Anda di halaman 1dari 147

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF

TANGGAL 06 JUNI-10 JULI 2020


DI PUSKESMAS RALLA

OLEH :

RESKI AMALIYAH. N

PO714211171026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PRODI D.IV JURUSAN KEBIDANAN
2020

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktik ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Institusi

Makassar, 28 Juli 2020

Pembimbing Institusi

Marhaeni, S. ST., M. Kes


NIP. 196405031984032001

Mengetahui
Ketua Program Studi D.IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Makassar

Hj. Sitti Mukarramah, S.ST.,M.Keb


NIP. 198004302003122002

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat, hidayah dan karunia-Nya yang berupa kesehatan, kekuatan, serta
kesempatan yang dianugerahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Komprehensif dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Studi DIV Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Makassar dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada
Ny. ”A” Di Puskesmas Ralla”.
Dalam karya ini penulis mengalami banyak kesulitan namun dapat teratasi
berkat kerja keras serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Ibu Marhaeni, S. ST., M. Kes selaku pembimbing institusi praktek
dalam penyusunan laporan kasus Komprehensif yang dengan murah hati
dan penuh kesabaran meluangkan waktunya memberi petunjuk, saran,
motivasi serta bimbingan yang tak henti-hentinya hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan
belum sempurna, oleh karena itu besar harapan penulis kepada pembaca
atas kontribusinya baik berupa saran maupun kritikan yang sifatnya
membangun untuk perbaikan karya selanjutnya.

Makassar, 28 Juli 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................3
D. Manfaat....................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan.......................................................5


B. Tinjauan Umum Tentang Persalinan.....................................................46
C. Tinjauan Umum Tentang Nifas..............................................................59
D. Tinjauan Umum Tentang Bayi Baru Lahir..............................................66
E. Tinjauan Umum Tentang Keluarga Berencana.....................................72

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Antenatal Care.......................................................83


B. Asuhan Kebidanan Intranatal Care......................................................103
C. Asuhan Kebidanan Postnatal Care......................................................121
D. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir.....................................................127
E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana............................................138

iii
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................126
B. Saran....................................................................................................127

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................142

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan suattu hal yang fisiologis
yang akan dialami wanita dalam siklus kehidupannya selama masa
reproduksi, dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di
rahimnya hingga melahirkan dan melalui masa nifas.
Asuhan kebidanan ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui
hal-hal apa saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil,
bersalin, nifas sampai dengan bayi yang dilahirkannya serta melatih
mahasiswa dalam melakukan pengkajian, menegakkan diagnose secara
tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan tindakan
segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai kebutuhan ibu,
serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
Factor yang diduga berpengaruh terhadap tingginya angka kematian
ibu menurut SDKI tahun 1991-2012 data kemenkes (2003), yaitu :
1. Kemiskinan
2. Kurangnya kualitas pelayanan kesehatan
3. Empat terlalu dan tiga terlambat
Yang disebut 4 terlalu adalah terlalu muda saat melahirkan (<15
tahun), terlalu tua untuk melahirkan (˃35 tahun), terlalu banyak anak,
terlalu dekat jarak kehamilan atau kurang dari 2 tahun.
Sedangkan 3 terlambat adalah terlambat mengambil keputusan untuk
dibawa ke fasilitas kesehatan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan,
terlambat mendapat pelayanan atau pertolongan yang tepat dan cepat,

1
terlambat mendapatt pelayanan atau pertolongan yang tepat dan cepat,
terlambat dalam mengenali tanda bahaya kehamilan.
Angka kematian ibu (AKI) masih tinggi. Data kementrian kesehatan
pada 2016 tercatat 305 ibu meninggal per 100.000 orang. Upaya
penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu,
yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan
yaitu perdarahan 28%, eklamsia 24%, infeksi 11%, komplikasi puerperium
8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetris 5%, emboli air
ketuban 3%.
Sedangkan penyebab kematian neonatal karena BBLR (Bayi Berat
Lahir Rendah) 29%, asfiksia 27%, masalah pemberian minum 10%,
tetanus 10%, gangguan hematologi 6%, infeksi 5% dan lain-lain 11%
(SKRT 2009). Departemen kesehatan dalam mewujudkan hal ini, salah
satu upaya terobosan dan terbukti mampu meningkatkan indicator
persalinan oleh tenaga kesehatan dalam penurunan Angka Kematian Ibu
dan Angka Kematian Bayi adalah program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) yaitu penolong persalinan oleh tenaga
kesehatan, pendamping persalinan yang ibu inginkan, tempat persalinan
yang ibu inginkan, transportasi dan donor darah. Perencanaan pemakaian
alat atau obat kontrasepsi pasca persalinan. Ibu juga didorong untuk
melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI
Eksklusif 6 bulan.
Tugas bidan dalam berperan menurunkan AKI adalah memberikan
asuhan kebidanan kepada ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru
lahir, bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra nikah, pertolongan
persalinan, melakukan pergerakan dan pembinaan peran serta
masyarakat untuk mendukung upaya-upaya kesehatan ibu dan anak.
Oleh karena itu, mahasiswa ikut berperan serta dalam upaya menurunkan
AKI dan AKB yaitu dengan memperdalam ilmu pengetahuan dan

2
keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dan bayi,
salah satunya dengan magang atau praktek di BPM atau klinik guna
mengasah dan melatih kemampuan dalam memberikan asuhan
kebidanan yang berkualitas di masa ini dan masa yang akan dating
(Saffudin, 2010).
Selain asuhan kehamilan dan persalinan, asuhan masa nifas juga
diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu
maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi
setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi pada 24 jam
pertama (Sarwono, 2002).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana menerapkan asuhan kebidanan komprehensif (ibu hamil,

ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana) sesuai

wewenang dan tanggung jawab bidan pada Ny. "N" di RSIA Bahagia

Makassar.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan pelayanan kebidanan
pada ibu hamil, ibu bersalinan, ibu nifas dan bayi baru lahir fisiologi
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Varney dan
didokumentasikan delam bentuk SOAP.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa diharapkan dapat :

3
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana melalui
pendekatan manajemen kebidanan.
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data untuk
mengidentifikasi diagnose masalah pada ibu hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir dan keluarga berencana melalui pendekatan
manajemen kebidanan.
c. Mahasiswa mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
Keluarga Berencana melalui pendekatan manajemen kebidanan.
d. Mahasiswa mampu mendokumentasikan hasil asuhan pelayanan
kebidanan dengan metode SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa,
Penatalaksanaan).

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan keterampilan
mehasiswa dalam melaksanakan tindakan asuhan kebidanan.
2. Bagi Institusi pendidikan
Dapat mengetahui kemampuan mahasiswa dalam
melaksanakan tindakan asuhan kebidanan dan laporan ini diharapkan
dapat menjadi bahan acuan dan tambahan referensi bacaan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan bagi institusi kesehatan.
3. Bagi lahan praktik
Dapat menjadi bahan masukan bagii lahan praktik dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dari pelaksanaan asuhan
kebidanan kehamilan, persalinan, nifas, BBL/lanjut dana Keluarga
Berencana.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses mata rantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, Ida Ayu
Chadranita, 2010).
Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan
proses patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi.
Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu
melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi
(Jannah, Nurul. 2012).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari haid pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3
bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan,
triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Marhaeni, dkk,
2015).
2. Fisiologi Kehamilan
Fisiologis kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh
pemeliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan pembuahan
sel telur oleh sel sperma, saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan
hormone yang sangat berubah drastis. Organ reproduksi eksterna
wanita adalah alat pembuahan atau kandungan bagian dalam yang
meliputi ovarium, tuba falopi, uterus, dan vagina. Organ reproduksi

5
eksterna wanita adalahalat pembuahan alat kandungan bagian luar
yang meliputi mons veneris, labia mayor, labia minor, klitoris, introitus
vagina, introitus uretra, kelenjar bartholin dan anus. Payudara/
mammae/ susu adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit dan otot
dada.
Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan
yang disebabkan pembuahan sel telur sperma. Pada saat hamil akan
terjadi perubahan fisik dan hormone yang sangat berubah drastis.
Proses kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan
dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa
dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010):
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
system hormonal yang kompleks.
b. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang
kompleks. Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus,
menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatozoa. Pada setiap
hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang
mengandung 40-60 juta spermatozoa tiap milliliter. Berntuk
spermatozoa seperti cabang yang terdiri atas kepala (lonjong
sedikit gepeng mengandung inti), leher (penghubung antara
kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10× kepala, mengandung
energy sehingga dapat bergerak). Sebagian kematian dan hanya
beberapa ratus yang mencapai tuba falopi. Spermatozoa yang
masuk ke dalam genetalia wanita dapat hidup selama 3
hari,sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.

6
c. Fertilisasi/ konsepsi
Fertilisasi atau konsepsi adalah pertemuan antara spermatozoa
dengan ovum untuk membaentuk zigot. Proses konsepsi/
fertilisasi berlangsung sebagai berikut :
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh
korona radiate, yang mengandung persendian nutrisi.
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah
sitoplasma yang dibentuk vitelus
3) Dalam perjalanan korona radiate makin berkurang dalam
zona pelucida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui
saluran pada zona pellucid
4) Konsepsi terjadi pada pars ampuylaris tuba, tempat yang
paling luas dan dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang
mempunyai silia. Ovum yang mempunyai waktu terlama di
dalam ampula tuba.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 24 jam
6) Spermatozoa dilimpahkan masuk melalui kanalis servikalis
dengan kekuatan sendiri. Dalam kavum uteri terjadi proses
kapasitasi yaitu pelepasan sebagian dari lipoprotein sehingga
mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan
perjalanan menuju tuba. Spermatozoa hidup selama 3 hari di
dalam genetalia interna. Spermatozoa mengelilingi ovum yang
telah siap dibuahi serta menikis korona radioata dan zona
pelucida dengan proses enzimatik (hialurodinase). Melalui
stomata spermatozoa memasuki ovum. Setelah kepala
spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya terlepas dan
tertinggal di luar. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa
bertemu dan membentuk zigot.

7
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya dan tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium. Bagian-bagian nidasi meliputi :
1) Pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa membentuk
zigot
2) Dalam beberapa jam zigot membelah dirinya menjadi dua dan
seterusnya
3) Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus
berjalan ke uterus.
4) Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruangan delam ovum
yang besarnya 100 MU atau 0,1 mmdan disebut stadium
morula.
5) Selama pembelahan sel di bagian dalam, terjadi pembentukan
sel di bagian dalam, terjadi pembentukan sel dibagian luar
morula yang kemungkinan berasal dari korona radiate yang
menjadi sel trofoblas
6) Sel trofoblas dalam pertumbuhannya mampu mengeluarkan
hormone korionik gonadotropin yang mempertahankan korpus
luteum gravidarum
7) Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi
ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula
8) Perkembangan dan pertumbuhan terus berjalan, blastula
dengan vili korialis yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk
mengadakan nidasi
9) Sementara itu, fase sekresi endometrium telah makin gembur
dan makin banyak mengandung glikogen yang disebut
desidua

8
10)Sel trofoblas yang meliputi “primer vili korialis” melakukan
destruksi enzimatik dan proteotik, sehingga dapat
menanamkan diri di dalam endometrium
11)Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi
12)Proses nidasi tersebut terjadi pada hari ke-6 sampai 7 setelah
konsepsi
13)Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium,
mungkin terjadi perdarahan yang tanda Hartman.

3. Tanda dan Gejala Kehamilan (Jannah, Nurul. 2010)


Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda atau gejala
yang timbul pada wanita hamil dan terjadi akibat perubahan fisiologis
dan psikologis pada masa kehamilan. Tanda-tanda kehamilan ada 3
yaitu :
a. Tanda presumtif/ tanda pasti adalah perubahan-perubahan yang
dirasakan oleh ibu (subyektif) yang timbul selama kehamilan.
Seperti :
1) Amenorhoe (terlambat datang bulan)
a) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi
pembentukkan folikel degraff dan ovulasi
b) Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan
rumus nugle, dapat di tentukan perkiraan persalinan
2) Mual (mause) dan muntah (emesis)
a) Pengaruh ekstrogen dan progesteron terjadi pengeluaran
asam lambung yang berlebihan.
b) Menimbulkan mual dan muntah terutama di pagi hari yang
disebut morning siknes
c) Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat di atasi
d) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang

9
3) Ngidam
Mengidam adalah perasaan menginginkan sesuatu,
dapat berbentuk makanan, barang, ataupun tindakan tertentu.
4) Pingsan
Pada wanita hamil, terjadi pengenceran darah akibat
proses kehamilan. Kekentalan darah yang berkurang
menyebabkan zat penting, misalnya oksigen dan sari
makanan, tidak dapat dialirkan dengan baik di dalam tubuh.
Jika salah satu saja organ tubuh, misalnya otak mengalami
kekurangan oksigen, hal tersebut dapat menyebabkan terjadi
pingsan, terutama jika berada ditempat ramai yang sesak dan
padat.
5) Payudara membesar
Pada awal kehamilan, tepatnya 1-2 minggu setelah
kehadiran menstruasi terlambat, menimbulkan rasa nyeri dan
tegang di payudara. Hal ini disebabkan oleh hormon estrogen
dan progesteron yang merangsang kantong air susu dan
kelenjar montgomery di payudara sehingga membesar
sebagai persiapan untuk menyusui kelak. Rasa nyeri dan
tegang juga di ikuti oleh pembesaran payudara secara
bertahap. Rasa nyeri ini hampir sama dengan ketika rasa
nyeri saat menstruasi.
6) Sering berkemih
Pada awal kehamilan, ibu akan sering ke toilet. Hal
tersebut disebabkan oleh penebalan rahim yang terisi janin
dan terus membesar. Rahim tersebut berada dibawah
kandung kemih sehingga menekan kandung kemih dan
menimbulkan rangsangan untuk berkemih lebih awal, tanpa
menunggu kandung kemih penuh seperti biasanya.

10
7) Konstipasi/sembelit/obstipasi
Ibu hamil biasanya akan mengeluhkan adanya sembelit
(tidak lancar buang air besar), terjadi 2-3 hari sekali. Hal ini
disebabkan karena hormon steroid yang meningkat sehingga
menyebabkan peristaltik/kerja usus menjadi lambat.
8) Pigmentasi kulit
a) Sekitar pipi chloasma gravidarum yaitu keluarnya melanin
stimulathing hormon impofisis anterior menyebabkan
pigmen pada kulit
b) Dinding perut terdiri dari : hiperpigmentasi sekitar areola
mamae, puting susu makin menonjol dan pembuluh darah
manifesse sekitar payudara
9) Epulsi
Gusi dan mukosa (selaput lendir) menjadi mudah
berdarah akibat pembuluh darah yang melebar selama
kehamilan.
10)Varises atau penombakan pembuluh darah vena
a) Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi
penambakan pembuluh darah vena, terutama bagi
mereka yang mempunyai bakat
b) Penambakan pembuluh darah ini terjadi di sekitar
genetalia eksternal kaki dan betis
c) Penambakan pembuluh darah ini dapat menghilang
setelah persalinan
b. Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan-perubahan yang
diobservasi oleh pemeriksaan (bersifat objektif), namun berupa
dugaan kehamilan saja. Makin banyak tanda-tanda mungkin kita
dapat, makin besar kemungkinan kehamilan. Yang termasuk tanda
kemungkinan hamil yaitu :

11
1) Perut membesar
Perut membesar sangat identik dengan adanya kehamilan.
Pada wanita yang memang benar hamil, perut ikut membesar
karena rahim yang membesa. Namun, tidak semua perut yang
membesar merupakan akibat kehamilan, mungkin saja akibat
faktor kegemukan atau terdapat penyakit di abdomen,
misalnya tumor atau adanya cairan di rongga perut (asites).
2) Uterus membesar
Dengan kehamilan yang sehat, uterus pun akan membesar
sedikit demi sedikit sesuai dengan usia kehamilan tersebut.
Namun demikian, pembesaran uterus dapat juga terjadi akibat
suatu penyakit, misalnya mioma, kista, atau kanker stadium
lanjut.
3) Tanda Hegar
Melunaknya segmen bawah rahim. Pemeriksaan ini
dilakukan oleh tenaga medis, dengan cara melakukan
pemeriksaan dalam dengan tangan kiri berada diatas fundus.
Dengan penekanan kearah dalam, pemeriksaan dapat
merasakan kedua tangan seolah-olah bertemu.
4) Tanda Chadwick
Terjadinya perubahan warna pada porsio, yaitu pada
awalnya berwarna merah muda, menjadi kebiru-biruan.
Selaput lendir dan vagina pun berwarna keungu-unguan.
5) Tanda Piscaseak
Terjadi pembesaran dan perlunakan yang tidak simetris
pada tempat hasil konsepsi (tempat implantasi)tertanam.
6) Braxton-Hicks
Kontraksi Brakston Hiks yaitu kontraksi dari uterus.

12
7) Ballotemen
Pada palpasi teraba adanya massa dalam uterus tapi
belum jelas bagian-bagian dari tubuh janin tersebut.
Ballotement adalah pantulan pada saat rahim digoyngkan.
Memeriksa kontraksi ini dilakukan dengancara memegang
bagian rahim yang mengeras sambil sedikit digoyangkan
sehingga akan teraba bahwa rahim tersebut bergoyang.
c. Tanda pasti adalah tanda-tanda objektif yang didapatkan oleh
pemeriksa yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa
pada kehamilan. Yang termasuk tanda pasti kehamilan yaitu :
1) Gerakan janin dilihat dan dirasakan. Ibu merasakan gerakan
janin ketika usia kehamilan 16 minggu (akhir bulan keempat)
atau awal bulan kelima. Gerakan janin lebih terasa di pagi hari
atau saat ibu beristiahat.
2) Denyut jantung janin (DJJ). Terlihat dan terdengar denyut
jantung janin (suara jantung janin) dengan bantuan alat :
a) Didengar dan di catat dengan Doppler mulai usia kandungan
12 minggu.
b) Didengar dengan stetoskop-monokuler laennec mulai usia
kandungan 20 minggu.
c) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram mulai usia kandungan
6 minggu.
d) Dilihat dan dicatat dengan ultrasonografi (USG) mulai usia
kandungan 6 minggu
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
a. Umur 0-4 Minggu
1) Pertumbuhan cepat
2) Pembentukan sistem saraf pusat primitif.
3) Pembentukan jantung dan mulai berdenyut

13
4) Pembentukan puncuk/tonjolan ekstremitas
b. Umur 4-8 minggu
1) Pembelahan sel sangat cepat
2) Pembentukan kepala dan roman muka
3) Semua organ utama terbentuk dalam bentuk prmitif
4) Genetalia eksterna telah ada tetapi seks belum dapat
dibedakan.
5) Pergerakan awal nampak dalam USG dari 6 minggu
c. Umur 8-12 minggu
1) Fusi kelopak mata
2) Ginjal mulai berfungsi
3) Fetus mengeluarkan urin dari usia 10 minggu
4) Sirkulasi fetal berfungsi sebagaimana mestinya
5) Mulai menghisap dan menelan
6) Seks mulai nampak
7) Bergerak secara bebas tetapi tidak dirasakan ibu
8) Terdapat beberapa refleks primitif
d. Umur kehamilan 12-16 minggu
1) Perkembangan skeletal cepat nampak pada sinar X
2) Nampak mekonium dalam usus
3) Tampak lanugo
4) Fusi septum nasal dan palatum
e. Umur 16-20 minggu
1) Gerakan fetal pertama di rasakan ibu
2) Jantung fetal terden pada auskultasi
3) Nampak vernik caseosa
4) Kuku jari dapat terlihat
5) Sel kulit mulai diperbaharui

14
f. Umur kehamilan 20-24 minggu
1) Sebagian besar organ mulai dapat berfungsi
2) Periode dan aktivitas
3) Berespon terhadap suara
4) Kulit berwarna merah dan berkerut
g. Umur kehamilan 24-28 minggu
1) Dapat hidup jika lahir
2) Kelopak mata kembali terbuka
3) Pergerakan pernapasan
h. Umur 28-32 minggu
1) Mulai menyimpan lemak dan zat besi
2) Testis mulai turun dalam skrotum
3) Lanugo menghilang dari wajah
4) Kulit menjadi lebih pucat dan berkurang kerutannya
i. Umur 32-36 minggu
1) Lemak meningkat membuat tubuh lebih bulat
2) Lanugo menghilang dari tubuh
3) Rambut kepala memanjang
4) Kuku mencapai ujung jari
5) Kartilago telinga melunak
6) Lekukan plantar nampak
5. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Pada Ibu Hamil
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian
dalam satu kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan
adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan
endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan
persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Kehamilan
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik anatomis
maupun fisiologis pada ibu.Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu

15
dalam bentuk fisik dan psikologis.Untuk itulah dalam kehamilan terjadi
adaptasi ibu dalam bentuk fisik dan psikologis. Berikut ini akan
dibahas mengenai perubahan fisik pada ibu hamil.
Trimester I
a. Sistem Reproduksi
1) Vagina dan Vulva
Akibat pengaruh hormon estrogen, vagina dan vulva
mengalami perubahan pula.Sampai minggu ke-8 terjadi
hipervaskuIarisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak
Iebih merah, agak kebiruan (lividae) tanda ini disebut tanda
chatwick.Warna portio pun tampak lividae.
Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya
distensi selama persalinan dengan memproduksi mukosa
vagina yang tebal. jaringan ikat longgar, hipertropi otot polos
dan pemanjangan vagina. Deskuamasi (atau eksfoliasi) seI-
sel vagina yang kaya glikogen terjadi akibat stimulasi
estrogen. Sel-sel yang tinggal ini membentuk rabas vagina
yang kental dan berwama keputihan yang disebut leukore.
Selama masa hamil pH sekresi vagina menjadi lebih asam.
Keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Peningkatan pH ini
membuat wanita hamil Iebih rentan terhadap infeksi vagina,
khususnya jamur. Diet yang mengandung gula dalam jumlah
besar dapat membuat lingkungan vagina lebih oocok untuk
infeksi jamur. Leukore adalah rabas mukoid berwarna agak
keabuan dan berbau tidak enak
2) Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan
karena hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih
banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung

16
jaringan ikat. Jaringan ikat pada serviks ini banyak
mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat dan
dengan adanya hipervaskularisasi serta meningkatnya suplai
darah maka konsistensi serviks menjadi lunak yang disebut
tanda Goodell. Selama minggu-minggu awal kehamilan,
peningkatan aliran darah uterus dan limfe mengakibatkan
oedema dan kongesti panggul.
Akibatnya uterus, serviks dan ithmus melunak secara
progresif dan serviks menjadi kebiruan (tanda chadwick,
tanda kemungkinan hamil), pelunakan ithmus menyebabkan
antefleksi utetus belebihan selama tiga bulan pertama
kehamilan.
3) Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama
dibawah pengaruh estrogen dan progesteron. Pembesaran ini
pada dasamya disebabkan oleh adanya: (1) peningkatan
vaskularisasi dan dilasatasi pembuluh darah, (2) hiperplasia
(produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru) dan
hipertropi (pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis
yang sudah ada) dan (3) perkembangan desidua. Hipertropi
otot polos uterus, dan serabut-serabut kolagen yang menjadi
higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga
uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin.
Selain bertambah besar, uterus juga mengalami
perubahan berat, bentuk, dan posisi. Dinding-dinding otot
menjadi kuat dan elastis, fundus pada serviks mudah fleksi
yang disebut tanda Mc Donald. Setelah minggu ke-8 korpus
uteri dan serviks melunak dan membesar secara keseluruhan.

17
Fundus menekan kandung kemih,menyebabkan wanita sering
mengalami urinary frequency (sering berkemih).
Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar
telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar
telur angsa. Pada saat ini fundus uteri telah dapat diraba dari
luar sympisis. Pada minggu pertama ithmus uteri
mengadakan hipertropi seperti korpus uteri. Hipertropi ithmus
pada triwulan pertama membuat ithmus menjadi panjang dan
Iebih lunak yang disebut tanda hegar. Perlunakan ithmus uteri
pada sambungan serviks dan korpus ini timbul pada 6 minggu
pertama setelah haid terakhir.
4) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus
luteum graviditatum, korpus luteum graviditatis berdiameter
kira-kira 3 cm, kemudian dia mengecil setelah plasenta
terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen
dan progesteron.
5) Payudara/Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomamotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi
belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi
sistem saluran sedangkan progesteron menambah sel-sel
asinus pada mammae. Somatomamotropin mempengaruhi
pertumbuhan seI-sel asinus pula dan menimbulkan
perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein,
laktalbumun, dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae
dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh
progesteron dan somatomamotropin terbentuk lemak di
sekitar alveolus-alveolus, sehingga mammae menjadi Iebih

18
besar. Papila mammae akan membesar, Iebih tegang, dan
tambah lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena
hiperpigmentasi. Hipertrofi kelenjar sebasea (Iemak) yang
muncul di areola primer dan disebut tuberkel montgomery.
Glandula montgomery tampak lebih jelas menonjol di
permukaan areola mammae.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa
berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi.
Perubahan payudara ini adalah tanda mungkin hamil.
Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai
nyeri tajam.
Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah di
bawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya
tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai
jalinan jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongesti vena
dipayudara lebih jelas terlihat pada primigravida. Strie dapat
terlihat dibagian luar payudara.
b. Sistem Endokrin
Perubahan besar pada sistem endokrin yang penting terjadi
untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin.
dan pemulihan pascapartum (nifas). Tes HCG positif dan kadar
HCG meningkat cepat menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam sampai
kehamilan 6 minggu. Perubahan-perubahan homonal seIama
kehamilan terutama akibat produksi estrogen dan progesteron
plasenta dan juga hormon-hormon yang dikeluarkan janin. Berikut
perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan (dari trimester
I sampai trimester III)

19
1) Estrogen
Produksi estrogen plasenta terus naik seIama kehamilan dan
pada akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum
hamil.
2) Progesteron
Produksi progesteron bahkan Iebih banyak dibandingkan
estrogen. Pada akhir kehamilan produksinya kira-kira 250
mg/hari. Progesteron menyebabkan tonus otot polos menurun
dan juga diuresis. Progesteron menyebabkan Iemak disimpan
dalam jaringan sub kutan di abdomen, punggung, dan paha
atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan energi baik pada
hamil maupun menyusui.
3) Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
Hormon ini dapat terdeteksi beberapa hari seteIah
pembuahan dan merupakan dasar tes kehamiIan. Puncak
sekresinya terjadi kurang Iebih 60 hari setelah konsepsi.
Fungsi utamanya adalah mempertahankan korpus luteum.
4) Human Placental Lactogen (HPL)
Hormon ini diproduksinya terus naik dan pada saat aterm
mencapai 2 gram/hari. Efeknya mirip dengan hormon
pertumbuhan. Ia juga bersifat diabetogenik, sehingga
kebutuhan insulin wanita hamil naik.
5) Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah seIama
kehamilan, karena ditekan oleh estrogen dan progesteron
plasenta.

20
6) Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi
estrogen. Sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen di
tingkat target organ.
7) Growth Hormon (STH)
Produksinya sangat rendah, karena mungkin ditekan HPL.
8) TSH, ACTH, dan MSH
Hormon-hormon ini tidak banyak dipengaruhi oleh kehamilan.
9) Tiroksin
Kelenjar tiroid mengalami hipertropi dan produksi T4
meningkat. Tetapi T4 bebas relatif tetap, karena thyroid
binding globulin meninggi, sebagai akibat tingginya estrogen,
dan juga merupakan akibat hiperplasia jaringan glandular dan
peningkatan vaskularisasi. Tiroksin mengatur metabolisme.
10)Aldosteron, Renin, dan Angiotensin
Hormon ini naik, yang menyebabkan naiknya volume
intravaskuler.
11)Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen,
progesteron, dan PL.
12)Parathormon
Hormon ini relatif tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
c. Sistem Kekebalan
Peningakatan pH sekresi vagina wanita hamil membuat wanita
tersebut lebih rentan terhadap infeksi vagina. Sistem pertahanan
tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar
immunoglobulin G atau lgG merupakan komponen utama dari
imunoglobulin janin didalam uterus dan neonatal dini. lgG
merupakan satu-satunya imunoglobulin yang dapat menembus

21
plasenta sehingga immunitas pasif akan diperoleh oleh bayi.
Kekebalan ini dapat melindungi bayi dari infeksi selanjutnya.
d. Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan
sehingga sering timbul kencing. Keadaan ini akan hilang dengan
tuanya kehamilan, bila uterus gravidus ke luar dari rongga
panggul. Pada kehamilan normal, fungsi ginjal banyak berubah.
Laju filtrasi glomerolus (glomerular filtrasion rate) dan aliran
plasma ginjal meningkat pada kehamilan. Ginjal wanita harus
mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi tubuh ibu
yang meningkat dan juga mengekskresi produk sampah janin.
Fungsi ginjal berubah karena adanya hormon kehamilan,
peningkatan volume darah, postur wanita, aktivitas fisik dan
asupan makanan. Sejak minggu ke-10 gestasi, pelvis ginjal dan
ureter berdilatasi.
Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya
bertambah 1-1,5 cm, volume renal meningkat 60 ml dari 10 ml
pada wanita yang tidak hamil. Ureter berdilatasi, perubahan fungsi
ginjal selama kehamilan mungkin dipengaruhi oleh hormon
maternal dan plasenta termasuk adenocorticotrotik hormonal
(ACTH), ADH (Anti Diuretic Hormone), aldostro, aldosteron,
kortisol, HCS (Human Chorionic Somatotropin) dan hormon tiroid.
Filtrasi glomerolus meningkat sekitar 50% selama kehamilan
peningkatannya dari awal kehamilan relatif yang tinggi sampai
aterm dan akan kembali normal pada 20 minggu post partum.
Glukosuria pada kehamilan tidak selamanya abnormal, hal ini
mungkin berhubungan dengan peningkatan kortikosteroid. Bila
sering terjadi, harus diwaspadai tenjadi diabetes melitus.
Peningkatan glukosa ini juga mempermudah terjadinya infeksi

22
saluran perkemihan. Protein urine secara normal diekskresikan
200-300 mg/hari, bila melebihi 300 mg/hari, maka harus
diwaspadai terjadinya komplikasi.
e. Sistem Pencernaan (Traktus Digestivus)
Perubahan rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena
perubahan posisi Iambung dan aliran balik asam Iambung ke
esofagus bagian bawah. Produksi asam Iambung menurun.
Sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh HCG, tonus
otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh
traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama didalam
Iambung dan apa yang dicernakan lebih lama berada dalam usus-
usus.
Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari pada biasa.
Rasa mual baik yang sedang maupun berat dengan atau tanpa
terjadinya muntah setiap saat siang ataupun malam. Apabi|a
terjadi pada pagi hari, sering disebut “morning sickness”.
Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan
muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan adanya
(ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi
individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa
mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “pica" (mengidam) yang
sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun
adanya suatu tradisi.
f. Sirkulasl Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-
pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat Iain
yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume
plasma maternal mulai meningkat pada saat 10 minggu usia

23
kehamilan dan terus menerus meningkat sampai 30-34 minggu,
sampai ia mencapai titik maksimum.
Perubahan rata-rata volume plasma maternal berkisar antara
20-100%. RBC meningkat 18% tanpa suplemen-suplemen zat
besi dan terjadi peningkatan yang Iebih besar, yaitu 30% jika ibu
meminum suplemen zat besi. Karena volume plasma meningkat
rata-rata 50% sementara massa RBC meningkat hanya 18-30°/o,
maka terjadi penurunan hematokrit selama kehamilan normal
sehingga disebut anemia fisiologis.
Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama
kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler
resistance yang disebabkan oleh pengaruh peregangan otot halus
oleh progesteron. Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10 mmHg.
Selama kehamilan normal cardiac output meningkat sekitar 30-
50% dan mencapai level maksimumnya selama trimester pertama
atau kedua dan tetap tinggi salama persalinan.
Hipertropi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung mungkin
disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung.
Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas
dan berotasi ke depan dan ke kiri. lmpuls pada apeks, titik impuls
maksimum (point of maximum impuIs/PMII) bergeser ke atas dan
lateral sekitar 1-1,5 cm. Derajat pergeseran tergantung pada lama
kehamilan dan ukuran serta posisi uterus.
Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran
ukuran serta bertambahnya cardiac output. Hidung
tersumbat/berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan
progesteron terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler
serta peningkatan sirkulasi darah.

24
Volume darah total ibu meningkat sejak 30 hingga 50% pada
kehamilan tunggal dan 50% pada kehamilan kembar. Volume
darah total merupakan kombinasi volume plasma yang meningkat
75% dan volume sel darah merah yang juga meningkat 33% dari
nilai sebelum hamil. Semua ini menyebabkan hemodilusi, yang
terlihat pada kadar hematokrit rendah, yang dikenal dengan
anemia fisiologis pada kehamilan.(Varney,2007, 498)
g. Muskuloskeletal
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada
muskuloskeletal. Akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan
progesteron, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago, dan
ligamen juga meningkatkan jumlah cairan synovial. Bersamaan
dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas
persendian Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan
biasanya normal apabila asupan nutrisinya khususnya produk
susu terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada
kehamilan yang normal.
Karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron, terjadi
relaksasi dari ligamen-ligamen dalam tubuh menyebabkan
peningkatan mobilitas dari sambungan/otot terutama otot-otot
pada pelvic. Bersamaan dengan membesarnya ukuran uterus
menyebabkan perubahan yang drastis pada kurva tulang
belakang yang biasanya menjadi salah satu ciri pada seorang ibu
hamil. Perubahan-perubahan tersebut dapat meningkatkan
ketidaknyamanan dan rasa sakit pada bagian belakang yang
bertambah seiring dengan penambahan umur kehamilan.
h. lntegumen/kulit
Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis
menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem

25
integumen selama masa kehamilan. Perubahan yang umum
terjadi adalah peningkatan ketebalan kulit dan lemak sub dermal,
hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan
aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, peningkatan
sirkulasi dan aktivitas vasomotor. Jaringan elastik kulit mudah
pecah, menyebabkan striae gravidarum, atau tanda regangan.
Respon alergi kulit meningkat.
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-
alat tertentu, pigmentasi ini disebabkan pengaruh melanophore
stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah
salah satu hormon yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis.
Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan
hidung, dikenal sebagai cloasma gravidarum. Didaerah leher
sering terdapat hiperpigmentasi juga di daerah areola mammae.
Linea alba pada kehamilan menjadi hitam dikenal dengan linea
grisea. Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simfisis pubis
sampai ke bagian atas fundus digaris tengah tubuh. Kulit perut
juga tampak seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak
hiperemik dan kebiru-biruan menjadi putih disebut striae albicans.
Pada seorang multigravida sering tampak striae livide dan
bersama dengan striae albicans.
Angioma atau telangiektasis umumnya disebut vascular
spiders. Angioma adalah ujung arteriole yang berdenyut dan
sedikit menonjol, berbentuk kecil seperti bintang atau cabang.
Spiders akan peningkatan kadar estrogen dalam sirkulasi.
biasanya ditemukan di leher, dada, wajah, dan lengan. Spiders
juga dideskripsikan berwarna kebiruan dan tidak hilang bila
ditekan. Vasscular spiders terlihat pada bulan kedua sampai

26
keIima kehamilan pada 65% wanita kulit putih dan 10% wanita
Afrika-Amerika. Biasanya hilang setelah melahirkan.
Bercak berbatas tegas atau mottling difus yang berwarna
kemerahan tampak pada permukaan telapak tangan 60% wanita
hamil berkulit putih dan 35% wanita Afrika-Amerika. Epulis ialah
suatu nodul berwarna merah pada gusi yang mudah
berdarah.Lesi ini dapat timbul pada sekitar bulan ketiga dan
biasanya terus membesar seiring kemajuan kehamilan.
Pertumbuhan kuku mengalami percepatan selama masa
hamil.Kulit berminyak dan acne vulgaris dapat timbul selama
kehamilan. Pada wanita lain, kulit bersih dan berseri. Dapat terjadi
peningkatan pertumbuhan rambut halus, tapi akan hilang setelah
kehamilan berakhir.
i. Metabolisme
Pada wanita hamil, basal metabolic rate (BMR) meninggi. BMR
meningkat hanya 15-20% yang umumnya terjadi pada triwulan
terakhir kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari
pembakaran hidrat arang, khususnya sesudah kehamilan 20
minggu ke atas.Akan tetapi bila dibutuhkan, dipakailah lemak ibu
untuk mendapatkan kalori dalam pekerjaan sehari-hari.Dalam
keadaan biasa, wanita cukup hemat dalam pemakaian tenaganya.
BMR kembali setelah hari kelima atau keenam pasca
partum.Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan
oksigen di unit janin, plasenta, uterus serta peningkatan konsumsi
oksigen akibat peningkatan kerja jantung ibu.Pada kehamilan
tahap awal, banyak wanita mengeluh merasa lemah dan letih
setelah melakukan aktivitas ringan.Perasaan ini sebagian dapat
disebabkan oleh peningkatan aktivitas metabolik.
1) Berat badan dan indeks masa tubuh

27
Pada 2 bulan pertama kenaikan badan belum terlihat, tetapi
baru tampak dalam bulan ketiga.
2) Darah dan pembekuan darah
Kehamilan menghasilkan perubahan dalam harga-harga
normal. Berbagai hasil pemeriksaan laboratorium. Perubahan
ini terjadi karena:
a) Perubahan fungsi endokrin maternal
b) Tumbuhnya plasenta yang juga berfungsi sebagai alat
endokrin. Kebutuhan metabolisme yang meningkat karena
pertumbuhan janin.
j. Sistem Pernafasan
Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan
menyediakan kebutuhan ibu dan janin.Kebutuhan oksigen ibu
meningkat sebagai respon terhadap percepatan Iaju metabolik
dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan
payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk
membuang karbondioksida.
Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamentum pada
kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada
meningkat. Wanita hamil bernafas lebih dalam tetapi frekuensi
napasnya hanya sedikit meningkat. Peningkatan volume tidal
pernafasan yang berhubungan dengan frekuensi nafas normal
menyebabkan peningkatan volume nafas satu menit sekitar 26%.
Peningkatan volume napas satu menit disebut hiperventilasi
kehamilan, yang menyebabkan konsentrasi karbondioksida
dialveoli menurun. Beberapa wanita mengeluh dipsnu saat
istirahat.
k. Sistem Persyarafan

28
Hanya sedikit yang diketahui tentang perubahan fungsi sistem
neurologi selama masa hamil, selain perubahan-perubahan
neurohormonal hipotalamik-hipofisis. Perubahan fisiologik spesifik
akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala neurologis dan
neuromuskular berikut :
1) Kompresi syaraf panggul atau statis vaskular akibat
pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di
tungkai bawah.
2) Lordosis domolumbal dapat menyebakan nyeri akibat tarikan
pada syaraf atau kompresi akar syaraf.
3) Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan
carpal tunnel syndrome selama trimester akhir kehamilan.
Edema menekan syaraf median dibawah ligamentum karpalis
pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai oleh parestesia,
(sensasi abnormal seperti rasa terbakar atau gatal akibat
gangguan pada sistem syaraf sensori) dan nyeri pada tangan
yang menjalar ke siku. Biasanya, tangan yang dominan paling
banyak terkena.
4) Akroestesia, (rasa nyeri dan gatal ditangan) yang timbul
akibat posisi bahu yang membungkuk, dirasakan oleh
beberapa wanita selama hamil. Keadaan ini berkaitan dengan
tarikan pada segmen fleksus brakialis.
5) Nyeri kepala akibat ketegangan, umumnya timbul saat ibu
merasa cemas, dan tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri
kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan
penglihatan, seperti kesalahan refraksi, sinusitis, atau migren.
6) Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan
(sinkop) sering terjadi pada awal kehamilan. Ketidakstabilan

29
vasomotor, hipotensinpostural atau hipoglikemi dimungkinkan
sebagai yang bertanggungjawab atas keadaan ini.
7) Hipokalsemia, dapat menyebabkan timbulnya masalah
neuromuskular, seperti kram otot atau tetani.

Trimester II
a. Sistem Reproduksi
1) Vulva dan Vagina
Karena hormon estrogen dan progesteron terus
meningkat dan terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan
pembuluh-pembuluh darah alat genetalia membesar. Hal ini
dapat dimengerti karena ogsigenisasi dan nutrisi pada alat-
alat genetalia tersebut meningkat.
Peningkatan vaskularisasi vagina dan visera panggul lain
menyebabkan peningkatan sensitivitas yang menyolok.
Peningkatan sensitivitas dapat meningkatkan keinginan dan
bangkitan seksual, khususnya selama trimester kedua
kehamilan. Peningkatan kongesti ditambah relaksasi dinding
pembuluh darah dan uterus yang berat dapat menyebabkan
timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises
biasanya membaik selama periode pasca partum.

2) Serviks uteri
Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar
di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan
sekresi lebih banyak.
3) Uterus

30
Pada kehamilan 16 minggu cavum uteri diisi oleh ruang
amnion yang terisi janin dan istimus menjadi bagian korpus
uteri. Bentuk uterus menjadi bulat dan berangsur-angsur
berbentuk lonjong seperti telur, ukurannya kira-kira sebesar
kepala bayi atau tinju orang dewasa. Pada saat ini uterus
mulai memasuki rongga peritonium.
a) 16 minggu: fundus uteri kira-kira terletak diantara 1/2 jarak
pusat ke simphisis.
b) 20 minggu: fundus uteri kira-kira terletak di pinggir bawah
pusat.
c) 24 minggu: fundus uteri berada tepat di pinggir atas pusat.
Umumnya seiring pembesaran, uterus berotasi ke kanan. Hal
ini dimungkinkan disebabkan adanya kolon rektosigmoid di
sebelah kiri. Hipertropi ekstensif (pembesaran) ligamentum
teres uteri mempertahankan posisi uterus. Akhirnya uterus
yang membesar ini menyentuh dinding abdomen anterior dan
mendesak usus halus ke kedua sisi abdomen. Segera setelah
bulan keempat kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan
melalui dinding abdomen. Kontraksi ini disebut tanda braxton
hicks. Salah satu tanda kemungkinan hamil. Kontraksi braxton
hicks adalah kontraksi tidak teratur yang tidak menimbulkan
nyeri, yang timbuI secara intermiten sepanjang setiap siklus
menstruasi. Kontraksi memfasilitasi aliran darah ke uterus
sehingga meningkatkan pengangkutan oksigen ke uterus.
Selain bertarnbah besar, uterus juga mengalami
perkembangan desidua. Selain bertambah besar, uterus juga
mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi. Dinding-
dinding otot menjadi kuat dan elastis. Fundus pada serviks
mudah fleksi yang disebut tanda Mc Donald. Setelah minggu

31
ke-8 korpus uteri dan serviks melunak dan membesar secara
keseluruhan. Fundus menekan kandung kemih, menyebabkan
wanita hamil sering mengalami urinary frequency (sering
berkemih).
4) Ovarium
Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai
terbentuk dan menggantikan fungsi korpus luteum
graviditatum.
5) Payudara/Mammae
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu
dapat keluar cairan berwama putih agak jernih disebut
coluatrum. Colustrom ini berasal dari asinus yang mulai
bersekresi.
Selama trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan
kelenjar mammae membuat ukuran payudara meningkat
secara progresif. Kadar hormon luteal dan plasenta pada
masa hamil meningkatkan proliferasi ductus laktiferus dan
jaringan lobulus-alveolar sehingga pada palpasi payudara
teraba penyebaran nodul kasar. Peningkatan jaringan
glandular menggantikan jaringan ikat, akibatnya jaringan
menjadi lebih lunak dan lebih jarang. Peregangan ligamentum
cooper suspensorium fibrosa berlebihan yang menopang
payudara dapat dicegah dengan mengenakan bra maternitas
berukuran sesuai.
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara
fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi
laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni
setelah janin dan plasenta lahir.
b. Sistem Pencernaan

32
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon
progesteron yang meningkat. Selain itu perut kembung juga
terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam
rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya
saluran pencemaan, usus besar,kearah atas dan lateral. Wasir
(hemorrhoid) cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat
konstipasi dan naiknya tekanan vena - vena di bawah uterus
termasuk vena hemorrhoid. Panas perut (heart burn) terjadi
karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esophagus
bagian bawah.
c. Sistem Respirasi
Karena adanya penurunan tekanan C02, seorang wanita hamil
sering mengeluhkan sesak nafas sehingga meningkatkan usaha
bernafas.
d. Sistem Kardiovaskuler
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi
proses hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi
sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm.
Perubahan auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan posisi
jantung. Peningkatan volume darah dan curah jantung juga
menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi
selama masa hamil. Bunyi splitting S1 dan S2 lebihj elas
terdengar. S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20 gestasi.
Selain itu murmur ejeksi sistolik tingkat II dapat didengar di daerah
pulmonal. Antara minggu ke14 dan ke-20, denyut meningkat
perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali per menit, kemudian
menetap sampai aterm. Dapat timbul palpitasi.
e. Sistem Traktus Urinarius

33
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai
berkurang, karena uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada
trimester kedua, kandung kemih tertarik ke atas dan ke luar dan
panggul sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5
cm karena kandung kemih bergeser ke arah atas. Kongesti
panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh hiperemia kandung
kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa
kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus
kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi
kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama,
pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkn rasa
ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit
urine.
f. Sistem Muskulo Skeletal
Selama trimester kedua mobilitas persendian akan berkurang
terutama pada daerah siku dan pergelangan tangan dengan
meningkatnya retensi cairan pada jaringan konektif/jaringan yang
berhubungan disekitarnya.
g. Sistem Integumen
Akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron,
kadar MSH pun meningkat.
h. Sistem Endokrin
Adanya peningkatan hormon estrogen dan progesteron serta
terhambatnya pembentukan FSH dan LH.
i. Kenaikan Berat Badan
Kenaikan berat badan 0,4- 0,5 kg perminggu selama sisa
kehamilan.
Trimester III
a. Sistem Reproduksi

34
Uterus
Pada trimester III itmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri
dan berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Pada
kehamilan tua karena kontraksi otot-otot bagian atas uterus, SBR
menjadi lebih lebar dan tipis, tampak batas yang nyata antara
bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis.
Batas itu dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologis dinding
uterus, di atas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada dinding SBR.
a. 28 minggu: fundus uteri terletak kira-kira tiga jari diatas pusat
atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xifoideus (25 cm).
b. 32 minggu: fundus uteri terletak kira-kira antara 1/2 jarak
pusat dan prosesus xifoideus (27 cm).
c. 36 minggu: fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah prosesus
xifoideus (30 cm).
d. 40 minggu: fundus uteri teretak kira-kira 3 jari di bawah
prosesus xifoideus (33 cm).
Setelah minggu ke-28 kontraksi brakton hicks semakin jelas,
terutama pada wanita yang langsing. Umumnya akan menghilang
bila wanita tersebut melakukan latihan fisik atau berjalan. Pada
minggu-minggu terakhir kehamilan kontraksi semakin kuat
sehingga sulit dibedakan dari kontraksi untuk memulai persalinan.
b. Sistem Traktus Uranius
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung
kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi
hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.
Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter
lebih berdilatasi daripada pelvis kiri, karena pergeseran uterus

35
yang berat ke kanan, akibat terdapat kolon rektosigmoid di
sebelah kiri.
Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu
menampung urine dalam volume yang lebih besar danjuga
memperlambat laju aliran urine.
c. Sistem Respirasi
Pada 32 minggu, ke atas karena usus-usus tertekan uterus
yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang
leluasa bergerak. Hal tersebut mengakibatkan kebanyakan wanita
hamil mengalami derajat kesulitan bemafas.
d. Kenaikan Berat Badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB
dari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 1 1-12
kg.
e. Sirkulasi Darah
Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan
puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan hematokrit
mencapai level terendah pada minggu 30-32 karena setelah 34
minggu massa RBC terus meningkat tetapi volume plasma tidak.
Peningkatan RBC menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita
hamil lanjut mengeluh sesak nafas dan pendek nafas. Hal ini
ditemukan pada kehamilan meningkat untuk memenuhi
kebutuhan bayi.
Aliran darah meningkat dengan cepat seiring pembesaran
uterus. Walaupun aliran darah uterus meningkat dua puluh kali
lipat, ukuran konseptus meningkat lebih cepat. Akibatnya lebih
banyak oksigen diambil dari darah uterus selama masa kehamilan
lanjut (Genong, 1989). Pada kehamilan cukup bulan yang normal,
seperenam volume darah total ibu berada didalam sistem

36
pendarahan uterus. Kecepatan rata-rata aliran darah uterus ialah
500 ml/menit dan konsumsi rata-rata oksigen uterus gravida ialah
25 ml/menit. Tekanan arteri maternal, kontraksi uterus dan posisi
maternal mempengaruhi aliran darah. Estrogen juga berperan
dalam mengatur aliran darah uterus.
Dengan menggunakan alat ultrasound atau stetoskop janin,
pemberi pelayanan kebidanan dapat mendengar (1) uterine
souffle atau murmur, suatu bunyi aliran darah ibu bergegas
menuju plasenta, yang sinkron dengan nadi ibu, (2) souffle funic
yang sinkron dengan frekfensi bunyi jantung janin dan disebabkan
oleh darah janin yang mengalir melalui tali pusat, dan (3)
Frekuensi denyut jantung janin (DJJ). Semua bunyi ini adalah
tanda pasti kehamilan.
f. Sistem Muskuloskeletal
Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak.
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita
hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah
secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat
panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut dan
peningkatan beban berat bada pada akhir kehamilan
membutuhkan penyesuaian ulang (realignment) kurvatura
spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan. Kurva lumbo
sakrum normal harus semakin melengkung dan di daerah
serviksdorsal harus terbentuk kurvatura (fleksi anterior kepala
berlebihan) untuk mempertahankan keseimbangan. Payudara
yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan
semakin membuat kurva punggung dan lumbal menonjol.
Pergerakan menjadi sulit. Struktur ligamen dan otot tulang
belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat.

37
6. Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan
a. Pada kehamilan trimester I (Periode penyusaian)
Setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen
dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya
mual dan muntah, lemah, lelah, dan pembesaran payudara.
Akibatnya ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci
kehamilannya.Pada trimester I banyak ibu yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan. Pada
trimester I seorang ibu akan mencari tanda-tanda untuk
meyakinkan bahwa dirinya hamil. Setiap perubahan yang terjadi
pada tubuhnya akan selalu diperhatikan secara seksama. Hasrat
untuk melakukan hubungan seks pada wanita trimester I berbeda-
beda, biasanya banyak mengalami penurunan.
b. Pada kehamilan trimester II (Periode kesehatan yang baik)
Pada masa ini wanita mulai merasa sehat dan
mengharapkan bayinya.Ibu sudah menerima kehamilannya dan
mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih
kontruktif.Pada trimester ini ibu mulai merasakan kehadiran
bayinya sebagai seseorang di luar dari dirinya sendiri.Pengenalan
pada pergerakan pada pergerakan fetus, pertumbuhan dan
pembesaran abdomen, serta gerakan bayi saat di USG, membuat
gambaran tersebut nyata.
c. Pada kehamilan trimester III (Periode penantian dengan penuh
kewaspadaan)
Trimester III sering disebut periode menunggu dan waspada
sebab ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Ibu
khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala

38
persalinan serta ketidaknormalan bayinya. Rasa tidak nyaman
akibat kehamilan timbul kembali, merasa diri aneh dan jelek, serta
gangguan body image.Perubahan body image dapat berdampak
besar pada wanita dan pasangannya saat kehamilan.Beberapa
wanita menikmati kehamilannya sampai mereka merasa
badannya terasa berat dan tidak modis. Disamping itu, ibu mulai
merasa sedih akan berpisah dengan bayinya dan perhatian
khusus yang diterimanya selama hamil. pada trimester III ibu
memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga, dan
bidan.

7. Kebutuhan Fisik lbu Hamil


a. Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk
ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bisa terjadi pada saat
hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan oksigen pada ibu,
sehingga akan berpengaruh pada bayi yang di kandung. Untuk
mencegah hal di atas dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen
maka ibu hamil perlu:
1) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi
2) Makan tidak terlalu banyak tapi sering
3) Hindari asap rokok
4) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan
pernapasan seperti asma dan lain-lain
Posisi miring kiri di anjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus
dan oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada
vena asenden (hipotensi supine).
b. Nutrisi dalam kehamilan

39
Pada saat hamil lbu harus makan makanan yang mengandung
nilai gizi bermutu tinggi, walaupun bukan berarti makanan yang
mahal harganya.Gizi pada waktu hamil harus di tingkatkan hingga
300 kalori/hari.lbu hamil seharusnya mengonsumsi makanan yang
mengandung protein, zat besi, dan cukup cairan atau menu
seimbang.
1) Kalori
Kalori di pergunakan untuk produksi energi. Bila kurang
energi akan diambil dari pembakaran Protein yang mestinya
dipakai untuk pertumbuhan. Asupan makanan lbu Hamil pada
Triwulan l sering mengalami penurunan karena menurunnya
nafsu makan dan sering timbul mual dan muntah meskipun
lbu Hamil mengalami keadaan tersebut tetapi asupan
makanan harus tetap di berikan seperti biasa.
2) Protein
Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah
kehamilan yaitu untuk pertumbuhan janin, uterus, plasenta
selain itu, untuk ibu penting untuk pertumbuhan payudara dan
kenaikan sirkulasi ibu (protein plasama, Hemoglobin, dll) .
3) Mineral
Pada prinsipnya hanya semua mineral dapat terpenuhi
dengan makan makanan sehari-hari yaitu buah-buahan,
sayur-sayuran dan susu. Untuk memenuhi kebutuhan ini, di
butuhkan suplemen zat besi 30mg sebagai ferosus,
ferofumerat atau feroklukonak per hari dan pada kehamilan
kembar atau pada wanita yang sedikit anemik, di butuhkan
60-100mg perhari. Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi
dengan minum susu. 1 liter susu sapi mengandung kira-kira

40
0,9gr kalsium. Bila ibu hamil tidak dapat minum susu,
suplemen kalsium dapat di berikan dengan dosis 1gr per hari.
4) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur
dan buah-buahan, tetapi dapat pula di berikan ekstra
vitamin.Pemberian asam folat terbukti mencegah kecacatan
pada ibu hamil.
c. Personal hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi di anjurkan
sedikitnya 2 kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat. Kebersihan mulut dan gigi, perlu
mendapat perhatian karena sering kali mudah terjadi gigi
berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.
d. Eliminasi (BAB dan BAK)
lbu hamil dianjurkan minum 8-12 gelas cairan setiap hari.lbu
hamil harus cukup minum agar produksi air kemihnya cukup dan
iangan sengaja mengurangi minum untuk menjarangkan berkemih.
Apabila perasaan ibu berkemih muncul jangan di abaikan.
Menahan berkemih akan membuat bakteri di dalam kandung
kemih berlipat ganda.
Akibat pengaruh Progesteron, otot-otot traktus digestivus,
tonusnya menurun, akibat motilitas saluran pencemaan berkurang
dan menyebabkan opstipasi. Untuk mengatasi hal itu, ibu hamil
dianjurkan minum lebih 8 gelas per hari. Wanita sebaiknya diet
yang mengandung serat, Iatihan/senam hamil, dan tidak di
anjurkan memberikan obat-obat perangsang dengan laxan.
e. Seksual
Selama kehamilan berjalan normal koitus di perbolehkan
sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat

41
sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang
kelahiran. Koitus tidak di benarkan bila :
1) Terdapat perdarahan pervaginam
2) Terdapat riwayat abortus berulang
3) Abortus/ partus prematurus imminens
4) Ketuban pecah
5) Serviks telah membuka
f. Mobilisasi
lbu hamil melakukan kegiatan atau aktifitas fisik biasa selama
tidak terlalu melelahkan. lbu hamil dapat melakukan pekerjaan
seperti menyapu, mengepel, masak dan mengajar. Semua
pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kemampuan wanita
tersebut dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat.
g. Istirahat/tidur
Wanita hamiI di anjurkan untuk merencanakan istirahat yang
teratur, terutama seiring kemajuan kehamilannya. Tidur pada
malam hari selama kurang Iebih 8 jam dan istirahat dalam
keadaan rileks pada siang hari selama 1-2 jam.
h. Imunisasi
Vaksinasi terhadap tetanus (TT) di Indonesia di berikan 2
kali.Sebaiknya setelah bulan ketiga dengan jarak sekurang-
kurangnya 4 minggu. Vaksinasi kedua sebaiknya di berikan
kurang dari 1 bulan sebelum anak lahir agar serum antitetanus
mencapai kadar optimal.
8. Standar Asuhan Kehamilan
a. Pengukuran tinggi badan dan berat badan.
Bila tinggi badan 145 cm, maka factor resiko panggul
sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara normal.

42
Penimbangn berat badan setiap kali periksa, pada trimester
pertama berat badan naik 1,5-2 kg. Selama trimester kedua harus
naik sekitar 500 gram perminggu atau total 6-7 kg. Selama bulan
ketujuh dan kedelapan berat badan harus naik sekitar 500 gram
perminggu. Akhirnya pada bulan ke Sembilan hanya boleh naik
500 gram/1 kg atau bahkan tidak naik sama sekali, sehingga
jumlah kenaikan adalah 4-5 kg selama trimester ketiga.
b. Pengukuran tekanan darah
Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah
lebih besar atau sama dangan 140/90 mmHg, ada factor risiko
hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan.
c. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
Bila <23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita kurang
energy kronik (ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi berat
lahir rendah (BBLR)
d. Pengukuran tinggi Rahim
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat
pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan.
e. Penentuan letak janin (presentae janin) dan perhitungan denyut
jantung janin .
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau
kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak
atau ada masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120
x/menit atau lebih dari 160 x/menit menunjukkkan atau ada tanda
gawat janin, segera rujuk.
f. Penentuan status imunisasi tetanus toksoid (TT)

Imunisa
selang waktu minimal Lama perlindungan
s TT
TT 1 Langkah awal pembentukan

43
kekebalan tubuh terhadap penyakit
tetanus
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 >25 tahun

g. Pemberian tablet tambah darah


Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah
darah setiap hari minimal selama 90 hari.Tablet tambah darah
diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.
h. Tes laboratorium
1) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu
hamil bila diperlukan.
2) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan
darah (anemia)
3) Tes pemeriksaan urine (air kencing)
4) Tes pemeriksaan darah lainnya seperti HIV dan sifilis,
sementara pemeriksaan malaria dilakukan di daerah endemis.
g. Konseling atau penjelasan
Tenaga kesehatan memberikan penjelsan mengenai
perawatan kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan
dan inisiasi menyusui dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir,
ASI eksklusif, keluarga berencana dan imunisasi pada bayi.
Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu
hamil.
h. Tata laksna atau mendapatkan pengobatan.
Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.

9. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan

44
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan ada yang bersifat
fisiologis maupun patologis. Perdarahan yang bersifat fisiolofis
terjadi pada awal kehamilan yang terjadi oleh proses implantasi.
Sedangkan perdarahan pervaginam yang bersifat patologi ada
dua yaitu yang terjadi pada awal kehamilan dan pada masa
kehamilan lanjut. Pada awal kehamilan, pada usia kurang dari 22
minggu, biasanya keluar darah merah, perdarahan banyak
disertai nyeri, dapat dicurigai terjadi abortus, kehamilan ektopik
atau kehamilan mola. Perdarahan pada kehamilan usia lanjut,
terjadi setelah 22 minggu sampai sebelum persalinan, tanda-
tandanya yaitu keluar darah merah segar atau kehitaman dengan
bekuan, perdarahan banyak dan terus menerus disertai nyeri,
biasanya dikarnakan plasenta previa, solusio plasenta, dan
rupture uteri, atau ada pembekuan darah.
b. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan dan
sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam
kehamilan.
c. Penglihatan/ pandangan kabur
Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang
mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya
penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot) dan
berkunang-kunang.
d. Bengkak pada muka dan tangan
Hampir separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal
pada kaki. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius
apabila bengkak yang muncul pada muka dan tangan tidak hilang
setelah istirahat, disertai sakit kepala hebat, pandangan mata

45
kabur, hal ini merupakan tanda anemia, gagal jantung, atau
preeklamsi.
e. Nyeri perut yang hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan
tidak hilang setelah beristirahat.
f. Gerakan bayi yang berkurang
Gerakan janin terjadi pada usia kehamilan 20-24 minggu. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan
janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat
serta jika ibu makan dan minum dengan baik. Ibu hamil perlu
melaporkan jika terjadi penurunan/ gerakan yang berhenti.
g. Ketuban pecah dini (KPD)
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan ketuban dari vagina
setelah kehamilan berusia 22 pekan. Ketuban dinyatakan pecah
lebih dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Jika
ibu hamil mengalami ketuban pecah dini, hendaknya segera
memeriksakan diri ke bidan atau dokter, karena kondisi tersebut
dapat mempermudah terjadinya infeksi pada kandungan yang
dapat membahayakan ibu maupun janinnya.

B. Tinjauan Umum Tentang Persalinan


1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks
dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (34-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Aris Hidayat, 2010).

46
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (membuka dan menipis)
(JKPK-KR Depkes RI, 2008).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uteri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir lain, dengan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka. Persalinan
normal adalah pengeluaran hasil konsepsi dari uterus melalui jalan
lahir dengan usia kehamilan 37-42 minggu dengan presentasi
belakang kepala, keluar dengan kekuatan ibu dan tanpa adanya
komplikasi baik ibu maupun janin.
Ada dua klasifikasi persalinan yaitu berdasarkan cara dan usia
kehamilan (Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010).
a. Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan
1) Persalinan normal (spontan)
Adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala (LBK)
dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang 24
jam.
2) Persalinan buatan
Adalah proses persalinan dengan bantuan dari tenaga luar.
3) Persalinan anjuran
Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan janin rangsangan.
b. Menurut usia kehamilan dan berat janin yang dilahirkan
1) Abortus (keguguran)

47
Adalah berakhirnya suatu kehamilan pada saat sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup di luar kandungan.
2) Persalinan premature
Adalah persalinan dengan usia kehamilan 28-36 minggu
dengan berat janin kurang dari 2499 garam.
3) Persalinan mature (aterm)
Adalah persalinan dengan usia kehamilan 37-42 minggu dan
berat janin diatas 2500 gram.
4) Persalinan serotinus
Adalah persalinan dengan usia kehamilan lebih dari 42
minggu atau 2 minggu lebih dari waktu partus yang ditaksir.

2. Fisiologis Persalinan
Faktor hormonal yang berkaitan dengan terjadinya kekuatan his
sehingga terjadi persalinan diantaranya: pertama, estrogen yang
mampu meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memudahkan
penerimaan rangsangan mekanis. Kedua, progesterone mampu
menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan
rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan
rangsangan mekanis serta menyebabkan otot rahim dan otot polos
relaksasi. Perubahan keseimbangan antara estrogen dan
progesterone menyebabkan pengeluaran oksitosin yang menimbulkan
kontraksi Braxton hicks. Kontraksi Braxton hiks akan menjadi
kekuatan dominan saat dimulainya persalinan (Manuaba, Ida Ayu
Chadranita, 2010).

3. Tanda-tanda Persalinan (Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010).

48
a. Tanda persalinan sudah dekat
1) Lightening
Pada minggu ke 36 primigravida terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
disebabkan oleh:
a) Kontraksi Braxton Hicks
b) Ketegangan otot perut
c) Ketegangan ligamentum rotundum
d) Gaya berat janin kepala ke arah bawah
2) Terjadinya his permulaan
Dengan makin tua usia kehamilan, pengeluaran ekstogen dan
progeteron semakin berkurang sehingga oksitosin dapat
menimbulkan kontraksi, yang lebih sering sebagai his palsu.
Sifat his palsu:
a) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
b) Datangnya tidak teratur
c) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
d) Durasinya pendek
e) Tidak bertambah jika beraktifitas
b. Tanda-tanda persalinan (Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010).
1) Terjadinya his persalinan
a) Pinggang terasa sakit, yang menjalar ke depan
b) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan
kekuatannya makin besar
c) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus
d) Makin beraktifitas (jalan), kekuatan makin bertambah
2) Bloody show (pengeluaran lender disertai darah melalui
vagina)

49
Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks
yang menimbulkan pendataran dan pembukaan lender yang
terdapat pada kanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh darah
pecah, yang menjadikan perdarahan sedikit.
3) Pengeluaran cairan
Keluar banyak cairan dari jalan lahir. Ini terjadi akibat
pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek. Sebagian
besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap
tetapi kadang-kadang ketuban pecah diharapkan persalinan
berlangsung dalam waktu 24 jam.
Tanda dan gejala inpartu seperti adanya penipisan dan
pembukaan serviks, kontraksi uterus yang mengakibatkan
perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit),
dan cairan lender bercampur darah (“show”) melalui vagina
(JNPK_KR 2008).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan


a. Faktor power
Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin
keluar. Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerjasama
yang baik dan sempurna.
1) His (kontraksi uterus)
Adalah kekuatan uterus karena otot-otot polos rahim bekerja
dengan baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan,
terkoordinasi dan relaksasi.
a) Pembagian his dan sifat-sifatnya:

50
(1) His pendahuluan : his tidak kuat, datangnya tidak
teratur, menyebabkan keluarnya lender darah atau
bloody show.
(2) His pembukaan (kala I) : menyebabkan pembukaan
serviks, semakin kuat, teratur, dan sakit.
(3) His pengeluaran (kala II) : untuk mengeluarkan janin,
sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi.
(4) His pelepasan plasenta (kala III) : kontaksi sedang
untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.
(5) His pengiring (kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit
nyeri, terjadi pengecilan rahim dalam beberapa jam
atau hari.
b) Dalam melakukan observasi pada ibu bersalin hal-hal yang
harus diperhatikan dari his adalah:
(1) Frekuensi his : jumlah his dalam waktu tertentu,
biasanya per menit atau per 10 menit.
(2) Intensitas his : kekuatan his (adekuat dan lemah)
(3) Durasi (lama his) : lamanya setiap his berlangsung dan
ditentukan dengan detik, misalnya 50 detik
(4) Interval his : jarak antara his atau dengan his
berikutnya, misalnya his dating tiap 2-3 menit.
c) Perubahan-perubahan akibat his:
(1) Pada uterus dan serviks : uterus teraba keras atau
padat karena kontraksi. Serviks tidak mempunyai otot-
otot yang banyak, sehingga setiap muncul his, terjadi
pendataran (effacement) dan pembukaan (dilatasi) dari
serviks.

51
(2) Pada ibu : rasa nyeri karena iskemia rahim dan
kontaksi rahim, terdapat pula kenaikan denyut nadi dan
tekanan darah.
(3) Pada janin : pertukaran oksigen pada sirkulasi
uteroplasenter kurang, sehingga timbul hipoksia janin.
Denyut jantung janin melambat dan kurang jelas di
dengar karena adanya iskemia fisiologis. Kalau betul-
betul terjadi hipoksia yang agak lama, misalnya pada
kontraksi tetanik, maka terjadi gawat janin asfiksia
dengan denyut jantung janin di atas 180 permenit dan
tidak teratur.
d) Kelainan kontraksi otot rahim (his)
(1) Inersia uteri
His yang sifatnya lemah, pendek, dan jarang. Ada 2
macam yaitu :
(a) Inersia uteri primer : apabila sejak semula
kekuatannya sudah lemah.
(b) Inersia uteri sekunder : his pernah cukup kuat, tapi
kemudian melemah.
(2) Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering sehingga tidak
ada kesempatan untuk relaksasi otot rahim. Akibat dari
tetania uteri :
(a) Persalinan presiptatus : persalinan yang
berlangsung dalam waktu 3 jam
(b) Asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam
rahim
e) Inkoordinasi otot rahim

52
Keadaan inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat
menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim, untuk bisa
meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin dalam
rahim.
2) Tenaga mengejan
a) Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga
yang mendorong anak keluar selain his, terutama
disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut, yang
mengakibatkan peninggian tekanan inraabdominal.
b) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita
buang air besar, tapi jauh lebih kuat lagi.
c) Saat kepala sampai ke dasar panggul, timbul refleks yang
mengakibatkan ibu menutup glottisnya, mengkontraksikan
otot-otot perut dan menekan diafragmanya ke bawah.
d) Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasi bila pembukaan
sudah lengkap, dan paling efektif sewaktu ada his.
e) Tanpa tenaga mengejan, anka tidak dapat lahir, misalnya
pada penderita yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan
harus dibantu dengan forceps.
f) Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah
terlepas dari dinding rahim.
b. Faktor passanger
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah
faktor janin, yang meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian
terbawah dan posisi janin.
1) Sikap (habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu
janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin
umumnya berada dalam sikap fleksi, dimana kepala, tulang

53
punggung dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan bersilang di
dada.
2) Letak (situs)
Adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu,
misalnya letak lintang, yaitu sumbu janin tegak lurus pada
sumbu ibu, letak membujur, yaitu sumbu janin sejajar dengan
sumbu ibu, ini berupa letak kepala atau sungsang.
3) Presentasi
Dipakai untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian
bawah rahim, yang dijumpai ketika palpasi atau pemeriksaan
dalam. Misalnya presentasi kepala, bokong, bahu, dan lain-
lain.
4) Bagian terbawah janin
Sama dengan presentasi, hanya lebih diperjelas istilanya.
5) Posisi janin
Untuk indicator, atau menetapkan arah bagian terbawah janin
apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap
sumbu ibu (materal-pelvis). Misalnya pada letak belakang
kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, UUK kanan
belakang.
6) Untuk menentukan presentasi dan posisi janin.
Ada 6 variasi dari penunjuk arah (indikator) pada bagian
terbawah janin :
(1) Letak belakang kepala
Indikator ubun-ubun kecil (UUK)
(2) Presentasi dahi
Indikator teraba dahi dan ubun-ubun besar (UUB)
(3) Presentasi muka
Indikator dagu (meto)

54
(4) Presentasi bokong
Indikator sacrum
(5) Letak lintang
c. Faktor passage (jalan lahir)
Passanger terdiri dari janin dan palsenta. Janin merupakan
passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah
kepala, karena kepala janin merupakan ukuran yang paling besar,
90% bayi dilahirkan dengan letak kepala. Kelainan-kelainan yang
sering menghambat dari pihak passanger adalah kelainan ukuran
dan bentuk kepala anak seperti letak muka atau pun letak dahi,
kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun
letak sungsang.
Plasenta adalah suatu organ dalam kandungan pada masa
kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan plasenta penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Fungsi plasenta
adalah pertukaran produk-produk metabolisme dan produk gas
antara peredaran darah ibu dan janin, serta produksi hormone. Air
ketuban memiliki beberapa peranan yang penting diantaranya
melindungi bayi dari trauma, terjepitnya tali pusat, menjaga
kestabilan suhu dalam rahim, melindungi dari infeksi, membuat
kestabilan suhu dalam rahim, melindungi dari infeksi, membuat
bayi bisa bergerak sehingga otot-ototnya berkembang dengan
baik serta membantu perkembangan saluran cerna dan paru
janin.
d. Faktor psikologi ibu
Keadaan psikologi ibu memengaruhi proses persalinan. Ibu
bersalin yang didampingi oleh suami dan orang-orang yang
dicintainya cenderung mengalami proses persalinan yang lebih
lancer dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa dampingan

55
suami memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian
atau orang-orang yang dicintainya. Hal ini menunjukkan kematian
atau orang-orang yang dicintainya. Hal ini menunjukkan bahwa
dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang
mempengaruhi pada kelancaran proses persalinan.
e. Faktor persalinan
Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat
untuk meternal neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi
yang baik diharapkan kesalahan atau malpraktek dalam
memberikan asuhan tidak terjadi.
5. Perubahan dalam Proses Persalinan
a. Kala I
Partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan
lender yang bersemu darah (bloody show). Lender yang bersemu
darah ini berasal dari lender canalis servikalis karena servix mulai
membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal darah
dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar canalis
servicalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika servix
membuka. Proses membukanya servix sebagai akibat his dibagi
dalam 2 fase :
1) Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi
sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2) Fase aktif : dibagi 3 fase
a) Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm
b) Fase dilatasi maximal : dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
c) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat sekali
dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap

56
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada
multigravida terjadi demikian akan tetapi fase laten, fase aktif dan
fase deselerasi terjadi lebih pendek. Mekanisme pembukanya
servix berbeda antara pada primigravida dan multigravida. Pada
yang pertama ostium uteri interna akan membuka lebih dahulu,
sehingga servix akan mendatar dan menipis baru kemudian
ostium uteri interna akan membuka lebih dahulu, sehingga servix
akan mendatar dan menipis baru kemudian ostium uteri
eksternum membuka. Pada multigravida ostium uteri internum
sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta
penipisan dan pendataran servix terjadi dalam saat yang sama.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir
atau telah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika
pembukaan hampir lengkap/ telah lengkap. Bila ketuban telah
lengkap sebelum mencapai pembukaan 5 cm, disebut KPD. Kala I
selesai apabila pembukaan servix uteri telah lengkap. Pada
primigravida kala I berlangsung kira-kira 11 jam, sedangkan pada
multipara kira-kira 7 jam.
b. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3
menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah
masuk di ruang panggul, yang secara reflektoris menimbulkan
rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan kepala rectum dan
hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan
menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan
tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu
his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak
masuk lagi diluar his, dan dengan his dan kekuatan mengejan
maksimal kepala janin dilahirkan dengan sub oksiput dibawah

57
simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah
istirahat sebentar, his mulai lagi mengeluarkan badan anggota
bayi. Para primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan
pada multipara rata-rata 0,5 jam.
c. Kala III
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10
menit. Dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasenta
pada lapisan nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya
plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-
tanda dibawah ini :
1) Uterus menjadi bundar
2) Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segmen
bawah rahim.
a) Tali pusat bertambah panjang
b) Terjadi perdarahan
c) Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan
secara crede pada fundus uteri.
d. Kala IV
Masa 1 jam setelah plasenta lahir. Walaupun sebenarnya masa
ini merupakan 1 jam pertama dari masa nifas, tetapi dari segi
praktis masa ini sebaiknya dimasukkan dalam persalinan karena
pada masa ini sering timbul pendarahan oleh karena itu penderita
harus tetap dikamar bersalinan tidak boleh dipindahkan ke
ruangan, supaya dapat diawasi dengan baik. Kala IV
dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post
partum paling sering terjadi pada masa ini.
6. Penatalaksanaan dalam Proses Persalinan

58
C. Tinjauan Umum Tentang Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah sesudah persalinan yang berlangsung
selama 6 minggu atau 24 hari, merupakan waktu yang diperlukan
untuk pulihnya organ kandungan pada keadaan yang normal.
Dijumpai dua kejadian penting pada masa nifas yaitu involusio uterus
dan proses laktasi (Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010).
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang berlangsung
selama 6 minggu untuk pulihnya kembali alat-alat reproduksi seperti
sebelum hamil.
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Adapun tujuan asuhan masa nifas adalah (Lochart dan Lyndon,
2014):
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah
secara dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi baik
pada ibu maupun bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu yang berkaitan
dengan perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui,
pemberian imunisasi pada bayi, dan perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan KB
e. Memberikan pelayanan KB
3. Tahapan Nifas (Sonda Maria dkk, 2016)
a. Immediate postpartum period
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.
Masa ini sering terdapat banyak masalah misalnya poerdarahan
karena atonia uteri oleh karena itu bidan harus teratur melakukan
pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokhea, tekanan
darah, suhu dan kandung kemih.

59
b. Early postpartum period
Dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan dan lokhea tidak
berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan
dan minum, dapat menyusui dengan baik.
c. Late postpartum period
Masa 1 minggu- 6 minggu. Pada periode ini bidan tetap
melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari dan konseling
KB.
4. Fase pada Periode Postpartum
Fase pada periode postpartum dibagi menjadi 3 fase yaitu (Asrinah,
dkk, 2013) :
a. Fase taking in
Perilaku normal 1-2 hari postpartum. Fase ini berlangsung
secara pasif dan dependen, mengarahkan energi pada diri sendiri
dan bukan kepada bayi yang baru dilahirkannya, serta mengalami
kesulitan dalam pengambilan keputusan.
b. Fase taking hold
Perilaku maternal 2 hingga 7 hari postpartum. Ibu memiliki lebih
banyak energy, mengambil tugas merawat bayi dan edukasi
perawatan sendiri, memperlihatkan kurangnya keyakinan diri
merawat bayi.
c. Fase letting-go
Perilaku maternal sekitar 7 hari postpartum. Pada fase ini ibu
menyesuaikan kembali hubungan dengan anggota keluarga.
5. Masalah Perineum
a. Nyeri perineum
Tanpa menghiraukan apakah persalinan mengakibatkan trauma
perineum, ibu cenderung merasakan memar di sekitar vagina dan

60
jaringan perineum selama beberapa hari hingga penyembuhan
terjadi (Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010).
Jika ibu mengalami trauma perineum yang membutuhkan
jahitan, masalah yang segera timbul setelah persalinan adalah
keluhan nyeri perineum yang hebat. Pemberian kompres dingin
secara local dapat mengurangi hematoma dengan segera.
Penggunaan analgesic oral dan juga obat komplementer lainnya
dianggap bermanfaat, meskipun efektifitasnya hingga kini belum
diperkuat dengan temuan penelitian (Manuaba, Ida Ayu
Chadranita, 2010).
b. Pembagian derajat robekan perineum
Derajat robekan perineum dibagi menjadi 4 antara lain
(Manuaba, Ida Ayu Chadranita, 2010) :
1) Derajat I meliputi mukosa vagina, forchette posterior, kulit
perineum.
2) Derajat II meliputi mukosa vagina, forchette posterior, kulit
perineum, otot perineum.
3) Derajat III meliputi mukosa vagina, forchette posterior, kulit
perineum, otot perineum,
4) Derajat IV meliputi mukosa vagina, forchette posterior, kulit
perineum, otot perineum, otot sfingter ani eksterna, dinding
rectum anterior.
6. Fisiologi Nifas
a. Involusi Uterus
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan
mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga
dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada
berkas implantasi plasenta.

61
Pada involusio uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami
proses proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil sehingga
pada akhir kala nifas besarnya seperti semula dengan berat 30
gram.
Tabel 2.2 Proses involusio uteri (Manuaba, Ida Ayu Chadranita,
2010).

Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Pertengahan pusat
1 minggu 500 gram
simpisis
2 minggu Tidak teraba 350 gram
Sebesar hamil 2
6 minggu 50 gram
minggu
8 minggu Normal 30 gram

b. Lochea
Adalah istilah untuk secret dari uterus yang keluar melalui
vagina selama puerperium. Ada beberapa jenis lochea yaitu :
1) Lochea rubra (cruenta)
Keluar hari 1-3 pasca persalinan. Lochea ini berisi darah
segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel darah desidua
(Desidua yakni selaput tenar rahim dalam keadaan hamil).
Venix caseosa (yakni palit bayi, zat seperti salep terdiri atas
palit atau semacam noda dan sel-sel epitel yang menyelimuti
kulit janin), dan mekonium (yakni isi usus janin cukup bulan
yang terdiri atas getah kelenjar usus dan air ketuban berwarna
hijau).
2) Lochea sanguinolenta
Warnanya putih bercampur merah berisi darah dan
lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.

62
3) Lochea serosa
Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7-14 pasca persalinan.
4) Lochea Alba
Cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu.
5) Lochea Purulenta
Ini terjadi karena infeksi, keluarnya cairan seperti nanah
berbau busuk.
6) Locheohosis
Lochea yang tidak lancer keluarnya.
c. Vagina dan perineum
Segera setelah pelahiran, vagina tetap terbuka lebar. Setelah
satu atau dua hari tidak lagi lebar dan vagina tidak lagi lebar dan
vagina tidak lagi edema. Ruang vagina selalu sedikit lebih besar
daripada sebelum kelahiran pertama.
Latihan pengenceran otot perineum akan mengembalikan
tonusnya dan memungkinkan wanita secara perlahan
mengencangkan vaginanya.
d. Payudara
Laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahan hormon
saat melahirkan. Baik yang menyusui atau tidak, ia dapat
mengalami kongesti payudara selama beberapa hari pertama
pascapartum, payudara terasa kencang dan membesar pada hari
ke-3 atau ke-4 karena pengaruh hormon memicu payudara
memproduksi ASI untuk persiapan pemberian nutrisi kepada bayi.
7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk
menilai status kesehatan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk

63
mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi.
Tabel 2.3 pemantauan selama masa nifas menurut program
nasional (Sonda Maria, dkk. 2016) :

Kunjungan Waktu Tujuan


a. Mencegah perdarahan
masa nifas
b. Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan dan
merujuk bila perdarahan
berlanjut
c. Memberikan konseling
kepada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa
6-8 jam masa nifas karena anotia uteri
1.
nifas d. Pemberian ASI awal

e. Melakukan/ memfasilitasi
hubungan ibu dan bayinya
f. Menjaga bayi tetap sehat
dengan cara mencegah
hipotermia
Jika petugas kesehatan menolong
persalinan ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai keadaan ibu dan
bayi dalam keadaan stabil
2. 6 hari masa nifas a. Memastikan involusio uterus
berjalan dengan normal
b. Evaluasi adanya tanda-tanda
demam, infeksi atau perdarahan
abnormal
c. Memastikan ibu cukup makan,

64
minum dan istirahat.
2 minggu masa Sama seperti kunjungan ke dua
3.
nifas
a. Menanyakan penyulit-penyulit
6 minggu masa yang ada.
4.
nifas b. Memberikan konseling untuk KB
secara dini.

8. Informasi yang Perlu Diberikan pada Ibu Nifas


Berikan informasi tentang perlunya melakukan hal-hal berikut :
a. Kebersihan diri
Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah
buang air kecil atau besar dengan sabun dan air, mengganti
pembalut dua kali sehari, mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin,
menghindari menyentuh daerah luka episiotomy atau laserasi.
b. Istirahat
Beristirahat yang cukup, kembali melakukan rutinitas rumah
tangga secara bertahap
c. Latihan
Menjelaskan pentingnya otot perut dan panggul
d. Gizi
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori/hari, diet seimbang (cukup
protein, mineral dan vitamin), minum minimal 3 liter/hari,
suplemen besi diminum setidaknya selama 3 bulan pascasalin,
terutama di daerah dengan prevalensi anemia tinggi, suplemen
vitamin A : 1 kapsul 200.000 IU diminum segera setelah
persalinan dan 1 kapsul 200.000 IU diminum 24 jam kemudian.
e. Menyusui dan merawat payudara

65
Jelaskan kepada ibu mengenai cara menyusui dan merawat
payudara.
f. Senggama
Senggama aman dilakukan setelah darah tidak keluar dan ibu
tidak merasa nyeri ketika memasukkan jari ke dalam vagina.
Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
g. Kontrasepsi dan keluarga berencana
Jelaskan kepada ibu mengenai pentingnya kontrasepsi dan
keluarga berencana setelah bersalin.

D. Tinjauan Umum Tentang Bayi Baru Lahir


1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa melalui alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat
badan 2500-4000 gram nilai Apgar ˃ 7 dan tanpa cacat bawaan.
(Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, 2010).
Bayi lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan usia
kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm)
yaitu 36-40 minggu. (Muslihatun, 2010).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan 2500 gram-4000 gram.

2. Tanda-tanda Byi Baru Lahir Sehat


Masa neonatal merupakan masa terjadinya kehidupan baru di
luar uterus. Terjadi proses adaptasi semua system organ tubuh,
diawali dengan aktifitas pernafasan pertama, penyesuaian denyut
jantung janin, pergerakan bayi, pengeluaran mekonium dan defekasi.

66
Perubahan fungsi organ lain, seperti ginjal, hati, dan sistem kekebalan
tubuh belum sempurna. (Muslihatun, 2010).
Ciri-ciri bayi baru lahir normal :
a. Lahir aterm antara 37-42 minggu
b. Berat badan 2500-4000 gram
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm
e. Lingkar kepala 33-35 cm
f. Lingkar lengan 11-12 cm
g. Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit
h. Pernafasan ±40-60 x/menit
i. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna
k. Kuku agak panjang dan lemas
l. Nilai APGAR ˃7
m. Gerak aktif
n. Bayi baru lahir langsung menangis kuat
o. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil
pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
p. Refleks moro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk
dengan baik
q. Refleks sucking (isap dan menelan) sudh terbentuk dengan baik
r. Refleks Grasping (menggenggam)
s. Genetalia : pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang
berada pada tahun skrotum dan penis yang berlubang. Pada
perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang
berlubang, serta adanya labia minora dan mayora

67
t. Eliminasi baik yang di tandai dengan keluarnya mekonium dalam
24 jam pertama dan berwarna hitam kecokelatan.
3. Sistem Penilaian APGAR
Skor APGAR dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir
menggunakan lima kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu,
dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan untuk
menghasilkan angka nol hingga 10. Kata “Apgar” dibuatkan sebagai
singkatan dari Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration
(warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/ keaktifan,
dan pernapasan).
Tabel 2.4 Sistem penilaian APGAR (Manuaba, Ida Ayu Chandranita,
2010).

Tanda 0 1 2
Frekuensi
Tidak ada ˂100 ˃100
denyut jantung
Pelan, tidak
Usaha bernafas Tidak ada Baik, menangis
teratur
Ekstrimitas sedikit
Tonus otot flasid Gerak aktif
fleksi
Iritabilitas Tidak ada
meringis Menangis kuat
refleks respon
Badan merah
Seluruhnya
Warna Biru, pucat jambu,
merah jambu
ekstrimitas biru

4. Pelayanan Kesehatan pada Bayi Baru Lahir (Pelayanan Kesehatan


Neonatal Esensial, 2010).
a. Perawatan neonatal esensial pada saat lahir
1) Kewaspadaan umum
2) Penilaian awal
3) Pencegahan kehilangan panas

68
4) Inisiasi menyusui dini (IMD)
5) Pencegahan perdarahan
6) Pencegahan infeksi mata
7) Pemberian imunisasi
8) Anamnesis dan pemeriksaan fisik
b. Perawatan neonatal esensial setelah lahir :
1) Menjaga bayi tetap hangat
2) Pemeriksaan setelah lahir
c. Kunjungan neonatal
Kunjungan neonatal adalah pelayanan kesehatan kepada
neonatal sedikitnya 3 kali yaitu : (Kementrian Kesehatan, 2010)
1) Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48
jam setelah lahir.
2) Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 sampai dengan 7
hari
3) Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8-28 hari.
5. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir
Penatalaksanaan awal dimulai sejak proses persalinan hingga
kelahiran bayi, dikenal sebagai asuhan esensial neonatal yang
meliputi :
a. Persalinan bersih dan aman
Melaksanakan persalinan selalu menerapkan upaya pencegahan
infeksi dan di tatalaksana sesuai dengan ketentuan atau indikasi
yang tepat.
b. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila
bayi tidak langsung menangis segeralah memberikan jalan nafas.
Segera lakukan penilaian awal 0-30 detik. Nilai kondisi bayi baru
lahir secara tepat.

69
c. Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada
bayi kurang bulan.
Beberapa cara merawat tali pusat, diantaranya :
1) Usahakan setiap kali akan setelah merawat tali pusat harus
mencuci tangan terlebih dahulu.
2) Jaga kebersihan tali pusat dan sekitarnya dan upayakan tali
pusat selalu dalam keadaan kering.
3) Gunakan kapas baru pada setiap basuhan
4) Supaya tali pusat cepat lepas, tali pusat tidak di tutup oleh kas
steril ataupun oleh kasa alkohol atau kasa betadin sehingga
mendapat udara cukup biarkan kering dengan sendirinya.
5) Saat membersihkan pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin
6) Kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar
7) Membersihkan tali pusat minimal 1-2 kali sehari.
d. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu bayi lahir, bayi belum mampu mengatur suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat, bayi baru lahir harus di bungkus
hangat
e. Pencegahan infeksi
Cara pencegahan infeksi pada bayi yaitu dengan cara mencegah
terjadinya perdarahan pada bayi dengan memberikan vitamin K
parental dengan dosis 0,5-1 mg diberikan secara IM (intra
muscular). Dan diberikan obat tetes mata atau salep mata.
f. ASI dini dan eksklusif
Anjurkan ibu memberikan ASI dalam waktu 30 menit setelah bayi
lahir dan berikan ASI saja selama 6 bulan pertama.

70
g. Pemberian imunisasi
Rekomendasi jadwal imunisasi PPI (program pengembangan
imunisasi) (Mikrobiologi dan parasitologi 2003, 35).
1) Hepatitis B 0 (uniject) 0-7 hari dan polio 1
2) BCG pada 1 bulan
3) Hb 1 dan DPT 1 (combo 1) pada 2 bulan dan polio 2
4) Hb 2 dan DPT 2 (combo 2) pada 3 bulan dan polio 3
5) Hb 3 dan DPT 3 (combo 3) pada 4 bulan dan polio 4
6) Campak 9 bulan
7) Memberikan vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada
BBL dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25-0,5 %. Untuk
mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral dengan
dosis 1 mg/ hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi
diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg I.M.
(Sarwono, 2013).

E. Konsep Dasar KB/Pelayanan Kontrasepsi

1. Pengertian

Kontrasepsi adalah usaha untuk mencegah bertemunya sperma

dengan ovum sehingga tidak terjadi pembuahan yang mengakibatkan

kehamilan (Koes Irianto, 2012).

71
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan

jarak anak yang diinginkan. Untuk mencapai hal-hal tersebut maka

dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun

menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau

penceghan kehamilan dan perencanaan keluarga (Sulis, 2017).

2. Tujuan Program KB

a. Menurunkan tingkat/angka kematian ibu, bayi dan anak

b. Membatasi kehamilan jika jumlah anak sudah mencukupi

c. Menjaga kesehatan reproduksi yang berkualitas.

3. Kebutuhan Pada Calon Akseptor KB

a. Konseling

Konseling merupakan suatu proses pemberian informasi

obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan

panduan komunikasi interpersonal. Proses konseling yang

benar, obyektif dan lengkap akan meningkatkan kepuasan,

kelangsungan dan keberhasilan penggunaan berbagai metode

kontrasepsi (Midwifery Update, 2016).

Menurut BKKBN (2012), langkah-langkah dalam

memberikan konseling dapat diterapkan 6 langkah yang sudah

dikenal dengan kata kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut :

1) SA: Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan.

Berikan perhatian sepenuhnya kepada klien dan berbicara di

72
tempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan

klien untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada

klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa

yang dapat diperolehnya.

2) T: Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien

untuk berbicara mengenai pengalaman keluarga berencana

dan kesehatan reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan,

serta keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya.

Perlihatkan bahwa kita memahami pengetahuan, kebutuhan

dan keinginan klien.

3) U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu

apa pilihan reproduksinya yang paling mungkin, termasuk

pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien memilih

jenis kontrasepsi yang paling dia inginkan, serta jelaskan

pula kontrasepsi lain yang ada.

4) TU: banTulah klien menentukan pilihannya dan beritahu apa

pilihan reproduksi yang paling mungkin dengan kondisi dan

kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan

keinginannya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilah

secara terbuka, bantulah klien dalm mempertimbangkan

kriteria dan keinginan klien terhadap setiap jenis kontrasepsi.

73
5) J: Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan

kontrasepsi pilihannya. Setelah klien memilih jeni

kontrasepsinya, jika diperlukan, perlihatkan alat/obat yang

akan digunakan tersebut dan bagaimana cara

penggunaannya. Beri penjelasan juga tentang manfaat

ganda metode kontrasepsi , misalnya kondom yang dapat

mencegah infeksi menular seksual (IMS). Cek pengetahuan

dan pemahaman klien tentang penjelasan yang telah

diberikan bidan dan beri pujian apabila dapat menjawab dan

menjelaskan dengan benar.

6) U: perlunya kunjungan Ulang, bicarakan dan buatlah

perjanjian kapan klien akan kembali untuk melakukan

pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika

dibutuhkan dan mengingatkan klien untuk kembali apabila

terjadi suatu masalah.

4. Metode Kontrasepsi

a. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat

plastik atau logam kecil yang dimasukkan ke uterus melalui

kanalis servikalis yang bertujuan untuk pencegahan kehamilan

yang sangat efektif, memiiki jangka penggunaan yang panjang,

74
aman bagi wanita tertentu, terutam yang tidak terjangkit PMS

dan sudah pernah melahirkan (Koes Irianto, 2012).

1) Jenis AKDR:

a) AKDR CuT-380A

Berbentuk T, kecil, efektif dan aman. Masing-masing

cabang dari huruf T ini dibalut dengan lempengan

tembaga kecil dan batang utamanya diberi gulungan

kawat tembaga (BKKBN, 2012).

b) AKDR NOVA T (Schering)

Batang dan lengannya dililit tembaga (BKKBN, 2012.

2) Cara kerja AKDR

(a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke

tuba fallopi.

(b) Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai

kavum uteri.

(c) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur

dalam uterus.

(d) Mencegah sperma dan ovum bertemu dan

mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.

b. Kontrasepsi progestin

1) Implan

75
Implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik

berisi hormon jenis progesteron sintetik yang ditanamkan

dibawah kulit atau alat kontrasepsi bagi wanita yang

dipasang di bawah kulit lengan bagian atas yang terdiri atas

6 kapsul berukuran kira-kira3 cm berisi zat levonolgestrel

(Koes Irianto, 2012).

Menurut Sujiyatini (2012), jenis-jenis implan yaitu :

a) Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga

dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, diisi

dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

b) Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur dengan

panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, diisi

dengan 68 mg keto-desogetrel dan lama kerjanya 3

tahun.

c) Jadena dan indoplant, terdiri dari 2 batang yang diisi

dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

Mekanisme kerja kontrsepsi Implant :

a) Mengentalkan lendir serviks.

b) Mengganggu proses pembentukan endometrium

sehingga sulit terjadi implantasi.

c) Mengurangi transportasi sperma.

d) Menekan ovulasi.

76
Keuntungan :

a) Daya guna tinggi.

b) Perlindungan jangka panjang.

c) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan.

d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.

e) Bebas dari pengaruh esterogen.

f) Tidak mengganggu kegiatan senggama.

g) Tidak mengganggu ASI.

h) Dapat di cabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

klien.

Kerugian :

a) Mengalami efek samping gangguan siklus haid seperti

perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan

amenorea.

b) Gangguan pada sistem metabolisme seperti peningkatan

atau penurunan berat badan.

c) Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian

kontrasepsi ini sesuai dengan dengan keinginan, perlu

datang ke klinik atau petugas kesehatan untuk

pencabutan.

77
d) Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi

dan pencabutan.

e) Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular

seksual termasuk HIV/AIDS.

2) Suntikan progestin

Menurut Sujiyatini (2012), Suntikan progestin sangat

efektif, aman, dan dapat dipakai oleh semua perempuan

dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat

rata-rata 4 bulan, cocok untuk masa laktasi karena tidak

menekan produksi ASI.

a) Terdapat 2 jenis suntikan progestin, yaitu :

(1) Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) atau

Depo provera, mengandung 150 mg DMPA, yang

diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik

intramuskular di daerah bokong.

(2) Depo Noretisteron Enantat (NET-EN) atau Depo

Noresterat, yang mengandung 200 mg Noretdron

Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengn cara disuntik

intramuskular didaerah bokong.

b) Mekanisme kerja :

(1) Mencegah ovulasi.

78
(2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan

kemampuan penetrasi sperma.

(3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan strofi.

(4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

3) Pil progestin

Menurut Sujiyatini (2012), pil progestin sangat efektif

pada masa laktasi, dosis rendah, tidak menurunkan produksi

ASI, bebas estrogen, dapat dipakai sebagai kontrasepsi

darurat.

c. Kontrasepsi kombinasi

1) Pil kombinasi

Menurut Sujiyatini (2012), pil kombinasi efektif dan

reversible, dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi,

baik yang sudah mempunyai anak maupun belum, dapat

mulai meminum kapan saja apabila yakin tidak sedang hamil,

dan dapat di gunakan sebagai kontrasepsi darurat. Tetapi pil

kombinasi ini harus diminum tiap hari, pada bulan-bulan

pertama efek samping yang biasa terjadi yaitu mual dan

spotting.

a) Jenis-jenis pil kombinasi ada 3, yaitu :

(1) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif esterogen/progesteron

79
dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa

hormon aktif.

(2) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengadung hormon aktif esterogen atau progesteron

dengan dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa

hormon aktif.

(3) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif esterohen/progesteron,

dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

b) Mekanisme kerja :

(1) Menekan ovulasi.

(2) Mencegah implantasi.

(3) Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui

sperma.

(4) Pergeseran tuba tergantung sehingga transportasi

telur dengan sendirinya akan terganggu pula.

2) Suntikan kombinasi

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo

Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Esterogen Sipionat yang

diberikan injeksi intramuskular di daerah bokong sebulan sekali

(Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estrodiol

Valerat diberikan secara intramuskulas di daerah bokong,

80
sebulan sekali. Mekanisme kerjanya yaitu menekan ovulasi,

membuat lendir serviks menjadi kental, perubahan pada

endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu, dan

menghambat transportasi sperma (Sujiyatini, 2012).

d. Metode barier /mekanis

1) Kondom

Kondom adalah selubung atau sarung karet yang dapat

terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastic

atau bahan alami (produksi hewani yang dipasang pada

penis saat berhubungan seksual. Kondom tersebut dari karet

sintesis yang tipis , berbentuk silinder, dengan muaranya

berpinggir tebal yang bila digulung berbentuk rata atau

berbentuk seperti puting susu. Cara kerja dari kondom yaitu,

menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dan

dapat mencegah penularan penyakit menular seksual kepada

pasangan (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil).

2) Barier intra vaginal atau diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk cembung, terbuat dari

lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum

berhubungan seksual dan menutup serviks. Cara kerjanya

yaitu menahan sperma agar tidak mendapatkan akses

81
mencapai saluran alat reproduksi bagian atas uterus dan

tuba fallopi dan sebagian alat tempat spermisida.

e. Metode amenorea laktasi

Metode amenorea aktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang

mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif,

artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau

minuman apapun lainnya. MAL dapat digunakan sebagai

kontrasepsi apabila ibu menyusui secara penuh,lebih efektif bila

pemberian > 8x sehari , belum haid, umur bayi krang dari 6

bulan, harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi

lainnya.

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. ASUHAN KEHAMILAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “A” GESTASI 36 MINGGU


DI PUSKESMAS RALLA TANGGAL 10 JUNI 2020

82
Tanggal kunjungan : 10 Juni 2020, Pukul 10:30 WITA
Tanggal pengkajian : 10 Juni 2020, Pukul 10.35 WITA
Pengkaji : Reski Amaliyah. N
No. Reg : 0419xxx

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR


1. Identitas Ibu/Suami
Nama : Ny “A” / Tn “R”
Umur : 19 tahun / 27 tahun
Nikah/lamanya : 1x / ±8 bulan
Suku : Bugis / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Petani
Alamat : Panincong
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran.
b. HPHT tanggal 01 Okteber 2019 HTP tanggal 08 Juli 2020.
c. Ibu mulai merasakan pergerakan janin pada bulan Februari 2020
sampai sekarang.
d. Ibu mengatakan sering merasakan keram pada perut bagian bawah.
e. Ibu sudah pernah disuntik Tetanus Toxoid (TT1).
f. Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat tanpa resep
dokter.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Dan Sekarang
a. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, paru-paru, asma,
diabetes melitus.
b. Tidak ada riwayat penyait menular : Hepetitis, HIV/AIDS

83
c. Tidak ada alergi makanan.
d. Tidak ada alergi obat.
4. Riwayat psikososial, Ekonomi dan Spiritual
a. Status pernikahan sah dengan suami sekarang dan telah menikah ±
8 bulan.
b. Ibu dan keluarga merasa senang dan suami sangat mendukung
kehamilan tersebut.
c. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami.
d. Ibu taat menjalankan sholat 5 waktu dan selalu berdoa agar
kehamilan dan persalinannya berlangsung normal.
e. Ibu berencana melahirkan di Puskesmas Ralla.
5. Riwayat Pemenuhan kebutuhan Dasar
a. Kebutuhan Nutrisi
Nafsu makan ibu baik, makan 3 kali sehari (pagi, siang, malam)
dengan porsi 1 piring berisi nasi, sayur, ikan, telur serta buah. Ibu
minum air putih ± 5 gelas/hari.
b. Pola Eliminasi
Ibu BAB teratur setiap hari konsistensi feses kadang keras dan
kadang encer dan BAK 7 kali perhari.
c. Istirahat
Tidur siang 1-2 jam dan tidur malam ± 8 jam.
d. Personal Hygiene
Ibu mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas setiap 3 kali
seminggu, ibu ibu mengganti pakaian setiap kali merasa tidak
nyaman dan basah, kuku tangan dan kaki bersih.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
1). Tinggi Badan : 151 cm
2). Berat badan : 67 kg

84
3). Lingkar lengan : 26 cm
4). Tanda-tanda vital
a) Tekanan Darah : 90/60 mmHg
b) Nadi : 68 kali/menit
c) Suhu : 36,6ºC
d) Pernapasan : 22 kali/menit
5). Kepala : Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan dan tidak
ada nyeri tekan.
6). Wajah : tidak pucat, tidak oedem, dan tidak ada cloasma
gravidarum.
7). Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih.
8). Hidung : tidak ada polip, tidak ada pengeluaran sekret.
9). Mulut : merah muda, tidak ada karies.
10). Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid, dan vena
jugularis.
11). Payudara : simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan, tampak
adanya hyperpikmentasi pada areola, puting susu terbentuk,
tidak ada nyeri tekan.
12). Abdomen : tidak ada bekas operasi, pembesaran perut sesuai
gestasi kehamilan, pemeriksaan leopold:
Leopold 1 : 3 jari bawah PX, TFU 29 cm
Leopold 2 : teraba punggung kiri (PUKI)
Leopold 3 : presentasi kepala
Leopold 4 : BAP
13). DJJ 136x/menit terdengar jelas dan kuat di sisi kanan ibu
14). Ekstremitas
Atas : Ujung jari tidak pucat, tidak ada oedem
Bawah oedem : Oedem, tidak ada varises

85
LANGKAH II IDENTIVIKASI DIAGNOSE/MASALAH AKTUAL
Diagnosa : G1 P0 A0, gestasi 36 minggu, situs memanjang dan punggung
kiri, presentasi kepala,BAP, intra uterine, tunggal, hidup dan keadaan
janin baik, keadaan umum ibu baik.
1. G1 P0 A0
DS : Ibu hamil pertama dan tidak pernah keguguran
DO : Teraba bagian-bagian janin pada saat di palpasi
Analisa dan interensi data :
Terabanya bagian-bagian janin menandakan bahwa ibu sedang hamil.
2. Gestasi 36 minggu
DS : HPHT tanggal 01-10-2019
DO : TFU : 29 cm, tanggal pengkajian 10-06-2020
Analisa dan intrepretasi data :
Dari HPHT tanggal 01-10-2019 sampai tanggal 10-06-2020, maka
gestasinya adalah 36 minggu.
3. Situs memanjang dan Punggung kiri
DS : Pergerakan dirasan ibu lebih sering disisi kanan perut ibu.
DO :Leopold II : teraba punggung kiri
Analisis dan intrepretasi data :
Data diatas menunjukkan situs janin sesuai dengan sumbu panjang ibu
dan pada leopold II teraba bagian janin seperti papan, keras, sebelah
kiri perut ibu yaitu punggung janin, dan sebelah kanan abdomen teraba
bagian terkecil janin.
4. Presentasi kepala
DS : Ibu sering merasakan ada gerakan menendang pada bagian kiri
atas perut ibu.
DO : Pada Leopold III teraba bagian yang keras, bundar, dan melenting.
Analisis dan intrepretasi data :

86
Apabila pada daerah symphisis bagian terendah janin teraba keras,
bulat, dan melenting maka itu menandakan presentasi kepala.
5. BAP
DS : -
DO : Palpasi Leopod IV kedua tangan masih dapat bertemu
Analisis dan intrepretasi data :
Pada Leopold IV kedua tangan masih bisa bertemu ini menandakan
bahwa kepala belum masuk pintu atas panggul.
6. Intra uterine
DS : Ibu tidak merasa nyeri perut hebat selama hamil
DO : Tidak nyeri pada saat dilakukan palpasi, janin dapat di lakukan
palpasi dengan leopold
Analisis dan intrepretasi data :
Bagian dari uterus yang merupakan tempat pertumbuhan dan
perkembangan janin adalah vacum uteri, dimana bagian ini hasil
konsepsi dapat tumbuh dan berkembang hingga aterm tanpa
menyebabkan nyeri perut. Bagian bawah janin dapat di palpasi.
7. Tunggal
DS : -
DO : Pada leopold I hanya teraba 1 bokong. Pembesaran perut sesuai
gestasi kehamilan. Leopold III hanya teraba 1 bagian bulat, keras dan
melenting.
Analisis dan intrepretasi data :
Kehamilan tunggal dengan pembesaran perut sesuai dengan gestasi
kehamilan. Teraba 1 bokong pada palpasi leopold I dan taraba 1 bagian
keras, bundar dan melenting.
8. Hidup dan keadaan janin baik
DS : Ibu merasa janinnya bergerak pertama kali pada bulan februari dan
bergerak kuat hanya pada bagian perut sebelah kanan.

87
DO : pada auskultasi abdomen terdengar denyut jantung janin pada
bagian kiri bawah ibu dengan frekuensi 136 kali/menit. Tafsiran berat
janin (TBJ) adalah 2.552 gram.
Analisis dan intrepretasi data :
Tanda janin hidup dan keadaan baik adalah adanya pergerakan janin
yang dirasakan ibu, pada primigravida biasanya dirasakan pada usia 20
minggu di dukung oleh terdengarnya DJJ yang kuat dan teratur dalam
batas normal yaitu 120-160x/menit.
9. Keadaan umum ibu baik
DS : Ibu tidak menderita penyakit serius
DO :TTV : TD 90/60 mmHg, nadi 68 kali/menit, suhu 36,6ºC,
pernapasan 22 kali/menit.
Analisis dan intrepretasi data:
Tanda-tanda vital merupakan indikator untuk menentukan bahwa
kadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital
dalam batas normal menandakan kesadaran ibu baik ditandai nilai
normal TD sistol 100-120 mmHg diastol 60-90 mmHg, nadi 60-100
kali/menin, suhu 36,5-37,5ºC, pernapasan 18-24 kali/menit.

LANGKAH III INDIKASI DIAGNOSE/MASALAH POTENSIAL

Tidak ada data yang mendukung terjadinya masalah potensial

LANGKAH IV IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI

Tidak ada data yang mendukung perlunya tindakan segera/kolaborasi

LANGKKAH V RENCANA TINDAKAN


1. Tujuan : kehamilan berlangsung normal (aterm)
Kriteria :

88
a.TFU sesuai umur kehamilan
b.DJJ dalam batas normal 120-160 kali/menit
c. Pergerakan janin lebih dari 10 kali/10 jam
d.Tidak ada tanda bahaya kehamilan antara lain :
1). Sakit kepala yang hebat, menetap, dan tidak hilang.
2). Gangguan penglihatan.
3). Pergerakan janin berkurang.
4). Bengkak pada wajah dan tungkai.
5). Pengeluaran darah pada jalan lahir.
6). Demam tinggi.
7). Ketuban pecah dini.
8). Kejang.

intervensi
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan kepada ibu tentang kondisi ibu
dan janin (DJJ : 136 kali/menit)
Rasional: Agar ibu mengetahui kesehatan dan perkembangan janinya.
2. Beritahu ibu perubahan yang mungkin terjadi pada trimester III,
pembesaran pada payudara akibat proses pembentukan ASI, bengkak
dan oedema pada kaki akibat tubuh yng menghasilkan dan menyimpan
cairan tambahan, konstipasi atau sembelit akibat dari peningkatan
hormone menyebabkan relaksasi pada usus tidak efesien. Nyeri
punggung, sering buang air kecil dan sesak.
Rasional : Agar ibu mengetahui perubahan yang mungkin terjadi pada
dirinya.
3. Memberikan HE tentang :
1) Gizi ibu hamil
Rasional : Diharapkan ibu mengerti kebutuhan gizi ibu hamil yang
harus mengonsumsi makanan porsi sedikit tapi sering yang

89
mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan zat besi.
Anjurkan ibu mengurangi konsumsi teh atau minuman kemasan.
2) Istirahat yang cukup
Rasional : Adanya peningkatan fisiologi tubuh ibu sehingga
diperlukan istirahat yang cukup untuk mengurangi beban kerja
jantung dengan posisi miring ke samping dan hindari gerakan tiba-
tiba ketika bangun dari tempat tidur.
3) Personal hygiene
Rasional : Selain memberikan rasa nyaman juga mencegah
terjadinya infeksi dan pertumbuhan bakteri pada organ reproduksi.
4. Beritahu ibu mengenai 9 tanda-tanda bahaya kehamilan
a. Sakit kepala yang hebat, menetap, dan tidak hilang
b. Gangguan penglihatan
c. Pergerakan janin berkurang
d. Bengkak pada wajah dan tungkai
e. Pengeluaran darah dari jalan lahir
f. Demam tinggi,
g. Ketuban pecah dini
h. kejang
Rasional: Dengan menjelaskan 9 tanda-tanda bahaya ibu dapat segera
memeriksakan kehamilannya apabila mengalami tanda-tanda bahaya
tersebut.
5. Beritahu ibu tetang makan makanan degan gizi seimbang dan anjurkan
ibu untuk menguragi megkonsumsi makanan yang mengandung banyak
karbohidrat
Rasional : Agar ibu mengetahui pentingnya gizi seimbang dan
megetahui akibat apabila memaka makanan yang banyak mengandung
karbhidrat agar berat janin normal.
6. Anjurkan ibu untuk minum tablet SF dan vit B Kompleks

90
Rasional:
a) Sulfas ferosus: Dapat mencegah terjadinya perdarahan pada saat
persalinan dan dapat mencegah terjadinya anemia, serta dapat
meningkatkan asupan nutrisi bagi janin.
b) Vitamin B com. : Berfungsi untuk mengoptimalkan tumbuh kembang
janin dan mengurangi resiko bayi lahir cacat.
c) Kalsium laktat : Berfungsi untuk mencegah srta mengatasi kadar
kalsium yang rendah di dalam darah atau hipokalsemia.
7. Jelaskan pada ibu tentang inisiasi menyusu dini (IMD) dan ASI eksklusif
Rasional : Agar ibu mengetahui pentingnya IMD dan ASI eksklusif bagi
ibu maupun bayi.
8. Beritahu ibu tentang persiapan menghadapi persalinannnya nanti
a. Kendaraan : Agar tidak terlambat sampai ditempat tujuan
b. Uang : Agar tidak terlambat mendapatkan tindakan, dan ibu juga
harus mempersiapkan kartu BPJS, kartu keluarga dan KTP.
c. Pendonor : Jika sewaktu-waktu terjadi komplikasi dengan ibu
pendarahan, maka keluarga dengan golongan darah yang sama
pada ibu ada tempat jika sewaktu-waktu dibutuhkan
d. Pengambilan keputusan : Untuk mempermudahkan untuk
melakukan tindakan dibutuhkan persetujuan suami dan keluarga.
e. SURGA : Segala urusan rumah tanngga di limpahkan kesaudara
Rasional: Agar tidak terjadi 3T (terlambat dalam mengambil keputusan,
terlambat sampai ketempat tujuan dan terlambat mendapatkan
pelayanan)
9. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan pada tanggal 25-06-2020
Rasional: Untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan pada
kehamilan serta untuk memantau pertumbuhan dan perkembanan janin
serta keadaan ibu.

91
LANGKAH VI IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN

Tanggal 10 Juni 2020 Pukul 10.30 wita.

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisi ibu dan


janinnya baik berdasarkan hasil pemantauan . TD 110/80 mmHg, nadi
78 kali/menit, suhu 36,6°c, pernafasan 22 kali/menit. Djj 138 kali/menit,
terdengar kuat dan jelas pada bagian bawah pusat ibu sebelah kiri.
Hasil : Ibu telah mengerti dan mengetahui kondisi kehamilannya dan
bersedia menerima tindakan dan anjuran yang diberikan oleh bidan.
2. Memberitahu ibu perubahan yang mungkin terjadi pada ibu trimester III
yaitu pembesaran pada payudara akibat proses pembentukan ASI,
bengkak dan oedema pada kaki akibat tubuh yng menghasilkan dan
menyimpan cairan tambahan, konstipasi atau sembelit akibat dari
peningkatan hormone menyebabkan relaksasi pada usus tidak efesien.
Nyeri punggung, sering buang air kecil dan sesak.
Hasil : Ibu mengerti tentang perubahan yang terjadi pada ibu trimester
III.
3. Memberikan HE tentang :
a) Gizi ibu hamil
Hasil : Ibu mengerti tentang gizi ibu hamil yaitu banyak mengonsumsi
jenis sayuran, daging, tahu dan tempe yang mengandung protein dan
zat besi. Dan bersedia mengurangi konsumsi teh atau minuman
kemasan
b) Istirahat yang cukup
Hasil : Ibu mengerti istirahat yang cukup yaitu istirahat siang 1-
2 jam dan tidur malam 7-8 jam dengan posisi miring ke samping.
c) Personal hygiene
Hasil : Mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan sering
mengganti pakaian dalam tiap kali lembab.

92
4. Mendiskusikan kepada ibu mengenai 9 tanda bahaya dalam kehamilan
a) Sakit kepala yang hebat, menetap, dan tidak hilang
b) Gangguan penglihatan
c) Pergerakan janin berkurang
d) Bengkak pada wajah dan tungkai
e) Pengeluaran darah dari jalan lahir
f) Demam tinggi,
g) Ketuban pecah dini
h) kejang
Hasil : Ibu sudah bisa menyebutkan 7 tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan, ibu telah mengerti akan tetapi ibu belum bisa
menyebutkan 9 tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan ibu
bersedia memeriksakan kehamilannya apabila mendapat tanda-tanda
bahaya tersebut.
5. Memberitahu ibu tentang makan makanan dengan gizi seimbang dan
menganjurkan ibu untuk menguragi mengkonsumsi makanan yang
mengandung banyak karbohidrat.
Hasil: Ibu megerti dan bersedia makan dengan gizi seimbang dan
bersedia mengurangi makanan yang banyak mengandung
karbohidrat.
6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet SF diminum 1x1. B
com. 2x1 (setiap 12 jam) dan Kalk 1x1. SF diminum pada malam hari
sebaiknya sebelum tidur. Efek samping dari tablet SF ini bisa
menyebabkan feses ibu menjadi lebih gelap, dan konsistensinya
keras serta menyebabkan mual oleh sebab itu ibu dianjurkan untuk
meminum sebelum tidur.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk mengkonsumsi tablet SF,
vitamin B com dan Kalk, sebelum tidur dan tidak meminum teh, kopi,
susu selama 1-2 jam setelah mengonsumsi tablet FE .

93
7. Menjelaskan pada ibu tentang inisiasi menyusu dini (IMD) dan ASI
eksklusif. IMD di lakukan karena dapat Memberikan stimulasi dini
naluriah dan memberikan kehangatan, cinta, keamanan dan
makanan. Hal ini juga memulai proses ikatan antara bayi dan ibu,
selain itu Sentuhan dan proses menghisap bayi pada puting ibu akan
merangsang keluarnya oksitosin yang menyebabkan rahim
berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi
perdarahan ibu. Bayi yang menyusu dini akan lebih berhasil menyusu
ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.. ASI
Ekslusif merupakan pemberian ASI tanpa memberikan makanan lain
pada bayi yang berusia 0-6 bulan. Dengan demikian bayi tidak
diberikan tambahan cairan seperti susu formula, air putih, air teh,
madu atau makanan padat sebelum usia enam bulan. Serta ibu Tidak
perlu khawatir karena volume ASI akan menyesuaikan dengan
kebutuhan bayi.
Hasil: Ibu mengerti dan bersedia melakukan IMD dan memberikan
ASI eksklusif kepada bayinya.

8. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang persiapan menghadapi


persalinan.
a. Kendaraan : Agar tidak terlambat sampai ditempat tujuan
b. Uang : Agar tidak terlambat mendapatkan tindakan, dan ibu juga
harus mempersiapkan kartu BPJS, kartu keluarga dan KTP.
c. Pendonor : Jika sewaktu-waktu terjadi komplikasi dengan ibu
pendarahan, maka keluarga dengan golongan darah yang sama
pada ibu ada tempat jika sewaktu-waktu dibutuhkan
d. Pengambilan keputusan : Untuk mempermudahkan untuk
melakukan tindakan dibutuhkan persetujuan suami dan keluarga.

94
e. SURGA : Segala urusan rumah tanngga di limpahkan
kesaudara .
Hasil: Ibu mengerti dan telah mempersiapkannya seperti
kendaraan menggunakan kendaraan pribadi, uang telah
dipersiapkan dengan BPJS dan fotocopy kartu keluarga dan KTP,
pendonor dari suami dan keluarga lainnya yang bergolongan
darah A, pengambilan keputusan secara musyawarah adalah
suaminya, dan melimpahkan segala urusan rumah tangga
kepada adik dan besedia untuk mengurusi pekerjaan rumah jika
ibu berada dirumah sakit.
9. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 26-
06-2020 atau datang meski bukan pada tanggal tersebut jika ada
keluhan.
Hasil: Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang untuk
memantau keadaan ibu dan janinnya.

LANGKAH VII EVALUASI


Tanggal 27 Februari 2019 Pukul 10.40 wita.
1. Kehamilan ibu berlangsung normal ditandai dengan:
TFU : 29 cm (sesuai dengan umur kehamilan)
DJJ : 136 kali/menit
TTV : 90/60 mmHg
Keadaan umum ibu dan janin baik, ditandai tanda-tanda vital ibu dalam
batas normal. TD 90/60 mmHg, nadi 68 kali/menit, pernafasan 22
kali/menit, suhu 36.6°C, DJJ 136 kali/menit, pergerakan janin kuat dan
teratur dalam 1 jam 2 kali pergerakan.
2. Tidak terdapat komplikasi dan tanda bahaya selama kehamilan seperti :
a) Sakit kepala yang hebat, menetap, dan tidak hilang.
b) Gangguan penglihatan.

95
c) Pergerakan janin berkurang.
d) Bengkak pada wajah dan tungkai.
e) Pengeluaran darah dari jalan lahir.
f) Demam tinggi.
g) Ketuban pecah dini.
h) Kejang.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “A”


GESTASI 36 MINGGU DI PUSKESMAS RALLA
TANGGAL 10 JUNI 2020

Tanggal kunjungan : 10 Juni 2020, Pukul 10:30 WITA


Tanggal pengkajian : 10 Juni 2020, Pukul 10.35 WITA
Pengkaji : Reski Amaliyah. N
No. Reg : 24xxx

A. IDENTITAS ISTRI/SUAMI
Nama : Ny “A” / Tn “R”

96
Umur : 19 tahun / 27 tahun
Nikah/lamanya : 1x / ±8 bulan
Suku : Bugis / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Petani
Alamat : Panincong

B. DATA SUBJEKTIF (S)


1. kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran
2. HPHT tanggal 01 Oktober 2019
3. Ibu merasakan pergerakan janin kuat dan teratur disebelah kanan perut
ibu
4. Ibu merasakan pergerakan janinnya pertama kali pada bulan Februari.
5. Ibu tidak merasa nyeri perut hebat selama hamil terutama saat janinnya
bergerak.
6. Ibu mengeluh keram padabperut bagian bawah.
7. Ibu tidak menderita penyakit serius.
8. Ibu sudah medapatkan suntikan TT1
9. Ibu tidak pernah menggunakan KB.
10. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami.

C. DATA OBJEKTIF(O)
1. TP tanggal 08 Juli 2020
2. Umur kehamilan 36 minggu.
3. Keadaan umum ibu baik, dan kesadaran kompos mentis.
4. Berat badan sekarang 67 kg,
5. Tanda-tanda vital:
a) tekanan darah : 90/60 mmHg

97
b) Nadi :68 kali/menit
c) Suhu : 36,6°C
d) pernafaan : 22 kali/menit
6. Abdomen
Abdomen: tidak ada bekas operasi (SC), pemeriksaan leopold :
Leopold 1 : 3 jari bawah PX, teraba bokong TFU 29 cm
Leopold 2 : teraba punggung kiri (PUKI)
Leopold 3 : presentasi kepala
Leopold 4 : BAP
7. Tidak nyeri saat dilakukan palpasi, janin dapat dipalpasi dengan leopold.
8. Auskultasi DJJ terdengar jelas pada bagian kiri bawah abdomen dengan
frekuensi 136 kali/mnt.

D. ASSESMENT (A)
G1 P0 A0, gestasi 36 minggu, situs memanjang dan punggung kiri,
presentasi kepala, BAP, janin tunggal, hidup dan keadaan janin baik, intra
uterin, dan keadaan umum ibu baik.

E. PLANNING (P)

Tanggal 10 Juni 2020 Pukul 10.40 wita.


1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisi ibu dan
janinnya baik berdasarkan hasil pemantauan. TD 90/60 mmHg, nadi
68 kali/menit, suhu 36,6°c, pernafasan 22 kali/menit. Djj 136 kali/menit,
terdengar kuat dan jelas pada bagian bawah pusat ibu sebelah kanan.
Hasil : Ibu telah mengerti dan mengetahui kondisi kehamilannya dan
bersedia menerima tindakan dan anjuran yang diberikan oleh bidan.
2. Memberitahu ibu perubahan yang mungkin terjadi pada ibu trimester III
yaitu pembesaran pada payudara akibat proses pembentukan ASI,

98
bengkak dan oedema pada kaki akibat tubuh yng menghasilkan dan
menyimpan cairan tambahan, konstipasi atau sembelit akibat dari
peningkatan hormone menyebabkan relaksasi pada usus tidak
efesien. Nyeri punggung, sering buang air kecil dan sesak.
Hasil : Ibu mengerti tentang perubahan yang terjadi pada ibu trimester
III.
3. Memberikan HE tentang :
a) Gizi ibu hamil
Hasil : Ibu mengerti tentang gizi ibu hamil yaitu banyak
mengonsumsi jenis sayuran, daging, tahu dan tempe yang
mengandung protein dan zat besi. Dan bersedia mengurangi
konsumsi teh atau minuman kemasan
b) Istirahat yang cukup
Hasil : Ibu mengerti istirahat yang cukup yaitu istirahat siang 1-2 jam
dan tidur malam 7-8 jam dengan posisi miring ke samping.
c) Personal hygiene
Hasil : Mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan sering
mengganti pakaian dalam tiap kali lembab.
4. Mendiskusikan kepada ibu mengenai 9 tanda bahaya dalam kehamilan
a) Sakit kepala yang hebat, menetap, dan tidak hilang
b) Gangguan penglihatan
c) Pergerakan janin berkurang
d) Bengkak pada wajah dan tungkai
e) Pengeluaran darah dari jalan lahir
f) Demam tinggi,
g) Ketuban pecah dini
h) kejang
Hasil : Ibu sudah bisa menyebutkan 7 tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan, ibu telah mengerti akan tetapi ibu belum bisa menyebutkan

99
9 tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan ibu bersedia
memeriksakan kehamilannya apabila mendapat tanda-tanda bahaya
tersebut.
5. Memberitahu ibu tetang makan makanan degan gizi seimbang dan
menganjurkan ibu untuk menguragi megkonsumsi makanan yang
mengandung banyak karbohidrat
Hasil: Ibu megerti dan bersedia makan dengan gizi seimbang dan
bersedia mengurangi makanan yang banyak mengandung karbohidrat
agar berat janinnya normal.
6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet SF diminum 1x1. B
com. 2x1 (setiap 12 jam) dan Kalk 1x1. SF diminum pada malam hari
sebaiknya sebelum tidur. Efek samping dari tablet SF ini bisa
menyebabkan feses ibu menjadi lebih gelap, dan konsistensinya keras
serta menyebabkan mual oleh sebab itu ibu dianjurkan untuk
meminum sebelum tidur.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk mengkonsumsi tablet SF,
vitamin B com dan Kalk, sebelum tidur dan tidak meminum teh, kopi,
susu selama 1-2 jam setelah mengonsumsi tablet FE .
7. Menjelaskan pada ibu tentang inisiasi menyusu dini (IMD) dan ASI
eksklusif. IMD di lakukan karena dapat Memberikan stimulasi dini
naluriah dan memberikan kehangatan, cinta, keamanan dan makanan.
Hal ini juga memulai proses ikatan antara bayi dan ibu, selain itu
Sentuhan dan proses menghisap bayi pada puting ibu akan
merangsang keluarnya oksitosin yang menyebabkan rahim
berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi
perdarahan ibu. Bayi yang menyusu dini akan lebih berhasil menyusu
ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.. ASI
Ekslusif merupakan pemberian ASI tanpa memberikan makanan lain
pada bayi yang berusia 0-6 bulan. Dengan demikian bayi tidak

100
diberikan tambahan cairan seperti susu formula, air putih, air teh,
madu atau makanan padat sebelum usia enam bulan. Serta ibu Tidak
perlu khawatir karena volume ASI akan menyesuaikan dengan
kebutuhan bayi.
Hasil: Ibu mengerti dan bersedia melakukan IMD dan memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya.
8. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang persiapan menghadapi
persalinan.
a. Kendaraan : agar tidak terlambat sampai ditempat tujuan
b. Uang : agar tidak terlambat mendapatkan tindakan, dan ibu juga
harus mempersiapkan kartu BPJS, kartu keluarga dan KTP.
c. Pendonor : jika sewaktu-waktu terjadi komplikasi dengan ibu
pendarahan, maka keluarga dengan golongan darah yang sama
pada ibu ada tempat jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
d. Pengambilan keputusan: untuk mempermudahkan untuk
melakukan tindakan dibutuhkan persetujuan suami dan keluarga.
e. SURGA: segala urusan rumah tanngga di limpahkan kesaudara.
Hasil: Ibu mengerti dan telah mempersiapkannya seperti kendaraan
menggunakan kendaraan pribadi, uang telah dipersiapkan dengan
BPJS dan fotocopy kartu keluarga dan KTP, pendonor dari suami dan
keluarga lainnya yang bergolongan darah A, pengambilan keputusan
secara musyawarah adalah suaminya, dan melimpahkan segala
urusan rumahtangga kepada adik dan besedia untuk mengurusi
pekerjaan rumah jika ibu berada diruma sakit.
9. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 26-
06-2020 atau datang meski bukan pada tanggal tersebut jika ada
keluhan.
Hasil: Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang untuk memantau
keadaan ibu dan janinnya.

101
B. ASUHAN PERSALINAN

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY “A”


DI PUSKESMAS RALLA TANGGAL 07 JULI 2020

No.Register : 24xxx
Tanggal Masuk : 07 Juli 2020, Pukul 01.30 WITA
Tanggal Pengkajian : 07 juli 2020, Pukul 01.35 WITA
Tanggal Partus : 07 Juli 2020, Pukul 06.05 WITA
Nama Pengkaji : Reski Amaliyah. N

A. LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR

102
1. Identitas Istri/Suami
Nama : Ny “A” / Tn “R”
Umur : 19 tahun / 27 tahun
Nikah/lamanya : 1x / ±8 bulan
Suku : Bugis / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Petani
Alamat : Panincong
2. Riwayat Keluhan Utama
Mules dirasakan sejak jam 01.35 WITA tanggal 07 Juni 2020 disertai
dengan pelepasan lendir. Sifat nyeri hilang timbul dan ibu berusaha
mengatasi nyeri dengan mengelus-elus pinggang dan perut sambil
menarik nafas lewat hidung kemudian dihembuskan lewat mulut.

103
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Hamil pertama dan tidak pernah keguguran
b. HPHT: 01-10-2019 TP: 18-07-2020
c. Umur kehamilan sekarang 39 minggu 5 hari
d. Ibu tidak pernah mengalami 9 tanda bahaya kehamilan
e. Pergerakan janin pertama kali dirasakan pada usia kehamilan 4
bulan (awal bulan Februari) sampai sekarang dan paling kuat di
bagian perut sebelah kanan.
f. Pemeriksaan ANC sebanyak 3 kali di Puskesmas Ralla
1) 1 kali pada trimester I pada tanggal 03-02-2020
2) 1 kali pada trimester II pada tanggal 04-04-2020
3) 1 kali pada trimester III pada tanggal 03-06-2020
4. Riwayat Kesehatan Lalu dan Sekarang
a. Tidak pernah menderita penyakit jantung, diabetes melitus,
hipertensi, asma, dan penyakit menular seksual.
b. Tidak pernah dioperasi sebelumnya
c. Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan
d. Tidak pernah merokok dan minum-minuman beralkohol
5. Riwayat Haid
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus haid : 28-30 hari
c. Lamanya haid : 7 hari
d. Dismenorhoe : ada, pada hari pertama haid
6. Riwayat Psikologi, Sosial, dan Ekonomi
a. Komunikasi ibu, suami, dan keluarga baik.
b. Ibu dan keluarga berharap anaknya lahir dengan selamat dan
sehat.
c. Pengambil keputusan diambil secara musyawarah.
d. Biaya persalinan ditanggung oleh BPJS.

104
e. Ketika bersalin ibu ingin didampingi oleh ibu dan suaminya.
7. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
Makan terakhir pukul 20.00 WITA dengan komposisi nasi, ikan dan
sayur. Ibu minum air putih ± 600 cc.
b. Eliminasi
BAB terakhir pukul 14.00 WITA dan BAK teratur sampai ibu datang
ke Puskesmas
c. Personal Hygiene
Mandi terakhir pukul 15.00 WITA sebelum datang ke
Puskesmas.
d. Istrahat
Kebutuhan istrahat ibu menjadi tidak teratur dan tidak dapat
beristrahat dengan tenang karena nyeri perut yang dirasakan.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 78 kali/menit
3) Suhu : 36,50 C
4) Pernapasan : 22 kali/menit
c. Kepala
Kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, tidak ada nyeri tekan
d. Wajah
Ekspresi wajah tampak meringis pada saat his
e. Mata
Konjungtiva merah muda, sklera putih
f. Leher

105
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena
jugularis
g. Payudara
Putting susu terbentuk, ada kolostrum
h. Abdomen
Terdapat striea livide dan linea nigra, tidak terdapat luka bekas
operasi, tonus otot perut tampak tegang.
Pemeriksaan leopold
1) Leopld I : TFU 3 jari di bawah processus xipoideus
(32 cm)
2) Leopold II : Punggung kiri
3) Leopold III : Kepala
4) Leopold IV : BDP (Bergerak Dalam Panggul)
DJJ terdengar jelas, kuat, dan teratur pada kuadran kiri perut
ibu dengan frekuensi 140 kali/menit.
Lingkar perut 108 cm. TBJ = TFU x LP
= 31 x 99
= 3168 gram
i. His
Frekuensi 3 x 10 menit, durasi 35-40 detik.
j. Genetalia, jam 01.30 WITA oleh bidan Hj. Wahyuni
1) Vulva bersih
2) Pemeriksaan dalam (VT)
a) Vulva dan vagina normal
b) Porsio lunak dan tipis
c) Pembukaan 5 cm
d) Selaput ketuban utuh
e) Presentasi kepala UUK kanan depan
f) Penurunan hodge II

106
g) Tidak ada penumbungan
h) Molase 0
i) Kesan panggul normal
j) Pelepasan lendir dan darah
k. Ekstremitas
Tidak ada verises dan udema pada tungkai bawah.

B. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL


GI P0 A0, gestasi 39 minggu 5 hari, inpartu kala I fase aktif, keadaan ibu
dan janin baik
1. GI P0 A0
Data Subjektif (S)
a. Ini kehamilan pertama da tidak pernah keguguran.
b. Mules dirasakan sejak jam 01.30 WITA tanggal 07 Juni 2020 disertai
dengan pelepasan lender dan darah.
Data Objektif (O)
a. Tonus otot perut ibu nampak tegang
b. Terdapat striae alba dan linea nigra
Analisis dan Interprestasi Data
a. Pada kehamilan otot perut tegang karena terdapat his yang adekuat.
b. Linea nigra dan striae livide disebabkan oleh perubahan deposit
pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophote
stimulating hormone (MSH) lobus hipofisis anterior dan adanya
hormon yang berlebihan serta adanya perbesaran/peregangan pada
jaringan yang menimbulkan perubahan pada kapiler halus di bawah
kulit warna putih.
2. Gestasi 39 Minggu 5 Hari
Data Subjektif (S)

107
HPHT : 01-10-20219, gerakan janin pertama kali dirasakan pada umur
kehamilan 4 bulan (awal bulan Februari).
Data Objektif (O)
a. HTP : 08-07-2020
b. Pemeriksaan leopold
1) Leopld I : TFU 3 jari di bawah processus xipoideus
(32cm)
2) Leopold II : Punggung kiri
3) Leopold III : Kepala
4) Leopold IV : BDP (Bergerak Dalam Panggul)
Analisa dan Interprestasi Data
Dari HPHT 01-10-2019 sampai tanggal pengkajian 07-07-2020 maka
umur kehamilan 39 minggu 5 hari. Dan dengan menggunakan rumus
neagle maka tafsiran persalinan (HTP) yaitu 08-07-2020.
3. Inpartu Kala I Fase Aktif
Data Subjektif (S)
Ibu merasakan mules disertai pelepasan lendir dan darah.
Data Objektif (O)
Hasil VT tanggal 24-09-2019, pukul 22.00 WITA :
a. Vulva dan vagina normal
b. Porsio lunak dan tipis
c. Pembukaan 5 cm
d. Selaput ketuban utuh
e. Presentasi kepala UUK kanan depan
f. Penurunan hodge II
g. Tidak ada penumbungan
h. Molase 0
i. Kesan panggul normal
j. Pelepasan lendir dan darah

108
Analisa dan Interprestasi Data
a. Tanda-tanda inpartu adalah sakit perut tembus belakang, disertai
pelepasan lendir dan darah, lendir berasal dari kanalis servikalis yang
mulai membuka dan mendatar.
b. Pembukaan porsio 5 cm merupakan fase aktif dimulai dari pembukaan
4-10 cm.
c. Pada pemeriksaan dalam, posisi kepala terletak sejajar dengan hadge
I setinggi bagian simpisis kiri dan kanan sehingga penurunan kepala
hodge II.
4. Keadaan Ibu dan Janin Baik
Data Subjektif (S)
Ibu merasa janinnya bergerak
Data Objektif (O)
a. Konjungtiva merah muda dan sclera putih
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 78 kali/menit
3) Suhu : 36,50 C
4) Pernapasan : 22 kali/menit
c. DJJ : 140 kali/menit
d. His : Frekuensi 3 x 10 menit durasi 35-40 detik.
Analisa dan Interprestasi Data
a. TTV dalam batas normal
b. DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur dengan frekuensi 140 x/menit
menunjukkan DJJ masih dalam normal dan pergerakan janin yang
kuat menunjukkan keadaan janin baik.

C. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Tidak ada data yang mendukung adanya masalah potensial.

109
D. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI
Tidak ada data yang mendukung adanya tindakan segera/kolaborasi.

E. RENCANA TINDAKAN
1. Tujuan
a. Kala 1 fase aktif berlangsung normal
b. Keadaan ibu dan janin baik
2. Kriteria
a. Pembukaan lengkap paling lambat 5 jam kemudian (pukul 06.00
WITA).
b. Kontraksi uterus adekuat ≥ 4x dalam10 menit, durasi ≥ 40-45 detik
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal, yaitu :
Tekanan darah : sistol 100-130 mmHg, diastol 60-90
mmHg
d. Nadi : 60 – 100 kali/menit
e. Suhu : 36,50 C - 37,50 C
f. Pernapasan : 16 – 24 kali/menit
3. Rencana Tindakan
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
Rasional : dengan memberitahu hasil pemeriksaan, ibu dan
keluarga akan merasa lebih tenang mengetahui keadaannya dan
menyiapkan diri dalam proses persalinannya
b. Beri support ibu agar semangat menjalani proses persalinan
Rasional : dengan memberi support ibu dan motivasi pada ibu
maka ibu akan merasa diperhatikan dan ibu menjadi semangat
menjalani proses persalinannya
c. Fasilitasi ibu dengan kondisi senyaman mungkin
Rasional : agar ibu merasa lebin nyaman saat menghadapi
persalinan

110
d. Observasi tanda-tanda vital dan pemeriksaan dalam setiap 4 jam
Rasional : dengan mengobservasi TTV dapat memantau keadaan
ibu dan dengan mengobservasi pemeriksaan dalam dapat
memantau kemajuan persalinan, mendeteksi abnormalitas dan
melakukan intervensi segera untuk menyelamatkan ibu dan janin.

e. observasi his selama 10 menit setiap 30 menit, DJJ dan nadi


Rasional: dengan mengobservasi his,DJJ dan nadi maka kita akan
mengetahui keadaan ibu dan janinnya.
f. Anjurkan kepada pendamping ibu untuk memberikan makan dan
minum disela kontraksi
Rasional : untuk memenuhi kebutuhan energi dan cairan tubuh
serta mencegah dehidrasi
g. Beri kebebasan kepada ibu untuk memilih posisi bersalin yang
aman dan nyaman
Rasional : dengan posisi bersalin yang sesuai keinginan ibu maka
akan mempercepat kemajuan persalinan dan ibu dapat meneran
lebih efektif pada posisi yang nyaman dan aman baginya
h. Observasi kemajuan persalinan, keadaan janin dan ibu sesuai
dengan partograf
Rasional : dengan mengobservasi kemajuan persalinan, keadaan
janin dan ibu sesuai dengan partigraf akan membatu untuk
memantau proses persalinan, memdeteksi abnormalitas dan
melakukan intervensi untuk menyelamatkan ibu dan janin.

F. IMPLEMENTASI
Tanggal 07 Juni 2020, pukul 01.45 WITA
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

111
Hasil : ibu telah mengetahui keadaannya dan janinnya dalam keadaan
baik
2. Memberi support ibu agar semangat menjalani proses persalinannya
Hasil : ibu telah mengerti dan telah dilakukan
3. Memfasilitasi ibu dengan kondisi senyaman mungkin
Hasil : telah dilakukan dan ibu sudah merasa nyaman
4. Mengobservasi tanda – tanda vital dan pemeriksaan dalam setiap 4
jam
Hasil : telah dilakukan
5. Mengobservasi his selama 10 menit setiap 30 menit, DJJ dan nadi.
Hasil : telah dilakukan
6. Menganjurkan kepada pendamping ibu untuk memberi makan dan
minum disela-sela kontraksi
Hasil : telah dilakukan
7. Memberi kebebasan kepada ibu untuk memilih posisi bersalin yang
aman dan nyaman
Hasil : ibu memilih posisi dorsal recumbent
8. Mengobservasi kemajuan persalinan, keadaan janin dan ibu sesuai
dengan partograf
Hasil : pemantauan tecatat dalam partograf

112
G. EVALUASI
Tanggal 07 Juni 2020, pukul 06.05 WITA
1. Keadaan ibu dan janin baik, dengan :
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 80 kali/menit
c. Suhu : 36,60 C
d. Pernapasan : 22 kali/menit
2. Ibu tampak ingin mengedan.
3. Vulva membuka.
4. Anus menonjol.
5. Hasil VT pukul 05.30 WITA.
a. Vulva dan vagina normal
b. Porsio tidak teraba
c. Pembukaan 10 cm
d. Ketuban pecah
e. Presentasi kepala UUK kanan depan
f. Penurunan hodge IV
g. Tidak ada penumbungan
h. Molase 0
i. Kesan panggul normal
j. Pelepasan lendir dan darah
6. Kala I berlangsung ± 5 jam
7. DJJ bayi 140 x/menit
8. His : Frekuensi 4 x 10 menit durasi 40-45 detik

113
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN INTRANATAL PADA NY “A” DI
PUSKESMAS RALLA TANGGAL 07 JULI 2020

No.Register : 24xxx
Tanggal Masuk : 07 Juli 2020, Pukul 01.30 WITA
Tanggal Pengkajian : 07 juli 2020, Pukul 01.35 WITA
Tanggal Partus : 07 Juli 2020, Pukul 06.05 WITA
Nama Pengkaji : Reski Amaliyah. N

1. Identitas Istri / Suami


Nama : Ny “A” / Tn “R”
Umur : 19 tahun / 27 tahun
Nikah/lamanya : 1x / ±8 bulan
Suku : Bugis / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Petani
Alamat : Panincong

2. Data Subjektif (S)


a. Hamil pertama dan tidak pernah keguguran
b. HPHT tanggal 01-10-2019
c. Tidak pernah mengalami 9 tanda bahaya selama kehamilan
d. Pergerakan janin pertama kali dirasakan saat usia kehamilan 4
bulan (awal bulan Februari).

114
e. Mules di rasakan sejak Sejak jam 01.30 WITA tanggal 07 Juni
disertai dengan pelepasan lender dan darah.
f. Sifat keluhan hilang timbul
3. Data Objektif (O)
a. Keadaan umum Ibu baik
b. HTP tanggal 08-07-2020
c. Umur kehamilan 39 minggu 5 hari
d. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 78 kali/menit
3) Suhu : 36,50 C
4) Pernapasan : 22 kali/menit
e. Kepala
Kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, tidak ada nyeri tekan
f. Wajah
Ekspresi wajah tampak meringis pada saat his
g. Mata
Konjungtiva merah muda, sclera putih
h. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena
jugularis
i. Payudara
Puting susu terbentuk, ada kolostrum.
j. Abdomen
Terdapat striae livide dan linea nigra, tidak terdapat luka bekas
operasi, tonus otot perut tampak tegang.
Pemeriksaan Leopold :
1) Leopld I :TFU 3 jari di bawah processus xipoideus (32 cm)
2) Leopold II : Punggung kiri

115
3) Leopold III : Kepala
4) Leopold IV : BDP (Bergerak Dalam Panggul)
DJJ terdengar jelas, kuat, dan teratur pada kuadran kiri perut
ibu dengan frekuensi 140 kali/menit.

Lingkar perut 108 cm. TBJ = TFU x LP


= 32 x 99
= 3,168 gram
k. His : Frekuensi 3 x 10 menit durasi 35-40 detik.
l. Genetalia pukul 01.30 WITA
Pemeriksaan dalam (VT)
1) Vulva dan vagina normal
2) Porsio lunak dan tipis
3) Pembukaan 5 cm
4) Selaput ketuban utuh
5) Presentasi, kepala UUK kanan depan
6) Penurunan hodge II
7) Tidak ada penumbungan
8) Molase 0
9) Kesan panggul normal
10)Pelepasan lendir dan darah
m. Ekstremitas
Tidak ada verises dan udema pada tungkai bawah.

4. Assessment (A)
G1 P0 A0, gestasi 39 minggu 5 hari, inpartu kala I fase aktif, keadaan
ibu dan janin baik.

116
5. Planning (P)
Tanggal 07 Juni 2020, pukul 01.45 WITA
a. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
Hasil : ibu telah mengetahui keadaannya dan janinnya dalam
keadaan baik
b. Memberi support ibu agar semangat menjalani proses
persalinannya
Hasil : ibu telah mengetahui dan telah dilakukan
c. Memfasilitasi ibu dengan kondisi senyaman mungkin
Hasil : telah dilakukan dan ibu sudah merasa nyaman
d. Mengobservasi his setiap 30 menit, DJJ dan nadi
Hasil : terlampir pada partograf
e. Mengobservasi tanda-tanda vital dan pemeriksaan dalam setiap 4
jam
Hasil : terlampir pada partograf.
f. Menganjurkan kepada pendamping ibu untuk memberi makan dan
minum disela-sela kontraksi
Hasil : telah dilakukan
g. Memberi kebebasan kepada ibu untuk memilih posisi bersalin yang
aman dan nyaman
Hasil : ibu memilih posisi dorsal recumbent
h. Mengobservasi kemajuan persalinan, keadaan janin dan ibu sesuai
dengan partograf
Hasil : pemantauan tecatat dalam partograf

117
H. CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA : Ny. A NO. RM :24xxx PAV :


UMUR : 19 th JK :P TANGGAL : 07 JULI 2020 KELAS :
TANGGAL/JA DIAGNOSA CATATAN PERKEMBANGAN NAMA &
M (SOAP) PARAF
Jam 05.30 Partus kala II S : Mules sering dan semakin kuat, ibu
ingin meneran.
O : His kuat dengan frekuensi 4 x 10
menit durasi 40-45 detik, DJJ 140
x/menit, anus/vulva membuka, perineum
menonjol, lendir darah bertambah
banyak. PD : pembukaan lengkap,
ketuban pecah pada pembukaa 10 cm
berwarna jernih, kepala, hodge IV. UUK
kanan depan.
A : Partus kala II Reski
P: Amaliyah. N
1. Menganjurkan keluarga atau
suami untuk mendampingi klien.
2. menyampaikan kepada ibu bahwa
pembukaan sudah lengkap
3. Mengajarkan cara meneran yang
efektif.
4. Menolong persalinan dengan APN
(kepala, bahu, badan). Pukul 06.05
WITA bayi lahir spontan, segera
menangis bergerak aktif, warna
kulit kemerahan.
5. Mengeringkan dan

118
menghangatkan bayi dengan kain
kering.
6. Pastikan janin tunggal.
Jam 06.05 Partus kala III S : Ibu merasa lelah, perut terasa mules,
bayi lahir spontan.
O : Kontraksi uterus baik, tampak tali
pusat di depan vagina, darah mengalir.
A : Partus kala III
P: Reski
1. Memberitahu ibu bahwa akan di Amaliyah. N
suntikkan oksitosin 10 U
2. Menyuntikkan oksitosin 10 U
secara intamuskuler pada paha
kanan ibu.
3. Menjepit dan memotong tali pusat
pada saat tali pusat berhenti
berdenyut.
4. Memfasilitasi IMD
5. Melakukan peregangan tali pusat
terkendali placenta lahir spontan
lengkap jam 06.10 WITA.
6. Melakukan masase uterus.
Jam 06.10 Partus kala S : Ibu merasa lelah, tetapi senang
IV dengan kelahiran bayinya.
O : Plasenta lahir lengkap pada pukul
06.10 WITA, pengeluran darah ±450 cc, Reski
kontraksi uterus baik, TFU setinggi pusat. Aamaliyah. N
A : Partus kala IV
P:

119
1. Periksa jalan lahir.
2. Mengukur TTV : TD 100/60
mmHg, N 80 kali/menit, S 36,6‫ﹾ‬C.
3. Memeriksa kontraksi uterus,
perdarahan, TFU setinggi pusat.
4. Memberi nutrisi yang cukup.

C. ASUHAN NIFAS

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

120
PADA NY “A’’ POST PARTUM HARI PERTAMA
DI PUSKESMAS RALLA

TANGGAL 08 JULI 2020 (08.30 WITA)

DATA SUBJEKTIF (S)

1. Ibu melahirkan pada tanggal 07 Juli 2020 pukul 06.05 wita

2. Ibu merasa nyeri pada luka perineum

3. Ibu menyusui bayinya, namun pengeluaran ASI sedikit

4. Ada pengeluaran darah dari jalan lahir

DATA OBJEKTIF (O)

1. TFU setinggi pusat

2. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar

3. Pengeluaran lochea rubra dan jumlahnya ±50 cc

4. Tanda- tanda vital dalam batas normal :

TD : 90/70 mmHg

Nadi : 76 kali/menit

Pernafasan : 20 kali/menit

Suhu : 36,6ºC

ASSASMENT (A)

121
Diagnosa : Post partum hari pertama dengan nyeri luka perineum

PLANNING (P)

1. Mengobservasi TFU
Hasil : TFU setinggi pusat,kontraksi teraba keras dan bundar
5. Mengkaji tingkat nyeri
Hasil : Ibu mengerti dan dapat beradaptasi dengan nyeri
6. Mengobservasi pengeluaran loche
Hasil : Lochea rubra merah segar terjadi pada hari pertama post
partum
7. Menjelaskan pada ibu bahwa nyeri luka perineum merupakan hal yang

normal/fisiologis, nyeri tersebut diakibatkan karena adanya ruptur pada

saat persalinan yang menyebabkan rasa nyeri.

Hasil : ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan tidak khawatir lagi

dengan keadaannya.

8. Menganjurkan pada ibu untuk tidak menggunakan air hangat ketika

setelah BAB/BAK, agar benang pada jahitan tidak lepas

Hasil: ibu bersedia melakukan apa yang dianjurkan.

9. Menganjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin


Hasil : Ibu mengerti dan mau menyusui bayinya sesering mungkin
10. Memberikan HE tentang :
a. Makanan yang bergizi seimbang yaitu Nasi,sayur,ikan.
b. Istirahat yang cukup yaitu pada siang hari 1-2 jam, dan malam hari
6-8 jam.
c. Personal hygine yaitu mandi 2x sehari pada pagi & sore hari serta

122
mengganti pembalut setiap kali merasa penuh.
11. Mengingatkan ibu untuk meminum obat yang diresepkan Parasetamol
3x1, B complex 3x1, Amoxicillin 3x1
Hasil : ibu mengerti dan akan makan terlebih dahulu sebelum

meminum obatnya.

12. Memberitahu tanda-tanda bahaya masa nifas, yaitu :


a. Uterus teraba lembek atau tidak berkontraksi
b. Perdarahan pervaginam >500 cc
c. Sakit kepala hebat
d. Rasa sakit saat BAK
e. Penglihatan kabur
f. Pengeluaran cairan pervaginam berbau busuk
g. Demam tinggi >38°C
Hasil: ibu mengerti.

123
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “A” POSTPARTUM HARI KEDUA

DI PUSKESMAS RALLA

TANGGAL 09 Juli 2019 (08.15 WITA)

DATA SUBJEKTIF (S)

Ibu mengeluh nyeri luka perineum dan ibu mengganti pembalut sebanyak 3

kali sehari. Ibu menyusui bayinya dan ASI sudah mulai keluar.

DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum baik

2. Tanda-tanda vital :

TD : 100/80 mmHg

Nadi : 78 kali/ menit

Suhu : 36,7oC

Pernapasan : 20 kali/menit

3. Wajah : tidak oedema, tidak pucat, konjungtiva merah muda

4. Payudara : konsistensi sudah mulai mengeras karena produksi ASI

5. Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, teraba keras dan bundar

6. Vulva dan vagina : bersih, tampak pengeluaran lochea rubra ± 30 cc

124
ASSESMENT (A)

Post partum hari kedua berlangsung normal, keadaan umum ibu baik

PLANNING (P)

Pukul: 08.20 WITA

1. Mengobservasi KU ibu dan tanda-tanda vital ; KU ibu baik, TD : 100/80

mmHg, Suhu: 36,6oC, Nadi : 78 kali/menit , Pernapasan :20 kali/menit

2. Mengobservasi lochea dan TFU

a. Lochea rubra, jumlah perdarahan ±30 cc

b. TFU 2 jari bawah pusat, teraba keras dan bundar

3. Mengajarkan pada ibu cara perawatan payudara :


b. Sepotong kassa atau kapas, lalu letakan pada kedua puting ibu,
tunggulah sampai 5 menit, laluh gosokan puting susu ibu pada
kain kassa sehingga semua kotoran terlepas.
c. Oleskan minyak baby oil atau bussa sabun pada kedua telapak
tangan ibu dengan telapak tangan kiri pada kedua payudar kiri /
dengan kapas sehingga semua kotoran terlepas..
d. Genggamlah kedua tangan kanan ibu yang telah berminyak atau
bersabun itu, punggung jari-jari menghadap ke dua payudara dan
digosok pada dua payudara dengan arah pangkal sampai ke ujung
puting, lakukan pada seluruh permukaan payudara ibu gosok 15
sampai 30 kali.
e. Ulangi perawatan seperti diatas, tapi tidak dengan menggunakan
tangan menggenggam melaikan dengan sisi telapak tangan,
lakukan 15 sampai 30 kali.

125
Hasil: ibu mengerti dan dapat mengulang kembali cara melakukan
perawatan payudara dan bersedia melakukannya sendiri.
4. Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut dalam setiap kali basah

atau lembab;

Hasil: ibu mengerti saran yang telah diberikan dan ibu bersedia

melakukannya.

5. Mengajarkan ibu tentang cara merawat tali pusat

Hasil : ibu mengerti dan bersedia mempraktekkannya sendiri di rumah

dengan cara tidak membubuhi apapun pada tali pusat bayi dan

mengganti kasa yang dibalutkan pada tali pusat setiap selesai

memandikan bayi.

126
D. ASUHAN BAYI BARU LAHIR

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR HARI PERTAMA


PADA BAYI NY “A” DI PUSKESMAS RALLA
TANGGAL 08 JULI 2020

Tanggal Kunjungan : 08 Juli 2020 , Pukul 08.30 WITA


Tanggal Lahir : 07 Juli 2020, Pukul 06.05 WITA
Tanggal Pengkajian : 08 Juli 2020, Pukul 08.30 WITA
Nama pengkaji : Reski Amaliyah. N

A. LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR


1. Identitas Bayi
 Nama : Bayi Ny “A”
 Tempat tanggal lahir : Puskesmas Ralla
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Anak ke : 1 (Pertama)
2. Identitas Orang Tua
Nama : Ny “A” / Tn “R”
Umur : 19 tahun / 27 tahun
Nikah/lamanya : 1x / ±8 bulan
Suku : Bugis / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Petani
Alamat : Panincong

127
3. Riwayat Kehamilan
a. G1 P0 A0
b. HPHT 01 Oktober 2019
c. HTP 08 Juli 2020
d. Umur kehamilan ibu adalah 39 minggu 5 hari
e. Ibu mendapat imunisasi TT sebanyak 1 kali
f. Ibu tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya persalinan
g. Obat-obat yang dikonsumsi selama hamil yaitu tablet Fe dan Vit.B
kompleks.

4. Riwayat Persalinan Sekarang


a. Bayi lahir ditolong oleh bidan di Puskesmas Ralla pada tanggal 07
Juli 2020, pada pukul 06.05 WITA.
b. Jenis persalinan normal
c. Bayi lahir spontan dan segera menangis dengan:
1) Jenis kelamin : Perempuan
2) Berat badan : 3200 gram
3) Panjang badan : 46 cm
4) Lingkar kepala : 33 cm
d. IMD berhasil pada menit ke 20 setelah bayi lahir.
e. Penilaian awal:
1) warna kulit : Merah muda
2) tonus otot : Refleks pada ekstremitas
3) pernafasan : Normal
f. Bayi telah diberikan salep mata, injeksi Vitamin K dosis 0,5 ml pada
jam 06.35 WITA, dan HB0 pada tanggal 08 Juni 2020 jam 12.00
WITA.

5. Riwayat Kesehatan

128
a. Ibu tidak pernah menderita penyakit hipertensi, jantung, diabetes
mellitus, asma, hepatitis dan penyakit menular seksual.
b. Tidak ada alergi makanan atau obat-obatan.

6. Riwayat Spiritual, Sosial dan Ekonomi


a. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah melalui
kesepakatan bersama.
b. Suami dan keluarga selalu memberikan perhatian dan membantu
ketika ibu membutuhkan
c. Seluruh biaya ditanggung oleh BPJS
d. Ibu sudah dapat berinteraksi dengan bayi

7. Riwayat Kebutuhan Dasar Bayi


a. Nutrisi
Bayi hanya diberikan ASI saja
b. Eliminasi
Bayi BAK 2 kali warna kuning jernih dan BAB 1 kali warna hitam
c. Personal hygiene
Bayi sudah dibersihkan, badan, kepala dan kulit tampak bersih.

8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
1) Bayi tampak aktif, respon terhadap rangsangan kulit dan
kesadaran composmentis.
2) Tanda-tanda vital:
a) Frekuensi jantung : 130 kali/menit
b) Suhu : 36,6˚ C
c) Pernapasan : 42 kali/menit
3) Pengukuran Antropometri:
Tanggal 07 Juli 2020, Pukul 06.25 WITA

129
a) Berat badan : 3200 gram
b) Panjang badan : 46 cm
c) Lingkar kepala : 33 cm
d) Lingkar dada : 32 cm
e) Lingkar perut : 33 cm
4) Head to toe:
a) Kepala:
Rambut hitam dan lembab, sutura merapat, tidak ada cepal
hematoma dan caput sucssedenium, tidak ada nyeri tekan.
b) Wajah
Kulut wajah tampak kemerahan dan tidak ada oedema
c) Mata
Simetris kiri dan kanan
d) Hidung
Tidak ada polip dan tidak ada nyeri tekan
e) Mulut dan bibir
Bibir tampak berwarna merah, tidak ada labiochizis dan
labiopalatochizis, reflex hisap baik
f) Telinga
Simetris kiri dan kanan, daun telinga dapat kembali seperti
semula setelah dilipat.
g) Leher
Tidak ada pembengkakan
h) Dada
Putting susu terbentuk, simetris kiri dan kanan, tarikan dada
seiring dengan bunyi nafas bayi
i) Abdomen
Perut datar dan warna kulit kemerah-merahan, tali pusat
tampak bersih dan basah.
j) Punggung
Tidak ada benjolan pada punggung
k) Genetalia dan anus

130
Genetalia tampak sempurna terdapat labia miyora menutupi
labia minora, lubang anus telah terbentuk
l) Ekstremitas atas dan bawah
Simetris kiri dan kanan, pergerakan aktif dan jari tangan
serta kaki lengkap
m) Kulit
Kulit kemerahan, verniks ada, tidak ada bercak
n) Refleks Pada Bayi
 Refleks moro : Bayi terkejut, lengan direntakan dalam
posisi abduksi ekstensi dan lengan terbuka dengan
gerakan lengan abduksi dan fleksi
 Root refleks: Bila pipi bayi disentuh, bayi menoleh ke sisi
yang disentuh itu untuk mencari puting
 Suck reflex: Bayi menghisap setiap benda yang
menyentuh bibirnya

B. LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH AKTUAL


Diagnosa : Bayi cukup bulan (BCB)/ sesuai masa kehamilan

(SMK)/ presentase belakang kepala (PBK) keadaan umum baik.

1. Data Subjektf (S)


a. HPHT 01 Oktober 2019
b. Bayi lahir pada tanggal 07 Juli 2020

2. Data Objektif (O)


a. Berdasarkan HPHT ibu umur kehamilan ibu adalah 39 minggu 5
hari pada tanggal 07 Juli 2020.
b. Berat badan lahir : 3200 gram
c. Panjang badan : 46 cm
d. Lingkar kepala : 33 cm

131
e. Lingkar dada : 32 cm
f. Lingkar perut : 33 cm
g. Tonus otot leher baik
h. Pergerakan aktif
i. Genetalia tampak sempurna terdapat labia mayora menutupi labia
minora
j. Root reflek, Suck reflek dan refleks moro baik.

3. Analisis dan Interpensi Data


Dihitung dari HPHT 01 Oktober 2019 sampai ibu melahirkan
tanggal 07 Juli 2020, maka didapatkan masa gestasi 39 minggu 5 hari,
menandakan bahwa bayi lahir dengan umur kehamilan >37 dan < 42
minggu (bayi aterm).
Ciri-ciri bayi normal adalah berat badan 2500-4000 gram, panjang
badan lahir 47-52 cm, Genetalia pada perempuan tampak labia
mayora menutupi labia minora dan tonus otot leher baik. Bayi aterm
memiliki repleks mengisap yang baik.
Bayi dengan usia kehamilan 40 minggu akan mempunyai berat
badan sesuai dengan gestasi untuk masa kehamilan atau disebut
dengan bayi cukup bulan (BCB/SMK).

C. LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Tidak ada data yang mendukung

D. LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI


Tidak ada data yang menunjang

E. LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN


Diagnosa : Bayi cukup bulan (BCB)/ sesuai masa kehamilan (SMK)/
presentase belakang kepala (PBK) keadaan umum baik.
1. Tujuan
a. Keadaan umum baik
b. Bayi dapat beradaptasi dengan lingkungan dari intra ke ekstra
uterine.

132
c. Bayi sehat dan nutrisi terpenuhi

2. Kriteria
a. Warna kulit kemerahan
b. TTV dalam batas normal:
1) Bunyi jantung : 120-160 kali/menit
2) Suhu : 36,5˚ - 37,5˚ C
3) Pernapasan : 30 – 60 kali/menit
c. Berat badan tidak turun >10% dalam 1 minggu dan bayi tetap
hangat.
d. Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada tali pusat seperti ruam
memerah dan bengkak di sekitar pangkal tali pusat, tidak ada
pengeluaran nanah dan tercium bau di sekitar tali pusat.
e. Replek mengisap dan menelan baik

3. Rencana Tindakan
a. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarganya
Rasional: agar ibu dan keluarganya dapat mengetahui keadaan
bayinya.
b. Anjurkan ibu mengganti popok setiap kali basah
Rasional: dengan mengganti popok setiap kali basah dapat
mencegah infeksi pada kulit bayi.
c. Memberikan bayi ASI Eksklusif
Rasional: agar nutrisi bayi terpenuhi
d. Rawat tali pusat setiap hari
Rasional: dengan merawat tali pusat setiap dapat menghambat
mikroorganisme dan dapat mengetahui adanya infeksi tali pusat
sehingga memudahkan untuk melakukan tindakan dan
mengajarkan ibu melakukan perawaatan tali pusat sendiri sehingga
kebersihan tali pusat dapat diperhatikan.
e. Mensupport ibu untuk tetap memberikan ASI Eksklusif

133
Rasional: dengan memberi ASI Eksklusif pada bayi dapat menjaga
sistem kekebalan tubuh pada bayi sehingga bayi tidak mudah
terkena penyakit.

F. LANGKAH VI. IMPLEMENTASI


Tanggal 08 Juli 2020, Pukul 08.40 WITA
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarganya
Hasil : ibu telah mengetahui kondisi bayinya.
2. Menganjurkan ibu mengganti popok setiap kali basah untuk mencegah
infeksi pada kulit bayi.
Hasil : ibu mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan Asi pada bayinya
Hasil : ibu mengerti
4. Memberitahu ibu untuk merawat tali pusat setiap hari
Hasil : ibu mengerti
5. Mensupport ibu untuk tetap memberikan ASI Eksklusif
Hasil : Ibu mengerti

G. LANGKAH VII. EVALUASI


Tanggal 07 Juli 2020, Pukul 10.35 WITA
1. Keadaan umum baik dan kesadaran composmentis
2. Tanda-tanda vital:
a. Frekuensi jantung : 132kali/menit
b. Suhu : 36,5˚ C
c. Pernapasan : 42 kali/menit
3. Tonus otot leher baik
4. Pergerakan aktif
5. Genetalia tampak sempurna terdapat labia mayora menutupi labia
minora.
6. Pemeriksaan repleks :
a. Root reflek : (+)

134
b. Suck reflek : (+)
c. Refleks moro : (+)
7. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat
8. Bayi sehat dan nutrisi terpenuhi
9. Tali pusat masih basah
10. Bayi dapat beradptasi dengan lingkungan bayi dalam keadaan
terbungkus dengan kain bersih dan kering.
11. Bayi tampak tenang dan normal

135
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI NY “A” DI PUSKESMAS RALLA
TANGGAL 08 JULI 2020

Tanggal Kunjungan : 08 Juli 2020 , Pukul 08.30 WITA


Tanggal Lahir : 07 Juli 2020, Pukul 06.05 WITA
Tanggal Pengkajian : 08 Juli 2020, Pukul 08.30 WITA
Nama pengkaji : Reski Amaliyah. N

1. Identitas Bayi
 Nama : Bayi Ny “A”
 Tempat tanggal lahir : Puskesmas Ralla
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Anak ke : 1 (Pertama)
2. Identitas Orang Tua
Nama : Ny “A” / Tn “R”
Umur : 19 tahun / 27 tahun
Nikah/lamanya : 1x / ±8 tahun
Suku : Bugis / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Petani
Alamat : Panincong

3. Data Subjektf (S)


a. Umur kehamilan 39 minggu 5 hari
b. HPHT 01 Oktober 2019
c. Bayi lahir pada tanggal 07 Juli 2020

136
4. Data Objektif (O)
a. Berdasarkan HPHT, umur kehamilan ibu adalah 39 minggu 5 hari
pada tanggal 07 Juli 2020
b. Tonus otot leher baik
c. Pergerakan aktif
d. Genetalia tampak sempurna terdapat labia mayora menutupi labia
minora.
e. Root reflek, Suck reflek dan refleks moro baik.
f. Bayi sehat dan nutrisi terpenuhi
g. Tali pusat masih basah

5. Assesment (A)
Bayi cukup bulan (BCB)/ sesuai masa kehamilan (SMK)/ presentase
belakang kepala (PBK) keadaan umum baik.

6. Penatalaksanaan (P)
a. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarganya
Hasil : ibu telah mengetahui kondisi bayinya.
b. Menganjurkan ibu mengganti popok setiap kali basah untuk
mencegah infeksi pada kulit bayi.
Hasil : ibu mengerti
c. Menganjurkan ibu untuk memberikan Asi pada bayinya
Hasil : ibu mengerti
d. Memberitahu ibu untuk merawat tali pusat setiap hari
Hasil : ibu mengerti
e. Mensupport ibu untuk tetap memberikan ASI Eksklusif
Hasil : Ibu mengerti

137
E. ASUHAN KELUARGA BERENCANA/KB

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KELUARGA BERENCANA


PADA NY "A"

Tanggal : 11 Juli 2020 Pukul 11:10 WITA

DATA SUBJEKTIF (S)

Ibu masih merasakan nyeri pada luka jahitan perineum , pengeluaran ASI

lancar, bayi kuat menyusu, BAK dan BAB lancar .

DATA OBJEKTIF (O)

Keadaan umum ibu baik, TD : 110/70 mmHg Suhu : 36,6 oC Nadi : 80

kali/menit, Pernapasan : 20 kali/menit, wajah tidak pucat, konjungtiva merah

muda, sclera putih, pengeluaran ASI mulai banyak, tidak bengkak, TFU ½

simpisis-pusat, lochea sanguinolenta, normal tidak berbau, tidak ada oedema

dan varises pada tungkai

ASSESMENT (A)

Ibu bersedia menjadi akseptor KB

PLANNING (P)

1. Mengobservasi KU ibu dan tanda-tanda vital ; KU ibu baik, TD : 110/70

mmHg, Suhu: 36,6oC, Nadi : 80 kali/menit , Pernapasan :20 kali/menit

2. Memberikan konseling KB serta metode yang tepat untuk ibu yang

sedang menyusui yaitu Metode Amenore Laktasi (MAL), suntik 3 bulan,

138
implant dan AKDR; hasil : ibu sementara ingin menggunakan metode

suntik 3 bulan.

3. Menjelaskan metode kontrasepsi yang telah dipilih oleh ibu yaitu dengan

menggunakan suntik progestin 3 bulan dapat mencegah kehamilan

jangka panjang dan salah satu efek samping yang dapat muncul yaitu

peningkatan berat badan dan metode ini tidak boleh digunakan apabila

ibu memiliki kanker payudara. Pada ibu menyusui, metode kontrasepsi ini

dapat digunakan setelah 6 minggu pasca persalinan dan cukup aman

setelah menyusui. Ibu harus melakukan kunjungan 3 bulan setelah

melakukan penyuntikkan pertama dan melakukan kontrol jika ada

keluhan. Hasil : ibu mengerti dan paham tentang kontrasepsi yang akan

digunakannya.

139
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Asuhan kehamilan pada Ny. “A” sudah sesuai dengan standar asuhan

pelayanan kebidanan pada kehamilan.

2. Asuhan persalinan Ny. “A” sudah sesuai dengan standar asuhan

pelayanan kebidanan pada persalinan.

3. Asuhan masa nifas Ny. “A” dipantau hingga kunjungan keempat dan

tidak menunjukkan adanya kelainan.

4. Bayi baru lahir Ny. “A” dalam keadaan normal. Pada kunjungan

neonates tidak menunjukkan adanya kelainan atau masalah.

5. Klien ingin menjadi akseptor KB suntik 3 bulan setelah diberikan

konseling jenis-jenis alat kontrasepsi, keuntungan dan efek

sampingnya. Keputusan klien untuk ber-KB telah mendapatkan

persetujuan dari suami.

B. Saran

1. Mahasiswa kebidanan

Mahasiswa kebidanan diharapkan selalu memberikan asuhan

kebidanan sesuai standar secara komperehensif dengan melibatkan

klien dan keluarganya pada setiap kasus kebidanan.

140
2. Bagi Rumah Sakit

a. Meningkatkan promosi kesehatan khususnya pada ibu hamil

Dengan memberikan asuhan kebidanan komprehensif melibatkan

klien dan keluarga.

b. Meningkatkan sarana dan prasarana bagi semua pelayanan

kesehatan khususnya pelayanan kebidanan agar tercapai

pelayanan yang sesuai dengan standar.

3. Bagi institusi

a. Meningkatkan keterampilan mahasiswa agar lebih siap lagi

sebelum memulai praktik di lahan.

b. Memberikan motivasi agar mahasiswa dapat melakukan tindakan

dengan lebih percaya diri.

141
DAFTAR PUSTAKA

Baety, Aprilia Nurul. 2012. ’’Kehamilan dan Persalinan Panduan Praktik

Pemeriksaan’’. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Eun-Young Choi, dkk. 2015 “Primipara and Multipara Simulated a Normal

Birth Experience for Content Analysisyear 2015”. International

Journal of Bio-Science and Bio-Technology. Vol.8, No.5.

Ilmiah, Widia Shofa. 2015. “Buku Ajar Asuhan Persalinan Normal”,

Yogyakarta: Nuha Medika.

Jannah, Nurul. 2017. “ASKEB II Persalinan Berbasis Kometensi”. Jakarta:

ECG

Kementerian Kesehatan RI, 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak , Jakarta :

Balai Pustaka

Manuaba, Ida A.C .2010. ‘’Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB

untuk Pendidikan Bidan Edisi 2 ‘’. Jakarta: EGC

Manuaba, Ida A.C .2013.. ‘’Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB

untuk Pendidikan Bidan Edisi 2 ‘’. Jakarta: EGC

Nursiah, Ai, dkk. 2014.”Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan”, Bandung: PT.

Revika Aditama.

Prasetyo, Dwi Sunar. Buku Pintar ASI Ekslusif, Yogyakarta: Diva Press, 2011

Prawirohardjo S, 2014. ‘’Ilmu kebidanan’’ . Jakarta : Bina Pustaka

142

Anda mungkin juga menyukai