3. Riset Medis
Riset medis (medical research), riset biomedis (biomedical research) atau
ilmu kedokteran eksperimental (experimental medicine) adalah penelitian
dasar, penelitian aplikasi, atau penelitian translasional yang dilakukan untuk
mendukung pengetahuan di bidang kedokteran. Riset medis bisa dibagi
menjadi dua kategori umum: evaluasi metode pengobatan baru untuk
keamanan dan efektivitasnya (yang disebut dengan clinical trial), dan semua
jenis riset yang berkontribusi pada pengembangan metode pengobatan baru
(yang disebut dengan pre-clinical development).
Sebuah paradigma baru kepada riset biomedis adalah dengan
ditemukannya istilah penelitian transasional yang fokus pada loop umpan
balik yang iteratif antara penelitian dasar dan penelitian aplikasi. Hal ini salah
satunya dikarenakan ilmu kedokteran, yang terikat secara tidak langsung
dengan faktor genetik (pasien maupun parasit penyebab penyakit) akan terus
berkembang mengikuti perkembangan mutasi dan evolusi genetik.
Riset medis dapat berkontribusi pada bidang kesehatan masyarakat,
biokimia, riset klinis, mikrobiologi, fisiologi, onkologi, pembedahan, dan riset
pada penyakit secara spesifik seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular.
Peningkatan usia harapan hidup manusia dalam seratus tahun ini bisa
dikaitkan pada peningkatan pada riset medis. Beberapa yang paling
berpengaruh yaitu vaksin untuk penyakit polio dan campak, insulin untuk
penderita diabetes, berbagai antibiotik, pengobatan untuk penyakit [[darah
tinggi], peningkatan kualitas pengobatan penderita AIDS, penyumbatan
pembuluh darah, pembedahan mikro, dan kanker. Proyek Genom Manusia
juga diyakini dapat memberikan pengetahuan baru dalam riset medis. Namun
masalah seperti ketahanan antibiotik dan obesitas masih menjadi tantangan
besar di bidang kedokteran.
Kebanyakan riset di bidang ini dilakukan oleh ilmuwan biomedis. Namun
kontribusi signifikan juda bisa dibuat oleh pakar biologi, kimia, farmasi,
bahkan fisika. Riset medis yang dilakukan pada manusia harus melalui
serangkaian etika medis yang diatur dalam Deklarasi Helsinki. Dalam semua
kasus, etika riset juga harus dihormati.
Kerangka Kerja
b. Prosedur Penelitian
1) Melakukan pemilihan subjek penelitian yaitu ibu hamil trimester
III
2) Melakukan pengkajian pada ibu hamil trimester III.
3) menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari studi kasus pada ibu
hamil trimester III.
4) Menanyakan kesediaan ibu hamil Trimester III untuk menjadi
subjek dalam penelitian.
5) Ibu hamil trimester III mengisi surat persetujuan untuk menjadi
subjek penelitian (inform consent)
6) Melakukan Aauhan kebidanan kehamilan trimester III dengan
menggunakan 7 langkah varney.
7) Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan ibu hamil
trimester III Secara Komprehensif.