Anda di halaman 1dari 26

Tata Ejaan Bahasa Indonesia

(Tanda Baca)
Kelompok 5
Dinda Junita Putri
Desti Ramdhani
Cindi Shelian Feronica Putri
Evina Triani
Pengertian Ejaan
Kata “ejaan” berasal bari bahasa arab hija’ menjadi eja yang
mendapat akhiran –an. Hakikat bahasa adalah bahasa lisan. Bahasa
tulis merupaka turunan dari bahasa lisan.
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan
bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai
sarananya.
Fungsi Ejaan

Dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa ejaan mempunyai


fungsi yang sangat penting. Fungsi tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa
Indonesia
Tanda titik

• Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.


Contoh :
o Tetanggaku melahirkan bayi kembar.
o Dia akan datang pada pertemuan itu.

• Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar. Contoh :
I. Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan
A. Palpasi Abdomen
1. Leopod I
2. Leopod II
3. Leopd III
Catatan :
 Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah
bertanda kurung dalam suatu perincian. Contoh :
Tanda-tanda Kehamilan antara lain :
1) Tanda kemungkinan hamil
2) Tanda tidak pasti hamil
3) Tanda pasti hamil

 Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih


dari satu angka. Contoh : III.A.2.b
Catatan :
 Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam
penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan,
grafik, atau gambar.
Misalnya:
o Tabel 1 Kunjungan Masa Nifas
o Tabel 1.1 Kunjungan Nifas Hari ke-1
o Tabel 1.2 Kunjungan Nifas Hari ke-2
o Bagan 2 Struktur Organisasi
o Bagan 2.1 Bagian Umum
• Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh :
Pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)

• Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun,
judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru),
dan tempat terbit. Contoh :
o Fitramaya. 2008. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta: Gramedia.
o Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
• Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang menunjukkan jumlah. Contoh :
o Anggaran puskesmas itu mencapai Rp450.0000.000,00.
o Penduduk kota Bandar Lampung lebih dari 7.000.000  orang.

Catatan:
 Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh :
o Dilan lahir pada tahun 1957 di Bandung.
o Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa halaman 1305.
o Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678.
 Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat penerima dan pengirim
surat serta tanggal surat. Contoh :
o Indrawati, M.Hum.
Jalan Cempaka II No. 9
Jakarta Timur
o 21 April 2013
o Jakarta, 15 Mei 2013 (tanpa kop surat)

 Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala


karangan, ilustrasi, atau tabel. Contoh :
o Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
o Gambar 3 Persalinan Sungsang
Tanda Koma
• Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian
atau pembilangan. Misalnya:
o Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.
o Satu, dua, ... tiga!

• Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan,


dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara). Misalnya:
o Saya ingin berangkat kuliah, tetapi saya sedang sakit.
o Temannya sedang membaca buku, sedangkan dia hanya melamun.
• Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului
induk kalimatnya. Misalnya:
o Kalau diundang, saya akan datang.
o Agar tidak terlambat kuliah, kita harus bangun pagi.

Catatan:
 Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya:
o Saya akan datang kalau diundang.
o Kita harus bangun pagi agar tidak terlambat kuliah,.
• Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru,
seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan,
seperti Bu, Dik, atau Nak. Misalnya:
o O, begitu?
o Nak, kapan selesai kuliahmu?

• Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung


antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan
dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
o Kakakku rajin berolahraga setiap pagi. Oleh karena itu, dia jarang sakit
dan badannya selalu bugar.
o Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya
berhasil menjadi sarjana.
• Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat. Misalnya:
o Kata ibu saya, "Kita harus menolong sesama.“
o "Kita harus berbagi dalam hidup ini," kata nenek saya, "karena
manusia adalah makhluk sosial."

Catatan
 Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang
berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain
yang mengikutinya. Misalnya:
o “Apa yang sedang ibu rasakan?" tanya Bu Bidan.
o "Wow, indahnya pantai ini!" seru wisatawan itu.
• Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat,
tempat dan tanggal, serta nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan. Misalnya:
o Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis,
Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
o Surabaya, 10 Mei 1960
o Tokyo, Jepang

• Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik


susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
o Booth, Trish. 2011.Tanya Jawab Seputar Kehamilan. Jakarta: Buana
Ilmu Populer.
o Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di
Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mutiara Beta.
• Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan
akhir. Misalnya:
o Fadilla Nisa, Tanda dan Gejala Awal Kehamilan Trimester I (Jakarta: Pustaka
Rakyat, 2010), hlm. 336.
o Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya
Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.

• Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
Misalnya:
o Ny. Khadijah, M.A.
o Bambang Irawan, M.Hum.
o Siti Aminah, S.H., M.H.
• Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya :
o 27,3 kg
o Rp500,50

• Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau


keterangan aposisi. Misalnya:
o Di daerah saya, misalnya, masih banyak ibu-ibu yang belum
memakai alat kontrasepsi.
o Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti
upacara bendera.
• Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada
awal kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya:
o Dalam pengembangan pelayanan puskesmas, kita dapat
memanfaatkan fasilitas yang ada.
o Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Bandingkan dengan:
o Dalam pengembangan pelayanan puskesmas kita dapat
memanfaatkan fasilitas yang ada.
o Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
Tanda Titik Dua
• Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan.
Misalnya:
o Mereka memerlukan alat senam hamil: matras, bantal, dan gym ball.
o Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.

• Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan


pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
o Kita memerlukan matras, bantal, dan gym ball.
o Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. persiapan,
b. pengumpulan data,
c. pengolahan data, dan
d. pelaporan.
• Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian. Misalnya:
o Ketua : Indah Mar’atussolihah
Sekretaris : Repilia A.
Bendahara : Salsabila Hansa K.

• Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
o Ibu : "Bawa koper ini, Nak!"
Amir : "Baik, Bu."
Ibu : "Jangan lupa, letakkan baik-baik!"
• Tanda titik dua dipakai di antara ,jilid atau nomor dan halaman, surah
dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan, serta
nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
o Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
o Surah Albaqarah: 2—5
o Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
o Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bah
Tanda Hubung

• Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris. Misalnya:
o Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-
put laut.
o Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.

• Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.


Misalnya:
o Anak-anak
o Kemerah-merahan
• Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun
yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata
yang dieja satu-satu. Misalnya:
o 11-11-2011
o b-a-l-i-t-a

• Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata


atau ungkapan. Misalnya:
o mesin hitung-tangan
o dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000)
Bandingkan dengan :
o mesin-hitung tangan
o dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)
• Tanda hubung dipakai untuk merangkai. Misalnya :
o se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-
Indonesia, se-Bandar Lampung);
o angka dengan –an (tahun 1950-an);
o kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital
(hari-H, sinar-X, ber-KTP);

Catatan: Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika


angka tersebut melambangkan jumlah huruf. Misalnya:
o LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia)
o P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)
• Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan
unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
o ber-pariban (bahasa Batak, 'bersaudara sepupu')
o di-back up

• Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi


objek bahasan.
Misalnya:
o Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.
o Akhiran -isasi pada kata betonisasi  sebaiknya diubah
menjadi pembetonan.
Tanda Pisah

• Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau


kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
o Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—
diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
o Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah
Pemuda—harus terus digelorakan.
• Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan
aposisi atau keterangan yang lain. Misalnya:
Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi
nama bandar udara internasional.

• Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang
berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
Misalnya:
o Tahun 2010—2013
o Jakarta—Bandung

Anda mungkin juga menyukai