Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN INTERVENSI PIJAT OKSITOSIN TERHADAP JUMLAH

PENGELUARAN KOLOSTROM PADA IBU POST PARTUM


DI RUANGAN KEBIDANAN RSUD KOTA DUMAI

Merdeka Agustivani (1), Rifa Rahmi (2), Rifa Yanti (3)


(1)
Mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan STIKes
Al Insyirah Pekanbaru
email. imeragustivani0@gmail.com
(2)
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan STIKes Al Insyirah
Pekanbaru
email. rhyfmy@gmail.com
(3)
Program Studi Kebidanan Program Sarjana terapan STIKes Al Insyirah
Pekanbaru
email. rifaye1@ymail.com

ABSTRAK

Kolostrum adalah susu pertama yamg dihasilkan oleh payudara ibu berbentuk cairan berwarna
kekuningan mengandung protein lebih tinggi dan sedikit lemak. Produksi ASI dipengaruhi oleh
hormon prolsktin dsn okditosin. Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang kedua sisi tulang
belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima keenam dan merupakan usaha untuk
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan pijat oksitosin terhadap jumlah pengeluaram kolostrum pada ibu
postpartum. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan rancangan Non Equivalent
Control Group. Sampel pada penelitian ini berjumlah 18 orang (9 responden kelompok
intervensi dan 9 responden kelompok kontrol) ibu post partum yang bayinya dirawat terpisah
dengan ibu yaitu diruangan perinatologi. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik
accidental sampling. Analisa data dilakukan secara bertahap meliputi analisa univariat dan
analisa bivariate. Hasil penelitian menyebutkan rata-rata jumlah pengeluaran kolostrum pada
kelompok pijat oksitosin yaitu 4,31 ml sedangkan rata-rata pada kelompok control adalah 0,02
ml. Analisa bivariate dilakukan dengan uji T-independen. Hasil penelitian diperoleh adanya
pengaruh pijat oksitosin terhadap jumlah pengeluaran kolostrum pada ibu postpartum dengan
nilai p = 0,001. Dari hasil penelitian diharapkan kepada tenaga kesehatan agar dapat
menerapkan pijat oksitosin untuk ibu postpartum khususnya pada ibu yang bayinya dirawat
diruang perinatology sehingga tercapai dapat menambah rasa percaya diri ibu untuk
memberikan ASI yakni pemberian kolostrum di awal kehidupan bayi dan dapat membantu ibu
menjadi rileks.

Kata Kunci : Pijat Oksitosin, Jumlah Pengeluaran Kolostrum

ABSTRACT

Oxytocin massage is massage on the length of both spinal cysts (vertebrae) to bone 5-6 costae
to stimulate the hormone prolactin and oxytocin after giving birth in postpartum mothers. This
typeof research is Quasy Experiment with the design of a Non Equivalent Control Group. The
sample in this study was 18 people (9 respondents in the intervention group and 9 respondents
in the control group) of post partum mothers whose babies were treated in the perinatology
room. Sampling was done with purposive sampling technique. Data analysis was carried out in
stages including univariate anlysis and bivariate analysis. Bivarite analysis with T-Independen.
The result of the study were found to have a strong influence of oxytocin on the amount of
colostrum expenditure in postpartum mothers with p value of 0,001. From the result of the study
it is expected that health workeers can apply oxytocin massage to postpartum mothers so that
colostrum is given in the beginning of a babys life and can help the mother become.
.
Keywords : Oxytocin Massage, Spending Colostrum

PENDAHULUAN (PUSDATIN) jumlah bayi di provinsi


Pertumbuhan anak sangat cepat Riau yaitu 98.455 bayi. Sementara itu
di dua tahun pertama kehidupannya dan hasil Riskesdas tahun 2013
dua tahun pertama itulah yang disebut kecendrungan untuk memberikan
periode emas (Golden Period ). kolostrum hanya 85,3% yang
Pemerintah telah menetapkan Peraturan memberikan semua, 8,9% dibuang
Pemerintah No.33 Tahun 2012 tentang sebagian dan masihada 5,9% yang
Pemberian ASI Eksklusif yaitu ASI yang dibuang semua (Kemenkes, 2016).
diberikan kepada bayi sejak lahir selama Data rekam medis persalinan di
6 bulan, tanpa menambahkan dan atau RSUD Kota Dumai selama 3 bulan
mengganti dengan makanan atau terakhir (Oktober – Desember 2018)
minuman lain ( Kemenkes, 2012 ). terdapat 192 orang yang melahirkan bayi
Kolostrum adalah susu pertama secara normal dan 164 ibu yang rawat
yang dihasilkan oleh payudara ibu gabung dengan bayinya. Selama 1
berbentuk cairan berwarna kekuningan minggu peneliti turun ke lapangan
atau sirup bening yang mengandung dijumpai keluhan ibu postpartum yang
protein lebih tinggi dan sedikit lemak kecewa karena tidak bisa memberikan air
daripada susu matang. Kolostrum susu pertama pada bayinya yaitu sekitar
dihasilkan pada hari pertama sampai hari 8 orang dari 13 orang ibu post partum
ketiga setelah bayi lahir (Wiji, 2014). normal yang bayinya harus dirawat
Pijat oksitosin merupakan salah terpisah yaitu diruangan perinatologi.
satu solusi untuk mengatasi ketidak Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk
lancaran ASI. Pijat oksitosin adalah mengambil judul ”Intervensi pijat
pemijatan sepanjang tulang belakang dan oksitosin terhadap jumlah pengeluaran
merupakan usaha untuk merangsang kolostrum pada ibu post partum di
hormone oksitosin setelah melahirkan. ruangan kebidanan RSUD Kota Dumai”.
Hormon oksitosin akan keluar melalui
rangsangan ke putting susu melalui
isapan mulut bayi atau melalui pijatan METODE
pada tulang belakang ibu akan merasa Metode penelitian yang
tenang, rileks, meningkatkan ambang digunakan dalam penelitian ini adadalah
rasa nyeri dan mencintai bayinya, metode Quasi Eksperimen dengan
sehingga dengan begitu hormone rancangan Non Equivalent Control
oksitosin keluar dan ASI pun cepat Group yaitu rancangan yang
keluar.Pijat oksitosin ini dilakukan untuk pengelompokan anggota sampel pada
merangsang reflex oksitosin atau reflex kelompok eksperimen dan kelompok
let down. Dengan dilakukan pemijatan control tidak dilakukan secara acak atau
ini ibu akan merasa rileks, kelelahan random.
setelah melahirkan akan hilang, sehingga Populasi yang digunakan dalam
dengan begitu hormone oksitosin kelua penelitian ini ialah seluruh ibu post
rdan ASI pun cepat keluar. partum normal yang bersalin di ruangan
Berdasarkan Pusat Data dan kebidanan RSUD Kota Dumai. Jumlah
Informasi Kesehatan Kemenkes RI populasi ibu bersalin normal selama 3
bulan (Oktober – Desember 2018) responden yang berusia 20-35 tahun
terakhir sebanyak 126 orang. (resiko rendah) sebesar 88,9 % dan usia
Pengambilan Sampel dilakukan <20 tahun atau >35 tahun (resiko tinggi)
dengan cara menggunakan Accidental sebesar 11,1%, sedangkan pada
sampling yaitu teknik pengambilan kelompok kontrol responden yang
sampel berdasarkan kebetulanya itu berusia 20-35 tahun (resiko rendah)
pasien yang secara kebetulan bertemu sebesar 88,9% dan usia <20 tahun atau
dengan peneliti selama penelitian >35 tahun (resiko tinggi) sebesar 11,1%.
(Sugiyono, 2009). jumlah sampel pada
penelitian ini memenuhi standar minimal Tabel 4.2 Distribusi Responden
yaitu 9 responden pada kelompok Berdasarkan Pekerjaan Pada
intervensi dan 9 responden pada Kelompok Intervensi dan Kelompok
kelompok kontrol. Pemilihan responden Kontrol di Ruangan Kebidanan RSUD Kota
berdasarkan kriteria/ pertimbangan yang Dumai Tahun 2019
dibuat peneliti. Kelompok Kelompok
Instrumen yang digunakan dalam Intervensi Intervensi
Pekerjaan
(N=9) (N=9)
penelitian ini adalah : SOP, Spuit dan f % f %
sendok untuk mengukur jumlah ASI Tidak Bekerja
serta Lembar Observasi 8 88.9 6 66.7
Data yang terkumpul dianalisis Bekerja
1 11.1 3 33.3
menggunakan UjiT-independen untuk
melihat pengaruh pijat oksitosin terhadap
pengeluaran kolostrum pada ibu post Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh
partum pada kelompok yang diberikan bahwa pada kelompok intervensi,
perlakuan dan kelompok control yang responden yang tidak bekerja sebanyak 8
tidak diberikan perlakuan. Apabiladari orang yaitu sekitar 88,9% dan yang
statistic didapatkanp value < 0,05. bekerja sebanyak 1 orang yaitu sekitar
11,1%. Sedangkan pada kelompok
HASIL kontrol responden yang tidak bekerja
Analisa Univariat sebanyak 6 orang yaitu 66,7% dan yang
Tabel 4.1 Distribusi Responden bekerja sebanyak 3 orang yaitu sekitar
Berdasarkan Usia Pada Kelompok 33,3%.
Intervensi dan Kelompok Kontrol di
Ruangan Kebidanan RSUD Kota Tabel 4.3 Distribusi Responden
Dumai Tahun 2019 Berdasarkan Paritas Pada Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol di
Kelompok Kelompok Ruangan Kebidanan RSUD Kota Dumai
Intervensi Intervensi Tahun 2019
Usia
(N=9) (N=9) Kelompok Kelompok
f % f % Intervensi Intervensi
Paritas
Resiko Rendah (N=9) (N=9)
8 88.9 8 88.9
(20-35 th) f % f %
Resiko tinggi Tidak Bekerja
7 77.8 6 66.7
(<20dan 1 11.1 1 11.1
>35tahun) Bekerja
2 22.2 3 33.3

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh


bahwa pada kelompok intervensi, bahwa pada kelompok intervensi,
responden yang mempunyai anak 1-2 normalitas data adalah pada kelompok
orang sebanyak 7 orang yaitu sekitar intervensi diperoleh nilai (p) = 0,671 dan
77,8% dan yang memunyai anak > 2 kelompok kontrol diperoleh nilai (p) =
orang yaitu sekitar 22,2%. Sedangkan 0,740 berarti nilai signifikansi didapat p
pada kelompok kontrol responden yang > 0,05 maka data pada kelompok
mempunyai anak 1-2 orang tidak intervensi dan kelompok kontrol
sebanyak 6 orang yaitu 66,7% dan yang berdistribusi normal.
mempunyai anak >2 orang yaitu sekitar
33,3%. Tabel 4.5 Intervensi Pijat Oksitosin
Terhadap Jumlah Pengeluaran
Jumlah Pengeluaran Kolostrum Pada Kolostrum Pada Kelompok Intervensi
Kelompok Intervensi dan Kelompok dan Kelompok Kontrol di Ruangan
Kontrol di Ruangan Kebidanan RSUD Kebidanan RSUD Kota Dumai Tahun
Kota Dumai Tahun 2019 2019

Hasil análisis didapatkan bahwa Jumlah Kolostrum


P
jumlah kolostrum pada kelompok Variabel (ml) N
value
Mean SD SE
intervensi yang dilakukan pijat oksitosin
Intervensi
yaitu rata-rata 4,31 ml, median 4,00 ml, 4.31 3.2 1.06 0.001 9
dengan stándar deviasi 3,19 ml. Jumlah Kontrol
0.02 0.02 0.02 9
pengeluaran kolostrum terendah 0,50 ml
– 10 ml. Dari hasil estimasi interval
dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini Berdasarkan tabel 4.5 dari hasil
bahwa rata-rata jumlah pengeluaran análisis didapatkan bahwa jumlah
kolostrum adalah diantara 1,85 ml pengeluaran kolostrum rata-rata pada
sampai dengan 6,77 ml. Sedangkan rata- kelompok intervensi adalah 4,31 ml
rata jumlah pengeluaran kolostrum pada dengan standar deviasi 3,2 ml..
kelompok kontrol adalah 0,02 ml, Sedangkan jumlah pengeluaran
median 0,02 ml dengan stándar deviasi kolostrum spada kelompok kontrol yang
0,02 ml. Jumlah pengeluaran kolostrum tidak dilakukan pijat oksitosin rata-rata
terendah 0,00 ml dan tertinggi 0,05ml. adalah 0,02 ml dengan standar deviasi
Dari hasil estimasi interval dapat 0,02 ml. Hasil uji statistik diperoleh p
disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa value sebesar 0,001. Maka dapat
jumlah pengeluaran kolostrum adalah disimpulkan ada pengaruh pijat oksitosin
diantara 0,01 ml sampai dengan 0,03 ml. yang signifikan terhadap jumlah
pengeluaran kolostrum antara kelompok
Analisa Bivariat intervensi dan kelompok kontrol.
Analisis ini digunakan untuk
menguji pengaruh pijat oksitosin
terhadap jumlah pengeluaran kolostrum. PEMBAHASAN
Uji t-independen digunakan untuk
membandingkan jumlah pengeluaran Dari hasil uji t-independen
kolostrum pada kelompok intervensi dan diperoleh pada kelompok intervensi
kelompok kontrol. Sebelum dilakukan uji jumlah pengeluaran kolostrum setelah
t terdapat asumsi yang harus dipenuhi dilakukan pijat oksitosin diperoleh rata-
yaitu data harus berdistribusi normal. rata 4,31ml dengan estándar deviasi
Data dikatakan berdistribusi normal jika 3,19ml. Sedangkan pada kelompok
nilai signifikansi (p) > 0,05. Hasil uji kontrol diperoleh rata-rata jumlah
pengeluaran kolostrum diperoleh rata- Ketanen Kecamatan Panceng Gresik
rata 0,02ml dengan stándar deviasi dengan jumlah sampel 28 responden.
0,02ml. Hasil uji statistik diperoleh p Menurut asumsi peneliti pijat
value sebesar 0,001. Berarti ada oksitosin ini berpengaruh terhadap
pengaruh pijat oksitosin yang signifikan jumlah pengeluaran kolostrum. Dengan
terhadap jumlah pengeluaran kolostrum melakukan pijat oksitosin akan
antara kelompok intervensi dan merangsang keluarnya hormon oksitosin
kelompok kontrol yang berfungsi memacu kontraksi otot
Hasil penelitian ini sesuai dengan polos yang ada di dinding alveolus dan
teori yang dikemukan oleh Biancuzzo, dinding saluran, sehingga ASI
dkk (2003) yang mengatakan bahwa pijat (kolostrum) dipompa keluar. Sehingga
oksitosin merupakan salah satu untuk ibu post partum yang bayinya harus
mengatasi ketidak cukupnya ASI. Pijat dirawat diruang perinatologi menjadi
oksitosin adalah pemijatan pada percaya diri untuk memberikan ASI.
sepanjang tulang belakang (vertebrae) Dari penelitian ini peneliti menemukan
sampai tulang costae kelima-keenam dan asumsi para ibu yang mengatakan ASI
merupakan usaha untuk merangsang tidak ada karena tidak ada isapan bayi.
hormon prolaktin dan oksitosin setelah Apalagi di ruangan perinatologi ini
melahirkan. memiliki peraturan tentang jam kunjung
Hal ini juga sesuai dengan teori yaitu bayi hanya dapat dikunjungi oleh
yang dikemukan oleh Mantuankota ayah dan ibunya di jam 11:00 – 12:00
(2003), massage adalah suatu pengobatan WIB dan jam 17:00 – 18:00 WIB
yang dipergunakan untuk menerangkan sehingga para ibu semakin pesimis untuk
manipulasi-manipulasi tertentu pada memberikan ASI. Dengan dilakukannya
jaringan lunak pada tubuh kita. Pijat pijat oksitosin ini dapat merubah
(massage) merupakan bentuk perawatan pandangan mereka dan memimbulkan
kesehatan yang paling kuno dan rasa percaya diri ibu untuk dapat
sederhana (Broto dan Alam, 2005: 115). memberikan ASI terutama kolostrum
Manipulasi-manipulasi ini paling efektif karena kolostrum mengandung antibody
dilakukan dengan tangan dan dilakukan yang dibutuhkan bayi selama dalam
dengan tujuan agar mempunyai pengaruh masa perawatan.
pada sistem saraf, otot, sirkulasi darah, Aliran ASI sebagian tergantung
dan limfe secara lokal maupun umum. pikiran, perasaan dan sensasi ibu
Hal ini juga didukung oleh (Perinasia, 2007). Karena itu penting
penelitian yang dilakukan oleh Endah, mengusahakan ibu dan bayinya selalu
N.S dkk (2011) menyatakan bahwa bersama siang dan malam. Tetapi bagi
adanya pengaruh pijat oksitosin terhadap ibu yang bayinya harus dirawat terpisah
jumlah pengeluaran kolostrum pada ibu tetap dapat memberikan ASI (kolostrum)
post partum di ruangan kebidanan dengan cara memerah ASI. Dengan
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung melakukan pijat oksitosin ini akan
dengan sampel berjumlah 18 orang membantu ibu lebih nyaman, rileks dan
(kelompok eksperimen = 9 dan membangkitkan rasa percaya diri ibu
kelompok kontrol = 9). untuk dapat memberikan kolostrum pada
Hal ini sesuai dengan penelitian bayinya.
yang dilakukan oleh Ummah. F (2014)
menyatakan bahwa pijat oksitosin dapat
mempercepat pengeluaran ASI pada ibu KESIMPULAN
post partum normal di Dusun Sono Desa Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dalam penelitian yang Indonesian. Jakarta
berjudul “Intervensi Pijat Oksitosin
Terhadap Jumlah Pengeluaran Kolostrum Pusdatin (2015). Situasi dan analisis ASI
Pada Ibu Post Partum di Ruangan Eksklusif. Jakarta. Kementrian
Kebidanan RSUD Kota Dumai Tahun Kesehatan RI
2019” yang telah disajikan pada bab IV,
dapat disimpulkan sebagai berikut : Sujarweni, V.Wiratmaja. 2014.
1. Pada kelompok intervensi rata-rata Metodologi Penelitian
jumlah pengeluaran kolostrum pada Keperawatan. Yogyakarta:
ibu post partum setelah diberikan pijat Gava Media
oksitosin adalah 4,31 ml.
2. Pada kelompok kontrol rata-rata Wiji, Rizki Natia.2014. ASI dan
jumlah pengeluaran kolostrum pada Panduan Ibu Menyusui.
ibu post partum yang tidak diberikan Yogyakarta: NuhaMedika
pijat oksitosin adalah 0,02 ml.
3. Hasil uji statistik diperoleh nilai p
value sebesar 0,001 yang artinya ada
pengaruh intervensi pijat oksitosin
terhadap jumlah pengeluaran
kolostrum.

DAFTAR PUSTAKA

Biancucuzzo, M. 2003. Breastfeeding


The Newborn : Clinical
Strategies For Nurses. St.
Louis: Mosby

Endah, N.S danMasdinarsah, I. 2011.


Pengaruh Pijat Oksitosin
Terhadap Pengeluaran
Kolostrum Pada Ibu Post
Partum di Ruang Kebidanan
Rumah Sakit Muhammadiyah
Bandung. Jurnal Kesehatan
Kartika

Faizatul.U, (2014) Pijat Oksitosin Untuk


Mempercepat Pengeluaran ASI
Pada Ibu Pasca Salin Normal di
Dusun Sono Desa Ketanen
Kecamatan Panceng Gresik.
Volume 02, No.XVIII, Juni
2014

Kemenkes, RI. 2017. Data dan


Informasi Profil Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai