DI SUSUN OLEH :
KELAS : II B
KELOMPOK 7
TAHUN 2019/2020
EVIDENCE BASED DALAM ASUHAN KELUARGA BERENCANA
A. Bonus Demografi
Pengertian Demografi adalah kondisi dimana jumlah penduduk
usia produktif ( 15-64 tahun ) lebih banyak dibandingkan dengan
penduduk usia non produktif ( <15 dan >64 )
Pengertian Transisi Demografi adalah perubahan angka kematian
dan kelahiran dari tingkat tinggi ke tingkat rendah dalam waktu tertentu.
Transisi demografi bisa muncul karena disebabkan oleh perubahan
masyarakat seperti perubahan sosio-ekonomi yang akan berpengaruh
dengan kesehatan.
Kaitan bonus demografi dengan penggunaan kontrasepsi
Bonus demografi merupakan upaya dari menurunkan angka TFR (Total
Fertility Rate) melalui program keluarga berencana (KB). Jika bonus
demografi dimanfaatkan dengan optimal maka dapat memacu
pertumbuhan ekonomi. Dan jika bonus demografi tidak dimanfaatkan
dengan baik dapat menjadi bencana kependudukan. Belum meratanya
informasi dan pelayanan Keluarga Berencana di seluruh wilayah
Nusantara, mengakibatkan pencapaian bonus demografi sangat bervariasi
antar daerah.
Rumus DR (dependency ratio) =
❑
∑ Penduduk usia produktif (15−64 th)
❑
❑
∑ penduduk usia tidak produktif ( ¿15 th ,>64 th)
❑
= Normalnya = <50
B. Kontrasepsi Hormonal
Pengertian kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi
yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan
bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone.
Jenis-Jenis Kontrasepsi Hormonal
1. Kontrasepsi oral
a. Kontrasepsi Oral Kombinasi (KOK)
KOK mengandung hormone progesterone dan
estrogen sintesis dosis rendah. Pil ini mengandung 20-30
mikrogram ethinylestradiol (dari yang sebelumnya 50
mikrogram). KOK memiliki efektifitas yang tinggi bila
digunakan secara teratur setiap hari. Menurut WHO, 2O11
bila KOK digunakan setiap hari hanya terjadi 3 kehamilan
dari 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan.
KOK dapat melindungi dari 2 jenis kanker, yaitu
kanker ovarium dan kanker endometrium. Perlindungan
berlanjut 15 tahun atau lebih setelah penggunaan KOK.
KOK tidak menyebabkan kanker payudara, karena menurut
hasil penelitian mengatakan bahwa seorang perempuan
yang telah menggunakan KOK selama 10 tahun sama sama
memiliki resiko terkena kanker payudara dengan yang
bukan pengguna KOK. Perempuan yang telah
menggunakan KOK selama 10 tahun kecil didiagnosa
terkena kanker payudara.
Pengguna Kontrasepsi kombinasi mengalami
penurunan volume ASI sebesar 42% sehingga KOK ini
tidak diperbolehkan untuk ibu post partum kurang dari 6
minggu. KOK juga tidak dianjurkan bagi penderita
hipertensi kecuali jika tensinya dibawah 140/90 mmHg dan
tidak dianjurkan pula bagi penderita Jantung, stroke
ataupun diabetes.
Menurut penelitian, KOK tidak dapat menyebabkan
turunnya berat badan kemungkinan terdapat penurunan
yang tiba-tiba namun akan berangsur normal kembali.
b. Progestin
Progestin mengandung hormone progesterone dan
estrogen sintesis dosis rendah. Pil ini mengandung 20-30
mikrogram ethinylestradiol (dari yang sebelumnya 50
mikrogram).
Kontrasepsi progestin memliki efektifitas yang
tinggi bila digunakan secara teratur setiap hari dan hasilnya
hamper meyerupai efektifitas tubektomi. Kontrasepsi
progestin memliki efektifitas yang tinggi bila digunakan
secara teratur setiap hari dan hasilnya hamper meyerupai
efektifitas tubektomi. Pengguna kontrasepsi inipun hanya
mengalami penurunan volume 12%.
2. Kontrasepsi suntik
Jenis kontrasepsi suntik mempunyai efektifitas yang tinggi
dnegan 30% kehamilan per 100 perempuan tiap tahun, jika
penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
Jenis Kontrasepsi suntik, yaitu Depo Mendroksi
Progesteron (DMPA) dan Depo Noretisteron Enantat (Depo
Noristerat). Keuntungan pengunaan KB suntik sangat efektif,
pencegahan kehamilan jangka panjang tidak berpengaruh pada
hubungan seksual.
2. AKDR (IUD)
Alat kontrasepsi yang prinsipnya memasukkan alat ke
dalam organ intim wanita yang sudah ada sejak ratusan tahun
silam. Awalnya IUD terbuat dari logam, namun karena banyaknya
infeksi dan angka moratlitas yang tinggi, saat ini IUD terbuat dari
plastik tembaga dengan ukuran yang lebih kecil tanpa mengurangi
efektifitasnya. sehingga menghasilkan lebih sedikit efek samping
seperti rasa sakit dan perdarahan.
Perangkat berbentuk T memiliki tingkat pengusiran yang
lebih rendah karena kesamaan yang lebih besar dengan bentuk
Rahim serta secara konsisten mencapai tingkat efektivitas lebih
dari 99%.
3. TUBEKTOMI
Prosedur tubektomi dilakukan dengan operasi untuk
mengikat atau memotong saluran telur (tuba falopii) sehingga sel
telur tidak dapat bertemu dengan sperma dan pembuahan pun tidak
terjadi. Pada masa lampau Tubektomi dilakukan pasca melahirkan
secara Caesar atau dengan teknik sayatan kecil (laparoskopi).
Namun kini, kaum perempuan lebih diuntungkan lagi
karena ada alternatif teknik tubektomi yang sama sekali tidak
memerlukan sayatan. Teknik itu disebut sterilisasi transservikal.
Prinsipnya, metode ini dilakukan dengan memasang sebuah alat
yang bentuknya kecil di saluran telur lewat vagina. Jadi, mirip
dengan pemasangan alat kontrasepsi IUD (spiral).
4. VASEKTOMI
Vasektomi dilakukan dengan cara memotong dan menyegel
vas deferens yang terdapat pada alat reproduksi pria. Dahulu
Vasektomi dilakukan dengan cara membuat sayatan pada kedua
sisi skrotum yaitu bagian atas skrotum dan bagian bawah penis.
Kemudian vas deferens di dalamnya akan dihilangkan, diikat, atau
bahkan dikaterisasi. Bekas luka kemudian akan dijahit. Saat ini
telah dikembangkan Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) yang
merupakan inovasi teknik Vasektomi yang terbukti lebih cepat,
lebih baik dan lebih sehat dibandingkan cara Vasektomi yang
terdahulu.