Anda di halaman 1dari 31

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. I USIA 24 TAHUN G1P0A0


HAMIL 7 MINGGU DENGAN EMESIS GRAVIDARUM
DI PMB HJ.OOM ROCHMULYATI, S.ST
KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN 2022

Nama : Rika Noorianti

NPM: 19220300017

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. I USIA 24 TAHUN G1P0A0 HAMIL 7


MINGGU DENGAN EMESIS GRAVIDARUM DI PMB HJ.OOM ROCHMULYATI,
S.ST
KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2022

Oleh:
NAMA : RIKA NOORIANTI
NPM : 19220300017

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di hadapan


tim penguji.

Jakarta, 24 Januari 2023


Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Stase

(Nama Dosen)
NIDN

2
LEMBAR PENGESAHAN

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. I USIA 24 TAHUN G1P0A0 HAMIL 7MINGGU


DENGAN EMESIS GRAVIDARUM DI PMB HJ.OOM ROCHMULYATI, S.ST
KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2022

Oleh:
NAMA : RIKA NOORIANTI
NPM : 19220300017

Telah dipresentasikan pada Januari 2023 di hadapan tim penguji Program


Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Vokasi Universitas Indonesia
Maju.

Jakarta, 24 Januari 2023

KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi
Dini

Agus Santi Br.G.,S.ST, M.Kes Gaidha K Pangestu, S.Tr.Keb.,


M.Keb
NIDN. 317088406 NIDN. 0317119401

Menyetujui,
Mengesahkan,
Dosen Penangung Jawab Stase

3
(…………………………………….)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Seminar Kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada NY. “I” Usia 24 Tahun
G1P0A0 Hamil 7Minggu dengan Emesis Gravidarum di PMB Hj.Oom Rochmulyati,
S.ST Kabupaten Pandeglang Tahun 2022”. Adapun tujuan penulisan Seminar Kasus ini
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi Kebidanan di
Universitas Indonesia Maju (UIMA).
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bimbingan,
bantuan, saran, dorongan dan dukungan dari berbagai pihak, baik pihak institusi, tempat
penelitian, keluarga dan yang lainnya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju


2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrahman, MPH, selaku Pembina Yayasan Indonesia
Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas
Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes Selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik
Universitas Indonesia Maju.
6. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
8. Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb., Selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Universitas Indonesia Maju
9. Uci Ciptiasrini, S.Tr.Keb., SKM., M.Kes., selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan memberikan banyak masukan kepada penulis,

4
mendampingi penulis serta memberikan pengarahan, dukungan dan
membimbing penyusunan laporan seminar kasus praktik stase 1 ini.
10. Shinta Mona Lisca, S.ST., M.KM., selaku dosen responsi atas waktu dan
arahannya.
11. Bdn.Nirya Roslan.T, S.ST.,M.Kes., selaku CI response atas waktu dan
arahannya
12. Seluruh dosen Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Universitas Indonesia
Maju yang telah memberikan ilmunya selama duduk di bangku kuliah
13. Mamah, Suami dan ketiga anak saya yang tidak henti-hentinya mendoakan,
mendukung, memberikan nasihat, semangat serta motivasi dalam penyusunan
penulisan ini.
14. Rekan-rekan seperjuangan yang saling mendukung dan menyemangati satu
sama lain.

Penulis menyadari dalam penyusunan tugas individu ini masih banyak


kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya masukan dalam rangka
perbaikan penulis harapkan. Semoga Laporan Seminar Kasus ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Akhir kata semoga ALLAH SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta
membalas segala kebaikan yang telah Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berikan kepada
penulis

Pandeglang, 24 Januari 2023


Penulis

5
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1


A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................ 2
C. Manfaat .......................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................... 4
A. Kehamilan ..................................................................................................... 4
1. Definisi Kehamilan ................................................................................... 4
2. Tanda-Tanda Kehamilan .......................................................................... 4
3. Tanda Bahaya Kehamilan.......................................................................... 5
4. ANC (Antenatal Care) .............................................................................. 6
B. Emesis Gravidarum ....................................................................................... 7
1. Definisi Emesis Gravidarum .................................................................... 7
2. Penyebab Emesis Gravidarum .................................................................. 7
3. Dampak Emesis Gravidarum .................................................................... 8
4. Penanganan Emesis Gravidarum .............................................................. 9
BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................................. 10
Asuhan Kebidanan Pada NY. “I” Usia 24 Tahun G1P0A0 Hamil 7 Minggu
dengan Emesis Gravidarum ................................................................................. 10
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................ 17
BAB V PENUTUP ................................................................................................... 19
A. Kesimpulan .................................................................................................... 19
B. Saran .............................................................................................................. 19

6
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 21
LAMPIRAN ............................................................................................................. 23

7
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana
trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu
ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).
(1)
Setiap proses dari kehamilan merupakan kondisi yang memerlukan adaptasi
psikologis dan fisiologis terhadap pengaruh hormone kehamilan dan tekanan
mekanis akibat pembesaran uterus dan jaringan lain. Ibu hamil akan mengalami
perubahan yang membuatnya tidak nyaman. Salah satu perubahannya adalah mual
muntah yang biasanya terjadi pada awal kehamilan. (2)
World Health Organization menyatakan angka kejadian emesis gravidarum
sedikitnya 15% dari semua wanita hamil. Emesis gravidarum terjadi diseluruh
dunia dengan angka kejadian yang beragam yaitu 1-3% dari seluruh kehamilan di
Swedia, 0,5% di California,1,9% di Turki, dan di Amerika Serikat prevalensi
emesis gravidarum sebanyak 0,5%-2%. (3) Angka kejadian emesis gravidarum di
Indonesia yang didapatkan dari 2.203 kehamilan yang dapat diobservasi secara
lengkap adalah 543 orang ibu hamil yang terkena emesis gravidarum. Menurut data
Kemenkes RI kejadian mual muntah pada ibu hamil di Indonesia berkisar antara
50%-75% pada trimester pertama atau awal-awal kehamilan. (4) Berdasarkan dari
data yang ada pada Dinkes Provinsi Banten pada tahun 2016 Angka Kematian Ibu
di Provinsi Banten pada Tahun 2016 mencapai 252/100.000 per kelahiran hidup,
yang disebabkanoleh perdarahan 64 orang (25,4%) termasuk kejadian dari abortus,
infeksi 7 orang (2,8%), hipertensi dalam kehamilan termasuk kejadian eklamsia 75
orang (29,7%), gangguan system peredaran darah (jantung, stroke,dll) 38 orang
(15%), gangguan metabolic (DM, dll) 1 orang (0,4%) dan 67 orang (26,5%) faktor
lainnya. Penyebab dari faktor lain 26,5% tersebut termasuk didalamnya adalah
2

hiperemesis gravidarum. (5)


Dampak mual muntah apabila tidak ditangani dengan baik maka akan
menimbulkan gejala mual muntah yang berat (intractable) serta persisten yang
terjadi pada awal kehamilan sehingga mengakibatkan dehidrasi, gangguan elektrolit
atau defisiensi nutrien yang dikenal sebagai hiperemesis gravidarum. (6) Keluhan
mual muntah pada emesis gravidarum merupakan hal yang fisiologis, akan tetapi
apabila keluhan ini tidak segera diatasi maka akan menjadi hal yang patologis.
Mual dan muntah juga menyebabkan cairan tubuh berkurang dan terjadi
hemokonsentrasi yang dapat memperlambat peredaran darah sehingga
mempengaruhi tumbuh kembang janin. (7) Emesis gravidarum akan bertambah
berat menjadi hiperemesis gravidarum yaitu menyebabkan ibu muntah terus
menerus tiap kali minum maupun makan, akibatnya tubuh ibu sangat lemah, muka
pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh semakin
berkurang hingga menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan. (2)
Setiap proses dari kehamilan merupakan kondisi yang memerlukan adaptasi
psikologis dan fisiologis terhadap pengaruh hormone kehamilan dan tekanan
mekanis akibat pembesaran uterus dan jaringan lain. Ibu hamil akan mengalami
perubahan yang membuatnya tidak nyaman. Salah satu perubahannya adalah mual
muntah yang biasanya terjadi pada awal kehamilan. (2) Faktor endokrin merupakan
faktor yang paling mempengaruhi, terutama peningkatan hormon Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) di sebagian besar kasus. Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) merupakan suatu hormon yang diproduksi oleh jaringan plasenta muda yang
kemudian dikeluarkan melalui urin. Hormon ini juga dapat diproduksi jika terdapat
proliferasi yang tidak normal dari jaringan epitel korion misalnya choriocarcinoma
atau molahidatidosa. Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron yang
diproduksi oleh Human Chorionic Gonadotropine (HCG) dalam serum dari
plasenta dapat meningkatkan keasaman lambung yang membuat ibu hamil merasa
mual. (8)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum
di PMB Hj.Oom Rochmulyati, S.ST.
3

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data secara komprehensif pada Ny. I Usia
24 Tahun G1P0A0 Hamil 7 Minggu dengan Emesis Gravidarum di PMB
Hj. Oom Rohmulyati, S.ST. Kabupaten Pandeglang Tahun 2022
b. Mampu membuat diagnosa kebidanan pada Ny. I Usia 24 Tahun
G1P0A0 Hamil 7 Minggu dengan Emesis Gravidarum
c. Mampu melakukan tindakan segera dan kolaborasi pada Ny. I Usia 24
Tahun G1P0A0 Hamil 7 Minggu dengan Emesis Gravidarum
d. Mampu membuat rencana tindakan pada Ny. I Usia 24 Tahun G1P0A0
Hamil 7 Minggu dengan Emesis Gravidarum
e. Mampu melakukan tindakan pada Ny. I Usia 24 Tahun G1P0A0 Hamil 7
Minggu dengan Emesis Gravidarum
f. Mampu mengevaluasi pada Ny. I Usia 24 Tahun G1P0A0 Hamil 7
Minggu dengan Emesis Gravidarum
g. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan pada Ny. I Usia 24
Tahun G1P0A0 Hamil 7 Minggu dengan Emesis Gravidarum

C. Manfaat
1. Bagi Klien
Klien dapat menerima asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan tepat.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Studi kasus ini dapat menjadi bahan acuan dan bacaan untuk meningkatkan
pengetahuan, sebagai bahan masukan dan penambahan sumber-sumber bagi
institusi pendidikan mengenai kasus Emesis Gravidarum.

3. Bagi mahasiswa
Studi kasus ini dapat menjadi bahan acuan dan bacaan untuk menambah
informasi serta meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa maupun pembaca
lainnya tentang kasus Emesis Gravidarum.
4

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan

1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang
sedang tumbuh di dalam tubuhnya. Kehamilan biasanya berkisar 40 minggu atau
9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi sampai melahirkan. (9) Menurut
Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu
ke-28 hingga ke-40). (10)
Periode kehamilan sendiri terbagi menjadi 3, yaitu trimester pertama
dimana usia kehamilan 0 – 12 minggu, trimester kedua 12 – 28 minggu, dan
trimester ketiga 28 - 40 minggu. (11)

2. Tanda-tanda Kehamilan
Ada 2 tanda yang menunjukkan seorang wanita mengalami suatu
kehamilan, tanda pasti dan tanda tidak pasti. Tanda tidak pasti dibagi menjadi
dua, pertama tanda subjektif (presumtif) yaitu dugaan atau perkiraan seorang
wanita mengalami suatu kehamilan, kedua tanda objektif (probability) atau
kemungkinan hamil.
a. Tanda Pasti
1) Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)
2) Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat melakukan
pemeriksaan,
3) Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG
5

b. Tanda tidak pasti


1) Tanda Subjektif (Presumtif/ Dugaan Hamil)
a) Aminorhea (Terlambat datang bulan)
b) Mual (nausea) dan Muntah (vomiting)
c) Mengidam
d) Syncope (pingsan)
e) Sering miksi
f) Konstipasi atau obstipasi
g) Pigmentasi kulit
h) Epulis
i) Varises (penampakan pembuluh darah vena)
j) Perubahan berat badan
k) Sering miksi
l) Mastodinia
2) Tanda Obyektif (Probability/ Kemungkinan)
a) Pembesaran Rahim/ Perut
b) Perubahan Bentuk dan Konsistensi Rahim
c) Perubahan Pada Bibir Rahim
d) Kontraksi Braxton Hicks
e) Adanya Ballotement
f) Tanda Hegar dan Goodells
g) Tanda Chadwick
h) Hyperpigmentasi Kulit
i) Pemeriksaan tes biologis kehamilan

3. Tanda Bahaya Kehamilan


Tanda dan bahaya kehamilan merupakan gejala yang menunjukan bahwa
ibu dan bayi dalam keadaan yang perlu diwaspadai. Kehamilan merupakan hal
yang sehat. Namun kehamilan yang normal juga dapat berubah menjadi
kehamilan yang tidak sehat atau bermasalah. Salah satu hal yang bisa dilakukan
Ibu hamil untuk pendeteksian sejak dini tanda-tanda bahaya kehamilan dengan
melihat adanya komplikasi mungkin terjadi selama kehamilan dengan cara
memeriksakan kehamilan secara rutin. (12)
6

Seorang ibu hamil kemungkinan akan mengalami penyimpangan pada


kehamilannya. Komplikasi yang dapat dialami ibu hamil dibagi sesuai masa
kehamilannya. Tanda bahaya kehamilan yaitu sakit kepala yang hebat,
penglihatan kabur, bengkak di wajah dan jari- jari tangan, keluar cairan
pervaginam, gerakan janin tidak terasa dan nyeri perut yang hebat. Perdarahan
pada trimester ketiga antara lain plasenta previa (pembukaan ari-ari yang
menutupi jalan lahir, perdarahan, solusio plasenta, perdarahan dari pecahnya sinus
marginalis serta perdarahan dari pecahnya vasa previa yang dapat membahayakan
ibu maupun janin. (11)

4. ANC (Antenatal Care)


Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu upaya penapisan awal dari faktor
resiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care
selama kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap
kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan
memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan
kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada
atau akan timbul pada kehamilan tersebut lekas diketahui, dan segera dapat diatasi
sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan
pemeriksaan antenatal care. (1) Deteksi saat pemeriksaan kehamilan sangat
membantu persiapan pengendalian resiko. Apalagi ibu hamil yang tidak
melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah
kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan resiko tinggi dan
komplikasi obstetri yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya. Dan
dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. (13)
Standar pelayanan antenatal yang berkualitas yang ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa pemberian pelayanan kepada ibu
hamil minimal 4 kali, 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali
pada trimester III untuk memantau keadaan ibu dan janin dengan seksama,
sehingga dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara
cepat dan tepat. (14)
7

B. Emesis Gravidarum
1. Definisi Emesis Gravidarum
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada
kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada
yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terahir dan berlangsung kurang lebih 10
minggu. (1) Mual dan muntah pada kehamilan beberapa kali terutama pada pagi
hari, namun tidak menyebabkan semua aktivitas keseharian terganggu
didefinisikan sebagai emesis gravidarum. (15)
Emesis pada ibu hamil trimester pertama di masyarakat masih terjadi dan
cara penanggulangannya sebagian besar masih menggunakan terapi
farmakologis. Penatalaksanaan emesis pada kehamilan tergantung pada beratnya
gejala. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara farmakologi maupun
nonfarmakologi. Terapi farmakologi dilakukan dengan pemberian antiemetik,
antihistamin, anti kolinergik, dan kortikosteroid, namun ibu hamil akan lebih
baik jika mampu mengatasi masalah mual pada awal kehamilan dengan
menggunakan terapi pelengkap nonfarmakologis. (16)

2. Penyebab Emesis Gravidarum


Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum
dan bisa menyebabkan stress yang selalu dikaitkan dengan kehamilan. Emesis
gravidarum merupakan keluhan umum pada kehamilan muda. Terjadinya
kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat
peningkatan hormone estrogen, progesterone dan pengeluaran human chorionic
gonadotrophin plasenta. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan
emesis gravidarum. (15)
Faktor endokrin merupakan faktor yang paling mempengaruhi, terutama
peningkatan hormone Human Chorionic Gonadotropin (HCG) di sebagian besar
kasus. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) merupakan suatu hormon yang
diproduksi oleh jaringan plasenta muda yang kemudian dikeluarkan melalui urin.
Hormon ini juga dapat diproduksi jika terdapat proliferasi yang tidak normal dari
jaringan epitel korion misalnya chorio carcinoma atau molahidatidosa.
Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh Human
8

Chorionic Gonadotropine (HCG) dalam serum dari plasenta dapat meningkatkan


keasaman lambung yang membuat ibu hamil merasa mual. (8)
Faktor selanjutnya yang juga mempengaruhi kejadian emesis gravidarum
yaitu usia, dimana usia yang termasuk dalam kehamilan berisiko tinggi adalah
kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun dan muntah terjadi pada umur dibawah
20 dan diatas 35 tahun terjadi akibat faktor psikologis. (11)

3. Dampak Emesis Gravidarum


Keluhan mual muntah pada emesis gravidarum merupakan hal yang
fisiologis, akan tetapi apabila keluhan ini tidak segera diatasi maka akan menjadi
hal yang patologis. Mual dan muntah juga menyebabkan cairan tubuh berkurang
dan terjadi hemokonsentrasi yang dapat memperlambat peredaran darah sehingga
mempengaruhi tumbuh kembang janin. (7)
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi
pada multigravida. Emesis gravidarum akan bertambah berat menjadi hiperemesis
gravidarum menyebabkan ibu muntah terus menerus tiap kali minum maupun
makan, akibatnya tubuh ibu sangat lemah, muka pucat, dan frekuensi buang air
kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh semakin berkurang hingga
menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan. Kejadian mual muntah pada
masa kehamilan yang terjadi di Indonesia bahwa perbandingan insidensi mual dan
muntah yang mengarah pada patologis atau yang disebut hyperemesis gravidarum
4 : 1000 kehamilan. Diduga 50% samapi 80% ibu hamil mengalami mual dan
muntah, dan kira-kira 5% dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk
penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan elektolit. (2)
Ibu hamil harus mampu beradaptasi terhadap mual dan muntahnya, jika
tidak mampu beradaptasi maka bisa menimbulkan akibat buruk baik pada ibu
hamil maupun pada janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang mengalami mual
muntah sangat membutuhkan asupan nutrisi yang adekuat yang berguna untuk
tubuh ibu maupun nutrisi untuk janin didalam kandungannya. Jika asupan nutrisi
menurun maka akan mengalami penurunan berat badan dan hal ini juga akan
berdampak buruk pada janin yang dikandungnya. Mual muntah pada saat
kehamilan memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan keluarga,
kemampuan untuk melakukan aktivitas biasa sehari hari, fungsi social dan
9

perkembangan situasi stress dan menyebabkan gejala lainnya seperti kelelahan


pada wanita hamil, gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, penurunan berat
badan, serta ketidakseimbangan elektrolit. (17)
Deteksi dini faktor resiko atau penyebab dan penanganan yang tepat pada
emesis gravidarum dapat menurunkan kejadian hiperemesis gravidarum. Salah
satu cara yaitu dengan melakukan ANC yang berkualitas. (18)

4. Penanganan Emesis Gravidarum


Deteksi dini faktor resiko atau penyebab dan penanganan yang tepat pada
emesis gravidarum dapat menurunkan kejadian hiperemesis gravidarum. Salah
satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan ANC yang berkualitas ke
fasilitas kesehatan. (18)
Penanganan ibu hamil dengan emesis gravidarum terjadi pada saat ibu
hamil Trimester I. Biasanya penanganan bisa dari pola makan, mulai dari porsi
makan sedikit tetapi sering, menghindari makanan yang berminyak atau berlemak
dan makanan yang pedas karena akan memperburuk rasa mual dan muntah. (19)
Penanganan dan pengelolaan mual muntah sangat diperlukan bagi ibu hamil,
seperti memberikan makanan yang hangat, cemilan atau cracker, serta
penatalaksanaan non farmakologi (obat herbal) dengan harapan mual dan muntah
dapat teratasi, dan tidak mengganggu asupan nutrisi ibu.(20)
Penanganan mual muntah pada kehamilan antara lain yaitu farmakologis
(vitamin B6, antihistamin, fenotiazin, dan metoklopramid, ondansetron, dan
kortikosteroid), non farmakologis (makan sering dalam porsi kecil, misalnya
setiap dua jam sekali, menghindari makanan brbau tajam, mencoba ngemil
crackers setelah bangun pagi, makan makanan karbohidrat tinggi, minum jus
manis di pagi hari, tidak merokok atau mengkonsumsi minuman beralkohol, dan
mengurangi stress), dan komplementer (akupuntur, minuman peppermint tea,
mengulum permen mint, spearment, aromaterapi jahe, speaarment, peppermint,
lemon, dan ginger tea. (21)
Penanganan yang tepat dan efisien pada ibu hamil dengan emesis
gravidarum diharapkan dapat menghindari masalah-masalah yang lebih serius
selama proses kehamilan.
10

BAB III
TINJAUAN KASUS

FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

No. Registrasi : 001


Tanggal Pengkajian : 15 November 2022
Waktu Pengkajian : 09.00 WIB
Tempat Pengkajian : PMB Hj.Oom Rohmulyati, S.ST.
Pengkaji : Rika Noorianti

A. DATA SUBYEKTIF

IDENTITAS

Nama Klien : Ny. I Nama Suami : Tn. W


Umur : 24 tahun Umur : 25 tahun
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Swasta Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Kp. Tenjolaya Alamat : Kp. Tenjolaya

1. Alasan Kunjungan saat ini


 Kunjungan Pertama
 Kunjungan Ulang
 Rutin
√ Keluhan, Mual muntah sejak 13 November 2022
2. Riwayat kehamilan ini :
2.1 Riwayat Menstruasi
Hari pertama haid terakhir tanggal : 26-09-2022 (pasti/tidak)
Taksiran Persalinan : 02-07-2023
Lamanya : 5 hari
Banyaknya : 3-4x ganti pembalut/hari.
Siklus : 28 hari (teratur/tidak teratur)
Warna : Merah
2.2 Tanda-tanda kehamilan (trimester)
Hasil tes kehamilan (jika dilakukan)
Tanggal : 08-11-2022. Hasil HCG : (positif/negatif)
11

2.3 Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : -


Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : -
2.4 Keluhan yang dirasakan (ada/tidak ada)
 Rasa lelah : tidak ada
 Mual dan muntah yang lama : ada
 Nyeri Perut : tidak ada
 Panas, mengigil : tidak ada
 Sakit kepala berat/terus menerus : tidak ada
 Penglihatan kabur : tidak ada
 Rasa nyeri/panas waktu BAK : tidak ada
 Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya : tidak
ada
 Pengeluaran pravaginam: cairan, lendir, darah, keputihan : tidak
ada
 Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : tidak
ada
 Oedema : tidak ada
2.5 Diet/makan
Sebelum Hamil Sesudah Hamil
Makan
a. Frekuensi : 2-3x/hari 3x/hari
b. Jenis : nasi, lauk pauk, nasi, lauk pauk,
sayur sayur dan buah
dan buah
Minum
a. Frekuensi : 8 gelas/hari 9-10 gelas/hari
b. Jenis : air putih, kopi air putih, susu, teh
Keluhan : tidak ada Mual

2.6 Pola Eliminasi


BAB : 1 x sehari BAK : 5x sehari
Konsistensi : lunak Konsistensi : cair
Warna : kecoklatan Warna : kekuningan
2.7 Aktifitas sehari-hari
Pola istirahat dan tidur : siang 1 jam, malam 6-7 jam.
Seksualitas : 3 x dalam seminggu
Pekerjaan : membersihkan rumah, bekerja
2.8 Riwayat Imunisasi TT
TT1 : 2022 (Catin)
TT2 :-
TT3 :-
TT4 :-
12

TT5 :-
2.9 Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak ada
Lamanya : -
3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Tgl/ Anak
Penyakit
Tahun Tempat Usia Jenis
No Penolong Kehamilan
Persali- Pertolongan Kehamilan Persalinan Jenis
& Persalinan BB PB Keadaan
nan Kelamin
1 Hamil ini

4. Riwayat Kesehatan
4.1 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita (ada/tidak ada)
 Jantung : tidak ada
 Tekanan darah tinggi : tidak ada
 Hepar : tidak ada
 Diabetes melitus : tidak ada
 Anemia berat : tidak ada
 Penyakit hubungan seksual dan HIV/ AIDS : tidak ada
 Campak : tidak ada
 Malaria : tidak ada
 Tuberkulosis : tidak ada
 Gangguan mental : tidak ada
 Operasi : tidak ada
 Lain-lain : tidak ada
4.2 Perilaku kesehatan
 Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenisnya : tidak ada
 Obat-obatan /jamu yang sering digunakan : tidak ada
 Merokok, makan sirih : tidak ada
 Irigasi vagina/ganti pakaian dalam : tidak ada
5. Data Psikososial
5.1 Status perkawinan : pernikahan pertama bagi ibu dan suami
Jumlah : 1 kali
Lama perkawinan : 8 bulan
5.2 Susunan keluarga yang tinggal serumah :
Umur Hubungan
No Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Keterangan
tahun Keluarga
-
1 Laki-laki 25 Suami S1 Pegawai Swasta

5.3 Pengambil keputusan dalam keluarga : suami


5.4 Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan : ya
5.5 Jenis kelamin yang diharapkan : apa saja
5.6 Respon Ibu terhadap kehamilan : senang
13

5.7 Dukungan suami dan keluarga : baik


6. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas : tidak
ada
7. Riwayat Kesehatan Keluarga : ibu dan keluarga dalam keadaan sehat

B. OBJEKTIF :
1. Keadaan umum : baik Kesadaran :composmentis
2. Keadaan emosional : stabil
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg Denyut nadi : 77x/menit
Suhu tubuh : 36,7°C Pernafasan : 18x/menit
4. Tinggi badan : 155 cm Berat badan : 55 kg IMT :21,7
5. Kenaikan berat badan selama hamil : 3 kg
6. Pemeriksaan fisik
4.1 Muka : simetris
Kelopak mata : normal
Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Mulut dan gigi : bersih, tidak ada karies gigi
4.2 Kelenjar thyroid : tidak ada benjolan/pembesaran
4.3 Kelenjar getah benning : tidak ada benjolan/pembesaran
4.4 Dada
Jantung : normal
Paru : normal
Payudara : Pembesaran : normal
Puting susu : menonjol, areola
kecoklatan
Simetris : Ya / Tidak
Benjolan/tumor : -
Pengeluaran :-
Rasa nyeri :-
Lain-lain :-
4.5 Punggung dan pinggang: normal
Posisi tulang belakang : normal
Pinggang nyeri :-
4.6 Ekstremitas atas dan bawah odema : -
Kekakuan sandi :-
Kemerahan :-
Varises :-
Refleks :+/+
LILA : 24 cm
Abdomen :
14

 Inspeksi
Bentuk : normal
bekas luka operasi : -
Stric Gravidarum : -
Linea nigra :- Linea alba : -
 Palpasi
Leopold I :-
Leopold II :-
Leopold III :-
Leopold IV :-
TFU : belum teraba
Auskultasi
Punctum maximum : -
Denyut jantung fetus : -
Taksiran berat janin : -
4.7 Ano-ganital
4.7.1 Inspeksi
Perineum : luka parut :-
Vulva vagina : Warna : normal Luka :-
Fistula :- Varises :-
Pengeluaran pervaginam : - Warna :-
Konsistensi :- Jumlah :-
Kelenjar bartolini : tidak ada benjolan
Pembengkakan :-
Rasa nyeri :-
Anus : haemoroid :-
4.7.2 Periksa dalam
Serviks dan vagina (jika ada indikasi)
Dinding vagina :-
Ukuran serviks :-
Posisi serviks :-
Konsistensi :-
Mobilitas :-
Lain-lain :-
4.7.3 Pelvimetri klinis
- Promontorium :-
- Spina isiadicha :-
- Linea inominata :-
- Coccygis :-
- Dinding samping :-
- Kesan panggul :-
- Arcus pubis :-
15

4.7.4 Adnexa :-
Ukuran :-
Bentuk :-
Posisi :-
Konsistensi :-
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : -
Hb :- Golongan darah :O
Protein Urine : - Reduksi :-
Pemeriksaan penunjang lain : -

C. ANALISIS DATA
Ny. I usia 24 tahun G1P0A0 gravida 7 minggu dengan emesis gravidarum

Diagnosa Potensial: Hiperemesis gravidarum

Masalah Potensial: kelelahan, gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan,


penurunan berat badan, ketidakseimbangan elektrolit

D. PENATALAKSANAAN
1. Memakai APD level 1. APD level 1 sudah dipakai.
2. Membina hubungan baik dengan menyapa atau memperkenalkan diri.
Terbina hubungan baik dengan Ibu.
3. Menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan.Ibu mengerti.
4. Melakukan informed consent. Ibu setuju dengan pemeriksaan yang akan
dilakukan.
5. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa saat ini keadaan ibu
dan janin baik. Ibu mengetahui dan merasa senang dengan hasil
pemeriksaan Bidan.
6. Memberitahu ibu bahwa mual dan muntah yang dialami ibu merupakan
ketidaknyamanan pada kehamilan dan ibu tidak perlu khawatir selama mual
dan muntah tidak berlebihan. Ibu mengetahui penyebab mual muntah yag
dialami.
7. Memberitahu ibu untuk menghindari makan makanan yang dapat memicu
rasa mual seperti makanan yang mengandung banyak minyak atau lemak,
makanan yang terlalu pedas dan asam. Ibu mengerti.
8. Mengajarkan ibu cara mengurangi mual yaitu dengan menghirup aroma
therapy peppermint atau lemon dan juga meminum air rebusan jahe. Ibu
mengerti dan mengetahui cara mengurangi mual.
16

9. Memberitahu ibu untuk menjaga pola nutrisi dengan makan makanan yang
bergizi seperti sayur, buah, ikan, daging dan lain-lain. Ibu bersedia menjaga
nutrisi.
10. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit tapi sering agar kebutuhan
nutrisi ibu tetap terpenuhi. Ibu bersedia mengikuti anjuran Bidan.
11. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat. Ibu bersedia mengikuti anjuran
Bidan.
12. Menginformasikan ibu mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan seperti
keluar darah dari jalan lahir, nyeri perut hebat dan pusing berlebih. Jika ibu
mengalami salah satu hal tersebut segera datang ke fasilitas kesehatan. Ibu
mengerti.
13. Memberikan terapi asam folat 1x1, Fe 1x1 dan vit B6 untuk mengurangi
mual. Asam folat, tablet Fe dan Vit B6 telah diberikan.
14. Memberitahu ibu cara meminum tablet Fe pada malam hari sebelum tidur
dengan air putih untuk mencegah anemia. Ibu bersedia meminum tablet Fe
sebelum tidur.
15. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan selanjutnya
atau jika ada keluhan sebelum waktu yang ditentukan. Ibu bersedia
melakukan kunjungan ulang 1 bulan kemudian.
16. Melakukan pendokumentasian. Dokumentasi telah dilakukan.

Pandeglang, 15 November 2022

Pengkaji,

Rika Noorianti
17

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis menjelaskan tentang manajemen Asuhan


Kebidanan Pada Ny. “I” Usia 24 Tahun G1P0A0 Hamil 7Minggu dengan
Emesis Gravidarum dan akan dilakukan pembahasan mengenai kesenjangan dan
perbandingan antara teori dan praktek dilapangan dengan manajemen pola pikir
SOAP, yang dilakukan pada tanggal 15 November 2022.
1. Dari pembahasan yang diangkat penulis, pada data subjektif diperoleh hasil
Ny. I usia 24 tahun G1P0A0 hamil 7 minggu dengan HPHT 26-09-2022, Ny.
I hamil 7 minggu dimana untuk menghitung usia kehamilan, metode yang
digunakan berpatokan pada tanggal menstruasi terakhir dimana hari pertama
haid terakhir dianggap hari pertama usia kehamilan. (22)
2. Pada keluhan utama Ny. I merasakan mual dan kadang muntah, hal ini sesuai
dengan teori yang disampaikan dalam jurnal (17) bahwasanya Ibu hamil
pada trimester pertama mengalami mual dan muntah (Emesis gravidarium).
Keadaan ini merupakan hal yang wajar dan sering terjadi pada kehamilan
terutama pada trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.
3. Pada Ny. I dilakukan pengkajian data objektif seperti pemeriksaan umum
dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosa kebidanan aktual, hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa menurut Varney manajemen
asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan masalah dalam kasus
kebidanan yang dilakukan secara sistematis, diawali dari pengkajian data
(data subjektif dan objektif) dianalisis sehingga didapatkan diagnosa
kebidanan aktual dan potensial, masalah dan kebutuhan, adanya
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi tindakan. Manajemen asuhan
kebidanan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan melalui sistem
dokumentasi Subjektif, Objektif, Assessment, Planning (SOAP) serta catatan
18

perkembangan. Seorang profesi bidan, sangat penting untuk mempertajam


proses berpikir kritis untuk mengantisipasi diagnosa dan masalah potensial
sehingga tercapainya asuhan yang berkualitas dan tepat sasaran. (23)
4. Pada penatalaksanaan dilakukan konseling pada Ny. I mengenai penyebab
mual yang dialaminya yaitu emesis gravidarum yang disebabkan oleh
peningkatan hormone kehamilan yaitu HCG, hal ini sesuai dengan jurnal (8)
dimana peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi
oleh Human Chorionic Gonadotropine (HCG) dalam serum dari plasenta
dapat meningkatkan keasaman lambung yang membuat ibu hamil merasa
mual.
5. Pada penatalaksanaan dilakukan konseling untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi ibu disarankan untuk makan sedikit tapi sering, hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan dalam jurnal (24) dimana kebutuhan nutrisi ibu juga
harus lebih diperhatikan dengan mengkonsumsi makanan sedikit-sedikit
tetapi sering untuk menghindari perut kosong dan membantu proses
metabolism karbohidrat lebih baik.
6. Pada penatalaksanaan dijelaskan apa yang harus dilakukan untuk
mengurangi mual yaitu menghirup aroma terapi peppermint atau lemon dan
meminum air rebusan jahe, hal ini sesuai dengan penelitian dimana
pemberian aroma terapi peppermint atau lemon dapat mengurangi mual
muntah (6) dan seduhan jahe efektif dalam mengurangi frekuensi mual dan
muntah pada ibu hamil trimester I (25)
19

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah Penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. I Usia 24 Tahun
G1P0A0 Hamil 7 Minggu dengan Emesis Gravidarum maka didapatkan
kesimpulan:
1. Penulis telah mampu melakukan pengkajian data secara komprehensif pada
Ny. I Usia 24 Tahun G1P0A0 Hamil 7 Minggu dengan Emesis Gravidarum
di PMB Hj. Oom Rohmulyati, S.ST. Kabupaten Pandeglang Tahun 2022
2. Penulis telah mampu membuat diagnosa kebidanan pada Ny. I Usia 24
Tahun G1P0A0 Hamil 7 Minggu dengan Emesis Gravidarum
3. Penulis telah mampu melakukan tindakan segera dan kolaborasi pada Ny. I
Usia 24 Tahun G1P0A0 Hamil 7 Minggu dengan Emesis Gravidarum
4. Penulis telah mampu membuat rencana tindakan pada Ny. I Usia 24 Tahun
G1P0A0 Hamil 7 Minggu dengan Emesis Gravidarum
5. Penulis telah mampu melakukan tindakan pada Ny. I Usia 24 Tahun
G1P0A0 Hamil 7 Minggu dengan Emesis Gravidarum
6. Penulis telah mampu mengevaluasi pada Ny. I Usia 24 Tahun G1P0A0
Hamil 7 Minggu dengan Emesis Gravidarum
7. Penulis telah mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan pada Ny. I
Usia 24 Tahun G1P0A0 Hamil 7 Minggu dengan Emesis Gravidarum

Sehingga dapat disimpulkan bahwa asuhan kebidanan yang sudah diberikan


kepada Ny. I sudah dilakukan sesuai dengan standar kewenangan Bidan dan
tidak ditemukan kesenjangan.

B. Saran
1. Bagi Klien
20

Klien khususnya atau ibu hamil pada umumnya diharapkan dapat lebih
peduli dan sadar terhadap kesehatan terutama saat hamil. Apabila ada hal-hal
yang menyangkut kesehatannya tidak perlu malu untuk berkonsultasi kepada
tenaga kesehatan agar dapat menerima asuhan kehamilan dengan tepat.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dan bacaan untuk
meningkatkan pengetahuan, sebagai bahan masukan dan penambahan
sumber-sumber bagi institusi pendidikan mengenai kasus Emesis
Gravidarum.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dan bacaan untuk
menambah informasi serta meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa
maupun pembaca lainnya tentang kasus Emesis Gravidarum.
21

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo (A. B. Saifuddin (ed.).


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.; 2016.
2. Somoyani NK. Literature Review: Terapi Komplementer untuk Mengurangi
Mual Muntah pada Masa Kehamilan. J Ilm kebidanan. 2018;8(1):10–7.
3. WHO. World Health Statistic [Internet]. 2018. Available from:
www.who.int/whosis/whostat/corrigenda_2
4. Kemenkes RI. No Title. 2017.
5. Halimatusyadiah L. Efektivitas Minuman Jahe Terhadap Emesis Gravidarum
Pada Ibu Hamil Trimester I Di Puskesmas Kilasah Provinsi Banten Tahun 2019.
J Ilm Kesehat Delima,. 2019;3(2):157–63.
6. Rahmadhaniati Y, Wulandari E, Anggarena A. Perbedaan Pemberian
Aromaterapi Peppermint Dan Aromaterapi Lemon Terhadap Kejadian Emesis
Gravidarum Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Tebing Tinggi
Kabupaten Empat Lawang. J Pendidik dan konseling. 2022;4:2684–92.
7. Wulandari DA, Kustriyanti D, Aisyah R. Minuman Jahe Hangat Untuk
Mengurangi Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Nalumsari
Jepara. J SMART Kebidanan. 2019;6(1):42.
8. Retroningtyas Risma Dwi Sura, Dewi Ratna Kumala Dewi. Pengaruh Hormon
Human Chorionic Gonadotropin dan Usia Ibu Hamil terhadap Emesis
Gravidarum pada Kehamilan Trimester Pertama Info Artikel ABSTRAK. J
Tadris IPA Indones [Internet]. 2021;1(3):394–402. Available from:
http://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.php/jtii
9. Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono; 2014.
10. Ulpawati Mb. ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN BUKU PINTAR
IBU HAMIL PENERBIT CV.EUREKA MEDIA AKSARA. 2021.
11. Manuaba I. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC; 2010.
12. REVIEW GPIHTT-TBKL, DESCRIPTION. Hal: 9. Dianita Angriani. 2012;9–
16.
13. Oktavia L. Kunjungan Antenatal Care Ditinjau dari Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan. J Aisyah J Ilmu Kesehat.
2018;3(1):95–100.
22

14. Mahendra AD, Hidajaturrokhmah NY, Anggraeni S. Analisis Kepatuhan


Antenatal Care (Anc) Terhadap Kejadian Komplikasi Kehamilan Di Puskesmas
Tiudan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung. J Ilm Ilmu Keperawatan
Indones. 2019 Dec 24;9(04):673–80.
15. Anandhita AC. IDENTIFIKASI KEJADIAN EMESIS GRAVIDARUM PADA
IBU HAMIL TRIMESTER I. Surabaya; 2016.
16. Putri Y, Situmorang RB. Efektifitas Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap
Penurunan Frekuensi Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di Bpm
Indra Iswari, Sst, Skm, Mm Kota Bengkulu. J Midwifery. 2020;8(1):44–50.
17. Dewi WS, Safitri EY. Pengaruh Aromaterapi Lemon terhadap Emesis
Gravidarum di Praktik Mandiri Bidan Wanti Mardiwati. J Ilm Kesehat.
2018;17(3):4–8.
18. Rudiyanti N, Rosmadewi R. Hubungan Usia, Paritas, Pekerjaan dan Stres dengan
Emesis Gravidarum di Kota Bandar Lampung. J Ilm Keperawatan Sai Betik.
2019;15(1):7.
19. Ulfika R. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
DENGAN EMESIS GRAVIDARUM. Ungaran; 2019.
20. Mariza A, Ayuningtias L. Penerapan akupresur pada titik P6 terhadap emesis
gravidarum pada ibu hamil trimester 1. Holistik J Kesehat. 2019;13(3):218–24.
21. Kusuma Wardani P, Mukhlis H, Pratami R. Pengaruh Essensial Lemon Terhadap
Emesis Gravidarum pada pada Ibu Trimester I di Kecamatan Natar Kabupaten
Lampung Selatan. Wellness Heal Mag [Internet]. 2019;1(2):131–8. Available
from: https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/v1i218wh. Diakses
26 April 2021
22. Situmorang RB, Hilinti Y, Yulianti S, Iswari I, Rahmawati DT, Sari LY, et al.
Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Tuban - Jawa Timur: CV Pustaka El
Queena; 2021. 61 p.
23. Fk-unand PSK, Niaga J, Kota N. Aldina Ayunda Insani , Ayu Nurdiyan ,
Yulizawati , Lusiana Elsinta B , Detty Iryani ,. 2016;(56):21–30.
24. Kundarti FI, Rahayu DE, Utami R. Efektifitas Pemberian Serbuk Jahe (Zingiber
Officinale) Terhadap Tingkatan Mual Muntah Pada Ibu Hamil. J Ilmu Kesehat.
2017;4(1):18.
25. Ningsih DA, Fahriani M, Azhari M, Oktarina M. Efektivitas Pemberian Seduhan
23

Jahe terhadap Frekuensi Emesis Gravidarum Trimester I. J SMART Kebidanan.


2020;7(1):1.

LAMPIRAN

Dokumentasi
Foto

Video
24

https://youtu.be/AuOc7DId5wE

Lembar Informed Consent

Anda mungkin juga menyukai