Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEBIJAKAN KEBIDANAN

PERAN KONSUMEN SEBAGAI PENERIMA LAYANAN KEBIDANAN

Disusun Oleh :
1. Desi Irwanti M (2021060016)
2. Nuning Juni S (2021060021)
3. Ois Novitarini (2021060021)
4. Umi Sulasih (2021060026)
5. Triana Susanti (2021060033)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Kebijakan Dalam Kebidanan

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu,
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami akan menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini pada mata kuliah Kebijakan
Dalam Kebidanan dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Gombong, September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diwujudkan
dalam bentuk pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
menyeluruh oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat secara
terarah, terpadu dan berkesinambungan, adil dan merata, serta aman,
berkualitas, dan terjangkau oleh masyarakat. Kesehatan sebagai modal
pembangunan memerlukan dukungan dari tenaga kesehatan termasuk bidan
dan perawat.
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan
telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Upaya-upaya
penyelenggaraan kesehatan senantiasa beriringan dengan fenomena
globalisasi dan perkembangan dunia teknologi, mempengaruhi pelaksanaan
upaya-upaya penyelenggaraan kesehatan secara menyeluruh. Tenaga
kesehatan memberikan kontribusi sebanyak 80% untuk keberhasilan tujuan
pembangunan kesehatan. Kinerja sistem kesehatan telah ditunjukkan melalui
peningkatan status kesehatan yaitu penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB). Namun perbaikan indikator tersebut belum
seperti yang diharapkan.
Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar
masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam Undang-
Undang Tenaga Kesehatan Nomor 36 Tahun 2014 dijelaskan bahwa salah
satu jenis tenaga kesehatan 11 adalah bidan yang memiliki kewenangan
tertentu yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464 tahun
2010 yang diperbaharui dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun
2017 tentang Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan.
Untuk mencapai kemakmuran dan meningkatkan kesehatan
masyarakat, pemerintah dalam berbagai regulasi dan kebijakan telah berusaha
membuat peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah kesehatan.
Masalah kesehatan tidak hanya dikaitkan dengan persoalan memberikan
pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat, namun pengaturan yang
berkaitan dengan perlindungan terhadap tenaga kesehatan atau orang yang
melibatkan diri secara langsung untuk memberikan jasa sesuai dengan
kompetensi yang dimilikinya dalam pemberian perlindungan hukum bagi
setiap tenaga kesehatan.
Perilaku konsumen merupakan proses yang kompleks dan multi
dimensional, yang mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan
yang dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan
penggunaan atau mendapatkan barang dan jasa. Jadi di dalam menganalisis
perilaku konsumen tidak hanya menyangkut faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan kegiatan, akan tetapi juga meliputi
proses pengambilan keputusan yang menyertainya (Suryani, 2008).
Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan
memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan
kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan
pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat
darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap. Sasaran pelayanan kesehatan
rumah sakit bukan hanya individu pasien, tapi sudah berkembang mencakup
keluarga pasien dan masyarakat umum. Fokus perhatiannya adalah pasien
sebagai individu maupun sebagai bagian dari sebuah keluarga. Dengan
demikian pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan
paripurna (komprehensif dan holistik) (Muninjaya, 2004).

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana perilaku konsumen pelayanan kesehatan rumah sakit?
b. Apakah faktor lingkungan (pendidikan, ekonomi, kebijakan, tindakan
keluarga, tindakan petugas kesehatan, sarana dan prasarana), faktor individu
(motivasi/ kebutuhan, persepsi, sikap), serta faktor strategi pemasaran
(marketing mix yang diterapkan oleh perusahaan pesaing), merupakan faktor-
faktor yang mempegaruhi perilaku konsumen pelayanan kesehatan rumah
sakit?
c. Bagaimanakah model perilaku konsumen pelayanan kesehatan rumah sakit?

C. Tujuan
a. Memahami tentang perilaku konsumen dalam pelayanan kesehatan rumah
sakit.
b. Mempelajari apakah faktor lingkungan (pendidikan, ekonomi, kebijakan,
tindakan keluarga, tindakan petugas kesehatan, sarana dan prasarana), faktor
individu (motivasi/ kebutuhan, persepsi, sikap), serta faktor strategi
pemasaran (marketing mix yang diterapkan oleh perusahaan pesaing),
merupakan faktor-faktor yang mempegaruhi perilaku konsumen pelayanan
kesehatan rumah sakit.
c. Menggambarkan model perilaku konsumen dalam pelayanan kesehatan rumah
sakit.

d.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Peran Pasien Sebagai Konsumen


Pada umumnya masyarakat berpendapat bahwa seseorang yang menderita
suatu penyakit baik yang dapat dilihat secara kasat mata maupun tidak dimana orang
tersebut kemudian memeriksakan diri kepada ahli kesehatan atau tenaga medis dapat
dikatan sebagai seorang pasien.
Istilah konsumen berasal dari kata consumer (Inggris-Amerika), atau
consument / konsument (Belanda). Kata konsument dalam bahasa Belanda tersebut
oleh para ahli hukum pada umumnya sudah disepakati untuk mengartikannya sebagai
pemakai terakhir dari benda dan jasa (uiteindelijk gebruiker van goederen en
dienstent) yang diserahkan kepada mereka oleh pengusaha (ondernemer). Secara
harafiah arti kata consumer adalah (lawan dari produsen) setiap orang yang
menggunakan barang. Tujuan penggunaan barang atau jasa ini nanti menentukan
termasuk konsumen kelompok mana pengguna tersebut.
Manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon) pasti membutuhkan orang
lain dalam memenuhi kebutuhannya, termasuk orang yang sedang sakit. Orang yang
sedang sakit (pasien) yang tidak dapat menyembuhkan penyakit yang dideritanya,
tidak ada pilihan lain selain meminta pertolongan dari orang yang dapat
menyembuhkan penyakitnya, yaitu tenaga kesehatan. Tenaga Kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Dalam hal ini
tenaga kesehatan dapat ditemui oleh pasien di tempat-tempat yang memberikan
layanan kesehatan seperti Puskesmas, Balai Kesehatan, tempat Praktek Dokter dan
Rumah Sakit.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumen
1. Factor kebudayaan
Faktor kebudayaan merupakan faktor yang paling luas dan paling
dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang
dimainkan oleh:
a. Kultur, adalah faktor paling pokok dari keinginan dan perilaku
seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya dituntut oleh
naluri. Sedangkan manusia, perilakunya biasanya dipelajari dari
lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi, dan
perilaku antara seorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat
berbeda dengan orang lain yang berada di lingkungan yang lain
pula. Sehingga pemasar sangat berkepentingan untuk melihat
pergeseran kultur tersebut agar dapt menyediakan produk-produk
baru yang diinginkan konsumen.

b. Subkultur, tiap kultur mempunyai mempunyai subkultur yang


lebih kecil, atau kelompok orang dengan sistem nilai yang sama
berdasarkan pengalaman dari situasi hidup yang sama. Seperti
kelompok kebangsaan yang bertempat tinggal pada suatu daerah
mempunyai citarasa dan minat etnik yang khas. Demikian pula
halnya dengan kelompok keagamaan. 
c. Kelas sosial, adalah susunan yang relatif permanen dan teratur
dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai,minat,
dan perilaku yang sama. Kelas sosial ditentukan oleh faktor
tunggal seperti pendapatan tetapi diukur sebagai kombinasi
pekerjaan, pendapatan, kekayaan dan variabel lainnya. Kelas sosial
memperlihatkan preferensi produk dan merek yang berbeda.
2. Factor Sosial
Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti:
kelompok kecil,keluarga, peran dan status sosial dari konsumen. Faktor-
faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh karena itu
pemasar harus benar-benar memperhitungkannya untuk menyusun strategi
pemasaran.

a. Kelompok, perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok


kecil. Anggotanya disebut kelomok keanggotaaan. Ada yang disebut
dengan kelompok primer, di mana anggotanya berinteraksi secara
tidak formal seperti keluarga,teman dan sebagainya. Ada pula yang
disebut dengan kelompok sekunder, yaitu seseorang berinteraksi
secara formal tetapi tidak reguler. Kelompok rujukan adalah kelompok
yang merupakan titik perbandingan atau tatap muka atau tak langsung
dalam pembentukan sikap seseorang. Orang sering dipengaruhi oleh
kelompok rujukan dimana ia tidak menjadi anggotanya.
b. Keluarga, anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang
kuat terhadap perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah kelarga
yang terdiri dari orangtua yang memberikan arah dalam hal tuntutan
agama, politik, ekonomi dan harga diri. Bahkan jika pembeli sudah
tidak berhubungan lagi dengan orang tua, pengaruh terhadap perilaku
tetap ada. Sedangkan pada keluarga prokreasi, yaitu keluarga yang
tediri atas suami-istri dan anak pengaruh pembelian itu akan sangat
terasa.
c. Peran dan status, posisi seorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan
dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang
mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.
3. Factor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
seperti:

a. Usia dan tahap daur hidup, orang akan mengubah barang dan jasa
yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera
seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh
tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya
memperhatikan perubahan minat pembelian yang terjadi yang
berhubungan dengan daur hidup manusia.
b. Pekerjaan, pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya dengan jabatan yang mempunyai minat diatas rata-rata
terhadap produk mereka.
c. Keadaan ekonomi, keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan
produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat
dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan
pribadi, tabungan dan tingkat bunga. Jadi indikator-indikator ekonomi
tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan
untuk menetepkan posisi produknya.
d. Gaya hidup, orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan
pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda.
Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang
bersangkutan yang tercermin dalm kegiatan, minat, dan pendapatnya.
Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat,
dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus
berubah dan bagimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku
konsumen.
e. Kepribadian dan konsep diri, tiap orang mempunyai kepribadian yang
khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian
mengacu pada karekteristik psikologi yang unik yang menimbulkan
tanggapan realtif konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian
sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi
beberapa pilihan produk atau merek.

4. Factor Psikologis
Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik
yang bersifat biologis. Kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis
tertentu seperti rasa lapar, haus, dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan
yang bersifat psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan
fisiologi tertentu seperti kebuthan untuk diakui,harga diri, atau kebutuhan
untuk diterima oleh lingkungannya. Pihak pembelian seseorang juga
dipengaruhi oleh faktor psikologi yang utama, yaitu:

a. Motivasi, kebanyakan dari kebutuhan yang ada tidak cukup kuat


untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu saat
tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila
kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu
kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar
kepuasan. Kebutuhan Konsumen muncur karena :
a) Kebutuhan yang dirasakan konsumen (felt need) muncul dari
diri konsumen (fisiologis) misalnya rasa lapar dan haus
b) Kebutuhan yang dimunculkan dari luar konsumen misalnya
aroma makanan yang merangsang, iklan dan pemasaran yang
bisa membangkitkan kebutuhan konsumen
b. Persepsi, seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi.
Bagaimana orang itu bertindak dipengaruhi oleh persepsi
mengenai situasi. Dua orang dalam kondisi motivasi yang sama
dan tujuan situasi yang sama mungkin bertindak secara berbeda
karena perbedaan persepsi mereka terhadap situasi itu. Persepsi
sebagai proses di mana individu memilih, merumuskan dan
menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu
gambaran yang berarti mengenai dunia.
c. Proses belajar (learning), proses belajar menjelaskan perubahan
dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman dan
kebanyakan perilaku manusia adalah hasil proses belajar. Secara
teori, pembelajaran seseorang dihasilkan melalui dorongan,
rangsangan, isyarat,tanggapan, dan penguatan. Para pemasar dapat
membangun permintaan akan produk dengan menghubungkannya
dengan dorongan yang kuat, dengan menggunakan isyarat
motivasi, dan dengan memberikan penguatan yang posiitif.
d. Kepercayaan dan sikap, melalui tindakan dan proses belajar, orang
akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian
mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu
pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu.
Sedangkan sikap adalah organisasi dan motivasi, perasaan
emosional,persepsi, dan proses kognitif kepada suatu aspek

C. Jenis Kebutuhan Konsumen


a. Kebutuhan primer (primary needs) untuk mempertahankan hidupnya
seperti kebutuhan bioloigis dan fisiologis (innate needs) kebutuhan air,
makanan, udara, pakaian dan rumah.
b. Kebutuhan sekunder disebut juga kebutuhan yang muncul sebagai reaksi
terhadap lingkungan dan budayanya. Kebutuhan ini bersifat psikologis
karena muncul dari sikap subjektif konsumen dan lingkungannya misalnya
citra diri (self esteem), harga diri (prestige), kekuatan (power).
Kebutuhan yang muncul sebagai reaksi konsumen terhadap lingkungan
dan budayanya misalnya rumah adalah kebutuhan primer bagi konsumen,
karena adanya kebutuhan ingin sebagai orang sukses dan mampu,
sehingga ia memilih lokasi yang menggambarkan kelas sosial atas.

D. Langkah-langkah pengambilan keputusan


1. Pengenalan kebutuhan: muncul ketika konsumen menghadapi suatu
masalah yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan
yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi (memilih tempat
priksa dan tenaga medis).
2. Pencarian informasi: mulai dilakukan ketika konsumen memandang
bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan
mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang
tersimpan didalam ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi
dari luar (pencarian eksternal); model,/jenis, merk obat, harga pengobatan,
cara pembayaran.
3. Evaluasi alternatif: muncul karena banyak alternatif pilihan (merk, jenis,
ukuran, harga) sehingga konsumen harus memiliki atribut dalam
mengevaluasi alternatif dari suatu produk yang akan memberikan manfaat
yang diharapkannya; ukuran, harga dan penggunaannya.
4. Pembelian: jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih
dan mungkin penggantinya jika diperlukan, maka akan melakukan
pembelian (tempat dan cara pembayarannya).
5. Evaluasi hasil: segera setelah membeli / dating ke faskes konsumen akan
menggunakan produk, lalu mengevaluasi produk tersebut; apakah sesuai
dengan harapannya dan apakah produk tersebut berfungsi sebagaimana
yang dijanjikan oleh produsen. Konsumen akan merasa kepuasan atau
ketidakpuasan terhadap produk yang dibelinya. Jika merasa puas akan
mengkomunikasikan kepada orang lain dan menstimulasi konsumen
potensial untuk membeli produk yang sama, sebaliknya konsumen yang
tidak puas akan menghambat pembelian berikutnya dari pembeli potensial.

E. Tipe Pengambilan Keputusan Konsumen


1. Pemecahan masalah yang diperluas: dilakukan pada pembelian barang-
barang tahan lama, barang mewah, elektronik juga keputusan untuk
berlibur yang mengharuskan pilihan yang tepat.
2. Pemecahan masalah yang terbatas: konsumen menyederhanakan proses
pengambilan keputusan disebabkan konsumen memiliki waktu dan
sumber daya yang terbatas, iklan dan peragaan produk ditempat penjualan
telah membantu konsumen untuk mengenali produ tersebut, juga media
berperan menstimulasi minat dan mendorong tindakan pembelian.
3. Pemecahan masalah rutin: konsumen telah memiliki pengalaman terhadap
produk yang akan dibelinya, konsumen hanya mereview apa yang
diketahuinya dan hanya membutuhkan informasi yang sedikit.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Perilaku konsumen pelayanan kesehatan rumah sakit adalah semua kegiatan,
tindakan serta proses psikologis pada saat sebelum membeli, ketika
membeli/ menggunakan hingga kegiatan mengevaluasi jasa pelayanan
kesehatan rumah sakit.
2. Pengambilan keputusan konsumen untuk memilih/ membeli/ menggunakan
produk atau jasa adalah bagian inti dari perilaku konsumen. Demikian
halnya dengan konsumen dalam pelayanan kesehatan rumah sakit.
3. Dalam pelayanan kesehatan rumah sakit perilaku konsumen dipengaruhi
oleh faktor:
a. Faktor kebudayaan
Faktor kebudayaan merupakan faktor yang paling luas dan paling
dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran
yang dimainkan oleh kultur, sub kultur dan kelas sosial.
b. Faktor sosial
Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti:
kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.
c. Faktor pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
seperti usia dan daur hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup,
kepribadian dan konsep diri.
d. Faktor psikologis
Perilaku pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologi
yang utama, yaitu motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan dan
sikap.

B. Saran
Diharapkan mahasiswa mampu memahami materi peran konsumen dalam
pelayanan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pelyanan terhadap
klien dalam memverikan pelayanan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://himamika09.blogspot.com/2009/03/konsep-perilaku-konsumen.html.Diakses
tanggal 2 Oktober 2009.
2. Hamidah. Perilaku Konsumen Dan Tindakan Pemasaran. library.usu.ac.id. Diakses
2 Oktober 2009.
3. Engel, James F, BlackWell Roger D, Miniard Paul W..1994.Perilaku
Konsumen.Jakarta.Binarupa Aksara.
4. http://danidena.blogspot.com/2009/10/konsep-dasar-perilaku-konsumen.html
5. Solomon, Consumer Behaviour, 10th Edition, Copyright © 2013 Pearson
Education,
Inc. publishing as Prentice Hall

Anda mungkin juga menyukai