Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KLINIK

PROFESI STASE ASUHAN KEBIDANAN


PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.B UMUR 26 TAHUN


PRAKONSEPSI DENGAN OBESITAS DI PUSKESMAS
SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN 2023

Pembimbing Akademik: Desti Nataria, S.ST, Bd, M.Keb.


Pembimbing Lahan: Bdn Deslinar, S.ST

Disusun oleh:
Nama: Dewi Rahayu Suryawati
Nim : 2011000415901017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN UNIVERSITAS PRIMA
NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.B UMUR 26 TAHUN


PRAKONSEPSI DENGAN OBESITAS DI PUSKESMAS
SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN 2023

Laporan Pendahuluan Praktik Klinik Kebidanan


Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui untuk diseminarkan
Tanggal 2 Februari 2023

Menyetujui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Desti Nataria, S.ST, Bd, M.Keb. Bdn Deslinar, S.ST


NIDN. 1005128801 NIP.197212211993022002

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.B UMUR 26 TAHUN


PRAKONSEPSI DENGAN OBESITAS DI PUSKESMAS
SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN 2023

Laporan Pendahuluan Praktik Klinik Kebidanan


Telah Disahkan oleh Pembimbing Praktik Klinik Kebidanan
Padang Pariaman , 4 Februari 2023
Menyetujui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Desti Nataria, S.ST, Bd, M.Keb. Bdn Deslinar, S.ST


NIDN. 1005128801 NIP.197212211993022002

Mengetahui, Diketahui,
Ka. Prodi Pendidikan Profesi Bidan Koord. Praktik Klinik Profesi

Suci Rahmadheny, S.ST, MKeb Lady Wizia, S.Keb, Bd


NIDN. 1007049002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan materi terkait ” Asuhan Kebidanan Pada Ny.M Umur
26 Tahun Prakonsepsi dengan Obesitas pada Siklus VI : Asuhan Kebidanan Pada Pranikah dan
Prakonsepsi”, tak lupa shalawat beriring salam penulis persembahkan kepada junjungan umat
sedunia yakni Nabi Muhammad SAW. Dalam proses penyelesaian laporan kasus ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Suci Rahmadheny, S.ST., M.Keb selaku Ketua Program Studi Profesi Bidan Fakultas
Kebidanan Universitas Prima Nusantara Bukittinggi yang telah memfasilitasi dan
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
2. Ibu Lady Wizia, S.Keb. Bd selaku coordinator Praktik Klinik Profesi yang telah
memberikan arahan terkait praktik di stase ini.
3. Ibu Desti Nataria, S.ST. Bd. M.Keb, selaku Pembimbing Akademik yang telah bersedia
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk memberikan pengarahan kepada penulis.
4. Ibu Bdn Deslinar, S.ST, selaku preseptor lapangan di Puskesmas Sungai Sariak yang telah
memeriksa dan memberi saran serta masukan dalam penyusunan laporan ini
5. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan
selanjutnya. Besar harapan penulis agar laporan kasus ini bermanfaat bagi pembacanya.
Semoga semua usaha diridhai Allah SWT.

Sungai Sariak, Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PENDAHULUAN..................................
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN...................................
KATA PENGAANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................
B. Tujuan Umum dan Khusus................................................................
C. Manfaat Penulisan.............................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................
A. Konsep Dasar..........................................................................................
1. Pengertian Prakonsepsi..............................................................
2. Pengertian Obesitas...................................................................
3. Klasifikasi Obesitas...................................................................
4. Penyebab Obesitas.....................................................................
5. Diagnosa Obesitas.....................................................................
6. Manifestasi Klinis......................................................................
7. Patofisiologi...............................................................................
8. Pencegahan................................................................................
9. Faktor Resiko Obesitas..............................................................
10. Dampak / Komplikasi Obesitas.................................................
11. Penatalaksanaan Obesitas..........................................................
B. Managemen Asuhan Kebidanan..............................................................
1. Pengkajian Data Subjektif...........................................................
2. Pengkajian Data Objektif............................................................
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah.............................................
4. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial.............................
5. Identifikasi Kebutuhan Segera....................................................
6. Perencanaan.................................................................................
7. Pelaksanaan.................................................................................

2
8. Evaluasi.......................................................................................
DAFAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa prakonsepsi adalah waktu sebelum kehamilan atau waktu sebelum
sel telur (ovum) bertemu dengan sperma. Wanita dewasa atau Wanita usia subur
yang siap menjadi ibu yang kebutuhan nutrisinya saat ini berbeda dengan anak-
anak, remaja ataupun usia lanjut. Perbaikan kesehatan prakonsepsi berdampak
pada peningkatan kesehatan reproduksi dan dapat mengurangi risiko pengeluaran
biaya yang mungkin timbul akibat gangguan kesehatan reproduksi. Layanan
prakonsepsi dianggap sebagai komponen penting dari layanan kesehatan bagi
wanita usia subur (Dieny,dkk,2019).
Prakonsepsi atau pra-kehamilan adalah pemeriksaan penting untuk
membantu pasangan memiliki kehamilan dan bayi yang sehat. Ini termasuk
menilai kesehatan umum wanita dan mengidentifikasi faktor risiko yang dapat
mempersulit kehamilan (Astuti, dkk, 2017).
Bagi kalangan wanita khususnya wanita prakonsepsi, status gizi kesehatan
ibu dan anak adalah faktor penentu sumber daya manusia. Hal ini diperjelas
dengan bukti bahwa status gizi dan kesehatan calon ibu pada masa prakonsepsi,
saat kehamilan, dan menyususi adalah fase yang sangat kritis. Salah satu Masalah
gizi pada periode prakonsepsi meliputi kelebihan gizi. Masalah kelebihan gizi
yakni obesitas dikaitkan dengan berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti
diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, dan kanker (Dieny,dkk,
2019).
Menurut data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi obesitas Di
indonesia pada wanita dewasa >18 tahun sebesar 44,3 %. (Handajani, 2020). Data
obesitas tertinggi di Indonesia terjadi di Sulawesi utara dan terendah di Nusa
tenggara, sedangkan angka kejadian obesitas di Sulawesi selatan pada wanita
dewasa >18 tahun sebesar 30 % (Riskesdas,2018). Obesitas adalah kondisi
ketidakseimbangan antara asupan energi yang dikonsumsi dengan pengeluaran
energi dalam jangka waktu yang lama. Kelebihan energi ini kemudian disimpan
dalam bentuk lemak dan jaringan adiposa, yang bisa menyebabkan penambahan
berat badan (Hutasoit, 2020).

4
Obesitas pada tahap perencanaan kehamilan mempengaruhi metabolisme
dan hormon. Hal ini terjadi ketika sel lemak visceral mengubah metabolisme
dengan mensekresi adipokin (adiponektin dan sitokin) yang mengganggu proses
hormonal. Selain itu, obesitas menginduksi perubahan berbagai hormon pengatur
seperti insulin, androgen, dan globulin pengikat hormon seks. Perubahan ini dapat
menyebabkan anovulasi, infertilitas, dan peningkatan risiko keguguran
(dieny,dkk, 2018).
Data dari Puskesmas Sungai Sariak pada tahun 2020 didapatkan dari 312
wanita usia subur terdapat 20 wanita usia subur mengalami obesitas, di tahun
2021 dari 323 wanita usia subur 24 wanita usia subur mengalami obesitas, dan di
tahun 2022 ditemukan 27 wanita usia subur yang mengalami obesitas.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
asuhan kebidanan tentang “Asuhan Kebidanan Pada Ny. M Umur 26 Tahun
Prakonsepsi dengan Obesitas di Puskesmas Sungai Sariak Kabupaten Padang Pari
aman Tahun 2023”.

B. Tujuan Umum dan Khusus


1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. B Umur 26 Tahun Prakonsepsi
dengan Obesitas sesuai manajemen kebidanan yang diaplikasikan dalam
asuhan kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada Ny. B Prakonsepsi dengan Obesitas
b. Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan pada Ny. B Prakonsepsi dengan Obesitas
c. Menentukan diagnosa potensial pada Ny. B Prakonsepsi dengan Obesitas
d. Mengantisipasi penanganan atas tindakan pada Ny. B Prakonsepsi dengan
Obesitas
e. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada Ny. B Prakonsepsi dengan
Obesitas
f. Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun pada Ny. B
Prakonsepsi dengan Obesitas

5
g. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. B
Prakonsepsi dengan Obesitas
h. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Ny. B
Prakonsepsi dengan Obesitas

C. Manfaat Penulisan
1. Instansi
Sebagai sumber informasi dan menambah pengetahuan kepada instansi
terkait dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
2. Institusi
Sebagai bahan pembelajaran dan sumber pengetahuan untuk penulis
selanjutnya dan juga sebagai sumber informasi bagi rekan-rekan mahasiswa
kebidanan Universitas Prima Nusantara Bukittinggi dalam penerapan asuhan
kebidanan pada ibu Prakonsepsi dengan Obesitas
3. Penulis
Merupakan pengalaman yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
menambah wawasan dalam penerapan asuhan kebidanan pada ibu
Prakonsepsi dengan Obesitas.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar
1. Pengertian Prakonsepsi
Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu, “pra” berarti sebelum, “konsepsi”
berarti pertemuan antara sel telur dengan sperma atau yang disebut dengan
pembuahan/fertilisasi. Prakonsepsi adalah waktu sebelum bertemunya sperma
dan sel telur/fertilisasi atau sebelum hamil (Dieny, dkk, 2019).
Status Kesehatan pada periode prakonsepsi adalah bagian dari kesehatan
secara keseluruhan selama masa reproduksi yang membantu mengurangi
risiko dan menerapkan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan
yang sehat dan meningkatkan peluang untuk memiliki bayi yang sehat
(Yulizawati, dkk, 2016).

2. Pengertian Obesitas
Menurut WHO dalam P2PTM dari Kementerian Kesehatan RI
(2018), obesitas adalah akumulasi lemak yang berlebihan akibat
ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dan energi yang terpakai
(energy consumption) dalam jangka waktu yang lama (Kemenkes RI,2018).
Obesitas diartikan sebagai suatu penyakit atau kelainan yang dapat
dilihat dengan penimbunan lemak tubuh yang berlebih. Obesitas adalah suatu
kondisi patologis di mana terjadi penimbunan lemak berlebih dibandingkan
dengan yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Dari segi kesehatan Obesitas
adalah penyakit salah gizi, yang diakibat karena konsumsi makanan yang jauh
melebihi kebutuhan tubuh (Sumbono, 2016).

3. Klasifikasi Obesitas
a. Obesitas sentral/abdominal (tipe android/apel)
Obesitas sentral adalah keadaan kelebihan lemak di bawah kulit
dinding perut dan di dalam rongga perut, hingga tampak gemuk di perut
dan bentuk tubuh menjadi seperti apel (apple type). Obesitas jenis ini

7
biasanya terjadi pada pria, sehingga disebut juga dengan obesitas tipe
android. Penyebab dari Obesitas sentral yaitu terjadi perubahan gaya hidup
yang mengakibatkan tingginya keinginan konsumsi alkohol, merokok,
tingginya konsumsi makanan berlemak, rendahnya konsumsi buah dan
sayur, serta rendahnya aktivitas fisik.
b. Obesitas perifer (tipe ginoid/pir)
Obesitas perifer adalah kelebihan lemak yang tersimpan di bawah
kulit pada bagian pinggul dan paha, sehingga tubuh berbentuk seperti buah
pir (pear type). Jenis obesitas ini lebih sering terjadi pada wanita, sehingga
disebut juga sebagai obesitas tipe wanita atau obesitas tipe gynoid
Gambar 1.1. Obesitas Android dan Obesitas Ginoid

(Sumber:Tandra hans:2017)

4. Penyebab Obesitas
Pada dasarnya obesitas terjadi karena asupan kalori yang melebihi
penggunaan kalori untuk menjaga dan memulihkan kesehatan yang
berlangsung cukup lama. Akibat kelebihan ini, kalori akan disimpan dalam
jaringan adiposa. Penumpukan ini pada akhirnya akan menyebabkan obesitas.
Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa penyebab utama obesitas adalah
makanan (Lestari, 2018).

8
5. Diagnosa
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah indeks sederhana yang
digunakan untuk menentukan status gizi dan mengkategorikan antara
kelebihan berat badan dan obesitas yang didapatkan dari perbandingan berat
badan terhadap tinggi badan pada orang dewasa. IMT didefinisikan sebagai
berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan
dalam meter (kg /m2).
IMT ‘ Berat Badang (Kg)
Tinggi Badan (M) X Tinggi Badan (M)
KLASIFIKASI IMT
Berat Badan Kurang (Underweight) : < 18,5
Berat Badan Normal : 18,5 – 22,9
Kelebihan Berat Badan (Overweight) Dengan Resiko : 23 – 24,9
Obesitas I :25 – 29,9
Obesitas II : ≥ 30
(Sumber:P2PTM Kementrian kesehatan RI:2018)

6. Manifestasi Klinis
a. Paha tampak membesar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif
kecil dengan jari-jari berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan
dagu berbentuk ganda, wajah bulat dengan pipi tembem.
c. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemuka pada bisep
dan trisep.
d. Leher relatif pendek.
e. Dada membusung dengan payudara membesar.
f. Perut membuncit (pendulous abdomen) dan striae abdomen.
g. Pubertas ginigenu valgum (tungkai berbentuk X) dengan kedua pangkal
paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan yang dapat
menyebabkan laserasi kulit.

9
7. Patofisiologi
Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan asupan dan pengeluaran energi,
yang mengarah pada penimbunan lemak dan disimpan sebagai cadangan
energi tubuh. Asupan energi yang tinggi disebabkan oleh makan berlebihan,
sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan oleh aktivitas fisik
yang buruk, rendahnya metabolisme tubuh, dan efek termogenik dari
makanan. Lemak memiliki efek termogenik yang lebih rendah (3% dari total
energi yang dihasilkan oleh lemak) dibandingkan dengan karbohidrat (6-7%
dari total energi yang dihasilkan oleh karbohidrat) dan protein (25% dari total
energi yang dihasilkan oleh protein) (Susetyowai, dkk, 2019).

8. Pencegahan Obesitas
a. Pengaturan nutrisi dan pola makan
Pengaturan nutrisi dan pola makan pada individu dengan obesitas
tidak sekedar menurunkan berat badan, namun juga mempertahankan
berat badan agar tetap stabil dan mencegah peningkatan kembalinya berat
badan yang telah didapatkan. Kurangi makan yang berlemak, terutama
lemak jenuh karena lemak jenuh akan mempermudahkan terjadinya
gumpalan lemak yang menempel pada dinding pembuluh darah.
Konsumsilah sedikit lemak (30% dari jumlah keseluruhan kalori yang
dikonsumsi) dan kurangin konsumsi karbohidrat yang berlebihan agar
berat badan dalam batas normal.
b. Perbanyak aktivitas
Olahraga dan aktivitas fisik memberikan manfaat yang sangat
besar dalam penatalaksanaan overweight dan obesitas. Olahraga akan
memberikan serangkaian perubahan baik fisik maupun psikologis yang
sangat bermanfaat dalam mengendalikan berat badan. Olahraga
diperlukan untuk membakar kalori dan membuang lemak.
c. Modifikasi pola hidup dan perilaku
Perubahan pola hidup dan perilaku diperlukan untuk mengatur atau
memodifikasi pola makan dan aktivitas fisik pada individu dengan
overweight dan obesitas. Hindarilah atau upaya untuk menurunkan kadar

10
kolestrol darah dan tekanan darah dengan menjaga pola makan.
Memodifikasi kebiasaan dalam gaya hidup jangan hanya mengendalikan
nasihat personal semata tetapi harus pula menangani komponen
lingkungan fisik, ekonomi dan sosial. Mengkonsumsi makanan dalam
jumlah sedang dan mengandung nutrisi, rendah lemak dan rendah kalori.

9. Faktor Resiko Obesitas


a. Faktor sosial ekonomi
Di negara berkembang seperti India, Indonesia, Mesir, dan
Pakistan, insiden obesitas tinggi pada orang dengan status sosial ekonomi
di bawah rata-rata. Berbeda dengan negara berkembang justru di negara
maju obesitas terjadi pada kelompok sosial ekonomi menengah ke atas
seperti Amerika Serikat, Rusia, Jerman, dan Cina
b. Umur
Meskipun obesitas dimulai dari masa kanak-kanak hingga usia tua.
Namun, usia yang paling sering menderita obesitas adalah usia 30 hingga
60 tahun. Faktor yang menyebabkan obesitas pada usia ini antara lain
faktor pola makan, gaya hidup, aktivitas kerja, dan kondisi psikologis
c. Keturunan
Obesitas orang tua memiliki hubungan positif dengan obesitas
anak. Dalam penelitian ditemukan terdapat hubungan antara keturunan
dan obesitas yaitu jika kedua orang tuanya obesitas maka 80% anaknya
akan mengalami obesitas dan jika hanya salah satu orang tua yang
mengalami obesitas maka sekitar 40-50% anaknya akan mengalami
obesitas.
d. Jenis kelamin
Dalam jurnal Masrul 2018 bahwa secara data, wanita lebih
cenderung mengalami obesitas dibandingkan laki-laki. Hal ini
disebabkan oleh faktor hormon pada wanita dan aktivitas sehari-hari, dan
persentase lemak tubuh.
e. Pengetahuan
Orang yang berpengetahuan rendah berpeluang 0,4 kali lebih besar

11
mengalami resiko terjadinya obesitas dibandingkan dengan orang yang
berpengetahuan tinggi, karena untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi dibutuhkan pengetahuan seseorang tentang penanganan makanan,
cara pengolahan dan kadar gizi dalam makanan.
f. Sikap
Sikap adalah suatu reaksi yang masih tertutup oleh seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap menyebabkan seseorang
mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain, tetapi sikap positif
atau mendukung terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud
dalam tindakan yang nyata.
g. Status kawin
Banyak wanita usia subur yang sudah menikah mengalami
kelebihan berat badan. Wanita yang sudah menikah cenderung kurang
peduli dengan kenaikan berat badan atau obesitas. Tidak seperti sebelum
menikah, wanita menjaga berat badan mereka untuk memudahkan
pencarian pasangan.
h. Pola tidur/istirahat
Kurang tidur dapat menyebabkan hormon leptin terganggu
sehingga rasa lapar tidak terkontrol. Jika jumlah tidur (6-8 jam) dan
kualitas tidur tidak seimbang, hal ini mempengaruhi keseimbangan
berbagai hormon yang pada akhirnya memicu timbulnya obesitas.
Gangguan tidur dapat menyebabkan peningkatan asupan energi melalui:
1) Peningkatan rasa lapar dengan meningkatkan hormon ghrelin
(mengendalikan rasa lapar) dan penurunan hormon leptin
(mengendalikan rasa kenyang).
2) Sisa waktu untuk makan lebih banyak
3) Memiliki kecenderungan memilih makanan yang tidak sehat
i. Aktifitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik biasa dikatakan sebagai penyebab
timbulnya obesitas. Jika kurang melakukan aktivitas, kelebihan energi
akan menumpuk dalam jaringan sehingga menjadi lemak.
j. Faktor pola makan

12
Asupan energi yang berlebihan atau pola makan yang tidak teratur
menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas. Memiliki kebisaan
mengkonsumsi makanan dengan energi tinggi seperti (lemak dan gula)
serta sedikit mengkonsumsi serat sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan energi
k. Obat-obatan
Obat-obatan jenis steroid yang sering digunakan dalam waktu lama
untuk mengobati asma, osteoarthritis dan alergi dapat menyebabkan
peningkatan nafsu makan sehingga meningkatkan risiko obesitas
l. Faktor psikis
Pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan makannya.
Banyak orang bereaksi terhadap emosi mereka ketika mereka makan
sesuatu. Makan berlebihan dapat terjadi sebagai respons terhadap
kesepian, kecemasan, rasa sakit, atau depresi.

10. Dampak / Komplikasi Obesitas


a. Dampak Metabolik
Lingkar pinggang pada ukuran tertentu (pria > 90 cm dan wanita >
80 cm) berpengaruh pada peningkatan trigliserida dan penurunan
kolesterol HDL, serta pada tekanan darah. Kondisi ini dikenal sebagai
sindrom metabolik.
b. Dampak penyakit lain
1) Stroke
Obesitas adalah salah satu faktor yang bisa mengakibatkan
stroke karena penimbunan lemak dapat menyebabkan penyumbatan
pada pembuluh darah dan lama kelamaan jika tidak ditangani akan
menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak dan menyebabkan
stroke.
2) Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah
sistolik dan diastolik lebih dari 140 mmHg dan 90 mmHg (normal
pada tes ulang). Hipertensi jika diabaikan dan tidak ditangani dengan

13
baik, maka dapat menyebabkan kerusakan pada organ.
Tekanan darah tinggi atau yang disebut dengan hipertensi sering
kali ditemukan gejala yang bervariasi pada masing-masing individu
dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala hipertensi
meliputi sakit kepala, penglihatan kanur, pusing, mudah lelah dan
jantung berdebar-debar.
3) Penyakit jantung coroner
Obesitas secara signifikan berhubungan dengan penyakit
jantung koroner karena obesitas dapat meningkatkan tekanan darah,
resistensi glukosa, kadar trigliserida, kolesterol, dan pembekuan
darah. Meningkatnya tekanan darah membuat pembuluh darah lebih
cenderung menebal dan menyempit. Hal ini, ketika terjadi di arteri
koroner, menyebabkan penyakit jantung coroner.
4) Diabetes melitus
Obesitas dapat berisiko menyebabkan diabetes melitus sebesar
2,26 kali dibandingkan orang non-obesitas. Obesitas menyebabkan
pelepasan asam lemak bebas ke dalam aliran darah. Hal ini terjadi
karena vena porta merupakan satu-satunya pembuluh darah untuk
jaringan adiposa dan berhubungan langsung dengan hati. Mobilisasi
lemak terjadi lebih cepat dari daerah visceral daripada dari lemak
subkutan. Peningkatan asam lemak bebas merangsang pelepasan
hormon obesitas seperti leptin, tumor necrosis factor a (TNF-a),
interleukin-6 (IL6), resistensi, dan penurunan adinopektin. Pelepasan
hormon adipositokin menyebabkan peningkatan glukoneogenesis,
menghambat reseptor insulin, dan menghambat transportasi glukosa
otot, yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan kemudian
terjadi diabetes mellitus.
5) Gangguan menstruasi dan infertilisasi
Infertilitas merupakan masalah yang didapati oleh pasangan
suami istri yang telah menikah minimal satu tahun tanpa kontrasepsi,
melakukan hubungan suami istri secara rutin tetapi belum juga dapat
hamil.

14
Status gizi berperan dalam emmpengaruhi pertumbuhan dan
fungsi organ reproduksi. Pada wanita dengan wanita usia subur atau
wanita prakonsepsi diperlukan sttus gizi yang baik dengan cara
mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan saat
menstruasi, terutama pada fase luteal. Pada fase ini terjadi
peningkatan kebutuhan zat gizi. Gangguan siklus menstruasi salah
satunya ditemukan pada wanita yang mengalami obesitas. hal ini
dikaitkan dengan jumlah jaringan lemak tubuh. Jaringan lemak tidak
hanya sebagai tempat penyimpanan lemak, tetapi juga sebagai
kelenjar endokrin penghasil hormon dan sel target untuk berbagai
hormon yang salah satunya adalah hormon reproduksi. Perubahan
sirkulasi hormon reproduksi berhubungan dengan kelebihan lemak
tubuh, obesitas pada bagian perut, gangguan fungsi ovulasi dan
hiperandrogisme.

11. Penatalaksanaan
a. Low calorie diet (diet rendah kalori)
Prinsip diet rendah kalori ada dua yaitu: makan dengan dalam porsi
yang lebih kecil atau dibatasi agar tidak terlalu kenyang (kurang lebih
seperti yang dikatakan Rasul sekitar 1/3 dari perut untuk dimakan) dan
yang terpenting dalam diet ini adalah mengurangi asupan kalori. Orang
dewasa normal biasanya mengonsumsi 2000 kalori sehari, jadi mulai
sekarang perlu mengurangi asupan kalori sekitar sepertiganya, misalnya
dari 2000 menjadi 1.200 kalori sehari. Ini kemungkianan dapat dicapai
secara otomatis dengan memotong porsi makanan. Tetapi mengurangi
kalori tidak berarti mengurangi asupan nutrisi lainnya.
Berikut ini adalah contoh daftar menu harian tetapi bisa diganti
dengan menu lain yang masih rendah kalori:
Contoh Daftar Menu Harian
1) Pagi : Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe dan sayur 2 SDM.
2) Siang : Nasi 2 SDM, 1 potong tahu atau tempe, ikan, ayam atau
daging 1 potong, sayur 2 SDM dan 2 potong buah.

15
3) Makanan selingan : buah apel, semangka, atau buah lainnya yang
banyak mengandung serat dan gampang untuk dijangkau
4) Malam : Nasi 2 SDM, 1-2 potong tahu atau tempe, sayur 2 SDM dan
buah 1 potong.
b. Puasa
Selain itu, cara mengatasi kelebihan berat badan adalah puasa, baik
puasa Ramadhan atau puasa sunnah lainnya. Puasa adalah waktu yang
tepat untuk menyadari bahwa seseorang memiliki tubuh yang ideal.
Selama puasa jumlah makanan yang dikonsumsi berkurang dibandingkan
dengan tidak puasa. Diketahui bahwa selama berpuasa proses detoksinasi
(pengeluaran zat beracun) di dalam tubuh lebih lengkap dibandingkan saat
tidak berpuasa. Selama puasa perut kosong selama beberapa jam, usus
pada perut kosong ini dapat mengurangi kemungkinan kontak antara
senyawa beracun dengan usus.

B. Management Asuhan Kebidanan


1. Pengkajian Data
a. Data Subyektif
1. Identitas/Biodata
Ibu Suami
Nama : Nama :
Umur : Umur :
Suku/bangsa : Suku/bangsa :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :

2. Keluhan Utama
3. Riwayat Menstruasi
Siklus
Teratur/tidak
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

16
a. Pola Keseharian
Nutrisi
Eliminas
i
Aktivitas
Istirahat
Seksual

b. Personal Hygiene
Kebiasaan mandi
Menggosok gigi
Kebiasaan membersihkan alat kelamin
Kebiasaan mengganti pakaian dalam
Jenis pakaian dalam yang digunakan
c. Imunisasi
TT 1 :
TT 2 :
5. Riwayat kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah / sedang diderita
b. Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga
c. Riwayat keturunan kembar
d. Riwayat Alergi
e. Kebiasan-kebiasaan
6. Keadaan Psiko Sosial Spiritual
a. Riwayat Perkawinan
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga
c. Ketaatan ibu dalam beribadah
d. Lingkungan yang berpengaruh

b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum

17
b. Kesadaran
c. Tanda vital
Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
d. BB
e. TB
f. LILA
g. IMT
2. Head To Toe
a. Kepala dan Wajah
Edema wajah
Mata
b. Leher
Kelenjar Tyroid
Pembuluh Limfe
Vena Jugularis
c. Dada
d. Abdomen
Bekas luka
e. Ekstremitas Atas & Bawah
Edema
Varices
Reflek patella
3. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium)
(HB, HIV, Hbsag, Sipilish)

2. Interpretasi data
Pada interpretasi data terdapat beberapa point yaitu :
a. Diagnosa: diagnosa ditegakkan atas data subjektif dan data objektif yang
dikumpulkan sebelumnya.

18
b. Masalah: masalah yang didapatkan diluar data subjektif dan data objektif.
c. Kebutuhan: kebutuhan yang diberikan atau direncanakan sesuai dengan
masalah yang dialami

3. Mengidentifikasi masalah dan diagnosa potensial


Masalah dan diagnosa potensial diperoleh dari data yang telah
dikumpulkan dan dari masalah yang dialami. Pada ibu pra konsepsi dengan
KEK untuk melakukan antisipasi terjadinya masalah potensial berupa
komplikasi pada saat kehamilan atau persalinan dan juga kelahiran bayi yang
tidak normal seperti BBLR dengan memberikan konseling tentang gizi atau
kebutuhan dasar sebelum hamil.

4. Mengidentifikasi masalah yang membutuhkan tindakan segera,


kolaborasi dan rujukan
Tindakan segera, kolaborasi dan rujukan diperlukan untuk mengatasi
masalah yang dialami

5. Perecanaan asuhan
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah
yang telah didapatkan. Perencanaan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan.

6. Pelaksanaan asuhan
Bidan melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan
evidance based kepada klien. Asuhan yang diberikan dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yang dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.

7. Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan secara
sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi ibu.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dieny, Fillah Fithra, dkk. (2019). Status besi dan kualitas diet berdasarkan
status
obesitas pada wanita usia subur. Jurnal published by IAGIKMI &
Universitas Airlangga,
Fathonah, Siti. 2016. Gizi dan Kesehatan untuk Ibu Hamil. Jakarta: Erlangga.
Fadlun, Feryanto Achmad. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta:
Salemba Medika.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. P2PTM. 2018.
Trisnadewi, Niwayan, dkk. (2019). Hubungan obesitas sentral dan aktivitas
fisik
dengan kejadian diabetes melitus tipe 2. Jurnal bali medika
Fathonah, Siti. 2016. Gizi dan Kesehatan untuk Ibu Hamil. Jakarta: Erlangga.
Fadlun, Feryanto Achmad. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta:
Salemba Medika.
Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta:
Graha Ilmu.

20

Anda mungkin juga menyukai