Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN STASE

PRANIKAH DAN PRA KONSEPSI

ASUHAN KEBIDANAN PADA CATIN DAN


PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT

DI TPMB LIA RACHMAWATI, S.S.T.,Bdn.,M.Kes

DISUSUN OLEH :
SINTA PEBRIANTI
4009230182

PEMBIMBING AKADEMIK

(SRI HENNYATI A,SST.,M.KES.,M.Tr.Keb)

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tercurah limpah atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan ini dengan judul
Asuhan Kebidanan pada Catin dan perencanaan kehamilan Sehat Di TPMB Lia
Rachmawati, S.S.T.,Bdn.,M.Kes. Laporan Pendahuluan ini diajukan sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan Stase Pranikah dan Prakonsepsi di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung. Dalam penyusunan laporan
pendahuluan ini, penulisan telah mendapatkan banyak bimbingan, arahan, bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Dra. Suryani, Dipl.Mid,MM sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Dharma Husada Bandung
2. Ira Kartika, S.ST.,M.Keb sebagai Ketua Program studi Profesi kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung
3. Sri Hennyati A,SST.,M.KES.,M.Tr.Keb sebagai pembimbing Akademik stase
pranikah dan prakonsepsi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada
Bandung
4. Seluruh Tim Dosen pembimbing stase pranikah dan prakonsepsi yang telah
bersedia membimbing dan mengarahkan serta memberikan motivasi dalam
kegiatan praktik ini
5. TPMB Lia Rachmawati, S.S.T,Bdn,M.Kes selaku pemilik tempat praktik
mandiri bidan, yang telah memberikan izin untuk melakukan kegiatan praktik
stase pranikah dan prakonsepsi
Penulis menyadari bahwa Laporan Pendahuluan ini jauh dari kata
sempurna, maka dari itu penulis memohon maaf apabila ada kekurangan dari
laporan pendahuluan ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar laporan ini bisa berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
Bandung, 06 Oktober 2023
Penulis

ii
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA CATIN DAN


PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT

OLEH :
SINTA PEBRIANTI
4009230182

Yang telah dilaksanakan oleh Pembimbing


pada tanggal 06 Oktober 2023

Pembimbing Stase Mahasiswa

Sri Hennyati A,SST.,M.KES.,M.Tr.Keb Sinta Pebrianti

Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus ini Sebagai salah satu pernyataan
Dalam Penyelenggaraan Praktik Stase Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan
Pada Prodi Profesi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada

Mengetahui, Ketua Prodi

Ira Kartika,S,ST.,M.Keb

NIK: 432121002020

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

KATA PENGANTAR................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Definisi.................................................................................................... 2
BAB II MANAJEMEN KEBIDANAN ................................................... 6
A. Definisi ………………………………………………………………. 6
B. Langkah 1.............................................................................................. 6
C. Langkah 2.............................................................................................. 7
D. Langkah 3.............................................................................................. 7
E. Langkah 4.............................................................................................. 7
F. Langkah 5 ............................................................................................. 8
G. Langkah 6 ............................................................................................. 8
H. Langkah 7.............................................................................................. 8

BAB III PEMERIKSAAN PENUNJANG ................................................ 10

BAB IV PENATALAKSANAAN................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 19

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasangan calon pengantin perlu mempersiapkan diri dalam memasuki gerbang


pernikahan untuk membentuk keluarga yang sejahtera dan melahirkan generasi penerus
sehat dan berkualitas.Sebelum menikah calon pengantin perlu mempersiapkan kondisi
kesehatannya agar dapat menjalankan kehamilan sehat sehingga dapat melahirkan
generasi penerus yang sehat dan menciptakan keluarga yang sehat (Kementerian
Kesehatan RI, 2020). Bimbingan calon pengantin untuk mempersiapkan warga negara
Indonesia yang akan menikah dan membentuk keluarga, dapat menjadikan keluarga ceria,
melahirkan zaman yang bernilai dan Negara yang baik. Bentuk pendidikan kesehatan
calon bagi pengantin, atau pendidikan pra nikah bisa dimasukan dalam pendidikan formal,
pendidikan non formal, dan pendidikan informal.Oleh karena itu, Kursus Calon Pengantin
menjadi bagian dari Pendidikan bagi Calon Pengantin (Sururin & Moh.Muslim, 2016).
Pemerintah Indonesia menggelar program unik untuk calon wanita atau biasa
disebut sucatin yang berencana mempersiapkan diri untuk hidup sejahtera konsepsi yang
sehat sehingga dapat menciptakan catin yang berkualitas. Pada penyelenggaraan ini ada
KIE dalam hal kesejahteraan konsepsi untuk menjamin catin memiliki informasi yang
memadai untuk merencanakan kehamilan dan membangun keluarga yang solid
(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Beberapa pelatihan dalam pendidikan kesehatan
pranikah yang diberikan oleh petugas ke calon pengantin secara aturan umum, materi
yang harus diperhatikan adalah materi organ reproduksi wanita, cara yang benar-benar
fokus pada organ konsepsi, makna orientasi, dan keadilan orientasi. Dalam pendidikan
kesehatan ini juga menjelaskan penyakit yang perlu diwaspadai oleh pasangan calon
pengantin yaitu Infeksi Saluran Reproduksi maupun Infeksi Menular Seksual. Kegiatan
pendidikan kesehatan calon pengantin juga menjelaskan tentangAnemia, Kekurangan
Gizi, Hepatitis B, Diabetes Melitus, Malaria, TORCH, Thalasemia, Hemofilia, maupun
informasi tentang kehamilan seperti masa kehamilan, proses kehamilan, kehamilan ideal,

1
indikasi bahaya kehamilan, indikasi pada ibu dan anak, pengaturan kelahiran dan pilihan
strategi untuk pasangan baru yang membutuhkan untuk menunda kehamilan (Kementrian
Kesehatan RI, 2018) Informasi ini dapat diteruskan melalui konsultasi sehingga informasi
kesehatan wanita dan pria tentang kesehatan dalam mempersiapkan kehamilan dapat
meningkat.
Penyuluhan kesejahteraan merupakan tindakan pelatihan kesejahteraan yang dapat
dilakukan dengan cara menanamkan kepercayaan pada istri dan suami agar mereka tahu
dan melihat, tetapi di sisi lain tahu, mau, dan siap untuk membuat perencanaan kehidupan
yang lebih baik (Devi, 2012). Penyampaian pendidikan kesehatan untuk wanita dan
persiapan dapat digabungkan dengan pengaturan media tertentu yang akan memperkuat
wanita saat ini dan menyiapkan dan menyerap informasi.(Kartikasari, Ariwinanti, &
Hapsari, 2019). Pendidikan kesehatan reproduksi ini perlu diberikan kepada calon
pengantin karena masih banyak masyarakat yang beranggapan salah tentang kesehatan
reproduksi sehingga diperlukan informasi agar tidak salah perilaku dalam kesehatan
reproduksi (Sritami, 2015).Dampak yang dapat ditimbulkan jika penyuluhan kesehatan
reproduksi tidak diberikan kepada masyarakat adalah rendahnya informasi tentang
kesehatan janin pada manusia dapat menyebabkan berbagai penyakit dan
ketidaknyamanan nyata pada organ reproduksi (Juwitasari, Dyna A, 2020)

B. Definisi

1. Konsep Dasar KIE

Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan


secara sistematik dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal, teknik
bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik bertujuan untuk membantu
seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan
menentukan jalan keluar/upaya untuk mengatasi masalah tersebut. KIE bertujuan
untuk mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif,
peningkatan pengetahuan dan sikap agar memiliki perilaku yang sehat dan
bertanggung jawab. KIE penting dilakukan untuk persiapan menjadi orang tua
karena menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah, tetapi tidak juga sesulit yang

2
dibayangkan dan salah satu kunci sukses menjadi orang tua yang baik adalah
mempersiapkan diri dari kedua belah pihak.
2. Pengertian kesehatan prakonsepsi

Kesehatan prakonsepsi adalah kondisi kesehatan orang tua sebelum terjadi


pembuahan. Kesehatan prakonsepsi harus tetap dioptimalkan sekalipun perempuan
tidak merencanakan kehamilan mengingat banyak perempuan yang tidak
menyadari bahwa dirinya hamil padahal dirinya tidak merencanakan kehamilan.
Kesehatan prakonsepsi harus mendapat perhatian dari usia 18 sampai 44 tahun.
3. Standar pemeriksaan prakonsepsi di Indonesia

Pelaksanaan skrining prakonsepsi di Indonesia di atur dalam Peraturan Menteri


Kesehatan No 97 Tahun 2014 Tentang pelayanan kesehatan masa sebelum hamil,
masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan pelayanan
kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual. Pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani
kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang
sehat. Sasaran pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan Permenkes
No.97 Tahun 2014 adalah remaja, calon pengantin dan pasangan usia subur.
Kegiatan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan Permenkes No.97
Tahun 2014 meliputi:
a. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik yang dimaksudkan paling sedikit
meliputi pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan status gizi. Pemeriksaan
status gizi harus dilakukan terutama untuk menanggulangi masalah kurang
energi kronis (KEK) dan pemeriksaan status anemia
b. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang merupakan pelayanan
kesehatan yang dilakukan berdasarkan indikasi medis, terdiri atas
pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan darah yang dianjurkan, pemeriksaan
penyakit menular seksual, pemeriksaan urin rutin dan pemeriksaan penunjang
lainnya.

3
c. Pemberian imunisasi Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya
pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit Tetanus. Pemberian
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dilakukan untuk mencapai status T5 hasil
pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Status T5 ditujukan agar wanita
usia subur memiliki kekebalan penuh.
d. Suplementasi gizi Pemberian suplementasi gizi bertujuan untuk
pencegahan anemia gizi. Pemberian suplementasi gizi untuk pencegahan
anemia gizi dilaksanakan dalam bentuk pemberian edukasi gizi seimbang
dan tablet tambah darah.
e. Konsultasi kesehatan Konsultasi kesehatan berupa pemberian komunikasi,
informasi, dan edukasi.
f. Pelayanan kesehatan lainnya. Pelayanan kesehatan yang harus diperhatikan
dalam skrining prakonsepsi adalah pemeriksaan psikologis. Kondisi
psikologis sangat mempengaruhi kehamilan sehingga perlu mendapatkan
perhatian khusus
4. Konseling perencanaan kehamilan sehat

Konseling Perencanaan kehamilan sehat harus diberikan kepada pasangan yang


hendak menikah atau merencanakan kehamilan dengan tujuan untuk
mempersiapkan kehamilan sehat sehingga dapat meminimalkan resiko
komplikasi saat kehamilan maupun persalinan. Adapun konseling perencanaan
kehamilan sehat menurut Kemenkes (2018) pada lembar balik kesehatan
reproduksi dan seksual bagi calon pengantin yang diberikan dalam perencanaan
kehamilan sehat meliputi sebagai berikut :
c. Persiapan Fisik Persiapan fisik meliputi persiapan tanda-tanda vital,
pemeriksaan status gizi (TB, BB, IMT, LILA, Tanda-tanda anemia),
pemeriksaan golongan darah rutin, pemeriksaan urin rutin, dan pemeriksaan
lain atas indikasi seperti gula darah, malaria, TORCH, Hepatitis B,
HIV/AIDS, tiroid, dan lain-lain).

4
b. Persiapan Gizi KIE persiapan gizi penting untuk dilakukan untuk memastikan
calon ibu sudah melakukan perbaikan status gizi sebelum hamil. Pada
persiapan gizi terlebih dahulu di ukur status gizi ibu, kemudian bidan
menghitung IMT sebagai dasar memberikan konseling gizi seimbang. Dalam
persiapan gizi, calon pengantin diedukasi untuk mengkonsumsi asam folat
untuk menghindari terjadinya defisiensi asam folat yang dapat menyebabkan
gangguan pada masa organogenesis.
c. Skrining Status Imunisasi TT Imunisasi TT menjadi salah satu program yang
wajib dilakukan oleh calon pengantin sebagai syarat mendaftar menikah. Hal
ini merupakan upaya untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum.
d. Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi KIE yang dapat diberikan untuk
menjaga kesehatan organ reproduksi wanita meliputi : menggunakan pakaian
dalam berbahan katun menyerap, cebok dari arah vagina ke dubur, mengganti
pembalut maksimal 4 jam sekali, tidak perlu menggunakan cairan pembersih
vagina terlalu sering, Jangan mengenakan pembalut tipis terlalu sering,
gunakan handuk kering dan bersifat pribadi, dan lain-lain
e. Kondisi Kesehatan Yang Perlu Di Waspadai Beberapa kondisi kesehatan
sebelum hamil harus menjadi perhatian khusus agar tidak mempengaruhi
kehamilan. beberapa kondisi kesehatan yang perlu di waspadai akan
dijelaskan pada gambar berikut : anemia, hepatitis B, diabetes mellitus,
malaria dan TORCH, penyakit genetic thalassemia.

5
BAB II

MANAJEMEN KEBIDANAN

A. Definisi

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam


menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian,
analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi(IBI,2007).
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien(Varney Helen, Kriebs Jan M,
2007). Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang
dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-
langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam
semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah kedalam tugas-
tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien (Varney Helen,
Kriebs Jan M, 2007).

B. Langkah I : pengumpulan data dasar

Pengkajian dilakukan bidan untuk melakukan pengkumpulan data yang didapatkan


secara langung ke pasien baik berupa (data subjektif) dan data yang diperoleh dari
hasil pemeriksaan maupun observasi bidan (data objektif).
Pengkajian calon pengantin, meliputi pertanyaan seputar keluhan pasien, pekerjaan
serta kebiasaan sosial lainnya, riwayat menstruasi, riwayat penyakit yang diderita dan
riwayat penyakit di keluarga. selanjutnya ditanyakan juga pola sehari-hari seperti pola
makan (gizi yang di konsumsi), minum, dan aktivitas sehari-hari pasien, dikarenakan
hal ini akan menjadi data untuk bidan dalam penatalaksanaan asuhan.

6
Selain itu, data objektif pun termasuk ke dalam asuhan kebidanan pada catin yang
terdiri dari pemeriksaan fisik yaitu tanda-tanda vital, pemeriksaan BB dan TB, IMT,
pemeriksaan fisik lengkap termasuk pemeriksaan darah.

C. Langkah II : interpretasi data dasar

Identifikasi adanya diagnosa atau masalah potensial lain dilakukan antisipasi atau
pencegahan bila memungkinkan serta waspada dan bersiap untuk segala sesuatu yang
dapat terjadi. Pada step ini sangat vital untuk perawatan yang aman. Pada langkah
ketiga ini bidan dituntut mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya
merumuskan masalah potensial yang akan terajdi, tetapi juga merumuskan tindakan
antisipasi agar masalah atau diagnosis tersebut tidak terjadi. Langkah ini bersifat
antisipasi yang rasional atau logis.

D. Langkah III : mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial

Pada langkah ini kita akan mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dapat dilakukan pencegahan. Pada langkah ketiga ini
bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya
merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan
antisipasi penanganan agar masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi

E. Langkah IV: Mengidentifikasi Perlunya Tindakan Segera Oleh Bidan / Dokter


Pada langkah ini kita akan mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/
dokter dan, atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan
kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi, penatalaksanaan bukan
hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama
wanita tersebut bersama bidan terus-menerus.

7
F. Langkah V : Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh yang Ditentukan Oleh
Langkah Sebelumnya
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah
sebelumya dan semua perencanaan yang dibuatkan harus berdasarkan pertimbangan
yang tepat meliputi pengetahuan, teori up to date, perawatan berdasarkan bukti
(evidence based care). Dalam menyusun rencana sebaiknya pasien dilibatkan karena
pada akhirnya pengambilan keputusan dalam melaksanakan suatu rencana asuhan
harus disetujui oleh pasien. Rencana asuhan yang diberikan pada catin perencanaan
kehamilan adalah memberikan konseling tentang gizi seimbang, imunisasi TT,
screening penyakit anemia, hepatitis B, HIV/AIDS, malaria, TORCH dan Diabetes
mellitus dan konseling.

G. Langkah VI : Implementasi / melaksanakan perencanaan dan penatalaksanaan


Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke lima
dilaksanakan secara aman dan efisien. Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi
dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan
bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab
terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
pelaksanaan asuhan yang diberikan pada catin adalah : memberikan konseling tentang
gizi, imunisasi TT sesuai dengan standar yaitu 5 kali dengan interval waktu yang
telah ditentukan, screening penyakit anemia, hepatitis B, HIV/AIDS, malaria,
TORCH dan Diabetes mellitus dan konseling.

H. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan
masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif

8
dalam pelaksanaannya. Pada kasus catin ini evaluasi yang diharapkan yaitu, pasangan
dapat mempersiapkan diri untuk masa kehamilan dengan memperhatikan hal-hal
berikut ini, antara lain mempersiapkan gizi yang seimbang untuk catin, melakukan
imunisasi TT untuk pihak perempuan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu
5 kali dengan interval yang telah ditentukan, melakukan screening penyakit anemia,
hepatitis B, HIV/AIDS, malaria, TORCH dan Diabetes mellitus dan konseling.

9
BAB III

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Persiapan Fisik
Persiapan fisik meliputi persiapan tanda-tanda vital, pemeriksaan
status gizi (TB, BB, IMT, LILA, Tanda-tanda anemia), pemeriksaan
golongan darah rutin, pemeriksaan urin rutin, dan pemeriksaan lain
atas indikasi seperti gula darah, malaria, TORCH, Hepatitis B,
HIV/AIDS, tiroid, dan lain- lain).
2. Persiapan Gizi
KIE persiapan gizi penting untuk dilakukan untuk memastikan
calon ibu sudah melakukan perbaikan status gizi sebelum hamil. Pada
persiapan gizi terlebih dahulu di ukur status gizi ibu, kemudian bidan
menghitung IMT sebagai dasar memberikan konseling gizi seimbang.
Dalam persiapan gizi, calon pengantin diedukasi untuk
mengkonsumsi asam folat untuk menghindari terjadinya defisiensi
asam folat yang dapat menyebabkan gangguan pada masa
organogenesis.
Adapun cara pengukuran status gizi dapat dilihat pada gambar berikut :

10
Setelah dilakukan pengukuran timbang berat badan, tinggi badan
dan lingkar lengan atas, bidan melakukan penghitungan IMT
sebagai dasar dalam memberikan konseling. Hal ini dapat dilihat
pada gambar berikut:

Hasil pengukuran status gizi dijadikan dasar oleh bidan untuk


memberikan konseling gizi seimbang seperti pada gambar berikut :

11
Berdasarkan gambar di atas, dalam merencanakan kehamilan
sehat, calon pengantin/calon ibu harus memahami mengenai gizi
seimbang dan menerapkan 4 pilar gizi seimbang dalam kehidupan
sehari-hari dan ditambah mengkonsumsi asam folat untuk
membantu memenuhi kebutuhan asam folat dalam tubuh. Untuk
calon pengantin yang mengalami anemia defisiensi besi,
suplementasi Fe sangat dibutuhkan dan perlu dilakukan evaluasi
kenaikan kadar Hb sebelum terjadi kehamilan.

3. Skrining Status Imunisasi TT


Imunisasi TT menjadi salah satu program yang wajib dilakukan
oleh calon pengantin sebagai syarat mendaftar menikah. Hal ini
merupakan upaya untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum.
Adapun penjelasan imunisasi TT tertera pada gambar berikut ini :

12
Berdasarkan gambar di atas, bidan dituntut untuk memiliki
keahlian dalam menggali informasi mengenai status imunisasi TT
pada calon pengantin.

4. Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi


KIE yang dapat diberikan untuk menjaga kesehatan organ
reproduksi wanita meliputi :
a. Menggunakan pakaian dalam berbahan katun menyerap
b. Cebok dari arah vagina ke dubur
c. Mengganti pembalut maksimal 4 jam sekali
d. Tidak perlu menggunakan cairan pembersih vagina terlalusering
e. Jangan mengenakn pembalut tipis terlalu sering

13
f. Gunakan handuk kering dan bersifat pribadi
g. Dan lain-lain
5. Kondisi Kesehatan Yang Perlu Di Waspadai
Beberapa kondisi kesehatan sebelum hamil harus menjadi perhatian
khusus agar tidak mempengaruhi kehamilan. beberapa kondisi
kesehatan yang perlu di waspadai akan dijelaskan pada gambar
berikut:
a. Anemia

b. Hepatitis B

14
c. Diabetes Mellitus

d. Malaria dan TORCH

15
e. Penyakit genetik thalassemia

16
f. Penyakit genetik hemophilia

17
BAB IV

PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan tujuan KIE pada calon pengantin/calon ibu


2. Melakukan pemeriksaan status gizi
3. Menghitung IMT catin dan menjelaskan hasil perhitungan
4. Menjelaskan setiap pasangan catin untuk mengkonsumsi makanan gizi seimbang
5. Menjelaskan bahwa setiap catin perempuan dianjurkan mengkonsumsi tablet tambah
darah yang mengandung zat besi dan asam folat minimal seminggu sekala
6. Menjelaskan manfaat imunisasi TT
7. Menjelaskan jangka waktu pemberian imunisasi TT
8. Menjelaskan mengenai anemia dan bahayanya
9. Menjelaskan mengenai kekurangan gizi dan bahayanya
10. Menjelaskan mengenai hepatitis B dan upaya pencegahan pada catin
11. Menjelaskan mengenai diabetes melitus dan resikonya
12. Menjelaskan mengenai malaria dan dampaknya bagi catin
13. Menjelaskan mengenai TORCH dan dampaknya bagicatin
14. Menjelaskan mengenai thalasemia dan dampaknya pada catin
15. Menjelaskan mengenai pencegahan thalasemia bagi catin
16. Menjelaskan mengenai hemofilia dan dampaknya padacatin
17. Menjelaskan mengenai pencegahan hemofilia pada catin

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Kusmiran, Eny. (2012) Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Salemba Medika.
Jakarta
2. Rochjati,Poedji. (2011) Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Ed.2. Pusat
Percetakan
3. Pinem, Saroha.2009.Kesehatan ReproduksidanKontrasepsi.Jakarta:KDT

4. Modul Asuhan pranikah dan prakonsepsi Stikes Guna bangsa. 2019. Yogyakarta

5. Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Pelaksanaan Komunikasi Informasi dan


EdukasiKesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon Pengantin. In: Petunjuk
Pelaksanaan Komunikasi Informasi dan Edukasi Kesehatan Reproduksi dan
Seksual Bagi CalonPengantin. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015.
6. Nababan, L., Widya Ningsih, S., & Maulina, N. (2020). Modul praktikum asuhan
pranikah dan prakonsepsi.

19

Anda mungkin juga menyukai