Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas terselesaikan makalah ini, tentang mengenai

kebidanan sebagai provesi yang disajikan secara sistematis dan jelas.

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Konsep Kebidanan.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan atau ketidak

sempurnaan.

Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca.

Kami menyadari adanya kekurangan-kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Harapan kami

semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kepada sejawat pembaca kami mohon

maaf bila dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan atau kesalahan. Kami sangat

harapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan selanjutnya.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Makalah

1.4 Manfaat Makalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kebidanan Sebagai Propesi

2.2 Teori dan Konseptual Kebidanan

2.3 Sanksi Dan Penghargaan Bagi Bidan

2.4 Prinsip Pengembangan Karir Bidan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kanca kesehatan, etika, profesional, kesopanan, keramahan, keterampilan adalah

modal utama. Tapi selain itu, bidan juga punya penuntun yang dapat digunakan dalam

memberikan asuhan kepada pasiennya, salah satunya adalah Standart Praktek Kebidanan

Permenkes tahun 2002, tentang ruang lingkup Kebidanan dalam pemberian asuhan.

Berdasarkan dengan panduan tersebut maka bidan dapat memberikan asuhan dengan legal

dan tidak perlu adanya pencekalaan.

Tugas bidan sendiri tidak saja mandiri, tetapi ada juga tugas kolaborasi baik dengan teman

sejawat atau lintas sektoral maupun dengan dokter obgin. Jadi dengan demikian bidan yang

kita ciptakan memiliki keterampilan dan dedikasi tinggi, sehingga tidak mengecewakan

masyarakat pada umumnya.

1.2 Rumusan Masalah

A. Apakah yang dimaksud dengan Kebidanan Sebagai Propesi?

B. Apa sajakah yang termasuk ke dalam Sanksi Dan Penghargaan Bagi Bidan?

1.3 Manfaat Makalah

Agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang Lingkup Praktek Kebidanan.

1.4 Tujuan Makalah

3
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mempermudah dan memberi

pengarahan bagi masyarakat terutama mahasiswa tentang Lingkup Praktek Kebidanan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebidanan Sebagai Propesi


4
Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang, khusus. Sebagai pelayan

profesional yang merupakan bagian integral darn pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai

togas yang sangat unik, yaitu:


1. Selalu mengedepankan fungsi ibu Sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat

melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu


3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas

meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat,


4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap

memegang teguh kode etik profesi.


Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi

yang harus memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan

kesempatan memperoleh pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif

dalam pelayanan kesehatan. sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu

dibahas bahwa bidan tergolong jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek,

yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang

secara tugas ada dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan

fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital

dalam kehidupan masyarakat dan negara.


Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional

juga berorientasi kwalitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional

profesional. dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan proresional.

Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu


1. Bidan disiapkan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara

profesional.

5
2. Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan

profesinya, yaitu standar pelayanan kebidanan, kode etik,dan etika

kebidanan
3. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam

menjalankan profesinya.
4. Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya.
5. Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat.


6. Bidan memiliki organisasi profesi.
7. Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta

dibutuhkan masyarakat

2.2 Teori dan Konseptual Kebidanan

1. Teori Reva Rubin

Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita

memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian,

seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak

sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya

perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.

Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-harapan

antara lain:

a. kesejahteraan ibu dan bayi

b. penerimaan dari masyarakat

c. penentuan identitas diri

d. mengetahui tentang arti memberi dan menerima perubahan umum pada perempuan

hamil :
6
1) ketergantungan dan butuh perhatian

2) membutuhkan sosialisasi

Tahap_tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai peran nya :
a) anticipatory stageseorang ibu mulai melakukan latihan peran dan

memerlukan interaksi dengan anak yang lain.


b) honeymoon stage

Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini

ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.


c) Plateu stage

Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap

ini ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan

sendiri.
d) Disengagement

Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir.

Aspek-aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang

idaman, gambaran diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah

pandangan wanita tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman

dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan dengan perubahan fisik

yang tejadi selama kehamilan.


Arti dan efek kehamilan pada pasangan.

1. pasangan merasakan perubahan tubuh pasanganya pada kehamilan 8 (delapan)

bulan sampai dengan 3(tiga) bulan setelah melahirkan.

2. lelaki juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama wanita hamil.

3. anak-anak akan di lahirkan merupakan gabungan dari tiga macam perbedaan:

a. hubungan ibu dengan pasangan

b. hubungan ibu dengan janin yang berkembang


7
c. hubungan ibu dengan individu yang unik

4. ibu tidk pernah lagi menjadi sendiri

5. tugas yang harus di lakukan ibu atau pasangan dalam kehamilan:

a. percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh

b. persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin

c. penyelesaiaan dan identifikasi kebinggungan dengan peran transisi.

6. reaksi yang umum pada kehamilan:

a. Trimester satu:ambivalen, takut, tantasi, khawatir.

b. Trimester dua: parasaan enak metykebutuhan untuk mempelajari

perkembangan dan pertumbuhan janin menjadi narsistik, pasif, introvent,

egosentrik dan self centered.

c. Trimester tiga: berperasaan aneh, semberono, jelek, menjadi introvert,

merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.

Aspek yang di identifikasi dalam peran ibu:

a. gambaran tentang idaman bayi sehat.

b. gambaran tentang diri memandang tentang pengalaman yang dia lakukan.

c. gambaran tubuh, gambaran ketika hamil dan setelah nifas.

Maternal role menurut mercer adalah bagai mana seorang ibu mendapatkan

identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap

dengan dirinya sendiri.

b. Pencapaian peran ibu

Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk

mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer

8
menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang

positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil

dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko kehamilan

dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan dukungan

keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi stress

anterpartum.

Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan (Trisemester I, II

dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan

bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan monopouse merupakan hal yang

fisiologis.

Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat

menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan

kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis

(normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah:

a. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga

dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan

bayinya.

b. ibu memerlukan sosialisasi

c. ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada

tubuhnya

d. Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan kehamilan

ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.

Empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menuru Mercer:

9
a. Anticipatory

Saat sebelum wanita menjadi ibu, di mana wanita mulai melakukan penyesuaian

social dan psikologis dengan mempelajri segala sesuatuyang di butuhkan untuk

menjadi seorang ibu.

b. Formal

Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran di butuhkan

sesuai dengan kondisi system social

c. Informal

Di mana wanita telam mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan

perannya

d. Personal

merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan perannya

sebagai ibu.

Sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu telah di mulai

sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah melahirkan, tetapi

menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi bayi lahir 3-7 bulan

setelah dilahirkan.

Wanita dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh faktor faktor sebagai

berikut:

a. Faktor ibu

1. Umur ibu pada saat melahirkan

2. Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali

3. Stress social

10
4. Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya

5. Dukungan social

6. Konsep diri

7. Sifat pribadi

8. Sikap terhadap membesarkan anak

9. Status kesehatan ibu.

b. Faktor bayi

1. Temperament

2. Kesehatan bayi

c. Faktor-faktor lainnya

1. Latar belakang etnik

2. Status pekawinan

3. Status ekonomi

Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat factor

pendukung:

a. Emotional support

Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.

b. Informational support

Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat

membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri

c. Physical support

Misalnya dengan membantu merwat bayi dan memberikan tambahan dana

d. Appraisal support

11
Ini memungkinkan indifidu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan

pencapaiaan peran ibu

Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan,

status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh

dalam pencapaiaan peran ibu. Peran bidan yang di harapkanoleh mercer dalam

teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dan adaptsi peran

dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaiaan peran ini

dan kontribusi dari stress antepartum.

2.3 Sanksi Dan Penghargaan Bagi Bidan

Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang antara

lain :

1. Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman

tingkat sosial dan demografi seseorang.

2. Faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja

3. Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem

penghargaan (reward system)

Tujuan

a. Meningkatkanprestasi kerja staf, baik secara individu maupun dalam kelompok

setinggi tingginya. Peningkatan prestasi kerja perorangan pada gilirannya akan

mendorong kinerja staf.

b. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan meningkatkan hasil kerja

melalui prestasi pribadi.


12
c. Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan perasaannya tentang

pekerjaan, sehingga terbuka jalur komunikasi dua arah antara pimpinan dan staf.

Pemeliharaan SDM perlu diimbangi dengan sistem ganjaran (reward system), baik yang

berupa finansial, seperti gaji, tunjangan, maupun yang bersifat material seperti; fasilitas

kendaraan, perubahan, pengobatan, dll dan juga berupa immaterial seperti ; kesempatan

untuk pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain.

Pemeliharaan SDM yang disertai dengan ganjaran (reward system) akan berpengaruh

terhadap jalannya organisasi. Tujuan utama dari pemeliharaan adalah untuk membuat

orang yang ada dalam organisasi betah dan bertahan, serta dapat berperan secara optimal.

Salah satu upaya untuk meningkatkan SDM Keperawatan adalah melalui pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi, mengikuti pelatihan perawatan keterampilan teknis atau

keterampilan dalam hubungan interpersonal. Faktor yang mempengaruhi kinerja perawat

adalah iklim organisasi yaitu kurangnya semangat kelompok, kurangnya kerja sama

antara pimpinan dengan karyawan baik struktural maupun fungsional.

Penghargaan yang diberikan kepada perawat belum meningkatkan kinerja mereka.

Sebaliknya penerapan sangsi juga tidak jelas kepada perawat yang melakukan kesalahan

atau tidak disiplin.

2.4. Prinsip Pengembangan Karir Bidan

1. Pendidikan lanjutan

Pendidikan Berkelanjutan adalah Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,

hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan /

pelayanan dan standar yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan

non formal.
13
Dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu terhadap

pelayanan kebidanan, perubahan perubahan yang cepat dalam pemerintahan maupun

dalam masyarakat dan perkembangan IPTEK serta persaingan yang ketat di era global

ini diperlukan tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan yang berkualitas baik tingkat

pengetahuan, ketrampilan dan sikap profesionalisme.

Pengembangan pendidikan kebidanan seyogyanya dirancang secara berkesinambungan,

berjenjang dan berlanjut sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup bagi bidan yang

mengabdi ditengah tengah masyarakat. Pendidikan yang berkelanjutan ini bertujuan

untuk mempertahankan profesionalisme bidan baik melalui pendidikan formal, maupun

pendidikan non formal. Namun IBI dan pemerintah menghadapi berbagai kendala untuk

memulai penyelenggaraan program pendidikan tersebut.

Pendidikan formal yang telah dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan

swasta dengan dukungan IBI adalah program D III dan D IV Kebidanan. Pemerintah

telah berupaya untuk menyediakan dana bagi bidan di sektor pemerintah melalui

pengiriman tugas belajar keluar negeri. Di samping itu IBI mengupayakan adanya badan

badan swasta dalam dan luar negeri khusus untuk program jangka pendek. Selain itu

IBI tetap mendorong anggotanya untuk meningkatkan pendidikan melalui kerjasama

dengan universitas di dalam negeri.

Skema pola pengembangan pendidikan kebidanan

2. Job fungsional

Job fungsional (jabatan fungsional) merupakan Kedudukan yang menunjukkan

tugas,kewajiban hak serta wewenang pegawai negri sipil yang dalam melaksanakan

tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya menggunakan angka

14
kredit.

3. Prinsip pengembangan karir bidan dikaitkan dengan peran,fungsi,dan tanggung

jawab bidan

Peran,fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan adalah sabagai pelaksana, pengelola,

pendidik, dan peneliti.

a. Sebagai pelaksana

Sebagai pelaksana, bidan melaksanakannya sebgai tugas mandiri, kolaborasi / kerjasama

dan ketergantungan.

1) Tugas Mandiri

a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.

b) Memberikan pelayanan pada anak dan wanita pra nikah dengan melibatkan klien

c) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.

d) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan

melibatkan klien / keluarga.

e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

f) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan

klien / keluarga

g) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan

pelayanan keluarga berencana

h) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi

dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause

i) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga

2) Tugas Kolaborasi

15
a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi

kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga

b) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan

pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi

c) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko

tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan

kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga

d) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan

pertolongan pertama dalam keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan

kolaborasi dengan klien dan keluarga

e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang

mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi

dengan melibatkan keluarga.

f) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang

mengalami komplikasi atau kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan

melibatkan keluarga.

3) Tugas Ketergantungan / Merujuk

a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan

fungsi keterlibatan klien dan keluarga

b) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil

dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan

c) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa

persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga

16
d) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu masa nifas

dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga

e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan

kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga

f) Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan

kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien / keluarga

b. Sebagai pengelola

1) Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan

masyarakat / klien.

a) Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan terutama yang

berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan dan mengembangkan

program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.

b) Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan mayarakat.

c) Mengelola kegiatan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya

kesehatan ibu dan anak serta KB sesuai dengan program.

d) Mengkoordinir, mengawasi dalam melaksanakan program / kegiatan pelayanan

kesehatan ibu dan anak serta KB

e) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya

kesehatan ibu dan anak serta KB termasuk pemanfaatan sumber sumber yang ada pada

program dan sektor terkait.

f) Mengerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan memelihara

kesehatannya dengan memanfaatkan potensi potensi yag ada.

17
g) Mempertahankan, meningkatkan mutu dan kegiatan kegiatan dalam kelompok

p[rofesi.

h) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

2) Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di

wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan

tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.

a) Bekerjasama dengan puskesmas, institusi sebagai anggota tim dalam memberikan

asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut.

b) Membina hubungan baik dengan dukun, kader kesehatan / PLKB dan masyarakat

c) Memberikan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan lain.

d) Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi

e) Membina kegiatan kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan

kesehatan.

c. Sebagai pendidik

1) Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang

berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.

a) Bersama klien pengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan

masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.

b) Bersama klien pihak terkait menyusun rencana penyuluhan kesehatan masyarakat

sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka

panjang.

c) Menyiapkan alat dan bahan penddikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana yang

18
telah disusun.

d) Melaksanankan program / rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan

masyarakat sesuai dengan rencana jangka pendek dan jangka panjang melibatkan unsur

unsur yang terkait termasuk masyarakat.

e) Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan / penyuluhan kesehatan masyarakat

dan menggunakannya untuk memperbaiki dan meningkatkan program dimasa yang akan

datang.

f) Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan / penyuluhan kesehatan

masyarakat secara lengkap dan sistematis.

2) Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan serta membina dukun di

wilayah atau tempat kerjanya.

a) Mengkaji kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun dan siswa

b) Menyusun rencana latihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian

c) Menyiapkan alat, dan bahan untuk keperluan latihan bimbingan peserta latih sesuai

dengan rencana yang telah disusun

d) Melaksanakan pelatihan dukun dan kader sesuai dengan rencana yang telah disusun

dengan melibatkan unsur unsur terkait

e) Membimbing siswa bidan dalam lingkup kerjanya

f) Menilai hasil latihan dan bimbingan yang telah diberikan

g) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan

h) Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan dan

bimbingan secara sistematis dan lengkap.

d. Sebagai peneliti

19
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara

mandiri maupun secara kelompok.

1) Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan

2) Menyusun rencana kerja pelatihan

3) Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana

4) Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi

5) Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut

6) Memanfaatkan hasil investigasi untuk mningkatkan dan mengembangkan program

kerja atau pelayanan kesehatan.

4. Tanggung Jawab Bidan

a) Konseling

1) Remaja putri

2) Pranikah

3) Prahamil

4) Ibu hamil

5) Ibu bersalin

6) Ibu nifas

7) Klimakterium

8) Menopause

b) Pelayanan kebidanan normal

1) Hamil

2) Bersalin

3) Nifas

20
4) Pemeriksaan fisik

5) Senam hamil

6) Pengendalian anemia

7) Amniotoni

8) Uterotonika

9) ASI eksklusif

c) Pelayanan kebidanan abnormal

1) Hamil: abortus imminens.hiperemisis tingkat I , pre eklamsi, anemia, suntikan

penyulit

2) Persalinan: Letak sungsang, KPD tanpa infeksi, HPP, laserasi,dan distosia

3) Pertolongan nifas abnormal: Retensio plasenta, renjatdan infeksi, plasenta manual,

jaringan konsepsi,kompresi bimanual, uterotonik kala III + IV

4) Ginekologi : Keputihan, penundaan haid, rujuk

d) Pelayanan kebidanan pada anak

1) Intranatal

2) Hipotermi

3) Kontak dini

4) ASI eksklusif

5) Perawatan tali pusat

6) Resusitasi pada bayi asfiksia

7) Minum sonde dan pipet

8) Tsimulasi tumbuh kembang

9) Imunisasi lengkap

21
10) Pengobatan ringan pada penyakit ringan

e) Pelayanan KB

1) Penanganan efek samping

2) Pemberian alat kontrasepsi sesuai pilihan

3) Suntik pil

4) Pasang AKBK

5) Lepas AKBK tanpa penyulit

6) Penyuluhan IMS dan narkoba

f) Pelayanan kesehatan masyarakat

g) Pembinaan peran serta

h) Pelayanan kebidanan komunitas

i) Deteksi dini

j) Deteksi dini, pertolongan I rujuk, IMS,narkoba, (NAFZA

k) Pertolongan I narkoba

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1.Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang, khusus. Sebagai pelayan

profesional yang merupakan bagian integral darn pelayanan kesehatan.

2.Teori dan Konseptual Kebidanan meliputi: Teori Reva Rubin, Teori Ramona Marcer,

Teori Jean ball.

3. Ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang antara lain : Faktor individu,

Faktor psikologis, Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan,

kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system)

4.Prinsip Pengembangan Karir Bidan antara lain: Pendidikan lanjutan, Job fungsional

5.Prinsip pengembangan karir bidan dikaitkan dengan peran, fungsi antara lain: Sebagai

pelaksana, Sebagai pengelola, Sebagai pendidik, Sebagai peneliti

6. Perubahan adalah Proses yang kompleks dan terjadinya dalam waktu yang relatif lama

atau suatu proses dan kolaborasi yang meliputi suatu agen perubahan dan klien

3.2 Saran

Meskipun Makalah ini telah rampung mulai dari Bab pertama hingga bab Penutup, tapi

penulis yakin masih banyak pembahasan yang belum terurai secara sempurna, maka dari

itu penulis berharap rekan-rekan mahasiswa bisa memanfaatkan makalah ini sebagai bahan

pijakan untuk diskusi demi melengkapi reperensi pengetahuan tentang Kebidanan dan

23
segala aspek yang berhubungan dengannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://dypta.wordpress.com/2009/01/21/teori-teori-yang-mempengaruhi-model-kebidanan/

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091023200847AAmzha6

http://subektiheru.blogspot.com/2008/03/indikator-kinerja.html

http://akbidypsdmi.net/index.php?exec=newsdetail&NewsID=29

24

Anda mungkin juga menyukai