Anda di halaman 1dari 96

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENERAPAN ENDORPHIN MASSASE PADA IBU HAMIL


UNTUK MENGURANGI NYERI PUNGGUNG
DI PMB KARMILA LAMPUNG SELATAN

Oleh:
EVINA TRIANI
NIM. 1715401099

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III KEBIDANAN TANJUNG
KARANG
TAHUN 2020

LAPORAN TUGAS AKHIR


PENERAPAN ENDORPHIN MASSASE PADA IBU HAMIL
UNTUK MENGURANGI NYERI PUNGGUNG
DI PMB KARMILA LAMPUNG SELATAN

Laporan tugas akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas akhir
dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi DIII Kebidanan
Tanjungkarag
Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang

Oleh:
EVINA TRIANI
NIM. 1715401099

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III KEBIDANAN TANJUNG
KARANG
TAHUN 2020
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN DIII KEBIDANAN TANJUNG KARANG


Laporan Tugas Akhir, Juni 2020

Evina Triani : 1715401099


Penerapan Endorphin Massase pada Ibu Hamil untuk Mengurangi Nyeri
Punggung di PMB Karmila Astuti, S.ST Kalianda, Lampung Selatan.

RINGKASAN
Setiap ibu hamil trimester III akan mengalami perubahan fisiologis yang
meliputi perubahan fisik dan psikologis. Salah satu perubahan fisik yang terjadi
pada ibu hamil trimester III yaitu perubahan postur tubuh yang dapat
menyebabkan keluhan nyeri punggung yang menimbulkan ketidaknyamanan
selama kehamilan. Apabila tidak segera diatasi dapat berakibat nyeri kronis. Salah
satu cara mengatasi nyeri punggung adalah dengan teknik pijatan lembut yang
memberikan rasa tenang dan nyaman disebut Endorphin massage.
Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun laporan ini yaitu
menentukan lokasi dan waktu pelaksanaan, selanjutnya menentukan subjek
laporan, yaitu Ny.V G3P2A0 usia 31 tahun dan melakukan pengumpulan data
melalui wawancara kepada pasien yang sesuai format asuhan kebidanan, obsevasi
dengan melakukan pemeriksaan fisik
Asuhan yang diberikan adalah dengan mengajarkan ibu langkah-langkah
dalam melakukan endorphin massage untuk mengurangi rasa nyeri punggung.
Metode ini dilakukan selama 15 menit dengan frekuensi dua kali dalam satu
minggu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Endorphin massage
terhadap penurunan intensitas nyeri punggung pada ibu hamil trimester III.
Setelah diberikan asuhan maka dilakukan observasi pada kunjungan kedua
yang dilakukan pada tanggal 20 Februari 2020. Ibu mengatakan semenjak rutin
melakukan endorphin massase ia dapat mengurangi keluhan nyeri pinggang yang
dialami sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Tidak ada kesenjangan penatalaksanaan Endorphin massage di PMB
Karmila,S.ST Rajabasa Kalianda Lampung Selatan dengan teori. Faktor yang
mempengaruhi Ny.V mengalami nyeri punggung disebabkan karena aktivitas
sehari-hari ibu yang terlalu berat. PMB Karmila Kalianda Lampung Selatan
diharapkan dapat menjadi referensi manajemen asuhan kebidanan yang diterapkan
terhadap pasien dalam mengurangi nyeri punggung pada ibu hamil.

Kata Kunci : Endorphin Massage, Nyeri Punggung, Kehamilan.


Daftar bacaan : (2009-2018)
POLYTECHNIC OF HEALTH TANJUNGKARANG

DEPARTMENT OF DIII Midwifery TANJUNGKARANG


Final Assignment Report, June 2020
Evina Triani : 1715401099
Application of Endorphin Massase in Pregnant Women to Reduce Back Pain
in PMB Karmila Astuti, S.ST Kalianda, South Lampung.

ABSTRACT
Every third trimester pregnant woman will change physiological published
physical and psychological changes. One of the physical changes that occur in
third trimester pregnant women is a change in body posture that can cause pain
that causes discomfort during pregnancy. If not resolved immediately it can result
in chronic pain. One way to deal with back pain is a gentle massage technique that
provides a sense of calm and comfort called Endorphin massage.

The research method used in compiling this report is determining the location and
time of implementation, then determining the subject of the report, namely Mrs. V
G3P2A0 aged 31 years and collecting data through interviews for patients in
accordance with the format of obstetric care, observation by conducting a physical
examination
The care given to the mother steps in endorphin massage to relieve back pain.
This method is carried out for 15 minutes with a frequency of twice a week. The
purpose of this study was to study the effect of endorphin massage on decreased
back intensity in third trimester pregnant women.
After providing care, observations were made on the second visit which was
carried out on February 20, 2020. Mother said that since she routinely carries out
endorphin massase, she can overcome complaints about successful waist gain
which does not require daily activities.
There is no agreement on the management of endorphin massage at PMB
Karmila, S.ST Rajabasa Kalianda, South Lampung with theory. Factors affecting
Ny. V holidays are increased due to the mother's daily activities that are too
heavy. Karmila Kalianda PMB South Lampung is expected to be a reference for
midwifery care management applied to patients in changing cavities in pregnant
women.

Keywords: Endorphin Massage, Back Pain, Pregnancy.


Reading list: (2009-2018)
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Evina Triani

NIM : 1715401099

Program Studi/Jurusan : DIII Kebidanan


Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan
laporan tugas akhir yang berjudul asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. A
G1P0A0 usia kehamilan 18 minggu dengan anemia ringan dengan
penerapan pemberian buah kurma dan Fe. Apabila suatu saat nanti, terbukti
saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang
telah ditetapkan.
Demikian surat pemyataan saya buat dengan sebenar-benarya.

Bandar Lampung, 24 januari


2020

Evina Triani
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Laporan Tugas Akhir

PENERAPAN ENDORPHIN MASSASE PADA IBU HAMIL


UNTUK MENGURANGI NYERI PUNGGUNG
DI PMB KARMILA LAMPUNG SELATAN

Penulis

Evina Triani/NIM: 1715401099

Telah diperiksa dan disetujui tim pembimbing laporan tugas akhir Program
Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan Kebidanan.

Bandar Lampung, 29 Januari 2020

Tim Pembimbing Proposal

Pembimbing Utama

Nora Isa Tri Novadela, SST., M.Kes.


NIP: 198011032005012003

Pembimbing Pendamping

Mugiati, SKM.,M.Kes.
NIP: 196802181992122002
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Laporan Tugas Akhir

PENERAPAN ENDORPHIN MASSASE PADA IBU HAMIL


UNTUK MENGURANGI NYERI PUNGGUNG
DI PMB KARMILA LAMPUNG SELATAN

Penulis
Evina Triani/NIM: 1715401099

Diterima dan disyahkan oleh tim penguji Ujian Akhir Diploma III Politeknik
Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan Kebidanan, sebagai persyaratan
menyelesaikan pendidikan Diploma III
Tim Penguji

Nora Isa Tri Novadela, SST., M.Kes.


NIP: 198011032005012003

Anggota Penguji

Mugiati, SKM.,M.Kes
NIP: 196802181992122002

Ketua Penguji

Helmi Yenie, S.Pd., M.Kes


NIP: 195511111981102001

Mengetahui
Prodi DIII Kebidanan Tanjungkarang
Ketua

Nelly Indrasari, S.SiT., M.Kes


NIP: 1973090619921220001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “PENERAPAN
ENDORPHIN MASSASE PADA IBU HAMIL UNTUK MENGURANGI NYERI
PUNGGUNG’’.
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir
ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Warjidin Aliyanto, SKM., M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Tanjung Karang.
2. Hj.,DR. Sudarmi, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang.
3. Nelly Indrasari, S.SiT., M.Kes., selaku Ketua Program Studi DIII
Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
4. Nora Isa Tri Novadela, SST., M.Kes., selaku pembimbing I dan Anggota
Penguji, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada
penulis sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
5. Mugiati, SKM.,M.Kes., selaku pembimbing II dan Penguji II, yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis sehingga
Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
6. Risneni R,S.SiT.,M.Kes., selaku penguji I, yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis.
7. PMB Karmila,S.ST yang telah member izin dan membantu penelitian ini.
8. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki
penulis serta teman-teman reguler dua yang saya sayangi.
Semoga Allah memberikan balasan pahala atas segala amal perbuatan
dan usaha yg telah kita lakukan, dan semoga Askeb Komprehensif ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Januari 2020

Penulis
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III KEBIDANAN TANJUNG
KARANG
TAHUN 2020

BIODATA PENULIS

A. Identitas Diri
Nama : Evina Triani
NIM : 1715401099

Tempat/Tanggal Lahir : Karyatani, 03 April 1999


Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Mahasiswa : Reguler 2
Alamat : Jl. Kelengkeng RT/RW 034/011 Kel. Yosomulyo
Kec. Metro Pusat, Kota Metro.

B. Riwayat Pendidikan
SD (2006-2011) : SD Negeri Karyatani Lampung Timur
(2011-2012) : SD Negeri 9 Metro Pusat
SMP (2012-2015) : SMP Negeri 2 Metro
SMA (2015-2017) : SMA Negeri 1 Metro
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ........................................................... i


HALAMAN SAMPUL DALAM ........................................................ ii
RINGKASAN ..................................................................................... iii
ABSTRACT ........................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................. v
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ vi
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................ viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN..................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan. .................................................................................. 2
1. Umum ............................................................................... 2
2. Khusus .............................................................................. 3
D. Manfaat ................................................................................. 3
E. Ruang Lingkup ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kasus .............................................................. 5
B. Kewenangan Bidan Terhadap Kasus Tersebut .................... 35
C. Hasil Penelitian Terkait ....................................................... 36
D. Kerangka Teori ..................................................................... .38
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Lokasi dan Waktu pelaksanaa ............................................ 39
B. Subjek Laporan Kasus ......................................................... 39
C. Instrumen Kumpulan Data ................................................... 39
D. Teknik/Cara pengumpulan data primer dan sekunder ........ 39
E. Alat dan Bahan .................................................................... 40
F. Jadwal Kegiatan ................................................................... 41
BAB IV TINJAUAN KASUS
A. Hasil Tinjauan Kasus ............................................................. 43
BAB V PEMBAHASAN
A. Pembahasan ........................................................................... 62
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 65
B. Saran ..................................................................................... 65
DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1 TFU Menurut Penambahan Per Tiga Jari ......................................... 11


Tabel 2 Jadwal Kegiatan (Matriks Kegiatan) ................................................. 41
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Visual Analogue Scale .................................................................... 26


Gambar 2 Numeric Paint Rating Scale............................................................. 26
Gambar 3 Verbal Rating Scale ........................................................................ 28
Gambar 4 Face Paint Rating Scale ................................................................... 28
DAFTAR SINGKATAN

ASI Air Susu Ibu


ANC Antenatal Care
BAB Buang Air Besar
BAK Buang Air Kecil
DJJ Denyut Jantung Janin
DTT Dekontaminasi Tingkat Tinggi
HCG Human Chorionic Gonadotropin
HPHT Hari Pertama Dan Haid Terakhir
KB Keluarga Berencana
PAP Pintu Atas Panggul
PX Processus Xiphoideus
TBJ Taksiran Berat Janin
TD Tekanan Darah
TFU Tinggi Fundus Uteri
TT Tetanus Toxoid
USG Ultrasonografi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu yang membahagiakan bagi setiap pasangan
suami istri. Namun terkadang muncul keluhan selama kehamilan, salah satu
diantaranya yang amat mengganggu adalah masalah nyeri punggung ketika hamil.
Nyeri punggung saat hamil biasanya dialami wanita pada waktu-waktu tertentu
dalam masa kehamilannya, biasanya sering terjadi pada trimester ketiga
kehamilan. Menurut Mantle, berdasarkan survey di Inggris dan Skandinavia 50 % ibu
hamil menderita nyeri punggung dan 70 % dialami juga pada wanita hamil di
Australia. Sedangkan di Indonesia terdapat 373.000 ibu hamil diantaranya 60-80%
mengalami nyeri punggung (back pain). Berdasarkan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2016 jumlah ibu hamil di Provinsi Lampung
sebesar 35.437 jiwa dan 70% diantaranya mengalami nyeri punggung. Sehingga
latihan fisik yang spesifik diperlukan untuk membantu ibu hamil melakukan adaptasi
terhadap perubahan fisik pada tubuhnya selama kehamilan (Brayshaw, 2009).
Mantle melaporkan bahwa 16% wanita yang diteliti mengeluh nyeri
punggung hebat dan 36% dalam kajian Ostgaard et al. tahun 1991 melaporkan
nyeri punggung yang signifikan. Semakin membesarnya kehamilan, postur tubuh ibu
berubah sebagai penyesuaian terha dap uterus yang semakin berat. Nyeri yang
dirasakan ibu hamil pada punggung disebabkan oleh karena bahu tertarik kebelakang
dan tulang belakang menjadi lebih lengkung, persendian lumbal menjadi lebih elastis
sehingga mengakibatkan rasa sakit pada punggung (Fauziah, 2012). Nyeri punggung
yang dialami ibu hamil menyebabkan kenyamanan hidup wanita hamil semakin
menurun, jika tidak mendapatkan penanganan yang baik (Kartonis et al, 2011).
Keluhan yang paling sering terjadi pada ibu hamil trimester 3 adalah nyeri
punggung. Apabila tidak segera diatasi dapat berakibat nyeri kronis. Salah satu
cara mengatasi nyeri punggung adalah dengan teknik pijatan lembut yang disebut
Endorphin massage. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian
Endorphin massage terhadap penurunan intensitas nyeri punggung pada ibu hamil
trimester 3. Pijatan ini dapat merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa
endorfin yang merupakan pereda rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan
nyaman.
Selama ini, endorfin sudah dikenal sebagai zat yang Upaya untuk
mengurangi rasa nyeri dapat menggunakan cara farmakologi dan non farmakologi.
Terapi farmakologi dengan cara memberikan obat anti nyeri (analgesik) pada ibu
hamil direkomendasikan oleh dokter dan terapi nonfarmakologi dapat dilakukan
oleh petugas kesehatan atau keluarga pasien yaitu salah satunya menggunakan
Endorphin Massage. Salah satu terapi nyeri secara non farmakologis adalah
dengan endorphin massage, yaitu teknik sentuhan atau pijatan ringan yang dapat
memberikan rasa tenang dan nyaman pada ibu saat menjelang persalinan maupun
saat persalinan berlangsung. Selama ini endorphin sudah dikenal sebagai zat yang
banyak manfaatnya (Kuswandi, 2011).
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan
terhadap ibu hamil dengan nyeri punggung di PMB Karmila, S.ST Kalianda
Lampung Selatan. Penulis ingin memberikan asuhan kebidanan dengan
menggunakan penerapan endorphin massage yang diharapkan mampu untuk
mengurangi masalah masalah nyeri punggung pada ibu hamil.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut “Bagaimana penerapan endorphin massage pada ibu
hamil dengan nyeri punggung di PMB Karmila, S.ST dapat mengurangi rasa
nyeri?”
C. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya studi kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengurangi nyeri punggung
bagian bawah pada ibu hamil dengan menggunakan endorphin massage di
PMB Karmila, S.ST Kalianda Lampung Selatan.

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data pada ibu hamil dengan pendekatan manajemen
kebidanan dan dituangkan dalam bentuk SOAP.
b. Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan ibu hamil dengan nyeri punggung di PMB Karmila, S.ST
Kalianda Lampung Selatan.
c. Merumuskan diagnosa potensial pada ibu hamil dengan nyeri punggung
melalui pendekatan manajemen kebidanan di PMB Karmila,S.ST Kalianda
Lampung Selatan.
d. Melakukan antisipasi atau tindakan segera pada ibu hamil dengan nyeri
punggung melalui pendekatan manajemen kebidanan dan teknik endorphin
massage di PMB Karmila, S.ST Kalianda Lampung Selatan.
e. Merencanakan tindakan menyeluruh sesuai dengan data pengkajian ibu
hamil dengan nyeri punggung melalui pendekatan manajemen kebidanan.
f. Melaksanakan dan mengajarkan tindakan asuhan kebidanan dan teknik
endorphin massage pada ibu hamil dengan nyeri punggung di PMB
Karmila, S.ST Kalianda Lampung Selatan.
g. Mengevaluasi hasil asuhan dan teknik endorpin massage pada ibu hamil
dengan nyeri punggung di PMB Karmila,S.ST Kalianda Lampung Selatan.

D. Manfaat
1. Manfaat Penulis

Menambah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan terhadap endorpin


massage dan dapat mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan nyeri punggung di
PMB Karmila, Kalianda Lampung Selatan.

2. Bagi Klien

Manfaat bagi klien adalah menambah wawasan dan pengetahuan tentang


endorpin massage serta dapat melakukan penerapan sendiri dengan keluarga.

3. Bagi Lahan Praktik

Dapat digunakan sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan mutu


pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan melalui
pendekatan manajemen dan pelayanan enterpreneur.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai metode penilaian pada mahasiswa kebidanan dalam menyusun


proposal Laporan Tugas Akhir dan sebagai dokumentasi di perpustakaan
Prodi Kebidanan Tanjungkarang untuk bahan bacaan dan acuan untuk
mahasiswa selanjutnya.

E. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Aasuhan kebidanan ini ditunjukan kepada ibu hamil dengan keluhan nyeri
punggung.

2. Tempat
Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dilakukan di PMB Karmila, Kalianda
Lampug Selatan.

3. Waktu

Waktu pelaksanaan asuhan kebidanan ini adalah 03 Februari - 25 Maret 2020

BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Konsep Dasar Kasus


1. Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan


didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. (Prawirohardjo, 2014)
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua bulan keempat
sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. (Saifuddin,
2014)

2. Konsepsi, Fertilisasi, dan Implantasi


a. Konsepsi

Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat


yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Pertemuan inti ovum dengan
inti spermatozoa disebut konsepsi. Periode ini adalah awal terjadinya
kehamilan pada seorang wanita. Proses konsepsi dapat berlangsung
sebagai berikut :
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi diliputi oleh korona
radiata yang mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah
sitoplasma yang disebut vitellus.
3) Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona
pleusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitellua, meliputi saluran pada
zona pleusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba

b. Fertilisasi
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani
dengan sel telur di tuba fallopi, umumnya terjadi di ampula tubapada
hari kesebelas sampai empat belas dalam siklus menstruasi. Wanita
mengalami ovulasi sehingga siap untuk dibuahi. Bila saat ini
dilakukan koitus, sperma yang mengandung 110 – 120 juta sel sperma
dipancarkan ke bagian atas dinding vagina terus naik ke serviks dan
melintasi uterus menuju tuba fallopi disinilah ovum dibuahi.
Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh
arus dan getaran rambut getar (sillia) serta kontraksi tuba. Hasil
konsepsi tuba dalam kavum uteri pada tingkatan blastula.
Pertemuan/penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut
sebagai pembuahan atau fertilisasi. (Elisabeth M. Lalita,2013: 41)

c. Implantasi
Implantasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi
kedalam endometrium. Ketika blastulamencapai rongga rahimjaringan
endometrium berada dalam mada sekresi. Jaringan jaringan
endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua yaitu sel-sel
besar yang mengandung banyak glikogen serta mudah dihancukan oleh
trofoblas. Blastula dengan bagian berisi massa sel dalam akan mudah
masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian
sembuh dan menutup lagi.
Itulah sebabnya kadang-kadang pada saat implantasi terjadi
terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda Hartman).
Umumnya implantasi terjadi pada depan atau belakang rahim
(korpus) dekat fundus uteri. Bila implantasi telah terjadi, dimulailah
diferensi sel-sel blastula. (Elisabeth M. Lalita,2013: 42)
3. Tanda - tanda Kehamilan
a. Tanda tidak pasti hamil

1) Amenorrhea (terlambat datang bulan)


Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe
menandakan kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat karena
umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui
tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya
kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan dengan memakai rumus
dari Naegele. (Elisabeth M. Lalita,2013: 117)

2) Nausea (enek) dan emesis (muntah)


Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan
sampai akhir triwulan pertama disertai kadang-kadang oleh
muntah. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan
ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas tertentu keadaan
ini masih fisiologis, namun bila terlampu sering dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut dengan
hiperemesis gravidarum. (Elisabeth M. Lalita,2013: 117)

3) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)


Sering terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilangkan
dengan makin tuanya kehamilan. (Elisabeth M. Lalita,2013: 117)

4) Mamae menjadi tegang dan membesar


Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron
yang merangsang duktus dan alveoli pada mamae, sehingga
glandula montglomery tampak lebih jelas. (Elisabeth M.
Lalita,2013: 117)

5) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)


Terjadi pada bulan-bulan pertama tetapi setelah itu nafsu makan
akan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah
pengertian makan untuk “dua orang” sehingga kenaikan berat
badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. (Elisabeth M.
Lalita,2013: 117)

6) Sering kencing
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus
yang mmbesar dari rongga panggul. (Elisabeth M. Lalita,2013:
17)

7) Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh
hormon steroid. (Elisabeth M. Lalita,2013: 117)

8) Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 1 minggu ke atas. Pada pipi, hidung, dan
dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan,
dikenal sebagai kloasma gravidarum (topeng kehamilan).
(Elisabeth M. Lalita,2013: 117)

9) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada triwulan
pertama. (Elisabeth M. Lalita,2013: 117)

10) Varises (penekanan vena-vena)


Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daersh
genetalia ekstrerna, fossa poplitea, kaki, dan betis. Pada
multigravida kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan
yang terdahulu, kemudian timbul kembali pada triwulan pertama.
(Elisabeth M. Lalita,2013: 117)

b. Tanda kemungkinan hamil

Tanda kemungkinan hamil dapat ditentukan oleh:


1) Rahim membesar
Terjadi pembesaran bentuk dan konsistensi rahim. Pada pemeriksaan
dalam dapat diraba bahwa uterus membesar. (Elisabeth M. Lalita,2013:
118)

2) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama
daerah ismus. (Elisabeth M. Lalita,2013: 118)

3) Tanda chadwicks
Adanya hipervaskularisasi menyebabkan vagina dan vulva tampak lebih
merah, agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio pun tampak livide. Hal
ini disebabkan oleh pengaruh hormon esterogen. (Elisabeth M.
Lalita,2013: 118)

4) Tanda piscaseck
Uterus mengalami pembesaran terkadang pembesaran tidak rata tetapi di
daerah telur ternidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan
uterus membesar ke salah satu jurusan pembesaran. (Elisabeth M.
Lalita,2013: 118)

5) Kontraksi Braxton hicks


Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Waktu palpasi atau
pemeriksaan dalam uterus yang tadinya lunak akan menjadi keraskarena
berkontraksi. (Elisabeth M. Lalita,2013: 118)

c. Tanda pasti hamil


Tanda pastin adalah tanda-tanda obyektif yang didapatkan oleh pemeriksa
yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan. Yang
termasuk tanda pasti kehamilan yaitu:

1) Pemeriksaan kehamilan positif


Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya hormon HCG
pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi hari.
(Elisabeth M. Lalita,2013: 118)

2) Terasa gerakan janin


Gerakkan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada
kehamilan 18 minggu. Sedangkan pada multigravida pada kehamilan
16 minggu karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Pada
bulan IV dan V janin itu kecil jika dibandingkan dengan banyaknya air
ketuban, maka kalau rahim didorong atau digoyangkan, makan anak
melenting di dalam rahim. Ballottement ini dapat ditentukan dengan
pemeriksaan luar maupun dengan jari yang melakukan pemeriksaan
dalam. (Elisabeth M. Lalita,2013: 118)

3) Teraba bagian – bagian janin


Bagian-bagian janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa
dengan cara palpasi menurut leopold. (Elisabeth M. Lalita,2013: 118)

4) Denyut jantung janin


Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa
dengan menggunakan:
a) Fetal elektrocardiograph pada kehamilan 12 minggu.
b) Sistem doppler pada kehamilan 12 minggu.
c) Stetostkop leanec pada kehamilan 18 – 20 minggu.

5) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen


Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa
ukuran kantong janin, panjangnya janin, dan diameter biparetalis
hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan (Elisabeth M.
Lalita,2013: 119)

4. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan


Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genitalia wanita
mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
a. Uterus
Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya
sebesar 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi
sebersat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia
dan hipertropi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran
rahim karena pertumbuhan janin. Perubahan pada isthmus uteri (rahim)
menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada
pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh. Perlunakan
isthmus disebut tanda Hegar.
Tabel 2.1. TFU menurut Penambahan per Tiga Jari

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


(Minggu) (TFU)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
36 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
Sumber: Sulistyawati, 2009

a. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan
terjadinya edema pada seluruh serviks, berssamaan dengan terjadinya
hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. Seviks manusia
merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang mengalami
perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan pesalinan. Bersifat
seperti katup yang bertanggung jawab menjaga janin di dalam uterus
sampai akhir kehamilan dan selama persalinan. (Prawirohardjo, 2014)

b. Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas
sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran
estrogen dan progesteron. Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang
mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya
sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu. Proses
ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga
ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.
(Prawirohardjo, 2014)

c. Vagina
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat
jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina
akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwick.
Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan
ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.

d. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu
estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin.
Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI dijabarkan
sebagai berikut.
1) Estrogen, berfungsi:
a) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara
b) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga
payudara tampak makin membesar
c) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air, dan garam
menyebabkan rasa sakit pada payudara
2) Progesteron, berfungsi:
a) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
b) Meningkatkan jumlah sel asinus
3) Somatomamotrofin, berfungsi:
a) Memengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan
laktoglobulin
b) Penimbunan lemak di sekitar alveolus payudara
c) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan

e. Sistem kardiovaskular
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap
menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung (cardiac output)
meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia
kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28
minggu. Setelah mencapai kehmilan 30 minggu, curah jantung agak
menurun karena pembesaran rahim menekan vena yang membawa darah
dari tungkai ke jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat
sebesar 30%, setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% di
atas batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.

f. Sistem respirasi
Pada kehamilan, terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat
memenuhi kebutuhan O2. Di samping itu, terjadi desakan diafragma
karena dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu.
Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O 2 yang
meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% daripada
biasanya. (Manuaba, 2010)

g. Sistem pencernaan
Oleh karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung
meningkat dan dapat menyebabkan:
1) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi)
2) Daerah lambung terasa panas
3) Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut
morning sickness
4) Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum
5) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari,
disebut hiperemesis gravidarum
6) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan obstipasi
(Manuaba, 2010)

h. Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan
oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering
berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila
uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin
sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
(Prawirohardjo, 2014)
i. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan pada deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus
hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmantasi ini
terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mammae, papilla
mammae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah persalinan
hiperpigmentsi ini akan menghilang. (Manuaba, 2010)

j. Perubahan metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal
dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan
ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah
12,5 kg. (Manuaba, 2010)

k. Sistem muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior,
lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai.
Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan oubis akan meningkat mobilitasnya,
yang diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat
mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan
perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir
kehamilan. (Prawirohardjo, 2014)

5. Ketidaknyamanan dalam kehamilan


Beberapa gangguan yang secara umum dapat timbul waktu hamil :
a. Rasa mual dan muntah
Dapat timbul pada setiap saat, pagi hari maupun malam hari.
Umumnya dalam trimester pertama dan berangsur kurang sesuai
bertambah umur kehamilan perasaan mual dan muntah lebih
mungkin akan terjadi jika perut ibu sedang kosong.

b. Kelelahan (Fatique)
Prasaan lelah teus-menerus umumnya terjadi pada trimester pertama,
ibu merasa malas untuk melakukan sesuatu.

c. Sukar tidur (Insomnia)


Biasanya terjadi pada trimester ketiga, perut ibu nertambah besar dan
sukar untuk mencari posisi yang tepat untuk tidur. Disamping itu
mungkin juga ada gangguan sering buang air kecil pada malam hari.

d. Sakit pinggang bagian bawah


Terjadi perubahan pada posisi tubuh ibu sebagai keseimbangan
terhadap membesarnya rahim.

e. Oedema
Oedema pada kehamilan terjadi pada penekanan rahim yang
bertambah besar.

f. Nocturia (Sering kencing pada malam hari)


Sering terjadi pada trimester I dan II karena penekanan rahim pada
kandung kemih.

g. Pica (Ngidam)
Keinginan untuk memakan sesuatu yang terkadang bukan berbentuk
bahan makanan. ( Dewi Kartika Alam, 2012:137)
7. Pengkajian Umum Nyeri
a. Pengertian nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan
potensial yang tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada suatu bagian
tubuh ataupun sering disebut dengan istilah distruktif dimana jaringan
rasanya seperti di tusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi,
perasaan takut dan mual (Potter & Pery, 2012).
Nyeri dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang sukar dipahami
dan fenomena yang kompleks meskipun universal, tetapi masih
merupakan misteri. Nyeri adalah salah satu mekanisme pertahanan
tubuh manusia yang menunjukkan adanya pengalaman masalah. Nyeri
merupakan keyakinan individu dan bagaimana respon individu tersebut
terhadap sakit yang dialaminya (Taylor, 2011). Berdasarkan pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri adalah fenomena yang subyektif
dimana respon yang dialami setiap individu akan berbeda untuk
menunjukkan adanya masalah atau perasaan yang tidak nyaman.

b. Faktor yang mempengaruhi nyeri


Faktor yang mempengaruhi nyeri menurut Taylor (2011) diantaranya:
1) Budaya
Latar belakang etnik dan warisan budaya telah lama dikenal sebagai
faktor faktor yang mempengaruhi reaksi nyeri dan ekspresi nyeri
tersebut. Perilaku yang berhubungan dengan nyeri adalah sebuah
bagian dari proses sosialisasi. Individu mempelajari apa yang
diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini
meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri.

2) Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan perbedaan yang telah dikodratkan
Tuhan. Perbedaan antara laki laki dengan perempuan tidak hanya
dalam faktor biologis, tetapi aspek sosial kultural juga membentuk
berbagai karakter sifat gender. Karakter jenis kelamin dan
hubungannya dengan sifat keterpaparan dan tingkat kerentanan
memegang peranan tersendiri (contoh: laki-laki tidak pantas
mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri). Jenis kelamin
dengan respon nyeri laki- laki dan perempuan berbeda. Hal ini
terjadi karena laki-laki lebih siap untuk menerima efek, komplikasi
dari nyeri sedangkan perempuan suka mengeluhkan sakitnya dan
menangis.

3) Usia
Usia dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah waktu hidup
atau ada sejak dilahirkan. Semakin bertambah usia semakin
bertambah pula pemahaman terhadap suatu masalah yang
diakibatkan oleh tindakan dan memiliki usaha untuk mengatasinya.
Umur lansia lebih siap melakukan dengan menerima dampak, efek
dan komplikasi nyeri. Perbedaan perkembangan, yang ditemukan
diantara kelompok usia anak-anak yang masih kecil memiliki
kesulitan memahami nyeri dan prosedur yang dilakukan perawat.

4) Kepercayaan spiritual
Kepercayaan spiritual dapat menjadi kekuatan yang memengaruhi
pengalaman individu dari nyeri. Pasien mungkin terbantu dengan
cara berbincang dengan penasihat spiritual mereka.

5) Lingkungan dan dukungan keluarga


Individu dari kelompok sosiobudaya yang berbeda memiliki
harapan yang berbeda tentang orang, tempat mereka
menumpahkan keluhan mereka tentang nyeri, klien yang
mengalami nyeri seringkali bergantung pada anggota keluarga atau
teman untuk memperoleh dukungan, bantuan, atau perlindungan.
Apabila tidak ada keluarga atau teman, seringkali pengalaman
nyeri membuat klien semakin tertekan.

c. Sifat nyeri
Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual. ada empat
atribut pasti untuk pengalaman nyeri, yaitu: nyeri bersifat individual,
tidak menyenangkan, merupakan suatu kekuatan yang mendominasi,
bersifat tidak berkesudahan.

d. Teori – teori nyeri


1) Teori Spesivitas ( Specivicity Theory)
Teori Spesivitas ini diperkenalkan oleh Descartes, teori ini
menjelaskan bahwa nyeri berjalan dari resepror-reseptor nyeri
yang spesifik melalui jalur neuroanatomik tertentu kepusat nyeri
diotak. Teori spesivitas ini tidak menunjukkan karakteristik
multidimensi dari nyeri, teori ini hanya melihat nyeri secara
sederhana yakni paparan biologis tanpa melihat variasi dari efek
psikologis individu (Andarmoyo, 2013).

2) Teori Pola (Pattern theory)


Teori Pola diperkenalkan oleh Goldscheider pada tahun 1989, teori
ini menjelaskan bahwa nyeri di sebabkan oleh berbagai reseptor
sensori yang di rangsang oleh pola tertentu, dimana nyeri ini
merupakan akibat dari stimulasi reseprot yang menghasilkan pola
dari implus saraf.

3) Teori Pengontrol Nyeri(Theory Gate Control)

Teori gate control dari Melzack dan Wall ( 1965) menyatakan


bahwa implus nyeri dapat diatur dan dihambat oleh mekanisme
pertahanan disepanjang sistem saraf pusat, dimana implus nyeri
dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan implus dihambat
saat sebuah pertahanan tertutup (Andarmoyo, 2013).

4) Endogenous Opiat Theory

Teori ini di kembangkan oleh Avron Goldstein, ia mengemukakan


bahwa terdapat substansi seperti opiet yang terjadi selama alami
didalam tubuh, substansi ini disebut endorphine (Andarmoyo,
2013). Endorphine mempengaruhi trasmisi implus yang
diinterpretasikan sebagai nyeri. Endorphine kemugkinan bertindak
sebagai neurotrasmitter maupun neoromodulator yang
menghambat trasmisi dari pesan nyeri (Andarmoyo, 2013).

e. Klasifikasi nyeri
1) Nyeri berdasarkan durasi
a. Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut,
penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki proses yang cepat
dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat), dan
berlangsung untuk waktu yang singkat. Nyeri akut berdurasi
singkat (kurang lebih 6 bulan) dan akan menghilang tanpa
pengobatan setalh area yang rusak pulih kembali (Andarmoyo,
2013).

b. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang intermiten yang menetap
sepanjang suatu priode waktu, Nyeri ini berlangsung lama
dengan intensitas yang bervariasi dan biasanya berlangsung lebih
dari 6 bulan

2) Nyeri berdasarkan asal


a) Nyeri nosiseptif

Nyeri Nosiseptif merupakan nyeri yang diakibatkan oleh


aktivitas atau sensivitas nosiseptor perifer yang merupakan
respetor khusus yang mengantarkan stimulus naxious
(Andarmoyo, 2013). Nyeri Nosiseptor ini dapat terjadi karna
adanya adanya stimulus yang mengenai kulit, tulang, sendi,
otot, jaringan ikat, dan lain-lain (Andarmoyo, 2013).

b) Nyeri neuropatik

Nyeri neuropatik merupakan hasil suatu cedera atau


abnormalitas yang di dapat pada struktur saraf perifer maupun
sentral , nyeri ini lebih sulit diobati (Andarmoyo, 2013).
3) Nyeri berdasarkan lokasi
a) Supervicial atau kutaneus

Nyeri supervisial adalah nyeri yang disebabkan stimulus kulit.


Karakteristik dari nyeri berlangsung sebentar dan
berlokalisasi. Nyeri biasanya terasa sebagai sensasi yang
tajam. Contohnya tertusuk jarum suntik dan luka potong kecil
atau laserasi.

b) Viseral dalam

Nyeri viseral adalah nyeri yang terjadi akibat stimulasi organ-


organ internal. Nyeri ini bersifat difusi dan dapat menyebar
kebeberapa arah. Contohnya sensasi pukul (crushing) seperti
angina pectoris dan sensasi terbakar seperti pada ulkus
lambung.

c) Nyeri Alih (Referred pain)


Nyeri alih merupakan fenomena umum dalam nyeri viseral karna
banyak organ tidak memiliki reseptor nyeri. Karakteristik nyeri
dapat terasa di bagian tubuh yang terpisah dari sumber nyeri dan
dapat terasa dengan berbagai karakteristik Contohnya nyeri yang
terjadi pada infark miokard, yang menyebabkan nyeri alih ke
rahang, lengan kiri, batu empedu, yang mengalihkan nyeri ke
selangkangan.

d) Radiasi nyeri
Radiasi merupakan sensi nyeri yang meluas dari tempat awal
cedera ke bagian tubuh yang lain. Karakteristik nyeri terasa
seakan menyebar ke bagian tubuh bawah atau sepanjang
kebagian tubuh. Contoh nyeri punggung bagian bawah akibat
diskusi interavertebral yang ruptur disertai nyeri yang meradiasi
sepanjang tungkai dari iritasi saraf skiatik.

f. Tanda dan gejala nyeri


Tanda dan gejala nyeri ada bermacam–macam perilaku yang tercermin
dari pasien. Secara umum orang yang mengalami nyeri akan
didapatkan respon psikologis berupa :
1) Suara: Menangis, merintih, menarik/menghembuskan nafas.
2) Ekspresi wajah: Meringiu mulut.
3) Menggigit lidah, mengatupkan gigi, dahi berkerut, tertutup
rapat/membuka mata atau mulut, menggigit bibir.
4) Pergerakan tubuh: Kegelisahan, mondar – mandir, gerakan
menggosok atau berirama, bergerak melindungi bagian tubuh,
immobilisasi, otot tegang.
5) Interaksi sosial: Menghindari percakapan dan kontak sosial,
berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri, dan disorientasi waktu.

g. Proses atau mekanisme nyeri


Proses fisiologis yang berhubungan dengan persepsi nyeri
diartikan sebagai nosisepsi. Menurut Taylor (2011) terdapat empat
proses yang terlibat dalam mekanisme nyeri: transduksi, transmisi,
persepsi dan modulasi.

1) Transduksi
Aktivasi dari reseptor nyeri terjadi selama proses transduksi.
Transduksi merupakan proses dari stimulus nyeri yang diubah ke
bentuk yang dapat diakses oleh otak (Taylor, 2011). Selama fase
transduksi, stimulus berbahaya (cedera jari tangan) memicu
pelepasan mediator biokimia.

2) Transmisi
Impuls nyeri berjalan dari serabut saraf tepi ke medulla spinalis. Zat
P bertindak sebagai neurotrasmiter, yang meningkatkan pergerakan
impuls menyebrangi setiap sinaps saraf dari neuron aferen primer ke
neuron ordo kedua di kornu dorsalis medulla spinalis. Transmisi dari
medulla spinalis dan asendens, melalui traktus spinotalamikus, ke
batang otak dan talamus. Lalu melibatkan transmisi sinyal antara
talamus ke korteks sensorik somatik tempat terjadinya persepsi
nyeri.

3) Persepsi
Persepsi dari nyeri melibatkan proses sensori bahwa akan datang
persepsi nyeri (Taylor, 2011). Persepsi merupakan titik kesadaran
seseorang terhadap nyeri. Stimulus nyeri ditransmisikan naik ke
medulla spinalis ke talamus dan otak tengah. Dari talamus, serabut
menstransmisikan pesan nyeri ke berbagai area otak, termasuk
korteks sensori dan korteks asosiasi (dikedua lobus parietalis), lobus
frontalis, dan sistem limbik. Ada sel-sel di dalam limbik yang
diyakini mengontrol emosi, khususnya ansietas. Selanjutnya
diterjemahkan dan ditindak lanjut berupa tanggapan terhadap nyeri
tersebut.

4) Modulasi
Proses dimana sensasi dari nyeri dihambat atau dimodifikasi disebut
modulasi. Sensasi nyeri diantaranya dapat diatur atau dimodifikasi
oleh substansi yang dinamakan neuromodulator. Neuromodulator
merupakan campuran dari opioid endogen, yang keluar secara alami,
seperti morphin pengatur kimia di ganglia spinal dan otak. Mereka
memiliki aktivitas analgesik dan mengubah persepsi nyeri.
Endhorpin dan enkephalin merupakan neuromodulator opioid.
Endhorpin diproduksi di sinap neural tepatnya titik sekitar CNS.
Endhorpin ini merupakan penghambat kimia nyeri terkuat yang
memiliki efek analgesik lama dan memproduksi euphoria.
Enkephalin yang mana tersebar luas seluruhnya di otak dan ujung
dorsal di ganglia spinal, dipertimbangkan sedikit potensi daripada
endhorpin. Enkephalin dapat mengurangi sensasi nyeri oleh
penghambat yang dilepaskan dari substansi P dari neuron afferent
terminal (Taylor, 2011).

h. Penyebab nyeri punggung pada kehamilan


Secara umum, nyeri punggung yang terjadi pada ibu hamil
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu perubahan postur
tubuh selama kehamilan, hal ini sejalan dengan bertambahnya berat
badan secara bertahap selama kehamilan dan redistribusi pemusatan
pengaruh hormonal pada struktur ligamen pusat gravitasi tubuh bergeser
kedepan dan jika dikombinasikan dengan peregangan otot abdomen
yang lemah, hal ini sering mengakibatkan lekukan pada tulang lumbal
yang disertai pembulatan pada bahu serta dagu yang menggantung.
Akibatnya adalah nyeri punggung yang biasanya berasal dari sakroiliaka
atau lumbal dapat menjadi gangguan pinggang jangka panjang.
i. Pengukuran intensitas nyeri

Nyeri Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah


nyeri dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri bersifat
sangat subjektif dan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan
berbeda oleh dua orang yang berbeda (Andarmoyo, 2013). Pengukuran
nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mugkin adalah
menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri, namun
pengukuran dengan pendekatan objektif juga tidak dapat memberikan
gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri. Beberapa skala intensitas nyeri
dapat ada yang bersifat unidimensional atau multidimensional.
Pengkajian unidimensional merupakan alat ukur nyeri yang hanya
melihat satu dimensi nyeri yang dirasakan pasien. Pengkajian skala
nyeri unidemensional terdiri dari Visual Analogue Scale, Verbal Rating
Scale, Numeric Pain Rating Scale, Faces Pain Rating Scale.

1) Visual Analogue Scale


Merupakan metode pengukuran skala linier yang menggambarkan
secara visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang
pasien. Metode ini menilai nyeri dengan skala kontinu terdiri dari gasir
horisontal atau vertikal. Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa
angka atau peryataan deskriptif, biasanya panjangnya 10 cm (100 mm),
skor nol menunjukan tidak nyeri dan skor 100 nyeri hebat. Pengukuran
nyeri dilakukan dengan menganjurkan pasien untuk memberikan tanda
pada garis lurus yang telah disediakan dan memberikan tanda titik
dimana skala nyeri pasien dirasakan. Selanjutnya diinterprestasikan
dengan menggunakan penggaris, lalu lihat dimana skala nyeri pasien
berada.

Visual Analogue Scale (Evan, 2010)

2) Numeric Pain Rating Scale

Numeric Pain Rating Scale (Evan, 2010)

Merupakan alat ukur skala nyeri unidimensional yang berbentuk


garis horizontal sepanjang 10 cm, 0 menunjukan tidak nyeri dan 10 nyeri
berat. Pengukuran nyeri dilakukan dengan menganjurkan pasien untuk
memberikan tanda pada angka yang ada pada garis lurus yang telah
disediakan dan memberikan tanda titik dimana skala nyeri pasien
dirasakan. Selanjutnya untuk interprestasi dilihat langsung dimana pasien
memberikan tanda untuk skala nyeri yang dirasakannya (Hawker, 2011;
Evan, 2010; Powel , 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Brunelli et al
(2010) mengenai hubungan NPRS dengan Verbal Rating Scale menunjukan
inter-rater reliability dengan koefisien kappa 0,80 sampai dengan 0,86.
Penelitian yang dilakukan oleh Ribeiro et al (2011) di ruang IGD rumah
sakit di Brazil menyatakan bahwa sebagian besar perawat (72,7%)
melaporkan mengetahui skala numerik untuk mengidentifikasi nyeri.

Tabel keterangan skala nyeri

Skala Nyeri Keterangan (Kriteria Nyeri)


0 Tidak ada keluhan nyeri haid/kram di area perut bagian bawah,
(Tidak Nyeri) wajah tersenyum, vocal positif, bergerak dengan mudah, tidak
menyentuh atau menunjukkan area yang nyeri.

1-3 Terasa kram pada perut bagian bawah, tetapi masih dapat
(Nyeri Ringan) ditahan, masih dapat melakukan aktivitas, masih dapat
berkonsentrasi belajar.

4-6 Terasa kram di area perut bagian bawah, kram/nyeri tersebut


(Nyeri Sedang) menyebar ke pinggang, kurang nafsu makan, sebagian aktivitas
dapat terganggu, sulit/susah berkonsentrasi belajar, terkadang
merengek kesakitan, wajah netral, tubuh bergeser secara netral,
menepuk/meraih area yang nyeri.

7-9 Terasa kram berat pada perut bagian bawah, nyeri menyebar ke
(Nyeri Berat) pinggang, paha atau punggung, tidak ada nafsu makan, mual,
badan lemas, tidak kuat beraktivitas, tidak dapat berkonsentrasi
belajar, menangis, wajah merengut/meringis, kaki dan tangan
tegang/tidak dapat digerakkan.

10 Terasa kram yang berat sekali pada perut bagian bawah, nyeri
(Nyeri Sangat menyebar ke pinggang, kaki, dan punggung, tidak mau makan,
Berat) mual, muntah, sakit kepala, badan tidak ada tenaga, tidak bisa
berdiri atau bangun dari tempat tidur, tidak dapat beraktivitas,
tangan menggenggam, mengatupkan gigi, menjerit, terkadang
bisa
sampai pingsan.
3) Verbal rating scale
Merupakan Skala verbal menggunakan kata-kata dan bukan garis atau
angka untuk menggambarkan tingkat nyeri. Skala yang digunakan dapat
berupa tidak ada nyeri, sedang, parah. Hilang/redanya nyeri dapat
dinyatakan sebagai sama sekali tidak hilang, sedikit berkurang, cukup
berkurang, baik/nyeri hilang sama sekali. Karena skala ini membatasi
pilihan kata pasien, skala ini tidak dapat membedakan berbagai tipe nyeri
(Hawker, 2011; Evan, 2010; Powel , 2010).

Verbal Rating Scale (Evan, 2010)

4) Faces Pain Rating Scale


Metode pengkajian skala nyeri FPRS ini menyajikan gambar dari 6
ekspresi wajah yang berbeda yang menggambarkan berbagai emosi. Skala
ini mungkin berguna dalam anak-anak, pada pasien yang memiliki
gangguan kognitif ringan sampai sedang.

Faces Pain Rating Scale (Evan, 2010)


2) Manajemen penatalaksanaan nyeri
1) Manajemen Non Farmakologi
Manajemen nyeri non farmakologi merupakan tidakan
menurunkan respon nyeri tanpa menggunakan agen
farmakolgi.Dalam melakukan intervensi keperawatan/kebidanan,
manajemen non farmakologi merupakan tindakan dalam mengatasi
respon nyeri klien (Andarmoyo, 2013).

2) Manajemen farmakologi
Manajemen nyeri farmakologi merupakan metode yang
mengunakan obat- obatan dalam praktik penanganannya. Cara dan
metode ini memerlukan instruksi dari medis. Ada beberapa strategi
menggunakan pendekatan farmakologis dengan manajemen nyeri
persalinan dengan penggunaan analgesia maupun anastesi
(Andarmoyo, 2013).

8. Endorphin Massase
a. Pengertian Endorphin Massage
Endorphin massage merupakan suatu metode sentuhan ringan
yang dikembangkan pertama kali oleh Constance Palinsky yang
digunakan untuk mengelola rasa sakit. Teknik ini bisa dipakai untuk
mengurangi rasa tidak nyaman selama proses persalinan dan
meningkatkan relaksasi dengan memicu perasaan nyaman melalui
permukaan kulit. Teknik sentuhan ringan juga menormalkan denyut
jantung dan tekanan darah. Sentuhan ringan ini mencakup pemijatan
yang sangat ringan yang bisa membuat bulu-bulu halus kulit berdiri
dengan mengelus permukaan luar lengan ibu, mulai dari tangan
sampai siku. Riset membuktikan bahwa teknik ini meningkatkan
pelepasan endorphin dan oksitosin.
Sebelum dilakukan Endorphin massage sebagian besar (67,9%)
ibu hamil trimester 3 mengalami nyeri berat dan setelah dilakukan
Endorphin massage sebagian besar (64,3 %) mengalami nyeri sedang.
Melatih ibu dan pasangannya untuk melakukan pijatan ini sebaiknya
dilakukan pada saat umur kehamilan lebih dari 36 minggu, dengan
alasan, karena hormon oksitosin yang keluar bisa merangsang
timbulnya kontraksi. Teknik endorphin massage ini juga sangat
mendukung teknik relaksasi yang dalam dan membantu membentuk
ikatan antara ibu, suami dan janin dalam kandungannya.

b. Manfaat Endorphin Massage


Endorphine berasar dari kata Endogenous + Morphine yang
merupakan Molekul protein yang diproduksi sel-sel dari sistem syaraf
dan beberapa bagian tubuh yang berguna untuk bekerja bersama
reseptor sedativa untuk mengurangi rasa sakit. Reseptor analgesik ini
diproduksi di spinal cord dan ujung syaraf Endorphin merupakan
polipeptida-polipeptida yang terdiri dari 30 unit asam amino. Opioid-
opioid hormon-hormon penghilang stress seperti kortikotrofin,
kortisol dan katekolamin (adrenalin-Noradrenaline) yang dihasilkan
tubuh untuk mengurangi stress dan menghilangkan rasa nyeri. Tubuh
menghasilkan sedikitnya 20 endorphin yang berbeda manfaat dan
kegunaannya (masih diteliti). Beta-endorphin muncul sebagai
endorfin yang kelihatannya untuk memiliki pengaruh yang paling di
otak dan tubuh selama latihan; itu adalah satu jenis hormon peptida
yang dibentuk sebagian besar oleh Tyrosine, satu asam amino.
Struktur yang molekular adalah sangat serupa dengan morfin hanya
dengan kekayaan kimia yang berbeda Dan berikut kegunaan dari
endorphin:

1) Mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks.


2) Mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap.
3) mengendalikan perasaan stress, serta munculnya melalui berbagai
kegiatan, seperti pernafasan yang dalam dan relaksasi serta meditasi.
4) Membantu dalam relaksasi.
5) Menurunkan kesadaran nyeri dengan meningkatkan aliran darah ke
area yang sakit.
6) Memberikan rasa sejahtera umum yang dikaitkan dengan kedekatan
manusia, meningkatkan sirkulasi lokal, stimulasi pelepasan endorfin,
penurunan katekiolamin endogen rangsangan terhadap serat eferen
yang mengakibatkan blok terhadap rangsang nyeri. (Saryono, 2011).

c. Penyebab nyeri punggung pada kehamilan


Nyeri punggung merupakan nyeri yang terjadi pada area
lumbosakral. Nyeri punggung biasanya akan meningkat intensitasnya
seiring dengan pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini
merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi dan perubahan postur
tubuhnya. Perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar,
membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, dan angkat
beban. Gejala nyeri punggung ini juga disebabkan oleh hormon
estrogen dan progesteron yang mengendurkan sendi, ikatan tulang dan
otot dipinggul. Selain zat yang mampu merangsang kepekaan nyeri,
tubuh juga memiliki zat yang mampu menghambat (inhibitor) nyeri
yaitu endorfin dan enkefalin yang mampu meredakan nyeri.
Nyeri punggung dapat terjadi pada kehamilan trimester ketiga
karena janin yang tumbuh semakin besar dapat menyebabkan masalah
postur tubuh akibat berpindahnya titik keseimbangan pada tubuh ibu,
dan saat mendekati akhir masa kehamilan posisi bayi dapat menekan
syaraf yang berada di sekitar punggung bawah ibu. Beberapa hormone
kehamilan menyebabkan ligamen yang berada di atara tulang pelvis
(panggul) melunak dan sendi melonggar sebagai persiapan untuk
melahirkan.
Hormon endorphin adalah morfin alami tubuh yang bisa
menekan rasa sakit dan meningkatkan kekebalan tubuh agar bekerja
optimal. Untuk meningkatkan sekresi hormon endorpin dapat
dilakukan dengan melakukan pijat endorphin. Pijat Endorphin atau
terapi sentuhan ringan merupakan sebuah terapi sentuhan/pijatan
ringan yang cukup penting diberikan pada wanita hamil, diwaktu
menjelang hingga saatnya melahirkan. Hal ini disebabkan karena
pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa Endorphin yang
merupakan pereda rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan nyaman.

d. Mekanisme kerja hormon endorfin


Endorfin adalah zat kimia seperti morfin yang dapat dihasilkan
secara alami oleh tubuh dan memiliki peran dalam membantu
mengurangi rasa sakit saat memicu perasaan positif. Hormon endorfin
diproduksi oleh kelenjar pituari dan sistem saraf pusat manusia. Pada
sistem saraf tepi, beta endorfin memproduksi analgesia melalui ikatan
kepada reseptoropioid di pre dan post sinap ujung saraf terutama
berefek melalui ikatan persinap. Ketika berikatan, hasil kaskade
interaksi menghambat pelepasan takikinin, khususnya substansi P,
protein kunci yang terlibat pada transmisi nyeri.
Demikian pula pada sistem saraf pusat, beta endorfin berikatan
dengan reseptor opoid mu dan menggunakan aksi utamanya di ujung
saraf persinap. Selain menghambat substansi P, beta endorfin juga
berfungsi sebagai efek analgesik dengan cara menghambat pelepasan
GABA, sebuah neurotransmiter inhibisi, lalu menghasilkan pelepasan
dopamin. Dopamin berhubungan dengan kesenangan. Pada sistem
saraf pusat, reseptor opoidmu paling banyak di sirkuit discending
kontrol nyeri. Secara sederhananya, cara kerja dari hormon endorfin
tersebut pada tubuh manusia misalnya pada seseorang sedang dalam
keadaan marah dan merasa sangat tertekan, maka otaknya akan
mengeluarkan noradrenalin yaitu sejenis hormon manusia yang sangat
beracun. Dan yang lebih menegangkan lagi, pada saat seseorang terus
menerus dalam keadaan marah dan tertekan, maka racun ini akan
membuatnya sakit, lebih cepat tua, dan bahkan bisa berakibat fatal
yaitu seperti terkena struk atau jantung.
Dalam hal seperti inilah hormon noradrenalin tersebut berperan
membuat anda menjadi sakit. Namun pada saat yang bersamaan,
hormon endorfin ini juga akan membantu untuk tetap berada dalam
kondisi tenang sehingga hormon endorfin ini akan mengalir ke sistem
saraf pada manusia.

e. Teknik melakukan endorphin massase


Dalam dunia kebidanan, Constance Palinsky mengembangkan
Endorphin Massage sebagai teknik sentuhan ringan selama melakukan
riset tentang mengelola rasa sakit dan relaksasi. Teknik ini bisa
dipakai untuk mengurangi perasaan tidak nyaman selama proses
persalinan dan meningkatkan relaksasi dengan memicu perasaan
nyaman melalui permukaan kulit. Tehnik sentuhan ringan juga dapat
menormalkan denyut jantung dan tekanan darah. Sentuhan ringan
mencakup pemijitan sangat ringan yang bisa membuat bulu-bulu halus
berdiri.
Riset membuktikan bahwa tehnik ini meningkatkan pelepasan
oksitosin, sebuah hormon yang memfasilitasi persalinan. Nah sebagai
bidan kita bisa mengajarkan ibu hamil dan pasangannya untuk
melakukan pemijatan sangat ringan selama bulan terakhir kehamilan.
Teknik ini sangat mendukung dan membantu ibu untuk masuk ke
dalam alam relaksasi yang dalam dan membantu menguatkan ikatan
antara ibu dan suami dalam mempersiapkan persalinannya.
Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan endorphin
massase :

1) Anjurkan ibu untuk mengambil posisi senyaman mungkin, bisa


dilakukan dengan duduk, atau berbaring miring dan anjurkan
suami untuk duduk dengan nyaman dibelakang ibu.
2) Anjurkan ibu untuk bernafas dalam, sambil memejamkan mata
dengan lembut untuk beberapa saat. Setelah itu biarkan pasangan
atau suami mulai mengelus permukaan luar lengan ibu, mulai dari
tangan sampai lengan bawah. Belaian ini sangat lembut dan
dilakukan dengan menggunakan jari-jemari atau hanya ujung-
ujung jari.
3) Setelah kira-kira lima menit, mintalah pasangan atau suami ibu
untuk berpindah ke lengan yang lain. Walaupun sentuhan ringan
ini dilakukan di kedua lengan ibu, ibu akan merasakan bahwa
dampaknya sangat menenangkan di sekujur tubuh. Tehnik ini juga
bias diterapkan dibagian tubuh lain,termasuk telapak
tangan,leher,dan bahu ,serta paha.
4) Teknik sentuhan ringan ini sangat efektif jika dilakukan di bagian
punggung. Caranya, ibu dianjurkan untuk berbaring miring, atau
duduk. Dimulai dari leher, suami memijat ringan membentuk
huruf V kearah luar menuju sisi tulang rusuk. Pijatan-pijatan ini
terus turun kebawah, kebelakang. Ibu di anjurkan untuk relaks dan
merasakan sensasinya.
5) Saat melakukan sentuhan ringan tersebut anjurkan suami untuk
menyentuh perut istri dari belakang untuk beberapa menit dan
merasakan gerakan janin bersama dengan ibu sembari
mengucapkan niat atau affirmasi positif.
6) Suami dapat memperkuat efek menenangkan dengan
mengucapkan kata-kata yang menentramkan saat dia memijat
Anda dengan lembut. Misalnya, dia bisa mengatakan “Saat aku
membelai lenganmu, biarkan tubuhmu menjadi lemas dan santai,”
atau “Saat kamu merasakan setiap belaianmu, bayangkan
endorphin-endorfin yang menghilangkan rasa sakit dilepaskan dan
mengalir ke seluruh tubuhmu”. Bisa juga dengan mengungkapkan
kata-kata cinta. Setelah melakukan endorphin massage anjurkan
suami untuk memeluk istrinya, sehingga tercipta suasana yang
menenangkan.

B. Kewenangan Bidan Terhadap Kasus


1. Menurut UU RI nomor 4 tahun 2019 tentang kebidanan pasal 49
mengatakan bahwa dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan
kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) huruf a,
bidan berwenang :
a) Memberikan asuhan kebidanan pada masa sebelum hamil
b) Memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan normal
c) Memberikan asuhan kebidanan pada masa persalinan dan menolong
persalinan normal.
d) Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas
e) Melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, dan rujukan; dan
f) Melakukan deteksi dini kasus dan komplikasi pada kehamilan, masa
persalinan, pasca persalinan, masa nifas, serta asuhan pasca keguguran
dan dilanjutkan dengan rujukan.

2. Permenkes No. 28 tahun 2017


a) Pasal 18
Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki
kewenangan untuk memberikan: a. pelayanan kesehatan ibu; b.
pelayanan kesehatan anak; dan c. pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana

b) Pasal 19
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf
a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan,
masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan. (2)
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pelayanan:
1) konseling pada masa sebelum hamil;
2) antenatal pada kehamilan normal;
3) persalinan normal;
4) ibu nifas normal;
5) ibu menyusui;
6) konseling pada masa antara dua kehamilan

Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud


pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan:
1) Episiotomi;
2) Pertolongan persalinan normal;
3) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;
4) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan; e.
pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil;
5) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;
6) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu
ibu eksklusif;
7) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum;
8) Penyuluhan dan konseling;
9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil; dan
10) Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.
11)

C. Hasil Penelitian Terkait


Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis sedikit terinspirasi
dan mereferensi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang berterkaitan
dengan latar belakang masalah pada laporan tugas akhir ini. Berikut ini
penelitian terdahulu yang berhubungan dengan laporan tugas akhir ini :

1) Penelitian yang dilakukan oleh Wulan Diana,2019 “Endorphin Massase


Efektif Menurunkan Nyeri Punggung Ibu Hamil Trimester III “.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Henny Sulistyawati, 2017 “ Pengaruh
Endorphin Massase Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Punggung Ibu
Hamil ”.
3) Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Adi Marandina, 2014”
Pengkajian Skala Nyeri Di Ruang Perawatan Intensive “.
BAB III
METODE STUDI KASUS

A. Lokasi dan waktu pelaksanaan


Lokasi : PMB Karmila,S.ST Kalianda Lampung Selatan
Waktu : Waktu penyusunan dimulai Januari-Maret 2020
Lokasi pemberian asuhan terhadap ibu hamil bertempat di PMB
Karmila,S.ST yang berada di Kalianda, Lampung Selatan. Waktu pemberian
asuhan diberikan pada ibu hamil yang memasuki usia kehamilan trimester
akhir.

B. Subyek Laporan Kasus


1. Identitas klien
Ibu hamil yang merupakan klien di PMB Karmila yang tinggal di
Kalianda Lampung Selatan.
2. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa : Ibu hamil trimester III
Masalah : Nyeri punggung pada kehamilan trimester akhir

C. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara dan
studi dokumentasi menggunakan format asuhan kebidanan kehamilan serta
data perkembangan SOAP kehamilan.

D. Teknik/Cara Pengumpulan Data


Dalam penyusunan kasus ini penulis menggunakan jenis data primer dan
sekunder.

1. Data Primer
Data primerdiperoleh langsung dari subek penelitian dengan
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada
subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono, 2011).

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Biasanya berupa data
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Saryono,2011).

E. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain:
1. Untuk wawancara
a. Format SOAP kehamilan
b. Alat tulis
c. Buku tulis

2. Untuk pemeriksaan
f. Timbangn berat badan
g. Alat ukur tinggi badan
h. Pita LILA
i. Tensimeter
j. Termometer
k. Stetoskop/jam tangan
l. Pen light
m. Pita ukur medline
n. Gel
o. Doppler
p. Gymball
q. Reflek hammer

3. Untuk dokumen
a. Buku referensi
b. Laptop

F. Jadwal Kegiatan (Matriks Kegiatan)


No. Hari dan Tanggal Perencanaan

1. Februari 2020 Kunjungan ANC Pertama

a. Menjelaskan pada ibu hasil


pemeriksaan tanda-tanda vital.
b. Memberikan penjelasan pada ibu
bahwa gangguan nyeri punggung yang
dirasakan oleh ibu merupakan keluhan
fisiologis yang dialami hampir semua
wanita hamil trimester akhir.
c. Menjelaskan kepada ibu untuk
melakukan olahraga ringan supaya
membantu ibu dalam mengatasi
masalah nyeri punggung serta untuk
menjaga kesehatan badan.
d. Menganjurkan ibu untuk tidur miring
ke kiri. Posisi ini membantu darah dan
nutrisi mengalir ke rahim dan janin.
Posisi tidur miring kiri bermanfaat
untuk membantu ibu istirahat lebih
optimal
e. menjelaskan pada ibu tentang tentang
tanda-tanda bahaya pada kehamilan
trimester III yaitu keluar darah dari
kemaluan, bengkak pada tangan, kaki
atau wajah, demam, air ketuban keluar
sebelum waktunya, dan gerakan janin
berkurang.
f. Mengingatkan ibu untuk kunjungan
ulang yaitu satu minggu yang akan
datang atau jika ada keluhan.
D. Kerangka Teori

Perubahan
Fisiologis dalam
Kehamilan

Tanda –tanda kehamilan


Konsep kehamilan
 Tanda tidak pasti
 Konsepsi Kehamilan hamil
 Fertilisasi  Tanda kemungkinan
 Implantasi hamil
 Tanda pasti hamil

Ketidaknyamanan
dalam kehamilan

(Nyeri punggung pada


kehamilan)

Pengkajian Umum Nyeri

Pengertian nyeri,faktor,
sifat , teori, klasifikasi,
tanda gejala, mekanisme,
pengukuran intensitas
manajemen
penatalaksanaan nyeri,
penyebab nyeri punggung.

Endorphin Massase

Pengertian, Manfaat,
Mekanisme kerja, teknik
endorphin massase

Sumber : Dewi Kartika Alam (2012), Andarmoyo (2013), Elisabeth M. Lalita (2013), Saifuddin
(2014).
BAB IV
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY. V G3P2A0


UMUR 31 TAHUN USIA KEHAMILAN 36 MINGGU 3 HARI
DI PMB KARMILA ASTUTI, S.ST

KUNJUNGAN KE-1
Tanggal : 13 Februari 2020
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. V
Oleh : Evina Triani

I. SUBJEKTIF (S)
A. IDENTITAS
Istri Suami
Nama : Ny. V Nama : Tn. N
Umur : 31 Tahun Umur : 36 Tahun
Suku : Lampung Suku : Lampung
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Lengkap : Jl. Veteran, Rajabasa, Kalianda Lampung Selatan
No . HP : 081366100272

B. ANAMNESA
a. Alasan kunjungan saat ini : Ny. V mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya.
1. Riwayat Kehamilan saat ini : G3P2A0
2.1 Riwayat menstruasi
b. Menarche : 11 Tahun
c. Siklus : 28 hari
d. Lama : 7 – 8 hari
e. Disminore : Kadang-kadang
f. Sifat darah : Cair kadang disertai gumpalan
g. Banyaknya : 2 – 3x ganti pembalut dalam sehari
h. HPHT : 03 Juni 2019
i. TP` : 10 Maret 2020
j. Usia Kehamilan : 36 minggu 3 hari

2.2 Tanda-tanda kehamilan (TM 1)


a. Amenorrhea : Ya
b. Mual dan muntah : Ya
c. Tes Kehamilan : Ya
d. Tanggal : 02 Agustus 2019, hasil : Positif (+)
Gerakan fetus dirasakan pertama kali pada umur kehamilan 17
minggu.
2.3 Pemeriksaan kehamilan
a. Ya, dimana : Bidan
Oleh siapa : Bidan
Berapa kali : 6 kali
b. Tidak ANC, alasan :-

2.4 Pengetahuan tentang Tanda-tanda Kehamilan


No Pengetahuan Penggetahuan Klien Mengalami
Tahu Tidak tahu Ya Tidak

1. Sakit Kepala Ya Tidak

2. Pandangan Kabur Ya Tidak

3. Mual muntah berlebih Ya Tidak

4. Gerakan janin
Ya Tidak
berkurang

5. Demam tinggi Ya Tidak

6. Keluar Cairan
Ya Tidak
Pervaginam (KPD)

7. Perdarahan terus
Ya Tidak
menerus

8. Bengkak pada
Ya Tidak
ekstremitas

2.5 Perencanaan KB setelah Melahirkan


 Jenis : KB Suntik 3 bulan
 Tidak, alasan :-

2.6 Persiapan Persalinan (P4K) terdiri dari:


a. Kepemilikan stiker P4K
 Ada : Ya, ada
 Tidak ada :-
b. Persiapan Tempat Persalinan
 Tenaga kesehatan, oleh siapa : Bidan
 Non tenaga kesehatan, oleh siapa : -
 Belum tahu, Alasan :-
c. Pendamping Persalinan : Suami
d. Perencanaan Biaya Persalinan
 Sudah direncanakan : Ya sudah
 Belum direncanakan
e. Transportasi yang digunakan
 Ada : Motor
 Tidak ada
f. Gol darah
 Tahu, alasan : Ya
 Tahu, Jenis :O
 Calon Pendonor darah : Ada, ayah

2.7 Keluhan yang dirasakan


a. Rasa lelah : Ya
b. Mual-mual : Tidak
c. Malas beraktifitas : Tidak
d. Panas, menggigil : Tidak
e. Sakit kepala : Tidak
f. Penglihatan kabur : Tidak
g. Rasa nyeri atau panas saat BAK : Tidak
h. Rasa gatal pada vulva dan vagina dan sekitarnya: Tidak
i. Neri kemerahan pada tungkai : Tidak
j. Lain-lain : Tidak
2.8 Penapisan kehamilan
a. Riwayat SC :Tidak
b. Perdarahan pervaginam :Tidak
c. Persalinan kurang bulan (UK < 37 minggu) :Tidak
d. Ketuban pecah disertai mekonium yang kental : Tidak
e. Ketuban pecah lama : Tidak
f. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (37 minggu): Tidak
g. Ikterus : Tidak
h. Anemia berat : Tidak
i. Infeksi : Tidak
j. Pre Eklamsia (HT dalam kehamilan) : Tidak
k. TFU > 40 cm : Tidak
l. Gawat janin : Tidak
m. Primipara fase aktif kala 1 persalinan kepala janin 5/5: Tidak
n. Presentasi bukan belakang kepala : Tidak
o. Presentasi ganda (majemuk) : Tidak
p. Kehamilan ganda (Gamelli) : Tidak
q. Tali pusat menumbung : Tidak
r. Syok : Tidak

2.9 Pola Nutrisi


a. Makan
Sebelum hamil
1) Pola makan dalam sehari : 3 kali sehari
2) Jenis makanan sehari-hari : Nasi, sayur, lauk pauk
Setelah hamil
1) Pola makan dalam sehari : 2 – 3 kali sehari
2) Jenis makanan sehari-hari : Nasi, sayur, lauk pauk
terkadang buah
b. Minum
1) Sebelum hamil
Jenis : Air putih
Frekuensi : 6-7 gelas sehari
Keluhan : Tidak ada
2) Saat hamil
Jenis : Air putih,susu
Frekuensi : 8-9 gelas sehari
Keluhan : Tidak ada

2.10 Pola Eliminasi


Sebelum Hamil
a. BAK : 4 – 5 kali sehari
Warna : Kuning jernih
b. BAB : 1 kali sehari
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning kecoklatan
Setelah Hamil
a. BAK : 6 – 7 kali sehari
Warna : Kuning jernih
b. BAB : 1 kali sehari
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning kecoklatan

2.11 Aktivitas sehari-hari


Sebelum hamil
a. Pola istirahat dan tidur : Siang : 1 jam malam: 7-8 jam
b. Seksualitas : Sesuai kebutuhan
c. Pekerjaan : IRT
Setelah hamil
a. Pola istirahat dan tidur : siang: 1 jam malam: ± 7 jam
b. Seksualitas : sesuai kebutuhan
c. Pekerjaan : IRT

2.12 Personal Hygiene


a. Frekuensi mandi : 2 kali sehari
b. Frekuensi mengganti pakaian : 2 kali sehari

2.13 Status Imunisasi


Imunisasi TT Ya Tidak Keterangan

TT1 Ya SD kelas 3

TT2 Ya Catin

TT3 Ya Anak ke 1

TT4 Ya Anak ke 2

TT5 -

2. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu


Hamil Tahun Tempat Jenis
Penolong Penyulit JK BB PB Ket
ke Partus Partus Persalinan
1 2009 PMB Spontan Bidan - LK 3500 50 Seh
pervaginam gr cm at

2 2012

PMB Spontan Bidan - LK 3400 49 Seh


Pervaginam gr cm at

3. Hamil - - - - - - - -
ini

3. Riwayat kesehatan
4.1 Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Jantung : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. Diabetes militus : Tidak ada
d. Asma : Tidak ada
e. Hepatitis : Tidak ada
f. Anemia berat : Tidak ada
g. PMS dan HIV/AIDS : Tidak ada

4.2 Riwayat kesehatan sekarang :


a. Jantung : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. Diabetes militus : Tidak ada
d. Asma : Tidak ada
e. Hepatitis : Tidak ada
f. Anemia berat : Tidak ada
g. PMS dan HIV/AIDS : Tidak ada

4.3 Prilaku kesehatan


a. Penggunaan alkohol : Tidak
b. Mengkonsumsi jamu : Tidak
c. Merokok : Tidak
d. Vulva hygine : Iya,membasuh area genitalia

4. Riwayat Sosial
5.1Kehamilan ini direncanakan : Ya
Jika tidak alasan :-
5.2Status Pernikahan : Menikah, 1 kali
Lama : 12 tahun

5.3Susunan Keluarga yang tinggal serumah


No. Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjan Ket

Kelamin

1. Laki-Laki 36 th Suami SMU Wiraswasta Sehat

2. Laki-Laki 11 th Anak SD Pelajar Sehat

3. Laki-Laki 8 th Anak SD Pelajar Sehat

5.4 Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan


nifas : Tidak ada
5. Riwayat Kesehatan Keluarga (Penyakit Jantung, pembekuan darah, darah
tinggi, diabetes, dll)
Ibu mengatakan dalam keluarga nya tidak ada yang menderita penyakit
jantung, kelainan pembekuan darah, darah tinggi dan diabetes.

II. OBJEKTIF (O)


A. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan umum : Baik
2. Tingkat kesadaran : Composmentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. Tanda - tanda vital
a. TD : 100/70 mmHg
b. Nadi : 80 x/menit
c. Suhu : 36,5oC
d. Pernafasan : 19 x/menit
5. BB sekarang : 55 kg
6. BB sebelum : 42 kg
7. TB : 158 cm
8. LILA : 24,5 cm

B. PEMERIKSAN FISIK
1. Kepala
a. Rambut : Hitam, Tidak rontok
Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe
Warna : Hitam
Kekuatan akar : Terkadang rontok
b. Muka : Tidak oedema, tidak ada cloasma
gravidarum
c. Mata
Kelopak mata : Tidak ada oedema
Konjungtiva : Berwarna merah muda
Sklera : Berwarna putih
d. Hidung : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada
pembengkakan
e. Telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada
pembengkakan
f. Mulut dan Gigi : Bersih, tidak ada stomatitis
Bibir : Merah muda, tidak pecah-pecah
Lidah : Bersih
Gigi : Tidak ada caries
Gusi : Tidak ada pembengkakan

2. Leher
a. Kelenjar thyroid :Tidak ada pembesaran
b. Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan
c. Vena Jugularis : Tidak ada bendungan
3. Dada
a. Jantung : Normal, bunyi lup dup
b. Paru – paru : Normal, tidak ada wheezing dan ronchi
c. Payudara
Pembesaran : Ya
Puting susu : Menonjol
Pengeluaran : Colostrum
Benjolan : Tidak ada
Simetris : Ya
Nyeri tekan : Tidak ada
Hiperpigmentasi : Ya, bagian aerola mammae

4. Abdomen
a. Bekas luka Operasi : Tidak ada
Pembesaran : Ada, sesuai usiakehamilan
Benjolan : Tidak ada
Linea : Ada, linea nigra
Striae : Ada, striae albicans
Tumor : Tidak ada
Konsistensi : Lunak
Kandung kemih : Tidak teraba

b. Posisi Uterus
LeopoldI : TFU berada di 3 jari di bawah prosessus xifodeus,
padabagian fundus teraba satu bagian besar, agak lunak, dan tidak
melenting (bokong).
Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba satu tahanan yang
datar, memanjang (puki). Pada bagian kanan perut ibu
teraba bagian- bagin kecil (ekstremitas janin).
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat,
keras (kepala) tidak dapat di gerakkan lagi. Kepala
belum masuk PAP.
Leopold IV : Convergen
Mc. Donald : 30 cm
TBJ (Rumus Nisswander) : 1,2 (TFU-7,7) x 100 gr ± 150 gr
: 1,2 (30 -7,7) x 100 gr ± 150 gr
: 26,76 x 100 gr ± 150 gr
: ± 2.526 – 2826 gr
DJJ : (+), frekuensi 136 x/menit
Punctum Maximum : ± 3 jari di bawah pusat sebelah kiri
perut ibu.

5. Punggung dan Pinggang


Nyeri punggung : Ada, sedikit mengganggu aktivitas
Posisi punggung : Lordosis
Nyeri ketuk pinggang : Tidak ada

6. Ekstremitas
Ekstremitas atas : Simetris
Oedema : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Ekstremitas bawah :
Oedema : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Reflek Patella : (+), kanan dan kiri

7. Anogenital
Perineum : Terdapat bekas luka jahitan
Vulva vagina : Tidak ada oedema dan tidak ada
Varises
Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
Anus : Tidak ada haemoroid

8. Ukuran Panggul Luar : Tidak dilakukan


a. Distansia Cristarum :-
b. Distansia Spinarum :-
c. Distansia Tuberum :-
d. Conjugata vera :-
e. Ukuran Panggul Luar :-

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Golongan darah :O
Hepatitis : Negatif
Malaria : Negatif
HIV : Negatif
Hb : 10,6 gr/dL
Protein : Negatif
Glukosa : Negatif
2. Radiologi/ USG /DLL : Tidak dilakukan

III. ANALISA
a. Diagnosa Ibu : Ny. V G3P2A0 hamil 36 minggu 3 hari
b. Diagnosa Janin : Janin tunggal hidup, intrauterine, presentasi
kepala.
c. Masalah : Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN ( P )
1. Memberikan penjelasan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa
janin yang ada di dalam kandungan ibu baik begitu pula dengan keadaan ibu
baik. Berikut adalah hasil pemeriksaan tanda-tanda vital :
TD : 100/70 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,5oC
P : 19 x/menit
2. Memberikan penjelasan pada ibu bahwa keluhan nyeri puggung merupakan
keadaan normal pada kehamilan trimester III yang disebabkan oleh perubahan
postur tubuh dimana uterus yang semakin membesar membuat beban ibu
mengarah ke depan sehingga menimbulkan sikap tubuh lordosis yang membuat
punggung menahan beban dari kehamilan.

3. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester III
yaitu keluar darah dari kemaluan, bengkak pada kaki, tangan atau wajah, demam,
air ketuban keluar sebelum waktunya dan gerakan bayi berkurang.

4. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan banyak beristirahat


dengan tidur siang minimal 1 jam per hari dan tidur malam 8 jam per hari.

5. Memberikan suport mental kepada ibu agar tetap tenang dan tidak terlalu
mengkhawatirkan kehamilannya.

6. Memberi penjelasan pada ibu untuk terus meminum tablet Fe sehari sekali pada
saat malam sebelum tidur dan memperbaiki posisi tidur.

7. Memberi therapi pada ibu yaitu tablet Fe 1x1 (gestiamin).

8. Memberikan penjelasan dan edukasi terhadap ibu bahwa rasa nyeri punggung
yang dialami ibu dapat diatasi dengan melakukan penerapan endorphin massage.
Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan endorphin massage :

a. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat dan cara melakukan pijat endorfin
kemudian melakukan informed consent dengan ibu yaitu meminta tanda
tangan apabila ibu bersedia. Ibu bersedia.
b. Setelah itu memberitahu ibu tata cara pengisian kuesioner dan biarkan ibu
untuk mengisi kuesioner sesuai dengan kondisinya.
c. Langkah endorphin massage yang pertama yaitu menganjurkan ibu untuk
mengambil posisi senyaman mungkin, bisa dilakukan dengan duduk, atau
berbaring miring dan anjurkan suami untuk duduk dengan nyaman
dibelakang ibu.
d. Anjurkan ibu untuk bernafas dalam, sambil memejamkan mata dengan lembut
untuk beberapa saat. Setelah itu biarkan pasangan atau suami mulai
mengelus permukaan luar lengan ibu, mulai dari tangan sampai lengan
bawah. Belaian ini sangat lembut dan dilakukan dengan menggunakan jari-
jemari atau hanya ujung-ujung jari.
e. Setelah kira-kira lima menit, mintalah pasangan atau suami ibu untuk
berpindah ke lengan yang lain. Walaupun sentuhan ringan ini dilakukan di
kedua lengan ibu, ibu akan merasakan bahwa dampaknya sangat
menenangkan di sekujur tubuh. Tehnik ini juga bias diterapkan dibagian
tubuh lain,termasuk telapak tangan,leher,dan bahu ,serta paha.
f. Teknik sentuhan ringan ini sangat efektif jika dilakukan di bagian punggung.
Caranya, ibu dianjurkan untuk berbaring miring, atau duduk. Dimulai dari
leher, suami memijat ringan membentuk huruf V kearah luar menuju sisi
tulang rusuk. Pijatan-pijatan ini terus turun kebawah, kebelakang. Ibu di
anjurkan untuk relaks dan merasakan sensasinya.
g. Saat melakukan sentuhan ringan tersebut anjurkan suami untuk menyentuh
perut istri dari belakang untuk beberapa menit dan merasakan gerakan janin
bersama dengan ibu sembari mengucapkan niat atau affirmasi positif.
h. Suami dapat memperkuat efek menenangkan dengan mengucapkan kata-kata
yang menentramkan saat dia memijat Anda dengan lembut. Setelah
melakukan endorphin massage anjurkan suami untuk memeluk istrinya,
sehingga tercipta suasana yang menenangkan.
i. Setelah melakukan endorphin massage anjurkan ibu untuk istirahat.
j. Memberitahu ibu untuk rutin melakukan pijat endorfin secara rutin selama 15
menit dilakukan 2 kali dalam satu minggu supaya keluhan nyeri punggung
dapat segera teratasi.
9. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang , yaitu 1 minggu yang akan
datang atau jika terdapat keluhan.

KUNJUNGAN KE-2

Tanggal : 20 Februari 2020


Jam : 15.30 WIB
Tempat : Rumah Ny. V

Oleh : Evina Triani

A. SUBYEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2. Ibu mengatakan keluhan nyeri punggung sudah berkurang.
3. Ibu mengatakan perutnya sering terasa kencang-kencang.
B. OBYEKTIF (O)
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu baik, tingkat kesadaran composmentis, keadaan
emosional stabil, tekanan darah ibu 100/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,6 oC,
pernapasan 20x/menit, BB sekarang 56 kg, BB sebelum hamil 42 kg, TB 158 cm,
dan LILA 24,5 cm.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
Pada leopold I didapatkan hasil pemeriksaan TFU berada di 3 jari di bawah
prosessus xifodeus, pada bagian fundus teraba satu bagian besar, agak lunak,
dan tidak melenting (bokong).
Pada leopold II didapatkan hasil pemeriksaan pada bagian kanan perut ibu
teraba satu tahanan yang datar, memanjang (puka). Pada bagian kiri perut ibu
teraba bagian- bagin kecil (ekstremitas janin).
Pada leopold III didapatkan hasil pemeriksaan yaitu pada bagian bawah perut
ibu teraba satu bagian bulat, keras (kepala) dapat di gerakkan. Kepala belum
masuk PAP.
Pada leopold IV hasilnya Convergen. Mc. Donald 31 cm. TBJ 3100 gram
(Rumus Jhonson-Tausack). DJJ (+) dengan frekuensi 143x / menit. Punctum
maximum ±3 jari dibawah pusat sebelah kanan perut
ibu.

b. Punggung dan pinggang


Setelah dilakukan pemeriksaan pada punggung, ibu masih merasakan sedikit
rasa sakit namun sudah merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Dilihat dari
skala raut wajah menunjukkan skala 2 dengan intensitas nyeri yaitu sedikit
nyeri.
C. ANALISA (A)
Diagnosa
Ibu : Ny.N G3P2A0 hamil 37 minggu 3 hari
Janin : Janin tunggal, hidup intrauterin, presentasi kepala
Masalah : Tidak ada

D. PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa tanda-tanda vital ibu dan janin dalam
keadaan normal
a. TD : 100/80 mmHg
b. N : 80 x/menit
c. S : 36,6oC
d. P : 20 x/menit
2. Melakukan pengkajian ulang terhadap keluhan rasa nyeri punggung yang
dirasakan ibu.
3. Melakukan evaluasi terhadap ibu dan suami tentang penerapan pijat endorfin yang
telah dilakukan apakah baik ibu maupun suami mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan, apakah terdapat kendala dalam pelaksanaan, bagaimanakah manfaat
yang dirasakan ibu, apakah pijat endorfin dilakukan secara rutin dan apakah
penerapan pijat endorfin dapat mengurangi rasa nyeri punggung pada ibu.
4. Meminta ibu untuk mengisi kuesioner setelah melakukan pijat endorfin untuk
dikaji perubahannya.
5. Memberi penjelasan bahwa perut kencang-kencang yang dirasakan ibu adalah
keadaan fisiologis yang dialami setiap ibu hamil saat berada di trimester akhir.
6. Memberi contoh pada ibu cara melakukan perawatan payudara untuk
mempersiapkan produksi ASI saat menyusui dengan cara :
a. Menempelkan puting susu dengan kasa yang sudah diberi baby oil selama
5 menit,bersihkan puting susu.
b. Melicinkan tangan dengan baby oil.
c. Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri,lakukan gerakan kecil dengan
dua atau tiga jari tangan kanan,mulai dari pangkal payudara dan berakhir
dengan gerakan spiral pada daerah puting susu,bergantian dengan payudara
sebelah kanan. Dilakukan sebanyak 30x.
d. Menyokong payudara kiri dengan tangan tangan kiri, lakukan gerakan
memutar sambil menekan pada pangkal payudara dan berakhir pada puting
susu, bergantian dengan payudara sebelah kanan. Dilakukan sebanyak 30x.

e. Meletakkan kedua telapak tangan diantara dua payudara, mengurut dari


tengah keatas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan keduanya
perlahan. Dilakukan sebanyak 30x.
f. Menyanggah payudara dengan satu tangan sedangkan tangan yang lain
mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal payudara
kearah puting susu. Dilakukan sebanyak 30x.

g. Meletakkan satu tangan disebelah atas dan satu lagi dibawah payudara,
meluncurkan kedua tangan secara bersamaan kearah puting susu dengan
cara memutar tangan.

h. Mengompres payudara dengan air hangat dan dingin secara bergantian


selama 5 menit.

7. Memberitahu ibu untuk mengurangi aktivitas berat dan banyak beristirahat serta
menjaga kesehatan dan tetap makan yang teratur dengan makanan yang bergizi.

8. Menganjurkan ibu untuk banyak mobilisasi seperti jongkok, berjalan, sujud untuk
mempercepat turunnya kepala.

9. Memberitahu ibu jika sudah merasakan adanya tanda-tanda persalinan seperti


keluar darah bercampur lendir disertai nyeri yang menjalar dari perut hingga ke
pinggang agar cepat datang ke PMB serta mempersiapkan perlengkapan
persalinan.

10. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau
jika ada keluhan.
BAB V
PEMBAHASAN

Studi kasus asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. V dilaksanakan
berdasarkan data subjektif yang didapat dari hasil wawancara penulis dengan ibu dan
data objektif dengan melakukan pemeriksaan fisik secara langsung terhadap ibu yang
dilakukan di PMB Karmila, S.ST Kalianda Lampung Selatan. Kunjungan pertama
dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020. Pada kunjungan awal ini dilakukan
pengkajian terhadap kondisi dan ststus kehamilan ibu untuk mengetahui
perkembangan kehamilan serta untuk menegakkan diagnosa terhadap kehamilan Ny.
V.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapat data rambut bersih, hitam,
konjungtiva merah muda, TD 100/70 mmHg, berat badan sebelum hamil 42 kg, berat
badan sekarang adalah 55 kg dan LILA 24,5 cm. Pada hasil pemeriksaan leopod yaitu
teraba posisi bayi punggung kiri, presentasi kepala, dan belum masuk PAP
(convergen), TFU 30 cm, dengan DJJ 136 x/menit. Pada saat anamnesa ibu
mengatakan mengalami nyeri punggung yang sedikit mengganggu aktivitas. Dalam
interpretasi data diperoleh diagnosa kebidanan pada kunjungan pertama yaitu Ny.V
G3P2A0 umr 31 tahun hamil 36 minggu 3 hari, janin tunggal hidup intrauterine.
Masalah yang dialami ibu adalah adalah mengalami nyeri punggung yang
merupakan ketidaknyamanan pada masa kehamilan terutama pada trimester III. Nyeri
punggung yang dirasakan ibu bisa disebabkan oleh perubahan postur tubuh dimana
semakin membesarnya uterus membuat titik keseimbangan tubuh berpindah ke depan
yang menyebabkan sikap tubuh menjadi lordosis sehingga membuat punggung
menahan beban kehamilan. Ny. V adalah seorang ibu rumah tangga yang sering
mengalami ketidaknyamanan saat tidur dan sedikit terganggu dalam melakukan
aktivitas rumah seperti memasak, menyapu, mengepel dan mencuci baju.
Kebanyakan dari aktivitas tersebut dilakukan Ny.V dengan berdiri atau berjongkok.
Berdasarkan analisa data dan pengkajian yang telah dilakukan penulis
menyimpulkan bahwa keluhan nyeri punggung yang dialami ibu sesuai dengan teori
dari Diane yang menyebutkan bahwa nyeri punggung terjadi akibat pertumbuhan
uterus yang menyebabkan perubahan postur dan juga akibat pengaruh hormon
relaksin terhadap ligamen. Aktivitas selama kehamilan juga menjadi faktor terjadinya
nyeri punggung selama kehamilan, banyak tugas rumah tangga yang dapat dilakukan
dengan posisi duduk tetapi dilakukan dengan berdiri dalam waktu yang lama maka
terjadi tegangan pada otot panggul. (Diane M, dkk. 2009).
Oleh karena itu, penulis mengajarkan Ny.V langkah-langkah dalam
melakukan endorphin massage untuk mengurangi rasa nyeri punggung. Menurut
teori Kuswandi Salah satu terapi nyeri secara non farmakologis adalah dengan
endorphin massage, yaitu teknik sentuhan atau pijatan ringan yang dapat memberikan
rasa tenang dan nyaman pada ibu saat menjelang persalinan yaitu pada usia
kehamilan trimester III maupun saat persalinan berlangsung. Selama ini endorphin
sudah dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya (Kuswandi, 2011). Selain
mengajarkan ibu untuk melakukan endorphin massage penulis juga menganjurkan
ibu untuk mempertahankan postur tubuh yang baik, menggunakan posisi yang tepat
ketika mengangkat sesuatu, tidak berdiri terlalu lama dan mengajarkan Ny.V posisi
tidur yang nyaman yaitu dengan tidur miring kiri lalu menggunakan bantal untuk
mengganjal punggung serta meletakkan bantal kecil atau gulungan handuk
dibelakang punggung ketika duduk.
Kemudian pada kunjungan kedua yang dilakukan pada tanggal 20 Februari
2020 didapatkan data berupa pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil data
objektif yaitu BB 56 kg dan TD 100/80 mmHg. Hasil leopod adalah punggung kiri,
presentasi kepala, TFU 31 cm, dan DJJ 143x/menit. Selain data tersebut Ny.V juga
mengatakan bahwa telah rutin melakukan endorphin massase dengan suami sehingga
nyeri punggung yang ia alami sudah berkurang dan tidak terlalu mengganggu
aktivitas seperti sebelumnya. Ny.V mengatakan semenjak rutin melakukan endorphin
massase ia dapat mengurangi keluhan nyeri pinggang yang dialami. Dalam
interpretasi data diperoleh diagnosa kebidanan pada kunjungan kedua yaitu Ny.V
G3P2A0 umur 31 tahun hamil 40 minggu 3 hari, janin tunggal hidup intrauterine. Pada
kunjungan kedua didapatkan keadaan umum ibu baik, ibu mengkonsumsi tablet Fe,
dan ibu mengerti tentang kegunaan endorphin massase serta rutin melakukannya
pada waktu senggang bersama suami, ibu mengatakan nyeri punggung yang dialami
sudah mulai berkurang.
BAB VI
PENUTUP

A. SIMPULAN
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan Endorphin Massase terhadap Ny.
V dengan keluhan nyeri punggung, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dilakukan pengumpulan dan pengkajian data baik subjektif maupun
objektif untuk mengetahui keadaan pasien.
2. Melakukan penegakkan diagnosa kebidanan pada ibu yaitu Ny. V G 3P2A0
umur 31 tahun usia kehamilan 36 minggu 3 hari dengan keluhan nyeri
punggung. Penegakkan diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan dan
anamnesa menggunakan kuesioner pengukuran skala nyeri numeric rating
scale.
3. Dilakukan perencanaa asuhan kebidanan pada Ny.V yaitu dengan
memberikan terapi non farmakologis berupa penerapan endorphin
massase yang berfungsi untuk mengurangi nyeri punggung pada ibu
hamil.
4. Telah dilakukan penatalaksanaan berupa penerapan endorphin massase
yang dilakukan rutin selama 15 menit dengan frekuensi 2 kali dalam satu
minggu.
5. Hasil evaluasi yang telah didapatkan pada hari ke tujuh yaitu keluhan
nyeri punggung pada ibu telah berkurang dan sudah tidak terlalu
mengganggu aktivitas sehari-hari seperti sebelum dilakukannya endorphin
massase

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis akan menyampaikan saran
yang diharapkan dapat berguna bagi pembaca, antara lain :
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta
mencari informasi dari sumber yang valid dan dapat menyesuaikan
dengan perkembangan zaman yang semakin maju serta dapat
diaplikasikan dalam memberikan asuhan kebidanan komperhensif.

2. Bagi lahan praktik


Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dan dapat
menyediakan sarana yang memadai dalam upaya memberikan pelayanan
yang berkelanjutan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan.

3. Bagi institusi pendidikan


Diharapkan dapat memperdalam pemberian materi kepada mahasiswa
yang ditunjang dengan penanganan yang bersifat enterpreneur sehingga
dapat diterapkan oleh setiapmahasiswa dalam melaksanakan asuhan
kebidanan.

4. Bagi klien
Diharapkan setelah diberikan asuhan kebidanan terhadap penerapan
endorphin massase dapat dijadikan pengalaman dan pembelajaran serta
menambah wawasan dan dapat membagikan pengalamannya kepada
keluarga maupun lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Alam, Dewi Kartika. 2012. Warning! Ibu Hamil. Surakarta: Ziyad Visi Media.
Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:
Ar- Ruzz.

Astikawati, Rina. 2016. Gizi & Kesehatan Ibu Hamil : Penerbit Erlangga.
Brayshaw, E. 2009. Latihan fisik khusus Selama kehamilan dan Masa NifasIn
P.Karyuni, L. Mahmudah & F. Ariani, eds. Buku Ajar BidanMyles.
Jakarta. EGC
Diana, Wulan. 2019. Endorphin Massase Efektif Menurunkan Nyeri Punggung Ibu
Hamil Trimester III. Jurnal Ilmiah Kesehatan.29-01-2020.
Evan, R. M. (2010) Pathophysiology of Pain and Pain Assessment. American
Medical Association. 1-12
Fadillah, Nur. 2013. Panduan Lengkap Hamil Sehat dan Bugar. Yogyakarta:
Solusi Distribusi. 232 halaman.
Hartuti T. 2010. Panduan Ibu Hamil Melahirkan Dan Merawat Bayi: UBA Press.
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan – Kehamilan. Yogyakarta: C.V
Andi Offset. 226 halaman.

Kartonis et al. 2011. Pregnancy-Related Low Back Pain. 15 (3). PP-10. Hippokratia
Kuswandi. 2011. Asuhan Kebidanan: Persalinan & Kehamilan. Jakarta. EGC.
Lalita, Elisabeth M. F. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: In Media. 154
halaman.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC

Marandina, Bambang Adi. 2014. Pengkajian Skala Nyeri Di Ruang Perawatan


Intensive. Tasikmalaya.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirihardjo. Jakarta :
EGC.
Potter & Pery. 2012. Fundamental Keperawatan (edisi 7 volume 2). Jakarta. Salemba
Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Banten : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saryono, 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. UPT. Penerbitan dan Percetakan
UNSOED.
Sulistyawati, Henny. 2017. Pengaruh Endorphin Massase Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Punggung Ibu Hamil. Henny.gadang@gmail.com, 29-01-
2020.

Taylor, et al. 2011. Fundamentals of Nurshing : The Art and Science of Nurshing
Care Edition. China : Lippincott Company.
Lampiran 1

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

PRODI DIII KEBIDANAN TANJUNGKARANG

Jl. Soekarno-Hatta No. 1, Hajimena, Bandar Lampung

IZIN LOKASI PENGAMBILAN STUDI KASUS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Karmila Astuti, S.ST

Alamat : Jl. Pratu M. Amin No. 323, Kalianda, Lampung Selatan

Dengan ini menyatakan bahwa :

Nama : Evina Triani

NIM : 1715401099

TINGKAT/Semester : III (tiga)/VI (enam)

Telah mengambil studi kasus kebidanan di PMB Karmila Astuti sebagai salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan ahli madya kebidanan pada program studi D III
Kebidanan Tanjungkarang Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.

Lampung Selatan, Februari 2020

Pimpinan PMB Karmila Astuti, S.ST

Karmila Astuti,S.ST
Lampiran 2

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung

LEMBAR PERMINTAAN MENJADI SUBYEK

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Ny. Verni
Umur : 31 tahun
Alamat : Jl. Veteran, Rajabasa, Kalianda Lampung Selatan

Menyatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi pasien dalam Laporan Tugas Akhir
(LTA), dengan melakukan Asuhan Kehamilan di Trimester 3. Asuhan akan diberikan
oleh mahasiswa yang bersangkutan yaitu:
Nama : Evina Triani
NIM : 1715401099
Tingkat/Semester : III (Tiga)/VI (Enam)
Lampung Selatan, Februari 2020
Mahasiswa, Klien,

Evina Triani Verni

Menyetujui,
Pembimbing Lahan,

Karmila, S. ST
Lampiran 3

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI D III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno-Hatta No.1, Hajimena, Bandar Lampung

LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)


Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Tn. Heri
Umur : 36 tahun
Alamat : Jl. Veteran, Rajabasa, Kalianda Lampung Selatan

Selaku SUAMI/KELUARGA/KLIEN)* telah mendapat penjelasan, memahami dan


ikut menyetujui terhadap tindakan dan atau pertolongan persalinan yang akan
diberikan meliputi:

 Pemeriksaan Fisik
 ANC
 Penerapan Endorphin Massase
 Lain-lain...................
Terhadap ISTRI/KELUARGA/YANG BERSANGKUTAN)*:
Nama : Ny. Verni
Umur : 31 tahun
Alamat : Jl. Veteran, Rajabasa, Kalianda Lampung Selatan

Lampung Selatan, Februari2020


Mahasiswa, Klien, Suami/Keluarga,

Evina Triani Verni Heri


Menyetujui,
Pembimbing Lahan
,
Karmila, S. ST
Lampiran 4

STANDAR OPERASIONAL METOE ENDORPHIN


MASSASE

No Tindakan Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1 Mengecek program terapi
2 Mencuci tangan
3 Menidentifikasi responden dengan benar
4 Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat responden
Tahap Oreantasi
5 Salam, sapa dan perkenalkan diri
6 Melakukan kontrak waktu
7 Menjelaskan tujuan
8 Menjelaskan prosedur
9 Menanyakan kesiapan dan kerjasama responden
Tahap Kerja
10 Menjaga privacy
11 Mengajak responden membaca basmallah
12 Mengkaji skala nyeri yang dialami responden dengan
memberikan skala pengukuran Numeric Rating Scale
dan diisi oleh responden atas bimbingan peneliti yang
sesuai dengan skala nyeri yang dialami responden
sebelum diberikan perlakuan
13 Tulis tingkat nyeri pada lembar observasi. Lakukan
endorphin massage selama 15 menit dengan frekuensi 2
kali dalam seminggu.
14 Anjurkan ibu untuk mengambil posisi senyaman
mungkin, bisa dilakukan dengan duduk, atau berbaring
miring dan anjurkan suami untuk duduk dengan nyaman
dibelakang ibu.
15 Anjurkan ibu untuk bernafas dalam, sambil
memejamkan mata dengan lembut untuk beberapa saat.

16 Setelah itu biarkan pasangan atau suami mulai mengelus


permukaan luar lengan ibu, mulai dari tangan sampai
lengan bawah. Belaian ini sangat lembut dan dilakukan
dengan menggunakan jari-jemari atau hanya ujung-ujung
jari.
17 Setelah kira-kira lima menit, mintalah pasangan atau
suami ibu untuk berpindah ke lengan yang lain. Walaupun
sentuhan ringan ini dilakukan di kedua lengan ibu, ibu
akan merasakan bahwa dampaknya sangat menenangkan
di sekujur tubuh. Tehnik ini juga bias diterapkan dibagian
tubuh lain,termasuk telapak tangan,leher,dan bahu ,serta
paha.
18 Teknik sentuhan ringan ini sangat efektif jika dilakukan di
bagian punggung. Caranya, ibu dianjurkan untuk
berbaring miring, atau duduk. Dimulai dari leher, suami
memijat ringan membentuk huruf V kearah luar menuju
sisi tulang rusuk. Pijatan-pijatan ini terus turun kebawah,
kebelakang. Ibu di anjurkan untuk relaks dan merasakan
sensasinya.
19 Saat melakukan sentuhan ringan tersebut anjurkan suami
untuk menyentuh perut istri dari belakang untuk beberapa
menit dan merasakan gerakan janin bersama dengan ibu
sembari mengucapkan niat atau affirmasi positif.
20 Setelah melakukan endorphin massase anjurkan suami
untuk memeluk istrinya, sehingga tercipta suasana yang
menenangkan.

21 Setelah melakukan pijat endorphin biarkan ibu


merebahkan tubuh kebelakang
22 Kaji kembali tingkat nyeri responden

Tahap Terminasi
23 Melakukan evaluasi
24 Menyampaikan rencana tindak lanjut
25 Mencuci tangan
LAMPIRAN

1. Dokumentasi kunjungan pertama


2. Dokumentasi kunjungan kedua

Anda mungkin juga menyukai