T.A. 2020/2021 Hasil analisis jurnal epidemiologi Kasus Campak di Kota Cirebon :
1. Deskripsi distribusi kasus campak
Penelitian epidemiologi kasus campak dilakukan di kota Cirebon pada tahun 2004-2011. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kejadian campak yang tercatat sebagai kasus campak dan dilaporkan dari 22 puskesmas se-kota Cirebon, tidak termasuk data surveilans campak dari rumah sakit. Analisis data menggunakan analisis univariat.
2. Etiologi kasus campak
Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak
dengan gejala prodromal seperti demam, batuk, coryza/pilek, dan konjungtivitas, kemudian diikuti dengan munculnya ruam makulopapuler yang menyeluruh diseluruh tubuh. Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang banyak menyerang anak-anak. Penularan campak terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah terinfeksi. Campak lebih banyak menyebabkan keparahan pada anak-anak di bawah lima tahun (balita). Infeksi lebih sering terjadi dan lebih berat pada anak usia balita, hal ini disebabkan karena sistem imun belum matang pada usia muda.
3. Determinan kasus campak
Tingginya insiden campak dikarenakan faktor kepadatan penduduk yang
tinggi dan faktor rendahnya pemahaman masyarakat akan pentingnya imunisasi campak sehingga masih banyak balita yang tidak diberikan imunisasi campak akibatnya cakupan imunisasi rutin campak belum mencapai target. Faktor lingkungan juga menjadi pendukung penyebaran kasus campak karena pemukiman yang padat dapat mempermudah penularan penyakit yang menular melalui udara, terutama penyakit campak yang proses penularannya terjadi saat percikan ludah atau cairan yang keluar ketika penderita bersin. 4. Prediksi kejadian kasus pada populasi Dalam penelitian disebutkan bahwa kasus campak mengalami penigkatan dari tahun 2005-2011 hal itu menggambarkan bahwa kejadian kasus campak di tahun-tahun berikutnya akan terus mengalami kenaikan dan menimbukan masalah kesehatan yang lebih kompleks jika tidak dilakukan intervensi atau penanganan yang tepat dan segera.
5. Evalusi efektivitas intervensi
Intervensi yang dilakukan pemerintah setempat menurut saya kurang efektif dikarenakan meningkatnya kasus dari tahun ke tahun. Hal tersebut juga dapat dilihat dari cakupan imunisasi rutin campak yang tidak memenuhi target. Masih terdapat beberapa desa yang cakupan imunisasi campaknya redah bahkan ada yang dibawah target. Dapat disimpulkan pemberian atau penyuluhan imunisasi campak kurang merata.
6. Menentukan prognosis dan faktor prognostik penyakit
Faktor prognosis penyakit disebabkan oleh virus campak yaitu paramiksovirus. Dimana balita yang tidak mendapatkan imunisasi campak maka kekebalan tuhunya rendah sehingga akan mudah diserang oleh virus campak. Sedangkan faktor prognostik disebabkan oleh keadaan lingkungan yang padat penduduk sehingga dapat mendukung penyebaran campak. Campak merupakan self limited disease. Peningkatan morbiditas dan mortalitas terjadi pada penderita dengan faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya komplikasi seperti gangguan pendengaran, diare, ensefalitis, pneumonia hingga kematian.