Anda di halaman 1dari 8

5/03/2012

Evidence based episiotomi dengan indikasi


A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir atau tepatnya beberapa bulan terakhir kita sering mendengar
tentang Evidence Based. Evidence Based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan
pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti. Bukti inipun tidak sekedar
bukti. Tapi bukti ilmiah terkini yang bisa dipertanggungjawabkan.
llmu Kesehatan berkembang sangat pesat. Temuan dan hipotesis yang diajukan pada waktu yang
lalu secara cepat digantikan dengan temuan baru yang segera menggugurkan teori yang ada sebelumnya.
Sementara hipotesis yang diujikan sebelumnya bisa saja segera ditinggalkan karena muncul pengujian-
pengujian hipotesis baru yang lebih sempurna. Sebagai contoh, jika sebelumnya diyakini bahwa episiotomi
merupakan salah satu prosedur rutin persalinan khususnya pada primigravida, saat ini keyakinan itu
digugurkan oleh temuan yang menunjukkan bahwa episiotomi secara rutin justru sering menimbulkan
berbagai permasalahan yang kadang justru lebih merugikan bagi quality of life pasien.
Episiotomi adalah tindakan menggunting jaringan antara muara vagina dan anus (jaringan
perineum) saat proses melahirkan. Tujuan utamanya tentu saja untuk mempermudah lahirnya bayi.
Dulu, episiotomi merupakan tindakan rutin. Artinya, dalam setiap persalinan selalu dilakukan. Hal yang
menjadi pertimbangan adalah robekan akibat episiotomi cenderung lebih kecil dan lebih rapi
dibandingkan robekan yang terjadi secara alami. Selain itu, luka episiotomi juga dianggap lebih cepat
sembuh.
Tetapi, saat ini episiotomi tidak lagi dianjurkan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa penyembuhan
luka episiotomi menimbulkan ketidaknyamanan. Selain itu, luka yang dibuat ternyata cenderung lebih
luas dibanding jika robekan terjadi sendiri. Pada beberapa wanita, luka episiotomi juga dapat
menimbulkan nyeri saat berhubungan seksual, bahkan selama berbulan-bulan setelah melahirkan.
Walaupun sudah tidak dianjurkan, bukan berarti teknik episiotomi tidak boleh sama sekali. Pada
keadaan tertentu, episiotomi tetap dilakukan. Misalnya jika posisi bayi tidak normal, bayi harus dilahirkan
secepatnya, atau jika diperkirakan robekan yang terjadi akan sangat luas dll.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui informasi tentang episiotomi
2. Untuk mengetahui informasi evidence based terkini indikasi pada episiotomi
3. Untuk mengetahui informasi dampak episotomi tanpa indikasi kuat
C. Manfaat
1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang episiotomi
2. Untuk meningkatkan pengetahuan evidence based terkini indikasi pada episiotomi
3. Untuk meningkatkan pengetahuan dampak episotomi tanpa indikasi kuat

BAB II
ISI

A. Episiotomi
Episiotomi (perineotomi) adalah insisi perineum untuk memperlebar ruang pada lubang-
keluar jalan-lahir sehingga memudahkan kelahiran anak. Fielding Ould, pada tahun 1872, mungkin
merupakan dokter ahli kebidanan pertama yang melaksanakan episiotomi.
Saat melakukan episiotomi haruslah tepat. Bila pengerjaannya terlampau terlambat,
prosedur tersebut tidak akan berhasil mencegah laserasi dan melindungi dasar panggul. Bila
terlampau cepat, insisi akan mengakibatkan kehilangan darah yang tidak perlu. Episiotomi
dikerjakan ketika perineum menonjol, ketika diameter kulit kepala bayi terlihat 3 sampai 4 cm
sewaktu his, dan ketika bagian terendah akan dilahirkan dengan tiga atau empat kontraksi
berikutnya. Dengan cara ini laserasi dihindari, peregangan yang berlebihan pada dasar panggul
dicegah, dan perdarahan yang banyak dapat dielakkan.
Ada tiga tipe episiotomi:
(1) Midline, garis-tengah; (2) mediolateral, kiri atau kanan (yang paling sering digunakan); dan (3)
lateral, yang sudah tidak digunakan lagi.

macam episiotomi

B. Indikasi Episiotomi
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, walaupun sudah tidak dianjurkan selalu
dilakukan, bukan berarti teknik episiotomi tidak boleh sama sekali. Berdasarkan evidence based
terkini pada keadaan tertentu, episiotomi tetap dilakukandengan indikasi yang kuat
mengharuskan dilakukannya episiotomi. Beberapa indikasi kuat dlakukannya episiotomy yaitu :
1. Bayi berukuran besar
Bayi yang memiliki bobot 4 kg atau lebih biasanya sulit melewati jalan lahir. Itulah
sebabnya, dalam kasus ini dokter akan melakukan tindakan episiotomi untuk memudahkan si
bayi lahir. Tanpa tindakan episiotomi, bobot bayi bisa menghambat proses persalinan. Bahkan
dalam kasus tertentu, bayi berbobot besar ini mau tidak mau harus dilahirkan lewat operasi sesar.
Serta beberapa alasan fetal lainnya seperti :
a. Bayi yang prematur dan lemah
b. Posisi abnormal seperti occipitoposterior, presentasi muka dan presentasi bokong
c. Bayi harus dilahirkan dengan cepat pada keadaan gawat janin dan dilatasi perineum tidak dapat
ditunggu
2. Perineum sangat kaku
Kekakuan perineum akan menyulitkan proses keluarnya bayi. Ini akan diperparah oleh
kondisi ibu yang lemah dan lelah. Jangankan mengejan, bergerak pun sudah tidak bisa. Dalam
kondisi seperti ini, tindakan episiotomi dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan menghindarkan
bayi dari kemungkinan terkena hipoksia akibat persalinan terlalu lama. Semakin berat tingkat
hipoksianya, kian banyak pula sel-sel saraf otak yang mengalami kerusakan, hingga
mempengaruhi tingkat kecerdasannya.
3. Perineum pendek
Masing-masing individu memiliki panjang perineum yang bervariasi, ada yang pendek
dan ada pula yang panjang. Bagi ibu yang memiliki perineum pendek, tindakan episiotomi bisa
mencegah dampak negatif yang lebih buruk. Apalagi jika kepala bayinya besar, bukan tidak
mungkin akan terjadi perobekan yang sangat besar. Bukan tidak mungkin anus pun akan rusak.
4. Persalinan dengan alat bantu
Episiotomi juga dilakukan bila persalinan dilakukan dengan menggunakan alat bantu,
entah itu forceps, vakum atau alat bantu lainnya. Begitu juga pada persalinan bayi prematur atau
letak sungsang, distosia bahu dsb. Dengan tindakan episiotomi, jalan lahir yang semakin lebar
akan meminimalkan risiko mencederai bayi.
Tentu saja kondisi-kondisi tersebut umumnya sudah bisa diprediksi oleh dokter. Dengan
demikian, menjelang persalinan dokter kandungan dan kebidanan yang menangani diharapkan
sudah bisa memutuskan apakah pasiennya mesti menjalani episiotomi atau tidak. Jadi, memang
tidak setiap ibu melahirkan mesti menjalani episiotomi.
Selain beberapa indikasi yang memperbolehkan episiotomi, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada pelaksanaan episiotomi, yaitu :
1. Dalam memberikan anestesia lokal berikan anestesia lokal secara dini agar obat tersebut
memiliki cukup waktu untuk mem-berikan efek sebelum episiotomi dilakukan. Episiotomi adalah
tindakan yang menimbulkan rasa sakit dan menggunakan anestesia lokal adalah bagian dari
asuhan sayang ibu.
Aspirasi (tarik batang penghisap) untuk memastikan bahwa jarum tidak berada di dalam
pembuluh darah. Jika darah masuk ke dalam tabung suntik, jangan suntikkan lidokain, tarik
jarum tersebut keluar. Ubah posisi jarum dan tusukkan kembali.
Alasan: Ibu bisa mengalami kejang dan bisa terjadi kematian jika lidokain disuntikkan ke dalam
pembuluh darah.
2. Tunda tindakan episiotomi sampai perineum menipis dan pucat, dan 3-4 cm kepala bayi sudah
terlihat pada saat kontraksi.
Alasan: Melakukan episiotomi akan ,nenyebabkan perdarahan; jangan melakukannya terlalu
dini.
3. Masukkan dua jari ke dalam vagina di antara kepala bayi dan perineum. Kedua jari agak
direnggangkan dan berikan sedikit tekanan lembut ke arah luar pada perineum.
Alasan: Hal ini akan melindungi kepala bayi dari gunting dan meratakan perineum sehingga
membuatnya lebih mudah diepisiotomi..
a) Gunakan gunting tajam disinfeksi tingkat tinggi atau steril. Pastikan untuk melakukan palpasi/
mengidentifikasi sfingter ani eksternal dan mengarahkan gunting untuk rnenghindari sfingter.
b) Gunting perineum sekitar 3-4 cm dengan arah mediolateral menggunakan satu atau dua
guntingan yang mantap. Hindari “menggunting” jaringan sedikit demi
sedikit karena akan menimbulkan tepi yang tidak rata sehingga akan menyulitkan penjahitan dan
waktu penyembuhannya lebih lama.
4. Jika kepala bayi belum juga lahir, lakukan tekanan pada luka episiotomi dengan di lapisi kain
atau kasa disinfeksi tingkat tinggi atau steril di antara kontraksi untuk membantu mengurangi
perdarahan.
Alasan: Melakukan tekanan pada luka episiotomi akan menurunkan perdarahan.

C. Dampak Episiotomi Tanpa Indikasi Kuat


Episiotomi yang dilakukan tanpa indikasi kuat dapat memunculkan hal-hal yang merugikan,
seperti :
1. Perdarahan
Perdarahan hebat bisa saja tak terhindarkan jika momen pengguntingan tidak tepat.
Contohnya jika episiotomi dilakukan saat letak kepala bayi di jalan lahir masih jauh. Waktu yang
paling tepat untuk melakukan tindakan episiotomi adalah ketika jaringan perineum sudah
melebar setipis mungkin. Di saat ini jaringan perineum sudah terdesak oleh kepala bayi yang
berada di panggul. Dengan demikian, pengguntingan hanya akan merobek perineum sedikit dan
perdarahan dalam jumlah banyak bisa diminimalkan.
2. infeksi
Infeksi bisa diakibatkan oleh proses penjahitan yang tidak benar. Proses penjahitan yang
terlalu banyak dan rapat bisa menimbulkan infeksi. Banyak kasus dimana ibu mengalami infeksi
akibat jahitan yang terlalu banyak simpulnya. Selain itu, infeksi juga bisa terjadi karena
perawatan yang kurang telaten atau tak higienis oleh ibu. Misalnya karena ibu takut menyentuh
luka bekas jahitan di daerah perineumnya.
Padahal jika tidak dibersihkan, kuman dan bakteri akan berkembang biak yang kemudian
berpeluang menyebabkan infeksi. Jika ini terjadi, mau tidak mau ibu mesti segera pergi ke dokter.
Kenali gejala awal infeksi berupa demam dan vagina terasa sakit.
Jangan malah takut membersihkan luka episiotomi, toh perobekan tadi sudah rapat karena
sudah dijahit. Yang penting untuk diperhatikan adalah arah pembersihan yang benar, yakni dari
depan ke belakang, dan bukan sebaliknya. Sebab proses penyapuan dari belakang ke depan malah
amat berpeluang membawa serta bakteri dan kuman yang ada di sekitar anus masuk ke vagina.
Akibatnya, infeksi pun tidak bisa terhindarkan.
3. hematoma
Salah satu dampak episiotomi adalah hematoma atau penggumpalan darah di satu tempat.
Ciri-cirinya adalah vagina yang membengkak besar sekali. Kondisi ini terjadi karena ada pembuluh
darah yang pecah tapi tidak terdeteksi karena letaknya di dalam, sehingga tidak ikut dijahit.
Akibatnya, darah akan terus keluar dan makin lama makin banyak hingga vagina membengkak.
4. Nyeri saat berhubungan
Perlukaan episiotomi juga bisa menyebabkan rasa sakit/nyeri berkepanjangan, terutama jika
perawatan luka dilakukan secara kurang telaten. Selain itu, penjahitan yang terlalu sempit juga
bisa menyebabkan rasa sakit saat berhubungan intim. Gangguan yang disebut dispareunia ini bisa
menyerang siapa saja.
Waktu kemunculannya pun bervariasi, bisa muncul di pertengahan, sewaktu orgasme, bahkan
setelah hubungan intim selesai. Wujud rasa sakit itu sendiri bisa seperti perasaan terbakar, tertusuk
benda tajam atau perasaan nyeri. Sedangkan mengenai lokasinya bisa di bagian luar vagina maupun
di bagian dalam.
5. Tidak ekonomis
Patut juga dicatat, biaya untuk tindakan episiotomi tidaklah sedikit. Selain alat, pasien juga
dibebani dengan berbagai biaya seperti obat bius, jarum suntik, benang jahit, dan lain-lain.
Tindakan ini jelas dapat memperbesar biaya persalinan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Episiotomi dulu merupakan tindakan rutin, namun berdasarkan evidence based terkini saat ini
episiotomi tidak lagi dianjurkan kecuali dengan beberapa indikasi yang kuat.
2. Beberapa indikasi kuat yang menyebabkan episiotomy dianjurkan adalah
a) Alasan fetal ( premature, gawat janin, distosia, makrosimia dll. )
b) perineum yang pendek ataupun kaku
c) persalinan dengan alat bantu (forsep, vakum, pada sungsang dll )
3. episiotomi yang dilakukan dengan tidak benar atau tidak sesuai indikasi yang kuat akan
menyebabkan beberapa masalah pada klien.
B. SARAN
Di dalam lahan praktek masih banyak bidan yang sering melakukan praktek episiotomi
pada klien tanpa indikasi yang kuat dengan alasan agarpersalinannya cepat, alangkah baiknya bila
para bidan senantiasa meningkatkan pengetahuannya dengan pengetahuan yang baru. Bahwa
sejatinya episiotomi saat ini sudah tidak dianjurkan karena terbukti banyak membawa dampak
buruk pada klien. Dan bekerjasama dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Carter FB, Wolber PGH. Episiotomy in : Sciarra J. Gerbie AB eds. Gynecology and
Obstetrics. Philadelphia : Harper & Row Publisher. 1979. 1-40.
Husodo L. Pembedahan dalam Persalinan Kala III dalam Winknysastro H, Sumapraja S., Saifuddin AB.
Ilmu Kebidanan ed. 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 1993. 882-884.
Saifuddin, 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.Jakarta : Rineka
Cipta.

Share7
Posted By : Bid. Diah Widyatun, S.ST on 5/03/2012 11:29:00 AM
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Label: Askeb II (Persalinan)
Posts Terkait:
Post a Comment
Newer PostOlder PostHome

Subscribe to: Post Comments (Atom)


PENIKMAT PENGETAHUAN

CARI ARTIKEL DI SINI...

Search

 Blog
 About Me
 Disclaimer
 Contact Me
 Berminat Jadi Penulis Tamu di Blog ini ?

PERSONALITY

Bid. Diah Widyatun, S.ST


Semarang, Indonesia
. Dosen kebidanan POLITEKNIK Banjarnegara . Bidan praktisi . Mahasiswa S2 BIOMEDIK Fakultas
Kedokteran UNISSULA Contact : diiediahwidy@gmail.com
View my complete profile

Masukkan alamat email anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan postingan terbaru via
email anda. Bergabunglah dengan pengikut lainnya.
masukkan ema Submit

E - LIBRARY CATEGORIES

 ► 2015 (6)  Anatomi dan


 ► 2014 (5) Fisiologi
 ► 2013 (23)  Askeb I
 ▼ 2012 (438) (Kehamilan)
o ► November (11)  Askeb II
(Persalinan)
o ► October (2)
 Askeb III
o ► September (3)
(Nifas)
o ► July (93)
 Askeb IV
o ► June (75) (Patologis)
o ▼ May (62)  Askeb V
 Latihan soal Kehamilan (Komunitas)
fisiologis untuk OSCA  Asuhan
knowl... Neonatus Bayi dan
 Latihan soal Kehamilan Anak
fisiologis untuk OSCA  Catatan
knowl...
Diriku
 Latihan soal Kehamilan
 Catatan Dunia
fisiologis ( Askeb 1 )
Medis
untu...
 Catatan
 Reportase Investigasi
Investigasi
Roti Pemicu Kanker
 Checklist
 Reportase Investigasi
Kerupuk Berbahaya  DIII
Kebidanan
 Metode KB IUD/ AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam  Diseases
Rahim)...  DIV
 Kontrasepsi/ KB Kebidanan
Suntikan: suntik  Dokumentasi
kombinasi dan pro...
 Kontrasepsi/ KB PIL : Pil  Etika Profesi
kombinasi dan pil Hukum Kesehatan
proges...  Evaluasi
 KB alamiah : Metode Pendidikan
kalender, Metode suhu  HASIL
basal, M... EVALUASI
 Mengenal hemofilia  Healty Living
secara lengkap
 Intermezzo
 Keturunan hemofilia :
 KB
prinsip hemofilia
diturunkan...  KDPK
 hemofilia : Hal-hal yang  KESPRO
boleh dan tidak boleh  KIA
dil...  Konsep
 Perawatan dan Kebidanan
penanganan hemofilia  Micro
 Komplikasi dan inhibitor Teaching
hemofilia serta adanya  Obstetri
ke... Ginekologi
 Contoh surat keterangan  Organisasi
kelahiran Manajemen dan
 Contoh surat rujukan Mutu YanKeb
 Pengambilan keputusan  Soal Ujian
pada praktek kebidanan  un
(Deci... categorized
 Faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan | [tutup]
 Apa itu Partograf ? OTHER WEB
 KIE dalam pelayanan KB
 Kangker Rahim
 Apa itu Kanker Payudara
(Ca Mammae) ?
 Apa itu kanker leher
rahim (Ca Serviks) ?
 Gangguan Menstruasi
 Terapi Hormon dan
Macam-macamnya
 Unwanted Pregnancy/
Khamilan Tidak
Diinginkan (KTD...
 Penyakit radang panggul
(PELVIC
INFLAMMATORY
DISEA...
 Penyakit Menular
Seksual (PMS/ IMS)
 DIMENSI SOSIAL
WANITA DAN
PERMASALAHANNYA
 Upaya Pencegahan
(Preventive) Menurut
Leavel and C...
 Peran dan Ruang
Lingkup Pendidikan
Kesehatn
 Bentuk Bentuk
Diskriminasi Gender
 INFERTILITAS :
Pengertian, penanganan,
pencegahan
 KONSEP DASAR
KESEHATAN
REPRODUKSI
(KESPRO)
 Puisi Pak BJ. Habibie
untuk Ibu Ainun (alm.),
Istr...
 Reportase Investigasi
tahu formalin bahan
dasar ai...
 contoh informed consent
penolakan tindakan
medis
 Contoh informed consent
menolak rujukan
 contoh format informed
consent persalinan
 contoh format informed
consent pelayanan
kehamilan...
 contoh format informed
consent pelayanan KB
 contoh Informed consent
IMUNISASI
 Pemberian obat/
penyuntikkan melalui
intracutan (I...
 Checklist pendidikan
kesehatan (Penkes)
Tablet tam...
 Penyebab kepala pusing
setelah berputar-putar
 Bahaya akibat langsung
tidur setelah makan
 Saat aku mendengar
MARS PKK
 Pembinaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK) di masa
dep...
 Apa itu DESA SIAGA ?
 Evidence based
episiotomi dengan
indikasi
 peningkatan mutu
pelayanan menurut
Trilogi Juran
 strategi dan upaya
peningkatan mutu
pelayanan kese...
 Komponen mutu
pelayanan kesehatan
 Syarat pokok pelayanan
kesehatan
 Pengertian mutu
pelayanan kesehatan
 MUTU PELAYANAN
KESEHATAN
 Macam posisi
meneran/mengejan saat
melahirkan dan ...
 Makalah Evidence Based
Kebidanan dalam Asuhan
Pers...
 Menteri Kesehatan
Indonesia Endang
Rahayu telah wa...
 Cara menyusui pada
putting datar
 PRO ASI EKSKLUSIF..
TEGAKKAN UU
PENGATURAN SUSU
FO...
 ASI Eksklusif dan
Manfaat lengkap ASI
o ► April (192)
WELCOME FOR LIKE.. NEW LIVE
RELEASE TRAFFIC
RECENT COMENT FEED
HISTORY

JBD. Powered by Blogger.

Search Engine Submission - AddMe


Hal-hal yang bisa dicoba:

 Telusuri jurnalbidandiah.blogspot.com:

2012 evidence based episiotomi dengan Google Search

Anda mungkin juga menyukai