Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

PENGABMAS PROGRAM PEMELIHARAAN KESEHATAN IBU

Oleh

Kelompok 2

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

TAHUN 2019
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Pengabdian
2. Bidang pengabdian
3. Ketua pengabdian
a. Nama lengkap
b. Jenis kelamin
c. Fakulktas/jurusan/prodi
d. Alamat institusi
e. Telp/fax email

Anggota

a. Jumlah anggota
b. Nama anggota

Lolasi kegiatan

a. Wilayah
b. Kota
c. provinsi
BAB 1

PENDAHULUAN 1

1.1 Analisis Situasi

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah. Masalah
utamanya yaitu ledakan jumlah penduduk yang beberapa tahun terakhir ini sulit dikontrol.
Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia
dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak, yaitu 249 juta. Pusat Data Informasi,
Kementrian Kesehatan RI, mengestimasi jumlah penduduk Indonesia tahun 2013 sejumlah
248,4 juta orang. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi hal tersebut yaitu dengan
menetapkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai program pemerintah sejak tahun
1970 bersamaan dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional dengan tujuan
dapat menekan pertumbuhan jumlah penduduk serta meningkatkan status kesehatan
reproduksi. Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan tidak langsung
tergantung dari usaha yang akan dicapai. Sasaran langsungnya adalah pasangan usia subur
yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi
secara berkelanjutan.Sedangkan secara tidak langsung adalah dengan pelaksanaan dan
pengolahan KB dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukkan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas dan
keluarga sejahtera. Variasi dalam penggunaan alat kontrasepsi pun masih rendah. Pusat Data
Informasi, Kementrian Kesehatan RI tahun 2013 mencatat 48,56% pengguna alat kontrasepsi
menggunakan metode suntikan, 26,60% menggunakan metode pil dan sisanya tidak begitu
berbedaan tara persentase penggunaan alat kontrasepsi dengan metode intra uterine device
(IUD), metode operasi wanita (MOW), metode operasi pria (MOP), kondom, maupun
implan. Sebagai mahasiswa Ilmu Keperawatan, kita harus bisa mensosialisasikan mengenai
alat kontrasepsi kepada masyarakat sehingga diharapkan masyarakat mengetahui pentingnya
penggunaan alat kontrasepsi untuk mengendalikan kelahiran dan jumlah penduduk di
Indonesia.

1.2 Permasalahan Mitra

Jumlah ibu-ibu usia subur di tempat tersebut cukup banyak. Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari penanggungjawab posyandu ada banyak pasangan usia subur yang telah
memiliki anak. Tingginya angka balita di daerah tersebut menunjukkan pengendalian
kelahiran di daerah tersebut kurang baik dan membutuhkan edukasi mengenai program
pengendalian kelahiran khususnya mengenai alat kontrasepsi.

1.3 Solusi yang Ditawarkan

Banyaknya ibu-ibu usia subur di di tempat tersebut membutuhkan suatu metode untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam penggunaan alat kontrasepsi,
agar dapat digunakan dengan tepat dan dapat mencegah terjadi angka kelahiran yang tinggi.
Solusi yang ditawarkan pada permasalahan ini adalah dengan melakukan penyuluhan
mengenai alat kontrasepsi.
1.4 Tujuan Kegiatan

Tujuan diadakannya program penyuluhan kontrasepsi ini adalah :

1. Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu usia subur di tempat tersebut mengenai kesehatan


reproduksi dan program pengendalian kelahiran dengan alat kontrasepsi.

2. Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu usia subur di tempat tersebut dalam memilih alat
kontrasepsi yang tepat.

3. Meningkatkan kesadaran ibu-ibu usia subur di tempat untuk menggunakan alat


kontrasepsi.

1.5 Manfaat Kegiatan

1. Bagi Sasaran Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi,


pengendalian kelahiran dengan alat kontasepsi, maupun cara memilih alat kontrasepsi yang
tepat.

2. Sebagai sarana untuk pengembangan diri dalam hal public speaking, peningkatan
pengetahuan tentang alat kontrasepsi, serta terpenuhinya tugas blok reproduksi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Definisi kesehatan reproduksi

Kesehatan reproduksi diartikan sebagai suatu kondisi yang menjamin bahwa fungsi
reproduksi, khususnya proses reproduksi, dapat berlangsung dalam keadaan sejahtera fisik,
mental, maupun sosial dan bukan sekedar terbebas dari penyakit atau gangguan fungsi alat
reproduksi.

Tujuan penyuluhan ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap WUS tentang
kesehatan reproduksi wanita di Lingkungan di lingkungan tersebut . Diharapkan masyarakat
khususnya responden agar lebih aktif dalam mencari informasi tentang kesehatan reproduksi,
dan responden lebih rajin untuk konsultasi tentang kesehatan reproduksi, tenaga kesehatan
lebih meningkatkan penyuluhan yang dilakukan di masyarakat sehingga WUS memiliki
pemahaman yang lebih luas tentang kesehatan reproduksi wanita serta selanjutnya tentang
hubungan pengetahuan dan sikap WUS terhadap kesehatan reproduksi Wanita.

2.2 Kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi

Pada tingkat pelayanan dasar maka kegiatan operasional KIE Kesehatan Reproduksi terbagi
2 (dua), yaitu: posyandu

1. Kegiatan KIE di posyandu Bentuk kegiatan di dalam gedung Puskesmas dapat berupa:

a. Penyampaian pesan secara langsung (Tatap Muka).

Tatap muka langsung untuk perorangan dapat berlangsung saat memeriksa pasien
baik di klinik KIA/KB Posyandu maupun saat kunjungan kelompok msyarakat di ruangan
posyandu . Tatap muka langsung untuk kelompok dapat dilakukan kepada masyarakat /atau
keluarga. Kegiatan tatap muka langsung ini memiliki peluang besar sekali untuk berhasil jika
dilakukan dengan benar karena pesan dapat disampaikan dengan diikuti penjelasannya. Cara
tersebut juga dapat menyampaikan keterampilan (bukan hanya pengetahuan) dalam bentuk
peragaan atau demonstrasi cara melakukan sesuatu (misalnya cara memasang kondom, cara
sederhana untuk menilai ada/tidaknya anemia dengan melihat kelopak mata dan lidah,
dsbnya). Dalam melaksanakan kegiatan ini perlu diupayakan adanya komunikasi dua arah,
yaitu dengan memberi 31 kesempatan pada sasaran untuk bertanya, atau menanyakan
kembali kepada sasaran, untuk menilai apakah pesan telah benar-benar dipahami dan sasaran
benar-benar mengetahui isi pesan.

b. Penyampaian pesan secara tidak langsung.

Bentuk kegiatan ini biasanya berupa pemutaran kaset lagu-lagu atau video hiburan
yang diselingi pesan-pesan singkat, atau pemasangan poster/media cetak lain, dalam
lingkungan fasilitas pelayanan Puskesmas. Bentuk kegiatan ini dapat pula ditujukan kepada
sasaran perorangan maupun kelompok berupa pembagian selebaran atau leaflet kepada setiap
pengunjung. Kegiatan ini juga memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah, yaitu dengan
menghadirkan petugas untuk memulai pembicaraan dengan kelompok sasaran, misalnya
dengan menanyakan atau membahas isi pesandalam kaset/video yang diputar, poster yang
dipasang atau leaflet yang dibagikan. Dengan adanya pembicaraan antara mahasiswa dengan
sasaran tersebut, sekaligus terjadi komunikasi dua arah berupa saling bertanya antara petugas
dan sasaran.

2. Kegiatan penyuluhan di luar posyandu

Bentuk kegiatan dapat berupa :

a. Penyampaian pesan untuk kelompok kecil Proses kegiatan tatap muka untuk kelompok di
luar gedung hanya saja kelompok sasaran yang ditemui biasanya adalah kelompok yang
kecil dan khusus. Kelompok khusus ini seringkali merupakan kelompok sasaran sekunder
atau yang memiliki pengaruh terhadap sasaran utama, misalnya kelompok ibu-ibu PKK,
kelompok pengajian, persatuan orang tua murid dan guru dan lain-lain. Kelompok khusus ini
dapat juga merupakan kelompok sasaran utama, misalnya pertemuan kelompok remaja,
paguyuban KB, kelompok ibu ibu pengunjung Posyandu, keluarga yang dikunjungi di rumah
dan lain-lain. Kegiatan tatap muka dengan kelompok kecil ini juga memiliki peluang besar
sekali untuk berhasil karena jika pesan tersampaikan dengan benar maka akan dapat 33
mendorong kelompok sasaran sekunder untuk meneruskan pesan-pesan itu kepada kelompok
sasaran utama. Dalam melaksanakan kegiatan ini perlu komunikasi dua arah yaitu dengan
memberi kesempatan pada sasaran untuk bertanya.

b. Penyampaian pesan untuk kelompok besar.

Proses ini mencakup penyampaian pesan kepada orang dalam jumlah sangat banyak dan
biasanya tidak memungkinkan terjadi komunikasi dua arah. Karena tidak mungkin
melakukan komunikasi dua arah untuk menilai apakah sasaran benar-benar memahami isi
pesan, maka kegiatan KIE kesehatan reproduksi untuk kelompok besar ini memerlukan
persiapan khusus terutama dalam penciptaan pesannya, pesan yang disampaikan harus
singkat, menarik, mudah diingat dan mudah dilakukan.

2.3. tanda-tanda wanita subur

1.Siklus Haid
Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya subur. Satu putaran haid
dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari sebelum haid datang kembali, yang
biasanya berlangsung selama 28-30 hari. Oleh karena itu siklus haid dapat dijadikan indikasi
pertama untuk menandai seorang wanita subur atau tidak. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh
hormon seks perempuan yaitu estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan
perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator
klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks),
perubahan pada serviks, panjangnya siklus menstruasi (metode kalender) dan indikator minor
kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara.
2.Perhitungan Masa Subur
Ada beberapa metode yang digunakan untuk dapat menghitung masa subur seorang wanita.
Metode yang paling efektif adalah dengan menggunakan pendekatan berbagai indikator
biasanya perubahan suhu yang dikombinasikan dengan perubahan lendir serviks. Perhitungan
masa subur dengan menggunakan sistem kalender adalah cara natural atau alamiah yang
digunakan hanya bila seorang wanita mempunyai siklus menstruasi yang teratur.
Ketidaksuburan alat reproduksi pada wanita disebabkan oleh :
- Disfungsi hormone
- Tersumbatnya saluran telur
- Endometriosis
- Kista atau kualitas
- Pergerakan sperma yang kurang baik
Oleh karena itu Wanita Usia Subur (WUS) harus melakukan pemeriksaan kesehatan
(pemeriksaan alat kelamin) walaupun ia memiliki siklus haid/menstruasi yang teratur.
Sebelum menikah WUS sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan agar mengetahui
kondisi organ reproduksinya apakah berfungsi dengan baik. Dengan mengadakan
pemeriksaan kesehatan maka akan mencegah penyakit alat kelamin.

3.Promosi Kesehatan pada Wanita Usia Subur (WUS)


Secara manual yang dimaksud wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ
reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Dimanan dalam masa ini
petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan pada WUS yang memiliki masalah
mengenai organ reproduksinya. Petugas kesehatan harus menjelaskan mengenai personal
hyegiene yaitu pemeliharaan keadaan alat kelaminnya dengan rajin membersihkan dan
penyakit yang dapat diakibatkan dari hal tersebut. WUS dianjurkan untuk menjaga diri agar
tidak terikut menjadi WTS (Wanita Tunasusila). Lingkup promosi kesehatan terhadap WUS
meliputi persiapan hamil, keluarga berencana, kesehatan, parenting, nutrisi dan produktifitas.
Beberapa penyakit infeksi kelamin wanita yang umum terjadi dijelaskan dibawah ini yaitu :
A. Penyakit Menular Seksual
a. Penyakit Gonore
b. Penyakit Sifilis
c. Trikomoniasis
d. Kondiloma Akuminata
e. Infeksi Vagina (Vulvitis)
f. Infeksi Liang Senggama (Vaginitis)
g. Infeksi Spesifik Vagina
h. Penyakit Radang Panggul s
B. Pemeriksaan Alat Kelamin
Wanita Usia Subur (WUS) harus melakukan pemeriksaan kesehatan walaupun ia memiliki
siklus haid/menstruasi yang teratur. Hal ini bukan tanda bahwa wanita itu subur. Artinya
WUS harus sehat bebas dari penyakit kelamin. Sebelum menikah WUS sebaiknya melakukan
pemeriksaan kesehatan agar mengetahui kondisi organ reproduks. Sistem pertahanan dari alat
kelamin wanita yang cukup baik yaitu dari sistem asam, biasanya sistem pertahanan yang
lainnya dengan cara pengeluaran lendir yang selalu mengalir ke luar yang menyebabkan
bakteri yang dibuang dalam bentuk menstruasi, sistem pertahanan ini sangat lemah, sehingga
infeksinya sering dibendung dan pasti menjalar ke segala arah yang menimbulkan infeksi
mendadak dan menahuninya apakah berfungsi dengan baik.

4.Pelayanan Kesehatan Wanita Usia Subur (WUS)


Dapat dilakukan dengan Penyuluhan tentang kesehatan pada masa pra kehamilan
disampaikan pada kelompok wanita usia subur/pria usia subur yang akan menikah.
Penyampaian tentang kesehatan ini disesuaikan dengan tingkat intelektual klien. Nasehat
yang diberikan menggunakan bahasa yang mudah dicerna, karena informasi yang diberikan
bersifat pribadi dan sensitif. Wanita usia subur juga diberikan pendidikan mengenai gangguan
kesehatan, akibat gangguan sistem reproduksi. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri
sendiri. Gangguan tersebut dapat terhadap kondisi psikologis dan lingkungan sosial klien itu
sendiri. Bila masalah kesehatan itu sangat kompleks, perlu dikonsultasikan ke ahli yang
relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang fasilitasnya lebih lengkap. Faktor
keluarga juga turut mempengaruhi kondisi WUS/PUS yang akan memasuki pintu gerbang
pernikahan Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental WUS
dalam memasuki masa perkawinan dan kehamilan.
BAB III

METODE PENYULUHAN WANITA USIA SUBUR

3.1 tujuan kegiatan

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang


berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana
caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan untuk kesehatan dirinya.

3.2

WUS adalah wanita yang berusia 18- 49 tahun dengan keadaan organ reproduksi berfungsi
dengan baik, baik dengan status belum kawin, kawin maupun janda (BKKBN, 2011). Puncak
kesuburan wanita ada pada rentang usia 21-25 tahun. Pada usia ini wanita memiliki
kesempatan 95% untuk hamil. Sedangkan saat akan memasuki usia 40 tahun kesempatan
hamil akan berkurang menjadi 40%. Setelah usia 40 tahun keatas wanita hanya punya 10%
kesempatan untuk hamil. Kontrasepsi berasal dari kata control berarti mencegah atau
melawan sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan
sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. jadi kontrasepsi adalah menghindari
atau mencegah terjadi kehamilan sebagai akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel
sperma. penelitian ini membuktikan bahwa penyuluhan kesehatan yang dilakukan untuk
Wanita Usia Subur (PUS) mempunyai pengaruh. Diharapkan dari penyuluhan kesehatan
sangat dibutuhkan/penting bagi Wanita Usia Subur (WUS) dalam memilih alat kontrasepsi
yang akan mereka gunakan.

a. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan
kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa
dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik (Notoatmojo, 2007).
b. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang
c. Sikap
Azwar (2002) menyatakan sikap adalah suatu pola perilaku tendensi atau kesiapan
antisipasi, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara
sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.
d. Tindakan
Kebanyakan orang mengetahui masalah kesehatan, tetapi kurang nya tindakan dari
setiap individu untuk menjaga dan melalukan sesuatu demi kepentingan pribadi nya

Anda mungkin juga menyukai