Anda di halaman 1dari 13

MODEL

PRAKTIK
KEBIDANAN
DI JEPANG

Wahyu Nor Latifah


NIM : 21152010001
27 Oktober 2021
Sejarah Model Praktik
Kebidanan di Jepang
Meliputi apa aja sih???

1. Pelayanan Kebidanan di Jepang


2. Pendidikan Kebidanan di Jepang
1. Pelayanan Kebidanan di Jepang

Seperti yang kita ketahui di Negeri Matahari Terbit tepatnya Jepang


adalah sebuah negara termaju dengan ilmu pengetahuan serta teknologinya,
tentu saja system pelayanan kesehatan untuk masyarakat juga terbilang
terbaik di dunia dan menempati posisi peringkat ke 10 oleh WHO.

Berikut rangkuman mengenai model praktik kebidanan di Jepang. Bidan


pada masa terdahulu hanya berperan sebagai asisten dokter dalam
pertolongan persalinan, dan juga pertolongan persalinan pada wanita hamil
waktu itu lebih sering ditangani oleh dokter dan perawat, kemudian seiring
berjalannya waktu Jepang selalu melakukan peningkatkan dan perubahan
situasi dalam pelayanan serta pendidikan kebidanan.
Pada tahun 1987 peranan bidan di Jepang kembali aktif dan tahun 1989
kebidanan melakukan orientasi baru terhadap siklus kehidupan wanita mulai
dari remaja menuju pubertas hingga menopause dan kembali lagi ke
persalinan normal.

Untuk masyarakat Jepang peristiwa melahirkan merupakan sesuatu yang


kotor dan peristiwa yang tidak diinginkan, pada zaman tersebut banyak
sekali wanita ketika dirasa ingin melahirkan berusaha mengasingkan diri
ketempat-tempat yang gelap dan kotor contohnya seperti gudang yang
tidak terpakai lagi. Maka dari itu banyak sekali ketika bayi di lahirkan
akan sangat mudah terkena penyakit seperti demam serta penyakit
menular pada bayi yang dulu nya menjadi suatu permasalahan ketika
setelah terjadi persalinan.
Walaupun di zaman dulu keberadaan bidan tidak di anggap dan
juga dipadang profesi yang tidak hormat, tetapi sedekah yang
diberikan oleh bidan di jepang kepada kesehatan masyarakat umum
sangat membanggakan dibandingkan oleh dokter-dokter di Jepang
pada waktu itu. Disaat era sekarang kebidanan telah mendapatkan
penghargaan dalam bidang kesehatan.

Pada tahun 1868 telah terbentuknya dokumentasi hukum yang mengenai praktik
kebidanan. Hal tersebut resmi menjadi dasar peraturan-peraturan bagi profesi
kesehatan di Jepang. Dan pada tahun 1899 Jepang mengeluarkan izin kerja kebidanan
untuk memastikan professional kualifikasi. Pada tahun 1948 General Head Quarters
dari US mengeluarkarkan peraturan kesehatan masyarakat bagi bidan dan perawat,
peraturan tersebut mengenai tentang pengakuan profesi kebidanan serta lingkungan
praktik dan syarat dalam bidang pendidikan profesi tenaga kesehatan.
Peraturan yang dikeluarkan mentri kesehatan Jepang menjelaskan
bahwa hukum profesi bidan adalah seorang wanita yang fungsinya
sebagai peran praktik kebidanan serta menyediakan pelayanan
kesehatan dan memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dan anaknya.
Di Jepang pula kebanyakan profesi bidan mengambil untuk melalukan
kerja disebuah rumah sakit serta klinik dengan para dokter dibandingkan
dengan profesi bidan yang membuka lahan praktik sendiri sebagai bidan
praktik mandiri.

Pada zaman saat ini kehamilan wanita mendapatkan


perhatian yang cukup besar oleh pemerintah setelah
dinyatakan hamil oleh dokter, kemudian mendaftarkan diri
pada kesejahteraan sosial dikota mereka berdomisili. Apa
yang mereka dapatkan setelah mendaftar? Tentu mereka
akann diberikan “Mother and Chile Health Kit” paket yang
isinya ada buku kesehatan ibu dan anak dan juga mereka
mendapatkan kartu pemeriksaan secara gratis selama
kehamilan.
Adapun sistem asurasi kesehatan nasional di negara Jepang
langsung ditangani oleh pemerintahan kota masing-masing, hal ini
sangat membantu beban biaya kesehatan bagi pasien yang sangat
membutuhkan penangan serta pelayanan sesuai kebutuhan. Inipun juga
dapat diperuntukkan untuk warga asing yang terdafar dalam
kependudukan Jepang serta keikutsertaannya dalam asuransi nasional
yang diadakan oleh pemerintah.

Jangan lupa bahwa kehamilan yang terjadi pada setiap wanita


merupakan proses alami, sejak diketahui hamil seorang harus lebih
ekstra berhati-hati dalam melakukan segala aktivitas serta harus selalu
menjaga kesehatan calon bayi dan juga mementingkan kesehatan
ibunya. Negara Jepang juga memutuskan bahwa status kesehatan ibu
dan keluarganya maupun suami beserta keluarganya adalah hal serius
dalam penanganan kehamilan setiap wanita di Jepang.
2. Pendidikan Kebidanan di Jepang

Terbentuknya sekolah bidan tahun 1912 di Jepang di awali dengan didirikannya


sekolah Pendidikan kebidanan oleh tokoh yang bernama Obgyn dalam melakukan
pertolongan pada persalinan, kemudian baru mendapatkan administrasi yang
dilakukan oleh pemerintah berupa surat izin praktik kebidanan pada tahun 1974.
 
Awal pendidikan bidan di Jepang dengan dasar sekolah
perawat selama 3 tahun serta ditambah 6 bulan atau
hingga 1 tahun pendidikan bidan. Mengapa perlu diadakan
pelaksanaan pendidikan bidan? Kerena, bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan kebidanan dikarenakan masih
kurangnya profesi bidan yang hanya mampu terfokuskan
melakukan penanganan persalinan normal dan masih tidak
siapnya apabila kegawatdaruratan terjadi, dapat
dikatakan bahwa Jepang menyimpulkan profesi kebidanan
masih belum dapat memuaskan pasien.
Jepang pada tahun 1987 meningkatkan cara pelayanan serta
pendidikan bidan, menata dan sedikit demi sedikit mengubah
situasi. Pendidikan kebidanan berkembang dan berada dalam
pengawasan obstretikian, kurikulum yang dipakai dalam
pendidikan kebidanan terdapat ilmu biologi, ilmu social, fisika
dan psikologi. Namun hasil yang diinginkan oleh pendidikan
bidan tidak sesuai, pada saat itu banyak sekali bidan memberikan
pelayanan kebidanan yang buruk atau tidak ramah dan banyak
pula yang tidaak menolong persalinan serta pelayanan & asuhan
kebidanan di Jepang.
Pada tahun 1899 surat izin dan peraturan serta
syarat untuk seleksi mulai terbentuk oleh pemerintahan
Jepang. Di Jepang yang mengikuti pendidikan kebidanan
adalah perawat yang bergabung pada usia 20 tahun.
Pendidikan kebidanan di Jepang ditempuh dengan waktu 3
tahun. Pendidikan bidan di Jepang memiliki tujuan
yaitu untuk meningkatkan obstetri serta neonatal dan
juga meningkatkan kebutuhan kesehatan masyarakat yang
masih tergolong tinggi angka tindakan aborsi pada
kehamilan yang tidak diinginkan oleh wanita di Jepang.
Permasalahan yang masih ada di negara Jepang ialah
terdapat kurangnya profesi bidan serta kualitas pelayanan
kebidanan yang dapat dikatakan masih belum dapat
memuaskan pasien yang datang. Pada era di zaman sekarang
pendidikan kebidanan di Jepang dapat dilaksanakan setelah
dari sekolah keperawatan atau perguruan tinggi ditempuh
selama 2 tahun atau memilih program kebidanan yang di
tawarkan oleh perguruan tinggi selama 4 tahun
Terimakasih karena sudah
menyimak

Anda mungkin juga menyukai