Anda di halaman 1dari 2

Melakukan pencegahan infeksi, mengatasi rasa nyeri dan penatalaksanaan asuhan paska

keguguran
1. Pencegahan Infeksi
Resiko infeksi selalu ada dalam setiap tindakan, sehingga prosedur standar dalam
pencegahan infeksi harus sangat diperhatikan dalam setiap tahapan pemberian
Asuhan Paska Keguguran pada Krisis Kesehatan. Ketersediaan antibiotik harus
dicadangkan jumlahnya untuk kasus-kasus dimana pasien tersebut menunjukkan
tanda-tanda dan gejala infeksi.
Tidak dibenarkan menganggap "BISA" dilakukan pada krisis kesehatan berbagai hal
yang tidak diperkenankan untuk dilakukan pada kondisi stabil.
2. Mengatasi rasa nyeri
Tujuan dari rencana mengatasi rasa nyeri adalah membantu klien untuk merasa
senyaman mungkin. Sebelum tindakan asuhan paska keguguran berikan obat-obatan
yang mengandung sedatif golongan rendah (seperti diazepam dan katalar) serta
pemberian analgetik oral seperti asam mefenamat dan paracetamol setelah dilakukan
paska aspirasi vakum manual.
3. Penatalaksanaan
Metode yang aman, efektif dan dapat diterima dalam pengosongan uterus atau
Asuhan Paska Keguguran pada Krisis Kesehatan adalah:
a. Aspirasi Vakum Elektrik (AVE) atau Aspirasi Vakum Manual (AVM)
b. Dilatasi dan kuretase

Mencegah Tetanus dan Mengatasi Komplikasi


1. Mencegah Tetanus
Perempuan yang menjalani asuhan paska keguguran tidak aman dengan alat yang
tidak steril beresiko terkena tetanus. Berikan profilaksis tetanus, terutama dalam
komunitas dimana terdapat data kasus tetanus paska keguguran dan rujuk pasien ke
rumah sakit bila profilaksis tidak dapat diberikan. Suntikan booster tetanus toksoid
(TT) harus diberikan kepada pasien yang sebelumnya pernah divaksinasi. Tetanus
immunoglobulin (TIG) dan TT harus diberikan kepada pasien yang belum
divaksinasi atau yang dosis terakhir diberikan lebih dari lima tahun yang lalu. Jika
terdapat keraguan mengenai riwayat vaksinasi pasien, maka baik TIG dan TT harus
diberikan. Jika vaksin dan immunoglobulin diberikan pada waktu yang bersamaan,
gunakan jarum dan alat suntik yang berbeda serta lokasi penyuntikan yang berbeda
pula. Saat ini, untuk pemberian vaksin tetanus dipertimbangkan status TT dari pasien
tersebut, karena dengan 5 (lima) kali pemberian vaksin TT dapat memberikan
kekebalan seumur hidup (25 tahun).

2. Mengatasi komplikasi
Walaupun jarang terjadi, komplikasi dapat terjadi dalam pengosongan uterus dan
harus ditangani secepatnya oleh petugas yang mempunyai keterampilan.
Komplikasi yang serius sangat jarang terjadi tetapi penting untuk tenaga kesehatan
mengikuti perkembangan klien karena ada saja risiko yang dapat terjadi seperti
infeksi atau perdarahan. Pastikan klien mempunyai akses ke fasilitas gawat darurat
selama masa paska keguguran. Jika klien membutuhkan perawatan yang melebihi
kemampuan fasilitas dimana ia dirawat maka stabilitas kondisinya sebelum ia
dipindahkan ke pelayanan rujukan yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai