbilikus
20 minggu 20 cm (± 2 cm), yaitu Pada umbilikus
sekitar 18-22 cm
22-27 minggu Usia kehamilan dalam Pada umbilikus
minggu = cm (± 2 cm).
Sesuai usia kehamilan,
apabila UK 24 minggu,
maka TFU dalam cm
antara 22-26 cm
28 minggu 28 cm (± 2 cm) yaitu Di tengah, antara umbilikus
sekitar 26-30 cm dan prosesus sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan dalam Di tengah, antara umbilikus
minggu = cm (± 2 cm). dan prosesus sifoideus
Sesuai usia kehamilan,
apabila UK 32 minggu,
maka TFU dalam cm
antara 30-34 cm
36 minggu 36 cm (± 2 cm), yaitu Pada prosesus sifoideus
sekitar 34-38 cm
Sumber: Prawirohardjo (2006)
5) Tentukan Presentasi Janin dan Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II
dan selanjutnya setiap kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk menentukan letak janin.Jika pada trimester III
bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke
PAP berarti ada kelainan posisi janin, atau kelainan panggul sempit.
14

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya


setiap kali kunjungan antenatalusia kehamilan ≥ 13 minggu. DJJ
normal 120-160 kali/menit.
6) Beri Tablet Tambah Darah (tablet besi)
Setiap ibu hamil diberikan tablet tambah darah minimal 90
tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama untuk
mencegah anemia.Dimulai dengan memeberikan satu tablet sehari
sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung
FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 µg. Tablet besi
sebaiknya tidak diminum bersama teh dan kopi, karena akan
mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2009).
7) Periksa Laboratorium (Rutin dan Khusus)
Pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil sebagai berikut:
a) Pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan golongan darah pada
ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui golongan darah ibu
melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang
sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi
kegawatdaruratan.
b) Pemerikasaan hemoglobin darah (Hb), dilakukan minimal sekali
pada trimester I dan sekali pada trismester III. Pemeriksaan ini di
tujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia
atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat
mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah pada ibu hamil pada
trimester ke II dilakukan atas indikasi.Kadar Hb ibu hamil normal
antara 12-16 gr/dl (Manuaba, 2010).
c) Pemeriksaan protein dalam urin, dilakukan pada trimester ke II
dan ke III atas indikasi. Pemeriksaan yang ditujukan untuk
mengetahui adanya proteinnuria pada ibu hamil. Proteinuria
merupakan salah satu indikator terjadinya pre-eklampsia pada ibu
hamil.
15

d) Pemeriksaan kadar gula darah, dilakukan pemeriksaan gula darah


pada ibu yang dicurigai atau menderita diabetes melitus selama
kehamilannya minimal sekali pada trimester I, sekali pada
trimester ke II dan sekali pada trimester ke III.
e) Beri Imunisasi Tetanus Toksoid (TT), ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT untuk mencegah tetanus neonatorum. Pada
kunjungan pertama, ibu hamil diskrinning status imunisasi TT-
nya, selanjutnya imunisasi diberikan sesuai dengan status
imunisasi ibu saat ini.
Tabel 1.2 Jadwal Imunisasi TT

Interval Lama Persentasi


Antigen Perlindungan
(selang waktu) perlindungan
Pada kunjungan -
TT1 -
antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80 %

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95 %

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99 %

25 tahun / 99 %
TT5 1 tahun setelah TT4
selamanya
Sumber : Saifuddin (2009)
8) Tatalaksana atau Penanganan Kasus
Sesuai dengan hasil pemeriksaan antenatal dan pemeriksaan
laboratorium maka setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil
harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga
kesehatan. Apabila tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan
sistem rujukan.
9) Temu Wicara dalam Rangka Persiapan Rujukan
Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Pesalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Pelayanan antenatal ini diberikan oleh tenaga kesehatan yang
berwenang.Disini untuk memberikan penyuluhan tentang
perawatan hamil, perawatan payudara, gizi ibu hamil, tanda-tanda
16

bahaya pada kehamilan dan tanda-tanda pada janin sehingga ibu


dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam perawatan
selanjutunya dan mendengarkan keluhan yang disampaikanoleh ibu
dengan penuh minat.
10) Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran
suami dan keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan,
tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi, asupan gizi seimbang, gejala penyakit
menular dan tidak menular, penawaran untuk melakukan konseling
dan testing HIV di daerah tertentu (risiko tinggi), inisiasi menyusu
dini dan pemberian ASI eksklusif, KB pasca persalinan, imunisasi,
dan peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain
booster).
17

BAB II

DESKRIPSI KASUS

A. Data Demografi Keluarga


Keluarga Tn.O beranggotakan empat orang, suami, istri, dan dua orang
anak. Tn.O berumur 28 tahun bekerja sebagai karyawan swasta dan pelatih
beladiri. Ny.M berumur 27 tahun mengandung anak ketiga dengan usia
kehamilan 31+3 minggu bekerja sebagai karyawan swasta. An.R berumur 8
tahun ,dan status kesehatan An.R saat ini baik dan tidak mengalami adanya
gangguan. Keluarga ini tinggal di RT 04 RW 25 Kelurahan Mojosongo, Kota
Surakarta, Kota Surakarta. Lokasi rumah Tn.O berhadapan dengan jalan desa.
Jenis rumah Tn.O berdinding tembok, berlantai keramik, beratap genting,
terdapat jendela di setiap ruangan, rumah cukup rapi dan bersih, pembuangan
sampah di depan rumah dan diangkut petugas sampah. Sumber air yang
digunakan adalah PDAM digunakan untuk mandi dan mencuci sedangkan
untuk memasak dan untuk ai minum menggunakan tandon air warga. Tempat
penyimpanan air adalah ember, saluran pembuangan air limbah tertutup jenis
resapan. Kondisi jamban keluarga ini terpelihara dengan baik, namun tempat
penampunagan limbah (septictank kumulatif) berjarak kurang dari 10 m dari
sumber air (sumur). Tetapi Tn. O mempunyai pekarangan rumah.
Keluarga ini memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan seperti bidan atau ke
puskesmas jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit. Jarak rumah ke
fasilitas kesehatan terdekat yaitu 1 kilometer. Untuk kegiatan sehari-hari
keluarga Tn.O menggunakan transportasi sepeda motor. Keluarga ini
memiliki asuransi kesehehatan.

B. Gambaran Kasus Naratif


1. Riwayat kesehatan Ibu
Istri Tn.O yaitu Ny.M sedang hamil dengan usia kehamilan 31+3
minggu. Sebelum kehamilan ini, Ny.M mempunyai riwayat persalinan
normal. Anak pertamanya, An.R dengan berat badan lahir 2700 gram

17
18

berjenis kelamin laki-laki ini tidak memiliki riwayat penyakit apapun.


2. Pemeriksaan Fisik
a. Tn. O
Kepala : mesochepal, rambut hitam, lurus, rambut bersih
Wajah : oval, tidak pucat
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : bersih, tidak ada benjolan
Telinga : bersih
Mulut & gigi : bibir berwarna coklat kemerahan, tidak ada caries,
tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : simetris
Perut : datar, hati dan limfa tidak teraba
Punggung : tegap
Genetalia : tidak diperiksa
Ekstremitas : tidak odema, tidak sianosis
Postur tubuh : tinggi, tegap
TTV : T: 120/90 mmHg
N: 80 x/m
S: 36, 6o C
R: 20 x/m
b. Ny. M
a) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tinggi Badan : 160 cm
LILA : 24 cm
Kenaikan Berat Badan
Sebelum hamil : 56 kg
Selama hamil : 7 -8kg
19

Tanda Vital
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 82x/m
Pernafasan : 22x/m
Suhu : 36,4°C
b) Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan Muka
Muka : Simetris, bersih, tidak ada oedem, tidak
pucat
Mata : konjungtiva pucat, sklera putih
Hidung : bersih, tidak ada benjolan
Telinga : bersih, tidak ada serumen
Mulut dan gigi : tidak pucat dan tidak ada caries gigi
2. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
getah bening
3. Payudara
Bentuk : simetris
Puting susu dan aerola : Menonjol, hiperpigmentasi aerola
Massa : tidak ada massa atau benjolan
Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Pengeluaran : belum keluar colostrum
4. Abdomen
Inspeksi
Pembesaran : Sesuai masa kehamilan, UK: 31+3 minggu
Luka : tidak ada
Striae : alba
Linea : tidak ada
Palpasi :
Leopold I : TFU antara px dan pusat, teraba bulat
lunak tidak melenting (bokong)

Leopold II : teraba panjang keras seperti papan di


kanan ibu (punggung), bagian kiri perut
20

ibu, teraba bagian-bagian kecil yaitu


ekstremitas janin
Leopold III : teraba bulat, keras, bisa digoyangkan
(kepala)
Leopold IV : Konvergen

5. Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan


6. Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
7. Panggul : tidak dilakukan pemeriksaan
8. Ekstremitas
Oedema : tidak ada oedema
Varises : tidak ada varises
3) Pemeriksaan Penunjang
Golongan Darah : O (buku KIA)
Hemoglobin : 12,3 gram% (buku KIA tanggal 21 Juni
2018)

C. Riwayat Masalah Keluarga


Istri Tn.O yaitu Ny.M sedang hamil dengan usia kehamilan 31+3
minggu dengan keluhan pegal-pegal pada pinggang dan sering kontraksi.
Ny.M mengkonsumsi tablet Fe selama hamil satu kali sehari. Tn.O tidak
merokok.

D. Persepsi Klien tentang Masalah


Ny.M menganggap keluhan pegal-pegal dan sering kontraksi ketika
beraktivitas sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari. Ny.M belum pernah
mengonsumsi obat atau melakukan intervensi untuk mengatasi keluhannya.

E. Perumusan Masalah
a. Ketidaknyamanan kehamilan trimester III yang dialami Ny.M yaitu pegal-
pegal pada pinggang dan bracton hicks.
Data subjektif : Ibu mengatakan sering mengalami pegal-pegal pada
pinggang dan perutnya berkontraksi setelah beraktivitas.
21

b. Data subjektif : Ny.M mudah lelah dalam beraktivitas.

F. Prioritas Masalah
a. Ketidaknyamanan kehamilan trimester III yang dialami Ny.M yaitu pegal-
pegal pada pinggang dan bracton hicks.
Tabel 2.1 Perhitungan prioritas masalah 1
Kriteria Perhitungan Sko Pembenaran
r
1. Sifat 3/3 x 1 1 Keadaan ibu yang sering
masalah pegal dan perutnya kenceng
merupakan
ketidaknyamanan fisiologis
dalam kehamilan yang bisa
diatasi dengan body
mekanik. Untuk mengatasi
hal tersebut diperlukan
pendidikan kesehatan dan
demonstrasi body mekanik
sehingga perlu pemahaman,
kesadaran, kemampuan ibu
maupun keluarga untuk
memotivasinya.
2. Kemungkinan ½x2 1 Masalah dapat dirubah
dirubah dengan pendidikan
kesehatan sesuai dengan
pendidikan kesehatan dari
tenaga kesehatan.
3. Potensi 2/3 x 1 2/3 Masalah dapat dicegah
dicegah dengan pendidikan
Kesehatan
4. Penonjolan 2/2 x 1 1 Masalah harus segera
masalah ditangani agar tidak
22

berakibat buruk pada


keadaan fisik Ny.M
selama hamil.
Jumlah 3,6

b. Kurangnya pengetahuan Ny.M tentang pentingnya zat besi pada ibu


hamil Tabel 2.2 Perhitungan prioritas masalah 2
Kriteria Perhitunga Skor Pembenaran
n
1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman terhadap Ny.M
hamil beresiko yang dapat
mengalami anemia ringan
menjadi sedang bahkan
berat
apabila tidak segera diatasi.
2. kemungkinan ½x2 1 Masalah sebenarnya dapat
dirubah dirubah tapi secara
bertahap (sebagian) sesuai
sesuai dengan pemahaman
dan kesadaran Ny.M untuk
mengkonsumsi tablet Fe
selama hamil.
3. Potensi 1/3 x 1 1/3 Masalah dapat dicegah
dicegah dengan pendidikan
kesehatan
4. Penonjolan 2/2 x 1 1 Masalah harus segera
masalah ditangani agar tidak
berakibat buruk pada
keadaan fisik Ny.M
selama hamil hingga
persalinan
nanti.
Jumlah 3
23

Prioritas Masalah
1. Prioritas 1: Ketidaknyamanan kehamilan trimester III yang dialami Ny.M
yaitu pegal-pegal pada pinggang dan bracton hicks karena kurangnya
pengetahuan Ny.M tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester
III.
2. Prioritas 2: Kurangnya pengetahuan Ny.M tentang pentingnya
istirahat cukup.
24

BAB III
RENCANA TINDAKAN DAN IMPLEMENTASI

A. Rencana Tindakan
Tabel 3.1 Rencana Tindakan
Masalah
Rencana
No Data Kesehatan Tujuan
Tindakan
(Sesuai Prioritas)
1. Ibu Ketidaknyamanan Setelah diberi Berikan pendidikan
mengalami kehamilan trimester penkes diharapkan kesehatan tentang
pegal- III yang dialami Ny.M ibu dan keluarga ketidaknyamanan
pegal pada yaitu pegal-pegal pada dapat memahami kehamilan
pinggang, pinggang, perut ketidaknyamanan trimester III dan
perut kenceng karena kehamilan cara mengatasinya
kenceng kurangnya trimester III dan
pengetahuan Ny.M cara mengatasinya
tentang
ketidaknyamanan
pada ibu hamil
trimester III.
25

B. Implementasi
Tabel 3.2 Implementasi
Masalah
No Kesehatan Tujuan Implementasi Evaluasi
(Sesuai Prioritas)
1 Ibu mengalami Setelah diberi Memberikan Keluarga dan
pegal-pegal penkes diharapkan pendidikan ibu dapat
pada pinggang, ibu dan keluarga kesehatan tentang menjelaskan
perut kenceng dapat memahami ketidaknyamanan kembali apa
ketidaknyamanan kehamilan saja
kehamilan trimester III dan ketidaknyamana
trimester III dan cara mengatasinya n kehamilan
cara mengatasinya trimester III dan
cara
mengatasinya
26

BAB IV
PEMBAHASAN

Masalah kesehatan yang ada di keluarga Tn.M disebabkan karena


keterbatasan pengetahuan seluruh keluarga. Masalah yang muncul antara lain, istri
Tn.O yaitu Ny.M hamil dengan usia kehamilan 31+3 minggu sedang mengalami
pegal-pegal pada pinggang.
Berdasarkan data yang diperoleh, dibuat rencana untuk mengatasi
permasalahan yang muncul di dalam keluarga Tn.O. Rencana yang dibuat berupa
tindakan promotif dan preventif yang dilakukan kepada keluarga Tn.O, tindakan
dilakukan dengan berkolaborasi dengan jurusan akupukntur, yaitu memberikan
pendidikan kesehatan dan mengajarkan menekan titik-titik akupressure untuk
mengurangi pegal-pegal supaya ibu dapat beraktivitas dengan nyaman. Ny. M
telah memahami bahwa pegal-pegal dan perut kenceng adalah bentuk dari
ketidaknyamanan kehamilan trimester III dan merupakan suatu hal yang normal
yang dapat diatasi, yaitu dengan body mekanik dan menekan titik-titik
akupressure. Pendidikan kesehatan tentang pentingnya istirahat cukup juga
diberikan pada Ny.M oleh jurusan kebidanan, dan Ny.M sudah paham dan akan
melakukan kunjungan ulang ke bidan untuk bila ada keluhan.
Setelah dilakukan implementasi pada keluarga Tn.O, diharapkan keluarga
dapat mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi dan dapat mengatasi
masalah yang dihadapi secara mandiri.
27

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Community Internship Program dengan model Interprofesional
Education Collaboration (CIP-IPEC) berorientasi pada kolaborasi dari
beberapa profesi kesehatan untuk memberikan layanan keluarga dengan
komunitas masyarakat sebagai klien dengan konsep “One Team One Family“.
Bentuk pemberian pelayanan yang dilaksanakan adalah menyelesaikan
berbagai permasalahan di bidang kesehatan khususnya kesehatan anggota
keluarga. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya bertujuan akhir untuk
meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga terwujud keluarga
sehat dan sejahtera. Dari penyuluhan yang diberikan oleh kolaborasi antara
jurusan kebidanan dan akupunktur kepada keluarga Tn.O tentang
ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III, Ny.M akan melakukan
kunjungan ulang ke bidan bila ada keluhan.

B. Saran
1. Kepada Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi
mengenai kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai
asuhan kebidanan pada keluarga.
2. Kepada Keluarga
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat
mengenali masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara
mandiri serta lebih memperhatikan tanda bahaya pada ibu hamil dan
penyakit yang ada pada keluarga.
28

3. Kepada Institusi Pendidikan


Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang dapat
memberikan semangat bagi para mahasiswa.
29

DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik. 2010. Nyeri Dalam Persalinan “Teknik dan Cara


Penanganannya”. Jakarta : CV. Trans Info Media

Notoatmodjo, S. (2014) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Paryono &
Prihati, D. R. (2017) ‘Pengaruh pijat refleksi terhadap penurunan nyeri haid pada wanita di
panti yatim putri daerah klaten tahun 2016’, Jurnal

Terpadu Ilmu Kesehatan Volume 6 nomor 2, pp. 159–167. Available at: http://jurnal.poltekkes-
solo.ac.id/index.php/Int/article/view/331.

Potter, P. A. dan Perry, A. G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 (Konsep,
Proses, dan Praktik). Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua. Jakarta:PT.Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardo

Reeder. 2011. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga. Jakarta : EGC

Setyowati, H. (2018). Akupresur Untuk Kesehatan Wanita Berbasis Hasil Penelitian. Magelang:
Umimma Press.

Silvana, P. D. (2012) ‘Hubungan antara karakteristik individu, aktivitas fisik, dan konsumsi produk
susu dengan dysmenorrhea primer pada mahasiswi FIK dan FKM UI Depok tahun 2012’,
Skripsi Universitas Indonesia.

Wong, Ferry. 2011. Panduan Lengkap Pijat. Jakarta:Penebar Plus+


30

LAMPIRAN
1. Foto Dokumentasi
31

SATUAN ACARA PENYULUHAN KETIDAKNYAMANAN PADA TRIMESTER III

Pokok Bahasan : Ketidaknyamanan pada trimester III

Waktu : 15 Menit

Sasaran : Ny. M

Hari/tanggal : Kamis, 09 Agustus 2018

Tempat : Rumah Ny. M

Penyuluh : Alfiani Hana Meidora

A. Tujuan

1. Tujuan intruksional umum

Setelah diberikan penyuluhan Ny. M dapat mengetahui tentang ketidaknyamanan pada

trimester III dan cara mengatasinya.

2. Tujuan intruksional khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, Ny. M dapat :

a. Menyebutkan macam-macam ketidaknyamanan pada trimester III.

b. Menjelaskan penyebab ketidaknyamanan pada trimester III.

c. Menjelaskan cara mengatasi ketidaknyamanan pada trimester III.

B. Materi

Terlampir

C. Metode

Ceramah dan tanya jawab


32

D. Media

Leaflet

E. Kegiatan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien Metode


1 2 Menit Pembukaan
Mengucap salam Menjawab dan Ceramah
Melakukan apersepsi Memperhatikan
Menjelaskan tujuan
2 10 Menit Isi
Menjelaskan tentang 6 Melihat, Ceramah
ketidaknyamanan pada Mendengar, dan
kehamilan trimester memperhatika diskusi
III, penyebab dan cara n Dan bertanya
mengatasinya
Memberi kesempatan
ibu untuk bertanya
Menjawab pertanyaan
3 3 Menit Evaluasi Menyimpulka Diskusi
Menyimpulkan materi n dan
yang sudah menjawab
disampaikan pertanyaan
Memberi pertanyaan
Penutup Salam
F. Evaluasi

Melakukan evaluasi secara lisan

G. Sumber

Rukiyah, et al. 2009.Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media.


33

MATERI PENYULUHAN KETIDAKNYAMANAN PADA TRIMESTER III

A. Konstipasi

Terjadi pada bulan-bulan terakhir, dan disebabkan karena hormon progesterone serta

tekanan dari uterus. Cara mengatasinya adalah dengan makan sedikit-sedikit, minum susu,

menghindari makanan yang pedas, gorengan atau berminyak dan meninggikan bagian

kepala tempat tidur.

B. Insomnia

Menurut Walsh kesulitan tidur disebabkan oleh gangguan tidur yang dicetuskan oleh

stessor psikologis, frekuensi berkemih, ketidaknyamanan fisik, kesulitan memilih posisi

yang nyaman, gerakan janin, dan perasaan sesak nafas. Cara mengatasi yaitu merencanakan

waktu tenang sebelum tidur, membatasi asupan cairan sebelum tidur, menggunakan bantal

penyokong abdomen, punggung, dan tungkai, mandi air hangat dan massase, minum susu

hangat dan teh daun rausberry.

C. Nyeri punggung

Umum dirasakan ketika kehamilan lanjut, disebabkan oleh hormon progesterone dan

relaksin (yang menulankkan jaringan ikat) dan postur tubuh yang berubah serta

meningkatnya beban berat yang dibawa dalam rahim.Cara mengatasinya adalah dengan

istirahat, jangan terlalu sering membungkuk, hindari mengangkat benda yang berat dan

istirahatkan otot punggung dengan tidur pada kasur tipis yang bawahnya ditaruh papan jika

diperlukan (atau yang nyaman).

D. Sering buang air kecil


34

Keluhan yang dirasakan pada kehamilan lanjut, disebabkan karena hormon

progesteron dan tekanan pada kandung kemih karena pembesaran rahim atau kepala

bayi yang turun ke rongga panggul. Cara mengatasinya adalah dengan mengurangi

minum setelah makan malam minimal 2 jam sebelum tidur, menghindari minuman

yang mengandung kafein, jangan mengurangi kebutuhan air minum (minimal 8

gelas per hari) perbanyak pada siang hari, dan lakukan senam kegel.

E. Bengkak pada kaki

Dikarenakan adanya perubahan hormonal yang menyebabkan retensi

cairan.Cara mengatasinya adalah dengan segera berkonsultasi dengan tenaga

kesehatan jika bengkak yang dialami pada kelopak mata, wajah, dan jari yang

disertai tekanan darah tinggi, sakit kepala, pandangan kabur.Kurangi asupan

makanan yang mengandung garam, hindari duduk dengan kaki bersilang, gunakan

bangku kecil untuk menopang kaki ketika duduk.

F. Sesak nafas

Terasa pada saat usia kehamilan lanjut (33-36 minggu). Disebabkan oleh

pembesaran rahim yang menekan daerah dada. Cara mengatasinya dengan senam

hamil (latihan pernafasan), pegang kedua tangan di atas kepala yang akan memberi

ruang bernafas lebih luas.

G. Kontraksi Braxton Hicks

Kontraksi Braxton Hicks meningkat pada satu atau dua minggu sebelum

persalinan, hal ini erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah reseptor oksitosin

dan gap junction diantara sel-sel miometrium yang akan menyebabkan rasa tidak

nyaman dan dianggap sebagai persalinan palsu. Cara mengatasi yaitu istirahat, ubah

posisi, lakukan teknik bernafas saat kontraksi mengganggu, memberikan sentuhan

lembut pada perut saat kontraksi terjadi.


35

Anda mungkin juga menyukai