Anda di halaman 1dari 7

RISET MEDIS DALAM PENELITIAN KEBIDANAN

1. Riset dan praktik berbasis evidenbase


Riset adalah bagian mendasar dari praktik kebidanan. Namun, tidak setiap
orang mudah memahami prinsip-prinsip dasar, terutama bahasa yang
digunakan dalam riset. Buku yang mudah diakses ini memampukan bidan dan
mahasiswa kebidanan untuk lebih dahulu memahami bagaimana mencari dan
mencerna bukti-bukti riset, bagaimana menulis suatu proposal riset, dan
akhirnya bagaimana melaksanakan sebuah studi riset. Buku ini berfokus pada
kebutuhan bidan dan mahasiswa serta membantu meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman tentang riset kebidanan, serta memampukan pembaca untuk
melaksanakan riset dengan percaya diri.
Dengan studi kasus, tujuan pembelajaran, dan contoh-contoh, buku ini
penting dimiliki bidan atau mahasiswa kebidanan untuk memahami atau
melaksanakan riset. Buku ini mencakup alat-alat yang diperlukan dan teknik
untuk membantu bidan dan mahasiswa tetap up to date dengan evidence yang
memampukan mereka untuk menerapkan evidence ini dalam praktik klinik
mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir atau tepatnya beberapa bulan terakhir kita
sering mendengar tentang Evidence based. Evidence based artinya
berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan pengalaman atau kebiasaan
semata. Semua harus berdasarkan bukti. Bukti ini pun tidak sekadar bukti tapi
bukti ilmiah terkini yang bias dipertanggung jawabkan. Suatu istilah yang luas
yang digunakan dalam proses pemberian informasi berdasarkan bukti dari
penelitian (Gray, 1997).
Jadi, Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan
berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Praktik
kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan
pengalaman praktik terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.
Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi
2. Keterampilan belajar dan riset
Problematika kesehatan ibu dan anak menjadi sorotan dunia, tak terkecuali
Indonesia. Kematian ibu dan anak menjadi problematika kesehatan di
Indonesia yang belum terselesaikan. Tentunya, perlu perhatian khusus dan
penanganan yang massif. Bidan merupakan profesi yang memiliki relasi dekat
dengan permasalahan ini. Sehingga, kualitas lulusan bidan menjadi suatu hal
yang sangat didambakan. Dengan ini, institusi pendidikan kebidanan memiliki
sebuah tantangan agar mampu menghasilkan lulusan bidan yang professional.
Bidan yang professional harus memiliki pengetahuan, ketrampilan dan etika
yang handal.
Gebrakan Metode Pembelajaran Simulasi dan Debrief Dosen kebidanan
UNAIR membuat gebrakan baru terkait metode pembelajaran, yaitu simulasi
dan debrief. Secara tekstual, metode pembelajaran ini mampu memfasilitasi
mahasiswa agar memiliki kemampuan professional. Simulasi dapat membantu
mahasiswa untuk mempraktikan kemampuan yang sudah dimiliki, aplikasi ini
dilakukan pada lingkungan yang mendekati situasi sebenarnya sehingga dapat
membantu untuk meningkatkan kepercayaan diri. Sedangkan, debrief
membantu mahasiswa dalam melakukan evaluasi diri, berpikir kritis, serta
meningkatkan pengatahuan dan ketrampilan.
Simulasi diaplikasikan dengan menggunakan skenario terstruktur yang
telah dibuat oleh dosen, sehingga simulasi dilakukan sesuai dengan capaian
pembelajaran. Berbeda dengan debrief, metode pembelajaran ini merupakan
proses umpan balik yang dilakukan setelah simulasi. Seiring perkembangan
jaman, metode kombinasi simulasi dan debrief dikembangkan agar
mendapatkan capaian pembelajaran yang optimal. Sehingga, metode ini
memberikan dampak positif dengan memberikan capaian pembelajaran yang
optimal melalui tahapan simulasi yang dilanjutkan debrief serta diakhir
dengan simulasi ulang (redo).
Membuktikan dengan Riset Tidak hanya mengimplementasikan metode
pembelajaran ini, dosen kebidanan unair membuat sebuah penelitian tentang
pengaruh simulasi ulang (redo) setelah metode debrief kepada kepuasan
belajar dan pembelajaran pada mahasiswa kebidanan Unair. Budi Prasetyo,
Wahyul Anis, Rize Budi Amalia, Dwi Izzati, Woro Setia Ningtyas, Ratna Dwi
Jayanti dan Farida Fitriana melakukan penelitian kepada 45 mahasiswa
kebidanan semester 4. Penelitian ini berhasil dipublikasikan oleh Indian
Journal of Forensic Medicine & Toxicology pada 29 Oktober 2020.
Menurut korespondensi dalam riset ini, Wahyul Anis, menyatakan bahwa
simulasi ulang akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mempraktikkan keterampilan agar lebih baik sehingga mahasiswa merasa
lebih baik dan akan berpengaruh pada meningkatnya kepuasan saat mengikuti
pembelajaran. Ketika kepuasan meningkat maka diharapkan juga akan
meningkatkan capaian pembelajaran. Kepuasan mahasiswa penting untuk
dievaluasi karena kepuasan berkaitan dengan kualitas pembelajaran
sedangkam capaian pembelajaran menjadi sangat penting dievaluasi karena
sebagai indicator capaian kompetensi lulusan pendidikan.
Wahyul Anis menambahkan bahwa penelitian ini memberikan kesimpulan
bahwa simulasi ulang setelah debrief dapat meningkatkan kepuasan
mahasiswa dan capaian pembelajaran pada mahasiswa kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

3. Riset Medis
Riset medis (medical research), riset biomedis (biomedical research) atau
ilmu kedokteran eksperimental (experimental medicine) adalah penelitian
dasar, penelitian aplikasi, atau penelitian translasional yang dilakukan untuk
mendukung pengetahuan di bidang kedokteran. Riset medis bisa dibagi
menjadi dua kategori umum: evaluasi metode pengobatan baru untuk
keamanan dan efektivitasnya (yang disebut dengan clinical trial), dan semua
jenis riset yang berkontribusi pada pengembangan metode pengobatan baru
(yang disebut dengan pre-clinical development).
Sebuah paradigma baru kepada riset biomedis adalah dengan
ditemukannya istilah penelitian transasional yang fokus pada loop umpan
balik yang iteratif antara penelitian dasar dan penelitian aplikasi. Hal ini salah
satunya dikarenakan ilmu kedokteran, yang terikat secara tidak langsung
dengan faktor genetik (pasien maupun parasit penyebab penyakit) akan terus
berkembang mengikuti perkembangan mutasi dan evolusi genetik.
Riset medis dapat berkontribusi pada bidang kesehatan masyarakat,
biokimia, riset klinis, mikrobiologi, fisiologi, onkologi, pembedahan, dan riset
pada penyakit secara spesifik seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular.
Peningkatan usia harapan hidup manusia dalam seratus tahun ini bisa
dikaitkan pada peningkatan pada riset medis. Beberapa yang paling
berpengaruh yaitu vaksin untuk penyakit polio dan campak, insulin untuk
penderita diabetes, berbagai antibiotik, pengobatan untuk penyakit [[darah
tinggi], peningkatan kualitas pengobatan penderita AIDS, penyumbatan
pembuluh darah, pembedahan mikro, dan kanker. Proyek Genom Manusia
juga diyakini dapat memberikan pengetahuan baru dalam riset medis. Namun
masalah seperti ketahanan antibiotik dan obesitas masih menjadi tantangan
besar di bidang kedokteran.
Kebanyakan riset di bidang ini dilakukan oleh ilmuwan biomedis. Namun
kontribusi signifikan juda bisa dibuat oleh pakar biologi, kimia, farmasi,
bahkan fisika. Riset medis yang dilakukan pada manusia harus melalui
serangkaian etika medis yang diatur dalam Deklarasi Helsinki. Dalam semua
kasus, etika riset juga harus dihormati.

4. Desain Penelitian Kebidanan


 Model asuhan kebidanan yang digunakan pada penelitian menggunakan
manajemen asuhan kebidanan menurut Helrn,Varney meliputi pengkajian
subjektif dan objektif, identifikasi diagnosa masalah, identifikasi diagnosa
masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, perencanaan (intervensi),
pelaksanaan (implementasi) dan evaluasi dalam bentuk SOAP.

 Kerangka Kerja

- Penentuan subjek studi kasus


Seperti Ibu hamil trimester III usia kehamilan 28-40 minggu di BPM
...
- Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian pada subjek penelitian serta
informed consent
- Pengumpulan data seperti observasi , wawancara , dokumentasi
- Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Komprehensif dengan manajemen 7
langkah
 Subyek Penelitian Asuhan Kebidanan
Subyek penelitian dalam studi kasus , Seperti pada ibu hamil trimester III
Ny.... di BPM ..
 Kriteria subyek
Adapun kriteria subjek dalam studi kasus ini antara lain :
a. Ibu hamil yang berusia diatas 20 tahun dan tidak lebih dari 35 tahun
b. Ibu hamil dengan usia kehamilan ≥ 28 minggu
 Instrumen Pengumpulan data
Dalam asuhan kebidanan ini, instrumen yang digunakan adalah: Format
pengkajian, KSPR, Buku KIA ibu, alat pemeriksaan kehamilan lengkap,
leaflet dan lembar catatan perkembangan. Untuk instrumen data penunjang
dilakukan melalui pemeriksaan lab sederhana berupa cek darah dengan Hb
Sahli, cek urin reduksi dan albumin.
 Metode Pengumpulan Data
- Wawancara dilakukan langsung kepada ibu, suami, dan orang tua ibu
pada kunjungan pertama kehamilan sebagai pengkajian data awal
meliputi biodata, keluhan ibu, riwayat kesehatan ibu dan keluarga,
riwayat haid, riwayat pernikahan, riwayat obstetri lalu dan sekarang,
riwayat keluarga berencana, pola kebiasaan sehari-hari, serta riwayat
psiko, sosial dan budaya. Wawancara dilakukan pada bidan mengenai
kunjungan yang dilakukan ibu hamil.
- Observasi dilakukan pada setiap kunjungan dalam bentuk pemeriksaan
kepada ibu melalui inspeksi, palpasi, auskultasi maupun perkusi serta
pada kunjungan pertama kehamilan didukung dengan adanya
pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium seperti cek
kadar Hb, reduksi dan albumin. Observasi juga dilakukan selama
kurang lebih 12 minggu atau sampai pasien melahirkan
- Studi Dokumentasi Mendukung hasil pengamatan yang maksimal,
maka peneliti menggunakan dokumen pendukung. Dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen pendukung
ini berupa data yang diperoleh dari Kartu Ibu, Register Kohort Ibu, dan
buku KIA.
 Lokasi dan waktu penyusunan
Tempat dimana dilakukan penelitian dan waktu atau jam dan tanggal saat
melakukan penelitian.
 Etika dan Prosedur
a. Etika
1) Persetujuan (Informed consent)
Lembar persetujuan menjadi subyek penelitian (informed consent)
yang diberikan sebelum penelitian agar responden mengetahui
maksud dan tujuan penelitian.
2) Tanpa nama (Anonimity)
Menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data
dan cukup dengan memberikan kode atau inisial nama depan
3) Kerahasiaan (Confidential)
peneliti menjamin seluruh kerahasiaan data dan perijinan hasil
penelitian baik informasi maupun masalah lainnya.
4) Penolakan (Right to self determination) subjek penelitian
mempunyai hak untuk memutuskan bersedia atau menolak.
5) Jaminan (Right to full diclosure) Hak untuk mendapatkan jaminan
dari perlakuan yang diberikan, peneliti memberikan penjelasan
tujuan dan manfaat penelitian yang dilakukan.

b. Prosedur Penelitian
1) Melakukan pemilihan subjek penelitian yaitu ibu hamil trimester
III
2) Melakukan pengkajian pada ibu hamil trimester III.
3) menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari studi kasus pada ibu
hamil trimester III.
4) Menanyakan kesediaan ibu hamil Trimester III untuk menjadi
subjek dalam penelitian.
5) Ibu hamil trimester III mengisi surat persetujuan untuk menjadi
subjek penelitian (inform consent)
6) Melakukan Aauhan kebidanan kehamilan trimester III dengan
menggunakan 7 langkah varney.
7) Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan ibu hamil
trimester III Secara Komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai