Anda di halaman 1dari 32

Evidence Based dalam Kebidanan

Banyak sekali mitos-mitos yang berhungungan dengan kehamilan, inilah diantaranya:

No Rutinitas Evidence based Alasan


1 Minum susu kedelai Susu kedelai sangat bagus warna kulit seseorang dipengaruhi oleh
saat hamil dapat untuk ibu yang sedang factor genetic ayah – ibunya, bukan dari
membuat bayi hamil karena mengandung susu kedelai.
menjadi putih. protein yang sangat tinggi
dan juga mengandung asam
folat yang di butuhkan oleh
ibu hamil dan
perkembangan janin.
2 Minum air es akan Es tidak mengandung kalori Bayi besar biasanya berhubungan
menyebabkan bayi ( 0 kal ), jadi tidak akan dengan ibu hamil yang mempunyai
besar. membuat bayi dalam penyakit kencing manis. Jadi mungkin
kandungan menjadi besar. es ini diminum oleh ibu hamil yang
memang dengan riwayat penyakit
kencing manis. Jadi bukan minum es
lalu menyebabkan bayi besar karena air
es akan dikeluarkan oleh tubuh sebagai
keringat atau air seni. Namun orang
cenderung meminum es yang dicampur
dengan teh manis, sirup, susu manis,
dan segala campuran yang mengandung
gula. Kandungan gula itulah yang akan
membuat berat badan bayi bertambah,
begitu pula dengan ibunya. Air es tanpa
campuran gula, tidak akan membuat
bayi menjadi besar. 
 
3 Makan jeruk terlalu vit C   mengandung Jeruk sumber vitamin C dan kaya akan
sering akan Antioksidan sebagai serat yang baik untuk menghilangkan
meningkatkan lendir penangkal radikal bebas, sembelit pada ibu hamil
pada paru bayi dan vitamin c juga dapat
resiko kuning saat meningkatkan sistem imun
bayi lahir. dalam tubuh , sehingga
daya tahan tubuh lebih
terjaga
4 Makanan pedas akan Hingga saat ini belum ada warna kulit seseorang tidak ditentukan
menyebabkan bayi bukti ilmiah yang oleh makanan pedas, tapi factor genetic
lahir dengan bercak menunjukkan kebenaran dari orang tuanya. Dan faktanya bahwa
kulit kemerahan atau dari mitos tersebut. Hal makan makanan pedas saat hamil,
berkulit lebih gelap yang sebenarnya terjadi membuat rasa tak enak diperut apalagi
adalah makanan pedas bila anda sedang mual, jadi bukan
terkadang menyebabkan karena menyebabkan bercak kemerahan
iritasi atau diare pada ibu pada kulit. Mungkin memang bayi
hamil. Jika terjadi diare, mengalami infeksi saat di dalam rahim
maka ibu hamil berisiko atau di jalan lahir, sehingga timbul
mengalami dehidrasi yang bercak-bercak pada kulitnya
dapat memicu timbulnya
kontraksi.
5 Jadi gampang pikun Penelitian di Kanada secara ilmiah bisa diuraikan bahwa pada
kalau mengandung menunjukkan para ibu yang kondisi hamil terjadi perubahan sistem
janin perempuan mengandung janin laki-laki sirkulasi darah, dimana untuk
memiliki nilai tes yang lebih mencukupi kebutuhan darah terjadi
baik secara bermakna pengenceran darah sehingga pada
dibanding para ibu yang kondisi hamil kadar hemoglobin
mengandung janin turun.Secara tak langsung asupan
perempuan dalam tes daya oksigen juga menurun dan hal inilah
ingat, berhitung, dan yang menyebabkan gangguan ingat
visualisasi. Para peneliti secara tidak langsung. Beberapa hari
menduga ini karena faktor lalu dimedia, sempat dibahas nih,
bawaan janin yang belum ternyata ada suatu penelitian yang
diketahui yang mengatakan, tidak ada bedanya kognisi
mempengaruhi kemampuan ibu hamil dan tidak hamil
kognisi ibu
6 Minum minuman Minuman bersoda Minuman bersoda memang tidak baik
bersoda merupakan minuman untuk kesehatan, apalagi bagi ibu hamil.
menyebabkan dengan nilai kalori yang Minuman bersoda merupakan minuman
gangguan kehamilan cukup tinggi tetapi kosong dengan nilai kalori yang cukup tinggi
nutrisinya tetapi kosong nutrisinya, dan dapat
merangsang lambung bagi para
penderita maag, terutama apabila
diminum saat lambung kosong.

7 pantangan makan dipandang secara medis, tidak Memang ada ikan tertentu yang tidak
ikan asin, ikan laut, ada kaitan antara ikan laut boleh  di makan oleh ibu selama hamil.
udang karena dapat dengan amisnya ASI. Justru  Namun hanya bagi mereka yang
menyebabkan ASI ikan laut merupakan salah mempunyai  riwayat penyakit tertentu,
menjadi amis satu sumber gizi penting bagi yang bila makan ikan tersebut  akan
peningkatan ASI. Entah ASI itu mengalami kambuh atau memperberat
berbau amis atau tidak tetap kondisi penyakitnya. Misalnya ibu
harus diberikan begitu bayi hamil  yang menderita hipertensi, tentu
lahir hingga bayi berusia selama hamil dilarang  makan ikan asin,
minimal 4 bulan. Karena ASI sebab kadar garamnya cukup tinggi
merupakan makanan bergizi sehingga dapat meningkatkan tekanan
tinggi  yang sulit  ditandingi darah. Tekanan darah yang tinggi dapat
oleh makanan apapun. berdampak kurang  baik terhadap 
keselamatan bayi dalam kandungan.

8 Tidak boleh proses persalinan Sulitnya persalinan tentu saja bukan


menutup lobang, tergantung pada 3P (power, ditentukan hal itu. Proses persalinan
bisa mempersulit passage, passanger). bisa berjalan lancar jika ketiga
persalinan nanti komponen tersebut dalam kondisi baik.
Ukuran bayi (passanger) tak terlalu
besar agar bisa melalui jalan lahir
(passage). Didukung oleh konstraksi
(power) yang teratur dan efektif
sehingga mampu membuka jalan lahir
9 pantang membunuh Jika dipandang dari ilmu Asalkan ketika melakukannya  mental
makluk hidup spt genetika, kepercayaan ibu dalam kondisi sehat. Jangan
ayam, ikan, dll dpt seperti itu kurang tepat, pikirkan akibat negatif setiap perbuatan
mempengaruhi fisik membunuh binatang ketika  yang dilakukan, namun berpikirlah 
janin ibu sedang hamil  tidak secara positif. Karena bila setelah
mempunyai resiko apapun membunuh binatang, lalu dibayangi
terhadap kesehatan bayi kecemasan yang berlebihan, suatu saat
dalam kandungan. hal yang ditakutkan itu bisa saja
sungguh-sungguh terjadi.
10 Jangan makan daging daging mentah (sushi) atau daging mentah (sushi) atau yang
mentah (sushi) atau yang dimasak kurang dimasak kurang matang, karena
yang dimasak kurang matang, karena mengandungi Toksoplasmosis, yaitu
matang mengandungi sebuah parasit yang dapat menyebabkan
Toksoplasmosis. infeksi serius pada janin  dan juga
E.coli, yang berbahaya bagi ibu hamil
dan janin
11 Minum air kelapa saat Badan Pangan Dunia PBB Kenyataannya, air kelapa muda tak
hamil memperlancar (FAO - Food & Agriculture menyebabkan jalan lahir jadi licin atau
persalinan Organization) mengakui membuka lebar. Namun demikian 
bahwa khasiat air kelapa kepercayaan ibu hamil untuk  sering
muda sebagai penghilang minum air kelapa muda ini juga tidak
dahaga kaya zat elektrolit mengandung unsur negatif,  karena air
alami. Zat elektrolit dan kelapa muda memang bersih, sepanjang
gizinya lebih dari sekadar belum tercemar kuman.
minuman olahraga Boleh jadi anggapan ini menjadi manjur
penghilang dahaga produksi karena kepercayaan ibu hamil yang kuat
pabrik. Disebutkan dalam terhadap keampuhan air kelapa muda.
situs resmi FAO bahwa air Semacam sugesti yang memberikan
kelapa muda itu alami, dorongan sehingga secara psikologis ibu
lezat, serta kaya garam, hamil siap menghadapi
gula, dan vitamin yang persalinan. Kesiapan psikologis inilah yang 
mempengaruhi lancar tidaknya proses
dibutuhkan atlet kelas
persalinan. Bila secara mental ibu siap
Olimpiade maupun para
menghadapi persalinan, maka proses
amatir. Bahkan badan PBB
persalinan akan berjalan lancar.
ini telah mematenkan air
Sebaliknya, bila secara mental ibu tidak
kelapa muda yang
siap, ragu-ragu akan khasiat air kelapa
berkhasiat itu muda tersebut, meski setiap hari minum
air kelapa muda, tidak akan ada
manfaatnya.
12 Membatasi Menurut ahli andrologi dan Hubungan intim akan meningkatkan
hubungan seksual seksologi, Prof. Dr. dr. kontraksi otot-otot rahing sehingga
untuk mencegah Wimpie Pangkahila, resiko keguguran atu janin lahir
abortus dan hubungan seksual selama prematur akan meningkat. Selain itu si
kelahiran premature hamil tetap boleh ibu juga mengalami resiko perdarahan.
dilakukan. "Tapi, pada tiga Pasalnya, jika hubungan seksual
bulan pertama kehamilan, dipaksakan pada masa tiga bulan
sebaiknya frekuensi pertama usia kehamilan, dikhawatirkan
hubungan seksual tak bisa terjadi keguguran spontan
dilakukan sesering seperti dan  pada saat tiga bulan menjelang
biasanya, sebaiknya juga waktu melahirkan. Sebab, menurut
lebih berhati-hati dalam Wimpie, dikhawatirkan terjadi
melakukan hubungan kelahiran dini.
seksual pada saat tiga bulan
menjelang waktu
melahirkan.
13 Pemberian kalsium Bagian tubuh tersebut agak Kram pada kaki bukan semata-mata
untuk mencegah membengkak sedikit karena disebabkan oleh kekurangan
kram pada kaki menyimpan cairan. kalsium,yang harus dilakukan adalah
Akibatnya syaraf jadi melemaskan seluruh tubuh terutama
tertekan. Tekanan ini terasa bagian tubuh yang kram
sakit seperti ditusuk-tusuk
jarum. Sehingga tangan dan
kaki tidak merasakan apa-
apa dan ototnya jadi lemah.
Penyebabnya diperkirakan
karena hormon kehamilan,
kekurangan kalsium,
kelelahan, tekanan rahim
pada otot, kurang bergerak
sehingga sirkulasi darah
tidak lancar
14 Ibu hamil dilarang seperti diterangkan dr. Judi, Ini pun jelas mengada-ada karena tak
melilitkan handuk di hiperaktivitas gerakan bayi, ada kaitan antara handuk di leher
leher agar anak yang diduga dapat menyebabkan dengan bayi yang berada di rahim.
dikandungnya tak lilitan tali pusat karena
terlilit tali pusat ibunya terlalu aktif. Jadi,
tak heran bila ada anjuran
agar ibu hamil sudah
mengambil cuti sebulan
menjelang persalinan.
Diharapkan ibu tak terlalu
lelah, agar hal-hal yang tak
diharapkan tak terjadi
menjelang persalinan. Dan
bisa mempersiapkan segala
keperluan untuk bayi dan
ibu sendiri.
15 Wanita hamil Penjelasan secara medis, Ini pun jelas mengada-ada karena tak
dianjurkan minum Semua unsur makanan akan ada kaitan antara memperlancar
minyak kelapa (satu dipecah dalam usus halus persalinan dengan minyak kelapa. Yang
sendok makan per menjadi asam amino, mempengaruhi lancar tidaknya
hari) menjelang glukosa, asam lemak, dan kelahiran adalah ukuran panggul, berat
kelahiran lain-lain agar mudah bayi, dan pecah atau belumnya air
diserap oleh usus, dan akan ketuban. Bagi ibu hamil yang tetap
dikeluarkan sisa berupa ingin mengkonsumsi semacam virgin
faces melalui anus coconut oil (VCO) tidak dilarang, tapi
jangan terlalu berharap bahwa lahirnya
bayi pasti akan lancer dan cepat.

16 Ibu hamil tidak Konsumsi pisang, nanas, Adapun keputihan tidak selalu
boleh makan pisang, dan mentimun justru membahayakan, hamil maupun setelah
nanas, dan disarankan karena kaya melahirkan, adalah normal jika ibu
mentimun karena akan viatamin C dan serat mengalami keputihan. Kecuali juga
menyebabkan yang penting untuk keputihan terinfeksi oleh bakteri, jamur,
keputihan menjaga kesehatan tubuh dan virus yang biasanya ditandai
dan melancarkan proses dengan keluhan gatal, bau tidak sedap,
pembuangan sisa-sisa dan warnanya kekuningan,
pencernaan. kehijauankecoklatan

APR

25

issue terkini dan evidence based practice dalam


asuhan kebidanan kehamilan

BAB II

ISI

II.1      Issue Terkini Dalam Asuhan Kehamilan

            Selain hasil penelitian, bidan juga harus mengikuti berbagai issu terkini yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi wanita. Beberapa issu yang berhubungan dengan kehamilan adalah sebagai
berikut :

1.      Woman Center Care ( WCC )

Woman Center Care adalah asuhan yang berpusat pada wanita. Dalam pelaksanaan asuhan ini
wanita dipandang sebagai manusia secara utuh ( holistik) yang mempunyai hak pilih untuk memelihara
kesehatan repsoduksinya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita di indonesia antara lain sebagai berikut :

1.      Status wanita dalam masyarakat masih rendah

2.      Kesehatan reproduksi, dimana sseorang wanita mengalami hamil, melahirkan serta ifas yang beresiko
menyebabkan kematian.

3.      Ketidak mampuan wanita untuk memelihara kesehatannya sendiri akibat pendidikan yang rendah.
4.      Kurangnya modal ( ekonomi ) dalam upaya pemeliharaan kesehatan.

5.      Sosial budaya, ekonomi, pelayanan kesehatan tidak terjangkau, pengetahuan yang rendah.

Upaya yang dilaukan woman center care adalah adanya kontinuitas ( kesinambungan ) dalam pemberian
asuhan yang meliputi asuhan yang berkelanjutan  ( berfokus pada ibu ) dan pemberian asuhan yang
berkelanjutan

 ( konsep pelayanan kebidana yang terorganisasi ).

2.      Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri ( self care )

Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap perawatan diri sendiri selama hamil meningkat,
klien tidak lagi hanya menerima dan mematuhi  anjuran petugas kesehatan  secara pasif.

Kecenderungan saat ini klien lebih aktif dalam mencari informasi berperan secara aktif dalam
perawatan diri dan merubah perilaku untuk mendapatkan outcome kehamilan yang baik.

Perubahan yang nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klini antenatal care
memberikan kursus atau kelas pra-persalinan bagi calon ibu. Kemampuan klien dalam merawat diri
sendiri dipandang sangat menguntungkan baik bagi klien ataupun sistem p[elayanan kesehatan karena
potensinya dapat menekan biaya perawatan.

Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima ibu hamil dapat memilih tenaga profesional yang
berkualitas dan dapat dipercaya sesuai dengn tingkat pengetahuan dan kondisi sosio-ekonomi mereka.

3.      Pre-eklampsi dengan edema

Pre-eklampsi dalam kehamilan dijumpai apabila tekanan darah ibu hamil 140/90 mmHg setelah
kehamilan 20 minggu atau bisa lebih awal terjadi. Sedangkan eklampsi adalah apabila ditemukan kejang-
kejang pada penderita pre-eklampsi, yang juga disertai koma.

Isu mengenai pre-eklampsi dan edema pada ibu hamil sudah cukup luas berkembang sehingga
bidan harus senantiasa meningkatkan keilmuannya agar dapat memberikan informasi yang tepat ketika
memberikan asuhan   pada ibu hamil.

Dengan variasi tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat maka akan bervariasi pula tanggapan
yang akan diberikan dengan adanya isu-isu yang berbeda. Bidan sebagai seorang yang terdekat dengan
masyarakat dan dipandang berkompeten dalam hal ini harus dapat menyikapi dengan bijaksana setiap
reaksi yang muncul dari masyarakat.

Jika menemukan hal yang negatif maka secepatnya melakukan suatu tindakan, seperti melakukan
penyuluhan mengenai pre-eklampsi dan edema selama kehamilan.
4.      ANC pada kehamilan lebih dini

Data statistik pada kunjungan antenatalcare trimester  I menunjukan peningkatan yang


signifikan. Hal ini sangat baik memungkinkan profesional kesehatan mendeteksi dii dan segera
menangani masalah-masalah yang timbul sejak awal kehamilan. Kesempatan untuk memberika
pendidikan kesehatan tentang perubahan perilaku yang diperlukan selama hamil juga lebih lanjut.

5.      Ultrasonografi dalam Kehamilan

Ultrasonografi adalah salah satu metode yang paling berharga untuk mengevaluasi kehamilan.
Walaupun dokter, rumah sakit dan perusahaan asuransi ada yang tidak sependapat mengenai kapan
ultrasonografi harus dilakukan atau apakah setiap wanita hamil harus mendapatkan pemeriksaan
ultrasonografi dalam kehamilan, pemeriksaan ini tetapmasih merupakan alat yang berharga.
Ultrasonografi terbukti bermanfaat dalam memperbaiki hasil kehamilan. Pemeriksaan tersebut terbukti
non-invasif dan aman. tidak ada risiko yang diketahui.

Manfaat USG kaitannya dengan kehamilan diantaranya:

a.       Membantu mengidentifikasi awal dari kehamilan

b.      Menunjukkan ukuran dan kecepatan pertumbuhan embrio atau janin.

c.       Mengenali adanya dua janin atau lebih.

d.      Mengukur kepala, perut, atau femur janin untuk menentukan usia kehamilan.

e.       Mengenali janin dengan sindrom down.

f.       Mengenali kelainan janin, seperti hidrosefalus dan mikrosefali, dan kelainan organ internal, seperti ginjal
atau kandung kemih.

g.      Mengukur jumlah cairan ketuban, yang merupakan tanda dari kesejahteraan janin.

h.      Mengidentifikasi lokasi, ukuran dan kematangan plasenta.

i.        Mengidentifikasi abnormalitas plasenta, seperti kehamilan anggur,dll.

j.        Mengidentifikasi abnormalitas rahim seperti tumor.

k.      Mendeteksi IUD atau plasenta yang tertinggal didalam rahim setelah persalinan.

l.        Membedakan antara keguguran, kehamilan ektopik, dan kehamilan normal.


m.    Dalam hubungan dengan amniosintesis, untuk memilih tempat yang tepat guna untuk menempatkan
jarum untuk mengangkat cairan ketuban dari sekitar bayi.          

n.      Mendeteksi gerakan janin.

6.      Mandi Berendam

Ada beberapa wanita yang beranggapan bahwa wanita hamil hanya boleh mandi dibawah air pancuran.
Tidak ada alasan medis untuk memilih satu dari yang lain sewaktu hamil. Pada trimester III wanita hamil
mungkin perlu lebih berhati-hati bila mandi berendam dari biasanya. Karena keseimbangan sewaktu
hamil berubah. Ibu hamil bisa saja terjatuh dan terluka sewaktu masuk atau keluar dari bak mandi. Jika
kseimbangan mennjadi masalah maka sebaiknya mandi dibawah air pancuran.

II.2      Evidence Based Dalam Praktik Kehamilan

Salah satu aspek yang harus dipenuhi dalam memberikan asuhan kebidanan yang bertanggung
jawab adalah dengan mengacu pada hasil penelitiann yang paling up to date. Hasil penelitian yang
didapatkan besrta rekomendasidari  peneliti dijadikan sebagi acuan dalam memberikan pelayanan.

 Beberapa hasil penelitian mengenai ibu hamil antara lain:

1.      Penelitian mengenail ibu hamil dan KB yang dilakukan oleh Dra. Flourisa Julian Sudrajad, M.Kes., dari
puslitbang KR-BKKBN tahun 2003 di 10 kabupaten di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, menemukan
bahwa :

a.       Sebanyak 45 % wanita tidak tahu  mengenai jenis komplikasi dalam kehamilan.

b.      Sebanyak 83% wanita hamil meemeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan, cakupan ini lebih
rendah dari target PWS-KIA, yaitu 90%.

c.       Cakupan KI ( Kunjungan atau kontak pertama antara wanita hamil trimester I dengan tenaga kesehatan )
sekitar 40-90% target propenas tahun 2010 sebesar 95%.

d.      Cakupan K4 ( Kontak atau kunjungan wanita hamil yang keempat kalinya dengan tenaga kesehatan ,
dilakukan pada trimester III ) sebesar 40-90%, target propenas tahun 2010, K4 sebanyak 90%.

e.       Lebih dari 50% responden tidak tahu mengenai komplikasi dalam masa persalinan dan nifas.

f.       Hanya 26% cakupan bayi yang mendapat imunisasi lengkap, sedangkan 8% lainnya tidak mendapat
imunisasi sama sekali.

g.      Tingkat pengetahuan KB sudah cukup tinggi , yaitu 90%


h.      Sebanyak 18-70% wanita tidak mengetahui bagaimana cara menghindari penyakit AIDS.

2.      Penelitian yang dilakukan oleh Jumirah, dkk, tahun 1998 mnemukan bahwa ibu hamil penderita anemia
berat mempunyai resiko 4,2 kali lebih besar  untuk melahirkan bayi dengan bayi berat lahir rendah
( BBLR )

3.      Dari staff pengajar faultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia mengemukakan hasil
penelitiannya mengenai pengaruh pemeriksaan kehamilan terhadap pemilihan penolong persalinan,
yaitu sebagai berikut :

a.       Ibu hamil yang melakukan ANC minimal empat kali mempunyai peluang dua kali lebih besar untuk
memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya dari pada ibu hamil denganANC kurang dari
empat kali.

b.      Ibu hamil yang mendapat konseling pada saat ANC mempunyai peluang 3,7 kali lebih   besar untuk
memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dibandingkan ibu hamil yang tidak mendapatkan
konseling.

Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman
praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Praktik berdasarkan penelitian merupakan
penggunaan yang sistematik, ilmiah dan eksplisit dari penelitia terbaik saat ini dalam pengambilan
keputusan tentang asuhan pasien secara individu.

Hal ini menghasilkan asuhan yang efektif dan tidak selalu memerlukan intervensi. Kajian ulang
intervensi secara historis memunculkan asumsi bahwa sebagian besar komplikasi obstetri yang
mengancam jiwa bisa diprediksi atau dicegah.

Menurut MNH ( Maternal Neonatal Health ) asuhan antenatal merupakan prosedur rutin yang
dilakukan oleh petugas kesehatan ( dokter/bidan/perawat ) dalam membina suatu hubungan dalam
proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinannya.

Sesuai dengan evidence based practice, pemerintah telah menetapkan program kebijakan asuhan
kehamilan sebagai berikut:

1.      Kunjungan ANC minimal 4 kali Kunjungan

No Trimester Waktu Alasan perlu kunjungan


1. Trimester I Sebelum empat 1.mendeteksi masalah yang dapat
(4) minggu. ditanagni sebelum membahayakan
jiwa.

2.mencegah masalah, misal : tetanus


neonatal, anemia, dan kebiasaan
tradisional yang berbahaya.

3.membangun hubungan saling


percaya .

4. memulai persiapan kelahiran dan


kesiapan mengahdapi komplikasi

5.mendorong perilaku sehat ( nutrisi,


kebersihan, olahraga, istirahat, seks,
dll)

2. Trimester 2 14-28 minggu Sama sengan trimester I , ditambah :


kewaspadaan khusus terhadap
hipertesi kehamilan ( deteksi gejala
pre-eklampsi, pantau tekanan darah,
evaluasi edema, proteinuria ).

3. Trimester 3 I.28-36 minggu -sama dengan trimester sebelumnya


ditambah deteksi kehamilan ganda.

-sama dengan trimester sebelumnya,


II.>36 minggu ditambah kelainan letak atau kondisi
yang memerlukan persalinan di
rumah sakit

2.      Pemberian suplemen mikronutrien

Tablet yang mengandung FeSO4, 320 mg ( setara dengan zat besi 60 mg ) dan asam folat 500 gr.
Sebanyak 1 tablet per hari segera setelah rasa mual hilang. Pemberian selama 90 hari ( 3 bulan ). Ibu
hamil harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama dengan teh/ kopi agar tidak mengganggu
penyerapannya.

Berdasarkan penelitian yang ada, suplemen mikronutrien berguna untuk mengurangi angka
kesakitan ( morbiditas ) dan kematian ( mortalitas ) ibu hamil secara langsung yakni dengan mengobati
penyakit pada kehamilan atau secara tidak langsung dengan menurunkan risiko komplikasi saat
kehamilan dan persalinan.

3.      Imunisasi TT 0,5 cc

Imunisasi adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya untuk pencegahan ter hadap
infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian
dimurnikan.

TT Interval Lama Perlindungan % Perlindungan

TT 1 Kunjungan ANC - -
pertama

TT 2 4 minggu setelah 3 tahun 80%


TT 1

TT 3 6 Bulan betelan TT 5 tahun 95%


2

TT 4 1 Tahun setelah TT 10 tahun 99%


3

TT 5 1 Tahun setelah TT 25 tahun / seumur 99%


4 hidup

                  

4.      10 T dalam pemeriksaan kehamilan dan 4 Terlalu


Pada pemeriksaan kehamilan bidan wajib memeriksa dan memberikan 10 T  ( Depker RI, 2009 ) yaitu:

a.       Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

b.      Tablet Fe

c.       Tekanan darah

d.      Tetanus Toksoid ( suntik TT )

e.       Tentukan status gizi ( mengukur LILA )

f.       Tinggi Fundus Uteri

g.      Tentukan presentasi Janin dan DJJ

h.      Temu wicara

i.        Tes PMS

j.        Tes Laboratorium

Bidan juga harus melakukan konseling pada saat kehamilan atau mengadakan

penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya 4 terlalu, yaitu:

a.               Terlalu muda

Dimana ibu hamil dengan usia terlalu tua atau kurang dari 20 tahun

b.         Terlalu sering hamil

Ibu yang hamil dengan jarak tiap anak kurang dari 2 tahun.

c.               Terlalu banyak anak

Ibu hamil dengan jumlah anak lebih dari 4 anak,


d.           Terlalu tua hamil

Ibu hamil dengan usia saat kehamilan lebih dari 35 tahun.

4 terlalu dapat mengakibatkan komplikasi pada kehamilan, seperti cacat pada janin, perdarahan,

bahkan sampai kematian ibu dan janin (Manuaba, 2010).

5.      Perkiraan hemoglobin pada kehamilan

Dalam kehamilan normal akan terjadi penurunan kadar hemoglobin. Kadar Hb terendah terjadi
sekitar pada umur kehamilan 30 minggu. Oleh karena itu pemeriksaan Hb harus dilakukan pada
kehamilan dini untuk melihat data awal, lalu diulang pada sekitar 30 minggu. Untuk saat ini anemia
dalam kehamilan di Indonesia ditetapkan dengan kadar Hb <11g%. Pada Trimester I dan III atau Hb
<10,5g% pada trimester II.

Apabila hanya terjadi anemia ringan, sebab yang paling sering adalah difisiensi zat besi dan dapat diobati
secara efektif dengan suplementasi besi 60 mg/hari elemental besi dan 50µg asam folat untuk profilaksi
anemia. Program Kemenkes RI memberikan 90 tablet bsi selama 3 bulan.

Semua ibu hamil yang dapat suplementasi besi harus menghindari tembakau, teh dan kopi serta
dipastikan mereka mengonsumsi makanan kaya protein dan vitamin C.

6.      Perkiraan Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran Tinggi Fundus UteriTinggi fundus uteri adalah tinggi puncak tertinggi rahim sesuai usia
kehamilan. Biasanya pengukuran inidilakukan saat pemeriksaan abdomen ibu hamil tepatnya saat
melakukan Leopold 1. Dari pengukuranTFU dapat diketahui taksiran usia gestasi dan taksiran berat
badan janin. Pengukuran TFU menggunakan jari pemeriksa sebagai alat ukurnya, namun kelemahannya
tiap orang memiliki ukuran jari yang berbeda.TFU lebih baik diukur menggunakan metylen dengan
satuan cm, ujung metylen ditempelkan padasimfisis pubis sedangkan ujung lain ditempelkan di puncak
rahim.

a.       TFU untuk mengetahui tafsiran usia kehamilan (UK).


Jika Fundus belum melewati pusat : UK (minggu) = Hasil ukur + 4

Jika Fundus sudah melewati pusat : UK (minggu ) = hasil ukur + 6

b.      TFU untuk taksiran Berat Badan Janin.

TBJ ( gram ) =  (TFU – 12) X 155 gram

Terdapat variasi yang lebar antara operator yang melakukan pengukuran TFU dengan cara
tradisional ( jari tangan ).

Menggunakan pita ukur untuk mengukur jarak antara tepi atas simpisis pubis dengan fundus uteri
dalam centimeter adalah metoda yang dapat diandalkan untuk memperkirakan TFU.

Jarak tersebut ( dalam cm ) sesuai dengan umur kehamilan ( dalam minggu ) setelah umur kehamilan 24
minggu.

7.      Hipotensi Pada Saat Berbaring Terlentang.


Posisi terlentang mempengaruhi fisiologi ibu dan janin. Setiap ibu hamil hendaknya menghindari
posisi terlentang terutama pada kehamilan lanjut. Hal ini disebabkan karena apabila berbaring
terlentang akan terjadi penekanan oleh uterus pada vena pelvis major dan vena cava inferior yang akan
mengurangu sirkulasi darah  ke jantung bagian kanan dan akan mengakibatkan pengaliran oksigen ke
otak dan akan mengakibatkan pingsan.

Keadaan tersebut lebih terkenal dengan supine hypotensif syndrome yang dapat mengakibatkan
denyut jantung janin ( DJJ ) abnormal. Namun apabila posisi terlentang dibutuhkan maka dianjurkan
untuk meletakkan bantal kecil dibawah sisi kiri punggung bawah.

Secara ringkas penelitian menunjukan hasil:

1.      Posisi terlentag mempengaruhi fisiologi ibu dan janin.

2.      Setiap ibu hamil hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada kehamilan lanjut.

3.      Bila posisi terlentang dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal kecil dibawah sisi kiri
punggung bawah.

8.      Pentingnya Deteksi Penyakit Bukan Penilaian/Pendekatan Risiko.

Pendekatan risiko yang mempunyai rasionalisasi bahwa asuhan antenatal adalah melakukan
screening untuk memprediksi faktor-faktor  resiko untuk memprediksi suatu penyakit, tetapi
berdasarkan hasil study di Zaire membuktikan bahwa 71% persalinan macet tidak bisa diprediksi , 90%
ibu yang diidentifikasi beresiko tidak pernah mengalami komplikasi dan 88% dari wanita yang
mengalami perdarahan pasca persalinan tidak memiliki riwayat yang prediktif.

Pendekatan risiko mempunyai nila prediksi lebih buruk, oleh karena itu tidak dapat membedakan
mereka yang akan mengalami dan yang mengalami komplikasi, juga keamanan palsu oleh karena banyak
ibu yang dimasukan dalam risiko rendah mengalami komplikasi, namun mereka tidak pernah mendapat
informasi mengenai komplikasi kehamilan dan cara penanganannya. Bila terpaku pada ibu rrisiko tinggi
makan pelayanan kehamilan ( pada wanita hamil ) yang sebetulnya bisa berisiko akan terabaikan.

Dapat dikatakan bahwa wanita hamil mempunyai risiko untuk mengalami komplikasi dan haruus
mempunyai akses terhadap asuhan ibu bersalin yang berkualitas. Bahkan wanita yang digolongkan
dalam risiko rendah bisa saja mengalami komplikasi.

Jadi pendekatan risiko bukan merupakan strategi yang efisien ataupun efektif untuk menurunkan
angka mortalitas ibu karena:
a.       Faktor risiko tidak dapat memperkirakan komplikasi, biasanya bukan penyebab langsung terjadinya
komplikasi.

b.      Apa yang akan anda lakukan bila megidentifikasi pasien beresiko tinggi dan apa yang harus dilakukan
pada pasien dengan risiko rendah?

c.       Mortalitas ibu relatif rendah pada populasi yang beresiko ( semua wanita usia subur ). Faktir risiko
secara relatif adalah umum pada populasi yang sama, faktir risiko tersebut bukan merupakan indikator
yang baik dimana para ibu mungkin akan mengalami komplikasi.

d.      Mayoritas ibu yang mengalami komplikasi dianggap berisiko rendah, sebagian besar ibu yang dianggap
berisiko rendah melahirkan bayinya tanpa komplikasi.

e.       Setiap wanita hamil berisiko mengalami komplikasi dan harus mempunyai akses terhadap asuhan ibu
bersalin yang berkualitas , sehingga pendekatan risiko tidak efektif.

f.       Bahkan wanita berisiko rendah pun  bisa mengalami komplikasi.

g.      Tidak ada jumlah penapisan yang bisa membedakan wanita mana yang akan membutuhkan asuhan
kegawatdaruratan dan mana yang tidak memerluka asuhan tersebut.

Atas dasar itu dianjurkan untuk memberikan intervensi yang berorientasi pada tujuan yang akan
memberikan kerangkan asuhan antenatal yang efektif meliputi:

a.       Deteksi dini penyakit

b.      Konseling dan promosi kesehatan

c.       Persiapan persalinan

d.      Kesiagaan menghadapi komplikasi

Permasalahan dengan pendekatan risiko meliputi:

1.      Mempunyai nilai prediksi yang buruk dan tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi
dan mana yang tidak.

2.      Memakai sumber daya yang jarang didapat-anyak ibu yang dimasukan dalam kelompok “risiko tinggi”
tidak pernah mengalami komplikasi tetapi memakai sumber daya yang jarang didapat.

3.      Keamanan palsu, banyak ibu yang dimasukan dalam kelompok “risiko rendah “ mengalami komplikasi
tapi tidak pernah diberi tahu bagaimana cara mengetahui atau cara menangani komplikasi tersebut.

4.      Sumber daya dialihkan jauh dari perbaikan pelayanan untuk semua ibu.
Diposkan 25th April oleh sinta liferia
  

Add a comment

midwiferyandhealt

hcare

 Classic
 

 Flipcard
 

 Magazine
 

 Mosaic
 

 Sidebar
 

 Snapshot
 

 Timeslide
1.
APR

25

issue terkini dan evidence based practice dalam


asuhan kebidanan kehamilan

BAB II

ISI

II.1      Issue Terkini Dalam Asuhan Kehamilan

            Selain hasil penelitian, bidan juga harus mengikuti berbagai issu terkini yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi wanita. Beberapa issu yang berhubungan dengan kehamilan adalah sebagai
berikut :

1.      Woman Center Care ( WCC )

Woman Center Care adalah asuhan yang berpusat pada wanita. Dalam pelaksanaan asuhan ini
wanita dipandang sebagai manusia secara utuh ( holistik) yang mempunyai hak pilih untuk memelihara
kesehatan repsoduksinya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita di indonesia antara lain sebagai berikut :

1.      Status wanita dalam masyarakat masih rendah

2.      Kesehatan reproduksi, dimana sseorang wanita mengalami hamil, melahirkan serta ifas yang beresiko
menyebabkan kematian.

3.      Ketidak mampuan wanita untuk memelihara kesehatannya sendiri akibat pendidikan yang rendah.

4.      Kurangnya modal ( ekonomi ) dalam upaya pemeliharaan kesehatan.

5.      Sosial budaya, ekonomi, pelayanan kesehatan tidak terjangkau, pengetahuan yang rendah.
Upaya yang dilaukan woman center care adalah adanya kontinuitas ( kesinambungan ) dalam pemberian
asuhan yang meliputi asuhan yang berkelanjutan  ( berfokus pada ibu ) dan pemberian asuhan yang
berkelanjutan

 ( konsep pelayanan kebidana yang terorganisasi ).

2.      Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri ( self care )

Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap perawatan diri sendiri selama hamil meningkat,
klien tidak lagi hanya menerima dan mematuhi  anjuran petugas kesehatan  secara pasif.

Kecenderungan saat ini klien lebih aktif dalam mencari informasi berperan secara aktif dalam
perawatan diri dan merubah perilaku untuk mendapatkan outcome kehamilan yang baik.

Perubahan yang nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klini antenatal care
memberikan kursus atau kelas pra-persalinan bagi calon ibu. Kemampuan klien dalam merawat diri
sendiri dipandang sangat menguntungkan baik bagi klien ataupun sistem p[elayanan kesehatan karena
potensinya dapat menekan biaya perawatan.

Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima ibu hamil dapat memilih tenaga profesional yang
berkualitas dan dapat dipercaya sesuai dengn tingkat pengetahuan dan kondisi sosio-ekonomi mereka.

3.      Pre-eklampsi dengan edema

Pre-eklampsi dalam kehamilan dijumpai apabila tekanan darah ibu hamil 140/90 mmHg setelah
kehamilan 20 minggu atau bisa lebih awal terjadi. Sedangkan eklampsi adalah apabila ditemukan kejang-
kejang pada penderita pre-eklampsi, yang juga disertai koma.

Isu mengenai pre-eklampsi dan edema pada ibu hamil sudah cukup luas berkembang sehingga
bidan harus senantiasa meningkatkan keilmuannya agar dapat memberikan informasi yang tepat ketika
memberikan asuhan   pada ibu hamil.

Dengan variasi tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat maka akan bervariasi pula tanggapan
yang akan diberikan dengan adanya isu-isu yang berbeda. Bidan sebagai seorang yang terdekat dengan
masyarakat dan dipandang berkompeten dalam hal ini harus dapat menyikapi dengan bijaksana setiap
reaksi yang muncul dari masyarakat.

Jika menemukan hal yang negatif maka secepatnya melakukan suatu tindakan, seperti melakukan
penyuluhan mengenai pre-eklampsi dan edema selama kehamilan.
4.      ANC pada kehamilan lebih dini

Data statistik pada kunjungan antenatalcare trimester  I menunjukan peningkatan yang


signifikan. Hal ini sangat baik memungkinkan profesional kesehatan mendeteksi dii dan segera
menangani masalah-masalah yang timbul sejak awal kehamilan. Kesempatan untuk memberika
pendidikan kesehatan tentang perubahan perilaku yang diperlukan selama hamil juga lebih lanjut.

5.      Ultrasonografi dalam Kehamilan

Ultrasonografi adalah salah satu metode yang paling berharga untuk mengevaluasi kehamilan.
Walaupun dokter, rumah sakit dan perusahaan asuransi ada yang tidak sependapat mengenai kapan
ultrasonografi harus dilakukan atau apakah setiap wanita hamil harus mendapatkan pemeriksaan
ultrasonografi dalam kehamilan, pemeriksaan ini tetapmasih merupakan alat yang berharga.
Ultrasonografi terbukti bermanfaat dalam memperbaiki hasil kehamilan. Pemeriksaan tersebut terbukti
non-invasif dan aman. tidak ada risiko yang diketahui.

Manfaat USG kaitannya dengan kehamilan diantaranya:

a.       Membantu mengidentifikasi awal dari kehamilan

b.      Menunjukkan ukuran dan kecepatan pertumbuhan embrio atau janin.

c.       Mengenali adanya dua janin atau lebih.

d.      Mengukur kepala, perut, atau femur janin untuk menentukan usia kehamilan.

e.       Mengenali janin dengan sindrom down.

f.       Mengenali kelainan janin, seperti hidrosefalus dan mikrosefali, dan kelainan organ internal, seperti ginjal
atau kandung kemih.

g.      Mengukur jumlah cairan ketuban, yang merupakan tanda dari kesejahteraan janin.

h.      Mengidentifikasi lokasi, ukuran dan kematangan plasenta.

i.        Mengidentifikasi abnormalitas plasenta, seperti kehamilan anggur,dll.

j.        Mengidentifikasi abnormalitas rahim seperti tumor.

k.      Mendeteksi IUD atau plasenta yang tertinggal didalam rahim setelah persalinan.

l.        Membedakan antara keguguran, kehamilan ektopik, dan kehamilan normal.

m.    Dalam hubungan dengan amniosintesis, untuk memilih tempat yang tepat guna untuk menempatkan
jarum untuk mengangkat cairan ketuban dari sekitar bayi.          
n.      Mendeteksi gerakan janin.

6.      Mandi Berendam

Ada beberapa wanita yang beranggapan bahwa wanita hamil hanya boleh mandi dibawah air pancuran.
Tidak ada alasan medis untuk memilih satu dari yang lain sewaktu hamil. Pada trimester III wanita hamil
mungkin perlu lebih berhati-hati bila mandi berendam dari biasanya. Karena keseimbangan sewaktu
hamil berubah. Ibu hamil bisa saja terjatuh dan terluka sewaktu masuk atau keluar dari bak mandi. Jika
kseimbangan mennjadi masalah maka sebaiknya mandi dibawah air pancuran.

II.2      Evidence Based Dalam Praktik Kehamilan

Salah satu aspek yang harus dipenuhi dalam memberikan asuhan kebidanan yang bertanggung
jawab adalah dengan mengacu pada hasil penelitiann yang paling up to date. Hasil penelitian yang
didapatkan besrta rekomendasidari  peneliti dijadikan sebagi acuan dalam memberikan pelayanan.

 Beberapa hasil penelitian mengenai ibu hamil antara lain:

1.      Penelitian mengenail ibu hamil dan KB yang dilakukan oleh Dra. Flourisa Julian Sudrajad, M.Kes., dari
puslitbang KR-BKKBN tahun 2003 di 10 kabupaten di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, menemukan
bahwa :

a.       Sebanyak 45 % wanita tidak tahu  mengenai jenis komplikasi dalam kehamilan.

b.      Sebanyak 83% wanita hamil meemeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan, cakupan ini lebih
rendah dari target PWS-KIA, yaitu 90%.

c.       Cakupan KI ( Kunjungan atau kontak pertama antara wanita hamil trimester I dengan tenaga kesehatan )
sekitar 40-90% target propenas tahun 2010 sebesar 95%.

d.      Cakupan K4 ( Kontak atau kunjungan wanita hamil yang keempat kalinya dengan tenaga kesehatan ,
dilakukan pada trimester III ) sebesar 40-90%, target propenas tahun 2010, K4 sebanyak 90%.

e.       Lebih dari 50% responden tidak tahu mengenai komplikasi dalam masa persalinan dan nifas.

f.       Hanya 26% cakupan bayi yang mendapat imunisasi lengkap, sedangkan 8% lainnya tidak mendapat
imunisasi sama sekali.

g.      Tingkat pengetahuan KB sudah cukup tinggi , yaitu 90%

h.      Sebanyak 18-70% wanita tidak mengetahui bagaimana cara menghindari penyakit AIDS.
2.      Penelitian yang dilakukan oleh Jumirah, dkk, tahun 1998 mnemukan bahwa ibu hamil penderita anemia
berat mempunyai resiko 4,2 kali lebih besar  untuk melahirkan bayi dengan bayi berat lahir rendah
( BBLR )

3.      Dari staff pengajar faultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia mengemukakan hasil
penelitiannya mengenai pengaruh pemeriksaan kehamilan terhadap pemilihan penolong persalinan,
yaitu sebagai berikut :

a.       Ibu hamil yang melakukan ANC minimal empat kali mempunyai peluang dua kali lebih besar untuk
memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya dari pada ibu hamil denganANC kurang dari
empat kali.

b.      Ibu hamil yang mendapat konseling pada saat ANC mempunyai peluang 3,7 kali lebih   besar untuk
memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dibandingkan ibu hamil yang tidak mendapatkan
konseling.

Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman
praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Praktik berdasarkan penelitian merupakan
penggunaan yang sistematik, ilmiah dan eksplisit dari penelitia terbaik saat ini dalam pengambilan
keputusan tentang asuhan pasien secara individu.

Hal ini menghasilkan asuhan yang efektif dan tidak selalu memerlukan intervensi. Kajian ulang
intervensi secara historis memunculkan asumsi bahwa sebagian besar komplikasi obstetri yang
mengancam jiwa bisa diprediksi atau dicegah.

Menurut MNH ( Maternal Neonatal Health ) asuhan antenatal merupakan prosedur rutin yang
dilakukan oleh petugas kesehatan ( dokter/bidan/perawat ) dalam membina suatu hubungan dalam
proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinannya.

Sesuai dengan evidence based practice, pemerintah telah menetapkan program kebijakan asuhan
kehamilan sebagai berikut:

1.      Kunjungan ANC minimal 4 kali Kunjungan

No Trimester Waktu Alasan perlu kunjungan

1. Trimester I Sebelum empat 1.mendeteksi masalah yang dapat


(4) minggu. ditanagni sebelum membahayakan
jiwa.

2.mencegah masalah, misal : tetanus


neonatal, anemia, dan kebiasaan
tradisional yang berbahaya.

3.membangun hubungan saling


percaya .

4. memulai persiapan kelahiran dan


kesiapan mengahdapi komplikasi

5.mendorong perilaku sehat ( nutrisi,


kebersihan, olahraga, istirahat, seks,
dll)

2. Trimester 2 14-28 minggu Sama sengan trimester I , ditambah :


kewaspadaan khusus terhadap
hipertesi kehamilan ( deteksi gejala
pre-eklampsi, pantau tekanan darah,
evaluasi edema, proteinuria ).

3. Trimester 3 I.28-36 minggu -sama dengan trimester sebelumnya


ditambah deteksi kehamilan ganda.

-sama dengan trimester sebelumnya,


II.>36 minggu ditambah kelainan letak atau kondisi
yang memerlukan persalinan di
rumah sakit

2.      Pemberian suplemen mikronutrien

Tablet yang mengandung FeSO4, 320 mg ( setara dengan zat besi 60 mg ) dan asam folat 500 gr.
Sebanyak 1 tablet per hari segera setelah rasa mual hilang. Pemberian selama 90 hari ( 3 bulan ). Ibu
hamil harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama dengan teh/ kopi agar tidak mengganggu
penyerapannya.

Berdasarkan penelitian yang ada, suplemen mikronutrien berguna untuk mengurangi angka
kesakitan ( morbiditas ) dan kematian ( mortalitas ) ibu hamil secara langsung yakni dengan mengobati
penyakit pada kehamilan atau secara tidak langsung dengan menurunkan risiko komplikasi saat
kehamilan dan persalinan.
3.      Imunisasi TT 0,5 cc

Imunisasi adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya untuk pencegahan ter hadap
infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian
dimurnikan.

TT Interval Lama Perlindungan % Perlindungan

TT 1 Kunjungan ANC - -
pertama

TT 2 4 minggu setelah 3 tahun 80%


TT 1

TT 3 6 Bulan betelan TT 5 tahun 95%


2

TT 4 1 Tahun setelah TT 10 tahun 99%


3

TT 5 1 Tahun setelah TT 25 tahun / seumur 99%


4 hidup

                  

4.      10 T dalam pemeriksaan kehamilan dan 4 Terlalu

Pada pemeriksaan kehamilan bidan wajib memeriksa dan memberikan 10 T  ( Depker RI, 2009 ) yaitu:
a.       Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

b.      Tablet Fe

c.       Tekanan darah

d.      Tetanus Toksoid ( suntik TT )

e.       Tentukan status gizi ( mengukur LILA )

f.       Tinggi Fundus Uteri

g.      Tentukan presentasi Janin dan DJJ

h.      Temu wicara

i.        Tes PMS

j.        Tes Laboratorium

Bidan juga harus melakukan konseling pada saat kehamilan atau mengadakan

penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya 4 terlalu, yaitu:

a.               Terlalu muda

Dimana ibu hamil dengan usia terlalu tua atau kurang dari 20 tahun

b.         Terlalu sering hamil

Ibu yang hamil dengan jarak tiap anak kurang dari 2 tahun.

c.               Terlalu banyak anak

Ibu hamil dengan jumlah anak lebih dari 4 anak,

d.           Terlalu tua hamil


Ibu hamil dengan usia saat kehamilan lebih dari 35 tahun.

4 terlalu dapat mengakibatkan komplikasi pada kehamilan, seperti cacat pada janin, perdarahan,

bahkan sampai kematian ibu dan janin (Manuaba, 2010).

5.      Perkiraan hemoglobin pada kehamilan

Dalam kehamilan normal akan terjadi penurunan kadar hemoglobin. Kadar Hb terendah terjadi
sekitar pada umur kehamilan 30 minggu. Oleh karena itu pemeriksaan Hb harus dilakukan pada
kehamilan dini untuk melihat data awal, lalu diulang pada sekitar 30 minggu. Untuk saat ini anemia
dalam kehamilan di Indonesia ditetapkan dengan kadar Hb <11g%. Pada Trimester I dan III atau Hb
<10,5g% pada trimester II.

Apabila hanya terjadi anemia ringan, sebab yang paling sering adalah difisiensi zat besi dan dapat diobati
secara efektif dengan suplementasi besi 60 mg/hari elemental besi dan 50µg asam folat untuk profilaksi
anemia. Program Kemenkes RI memberikan 90 tablet bsi selama 3 bulan.

Semua ibu hamil yang dapat suplementasi besi harus menghindari tembakau, teh dan kopi serta
dipastikan mereka mengonsumsi makanan kaya protein dan vitamin C.

6.      Perkiraan Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran Tinggi Fundus UteriTinggi fundus uteri adalah tinggi puncak tertinggi rahim sesuai usia
kehamilan. Biasanya pengukuran inidilakukan saat pemeriksaan abdomen ibu hamil tepatnya saat
melakukan Leopold 1. Dari pengukuranTFU dapat diketahui taksiran usia gestasi dan taksiran berat
badan janin. Pengukuran TFU menggunakan jari pemeriksa sebagai alat ukurnya, namun kelemahannya
tiap orang memiliki ukuran jari yang berbeda.TFU lebih baik diukur menggunakan metylen dengan
satuan cm, ujung metylen ditempelkan padasimfisis pubis sedangkan ujung lain ditempelkan di puncak
rahim.

a.       TFU untuk mengetahui tafsiran usia kehamilan (UK).

Jika Fundus belum melewati pusat : UK (minggu) = Hasil ukur + 4


Jika Fundus sudah melewati pusat : UK (minggu ) = hasil ukur + 6

b.      TFU untuk taksiran Berat Badan Janin.

TBJ ( gram ) =  (TFU – 12) X 155 gram

Terdapat variasi yang lebar antara operator yang melakukan pengukuran TFU dengan cara
tradisional ( jari tangan ).

Menggunakan pita ukur untuk mengukur jarak antara tepi atas simpisis pubis dengan fundus uteri
dalam centimeter adalah metoda yang dapat diandalkan untuk memperkirakan TFU.

Jarak tersebut ( dalam cm ) sesuai dengan umur kehamilan ( dalam minggu ) setelah umur kehamilan 24
minggu.

7.      Hipotensi Pada Saat Berbaring Terlentang.


Posisi terlentang mempengaruhi fisiologi ibu dan janin. Setiap ibu hamil hendaknya menghindari
posisi terlentang terutama pada kehamilan lanjut. Hal ini disebabkan karena apabila berbaring
terlentang akan terjadi penekanan oleh uterus pada vena pelvis major dan vena cava inferior yang akan
mengurangu sirkulasi darah  ke jantung bagian kanan dan akan mengakibatkan pengaliran oksigen ke
otak dan akan mengakibatkan pingsan.

Keadaan tersebut lebih terkenal dengan supine hypotensif syndrome yang dapat mengakibatkan
denyut jantung janin ( DJJ ) abnormal. Namun apabila posisi terlentang dibutuhkan maka dianjurkan
untuk meletakkan bantal kecil dibawah sisi kiri punggung bawah.

Secara ringkas penelitian menunjukan hasil:

1.      Posisi terlentag mempengaruhi fisiologi ibu dan janin.

2.      Setiap ibu hamil hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada kehamilan lanjut.

3.      Bila posisi terlentang dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal kecil dibawah sisi kiri
punggung bawah.

8.      Pentingnya Deteksi Penyakit Bukan Penilaian/Pendekatan Risiko.

Pendekatan risiko yang mempunyai rasionalisasi bahwa asuhan antenatal adalah melakukan
screening untuk memprediksi faktor-faktor  resiko untuk memprediksi suatu penyakit, tetapi
berdasarkan hasil study di Zaire membuktikan bahwa 71% persalinan macet tidak bisa diprediksi , 90%
ibu yang diidentifikasi beresiko tidak pernah mengalami komplikasi dan 88% dari wanita yang
mengalami perdarahan pasca persalinan tidak memiliki riwayat yang prediktif.

Pendekatan risiko mempunyai nila prediksi lebih buruk, oleh karena itu tidak dapat membedakan
mereka yang akan mengalami dan yang mengalami komplikasi, juga keamanan palsu oleh karena banyak
ibu yang dimasukan dalam risiko rendah mengalami komplikasi, namun mereka tidak pernah mendapat
informasi mengenai komplikasi kehamilan dan cara penanganannya. Bila terpaku pada ibu rrisiko tinggi
makan pelayanan kehamilan ( pada wanita hamil ) yang sebetulnya bisa berisiko akan terabaikan.

Dapat dikatakan bahwa wanita hamil mempunyai risiko untuk mengalami komplikasi dan haruus
mempunyai akses terhadap asuhan ibu bersalin yang berkualitas. Bahkan wanita yang digolongkan
dalam risiko rendah bisa saja mengalami komplikasi.

Jadi pendekatan risiko bukan merupakan strategi yang efisien ataupun efektif untuk menurunkan
angka mortalitas ibu karena:
a.       Faktor risiko tidak dapat memperkirakan komplikasi, biasanya bukan penyebab langsung terjadinya
komplikasi.

b.      Apa yang akan anda lakukan bila megidentifikasi pasien beresiko tinggi dan apa yang harus dilakukan
pada pasien dengan risiko rendah?

c.       Mortalitas ibu relatif rendah pada populasi yang beresiko ( semua wanita usia subur ). Faktir risiko
secara relatif adalah umum pada populasi yang sama, faktir risiko tersebut bukan merupakan indikator
yang baik dimana para ibu mungkin akan mengalami komplikasi.

d.      Mayoritas ibu yang mengalami komplikasi dianggap berisiko rendah, sebagian besar ibu yang dianggap
berisiko rendah melahirkan bayinya tanpa komplikasi.

e.       Setiap wanita hamil berisiko mengalami komplikasi dan harus mempunyai akses terhadap asuhan ibu
bersalin yang berkualitas , sehingga pendekatan risiko tidak efektif.

f.       Bahkan wanita berisiko rendah pun  bisa mengalami komplikasi.

g.      Tidak ada jumlah penapisan yang bisa membedakan wanita mana yang akan membutuhkan asuhan
kegawatdaruratan dan mana yang tidak memerluka asuhan tersebut.

Atas dasar itu dianjurkan untuk memberikan intervensi yang berorientasi pada tujuan yang akan
memberikan kerangkan asuhan antenatal yang efektif meliputi:

a.       Deteksi dini penyakit

b.      Konseling dan promosi kesehatan

c.       Persiapan persalinan

d.      Kesiagaan menghadapi komplikasi

Permasalahan dengan pendekatan risiko meliputi:

1.      Mempunyai nilai prediksi yang buruk dan tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi
dan mana yang tidak.

2.      Memakai sumber daya yang jarang didapat-anyak ibu yang dimasukan dalam kelompok “risiko tinggi”
tidak pernah mengalami komplikasi tetapi memakai sumber daya yang jarang didapat.

3.      Keamanan palsu, banyak ibu yang dimasukan dalam kelompok “risiko rendah “ mengalami komplikasi
tapi tidak pernah diberi tahu bagaimana cara mengetahui atau cara menangani komplikasi tersebut.

4.      Sumber daya dialihkan jauh dari perbaikan pelayanan untuk semua ibu.

Anda mungkin juga menyukai