Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL KEGIATAN

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASANGAN USIA SUBUR


(PUS) TENTANG METODE KALENDER KB ALAMIAH DI
PUSKESMAS BUKIT HINDU PALANGKA RAYA

Disusun Oleh:

1. Aprianto Untung NIM : 2017.C.09a.0876


2. Nuning Pratiwie NIM : 2017.C.09a.0903
3. Oski Ria Anggraini NIM : 2017.C.09a.0904
4. Septya Florensa NIM : 2017.C.09a.0910

Pembimbing :
Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2019
PROPOSAL KEGIATAN
PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASANGAN USIA SUBUR
(PUS) TENTANG METODE KALENDER KB ALAMIAH DI
PUSKESMAS BUKIT HINDU PALANGKA RAYA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas II
Program Studi S1 Keperawatan

Disusun Oleh:
MAHASISWA KELOMPOK I
TINGKAT II B

1. Aprianto Untung NIM : 2017.C.09a.0876


2. Nuning Pratiwie NIM : 2017.C.09a.0803
3. Oski Ria Anggraini NIM : 2017.C.09a.0904
4. Septya Florensa NIM : 2017.C.09a.0910

Pembimbing :

Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUD S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan karunia-Nya lah kami selaku penulis laporan kegiatan yang berjudul
“Metode Kalender KB Alamiah Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di
Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya” yang mana laporan kegiatan ini
sebagai salah satu untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II
untuk Mahasiswa STIKES Eka Harap Palangka Raya.
Saat penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia,S.pd.,M.Kes Selaku ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina,Ners,M.Kep Selaku Ketua S1 Keperawatan.
3. Rimba Aprianti,S.Kep.,Ners. Selaku PJMK mata kuliah Keperawatan
Maternitas II.
4. Serta teman-teman atas kerjasamanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga penyuluhan ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu
keperawatan dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan berkat
dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.
Palangka Raya, Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman

Proposal Kegiatan .............................................................................................i


Kata Pengantar .................................................................................................iii
Daftar Isi ............................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah .............................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................2
1.3.2.Tujuan Khusus ...........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan .........................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Metode Kalender KB .............................................................4
2.1.1 Definisi .......................................................................................................4
2.1.2 Pasangan Usia Subur ..................................................................................4
2.1.3 Cara Penerapan Metode Kalender .............................................................6
2.1.4 Manfaat Metode Kalender atau Pantang Berkala.......................................6
2.1.5 Keuntungan Metode Kalender atau Pantang Berkala ................................8
2.1.6 Keterbatasan Metode Kalender ..................................................................8
2.1.7 Efektifitas Metode Kalender ......................................................................8
2.2 Macam-macam Metode KB Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat .................8
BAB 3 METODE DAN MEDIA PENYULUHAN
3.1 Metode Promosi Kesehatan...........................................................................11
3.2 Media ............................................................................................................12
BAB 4 PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................... ............15
5.2 Saran..............................................................................................................15
Lampiran

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode Kalender Keluarga Berencana dilakukan dengan wanita
mendeteksi kapan masa suburnya berlangsung, yang biasanya dekat dengan
pertengahan siklus menstruasi (biasanya hari ke 10-15), atau terdapat tanda-tanda
kesuburan dan kemungkinan besar terjadi konsepsi. Senggama dihindari pada
masa subur yaitu pada fase siklus menstruasi dimana kemungkinan terjadinya
konsepsi. Program Metode Kalender KB tidak hanya bertujuan untuk
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, melainkan juga untuk memenuhi
permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (KR) yang
berkualitas, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB) serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk membentuk
keluarga kecil berkualitas (Yuhedi dan Kurniawati, 2013). Kenyataannya sampai
saat ini tingkat tindakan Keluarga Berencana Indonesia masih rendah. Dan
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, terlihat masih banyak Keluarga yang
tidak menggunakan program KB sehingga pertumbuhan penduduk selalu
meningkat.
Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan
kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan
Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara global, pengguna
kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun 1990
menjadi 57,4% pada tahun 2014. Secara regional, proporsi pasangan usia subur
15-49 tahun melaporkan penggunaan metode kontrasepsi modern telah meningkat
minimal 6 tahun terakhir. Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah
meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%, sedangkan Amerika latin dan Karibia naik
sedikit dari 66,7% menjadi 67,0%. Diperkiraan 225 juta perempuan di negara-
negara berkembang ingin menunda atau menghentikan kesuburan tapi tidak
menggunakan metode kontrasepsi apapun dengan alasan sebagai berikut: terbatas
pilihan metode kontrasepsi dan pengalaman efek samping. Kebutuhan yang belum
terpenuhi untuk kontrasepsi masih terlalu tinggi. Ketidakadilan didorong oleh
pertumbuhan populasi (WHO, 2014). Menurut BKKBN peserta KB di Indonesia
pada tahun 2014 sebanyak 4.509.850 peserta. Pencapaian didominasi oleh peserta
KB menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), yaitu
sebesar 69,99% dari seluruh peserta KB baru. Sedangkan peserta KB baru yang
menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang hanya sebesar 30,01%.
Sedangkan akseptor KB suntikan sebanyak 2.196,506 peserta (50,97%). Menurut
Angka prevalensi pemakaian alat kontrasepsi di Balikpapan mengalami
peningkatan. Dari 65,50 persen pada tahun 2016 lalu menjadi 65,67 persen pada
2017. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga
Berencana (DP3AKB) Sri Wahyuningsih menuturkan, angka prevalensi tahun
2017 terhitung sejak Januari hingga November. Meski kenaikan tidak terlalu
signifikan, namun pemakaian alat kontrasepsi tersebut bisa menekan angka
kelahiran tersebut.
Salah satu faktor penyebab timbulnya masalah laju pertumbuhan karna
faktor kelahiran dan kematian dengan adanya perbaikan pelayanan kesehatan
menyebabkan tingkat kematian rendah, sedangkan tingkat kelahiran tetap tinggi
hal ini penyebab utama ledakan penduduk. Menekan jumlah penduduk dengan
menggalakan program Keluarga Berencana (KB) (BPS, 2013).
Salah satu sasaran dari penyuluhan diharapkan dengan adanya perencanaan
keluarga yang matang, kehamilan merupakan sesuatu hal yang memang sangat
diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan
dengan aborsi (Suratun, 2008). Sasaran program KB adalah Pasangan Usia Subur
(PUS) yang lebih dititkberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang
berada pada kisaran usia 15-49 tahun. Dengan diberikannya penyuluhan tentang
Program Keluarga Berencana tersebut Pasangan Usia Subur dapat mengerti untuk
melakukan Program Berencana agar tetap mengontrol kehamilan yang diinginkan.
Masalah-masalah tersebut timbul karena kurangnya pengetahuan tentang Program
Keluarga Berancana. Berdasarkan permasalahan tersebut, kelompok tertarik untuk
memberikan pendidikan kesehatan tentang Program Keluarga Berencana di
Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari Metode Kalender Keluarga Berencana?
2. Apa Saja Macam-macam Metode Kalender Keluarga Berencana alamiah?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Pasangan Usia Subur (PUS) di
Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya dapat memahami dan mengetahui Metode
Kalender Keluarga Berencana secara Alamiah.
1.3.2.Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penyuluhan sebagai berikut :
1. Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya
mampu mengetahui Metode Kalender Keluarga Berencana alamiah secara
baik dan benar.
2. Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya
mampu memahami Metode Keluarga Berencana alamiah secara mandiri.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan :
1. Bagi Penyuluh
Dengan melaksanakan penyuluhan ini, penyuluh dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam menganalisa pemecahan masalah yang
berhubungan dengan penyuluhan kesehatan pada Pasangan Usia Subur (PUS) di
Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya
2. Bagi Pasangan Usia Subur
Menambah pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Bukit
Hindu Palangka Raya tentang pentingnya memahami Metode Keluarga Berencana
secara mandiri.
3. Bagi Puskesmas
Hasil penyuluhan ini bisa menjadi tambahan informasi dan pengetahuan
bagi Pasangan Usia Subur (PUS) dan Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya
tentang pentingnya memahami dan mengetahui Metode Keluarga Berencana Dan
hasil penyuluhan dapat dijadikan dasar untuk lebih mendukung dan meningkatkan
program Metode Kalender Keluarga Berencana di Puskesma Bukit Hindu
Palangka Raya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Metode Kalender Keluarga Berencana
2.1.1 Definisi

Metode kalender atau pantang berkala adalah cara atau metode kontrasepsi
sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan
senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi. Metode kalender
ini merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua
pencetus KBA system kalender adalah dr.Knaus (ahli kebidanan dari Vienna) dan
dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada
siklus haid/ menstruasi wanita.
Metode Kalender Keluarga Berencana dilakukan dengan wanita
mendeteksi kapan masa suburnya berlangsung, yang biasanya dekat dengan
pertengahan siklus menstruasi (biasanya hari ke 10-15), atau terdapat tanda-tanda
kesuburan dan kemungkinan besar terjadi konsepsi. Senggama dihindari pada
masa subur yaitu pada fase siklus menstruasi dimana kemungkinan terjadinya
konsepsi.
Jadi, metode kalender keluarga berencana adalah sangat penting karena
dengan dilakukannya oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan
senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi.
2.1.2 Pasangan Usia Subur

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang terikat
dalam perkawinan yang sah, yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49
tahun, dan secara operasional termasuk pula pasangan suami istri yang istrinya
berumur kurang dari 15 tahun dan telah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun
tetapi masih haid. Berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang
membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan usia subur (PUS) yang aktif
melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun
tidak menghendaki kehamilan.
PUS yang menggunakan alat kontrasepsi disebut peserta/akseptor KB.
Peserta KB adalah PUS yang sedang menggunakan salah satu metode kontrasepsi.
Sedangkan peserta KB aktif adalah peserta KB yang sedang menggunakan salah
satu metode kontrasepsi secara terus-menerus tanpa diselingi kehamilan. Adapula
yang disebut peserta KB baru yaitu PUS yang baru pertama kali menggunakan
alat/cara kontrasepsi dan atau PUS yang kembali menggunakan metode
kontrasepsi setelah melahirkan/keguguran (BKKBN, 2009).

2.1.3 Cara Penerapan Metode Kalender


Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa
wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali dalam
sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14 dari
haid yang akan datang. Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel
mani sperma selama 48-72 jam. Hal yang perlu diperhatikan pada siklus
menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
1. Pre Ovulatory Infertility Phase (masa tidak subur sebelum ovulasi)
2. Fertility Phase ( Masa subur)
3. Post Ovulatory infertility Phase ( masa tidak subur setelah ovulasi)

Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan suami istri harus


mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidaklah sama. Untuk
itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini cara dan
menghitung masa subur:
1. Bila Siklus Haid Teratur (28 hari )
1) Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1
2) Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 siklus haid.
2. Bila Siklus Haid Tidak Teratur
1) Catat jumlah hari dalam siklus haid selama 6 bulan (6 siklus menstruasi).
Untuk mengetahui siklus haid terpanjang dan terpendek.
2) Masukan dalam rumus: jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid
dikurang 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Rumus:
Hari pertama masa subur = jumlah hari terpendek - 18
3) Masukan dalam rumus: jumlah hari terpanjang dalam 6 kali siklus haid
dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur. Rumus :
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11.

2.1.4 Manfaat Metode kalender atau pantang berkala.


Dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
1) Manfaat kontrasepsi
1. Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
2) Manfaat konsepsi
1. Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi
dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi
untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.

2.1.5 Keuntungan Metode kalender atau pantang berkala.


Mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1) Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
2) Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
3) Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam
penerapannya.
4) Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
5) Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari
resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
6) Tidak memerlukan biaya.
7) Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

2.1.6 Keterbatasan Metode Kalender


Metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan,
antara lain:
1) Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
2) Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
3) Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap
saat.
4) Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
5) Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
6) Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
7) Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

2.1.7 Efektifitas Metode kalender


Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar.
Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh
karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain
itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode
kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney,
metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode
simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100
wanita per tahun. Faktor Penyebab Metode Kalender tidak efektif hal yang dapat
menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
1) Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel
sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3
hari).
2) Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi,
diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan
masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
3) Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi
sendiri.
4) Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan
perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
5) Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya
perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak
subur menjadi tidak tepat.

2.2 Macam-macam Metode KB Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat (Alamiah)

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Suratun, 2008). Jenis
metode Kontrasepsi ada beberapa macam diantaranya :
1. Metoda kontrasepsi alamiah, antara lain:
1) Coitus Interuptus.
Metode coitus interuptus juga dikenal dengan metode senggamam
terputus. Teknik ini dapat mencegah kehamilan dengan cara sebelum
terjadi ejakulasi pada pria, seorang pria harus menarik penisnya dari
vagina sehingga tidak setetespun sperma masuk ke dalam rahim wanita.
2) KB alami ( metoda kalender, suhu basal, dan lendir serviks).
1. Metoda Kalender
Metode kalender dilakukan dengan wanita mendeteksi masa suburnya,
yang biasanya 12-16 hari sebelum hari pertama masa menstruasi
berikutnya. Metode ini didasarkan pada perhitungan mundur siklus
menstruasi wanita selama metode 6-12 bulan siklus yang tercatat.
2. Metoda Suhu Basal
Metode suhu tubuh/ basal tubuh dilakukan dengan wanita mengukur
suhu tubuhnya setiap hari untuk mengetahui suhu tubuh basalnya.
3. Metoda Lendir Serviks
Metoda lendir serviks dilakukan dengan wanita mengamati lendir
serviksnya setiap hati. Lendir serviks bervariasi selama siklus. Setelah
menstruasi, ada sedikit lendir serviks dan ini sering kali disebut
sebagai “kering”.
3) Diafragma.
Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menutup serviks
dari bawah sehingga sel mani tidak dapat memasuki saluran serviks,
biasanya dipakai dengan spermicida.
4) kontrasepsi kimiawi/ spermicide.
Spermatisida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan
atau menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam
vagina, sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Gerakan-gerakan
senggama akan mengubah spermicida menjadi busa yang akan meliputi
serviks, sehingga secara mekanis menutupi ostium uteri aksternum dan
mencegah masuknya sperma ke dalam kanalis servikalis.
BAB 3

METODE DAN MEDIA PENYULUHAN

3.1 Metode Promosi Kesehatan


Hakekat dari promosi kesehatan adalah suatu kegiatan atau
usahamenyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau
individu. Dengan adanya pesan tersebut mayarakat, kelompok atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Metode dalam
promosi kesehatan adalah cara yang harus di lalui untuk mencapai tujuan tertentu.
Berikut adalah beberapa metode promosi kesehatan yang digunakan dalam
kegiatan penyuluhan kesehatan dan pengabdian pada masyarakat, yang dilakukan
oleh dosen dan mahasiswa STIKES Eka Harap Palangka Raya meliputi :
1. Bimbingan dan penyuluhan, dengan cara ini kontak antara klien
denganpetugas kesehatan lebih insentif. Setiap masalah yang di hadapi oleh klien
dapat di korek dan di bantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan
sukarela,berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akaan menerima perilaku
tersebut.
2. Kelompok besar dan ceramah, yang dimaksud dalam metode ini ialah
apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode ceramah ini juga baik
untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah merupakan metode dengan
menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan. Metode ini mudah
dilaksanakan tetapi penerima informasi dan pengetahuan menjadi pasif dan
kegiatan menjadi membosankan jika terlalu lama.
3. Demontrasi adalah memperlihatkan secara singkat kepada suatu
kelompokbagaimana melakukan suatu perilaku kesehatan baru. Metode inilebih
menekankan pada bagaimana cara melakukannya suatu perilaku kesehatan.
Kegiatan ini bukan lah suatu percobaan atau pengujian, tetapi sebuah usaha
pendidikan. Tujuannya adalah untuk meyakinkan orang-orang bahwa sesuatu
perilaku kesehatan tertentu yang dianjurkan itu adalah berguna dan praktis sekali
bagi masyarakat. Demonstrasi ini mengajarkan suatu ketrampilan yang baru.
3.2 Media
Media adalah suatu bentuk perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan dalam bentuk segala sesuatu yang dapat di gunakan.
Sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat. Berikut
adalah media-media yang digunakan dalam promosi kesehatan :
1) Leaflet adalah salah satu bentuk publikasi singkat yang mana biasanya
berbentuk selebaran yang berisi keterangan atau informasi.
2) Poster pendidikan kesehatan merupakan media publikasi yang
bertemakan pendidikan kesehatan yang umumnya berisikan tentang
motivasi, ajakan, bujukan untuk mengajak masyarakat.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Topik : Metode Kalender KB Alamiah
B. Sasaran
1. Program : Pasangan Usia Subur Puskesmas Bukit Hindu
2. Penyuluhan : Pasangan Usia Subur Puskesmas Bukit Hindu
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Pasangan Usia Subur Puskesmas
Bukit Hindu dapat memahami Metode Kalender KB Alamiah.
2. Tujuan Khusus
1) Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya
mampu mengetahui Metode Kalender Keluarga Berencana alamiah
secara baik dan benar.
2) Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya
mampu memahami Metode Keluarga Berencana alamiah secara
mandiri.
D. Materi : Metode Kalender KB Alamiah
E. Metode :Bimbingan dan penyuluhan, Kelompok besar dan
ceramah, Demonstrasi
F. Media : Leaflet, Poster
G. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Sabtu, 23 Maret 2019
2. Pukul : 07:00 - Selesai
3. Alokasi Waktu :
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pembukaan 5 Menit Secara langsung
2 Perkenalan ( Perkenalan kelompok 5 Menit Secara langsung
oleh moderator )
3 Menyampaikan Kontrak 5 Menit Secara langsung
(Menyampaikan tujuan)
4 Menyampaikan Materi Penyuluhan 10 Menit Secara langsung
( Penyampaian Materi oleh Leader )
5 Evaluasi (Tanya Jawab oleh 5 Menit Secara langsung
Demonstrator )
6 Dokumentasi ( Foto bersama kepala 5 Menit Secara langsung
sekolah, guru , dosen dan murid )

H. Tugas Pengorganisasian
1) Moderator : Aprianto Untung
1. Membuka acara penyuluhan
2. Memperkenalkan dosen pembimbing dan anggota kelompok
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalannya diskusi
2) Leader : Oski Ria Anggraini
1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3. Mengucapkan salam penutup
3) Fasilitator : Nuning Pratiwie
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
3. Membuat dan megedarkan absen peserta penyuluhan
4. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan
5. Membagikan konsumsi
5) Dokumentator : Septya Florensa
1. Mendokumentasikan setiap kegiatan
I. TEMPAT
1. Setting Tempat :

Keterangan:

:Moderator dan Leader

:Peserta

:Fasilitator

:Demonstrator

J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
1. Peserta hadir di tempat penyuluhan.
2. Penyelenggaraan di Puskesmas Bukit Hindu.
3. Pengorganisasian penyelenggaraan di lakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
1. Peserta antusiasi terhadap materi penyuluhan tentang Metode
Kalender KB.
2. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
3. Peserta menjawab pertanyaan secara benar tentang materi
penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
1. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang Metode Kalender
KB.
2. Peserta hadir dalam penyuluhan.

Anda mungkin juga menyukai