Oleh:
EVINA TRIANI
NIM. 1715401099
Laporan tugas akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas akhir
dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi DIII Kebidanan
Tanjungkarag
Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
Oleh:
EVINA TRIANI
NIM. 1715401099
RINGKASAN
Setiap ibu hamil trimester III akan mengalami perubahan fisiologis yang
meliputi perubahan fisik dan psikologis. Salah satu perubahan fisik yang terjadi
pada ibu hamil trimester III yaitu perubahan postur tubuh yang dapat
menyebabkan keluhan nyeri punggung yang menimbulkan ketidaknyamanan
selama kehamilan. Apabila tidak segera diatasi dapat berakibat nyeri kronis. Salah
satu cara mengatasi nyeri punggung adalah dengan teknik pijatan lembut yang
memberikan rasa tenang dan nyaman disebut Endorphin massage.
Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun laporan ini yaitu
menentukan lokasi dan waktu pelaksanaan, selanjutnya menentukan subjek
laporan, yaitu Ny.V G3P2A0 usia 31 tahun dan melakukan pengumpulan data
melalui wawancara kepada pasien yang sesuai format asuhan kebidanan, obsevasi
dengan melakukan pemeriksaan fisik
Asuhan yang diberikan adalah dengan mengajarkan ibu langkah-langkah
dalam melakukan endorphin massage untuk mengurangi rasa nyeri punggung.
Metode ini dilakukan selama 15 menit dengan frekuensi dua kali dalam satu
minggu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Endorphin massage
terhadap penurunan intensitas nyeri punggung pada ibu hamil trimester III.
Setelah diberikan asuhan maka dilakukan observasi pada kunjungan kedua
yang dilakukan pada tanggal 20 Februari 2020. Ibu mengatakan semenjak rutin
melakukan endorphin massase ia dapat mengurangi keluhan nyeri pinggang yang
dialami sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Tidak ada kesenjangan penatalaksanaan Endorphin massage di PMB
Karmila,S.ST Rajabasa Kalianda Lampung Selatan dengan teori. Faktor yang
mempengaruhi Ny.V mengalami nyeri punggung disebabkan karena aktivitas
sehari-hari ibu yang terlalu berat. PMB Karmila Kalianda Lampung Selatan
diharapkan dapat menjadi referensi manajemen asuhan kebidanan yang diterapkan
terhadap pasien dalam mengurangi nyeri punggung pada ibu hamil.
ABSTRACT
Every third trimester pregnant woman will change physiological published
physical and psychological changes. One of the physical changes that occur in
third trimester pregnant women is a change in body posture that can cause pain
that causes discomfort during pregnancy. If not resolved immediately it can result
in chronic pain. One way to deal with back pain is a gentle massage technique that
provides a sense of calm and comfort called Endorphin massage.
The research method used in compiling this report is determining the location and
time of implementation, then determining the subject of the report, namely Mrs. V
G3P2A0 aged 31 years and collecting data through interviews for patients in
accordance with the format of obstetric care, observation by conducting a physical
examination
The care given to the mother steps in endorphin massage to relieve back pain.
This method is carried out for 15 minutes with a frequency of twice a week. The
purpose of this study was to study the effect of endorphin massage on decreased
back intensity in third trimester pregnant women.
After providing care, observations were made on the second visit which was
carried out on February 20, 2020. Mother said that since she routinely carries out
endorphin massase, she can overcome complaints about successful waist gain
which does not require daily activities.
There is no agreement on the management of endorphin massage at PMB
Karmila, S.ST Rajabasa Kalianda, South Lampung with theory. Factors affecting
Ny. V holidays are increased due to the mother's daily activities that are too
heavy. Karmila Kalianda PMB South Lampung is expected to be a reference for
midwifery care management applied to patients in changing cavities in pregnant
women.
NIM : 1715401099
Evina Triani
LEMBAR PERSETUJUAN
Penulis
Telah diperiksa dan disetujui tim pembimbing laporan tugas akhir Program
Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan Kebidanan.
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Mugiati, SKM.,M.Kes.
NIP: 196802181992122002
LEMBAR PENGESAHAN
Penulis
Evina Triani/NIM: 1715401099
Diterima dan disyahkan oleh tim penguji Ujian Akhir Diploma III Politeknik
Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan Kebidanan, sebagai persyaratan
menyelesaikan pendidikan Diploma III
Tim Penguji
Anggota Penguji
Mugiati, SKM.,M.Kes
NIP: 196802181992122002
Ketua Penguji
Mengetahui
Prodi DIII Kebidanan Tanjungkarang
Ketua
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “PENERAPAN
ENDORPHIN MASSASE PADA IBU HAMIL UNTUK MENGURANGI NYERI
PUNGGUNG’’.
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir
ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
Penulis
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III KEBIDANAN TANJUNG
KARANG
TAHUN 2020
BIODATA PENULIS
A. Identitas Diri
Nama : Evina Triani
NIM : 1715401099
B. Riwayat Pendidikan
SD (2006-2011) : SD Negeri Karyatani Lampung Timur
(2011-2012) : SD Negeri 9 Metro Pusat
SMP (2012-2015) : SMP Negeri 2 Metro
SMA (2015-2017) : SMA Negeri 1 Metro
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu yang membahagiakan bagi setiap pasangan
suami istri. Namun terkadang muncul keluhan selama kehamilan, salah satu
diantaranya yang amat mengganggu adalah masalah nyeri punggung ketika hamil.
Nyeri punggung saat hamil biasanya dialami wanita pada waktu-waktu tertentu
dalam masa kehamilannya, biasanya sering terjadi pada trimester ketiga
kehamilan. Menurut Mantle, berdasarkan survey di Inggris dan Skandinavia 50 % ibu
hamil menderita nyeri punggung dan 70 % dialami juga pada wanita hamil di
Australia. Sedangkan di Indonesia terdapat 373.000 ibu hamil diantaranya 60-80%
mengalami nyeri punggung (back pain). Berdasarkan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2016 jumlah ibu hamil di Provinsi Lampung
sebesar 35.437 jiwa dan 70% diantaranya mengalami nyeri punggung. Sehingga
latihan fisik yang spesifik diperlukan untuk membantu ibu hamil melakukan adaptasi
terhadap perubahan fisik pada tubuhnya selama kehamilan (Brayshaw, 2009).
Mantle melaporkan bahwa 16% wanita yang diteliti mengeluh nyeri
punggung hebat dan 36% dalam kajian Ostgaard et al. tahun 1991 melaporkan
nyeri punggung yang signifikan. Semakin membesarnya kehamilan, postur tubuh ibu
berubah sebagai penyesuaian terha dap uterus yang semakin berat. Nyeri yang
dirasakan ibu hamil pada punggung disebabkan oleh karena bahu tertarik kebelakang
dan tulang belakang menjadi lebih lengkung, persendian lumbal menjadi lebih elastis
sehingga mengakibatkan rasa sakit pada punggung (Fauziah, 2012). Nyeri punggung
yang dialami ibu hamil menyebabkan kenyamanan hidup wanita hamil semakin
menurun, jika tidak mendapatkan penanganan yang baik (Kartonis et al, 2011).
Keluhan yang paling sering terjadi pada ibu hamil trimester 3 adalah nyeri
punggung. Apabila tidak segera diatasi dapat berakibat nyeri kronis. Salah satu
cara mengatasi nyeri punggung adalah dengan teknik pijatan lembut yang disebut
Endorphin massage. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian
Endorphin massage terhadap penurunan intensitas nyeri punggung pada ibu hamil
trimester 3. Pijatan ini dapat merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa
endorfin yang merupakan pereda rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan
nyaman.
Selama ini, endorfin sudah dikenal sebagai zat yang Upaya untuk
mengurangi rasa nyeri dapat menggunakan cara farmakologi dan non farmakologi.
Terapi farmakologi dengan cara memberikan obat anti nyeri (analgesik) pada ibu
hamil direkomendasikan oleh dokter dan terapi nonfarmakologi dapat dilakukan
oleh petugas kesehatan atau keluarga pasien yaitu salah satunya menggunakan
Endorphin Massage. Salah satu terapi nyeri secara non farmakologis adalah
dengan endorphin massage, yaitu teknik sentuhan atau pijatan ringan yang dapat
memberikan rasa tenang dan nyaman pada ibu saat menjelang persalinan maupun
saat persalinan berlangsung. Selama ini endorphin sudah dikenal sebagai zat yang
banyak manfaatnya (Kuswandi, 2011).
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan
terhadap ibu hamil dengan nyeri punggung di PMB Karmila, S.ST Kalianda
Lampung Selatan. Penulis ingin memberikan asuhan kebidanan dengan
menggunakan penerapan endorphin massage yang diharapkan mampu untuk
mengurangi masalah masalah nyeri punggung pada ibu hamil.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut “Bagaimana penerapan endorphin massage pada ibu
hamil dengan nyeri punggung di PMB Karmila, S.ST dapat mengurangi rasa
nyeri?”
C. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya studi kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengurangi nyeri punggung
bagian bawah pada ibu hamil dengan menggunakan endorphin massage di
PMB Karmila, S.ST Kalianda Lampung Selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data pada ibu hamil dengan pendekatan manajemen
kebidanan dan dituangkan dalam bentuk SOAP.
b. Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan ibu hamil dengan nyeri punggung di PMB Karmila, S.ST
Kalianda Lampung Selatan.
c. Merumuskan diagnosa potensial pada ibu hamil dengan nyeri punggung
melalui pendekatan manajemen kebidanan di PMB Karmila,S.ST Kalianda
Lampung Selatan.
d. Melakukan antisipasi atau tindakan segera pada ibu hamil dengan nyeri
punggung melalui pendekatan manajemen kebidanan dan teknik endorphin
massage di PMB Karmila, S.ST Kalianda Lampung Selatan.
e. Merencanakan tindakan menyeluruh sesuai dengan data pengkajian ibu
hamil dengan nyeri punggung melalui pendekatan manajemen kebidanan.
f. Melaksanakan dan mengajarkan tindakan asuhan kebidanan dan teknik
endorphin massage pada ibu hamil dengan nyeri punggung di PMB
Karmila, S.ST Kalianda Lampung Selatan.
g. Mengevaluasi hasil asuhan dan teknik endorpin massage pada ibu hamil
dengan nyeri punggung di PMB Karmila,S.ST Kalianda Lampung Selatan.
D. Manfaat
1. Manfaat Penulis
2. Bagi Klien
E. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Aasuhan kebidanan ini ditunjukan kepada ibu hamil dengan keluhan nyeri
punggung.
2. Tempat
Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dilakukan di PMB Karmila, Kalianda
Lampug Selatan.
3. Waktu
BAB II
TINJAUAN KASUS
b. Fertilisasi
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani
dengan sel telur di tuba fallopi, umumnya terjadi di ampula tubapada
hari kesebelas sampai empat belas dalam siklus menstruasi. Wanita
mengalami ovulasi sehingga siap untuk dibuahi. Bila saat ini
dilakukan koitus, sperma yang mengandung 110 – 120 juta sel sperma
dipancarkan ke bagian atas dinding vagina terus naik ke serviks dan
melintasi uterus menuju tuba fallopi disinilah ovum dibuahi.
Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh
arus dan getaran rambut getar (sillia) serta kontraksi tuba. Hasil
konsepsi tuba dalam kavum uteri pada tingkatan blastula.
Pertemuan/penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut
sebagai pembuahan atau fertilisasi. (Elisabeth M. Lalita,2013: 41)
c. Implantasi
Implantasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi
kedalam endometrium. Ketika blastulamencapai rongga rahimjaringan
endometrium berada dalam mada sekresi. Jaringan jaringan
endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua yaitu sel-sel
besar yang mengandung banyak glikogen serta mudah dihancukan oleh
trofoblas. Blastula dengan bagian berisi massa sel dalam akan mudah
masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian
sembuh dan menutup lagi.
Itulah sebabnya kadang-kadang pada saat implantasi terjadi
terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda Hartman).
Umumnya implantasi terjadi pada depan atau belakang rahim
(korpus) dekat fundus uteri. Bila implantasi telah terjadi, dimulailah
diferensi sel-sel blastula. (Elisabeth M. Lalita,2013: 42)
3. Tanda - tanda Kehamilan
a. Tanda tidak pasti hamil
6) Sering kencing
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus
yang mmbesar dari rongga panggul. (Elisabeth M. Lalita,2013:
17)
7) Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh
hormon steroid. (Elisabeth M. Lalita,2013: 117)
8) Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 1 minggu ke atas. Pada pipi, hidung, dan
dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan,
dikenal sebagai kloasma gravidarum (topeng kehamilan).
(Elisabeth M. Lalita,2013: 117)
9) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada triwulan
pertama. (Elisabeth M. Lalita,2013: 117)
2) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama
daerah ismus. (Elisabeth M. Lalita,2013: 118)
3) Tanda chadwicks
Adanya hipervaskularisasi menyebabkan vagina dan vulva tampak lebih
merah, agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio pun tampak livide. Hal
ini disebabkan oleh pengaruh hormon esterogen. (Elisabeth M.
Lalita,2013: 118)
4) Tanda piscaseck
Uterus mengalami pembesaran terkadang pembesaran tidak rata tetapi di
daerah telur ternidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan
uterus membesar ke salah satu jurusan pembesaran. (Elisabeth M.
Lalita,2013: 118)
a. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan
terjadinya edema pada seluruh serviks, berssamaan dengan terjadinya
hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. Seviks manusia
merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang mengalami
perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan pesalinan. Bersifat
seperti katup yang bertanggung jawab menjaga janin di dalam uterus
sampai akhir kehamilan dan selama persalinan. (Prawirohardjo, 2014)
b. Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas
sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran
estrogen dan progesteron. Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang
mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya
sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu. Proses
ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga
ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.
(Prawirohardjo, 2014)
c. Vagina
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat
jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina
akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwick.
Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan
ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.
d. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu
estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin.
Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI dijabarkan
sebagai berikut.
1) Estrogen, berfungsi:
a) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara
b) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga
payudara tampak makin membesar
c) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air, dan garam
menyebabkan rasa sakit pada payudara
2) Progesteron, berfungsi:
a) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
b) Meningkatkan jumlah sel asinus
3) Somatomamotrofin, berfungsi:
a) Memengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan
laktoglobulin
b) Penimbunan lemak di sekitar alveolus payudara
c) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan
e. Sistem kardiovaskular
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap
menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung (cardiac output)
meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia
kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28
minggu. Setelah mencapai kehmilan 30 minggu, curah jantung agak
menurun karena pembesaran rahim menekan vena yang membawa darah
dari tungkai ke jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat
sebesar 30%, setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% di
atas batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.
f. Sistem respirasi
Pada kehamilan, terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat
memenuhi kebutuhan O2. Di samping itu, terjadi desakan diafragma
karena dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu.
Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O 2 yang
meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% daripada
biasanya. (Manuaba, 2010)
g. Sistem pencernaan
Oleh karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung
meningkat dan dapat menyebabkan:
1) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi)
2) Daerah lambung terasa panas
3) Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut
morning sickness
4) Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum
5) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari,
disebut hiperemesis gravidarum
6) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan obstipasi
(Manuaba, 2010)
h. Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan
oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering
berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila
uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin
sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
(Prawirohardjo, 2014)
i. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan pada deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus
hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmantasi ini
terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mammae, papilla
mammae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah persalinan
hiperpigmentsi ini akan menghilang. (Manuaba, 2010)
j. Perubahan metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal
dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan
ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah
12,5 kg. (Manuaba, 2010)
k. Sistem muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior,
lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai.
Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan oubis akan meningkat mobilitasnya,
yang diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat
mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan
perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir
kehamilan. (Prawirohardjo, 2014)
b. Kelelahan (Fatique)
Prasaan lelah teus-menerus umumnya terjadi pada trimester pertama,
ibu merasa malas untuk melakukan sesuatu.
e. Oedema
Oedema pada kehamilan terjadi pada penekanan rahim yang
bertambah besar.
g. Pica (Ngidam)
Keinginan untuk memakan sesuatu yang terkadang bukan berbentuk
bahan makanan. ( Dewi Kartika Alam, 2012:137)
7. Pengkajian Umum Nyeri
a. Pengertian nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan
potensial yang tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada suatu bagian
tubuh ataupun sering disebut dengan istilah distruktif dimana jaringan
rasanya seperti di tusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi,
perasaan takut dan mual (Potter & Pery, 2012).
Nyeri dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang sukar dipahami
dan fenomena yang kompleks meskipun universal, tetapi masih
merupakan misteri. Nyeri adalah salah satu mekanisme pertahanan
tubuh manusia yang menunjukkan adanya pengalaman masalah. Nyeri
merupakan keyakinan individu dan bagaimana respon individu tersebut
terhadap sakit yang dialaminya (Taylor, 2011). Berdasarkan pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri adalah fenomena yang subyektif
dimana respon yang dialami setiap individu akan berbeda untuk
menunjukkan adanya masalah atau perasaan yang tidak nyaman.
2) Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan perbedaan yang telah dikodratkan
Tuhan. Perbedaan antara laki laki dengan perempuan tidak hanya
dalam faktor biologis, tetapi aspek sosial kultural juga membentuk
berbagai karakter sifat gender. Karakter jenis kelamin dan
hubungannya dengan sifat keterpaparan dan tingkat kerentanan
memegang peranan tersendiri (contoh: laki-laki tidak pantas
mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri). Jenis kelamin
dengan respon nyeri laki- laki dan perempuan berbeda. Hal ini
terjadi karena laki-laki lebih siap untuk menerima efek, komplikasi
dari nyeri sedangkan perempuan suka mengeluhkan sakitnya dan
menangis.
3) Usia
Usia dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah waktu hidup
atau ada sejak dilahirkan. Semakin bertambah usia semakin
bertambah pula pemahaman terhadap suatu masalah yang
diakibatkan oleh tindakan dan memiliki usaha untuk mengatasinya.
Umur lansia lebih siap melakukan dengan menerima dampak, efek
dan komplikasi nyeri. Perbedaan perkembangan, yang ditemukan
diantara kelompok usia anak-anak yang masih kecil memiliki
kesulitan memahami nyeri dan prosedur yang dilakukan perawat.
4) Kepercayaan spiritual
Kepercayaan spiritual dapat menjadi kekuatan yang memengaruhi
pengalaman individu dari nyeri. Pasien mungkin terbantu dengan
cara berbincang dengan penasihat spiritual mereka.
c. Sifat nyeri
Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual. ada empat
atribut pasti untuk pengalaman nyeri, yaitu: nyeri bersifat individual,
tidak menyenangkan, merupakan suatu kekuatan yang mendominasi,
bersifat tidak berkesudahan.
e. Klasifikasi nyeri
1) Nyeri berdasarkan durasi
a. Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut,
penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki proses yang cepat
dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat), dan
berlangsung untuk waktu yang singkat. Nyeri akut berdurasi
singkat (kurang lebih 6 bulan) dan akan menghilang tanpa
pengobatan setalh area yang rusak pulih kembali (Andarmoyo,
2013).
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang intermiten yang menetap
sepanjang suatu priode waktu, Nyeri ini berlangsung lama
dengan intensitas yang bervariasi dan biasanya berlangsung lebih
dari 6 bulan
b) Nyeri neuropatik
b) Viseral dalam
d) Radiasi nyeri
Radiasi merupakan sensi nyeri yang meluas dari tempat awal
cedera ke bagian tubuh yang lain. Karakteristik nyeri terasa
seakan menyebar ke bagian tubuh bawah atau sepanjang
kebagian tubuh. Contoh nyeri punggung bagian bawah akibat
diskusi interavertebral yang ruptur disertai nyeri yang meradiasi
sepanjang tungkai dari iritasi saraf skiatik.
1) Transduksi
Aktivasi dari reseptor nyeri terjadi selama proses transduksi.
Transduksi merupakan proses dari stimulus nyeri yang diubah ke
bentuk yang dapat diakses oleh otak (Taylor, 2011). Selama fase
transduksi, stimulus berbahaya (cedera jari tangan) memicu
pelepasan mediator biokimia.
2) Transmisi
Impuls nyeri berjalan dari serabut saraf tepi ke medulla spinalis. Zat
P bertindak sebagai neurotrasmiter, yang meningkatkan pergerakan
impuls menyebrangi setiap sinaps saraf dari neuron aferen primer ke
neuron ordo kedua di kornu dorsalis medulla spinalis. Transmisi dari
medulla spinalis dan asendens, melalui traktus spinotalamikus, ke
batang otak dan talamus. Lalu melibatkan transmisi sinyal antara
talamus ke korteks sensorik somatik tempat terjadinya persepsi
nyeri.
3) Persepsi
Persepsi dari nyeri melibatkan proses sensori bahwa akan datang
persepsi nyeri (Taylor, 2011). Persepsi merupakan titik kesadaran
seseorang terhadap nyeri. Stimulus nyeri ditransmisikan naik ke
medulla spinalis ke talamus dan otak tengah. Dari talamus, serabut
menstransmisikan pesan nyeri ke berbagai area otak, termasuk
korteks sensori dan korteks asosiasi (dikedua lobus parietalis), lobus
frontalis, dan sistem limbik. Ada sel-sel di dalam limbik yang
diyakini mengontrol emosi, khususnya ansietas. Selanjutnya
diterjemahkan dan ditindak lanjut berupa tanggapan terhadap nyeri
tersebut.
4) Modulasi
Proses dimana sensasi dari nyeri dihambat atau dimodifikasi disebut
modulasi. Sensasi nyeri diantaranya dapat diatur atau dimodifikasi
oleh substansi yang dinamakan neuromodulator. Neuromodulator
merupakan campuran dari opioid endogen, yang keluar secara alami,
seperti morphin pengatur kimia di ganglia spinal dan otak. Mereka
memiliki aktivitas analgesik dan mengubah persepsi nyeri.
Endhorpin dan enkephalin merupakan neuromodulator opioid.
Endhorpin diproduksi di sinap neural tepatnya titik sekitar CNS.
Endhorpin ini merupakan penghambat kimia nyeri terkuat yang
memiliki efek analgesik lama dan memproduksi euphoria.
Enkephalin yang mana tersebar luas seluruhnya di otak dan ujung
dorsal di ganglia spinal, dipertimbangkan sedikit potensi daripada
endhorpin. Enkephalin dapat mengurangi sensasi nyeri oleh
penghambat yang dilepaskan dari substansi P dari neuron afferent
terminal (Taylor, 2011).
1-3 Terasa kram pada perut bagian bawah, tetapi masih dapat
(Nyeri Ringan) ditahan, masih dapat melakukan aktivitas, masih dapat
berkonsentrasi belajar.
7-9 Terasa kram berat pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke
(Nyeri Berat) pinggang, paha atau punggung, tidak ada nafsu makan, mual,
badan lemas, tidak kuat beraktivitas, tidak dapat berkonsentrasi
belajar, menangis, wajah merengut/meringis, kaki dan tangan
tegang/tidak dapat digerakkan.
10 Terasa kram yang berat sekali pada perut bagian bawah, nyeri
(Nyeri Sangat menyebar ke pinggang, kaki, dan punggung, tidak mau makan,
Berat) mual, muntah, sakit kepala, badan tidak ada tenaga, tidak bisa
berdiri atau bangun dari tempat tidur, tidak dapat beraktivitas,
tangan menggenggam, mengatupkan gigi, menjerit, terkadang
bisa
sampai pingsan.
3) Verbal rating scale
Merupakan Skala verbal menggunakan kata-kata dan bukan garis atau
angka untuk menggambarkan tingkat nyeri. Skala yang digunakan dapat
berupa tidak ada nyeri, sedang, parah. Hilang/redanya nyeri dapat
dinyatakan sebagai sama sekali tidak hilang, sedikit berkurang, cukup
berkurang, baik/nyeri hilang sama sekali. Karena skala ini membatasi
pilihan kata pasien, skala ini tidak dapat membedakan berbagai tipe nyeri
(Hawker, 2011; Evan, 2010; Powel , 2010).
2) Manajemen farmakologi
Manajemen nyeri farmakologi merupakan metode yang
mengunakan obat- obatan dalam praktik penanganannya. Cara dan
metode ini memerlukan instruksi dari medis. Ada beberapa strategi
menggunakan pendekatan farmakologis dengan manajemen nyeri
persalinan dengan penggunaan analgesia maupun anastesi
(Andarmoyo, 2013).
8. Endorphin Massase
a. Pengertian Endorphin Massage
Endorphin massage merupakan suatu metode sentuhan ringan
yang dikembangkan pertama kali oleh Constance Palinsky yang
digunakan untuk mengelola rasa sakit. Teknik ini bisa dipakai untuk
mengurangi rasa tidak nyaman selama proses persalinan dan
meningkatkan relaksasi dengan memicu perasaan nyaman melalui
permukaan kulit. Teknik sentuhan ringan juga menormalkan denyut
jantung dan tekanan darah. Sentuhan ringan ini mencakup pemijatan
yang sangat ringan yang bisa membuat bulu-bulu halus kulit berdiri
dengan mengelus permukaan luar lengan ibu, mulai dari tangan
sampai siku. Riset membuktikan bahwa teknik ini meningkatkan
pelepasan endorphin dan oksitosin.
Sebelum dilakukan Endorphin massage sebagian besar (67,9%)
ibu hamil trimester 3 mengalami nyeri berat dan setelah dilakukan
Endorphin massage sebagian besar (64,3 %) mengalami nyeri sedang.
Melatih ibu dan pasangannya untuk melakukan pijatan ini sebaiknya
dilakukan pada saat umur kehamilan lebih dari 36 minggu, dengan
alasan, karena hormon oksitosin yang keluar bisa merangsang
timbulnya kontraksi. Teknik endorphin massage ini juga sangat
mendukung teknik relaksasi yang dalam dan membantu membentuk
ikatan antara ibu, suami dan janin dalam kandungannya.
b) Pasal 19
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf
a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan,
masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan. (2)
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pelayanan:
1) konseling pada masa sebelum hamil;
2) antenatal pada kehamilan normal;
3) persalinan normal;
4) ibu nifas normal;
5) ibu menyusui;
6) konseling pada masa antara dua kehamilan
1. Data Primer
Data primerdiperoleh langsung dari subek penelitian dengan
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada
subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono, 2011).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Biasanya berupa data
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Saryono,2011).
2. Untuk pemeriksaan
f. Timbangn berat badan
g. Alat ukur tinggi badan
h. Pita LILA
i. Tensimeter
j. Termometer
k. Stetoskop/jam tangan
l. Pen light
m. Pita ukur medline
n. Gel
o. Doppler
p. Gymball
q. Reflek hammer
3. Untuk dokumen
a. Buku referensi
b. Laptop
Perubahan
Fisiologis dalam
Kehamilan
Ketidaknyamanan
dalam kehamilan
Pengertian nyeri,faktor,
sifat , teori, klasifikasi,
tanda gejala, mekanisme,
pengukuran intensitas
manajemen
penatalaksanaan nyeri,
penyebab nyeri punggung.
Endorphin Massase
Pengertian, Manfaat,
Mekanisme kerja, teknik
endorphin massase
Sumber : Dewi Kartika Alam (2012), Andarmoyo (2013), Elisabeth M. Lalita (2013), Saifuddin
(2014).
BAB IV
TINJAUAN KASUS
KUNJUNGAN KE-1
Tanggal : 13 Februari 2020
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. V
Oleh : Evina Triani
I. SUBJEKTIF (S)
A. IDENTITAS
Istri Suami
Nama : Ny. V Nama : Tn. N
Umur : 31 Tahun Umur : 36 Tahun
Suku : Lampung Suku : Lampung
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Lengkap : Jl. Veteran, Rajabasa, Kalianda Lampung Selatan
No . HP : 081366100272
B. ANAMNESA
a. Alasan kunjungan saat ini : Ny. V mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya.
1. Riwayat Kehamilan saat ini : G3P2A0
2.1 Riwayat menstruasi
b. Menarche : 11 Tahun
c. Siklus : 28 hari
d. Lama : 7 – 8 hari
e. Disminore : Kadang-kadang
f. Sifat darah : Cair kadang disertai gumpalan
g. Banyaknya : 2 – 3x ganti pembalut dalam sehari
h. HPHT : 03 Juni 2019
i. TP` : 10 Maret 2020
j. Usia Kehamilan : 36 minggu 3 hari
4. Gerakan janin
Ya Tidak
berkurang
6. Keluar Cairan
Ya Tidak
Pervaginam (KPD)
7. Perdarahan terus
Ya Tidak
menerus
8. Bengkak pada
Ya Tidak
ekstremitas
TT1 Ya SD kelas 3
TT2 Ya Catin
TT3 Ya Anak ke 1
TT4 Ya Anak ke 2
TT5 -
2 2012
3. Hamil - - - - - - - -
ini
3. Riwayat kesehatan
4.1 Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Jantung : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. Diabetes militus : Tidak ada
d. Asma : Tidak ada
e. Hepatitis : Tidak ada
f. Anemia berat : Tidak ada
g. PMS dan HIV/AIDS : Tidak ada
4. Riwayat Sosial
5.1Kehamilan ini direncanakan : Ya
Jika tidak alasan :-
5.2Status Pernikahan : Menikah, 1 kali
Lama : 12 tahun
Kelamin
B. PEMERIKSAN FISIK
1. Kepala
a. Rambut : Hitam, Tidak rontok
Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe
Warna : Hitam
Kekuatan akar : Terkadang rontok
b. Muka : Tidak oedema, tidak ada cloasma
gravidarum
c. Mata
Kelopak mata : Tidak ada oedema
Konjungtiva : Berwarna merah muda
Sklera : Berwarna putih
d. Hidung : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada
pembengkakan
e. Telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada
pembengkakan
f. Mulut dan Gigi : Bersih, tidak ada stomatitis
Bibir : Merah muda, tidak pecah-pecah
Lidah : Bersih
Gigi : Tidak ada caries
Gusi : Tidak ada pembengkakan
2. Leher
a. Kelenjar thyroid :Tidak ada pembesaran
b. Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan
c. Vena Jugularis : Tidak ada bendungan
3. Dada
a. Jantung : Normal, bunyi lup dup
b. Paru – paru : Normal, tidak ada wheezing dan ronchi
c. Payudara
Pembesaran : Ya
Puting susu : Menonjol
Pengeluaran : Colostrum
Benjolan : Tidak ada
Simetris : Ya
Nyeri tekan : Tidak ada
Hiperpigmentasi : Ya, bagian aerola mammae
4. Abdomen
a. Bekas luka Operasi : Tidak ada
Pembesaran : Ada, sesuai usiakehamilan
Benjolan : Tidak ada
Linea : Ada, linea nigra
Striae : Ada, striae albicans
Tumor : Tidak ada
Konsistensi : Lunak
Kandung kemih : Tidak teraba
b. Posisi Uterus
LeopoldI : TFU berada di 3 jari di bawah prosessus xifodeus,
padabagian fundus teraba satu bagian besar, agak lunak, dan tidak
melenting (bokong).
Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba satu tahanan yang
datar, memanjang (puki). Pada bagian kanan perut ibu
teraba bagian- bagin kecil (ekstremitas janin).
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat,
keras (kepala) tidak dapat di gerakkan lagi. Kepala
belum masuk PAP.
Leopold IV : Convergen
Mc. Donald : 30 cm
TBJ (Rumus Nisswander) : 1,2 (TFU-7,7) x 100 gr ± 150 gr
: 1,2 (30 -7,7) x 100 gr ± 150 gr
: 26,76 x 100 gr ± 150 gr
: ± 2.526 – 2826 gr
DJJ : (+), frekuensi 136 x/menit
Punctum Maximum : ± 3 jari di bawah pusat sebelah kiri
perut ibu.
6. Ekstremitas
Ekstremitas atas : Simetris
Oedema : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Ekstremitas bawah :
Oedema : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Reflek Patella : (+), kanan dan kiri
7. Anogenital
Perineum : Terdapat bekas luka jahitan
Vulva vagina : Tidak ada oedema dan tidak ada
Varises
Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
Anus : Tidak ada haemoroid
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Golongan darah :O
Hepatitis : Negatif
Malaria : Negatif
HIV : Negatif
Hb : 10,6 gr/dL
Protein : Negatif
Glukosa : Negatif
2. Radiologi/ USG /DLL : Tidak dilakukan
III. ANALISA
a. Diagnosa Ibu : Ny. V G3P2A0 hamil 36 minggu 3 hari
b. Diagnosa Janin : Janin tunggal hidup, intrauterine, presentasi
kepala.
c. Masalah : Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN ( P )
1. Memberikan penjelasan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa
janin yang ada di dalam kandungan ibu baik begitu pula dengan keadaan ibu
baik. Berikut adalah hasil pemeriksaan tanda-tanda vital :
TD : 100/70 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,5oC
P : 19 x/menit
2. Memberikan penjelasan pada ibu bahwa keluhan nyeri puggung merupakan
keadaan normal pada kehamilan trimester III yang disebabkan oleh perubahan
postur tubuh dimana uterus yang semakin membesar membuat beban ibu
mengarah ke depan sehingga menimbulkan sikap tubuh lordosis yang membuat
punggung menahan beban dari kehamilan.
3. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester III
yaitu keluar darah dari kemaluan, bengkak pada kaki, tangan atau wajah, demam,
air ketuban keluar sebelum waktunya dan gerakan bayi berkurang.
5. Memberikan suport mental kepada ibu agar tetap tenang dan tidak terlalu
mengkhawatirkan kehamilannya.
6. Memberi penjelasan pada ibu untuk terus meminum tablet Fe sehari sekali pada
saat malam sebelum tidur dan memperbaiki posisi tidur.
8. Memberikan penjelasan dan edukasi terhadap ibu bahwa rasa nyeri punggung
yang dialami ibu dapat diatasi dengan melakukan penerapan endorphin massage.
Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan endorphin massage :
a. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat dan cara melakukan pijat endorfin
kemudian melakukan informed consent dengan ibu yaitu meminta tanda
tangan apabila ibu bersedia. Ibu bersedia.
b. Setelah itu memberitahu ibu tata cara pengisian kuesioner dan biarkan ibu
untuk mengisi kuesioner sesuai dengan kondisinya.
c. Langkah endorphin massage yang pertama yaitu menganjurkan ibu untuk
mengambil posisi senyaman mungkin, bisa dilakukan dengan duduk, atau
berbaring miring dan anjurkan suami untuk duduk dengan nyaman
dibelakang ibu.
d. Anjurkan ibu untuk bernafas dalam, sambil memejamkan mata dengan lembut
untuk beberapa saat. Setelah itu biarkan pasangan atau suami mulai
mengelus permukaan luar lengan ibu, mulai dari tangan sampai lengan
bawah. Belaian ini sangat lembut dan dilakukan dengan menggunakan jari-
jemari atau hanya ujung-ujung jari.
e. Setelah kira-kira lima menit, mintalah pasangan atau suami ibu untuk
berpindah ke lengan yang lain. Walaupun sentuhan ringan ini dilakukan di
kedua lengan ibu, ibu akan merasakan bahwa dampaknya sangat
menenangkan di sekujur tubuh. Tehnik ini juga bias diterapkan dibagian
tubuh lain,termasuk telapak tangan,leher,dan bahu ,serta paha.
f. Teknik sentuhan ringan ini sangat efektif jika dilakukan di bagian punggung.
Caranya, ibu dianjurkan untuk berbaring miring, atau duduk. Dimulai dari
leher, suami memijat ringan membentuk huruf V kearah luar menuju sisi
tulang rusuk. Pijatan-pijatan ini terus turun kebawah, kebelakang. Ibu di
anjurkan untuk relaks dan merasakan sensasinya.
g. Saat melakukan sentuhan ringan tersebut anjurkan suami untuk menyentuh
perut istri dari belakang untuk beberapa menit dan merasakan gerakan janin
bersama dengan ibu sembari mengucapkan niat atau affirmasi positif.
h. Suami dapat memperkuat efek menenangkan dengan mengucapkan kata-kata
yang menentramkan saat dia memijat Anda dengan lembut. Setelah
melakukan endorphin massage anjurkan suami untuk memeluk istrinya,
sehingga tercipta suasana yang menenangkan.
i. Setelah melakukan endorphin massage anjurkan ibu untuk istirahat.
j. Memberitahu ibu untuk rutin melakukan pijat endorfin secara rutin selama 15
menit dilakukan 2 kali dalam satu minggu supaya keluhan nyeri punggung
dapat segera teratasi.
9. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang , yaitu 1 minggu yang akan
datang atau jika terdapat keluhan.
KUNJUNGAN KE-2
A. SUBYEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2. Ibu mengatakan keluhan nyeri punggung sudah berkurang.
3. Ibu mengatakan perutnya sering terasa kencang-kencang.
B. OBYEKTIF (O)
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu baik, tingkat kesadaran composmentis, keadaan
emosional stabil, tekanan darah ibu 100/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,6 oC,
pernapasan 20x/menit, BB sekarang 56 kg, BB sebelum hamil 42 kg, TB 158 cm,
dan LILA 24,5 cm.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
Pada leopold I didapatkan hasil pemeriksaan TFU berada di 3 jari di bawah
prosessus xifodeus, pada bagian fundus teraba satu bagian besar, agak lunak,
dan tidak melenting (bokong).
Pada leopold II didapatkan hasil pemeriksaan pada bagian kanan perut ibu
teraba satu tahanan yang datar, memanjang (puka). Pada bagian kiri perut ibu
teraba bagian- bagin kecil (ekstremitas janin).
Pada leopold III didapatkan hasil pemeriksaan yaitu pada bagian bawah perut
ibu teraba satu bagian bulat, keras (kepala) dapat di gerakkan. Kepala belum
masuk PAP.
Pada leopold IV hasilnya Convergen. Mc. Donald 31 cm. TBJ 3100 gram
(Rumus Jhonson-Tausack). DJJ (+) dengan frekuensi 143x / menit. Punctum
maximum ±3 jari dibawah pusat sebelah kanan perut
ibu.
D. PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa tanda-tanda vital ibu dan janin dalam
keadaan normal
a. TD : 100/80 mmHg
b. N : 80 x/menit
c. S : 36,6oC
d. P : 20 x/menit
2. Melakukan pengkajian ulang terhadap keluhan rasa nyeri punggung yang
dirasakan ibu.
3. Melakukan evaluasi terhadap ibu dan suami tentang penerapan pijat endorfin yang
telah dilakukan apakah baik ibu maupun suami mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan, apakah terdapat kendala dalam pelaksanaan, bagaimanakah manfaat
yang dirasakan ibu, apakah pijat endorfin dilakukan secara rutin dan apakah
penerapan pijat endorfin dapat mengurangi rasa nyeri punggung pada ibu.
4. Meminta ibu untuk mengisi kuesioner setelah melakukan pijat endorfin untuk
dikaji perubahannya.
5. Memberi penjelasan bahwa perut kencang-kencang yang dirasakan ibu adalah
keadaan fisiologis yang dialami setiap ibu hamil saat berada di trimester akhir.
6. Memberi contoh pada ibu cara melakukan perawatan payudara untuk
mempersiapkan produksi ASI saat menyusui dengan cara :
a. Menempelkan puting susu dengan kasa yang sudah diberi baby oil selama
5 menit,bersihkan puting susu.
b. Melicinkan tangan dengan baby oil.
c. Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri,lakukan gerakan kecil dengan
dua atau tiga jari tangan kanan,mulai dari pangkal payudara dan berakhir
dengan gerakan spiral pada daerah puting susu,bergantian dengan payudara
sebelah kanan. Dilakukan sebanyak 30x.
d. Menyokong payudara kiri dengan tangan tangan kiri, lakukan gerakan
memutar sambil menekan pada pangkal payudara dan berakhir pada puting
susu, bergantian dengan payudara sebelah kanan. Dilakukan sebanyak 30x.
g. Meletakkan satu tangan disebelah atas dan satu lagi dibawah payudara,
meluncurkan kedua tangan secara bersamaan kearah puting susu dengan
cara memutar tangan.
7. Memberitahu ibu untuk mengurangi aktivitas berat dan banyak beristirahat serta
menjaga kesehatan dan tetap makan yang teratur dengan makanan yang bergizi.
8. Menganjurkan ibu untuk banyak mobilisasi seperti jongkok, berjalan, sujud untuk
mempercepat turunnya kepala.
10. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau
jika ada keluhan.
BAB V
PEMBAHASAN
Studi kasus asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. V dilaksanakan
berdasarkan data subjektif yang didapat dari hasil wawancara penulis dengan ibu dan
data objektif dengan melakukan pemeriksaan fisik secara langsung terhadap ibu yang
dilakukan di PMB Karmila, S.ST Kalianda Lampung Selatan. Kunjungan pertama
dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020. Pada kunjungan awal ini dilakukan
pengkajian terhadap kondisi dan ststus kehamilan ibu untuk mengetahui
perkembangan kehamilan serta untuk menegakkan diagnosa terhadap kehamilan Ny.
V.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapat data rambut bersih, hitam,
konjungtiva merah muda, TD 100/70 mmHg, berat badan sebelum hamil 42 kg, berat
badan sekarang adalah 55 kg dan LILA 24,5 cm. Pada hasil pemeriksaan leopod yaitu
teraba posisi bayi punggung kiri, presentasi kepala, dan belum masuk PAP
(convergen), TFU 30 cm, dengan DJJ 136 x/menit. Pada saat anamnesa ibu
mengatakan mengalami nyeri punggung yang sedikit mengganggu aktivitas. Dalam
interpretasi data diperoleh diagnosa kebidanan pada kunjungan pertama yaitu Ny.V
G3P2A0 umr 31 tahun hamil 36 minggu 3 hari, janin tunggal hidup intrauterine.
Masalah yang dialami ibu adalah adalah mengalami nyeri punggung yang
merupakan ketidaknyamanan pada masa kehamilan terutama pada trimester III. Nyeri
punggung yang dirasakan ibu bisa disebabkan oleh perubahan postur tubuh dimana
semakin membesarnya uterus membuat titik keseimbangan tubuh berpindah ke depan
yang menyebabkan sikap tubuh menjadi lordosis sehingga membuat punggung
menahan beban kehamilan. Ny. V adalah seorang ibu rumah tangga yang sering
mengalami ketidaknyamanan saat tidur dan sedikit terganggu dalam melakukan
aktivitas rumah seperti memasak, menyapu, mengepel dan mencuci baju.
Kebanyakan dari aktivitas tersebut dilakukan Ny.V dengan berdiri atau berjongkok.
Berdasarkan analisa data dan pengkajian yang telah dilakukan penulis
menyimpulkan bahwa keluhan nyeri punggung yang dialami ibu sesuai dengan teori
dari Diane yang menyebutkan bahwa nyeri punggung terjadi akibat pertumbuhan
uterus yang menyebabkan perubahan postur dan juga akibat pengaruh hormon
relaksin terhadap ligamen. Aktivitas selama kehamilan juga menjadi faktor terjadinya
nyeri punggung selama kehamilan, banyak tugas rumah tangga yang dapat dilakukan
dengan posisi duduk tetapi dilakukan dengan berdiri dalam waktu yang lama maka
terjadi tegangan pada otot panggul. (Diane M, dkk. 2009).
Oleh karena itu, penulis mengajarkan Ny.V langkah-langkah dalam
melakukan endorphin massage untuk mengurangi rasa nyeri punggung. Menurut
teori Kuswandi Salah satu terapi nyeri secara non farmakologis adalah dengan
endorphin massage, yaitu teknik sentuhan atau pijatan ringan yang dapat memberikan
rasa tenang dan nyaman pada ibu saat menjelang persalinan yaitu pada usia
kehamilan trimester III maupun saat persalinan berlangsung. Selama ini endorphin
sudah dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya (Kuswandi, 2011). Selain
mengajarkan ibu untuk melakukan endorphin massage penulis juga menganjurkan
ibu untuk mempertahankan postur tubuh yang baik, menggunakan posisi yang tepat
ketika mengangkat sesuatu, tidak berdiri terlalu lama dan mengajarkan Ny.V posisi
tidur yang nyaman yaitu dengan tidur miring kiri lalu menggunakan bantal untuk
mengganjal punggung serta meletakkan bantal kecil atau gulungan handuk
dibelakang punggung ketika duduk.
Kemudian pada kunjungan kedua yang dilakukan pada tanggal 20 Februari
2020 didapatkan data berupa pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil data
objektif yaitu BB 56 kg dan TD 100/80 mmHg. Hasil leopod adalah punggung kiri,
presentasi kepala, TFU 31 cm, dan DJJ 143x/menit. Selain data tersebut Ny.V juga
mengatakan bahwa telah rutin melakukan endorphin massase dengan suami sehingga
nyeri punggung yang ia alami sudah berkurang dan tidak terlalu mengganggu
aktivitas seperti sebelumnya. Ny.V mengatakan semenjak rutin melakukan endorphin
massase ia dapat mengurangi keluhan nyeri pinggang yang dialami. Dalam
interpretasi data diperoleh diagnosa kebidanan pada kunjungan kedua yaitu Ny.V
G3P2A0 umur 31 tahun hamil 40 minggu 3 hari, janin tunggal hidup intrauterine. Pada
kunjungan kedua didapatkan keadaan umum ibu baik, ibu mengkonsumsi tablet Fe,
dan ibu mengerti tentang kegunaan endorphin massase serta rutin melakukannya
pada waktu senggang bersama suami, ibu mengatakan nyeri punggung yang dialami
sudah mulai berkurang.
BAB VI
PENUTUP
A. SIMPULAN
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan Endorphin Massase terhadap Ny.
V dengan keluhan nyeri punggung, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dilakukan pengumpulan dan pengkajian data baik subjektif maupun
objektif untuk mengetahui keadaan pasien.
2. Melakukan penegakkan diagnosa kebidanan pada ibu yaitu Ny. V G 3P2A0
umur 31 tahun usia kehamilan 36 minggu 3 hari dengan keluhan nyeri
punggung. Penegakkan diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan dan
anamnesa menggunakan kuesioner pengukuran skala nyeri numeric rating
scale.
3. Dilakukan perencanaa asuhan kebidanan pada Ny.V yaitu dengan
memberikan terapi non farmakologis berupa penerapan endorphin
massase yang berfungsi untuk mengurangi nyeri punggung pada ibu
hamil.
4. Telah dilakukan penatalaksanaan berupa penerapan endorphin massase
yang dilakukan rutin selama 15 menit dengan frekuensi 2 kali dalam satu
minggu.
5. Hasil evaluasi yang telah didapatkan pada hari ke tujuh yaitu keluhan
nyeri punggung pada ibu telah berkurang dan sudah tidak terlalu
mengganggu aktivitas sehari-hari seperti sebelum dilakukannya endorphin
massase
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis akan menyampaikan saran
yang diharapkan dapat berguna bagi pembaca, antara lain :
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta
mencari informasi dari sumber yang valid dan dapat menyesuaikan
dengan perkembangan zaman yang semakin maju serta dapat
diaplikasikan dalam memberikan asuhan kebidanan komperhensif.
4. Bagi klien
Diharapkan setelah diberikan asuhan kebidanan terhadap penerapan
endorphin massase dapat dijadikan pengalaman dan pembelajaran serta
menambah wawasan dan dapat membagikan pengalamannya kepada
keluarga maupun lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Dewi Kartika. 2012. Warning! Ibu Hamil. Surakarta: Ziyad Visi Media.
Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:
Ar- Ruzz.
Astikawati, Rina. 2016. Gizi & Kesehatan Ibu Hamil : Penerbit Erlangga.
Brayshaw, E. 2009. Latihan fisik khusus Selama kehamilan dan Masa NifasIn
P.Karyuni, L. Mahmudah & F. Ariani, eds. Buku Ajar BidanMyles.
Jakarta. EGC
Diana, Wulan. 2019. Endorphin Massase Efektif Menurunkan Nyeri Punggung Ibu
Hamil Trimester III. Jurnal Ilmiah Kesehatan.29-01-2020.
Evan, R. M. (2010) Pathophysiology of Pain and Pain Assessment. American
Medical Association. 1-12
Fadillah, Nur. 2013. Panduan Lengkap Hamil Sehat dan Bugar. Yogyakarta:
Solusi Distribusi. 232 halaman.
Hartuti T. 2010. Panduan Ibu Hamil Melahirkan Dan Merawat Bayi: UBA Press.
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan – Kehamilan. Yogyakarta: C.V
Andi Offset. 226 halaman.
Kartonis et al. 2011. Pregnancy-Related Low Back Pain. 15 (3). PP-10. Hippokratia
Kuswandi. 2011. Asuhan Kebidanan: Persalinan & Kehamilan. Jakarta. EGC.
Lalita, Elisabeth M. F. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: In Media. 154
halaman.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
Taylor, et al. 2011. Fundamentals of Nurshing : The Art and Science of Nurshing
Care Edition. China : Lippincott Company.
Lampiran 1
NIM : 1715401099
Telah mengambil studi kasus kebidanan di PMB Karmila Astuti sebagai salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan ahli madya kebidanan pada program studi D III
Kebidanan Tanjungkarang Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
Karmila Astuti,S.ST
Lampiran 2
Menyatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi pasien dalam Laporan Tugas Akhir
(LTA), dengan melakukan Asuhan Kehamilan di Trimester 3. Asuhan akan diberikan
oleh mahasiswa yang bersangkutan yaitu:
Nama : Evina Triani
NIM : 1715401099
Tingkat/Semester : III (Tiga)/VI (Enam)
Lampung Selatan, Februari 2020
Mahasiswa, Klien,
Menyetujui,
Pembimbing Lahan,
Karmila, S. ST
Lampiran 3
Pemeriksaan Fisik
ANC
Penerapan Endorphin Massase
Lain-lain...................
Terhadap ISTRI/KELUARGA/YANG BERSANGKUTAN)*:
Nama : Ny. Verni
Umur : 31 tahun
Alamat : Jl. Veteran, Rajabasa, Kalianda Lampung Selatan
No Tindakan Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1 Mengecek program terapi
2 Mencuci tangan
3 Menidentifikasi responden dengan benar
4 Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat responden
Tahap Oreantasi
5 Salam, sapa dan perkenalkan diri
6 Melakukan kontrak waktu
7 Menjelaskan tujuan
8 Menjelaskan prosedur
9 Menanyakan kesiapan dan kerjasama responden
Tahap Kerja
10 Menjaga privacy
11 Mengajak responden membaca basmallah
12 Mengkaji skala nyeri yang dialami responden dengan
memberikan skala pengukuran Numeric Rating Scale
dan diisi oleh responden atas bimbingan peneliti yang
sesuai dengan skala nyeri yang dialami responden
sebelum diberikan perlakuan
13 Tulis tingkat nyeri pada lembar observasi. Lakukan
endorphin massage selama 15 menit dengan frekuensi 2
kali dalam seminggu.
14 Anjurkan ibu untuk mengambil posisi senyaman
mungkin, bisa dilakukan dengan duduk, atau berbaring
miring dan anjurkan suami untuk duduk dengan nyaman
dibelakang ibu.
15 Anjurkan ibu untuk bernafas dalam, sambil
memejamkan mata dengan lembut untuk beberapa saat.
Tahap Terminasi
23 Melakukan evaluasi
24 Menyampaikan rencana tindak lanjut
25 Mencuci tangan
LAMPIRAN