Disusun Oleh :
SULIS SA’ADAH
154012018042
Mengetahui
Ketua Prodi DIII Kebidanan
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
LEMBAR PENGESAHAN
ii
MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS PEKON BANYUMAS
KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG
Mengetahui
Ketua Prodi DIII Kebidanan
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
KATA PENGANTAR
iii
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Laporan Praktik Kebidanan Komunitas ini yang
dilaksanakan di Pekon Banyumas.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Atas
dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep,.Sp.Kep.J , Selaku Ketua Universtas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2. Sumi Anggraeni, M.Keb , Selaku Ketua Prodi Kebidanan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu, Lampung.
3. Apri Sulistianingsih,M,Keb ,Selaku Dosen Pembimbing pada Praktik
Kebidanan Komunitas.
4. Bidan Liya Widyastuti, Amd. Keb, Selaku Bidan Desa Rejosari di Pekon
Rejosari.
5. Bapak Wasino, Selaku Kepala Pekon Rejosari Kecamatan Reosari Kabupaten
Pringsewu Lampung dan Para Aparat Desa.
6. Ayah dan Ibu tercinta yang telah member dukungan baik material maupun
spiritual.
7. Semua teman – temanProdi DIII KebidananFakultas Kesehatan
UniversitasMuhammadiyah Pringsewu Lampung
Semoga laporan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya pada
pelaksanaan praktik Praktik Kebidanan Komunitasini pada semua pihak yang
telah membantu terealisasinya kegiatan ini, saya mengucapkan terima kasih.
Laporan ini dan pencapaian target masih banyak kurang nya. Oleh karna itu kritik
dan saran sangat saya harapkan.
Sulis sa’adah
NIM : 154012018042
DAFTAR ISI
iv
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan Umum dan Khusus.................................................................2
C. Manfaat...............................................................................................2
D. Metode................................................................................................3
E. Langkah Kerja....................................................................................3
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Proses Penatalaksanan Asuhan Kebidanan Komunitas pada
Keluarga....................................................................................................84
B. Hambatan, Rintangan dan Evaluasi dalam Pelaksanaan Asuhan
Kebidanan Komunitas pada Keluarga.......................................................84
v
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................86
B. Saran...................................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan remaja merupakan fenomena internasional yang belum terselesaikan hingga
sekarang. Pada tahun 2013 World Health Organization (WHO) menetapkan tema untuk hari
kependudukan dunia yaitu “Kehamilan Remaja”. Hal ini menandakan kasus tersebut perlu
diperhatikan oleh seluruh warga dunia. Secara global, diperkirakan bahwa 16 juta anak
perempuan berusia 15-19 tahun melahirkan setiap tahun (WHO, 2012). Kejadian kehamilan
remaja banyak terjadi di negara dengan penghasilan rendah dan menengah, termasuk
Indonesia. Angka kejadian kehamilan remaja di Indonesia adalah 48 per 1.000 perempuan
pada tahun 2012.
Hasil survei Badan Pusat Statistik tahun 2012 mengungkapkan, angka kehamilan remaja
pada usia 15-19 tahun mencapai 48 dari 1.000 kehamilan (BKKBN, 2014). Australian
National University (ANU) bersama Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI)
tahun 2010/2011 juga melakukan penelitian terhadap 3.006 remaja dalam penelitian di
Jakarta, Tangerang dan Bekasi didapatkan hasil sebesar 20,9 persen remaja usia 17-24 tahun
hamil sebelum menikah dan 38,7 persen remaja mengalami kehamilan sebelum menikah dan
kelahiran setelah menikah (Elisa danMuhammad,2017)
Dalam rangka mempersiapkan tenaga bidan yang terampil dan bermutu dalam
melaksanakan tugas seperti yang diharapkan, Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan memberikan kesempatan bagi mahasiswa diploma kebidanan untk
menerapkan pelayanan kebidanan dengan melakukan praktik kebidanan komunitas yang
dilakukan di desa Banyumas kecamatan Banyumas.Setiap individu diberikaan tugas
untuk melakukan penyuluhan pada KK Binaan.Dan satu KK Binaan minimal memiliki 3
masalah yang dikaji, kemudian dilakukan penyuluhan.Setiap Individu wajib melakukan
kunjungan terhadap KK Binaan yang di ambil dalam waktu beberapa hari.
8
Setelah dilakukan Survey Mawas Diri (SMD) di rumah keluarga Bapak Turiman dan
Bapak Margianto ternyata banyak masalah yang muncul seperti Balita Gizi
Kurang,Payudara Bengkak, Kurangnya Pengetahuan anak mengenai kesehatan reproduksi
remaja,. Sedangkan pada keluarga Bapak Tukiman mengalami masalah Stunting,
Kurangnya pengetahuan ibu tentang pap smear dan PHBS.
Oleh sebab itu, Penulis tertarik untuk melakukan KK Binaan pada Keluarga Bapak
Turiman dan Bapak Margianto.
B. Tujuan Kegiatan
1) Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara nyata pelaksanaan kegiatan Asuhan Kebidanan di
masyarakat dengan menerapkan konsep problem solving dalam pemecahan masalah
yang terdapat di masyarakat.
2) Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan kegiatan Kebidanan Komunitas diharapkan mahasiswa
mampu melakukan asuhan kebidanan seperti :
a. Kehamilan remaja
b. merokok
c. stunting
d. Pap Smear
e. Kesehatan reproduksi
f. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dalam bidang kesehatan dan sebagai pengalaman proses belajar
mengajar khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat.
2. Bagi Institusi
Menambah khasanah keilmuan terutama bagi Universitas Muhammadiyah sebagai
institusi pendidikan.
3. Bagi Dinas Kesehatan
Memberikan informasi mengenai keadaan kesehatan masyarakat khususnya
masyarakat Desa Banyumas.
9
4. Bagi Masyarakat
Memberikan gambaran pada masyarakat khususnya desa Banyumas tentang keadaan
kesehatannya.
D. Metode Penulisan
Metode yang di gunakan dalam penulisan laporan study kasus ini adalah deskriptif. Yaitu
metode yang menggambarkan keadaan yang sebenar-benarnya melalui pendekatan
Asuhan Kebidanan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
E. Langkah Kerja
Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : a.Survey Mawas Diri (SMD) : 20 – 24 februari
2021
b. Pelaksanaan KK Binaan dan Implementasi KK
Binaan : 01 – 03 maret 2021
c.Pelaksanaan Evaluasi KK Binaan : 09- maret –
2021
2. Lokasi
Kegiatan KK Binaan dilaksanakan di rumah Bapak Turiman dan Sugi hartonoDesa
Rejosari Rt/Rw 001/01 Kecamatan rejosari Kabupaten Pringsewu.
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan(friedman, 2010)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI 2014)
Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan sekumpulan
orang yang tinggal dalam satu rumah yang terikat oleh ikatan perkawinan dan mempunyai
ikatan darah .
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada beberapa macam, diantaranya :
1) Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalah keluarga adalah dipihak
ayah.
2) Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasan dalam keluarga adalah dipihak
ibu.
3) Equalitarian, yang memegang kekuasan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
4) Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5) Keluarga Kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluaraga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suatu atau istri.
3. Ciri-Ciri Keluarga
Ciri-ciri struktur keluarga menurut Anderson Carter :
11
1) Terorganisasi
Adalah saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2) Ada keterbatasan
Adalah setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3) Ada perbedaan dan kekhususan
Adalah setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
4. Bentuk-Bentuk Keluarga
1) Nuclear Family (keluarga inti)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
2) Extendet Family (Keluarga Besar)
Adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara misalnya: nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
3) Serial Family (Keluarga Berantai)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari 2x dan
merupakan satu keluarga inti.
4) Single Family (Keluarga Duda atau Janda)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5) Composite Family (Keluarga Berkomposisi)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami atau hidup bersama.
6) Cahibitation Family (Keluarga habitas)
Adalah dua orang yang menjadi satu keluarga.
5. Peran Keluarga
Menurut Hartan dan Hunt peran keluarga terdiri dari sebagai berikut :
1) Peran Ayah.
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anaknya berperan mencari
nafkah, pendidikan, perlindungan dan member rasa aman sebagai kepala
keluarga, sebagai kelompok masyarakat.
12
2) Peran Ibu
Sebagai istri dan suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran
mengurus rumah tangga pengasuh anak-anaknya dan sebagai satu kelompok dari
peran sentral darianggota masyarakat dan pencari nafkah
3) Peran Anak
Anak melaksanakan perahan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik,fisik,
mental, social , dan spiritual.
6. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga sehari-hari menurut Horton dan Hunt yaitu :
1) Fungsi pengaturan seksual
Yaitu keluarga merupakan wadah sah baik ditinjau dari agama maupun
maryarakat dalam pengetahuan dan pemuasan keinginan seksual.
2) Fungsi Reproduksi
Yaitu keluarga berfungsi menghasilkan anggota baru sebagai penerus keturunan.
3) Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan
Yaitu memberikan perlindungan dan pemeliharaan terhadap stress.
4) Fungsi Pendidikan
Yaitu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama
karena anak-anak mengenal pendidikan sejak lahir.
5) Fungsi Sosialisasi
Yaitu individu atau anggota keluargamempelajari kebiasaan ide-ide nilai dan
tingkah laku dalam masyarakat.Melalui lingkungan keluarga.
14
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak
untuk mempersiapkan masa depannya.Membiasakan anak belajar secara teratur,
mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum
anak.
6) Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari
identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari
kedua orang tua sangat diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian antara kedua
orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
7) Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya,
maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak kemasyarakat dalam memulai
kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan
berumah tangga.
8) Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempu kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah suami
istri berdua saja.dalam tahap ini kelurga akan merasa sepi,dan bila tidak dapat
menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
9) Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk
meninggalkan dunia yang fana ini.
9. Gambaran Keluarga Sehat
Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untuk mewujudkan keluarga yang sehat
dan sejahtera.Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian upaya kesehatan
keluarga.Keluarga sehat adalah kondisi yang mendorong terwujudnya keluarga
sejahtera (Syahlan, 1996).
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukaan sebagai berikut :
1) Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental, maupun sosial.
2) Cepat meminta bantuan kepada tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan
bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.
3) Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
4) Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
5) Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
15
Seorang bidan yang bekerja di komunitas harus mengetahui data wilayah kerjanya,
data tersebut mencakup komposisis keluarga, keadaan sosial, ekonomi, adat kebiasaan,
kehidupan beragama, status kesehatan, serta masalah ibu dan anak balita.Keberhasilan
bidan yang bekerja di bidang komunitas tergantung pada peningkatan kesehatan ibu dan
anak balita di wilayah kerjanya.Sasaran umum pelayanan kebidanan komunitas adalah
ibu dan anak dalam keluarga.Menurut Undang-Undang No. 12 tentang Kesehatan, yang
dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Didalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra kehamilan,
persalinan, pasca persalinan dan masa diluar masa kehamilan (masa interval) serta
persalinan.Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak
di kandungan, masa bayi, masa balita, dan masa pra sekolah (Syahlan, J.H., 1996).
16
4) melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal,
komplikasi,patologis, dan risiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga:
a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
asuhan yang diberikan.
b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan asuhan.
5) melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu pada saat masa nifas pada menyusui
dalam keadaan normal dan komplikasi dengan melibatkan klien/keluarga:
a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
asuhan yang diberikan.
b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan asuhan.
6) melaksanakan asuhan kesehatan pada bayi (>1 bulan -1 tahun) dan anak (>1 tahun
-5 tahun) dengan melibatkan klien/keluarga:
a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
asuhan yang diberikan.
b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan asuhan.
7) melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu dengan gangguan
reproduksi dengan melibatkan klien/keluarga:
a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
asuhan yang diberikan.
b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan asuhan.
8) melaksanakan asuhan kebidanan komunitas dengan melibatkan klien/keluarga:
a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
asuhan yang diberikan.
b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan asuhan.
9) melaksanakan pelayanan keluarga berencana dengan melibatkan klien/keluarga:
a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
asuhan yang diberikan.
b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan asuhan.
17
posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin dan
mendayagunakan bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah
1) Mengelola dan mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama
pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat di
wilayah kerjanya dengan melibatkan klien/masyarakat tugasnya:
a. bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan kesehatan
masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk
meningkatkan dan mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya.
b. menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan melibatkan klien /
masyarakat.
c. mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya
kesehatan ibu dan anak, serta KB sesuai dengan rencana.
d. mengorganisasi, mengawasi, dan membimbing kader, dukun, atau petugas
kesehatan lain dalam melaksanakan program / kegiatan pelayanan kesehatan ibu
dan anak serta KB.
e. mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya
kesehatan ibu dan anak, serta KB termasuk pemanfaatan sumber-sumber yang ada
pada program dan sector lain.
f. menggerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat, dan memelihara
kesehatannya dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada.
g. mempertahankan, meningkatkan mutu, dan keamanan praktik professional melalui
pendidikan, pelatihan, dan kegiatan-kegiatan dalam kelompok profesi.
2) Berpatisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan program sector
lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader
kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada di wilayah bimbingannya atau
wilayah kerjanya, tugasnya:
a. bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dan
memberikan asuhan kepada klien, dalam bentuk konsultasi, rujukan, dan tindak
lanjut.
b. Membina hubungan dengan dukun, kader kesehatan / PLKB dan masyarakat.
c. Melaksanakan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader, dan petugas lain.
d. Memberikan asuhan pada klien yang dirujuk dukun bayi.
e. Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat.
18
3) Peran Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat.Sebagai pendidik, bidan
berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya sesuai dengan kaidah
kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan di komunitas dalam berperan
sebagai pendidik masyarakat antara lain dengan memberikan penyuluhan di bidang
kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi dan
sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan secara langsung.
Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan poster, leaf let, spanduk
dan sebagainya.
a) mengkaji, merencanakan, menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
pendidikan, bimbingan/penyuluhan yang diberikan
b) menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan dan
pendidikan
c) mendokumentasikan hasil kegiatan
19
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi. Bidan perlu menggerakkan individu, keluarga dan
masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri
sendiri,
7) Peran sebagai Perencana
Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta
berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat luas untuk suatu kebutuhan
tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan. (Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 8)
:: Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia di bawah 20 tahun, baik
pada remaja yang menikah maupun yang belum menikah. Faktor-faktor yang diduga menjadi
sebab terjadinya kehamilan remaja adalah sebagai berikut
20
terutama bila dialkukan secara tidak aman.
a) Risiko Fisik
Perdarahan dan komplikasi merupakan salah satu risiko aborsi. Aborsi yang berulang
selain bisa mengakibatkankomplikasi juga dapat mengakibatkan kemandulan. Aborsi
yang dilakukan secara tidak aman dapat berakibat fatal yaitu
kematian.
b) Risiko Psikis
Pelaku aborsi seringkali mengalami perasaan-perasaan takut, panik, tertekan atau
stress, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena rasa
bersalah, atau dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama. Selain itu, pelaku
aborsi juga sering kehilangan rasa percaya diri.
3) Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan kelainan bawaan
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama
rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah
(BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum
menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu
tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan
kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat
bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri
yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan
loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.
a) Latar belakang sosial ekonomi yang buruk,karena beberapa anak terkena aktifitas
seksual karena orang tua atau wali gagal merawat mereka
b) Pengaruh teman sebaya dalam beberapa anak dipengaruhi oleh teman-teman
sesama, beberapa yang mungkin dari lawan jenis.
21
c) Pendidikan seks, karena mayoritas anak-anak tidak menerima pendidikan tentang
seks.
d) Tidak menggunakan kontrasepsi karena anak-anak tidak diperbolehkan menggunakan
kontrasepsi.
e) Harga diri yang rendah di antara anak-anak juga membuat mereka melakukan
hubungan seksual yang mengarah ke awal pernikahan.
f) Tingkat pendidikan yang rendah, terutama tingkat pendidikan ibu yang
gagal berperan dalam mengasuh anak-anak mereka.
Program pencegahan kehamilan remaja mencakup hal-hal berikut (Papri, Zubaida, Sarwat
dan Marsheda 2016) yaitu :
1) Remaja harus didorong untuk menunda aktivitas seks dini. Pentingnya pemberian
konseling dan informasi tentang pencegahan kehamilan, jika mereka menjadi seksual
yang aktif.
2) Tenaga kesehatan harus peka terhadap masalah yang berkaitan dengan seksualitas
remaja dan mempunyai riwayat perkembangan seksual yang tepat pada semua pasien
remaja.
3) Harus dipastikan bahwa semua remaja yang melakukan hubungan seksual aktif
memiliki pengetahuan tent.
B. Merokok
Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari
bagi orang yang mengalami kecenderungan terhadap rokok. Rokok merupakan
salah satu bahan adiktif artinya dapat menimbulkan ketergantungan bagi
pemakainya. Sifat adiktif rokok berasal dari nikotin yang dikandungnya.
Setelah seseorang menghirup asap rokok, dalam 7 detik nikotin akan mencapai
otak (Soetjiningsih, 2010).
22
Orang yang sering merokok, baik merokok secara aktif atau hanya menghirup asap rokok dari
orang sekitarnya, berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular, seperti penyakit
jantung dan stroke.Risiko ini bisa semakin meningkat pada perokok yang jarang berolahraga,
kurang menjaga pola makan, dan sering stres.
2. Kerusakan otak
Merokok dapat mengganggu perkembangan dan fungsi otak, baik pada anak-anak, remaja,
dan orang dewasa. Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai
penyakit pada otak, seperti stroke, aneurisma otak, dan pikun atau demensia.
3. Penyakit mulut dan tenggorokan
Bau mulut, gigi bernoda, dan penyakit gusi merupakan efek yang kerap timbul akibat
merokok. Tak hanya itu, merokok juga bisa menimbulkan masalah serius lain, seperti kanker
pada mulut, bibir, lidah, dan tenggorokan.
4. Penyakit paru-paru
Salah satu efek paling berbahaya akibat merokok adalah kanker paru-paru. Bahan-bahan
kimia pada rokok berpotensi merusak sel paru-paru yang kemudian bisa berubah menjadi sel
kanker.
Selain itu, merokok juga bisa menyebabkan terjadinya berbagai penyakit pada paru-paru,
seperti bronkitis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan emfisema.
5. Penyakit lambung
Merokok bisa melemahkan otot yang mengontrol bagian bawah kerongkongan, sehingga
memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan. Kondisi ini dikenal dengan penyakit
asam lambung atau GERD.
Beberapa risiko penyakit lambung lainnya yang dapat terjadi pada seorang perokok adalah
ulkus atau tukak lambung dan kanker lambung.
6. Tulang keropos atau rapuh
Racun pada rokok bisa menimbulkan kerapuhan pada tulang. Oleh karena itu, perokok lebih
berisiko mengalami tulang rapuh atau osteoporosis. Riset pun menyebutkan bahwa wanita
yang merokok lebih rentan mengalami osteoporosis daripada wanita yang tidak merokok.
7. Penuaan dini
Tanda-tanda penuaan dini, seperti kerutan di sekitar mata dan mulut, berisiko muncul lebih
awal pada perokok aktif. Hal ini karena kurangnya asupan oksigen ke kulit, sehingga orang
yang merokok akan terlihat lebih tua daripada orang yang tidak merokok.
Agar terhindar dari kebiasaan merokok, maka sepatutnya kita menanamkan keyakinan
yang kuat bahwa kebiasaan merokok tidak akan pernah menguntungkan diri sendiri dan
orang lain. Kita harus terbiasa untuk bersikap asertif, untuk tetap mengatakan tidak pada
rokok. Apabila telah mampu kita terapkan, maka teman sebaya atau kelompok kita bisa
dijadikan kader pendidik sebaya.
23
Bagi para perokok, khususnya remaja, untuk berhenti dari kebiasaan merokok bukanlah
suatu hal yang mustahil. Apabila remaja meninggalkan kebiasaan merokok hari ini, maka
badan akan terbebas dari nikotin dalam masa 8 jam. Setelah satu minggu efek dari kebiasaan
merokok tersebut akan hilang. Lama-kelamaan, tubuh akan memperbaiki kerusakannya
akibat tembakau dan bahan kimia lain yang pada rokok. Menghentikan kebiasaan merokok,
bisa tetap dilakukan, antara lain dengan cara sebagai berikut.
Tidak ada suatu cara terbaik bagi perokok untuk berhenti merokok, karena pengaruhnya
terhadap setiap perokok adalah berbeda. Namun, hanya ada satu hal yang sama diantara
mantan perokok yang berhasil, yaitu mereka semua memang berkeinginan untuk berhenti
merokok. Sebagaian besar, perokok memilih cara ini untuk menghentikan kebiasaannya. Cara
ini bisa dipilih sebagai salah satu alternatif.
tanpa rokok. Atau anda bisa menunda untuk menyalakan batang rokok dalam beberapa menit
Cara ini mengajak anda menunda masa menghisap batang rokok yang pertama sehingga anda
tetap dapat bertahan, sampai anda bisa bertahan sepenuhnya setiap kali anda ingin merokok.
Cara mengurangi
Cara ini dilakukan dengan mengurangi jumlah batang rokok yang anda hisap setiap merokok.
Dalam satu hari, setiap kali merokok, bisa dikurangi jumlah rokok yang anda hisap, mulai
dari hitungan satu batang, dua batang, hingga separuh dari jatah rokok anda setiap harinya,
atau bahkan mengurangi sepenuhnya.
Pada umumnya, merokok identik dengan minum kopi ataupun minuman keras. Apabila
seseorang mengkonsumsi kopi ataupun minuman beralkohol, maka biasanya dilengkapi
dengan sebatang atau sebungkus rokok. Dengan mengurangi atau sama sekali tidak
mengkonsumsi kopi atau minuman beralkohol secara berlebihan, maka keinginan untuk
merokok bisa dikurangi.
Terapi ini memanfaatkan koyo atau tempelan nikotin yang bisa menembus kulit ke dalam
tubuh dan bisa mengurangi efek adiksi (ketagihan) akibat merokok. Cara ini bisa ditempuh
tanpa anda harus berhenti secara mendadak. Cara ini juga menolong anda untuk menghadapi
24
kebiasaan merokok serta ketergantungan psikologis. Konsultasikan dengan dokter anda untuk
keterangan lebih lanjut.
C. Stunting
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak)
akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan
pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya
disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di Indonesia
masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%). Tahun 2015
Indonesia tertinggi ke-2 dibawah Laos untuk jumlah anak stunting. Indonesia merupakan
negara nomor empat dengan angka stunting tertinggi di dunia. Lebih kurang sebanyak 9 juta
atau 37 persen balita Indonesia mengalami stunting (kerdil).
Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status
gizi ibu, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, pola pemberian makan
kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi di awal kehidupan seorang
anak. Selain faktor lingkungan, juga dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal.
Akan tetapi, sebagian besar perawakan pendek disebabkan oleh malnutrisi.
Jika gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek jangka
pendek dan efek jang ka panjang. Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan
perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, perkembangan otak yang tidak maksimal yang
dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar
yang buruk. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa,
penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.
25
juga memengaruhi status gizi mereka.Bahkan anak yang sering mengalami penyakit berulang
seperti diare dan infeksi cacing usus (helminthiasis) akibat paparan lingkungan kotor juga
dapat dikaitkan dengan stunting.Pasalnya, kondisi ini berpengaruh besar pada
penurunan kemampuan sistem pencernaan dan kekebalan sebagai penangkal organisme
penyebab penyakit. Akibatnya, nutrisi sang anak tidak diserap dengan sempurna.Sementara
memelihara kebiasaan yang sehat di rumah seperti mencuci tangan dengan sabun antiseptik
dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan cara terbaik untuk mencegah
stunting.
Keterlambatan pertumbuhan
Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
Tanda pubertas terlambat
Anak menjadi pendiam, sulit melakukan eye contact saat usia 8-10 tahun
Wajah tampak lebih muda dari usianya
Mudah mengalami penyakit infeksi
26
Dampak yang terjadi pada stunting
1) Gangguan kognitif
2) Kesulitan belajar
Selain kemampuan kognitifnya menurun, stunting turut berdampak kepada tingkat fokus
anak. Stunting dapat mengakibatkan gangguan pemusatan konsentrasi yang membuat anak
lebih sulit belajar.
Penelitian juga menunjukkan, anak yang berperawakan pendek memiliki fokus dan tingkat
konsentrasi yang lebih rendah sehingga bisa memengaruhi prestasinya di sekolah.
Anak yang mengalami stunting lebih rentan mengalami penyakit tidak menular saat ia
dewasa nanti. Penyakit tidak menular tersebut bisa berupa obesitas, penyakit jantung,
dan hipertensi.
Hubungan antara dampak stunting dan penyakit tidak menular terus diteliti. Selain berisiko
mengidap penyakit tidak menular di kemudian hari, anak stunting juga dapat memiliki sistem
imunitas tubuh yang lebih rendah
Tidak sampai disitu, ada sebuah studi yang menghubungkan antara anak bertubuh pendek
dengan pendapatan yang lebih rendah saat ia dewasa. Disebutkan bahwa kondisi stunting
berisiko menyebabkan sang anak mengalami kemiskinan di kemudian hari.
.
Pencegahan stunting
27
Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu
memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account
Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan
sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang
menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau
bidan.
Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI
ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan
makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASIX selama enam bulan
kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai
mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan
pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa
memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah
stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam
makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan
tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.
Tidak sulit mengenali anak yang mengalami stunting. Dari segi fisik, mereka biasanya
mempunyai postur tubuh lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya. Jadi, penting bagi
ibu untuk terus memantau tumbuh kembang mereka, terutama dari tinggi dan berat badan
anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu,
akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau
lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan
peluang stunting. Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah
faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut.
D. Menopouse
a. Pengertian Menopause
Merupakan berhentinya siklus menstruasi secara pemanen dan merupakan suatu
titik balik dan bukan penyakit. Akan tetapi, kondisi ini bisa memengaruhi
kesejahteraan hidup perempuan. (Muttaqin, 2009)
28
Sebelum memasuki masa menopause terlebih dahulu seorang wanita menjalani
masa pra menopause yang merupakan masa transisi menuju menopause. Ini
meliputi beberapa tahun setelah menstruasi benar-benar berhenti, dan kemudian
perubahan-perubahan terjadi maka wanita pra menopause akan menuju ke masa
menopause (Kasdu, 2012).
b. Penyebab
Berhentinya produksi hormon esterogen yang mempengaruhi kerapuhan tulang
seperti osteoporosis. (Muttaqin, 2009)
Masa Menopause merupakan masa peralihan dari usia dewasa ke usia lanjut. Dari
usia produktif yang optimal dalam berbagai bidang baik fisik berupa kondisi tubuh
yang fit dankondisi psikis dalam karier, keluarga, keuangan dan pergaulan ke arah
yang relatif cenderung mundur. (Muttaqin, 2009)
Pada periode ini, terdapat perpaduan antara penurunan kondisi fisik dengan
permasalahan psikis yang sedemkian kompleks sehingga dibutuhkan persiapan-
persiapan yang cukup memadai baik fisik maupun psikis agar masa ini dapat kita
hadapi dengan baik dan wajar. Proses menjadi tua dapat mempunyai arti yang lebih
positif apabila diidentikkan dengan“matang”. Disini terjadi proses kematangan dalan
aspek spiritual, intelektual, konsep pikirandan wawasan hidup.
Dengan kata lain terjadi proses menjadi manusia yang lebih bijaksana.Proses
menjadi tua pada wanita mempunyai manifestasi klinik klimakterium
29
berupaMenopause, yaitu masa dimana jumlah hormon estrogen yang dihasilkan
ovarium sedikit danwanita tidak dapat hamil lagi.Masa Menopause pada wanita
secara umum terbagi dalam 3 bagian :
1) Pre Menopause ( kurang lebih dimulai pada usia 48 tahun )
2) Peri Menopause ( kurang lebih dimulai pada usia 50 tahun )
30
Semua organ tubuh akan mengalami penuaan termasuk otak. Penuaan otak akan
ditandaidengan menurunnya kemampuan untuk memahami hal-hal baru,
kemampuan intelegensiadan juga daya ingat.Dr. Setiati SpPD, Kger Mepid
mengatakan proses penuaan otak dimulai saat jumlah selnyamenurun, volume otak
menurun ( atrofi ) dan rongga-rongganya melebar.Ada juga yang memakai hukum
1%, artinya sejak usia 40 tahun fungsi oragan tubuh turun1% setiap tahun
termasuk otak, tetapi penelitiannya masih crosssectional.Menurut dr. Setiati SpPD,
Kger Mepid otak terdiri dari sejumlah sel yang dapat hidup karenamendapat
nutrisi, darah dan oksigen sehingga bila asupan tersebut tidak tersuplai dengan
baik maka kerusakan otak berikut kemampuan otak akan mulai terjadi.Penuaan
otak memang merupakan proses alami, semua orang pasti mengalaminya,
tapiterdapat kiat-kiat tertentu untuk tetap mengoptimalkan fungsi otak.
7) Kulit kering – lebih cepat keriput
Pada masa Menopause kulit semakin kering, berkurang kelembabannya karena air
& produksi minyak pada kulit berkurang.Saat kelembaban kulit kurang maka kulit
cenderung kering, mudah keriput, gatal, bersisik,merah, kasar,mudah pecah pacah
sampai terjadi peradangan. Sehingga kita harus menyiasati problem tersebut dalam
aktivitas kita sehari-hari terutama saat udara dingin dan kering, saatmelakukan
tugas rumah tangga yang membuat kita terpapar matahari dan juga detergen
8) Pengeroposan tulang ( Osteoporosis )
Mendekati usia senja tinggi badan mengalami penyusutan, gigi mudah putus dan
tulangmudah mengalami keretakan / patah karena adanya proses pengeroposan
pada tulang.
Untuk menjaga kesehatan tulang agar tetap optimal di usia tua sebaiknya dimulai
sejak dini.Menurut US DRI (United State Dietary Reference Intake) sebaiknya
konsumsi kalsium padausia 19 – 50 tahun adalah sebesar 1000mg/hari. Dan untuk
usia diatas 50 tahun diperlukan1200mg/hari.
9) Kadar kolesterol meningkat
Hal ini terjadi karena pada usia tua, metabolisme tubuh terutama lemak semakin
menurun dandikarenakan fungsi dari saluran cerna juga enzim serta hormone
pendukung metabolismesudah menurun.
10) Gangguan saluran kemih.
Pada usia ini terjadi penurunan kekuatan otot, antara lain otot pada katub kandung
kemih,sehingga hanya dengan batuk atau bersin saja sering terjadi kebocoran (air
31
seni keluar sedikit).Dan juga karena terjadinya penipisan dinding vagina yang
berbatasan langsung dengankandung kemih ini sering kali menyebabkan sering
timbul keinginan untuk buang air kecil pada saat berhubungan intim karena saraf
kandung kemih menerima rangsangan berlebih darigerakan-gerakan pada saat
hubungan intim dilakukan.
11) Vagina kering
Pada masa Menopause terjadi perubahan fisiologis pada rahim dan ovarium
(indung telur).Rahim dan ovarium mengecil, disertai hilangnya hormon
kewanitaan estrogen, akibatnyafungsi organ kewanitaan menjadi sangat
berkurang. Hal ini yang menyebabkan vaginamengecil, kehilangan kelenturan dan
kebasahannya sehingga pada saat berhubungan intimterasa nyeri, seringkali
sampai terjadi peradangan. Keadaan ini akan menyulitkan setiapusaha
berhubungan intim sehingga memerlukan koreksi yang secepatnya.
12) Libido menurun
Libido / gairah seks wanita usia menopause pada umumnya menurun, karena
kemampuan bereaksi terhadap rangsangan menurun, ini berkaitan dengan
kepekaan persarafan alatkelamin. Tetapi ada cara-cara bagaimana menyiasatinya
sehingga hal ini dapat diatasi.
34
Beberapa perubahan psikologis yang terjadi antara lain:
(1) Ingatan menurun
Gejala ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat
dengan mudah namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran
dalam mengingat bahkan sering lupa pada hal-hal sederhana, pada hal
sebelumnya secara otomatis langsung ingat.
(2) Kecemasan
Kecemasan yang timbul berhubungan dengan adanya kekuatiran dalam
menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikuatirkan. Kecemasan
tersebut pada urnumnya bersifat relatif, artinya ada orang cemas dan dapat
tenang kembali setelah mendapat dukungan dari orang di sekelilingnya
namun ada juga yang terus menerus, cemas meskipun orang di sekitarnya
telah memberikan dukungan
(3) Mudah tersinggung
Gejala ini telah mudah terlihat dibandingkan kecemasan wanita lebih
mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya
dianggap tidak mengganggu. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap
sikap tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan
yang sudah terjadi dalam diri.
(4) Stress
Stress adalah suatu keadaan atau tantangan yang kapasitasnya di luar
kemampuan seseorang oleh karena itu stress secara individual sifatnya.
Respon orang terhadap sumber stress tergantung kepada beberapa faktor
yang termasuk pada emosi dan sikap orang yang menanggapi stress
tersebut.
(5) Depresi
(a) Karena depresi menyerang wanita. Kadang-kadang depresi merupakan
respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami
dalam fase, kehidupan tertentu akan tetapi beberapa wanita mungkin
mengembangkan masa depresi yang dalam tidak sesuai atau
proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit
dihindarkan.
35
(b) Gangguan psikologis perubahan fisik mudah tersinggung rasa depresi
atau rendah diri, rasa takut, gugup dan gangguan emosional lainnya
lebih mudah terjadi pada wanita dengan emosi yang labil. Apabila
pengendalian diri pada masa ini tidak dapat diatasi, akan mudah terjadi
gangguan kepribadian (psikologis) yang lebih berat sampai terjadinya
gangguan kejiwaan (Manuaba, 2009)
36
(Muttaqin, 2009)
Kebutuhan kalori dan zat-zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah
sesuai kebutuhan yang memperhatikan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan,
usia dan aktivitas. (Muttaqin, 2009)
Di samping jumlah yang umumnya lebih rendah dibandingkan kebutuhan pada usia
dewasa, jenis zat-zat gizi yang harus diperhatikan adalah karbohidrat (dikonsumsi 55
persen lebih, jenis yang karbohidrat kompleks), jumlah lemak yang dianjurkan
berkisar 20 - 30 persen (hindari lemak hewani) (Muttaqin, 2009)
Dengan persiapan diri yang prima akan menopause (dengan mengonsumsi suplemen
yang kaya akan fitoestrogen, olahraga secara teratur, diet seimbang dengan gizi cukup
serta menjaga pikiran tetap positif), makan Anda dapat melewati masa menopause
tanpa rasa takut dan tetap tampil cantik dan sehat. (Muttaqin, 2009)
E. PHBS
a. Pengertian
Perilaku sehat adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyakat. Program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan bentuk perwujudan paradigma sehat,
utamanya pada aspek budaya perorangan, keluarga dan masyarakat. Program
Perilaku Hidup. Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tindakan yang dilakukan
oleh perorangan, kelompok atau masyarakat yang sesuai dengan norma-norma
kesehatan, menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam pembangunan
37
kesehatan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya. (Muttaqin,
2009)
b. Pelaksanaan PHBS
Pelaksanaan PHBS dapat dilakukan di setiap kegiatan seperti : rumah tangga,
sekolah, tempat- tempat kerja (Institusi/ sarana kesehatan), tempat- tempat umum,
organisasi kemasyarakatan dan lain- lain. (Muttaqin, 2009)
c. Indikator PHBS
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan yang ditolong oleh tenaga medis (Bidan, dokter, dan tenaga para medis
lainnya).
2) Memberi bayi ASI eksklusif
Memberikan bayi ASI saja dari usia 0 bulan sampai 6 bulan.
3) Menimbang Bayi dan Balita Setiap Bulan
Penimbangan bayi dan balita setiap bulan ditujukan untuk memantau
pertumbuhannya setiap bulan.
4) Menggunakan air bersih
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar ¾
bagian tubuh kita adalah air. Air dipergunakan untuk memasak, mencuci,
memandi, membersihkan kotoran sekitar rumah, keperluan industri, pertania, dan
transportasi.
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Tangan merupakan alat tubuh yang melakukan segala kegiatan. Perpindahan
bakteri masuk kedalam tubuh melalui tangan yang kotor sangat berbahaya bagi
kesehatan. Menjaga kebersihan tangan dengan cara memotong kuku dan mencuci
tangan dengn sabun dan air mengalir adalah hal yang penting.
6) Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang memounyai fasilitas oembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau langsung pada kolam atau penampungan.
7) Memberantas Jentik nyamuk di rumah
38
Memberantas jentik nyamuk di rumah bisa dilakukan dengan cara menguras bak
mandi minimal 2x setiap minggu mengubur barang- barang bekas, menutup
penampungan air, tidak menggantung pakaian dan menggunakan bubuk abate.
8) Makan buah dan sayur setiap hari
Setiapa anggota keluarga mengkonsumsi 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau
sebaliknya. Makan buah dan sayur setiap hari sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan vitamin, mineral serta serat untuk kesehatan pencernaan.
9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Untuk menjaga kesehatan yang mencegah terjadinya penyakit jantung di anjurkan
berolahraga minimal 15 menit dalam sehari.
10) Tidak merokok di dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat
pabrik bahan kimia yang berbahaya. Dalam satu batang rokok akan dikeluarkan
4000 bahan kimia, berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin,
tar, dan karbon monoksida
(Muttaqin, 2009)
Budaya atau perilaku hidup bersih dan sehat menjadi integral dari kehidupan kita.
PHBS harus tertanam sejak kecil sehingga mereka terbiasa untuk melakukan
kebiasaan baik hingga dewasa. Kesehatan adalah investasi masa kini dan masa depan.
(Muttaqin, 2009)
39
Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :
1. Perubahan seks primer
40
d. Ruang lingkup kesehatan reproduksi
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Kesehatan reproduksi remaja
3. Pencegahan dan penanggulangan pada penyimpangan seksual dan
napza yang dapat berakibat pada HIV/AIDS
4. Kesehatan reproduksi pada usia lanjut ( BKKBN, 2011)
1) Perubahan emosi
Perubahan tersebut berupa kondisi:
41
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN KELUARGA BINAAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATAN
Kecamatan : Rejosari
Responden : Ny. S
42
A. GENOGRAM
Keterangan
:laki laki
:perempuan
B. Denah Rumah
Denah Rumah Keluarga bapak rahmat
Dapur
R.keluarga Kamar
R k. mandi
Kamar
Tamu
43
Keterangan:
Jendela :
Pintu :
Sumur :
Kandang :
C. Pengkajian S dan O
D. Assesment
a. Diagnosa
Keluarga Bapak Rahmat dengan kehamilan remaja
Keluarga Bapak Rahmat dengan Menopouse
Keluarga Bapak Rahmat perilaku hidup bersih dan sehat
b. Masalah
Keluarga Bapak Rahmat dengan Pengetahuan Rendah tentang kehamilan
remaja
Keluarga Bapak Rahmat dengan Pengetahuan Rendah mengenai menopouse
Keluarga bapak rahmat dengan pengetahuan rendah mengenai perilaku hidup
bersih dan sehat
c. Kebutuhan
Keluarga Bapak Rahmat KIE tentang kehamilan remaja,menopouse,dan PHBS
44
E. Planning
1) Hari/Tanggal : Selasa, 23-Februari-2021
Waktu : 10.00 WIB
a. Menjelaskan pada Keluarga Bapak Rahmat tentang kehamilan remaja
B. Pengertian kehamilan remaja
C. Dampak kehamilan remaja
D. Faktor penyebab kehamilan usia dini pada remaja
E. Upaya pencegahan teradinya kehamilan usia dini
Hasil: Keluarga Bapak Rahmat mengerti tentang kehamilan remaja dan
upaya pencegahan kehamilan remaja
b. Menjelaskan pada Keluarga Bapak Rahmat tentang menopouse
Pengertian menopouse
Penyebab menopouse
Gejala dan tanda menopouse
Perubahan pada menopouse
Hasil: Keluarga Bapak Rahmat sudah mengerti mengenai menopouse dan
perubahan pada menopouse
c. Menjelaskan pada Keluarga Bapak Turiman tentang perilaku hidup bersih dan
sehat
Pengertian PHBS
Pelaksanaan PHBS
Indikator PHBS
Hasil: Keluarga Bapak Turiman sudah mengerti mengenai perilaku hidup bersih
dan sehat
45
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATANUNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA
Nama KK : Bapak Margianto Nama Pewawancara : Annisa Tuzzahra
Kelurahan : Banyumas Tanggal : 16 – Januari – 2020
Kecamatan : Banyumas
Responden : Ibu Yulinda
46
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
Keterangan :
: Pintu Depan
: Pintu Belakang
: Tembok Rumah
47
D. Assesment
a. Diagnosa
Keluarga Bapak Sugi hartono dengan Stunting
Keluarga Bapak Sugi hartono dengan kesehatan reproduksi
Keluarga Bapak Sugi hartono dengan merokok
b. Masalah
Keluarga bapak Sugi hartono kurangnya pengetahuan tentang stunting
Keluarga bapak Sugi hartono kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi
Keluarga bapak Sugi hartono kurang nya pengetahuan tentang merokok
c. Kebutuhan
Keluarga Bapak Turiman dengan pentingnya BPJS
48
E. Planning
Hari/Tanggal : Kamis, 04-maret-2021
Waktu : 09.00 WIB
Menjelaskan pada Keluarga Bapak sugi hartono tentang Stunting
Pengertian Stunting
Penyebab Stunting
Pencegahan Stunting
Penanganan Stunting
MODISCO
Keluarga Bapak Margianto sudah mengerti mengenai Stunting dan Sudah
dilakukan Pemberian Makanan Tambahan (Modisco)
Menjelaskan pada Keluarga Bapak sugi hartono tentang kesehatan
reproduksi
Pengertian kesehatan reproduksi
Perubahan fisik
Faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi
Ruang lingkup kesehatan reproduksi
Perubahan keiwaan remaja
Keluarga Bapak sugi hartono sudah mengerti mengenai kesehatan reproduksi
49
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam BAB ini penulis akan melakukan pembahasan mengenai proses, masalah atau
kesenjangan antara BAB II dan BAB III dengan melakukan asuhan kebidanan komunitas
yang dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dengan mempertimbangkan sumber-
sumber yang ada dimasyarakat.
50
Kegiatan : Evaluasi
b) Asuhan Kebidanan pada keluarga Bapak Sugi hartono :
1. Hari/tanggal :senin,22-februari-2021
Waktu :09.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : Survey Mawas Diri.
2. Hari/tanggal :kamis, 25-februari-2021
Waktu :09.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan
3. Hari/tanggal :selasa, 02-maret-2021
Waktu :09.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : Observasi
4. Hari/tanggal :Selasa, 09-maret-2021
Waktu :09.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan pada ibu mengenai kehamilan remaja, ibu telah
mengetahui tentang dampak kehamilan remaja, faktor penyebab kehamilan usia
51
dini dan cara mengatasi keluhan pada ibu hamil trimester 1. Dan selama 10 hari
telah dilakukan pemberian penyuluhan kesehatan pada Ny.E dan hasil evaluasi
ibu lebih mudah mengatasi keluhannya . Kemudian, memberikan penyuluhan
mengenai menopouse, ibu telah mengetahui tentang menopouse, penyebab
menopouse, gejala dan tanda menopouse, dan cara menghadapi menopouse. Dan
selama 7 hari telah dilakukan pemberian penyuluhan kesehatan dan hasil
evaluasi nya ibu mampu mengaplikasikan hasil penyuluhan dalam kehidupan
sehari hari. Kemudian memberikan penyuluhan kepada keluarga bapak rahmat
mengenai perilaku hidup bersih dan seha,pelaksanaan PHBS,indikator PHBS dan
hasil evaluasi keluarga bapak rahmat mampu mengaplikasikan hasil penyuluhan
ke dalam kehidpan sehari hari karena keluarga Bapak Rahmat kurang akan
kesadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Dari hasil Survey Mawas Diri di
temukan dari 10 indikator PHBS Rumah Tangga terdapat 4 indikator yang tidak
dilakukan oleh keluarga Bapak Rahmat yaitu :
1) Pengetahuan tentang kehamilan remaja
2) Memperhatikan perubahan menopouse
3) Mencuci tangan dengan Sabun dan Air Bersih
Setelah dilakukan Penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Rumah Tangga, sekarang keluarga Bapak Turiman mengenai pentingnya Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dan akan berusaha merubah kebiasaan keluarganya untuk menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Saat melakukan Survey Mawas Diri pada keluarga Bapak sugi hartono, keluarga
Bapak sugi hartono juga bersedia menceritakan dengan terbuka sehingga pengkajian data
berjalan dengan baik.Ibu dwi mengeluhkan bahwa menurutnya anaknya termasuk dalam
kategori stunting, untuk itu saya melakukan pemeriksaan tinggi badan dan berat badan
dan menghitung z-score pada buku KIA anak.Dan dari hasil pemeriksaan anak Bapak
sugi hartono yaitu Rizki tidak terindikasi pendek dalam scala z-score penghitungan
TB/Umur normal yaitu -1. Untuk itu saya memberikan penyuluhan kepada Ibu Dwi
mengenai Stunting, dan setelah dilakukan penyuluhan Ibu Dwi mengerti mengenai
pengertian stunting, penyebab stunting dan cara menangani stunting dan pemberian
makanan tambahan Kemudian memberikan penyuluhan kepada Marsha mengenai
kesehatan reproduksi remaja (menstruasi), dan sekarang Marsha telah mengetahui
mengenai apa itu menstruasi, proses terjadinya menstruasi dan bagaimana perubahan
yang terjadi saat menstruasi. Dan memberikan penyuluhan mengenai bahay
52
merokok,cara menghentikan merokok dan cara menghidarinyasetelah diberikan
penyuluhan tersebut keluarga bapak sugi hartono mampu mengaplikasikan didalam
kehidupan sehari harinya masalah Kurangnya pengetahuan ibu mengenai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Dan setelah diberikan penyuluhan mengenai PHBS, keluarga
Bapak sugi hartono mengerti mengenai pengertian PHBS, apa saja indicator PHBS
dalam Rumah tangga, dan Keluarga Bapak sugi hartono juga bersedia untuk bisa
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil survey KK Binaan diatas pada keluarga Bapak Rahmat dan Bapak Sugi
hartono maka masalah yang ditemukan pada keluarga Bapak Rahmat dan Sugi hartono di
Pekon Rejosari RT/RW 001/001 yaitu :
1. Kehamilan remaja
2. merokok
3. Kurangnya Pengetahuan Remaja (Menstruasi)
4. Kurangnya Pengetahuan perubahan menopouse
5. Stunting
6. Kurangnya kesadaran akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Dari masalah diatas yang ditemukan saya melakukan penatalaksanaan terhadap keluarga
Keluarga Bapak rahmat dan Keluarga Bapak sugi hartono dengan memberikan
penyuluhan mengenai informasi dan praktik dari masalah-masalah yang ada dan Stunting
yaitu dengan pemberian bahan-bahan MODISCO. Kendala yang terjadi selama proses
KK Binaan yaitu saya tidak bisa memantau dengan efektif setiap hari nya, jadi saya
hanya observasi sekitar 3 kali selama melakukan proses KK Binaan. Dan juga kendala
yang didapatkan yaitu adanya beberapa masalah yang tidak teridentifikasi yaitu :
1. Anggota Keluarga yang sakit ISPA 1 bulan yang lalu
2. Anggota Keluarga tidak memiliki Kartu BPJS
Setelah melakukan Binaan pada keluarga Bapak Rahmat dan Bapak Sugi hartono selama
10 hari terdapat penambahan pengetahuan mengenai kehamilan remaja, Balita Stunting,
Kesehatan Reproduksi Remaja (Menstruasi), merokokr, perubahan menopouse dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.Dan selama 10 hari juga di lakukan pemberian
makanan tambahan berupa MODISCO untuk membantu memperbaiki gizi dan tinggi
badan anak.
B. Saran
Diharapkan masalah yang muncul dilingkungan masyarakat dapat teratasi dengan baik
dan cepat agar tidak menimbulkan suatu masalah yang berkelanjutan yang dapat
merugikan kesehatan pada masyarakat dan masyarakat dapat menerapkan Asuhan yang
diberikan.
54
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan terutama bidan desa agar dapat memberikan penyuluhan
atau pendidikan kesehatan terhadap masyarakan Desa Rejosari agar masyarakat
mengerti dan menyadari tentang pentingnya kesehatan.
2. Bagi Institusi
Diharapkan institusi kedepannya bisa menempatkan mahasiswanya didesa yang benar
benar memerlukan pendidikan kesehatan.
55
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2009. Program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. Jakarta Chapman. 2006.
Obstetri Patologi. Jakarta : Salemba Medika.
Departemen Kesehatan RI. 2011. Krida Bina Lingkungan Sehat. Jakarta : Balai Pustaka.
56
Lampiran 1
Oleh :
SULIS SA’ADAH
154012018042
57
KEHAMILAN REMAJA
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah dan praktik
58
2. Tanya jawab
F. Sumber
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/anak-underweight-berat-badan-
kurang/
http://ninnarohmawati.blogspot.com/2013/12/leaflet-modisco.html
G. Susunan Acara
Tahapan Kegiatan
No Kegiatan Pelajaran
Waktu Peserta
1 Pembukaan - Memberikan salam - Menjawab salam
5 menit - Menjelaskan tujuan - Mendenarkan
penyuluhan - Mendengarkan dan
- Menyebutkan materi yang memperhatikan
disampaikan
2 Materi inti - Memfokuskan perhatian - Memperhatikan
10 menit peserta - Mendengarkan
- Menjelaskan pengertian
kehamilan remaja - Mendengarkan
- Menjelaskan penyebab
kehamilan remaja -Mendengarkan
- Menjelaskan mengatasi
keluhan kehamilan trimester -Peserta bertanya
1
- Menjelaskan memberikan
biscuit ibu hamil
- Mempersilahkan peserta
bertanya
3 Praktik - Pemeriksaan hb - Memperhatikan
10 menit
1. Evaluasi
a) Struktur
Mengadakan kontrak dengan masyarakat
59
Kesediaan media dan alat sesuai dengan rencana.
b) Proses
Peserta mengerti maksud dan tujuan
Konsultasi dengan pembimbingan tentang cara pembuatan pre planning
Pelaksanaan intervensi sesuai dengan lokasi waktu
Peserta mengikuti kegiatan secara aktif dan kooperatif
Mahasiswa mampu memberikan penyuluhan dengan baik dan tepat, serta dapat
dimengerti oleh peserta
c) Hasil
Keluarga dapat mengetahui dan menjelaskan :
1. . Pengertian kehamilan remaja
2. Dampak kehamilan remaja
3.Faktor penyebab kehamilan remaja
4. Upaya mencegah terjadimya kehamilan remaja
5. mengatasi keluhan kehamilan trimester 1
60
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN
KEHAMILA REMAJA
Kehamilan remaja
:: Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia di bawah 20 tahun, baik
pada remaja yang menikah maupun yang belum menikah. Faktor-faktor yang diduga menjadi
sebab terjadinya kehamilan remaja adalah sebagai berikut
a) Risiko Fisik
Perdarahan dan komplikasi merupakan salah satu risiko aborsi. Aborsi yang berulang
selain bisa mengakibatkankomplikasi juga dapat mengakibatkan kemandulan. Aborsi
yang dilakukan secara tidak aman dapat berakibat fatal yaitu
61
kematian.
b) Risiko Psikis
Pelaku aborsi seringkali mengalami perasaan-perasaan takut, panik, tertekan atau
stress, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena rasa
bersalah, atau dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama. Selain itu, pelaku
aborsi juga sering kehilangan rasa percaya diri.
8) Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan kelainan bawaan
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama
rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah
(BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum
menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu
tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan
kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat
bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri
yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan
loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.
g) Latar belakang sosial ekonomi yang buruk,karena beberapa anak terkena aktifitas
seksual karena orang tua atau wali gagal merawat mereka
h) Pengaruh teman sebaya dalam beberapa anak dipengaruhi oleh teman-teman
sesama, beberapa yang mungkin dari lawan jenis.
i) Pendidikan seks, karena mayoritas anak-anak tidak menerima pendidikan tentang
seks.
j) Tidak menggunakan kontrasepsi karena anak-anak tidak diperbolehkan menggunakan
kontrasepsi.
k) Harga diri yang rendah di antara anak-anak juga membuat mereka melakukan
hubungan seksual yang mengarah ke awal pernikahan.
l) Tingkat pendidikan yang rendah, terutama tingkat pendidikan ibu yang
62
gagal berperan dalam mengasuh anak-anak mereka.
Program pencegahan kehamilan remaja mencakup hal-hal berikut (Papri, Zubaida, Sarwat
dan Marsheda 2016) yaitu :
4) Remaja harus didorong untuk menunda aktivitas seks dini. Pentingnya pemberian
konseling dan informasi tentang pencegahan kehamilan, jika mereka menjadi seksual
yang aktif.
5) Tenaga kesehatan harus peka terhadap masalah yang berkaitan dengan seksualitas
remaja dan mempunyai riwayat perkembangan seksual yang tepat pada semua pasien
remaja.
6) Harus dipastikan bahwa semua remaja yang melakukan hubungan seksual aktif
memiliki pengetahuan tent
63
Pemeriksaan tekanan darah pada ibu hamil
64
Pemeriksaan leopad
65
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL
66
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
MENOPOUSE
OLEH :
SULIS SA’ADAH
NIM. 154012018042
67
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
B. Materi ( terlampir )
1. Pengertian menupouse
2. Jenis – jenis menopause
3. Tahap – tahap monupose
4. Gejala menupouse
5. Penyebab menupouse
6. Penangulangan menupouse
C. Metode
Ceramah dan diskusi
D. Media
Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
68
1. Pembukaan 5 Memberi salam Menjawab salam
menit Perkenalan Mendengarkan dan
Menejlaskan TUK dan memperhatikan
TIK
Menyebutkan materin
yang akan di berikan
2. Inti atau Menanyakan review Menjawab pertanyaan
uraian materi kepada wanita Ny. Poni penyuluh
20 menit tentang wanita menopause Mendengar dan
Menjelaskan materi memperhatikan
tentang : Bertanya pada penyuluh
a. Pengertian menupouse bila ada yang belum
b. Jenis-jenis monupouse jelas
c. Tahap – tahap
monupose
d. Gejala menupouse
e. Penyebab menupouse
f. Penangulangan
menupouse
F. Referensi
http://matintinzz.blogspot.com/2011/04/.html
http://reviimey.blogspot.com/2012/03/.html
MENOPOUSE
A. Pengertian Monupouse
Kata monopouse berasal dari bahasa Yunani yang berarti “bulan” dan “penghentian
sementara”. Berdasarkan definisinya, kata monopouse itu berarti masa istirahat.
69
Sebenarnya secara linguistik, istilah yang lebih tepatadalah menocease yang berarti
berhentinyamasamenstruasi.
Monopouse ialah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopouse
dibuat setelah terdapat amenovera sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid
dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang dengan pendarahan yang berkurang.
Umur waktu terjadinya monopouse dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan
pola kehidupan.
Monopouse rupanya ada hubungannya dengan menarch. Makin dini menarch terjadi,
makin lambat monopause timbul; sebaliknya makin lambat menarch terjadi, makin cepat
menopause timbul. Pada abad ini umumnya nampak bahwa menarch makin dini timbul
dan monopause makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang.
Walaupun demikian di negara-negara maju rupanya menarch tidak lagi bergeser ke umur
yang lebih muda, tampaknya batas maksimal telah tercapai. Monopause yang artificial
karena operasi atau radiasi pada umumnya menimbulkan keluhan yang lebih banyak
dibandingkan monopause alamiah.
Sebenarnya menopause di awali sejak perempuan berumur 40-45 tahun yang di sebut
pramenopause yang di tandai dengan tidak teraturnya haid, sakit pada saat haid, dan
kondisi ini biasanya terjadi selama 6 tahun. Fase berikutnya adalah perimenopause, yaitu
fase peralihan antara pra dan pasca menopause. Pada saat ini banyak masalah-masalah
yang timbul dan terakhir fase pasca menopause yang berlangsung selama 6-7 tahun
(Kumalaningsih, 2008). Usia pada saat seseorang wanita memeasuki menopause masih
menjadi perdebatan panjang dan sengit. Tetapi sebagian pegangan, beberapa ahli di
bidang menopause telah memberi klaim bahwa menopasue terjadi saat umur antara 45-
55 tahun (Lestari, 2010).
B. Jenis-Jenis Menopause
Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah dan menopause
prematur (dini).
1. Menopause Alamiah
Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Menopause
alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-
10 tahun. Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas
tahun. Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan
70
kembali lagi. Menstruasi datang secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan
alirannya mungkin bertambah atau berkurang. Wanita yang mengalami menopause
alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhkan
perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik.
Selain itu proses menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.
2. Menopause Dini
Menurut dr. ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan Ginekologi,
FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini adalah berhentinya
haid di bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia di atas 40 tahun,
misalnya pada usia di atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan
sebagai wanita yang mengalami menopause dini. Demikian juga pada wanita usia
produktif yang tidak lagi haid karena pengangkatan rahim, ia tidak dapat disebut
sebagai penderita menopause dini. Ini disebabkan indung telurnya masih ada dan
masih memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan hormon estrogen. Sementara itu,
jika kedua indung telurnya di angkat, otomatis produksi hormon estrogen terhenti
pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi untuk seterusnya sehingga dapat
disebut telah mengalami menopause dini.
Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa karena indung
telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker indung telur. Kedua, diduga
karena gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan
yang tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan
seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas zat kimianya. Pada umumnya,
obat-obatan pelangsing memang mengandung zat kimia yang dapat menghambat
produksi hormon.
Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun setiap
orang mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi dari segi perubahan fisik
penderita menopause biasanya tampak lebih parah. Ini terlihat dari keluhan –keluhan
yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang datang
lebih cepat. Oleh karena itu datangnya menopause dini perlu diwaspadai.
71
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause,
menopause dan pasca menopause.
1. Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala
menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada masa
siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan
terjadi perubahan fisik yang berarti.
2. Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya bisa
dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh.
3. Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain,
pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan
psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan
hormonalnya.
D. Gejala-gejala Menopause
Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan
progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih
sedikit estrogen/progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya
mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang
sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara
bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan
hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba
dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause
disebabkan oleh pengangkatan ovarium.
Perubahan hormonal pada tubuh tersebut berakibat munculnya gejala-gejala seperti nyeri
sendi & sakit pada punggung, pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat melakukan
hubungan seksual), sulit menahan kencing, gangguan mood & emosi tinggi sehingga
menimbulkan stres, selain itu penurunan kadar estrogen juga mengakibatkan
kecenderungan peningkatan tekanan darah, pertambahan berat badan & peningkatan
kadar kolesterol. Pada jangka panjang keluhan akibat menurunnya kadar estrogen ini
72
dapat menyebabkan osteoporosis, penyakit jantung koroner, dementia tipe Alzheimer,
stroke, kanker usus besar, gigi rontok & katarak.
E. Penyebab Monupouse
1. Kelainan bawaan sejak lahir (kelainan kromosom).
2. Penyakit autoimun yaitu kondisi tubuh membentuk antibodi yang menyerang
ovarium.
3. Adanya tindakan penyinaran atau pengangkatan indung telur sehingga perempuan
kekurangan estrogen karena yang memproduksi estrogen adalah indung telur.
4. Penggunaan obat obatan diet yang akan meningkatkan hormon prolaktin, sehingga
akan menekan hormon yang merangsang pembentukan hormon estrogen.
5. Pola hidup buruk; perokok berat, gizi kurang dan vegetarian.
6. Tidak sempat berolahraga, padahal selain membuat tubuh segar, olahraga juga
melancarkan peredaran darah, membantu produksi hormon, dan menguatkan tulang.
73
F. Penangulangan Monupouse
1. Merubah gaya hidup.
2. Hindari makanan atau minuman yang pedas ataupun mengandung alkohol atau kafein.
3. Olah raga teratur.
4. Hindari stress.
5. Gunakan krim pengganti esterogen atau gel pelumas vagina saat hendak berhubungan
intim.
6. Cukup tidur.
7. Lakukan senam kegel ataupun pelvic floor exercise.
8. Terapi sulih hormon phytoestrogen, tetapi perlu pemeriksaan mendetail, karena
memiliki efek samping negatif seperti perdarahan vagina, nyeri payudara, mual,
muntah, kram rahim ataupun perut kembung. Juga tidak boleh diberikan pada
perempuan yang menderita kanker payudara dan endometrium dan penyakit
pembekuan darah.
74
75
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
Disusun Oleh :
SULIS SA’ADAH
154012018042
76
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Deskripsi
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang, jika
seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini sering
dianggap masalah sepele padahal jika hal tersebut dibiarkan dapat mempengaruhi secara
umum.
Proses kebidanan merupakan kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang
digunakan agar proses bidanan terhadap kelompok menjadi lebih sistematis( Kebidanan
Kesehatan Masyarakat, 1995).
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengerti tentang pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama ±30menit, diharapkan peserta dapat
mengetahui :
a) Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
b) Macam-macam perilaku hidup bersih dan sehat
c) Maanfaat dan kegunaan perilaku hidup bersih dan sehat
d) Indicator perilaku hidup bersih dan sehat
C. Materi
Materi penyuluhan tentang :
a) Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
77
b) Maanfaat dan kegunaan perilaku hidup bersih dan sehat
c) Indicator perilaku hidup bersih dan sehat
Tahapan Kegiatan
No Kegiatan Pelajaran
Waktu Peserta
1 Pembukaan - Memberikan salam - Menjawab salam
2 menit - Menjelaskan tujuan - Mendenarkan
penyuluhan - Mendengarkan dan
- Menyebutkan materi yang memperhatikan
disampaikan
2 Materi inti - Memfokuskan perhatian - Memperhatikan
8 menit peserta - Mendengarkan
- Menjelaskan pengertian
perilaku hidup bersih dan - Mendengarkan
sehat
- Menjelaskan manfaat -Mendengarkan
perilaku hidup bersih dan
sehat -Peserta bertanya
- Menjelaskan indikator
perilaku hidup bersih dan
sehat
- Mempersilahkan peserta
bertanya
3 Penutup - Merangkum dan - Berperan aktif
5 menit mengevaluasi hasil menyimpulkan
penyuluhan tentang perilaku materi yang
hidup bersih dan sehat diberikan
- Menyampaikan salam
penutup -Menjawab salam
F. Evaluasi
a. Struktur
Mengadakan kontrak dengan masyarakat
Kesediaan media dan alat sesuai dengan rencana.
b. Proses
78
Peserta mengerti maksud dan tujuan
Konsultasi dengan pembimbingan tentang cara pembuatan pre planning
Pelaksanaan intervensi sesuai dengan lokasi waktu
Peserta mengikuti kegiatan secara aktif dan kooperatif
Mahasiswa mampu memberikan penyuluhan dengan baik dan tepat, serta dapat
dimengerti oleh peserta
c. Hasil
Keluarga Bapak Margianto dapat mengetahui dan menjelaskan :
Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat
Indikator perilaku hidup bersih dan sehat
G. Referensi
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/228-mencuci-tangan-
anda-dengan-benar.html diakses tanggal 7 Februari 2012
http://almawaddah.wordpress.com/2009/02/07/cara-mendeteksi-gizi-buruk-pada-balita/
diakses tanggal 7 Februari 2012
http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/06/perilaku-hidup-bersih- dan-sehat-
phbs.html diakses tanggal 7 Februari 2012
79
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN
80
81
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BALITA STUNTING
Oleh :
SULIS SA’ADAH
154012018042
82
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BALITA STUNTING
C. Materi
Terlampir
83
D. Metode
1. Ceramah dan praktik
2. Tanya jawab
F. Sumber
84
2. Evaluasi
d) Struktur
Mengadakan kontrak dengan masyarakat
Kesediaan media dan alat sesuai dengan rencana.
e) Proses
Peserta mengerti maksud dan tujuan
Konsultasi dengan pembimbingan tentang cara pembuatan pre planning
Pelaksanaan intervensi sesuai dengan lokasi waktu
Peserta mengikuti kegiatan secara aktif dan kooperatif
Mahasiswa mampu memberikan penyuluhan dengan baik dan tepat, serta dapat
dimengerti oleh peserta
f) Hasil
Keluarga dapat mengetahui dan menjelaskan :
Pengertian Stunting
Penyebab Stunting
Ciri-Ciri Stunting
Akibat dan efek Stunting
Pencegahan Stunting
MODISCO
85
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN
STUNTING
Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai dengan
ukuran yang semestinya (bayi pendek).Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh
yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi
badan populasi yang menjadi referensi internasional. Stunting adalah keadaan dimana
tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek
dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009). Stunted adalah tinggi
badan yang kurang menurut umur (<-2SD), ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan
anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan
sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan
pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi
kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan menurut umur
yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan
dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai
dan atau kesehatan. Stunting merupakan pertumbuhan linier yang gagal untuk mencapai
potensi genetic sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit (ACC/SCN,
2000).
Stunting didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama dengan atau kurang
dari minus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-rata standar atau keadaan dimana
tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN,
2009) (WHO, 2006). Ini adalah indikator kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis
yang memberikan gambaran gizi pada masa lalu dan yang dipengaruhi lingkungan dan
keadaan sosial ekonomi.
86
Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),
Riwayat penyakit.
Lancet “Maternal and Child Nutrition” Series tahun 2004 memuat satu konsep model
faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan gizi, kecacatan atau disability dan
kematian.
• Dalam diagram tersebut terlihat bahwa kekurangan gizi kronis atau pendek lebih
dipengaruhi oleh faktor gangguan pertumbuhan pada masa janin, kekurangan
asupan zat gizi mikro dan kekurangan asupan energy dan protein.
• Sementara itu gizi kurang akut yang sering disebut gizi kurang atau kurus lebih
banyak dipengaruhi oleh faktor tidak cukupnya asupan gizi terutama kalori dan
protein dan infeksi penyakit.
• Tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu merupakan salah satu penyebabnya
tingginya infeksi pada bayi yang mengakibatkan kekurangan gizi akut dan
kematian.
• Kekurangan gizi mikro disamping menyebabkan kekurangan gizi kronis juga
menyebabkan disability, yang meningkatkan risiko kematian
• Faktor-faktor kemiskinan, sosial budaya dan politik, meningkatnya infeksi penyakit,
ketahanan pangan dan tidak optimalnya cakupan dan kualitas pelayanan merupakan
merupakan faktor yang secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri
berpengaruh pada keadaan gizi ibu hamil, kekurangan gizi mikro, asupan energy
yang rendah dan tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu.
Pertumbuhan melambat
Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
Pertumbuhan gigi terhambat
Wajah tampak lebih muda dari usianya
Tanda pubertas terlambat
87
Dampak Stunting pada Anak
Umumnya stunting adalah gangguan yang sering ditemukan pada balita, khususnya usia
1-3 tahun. Pada rentang usia tersebut, ibu dapat mengenal apakah anak mengalami
stunting atau tidak. Dampak stunting yang bisa terlihat antara lain:
a) Mengganggu Pertumbuhan Tinggi dan Berat anak
Stunting adalah salah satu dari berbagai penyebab anak lebih pendek dibandingkan
dengan rata-rata anak seusianya.Berat badannya pun cenderung jauh di bawah rata-
rata anak sebayanya.
b) Tumbuh Kembang Anak Tidak Optimal
Stunting juga bisa terlihat pada tumbung kembang anak di mana anak menjadi
terlambat jalan atau kemampuan motoriknya kurang optimal.
c) Memengaruhi Kecerdasan dan Kemampuan Belajar Anak
Menurut sebuah penelitian, stunting adalah salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap IQ anak lebih rendah dibanding anak seusianya. Anak akan sulit belajar dan
berkonsentrasi akibat kekurangan gizi.
d) Mudah Terserang Penyakit
Jika anak mengalami stunting kemungkinan besar anak akan mengalami kondisi yang
membuat anak mudah terserang penyakit dan berisiko terkena berbagai penyakit saat
dewasa seperti diabetes, jantung, kanker dan stroke. Bahkan stunting pada anak juga
bisa berujung pada kematian usia dini.
88
89
90
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (MENSTRUASI)
Disusun Oleh :
SULIS SA’ADAH
154012018042
91
Sub pokok bahasan : 1. Pengertian Menstruasi
2. Penyebab Menstruasi
3. Perubahan-perubahan Menstruasi
Sasaran : An. marsha
Jumlah sasaran : 1 orang
Hari/tanggal : selasa / 24-maret-2021
Jam /waktu : 10.00 s/d selesai / 15 menit
Tempat : Rumah Bapak sugi hartono
Penyuluh : sulis sa’adah
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media dan Alat Peraga
1. Leaflat
F. Sumber
1 Pembukaan Pendahuluan
(2 menit) Memberi salam a. Membalas salam
pembukaan dan b. Mendengarkan
memperkenalkan diri c. Memberi respon
a. Menyampaikan salam
b. Menjelaskan tujuan
c. Kontrak waktu
2 Inti Penjelasan Mendengarkan
(8 menit) Mahasiswa menjelaskan dengan penuh
: perhatian
1. Pengertian
Menstruasi
2. Proses terjadinya
Menstruasi
3. Gangguan Menstruasi
4. Cara perawatan
vagina
3 Penutup Penutup
(5 menit) a. Tanya jawab a. Menanyakan
b. Tes akhir yang belum jelas
c. Menyimpulkan b. Aktif bersama
hasilpenyuluhan menyimpulkan
d. Memberi salamPenutup c. Membalas salam
H. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya jawab
JenisPertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan Menstruasi?
2. Apa penyebab dari Menstruasi ?
3. Sebutkan Perubahan-perubahan saat Menstruasi?
I. Observasi
93
1. Respon / tingkah laku anak saat di beri pertanyaan : anak menjawab dengan tepat
2. Anak sangat antusias
3. Anak mengajukan Pertanyaan
MATERI
MENSTRUASI
A. Pengertian Menstruasi
“Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium yang disertai dengan
pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan”
(Kissanti, 2008: 16).
B. Proses terjadinya Menstruasi
Menstruasi adalah hasil interaksi menyeluruh antara hypotalamus, kelenjar pituitary
(di bawah otak), ovarium dan lapisan uterus. Hypotalamus adalah bagian otak yang
mengotrol gerakan tanpa sadar, kelenjar endokrin dan fungsi-fungsi tubuh seperti suhu,
rasa kantuk dan nafsu makan. Kelenjar pituytary adalah kelenjar kecil yang menempel
pada hypotalamus dan mengeluarkan banyak hormon. Hipotalamus menerima rangsang
dari lingkungan berupa nutrisi, stres, emosi, sinar, bau, bunyi dan sebagainya.
Rangsangan ini mengakibatkan keluarnya suatu hormon yang disebut Hormon Pelepas
Gonadotropin(GnRH). GnRH merangsang pituitary mengeluarkan hormon lain yang
disebut gonadotropin. Gonad adalah organ seksual (ovarium pada wanita dan testis pada
pria dalam hormon yang merangsang organ-organ ini disebut gonadotropin.
Gonadotropin pada wanita merangsang ovarium untuk menghasilkan telur. Proses
pematangan telur ovarium disebut ovulasi. Gonadotropin juga merangsang ovarium
mengeluarkan hormon-hormon wanita, estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini
merangsang lapisan uterus untuk mempersiapkan kehamilan. Bila kehamilan tidak
terjadi, lapisan uterus diluruhkan sebagai menstruasi (Ramaiah, 2006: 21)
96
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MEROKOK
Disusun Oleh :
SULIS SA’ADAH
154012018042
97
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MEROKOK
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media dan Alat Peraga
1. Leaflat
F. Sumber
98
G. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
1 Pembukaan Pendahuluan
(2 menit) Memberi salam d. Membalas salam
pembukaan dan e. Mendengarkan
memperkenalkan diri f. Memberi respon
d. Menyampaikan salam
e. Menjelaskan tujuan
f. Kontrak waktu
2 Inti Penjelasan Mendengarkan
(8 menit) Mahasiswa menjelaskan dengan penuh
: perhatian
5. Pengertian Merokok
6. Bahaya merokok bagi
kesehatan
7. Cara menghentikan
merokok
8. Cara menghindari
merokok
3 Penutup Penutup
(5 menit) e. Tanya jawab a. Menanyakan
f. Tes akhir yang belum jelas
g. Menyimpulkan b. Aktif bersama
hasilpenyuluhan menyimpulkan
h. Memberi salamPenutup c. Membalas salam
H. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya jawab
JenisPertanyaan :
4. Apa yang dimaksud dengan Merokok?
5. Apa bahaya merokok bagi kesehatan?
6. Bagaimana cara menghindari merokok?
99
II. Observasi
4. Respon bapak saat di beri pertanyaan :bapak menjawab dengan tepat
5. Bapak sangat antusias
6. bapak mengajukan Pertanyaan
MATERI
MEROKOK
Merokok
Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang
mengalami kecenderungan terhadap rokok. Rokok merupakan salah satu bahan adiktif
artinya dapat menimbulkan ketergantungan bagi pemakainya. Sifat adiktif rokok berasal
dari nikotin yang dikandungnya. Setelah seseorang menghirup asap rokok, dalam 7 detik
nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010).
100
12. Penyakit lambung
Merokok bisa melemahkan otot yang mengontrol bagian bawah kerongkongan, sehingga
memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan. Kondisi ini dikenal dengan penyakit
asam lambung atau GERD.
Beberapa risiko penyakit lambung lainnya yang dapat terjadi pada seorang perokok adalah
ulkus atau tukak lambung dan kanker lambung.
13. Tulang keropos atau rapuh
Racun pada rokok bisa menimbulkan kerapuhan pada tulang. Oleh karena itu, perokok lebih
berisiko mengalami tulang rapuh atau osteoporosis. Riset pun menyebutkan bahwa wanita
yang merokok lebih rentan mengalami osteoporosis daripada wanita yang tidak merokok.
14. Penuaan dini
Tanda-tanda penuaan dini, seperti kerutan di sekitar mata dan mulut, berisiko muncul lebih
awal pada perokok aktif. Hal ini karena kurangnya asupan oksigen ke kulit, sehingga orang
yang merokok akan terlihat lebih tua daripada orang yang tidak merokok.
Agar terhindar dari kebiasaan merokok, maka sepatutnya kita menanamkan keyakinan
yang kuat bahwa kebiasaan merokok tidak akan pernah menguntungkan diri sendiri dan
orang lain. Kita harus terbiasa untuk bersikap asertif, untuk tetap mengatakan tidak pada
rokok. Apabila telah mampu kita terapkan, maka teman sebaya atau kelompok kita bisa
dijadikan kader pendidik sebaya.
Bagi para perokok, khususnya remaja, untuk berhenti dari kebiasaan merokok bukanlah
suatu hal yang mustahil. Apabila remaja meninggalkan kebiasaan merokok hari ini, maka
badan akan terbebas dari nikotin dalam masa 8 jam. Setelah satu minggu efek dari kebiasaan
merokok tersebut akan hilang. Lama-kelamaan, tubuh akan memperbaiki kerusakannya
akibat tembakau dan bahan kimia lain yang pada rokok. Menghentikan kebiasaan merokok,
bisa tetap dilakukan, antara lain dengan cara sebagai berikut.
Tidak ada suatu cara terbaik bagi perokok untuk berhenti merokok, karena pengaruhnya
terhadap setiap perokok adalah berbeda. Namun, hanya ada satu hal yang sama diantara
mantan perokok yang berhasil, yaitu mereka semua memang berkeinginan untuk berhenti
merokok. Sebagaian besar, perokok memilih cara ini untuk menghentikan kebiasaannya. Cara
ini bisa dipilih sebagai salah satu alternatif.
101
tanpa rokok. Atau anda bisa menunda untuk menyalakan batang rokok dalam beberapa menit
Cara ini mengajak anda menunda masa menghisap batang rokok yang pertama sehingga anda
tetap dapat bertahan, sampai anda bisa bertahan sepenuhnya setiap kali anda ingin merokok.
Cara mengurangi
Cara ini dilakukan dengan mengurangi jumlah batang rokok yang anda hisap setiap merokok.
Dalam satu hari, setiap kali merokok, bisa dikurangi jumlah rokok yang anda hisap, mulai
dari hitungan satu batang, dua batang, hingga separuh dari jatah rokok anda setiap harinya,
atau bahkan mengurangi sepenuhnya.
Pada umumnya, merokok identik dengan minum kopi ataupun minuman keras. Apabila
seseorang mengkonsumsi kopi ataupun minuman beralkohol, maka biasanya dilengkapi
dengan sebatang atau sebungkus rokok. Dengan mengurangi atau sama sekali tidak
mengkonsumsi kopi atau minuman beralkohol secara berlebihan, maka keinginan untuk
merokok bisa dikurangi.
Terapi ini memanfaatkan koyo atau tempelan nikotin yang bisa menembus kulit ke dalam
tubuh dan bisa mengurangi efek adiksi (ketagihan) akibat merokok. Cara ini bisa ditempuh
tanpa anda harus berhenti secara mendadak. Cara ini juga menolong anda untuk menghadapi
kebiasaan merokok serta ketergantungan psikologis. Konsultasikan dengan dokter anda untuk
keterangan lebih lanjut.
102
103
LEMBAR BIMBINGAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS
TTD
NO TANGGAL MATERI BIMBINGAN TTD DOSEN
MAHASISWA
Pembimbing Akademik
104