0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
139 tayangan10 halaman
Artikel ini membahas tentang pentingnya berpikir kritis bagi bidan dalam manajemen asuhan kebidanan. Manajemen asuhan kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang sistematis melalui pengkajian data, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Seorang bidan harus mampu berpikir kritis untuk menegakkan diagnosa yang tepat dan menghasilkan asuhan berkualitas."
Artikel ini membahas tentang pentingnya berpikir kritis bagi bidan dalam manajemen asuhan kebidanan. Manajemen asuhan kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang sistematis melalui pengkajian data, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Seorang bidan harus mampu berpikir kritis untuk menegakkan diagnosa yang tepat dan menghasilkan asuhan berkualitas."
Artikel ini membahas tentang pentingnya berpikir kritis bagi bidan dalam manajemen asuhan kebidanan. Manajemen asuhan kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang sistematis melalui pengkajian data, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Seorang bidan harus mampu berpikir kritis untuk menegakkan diagnosa yang tepat dan menghasilkan asuhan berkualitas."
Riwayat Artikel : Tanggal diterima : Mei 2016 Tanggal direvisi : Oktober 2016 Tanggal Publikasi : Desember 2016
ABSTRAK ABSTRACT
Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu Management of midwifery care is a problem-solving
proses pemecahan masalah dalam kasus kebidanan process in the case of maternity done systematically. yang dilakukan secara sistematis. Sebagai seorang For that a midwife profession should do critical profesi bidan harus memanfaatkan kompetensinya, thinking to establish a diagnosis of midwifery in sumber daya pikirnya untuk berpikir kritis agar order to achieve appropriate decision making and menegakkan suatu diagnosa kebidanan yang tepat produce quality care. This review aims to analyze sehingga tercapai pengambilan keputusan dan one of the midwife’s competency is critical thinking. menghasilkan asuhan yang bermutu. Kajian ini Method used in this review was by doing analysis bertujuan untuk menganalisis salah satu and review of some references. Then that references kemampuan yang harus dimiliki seorang profesi quoted and reviewed, and then the analysis was bidan yaitu berpikir kritis. Metode yang digunakan made in narration that related to the topic. Critical dalam kajian ini adalah dengan melakukan analisis thinking is an art, illustration attitude as a midwife dan kajian pustaka terhadap beberapa referensi in analyzing, evaluating something she sees, yang mendukung. Beberapa referensi dikutip dan clarifying that in the hearing, the method of dikaji kemudian dibuat analisisnya terkait dengan knowledge for logical thinking and arguing as well topic kajian ini. Berpikir kritis merupakan seni, as the application of science to understand to make gambaran sikap sebagai bidan dalam menganalisis, an informed decision and decide something after mengevaluasi sesuatu yang ia lihat, mengklarifikasi that she believed.. After the decision making process yang di dengar, metode pengetahuan untuk berfikir have been done, so the midwife can be continuous to logis dan berargumen serta aplikasi dari ilmu yang action in the management of midwifery care. Every dipahami untuk membuat suatu keputusan dan action of midwifery care management, a memutuskan sesuatu setelah hal tersebut ia yakini. professional midwife always think critically and Setelah keputusan terbentuk maka bidan dapat explain the purpose of each of these actions bejalan ketahap tindakan dalam manajemen asuhan kebidanan. Setiap melakukan tindakan manajemen Key word : Critical Thinking, Midwife, Management asuhan kebidanan, seorang profesi bidan selalu Of Midwifery Care berpikir kritis dan menjelaskan tujuan dari setiap tindakan tersebut.
Kata kunci: Berpikir Kritis, Bidan, Manajemen
Asuhan Kebidanan
PENDAHULUAN didapatkan diagnosa kebidanan aktual dan
Manajemen asuhan kebidanan potensial, masalah dan kebutuhan, adanya merupakan suatu proses pemecahan masalah perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dalam kasus kebidanan yang dilakukan secara (Varney, 2004) sistematis, diawali dari pengkajian data (data Manajemen asuhan kebidanan yang subjektif dan objektif) dianalisis sehingga dilakukan akan dipertanggungjawabkan melalui
Telepon : 085274991855. Alamat E-mail: aldinaayundainsani@ymail.com
sistem dokumentasi Subjektif, Objektif, beberapa referensi yang mendukung seperti Assesment, Planning (SOAP) serta catatan dasar teori berpikir kritis dan berpikir kritis perkembangan. Seorang profesi bidan, sangat dalam pegambilan keputusan. Beberapa penting untuk mempertajam proses berpikir referensi dikutip dan dikaji kemudian di buat kritis untuk mengantisipasi diagnosa dan analisisnya. Analisis dibuat dengan mengetahui masalah potensial sehingga tercapainya asuhan langkah-langkah manajemen asuhan kebidanan yang berkualitas dan tepat sasaran.. dan dikaji satu persatu yang berkaitan dengan Penyebab kematian ibu cukup kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang kompleks, dapat digolongkan atas penyebab profesi bidan yaitu berpikir kritis sehingga langsung (faktor- faktor reproduksi, komplikasi menghasilkan suatu keputusan yang rasional dan obstetric) dan tidak langsung (3 terlambat, tepat. pengetahuan, sosio-ekonomi). Salah satu bagian 3 terlambat yaitu terlambat mendapatkan HASIL DAN PEMBAHASAN pertolongan yang juga bisa disebabkan oleh penolong atau tenaga kesehatan. Perlu adanya Manajemen Asuhan Kebidanan tindakan awal yang bersifat preventif agar Manajemen asuhan kebidanan merupakan meminimalkan kasus tersebut, salah satunya suatu proses pemecahan masalah dalam kasus adalah membiasakan diri bagi seorang bidan kebidanan yang dilakukan secara sistematis, atau tenaga kesehatan untuk berpikir kritis, diawali dari pengkajian data (data subjektif dan rasional terhadap setiap tindakan yang objektif) dianalisis sehingga didapatkan dilakukan, setiap melakukan manajemen asuhan diagnosa kebidanan aktual dan potensial, kebidanan. masalah dan kebutuhan, adanya perencanaan, Proses manajemen kebidanan tersebut pelaksanaan hingga evaluasi tindakan (Varney, merupakan proses yang khas, terdiri dari 2004). tindakan perencanaan, pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan Manajemen asuhan kebidanan menurut untuk menentukan serta mencapai sasaran- Varney, 2004, terdapat tujuh langkah langkah sasaran yang telah ditentukan melalui pertama adalah pengumpulan data dasar. Pada pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber- langkah ini dilakukan pegumpulan informasi sumber lainnya. yang akurat dan lengkap dari semua sumber Pilar seorang bidan yang terdapat pada yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk kerangka kerja menurut ICM (2015) adalah memperoleh data dilakukan dengan cara pengetahuan, keahlian dalam melaksanakan pelayanan asuhan kepada bayi baru lahir, anamnesis (biodata, riwayat menstruasi, riwayat wanita, keluarga sepanjang kehidupannya. kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan Pengetahuan yang ada bisa menjadi pondasi nifas, biopsikospiritual serta pengetahuan untuk melakukan suatu keahlian jika dilakukan klien), pemeriksaan fisik (data fokus), sesuai tujuan dan setiap bertindak harus diiringi pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, dengan berpikir kritis dengan menjawab setiap auskultasi, perkusi) dan pemeriksaan penunjang pertanyaan “mengapa” dan “kenapa” saat (pemeriksaan laboratorium) bertindak. Langkah kedua adalah interpretasi data Oleh karena itu data pasien menjadi dasar. Identifikasi terhadap diagnosa atau dasar informasi untuk dmenegakkan dignosa masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang akan mempengaruhi pola piker bidan untuk yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah berencana, melaksanakan dan evaluasi. dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat METODE PENELITIAN merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Pada langkah ini bidan harus berpikir Penelitian ini merupakan kajian pustaka. kritis agar diagnosa yang ditegakkan benar- Metode yang digunakan dalam penelitian ini benar tepat. adalah melakukan analisis dengan data Langkah ketiga adalah mengidentifikasi sekunder, yaitu kajian pustaka terhadap diagnosa dan masalah potensial. Hal ini berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini dilaksanakan secara efisien dan aman. membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan Perencanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh dilakukan pencegahan, pada langkah ini bidan bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan juga melakukan pikiran kritis sehingga bersiap- sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim siap bila diagnosa/masalah potensial benar-benar kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan terjadi. sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk Langkah keempat yaitu mengidentifikasi mengarahkan pelaksanaannya (misalnya: kebutuhan dan tindakan segera. memastikan agar langkah-langkah tersebut Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh benar-benar terlaksana). bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan Bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk atau ditangani bersama dengan anggota tim menangani klien yang mengalami komplikasi, kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. maka keterlibatan bidan dalam manajemen Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab proses manajemen kebidanan. terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama Manajemen bukan hanya selama asuhan yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang primer periodik atau kunjungan prenatal saja, efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan meningkatkan mutu dari asuhan klien. namun berkelanjutan atau terus-menerus. Langah ketujuh yaitu evaluasi. Pada langkah Langkah kelima yaitu perencanaan. Pada ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari langkah ini direncanakan asuhan yang asuhan yang sudah diberikan meliputi menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah sebelumnya. Pada langkah ini informasi/data benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di Rencana asuhan yang menyeluruh tidak dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dapat dianggap efektif jika memang benar dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa sedang sebagian belum efektif. yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, Pola pikir yang digunakan oleh bidan dalam apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan asuhan kebidanan mengacu kepada langkah apakah perlu merujuk klien bila ada masalah- Varney dan proses dokumentasi manajemen masalah yang berkaitan dengan sosial-ekonomi, asuhan kebidanan menggunakan Subjectif, kultural atau masalah psikologis. Objectif, Assesment, Planning (SOAP) dengan Asuhan terhadap wanita tersebut sudah melampirkan catatan perkembangan. mencakup setiap hal yang berkaitan dengan Subjectif merupakan hasil dari anamnesis, semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan baik informasi langsung dari klien maupun dari haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu keluarga. Anamnesis yang dilakukan harus oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan secara terperinci sehingga informasi yang dengan efektif karena klien merupakan bagian diharapkan benar-benar akurat. Pada langkah ini, dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena diharapkan bidan menggunakan daya nalarnya itu, pada langkah ini tugas bidan adalah terkait informasi yang didapatkan. merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil Objectif merupakan hasil dari pemeriksaan pembahasan rencana bersama klien, kemudian yang dilakuan oleh bidan. Pemeriksaan tersebut membuat kesepakatan bersama sebelum meliputi pemeriksaan keadaan umum, melaksanakannya. pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik Pada langkah ini pikiran kritis dari bidan secara head to toe, pemeriksaan penunjang untuk meyakinkan klien sangatlah diperlukan (pemeriksaan laboratorium baik darah, urin, tinja karna akan menentukan langkah selanjutnya. atau cairan tubuh). Data hasil kegiatan subjectif Langkah keenam adalah pelaksanaan. Pada dan objectif akan beriringan. Hal ini meyakinkan langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh bidan untuk melakukan langkah selanjutnya seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 yaitu assessment. Pada langkah assessment, bidan akan berargumen serta aplikasi dari ilmu yang melakukan 3 poin pokok, yaitu menegakkan dipahami untuk membuat suatu keputusan dan diagnosa kebidanan baik aktual maupun memutuskan sesuatu setelah hal tersebut ia potensil, menentukan masalah (aktual dan yakini, (Glaser dalam Alec Fisher, 2001; potensial) dan menentukan kebutuhan. Diagnosa OU,2008). kebidanan mengacu kepada nomenklatur, artinya Berpikir kritis dan penalaran klinis diagnosa yang ditegakkan merupakan diagnosa adalah bentuk hipotetis-deduktif. Berpikir dan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang penalaran yang berfokus pada fakta-fakta merupakan kasus kebidanan, kasus yang biofisik sehingga memastikan bahwa keputusan menjadi hak, kewajiban dan wewenang bidan diagnostik dan pengobatan nantinya didasarkan untuk memberikan asuhan kebidanan. pada pemikiran logis (Jefford, et al., 2011). Pada langkah planning atau perencanaan, Berpikir kritis memungkinkan bagi bidan akan merencanakan asuhan kebidanan bidan untuk memanfaatkan potensi dirinya yang akan diberikan kepada klien sesuai dengan melihat, memecahkan masalah dan menciptakan diagnosa kebidanan yang telah ditegakkan, suatu hal baru dalam manajemen asuhan sesuai dengan kebutuhan yang telah disusun kebidanan. pada langkah assessment. Pada langkah Berpikir kritis meningkatkan perencanaan ini, bidan mempertimbangkan kemampuan verbal dan analitik yang sistematis seluruh kebutuhan baik fisik maupun psikologis sehingga mengeksplorasikan gagasan-gagasan, klien. Tindakan apa yang akan dilakukan, menganalisis masalah hingga memahami mengapa tindakan tersebut dilakukan, kapan masalah khususnya dalam manajemen asuhan tindakan tersebut dilakukan, siapa yang kebidanan. melakukan dan bagaimana caranya tindakan Berpikir kritis meningkatkan kreatifitas. tersebut dilakukan. Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap Tahap perencanaan ini terdapat beberapa suatu masalah tidak hanya memerlukan gagasan analisis yang dilakukan oleh bidan meliputi baru namun dengan berpikir kritis dapat tahap prioritas, mempertimbangkan apakah klien mengevaluasi gagasan lama dan baru, memilih dan keluarga diikutsertakan dalam tindakan yang terbaik dan memodifikasi bila perlu. kebidanan, apakah intervensi yang direncanakan Berpikir kritis merupakan upaya refleksi dan dilakukan sesuai dengan permasalahan dan diri, evaluasi diri terhadap nilai, keputusan yang penyakit klien, membuat rasional tindakan dan diambil sehingga hasil refleksi dapat diterapkan dokumentasi. Setelah tahap perencanaan dalam kehidupan sehari-hari. (Lai Emily, 2011; dilakukan oleh bidan maka bidan melanjutkan Jefford et al, 2011) Penelitian yang dilakukan oleh Fenech kegiatan pemberian asuhan. (2015) pada bidan dan perawat yang melakukan Kegiatan asuhan yang diberikan oleh bidan, refleksi praktik dengan Protection Motivation dilakukan dokumentanya dalam bentuk catatan Theory (PMT) diyakini bahwa bidan akan dapat perkembangan. Pada catatan ini, bidan secara bekerja dalam kemitraan dengan dokter terperinci membuat asuhan yang diberikan kandungan untuk memberikan perawatan yang dengan melampirkan hari, tanggal, waktu, tanda aman dan efektif dalam lingkup praktek dan tangan dan nama petugas yang melaksanakan. tidak adanya rasa takut. Setiap asuhan yang diberikan harus Bidan sebagai praktisi maupun dalam melampirkan hal tersebut. pendidikan harus menggunakan unsur-unsur dasar dalam berpikir kritis agar asuhan kebidanan yang akan diberikan berkualitas. Unsur pertama dalam berpikir kritis adalah Berpikir Kritis Berpikir kritis merupakan seni (Paul and konsep. Seorang bidan harus memahami konsep Linda Elder, 2006) gambaran sikap seseorang dasar manajemen asuhan kebidanan, konsep- dalam menganalisis, mengevaluasi sesuatu yang konsep dasar kebidanan baik definisi, aturan ia lihat, mengklarifikasi yang di dengar, metode yang mengikat atau etika profesi dan prinsip- pengetahuan untuk berfikir logis dan prinsip dari konsep kebidanan tersebut. Unsur kedua adalah asumsi, yaitu Asuhan kebidanan diberikan kepada dugaan sementara oleh bidan terhadap kasus wanita mulai prakonsepsi, kehamilan, persalinan kebidanan yang ditangani. asumsi akan menjadi hingga nantinya tumbuh dan berkembang diagnosa nyata setelah bidan melakukan menjadi dewasa. Manajemen asuhan kebidanan pengumpulan da subjektif dan objektif secara yang diberikan kepada sasaran tersebut akan akurat dan diolah dengan berpikir kritis, analisis terkait dengan semua konsep diatas. Manajemen dan logis. tersebut diberikan sesuai dengan masalah yang Unsur ketiga adalah implikasi dan ada pada sasaran dan cara nya pun akan berbeda konsekuensi. Bidan melakukan suatu tindakan sehingga menuntut bidan untuk selalu dan bertanggungjawab untuk setiap konsekuensi memikirkan hal-hal baru agar tata cara yang yang timbul dari masing-masing tindakan yang diberikan akan berbeda-beda. telah dilakukan karena setiap tindakan memiliki Kualitas suatu pelayanan dapat dinilai alasan atau rasionalnya. dengan cara bagaimana seorang profesi bidan Unsur keempat adalah tujuan. tersebut memberikan suatu asuhan yang Manajemen asuhan kebidanan harus jelas tujuan sistematis dan komprehensif, suhan kebidanan dan rasional. Unsur kelima adalah pertanyaan yang tepat guna, sesuai dengan masalah dan atas isu yang ada. Bidan dalam melakukan kebutuhan dari kondisi klien. Untuk tercapainya manajemen asuhan kebidanan harus ini semua, maka sebagai seorang profesi bidan memecahkan semua pertanyaan atau isu yang harus mampu menganalisis dan menggunakan ada. Unsur keenam adalah informasi akurat, pikiran untuk kritis disetiap langkah kegiatan yaitu manajemen asuhan kebidanan harus asuhan. didapat dari data yang akurat, jelas sumber, fakta Seorang bidan yang professional harus ataupun melakukan observasi langsung. memiliki karakteristik dalam berpikir kritis. Hal Unsur ketujuh adalah interpretasi dan ini meliputi seorang bidan mampu inferensi. Manajemen asuhan kebidanan akan mempertimbangkan sesuatu sesuai dengan memberikan hasil akhir sehinggadapat alasan yang rasional dan logis, bersifat reflektif, mengambil keputusan terhadap asuhan mampu menganalisis, mensintesis, mengevaluasi kebidanan yang diberikan. bukti-bukti yang ada terkait masalah yang akan Beberapa ahli penelitian menyatakan dipecahkan, memiliki kemampuan pemecahan bahwa berpikir kritis memiliki keterkaitan masalah (problem solvig). Karakteristik lainnya dengan konsep lain, diantaranya metakognitif, menurut beberapa ahli adalah seorang bidan motivasi dan kreatifitas. Menurut Kuhn (1999), mampu membuat suatu kesimpulan dari Van Gelder (2005) dan Willingham (2007) berbagai informasi yang diperoleh, dari berbagai menyatakan bahwa berpikir kritis termasuk hasil pemeriksaan yang telah dikumpulkan didalamnya adalah metakognitif (berfikir dengan adanya bukti, membuat argument yang tentang dasar pengetahuan), mengetahui meta- beralasan untuk mendukung kesimpulan dan strategi (berfikir bagaiman prosedur dalam menjelaskan pola fikir yang telah terbentuk dari suatu pengetahuan) serta mengetahui hasil kegiatan langkah-langkah karakteristik epistemologi (berfikir bagaimana pengetahuan sebelumnya. tersebut dihasilkan) sehingga harus benar Cara untuk meningkatkan kemampuan komponen waktu, strategi dan kondisi (Kuhn & berpikir kritis diantaranya pertama adalah Dean, 2004; Schraw et al, 2006). membaca dengan kritis. Untuk berpikir secara Kreatifitas dalam berpikir kritis kritis, seorang profesi bidan harus bisa membaca merupakan proses menemukan sesuatu yang dengan kritis pula. Semua informasi yang baru dan memerlukan suatu rangsangan dari lingkungan. Sebagai bidan, dinyatakan berpikir didapat dari berbagai sumber harus dipikirkan kreatif jika seorang bidan mampu menemukan secara kritis, disesuaikan dengan kondisi klien hal baru dengan mempertimbangkan manfaat, disaat memberikan suatu asuhan. Membaca tujuan dan melahirkan atau menata kembali ide kritis berarti menerapkan keterampilan- yang lama membentuk suatu ide yang baru. keterampilan berpikir kritis seperti mengamati, menghubungkan teks dengan konteksnya, mengevaluasi teks dari logika dan kredibilitasnya, merefleksika kandungan teks berpikir kritis dapat dipengaruhi oleh usia, lama dengan pendapat sendiri dan membandingkan pendidikan dengan peningkatan jenjang tes yang satu dengan yang lainnya yang pendidikan, filsafat (Brown, 2001; Schin, 2006). memiliki keterkaitan (OU, 2008) Berpikir kritis berdampingan dengan Cara kedua adalah menulis dengan berpikir kreatif, artinya kemampuan berpikir kritis. Seorang profesi bidan yang telah seorang bidan untuk membuat hubungan yang melakukan membaca dengan kritis harus baru dan yang lebih berguna dari informasi yang menuliskan semua pemahaman yang ada dalam sebelumnya sudah diketahui oleh bidan. Bidan bentuk tulisan. Salah satu contohnya adalah melakukannya dengan cara membangkitkan dokumentasi dalam manajemen asuhan sejumlah besar ide-ide, menerima hal yang baru kebidanan. Dokumentasi tersebut merupakan dan tidak cepat mengambil keputusan. Semua suatu media bagi profesi bidan untuk informasi yang didapatkan diolah dengan menuangkan semua asuhan yang telah diberikan membuat suatu hubungan sebab akibat dengan dan menjadi acuan untuk asuhan berikutnya. teknik brainstorming, idea writing, mind Cara ketiga adalah meningkatkan mapping, forcing new connections and relaxers. analisis dari yang dibaca dan ditulis. Asuhan Berpikir kritis yang dilakukan seorang kebidanan yang telah dituliskan dapat menjadi bidan tidak terpisah dari clinical reasoning, bahan diskusi untuk dievaluasi atau mencari artinya seorang bidan memusatkan pikirannya penyelesainan masalah atau mendiskusikan hal kea rah diagnosa kebidanan yang terburuk yang mungkin terjadi. memungkinkan berdasarkan campuran pola pengenalan dan penalaran deduktif hipotetik. Cara keempat adalah mengembangkan kemampuan observasi. Observasi atau Para ahli mengorganisasikan pengetahuan mengamati suatu kondisi klien akan melalui tiga fase, yaitu akumulasi pengetahuan memudahkan seorang profesi bidan untuk dasar, proses penggabungan pengetahuan dasar menarik kesimpulan dari kondisi klien yang dengan kasus nyata dan proses menggunakan diamati. Pengamatan tersebut dikritisi dan script yang sesua untuk menangani kasus yang pengamatan yang ia dapatkan bisa menjadi baru. acuan untuk menarik kesimpulan yang Fase pertama merupakan proses berdampak pada pembuaan keputusan. akumulasi pengetahuan dasar tentang penyakit, Cara kelima yaitu meningkatkan rasa dapat dicontohkan bidan seperti patofisiologi ingin tahu, kemampuan bertanya dan dan patogenesis. Patofisiologi persalinan, refleksi.Pengajuan pertanyaan yang bermutu patofisiologi seorang perempuan hamil dengan yaitu pertanyaan yang tidak memiliki jawaban penyakit asma, potogenesis suatu penyakit. Fase benar atau salah atau pertanyaan yang kedua adalah proses penggabungan pengetahuan mengharuskan seorang profesi bidan dasar dengan kasus nyata melalui pengalaman menjelaskan sehingga memperbanyak berpikir. menangani klien atau dikenal dengan istilah Berpikir kritis memungkinkan perawat illness script. Fase ketiga merupakan proses dan atau bidan untuk memenuhi kebutuhan klien menggunakan script yang sesuai untuk sesuai dengan data yang ia dapatkan, mampu menangani kasus yang baru. mempertimbangkan alternatif, sehingga asuhan Strategi clinical reasoning menggunakan kebidanan dan perawatan klien berkualitas tinggi logika induktif dan deduktif untuk membuat dan berpikir reflektif berarti bidan bukan hanya kesimpulan atau dikenal metode analitik menerima laporan dan tugas melakukan asuhan hipotetico-deductive. Strategi reasoning data dan kebidanan lanjutan tanpa pemahaman yang informasi yang diperoleh dari klien signifikan dan evaluasi (Mottola, 2001) digeneralisasikan menjadi hipotesis sebagai Praktisi terampil dapat berpikir kritis diagnosis banding. Diagnosis banding yang karena mereka memiliki keterampilan kognitif dihasilkan digunakan sebagai dasar untuk dengan mencari informasi, diskriminasi, menentukan data yang masih diperlukan, menganalisis, mengubah pengetahuan, membedakan berbagai penyakit dalam prediksi/asumsi, menerapkan Standar, dan hipotesisnya. Data yang dikumpulkan akan alasan-alasan logis. Kemampuan bidan untuk diinterpretasikan untuk menetapkan diagnosis daya ingat menunjukan seberapa efektifnya kebidanan yang pasti. pengetahuan yang dimiliki untuk digunakan Strategi clinical reasoning yang dalam mempelajari atau merumuskan suatu dijalankan oleh bidan terkait dengan masalah. keterampilan bidan untuk menginterpretasi data Representation atau mental untuk memahami argument dan pendapat orang representative menunjukan representasi masalah lain. Bidan dituntukt memiliki kompetensi utuk yang dihadapi di dalam pikiran yang biasanya mengevaluasi secara kritis argumentasu dan pendapat serta mengembangkan dan selalu terkait dengan pengetahuannya. Para mempertahankan argumentasi yang dibuat pemula biasanya memiliki representasi masalah dengan landasan yang kuat. secara naïf atau terlalu menyederhanakan. Ada beberapa aspek penalaran klinis Kualitas perumusan masalah, para ahli yang harus diaplikasikan oleh seorang bidan mengatakan bahwa lima puluh persen masalah dalam menjalankan manajemen asuhan dapat diselesaikan apabila tercapai keberhasilan kebidanan. diantaranya adalah pertama, dalam melakukan perumusan masalah penalaran berdasarkan pengetahuan atau ilmiah Hasil penalaran, berpikir kritis, clinical Penalaran ilmiah digunakan untuk mengerti reasoning dari manajemen asuhan kebidanan suatu kondisi yang sedang terjadi pada akan dilakukan pencatatan dan pelaporan. seseorang dan memutuskan untuk Pencatatan atau dokumentainya memeiliki mengintervensinya. Ini merupakan proses logis beberapa metode, diantaranya yang sejalan dengan permintaan ilmiah. pendokumentasian naratif dan Kedua adalah penalaran naratif . pendokumentasian ceklist. Penalaran naratif artinya melibatkan cara Bentuk naratif merupakan pencatatan berpikir dalam bentuk narasi. Penalaran naratif tradisional dan bertahan paling lama serta memahami arti kondisi atau penderitaan tersebut merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. bagi penderita atau klien. Karena suatu catatan naratif dibentuk oleh Ketiga adalah penalaran pragmatik. sumber asal dari dokumentasi maka sering Penalaran klinis merupakan ‘kegiatan’ dalam dirujuk sebagai dokumentasi berorientasi pada praktek klinis sehari-hari, maka isu-isu yang sumber. Sumber atau asal dokumentasi dapat ditemukan tiap hari harus dapat teridentifikasi siapa saja dari petugas kesehatan yang atau dibuktikan kebenarannya dan hal ini akan bertanggung jawab untuk memberikan mempengaruhi proses terapi. Ini meliputi informasi. Setiap narasumber memberikan, hasil pembaharuan di dalam sumber daya, kultur observasinya, menggambarkan aktifitas dan organisasi, kekuatan hubungan antar anggota evaluasinya yang unik. tim, dan kegiatan ilmiah. Cara penulisan ini mengikuti dengan Keempat adalah penalaran etis. Proses ketat urutan kejadian/kronologis. Biasanya penalaran klinis lebih sering berakhir dalam kebijakan institusi menggariskan siapa keputusan etis, daripada berdasarkan ilmu mencatat/melaporkan apa, bagaimana sesuatu pengetahuan, dan etika alami merupakan tujuan akan dicatat dan harus dicatat dimana. Ada akhir dari penalaran klinis secara keseluruhan. lembaga yang menetapkan bahwa setiap jenis Bidan dalam mengaplikasikan petugas kesehatan harus mencatat di formulir penalaran, berpikir kritis, dipengaruhi oleh yang telah dirancang khusus, misalnya catatan beberapa faktor, yaitu knowledge base, memory dokter, catatan perawat atau fisioterapi atau atau daya ingat, representation atau mental petugas gizi. Ada juga institusi yang membuat representative dan kualitas perumusan masalah. rancangan format yang dapat dipakai untuk Knowledge Base atau landasan semua jenis petugas kesehatan dan semua pengetahuan adalah awal mula dari interpretasi catatan terintegrasi dalam suatu catatan. dari suatu masalah, semakin bervariasi Berhubung sifat terbukanya catatan naratif pengetahuan yang berkaitan dengan gejala- (orientasi pada sumber data) sehingga dapat gejala tersebut makin memungkinkan digunakan pada setiap kondisi klinis. Tidak merumuskan masalah lebih akurat. Memory atau adanya struktur yang harus diakui memungkinkan bidan atau perawat mendokumentasikan hasil observasinya yang sheet lebih sering digunakan di unit gawat relevan dan kejadian secara kronologis. darurat, terutama data fisiologis. Keuntungan catatan naratif diantaranya Lembar alur yang unik, berupa adalah memudahkan penafsiran secara berurutan kesimpulan penemuan , termasuk flowsheet dari kejadian dari asuhan/tindakan yang instruksi dokter/perawat, grafik, catatan dilakukan, memberi kebebasan kepada bidan pendidikan dan catatan pemulangan klien. untuk mencatat menurut gaya yang disukainya Rangkaian informasi dalam sistem pendekatan dan format menyederhanakan proses dalam orientasi masalah. Catatan ini dirancang dengan mencatat masalah, kejadian perubahan, format khusus pendokumentasian informasi intervensi, reaksi klien dan outcomes. mengenai setiap nomor dan judul masalah yang Kelemahan catatan naratif diantaranya sudah terdaftar. Flow sheet sendiri berisi hasil adalah cenderung untuk menjadi kumpulan data observasi dan tindakan tertentu. Beragam format yang terputus-putus, tumpang tindih dan mungkin digunakan dalam pencatatan walau sebenarnya catatannya kurang berarti, sulit demikian daftar masalah, flowsheet dan catatan mencari informasi tanpa membaca seluruh perkembangan adalah syarat minimal untuk catatan atau sebagian besar catatan tersebut. dokumentasi pasien yang adekuat/memadai. Mengabdikan sistem menguburkan pesanan Berpikir kritis dalam manajemen asuhan dimana mencatat masalah pasien secara kebidan menggambarkan bahwa seorang bidan suferpisial/dangkal daripada mengupasnya tersebut memiliki basis pengetahuan dan secara mendalam. Beberapa penulis juga kemampuan untuk menganalisis dan menyatakan bahwa dalam pencatatan secara mengevaluasi pengetahuan terbaru, naratif juga memiliki kekurangan diantaranya mengaplikasikan logika dan rasionalnya untuk perlu meninjau catatan dari seluruh sumber mengambil sutu keputusan klinis. Berpikir kritis untuk mengetahui gambaran klinis pasien secara diiringi pengalaman bidan maka akan menyeluruh, membuang banyak waktu karena meminimalkan atau tidak adanya kesalahan, format yang polos menuntun pertimbangan hati- bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain akan hati untuk menentukan informasi yang perlu menjadikan bidan lebih memahami kebutuhan dicatat setiap klien, kronologis urutan peristiwa klien. dapat mempersulit interpretasi karena informasi Bidan menerapkan setiap kegiatan yang bersangkutan mungkin tidak tercatat pada manajemen asuhan kebidanan selalu tempat yang sama dan harus mengikuti menggunakan penalaran, berpikir kritis. Hal ini perkembangan klien yang bisa menyita banyak dapat dilakukan evaluasi. Evaluasi merupakan waktu. proses pengukuran pencapaian tujuan yang Flow sheet atau lembaran ceklist diinginkan dengan menggunakan metode yang memungkinkan bidan untuk mencatat hasil teruji validitas dan reliabilitasnya. Beberapa observasi atau pengukuran yang dilakukan penelitian mengevaluasi kemampuan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara berpikir kritis dari aspek ketrampilan naratif, termasuk data klinik klien tentang tanda- intelektual seperti ketrampilan menganalisis, tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan, mensintesis, dan mengevaluasi dengan suhu), berat badan, jumlah masukan dan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang keluaran cairan dalam 24 jam dan pemberian berbasis taxonomi Bloom. Sedangkan tujuan obat. Flow sheet yang biasanya dipakai adalah pengajaran berpikir kritis meliputi ketrampilan catatan klinik, catatan keseimbangan cairan dan strategi kognitif, serta sikap. dalam 24 jam, catatan pengobatan catatan harian Colucciello menggabungkan berbagai tentang asuhan keperawatan. Flow sheet elemen yang digunakan dalam penelitian dan merupakan cara tercepat dan paling efisien komponen pemecahan masalah keperawatan untuk mencatat informasi. Selain itu tenaga serta kriteria yangdigunakan dengan kesehatan akan dengan mudah mengetahui komponen ketrampilan dan sikap berpikir keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang kritis. Elemen tersebut antara lain terdapat pada flow sheet. Oleh karena itu flow menentukan tujuan, menyusun pertanyaan atau membuat kerangka masalah, menunjukkan bukti, menganalisis konsep, interpretasi, asumsi, uploads/documents/Dissemination/140508% perspektif yang digunakan, keterlibatan, dan 20Dissemination%20ICM%20V06.pdf kesesuaian. Dengan kriteria antara lain: Jefford, E., Kathleen Fahy & Deborah Sundin. kejelasan, ketepatan, ketelitian, keterkaitan, 2011. Decision-making Theories and their keluasan, kedalaman, dan logika. usefulness to the midwifery profession both in terms of midwifery practice and the KESIMPULAN education of midwifes. International Journal Berpikir kritis merupakan dasar bagi of Nursing Practice, 17 (3), pp. 246-253 setiap bidan untuk melakukan manajemen Kuhn, D., & Dean, D. 2004. A bridge between asuhan kebidanan, sehingga tepatnya pembuatan cognitive psychology and educational keputusan dan tepatnya asuhan yang diberikan. practice. Theory into Practice, 43(4).pp. Berpikir kritis harus diintegrasikan 268–273. Available at kepada seluruh profesi bidan dan dimulai pada https://www.researchgate.net/publication/232 mahasiswa kebidanan untuk setiap manajemen 869320_Metacognition_A_Bridge_Between_ asuhan kebidanan yang akan dilakukan sehingga Cognitive_Psychology_and_Educational_Pra menghasilkan asuhan yang tepat dan bermutu. ctice Lai, Emily.R. 2011. Critical Thinking : a Literature Review Research Report. Pearson. UCAPAN TERIMA KASIH Available at http://images.pearsonassessments.com/image Ucapan terima kasih diberikan kepada s/tmrs/CriticalThinkingReviewFINAL.pdf Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Mottola CA, Murphy P. 2001. Antidote Kedokteran Universitas Andalas yang selalu dilemma—an activity to promote critical memberikan dukungan dan dorongan di setiap thinking. Journal of Continuing Education in kegiatan penelitian yang dilakukan. Nursing 32(4).pp.161-164.
Paul, Richard and Linda Elder. 2006. Critical
DAFTAR PUSTAKA Thinking “Concepts and Tools. The Foundation for Critical Thinking. Available Brown JM, Alverson EM, Pepa CA. 2001. The at influence of a baccalaureate program on https://www.criticalthinking.org/files/Concep traditional, RN-BSN, and accelerated ts_Tools.pdf students’ critical thinking abilities. Holist Schraw, G., Crippen, K. J., & Hartley, K. 2006. Nurs Pract 15(3).pp. 4-8. Available at Promoting self-regulation in science http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12120 education: Metacognition as part of a broader 110 perspective on learning. Research in Science Education, 36 (1).pp. 111–139. Available at Fenech, Giliane, 2016. Critical reflection in http://link.springer.com/article/10.1007/s111 midwifery practice: the protection motivation 65-005-3917-8 theory. Journal Reflective Practice, 17(3). Schin S, Ha J, Shin K, et al. 2006. Critical Available at thinking ability of associate, baccalaureate http://dx.doi.org/10.1080/14623943.2016.116 and RN-BSN senior students in Korea. Nurs 4680 Outlook 54(6).pp.328-333. Available at Fisher, Alec. 2001. Critical Thinking An http://www.nursingoutlook.org/article/S0029 Introduction. United Kingdom; Cambridge -6554(06)00253-3/abstract University Press. Pp.1-14 The Open University. 2008. Thinking Critically. ICM. 2014. The International Confederation of United Kingdom : Thanet Press. Available at Midwives Dissemination Pack. Global https://www.openpolytechnic.ac.nz/assets/Le Standard, Competencies and Tools. Available arning-Central/Critical-thinking-Open- at University.pdf http://www.internationalmidwives.org/assets/ Varney Helen., Jan.M Krie & Carolyn L.Gegor. www.uripsantoso.wordpress.com//2008/08/23/ca 2004. Varney’s Midwifery. Journal of ra-berpikir-cerdik-kritis-danilmiah Midwifery & Women’s Health 49(1), pp 62- http://yusufalamromadhon.blogspot.com/200 63 available at 8/06/persepsi-pemilik-blog-tentang http://www.sciencedirect.com/science/article/ kinerja.htm pii/S1526952303004203 http://re-searchengines.com/1007arief3.html...// www.fk.undip.ac.id/pengembangan- pendidikan//77-pembelajaran-kemampuan- berpikir-kritis.html..//