Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN BERSALIN

KEBUTUHAN IBU BERSALIN

Dosen Pembimbing : Endang Suwanti, SST. M.Kes.

Kelompok 4 :

1. Nadia Ulfa Handini


2. Nansa Puspa Nor Reyna
3. Novita Damayanti
4. Novita Saptorini
5. Nur Fitriana Sari

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN ALIH JENJANG REGULER

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

TAHUN 2019/2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul
perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara. Perasaan
takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat
lelah yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.
Bidan adalah orang yang diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan
yang dapat diandalkan serta mampu memberikan dukungan, bimbingan dan
pertolongan persalinan.
Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu
standar pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan
ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah apa saja kebutuhan dasar ibu bersalin?
C. Tujuan
Untuk mengetahui Kebutuhan dasar ibu bersalin

BAB II
PEMBAHASAN
Proses persalinan pada dasarnya merupakan suatu hal fisiologis yang dialami oleh
setiap ibu bersalin dan merupakan suatu hal yang menakjubkan bagi ibu dan keluarga,
bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Ibu biasanya
lebih diam, bersikap berdasarkan insting, menarik diri sebab pikiran didominasi oleh
bagian otak yang primitif. Selama kontraksi, ibu mungkin lebih sedikit bergerak,
berpegangan pada seseorang/ sesuatu, berdiri mengangkang dan atau menggoyangkan
pinggul. Ibu mungkin akan menutup matanya dan bernafas dengan berat, mengerang
atau berteriak. Ibu biasannya akan berbicara singkat, misalnya “air”, “punggung”. Ini
bukan waktunya untuk bercakap – cakap. Sangat penting “jangan mengganggu ibu
yang akan melahirkan”.
Untuk itulah dalam suatu persalinan seorang wanita membutuhkan dukungan baik
secara fisik maupun emosional untuk mengurangi rasa sakit dan ketegangan dengan
pengaturan posisi yang nyaman dan aman bagi ibu dan bayinya. Dan sebagai bidan
diharapkan dapat memberikan pertolongan, bimbingan dan dukungan selama
persalinan. Bidan harus mampu memberikan perasaan kehadiran meliputi:
mendengarkan dan melakukan observasi, melakukan kontak fisik, bersikap tenang
dan bisa menenangkan pasien. Bidan harus pintar membaca isyarat. Bidan perlu
mengingatkan keluarga, bicara dengan lembut, sentuh ibu dan jangan selalu
mengharapkan ibu akan memberikan jawaban. Adapun 5 kebutuhan wanita bersalin
menurut Lesser & Kenne antara lain:
1. Asuhan tubuh dan fisik
Asuhan fisik yang diberikan pada wanita dalam persalinan dapat berupa:
a. Memberikan cairan dan nutrisi
Pemberian makan dan minum selama persalinan merupakan hal yang
tepat. Oleh karena itu, anjurkan ibu makan dan minum selama persalinan
dan anjurkan keluarga selalu menawarkan makanan ringan dan sering
minum pada ibu selama persalinan.
b. Kebutuhan eliminasi secara teratur
Pemenuhan kebutuhan eliminasi selama persalinan perlu difasilitasi agar
membantu kemajuan persalinan dan pasien merasa nyaman. Oleh karena
itu, anjurkan ibu untuk bereliminasi secara spontan minimal 2 jam sekali,
atau lebih sering jika terasa ingin berkemih atau kandung kemih terasa
penuh. Kandung kemih yang penuh akan memperlambat turunnya bagian
terbawah janin dan mungkin menyebabkan partus macet, menyebabkan
ibu tidak nyaman, meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan yang
disebabkan oleh atonia uteri, meningkatkan resiko infeksi saluran kemih
pasca persalinan. Selama persalinan berlangsung, tidak dianjurkan untuk
melakukan kateterisasi secara rutin. Kateterisasi kandung kemih hanya
dilakukan jika kandung kemih penuh dan ibu tidak dapat berkemih
sendiri.
c. Kebersihan dan kenyamanan
Wanita yang bersalin akan merasa sangat panas dan berkeringat banyak.
Bila memungkinkan ibu bisa mandi dan berganti pakaian. Mamalia
menyukai tempat yang gelap dan hangat untuk melahirkan, jadi buat ibu
rileks dengan penerangan yang redup. Singkirkan perlengkapan –
perlengkapan yang tidak perlu. Kebisingan, terutama bersumber dari ibu
lain yang tengah melahirkan dapat menimbulkan stres, dapat dialihkan
dengan memberikan musik yang lembut. Jangan dekatkan ibu bersalin
dengan kebisingan.
d. Posisi dan ambulasi
Persalinan merupakan peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau
tidak mau harus berlangsung. Selama persalinan, pemilihan posisi dapat
membantu ibu tetap tenang dan rileks. Pergantian posisi yang teratur dan
tidak terlentang, berbaring miring. Bantu ibu untuk dapat mengambil
posisi senyaman mungkin. Izinkan juga ibu untuk berjalan jalan apabila ia
menginginkannya, asal tidak masalah dalam persalinannya (misal :
ketuban merembes). Bidan harus memahami kondisi ibu saat persalinan
Kala II seperti mengejan jika ibu siap. Keinginan mengejan akan muncul
saat kontraksi datang. Mengatur posisi melahirkan senyaman mungkin.
Misal : jongkok, berlutut, berbaring miring. Berikan dukungan verbal.
Berikan penjelasan singkat tentang proses yang sedang dilalui ibu, puji ibu
karena ibu telah melewati proses tersebut dengan tulus (bukan pujian
palsu). Melibatkkan pasangan dalam proses persalinan.
Oleh karena itu, berikan pilihan posisi persalinan yang aman dan
nyaman. Tidur terlentang tidak perlu ibu lakukan terus menerus selama
persalinan, ibu dapat berdiri dan jalan-jalan. Memberikan suasana yang
nyaman dan tidak menunjukkan ekspresi yang terburu–buru akan
memberikan kepastian pada ibu. Adapun posisi persalinan dapat dilakukan
dengan duduk/setengah duduk, merangkak, berjongkok/berdiri, dan
berbaring miring kekiri.
1) Duduk atau setengah duduk
Alasan: mempermudah bidan untuk membimbing kelahiran kepala
bayi dan mengamati/mensupport perineum.
2) Posisi merangkak
Alasan: baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit,
membantu bayi melakukan rotasi dan meminimalkan peregangan pada
perineum.
3) Posisi berjongkok/berdiri
Alasan: membatu penurunan kepala bayi dan memperbesar ukuran
panggul, memperbesar dorongan untuk meneran.
4) Posisi berbaring miring ke kiri
Alasan: memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenasi
yang baik bagi bayi dan membantu mencegah terjadinya laserasi.
Selama persalinan tidak dianjurkan posisi litotomi, karena dapat
menyebabkan hipotensi yang berakibat ibu bisa pingsan dan hilangnya
oksigen bagi bayi, menambah rasa sakit, memperlama proses
persalinan, ibu sulit melakukan pernafasan, sulit buang air kecil,
membatasi gerakan ibu, ibu merasa tidak berdaya, proses meneran
menjadi lebih sulit, menambah kemungkinan laserasi pada perineum
dan menimbulkan kerusakan saraf pada kaki dan punggung.
e. Kontak fisik
Ibu mungkin tidak ingin bercakap-cakap tetapi mungkin akan merasa
nyaman dengan kontak fisik. Suami hendaknya dianjurkan untuk
memegang tangannya, menggosok punggungnya, menyeka wajahnya atau
hanya mendekapnya. Perlunya melibatkan pasangan, maka bidan harus
peka terhadap keinginan ibu dan ada baiknya untuk meninggalkan kedua
pasangan jika mereka menginginkannya..
Panggil klien dengan yang ia sukai. Bidan harus segera membina
hubungan yang hangat, dengan atau tanpa proses antenatal terlebbih
dahulu. Bidan harus ramah, hadir secara kontinyu, dan meberikan
sentuhan yang menyenangkan terbukti dapat menjadi analgesik yang kuat.
f. Pijatan
Wanita yang mempunyai sakit punggung atau nyeri selama persalinan
mungkin akan merasakan pijatan yang sangat meringankan.
2. Kehadiran seorang pendamping
Asuhan kebidanan berupa dukungan persalinan kala I dapat diberikan dengan
cara menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu untuk mendampingi
ibu selama proses persalinan seperti suami, keluarga atau teman dekat. Suami
dan keluarga dianjurkan untuk berperan aktif dalam mendukung dan
melakukan kegiatan yang dapat memberikan kenyamanan bagi ibu.
Dukungan pada klien, dapat memberi manfaat :
1. Mengurangi penggunaan obat – obat pengurang rasa sakit (analgesia)
termasuk epidural.
2. Memperbesar peluang untuk melahirkan secara normal.
3. Meperpendek waktu persalinan.
4. Meningkatkan kepuasan ibu terhadap persalinan.
Memberikan dukungan kepada ibu dan pasangan selama proses
persalinan merupakan suatu bentuk hubungan yang intens, memakan waktu
berjam – jam dan dapat menguras tenaga (baik fisik maupun mental). Apabila
penolong lebih dari 1orang (termasuk praktikan), buatlah ibu merasa nyaman,
karena kelahiran bukanlah tontonan.
Bicarakan dengan ibu tentang rencana persalinannya selagi ibu masih
mampu berkonsentrasi dapat. Selama proses persalinan, amati bahasa verbal
dan bahasa tubuh ibu. Beritahu ibu bahwa ia melalui proses ini dengan sangat
baik. Berikan informasi yang jelas dan sederhana.Upayakan jangan
meninggalkan ibu, kecuali ibu menginginkannya.
3. Pengurangan rasa nyeri
Syarat pengurangan nyeri yang diberikan selama dukungan persalinan ialah:
a. Caranya sederhana
b. Efektif
c. Biayanya rendh
d. Resiko rendah
e. Dapat meningkatkan kemajuan persalinan
f. Hasil luaran janinnya baik
g. Bersifat sayang ibu
Penny Simpkin mengatakan cara untuk mengurangi rasa sakit adalah:
1) Mengurangi sakit langsung dari sumbernya
2) Memberikan rangsangan alternatif yang kuat
3) Mengurangi reaksi mental negatif, emosional dan fisik ibu terhadap rasa
sakit
Cara yang dirasakan oleh individu dan reaksi terhadap rasa sakit dipengaruhi
oleh berbagai faktor, antara lain:
a. Rasa takut atau cemas
Rasa takut dan cemas akan meningkatkan respon individu terhadap rasa
sakit.
b. Kepribadian
Ibu yang secara alamiah tegang dan cemas akan lebih lemah dalam
menghadapi stress dibanding wanita yang rileks dan percaya diri.
c. Kelelahan
Ibu yang kelelahan selama persalinan akan kurang mampu mentolerir rasa
sakit.
d. Faktor sosial dan budaya
Beberapa budaya mengharapkan stoicisme (sabar dan membiarkannya)
sedang budaya lain mendorong keterbukaan untuk menyatakan perasaan.
e. Pengharapan
Pengharapan akan memberikan warna pada pengalaman. Wanita yang
realistis dalam pengharapannya mengenai persalinannya dan
tanggapannya terhadap hal tersebut mungkin adalah persiapan yang
terbaik sepanjang ia merasa percaya diri bahwa ia akan menerima
pertolongan dan dukungan yang diperlukannya.
Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit menurut Varney’s
Midwifery:
a. Adanya seseorang yang dapat mendukung dalam persalinan
b. Pengaturan posisi
c. Relaksasi dan latihan pernafasan
d. Istirahat dan privasi
e. Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akann dilakukan
f. Asuhan diri
g. Sentuhan dan masase
h. Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament sacroiliaka
i. Pijatan pada pinggul
j. Penekanan pada lutut
k. Kompres hangat dan kompres dingin
l. Berendam
m. Pengeluaran suara
n. Visualisasi dan pemusatan perhatian
o. Music

Kebanyakan bidan akan mengupayakan metode yang alami tanpa


intervensi terlebih dahulu. Bidan hanya membantu ibu beradaptasi dengan
nyerinya, bukan untuk menghilangkannya. Metode farmakologis hanya
digunakan apabila metode alami dianggap tidak efektif.
1. Analgesia farmakologis :
a. Obat, misalnya oploid
b. Anastesi epidural / spinal
2. Analgesia non farmakologis
Kebanyakan bidan akan mengupayakan metode yang alami tanpa
intervensi terlebih dahulu. Metode framakologis hanya digunakan apabila
metode alami dianggap tidak efektif. Nyeri adalah fenomena yang
kompleks dan persalinan tanpa nyeri tidak selalu memberi kepuasan. Bidan
adalah membantu ibu beradaptasi dengan nyerinya, bukan untuk
menghilangkannya. Analgesia non farmakologis diantaranya:

a. Pijatan dan sentuhan. Misal : gosok punggung, pijatan, nafas dalam dan
relaksasi. Hal tersebut mendorong pelepasan endofrin pereda nyeri.
Berdasarkan Jurnal Wiwin Renny Rahmawati, Siti Arifah, Anita
Widiastuti (2013): Pengaruh Pijat Punggung terhadap Adaptasi Nyeri
Persalinan Fase Aktif Lama Kala II dan Perdarahan Persalinan pada
Primigravida. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 5.
Didapatkan hasil ada pengaruh pijat punggung terhadap adaptasi rasa
nyeri persalinan fase aktif, lama persalinan kala II dan perdarahan
persalinan pada primigravida. Pemakaian teknik pijat punggung pada ibu
primigravida inpartu kala I ini dapat membantu menurunkan skala nyeri
yang dirasakan ibu primigravida, dengan teknik ini ibu primigravida
akan lebih rileks dan santai sehingga akan mengurangi ketegangan
karena dilepaskannya endorfin yang dapat membantu mengurangi skala
nyeri pasien. Selain itu, perasaan santai dan tenang dapat mengubah
tingkat oksidasi monoamine yang metabolisme serotonine. Padahal,
serotonine adalah zat kimia yang bisa menghilangkan rasa sakit. Dengan
kata lain, relaksasi dan sentuhan bisa membantu menghilangkan rasa
sakit. Ibu bersalin akan selalu mendapat sentuhan ataupun perhatian dari
pendamping persalinan yang memberikan pijat. Sebagaimana diketahui
salah satu faktor yang memengaruhi nyeri adalah dukungan sosial dan
keluarga sehingga ibu bersalin dapat beradaptasi terhadap nyeri dengan
lebih baik.

Jurnal Azizah, Iin Nur, Melyana Nurul Widyawati, dan Novita Nining
Angraini (2011): Pengaruh Endorphin Masage Terhadap Intensitas Nyeri
Kala I Persalinan Normal Ibu Primipara Di Bps S Dan B Demak Tahun
2011, htp:jurnal.unimus.ac.id. Ada pengaruh Endorphin Masage terhadap
intensitas nyeri kala I persalinan normal ibu primipara di BPS Demak
Tahun 2011. Menurut Mongan (209, p.127) menyatakan bahwa
Endorphin dapat meningkatkan pelepasan zat oksitosin, sebuah hormon
yang memfasiltasi persalinan sehinga dapatmengurangi rasa nyeri.
Endorphine massage dapat mengatur produksi hormone pertumbuhan
dan seks, mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap,
mengendalikan perasan stres, serta meningkatkan sistem kekebalan
tubuh.
b. Distraksi. Misal : pola nafas, musik.
c. Perubahan posisi dengan alat bantu. Misal : bangku dan bola untuk
melahirkan.
d. Aromaterapi. Hanya boleh menggunakan minyak yang diketahui aman
untuk persalinan.
e. Metode lain, misal : akupuntur/ tekan, refleksologi, siatsu, yoga,
hipnosis (termasuk self hipnosis), obat – obat herbal dan homeopatik.
Hal ini dilakukan oleh bidan terlatih dan praktisi yang lulus kualifikasi
ini. Yang terbukti efektif : akupuntur dan hipnosis.
Berdasarkan jurnal Yani, Dian Puspita dan Uswatun Khasanah (2012):
Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat terhadap Rasa Nyaman dalam
Proses Persalinan Kala I Fase Aktif, Prodi D-III Kebidanan FIK
UNIPDU. Menunjukkan bahwa pemberian kompres air hangat
memberikan rasa nyaman dalam proses persalinan kala I fase aktif.
Teori varney (2007) Kompres air hangat yang diberikan pada punggung
bawah wanita di area tempat kepala janin menekan tulang belakang
akan mengurangi nyeri, panas akan meningkatkan sirkulasi ke area
tersebut sehinga memperbaiki anoksia jaringan yang disebabkan oleh
tekanan . Panas dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas,
bantalan pemanas listrik, lampu, kompres hangat kering dan lembab)
atau konversi (Ultrasonografi, diatermi). Nyeri akibat spasme otot
berespons baik terhadap panas, karena panas melebarkan pembuluh
darah dan meningkatkan aliran darah lokal. Panas meredakan nyeri
dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi, seperti bradikinin,
histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan nyeri lokal. Panas
juga merangsang serat saraf yang menutup gerbang nyeri kemudian
tranmisi implus nyeri ke medula spinalis dan otak dapat dihambat
sehingga ini akan memberikan rasa nyaman di saat ibu akan melahirkan
anaknya (Potter, 2005).
f. Air. Imersi air dalam (deep water immersion).
4. Penerimaan terhadap perilaku dan tingkah lakunya
Wanita biasanya membutuhkan perhatian lebih dari suami dan keluarganya
bahkan bidan sebagai penolong persalinan. Asuhan yang harus diberikan
adalah selain pemberian dukungan mental juga penjelasan kepada ibu bahwa
rasa sakit yang dialami selama persalinann merupakan suatu proses yang
harus dilalui dan diharapkan ibu tenang menghadapi persalinannya.
5. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman
Dalam setiap persalinan ibu dan keluarga membutuhkan penjelasan mengenai
persalinan baik mengenai kondisi ibu maupun bayinya. Tugas bidan dan ibu
dalam persalinan setelah kepastian ada tanda-tanda persalinan antara lain:
a. Menyiapkan ruangan untuk persalinan
Dimanapun persalinan terjadi, diperlukan hal sebagai berikut:
1) Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik
dan terlindungi dari tiupan angin
2) Sumber air bersih yang mengalir untuk cuci tangan dan mandi ibu
sebelum dan sesudah melahirkan
3) Air desinfeksi tingkat tinggi (air yang dididihkan) untuk
membersihkan vulva dan perineum
4) Air bersih dalam jumlah yang cukup, klorin, detejen, kain pembersih,
dekontaminasi dan proses peralatan
5) Kamar mandi yang bersih
6) Penerangan yang cukup
7) Tempat tidur yang bersih untuk ibu
8) Tempat yang bersih untuk memberikan asuhan bayi baru lahir
b. Menyiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan
Pastikan kelengkapan jenis dan bahan yang diperlukan dalam keadaan siap
pakai untuk persalinan
c. Menyiapkan rujukan
Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua
asuhan dan perawatan dan hasil penilaian (termasuk partograf) yang telah
dilakukan ke fasilitas rujukan.
d. Memberikan asuhan sayang ibu
Asuhan sayang ibu selama persalinan antara lain:
1) Memberikan dukungan emosional
2) Membantu pengaturan posisi
3) Memberikan cairan dan nutrisi
4) Keleluasaan ke kamar mandi secara teratur
e. Pencegahan infeksi
Hal ini termasuk unsur penting dalam asuhan sayang ibu. Kepatuhan
dalam menjalankan praktek-praktek pencegahan infeksi yang baik juga
akan melindungi penolong persalinan dan ibu dari infeksi. Ikuti praktek
pencegahan infeksi yang sudah ditetapkan antara lain: anjurkan ibu untuk
mandi pada awal persalinan dan pastikan bahwa ibu memakai pakaian
yang bersih, mencuci tangan, menggunakan peralatan steril dan sarung
tangan saat diperlukan. Anjurkan ibu dan keluarga mencuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi baru lahir.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebutuhan dasar ibu bersalin menurut Lesser & Kenne antara lain
1. Asuhan tubuh dan fisik
2. Asuhan tubuh dan fisik
3. Pengurangan rasa nyeri
4. Penerimaan terhadap perilaku dan tingkah lakunya
5. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman
Bidan akan mengupayakan metode yang alami tanpa intervensi terlebih
dahulu. Bidan hanya membantu ibu beradaptasi dengan nyerinya, bukan untuk
menghilangkannya. Metode farmakologis hanya digunakan apabila metode alami
dianggap tidak efektif.

B. Saran
Setelah membaca dan memahami materi yang ada dalam makalah ini,
penjelasan yang kami sajikan masih belum cukup lengkap. Jadi pembaca
silahkan menambahkan isi materi kepada kelompok kami. Selanjutnya
disarankan untuk membandingkan materi yang ada dalam makalah dengan buku
sumber yang ada karena sebagai penulis kami hanyalah manusia yang tidak luput
dari kesalahan, baik itu kesalahan dalam penyampaian materi ataupun
pengetikan.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Iin Nur, Melyana Nurul Widyawati, dan Novita Nining Angraini (2011): Pengaruh
Endorphin Masage Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Persalinan Normal Ibu Primipara Di
Bps S Dan B Demak Tahun 2011, htp:jurnal.unimus.ac.id

Wiwin Renny Rahmawati, Siti Arifah, Anita Widiastuti (2013): Pengaruh Pijat Punggung
terhadap Adaptasi Nyeri Persalinan Fase Aktif Lama Kala II dan Perdarahan Persalinan
pada Primigravida. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 5

Yani, Dian Puspita dan Uswatun Khasanah (2012): Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat
terhadap Rasa Nyaman dalam Proses Persalinan Kala I Fase Aktif, Prodi D-III Kebidanan
FIK UNIPDU

Anda mungkin juga menyukai