Santai ketika menyusui, harus santai dan tenang saat menyusui. Hal ini akan membantu
meningkatkan aliran air susu ibu. Meletakkan kain basah yang hangat pada payudara atau
mengambil shower hangat untuk mengguyur payudara setelah menyusui (Proverawati, 2010).
b) Jangan menarik isapan bayi sebelum bayi benar-benar selesai menetek, memastikan bayi
tidak lagi menetek sebelum melepaskan dari payudara. Untuk menghentikan bayi dari anak
susuan, melalui sudut mulut bayi memasukkan jari ke dalam mulutnya. Ini akan melepaskan
isapan bayi dari payudara dan dapat dengan mudah mengangkat atau menarik bayi dari
puting susu (Proverawati, 2010).
c) Mencari posisi yang nyaman saat menyusui
Karena tidak nyaman saat menyusui bisa membuat cemas, dan mengurangi atau
menghentikan aliran susu. Belajar posisi menyusui yang nyaman dan benar. Menggunakan
salah satu jari dari posisi tersebut setiap kali menyusui bayi. Jika bayi tidak dalam posisi yang
tepat ia mungkin memiliki masalah dalam penghisapan. Bayi mungkin tidak mendapatkan
cukup susu dan menyedit dengan keras. Hal ini dapat menyebabkan sakit atau mengubah
bentuk puting untuk beberapa menit (Proverawati,2010).
d) Memastikan mulut bayi santai saat menyusui, jika bayi menyusu terlalu keras maka puting
menjadi sakit, anda perlu membuat santai mulut bayi. Untuk melakukan ini ibu perlu memijat
rahang bawah telinga bayi. Stroke adalah gerakan untuk beristirahat dan melebarkan mulut
bayi. Ibu dapat menarik perlahan-lahan bayi ke bawah menggunakan jari. Hal ini
memungkinkan istirahatnya lidah, gusi dan puting susu. Tarik kepala bayi sehingga
rahangnya ada di belakang puting susu, dengan cara ini susu dapat terjepit dan tidak akan
cukup susu mengalir keluar (Proverawati,2010).
e) Menggunakan perangkat untuk menyusui dengan benar, membaca petunjuk yang ada pada
saat menggunakan perangkat dan menjaga selalu tetap bersih. Jika ada alat yang
menyebabkan cedera pada payudara, maka penggunaannya harus dihentikan. Ibu mungkin
memerlukan bantuan untuk mempelajari bagaimana cara penggunaan alat. Cedera ini
meningkatkan risiko untuk kerusakan dan infeksi puting (Proverawati,2010).
b. Puting susu lecet
Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi lecet. Umumnya
menyusui akan menyakitkan kadang-kadang mengeluarkan darah. Puting susu lecet dapat
disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh trush
(candidates) atau dermatitis.
Cara menangani :
a)
Cari penyebab puting lecet (posisi menyusui salah, candidates atau dermatitis)
b)
Obati penyebab puting susu lecet terutama perhatikan posisi menyusui
c)
Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri diatas tadi
d)
Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu sakit
e)
Olesi puting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali memberikan obat lain,
f)
g)
dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2x24 jam
Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, dan tidak
h)
i)
j)
k)
l)
m)
singkat
Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu rujuk ke puskesmas (Suradi,2004).
c.
Payudara bengkak
Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa penuh dan nyeri
disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai diproduksi
dalam jumlah banyak.
a)
b)
c)
d)
e)
Penyebab bengkak :
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah
Produksi ASI berlebihan
Terlambat menyusui
Pengeluaran ASI yang jarang
Waktu menyusui yang terbatas
Perbedaan payudara penuh dengan payudara bengkak adalah:
a.
Payudara penuh : rasa berat pada payudara, panas dan keras. Bila diperiksa ASI keluar dan
b.
tidak demam
Payudara bengkak : payudara oedema, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau
tidak merah, dan bila diperiksa/diisap ASI tidak keluar. Badan biasa demam setelah 24 jam
Untuk mencegah maka diperlukan : menyusui dini, perlekatan yang baik, menyusui on
demand. Bayi harus lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang atau bayi tidak dapat
menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu, agar ketegangan menurun.
Cara mengatasinya :
a)
b)
Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu
Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang
c)
efektif
Sebelum menyusui untuk merangsang refleks oksitosin dapat dilakukan : kompres hangat
d)
untuk mengurangi rasa sakit, massage payudara, massage leher dan punggung
Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedema (Suradi,2004).
b) Rangsangan oksitosin, dimulai pada payudara yang tidak sakit yaitu stimulasi puting susu,
pijat leher, punggung, dll
c) Pemberian antibiotik : Flucloxacilin atau erythromycin selama 7-10 hari
d) Bila perlu bisda diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang rasa nyeri
e) Kalau terjadi abses sebaiknya tidak disusukan karena mungkin perlu tindakan bedah.
B. Masalah menyusui pada masa nifas lanjut
a. Sindrom ASI kurang
Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda yang mungkin saja
a)
b)
c)
d)
a)
b)
c)
Berat badan bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan
Berat badan lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali
Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau dan warna kuning
Cara mengatasinya disesuaikan dengan penyebab, terutama dicari pada 4 kelompok faktor
penyebab :
1)
Faktor teknik menyusui, keadaan ini yang paling sering dijumpai meliputi : masalah
beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja :
Susuilah bayi sebelum ibu bekerja
b)
c)
d)
e)
dengan cangkir
Pada saat ibu di rumah sesering mungkin bayi disusui dang anti jadwal menyusuinya
f)
g)
Bayi dan ibu dengan diabetes sebaiknya diberikan ASI, namun perlu dimonitor kadar
gula darahnya (Kristiyansari,2009).
c.
d. Ibu hamil
Kadangkala ibu sudah hamil lagi padahal bayinya masih menyusu. Dalam hal ini tidak
ada bahaya untuk ibu maupun janinnya bila ibu meneruskan menyusui bayinya namun ibu
harus makan lebih banyak lagi (Kristiyansari,2004).
D. Masalah menyusui pada bayi
a. Bayi sering menangis
Menangis untuk bayi adalah cara berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya.
Karena itu bila bayi sering menangis perlu dicari sebabnya, dan sebabnya tidak selalu karena
kurang ASI.
1) Perhatikan mengapa bayi menangis, apakah karena laktasi belum berjalan baik, atau sebab
lain seperti ngompol, sakit, merasa jemu, ingin digendong dan disayang.
2) Keadaan itu merupakan hal yang biasa dan ibu tidak perlu cemas, karena kecemasan ibu
dapat mengganggu proses laktasi itu sendiri, dan akibatnya produksi ASI bisa berkurang.
3) Cobalah atasi dengan memeriksa pakaian bayi, mungkin perlu diganti karena basah, coba
mengganti posisi bayi menjadi tengkurap atau digendong dan dibelai.
4) Mungkin bayi belum puas menyusu karena posisi bayi tidak benar saat menyusu akibatnya
ASI tak sempurna keluarnya.
5) Bayi menangis mempunyai maksud menarik perhatian terutama ibu karena suatu hal, oleh
karenanya janganlah membiarkan bayi menangis terlalu lama, ia akan menjadi lelah,
kemampuan menyusu kurang, kecuali itu ibu juga menjadi kesal, sehingga mengganggu
proses laktasi. Sering bayi hanya mempunyai masalah psikologis ingin merasa aman dan
menginginkan perhatian ibu.
Secara sistematis sebab bayi menangis dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Bayi merasa tidak aman. Ia justru membutuhkan banyak dekapan dan ditemani selalu
bayi sesering mungkin tanpa dibatasi. Menyusui dini sangat penting, karena bayi akan
mendapat kolostrum atau susu jolong (susu awal). Kolostrum bersifat purgatif ringan,
sehingga membantu bayi untuk mengeluarkan mekonium (feses bayi pertama yang berwarna
kehitaman). Bilirubin dikeluarkan melalui feces, jadi disini kolostrum berfungsi mencegah
e.
f.
(Suradi, 2004).
Bayi sakit
Sebagian kecil sekali dari bayi yang sakit, dengan indikasi khusus untuk diperbolehkan
mendapatkan makanan per oral, tetapi apabila sudah diperbolehkan, maka ASI harus terus
diberikan. Bahkan pada penyakit-penyakit tertentu justru harus diperbanyak yaitu minimal 12
kali dalam 24 jam, misal pada diare, pneumonia,TBC dan lain-lain. Bila bayi sudah dapat
menghisap, maka ASI peras dapat diberikan dengan cangkir atau dengan pipa nasogastrik
(Suradi,2004).
g. Bayi Sumbing
Pendapat bahwa bayi sumbing tidak dapat menyusu adalah tidak benar. Bila sumbing
pallatum molle (langit-langit lunak) ataupun bila termasuk pallatum durum (langit-langit
keras), bayi dengan posisi tertentu masih dapat menyusu tanpa kesulitan. Ibu harus tetap
mencoba menyusui bayinya, karena bayi masih bisa manyusu dengan kelainan seperti ini.
Keuntungan khusus untuk keadaan ini adalah bahwa menyusu justru dapat melatih kekuatan
otot rahang dan lidah, sehingga memperbaiki perkembangan bicara anak.