Anda di halaman 1dari 57

USULAN SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP


KEMAMPUAN DALAM MELAKUKAN STIMULASI
TUMBUH KEMBANG PADA BALITA USIA 24- 36 BULAN
DI POSYANDU DESA MAMBANG

Oleh
PUTU FATIA PRATIWI ASTITI
NIM. P07124220157

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2020
USULAN SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP


KEMAMPUAN DALAM MELAKUKAN STIMULASI
TUMBUH KEMBANG PADA BALITA USIA 24- 60 BULAN
DI POSYANDU DESA MAMBANG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Mata Kuliah Skripsi
Pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Oleh:
PUTU FATIA PRATIWI ASTITI
NIM. P07124220157

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2020

ii
LEMBAR PERSETUJUAN
USULAN SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP


KEMAMPUAN DALAM MELAKUKAN STIMULASI
TUMBUH KEMBANG PADA BALITA USIA 24- 36 BULAN
DI POSYANDU DESA MAMBANG

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Gst Ayu Marhaeni, SKM.,M.Biomed Dr. Ni Wayan Ariyani SST, M. Keb


NIP. NIP. 195606201976102001

Mengetahui
Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar

Dr. Ni Nyoman Budiani, S.SiT., M.Biomed


NIP. 197002181989022002

iii
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP


KEMAMPUAN DALAM MELAKUKAN STIMULASI
TUMBUH KEMBANG PADA BALITA USIA 24- 36 BULAN
DI POSYANDU DESA MAMBANG

TELAH DIUJI DI HADAPAN TIM PENGUJI


PADA HARI :
TANGGAL :

TIM PENGUJI:
1. Ni Luh Putu Sri Erawati, S.Si.T.,MPH (Ketua) ………………

2. Dr. Ni Nyoman Budiani, S.SiT., M.Biomed (Sekretaris) ………………

3. Made Widhi Gunapria Darmapatni, S.ST., M.Keb (Anggota) ………………

Mengetahui
Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar

Dr. Ni Nyoman Budiani, S.SiT., M.Biomed


NIP. 197002181989022002

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan usulan skripsi yang

berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Kemampuan Melakukan

Stimulasi Tumbuh Kembang Pada Balita Usia 24- 36 Bulan di Posyandu

Desa Mambang ” tepat pada waktunya. Usulan skripsi ini disusun dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Mata Kuliah Skripsi pada

semester VIII Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Denpasar.

Dalam penyusunan usulan skripsi ini, peneliti mendapat bimbingan dan

bantuan sejak awal sampai terselesainya usulan skripsi ini, untuk itu peneliti

menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP., MPH sebagai Direktur Politeknik

Kesehatan Denpasar.

2. Dr. Ni Nyoman Budiani, S.SiT., M.Biomed sebagai Ketua Jurusan

Kebidanan Poltekkes Denpasar sekaligus sebagai pembimbing utama dalam

penyusunan usulan skripsi.

3. Ni Wayan Armini, S.ST., M.Keb sebagai ketua prodi sarjana terapan

kebidanan Poltekkes Denpasar.

4. Gusti Ayu Marhaeni SKM., M. Biomed selaku pembimbing pendamping

dalam penyusunan usulan skripsi.

5. Pak Samsul yang dengan tulus iklas telah mendoakan dan membantu

dalam penyusunan usulan skripsi

v
Dalam usulan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa usulan skripsi ini

masih memiliki beberapa kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan

saran membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan usulan

skripsi ini.

Denpasar, Februari 2021

Peneliti

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iv

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

DAFTAR ISI.........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL...................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................i

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan Penelitian..........................................................................................4

D. Manfaat Penelitian........................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6

A. Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada Kehamilan..........................................6

B. Herbal Therapy Comprss Ball....................................................................14

C. Manfaat Herbal Therapy Compress Ball terhadap Penurunan Nyeri


Punggung Bawah Ibu Hamil Trimester III.........................................................17

BAB III KERANGKA KONSEP..........................................................................19

A. Kerangka Konsep Penelitian.......................................................................19

B. Variabel dan Definisi Operasional..............................................................19

C. Hipotesis.....................................................................................................22

vii
BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................24

A. Jenis Penelitian............................................................................................24

B. Alur Penelitian............................................................................................25

C. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................26

D. Populasi dan Sampel...................................................................................26

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data..........................................................29

F. Pengolahan dan Analisis Data....................................................................32

G. Etika Penelitian...........................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37

LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perbedaan Serabut A-Delta dan C............................................................10

Tabel 2 Definisi Oprasional Variabel....................................................................20

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep.................................................................................19

Gambar 2. Desain Penelitian.................................................................................24

Gambar 3. Alur Penelitian.....................................................................................25

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Format Pengumpulan Data

Lampiran 2 : Informed Consent

Lampiran 3 : Rencana Anggaran Penelitian

Lampiran 4 : Jadwal Penelitian

Lampiran 5 : Master Tabel

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran ibu dalam mengasuh dan membimbing pertumbuhan


perkembangan anaknya adalah sangatlah besar, pola asuh yang di berikan oleh
ibu dapat mempengaruhi tumbuh kembang anaknya. Pola asuh berati tindakan
pengasuh anak yang dilakukan berulang- ulang sehinggs menjadi suatu
kebiasaan, maka relevan di kaitkan dengan pengukuran status gizi dalam
jangka lama. 
Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang penting dalam
tumbuh kembang anak. Pendidikan ibu baik maka dapat menerima segala
informasi dari luar terutama tentang cara pengasuh anak yang baik
(Soetjiningsih, 2011).  Agar potensi anak berkembang secara optimal, maka
diperlukan stimulasi dini perkembangan. Anak yang mendapat stimulasi yang
terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak
yang kurang/ tidak diberi stimulasi (Soetjiningsih, 2012). Kesadaran dan
kemampuan ibu dalam memberikan stimulasi dini perkembangan anak
merupakan faktor yang dapat menentukan kualitas anak. pengaruh
pengetahuan ibu terhadap perkembangan anak sangat penting sebab ibu
mempunyai cukup pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih
memperhatikan perkembangan anaknya (Desi, 2008). 
Covid- 19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO
(WHO,2020). dan juga telah di nyatakan Kepala Badan Nasional
penanggulangan Bencana melalui Keputusan nomor 9 A tahun 2020 di
perpanjang melalui keputusan nomor 13 A tahun 2020 sebagai Status Keadaan
Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia.
Disisi lain pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin setiap
warga negara termasuk anak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar
yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah no 2 tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 4 tahun 2019
tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar
1
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Pelayanan Kesehatan Balita di
dalamnya meliputi pemantauan pertumbuhan, perkembangan, pemberian
imunisasi dasar dan lanjutan, kapsul vitamin A dan tatalaksana balita sakit jika
diperlukan (Panduan Pelayanan Kesehatan Balita Pada Masa Tanggap Darurat
COVID-19, 2020). 
Penimbangan terhadap bayi dan balita yang dilakukan di posyandu
merupakan upaya msyarakatdalam memantau pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan balita. pemantauan pertumbuhan balit asangat penting
dilakukan untuk mengetahui secara dini adanya kegagalan pertumbuhan
(growth faltering). Program stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang merupakan revisi dari program deteksi dini tumbuh kembang yang
dilakukan sejak tahun1988 dan termasuk salah satu program pokok puskesmas
kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam
bentuk kemitraan tata keluarga, masyarakat dengan tenaga profesional (Profil
Puskesmas Sedayu-III, 2017). 
Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga
perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosial dan kemadirian
pada balita berlangsung optimal sesuai dengan umur anak.  Deteksi dini
penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindak
lanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya
(Depkes RI, 2019). Pemantauan tumbuh kembang secara berkala harus
dimulai sejak usia dini sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan sumber
daya yang berkualitas. Usia dini yang dimaksud adalah 5 tahun pertama
kehidupan seorang anak. Usia tesebut menjadi penting karena merupakan
masa emas (Golden Periode), jendela kesempatan (Window Opportunity)
tetapi juga masa kritis (critical period). 
Dari 460 posyandu yang ada di kota Denpasar 277 posyandu
(60,2%) merupakan posyandu aktif. Capaian cakupan pelayanan kesehatan
anak balita (1-4 tahun) pada tahun 2019 sebesar 90% (Profil Kesehatan Kota
Denpasar Tahun2019). Untuk Kota Tabanan tahun 2018 adalah Purnama
64,9% yang artinya posyandu yang dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8

2
kali pertahun, dengan rata- rata kader sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan
kelima kegiatannya lebih dari 50% mampu melaksanaakan program tambahan,
serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang di kelola
oleh masyarakat yang kepersertaannya masih kurang dari 50% KK di wilayah
kerja posyandu. sedangkan sebesar 35,1% adalah posyandu madya (Profil
dinas kesehatan tabanan, 2018).
Berdasarkan World Health Organization (WHO) menyatakan
bahwa 5-25% anak usia pra sekolah di dunia mengalami disfungsi otak minor,
termasuk gangguan perkembangan motorik halus (WHO, 2010). Angka
kejadian terhadap gangguan perkembangan pada anak usia 3-17 tahun di
Amerika Serkat mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar 5,76 % dan
di tahun 2016 sebesar 6,9% (Zablotsky et al., 2017). Tumbuh kembang anak
di Indonesia masih perlu mendapatkan perhatian serius, Angka keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan masih cukup tinggi yaitu sekitar 5-10%
mengalami keterlambatan perkembangan umum. Dua dari 1.000 bayi
mengalami gangguan perkembangan motorik dan 3 sampai 6 dari 1.000 bayi
juga mengalami gangguan pendengaran serta satu dari 100 anak mempunyai
kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara Populasi anak di Indonesia
menunjukkan sekitar 33% dari total populasi yaitu sekitar 83 juta dan setiap
tahunnya jumlah populasi anak akan meningkat (Sugeng et al., 2019).
Sementara, Departemen Kesehatan RI melaporkan bahwa 0,4 juta (16%) balita
di Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan
motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan
keterlambatan bicara. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) pada
tahun 2013, prevalensi anak dengan tubuh pendek (stunting) 37,2% yang
berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007
(36,8%). Persentase tertinggi pada tahun 2013 adalah di Provinsi Nusa
Tenggara Timur (51,7%), Sulawesi Barat (48,0%), dan Nusa Tenggara Barat
(45,3%), dan setiap tahunnya terdapat peningkatan jumlah balita dengan
postur tubuh pendek dan sangat pendek,sehingga presentase balita postur
tubuh pendek di Indonesia masih tinggi dan merupakan masalah kesehatan
yang harus ditanggulangi. 

3
Proses tumbuh kembang anak merupakan hal penting yang harus
diperhatikan sejak dini, mengingat bahwa anak merupakan generasi penerus
bangsa memiliki hak untuk mencapai perkembangan yang optimal, sehingga
dibutuhkan anak dengan kualitas baik demi masa depan bangsa yang lebih
baik. Golden age period merupakan periode yang kritis yang terjadi satu kali
dalam kehidupan anak, dimulai dari umur 0 sampai 5 tahun (Chamidah, 2018).
Anak yang memiliki awal tumbuh kembang yang baik akan tumbuh menjadi
dewasa yang lebih sehat, hal ini dipengaruhi oleh hasil interaksi faktor genetik
dan faktor lingkungan, sehingga nantinya memiliki kehidupan yang lebih baik
(Deki, 2015). Upaya deteksi dini salah satunya dapat dilakukan melalui
program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).
SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan
intervensi. Tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yaitu deteksi dini
penyimpangan pertumbuhan, yang dilakukan untuk menemukan status gizi
kurang atau buruk dan bentuk kepala mikrosefali atau makrosefali. Kedua,
deteksi dini penyimpangan perkembangan, untuk mengetahui adanya
keterlambatan perkembangan anak, gangguan daya lihat, dan gangguan daya
dengar. Ketiga, deteksi dini penyimpangan perilaku emosional, yaitu 244
Meiuta Hening Prastiwi, Overview of Growth and Development in Children
Age 3-6 Years , JIKSH Vol 10 No 2 Des 2019 untuk mengetahui adanya
masalah perilaku emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas (Fazrin, 2018). 

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka peneliti dapat

merumuskan masalah “Apakah Pengetahuan ibu berpengaruh terhadap

kemampuan ibu dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang pada balita 24- 36

bulan?”

4
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Adapun tujuan umum penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk

membuktikan “Hubungan Pengetahuan ibu terhadap kemampuan dalam melakukan

stimulasi tumbuh kembang pada balita umur 24-36 bulan” .

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui pengetahuan ibu tentang stimulasi pada balita umur 24-36 bulan

b. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang stimulasi pada balita umur

24- 36 bulan

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoritis

Menambah pengetahuan terkait pengetahuan ibu terhadap stimulasi

tumbuh kembang pada balita umur 24-36 bulan

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat:

a. Meningkatkan pengetahuan ibu terhadap kemampuan melakukan stimulasi

tumbuh kembang pada balita usia 24-36 bulan secara khusus ataupun umum

b. Mendukung program pemerintah dalam mendeteksi dini adanya gangguan

tumbuh kembang pada balita usia 24- 36 bulan

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada Kehamilan

1. Definisi

Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri

punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) adalah nyeri pada daerah superior

oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra

thorakal terakhir, daerah inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui

ujung processus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan lateral oleh garis

vertikal yang ditarik dari batas lateral spina lumbalis (Rinta 2013). Nyeri

punggung bawah atau Low Back Pain pada kehamilan merupakan kondisi yang

tidak mengenakkan akibat membesarnya rahim dan meningkatnya berat badan

menyebabkan otot bekerja lebih berat sehingga dapat menimbulkan stress pada

otot dan sendi (Tyastuti, 2016).

Low Back Pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu

gangguan muskuloskletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik

(Furlan et al., 2015). Gangguan nyeri pinggang bawah dapat dialami oleh semua

orang, tidak memandang tua, muda, wanita atau pria. Sebagiaan besar nyeri

pinggang bawah disebabkan karena otot – otot pada pinggang kurang kuat

sehingga pada saat melakukan gerakan yang kurang betul atau berada pada suatu

posisi yang cukup lama dapat menimbulkan peregangan otot yang ditandai dengan

6
rasa sakit (Fitriana, 2017).

2. Etiologi

Faktor prediposisi nyeri punggung dalam kehamilan yaitu pertumbuhan

uterus yang menyebabkan perubahan postur tubuh, bertambahnya berat badan ibu

hamil, pengaruh hormon relaksin dan estrogen terhadap ligamen, riwayat nyeri

punggung, paritas serta aktivitas (Fraser, 2009). Nyeri punggung bawah pada

wanita hamil disebabkan oleh perubahan hormonal yaitu hormon estrogen dan

relaksin yang menimbulkan perubahan pada jaringan lunak penyangga dan

penghubung sehingga mengakibatkan menurunnya elastisitas dan fleksibilitas otot

(Wahyuni, 2012).

Menurut Tyastuti (2016) faktor penyebab nyeri punggung bawah dapat

berakibat ketegangan otot, keletihan, posisi tubuh membungkuk ketika

mengangkat barang, kadar hormon yang meningkat menyebabkan cartilage pada

sendi besar menjadi lembek dan posisi tulang belakang hiperlordosis. Cara

meringankan atau mencegah yaitu hindari sikap hiperlordosis, jangan memakai

sepatu atau sandal hak tinggi, tidur dengan kasur yang keras, pertahankan postur

yang baik, hindari sikap membungkuk, tekuk lutut saat mengangkat barang,

melakukan olah raga secara teratur, senam hamil atau yoga, mempertahankan

penambahan berat badan secara normal dan melakukan gosok atau pijat

punggung.

Menurut Brayshaw (2008) faktor predisposisi nyeri punggung bawah

(NBP) pada masa kehamilan antara lain:

a. Penambahan berat badan secara drastis

7
NPB terjadi pada ibu hamil trimester II-III karena merupakan nyeri yang

terjadi akibat perubahan postur yang terjadi akibat penambahan beban kandungan

yang semakin besar yang menyebabkan pertambahan sudut lengkungan tulang

belakang. Pertambahan sudut lengkungan menyebabkan fleksibilitas dan mobilitas

dari lumbal menjadi menurun. Nyeri punggung bawah kadang akan menyebar

sampai ke panggul paha dan turun ke kaki, kadang akan meningkatkan nyeri tekan

di atas simpisis pubis. Nyeri tersebut bisa muncul seiring dengan pertambahan

berat badan

b. Pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan postur

Pada masa kehamilan seiring dengan membesarnya uterus, maka pusat

gravitasi akan berpindah ke arah depan sehingga ibu hamil harusm menyesuaikan

posisi berdirinya, dimana ibu hamil harus bergantung dengan kekuatan otot,

penambahan berat badan, sifat relaksasi sendi, kelelahan serta postur sebelum

hamil. Postur tubuh yang tidak tepat akan memaksa peregangan tambahan dan

kelelahan pada tubuh, terutama pada bagian tulang belakang sehingga akan

menyebabkan terjadinya sakit atau nyeri pada bagian punggung ibu hamil

(Brayshaw, 2008).

c. Peregangan berulang

Postur tubuh yang tidak tepat akan memaksa peregangan tambahan dan

kelelahan pada tubuh ibu hamil, terutama pada bagian tulang belakang, pelvis, dan

sendi penahan berat, sehingga hal ini dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri

pada bagian tersebut (Brayshaw, 2008).

d. Peningkatan kadar hormon estrogen terhadap ligamen

Penyebab nyeri punggung bawah pada wanita hamil adalah adanya

8
perubahan hormonal yang menimbulkan perubahan pada jaringan lunak

penyangga dan penghubung (connective tissue) sehingga mengakibatkan

menurunnya elastisitas dan fleksibilitas otot.

3. Proses terjadinya nyeri punggung bawah kehamilan trimester III

Rangkaian proses terjadinya nyeri diawali dengan tahap transduksi,

dimana hal ini terjadi ketika nosiseptor yang terletak pada bagian perifer tubuh,

distimulasi oleh berbagai stimulus, seperti faktor biologis, mekanik, listrik,

thermal, radiasi dan lain-lain. Struktur spesifik dalam sistem saraf terlibat dalam

mengubah stimulus menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi

dan persepsi nyeri disebut sebagai sistem nosiseptif. Sensitifitas dari sistem ini

dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor dan intensitas yang dirasakan berbeda

diantara tiap individu.

Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang

berespon hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak, dimana

stimuli tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, ataupun termal. Kornu dorsalis dari

medulla spinalis merupakan tempat memproses sensori, dimana agar nyeri dapat

diserap secara sadar, neuron pada sistem assenden harus diaktifkan.

Nyeri punggung bawah dalam kehamilan terjadi karena pertumbuhan

uterus yang menyebabkan perubahan postur tubuh ibu hamil sehingga terjadi

peningkatan tekanan pada lengkungan tulang belakang, ada kecenderungan otot

punggung bawah memendek. Keadaan ini memicu pengeluaran mediator kimia

seperti prostaglandin dari sel rusak, bradikinin dari plasma, histamin dari sel mast,

serotonin dari trombosit. Peningkatan mediator-mediator tersebut menjadikan

saraf simpatis terangsang. Fast pain dicetuskan oleh reseptor tipe mekanis atau

9
thermal (yaitu serabut saraf A-Delta), sedangkan slow pain (nyeri lambat)

biasanya dicetuskan oleh serabut saraf C). Serabut saraf A- Delta memiliki

karakteristik menghantarkan nyeri dengan cepat serta bermielinasi, dan serabut

saraf C yang tidak bermielinasi, berukuran sangat kecil dan bersifat lambat dalam

menghantarkan nyeri.

Serabut A mengirim sensasi yang tajam, terlokalisasi, dan jelas dalam

melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi intensitas nyeri. Serabut C

menyampaikan implus yang tidak terlokalisasi (bersifat difusi), viseral dan terus-

menerus. Sebagai contoh mekanisme kerja serabut A-Delta dan serabut C dalam

suatu trauma adalah ketika seseorang menginjak paku, sesaat setelah kejadian

orang tersebut kurang dari 1 detik akan merasakan nyeri yang terlokalisasi dan

tajam, yang merupakan transmisi dari serabut A.

Tabel 1
Perbedaan Serabut A-Delta dan C

Serabut A-Delta Serabut C

Bermielinasi Tidak bermielinasi

Diameter 2-5 mikrometer Diameter 0,4-12,2 mikrometer

Kecepatan hantar 12-30 m/dt Kecepatan hantar 0,5-2 m/dt

Menyalurkan impuls nyeri yang Menyalurkan impuls nyeri yang


bersifat tajam, menusuk, bersifat tidak terlokalisasi, viseral
terrlokalisasi dan jelas dan terus menerus.

Tahap selanjutnya adalah transmisi, dimana impuls nyeri kemudian

ditransmisikan serat afferen (A-delta dan C) ke medulla spinalis melalui dorsal

10
hormon, dimana disini impuls akan bersinaps di substansia gelatinosa (lamina I

dan III). Impuls kemudian menyeberang keatas melewati traktus spinothalamus

anterior dan lateral. Beberapa impuls yang melewati traktus spinothalamus lateral

diteruskan langsung ke thalamus tanpa singgah di formatio retikularis membawa

impuls fast pain. Di bagian thalamus dan korteks serebri inilah individu dapat

mempersepsikan, menggambarkan, melokalisasi, menginterprestasikan dan mulai

berespon terhadap nyeri.

Beberapa impuls nyeri ditransmisikan melalui traktus paleospinothalamus

pada bagian tengah medulla spinalis. Impuls ini memasuki formatio retikularis

dan sistem limbik yang mengatur perilaku emosi dan kognitif, serta integrasi dari

sistem saraf otonom. Slow pain yang akan terjadi akan membangkitkan emosi,

sehingga timbul respon terkejut, marah, cemas, tekanan darah meningkat, keluar

keringat dingin dan jantung berdebar-debar (Prasetyo, 2010).

4. Faktor - faktor yang mempengaruhi nyeri punggung bawah trimester III

pada kehamilan

Menurut Linden dan Ellyana (2012) ada beberapa faktor penyebab yang

membuat ibu hamil sangat rentan nyeri punggung bawah pada trimester III,

faktor itu antara lain:

a. Adanya tekanan pada otot-otot bagian punggung.

Pada pertengahan masa kehamilan, rahim bertambah besar dan berat,

organ-organ dalam perut mengalami penggeseran, berat badan mengalami

redistribusi, dan pusat gravitasi tubuh berubah, akibatnya postur tubuh pun ikut

berubah. Postur tubuh yang berubah lebih condong ke belakang mengakibatkan

kerja otot-otot punggung menjadi berat.

11
b. Otot-otot perut yang melemah

Otot-otot perut yang melemah menyebabkan nyeri punggung bawah. Otot-

otot berfungsi untuk menopang tulang belakang dan berperan penting dalam

mempertahankan kesehatan punggung. Selama masa kehamilan, otot-otot perut

mengalami peregangan dan mungkin melemah sehingga mengakibatkan nyeri

punggung bawah.

c. Relaksasi ligamen dan sendi

Ligamen (pita jaringan ikat yang menghubungkan tulang atau penyokong

organ dalam) dan sendi panggul selama kehamilan menjadi salah satu penyebab

terjadinya nyeri punggung bawah. Sendi di daerah panggul merupakan sendi-

sendi kuat penopang berat badan. Relaksasi ligamen dan sendi di daerah panggul

merupakan mekanisme normal yang terjadi dalam tubuh, agar bayi dapat melewati

panggul dengan mudah. Relaksasi ini menyebabkan sendi-sendi menjadi fleksibel,

tetapi menyebabkan nyeri punggung bawah.

5. Pengukuran intensitas nyeri

Nyeri merupakan suatu masalah yang sangat subjektif karena dapat

dipengaruhi oleh psikologis, kebudayaan, dan hal lainnya. Sehingga

membutuhkan suatu alat ukur dalam mengkaji nyeri walaupun hal tersebut

merupakan masalah yang relative sulit. Terdapat beberapa metode dalam

mengkaji nyeri, seperti verbal rating scale, numeric rating scale, visual analogue

scale, dan the faces pain scale. Diantara metode tersebut numeric rating scale

merupakan satu-satunya alat ukur dengan hasil pengukuran yang bersifat numeric.

Sehingga hasil pengkajian dapat lebih mudah untuk diklasifikasi dan dianalisis.

Metode Numeric Rating Scale (NRS) menentukan skor nyeri secara semi-

12
kuantitatif dengan meminta pasien untuk memilih angka (1-10) sebagai gambaran

terkait rasa nyeri. Skor hasil pengukuran nyeri dapat diklasifikasikan menjadi:

nyeri ringan (1-3), nyeri sedang (4-6) dan nyeri berat (7-10) (Morgan et al.,2006).

6. Manajemen nyeri

a. Manajemen nyeri metode farmakologi

Manajemen nyeri dengan metode farmakologi merupakan cara

menghilangkan rasa nyeri dengan pemberian obat-obatan analgesia yang

disuntikan melalui infus intravena, inhalasi pernafasan atau dengan blockade saraf

yang menghantarkan rasa sakit. Syarat terpenting dalam tindakan ini adalah tidak

membahayakan dan menimbulkan efek samping, baik bagi ibu maupun bayinya

(Yuliatum, 2008).

b. Manajemen nyeri non farmakologi

1) Relaksasi

Teknik ini didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh berespons pada

ansietas yang merangsang pikiran karena nyeri atau kondisi penyakitnya. Teknik

relaksasi dapat menurunkan ketegangan fisiologis. Teknik ini dapat dilakukan

dengan kepala ditopang dalam kondisi berbaring atau duduk di kursi hal utama

yang dibutuhkan dalam pelaksanaan teknik relaksasi adalah klien dengan posisi

nyaman, klien dengan pikiran yang beristirahat, dan lingkungan yang tenang

(Asmadi, 2008). Tindakan relaksasi juga dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri

adalah nafas dalam relaksasi otot.

2) Biofeedback

Merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu

informasi tentang respons fisiologis dan cara untuk melatih kontrol volunter

13
terhadap respons tersebut. Terapi ini digunakan untuk menghasilkan relaksasi

dalam dan sangat efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan nyeri kepala

migren. Ketika nyeri kepala ditangani elektrode dipasang secara eksternal diatas

setiap pelipis. Elektrode mengukur ketegangan kulit mikrovolt. Mesin poligraf

terlihat mencatat tingkat ketegangan klien sehingga klien dapat melihat hasilnya

(Perry dan Potter, 2005).

3) Kompres hangat

Kompres hangat adalah pengompresan yang dilakukan dengan

mempergunakan buli-buli panas yang di bungkus kain yaitu secara konduksi

dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga akan

menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi penurunan ketegangan

otot sehingga nyeri sendi yang dirasakan akan berkurang atau hilang (Perry dan

Potter, 2005).

B. Herbal Therapy Compress Ball

1. Definisi Herbal Therapy Compress Ball

Terapi Herbal Therapy Compress Ball telah digunakan di Thailand selama

ratusan tahun sebagai terapi tradisional Thailand atau pun sebagai terapi modalitas

yang berdiri sendiri dalam pengobatan muskuloskletal dan rehabilitatif (Baeha et

al., 2018). Herbal Therapy Compress Ball adalah pengobatan tradisional dan

rehabilitasi untuk sindrom menyakitkan pada gangguan sistem muskuloskletal

dengan menggunakan bahan-bahan herbal. Bahan-bahan herbal yang dibungkus

dalam bentuk bola kompres yang hangat menjadi aktif termasuk minyak aromatik

dan memberi efek analgesik saat di aplikasikan pada bagian tubuh tertentu yang

mengalami nyeri (Tinggi et al., 2018).

14
2. Manfaat Herbal Therapy Compress Ball

Herbal Therapy Compress Ball telah tercantum dalam daftar obat esensial

nasional untuk otot terkilir, nyeri sendi, dan nyeri otot. Efek Herbal Compress

Ball berasal dari konduksi panas yang meningkatkan aliran darah regional ke

daerah yang terkena, efek anti inflamatori berasal dari bahan-bahan herbal dan

minyak asiri aromaterapi memberi efek relaksasi. Mencapai semua efek ini

Herbal Therapy Compress Ball harus dikukus selama 10-15 menit sebelum

penggunaan untuk memungkinkan konduksi panas mempermudah pelepasan zat

aktif dan minyak asiri dari bahan herbal (Tinggi et al., 2018).

Herbal Therapy Compress Ball telah terpilih sebagai satu dari lima jagoan

produk jamu yang sudah banyak digunakan pada tahun 2013. Bahan-bahan herbal

kompres sangat berfariasi tergantung pada tanaman apa yang terdapat pada daerah

tersebut sehingga setiap daerah memiliki formula unik. Umumnya bahan utama

dan wajib dari Herbal Therapy Compress Ball yang adalah jahe, pala, dan

cengkeh yang memiliki manfaat sebagai anti-inflamasi dan analgesik (Tinggi et

al., 2018).

3. Kandungan Herbal Therapy Compress Ball

Herbal Therapy Compress Ball juga sering di aplikasikan hanya dengan

berbahan jahe, dari hasil penelitian kompres herbal dengan jahe memberi efek

pemanasan, merangsang, dan relaksasi bagi tubuh dengan berbagai kondisi

kesehatan, terutama pada lansia yang mengalami nyeri gangguan sistem

muskuloskeletal. Tanaman jahe di klasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Tracheophyta

15
Sub divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Zingiber Mill

Spesies : Zingiber officinale Roscoe

Jahe (zingiber) mengandung sekitar 1-2% minyak asiri dan 5-8% bahan

resin, pati, dan getah. Minyak jahe yang memberi sifat aromatik pada jahe

mengandung campuran lebih dari 20 unsur (Tinggi et al., 2018).

Pala merupakan tanaman rempah yang menghasilkan minyak atsiri dan

lemak khusus yang berasal dari biji dan fuli. Tanaman pala di klasifikasikan

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Magnolianae

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Magnoliales

Family : Myristicaceae

Genus : Myristica

Spesies : M. fragrans

Biji pala menghasilkan minyak atsiri 2-5 % dan 30-40 % minyak lemak

sedangkan fuli menghasilkan 7-18% minyak atsiri dan 20-30 % lemak (Astuti,

2019). Hasil riset penelitian yang dilakukan National Science and Technology

Authority, dalam buku Guidebook on the proper use of medicinal plants. Buah

16
pala mengandung senyawa-senyawa kimia. Senyawa kimia tersebut adalah

minyak atsiri, zat samak, zat pati, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase,

pektin, lemonena dan asam oleanolat. Hampir semua bagian buah pala

mengandung senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya dapat

membantu mengobati masuk angin, insomnia (gangguan susah tidur), bersifat

stomakik (memperlancar pencernaan dan meningkatkan selera makan), karminatif

(memperlancar buang angin), antiemetik (mengatasi rasa mual mau muntah),

nyeri haid, rematik, dan nyeri pinggang (Sari, 2010).

Menurut (Yusharmen et al., 2017), tanaman cengkeh diklasifikasikan

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Myrtales

Family : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Spesies : S. Aromaticum

Cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan tumbuhan asli Indonesia dan

Indonesia merupakan salah satu produsen cengkeh terbesar di dunia. Senyawa

aktif yang terkandung di dalam bunga cengkeh antara lain eugenol, flavonoid,

saponin, alkaloid kandungan flavonoid dan eugenol mempunyai efek analgetik.

(Anggitasari and Sc, 2016).

17
C. Manfaat Herbal Therapy Compress Ball terhadap Penurunan Tingkat

Nyeri Punggung Bawah Ibu Hamil Trimester III

Herbal Therapy Compress Ball ini sebagai pengobatan muskuloskletal,

terapeutik dan rehabilitatif yang aman dan efektif membantu ibu hamil untuk

mengurangi keluhan kecemasan dan nyeri punggung bawah (Kamsanam dan

Aungkurabrut 2018).

Hasil penelitian (Baeha et al., 2018) ada hubungan antara Herbal Therapy

Compress Ball dengan mengurangi nyeri punggung bawah pada ibu hamil

trimester III. Hal tersebut sejalan dengan penelitian (Baeha et al., 2018) bahwa

Herbal Therapy Compress Ball efektif dalam menurunkan nyeri punggung bawah

pada ibu hamil trimester III. Herbal Therapy Compress Ball efektif menurunkan

nyeri punggung bawah pada ibu hamil, dilakukan dengan durasi 20 menit dan

frekuensi satu minggu sekali selama lima minggu dengan nilai p value 0,000

(Rafika, 2018). Penelitian Octavia (2018), Herbal Therapy Compress Ball

memberikan efek yang signifikan terhadap penurunan nyeri punggung ibu hamil

trimester III.

18
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Kemampuan

 Usia
 Pekerjaan
 Pendidikan

Gambar 1. Kerangka Konsep

Keterangan

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang dikendalikan

: Hubungan yang diteliti

: Hubungan yang tidak diteliti

19
B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu objek atau sifat atau atribut atau nilai

dari orang atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu

dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan bertujuan untuk dipelajari

dan ditarik kesimpulan (Wibowo, 2014). Menurut (Sugiyono, 2014), adapun

macam-macam variabel penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Variabel independent/variabel bebas (stimulus), yaitu variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah

pemberian Herbal Therapy Compress Ball

b. Variabel dependen/variabel terikat (kriteria), yaitu variabel yang menjadi

akibat atau yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel terikat adalah intensitas nyeri punggung bawah pada ibu

hamil trimester III

2. Definisi operasional

Tabel 2
Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Cara Skala

Pengukuran Data

1 2 3 4

Herbal Therapy Herbal Therapy Compress - -

20
Compress Ball Ball merupakan pengobatan

alternatif yang berbasis

tradisional dengan berbahan

rempah-rempah yang terdiri

dari: jahe, pala, dan cengkeh

sebagai bahan dasar dan

Variabel Definisi Operasional Cara Skala

Pengukuran Data

1 2 3 4

dijadikan satu dengan kain

sehingga membentuk ball,

diaplikasikan dengan metode

kompres hangat yang bekerja

untuk vasodilatasi pembuluh

darah serta menghambat

pencapaian stimulus nyeri

menuju neurotransmitter. Suhu

yang digunakan adalah 40 0C.

Melakukan Herbal Therapy

Compress Ball ini dilakukan

pada bagian nyeri punggung

bawah ibu hamil trimester III

dengan durasi waktu selama

21
20 menit .

Nyeri punggung Ketidaknyamanan yang Lembar Interval

bawah ibu hamil dirasakan dibagian pada Observasi

trimester III punggung bawah ibu hamil metode NRS

trimester III dari vertebra (numeric

thorakal terakhir (T12) hingga rating scale)

vertebra sakralis pertama (S1).

Variabel Definisi Operasional Cara Skala

Pengukuran Data

1 2 3 4

Ibu hamil yang mengalami

nyeri punggung bawah

merasakan tidak nyaman dan

mengganggu aktivitas.

Penilaian nyeri dilakukan oleh

ibu hamil sendiri sebelum dan

sesudah diberikan Herbal

Therapy Compress Ball

dengan Metode numeric rating

scale (NRS) menentukan skor

nyeri secara semi-kuantitatif

dengan meminta pasien untuk

memilih angka (1-10) sebagai

gambaran terkait rasa nyeri

22
C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari pertanyaan suatu penelitian

atau rumusan masalah. Hipotesis akan memberikan petunjuk pada tahap

pengumpulan analisis, dan interpretasi data yang menyebabkan hipotesis disusun

sebelum penelitian dilaksanakan. Hipotesis yang peneliti bangun dalam penelitian

ini adalah pemberian Herbal Therapy Compress Ball dapat mengurangi intensitas

nyeri pada ibu hamil yang mengalami nyeri punggung bawah pada trimester III.

23
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan studi komparatif yang menggunakan angka

dan menganalisis dalam statistik dengan desain penelitian yaitu pre-eksperimental

dengan one group pretest-post test design. Hal tersebut dikarenakan masih

terdapat variabel luar yang berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen

serta tidak adanya variabel kontrol dalam penelitian ini (Nursalam, 2011). Pada

penelitian ini skala nyeri diukur sebanyak 2 kali, saat sebelum dilakukan

perlakuan dan setelah dilakukan perlakuan. Perlakuan yang dimaksudkan berupa

pemberian Herbal Therapy Compress Ball untuk mengetahui pengaruh terapi

terhadap skala nyeri secara optimal. Desain penelitian ini dijelaskan dalam

gambar 2:

Pre Test Perlakuan Post Test


O1 X O2
24
Gambar 2. Desain Penelitian Manfaat “Herbal Therapy Compress Ball” Terhadap
Nyeri Punggung Bawah Ibu Hamil Trimester III di Praktik Mandiri Bidan

Keterangan :

O1 = pengukuran skala nyeri sebelum diberikan perlakuan

X = perlakuan berupa pemberian Herbal Therapy Compress Ball

O2 = pengukuran skala nyeri setelah diberikan perlakuan

B. Alur Penelitian

Penelitian diawali dengan beberapa tahapan yang dijabarkan dalam alur

penelitian seperti yang dijelaskan pada gambar 3:

Perumusan masalah:
Adakah manfaat Herbal Therapy Compress Ball
terhadap nyeri punggung bawah ibu hamil trimester III

Teknik sampling:
Menggunakan purposive sampling

Kriteria inkulsi Kriteria ekskulsi

Sampel:
Penderita nyeri punggung bawah ibu hamil trimester III
berjumlah 20 orang dan diberikan informed consent

Pre-test:
Mengkaji skala nyeri menggunakan numeric rating scale

Perlakuan:
Pemberian Herbal Therapy Compress Ball selama 1 x
20 menit dibagian punggung bawah ibu hamil
25
Post-test:
Mengkaji kembali skala nyeri menggunakan numeric
rating scale

Pengolahan data

Penarikan kesimpulan

Penyajian data

Gambar 3: Alur Penelitian Manfaat Pemberian “Herbal Therapy Compress Ball”


Terhadap Intensitas Nyeri punggung bawah Pada ibu hamil Trimester III di
Praktik Mandiri Bidan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Praktik Mandiri Bidan wilayah kerja UPTD

Puskesmas III Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara, yang dimulai dari

Januari 2021 hingga Maret 2021. Adapun Praktik Mandiri Bidan yang digunakan

yakni:

1.Praktik Mandiri Bidan Ni Wayan Darsani, SST.

2.Praktik Mandiri Bidan I Nyoman Sutrini, A.Md Keb.

3.Praktik Mandiri Bidan Wayan Sutrini Dwijayanti, A.Md Keb.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau

objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang sudah ditetapkan oleh

peneliti atau untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2014). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami nyeri

punggung bawah di Praktik Mandiri Bidan

26
Berikut adalah kriteria inklusi dan eksklusi dari sampel yang digunakan:

a. Kriteria inklusi

Inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2011). Kriteria

inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Usia ibu 20-35 tahun

2) Usia kehamilan 29 minggu-40 minggu

3) Responden tidak memiliki pekerjaan yang membutuhkan aktifitas fisik berat

(buruh, petani dan kuli panggul)

4) Responden belum pernah melakukan prenatal yoga

5) Responden tidak pernah mengalami nyeri punggung akibat penyakit, kelainan

kongenital atau trauma

6) Respoden bersedia menandatangani informed concent

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

tidak memenuhi kriteria inklusi studi karena berbagai sebab. Berikut yang menjadi

kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Responden mengalami kehamilan ganda

2) Responden memiliki riwayat trauma pada punggung

2. Sampel penelitian

Sampel adalah sebagian objek yang diperoleh dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel terdiri dari bagian

populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui

sampling (Nursalam, 2011). Sampel penelitian yang digunakan berasal dari

27
populasi ibu hamil yang mengalami nyeri punggung bawah di Praktik Mandiri

Bidan Ni Wayan Darsani, SST, Praktik Mandiri Bidan I Nyoman Sutrini, A.Md

Keb, Praktik Mandiri Bidan Wayan Sutrini Dwijayanti, A.Md Keb.

a. Jumlah dan besar sampel

Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode berdasarkan penelitian analitis numerik berpasangan

(Dahlan, 2010) dengan rumus sebagai berikut:

(Zα + Zβ) S 2

N=
(Xa – Xo)

Keterangan

N = Besar sampel

Zα = deviat baku alfa

Zβ = deviat baku beta

Xa – Xo = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna

S = simpang baku populasi

Berdasarkan penelitian (Astiti, 2019), simpang baku populasi standar

berkisar pada 0,86 – 1,18. Peneliti menggunakan nilai terbesar yaitu 1,18 sebagai

simpang baku dalam penelitian ini. Peneliti juga menetapkan perbedaan minimal

yang dianggap bermakna yaitu 1 dari total skala nyeri yang ada. Deviat baku alfa

dan beta yang juga berdasarkan clinical judgment peneliti berasal dari kesalahan

tipe I dan tipe II. Maka peneliti menetapkan α = 1% (2,326) dan β = 10% (1,282)

sehingga didapatkan jumlah sampel sebagai berikut:

(2,326 + 1,282) 1,18 2

N=

28
1

N= 18,12 (dibulatkan) = 18 sampel

Untuk mengantisipasi drop out sebagai kriteria pengeluaran diperkirakan

10% sehingga besar sampel yang akan diambil menjadi: N = 18 + (10% x 18) =

18 + 1.8 = 19.8 (dibulatkan menjadi 20).

Maka besar sampel yang akan digunakan untuk mendukung penelitian ini

sebanyak 20 responden.

3. Teknik sampling

Sampling adalah suatu proses menyeleksi porsi dari populasi untuk

mendapatkan besar sampel. Terdapat beberapa cara untuk memudahkan dalam

mengambil sampel agar memperoleh sampel yang sesuai dengan subjek penelitian

yang diperlukan. Penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu dengan

memilih sampel dari populasi yang sudah ditetapkan sesuai dengan yang

dikehendaki oleh peneliti, sehingga dapat mewakili karakteristik yang telah

dikenal sebelumnya (Usman and Setiady, 2018).

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dari subjek studi kasus adalah data primer. Data

primer adalah data yang diperoleh dari peneliti yang di dapat dari hasil

pengukuran, pengamatan, survey, dan lain-lain (Setiadi, 2013). Data primer yang

digunakan adalah Numeric Rating Scale (NRS) menentukan skor nyeri secara

semi-kuantitatif dengan meminta pasien untuk memilih angka (1-10) sebagai

gambaran terkait rasa nyeri sebelum terapi dan memilih kembali angka (1-10)

29
sebagai gambaran terkait rasa nyeri setelah diberikan terapi.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek

dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Langkah-langkah pengumpulan data bergantung pada rancangan

penelitian dan teknik instrumen yang digunakan (Nursalam, 2011). Terdapat

lima proses yang harus dilakukan yaitu memilih subjek, mengumpulkan data

secara konsisten, mempertahankan pengendalian dalam penelitian, menjaga

integritas atau validitas dan menyelesaikan masalah sesuai dengan rancangan

penelitian dan teknik instrument yang digunakan. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini yakni pertama, melakukan pengkajian skala nyeri

menggunakan numeric rating scale sebelum dilakukan Herbal Therapy

Compress Ball pada pasien. Kedua, menyiapkan alat dan bahan jahe, pala,

cengkeh, kain tipis, mesin penghangat air, selanjutnya hangatkan air dengan

pemanas air hingga mendidih, masukkan jahe, pala dan cengkeh ke dalam

kemasan yang telah disediakan hingga penuh dan membentuk ball (±250 gr),

Tutup kemasan & letakkan ± 5 cm diatas air yang telah mendidih dengan suhu

400C selanjutnya memberikan terapi berupa Herbal Therapy Compress Ball

kepada pasien selama 1 x 20 menit. Terakhir melakukan pengkajian kembali

terhadap skala nyeri kepada pasien setelah mendapatkan terapi.

Selain menggunakan skala pada penelitian ini peneliti juga menggunakan

teknik wawancara untuk mengumpulkan data. Wawancara merupakan metode

dalam pengumpulan data dengan mewawancarai secara langsung dari responden

yang diteliti, metode ini memberikan hasil secara langsung, dan dapat dilakukan

30
apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam serta jumlah

responden sedikit (Tersiana, 2018). Intensitas nyeri yang digambarkan melalui

skala nyeri akan peneliti tanyakan langsung kepada responden saat dan setelah

memberikan intervensi.

Untuk menunjang proses pengumpulan data, terdapat beberapa prosedur

yang harus peneliti lakukan. Berikut adalah langkah-langkah pengumpulan data

yang telah dilakukan, adalah sebagai berikut:

1. Setelah mendapatkan ijin persetujuan dari pembimbing dan penguji, peneliti

mencari surat ijin mengumpulkan data penelitian kepada Ketua Jurusan

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar melalui bidang pendidikan Jurusan

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.

2. Mengajukan etika clearance

3. Mengajukan surat permohonan ijin untuk melakukan penelitian ke Badan

Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali.

4. Mengajukan surat rekomendasi dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan

Provinsi Bali ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota

Denpasar

5. Mendapatkan surat rekomendasi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kota Denpasar.

6. Peneliti menghadap Praktik Mandiri Bidan untuk meminta ijin melakukan

penelitian di Praktik Mandiri Bidan serta menjelaskan tentang penelitian yang

akan dilakukan.

7. Melakukan pengumpulan data ibu hamil trimester III, kemudian mencari

responden

31
8. Melakukan pendekatan dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan

mengenai penelitian kepada calon responden sehingga calon responden

mengetahui manfaat, tujuan, dan prosedur penelitian. Calon responden juga

dijelaskan bahwa namanya tidak akan dicantumkan pada penelitian.

9. Kontrak waktu dengan responden yang bersedia menjadi responden

10. Responden yang telah memenuhi kriteria dilakukan pre-test dengan mengkaji

keluhan nyeri sesuai dengan yang tertera data lembar observasi. Pengkajian nyeri

dilakukan dengan menetapkan skala nyeri menggunakan metode numeric rating

scale.

11. Melakukan pre-test, responden diberikan intervensi selama 1x20 menit dalam

1 hari oleh peneliti secara langsung. Intervensi yang diberikan yakni pemberian

Herbal Therapy Compress Ball (produk berbahan dasar rempah-rempah) dengan

meletakkan produk yang telah dihangatkan pada bagian tubuh yang mengalami

nyeri yang telah dialasi dengan kain tipis.

12. Setelah diberikan terapi, responden segera dilakukan post-test dengan

mengkaji kembali keluhan nyeri sesuai dengan pernyataan yang tertera pada

lembar observasi. Penkajian nyeri dilakukan dengan menetapkan skala nyeri

menggunakan metode numeric rating scale.

13. Mengelola data yang telah diperoleh pada lembar rekapitulasi (master tabel)

dari pengisian formulir pengukuran responden.

14. Merekapitulasi dan mencatat data yang diperoleh pada lembar rekapitulasi

(master tabel) untuk diolah.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

32
pengumpulan data (Tersiana, 2018). Instrumen pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah pengkajian nyeri yang direpresentasikan melalui skala nyeri.

Skala nyeri yang dirasakan pasien yang dikaji berpedoman pada metode numeric

rating scale yaitu mengklasifikasikan nyeri menjadi nyeri ringan (1-3), sedang (4-

6) dan berat (7-10).

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik pengolahan data

Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data

ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus

tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan (Setiadi, 2013).

Berikut adalah kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan data:

a. Editing

Editing adalah pemeriksaan data termasuk melengkapi data-data yang

belum lengkap dan memilih data yang diperlukan (Setiadi, 2013). Dalam

penelitian ini data yang dikumpulkan adalah skala nyeri sebelum dan sesudah

pemberian terapi serta melakukan pengecekan terhadap mastertabel.

b. Coding

Coding adalah kegiatan mengelompokkan data sesuai dengan

klasifikasinya dengan cara memberi kode tertentu. Coding akan mempermudah

pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat proses entry data (Setiadi,

2013).

c. Entry

Entry data merupakan proses memasukkan data dari lembar pengumpulan

data ke paket program komputer (Setiadi, 2013). Setelah semua data sudah

33
terkumpul lengkap dan sudah melewati pengkodean, maka selanjutnya adalah

memproses data yang akan di-entry untuk di analisis.

2. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data dapat digunakan analisi data univariat dan

bivariat yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian

a. Analisis univariat

Analisa univariat dilakukan untuk menganalisis setiap variabel hasil

penelitian (Notoatmodjo, 2010). Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisa

univariat adalah sebagai berikut:

1) Menentukan distribusi frekuensi untuk tingkat nyeri punggung bawah ibu

hamil trimester III sebelum dan sesudah diberikan Herbal Therapy Compress Ball

2) Menentukan nilai minimal (min), maksimal (max), nilai tengah (median),

standar deviasi dan rata-rata (mean) tingkat nyeri punggung bawah ibu hamil

trimester III sebelum dan sesudah diberikan Herbal Therapy Compress Ball.

Nilai rata-rata dihitung dengan rumus:

Keterangan:

X : hasil rata-rata

f : frekuesi hasil pencapaian

x : hasil pencapaian

n : total seluruh observasi

b. Analisa bivariat

Analisa bivariat adalah analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel,

baik berupa komperatif, asosiatif maupun korelatif (Notoatmodjo, 2012). Sebelum

34
dilakukan analisis bivariat, dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan

Shapiro Wilk.

Hasil uji normalitas berdistribusi normal (p > 0,05) maka uji analisis yang

digunakan pada penelitian ini yaitu paired t test. Uji statistik ini digunakan untuk

membandingkan rata-rata dua data yang saling berpasangan. Data berpasangan

dalam penelitian ini adalah tingkat nyeri punggung ibu hamil trimester III sebelum

dan sesudah perlakuan dengan tingkat kepercayaan/signifikansi 95% (α = 0,05).

Namun jika distribusi data tidak normal (p < 0,05), maka uji statistik

menggunakan uji Wilcoxon. Perhitungan data yang menentukan analisis bivariat

menggunakan bantuan komputer. Uji hipotesis penelitian ditetapkan Ha diterima

dan Ho ditolak jika p value lebih kecil dari alpha 0,05. Ha diolak dan Ho diterima

apabila p value lebih besar dari alpha 0,05.

H. Etika Penelitian

Sebagian besar (90%) penelitian dalam ilmu keperawatan menggunakan

manusia sebagai subjeknya, maka peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika

penelitian. Hal ini dilaksanakan agar peneliti tidak melanggar hak-hak (otonomi)

manusia yang menjadi subjek penelitian dan menghindari hal-hal yang dapat

merugikan baik bagi responden atau peneliti. Mengacu pada Nursalam (2011),

berikut ini prinsip etika penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini:

1. Autonomy or human dignity

Privacy adalah hak setiap orang, semua orang memiliki hak untuk

memperoleh kebebasan pribadi (Notoatmodjo, 2012). Responden sebagai subjek

penelitian tidak boleh dipaksakan kehendaknya. Responden dalam penelitian ini

mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian dan hak atas

35
kebebasan untuk berpartisipasi atau menolak untuk menjadi responden. Apabila

calon responden tidak bersedia maka pengambilan data tidak akan dilakukan dan

jika menerima responden berkewajiban untuk mengisi informed consent.

2. Confidentiality / kerahasiaan

Partisipan memiliki hak otonomi secara sadar dan tanpa paksaan untuk

setuju berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan. Informasi yang akan

diberikan oleh responden adalah miliknya sendiri, tetapi karena peneliti

memerlukan informasi tersebut maka kerahasiaan informasi perlu dijamin oleh

peneliti. Nama responden tidak perlu dicantumkan, cukup dengan memberi kode

responden dengan inisial nama atau dengan nomor kode responden (Notoatmodjo,

2012).

3. Justice / Keadilan

Peneliti tidak boleh membeda-bedakan responden berdasarkan usia,

agama, ras, status, sosial ekonomi, politik maupun atribut lainnya dan dilakukan

secara adil dan merata (Notoatmodjo, 2012).

4. Beneficience and non maleficience

Penelitian hendaknya berprinsip pada aspek manfaat sehingga dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan manusia (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian

ini manfaat yang dapat diberikan adalah Manfaat Herbal Therapy Compress Ball

Terhadap Nyeri Punggung Bawah Ibu Hamil Trimester III di Praktik Mandiri

Bidan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Afritayeni, 2017. Hubungan Umur, Paritas dan Pendamping Persalinan dengan


Intensitas Nyeri Persalinan Kala I. Jurnal Endurance 2(2) pp. 178-185

Anggitasari, Wima, dan M. Sc. 2016. “Uji Efek Analgetik Minyak Daun Cengkeh
( Syzygium aromaticum ).” 6(2):0–4.

Astuti, Maya. 2010. Buku Pintar Kehamilan. Jakarta: EGC

Astuti, R. 2019. “Pengaruh Waktu Distilasi Minyak Biji Pala (Myristica fragrans)
dengan Metode Distilasi Uap dan Identifikasi Komponen Kimiawi.”
Indonesian Journal of Laboratory 1(2):36–40.

Baeha, loice noni faery, Maria Pujiastuti, dan Jagentar Pane. 2018. “Pengaruh
Herbal Therapy Compress Ball Terhadap Penurunan Nyeri Otot Pada
Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia.” Jurnal Mutiara Ners
1(2):81–89.

Bobak, I., Maria, A., Peter, I. A., Margaret, D. J., Deitra, L. 2004. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC

Emília, Maria, Coelho Costa, Luciana Cavalcanti, Cristovam Alves, De Lira


Terceiro, Deyvid Ravy, Lacerda Pinto, Marcelo Neves, Gustavo Araújo,
Tania Cursino, dan De Menezes Couceiro. 2017. “Low back pain during
pregnancy.” Brazilian Journal of Anesthesiology (English edition)
67(3):266–70.

Fatimah. 2017. “Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan.” Jakarta: Fakultas


Kedokteran dan Kesehatan Universitas.

Fitriana. 2017. “Upaya Pemenuhan Rasa Nyaman Pada Ibu Hamil Trimester III

37
Dengan Nyeri Punggung.”

Furlan, Andrea D., Mario Giraldo, Amanda Baskwill, Emma Irvin, dan Marta
Imamura. 2015. “Massage for low-back pain.” Cochrane Database of
Sistematic Reviews (4).

Garcia, A., Luciola, C. M., Tatiane, M., Francine, L. B., Fabio, N. C., Leonardo,
O. P. 2013. Effectiveness of Back Scholl versus Mc. Kenzie Exercise in
Patien with Chronic Non Spesific Low Back Pain. Physical Therapy,
volume 93 (6), pp. 276-290. http://ptjournal.apta.org/ diakses tanggal 21
Agustus 2020

Kamsanam, Wasan, dan Rachaneewan Aungkurabrut. 2018. “The improvement on


thermal performance of herbal therapy ball compress.” in MATEC Web
of Conferences.

Katonis P. 2011. “Pregnancy related Low Back Pain.” Bull Eur Physiopathol
Respir 20(1):49–54.

Kristiansson, P. 2015. Epidemology of Back Pain in Pregnancy. Physical


Medicine and Rehabilitation. https://clinicalgate.com diakses 25 Agustus
2020

Kusumawati1, Titik Tri, Sri Mintarsih, dan Sulastri. 2019. “Pemberian Kompres
Jahe Untuk Menurunkan Nyeri Punggung Bawah Ibu Hamil Trimester III
Pada Asuhan Keperawatan Maternitas.” Jurnal publikasi.

Mirnawati. 2010. Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Nyeri Pinggang


Bawah pada Ibu Hamil di RSIA. Siti Fatimah Makasar. Skripsi. UIN
Alauddin. Makasar

Morgan, G. E., Mihkail, M. S., Murray, M. J., Kleinman, W., & Nitti, G.
(2006). Clinical Anesthesiology. In Pain Management (4th ed., pp.
274–316). New York: McGraw-Hill.
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan
(2nd ed.; T. E. S. Medika, Ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan (1st ed.; T. E. S. Medika, Ed.). Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Perry dan Potter. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep. Jakarta:
EGC.

Prabowo, P. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Prawirohardjo

38
Puspita, Dwi A. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri
Persalinan pada Ibu Bersalin di Puskesmas Mergangsan. STIKES Aisyah
Yogyakarta

Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional


2013. https://doi.org/10.3406/arch.1977.1322

Salam, B. 2016. Hubungan Paritas dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah di


Polikliki Saraf RSUDZA. Skripsi. Universitas Syiah Kuala Darussalam.
Aceh

Sari, Setia Anggita. 2010. “Pengaruh Ekstrak Etanol Biji Pala ( Myristica Fragan
Houtt ) Terhadap Jumlah Geliatan Mencit Balb / C Yang Diinjeksi Asam
Asetat 0 , 1 %.” Skripsi.

Setiadi. (2013). Konsep Penulisan Riset Keperawatan (1st ed.). Yogayakarta:


Graha Ilmu

Sinclair, Marlene et al., 2014. How do Women manage Pregnancy- Related low
back and/or Pelvic Pain? Descriptive Finding from An online survey.
Newabey. Evidence Based Midwifery, 12 (3), pp. 76-82.
www.researchgate.net diakses tanggal 21 Agustus 2020

Tinggi, Sekolah, Ilmu Kesehatan, Santa Elisabeth, dan Yohana Teressya


Simanjuntak. 2018. “ST nta be th Me da n ST th Me da n.”

Tyastuti, Siti. 2016. “Asuhan Kebidanan Kehamilan.” Jakarta: Kemenkes RI.

Ulfah, M. 2014. Hubungan Diastasis Recti Abdominis dengan Nyeri Punggung


Bawah pada Ibu Hamil. Jurnal Bidan Prada, 5 (2), pp. 23-30

Usman, H., & Setiady, P. (2018). Pengantar Statistika (2nd ed.). Jakarta:
Bumi Aksara.

Yusharmen, Fitri Sulistyowati, Kementerian Pendidikan, D. A. N. Kebudayaan,


Republik Indonesia, Naomi F. .. Munthe, Meilina Indah Fitrianda, Titiek
Suryaningsih, dan Muji Raharjo. 2017. Digital Digital Repository
Repository Universitas Universitas Jember Jember Digital Digital
Repository Repository Universitas Universitas Jember diakses tahun
2018.

39
Lampiran 1
FORMAT PENGUMPULAN DATA

Judul : Manfaat Herbal Therapy Compress Ball Untuk Mengurangi Nyeri

Punggung Bawah Ibu Hamil Trimester III

Tanggal Penelitian :

No. Kode Responden :

Nama Responden :

Umur :

Pekerjaan :

Kehamilan Ke :

Usia Kehamilan :

Tafsiran Persalinan :

1. Tingkat Nyeri Sebelum diberikan Herbal Therapy Compress Ball

Tunjukkan pada titik mana tingkat nyeri yang saudara rasakan saat ini :

2. Tingkat Nyeri Setelah diberikan Herbal Therapy Compress Ball

Tunjukkan pada titik mana tingkat nyeri yang saudara rasakan saat ini :
Lampiran 2
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

SEBAGAI PESERTA PENELITIAN


Yang terhormat Ibu/Saudara, kami meminta kesediannya untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini. Keikutsertaan dari penelitian ini bersifat
sukarela/tidak memaksa. Mohon untuk dibaca penjelasan dibawah dengan
seksama dan disilahkan bertanya bila ada yang belum dimengerti.
Judul Manfaat Herbal Therapy Compress Ball Untuk
Mengurangi Nyeri Punggung Bawah Ibu Hamil
Trimester III
Peneliti Utama Gusti Ayu Putri Kumala

Institusi Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan


Kebidanan

Lokasi Penelitian Praktik Mandiri Bidan

Sumber pendanaan Swadana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Manfaat Herbal Therapy


Compress Ball untuk Mengurangi Nyeri Punggung Bawah Ibu Hamil Trimester
III sebelum dan sesudah dilakukan Herbal Therapy Compress Ball di Praktik
Mandiri Bidan. Jumlah peserta sebanyak 20 orang dengan syaratnya yaitu usia ibu
20-35 tahun, riwayat persalinan kurang dari empat, tidak memiliki pekerjaan yang
membutuhkan aktifitas fisik berat (buruh, petani dan kuli panggul), tidak pernah
mengalami nyeri punggung akibat penyakit, dan respoden bersedia
menandatangani informed concent. Responden tidak diikutsertakan dalam
penelitian ini apabila tidak datang pada saat intervensi selanjutnya atau sedang
bersalin (inpartu) selama penelitian.
Peserta akan diukur tingkat nyeri punggung bawah sebelum diberikan
Herbal Therapy Compress Ball. Kemudian akan dilaksanakan Herbal Therapy
Compress Ball dengan durasi 20 menit. Setelah itu akan dilakukan pengukuran
tingkat nyeri punggung setelah diberikan Herbal Therapy Compress Ball.
Kepesertaan dalam penelitian ini tidak secara langsung memberikan manfaat
kepada peserta penelitian. Tetapi dapat memberi gambaran informasi yang lebih
banyak tentang diberikan Herbal Therapy Compress Ball. Bagi peserta akan
menambah wawasan ibu hamil tentang cara mengatasi keluhan yang sering
dialami ibu hamil trimester III seperti nyeri punggung dengan Herbal Therapy
Compress Ball sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilannya dengan rasa
nyaman.
Atas kesedian berpartisipasi dalam penelitian ini maka akan diberikan
imbalan sebagai pengganti waktu yang diluangkan untuk penelitian ini.
Kompensasi lain yaitu peneliti akan menanggung biaya perawatan yang diberikan
selama menjadi peserta penelitian ini. Peneliti menjamin kerahasiaan semua data
peserta penelitian ini dengan menyimpannya dengan baik dan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian.
Kepesertaan Ibu/Saudara pada penelitian ini bersifat sukarela.
Ibu/Saudara dapat menolak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada
penelitian atau menghentikan kepesertaan dari penelitian kapan saja tanpa ada
sanksi. Keputusan Ibu/Saudara untuk berhenti sebagai peserta peneltian tidak
akan mempengaruhi mutu dan akses/ kelanjutan pengobatan yang akan diberikan.

Jika setuju untuk menjadi peserta peneltian ini, Ibu/Saudara diminta


untuk menandatangani formulir ‘Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed
Consent) Sebagai Peserta Penelitian setelah Ibu/Saudara benar-benar memahami
tentang penelitian ini. Ibu/Saudara akan diberi Salinan persetujuan yang sudah
ditanda tangani ini.
Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat perkembangan baru yang
dapat mempengaruhi keputusan Ibu/Saudara untuk kelanjutan kepesertaan dalam
penelitian, peneliti akan menyampaikan hal ini kepada Ibu/Saudara.
Bila ada pertanyaan yang perlu disampaikan kepada peneliti, silakan
hubungi peneliti : Gusti Ayu Putri Kumala dengan nomor Hp 082147222503
Tanda tangan Ibu/Saudara dibawah ini menunjukkan bahwa Ibu/Saudara
telah membaca, telah memahami dan telah mendapat kesempatan untuk bertanya
kepada peneliti tentang penelitian ini dan menyetujui untuk menjadi peserta
penelitian.
Peserta/ Subyek Penelitian

__________________________________
Tanda Tangan dan Nama
Tanggal :

Peneliti

__________________________________ __________________
Tanda Tangan dan Nama Tanggal
Lampiran 3

Manfaat Herbal Therapy Compress Ball Untuk Mengurangi Nyeri Punggung

Bawah Ibu Hamil Trimester III di Praktik Mandiri Bidan

Alokasi dana yang diperlukan dalam usulan proposal ini direncanakan


sebagai berikut :
Jenis Anggaran Rincian Biaya (Rp)
Bahan Habis Pakai :
1. Kain Kemasan Rp10.000/bh 4 bh Rp40.000
2. Rempah - Rempah Rp10.000/bh 20 bh Rp200.000
3. Lembar Pengumpulan Data Rp200/lbr 200 lbr Rp40.000
Jumlah Rp280.000
Bahan Lain-lain :
1. Laporan Rp200/lbr 1000 lbr Rp200.000
2. Penggandaan Laporan Rp200/lbr 1000 lbr Rp200.000
3. Revisi Laporan Rp200/lbr 1000 lbr Rp200.000
4. Biaya Tidak Terduga Rp200.000 Rp200.000
Jumlah Rp800.000
Transportasi :
1. Transportasi & Akomodasi Rp100.000 Kunjungan ke 20 Rp100.000
rumah responden
Jumlah Rp100.000
Jumlah Total Rp1.180.000
Lampiran 4

JADWAL KEGIATAN PELAKSANAAN PENELITIAN


NO KEGIATAN SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Tahap Persiapan
a. Pengajuan Judul
b. Studi Pendahuluan
a. Penyusunan Proposal
b. Konsultasi Proposal
c. Seminar Proposal
d. Perbaikkan Proposal
2 Tahap Pelaksanaan
e. Pengurusan izin penelitian
f. Pengadaan Instrumen
g. Pengumpulan Data
h. Pengolahan Data
i. Analisa Data

3 Tahap Pengakhiran Penelitian


a. Penyusunan Laporan
b. Seminar Hasil Penelitian

c. Perbaikan
b. Publikasi Hasil Penelitian
Lampiran 5
Master Tabel

No Usia Pendidikan Pekerjaan Paritas Riwayat Tingkat Nyeri Tingkat Nyeri Keterangan
Responden Nyeri Pre senam Post Senam
1

10

Anda mungkin juga menyukai