Anda di halaman 1dari 24

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TANDA BAHAYA NIFAS

Pokok Bahasan : Asuhan Keperawatan Post Natal


Sub Pokok bahasan : Tanda Bahaya pada Ibu Nifas
Hari /Tanggal : Rabu, 13 September 2017
Waktu : 10.00 WIB
Lama waktu : 30 menit
Penyuluh : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi DIII Keperawatan
Purwokerto
Tempat : Poli
Sasaran : Ibu Nifas/Masyarakat

A. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Tanda Bahaya Nifas diharapkan ibu
nifas/masyarakat dapat memahami tentang pengertian dan jenis tanda bahaya nifas
serta pencegahan dan penatalaksanaan tanda bahaya nifas.

B. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan payudara, diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tanda bahaya di masa nifas
2. Menyebutkan secara dini tanda dan gejala bahaya masa nifas
3. Menyebutkan pencegahan bahaya yang mungkin terjadi di masa nifas
4. Menjelaskan penatalaksanaan tanda bahaya masa nifas

C. MATERI
1. Pengertian Tanda Bahaya Nifas
2. Jenis-jenis Tanda Bahaya Nifas beserta Penjelasan
3. Pencegahan dan Penatalaksanaan Tanda Bahaya Nifas

D. METODE
1) Ceramah
2) Diskusi

E. MEDIA
Poster

F. RINCIAN KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Waktu Kegiatan Pemateri Kegiatan Klien Media


Kegiatan
Pendahuluan 5  Persiapan  Mendengarkan -

1
menit  Memperkenalkan diri  Bertanya
 Menyapa dan menyatakan mengenai
tentang tujuan pokok perkenalan dan
tujuan jika ada
yang kurang jelas
Sambutan 5  Mempersilahkan  Mendengarkan -
menit penyampaian sambutan oleh sambutan
Ibu Kepala Desa dan Ibu
Bidan
Penyajian 15  Menyajikan materi berupa  Mendengarkan Poster
menit Pengertian Tanda Bahaya dengan seksama
Nifas secara Umum, Jenis-  Bertanya

jenis Tanda Bahaya Nifas mengenai hal-hal

beserta Penjelasan, yang kurang jelas

Pencegahan dan dan belum

Penatalaksanaan Tanda dimengerti

Bahaya Nifas
Penutup 10  Melakukan evaluasi dengan  Peserta dapat -
menit memberikan pertanyaan menjelaskan
sederhana kembali poin-poin
 Menyampaikan ringkasan materi yang telah
materi dan simpulan dijelaskan
 Mengakhiri pertemuan dan  Mendengarkan
mengucapkan terima kasih
atas perhatian para peserta

G. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Tertulis
Butir Soal : 10 soal multiple choice

2
Lampiran 1
TANDA BAHAYA MASA NIFAS

A. Pengertian Tanda Bahaya Nifas

Tanda Bahaya Nifas adalah tanda-tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu
diketahui oleh ibu post partum terutama yang dapat mengancam keselamatan ibu.
Pengetahuan tentang tanda bahaya masa nifas adalah pengetahuan ibu tentang tanda
bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu diketahui karena dapat mengancam
keselamatan ibu.(Rustam Mochtar , 2002).

B. Jenis-jenis Tanda Bahaya Nifas beserta Penjelasan


Tanda-tanda bahaya masa nifas antara lain:
1. Perdarahan postpartum
2. Lochea yg berbau busuk
3. Subinvolusi uterus
4. Nyeri pada perut dan pelvis
5. Pusing dan lemas berlebihan
6. Suhu tubuh >38
7. Sakit kepala hebat
8. Pembengkakan wajah, tangan, kaki
9. Payudara merah, panas, terasa sakit
10. Nyeri berkemih
11. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama
12. Merasa sangat letih atau nafas terengah engah (Bahiyatun, 2009.)

1. Perdarahan Post Partum

Menurut Bahiyatun, (2009) perdarahan per vaginam yang melebihi 500 ml setelah
bersalin didefinisikan sebagai perdarahan parca persalinan.Terdapat beberapa masalah
mengenai perdarahan per vaginam, antara lain :
a. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-
kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur cairan amnion
atau urine. Darah tersebar pada spon, handuk, dan kain di dalam ember dan lantai.
b. Volume darah yang hilang juga bervariasi. Kekuatan darah dapat diketahui dari
kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar hb normal dapat menyesuaikan
3
diri terhadap kehilangan darah yang mungkin dapat menyebabkan anemia.
Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari
kehilangan darah.
c. Perdarahan postpartum dapat terjadi secara lambat dalam jangka waktu beberapa
jam dan kondisi ini mungkin tidak dikenali hingga terjadi syok.

Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan terjadinya


perdarahan pasca persalinan.Oleh sebab itu penanganan aktif kala III sebaiknya di
lakukan pada semua wanita bersalin.Karena hal ini dapat menurunkan insiden
perdarahan pascapersalinan akibar atonia uteri.Oleh karena itu semua ibu nifas harus
dipantau ketat untuk kemungkinan persalinan.
Penanganan yang dapat dilakukan kepada pasien adalah menstabilkan terlebih
dahulu dengan memberikan cairan, menghentikan perdarahan dan rujukan.

2. Lochea Berbau Busuk (Purulenta)


Selama proses involusi, lochia (cairan yang mengandung darah) mengalir dari
Rahim dan keluar dari vagina. Selama beberapa hari pertama sesudah melahirkan,
aliran lochia yang berwarna merah umumnya cukup banyak.Mengeluarkan bekuan
darah seperti jelly, khususnya pada hari-hari pertama sesudah melahirkan adalah
normal. Lochia sering kali memiliki bau seperti ikan yang kuat. Jumlah aliran dapat
berubah sesuai dengan aktivitas dan posisi tubuh anda. Lochia umumnya akan banyak
keluar jika anda berganti posisi seperti berdiri atau duduk sehabis berbaring, saat anda
menyusui, atau buang air besar. Juga menjadi banyak karena gerak berlebihan. Dalam
waktu sepuluh hari, lochia akan berkurang dan menjadi berwarna pink pucat atau
berbau tidak sedap. Selama beberapa minggu kemudian, lochia menjadi berwarna
putih kekuningan, putih, atau coklat.Lochia dapat terus ada hingga 6 minggu.

Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa
nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir
waktu menstruasi dan berbau anyir (cairan ini berasal dari bekas melekatnya
placenta).
Menurut Rustam Mochtar (2012),Lochea dibagi dalam beberapa jenis,:
a. Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.

4
b. Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7
pasca persalinan.
c. Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14
pasca persalinan.
d. Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
e. Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
f. Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.
Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan di atas
kemungkinan adanya :
a. Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang kurang
baik.
b. Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih banyak karena
kontraksi uterus dengan cepat.
c. Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga lebih lama
mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis.

Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut bagian bawah
kemungkinan diagnosisnya adalah metritis.Metritis adalah infeksi uterus setelah
persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu.Bila
pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis,
syok septik (Mochtar, 2012).
3. Sub Involusi
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim
dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila
pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub-involusi (Mochtar, 2012).Sub
involusi merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan kemunduran yang
terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif,kadang lebih banyak mengarah
secara spesifik pada kemunduran uterus yang mengarah ke ukurannya (Varney, 2007).
Faktor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus,
endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2010).
Tanda dan gejala
a. Letak fundus uteri tetap tinggi atau penurunan fundus uteri lambat
b. Pengeluaran lochea seringkali gagal berubah
c. Terdapat bekuan darah
5
d. Lochea berbau menyengat
e. Uterus tidak berkontraksi
f. Terlihat pucat
g. Tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
h. lemah

4. Nyeri perut dan pelvis


Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas seperti :
Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium, peritonitis umum dapat
menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian karena infeksi.
Peritonitis adalah peradangan pada peritonium yang merupakan pembungkus
visera dalam rongga perut.
Menurut Rustam Mochtar (2012) gejala klinis peritonitis dibagi 2 yaitu :
a. Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis
Tanda dan gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah tetapi keadaan
umum tetap baik, pada pemeriksaan dalam kavum daugles menonjol karena
ada abses.
b. Peritonitis umum
Tanda dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil, perut nyeri
tekan, pucat muka cekung, kulit dingin, anorexsia, kadang-kadang muntah.

5. Pusing dan Lemas yang berlebih


Menurut Manuaba (2007), pusing merupakan tanda bahaya pada nifas , Pusing
bisa disebabkan oleh karena tekanan darah rendah. Pusing dan lemas yang berlebihan
dapat juga disebabkan oleh anemia bila kadar haemoglobin 9 . Lemas yang berlebihan
juga merupakan tanda tanda bahaya , dimana keadaan lemas disebabkan oleh
kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat ,
tekanan darah rendah .
Pencegahan dan penanganan
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
b. Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral,
vitamine yang cukup
c. Minum sedikit 3 liter setiap hari
d. Pil Zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya selama 40 hari
pasca persalinan

6
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar vitamin
kepada bayinya
f. Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan berlebih
g. Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi asi dan memperlambat proses
involusi uterus

6. Suhu Tubuh ibu > 38◦C


Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara
37,2 ˚C -37,8 ˚C oleh karena reabsopsi benda benda dalam rahim dan mulainya laktasi
, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal. Namun bila terjadi
peningkatan berlebih 38˚C secara berturut turut selama 2 hari kemungkinan terjadi
infeksi . (Mochtar , 2012).
Penyebab demam di masa puerperium yang berkaitan dengan persalinan
dibagi menjadi 2 yaitu penyebab infeksius dan non infeksius
Penyebab Infeksius
a. Sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genetalia yang terjadi setiap saat
pada awitan pecah ketuban (rupture membrane) atau persalinan dan lebih dari 42
jam postpartum atau lebih dimana terdapat 2 atau lebih gejala berikut:
1) Nyeri pelvik
2) Demam 38,5 C atau lebih yang diukur melalui oral kapan saja.
3) Rabas-vagina yang abnormal
4) Rabas vagina yang berbau busuk.
5) Keterlambatan dalam kecepatan penurunan uterus
b. Infeksi pada payudara, seperti mastitis atau stadium lanjut , abses payudara
c. Infeksi saluran kemih
d. Infeksi luka ( jaringan parut pada SC)
e. Gangguan pada tromboembolik , temasuk tromboflebitis superficial dan
thrombosis vena dalam
Penyebab Non-infeksius
Peningkatan suhu badan yang tidak banyak merupakan hal yang sangat umum
selama periode post partum terutama dalam 24 jam pertama. Penyebab demam seperti
antara lain dehidrasi , luka / trauma pada jaringan , reaksi terhadap protein janin ,
pembengkakan payudara . Meskipun demam yang terjadi dalam 24 jam pertama
setelah persalinan dianggap tidak berkaitan dengan infeksi , suhu sekitar 38,5⁰C atau
lebih selama 24 jam pertama harus menyiagakan bidan akan kemungkinan terjadinya
sepsis puerperalis
Penanganan umum bila terjadi demam :
a. Istirahat baring
b. Rehidrasi per pral / infuse
c. Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu
d. Jika ada syok segera beri pengobatan , untuk menilai berkala karena kondisi ini
7
dapat memburuk dengan cepat (WHO, 2012)

7. Sakit kepala
Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan
kabur. Penanganan terhadap gangguan ini meliputi:
a. Jika ibu sadar, periksa nadi, tekanan darah, dan pernapasan.
b. Jika ibu tidak bernapas, periksa dan lakukan ventilasi dengan masker dan balon.
Lakukan intubasi jika perlu. Dan jika pernapasan dangkal, periksa dan bebaskan
jalana napas serta beri oksigen 4-6 liter per menit.
c. Jika pasien tidak sadar atau koma, bebaskan jalan napas, baringkan miring, ukur
suhu tubuh, periksa apakah ada kaku tengkuk (Bahiyatun, 2009).
Nyeri kepala pada masa nifas dapat merupakan gejala preeklampsia, jika tidak
diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke,koagulopati dan kematian.
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah:
a. Sakit kepala hebat
b. Sakit kepala yang menetap
c. Tidak hilang dengan istirahat
d. Depresi post partum
Kadang - kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang.Sakit kepala yang
hebat disebabkan karena terjadinya edema pada otak dan meningkatnya resistensi otak
yang mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral
(nyeri kepala, kejang) dan gangguan penglihatan.
a. Gejala :
1) Tekanan darah naik atau turun
2) Lemah
3) Anemia
4) Napas pendek atau cepat
5) Nafsu makan turun
6) Kemampuan berkonsentrasi kurang
7) Tujuan dan minat terdahulu hilang; merasa kosong
8) Kesepian yang tidak dapat digambarkan; merasa bahwa tidak seorang pun
mengerti
9) Serangan cemas
10) Merasa takut
11) Berpikir obsesif
12) Hilangnya rasa takut
13) Control terhadap emosi hilang
14) Berpikir tentang kematian
b. Penanganan
1) Informed consent

8
2) Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat
penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarga
3) Pemberian Parasetamol dan Vit B Complek 2x/hari, Tablet zat besi 1x/hari
4) Jika tekanan diastol >110mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan
diastolik
5) Pasang infus RL dengan jarum besar no.16 atau lebih
6) Ukur keseimbangan cairan
7) Persiapan rujukan
8) Periksa Hb
9) Periksa protein urine
10) Observasi tanda-tanda vital
11) Lebih banyak istirahat

8. Pembengkakan wajah atau ekstermitas


Bila terjadi gejala ini, periksa adanya varises, periksa kemerahan pada betis,
dan periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki, atau kaki mengalami oedema
(Bahiyatun, 2009).Udem adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan , akibat adanya
gannguan keseimbangan.
Udem dapat terjadi oleh :
a. Adanya tekanan hidrostatik yang sangat tinggi pada pembuluh kapiler seperti
misalnya bila aliran darah vena tersumbat
b. Tekanan osmotik terlalu rendah, karena kadar protein plasma, terutama albumin
sangat rendah
c. Sumbatan pada aliran limfe
d. Kerusakan dinding kapiler sehingga plasma dapat merembes keluar dan masuk ke
dalam jaringan serta menimbulkan tekanan osmotik yang melawan tekanan
osmotik protein dalam aliran darah
Udem juga terlihat pada adanya trombosis pada vena – vena betis yang terletak
dalam, biasanya merupakan komplikasi berbahaya akibat berbaring yang terlalu lama,
yang menyebabkan aliran dalam darah vena menjadi lambat sehinga
membeku.Trombosis seperti ini terjadi akibat infeksi.
Keadaan pembengkakan wajah dan ekstremitas, sering menyertai kelainan –
kelainan pada masa nifas, sebagai berikut:
a. Preeklampsi
b. Syndrom Nefrotik

9. Payudara bengkak
Menurut Bahiyatun (2009) payudara bengkak yang tidak disusu secara
adekuat dapat menyebabkan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit, dan
akhirnya terjadi mastitis. Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan
terjadinya payudara bengkak. BH/bra yang terlalu ketat mengakibatkan engorgement
9
segmental. Bila payudara ini tidak disusukan dengan adekuat, dapat terjadi mastitis.
Kelainan pada payudara pada masa nifas diantaranya:
a. Bendungan ASI
Disebabkan oleh pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi
atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosngkan secara sempurna atau karena
kelainan pada putting susu. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa panas
sampai suhu badan meningkat. Penanganan sebaiknya dimulai sejak hamil dengan
perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelianan-kelainan. Bila terjadi
juga berikan terapi simtomatis untuk sakitnya (analgetika), sebelum menyusukan
pengurutan dahulu atau dipompa sehingga sumbatan hilang.
b. Mastitis dan abses mamae
Adalah suatu peradangan pada payudara yang disebabkan kuman, terutama
staphylococcus aureus melalui luka pada puttimng susu, atau melalui peredaran
darah. Mastitis yang tidak segera diobati akan menyebabkan abses payudara yang
bisa pecah ke permukaan kulit dan menimbulkan borok yang besar. Keluhannya
adalah payudara membesar, keras, nyeri kulit memerah, dan membisul (abses),
dan akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan nanah bercampur dengan
air susu.
Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia mudah mengalami
infeksi. Gejala gangguan ini meliputi :
a. Bengkak dan nyeri pada seluruh payudara atau lokal
b. Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal
c. Payudara keras dan berbenjol-benjol
d. Panas badan dan rasa sakit umum
Gangguan ini dapat diatasi dengan :
a. Menyusui tetap dilanjutkan. Pertama, bayi disusukan pada payudara yang sakit
selama dan sesering mungkin. Hal ini dilakukan agar payudara
kosong.selanjutnya, susukan bayi pada payudara yang normal.
b. Beri kompres panas. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan shower hangat
atau lap basah panas pada payudara yang terkena.
c. Ubah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi berbaring, duduk,
atau posisi memegang bola (football position).
d. Pakai BH longgar.
e. Istirahat yang cukup dan makanan yang bergizi.
f. Banyak minum (2 liter per hari).
Dengan penatalaksanaan tersebut, biasanya peradangan akan menghilang setelah
48 jam, dan jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi bila dengan cara-cara tersebut
tidak ada perbaikan setelah 12 jam, ibu perlu diberi antibiotik selama 5-10 hari dan
analgesik (Bahiyatun, 2009).

10
10. Nyeri berkemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran
kemih. Kejadian infeksi saluran kemih pada masa nifas relative tinggi dan hal
inidihubungkan dengan hipotoni kandung kemih akibat trauma kandung kemih
waktupersalinan, pemeriksaan dalam yang sering, kontaminasi kuman dari perineum,
ataukaterisasi yang sering (sulaiman,2004).
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang sering dijumpai pada
perempuan setelah infeksi saluran nafas. Dalam setiap tahun, 15% perempuan
mengalami ISK. Kejadian ISK makin sering terjadi pada masa kehamilan. Perubahan
mekanis dan hormonal yang terjadi pada kehamilan meningkatkan risiko keadaan
yang membuat urin tertahan di saluran kencing. Juga adanya peningkatan hormon
progesterone pada kehamilan akan menambah besar dan berat rahim serta
mengakibatkan pengenduran pada otot polos saluran kencing.
Perubahan-perubahan tersebut mencapai puncak pada akhir trimester dua dan awal
trimester tiga yang merupakan factor yang memudahkan terjangkitnya ISK pada
kehamilan. Saluran kencing yang pendek pada perempuan dan kebersihan daerah
sekitar kelamin luar yang menjadi bagian yang sulit dipantau pada perempuan hamil
akan mempermudah ISK.
ISK postpartum adalah infeksi bakteri pada traktus urinarius, terjadi sesudah
melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat celcius atau lebih selama 2 hari
dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.
(Sulaiman,2004)

a. Tanda dan Gejala

Tanda-tanda ISK tidak khas, sebagian diantaranya bahkan tanpa gejala.


Biasanya, keluhan yang sering dijumpai antara lain:

1) Nyeri saat kencing (disuria)


2) Kencing sedikit-sedikit dan sering (polakisuria) dalam bahass jawa: anyang-
anyangen
3) Nyeri di atas tulang kemaluan atau perut bagian bawah (suprapubik)

Tanda-tanda tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan bagian saluran kencing


yang terinfeksi.

11
1) ISK bagian bawah: biasanya ditandai dengan keluhan nyeri atau rasa panas
saat kencing, kencing sedikit-sedikit dan sering, rasa tidak nyaman di atas
tulang kemaluan.
2) ISK bagian atas: ditandai dengan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman di
pinggang, mual, muntah, lemah, demam, menggigil, sakit kepala.
(Sarwono,2007)

b. Etiologi

Etiologi ISK sebagian besar didominasi bakteri gram negatif, seperti E. coli
(pada hampir 80% kasus), sedangkan bakteri gram positif lebih jarang
menyebabkan ISK. Berdasarkan Toronto Notes 2008, kelompok bakteri yang
dapat menyebabkan ISK adalah bakteri-bakteri KEEPS, yaitu : K = Klebsiella, E
= E. Coli, E = Enterobacter, P = Pseudomonas, S = S. aureus. Namun secara garis
besar Organisme yang menyerang traktus urinarius akibat persalinan adalah
penghuni normal dari area perineum, mungkin juga dari luar.
Menurut Sarwono (2007) Faktor predisposisi infeksi saluran kemih postpartum
yaitu:

1) Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, seperti perdarahan,
dan kurang gizi atau malnutrisi
2) Adanya hambatan pada aliran urin

3) Tindakan bedah vaginal yang menyebabkan perlukaan jalan lahir.

4) Anemia, higiene, kelelahan

5) Proses persalinan bermasalah : Partus lama/macet, korioamnionitis, persalinan


traumatik, kurang baiknya proses pencegahan infeksi, manipulasi yang
berlebihan, dapat berlanjut ke infeksi dalam masa nifas.

c. Patofisiologi
Menurut Sarwono (2007) Terdapat 2 hal utama mengapa ISK dapat terjadi:

1) Rute infeksi

Terdapat 3 rute invasi bakteri ke dalam saluran kemih, antara lain:

12
a) Ascending route. Bakteri periurethral melalui uretra bermigrasi ke atas
menuju vesika urinaria yang jika terus berlanjut dapat mencapai ureter
hingga ginjal. Dapat pula terjadi akibat aktivitas seksual atau pada
pemasangan kateter yang tidak higienis.
b) Hematogenik. Sering kali disebabkan oleh Staphylococcus aureus;
Sering ditemukan pada pasien immunocompromised Lymphogenic.
Rute infeksi ini masih memiliki bukti scientific yang minimal.

2) Host-defence

Normalnya, ISK dapat dicegah dengan adanya proses wash-out oleh


saluran kemih sehingga bakteri-bakteri yang ada dapat dikeluarkan melalui
urin. Di dalam urin juga terdapat pH, osmolalitas, dan kadar urea yang dapat
menghambat perkembangan bakteri.Jika mekanisme pertahanan host tersebut
terganggu, misalkan akibat retensi urin, statis atau refluks urin, bakteri-bakteri
tersebut dapat berkembang biak dan berkolonisasi sehingga bisa menimbulkan
infeksi.(Sarwono,2007)

Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih pada dapat pula


melalui :

a) Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat.


b) Hematogen.

c) Limfogen.

d) Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter.

d. Cara terjadinya infeksi:

1) Tangan penderita atau penolong yang tetutup sarung tangan pada pemeriksaan
dalam atau operasi membawa bakteri ke traktus urinarius. Kemungkinan lain
ialah bahwa sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir
tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.(Nugroho,2007)

13
2) Peralatan tidak steril, missal sarung tangan, gunting epis, hingga kateter
sehingga terkontaminasi bakteri dan invasi ke traktus urinarius.
(Nugroho,2007)

3) Infeksi rumah sakit (hospital infection)/lingkungan inpartum. Dalam rumah


sakit banyak sekali kuman-kuman patogen berasal dari penderita-penderita di
seluruh rumah sakit. Kuman-kuman ini terbawa oleh air, udara, alat-alat dan
benda-benda rumah sakit yang sering dipakai para penderita (Nugroho,2007)

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih antara lain:


anatomi konginetal, batu saluran kemih, oklusi ureter (sebagian atau total). Infeksi
tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari
perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa.
Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada
dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan
melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi. Inflamasi,
abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, gangguan
status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan imunosupresi meningkatkan
resiko infeksi saluran kemih dengan cara mengganggu mekanisme normal.
(Nugroho,2007)

Menurut Nugroho (2007) Macam Infeksi saluran kemih diantaranya :

1) Uretritis merupakan suatu inflamasi yang biasanya adalah suatu infeksi


yang menyebar naik yang digolongkan sebagai general atau mongonoreal.
2) Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh
menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik
urine dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks urtrovesikal),
kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.

3) Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri piala


ginjal, tobulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal.
Bakteri mencapai kandung kmih melalui uretra dan naik ke ginjal.
Pielonefritis dapat dibagi menjadi dua, yaitu pielonefritis akut dan
pielonefritis kronik. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi

14
kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui
infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua ginjal.
Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya
dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks
vesikoureter.

e. Pencegahan Infeksi Saluran Kemih saat Nifas

1) Masa kehamilan

a) Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia,


malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita
ibu.

b) Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.

c) Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan
hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini  terjadi
infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.(Nugroho,2010)

2) Selama persalinan

Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin


masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir :

a) Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.


b) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun
perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.

c) Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang


harus segera diganti dengan tranfusi darah.

d) Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus steril

e) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi


dengan sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
(Nugroho,2010)

15
3) Selama nifas

a) Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula
alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan
harus steril.

b) Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus,


tidak bercampur dengan ibu sehat.

c) Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama


dibatasi sedapat mungkin.(Nugroho,2010)

f. Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih Postpartum

1) Penanganan umum
a) Antisipasi setiap kondisi (faktor predisposisi dan masalah dalam proses
persalinan) yang dapat berlanjut menjadi penyulit/komplikasi dalam masa
nifas.
b) Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami
infeksi nifas.
c) Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau infeksi yang
dikenali pada saat kehamilan ataupun persalinan.
d) Jangan pulangkan penderita apabila masa kritis belum terlampaui.
e) Beri catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah dan
gejala-gejala yang harus diwaspadai dan harus mendapat pertolongan
dengan segera.
f) Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir, dari ibu
yang mengalami infeksi pada saat persalinan. Dan Berikan hidrasi oral/IV
secukupnya. (pernoll,2009)

2) Pengobatan secara umum


a) Sebaiknya segera dilakukan pembiakan (kultur) dan sekret vagina, luka
operasi dan darah serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang
tepat dalam pengobatan.,
b) Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuat.
c) Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu, maka berikan antibiotika
spektrum luas (broad spektrum) menunggu hasil laboratorium.
d) Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita, infus atau transfusi
darah diberikan, perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi yang

16
dijumpai.
(Pernoll,2009)
3) Penanganan infeksi postpartum :
a) Suhu harus diukur dari mulut sedikitnya 4 kali sehari.
b) Berikan terapi antibiotic (kolaborasi dengan dokter), Perhatikan diet.
Lakukan transfusi darah bila perlu, Hati-hati bila ada abses, jaga supaya
nanah tidak masuk ke dalam rongga perineum. (Pernoll,2009)

11. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama


Sesudah bayi lahir, ibu akan merasa lelah dan mungkin juga lemas dan karena
kehabisan tenaga. Hendaknya ibu lekas diberi minuman hangat, susu, atau teh yang
bergula. Apabila ibu menghandaki makanan, berikan makanan yang sifatnya ringan.
walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut
mengadakan proses persalinan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses
persalinannya. Sehingga alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaannya
kembali. Oleh karena itu tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-banyak
nya walaupun ibu menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan adanya kelelahan
yang amat berat, nafsu makan pun terganggu sehingga ibu tidak ingin makan sampai
kehilangan itu hilang.(Sunarsih,2011)
Menurut Sunarsih (2011) Penyebab hilangnya nafsu makan pada si ibu, yaitu,:
a. Ibu post partum blues
b. kurangnya dukungan dari keluarga (terutama suami)
c. Ibu mengidap suatu penyakit dlam pencernaan atau anggota tubuh
d. Kedaan ekonomis yang tidak mendukung.
e. Kurang istirahat.
Penatalaksanaan
a. Dengan pendekatan atau bimbingan psikiatri
b. Anjurkan ibu untuk makan yang segar dan bervariasi setiap hari, yaitu :

a. Makan sumber protein nabati dan hewani, seperti : daging, telur, kacang-kacangan
dan ayam.

b. Makanan sumber kerbohidrat, seperti : beras, jagung, kentang, dan ubi.

c. Sayuran (sperti : bayam, kangkung) dan buah-buahan (seperti : jeruk, pepaya,


pisang dan mangga)

c. Anjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering

17
d. Anjurkan ibu untuk makan pil penambah darah, vitamin yang diberikan dari
rumah sakit (Sunarsih,2011)

Tips Untuk Mengatasi Hilangnya Nafsu Makan :


a. Ibu yang mengalami kehilangan nafsu makan bisa dihindari dengan upaya
menyajikan hidangan dalam porsi kecil dan penampilan menarik.
b. Jangan lupa, konsumsi vitamin C dan vitamin B (vitamin larut air) serta beberapa
mineral seperti zinc, kalium, magnesium.
c. Kita bisa memperolehnya dari beberapa bahan makanan.
1) Zinc: daging, hati, kerang, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan
2) Kalium: makanan mentah atau segar, terutama sayuran, buah dan kacang-
kacangan.
3) Magnesium: sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-bijian, kacang-kacangan,
daging, susu, daging.
4) Vitamin B: biji-bijian, kacang-kacangan, kacang merah, tofu, tuna, ikan
salmon, sayuran.
5) Vitamin C: buah jeruk, melon, semangka, bayam, brokoli, tomat, ubi, kubis,
kembang kol.
6) Coba cari variasi makanan, diluar makanan biasa ibu. Makanan yang paling
enak menurut ibu, (mungkin bisa mempercepat mengembalikan nafsu
makannya). (Bahiyatun,2009)

12. Merasa Sedih atau Tidak Mampu Mengasuh Sendiri Bayinya dan Diri Sendiri
Pada minggu-minggu awal setelah persalinan kurang lebih 1 tahun ibu post
partum cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya
seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.
Faktor penyebab :
a. Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur rasa takut yang di
alami kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan.
b. Rasa nyeri pada awal masa nifas
c. Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah melahirkan kebanyakan
di rumah sakit
d. Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan
rumah sakit
e. Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi (Bahiyatun, 2009)
13. Sesak nafas/ terengah-engah

Nafas yang pendek selama kehamilan memiliki dua kunci penyebab. Di awal
kehamilan, tingkat hormon progesteron yang lebih tinggi akan menghabiskan

18
kapasitas paru-paru Anda, membuat Anda bernafas lebih sering supaya dapat
menyalurkan sejumlah besar oksigen untuk bayi Anda. Bukan berarti benar-benar
kehabisan nafas, tapi rasanya seperti itu. Saat kehamilan Anda mengalami kemajuan,
rahim yang berkembang mendorong organ-organ lain dan kemudian semakin
menekan sekat rongga badan (diafrakma) antara dada dan perut, membuat paru-paru
Anda lebih berat untuk mengembang secara penuh ketika Anda bernafas.
(Ambarawati,2009)

Melakukan hal berikut bisa membantu Anda bernafas lebih mudah:

a. Duduk tegak/ lurus akan memberi paru-paru lebih banyak ruang untuk
mengembang.
b. Bergerak perlahan memberikan tekanan yang lebih sedikit pada jantung dan paru-
paru Anda.

c. Tidur dengan kepala Anda tersangga juga memberikan lebih sedikit tekanan pada
paru-paru Anda. (Ambarawati,2009)

14. Kelelahan

Merasa lelah adalah bagian dan paket dari kehamilan karena terjadinya
serentetan perubahan hormon dan fisik. Tubuh Anda memproduksi progesteron, yang
bisa membuat Anda merasa lemas dan volume darah Anda meningkat, memberikan
beban tambahan pada jantung Anda. Kemungkinan juga Anda mengalami stres secara
mental atau emosional seolah tanggung jawab masa depan mulai tenggelam. Ini
merupakan masalah lain tambahan diluar yang disebutkan di atas, bisa juga
kemungkinan kurang tidur. Tapi meskipun itu normal, kelelahan tidak seharusnya
dianggap remeh. Mungkin masih ada yang lain, penyebab-penyebab yang kurang
tampak jelas seperti anemia, jadi bicarakan dengan dokter jika Anda selalu merasa
lelah berlebihan.(Bahiyatun,2009)

Anda dapat menghindari merasa letih dengan:

a. Sering istirahat dan tidur siang.


b. Pertahankan pola tidur lebih cepat dan teratur.

19
c. Latihan sedikitnya 30 menit sehari untuk meningkatkan level energi Anda.

d. Banyak minum cairan untuk mengeluarkan racun-racun dari dalam tubuh.

e. Makan diet seimbang dengan banyak buah dan sayur.

f. Hindari minuman mengandung kafein seperti kopi dan teh.

g. Konsumsi suplemen zat besi atau makan makanan yang kaya zat besi seperti
makanan laut, unggas dan sereal yang mengandung zat besi. Kekurangan zat
besi bisa mengakibatkan anemia.

h. Bernafas dalam-dalam, dengarkan musik yang menenangkan dan hindari


situasi-situasi yang memicu stres. (Bahiyatun,2009)

C. Pencegahan dan Penatalaksanaan Tanda Bahaya Nifas


1. Stabilisasi pasien dalam mengatasi masalah masa nifas
2. Kolaborasi yaitu pertolongan pertama pada kegawatdaruratan baik dengan kien atau
keluarga
3. Rujukan ke fasilitas yang lebih tinggi dan memadai untuk mengatasi masalah pasien
masa nifas (Bahiyatun,2009)

20
Lampiran 2
Jenis pertanyaan:
1. Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi pada masa nifas atau pada ibu setelah
melahirkan adalah pengertian dari.....
a. Tanda tanda kehamilan
b. Tanda bahaya nifas
c. Tanda tanda melahirkan
d. Tanda bahaya melahirkan
2. Tanda tanda bahaya yang dapat terjadi pada masa nifas adalah, kecuali.....
a. Perdarahan post partum
b. Darah yg berbau busuk
c. Subinvolusi uterus
d. Nyeri pada dada
3. Yang bukan masalah saat perdarahan setelah melahirkan adalah....
a. kehilangan banyak darah.
b. volume darah berkurang
c. perdarahan post partum secara lambat
d. perdarahan post partum secara cepat
4. Cairan yang keluar dan mengandung darah mengalir dari rahim dan keluar dari vagina
adalah....
a. lochea
b. keputihan
c. cairan amnion
d. urine
5. Tanda dan gejala yang dapat ditimbulkan akibat dari anemia aadalah.....
a. pusing dan lemas
b. suhu tinggi dan gelisah
c. demam dan muntah muntah
d. pusing dan gatal gatal
6. Tanda dan gejala yang ditandai dengan peningkatan suhu diatas normal 38,50 adalah
ciri ciri terjandinya....
a. komplikasi
b. perdarahan
c. infeksi
d. pembengkakan
7. Wanita setelah melahirkan biasanya mengalami sakit kepala yang disebabkan karena
21
kekurangan oksigen, berapa banyak oksigen yang diperlukan sat ibu nifas adalah....
a. 2 liter/menit
b. 3 liter/menit
c. 4-6 liter/menit
d. 7 liter/menit
8. Hal yang tidak dilakukan bila terjadi pembengkakan pada payudara pada ibu nifas apa
yang akan dilakukan.....
a. mengkompres payudara
b. memakai BH yang longgar
c. minum yang cukup
d. melakukan aktivitas yang berlebih
9. Rasa nyeri saat berkemih karena terjandinya infeksi pada ibu nifas biasanya
disebabkan karena, kecuali.....
a. adanya sumbatan pada saluran berkemih
b. adanya pembedahan
c. tidak ada luka
d. perdarahan
10. ibu setelah melahirkan membutukan vit C, yang termasuk contok vit C adalah.....
a. daging, hati, kerang, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan
b. buah jeruk, melon, semangka, bayam, brokoli, tomat
c. biji-bijian, kacang-kacangan, kacang merah, tofu, tuna, ikan salmon, sayuran.
d. sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-bijian, kacang-kacangan, daging, susu,
daging

Lampiran 3
Kunci Jawaban:
1. b
2. d
3. d
4. a

22
5. a
6. c
7. c
8. d
9. c
10. b

23
DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.
Krisnadi, Sofie. 2005. Obstetri Patologi ilmu kesehatan Reproduksi Edisi 2 FK Universitas
Padjadjaran. Jakarta: EGC.
Ambarwati, R. E., & Wulandari, D. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: Mitra Cendikia
Offset
Sulaiman, Sastrawinata, 2004. Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi. Edisi 2 .Jakarta :
EGC
Nurdiansyah,Erin.Satuan Penyuluan Acara “Tanda Bahaya
Nifas”.https://www.academia.edu/9670821/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_TANDA_
BAHAYA_NIFAS_?auto=download.Diakses pada tanggal 13 September 2017

24

Anda mungkin juga menyukai