Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MODEL PELAYANAN KEBIDANAN


DI LUAR NEGERI

                   

DISUSUN OLEH      :

1. Dea Armita
2. Ulfa Nur Aini
3. Putri Dila Agustin

Dosen Pembimbing : Tirta Anggraini, SST., M.Kes

YAYASAN BUDI MULIA SRIWIJAYA


AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021/2022

1
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Hadirat Illahi Robbi karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan sepanjang jaman
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Makalah ini membahas dan
menjelaskan secara sederhana tentang “Model asuhan pelayanan bidan di
Indonesia dan Luar negeri””.
Dengan selesainya makalah ini disusun, saya mengucapkan terimakasih
yang sedalam-dalamnya kepada yang Terhormat Dosen Pembimbing kami serta
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
walaupun makalah ini telah selesai,namun karena keterbatasan kemampuan dan
literatur yang kami miliki, sehingga makalah ini jauh dari sempurna,sehingga
besar harapan kami untuk menerima saran dan kritik yang bersifat
konstruktif.selamat membaca semoga makalah ini memiliki manfaatnya bagi
pembaca pada umumnya dan ilmu pengetahuan khususnya.
Terimakasih

Palembang, Januari 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
Model Asuhan Kebidanan....................................................................3
Manajemen Asuhan Kebidanan............................................................21

BAB III KESIMPULAN


A. Kesimpulan.....................................................................................33
B. Saran...............................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model dalam teori kebidanan indonesia mengadopsi dari beberapa
model negara dengan berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada
disamping dari teori & model yang bersumber dari masyarakat. Model asuhan
kebidanan didasarkan pada kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan
merupakan episode yang normal dalam siklus kehidupan wanita.
Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam
memberikan pelayanan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu
hubungan saling percaya dalam pelaksanaan askeb. Dengan ini diharapkan
profesi kebidanan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya
menurunkan angka kesakitan, trauma persalinan, kematian & kejadian seksio
sesaria pada persalinan.
Manajemen kebidanan adalah suatu metode/proses berfikir logis
sistematis.oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi
seorang bidan dalam memberikan arah / kerangka dalam menangani kasus
yang menjadi tanggung jawabnya. Menjelaskan dasar-dasar yang harus
diperhatikan oleh bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Pelayanan kebidanan Indonesia dimulai sejak tahun 1807 pada
pemerintahan Hindia-Belanda (zaman Gubernur Jendral Hendrik William) dan
tenaga persalinannya adalah dukun. Seiring dengan berjalannya waktu dibuka
pendidikan kedokteran dan bidan serta kursus kebidanan sehingga pelayanan
kebidanan lebih bertambah seperti KB dan sebagainya. Namun, masih
terdapat dukun beranak didesa-desa.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi Model Asuhan Kebidanan ?
2. Apakah Definisi Manajemen Asuhan Kebidanan ?
3. Bagaimana Pelayanan Manajemen Kebidanan di Indonesia ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Model Asuhan Kebidanan
2. Untuk Mengetahui Manajemen Asuhan Kebidanan
3. Untuk Mengetahui Pelayanan Kebidanan di Indonesia

1
2

D. Manfaat
Manfaat yang kami harapkan dengan adanya makalah ini adalah dapat
menambah wawasan pengetahuan bagi penbaca, layaknya penyusun makalah
ini dan dapat digunakan sebagai referensi untuk perbaikan makalah ini
kedepannya.
3

BAB II
PEMBAHASAN

Model Asuhan Kebidanan


A. Pengertian
Konsep adalah penopang sebuah teori yang dapat diuji melalui
observasi atau penelitian.
Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu.
Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari berbagai disiplin ilmu
(multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu
kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu
kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat memberikan
pelayanan kepadanibu dalam masa prakonsepsi, konsepsi, masa hamil, ibu
bersalin, post partum, bayi dan baru lahir. Pelayanan tersebut meliputi
pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling
dan pendidikan terhadap individu, keluarga, dan masyarakat.
Model Kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang
merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan.

B. Konseptual Model Kebidanan


Dalam memberikan akan suatu gambaran tentang pelayanan dalam
praktek kebidanan dan memberi jawaban - jawaban atas pertanyaan, apa yang
merupakan praktek kebidanan.
Model dalam Kebidanan terdiri atas 4 elemen :
1) Orang (wanita, ibu, pasangan, dan orang lain)
2) Kesehatan
3) Lingkungan
4) Kebidanan

C. Kegunaan Model
1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (kongkrit maupun abstrak) dengan
mengartikan persamaannya seperti struktur, gambar, diagram, dan rumus.
Model tidak seperti teori, tidak memfokuskan pada hubungan antara dua
fenomena tapi lebih mengarah pada struktur dan fungsi. Sebuah model
pada dasarnya anologi atau gambar simbolik sebuah ide (Wilson, 1985).
2. Merupakan gagasan mental sebagai bagian teori yang memberikan
bantuan ilmu-ilmu sosial dalam mengkonsep dan menyamakan aspek-
aspek dalam proses sosial (Gait dan Smith, 1976).
4

3. Menggambarkan sebuah kenyataan, gambaran abstrak sehingga banyak


digunakan oleh disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktek
(Bemer. 1984).

Model kebidanan dapat digunakan untuk :


1. Menyatukan data secara lengkap
a. Tindakan sebagai bantuan dalam komunikasi antara bidan dan
pemimpin.
b. Dalam pendidikan untuk mengorganisasi program belajar.
c. Untuk komunikasi bidan dengan klien
2. Menjelaskan siapa itu bidan, apa yang dikerjakan, keinginan, dan
kebutuhan untuk :
a. Mengembangkan profesi.
b. Mendidik siswi bidan.
c. Komunikasi dengan klien dan pimpinan.

D. Komponen dan Macam Model Kebidanan


Model kebidanan dibagi menjadi 5 komponen, yaitu :
1. Memonitor kesejahteraan ibu
2. Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan dan konseling
3. Intervensi teknologi semininal mungkin
4. Mengidentifikasi dan memberi bantuan obstetric
5. Lakukan rujukan

Beberapa macam Model Kebidanan


1. Model dalam mengkaji kebutuhan dalam praktek Kebidanan
Model ini memiliki 4 unit yang penting, yaitu :
a. Ibu dalam keluarga
b. Konsep kebutuhan
c. Partnership
d. Faktor Kedokteran dan keterbukaan

2. Model Medical
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu
manusia dalam memahami proses sehat sakit dalam arti kesehatan.
Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk pemahaman dan tindakan
sehingga dipertanyakan dalam model ini.
3. Model sehat untuk semua (Heaith For All-HFA)
Model ini dicetuskan oleh WHO dalam Deklarasi Alma Atta tahun
1978. Fokus pelayanan ditujukan pada wanita, keluarga dan masyarakat
5

serta sebagai sarana komunikasi dari bidan-bidan negara lain. Tema HFA
menurut Euis dan Simmet (1992) :
1. Mengurangi ketidaksamaan kesehatan
2. Perbaikan kesehatan melalui usaha promotif dan preventif
3. Partispasi masyarakat
4. Kerjasama yang baik pemerintah dengan sector lain yang terkait
5. Primary Health Care (PHC) adalah dasar pelayanan utama dari sistem
pelayanan kesehatan.
PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang didasarkan pada praktek,
ilmu pengetahuan yang logis dan metode sosial yang tepat serta teknologi
universal yang dapat diperoleh oleh individu dan keluarga dalam
komunitas melalui partisipasi dan merupakan suatu value dalam
masyarakat dan negara yang mampu menjaga setiap langkah
perkembangan berdasarkan kepercayaan dan ketentuannya.
Dari model HFA dan definisi PHC terdapat 5 konsep (WHO, 1998)
1. Hak penentuan kesehatan oleh cakupan populasi universal dengan
penyedia asuhan berdasarkan kebutuhan.
2. Pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, dimana
pelayanan dapat memenuhi segala macam tipe-tipe kebutuhan yang
berbeda harus disediakan dalam satu kesatuan (semua pelayanan dalam
satu tempat).
3. Pelayanan harus efektif, dapat diterima oleh norma, dapat
menghasilkan dan diatur, yaitu pelayanan harus dapat memenuhi
kebutuhan yang dapat diterima oleh masyarakat dan pelayanan harus
dimonitor dan diatur secara efektif.
4. Komunitas harus terlibat dalam pengembangan, penentuan pemonitoran
pelayanan, yaitu penentuan asuhan kesehatan merupakan tanggung
jawab semua komunitas dan kesehatan dipandang sebagai faktor yang
berperan untuk pengembangan seluruh lapisan masyarakat.
5. Kolaborasi antar sekolah untuk kesehatan itu sendiri dan pelayanan
kesehatan tidak dapat bergantung pada pelayanan kesehatan saja tetapi
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : perumahan, polusi
lingkungan, persediaan rnakanan dan metode pubikasi.
Delapan area untuk mencapai kesehatan bagi semua melalui PHC,
delapan area ini adalah :
1) Pendidikan tentang masalah kesehatan umum & metode
pencegahan dan pengontrolannya
2) Promosi kesehatan tentang persediaan makanan dan nutrisi yang
layak
3) Persediaan air yang sehat dan sanitasi dasar yang adekuat
6

4) Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana


5) Imunisasi
6) Pencegahan dan pengawasan penyakit endemic
7) Pengontrolan yang tepat terhadap kecelakaan dan penyakit umum
8) Persediaan obat-obat essensial (morley at all, 1989)

4. Model Asuhan Home Based


Dasar asuhan kebidanan berdasarkan home based merupakan unsur
therapeutic yang terdiri dari sebuah kesadaran dan menjaga hubungan
yang dibangun atas dasar kepercayaan dan dibentuk untuk memfasilitasi
asuhan yang berkualitas. Tanggungjawab dan kejujuran merupakan hal
yang harus dibangun dalam hubungan antara bidan dank lien. Proses
persalinan dirumah (Home Birth) sejak lama telah menggunakan konsep
"early discharge" sebagai bagian dari Home Based Midfwifery Care.

Asuhan kebidanan secara tradisional telah memiliki asuhan yang berpusat


pada wanita.kontinuitas dari asuhan kebidanan dapat membentuk waktu
yang efektif dalam pemantauan selama kunjungan prenatal sehingga dapat
terjalin hubungan therapeutic secara personal antara bidan dan
keluarganya.

Asuhan yang berkelanjutan (continuity of care) dapat membuat bidan dan


keluarga belajar satu sama lain untuk menentukan rencana dan
memberikan asuhan yang baik sesuai dengan kebutuhan, khusunya untuk
klien. Dengan proses ini akan terbuka komunikasi dan membangun
komitmen dari bidan dan keluarga dalam memecahkan masalah dan
membuat keputusan bersama. Partisipasi secara alami dalam home based
midwifery care dapat memberikan kewsempatan pada calon orangtua
untuk mempelajari cara-cara mengasuh bayinya. Keterampilan ini
komponen yang penting dalam pendidikan prenatal karena bidan tidak
selalu mendampingi ibu.

Hubungan therapeutic dan dukungan secara "team" yang ditetapkan dalam


home based midwifery care telah digunakan bertahun-tahun lalu. Dengan
pendekatan ini diharapkan klien bisa mandiri secara dini. Hal ini yang
telah menunjukan hasil yang baik, dimana resiko yang terjadi pada ibu
bisa segera diketahui. Kernandirian dari klien atau komponen integral dari
home based midwifery care dan dapat ditetapkan sebagi sebuah model
pada wanita yang memilih melahirkan di rumahsakit.
7

5. Model sistem maternitas di komunitas yang ideal University of Southeer


Queensland :
1) Model kurikulum konseptual patnership dalam praktek kebidanan
berdasarkan pada model pelayanan kesehatan dasar. ( Guiilliland dan
pairman, 1995 )
2) Patnership kebidanan adalah sebuah flllosofi prospektif dan suatu
model kepedulian ( model of care ) sebagai model flllosofi prospektif
berpendapat bahwa wanita dan bidan dapat berbagi pengalaman dalam
proses persalinan.
3) Persalinan merupakan proses yang sangat normal
4) Sebuah hubungan patnership menggambarkan dua orang yang
bekerjasama dan saling menguntungkan
5) Bidan bekerja keras bahwa bidan tidak memaksakan suatu tindakan
melainkan membantu wanita untuk mengambil keputusan sendiri
6) Konsep " wanita" dalam asuhan kebidanan meliputi mitra perempuan
tersebut, keluarga, kelompok dan budaya.
7) Konsep bidan dalam asuhan kebidanan meliputi bidan itu sendiri,
mitranya atau keluarga, budaya/sub kultur bidan tersebut dan "
wewenang profesional bidan
8) Dengan membentuk hubungan antara bidan dan wanita akan
membawa mereka sendiri sebagai manusia kedalam suatu hubungan
patnership yang mana akan mereka gunakan dalam teurapetik. Bidan
harus mempunyai self knowing, self nursing, dan merupakan jaringan
pribadi dan kolektif yang mendukung.
9) Sebagai model of care the midwifery patnership didasarkan pada
prinsip midwifery care berikut ini :
1. Mengakui dan mendukung adanya keterkaitan antara badan,
pikiran, jiwa. fisik, dan lingkungan kultur sosial ( holism)
2. Berasumsi bahvva mayoritas kasus wanita yang bersalin dapat di
tolong tanpa adanya intervensi.
3. Mendukung dan meningkatkan proses persalinan alami tersebut.
4. Bidan menggunakan suatu pendekatan pemecahan masalah dengan
sen! dan ilmu pengetahuan.
5. Relationship-based dan dan kesinambungan dalam motherhood,
6. Woman centered dan bertukar pikiran antara wanita
7. Kekuasaan wanita yaitu berdasarkan tanggung jawab bersama
untuk suatu pengambilan suatu keputusan, tetapi wanita
mempunyai kontrol atas keputusan terakhir mengenai keadaan diri
dan bayinya
8

8. Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup prakterk individu : dengan


persetujuan wanita bidan merujuk fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih berkualitas.
Hubungan antara wanita, bidan dan dokter harus didasari oleh rasa saling
menghormati dan saling percaya, bidan boleh mempertanyakan masalah
medis atau perlindungan hukum untuk wanita untuk alasan apapun, jika
wanita tersebut tidak mampu berbicara atas namanya sendiri

E. Teori Model Kebidanan


Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara
jelas menguraikan fenomena yang penting dalam sebuah disiplin teori yg
termasuk dalam teori model kebidanan adalah :
1. Ruper, Logan dan Tierney Activity of living Model
Model yang dipengaruhi oleh Virginia Henderson Model. Terdiri dari 4
elemen :
 Rentang kehidupan
 Aktivitas Kehidupan
 Ketergantungan atau kebebasan individu
 Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas individu

Dalam model ini diidentifikasi adanya 10 macam kebutuhan manusia


sebagai proses kehidupan yaitu :
 Mempertahankan lingkungan yang aman
 Komunikasi
 Bermapas
 Makanan dan minuman
 Eliminasi
 Berpakaian dan kebersihan diri
 Pengaturan suhu tubuh
 Mobilisasi (bekerja dan bermain)
 Seksualitas
 Tidur

2. Rosemary Methven
Merupakan aplikasi dari Oream dan Hendeson, model terhadap asuhan
kebidanan, dimana dalam sistem perawatanada 5 metode pemberian
bantuan yaitu :
 Mengerjakan untuk klien
 Membimbing klien
 Mendukung klien (secara fisik dan psikologis)
9

 Menyedian lingkungan yang mendukung kemampuan klien untuk


memenuhi kebutuhan sekarang dan masa akan datang
 Mengajarkan klien

Peran bidan adalah mengidentifikasi masalah klien dan melakukan sesuatu


untuk membantu klien untuk memenuhi kebutuhannya. Manfaat dari
model ini menurut Methuen adalah sebagai bukti praktek pengkajian
kebidanan yang tidak didasarkan pada kerangka kerja dari tradisi
manapun. Sebagai dasarnya adalah kesehatan bukan kesakitan sehingga
asuhan yang di berikan efektif bagi ibu dan memberikan kebebasan pada
bidan untuk melakukan asuhan.

3. Roy Adaption Model


Pencetusnya adalah suster Callista Roy (1960), sebagai dasarnya makhluk
biopsikososial yang berhubungan dengan lingkungan. Dikemukakan tiga
macam stimulasi yang mempengaruhi adaptasi kesehatan dari individu,
yaitu :
a. Vokal stimuli.Yaitu stimuli dari lingkungan di dekat individu,
contohnya : kesehatan bay! akan mempengaruhi ibu yang baru saja
melakukan fungsinya.
b. Kontekstual stimuli Yaitu factor-faktor umum yang mempenagaruhi
wanita. Contohnya : Kondisi kehidupan yang buruk
c. Residual stimuli Yaitu faktor internal meliputi kepercayaan,
pengalaman, dan sikap. Model kebidanan ini berguna bagi bidan dalam
melakukan pengkajian secara menyeluruh (holistik)

F. Teori-teori yang Mempengaruhi Model Kebidanan


1. Teori Reva Rubin
Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai
peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian
aktifitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu
dapat mempelajari peran yang akan dialaminya kelak sehingga ia mampu
beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya
perubahan psikososial dalam kehamilan dan setelah persalinan.

Menurut Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-


harapan, antara lain :
1) Kesejahteraan ibu dan bayinya
2) Penerimaan dari masyarakat
3) Penetuan identitas diri
10

4) Mengerti tentang arti memberi dan menerima

Perubahan yang terjadi pada ibu hamil adalah :


1. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian
sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan
perkembangan janinnya
2. Ibu memerlukan sosialisasi

Tahap-tahap psikososial yang biasa dilalui oleh calpon ibu dalam


mencapai perannya :
1.      Anticipatory stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi
dengan anak yang lain
2.      Honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada
tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.
3.      Plateu Stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu.
Tahap ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian
melanjutkan sendiri.
4.      Disengagement
Merupakan tahap penyelesaian yang mana latihan peran sudah
berakhir.
Aspek-aspek yang diidentiflkasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang
idaman, gambaran diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah
pandangan wanita tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman
dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan dengan
perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan dan perubahan spesifik
yang terjadi selama kehamilan dan setelah persalinan

Beberapa tahapan aktifitas penting sebelum seseorang menjadi ibu


1.      Taking On (tahapan meniru)
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya
dengan meniru dan melakukan peran seorang ibu.
2.      Taking In
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan.
Introjection, projection, dan rejection merupakan tahap dimana wanita
membedakan model - model yang sesuai dengan keinginannya.
3.      Letting Go
11

Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah


dilakukannya. Pada tahapan ini seorang Wanita akan mulai
meninggalkan perannya di masa lalu.

Adaptasi psikososial pada waktu post partum :


Keberhasilan masa transisisi menjadi orang tua pada masa post partum
dipengaruhi :
1) Respon dan dukungan dari keluarga
2) Hubungan antara pengalaman saat melahirkan dengan harapan-
harapan
3) Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lau
4) Budaya

Rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi 3 yaitu :


a.       Periode Taking In (hari ke 1-2 setelah melahirkan)
  Ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain
  Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran pada perubahan tubuhnya.
  Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran pada perubahan tubuhnya.
  Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan
tubuh ke kondisi normal
  Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan
peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses
pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal

b.      Periode Taking Hold (Hari ke 2 - 4 setelah melahirkan)


  Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan
meningkatkan tanggungjawab akan bayinya
  Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK,
BAB, dan daya tubuh
  Ibu berusaha untuk menguasai- ketrampilan merawat bayi seperti
menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok.
  Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan pribadi.
  Kemungkinan ibu mengalami depresi post partum karena merasa
tidak mapu membesarkan bayinya.
c.       Periode Letting Go
  Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh
dukungan serta perhatian keluarga
12

  Ibu sudah mengambil tanggungjawab dalam merawat bay! dan


memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu
dalam kebebasan dan hubungan sosial.
2.      Teori Jeal Ball
Menurut Jean Ball respon terhadap perubahan setelah melahirkan akan
mempengaruhi personality seseorang dan dengan dukungan mereka
akan mendapatkan sistem keluarga dan sosial. Persiapan yang sudah
dilakukan bidan pada masa postnatal akan mempengaruhi respon
emotional wanita terhadap perubahan akibat proses kelahiran tersebut.
Kesejahteraan wanita setelah melahirkan sangat tergantung pada
personality atau kepribadian, sistem dukungan pribadi dan dukungan
dari pelayanan maternitas.

Ball mengemukakan teori kursi goyang yang di bentuk 3 elemen :


1. Pelayanan maternitas
2. Pandagan masyarakat terhadap keluarga
3. Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian wanita

G. Model Kebidanan dibeberapa Negara


1. United Kingdom
 Bidan Inggris menuntut adanya pelayanan mandiri dan menolak
medical modal karena dianggap tidak cocok dengan praktek kebidanan
 Mereka lebih banyak menggunakan Orem Self Care Model
(kemampuan seseorang untuk merawat dirinya sendiri.
 Keuntungan bagi wanita adalah menernpatkan kebutuhan wanita
sebagai prioritas utama, wanita berhak memilih asuhan yang
diinginkan dan rencana kelahiranya
 Keuntungan bagi bidan adalah memudahkan bidan dalam memberikan
asuhan yang berkesinambungan dan menerapkan women center care,
memudahkan dalam melakukan asuhan mandiri dan komprehensif
pada ibu, bayi dan keluarga .

2. Australia
a. Menggunakan modal partnership kebidanan dimana wanita sebagai
partner bidan dalam berbagai pengalaman tentang proses melahirkan
dan melahirkan adalah proses yang normal dalam kebidanan.
b. Prinsip - prinsip yang mendasari partnership dalam kebidanan adalah:
1) Mengetahui dan mendukung sosial budaya (suatu yang holistic)
2) Sebagian besar wanita dapat melahirkan bayi tanpa intervensi.
3) Mendukung proses alamiah dalam tubuh .
13

4) Pelayanan kebidanan adalah seni dan ilmu, pendekatan pemecahan


masalah di gunakan bila diperlukan .
5) Pelayanan kebidanan berpusat pada wanita.
6) Berhubungan dengan Mengetahui dan mendukung kesatuan antara
tubuh, pikiran, jiwa, lingkungan fisik proses pencapaian peran ibu.
7) Memberdayakan wanita dalam pengambilan keputusan.
8) Pelayanan kebidanan dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup
praktek. Individu yang mengacu pada wanita dan petugas
kesehatan lain jika di butuhkan.
3. New Zealand
Menggunakan model patnership bidan dengan ibu. Adapun fillosofi yang
mendasari:
1) Kehamilan dan persalinan adalah proses kehidupan yang normal
2) Tugas kebidanan secara profesional adalah pendamping ibu dalam
kehamilan, persalinan dan periode post natal normal.
3) Kebidanan memberikan pelayanan kepada wanita secara
berkesinambungan dan kebidanan berpusat pada wanita.

H.   Sejarah Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri


1.   Belanda
Seiring dengan meningkatnya perhatian pemerintah Belanda terhadap
kelahiran dan kematian, pemerintah mengambil tindakan terhadap masalah
tersebut. Wanita berhak memilih apakah ia mau melahirkan di rumah sakit, hidup
atau mati.belanda memilki angka kelahiran yang sangat tinggi sedangkan
kematian perinatal relatif rendah. Satu dari tiga persalinan lahir di rumah dan
ditolong oleh bidan dan perawat sedang yang lain lahir di rumah sakit juga
dibantu oleh bidan.
Prof. Geerit Van Kloosterman pada konferensinya di Toronto tahun 1984
menyatakan bahwa setiap kehamilan adalah normal dan harus selalu dipantau dan
mereka bebas memilih untuk tinggal di rumah atau di rumah sakit dimana bidan
yang sama akan memantau kehamilannya. Yang utama dan penting, kebidanan di
Belanda melihat suatu perbedaan yang nyata antara kebidanan keperawatan.
Astrid Limburg mengatakan : seorang perawat yang baik tidak akan menjadi
seorang bidan yang baik karena perawat dididik untuk merawat orang yang sakit,
sedangkan bidan untuk kesehatan wanita. Tidak berbeda dengan ucapan Maria De
Broer yang mengatakan bahwa kebidanan tidak memiliki hubungan dengan
keperawatan, kebidanan adalah profesi yang mandiri. Pendidikan kebidanan di
Amsterdam memiliki prinsip yakni sebagaimana memberi anastesi dan sedatif
pada pasien barulah kita harus mengatakan pendekatan dan memberi dorongan
14

pada ibu saat persalinan. Jadi pada prakteknya bidan harus memandang ibu secara
keseluruhan dan mendorong ibu untuk menolong dirinya sendiri.
Pada kasus resiko rendah dokter tidak ikut menangani, mulai dari prenatal,
natal, post natal, pada resiko menengah mereka selalu memberi job tersebut pada
bidan dan pada kasus resiko tinggi dokter dan bidan saling bekerja sama.
Bidan di Belanda 75% bekerja secara mandiri, karena kebidanan adalah
profesi yang mendiri dan aktif. Sehubungan dengan hal tersebut bidan harus
menjadi role model dimasyarakat dan harus menganggap kehamilan adalah
sesuatu yang normal sehingga apabila seorang wanita merasa dirinya hamil dia
dapat langsung memeriksakan diri ke bidan.

Pelayanan Antenatal
Bidan menurut peraturan Belanda lebih berhak praktek mandiri daripada
perawat. Bidan mempunyai izin resmi untuk praktek dan menyediakan layanan
kepada wanita dengan resiko rendah, meliputi antenatal, intrapratum dan post
natal. Tanpa ahli kandunagn yang menyertai mereka bekerja di bawah Lembaga
Audit Kesehatan. Bidan harus merujuk wanita dengan resiko tinggi atau kasus
patologi ke Ahli Kebidanan untuk dirawat dengan baik.
Untuk memperbaiki pelayanan kebidanan dan ahli kebidanandan untuk
meningkatkan kerjasama antar bidan dan ahli kebidanan dibentuklah daftar
indikasi oleh kelompok kecil yang berhubungan dengan pelayanan maternal di
Belanda. Daftar ini berisi riwayat sebelum dan sesudah pengobatan. Riwayat
kebidanan akan berguna dalam pelayanan kebidanan. Penelitian Woremever
menghasilkan data tentang mortalitas dan mobilitas yang menjamin kesimpulan :
dengan sistem pelayanan yang diterapkan Belanda memungkinkan mendapatkan
hasil yang memuaskan melalui seleksi wanita. Suksesnya penggunaan daftar
indikasi merupakan dasar yang penting mengapa persalinan di rumah disediakan
dan menjadi alternatif  karena wanita dengan resiko tinggi dapat diidentifikasi dan
kemudian dirujuk ke Ahli Kebidanan.
Selama kehamilan bidan menjumpai wanita hamil 10-14 kali di klinik bidan.
Sasaran utama praktek bidan adalah pelayanan komunitas. Jika tidak ada masalah,
wanita diberi pilihan untuk melahirkan di rumah atau di rumah sakit. Karena
pelayanan antenatal yang hati-hati sehingga kelahiran di rumah sama amannya
dengan kelahiran di rumah sakit. Tahun 1969 pemerintah Belanda menetapkan
bahwa melahirkan di rumah harus dipromosikan sebagai alternatif persalinan. Di
Amsterdam 43% kelahiran (catatan bidan dan Ahli Kebidanan) terjadi di rumah.
Di Holland, diakui bahwa rumah adalah tempat yang aman untuk melahirkan
selama semuanya normal.

Pelayanan IntraPartum
15

Pelayanan Intrapartum dimulai dari waktu bidan dipanggil sampai satu jam
setelah lahirnya plasenta dan membrannya. Bidan mempunyai kemampuan untuk
melakukan episiotomi tapi tidak diizinkan menggunakan alat kedokteran.
Baisanya bidan menjahit luka perineum atau episiotomi, untuk luka yang parah
dirujuk ke Ahli Kebidanan. Syntomentrin dan Ergometrin diberikan jika ada
indikasi. Kebanyakan kala III dibiarkan sesuai fisiologinya. Analgesik tidak
digunakan dalam persalinan.

Pelayanan Post partum


Di Kebidanan Belanda, pelayanan post natal dimulai setelah.
Pada tahun 1988, persalinan di negara Belanda 80% telah ditolong oleh bidan,
hanya 20% persalinan di RS. Pelayanan kebidanan dilakukan pada community –
normal, bidan sudah mempunyai indefendensi yuang jelas. Kondisi kesehatan ibu
dan anak pun semakin baik, bidan mempunyai tanggung jawab yakni melindungi
dan memfasilitasi proses alami, menyeleksi kapan wanitya perlu intervensi, yang
menghindari teknologi dan pertolongan dokter yang tidak penting. Pendidikan
bidan digunakan sistem Direct Entry dengan lama pendidikan 3 tahun.

I.  Masalah Profesional


Tugas pertama yang sulit adalah meneliti kembali nama bidan itu sendiri, itu
tidak sama dengan ketika latihan dalam praktek kebidanan. Bidan sangat penting
di pelayanan kesehatan sejak Perang Dunia II dan proporsi yang besar di rumah
sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan utnuk daerah sekitar rumah sakit tersebut.
Peningkatan rumah sakit dan persatuan perawat dan peningkatan ahli kebidanan
yang lebih menekankan pada teknologi menyebabkan mundurnya kebidanan. Tapi
situasi itu berakhir pada saat Amerika Utara menilai kepemimpinan perawat dan
kepemimpinan bidan yang memutuskan bahwa bidan berhak mendapat
penghargaan pertama dan penghargaan kedua diberikan kepada keperawatan.
Penghargaan itu sangat penting untuk peningkatan profesi kebidanan. Kita tahu di
beberapa negara mengkombinasikan keperawatan dan kebidanan dalam seorang
tenaga kesehatan, hal itu terjadi di pulau kecil dan pelatihan klinik sekarang
semakin baik menuju standar internasional sedikit lebih baik daripada masa yang
lalu.

J.  Pengembangan Profesi Bidan


Pemerintah melihat adanya peningkatan kebidanan dengan pemberian
asuhan yang bermanfaat. Shearman Report (NSWI, 1989) telah menemukan cara
awal untuk mengatur strategi perawatan yang berkesinambungan. Having a baby
in Victoria (Depkes Viktoria, 1990) melaporkan sebuah revie pelayanan kesehatan
di Viktoria yang dibutuhkan pada orientasi pelayanan kesehatan pada wanita dan
16

keluarga. Maksudnya pemeliharaan kesehatan yang lebih baiki. “Perawatan


efektif pada kelahiran” CNH dan MRC, 1996 menyimpulkan bahwa perawatan
yang berkesinambungan akan menjadi tujuan perawatan kesehatan ibu
17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model Kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang
merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
Konseptual model kebidananyaitu:
a) Orang
b) Kesehatan
c) Lingkungan
d) Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah suatu metode/proses berfikir logis


sistematis. Oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi
seorang bidan dalam memberikan arah / kerangka dalam menangani kasus
yang menjadi tanggung jawabnya.
Unsur-unsurManajemen
1) Manusia
2) Uang
3) Metode
4) Material
5) Mesin
6) Market
Pelayanan Kebidanan Indonesia dimulai sejak zaman Hindia-
Belanda1807 (zaman Gubernur Jendral Hendrik William Deandels)namun
bukan bidan yang menjadi tenaga medis dalam proses persalinan akan tetapi
dukun yang melakukan hal tersebut. Seiring berjalannya waktu dan
pengaruh perkembangan zaman pada tahun 1851, dibuka pendidikan bidan
bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang Dokter Militer Belanda (Dr. W.
Bosch) lulusan ini kemudian bekerja di rumah sakit juga di masyarakat.
Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan
bidan.

B.     Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik
dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
demi perbaikan makalah ini kedepannya.
18
19

DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati., dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Purwandari, Atik. 2008. Konsep Kebidanan : Sejarah & Profesionalisme. Jakarta:


EGC.
Sari, Rury Narulita. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soepardan, Suryani. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

 https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4964439957044134867#editor/
target=post;postID=6766946455619076996
http://apricilianymaniku.blogspot.co.id/2015/02/model-asuhan-kebidanan.html

Anda mungkin juga menyukai