Disusun Oleh :
1. Desi Irwanti M (2021060016)
2. Nuning Juni S (2021060021)
3. Ois Novitarini (2021060021)
4. Umi Sulasih (2021060026)
5. Triana Susanti (2021060033)
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Kebijakan Dalam Kebidanan
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu,
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami akan menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini pada mata kuliah Kebijakan
Dalam Kebidanan dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diwujudkan
dalam bentuk pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
menyeluruh oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat secara
terarah, terpadu dan berkesinambungan, adil dan merata, serta aman,
berkualitas, dan terjangkau oleh masyarakat. Kesehatan sebagai modal
pembangunan memerlukan dukungan dari tenaga kesehatan termasuk bidan
dan perawat.
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan
telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Upaya-upaya
penyelenggaraan kesehatan senantiasa beriringan dengan fenomena
globalisasi dan perkembangan dunia teknologi, mempengaruhi pelaksanaan
upaya-upaya penyelenggaraan kesehatan secara menyeluruh. Tenaga
kesehatan memberikan kontribusi sebanyak 80% untuk keberhasilan tujuan
pembangunan kesehatan. Kinerja sistem kesehatan telah ditunjukkan melalui
peningkatan status kesehatan yaitu penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB). Namun perbaikan indikator tersebut belum
seperti yang diharapkan.
Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar
masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam Undang-
Undang Tenaga Kesehatan Nomor 36 Tahun 2014 dijelaskan bahwa salah
satu jenis tenaga kesehatan 11 adalah bidan yang memiliki kewenangan
tertentu yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464 tahun
2010 yang diperbaharui dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun
2017 tentang Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan.
Untuk mencapai kemakmuran dan meningkatkan kesehatan
masyarakat, pemerintah dalam berbagai regulasi dan kebijakan telah berusaha
membuat peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah kesehatan.
Masalah kesehatan tidak hanya dikaitkan dengan persoalan memberikan
pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat, namun pengaturan yang
berkaitan dengan perlindungan terhadap tenaga kesehatan atau orang yang
melibatkan diri secara langsung untuk memberikan jasa sesuai dengan
kompetensi yang dimilikinya dalam pemberian perlindungan hukum bagi
setiap tenaga kesehatan.
Perilaku konsumen merupakan proses yang kompleks dan multi
dimensional, yang mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan
yang dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan
penggunaan atau mendapatkan barang dan jasa. Jadi di dalam menganalisis
perilaku konsumen tidak hanya menyangkut faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan kegiatan, akan tetapi juga meliputi
proses pengambilan keputusan yang menyertainya (Suryani, 2008).
Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan
memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan
kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan
pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat
darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap. Sasaran pelayanan kesehatan
rumah sakit bukan hanya individu pasien, tapi sudah berkembang mencakup
keluarga pasien dan masyarakat umum. Fokus perhatiannya adalah pasien
sebagai individu maupun sebagai bagian dari sebuah keluarga. Dengan
demikian pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan
paripurna (komprehensif dan holistik) (Muninjaya, 2004).
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana perilaku konsumen pelayanan kesehatan rumah sakit?
b. Apakah faktor lingkungan (pendidikan, ekonomi, kebijakan, tindakan
keluarga, tindakan petugas kesehatan, sarana dan prasarana), faktor individu
(motivasi/ kebutuhan, persepsi, sikap), serta faktor strategi pemasaran
(marketing mix yang diterapkan oleh perusahaan pesaing), merupakan faktor-
faktor yang mempegaruhi perilaku konsumen pelayanan kesehatan rumah
sakit?
c. Bagaimanakah model perilaku konsumen pelayanan kesehatan rumah sakit?
C. Tujuan
a. Memahami tentang perilaku konsumen dalam pelayanan kesehatan rumah
sakit.
b. Mempelajari apakah faktor lingkungan (pendidikan, ekonomi, kebijakan,
tindakan keluarga, tindakan petugas kesehatan, sarana dan prasarana), faktor
individu (motivasi/ kebutuhan, persepsi, sikap), serta faktor strategi
pemasaran (marketing mix yang diterapkan oleh perusahaan pesaing),
merupakan faktor-faktor yang mempegaruhi perilaku konsumen pelayanan
kesehatan rumah sakit.
c. Menggambarkan model perilaku konsumen dalam pelayanan kesehatan rumah
sakit.
d.
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Usia dan tahap daur hidup, orang akan mengubah barang dan jasa
yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera
seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh
tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya
memperhatikan perubahan minat pembelian yang terjadi yang
berhubungan dengan daur hidup manusia.
b. Pekerjaan, pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya dengan jabatan yang mempunyai minat diatas rata-rata
terhadap produk mereka.
c. Keadaan ekonomi, keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan
produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat
dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan
pribadi, tabungan dan tingkat bunga. Jadi indikator-indikator ekonomi
tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan
untuk menetepkan posisi produknya.
d. Gaya hidup, orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan
pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda.
Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang
bersangkutan yang tercermin dalm kegiatan, minat, dan pendapatnya.
Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat,
dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus
berubah dan bagimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku
konsumen.
e. Kepribadian dan konsep diri, tiap orang mempunyai kepribadian yang
khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian
mengacu pada karekteristik psikologi yang unik yang menimbulkan
tanggapan realtif konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian
sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi
beberapa pilihan produk atau merek.
4. Factor Psikologis
Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik
yang bersifat biologis. Kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis
tertentu seperti rasa lapar, haus, dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan
yang bersifat psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan
fisiologi tertentu seperti kebuthan untuk diakui,harga diri, atau kebutuhan
untuk diterima oleh lingkungannya. Pihak pembelian seseorang juga
dipengaruhi oleh faktor psikologi yang utama, yaitu:
A. Simpulan
1. Perilaku konsumen pelayanan kesehatan rumah sakit adalah semua kegiatan,
tindakan serta proses psikologis pada saat sebelum membeli, ketika
membeli/ menggunakan hingga kegiatan mengevaluasi jasa pelayanan
kesehatan rumah sakit.
2. Pengambilan keputusan konsumen untuk memilih/ membeli/ menggunakan
produk atau jasa adalah bagian inti dari perilaku konsumen. Demikian
halnya dengan konsumen dalam pelayanan kesehatan rumah sakit.
3. Dalam pelayanan kesehatan rumah sakit perilaku konsumen dipengaruhi
oleh faktor:
a. Faktor kebudayaan
Faktor kebudayaan merupakan faktor yang paling luas dan paling
dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran
yang dimainkan oleh kultur, sub kultur dan kelas sosial.
b. Faktor sosial
Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti:
kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.
c. Faktor pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
seperti usia dan daur hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup,
kepribadian dan konsep diri.
d. Faktor psikologis
Perilaku pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologi
yang utama, yaitu motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan dan
sikap.
B. Saran
Diharapkan mahasiswa mampu memahami materi peran konsumen dalam
pelayanan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pelyanan terhadap
klien dalam memverikan pelayanan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://himamika09.blogspot.com/2009/03/konsep-perilaku-konsumen.html.Diakses
tanggal 2 Oktober 2009.
2. Hamidah. Perilaku Konsumen Dan Tindakan Pemasaran. library.usu.ac.id. Diakses
2 Oktober 2009.
3. Engel, James F, BlackWell Roger D, Miniard Paul W..1994.Perilaku
Konsumen.Jakarta.Binarupa Aksara.
4. http://danidena.blogspot.com/2009/10/konsep-dasar-perilaku-konsumen.html
5. Solomon, Consumer Behaviour, 10th Edition, Copyright © 2013 Pearson
Education,
Inc. publishing as Prentice Hall