SKRIPSI
Tugas akhir ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Tugas Akhir
Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali
dan diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Kebidanan pada
bulan Agustus Tahun 2022.
Dewan Penguji
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Rajawali
Gangguan rasa nyeri pada masa nifas banyak dialami meskipun pada
persalinan normal tanpa komplikasi. Hal tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman
pada ibu terutama daerah abdomen akibat kontraksi uterus. Cara mengurangi nyeri
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu farmakologi dan non farmakologi. Secara
non farmakologi yang dapat dilakukan adalah relaksasi, aplikasi panas dan dingin,
akupresur dan akupuntur, effleurage massage.
Mengetahui pengaruh teknik effleurage massage terhadap penurunan
intensitas nyeri abdomen ibu postpartum 6 jam – 2 hari di RBA Kecamatan
Ciranjang Kabupaten Cianjur Tahun 2022.
Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperiment dengan pendekatan
One Group Pre-Post Test Design. Sampel yang digunakan adalah ibu postpartum
yang berjumlah 30 responden dengan pengambilan sampel menggunakan total
Sampling. Teknik analisis data menggunakan wilcoxon signed ranged test.
Berdasarkan penelitian ini diketahui rerata sebelum dilakukan intervensi 6
(nyeri sedang) dan rerata setelah dilakukan intervesi adalah 2 (nyeri ringan). Hasil
uji hipotesis menunjukkan bahwa signifikansi 0,000 < 0,05.
Terdapat pengaruh intensitas nyeri abdomen sebelum dan sesudah
intervensi.
Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “pengaruh teknik effleurage massage terhadap intensitas
nyeri abdomen ibu postpartum 6 jam - 2 hari di Rumah Bersalin Andir Kecamatan
Ciranjang Kabupaten Cianjur tahun 2022.”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah syarat menyelesaikan skripsi
pada program studi Sarjana Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan.
Walaupun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Untuk
mencapai kesempurnaan penulis dan analisisnya, maka penulis membuka diri untuk
menerima masukan-masukan dan berharap mendapatkan kritikan yang membangun
dan bersifat positif. Dalam menyusun skripsi ini, penulis mendapatkan dukungan
dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes. selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali
Bandung.
2. Erni Hernawati, S.S.T., Bd., M.M., M.Keb. selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Rajawali Bandung sekaligus pempimbing utama yang telah berkenan
memberikan ilmu, masukan, kritik dan meluangkan waktunya untuk
mengarahkan penulis dalam melakukan penelitian ini.
3. Lia Kamila, S.S.T., Bd., M.Tr.Keb. selaku Penanggung Jawab Program Studi
Sarjana Kebidanan Institut Rajawali Bandung.
4. Sukardy, dr., Sp.OG. selaku pemilik RBA yang telah berkenan memberikan
izin dalam melakukan penelitian ini.
5. Irma Mulyani, S.S.T., M.Tr.Keb. selaku Pembimbing Pendamping yang telah
berkenan memberikan ilmu, masukan, kritik dan meluangkan waktunya untuk
mengarahkan penulis dalam melakukan penelitian ini.
iii
6. Intan Karlina, S.S.T., Bd., M.Keb selaku penguji yang telah berkenan
memberikan ilmu, masukan dan kritik dalam penelitian ini.
7. Bapak/Ibu dosen Program Studi Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali
Bandung yang telah memberikan banyak ilmu selama penulis menempuh studi
di Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
8. Seluruh civitas akademika yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril
maupun materil.
9. Suami dan kedua orang tua yang selalu memberikan do’a dan dukungan
selama penulisan ini.
Semoga atas kebaikan yang bersangkutan Allah SWT memberikan balasan
yang berlipat ganda, Aamin Yaa Robbal’ Aalamiiin.
Akhirnya, besar harapan penulis semoga Allah SWT meridhoi kita semua
dan tulisan ini semoga memberikan manfaat khususnya bagi perkembangan
pendidikan.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR............................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL.................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah...................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah......................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................... 5
1.5 Hipotesis Penelitian....................................................................... 5
1.6 Manfaat Penelitian......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Postpartum........................................................................ 7
2.2 Konsep Nyeri................................................................................. 32
2.3 Konsep Dasar Effleurage massage................................................ 44
2.4 Kerangka Teori.............................................................................. 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian.................................................................... 51
3.2 Kerangka Penelitian....................................................................... 52
3.3 Variabel Penelitian........................................................................ 52
3.4 Definisi Operasional...................................................................... 53
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian..................................................... 53
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian..................... 54
3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data................................... 57
3.8 Etika Penelitian.............................................................................. 61
3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................63
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian..............................................................................64
4.2 Pembahasan...................................................................................65
4.3 Keterbatasan Penelitian..................................................................71
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan........................................................................................72
5.2 Saran..............................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
menyampaikan karena rasa sakit atau mules perut yang dirasakan setelah
persalinan. Dari masalah mules yang dirasakan menyebabkan involusi uterus
terhambat dikarenakan masih banyak ibu yang melakukan mobilisasinya
terlambat dan keluar darah berupa gumpalan, tentu hal ini memerlukan
penanganan farmakologi dan non farmakologi.
Maka diperlukan tindakan untuk mengurangi rasa sakit pada ibu
postpartum, selama ini sering dilakukan tindakan farmakologis berupa
pemberian obat analgetik pada ibu postpartum padahal ada terapi non
farmakologis yang bisa diberikan selain aman juga tidak memiliki efek
samping terhadap ibu postpartum. Maka dari itu peneliti mencoba melakukan
penelitian mengenai tindakan non farmakologis untuk menurangi rasa sakit
ibu, salah satunya dengan dilakukan effleurage massage pada ibu postpartum,
karena effleurage massage adalah teknik massage yang mudah dilakukan,
tidak mengeluarkan biaya banyak serta bisa dilakukan oleh keluarga dan tidak
ada efek samping.
Effluerage massage ini menurunkan rasa kesakitan pada ibu,
sehingga dapat menurunkan angka komplikasi pada ibu seperti subinvolusi
uteri, gangguan mobilisasi dan gangguan pada ibu menyusui. Tindakan
effleurage massage sangat diperlukan bagi ibu postpartum, karena tindakan
ini dapat membantu mengurangi rasa nyeri nonfarmakologis.
7
8
b. Miometrium, yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan befungsi
untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali
ke bentuk semula setiap bulanya.
c. Endometrium, merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel
darah merah.
2. Serviks
Serviks merupakan bagian dasar dari uterus yng bentuknya
menyempit sering disebut sebegai leher rahim. Serviks menghubungkan
uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin, setelah
persalinan bentuk serviks akan menganga seperti corong hal ini
disebabkan karena korpus uteri yang berkontraksi sedangkan serviks
tidak berkontraksi. Setelah janin dilahirkan serviks masih dapat dilewati
oleh tangan pemeriksa, 2 jam bisa dilewati oleh 2-3 jari dan setelah 1
minggu bisa dilewati oleh 1 jari (Varney, 2012).
3. Vulva dan Vagina
Vulva merupakan organ reproduksi eksterna berbentuk
lonjong, bagian depan dibatasi oleh clitoris, bagian belakang oleh
perineum bagian kiri dan kanan oleh labia minora, dibawah clitoris
terdapat orifisium uretra eksterna yang berfungsi sebagai tempat
keluarnya urine. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan
rongga uterus dengan tubuh bagian luar, dinding depan dan belakang
vagina berdekatan dengan ukuran panjang ± 6,5 cm dan ± 9 cm. Bentuk
vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae, lipatan ini yang
memungkinkan vagina melebar saat persalinan.
Vagina juga berfungsi sebagai saluran tempat dikeluarkanya
secret yang berasal dari cavum uteri selama masa nifas yang disebut
lochea. Karakteristik lochea berdasarkan jenisnya (Varney, 2012):
a. Lochea Rubra
Timbul pada hari 1-2 postparum, terdiri dari darah segar bercampur
sisa-sisa selaput ketuban, sel sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa,
lanugo dan meconium.
10
b. Lochea Sanguinolenta
Timbul pada hari ke 3-7 postpartum, berupa darah bercampur
lendir.
c. Lochea Serosa
Merupakan cairan berwarna agak kuning, timbul setelah 1 minggu
postpartum.
d. Lochea Alba
Timbul setelah 2 mingu postpartum hanya berupa cairan putih.
4. Perubahan Sistem Pencernaan
Dinding abdominal menjadi lunak setelah proses persalinan
karena perut yang meregang selama kehamilan. Ibu postpartum akan
mengalami beberapa derajat tingkat diastati recti, yaitu terpisahnya dua
parallel otot abdomen, kondisi ini akibat peregangan otot abdomen
selama kehamilan. Tingkat keparahan diastatis recti bergantung pada
kondisi umum wanita dan tonus ototnya, apakah ibu berlatih kontinyu
untuk mendapat kembali kesamaan otot abodimalnya atau tidak.
Pada saat postpartum nafsu makan ibu bertambah. Ibu dapat mengalami
obstipasi karena waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan,
pengeluaran cairan yg berlebih, kurang makan, haemoroid, laserasi
jalan lahir, pembengkakan perineal yg disebabkan episiotomi. Supaya
buang air besar kembali normal, dapat diatasi dengan diet tinggi serat,
peningkatan asupan cairan, dan ambulasi awal. Bila tidak berhasil,
dalam 2-3 hari dapat diberikan obat laksansia (Varney, 2012).
5. Perubahan Sistem Perkemihan
Kandung kencing dalam masa postpartum kurang sensitif dan
kapasitasnya akan bertambah, mencapai 3000 ml per hari pada 2– 5 hari
postpartum. Hal ini akan mengakibatkan kandung kencing penuh. Sisa
urine dan trauma pada dinding kandung kencing waktu persalinan
memudahkan terjadinya infeksi. Lebih kurang 30– 60% wanita
mengalami inkontinensial urine selama periode postpartum. Bisa
trauma akibat kehamilan dan persalinan, Efek Anestesi dapat
11
mendapatkan dukungan, maka periode pink ini akan menjadi periode blues
pada fase berikutnya (fase taking hold) (Bobak, 2017).
Fase dependen-mandiri, ibu membutuhkan perawatan dan
penerimaan dari oranglain dan keinginan untuk bisa melakukan segala
sesuatu secara mendiri. Ibu berespon dengan penuh semangat untuk
memperoleh kesempatan belajar dan berlatih tentang cara perawatan bayi.
Rubin menjelaskan keadaan ini sebagai fase taking hold yang berlangsung
kira-kira 10 hari (Bobak, 2017).
Dalam enam sampai delapan minggu setelah melahirkan,
kemampuan ibu untuk menguasai tugas-tugas sebagai orangtua merupakan
hal yang penting. Beberapa ibu sulit menyesuaikan diri terhadap isolasi
yang dialaminya karena ia harus merawat bayi. Ibu yang memerlukan
dukungan tambahan adalah ibu primipara yang belum mempunyai
pengalaman mengasuh bayi, ibu yang bekerja, ibu yang tidak mempunyai
cukup teman atau keluarga untuk berbagi, ibu yang berusia remaja dan ibu
yang tidak mempunyai suami.
Fase interdependen yaitu ketika ibu dan keluarga bergerak maju
sebagai system dengan para anggota saling berinteraksi. Fase ini
merupakan fase yang penuh stress bagi orangtua. Kesenangan dan
kebutuhan sering terbagi dalam masa ini. Ibu dan pasangan harus
menyesuaikan perannya masing-masing dalam mengasuh anak, mengatur
rumah dan membina karier (Bobak, 2017).
2.1.7 Kebutuhan Ibu Nifas
1. Kebutuhan Nutrisi
a. Kebutuhan nutrisi
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
keperluan metabolismenya. Kebutuhan nutrisi pada masa postpartum
dan menyusui meningkat 25%, karena berguna untuk proses
penyembuhan setelah melahirkan dan untuk produksi ASI untuk
pemenuhan kebutuhan bayi. Kebutuhan nutrisi akan meningkat tiga kali
dari kebutuhan biasa (pada perempuan dewasa tidak hamil kebutuhan
15
terdapat dalam susu, telur, dan keju yang juga mengandung zat
kapur, zat besi, dan vitamin B.
c) Sumber pengatur dan pelindung (air, mineral dan vitamin)
Zat pengatur dan pelindung digunakan untuk melindungi
tubuh dari serangan penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme
dalam tubuh (Saifudin, 2016).
1) Air
Ibu menyusui sedikitnya minum 3-4 liter setiap hari (anjurkan
ibu minum setiap kali selesai menyusui). Kebutuhan air minum
pada ibu menyusui pada 6 bulan pertama minimal adalah 14
gelas (setara 3-4 liter) perhari, dan pada 6 bulan kedua adalah
minimal 12 gelas (setara 3 liter). Sumber zat pengatur dan
pelindung bisa diperoleh dari semua jenis sayuran dan buah-
buahan segar.
2) Mineral
Jenis–jenis mineral penting dan dibutuhkan pada ibu nifas dan
menyusui adalah:
a. Zat kapur atau calcium berfungsi untuk pembentukan tulang
dan gigi anak, dengan sumber makanannya adalah susu,
keju, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau.
b. Fosfor diperlukan untuk pembentukan kerangka tubuh,
sumber makananya adalah susu, keju dan daging.
c. Zat besi, tambahan zat besi sangat penting dalam masa
menyusui karena dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah
dan sel, serta penambahan sel darah merah sehingga daya
angkut oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber zat besi
adalah kuning telur, hati, daging, kerang, ikan, kacang-
kacangan dan sayuran hijau.
d. Yodium, sangat penting untuk mencegah timbulnya
kelemahan mental dan kekerdilan fisik, sumber makanannya
adalah minyak ikan, ikan laut, dan garam beryodium.
17
b. Defekasi
Agar buang air besar dapat dilakukan secara teratur dapat dilakukan
dengan diet teratur, pemberian cairan banyak, makanan yang cukup
serat dan olah raga. Jika sampai hari ke 3 postpartum ibu belum bisa
buang air besar, maka perlu diberikan supositoria dan minum air
hangat.
3. Kebutuhan ambulasi, istirahat dan excercise atau senam nifas
Mobilisasi dini pada ibu postpartum disebut juga early
ambulation, yaitu upaya sesegera mungkin membimbing klien keluar dari
tempat tidurnya dan membimbing berjalan. Klien diperbolehkan bangun
dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum. Keuntungan yang diperoleh
dari early ambulation adalah:
a. Klien merasa lebih baik, lebih sehat, dan lebih kuat.
b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
c. Sirkulasi dan peredaran darah menjadi lebih lancar (Bobak, 2017).
2.1.8 Tanda Bahaya Postpartum
Menurut Wahyuningsih (2018) tanda bahaya postpartum sebagai berikut:
1. Perdarahan Postpartum, perdarahan postpartum dapat dibedakan
menjadi sebagai berikut:
a. Perdarahan postpartum primer (Early Postpartum Hemorrhage)
adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam
setelah anak lahir, atau perdarahan dengan volume seberapapun
tetapi terjadi perubahan keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital
sudah menunjukkan analisa adanya perdarahan. Penyebab utama
adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa placenta dan robekan
jalan lahir. Terbanyak dalam 1 hari pertama.
b. Perdarahan postpartum sekunder (Late Postpartum Hemorrhage)
adalah perdarahan dengan konsep pengertian yang sama seperti
perdarahan postpartum primer namun terjadi setelah 24 jam
postpartum hingga masa postpartum selesai. Perdarahan
postpartum sekunder yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi
19
1. Pusing dan lemas yang berlebihan, sakit kepala, nyeri epigastrik, dan
penglihatan kabur
Pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada postpartum. Pusing
bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi (Sistol ≥140 mmHg dan
diastolnya ≥90 mmHg). Pusing yang berlebihan juga perlu diwaspadai
adanya keadaan preeklampsi/eklampsi postpartum, atau keadaan
hipertensi esensial. Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga
disebabkan oleh anemia bila kadar haemoglobin <10 gr%. Lemas yang
berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas
dapat disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori
sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah. Upaya
penatalaksanaan pada keadaan ini dengan cara sebagai berikut.
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral
dan vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
d. Minum suplemen zat besi untuk menambah zat besi setidaknya selama
40 hari pasca bersalin.
e. Minum suplemen kapsul vitamin A (200.000 IU), untuk meningkatkan
daya tahan tubuh, mencegah infeksi, membantu pemulihan keadaan
ibu serta mentransmisi vitamin A kepada bayinya melalui proses
menyusui.
f. Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
g. Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI dan
memperlambat proses involusi uterus.
1. Suhu Tubuh Ibu > 38 0C
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit
meningkat antara 37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi proses perlukaan
dalam uterus, proses autolisis, proses iskemic serta mulainya laktasi,
dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal ini adalah peristiwa
fisiologis apabila tidak diserta tanda-tanda infeksi yang lain. Namun
23
3) Aspek Psikologis
Proses menyusui dapat memberikan pengaruh psikologis
yang baik bagi ibu. Ibu yang menyusui akan merasa bangga
dan merasa diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua
manusia. Manfaat ASI untuk Keluarga.
4) Aspek Ekonomi
Menyusui dengan ASI lebih hemat karena ASI tidak perlu
dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk
membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan
lain. Selain itu, penghematan juga disebabkan karena bayi
yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi
biaya pengobatan (Chua, 2017).
5) Aspek Psikologis
Kebahagiaan keluarga semakin bertambah, karena
kelahiran lebih jarang. Sehingga suasana kejiwaan ibu baik
dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
6) Aspek Kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana
saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu menyiapkan air
masak, botol, dan dot yang harus selalu dibersihkan dan
juga perlu meminta tolong kepada orang lain (Chua, 2017).
9. Paritas
35
1. Definisi
Pada saat hamil, rahim seorang ibu akan membesar sesuai
ukuran janin yang dikandung. Begitu bayi lahir maka perlahan-lahan
rahim akan menyusut dan mengecil hingga sebesar buah pir kecil.
Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-
otot polos uterus. Proses kembalinya ke bentuk semula dari rahim
disertai dengan rasa nyeri seperti kram pada perut. Dalam kebidanan
disebut dengan kontraksi rahim. Kontraksi rahim diperlukan agar rahim
dapat segera mengecil dan pembuluh darah yang terluka saat lepasnya
plasenta dari dinding rahim dapat segera menutup kembali, sehingga
tidak terjadi perdarahan. Kadang, sensasi nyeri seperti kram semakin
terasa saat menyusui, dengan rangsangan hisapan bayi akan membantu
keluarnya hormon oksitosin yang akan membantu proses kontraksi
rahim tersebut (Sari, 2018).
2. Involusi Uterus
Tabel 2.1 Proses Involusi Uterus
Tinggi Fundus Berat
Involusi Keadaan Serviks
Uteri Uterus (gr)
Bayi lahir Setinggi pusat 1000
2 jari dibawah
Uri lahir 750 Lembek
pusat
Pertengahan
Satu minggu pusat dan 500
simpisis
Tak teraba di Beberapa hari
Dua minggu 350 setelah post
atas simpisis partum dapat
dilalui 2 jari.
Bertambah Akhir minggu
Enam minggu 50-60 pertama dapat
kecil
dimasuki 1 jari.
Delapan minggu Sebesar normal 30
Sumber : Varney H, Krieb JM, Gegor CL, Editors. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
(Mahmudah L, editor bahasa Indonesia) 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012.
37
a. Proses Involusi
Uterus akan berinvolusi menjadi 500 gram satu minggu
pascapartum dan 350 gr dua minggu pascapartum. Uterus akan
berada dalam panggul sejati lagi seminggu setelah melahirkan.
Kelancaran proses involusi dapat dideteksi dengan pemeriksaan
lokhea, konsistensi uterus dan pengukuran tinggi fundus uteri.
Peningkatan kadar estrogen dan progesteron berperan dalam
pertumbuhan masif uterus selama masa kehamilan. Pertumbuhan
uterus tersebut bergantung pada hyperplasia, peningkatan jumlah
sel-sel otot dan hipertropi atau pembesaran sel-sel yang sudah ada.
Pada masa postpartum hormon-hormon ini mengalami penurunan
sehingga terjadilah Autolisis. Tahap proses involusi uterus adalah
sebagai berikut (Sari, 2018).
1) Autolisys
Pada proses ini terjadi penghancuran di dalam otot
rahim. Jaringan otot dan jaringan ikat mengalami proses
proteolitik. Proses proteolitik adalah pemecahan protein yang
akan dikeluarkan melalui urin. Enzim proteolitik akan
memendekkan otot yang mengalami penguluran selama
kehamilan. Sitoplasma sel yang dalam jumlah berlebih akan
tercerna sendiri, sehingga yang tertinggal hanya jaringan fibro
elastic saja.
2) Atrofi Jaringan
Proses dimana terjadinya atrofi pada jaringan sebagai
efek berhentinya produksi estrogen seiring dengan pelepasan
plasenta. Selain perubahan atrofi pada otot-otot uterus, lapisan
desidua mengalami atrofi dan terlepas meningalkan lapisan
basal yang akan beregenerasi menjadi endometrium yang baru.
3) Efek Oksitosin
38
Kriteria Nyeri:
a. Skala 0 merupakan tidak merasakan nyeri
b. Skala 1-3 merupakan nyeri ringan, klien masih dapat
berkomunikasi dengan baik. Nyeri hanya sedikit dirasakan.
c. Skala 4-6 merupakan nyeri sedang, secara objektif klien mendesis,
menyeringai dengan menunjukan lokasi nyeri. Klien dapat
mendeskripsikan rasa nyeri dan dapat mengikuti perintah. Nyeri
masih dapat dikurangi dengan alih posisi.
d. Skala 7-9 merupakan nyeri berat, klien tidak dapat mengikuti
perintah, namun masih dapat menunjukan lokasi nyeri dan masih
respon terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi
dengan alih posisi.
e. Skala 10 merupakan nyeri sangat berat. Pasien sudah tidak dapat
berkomunikasi dengan terapis
40
2.1
2.3 Konsep Dasar Effleurage massage
2.3.1 Definisi
Massage adalah suatu seni gerak tangan yang ditujukan sebagai
media untuk mengembalikan keadaan tubuh kembali normal.
Massage adalah suatu seni gerak tangan yang bertujuan untuk
mendapatkan kesenangan dan memelihara kesehatan jasmani. Secara teori
massage ialah istilah yang digunakan untuk menerangkan manipulasi-
manipulasi tertentu dari jaringan lunak badan kita. Massage dapat
bermanfaat sebagai alternatif penyembuhan cedera, pemulihan kebugaran,
penyembuhan penyakit kronis, serta pendukung prestasi atlet. Menurut versi
pengertian lain, massage adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menerangkan manipulasi-manipulasi tertentu dari jaringan lunak pada tubuh
kita (Hanief, 2019).
Effleurage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat
dan panjang atau tidak putus-putus. Effleurage merupakan tindakan
45
pereda sakit alami dan merangsang serat saraf yang menutup gerbang sinap
sehingga transmisi impuls nyeri ke medulla spinalis dan otak dihambat.
2.3.5 Indikasi dan Kontraindikasi Effleurage Massage
Yang menjadi indikasi dilakukan Effleurage Massage pada ibu
postpartum adalah ibu yang melahirkan secara pervaginam.
Kontraindikasinya adalah ibu yang terdapat luka pada area yang akan di
massage, adanya penyakit kulit. Jangan melakukan massage pada area yang
mengalami lebam, peradangan dan massage ini tidak diperbolehkan pada
kondisi ruptur uterus (Yuliatun, 2008).
2.3.6 Prosedur Tindakan Effleurage Massage
Tabel 2.2 Tindakan Metode Effleurage Massage
A Fase Orientasi
4. Menanyakan kesiapan
5. Kontrak waktu
1. Mencuci tangan
2. Menjaga privasi
47
C Fase Terminasi
1. Evaluasi hasil
3. Dokumentasi hasil
Sumber : Sitorus, Ester Harianja. Pengaruh Teknik Effleurage Massage Terhadap Nyeri
Afterpains Pada Ibu Nifas Multipara di BPM Wanti dan BPM Sartika di Kota
Medan. 2020
O1 X O2
51
52
Definisi Alat
No Variabel Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
1 Intensitas rasa Hasil jawaban Lembar Wawancara Rentang nilai Rasio
nyeri responden NRS nyeri skala
Sebelum tentang persepsi NRS 0-10
dilakukan nyeri abdomen
effleurage setelah 6 jam
massage postpartum
3.5.2 Sampel
Sampel adalah terdiri dari bagian pupolasi terjangkau yang
dapat di pergunakan sebagai subjek penelitian malalui sampling,
sementara sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang
dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2018). Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara total sampling
dimana seluruh populasi mejadi sample penelitian.. Sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi yaitu sebanyak 30 orang ibu
postpartum 6 jam - 2 hari dengan persalinan normal di RBA Kecamatan
Ciranjang Kabupaten Cianjur.
Menurut Masriah dan Nauri (2018) dalam melakukan teknik
sampling dalam pengumpulan data tersebut peneliti memberikan batasan
atau kriteria yang memenuhi sampel, yaitu kriteria inklusi dan eksklusi:
a. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau dan diteliti. Kriterianya yaitu:
1) Ibu postpartum 6 jam - 2 hari yang melahirkan di RBA
Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur pada bulan April Tahun
2022.
2) Ibu postpartum yang bersedia menjadi responden.
3) Ibu postpartum dengan riwayat melahirkan pervaginam.
b. Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek
yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab.
Kriterianya yaitu:
1) Ibu postpartum yang mengalami komplikasi persalinan atau
mengalami tanda bahaya postpartum.
2) Ibu postpartum yang tidak mengikuti proses penelitian secara utuh.
3) Ibu postpartum yang terkonfirmasi Covid-19.
Skala 6 : Rasa nyeri tidak bisa diabaikan untuk waktu yang lama, tapi
masih bisa bekerja
Kriteria Nyeri:
a
P x100%
b
Keterangan:
P : Presentase yang di cari
a : Frekuensi atau variabel yang di teliti
b : Jumlah sampel
2. Analisis bivariat
Untuk menguji hipotesis pengaruh terapi Effluerage Massage terhadap
penurunan nyeri pada ibu postpartum. Tahap analisis bivariat untuk
mengetahui perbedaan dua variabel. Langkah pertama, peneliti
melakukan uji normalitas data dan uji homogenitas pada hasil penelitian
dengan menggunakan uji-t berpasangan atau sering diistilakan dengan
61
Uji hipotesis:
Dimana:
Daerah kritis
Ho ditolak jika nilai absolute dari Z hitung diatas > nilai Z 2 / α
64
65
Z Asymp.Sig (2-tailed)
Penurunan intensitas nyeri -4,883 0,000
abdomen sebelum dan
sesudah diberikan
effleurage massage
Berdasarkan tabel 4.3 di atas terdapat penurunan yang
bermakna antara nyeri abdomen ibu postpartum sebelum dilakukan
effleurage massage dan sesudah dilakukan effleurage massage di Rumah
Bersalin Andir Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur dengan p-value
0,000.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Distribusi frekuensi intensitas nyeri abdomen pada ibu postpartum 6
jam – 2 hari sebelum dilakukan effleurage massage di Rumah Bersalin
Andir Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur tahun 2022
66
72
DAFTAR PUSTAKA
73
Riyanto, Agus. Statistik deskriptif. Yogyakarta: Nuha Medika; 2013
Riyanto, Agus. Metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika;
2019.
Rohman & Walid. Proses keperawatan teori dan aplikasi. Yogyakarta: Salemba
Medika; 2009.
Saifudin, Abdul Bari. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2016.
Sakti, Beli Hambali Gelung. [online] 2020 [cited 2022 Feb 12];
Sari, Dyah Permata, Zulfa Raida, Sri Wardini. Nyeri Persalinan. Mojokerto:
STIKES Majapahit; 2018
Suwondo. Buku ajar nyeri. Yogyakarta: Kumpulan Nyeri Indonesia; 2017.
Tamsuri, A. Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta: EGC; 2007.
Varney H, Krieb JM, Gegor CL, Editors. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
(Mahmudah L, editor bahasa Indonesia) 4td ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012.
Widayati, Ida dan Sri Mulyati. Effleurage massage menggunakan esensial oil
serai (cymbopogon sp) dan teh sereh efektif untuk menurunkan nyeri
pada ibu postpartum. [serial online] 2021 Mei [cited 2022 Feb 12] Vol.13
No.1.
WHO. World health statistics. [online]. 2018 [cited 2022 Feb 12].
Yuliatun, L. Penanganan nyeri persalinan dengan metode non farmakologi.
Malang: Bayumedia Publishing; 2008.
74
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Calon Responden
Di tempat
Dengan hormat,
Hormat Saya,
Cianjur, ………………….2022
Mengetahui,
Peneliti Yang Membuat
Pernyataan
Statistics
Nyeri Sebelum Nyeri Sesudah
Intervensi Intervensi
N Valid 30 30
Missing 0 0
Mean 5.93 1.67
Std. Error of Mean .179 .232
Median 6.00 2.00
Mode 5 3
Std. Deviation .980 1.269
Variance .961 1.609
Range 3 4
Minimum 5 0
Maximum 8 4
Sum 178 50
Explore
Descriptives
Statistic Std. Error
Nyeri Sebelum Intervensi Mean 5.93 .179
95% Confidence Interval for Lower Bound 5.57
Mean Upper Bound 6.30
5% Trimmed Mean 5.87
Median 6.00
Variance .961
Std. Deviation .980
Minimum 5
Maximum 8
Range 3
Interquartile Range 2
Skewness .611 .427
Kurtosis -.792 .833
Nyeri Sesudah Intervensi Mean 1.67 .232
95% Confidence Interval for Lower Bound 1.19
Mean Upper Bound 2.14
5% Trimmed Mean 1.65
Median 2.00
Variance 1.609
Std. Deviation 1.269
Minimum 0
Maximum 4
Range 4
Interquartile Range 3
Skewness -.076 .427
Kurtosis -1.357 .833
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nyeri Sebelum Intervensi .263 30 .000 .820 30 .000
Nyeri Sesudah Intervensi .187 30 .009 .870 30 .002
a. Lilliefors Significance Correction
Setelah di lakukan uji normalitas data sebanyak dua kali, data berdistribusi tidak normal
sehingga peneliti melakukan uji wilxcoxon
Total 30
a. Nyeri Sesudah Intervensi < Nyeri Sebelum Intervensi
b. Nyeri Sesudah Intervensi > Nyeri Sebelum Intervensi
c. Nyeri Sesudah Intervensi = Nyeri Sebelum Intervensi
Test Statisticsa
Nyeri Sesudah
Intervensi -
Nyeri Sebelum
Intervensi
Z -4.883b
Riwayat Pendidikan
1. TK Kemala Bhayangkari Kab. Cianjur Tahun 1995 s.d. 1996
2. SDN Karangsari Kab. Cianjur Tahun 1996 s.d. 2002
3. SLTPN 1 Ciranjang Tahun 2002 s.d. 2005
4. SMA PASUNDAN 1 Kab. Cianjur Tahun 2005 s.d. 2008
5. AKBID Cianjur Tahun 2008 s.d. 2011
Riwayat Pekerjaan
1. RBA Sukardy, dr., Sp.OG Tahun 2012 s.d. sekarang