Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KOMPREHENSIF

PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK


PADA NIFAS DAN MENYUSUI DI KLINIK
PRATAMA FAZZA
TAHUN 2023

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik


Pada Nifas dan Menyusui
(STASE III)

Disusun Oleh :

DWI WAHYUNINGSIH
NIM : P07524723025

Dosen Pembimbing :
JULIETTA HUTABARAT,S.Psi ,M.Keb

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI PROFESI BIDAN
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KOMPREHENSIF
PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK PADA
NIFAS DAN MENYUSUI DI KLINIK PRATAMA FAZZA
TAHUN 2023

Oleh:
DWI WAHYUNINGSIH
NIM : P07524723025

Menyetujui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan Praktik

Bebaskita Br Ginting,SSiT,MPH Hj. Nurhamidah Siregar,S.Keb,Bd


NIP : 197307291993032001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Tri Marini SN,SST,M.Keb


NIP. 198003082001122002

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Laporan Komprehensif dalam
Asuhan Kebidanan Fisiologi Holistik Pada Nifas dan Menyusui di Klinik Pratama
Madina ini dengan sebaik mungkin. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu RR. Sri Arini Winarti Rinawati,SKM,M.Kep selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes RI Medan
2. Ibu Arihta Br Sembiring,SST,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan yang telah memberikan kesempatan
kepada saya dalam penyusunan Laporan ini.
3. Ibu Tri Marini SN,SST,M.Keb sebagai Kaprodi Profesi Kebidanan Medan.
4. Ibu Julietta Hutabarat ,S.Psi,M.Keb selaku pembimbing institusi yang telah
membimbing selama melaksanakan Praktek Lapangan
5. Ibu Nurhayati, S.Keb,Bd yang telah memberikan bimbingan dan masukannya
selama saya Praktek di Klinik ini.
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan laporan ini, masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan laporan komprehensif ini dikemudian hari.
Akhir kata penulis berharap laporan komprehensif ini dapat bermanfaat
bagi seluruh pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta
bermakna dalam proses perkuliahan Profesi bidan.

Medan, September 2023

Dwi Wahyuningsih

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul Hal


Halaman Pengesahan.......................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................2
B.1 Tujuan Umum.............................................................................2
B.2 Tujuan Khusus.............................................................................2
C. Manfaat ..............................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................4


A. Kajian Teori Konsep Dasar Masa Nifas.............................................4
B. Kajian Teori Konsep Dasar ASI.......................................................12
C. Kajian Masalah Kasus......................................................................15
D. Teori Asuhan Kebidanan Nifas .......................................................17

BAB III TINJAUAN KASUS....................................................................23


A. Pengkajian.........................................................................................23
B. Analisa..............................................................................................28
C. Perencanaan......................................................................................28
D. Penatalaksanaan................................................................................29
E. Evaluasi.............................................................................................30

BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................36
A. Pengkajian.........................................................................................36
B. Analisis.............................................................................................36
C. Penatalaksanaan................................................................................37

BAB V PENUTUP......................................................................................56
A. Kesimpulan.......................................................................................56
B. Saran.................................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................42

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di seluruh dunia menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2020 menjadi 295.000 kematian dengan penyebab
kematian ibu adalah tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsiaa dan
eklampsia), pendarahan, infeksi postpartum, dan aborsi yang tidak aman (WHO,
2021). Menurut data ASEAN AKI tertinggi berada di Myanmar sebesar
282.00/100.000 KH tahun 2020 dan AKI yang terendah terdapat di Singapura
tahun 2020 tidak ada kematian ibu di Singapura (Febriani, Maryam dan
Nurhidayah, 2022).
Merujuk pada data Kementerian Kesehatan, terdapat peningkatan besaran
angka pemberian ASI yang semula hanya sebesar 29,5% di tahun 2017 menjadi
35,7% di tahun 2017. Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Sumatera Utara
tahun 2020 sebanyak 187 kasus dari 299.198 sasaran lahir hidup, sehingga bila
dikonversikan maka Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2020 adalah sebesar 62,50 per 100.000 Kelahiran Hidup. Kota Medan dan
Kabupaten Deli Serdang (masing-masing 12 Kasus) (Dinkes Prov.Sumatera
Utara, 2020).
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2020), menyatakan penyebab
langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah
persalinan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (32%),hipertensi
(25%) dan partus lama dan infeksi (5%) dan abortus (1%). perdarahan pasca
persalinan dapat menyebabkan kematian ibu 45% terjadi pada 24 jam pertama
setelah bayi lahir, 68-73% dalam satu minggu setelah bayi lahir, dan 82-88%
dalam 2 minggu setelah bayi baru lahir. Yang terjadi pada 24 jam pertama setelah
bayi lahir disebabkan oleh atonia uteri, berbagai robekan jalan lahir, dan sisanya
adalah sisa plasenta (Kemenkes, 2020).
Nyeri pinggang merupakan salah satu keluhan yang paling umum dirasakan dan
dialami oleh ibu nifas setelah melahirkan. Berdasarkan beberapa hasil penelitian

1
tahun 2020, di beberapa negara di dunia yaitu Kanada, Turki, Amerika Serikat,
Israel dan Korea menunjukkan bahwa prevalensi ibu nifas yang mengalami nyeri
pinggang yaitu berkisar antara 40-60%. Sedangkan prevalensi nyeri pinggang di
India terjadi pada ibu nifas sebesar 50% sampai dengan 70% dan sebesar 8%
mengakibatkan dampak yang serius terhadap kondisi fisik dan psikologis ibu nifas
(Yan, dkk dalam (Sari & Farida, 2021).
Prevalensi ibu nifas yang mengalami nyeri pinggang di rumah sakit di Indonesia
tahun 2019 berkisar antara 35-60%. Pada tahun 2020 prevalensi ibu nifas yang
mengalami nyeri pinggang di Indonesia sebesar 50-65%, yang artinya ada
kenaikan walaupun relatif kecil. Nyeri pinggang umumnya terjadi pada ibu nifas
setelah melahirkan. Sekitar 70% ibu mengalami nyeri pinggang dengan intensitas
sedang, dan 30% ibu mengalami nyeri pinggang dengan intensitas ringan
(Purnamasari & Widyawati, 2019).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melaksanakan asuhan


kebidanan pada Nifas dan Menyusui dengan keluhan pinggang sakit di Klinik
Pratama Fazza Tahun 2023.

B. Tujuan
B.1 Tujuan Umum
Mampu Memahami kejadian secara komprehensif pada Asuhan Kebidanan
Fisiologi Holistik Nifas dan Menyusui
B.2 Tujuan Khusus
1. Mampu mengetahui konsep teori asuhan kebidanan pada Nifas dan Menyusui
secara Fisiologis
2. Mengenali Etiologi Masa Nifas
3. Mampu melaksanakan asuhan pada masa Nifas dan Menyusui Fisiologis
secara holistik pada kasus yang ditemukan di lapangan.

2
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Menjadikan bahan evaluasi bagi tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan
dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang Nifas dan Menyusui.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan Pendahuluan ini dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan
untuk menambah pengetahuan khususnya untuk program studi Profesi
Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Medan.
3. Bagi Penulis
Hasil laporan pendahuluan ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan,
dan bertanggung jawab dalam mengambil kasus,tindakan,memberikan
pelajaran tersendiri dalam mengasah kemandirian ketika menyikapi pasien,
mampu belajar menyakini seseorang ketika memberi penjelasan yang
berkaitan dengan asuhan kebidanan pada Nifas dan Menyusui

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Masa Nifas


A.1 Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas atau puerperium berlangsung kira-kira selama 6 minggu (42 hari)
(Maritalia, 2021).
A.2 Perubahan Fisiologis Masa Nifas
1. Involusi Uterus
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 30 gram. Proses ini
dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Secara rinci proses involusi sesuai dengan tinggi fundus dan berat uterus dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1
Tinggi Fundus Uterus dan Berat Uterus Menurut Massa Involusi

Involusi TFU (Tinggi Fundus Uteri) Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
1 minggu Pertengahan pusat-simfisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram

1) Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus.
Pemeriksaan lochea meliputi perubahan warna dan bau karena lochea memiliki
ciri khas bau amis atau khas darah dan adanya bau busuk menandakan adanya

4
infeksi. Jumlah total pengeluaran seluruh periode lochea kira-kira 240-270 ml.
Lochea terbagi 4 tahapan, yaitu:
a. Lochea rubra (cruenta), cairan ini berwarna merah berisi darah segar, jaringan
sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo dan mekonium. Berlangsung
pada hari ke-1 sampai hari ke-3 masa postpartum.
b. Lochea sanguinolenta, cairan ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir.
Berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 postpartum.
c. Lochea serosa, cairan ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung
serum leukosit, dan laserasi plasenta. Muncul pada hari ke-8 sampai hari ke-14
postpartum.
d. Lochea alba/putih, cairan ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,
selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati, berlangsung 2-6 minggu
postpartum.
Selain lochea di atas, ada jenis lochea yang tidak normal, yaitu:
a. Locheastasis, lochea tidak lancar keluarnya.
b. Lochea purulenta, keluar cairan/nanah berbau busuk karena infeksi
2) Perubahan pada Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi dan dalam beberapa hari pertama sesudah
proses ini, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu
vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
berangsur muncul kembali dan labia menjadi lebih menonjol.
3) Perubahan pada Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus setelah persalinan.
Ostium interna eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6
minggu persalinan serviks akan menutup.
4) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena teregang oleh
tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada postnatal hari ke-5, perineum
sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur
daripada keadaan sebelum melahirkan.

5
5) Perubahan pada Sistem Pencernaan
Diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun
progesteron menurun pascapersalinan, namun asupan makanan juga menurun
selama 1-2 hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong.
Rasa sakit di perineum dapat menghalangi keinginan untuk BAB sehingga pada
masa nifas sering timbul konstipasi.
6) Perubahan pada Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama, karena kemungkinan
terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli setelah bagian ini mengalami
kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urin jumlah
besar akan dihasilkan dalam 12-36 jam pascapersalinan. Setelah plasenta lahir,
estrogen yang bersifat menahan air menurun sehingga terjadi diuresis. Ureter
berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
7) Perubahan pada Sistem Muskuloskeletal
Ambulasi umumnya dimulai 4-8 jam nifas, dengan ambulasi dini akan
membantu mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.
8) Perubahan pada Sistem Endokrin
Kadar estrogen menurun 10% sekitar 3 jam nifas. Progesteron turun pada
hari ke-3 nifas dan kadar prolaktin dalam darah berangsur akan hilang.
9) Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis akibat penurunan kadar estrogen, volume darah
kembali ke keadaan tidak hamil. Jumlah eritrosit dan hemoglobin kembali normal
pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen menurun pada masa nifas, namun
kadarnya tetap lebih tinggi dari normal.
10) Perubahan pada Sistem Hematologi
Selama minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen, plasma dan faktor
pembekuan darah meningkat. Hari ke-1 masa nifas, kadar fibrinogen dan plasma
sedikit menurun, tetapi darah lebih mengental. Penurunan volume dan
peningkatan eritrosit pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan
hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 masa nifas, akan kembali normal
dalam 4-5 minggu masa nifas.

6
11) Perubahan pada Tanda-Tanda Vital

a. Tekanan Darah
b. Suhu Tubuh
c. Nadi Pernapasan

A.3 Adaptasi Psikologi Masa Nifas


Dalam menjalani adaptasi psikologi setelah melahirkan, menurut
(Maritalia, 2021) ibu akan melalui fase-fase sebagai berikut:
a. Taking in
Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan, ibu nifas masih pasif, ibu lebih
mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami sehingga
pengalaman selama proses persalinan secara berulang, kebutuhan tidur
meningkat,meningkatnya nafsu makan.
b. Taking hold
Periode ini berlangsung pada hari 3-10 post partum ibu nifas berperan
seperti seorang ibu,ibu mulai belajar merawat bayi tetapi masih membutuhkan
bantuan oranmg lain, ibu nifas lebih berkonsentrasi pada kemampuan menerima
tanggung jawab terhadap perawatan bayinya.
c. Letting Go
Periode ini biasanya terjadi setiap ibu pulang kerumah, pada fase ini ibu
nifas sudah bisa meninkmati dan menyesuaikan diri dengan tanggung jawab peran
barunya. Selain itu keinginan untuk merawat bayinya secara mandiri serta
bertanggung jawab terhadap diri dan bayinya sudah meningkat.

A.4 Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas


Kebutuhan dasar yang dibutuhkan ibu dalam masa nifas, antara lain
(Azizah dan Rosyidah, 2019)
1. Nutrisi dan Cairan
Pada masa nifas, ibu perlu mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, minum
sedikitnya 3 liter air setiap hari, dan mengonsumsi pil zat besi untuk

7
menambah zat gizi, setidaknya 40 hari pascapersalinan.
2. Pemberian Kapsul Vitamin A 200.000 IU
Kapsul vitamin A 200.000 IU diberikan 2 kali selama masa nifas, pertama
segera setelah melahirkan dan kedua diberikan setelah 24 jam pemberian
kapsul vitamin A pertama.
3. Ambulasi
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing
ibu postpartum bangun dari tempat tidur dan berjalan. Ibu sudah diperbolehkan
bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum.
4. Eliminasi
Ibu diminta untuk BAK 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam belum berkemih
atau belum melebihi 100 cc, lakukan kateterisasi. Ibu postpartum diharapkan
dapat BAB setelah 2 hari postpartum. Jika hari ke-3 belum BAB, diberi obat
pencahar per oral atau per rektal.
5. Personal Hygiene
Anjurkan ibu menjaga kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum. Sarankan
ibu mengganti pembalut 2 kali sehari, mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
6. Istirahat dan Tidur
Sarankan ibu istirahat cukup. Tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
7. Seksual
Ibu diperbolehkan untuk melakukan aktivitas seksual kapan saja ibu siap dan
secara fisik aman serta tidak ada rasa nyeri.
8. Latihan atau Senam Nifas
Senam nifas ialah latihan setelah persalinan dan saat keadaan ibu pulih kembali
untuk memulihkan kondisi tubuh ibu secara fisiologis dan psikologis.

A.5 Asuhan Masa Nifas


Kunjungan masa nifas dilakukan minimal 4 kali dengan tujuan sebagai
berikut (Azizah dan Rosyidah, 2019) :
1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.

8
2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu
nifas dan bayi.
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu
kesehatan ibu nifas maupun bayi.
Menurut Kementrian Kesehatan RI 2020, kunjungan nifas (KF) dilakukan
dengan jadwal kunjungan nifas yaitu :
a. KF 1 : Pada periode 6 jam sampai dengan 2 hari pasca persalinan.
b. KF 2 : Pada periode 3 hari sampai dengan 7 hari pasca persalinan.
c. KF 3 : Pada periode 8 hari sampai dengan 28 hari pasca persalinan.
d. KF 4 : Pada Periode 29 hari sampai dengan 42 hari pasca persalinan.

Tabel 2.2
Kunjungan dalam Masa Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam setelah a. Mencegah perdarahan pada masa nifas.
persalinan. b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan dan memberikan rujukan bila
perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling kepada ibu atau
salah satu anggota keluarga mengenai
bagaimana mencegah perdarahan masa
nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI masa awal menjadi ibu.
e. Mengajarkan ibu untuk mempererat
hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermi.
2 6 hari setelah a. Memastikan involusi uteri berjalan normal,
persalinan. uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus tidak ada perdarahan abnormal,
dan tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
atau kelainan pascapersalinan.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan,
cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak ada tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling kepada ibu
mengenai asuhan pada bayi, cara merawat
tali pusat, dan menjaga bayi agar tetap

9
hangat.
3 2 minggu a. Memastikan involusi uteri berjalan normal,
setelah uterus berkontraksi, fundus dibawah
persalinan. umbilicus tidak ada perdarahan abnormal,
dan tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
atau kelainan pasca melahirkan.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan,
cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak ada tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling kepada ibu
mengenai asuhan pada bayi, cara merawat
tali pusat, dan menjaga bayi agar tetap
hangat.
4 6 minggu a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-
setelah penyulit yang dialami atau bayinya.
persalinan. b. Memberikan konseling KB secara dini.

A.6 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas


a. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas
sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama masa nifas.
b. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
c. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa
nyaman.
d. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan ibu
dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
e. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
f. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan,mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang
baik, serta mempraketkan kebersihan yang aman.
g. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
mengidentifikasi, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta.
h. Memberikan asuhan secara profesional ( Walyani dan Purwoastuti, 2020).

A.7 Tahapan Masa Nifas

10
Menurut (Walyani dan Purwoastuti (2020),tahapan-tahapan yang terjadi
pada masa nifas :
a. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan.
b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital.
c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan
atau tahun.

A.8 Masalah Masa Nifas


Menurut Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan,
terdapat masalah pada masa nifas yaitu :
a. Keputihan
b. Sering buang air kecil dan buang air besar
c. Rasa terbakar saat BAK
d. Sulit tidur
e. Sesak nafas
f. Sembelit
g. Perut Mules
h. Perdarahan hebat
i. Ibu letih, lelah, lesu, lemah
j. Emosi tidak stabil
k. Ibu sering menangis
l. Luka bekas jahitan terasa nyeri dan berbau busuk
m. Cairan vagina berbau (lochea)
n. Susah BAK/BAB
o. Perdarahan nifas lebih dari 40 hari
p. Perdarahan nifas berhenti sebelum 40 hari
q. Rasa nyeri didaerah betis sejak bersalin
r. Hilang nafsu makan

11
s. Nyeri bekas jahitan luka operasi
t. Belum haid setelah masa nifas selesai
u. Ibu tidak bisa menyusui bayinya
v. Ibu tidak bisa merawat bayinya
w. ASI tidak lancar

A.9 Perkembangan Evidence Based Midwifery dalam Praktik Kebidanan


Postnatal Care
Kebiasaan Keterangan
Tampon Vagina Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak
menghentikan perdarahan, bahkan perdarahan tetap
terjadi dan dapat menyebabkan infeksi.
Gurita atau Selama 2 jam pertama atau selanjutnya penggunaan
sejenisnya gurita akan menyebabkan kesulitan pemantauan
involusio rahim.
Memisahkan ibu dan Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama setelah
bayi kelahiran. Ini merupakan waktu yang tepat untuk
melakukan kontak kulit ke kulit kulit ke kulit untuk
mempererat bounding attachment serta keberhasilan
pemberian ASI.
Asuhan Kebidanan Postnatal : Deteksi dini komplikasi masa postnatal,
Persiapan pasien pulang. Home visit dalam asuhan postnatal, Suport system dalam
asuhan postnatal breastfeeding, Peran menjadi orangtua, Kelompok ibu
postpartum.

B. Teori Asuhan Kebidanan Nifas


B.1 Pengkajian
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua
data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.

1. Subjektif (S)
Biodata yang mencangkup identitas pasien :
a) Nama : Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar
tidak keliru dalam memberikan penangannya.
b) Umur : Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adaanya resiko seperti kurang

12
dari 20 tahun,alat-alat reproduksi belum matang, mentl dan psikisnya belum
siap. Sedangkan umur 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam
masa nifas.
c) Agama : Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing
atau mengarahkan pasien berdoa.
d) Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan
konseling sesuai dengan pendidikannya.
e) Suku bangsa : Berpengaruh pada adat istiadat atau kebisaan sehari-hari.
f) Perkerjaan : Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
g) Alamat : Untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.

Keluhan utama
Ibu mengeluh pegal pegal pada pinggangnya.
Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau
penyakit akut, kronis seperti : jantung, diabetes, hipertensi, asma yang dapat
mempengaruhi pada masa nifas
b) Riwayat kesehatan sekarang
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang
diderita pada saat ini yanga ada hubungannya dengan mas nifas dan bayinya.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya.

Riwayat perkawinan
Yang dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah sah atau tidak,
kerena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan
psikologinya sehingga akan mempengaruhi proses nifas.

13
Riwayat obstetrik
a) Riwayat kehamilan persalinan yang lalu
Berapa kali ibu hamil, apakah ibu pernah abortus, jumlah anak, cara
persalinan, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.
b) Riwayat persalinan sekarang
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin, keadaan bayi meliputi PB,
BB, penonong persalinan, apakah proses persalinan mengalami kelainan atau
tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini.

Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis
apa, berapa lama, adakah keluahan selama mengunakan kontrasepsi, serta rencana
KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa.

Kehidupan soisal budaya


Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang
akan menguntungkan atau merugikan pasien.

Data Psikososial : Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya.
Data pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan
setelah melahirkan sehingga menguntungkam selama masa nifas.

Pola pemenuhaan kebutuhan sehari-hari


a) Nutrisi
Menggambarkan pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis
makanan, makanan pantangan selama hamil dan selama nifas.
b) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan BAK meliputi frekuensi,

14
warna dan jumlah serta BAB meliputi frekuensi, konsistensi dan bau selama
hamil dan selama nifas.
c) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur
selama hamil dan selama nifas.
d) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama pada daerah genetalia, selama hamil dan selama nifas.karena pada
masa nifas masih mengelurakan lochea.
a) Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Mobilisasi sedini mungkin
dapat mempercepat proses pengembalian alat-alat reproduksi. Apakah ibu
melakukan ambulasi, seberapa sering, apakah kesulitan, dengan bantuan atau
sendiri, apakah ibu pusing ketika melakukan ambulasi selama nifas.

2. Objektif (O)
Dalam menghadapi masa nifas dari seseorang klien, seorang bidan harus
mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam keadaan
stabil. Yang termasuk dalam komponen-komponen pengkajian data objektif ini
adalah :
1) Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : keadaan umum baik
b. Kesadaran : Composmentis
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital
Ditunjukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang
dialaminya.
a. Temperature/suhu : Suhu tubuh pasien normal antara 36,5 - 37ºC
b. Nadi
Nadi berkisar antara 60-80 x/menit. Denyut nadi diatas 100 x/menit pada masa
nifas mengindikasikan adanya suatu infeksi.
c. Pernapasan

15
Pernapasan harus berada dalam rentang yang normal yaitu sekitar 20-30
x/menit.
d. Tekanan darah
Tekanan darah ibu nifas yang normal 90/60 mmHg-120/80 mmHg. Jika
tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg perlu dicurigai terjadinya post partum
preekamsia.
3) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Rambut bersih dan tidak rontok
b) Muka
Muka tidak pucat, tidak ada oedema dan tidak terdapat hyperpigmentasi
c) Mata
Konjugtiva tidak pucat, sclera ikterik
d) Mulut dan gigi
Mulut tampak bersih, mukosa lembab, tidak ada karies pada gigi.
e) Telinga
Tidak terdapat serumen dan tidak ada pengeluran cairan.
f) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, pembesaran vena jugolaris dan tidak
pembesaran kelenjar limfe.
g) Payudara
Payudara kiri dan kanan simetris, areola hiperpigmentasi, putting
menonjol,tidak ada lesi, tidak ada kemerahan pada payudara, saat dipalpasi
ASI keluar hanya sedikit tidak ada nyeri tekan pada payudara, payudara terasa
kencang.
h) Abdomen
Tidak ada bekas operasi, tampak striae, linea nigra, TFU 3 jari dibawah pusat.
i) Genetalia
Pengeluran lochea sanguinolenta, tidak terdapat luka jahitan.
j) Ekstremitas atas dan bawah
Tidak ada odema, tidak terdapat varices dan refleks patella (+).

16
3. Assesment (A)
Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang
telah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah
serta memberikan kebutuhan yang diperlukan (Kepmenkes, 2007).
a) Diagnosa : Ny... umur... nifas hari ke ………………
b) Masalah : Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang
dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian,
normalnya tidak terjadi masalah.
c) Diagnosa Potensial: Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang
mungkin akan terjadi. Masalah potensial yang terjadi apabila ASI tidak lancar
keluar adalah nutrisi pada bayi nya berkurang, bayi akan rewel, dan pada
payudara ibu akan terasa keras, dan ibu akan khawatir dengan kondisinya saat
ini.
d) Tindakan Segera: Pada keadaan normal, langkah ini dapat diabaikan

4. Planning (P)
Penatalaksanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan
datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data. P
dalam SOAP meliputi pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen
Varney langkah kelima, keenam dan ketujuh (Kepmenkes, 2007).

17
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS NORMAL DAN MENYUSUI

A. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Sabtu,03 oktober 2023
Jam Pengkajian : 07.00 wib
Tempat Pengkajian : Klinik Pratama Fazza
Nama Mahasiswa : Dwi Wahyuningsih

e. a. Data Subyektif

Identitas/ Biodata
Istri Suami
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. A
Umur : 22 Tahun Umur : 26 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Guru
Alamat : JL.kolam Pasar V Alamat : Jl. Kolam Pasar V
No Hp :- No Hp : 081267663452

1) Keluhan utama : Ibu mengatakan pegal pegal pada pinggangnya setelah


melahirkan anak pertamanya
2) Riwayat menstruasi :
Menarche umur : 12 Tahun
Siklus : 28 Hari
Lamanya : 7 Hari
Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
Keluhan : Tidak ada
3) Riwayat pernikahan
Usia menikah pertama kali : 21 Tahun
Status pernikahan : sah
Pernikahan ke :1

18
Lama pernikahan : 2 Tahun
4) Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit menular seperti (hepatitis,HIV//AIDS), menurun seperti
(asma,diabetes mellitus), dan menahun seperti (jantung,ginjal).
5) Riwayat kesehatan sekarang : Ibu mengatakan tidak sedang menderita
penyakit menular seperti (hepatitis,HIV//AIDS), menurun seperti
(asma,diabetes mellitus), dan menahun seperti (jantung,ginjal).
6) Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan pada keluarganya dan
keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
(hepatitis, HIV//AIDS), menurun seperti (asma,diabetes mellitus), dan
menahun seperti (jantung,ginjal).
7) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertamanya, dan belum
pernah melalui proses persalinan dan nifas

Riwayat persalinan
Tempat melahirkan : Klinik
Ditolong oleh : Bidan
Jenis persalinan : normal
Partus
Anak Persalinan Nifas
Ke
Lahir U.K J.P Penolong Komplikasi J.K BB Laktasi Komplikasi
1 2021 38 Normal Bidan Tidak ada Lk 3,8 Iya Tidak ada

Pemberian oksitosin : 1 kali


Plasenta kotiledon : Lengkap
Perineum
Laserasi : ada
Tindakan lain : Tidak ada
Bayi
19
Tanggal lahir : 09 oktober 2023
Pukul : 00.30 WIB
Jenis kelamin : laki laki
BB : 3800 gram
PB : 50 cm
Cacat bawaan : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
Apgar score : 8/9
Tanda Nilai
Appearance (warna kulit) 2 (seluruh tubuh kemerahan)
Pulse rate (frekuesni nadi) 2 (148 x/menit)
Grimace (reaksi rangsangan) 2 (menangis/bersin)
Activity (tonus otot) 2 (gerakan aktif)
Respiration (pernapasan) 2 (menangis kuat)
Total 10

8) Riwayat KB dan Rencana KB


Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontarsepsi apapun.
9) Pola kebiasaan sehari-hari
Pola nutrisi :
Makan
Frekeunsi : 3 kali/hari
Jenis : Nasi, sayur, lauk dan pauk
Porsi : 1 piring
Minum
Frekuensi : 7-8 gelas/hari
Jenis : Air putih
Pola eliminasi :
BAB BAK
Frekuensi : 1x/hari Frekuensi : 4-6x/hari
Konsistensi : Lunak Konsistensi : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada Keluhan : Tidak ada
Personal hygiene
Mandi : 2x sehari

20
Keramas : 3x seminggu
Gosok gigi : 2x sehari
Ganti pakaian : 2x sehari
Pola aktivitas :
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga
Pola istirahat/ tidur :
Siang : 1 jam
Malam : 7 jam
10) Keadaan psikologi dan budaya :
Ibu mengatakan suami dan keluarganya senang dengan kelahiran bayinya

b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital
Tekanan darah : 126/89 MmHg
Suhu : 36,3 oC
Nadi : 80 x/i
RR : 22 x/i
Berat Badan : 59 kg
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala : Simetris, tidak ada nyeri tekan, bersih, tidak ada benjolan,
rambut warna hitam
b) Mata : Simetris, konjungtiva kemerahan
c) Hidung : Simetris, tidak ada sekret, bersih
d) Mulut : Simetris, tidak ada caries, mukosa bibir lembab
e) Gigi : Tidak berlubang, bersih dan lengkap
f) Telinga : Simetris, tidak ada sekret
g) Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran vena jugularis

21
h) Payudara : Simetris, tidak ada pembengkakan dan benjolan patologis,
puting susu menonjol, areola kehitaman, tidak ada nyeri tekan
i) Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, uterus keras, ada linea nigra,
tidak ada bekas operasi,tidak ada nyeri tekan
j) Genetalia : Ada laserasi, tidak ada pembengkakan kelenjar bartholin,
lochea rubra
k) Ekstremitas
Atas : Simetris, jari lengkap, tidak ada oedema
Bawah : Simetris, jari lengkap, kuku kaki merah muda, tidak ada
oedema, reflek patela (+)

3) Data penunjang : Tidak Dilakukan

B. ANALISA
Diagnosa : Ny R usia 22 Tahun PIA0 6 jam PostPartum dengan
Pegal pegal pada pinggangnya.
Masalah : Pegal pegal pada pinggangnya
Kebutuhan : Memastikan tanda-tanda vital, TFU dan kontraksi baik,
menjelaskan tentang pemenuhan nutrisi, menjelaskan
penyebab sakit pada panggul, KIE tentang personal
hygyne, kebutuhan istirahat, perawatan bayi baru lahir, cara menyusui baik
dan benar dan melakukan Masase dan Akupresur Pada Ibu Nifas dengan
Nyeri Pinggang.

C. PERENCANAAN
a. Sampaikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan.
b. Lakukan observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum ibu
c. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus tidak ada perdarahan, dan tidak ada bau

22
d. Lakukan dan menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan
pasca melahirkan
e. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat
f. Memsatikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit
g. Memberikan konsling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara
merawat tali pusat, dan menjaga bayi agar tetap hangat.
h. Memberikan KIE tentang personal hygiene
i. Beritahu ibu pegal pegal yang dirasakan adalah hal yang fisiologis dan
akan sembuh setelah ibu cukup istirahat dan mengatur pergerakan secara
bertahap.
j. Beritahu ibu cara senam nifas yang baik dan benar.
k. Lakukan pendokumentasian

D. PENATALAKSANAAN
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pemeriksaan TTV pada ibu
TTV dalam batas normal
Tekanan Darah : 120/89 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,3 C
Payudara : normal
b. Melakukan pemeriksaan untuk mencegah terjadinya perdarahan pada masa
nifas karena atonia uteri dengan cara mengajarkan masase uterus kepada ibu
dan keluarga
c. Memberitahu tanda bahaya masa nifas salah satunya perdarahan dan
memberikan rujukan bila perdarahan berlanjut
d. Mengajarkan ibu cara senam nifas yang baik dan benar
e. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup (8 jam sehari) dan makan-
makanan yang bergizi untuk memenuhi nutrisi nya
f. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan diri

23
g. Memberitahu ibu untuk menjaga bayi tetap hangat, mencegah hipotermi
pada bayi dengan memakaikan pakaian bayi sesuai dengan suhu bayi
h. Memberikan konseling mengenai manfaat dan cara senam nifas pada ibu
dan keluarga
i. Melakukan terapi masase dan akupuntur agar sakit pinggang mereda.

C. EVALUASI
a. Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang akan dilakukan asuhan
selama 6 hari dirumah dan ibu bersedia
b. Ibu merasa senang bahwa dirinya dalam keadaan baik
c. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan nya
d. Ibu dan keluarga mengerti dari penjelasan tanda bahaya masa nifas
e. Ibu mengerti dan bersedia belajar senam nifas yang baik dan benar
f. Ibu mengerti dan bersedia untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan
makan-makanannya
g. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan ibu bersedia menjaga
kebersihan diri.
h. Ibu mengerti penjelasan yang sudah diberikan dan bersedia untuk selalu
menjaga kehangatan bayi nya
i. Ibu dan keluarga mengerti manfaat dan cara kerja senam nifas
j. Ibu rileks dan nyaman saat melakukan senam nifas.

KUNJUNGAN II 6 HARI POST PARTUM (KF2)


Tanggal/ Pukul: 09 Oktober 2023 /08.30 WIB

SUBJEKTIF
Ny “R” mengatakan Pinggulnya sudah tidak lagi nyeri , sudah bisa
melakukan pergerakan sedikit demi sedikit . frekuensi BAK 7 kali dalam sehari,
BAB 2 kali dalam sehari, puting susu menonjol, areola kehitaman,

24
OBJEKTIF
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/80 mmHg


Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,6ºC
Pinggang ibu sudah mulai membaik dan mulai bias bergerak ke kanan dan
kiri secara perlahan.

ANALISA
Ny. F P1A0 Post partum 6 hari normal

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan TTV yaitu :
a. Tekanan darah : 100/80 mmHg
b. Nadi : 82 x/menit
c. Pernapasan : 22 x/menit
d. Suhu : 36,6ºC
Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memastikan dan memberitahu ibu involusi uterus ibu baik, uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilicus tidak ada perdarahan abnormal dan
tidak ada bau
Ev : Ibu mengerti dan paham
3. Memberitahu ibu cara senam nifas dengan baik dan benar
Ev : Pasien mengerti dan bersedia melakukannya
4. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan diri atau personal hygiene
Ev : Pasien mengerti dan bersedia melakukannya

25
5. Menganjurkan ibu untuk mendapat cukup makanan dan cairan, dan
menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
Ev : Pasien mengerti dan bersedia melakukannya
6. Melakukan masase untuk membuat pinggang ibu terasa lebih bisa digerakan
Ev : Pasien Nampak nyaman dan rileks saat dilakukan masasae.

KUNJUNGAN III 2 MINGGU POST PARTUM (KF3)


Tanggal/ Pukul: 16 Oktober 2023 /08.30 WIB

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan keadaannya sudah sehat dan tidak ada keluhan sudah bisa
berjalan dan sudah tidak merasa nyeri dan selalu menyusui bayinya

OBJEKTIF
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36ºC
.

26
ANALISA
Ny. F P1A0 Post partum 2 minggu normal

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sehat
e. Tekanan darah : 120/80 mmHg
f. Nadi : 82 x/menit
g. Pernapasan : 22 x/menit
h. Suhu : 36 ºC
Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberitahu bahwa involusi uteri ibu berjalan normal, TFU tidak teraba
diatas simfisis dan tidak ada perdarahan yang berbau.
Ev : Keadaan ibu normal
3. Menganjurkan ibu untuk menjadi akseptor KB dan memberikan konseling
macam-macam alat kontrasepsi yang sesuai kepada kondisi ibu
Ev : Ibu sudah mengerti dengan penjelasan
4. Mengingatkan ibu kembali untuk tetap melakukan terapi pada pinggang jika
masih terasa sedikit nyeri. menyusui bayinya sesuai kebutuhan dari 0-6 bulan
supaya bayi mendapat ASI eksklusif
Ev : Ibu sudah mengerti cara massase pinggang nya dibantu dengan suami..
5. Mengingatkan ibu kembali untuk tetap memakan makanan bergizi dan asupan
nutrisi yang cukup, seperti mineral, vitamin, protein. Minum air putih minimal
3 liter/hari.
Ev : Ibu sudah minum +8 gelas/hari

27
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Post Partum 6 Jam


A. Pengkajian
Subjektif : Ny.R dengan usia 27 tahun dengan masa nifas di Klinik
Pratama Fazza pada tanggal 30 September 2023 dengan keluhan nyeri pada
pinggang .
Sesuai Teori : Maritalia, 2022, yang menyatakan ibu nifas memerlukan
istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada
malam hari dan 1 jam pada siang hari karena menumpuknya kelelahan akibat
proses persalinan dan nyeri yang timbul pada luka perineum.
Objektif : Pada 6 jam post partum dilakukan pemeriksaan fisik, hasilnya
keadaan ibu baik, TTV normal, kontraksi baik, TFU 2 jari di bawah pusat, lochea
rubra, perdarahan 2 kali ganti doek, ibu sudah berkemih, belum bisa miring ke
kanan dan kiri . ibu memberikan kolostrum dikarenakan ia mendengar informasi
dari bidan bahwa kolostrum adalah ASI pertama yang bermanfaat bagi kekebalan
tubuh bayi.
Sesuai teori : Saleha, 2020 dimana Ambulasi dini pada ibu post partum
harus dilakukan secepat mungkin, ibu post partum sudah diperbolehkan bangun
dari tempat tidur dalam 24-48 jam, sebaiknya ibu sudah diperbolehkan untuk
mandi dan pergi ke kamar mandi dengan dibantu setelah 1 atau 2 jam melahirkan.
segera setelah plasenta lahir, uterus berada kurang lebih pertengahan antara
umbilikus dan simfisis atau sedikit lebih tinggi dan pengeluaran lochea hari ke 2-
3 postpartum yaitu lochea rubra. kolostrum adalah ASI pertama yang bermanfaat
bagi kekebalan tubuh bayi sehingga bayi tidak mudah terserang penyakit dan
mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling tinggi dari pada ASI
sebenarnya, khususnya kandungan imunoglobin A (Ig A) yang membantu

28
melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki tubuh bayi.

B. Analisis
Ny.R 27 tahun, G1P1A0 6 jam postpartum normal. Sesuai Teori : Sari dan
Rimandini (2019) menyatakan bahwa hal yang perlu dipantau pada kunjungan
masa nifas 6-8 jam postpartum adalah memastikan bahwa tidak terjadi
perdarahan, pemberian ASI awal dan tetap menjaga bayi agar tidak hipotermi.
C. Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan pada ibu adalah memberikan konseling mengenai
kebutuhan istirahat karena ibu post partm, Selain itu perawatan bayi seperti
mengganti popok, mengajarkan cara menyusi yang benar, dan pemberian Therapy
oral.
Sesuai Teori : Walyani, (2018) bahwa ibu post partum yang kebutuhan
istrirahatnya tidak terpenuhi dapat mempengaruhi jumlah produksi ASI,
memperlambat proses involusi serta dapat menyebabkan depresi dan
ketidaknyamanan untuk merawat bayi dan dirinya.

2. Post Partum 6 Hari


A. Pengkajian
Subjektif : Ibu merasa keadaannya semakin membaik, ibu mengatakan
darah dari kemaluannya masih keluar dengan warna merah kecoklatan.
Sesuai Teori : Saleha, 2019 menyatakan bahwa pada hari ke 3-7 setelah
persalinan terdapat pengeluaran lochea sanguinolenta.
Objektif : Pada kunjungan 6 hari masa nifas, keadaan umum ibu baik,
TTV dalam batas normal, ASI lancar dan pola nutrisi ibu baik Ibu masih
mengonsumsi tablet Fe, tidak ada masalah saat BAK dan BAB, bayi menyusui
dengan baik.
Sesuai Teori : Rukiah (2018), bahwa ibu dalam masa nifas harus
mengonsumsi pil zat besi setidaknya 40 hari pasca bersalin dan vitamin A
(200.000 unit) agar bisa memberikan Vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.

29
B. Analisis
Ny. R P1A0 Post Partum 6 hari normal.
C. Penatalaksanaan
Ny. R dalam masa nifas memastikan bahwa involusi uterus berjalan
dengan baik, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak ada pengeluaran yang
berbau, menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, memastikan ibu mendapatkan
cukup makanan cairan dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baikdan
tidak ada tanda-tanda penyulit, memberikan konseling pada ibu tentang senam
nifas dan asuhan pada bayi, tali pusat dan perawatan bayi sehari-hari.
Sesuai Teori : Sari, 2018 dimana Ny. R telah memenuhi standar asuhan
nifas 6 hari dimana asuhan yang wajib di lakukan pada nifas 6 hari adalah
memastikan involusi uterus berjalan dengan baik, tidak ada perdarahan abnormal
dan tidak ada pengeluaran yang berbau.

3. Post Partum 2 Minggu


A. Pengkajian
Subjektif : Ibu mengatakan keadaannya sudah sehat dan tidak ada
keluhan dan Ibu mengatakan darah yang keluar dari kemaluannya sudah tidak
berwarna kecoklatan namun berwarna kekuningan dan tidak berbau.
Sesuai Teori : Wahyuningsih, 2018 dimana pada hari ke 14 masa nifas
involusi uterus sudah berubah menjadi lochea serosa .

Objektif : Ny. R keadaan umum baik, TFU sudah tidak teraba,


perdarahan tidak ada, serta tidak ditemukan tanda infeksi.
Sesuai Teori : Saleha (2017), yang menyatakan dalam asuhan nifas
dimana dalam 2 minggu uterus telah turun masuk ke dalam rongga pelvis dan
tidak dapat diraba lagi dari luar serta lochea yang keluar hari ke 7-14 post
partum adalah lochea serosa.
B. Analisis
30
Ny. R P1A0 Post Partum 2 Minggu normal.
D. Penatalaksanaan
Menjelaskan pada ibu, masa nifas yang berlangsung selama lebih kurang
40 hari, kebersihan vagina perlu mendapat perhatian lebih, Kebersihan vagina
yang tidak terjaga dengan baik pada masa nifas dapat menyebabkan timbulnya
infeksi pada vagina itu sendiri yang dapat meluas sampai ke rahim.
Sesuai Teori : (Maritalia, 2022), Vagina merupakan organ terbuka yang
mudah dimasuki mikroorganisme yang dapat menjalar ke rahim. Untuk menjaga
kebersihan vagina pada masa nifas dapat dilakukan dengan cara:
a) Setiap selesai b.a.k atau b.a.b siramlah mulut vagina dengan air bersih. Basuh
dari arah depan ke belakang hingga tidak ada sisa- sisa kotoran yang
menempel disekitar vagina baik itu urin maupun feses yang mengandung
mikroorganisme dan bisa menimbulkan infeksi pada luka jahitan
b) Bila keadaan vagina terlalu kotor, cucilah dengan sabun atau cairan antiseptic
yang berfungsi untuk menghilangkan mikroorganisme yang terlanjur
berkembang biak di darah tersebut

31
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian materi dan pembahasan kasus tersebut, dapat disimpulkan
bahwa sebagai seorang bidan sangat penting memberikan asuhan sesuai standar
kepada setiap pasien dan masyarakat terutama di dalam memberikan pelayanan
kebidanan. Asuhan masa nifas yang diberikan pada Ny.R mulai dari kunjungan
Nifas pertama hingga kunjungan nifas keempat di Klinik Pratama Fazza sudah
terlaksana. Asuhan ini di lakukan untuk memantau perkembangan kesehatan ibu
dan bayi serta mendeteksi dini adanya komplikasi yang mungkin akan terjadi
sehingga dapat dihindari.
B. Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan diharapkan untuk dapat memberikan pelayanan yang
lebih baik lagi dalam hal Asuhan Kebidanan Nifas dan menyusui.
2. Bagi PMB Delima
Diharapkan bidan tetap mempertahankan pelayanan asuhan kebidanan yang
sudah baik kepada klien dan diharapkan bidan dapat memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk melaksanakan tindakan secara langsung dalam
asuhan kepada klien di klinik agar mahasiswa lebih terampil dalam
melaksanakan standar asuhan kebidanan.
3. Bagi Penulis
Diupayakan pada penulis selanjutnya dapat melakukan perbaikan penyusunan
laporan serta mencari sumber yang lebih banyak lagi sehingga dapat
mengembangkan hasil laporan ini untuk kedepannya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Buku KIA 2023


Astuti, widhia alvina (2021) “Penatalaksanaan Produksi Asi Tidak Lancar Pada
Ibu Bekerja Di Pmb Siti Hotijah, S. St., Bd., M. Kes Bangkalan.”
Azizah, N. dan Rosyidah, R. (2019) Buku Ajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Nifas dan Menyusui, Buku Ajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui. doi: 10.21070/2019/978-602-5914-78-2.
Febriani, D. T., Maryam, M. dan Nurhidayah, N. (2022) “Asuhan Kebidanan
Komprehensif Pada Ny. I Umur 35 Tahun Dengan Kehamilan Primi Tua,”
Indonesian Journal of Health Science, 2(2), hal. 77–82. doi:
10.54957/ijhs.v2i2.324.
Indrayani dan Djam, M. E. U. (2021) “Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir,”
Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Kemenkes (2020) “Permenkes RI Nomor 21 Tahun 2020,” Kementerian
Kesehatan RI, 9(May), hal. 6.
Kepmenkes dan 2007, T. (2007) “Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 Tentang Standar Asuhan
Kebidanan,” Demographic Research, hal. 1-33 : 29 pag texts + end notes,
appendix, referen.
Kemenkes RI. (2021b). Profil kesehatan indonesia.
Maritalia (2021) “Konsep Dasar Masa Nifas.”
Mustika, D. N., Nurjanah, S., & Ulvie, Y. N. S. (2021) Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Nifas Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas.
NURUL MAULANI, M. T. K. dan Erli Zainal, M. K. (2020) “Modul Ajar
Asuhan Kebidanan Persalinan Dan BBL.”
Octaviani Chairunnisa, R. dan Widya Juliarti (2022) “Asuhan Kebidanan Pada
Bayi Baru Lahir Normal di PMB Hasna Dewi Pekanbaru Tahun 2021,”
Jurnal Kebidanan Terkini (Current Midwifery Journal), 2(1), hal. 23–28.
doi: 10.25311/jkt/vol2.iss1.559.
Permenkes No 21 tahun 2021 (2014) “Permenkes No 21 tahun 2021,” Paper
Knowledge . Toward a Media History of Documents, 5(2), hal. 40–51.
Kemenkes. (2021). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 Tahun 2021.
Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Hamil, Persalinan, dan masa sesudah melahirkan, pelayanan kontrasepsi dan
pelayanan seksual. https://peraturan.go.id/id/permenkesno-21-tahun-2021
Kepmenkes (2020) “KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/320/2020 TENTANG
STANDAR PROFESI BIDAN,” 21(1), hal. 1–9. + Buku KIA
Kepmenkes (2020) “KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/320/2020 TENTANG
STANDAR PROFESI BIDAN,” 21(1), hal. 1–9.
Kepmenkes (2020) “KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/320/2020 TENTANG
STANDAR PROFESI BIDAN,” 21(1), hal. 1–9. + Buku KIA

33
Kepmenkes dan 2007, T. (2007) “Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 Tentang Standar Asuhan
Kebidanan,” Demographic Research, hal. 1-33 : 29 pag texts + end notes,
appendix, referen.
Permenkes No 21 tahun 2021 (2014) “Permenkes No 21 tahun 2021,” Paper
Knowledge . Toward a Media History of Documents, 5(2), hal. 40–51.
PMK No.21 Tahun 2021 + Buku KIA
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya (2019) “Asuhan Kebidanan Bayi
Baru Lahir Fisiologis,” Kebidanan, 5(4), hal. 684.
Purwanto, T. S., Nuryani dan Rahayu, T. P. (tanpa tanggal) “Modul Ajar Nifas
dan Menyusui,” 2018.Kemenkes. (2021). Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 21 Tahun 2021. Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Hamil, Persalinan, dan masa sesudah melahirkan,
pelayanan kontrasepsi dan pelayanan seksual.
https://peraturan.go.id/id/permenkesno-21-tahun-2021

34

Anda mungkin juga menyukai