Anda di halaman 1dari 104

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BAPAK TURIMAN DAN

SUGI HARTONO DI RT 01 DUSUN 01 PEKON REJOSARI


KECAMATAN REJOSARI KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG

Laporan IndividuKK Binaan Praktik Kebidanan Komunitas

Disusun Oleh :
SULIS SA’ADAH
154012018042

PROGAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWULAMPUNG
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS PEKON REJOSARI


KECAMATAN REJOSARI KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG

Laporan Individu KK Binaan Praktik Kebidanan Komunitas Telah


Memenuhi Persyaratan dan Persetujuan
Tanggal 15 – maret - 2021

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing Akademik Kepala Keluarga

Apri sulistianingsih,M.Keb Rahmat

Mengetahui
Ketua Prodi DIII Kebidanan
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Sumi Anggrini, M.Keb

LEMBAR PENGESAHAN

ii
MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS PEKON BANYUMAS
KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG

Laporan Individu KK Binaan Praktik Kebidanan Komunitas Telah


Memenuhi Persyaratan dan Persetujuan
Tanggal 15 – maret - 2021

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing Akademik Kepala Keluarga

Apri Sulistianingsih,M.Keb Sugi hartono

Mengetahui
Ketua Prodi DIII Kebidanan
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Sumi Anggraeni, M.Keb

KATA PENGANTAR

iii
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Laporan Praktik Kebidanan Komunitas ini yang
dilaksanakan di Pekon Banyumas.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Atas
dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep,.Sp.Kep.J , Selaku Ketua Universtas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2. Sumi Anggraeni, M.Keb , Selaku Ketua Prodi Kebidanan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu, Lampung.
3. Apri Sulistianingsih,M,Keb ,Selaku Dosen Pembimbing pada Praktik
Kebidanan Komunitas.
4. Bidan Liya Widyastuti, Amd. Keb, Selaku Bidan Desa Rejosari di Pekon
Rejosari.
5. Bapak Wasino, Selaku Kepala Pekon Rejosari Kecamatan Reosari Kabupaten
Pringsewu Lampung dan Para Aparat Desa.
6. Ayah dan Ibu tercinta yang telah member dukungan baik material maupun
spiritual.
7. Semua teman – temanProdi DIII KebidananFakultas Kesehatan
UniversitasMuhammadiyah Pringsewu Lampung
Semoga laporan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya pada
pelaksanaan praktik Praktik Kebidanan Komunitasini pada semua pihak yang
telah membantu terealisasinya kegiatan ini, saya mengucapkan terima kasih.
Laporan ini dan pencapaian target masih banyak kurang nya. Oleh karna itu kritik
dan saran sangat saya harapkan.

Pringsewu, 15 Maret 2021


Penyusun

Sulis sa’adah
NIM : 154012018042

DAFTAR ISI

iv
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan Umum dan Khusus.................................................................2
C. Manfaat...............................................................................................2
D. Metode................................................................................................3
E. Langkah Kerja....................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Keluarga................................................................................6
B. Peran Bidan di Komunitas..................................................................7
C. Manajemen/Asuhan Kebidanan Komunitas.......................................

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Genogram...........................................................................................45
B. Denah Rumah.....................................................................................50
C. Pengkajian S dan O.............................................................................55
D. Assesment...........................................................................................56
E. Planning..............................................................................................65

BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Proses Penatalaksanan Asuhan Kebidanan Komunitas pada
Keluarga....................................................................................................84
B. Hambatan, Rintangan dan Evaluasi dalam Pelaksanaan Asuhan
Kebidanan Komunitas pada Keluarga.......................................................84

v
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................86
B. Saran...................................................................................................86

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SAP dan Leaflat kehamilan remaja


Lampiran 2 SAP dan Leaflat menopouse
Lampiran 3 SAP dan Leaflat perilaku hidup sehat dan bersih
Lampiran 4 SAP dan Leaflat stunting
Lampiran 5 SAP dan Leaflat kesehatan reproduksi
Lampiran 6 SAP dan Leaflat merokok
Lampiran 7 Lembar Konsul

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan remaja merupakan fenomena internasional yang belum terselesaikan hingga
sekarang. Pada tahun 2013 World Health Organization (WHO) menetapkan tema untuk hari
kependudukan dunia yaitu “Kehamilan Remaja”. Hal ini menandakan kasus tersebut perlu
diperhatikan oleh seluruh warga dunia. Secara global, diperkirakan bahwa 16 juta anak
perempuan berusia 15-19 tahun melahirkan setiap tahun (WHO, 2012). Kejadian kehamilan
remaja banyak terjadi di negara dengan penghasilan rendah dan menengah, termasuk
Indonesia. Angka kejadian kehamilan remaja di Indonesia adalah 48 per 1.000 perempuan
pada tahun 2012.

Angka kejadian kehamilan remaja diIndonesia tergolong tinggi dibandingkan angka


kejadian kehamilan remaja sebanyak 6 di Malaysia dan 41 di Thailand pada tahun 2014
(World BankGroup). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013 (Riskesdas, 2013) yang
mendata perempuan usia 10-54 tahun yang sedang hamil, masi didapatkan kehamilan pada
usia sangat muda (<15 tahun) dengan propors(0,02%) terutama di pedesaan sebesar (0,03%).
Sedangkan propors kehamilan pada usia muda (15-19 tahun) adalah 1,97 % dan di pedesaan
lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan. Dari hasil survey Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2014, setiap tahun 15 juta remaja
berusia 15-25 tahun melahirkan dan 20 persen dari sekitar 2,5 juta kasus KTD dan aborsi di
Indonesia yan dilakukan oleh remaja.

Hasil survei Badan Pusat Statistik tahun 2012 mengungkapkan, angka kehamilan remaja
pada usia 15-19 tahun mencapai 48 dari 1.000 kehamilan (BKKBN, 2014). Australian
National University (ANU) bersama Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI)
tahun 2010/2011 juga melakukan penelitian terhadap 3.006 remaja dalam penelitian di
Jakarta, Tangerang dan Bekasi didapatkan hasil sebesar 20,9 persen remaja usia 17-24 tahun
hamil sebelum menikah dan 38,7 persen remaja mengalami kehamilan sebelum menikah dan
kelahiran setelah menikah (Elisa danMuhammad,2017)

Dalam rangka mempersiapkan tenaga bidan yang terampil dan bermutu dalam
melaksanakan tugas seperti yang diharapkan, Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Fakultas Kesehatan memberikan kesempatan bagi mahasiswa diploma kebidanan untk
menerapkan pelayanan kebidanan dengan melakukan praktik kebidanan komunitas yang
dilakukan di desa Banyumas kecamatan Banyumas.Setiap individu diberikaan tugas
untuk melakukan penyuluhan pada KK Binaan.Dan satu KK Binaan minimal memiliki 3
masalah yang dikaji, kemudian dilakukan penyuluhan.Setiap Individu wajib melakukan
kunjungan terhadap KK Binaan yang di ambil dalam waktu beberapa hari.

8
Setelah dilakukan Survey Mawas Diri (SMD) di rumah keluarga Bapak Turiman dan
Bapak Margianto ternyata banyak masalah yang muncul seperti Balita Gizi
Kurang,Payudara Bengkak, Kurangnya Pengetahuan anak mengenai kesehatan reproduksi
remaja,. Sedangkan pada keluarga Bapak Tukiman mengalami masalah Stunting,
Kurangnya pengetahuan ibu tentang pap smear dan PHBS.
Oleh sebab itu, Penulis tertarik untuk melakukan KK Binaan pada Keluarga Bapak
Turiman dan Bapak Margianto.

B. Tujuan Kegiatan
1) Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara nyata pelaksanaan kegiatan Asuhan Kebidanan di
masyarakat dengan menerapkan konsep problem solving dalam pemecahan masalah
yang terdapat di masyarakat.
2) Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan kegiatan Kebidanan Komunitas diharapkan mahasiswa
mampu melakukan asuhan kebidanan seperti :
a. Kehamilan remaja
b. merokok
c. stunting
d. Pap Smear
e. Kesehatan reproduksi
f. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dalam bidang kesehatan dan sebagai pengalaman proses belajar
mengajar khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat.

2. Bagi Institusi
Menambah khasanah keilmuan terutama bagi Universitas Muhammadiyah sebagai
institusi pendidikan.
3. Bagi Dinas Kesehatan
Memberikan informasi mengenai keadaan kesehatan masyarakat khususnya
masyarakat Desa Banyumas.

9
4. Bagi Masyarakat
Memberikan gambaran pada masyarakat khususnya desa Banyumas tentang keadaan
kesehatannya.

D. Metode Penulisan
Metode yang di gunakan dalam penulisan laporan study kasus ini adalah deskriptif. Yaitu
metode yang menggambarkan keadaan yang sebenar-benarnya melalui pendekatan
Asuhan Kebidanan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.

E. Langkah Kerja
Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : a.Survey Mawas Diri (SMD) : 20 – 24 februari
2021
b. Pelaksanaan KK Binaan dan Implementasi KK
Binaan : 01 – 03 maret 2021
c.Pelaksanaan Evaluasi KK Binaan : 09- maret –
2021

2. Lokasi
Kegiatan KK Binaan dilaksanakan di rumah Bapak Turiman dan Sugi hartonoDesa
Rejosari Rt/Rw 001/01 Kecamatan rejosari Kabupaten Pringsewu.

10
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan(friedman, 2010)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI 2014)
Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan sekumpulan
orang yang tinggal dalam satu rumah yang terikat oleh ikatan perkawinan dan mempunyai
ikatan darah .
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada beberapa macam, diantaranya :
1)      Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalah keluarga adalah dipihak
ayah.
2)      Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasan dalam keluarga adalah dipihak
ibu.
3)      Equalitarian, yang memegang kekuasan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
4)      Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5)      Keluarga Kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluaraga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suatu atau istri.

3. Ciri-Ciri Keluarga
Ciri-ciri struktur keluarga menurut Anderson Carter :

11
1)      Terorganisasi
Adalah saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2)      Ada keterbatasan
Adalah setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3)      Ada perbedaan dan kekhususan
Adalah setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

4. Bentuk-Bentuk Keluarga
1)   Nuclear Family (keluarga inti)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
2)   Extendet Family (Keluarga Besar)
Adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara misalnya: nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
3)    Serial Family (Keluarga Berantai)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari 2x dan
merupakan satu keluarga inti.
4)    Single Family (Keluarga Duda atau Janda)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5)    Composite Family (Keluarga Berkomposisi)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami atau hidup bersama.
6)     Cahibitation Family (Keluarga habitas)
Adalah dua orang yang menjadi satu keluarga.

5. Peran Keluarga
Menurut Hartan dan Hunt peran keluarga terdiri dari sebagai berikut :
1)      Peran Ayah.
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anaknya berperan mencari
nafkah, pendidikan, perlindungan dan member rasa aman sebagai kepala
keluarga, sebagai kelompok masyarakat.
12
2)      Peran Ibu
Sebagai istri dan suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran
mengurus rumah tangga pengasuh anak-anaknya dan sebagai satu kelompok dari
peran sentral darianggota masyarakat dan pencari nafkah
3)      Peran Anak
Anak melaksanakan perahan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik,fisik,
mental, social , dan spiritual.

6. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga sehari-hari menurut Horton dan Hunt yaitu :
1) Fungsi pengaturan seksual
Yaitu keluarga merupakan wadah sah baik ditinjau dari agama maupun
maryarakat dalam pengetahuan dan pemuasan keinginan seksual.
2) Fungsi Reproduksi
Yaitu keluarga berfungsi menghasilkan anggota baru sebagai penerus keturunan.
3)     Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan
Yaitu memberikan perlindungan dan pemeliharaan terhadap stress.
4)     Fungsi Pendidikan
Yaitu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama
karena anak-anak mengenal pendidikan sejak lahir.
5) Fungsi Sosialisasi
Yaitu individu atau anggota keluargamempelajari kebiasaan ide-ide nilai dan
tingkah laku dalam masyarakat.Melalui lingkungan keluarga.

6)     Fungsi Toleran dan Efektif


Yaitu apabila rasa cinta kasih saying dalam keluarga dapat dirasakan oleh semua
anggota maka anggota keluarga akan merasakan kesenangan kegembiraan dan
ketentraman sehingga mereka akan kerasan tinggal dirumah maka keluarga
merupakan tempat rekreasi bagi anggota keluarga.
7)     Fungsi Ekonomi.
Yaitu anggota keluarga sebagai penghasil ekonomi terutama orang tua sedangkan
anggota keluarga yang lain atau anak berfungsi sebagai konsumen.
8)     Fungsi Status Sosial
Yaitu suatu dasar yang menunjukan kedudukan atau status bagi anggota nya.
13
7. Tugas Keluarga
Pada dasarnya ada 8 tugas pokok dalam keluarga, yaitu :
1)         Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2)         Pemeliharaan sumber-sumbr daya yang ada pada keluarga.
3)         Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
4)         Sosialisasi antar anggota keluarga.
5)         Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6)         Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7)         Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8)         Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

8. Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga


Tahap tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
1)      Tahap pembentukan kelurga
Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah
tangga.
2)      Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi
penerus, melahirkan ank merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan
saat-saat yang dinantikan.
3)      Tahap menghadapi bayi
Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih sayang
kepada anak karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung pada
kedua orang tuanya dan kondisinya masih sangat lemah.
4)      Tahap menghadapi anak prasekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai
bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan,
karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini
anak sangat stress terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai
menanamkan norma-norma kehidupan,norma-norma agama, norma-norma social
budaya dan sebagainya.
5)      Tahap menghadapi anak sekolah

14
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak
untuk mempersiapkan masa depannya.Membiasakan anak belajar secara teratur,
mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum
anak.
6)      Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari
identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari
kedua orang tua sangat diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian antara kedua
orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
7)      Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya,
maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak kemasyarakat dalam memulai
kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan
berumah tangga.
8)      Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempu kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah suami
istri berdua saja.dalam tahap ini kelurga akan merasa sepi,dan bila tidak dapat
menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
9)      Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk
meninggalkan dunia yang fana ini.
9. Gambaran Keluarga Sehat
Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untuk mewujudkan keluarga yang sehat
dan sejahtera.Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian upaya kesehatan
keluarga.Keluarga sehat adalah kondisi yang mendorong terwujudnya keluarga
sejahtera (Syahlan, 1996).
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukaan sebagai berikut :
1) Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental, maupun sosial.
2) Cepat meminta bantuan kepada tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan
bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.
3) Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
4) Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
5) Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.

15
Seorang bidan yang bekerja di komunitas harus mengetahui data wilayah kerjanya,
data tersebut mencakup komposisis keluarga, keadaan sosial, ekonomi, adat kebiasaan,
kehidupan beragama, status kesehatan, serta masalah ibu dan anak balita.Keberhasilan
bidan yang bekerja di bidang komunitas tergantung pada peningkatan kesehatan ibu dan
anak balita di wilayah kerjanya.Sasaran umum pelayanan kebidanan komunitas adalah
ibu dan anak dalam keluarga.Menurut Undang-Undang No. 12 tentang Kesehatan, yang
dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Didalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra kehamilan,
persalinan, pasca persalinan dan masa diluar masa kehamilan (masa interval) serta
persalinan.Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak
di kandungan, masa bayi, masa balita, dan masa pra sekolah (Syahlan, J.H., 1996).

B. Peran Bidan di Komunitas


1. Peran pelaksana asuhan/pelayanan kebidanan
Dalam peran ini mencakuptugas mandiri, kolaborasi/kerja sama, dan rujukan.Sesuai
dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada
komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan.
1) melaksanakan asuhan kebidanan dengan standar professional
a. menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang
diberikan.
b. memberikan pelayanan pada wanita, bayi baru lahir, dan keluarganya.
a) Mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan.
b) Membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan asuhan.
2) melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan
komplikasi,patologis,dan risiko timggi dengan melibatkan klien/keluarga:
a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
asuhan yang diberikan.
b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan asuhan
3) melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal, komplikasi, patologis,
dan risiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga:
a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi asuhan yang diberikan.
b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan asuhan.

16
4) melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal,
komplikasi,patologis, dan risiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga:
a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
asuhan yang diberikan.
b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan asuhan.
5) melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu pada saat masa nifas pada menyusui
dalam keadaan normal dan komplikasi dengan melibatkan klien/keluarga:
a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
asuhan yang diberikan.
b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan asuhan.
6) melaksanakan asuhan kesehatan pada bayi (>1 bulan -1 tahun) dan anak (>1 tahun
-5 tahun) dengan melibatkan klien/keluarga:
a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
asuhan yang diberikan.
b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan asuhan.
7) melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu dengan gangguan
reproduksi dengan melibatkan klien/keluarga:
a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
asuhan yang diberikan.
b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan asuhan.
8) melaksanakan asuhan kebidanan komunitas dengan melibatkan klien/keluarga:
a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
asuhan yang diberikan.
b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan asuhan.
9) melaksanakan pelayanan keluarga berencana dengan melibatkan klien/keluarga:
a. mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
asuhan yang diberikan.
b. membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan asuhan.

2. Peran Pengelola Pelayanan KIA/KB


Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktek
mandiri.Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya.Peran bidan di
sini adalah sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas, polindes,

17
posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin dan
mendayagunakan bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah
1) Mengelola dan mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama
pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat di
wilayah kerjanya dengan melibatkan klien/masyarakat tugasnya:
a. bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan kesehatan
masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk
meningkatkan dan mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya.
b. menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan melibatkan klien /
masyarakat.
c. mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya
kesehatan ibu dan anak, serta KB sesuai dengan rencana.
d. mengorganisasi, mengawasi, dan membimbing kader, dukun, atau petugas
kesehatan lain dalam melaksanakan program / kegiatan pelayanan kesehatan ibu
dan anak serta KB.
e. mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya
kesehatan ibu dan anak, serta KB termasuk pemanfaatan sumber-sumber yang ada
pada program dan sector lain.
f. menggerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat, dan memelihara
kesehatannya dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada.
g. mempertahankan, meningkatkan mutu, dan keamanan praktik professional melalui
pendidikan, pelatihan, dan kegiatan-kegiatan dalam kelompok profesi.
2) Berpatisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan program sector
lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader
kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada di wilayah bimbingannya atau
wilayah kerjanya, tugasnya:
a. bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dan
memberikan asuhan kepada klien, dalam bentuk konsultasi, rujukan, dan tindak
lanjut.
b. Membina hubungan dengan dukun, kader kesehatan / PLKB dan masyarakat.
c. Melaksanakan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader, dan petugas lain.
d. Memberikan asuhan pada klien yang dirujuk dukun bayi.
e. Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat.
18
3) Peran Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat.Sebagai pendidik, bidan
berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya sesuai dengan kaidah
kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan di komunitas dalam berperan
sebagai pendidik masyarakat antara lain dengan memberikan penyuluhan di bidang
kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi dan
sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan secara langsung.
Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan poster, leaf let, spanduk
dan sebagainya.
a) mengkaji, merencanakan, menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
pendidikan, bimbingan/penyuluhan yang diberikan
b) menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan dan
pendidikan
c) mendokumentasikan hasil kegiatan

4) Peran Investigator Dalam Asuhan Kebidanan


a) mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilaksanakan
b) menyusun rencana kerja
c) melaksanakan investigasi sesuai rencana
d) mengolah dan menginterpretasi data hasil investigasi
e) menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
f) memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan kerja
atau pelayanan kesehatan
5) Peran Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya,
perkembangan keluarga dan masyarakat.Secara sederhana bidan dapat memberikan
kesimpulan atau hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga bila peran ini dilakukan
oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat tentang permasalahan komuniti
yang dilayaninya dan dapat pula dengan segera melaksanakan tindakan.

6) Peran Sebagai Pemberdaya

19
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi.  Bidan perlu menggerakkan individu, keluarga dan
masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri
sendiri, 
7) Peran sebagai Perencana
Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta
berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat luas untuk suatu kebutuhan
tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan. (Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 8)

C. Manajemen/Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga


1. Konsep dasar penyakit
A. Kehamilan remaja

:: Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia di bawah 20 tahun, baik
pada remaja yang menikah maupun yang belum menikah. Faktor-faktor yang diduga menjadi
sebab terjadinya kehamilan remaja adalah sebagai berikut

1. Adanya perubahan-perubahan biologik dan psikologik yang akan memberikan


dorongan tertentu yang sering kali tidak diketahui
.
2. Institusi pendidik langsung, yaitu orang tua dan guru sekolah kurang siap untuk
memberikan informasi yang benar dan tepat waktu. Berbagai kendala di antaranya
adalah ketidaktahuan dan anggapan di sebagian masyarakat bahwa pendidikan seks
adalah tabu.
3. Perbaikan gizi yang menyebabkan umur haid pertama menjadi lebih dini. Di daerah
pedesaan yang masih berpola tradisional kejadian kawin muda masih banyak.
Sebaliknya, di daerah kota dimana kesempatan bersekolah dan bekerja menjadi
terbuka bagi perempuan, maka usia kawin cenderung bertambah. Kesenjangan antara
umur haid pertama dan umur perkawinan dalam suasana pergaulan yang lebih bebas
seringkali menimbulkan akses-akses dalam masalah seksual.

Dampak Kehamilan Remaja

1) Bila kehamilan dipertahankan Risiko FisikKehamilan pada usia remaja bisa


menimbulkan kesulitan dalam persalinan seperti perdarahan bahkan bisa sampai
kematian. Dampak Kehamilan Remaja
2) Bila kehamilan diakhiri (aborsi)
Banyak remaja memilih untuk mengakhiri kehamilan (aborsi). Aborsi bisa dilakukan
secara aman, apabila dilakukan oleh dokter. Sebaliknya, aborsi tidak aman apabila
dilakukan oleh dukun atau cara-cara yang tidak benar atau tidak lazim. Aborsi
dapat mengakibatkan dampak negatif secara fisik, psikis, dan sosial

20
terutama bila dialkukan secara tidak aman.

a) Risiko Fisik

Perdarahan dan komplikasi merupakan salah satu risiko aborsi. Aborsi yang berulang
selain bisa mengakibatkankomplikasi juga dapat mengakibatkan kemandulan. Aborsi
yang dilakukan secara tidak aman dapat berakibat fatal yaitu
kematian.

b) Risiko Psikis
Pelaku aborsi seringkali mengalami perasaan-perasaan takut, panik, tertekan atau
stress, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena rasa
bersalah, atau dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama. Selain itu, pelaku
aborsi juga sering kehilangan rasa percaya diri.

3) Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan kelainan bawaan
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama
rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah
(BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum
menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu
tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan
kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat
bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri
yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan
loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.

4) . Mudah terjadi infeksi


Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.

5) Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi


Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang
pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat
hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh
fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah
merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah
merah akan menjadi anemia.

Faktor penyebab kehamilan usia dini pada remaja

a) Latar belakang sosial ekonomi yang buruk,karena beberapa anak terkena aktifitas
seksual karena orang tua atau wali gagal merawat mereka
b) Pengaruh teman sebaya dalam beberapa anak dipengaruhi oleh teman-teman
sesama, beberapa yang mungkin dari lawan jenis.

21
c) Pendidikan seks, karena mayoritas anak-anak tidak menerima pendidikan tentang
seks.
d) Tidak menggunakan kontrasepsi karena anak-anak tidak diperbolehkan menggunakan
kontrasepsi.
e) Harga diri yang rendah di antara anak-anak juga membuat mereka melakukan
hubungan seksual yang mengarah ke awal pernikahan.
f) Tingkat pendidikan yang rendah, terutama tingkat pendidikan ibu yang
gagal berperan dalam mengasuh anak-anak mereka.

Penelitian Aziza dan Amperaningsih (2014) menyatakan faktor penyebab terjadinya


kehamilan pada remaja diantaranya yaitu kurangnya pengetahuan mengenai kehamilan
remaja, kurangnya peran orangtua dalam memberikan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi remaja khususnya tentang kehamilan remaja, kurangnya pendidikan penyuluhan
kesehatan reproduksi remaja, kurangnya penerapan ajaran agama dan iman dalam diri remaja,
perkembangan IPTEK, sosial budaya

Upaya mencegah terjadinya kehamilan usia dini

Program pencegahan kehamilan remaja mencakup hal-hal berikut (Papri, Zubaida, Sarwat
dan Marsheda 2016) yaitu :

1) Remaja harus didorong untuk menunda aktivitas seks dini. Pentingnya pemberian
konseling dan informasi tentang pencegahan kehamilan, jika mereka menjadi seksual
yang aktif.
2) Tenaga kesehatan harus peka terhadap masalah yang berkaitan dengan seksualitas
remaja dan mempunyai riwayat perkembangan seksual yang tepat pada semua pasien
remaja.
3) Harus dipastikan bahwa semua remaja yang melakukan hubungan seksual aktif
memiliki pengetahuan tent.

B. Merokok
Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari
bagi orang yang mengalami kecenderungan terhadap rokok. Rokok merupakan
salah satu bahan adiktif artinya dapat menimbulkan ketergantungan bagi
pemakainya. Sifat adiktif rokok berasal dari nikotin yang dikandungnya.
Setelah seseorang menghirup asap rokok, dalam 7 detik nikotin akan mencapai
otak (Soetjiningsih, 2010).

Bahaya Merokok bagi Kesehatan


Kandungan zat kimia yang terdapat dalam rokok sangat berbahaya bagi kesehatan Anda dan
orang-orang di sekitar Anda. Ada beberapa bahaya merokok bagi kesehatan, di antaranya:.
1. Gangguan kardiovaskular

22
Orang yang sering merokok, baik merokok secara aktif atau hanya menghirup asap rokok dari
orang sekitarnya, berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular, seperti penyakit
jantung dan stroke.Risiko ini bisa semakin meningkat pada perokok yang jarang berolahraga,
kurang menjaga pola makan, dan sering stres.
2. Kerusakan otak
Merokok dapat mengganggu perkembangan dan fungsi otak, baik pada anak-anak, remaja,
dan orang dewasa. Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai
penyakit pada otak, seperti stroke, aneurisma otak, dan pikun atau demensia.
3. Penyakit mulut dan tenggorokan
Bau mulut, gigi bernoda, dan penyakit gusi merupakan efek yang kerap timbul akibat
merokok. Tak hanya itu, merokok juga bisa menimbulkan masalah serius lain, seperti kanker
pada mulut, bibir, lidah, dan tenggorokan.
4. Penyakit paru-paru
Salah satu efek paling berbahaya akibat merokok adalah kanker paru-paru. Bahan-bahan
kimia pada rokok berpotensi merusak sel paru-paru yang kemudian bisa berubah menjadi sel
kanker.
Selain itu, merokok juga bisa menyebabkan terjadinya berbagai penyakit pada paru-paru,
seperti bronkitis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan emfisema.
5. Penyakit lambung
Merokok bisa melemahkan otot yang mengontrol bagian bawah kerongkongan, sehingga
memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan. Kondisi ini dikenal dengan penyakit
asam lambung atau GERD.
Beberapa risiko penyakit lambung lainnya yang dapat terjadi pada seorang perokok adalah
ulkus atau tukak lambung dan kanker lambung.
6. Tulang keropos atau rapuh
Racun pada rokok bisa menimbulkan kerapuhan pada tulang. Oleh karena itu, perokok lebih
berisiko mengalami tulang rapuh atau osteoporosis. Riset pun menyebutkan bahwa wanita
yang merokok lebih rentan mengalami osteoporosis daripada wanita yang tidak merokok.
7. Penuaan dini
Tanda-tanda penuaan dini, seperti kerutan di sekitar mata dan mulut, berisiko muncul lebih
awal pada perokok aktif. Hal ini karena kurangnya asupan oksigen ke kulit, sehingga orang
yang merokok akan terlihat lebih tua daripada orang yang tidak merokok.

Cara Menghentikan Merokok dan Cara Menghindarinya

Agar terhindar dari kebiasaan merokok, maka sepatutnya kita menanamkan keyakinan
yang kuat bahwa kebiasaan merokok tidak akan pernah menguntungkan diri sendiri dan
orang lain. Kita harus terbiasa untuk bersikap asertif, untuk tetap mengatakan tidak pada
rokok. Apabila telah mampu kita terapkan, maka teman sebaya atau kelompok kita bisa
dijadikan kader pendidik sebaya.

23
      Bagi para perokok, khususnya remaja, untuk berhenti dari kebiasaan merokok bukanlah
suatu hal yang mustahil. Apabila remaja meninggalkan kebiasaan merokok hari ini, maka
badan akan terbebas dari nikotin dalam masa 8 jam. Setelah satu minggu efek dari kebiasaan
merokok tersebut akan hilang. Lama-kelamaan, tubuh akan memperbaiki kerusakannya
akibat tembakau dan bahan kimia lain yang pada rokok. Menghentikan kebiasaan merokok,
bisa tetap dilakukan, antara lain dengan cara sebagai berikut.

 Berhenti secara mendadak

Tidak ada suatu cara terbaik bagi perokok untuk berhenti merokok, karena pengaruhnya
terhadap setiap perokok adalah berbeda. Namun, hanya ada satu hal yang sama diantara
mantan perokok yang berhasil, yaitu mereka semua memang berkeinginan untuk berhenti
merokok. Sebagaian besar, perokok memilih cara ini untuk menghentikan kebiasaannya. Cara
ini bisa dipilih sebagai salah satu alternatif.

 Cara menunda secara perlahan

tanpa rokok. Atau anda bisa menunda untuk menyalakan batang rokok dalam beberapa menit
Cara ini mengajak anda menunda masa menghisap batang rokok yang pertama sehingga anda
tetap dapat bertahan, sampai anda bisa bertahan sepenuhnya setiap kali anda ingin merokok.

 Cara mengurangi

Cara ini dilakukan dengan mengurangi jumlah batang rokok yang anda hisap setiap merokok.
Dalam satu hari, setiap kali merokok, bisa dikurangi jumlah rokok yang anda hisap, mulai
dari hitungan satu batang, dua batang, hingga separuh dari jatah rokok anda setiap harinya,
atau bahkan mengurangi sepenuhnya.

 Tidak mengikuti kebiasaan perokok

Pada umumnya, merokok identik dengan minum kopi ataupun minuman keras. Apabila
seseorang mengkonsumsi kopi ataupun minuman beralkohol, maka biasanya dilengkapi
dengan sebatang atau sebungkus rokok. Dengan mengurangi atau sama sekali tidak
mengkonsumsi kopi atau minuman beralkohol secara berlebihan, maka keinginan untuk
merokok bisa dikurangi.

 Terapi penggantian nikotin

Terapi ini memanfaatkan koyo atau tempelan nikotin yang bisa menembus kulit ke dalam
tubuh dan bisa mengurangi efek adiksi (ketagihan) akibat merokok. Cara ini bisa ditempuh
tanpa anda harus berhenti secara mendadak. Cara ini juga menolong anda untuk menghadapi

24
kebiasaan merokok serta ketergantungan psikologis. Konsultasikan dengan dokter anda untuk
keterangan lebih lanjut.
 

C. Stunting

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak)
akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan
pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya
disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di Indonesia
masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%). Tahun 2015
Indonesia tertinggi ke-2 dibawah Laos untuk jumlah anak stunting. Indonesia merupakan
negara nomor empat dengan angka stunting tertinggi di dunia. Lebih kurang sebanyak 9 juta
atau 37 persen balita Indonesia mengalami stunting (kerdil).

Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status
gizi ibu, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, pola pemberian makan
kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi di awal kehidupan seorang
anak. Selain faktor lingkungan, juga dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal.
Akan tetapi, sebagian besar perawakan pendek disebabkan oleh malnutrisi.

Jika gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek jangka
pendek dan efek jang ka panjang. Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan
perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, perkembangan otak yang tidak maksimal yang
dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar
yang buruk. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa,
penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.

Penyebab stunting pada balita


1. Rendah nya berat badan bayi ketika lahir

Berat janin mencerminkan hasil perkembangan dalam kandungan pada kecukupan


nutrisinya saat dilahirkan.Bayi dikatakan memiliki berat lahir rendah atau BBLR apabila
memiliki berat badan kurang dari 2500 gr (2,5 kg) atau di bawah 1,5 kg.Dengan kondisi
bayi yang memiliki berat lahir rendah, kemungkinan akan mengalami masalah kesehatan
dan memiliki kecenderungan untuk menjadi stunting.Salah satu faktor yang
memengaruhi berat badan rendah pada bayi ialah status gizi buruk pada sang ibu
sebelum maupun selama kehamilan.Selain itu, postur tubuh ibu hamil yang pendek di
bawah rata-rata (maternal stunting) juga bisa membuat pertumbuhan janin di dalam
kandungan jadi terhambat dan terus berlanjut sampai kelahiran.
2. Kurangnya kebersihan lingkungan yang menyebabkan anak terkontaminasi
bakteri
Ada kemungkinan besar bahwa ada hubungan antara pertumbuhan linier anak-anak
dengan praktik sanitasi rumah tangga.Anak-anak yang terkontaminasi bakteri karena
kurangnya kebersihan di lingkungan rumah bisa mengarah ke infeksi usus. Hal inilah yang

25
juga memengaruhi status gizi mereka.Bahkan anak yang sering mengalami penyakit berulang
seperti diare dan infeksi cacing usus (helminthiasis) akibat paparan lingkungan kotor juga
dapat dikaitkan dengan stunting.Pasalnya, kondisi ini berpengaruh besar pada
penurunan kemampuan sistem pencernaan dan kekebalan sebagai penangkal organisme
penyebab penyakit. Akibatnya, nutrisi sang anak tidak diserap dengan sempurna.Sementara
memelihara kebiasaan yang sehat di rumah seperti mencuci tangan dengan sabun antiseptik
dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan cara terbaik untuk mencegah
stunting.

3. Janin kekurangan asupan makanan bernutrisi di masa kehamilan


Sebenarnya sejak bayi di dalam kandungan, ia harus tercukupi kebutuhan gizinya sampai
dilahirkan dan tumbuh besar.Jika ibu hamil kurang mengonsumsi makanan bernutrisi seperti
asam folat, protein, kalsium, zat besi dan omega-3 maka bisa melahirkan anak dengan kondisi
kurang gizi.Pasalnya, stunting adalah kejadian yang tak dapat dikembalikan seperti semula
jika sudah terjadi gangguan pertumbuhan pada sang anak karena kekurangan gizi sejak ia di
dalam kandungan.

4. Melewatkan imunisasi bisa mengalami infeksi berulang pada anak


Stunting sendiri bisa diartikan sebagai pertumbuhan yang terhambat akibat gizi buruk
maupun terjadinya infeksi berulang.Sedangkan manfaat imunisasi adalah untuk
menstimulasi sistem imun dalam membentuk antibodi yang dapat mengurangi anak dari
resiko infeksi.Di mana peran imunisasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap
kejadian stunting. Apabila sedari kecil mereka melewatkan jadwal imunisasi, maka ketika
anak terkena penyakit ia pun mengalami perubahan seperti tidak nafsu makan.Ketika
kebutuhan zat gizi anak tidak terpenuhi dengan baik, kemungkinan besar akan
menghambat pertumbuhan dan kecerdasannya yang mengakibatkan stunting.

5. Tidak mendapatkan ASI eksklusif menyebabkan malnutrisi pada anak


pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama akan memberikan perlindungan
terhadap infeksi gastrointestinal dan berkaitan dengan stunting. Infeksi tersebut dapat
menyebabkan malnutrisi yang parah.
Malnutrisi merupakan kondisi di mana tubuh tidak menerima asupan gizi yang cukup.
Sementara, jika sang anak tidak mendapatkan ASI sejak dilahirkan, ia akan kekurangan
gizi maupun sistem kekebalan dan pada akhirnya menyebabkan stunting.
Sedangkan ASI merupakan asupan nutrisi dan sumber protein berkualitas baik 
Agar anak tidak mengalami stunting, Mama bisa mencegahnya sejak awal kehamilan.
Memperbaiki pola makan dan mencukupi kebutuhan gizi selama kehamilan adalah
langkah yang tepat.
Ciri ciri balita stanting

 Keterlambatan pertumbuhan
 Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
 Tanda pubertas terlambat
 Anak menjadi pendiam, sulit melakukan eye contact saat usia 8-10 tahun
 Wajah tampak lebih muda dari usianya
 Mudah mengalami penyakit infeksi

26
Dampak yang terjadi pada stunting

1) Gangguan kognitif

Stunting dapat menyebabkan anak mengalami gangguan perkembangan otak Studi


menemukan bahwa anak dengan kondisi stunting memiliki kemampuan kognitif rendah dan
performanya di sekolah juga menjadi lebih buruk.Dampak stunting anak sering dihubungkan
dengan kecerdasan yang lebih rendah pada usia sekolah. Terlihat dengan jelas bahwa stunting
tidak semata memengaruhi tampilan fisik, melainkan juga aspek intelektual sang anak.

2) Kesulitan belajar

Selain kemampuan kognitifnya menurun, stunting turut berdampak kepada tingkat fokus
anak. Stunting dapat mengakibatkan gangguan pemusatan konsentrasi yang membuat anak
lebih sulit belajar.

Penelitian juga menunjukkan, anak yang berperawakan pendek memiliki fokus dan tingkat
konsentrasi yang lebih rendah sehingga bisa memengaruhi prestasinya di sekolah. 

3) Rentan mengalami peyakit tidak menular

Anak yang mengalami stunting lebih rentan mengalami penyakit tidak menular saat ia
dewasa nanti. Penyakit tidak menular tersebut bisa berupa obesitas, penyakit jantung,
dan hipertensi.

Hubungan antara dampak stunting dan penyakit tidak menular terus diteliti. Selain berisiko
mengidap penyakit tidak menular di kemudian hari, anak stunting juga dapat memiliki sistem
imunitas tubuh yang lebih rendah

4) Kepercayaan diri menurun

Dampak jangka pendek stunting bisa berupa gangguan pertumbuhan tubuh, gangguan


metabolisme, gangguan perkembangan otak, hingga memengaruhi kecerdasan anak. 

Tidak sampai disitu, ada sebuah studi yang menghubungkan antara anak bertubuh pendek
dengan pendapatan yang lebih rendah saat ia dewasa. Disebutkan bahwa kondisi stunting
berisiko menyebabkan sang anak mengalami kemiskinan di kemudian hari.

.
Pencegahan stunting

a) Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil

27
Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu
memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account
Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan
sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang
menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau
bidan.

b) Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan

Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI
ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan
makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASIX selama enam bulan
kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai
mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

c) Dampingi ASI dengan MPASI sehat

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan
pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa
memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah
stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam
makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan
tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.

d) Terus memantau tumbuh kembang anak

Tidak sulit mengenali anak yang mengalami stunting. Dari segi fisik, mereka biasanya
mempunyai postur tubuh lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya. Jadi, penting bagi
ibu untuk terus memantau tumbuh kembang mereka, terutama dari tinggi dan berat badan
anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu,
akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

e) Selalu jaga kebersihan lingkungan

Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau
lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan
peluang stunting. Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah
faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut.

D. Menopouse
a. Pengertian Menopause
Merupakan berhentinya siklus menstruasi secara pemanen dan merupakan suatu
titik balik dan bukan penyakit. Akan tetapi, kondisi ini bisa memengaruhi
kesejahteraan hidup perempuan. (Muttaqin, 2009)

28
Sebelum memasuki masa menopause terlebih dahulu seorang wanita menjalani
masa pra menopause yang merupakan masa transisi menuju menopause. Ini
meliputi beberapa tahun setelah menstruasi benar-benar berhenti, dan kemudian
perubahan-perubahan terjadi maka wanita pra menopause akan menuju ke masa
menopause (Kasdu, 2012).

Menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktif menuju


perlahan-lahan ke masa non produktif yang disebabkan berkurangnya hormon
estrogen dan progesteron (Lestari, 2010).

b. Penyebab
Berhentinya produksi hormon esterogen yang mempengaruhi kerapuhan tulang
seperti osteoporosis. (Muttaqin, 2009)

c. Gejala & Tanda Menopause


Menjadi tua, mengalami menopause bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Yang
pentingadalah bagaimana kita sebagai pribadi menghadapinya dengan dukungan
penuh kasih dari keluarga. (Muttaqin, 2009)

Masa Menopause merupakan masa peralihan dari usia dewasa ke usia lanjut. Dari
usia produktif yang optimal dalam berbagai bidang baik fisik berupa kondisi tubuh
yang fit dankondisi psikis dalam karier, keluarga, keuangan dan pergaulan ke arah
yang relatif cenderung mundur. (Muttaqin, 2009)

Pada periode ini, terdapat perpaduan antara penurunan kondisi fisik dengan
permasalahan psikis yang sedemkian kompleks sehingga dibutuhkan persiapan-
persiapan yang cukup memadai baik fisik maupun psikis agar masa ini dapat kita
hadapi dengan baik dan wajar. Proses menjadi tua dapat mempunyai arti yang lebih
positif apabila diidentikkan dengan“matang”. Disini terjadi proses kematangan dalan
aspek spiritual, intelektual, konsep pikirandan wawasan hidup.

Dengan kata lain terjadi proses menjadi manusia yang lebih bijaksana.Proses
menjadi tua pada wanita mempunyai manifestasi klinik klimakterium
29
berupaMenopause, yaitu masa dimana jumlah hormon estrogen yang dihasilkan
ovarium sedikit danwanita tidak dapat hamil lagi.Masa Menopause pada wanita
secara umum terbagi dalam 3 bagian :
1) Pre Menopause ( kurang lebih dimulai pada usia 48 tahun )
2) Peri Menopause ( kurang lebih dimulai pada usia 50 tahun )

3) Post Menopause ( kurang lebih dimulai pada usia 52 tahun )


(Muttaqin, 2009)

Masing-masing wanita mengalami gejala Menopause yang berbeda-beda dari ringan


sampaidengan berat.
Gejala yang timbul antara lain :
1) Haid tidak teratur sampai tidak Haid lagi
Haid atau menstruasi menjadi tidak teratur lagi baik siklus / periodenya tiap bulan,
lamanyahaid maupun kuantitas haidnya. Masa ini kurang lebih dialami seorang
wanita rata-rata 1–2 tahun. Dikatakan Menopause setelah seorang wanita minimal
kurang lebih 1 ( satu ) tahun tidak haidlagi.
2) Sukar tidur
Dalam periode Menopause ini sering kali seorang wanita menjadi sukar tidur.
3) Sering berkeringat malam hari
Anda sering tidak merasa nyaman saat ingin tidur karena tubuh banyak
berkeringat.
4) Tegang, stress sampai depresi
Dalam menghadapi Menopause kadang kala seorang wanita dapat merasa
traumatis sekali.Menopause dipandang sebagai suatu beban hilangnya kewanitaan.
Seringkali merasa tidak cantik lagi, ada kekhawatiran akan ditinggalkan suami,
merasa menjadi manusia tidak berguna lagi sehingga timbul rasa takut, sukar
bahagia, tegang, stress bahkan sampai depresi.
5) Gejolak panas ( Hot Flush )
Gejolak panas atau lebih sering disebut hot flush juga kadang terjadi,ini biasanya
ditandaidengan wajah mudah menjadi merah padam dan hangat seperti bila sedang
malu sekali ataumarah dan mudah berkeringat.

6) Konsentrasi lemah / cepat lupa

30
Semua organ tubuh akan mengalami penuaan termasuk otak. Penuaan otak akan
ditandaidengan menurunnya kemampuan untuk memahami hal-hal baru,
kemampuan intelegensiadan juga daya ingat.Dr. Setiati SpPD, Kger Mepid
mengatakan proses penuaan otak dimulai saat jumlah selnyamenurun, volume otak
menurun ( atrofi ) dan rongga-rongganya melebar.Ada juga yang memakai hukum
1%, artinya sejak usia 40 tahun fungsi oragan tubuh turun1% setiap tahun
termasuk otak, tetapi penelitiannya masih crosssectional.Menurut dr. Setiati SpPD,
Kger Mepid otak terdiri dari sejumlah sel yang dapat hidup karenamendapat
nutrisi, darah dan oksigen sehingga bila asupan tersebut tidak tersuplai dengan
baik maka kerusakan otak berikut kemampuan otak akan mulai terjadi.Penuaan
otak memang merupakan proses alami, semua orang pasti mengalaminya,
tapiterdapat kiat-kiat tertentu untuk tetap mengoptimalkan fungsi otak.
7) Kulit kering – lebih cepat keriput
Pada masa Menopause kulit semakin kering, berkurang kelembabannya karena air
& produksi minyak pada kulit berkurang.Saat kelembaban kulit kurang maka kulit
cenderung kering, mudah keriput, gatal, bersisik,merah, kasar,mudah pecah pacah
sampai terjadi peradangan. Sehingga kita harus menyiasati problem tersebut dalam
aktivitas kita sehari-hari terutama saat udara dingin dan kering, saatmelakukan
tugas rumah tangga yang membuat kita terpapar matahari dan juga detergen
8) Pengeroposan tulang ( Osteoporosis )
Mendekati usia senja tinggi badan mengalami penyusutan, gigi mudah putus dan
tulangmudah mengalami keretakan / patah karena adanya proses pengeroposan
pada tulang.
Untuk menjaga kesehatan tulang agar tetap optimal di usia tua sebaiknya dimulai
sejak dini.Menurut US DRI (United State Dietary Reference Intake) sebaiknya
konsumsi kalsium padausia 19 – 50 tahun adalah sebesar 1000mg/hari. Dan untuk
usia diatas 50 tahun diperlukan1200mg/hari.
9) Kadar kolesterol meningkat
Hal ini terjadi karena pada usia tua, metabolisme tubuh terutama lemak semakin
menurun dandikarenakan fungsi dari saluran cerna juga enzim serta hormone
pendukung metabolismesudah menurun.
10) Gangguan saluran kemih.
Pada usia ini terjadi penurunan kekuatan otot, antara lain otot pada katub kandung
kemih,sehingga hanya dengan batuk atau bersin saja sering terjadi kebocoran (air
31
seni keluar sedikit).Dan juga karena terjadinya penipisan dinding vagina yang
berbatasan langsung dengankandung kemih ini sering kali menyebabkan sering
timbul keinginan untuk buang air kecil pada saat berhubungan intim karena saraf
kandung kemih menerima rangsangan berlebih darigerakan-gerakan pada saat
hubungan intim dilakukan.
11) Vagina kering
Pada masa Menopause terjadi perubahan fisiologis pada rahim dan ovarium
(indung telur).Rahim dan ovarium mengecil, disertai hilangnya hormon
kewanitaan estrogen, akibatnyafungsi organ kewanitaan menjadi sangat
berkurang. Hal ini yang menyebabkan vaginamengecil, kehilangan kelenturan dan
kebasahannya sehingga pada saat berhubungan intimterasa nyeri, seringkali
sampai terjadi peradangan. Keadaan ini akan menyulitkan setiapusaha
berhubungan intim sehingga memerlukan koreksi yang secepatnya.
12) Libido menurun
Libido / gairah seks wanita usia menopause pada umumnya menurun, karena
kemampuan bereaksi terhadap rangsangan menurun, ini berkaitan dengan
kepekaan persarafan alatkelamin. Tetapi ada cara-cara bagaimana menyiasatinya
sehingga hal ini dapat diatasi.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa Menopause meliputi:


a) Perubahan Fisik
Flsik meliputi ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu dan dapat terjadi
secara tiba-tiba di sekujur tubuh. Kadang-kadang rasa kaku ini diikuti dengan
rasa panas dan dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah dan
jantung berdebar-debar. Beberapa keluhan fisik yang terjadi antara lain:
(1) Ketidak teraturan siklus haid
(a)Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid kadang kala
haid muncul tepat waktu tetapi tidak pada siklus berikutnya,
ketidakteraturan ini sering disertai dengan darah yang sangat banyak
tidak disertai dengan volume darah yang normal.
(b)Gejala rasa panas (hot flushes)
Muncul hot flushes ini sering diawali pada daerah dada, leher dan
wajah dan menjalar keseluruh tubuh . Hal ini berlangsung selama 2-3
32
menit yang disertai oleh keringat yang banyak dan rasa panas ini
sering ditandai dengan warna kemerahan pada kulit.
(c)Kekeringan vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali
mengekskresikan lendir, liang vagina lebih tipis, kering dan kurang
elastis. Vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding
vagina sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa
menimbulkan rasa nyeri.Hal ini terjadi akibat dari penurunan kadar
estrogen.
(d)Gejala perkemihan
Perubahan akibat pada lapisan pada bagian vagina yang juga terjadi
berakibat pada bagian saluran urethra.Saluran urethra ini lambat laun
akan mengering,Menipis,dan kurang elastis diakibatkan penurunan
kadar estrogen.
(e)Sembelit
Seluruh proses metabolisme mulai menurun sesuai dengan
bertambahnya Usia.Tubuh berusaha beradaptasi dengan ambang kadar
estrogen yang baru.Kondisi inilah yang sering mengakibatkan
sembelit,Selain itu,sembelit juga dipengaruhi oleh penambahan
kalsium untuk kepentingan mengurangi resiko osteoporosis serta
kurangnya mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.
(f) Perubahan kulit
Ekstrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit ketika menstruasi
berhenti, maka kulit akan terasa tipis, kurang elastis terutama pada
daerah sekitar wajah, leher, dan lengan.Untuk mencegah kerutan pada
bagian kulit antara lain jangan merokok,banyak minum air dan makan
makanan yang mengandung minyak salad setiap hari untuk
menghindari kulit yang kering.
(g)Keringat di malam hari
Berkeringat pada malam hari banyak sehingga perlu mengganti pakaian
serta dapat mengganggu istirahat sehingga ketegangan meningkat.
(h)Sulit tidur (insomnia)
Insomnia atau sulit tidur terjadi akibat dari penurunan dari
seroMaridirn yang berperan dalam mempengaruhi suasana hati
33
seseorang sehingga pada wanita menopause akan mudah depresi dan
sulit tidur oleh karena itu, untuk meningkatkan seroMaridirn harus
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan
inijuga berkaitan dengan rasa tegang yang dialaminya.

(i) Perubahan pada mulut


Pada masa Menopause kemampuan mengecap pada wanita berubah
menjadi kurang sementara yang mengalami gangguan gusi dan gigi
menjadi lebih mudah tanggal.
(j) Kerapuhan tulang (osteoporosis)
Rendahnya kadar ekstrogen merupakan terjadinya proses osteoporosis,
menurunnya kadar estrogen yang diikuti dengan penurunan penyerapan
kalsium yang terdapat dalam makanan, kekurangan kalsium ini oleh
tubuh dibatasi dengan penyerapan kembali kalsium yang terdapat pada
tulang dan akibatnya tulang menjadi kropos dan rapuh.
(k)Badan menjadi gemuk
Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada massa
Menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan ditambah lagi
karena kurang berolahraga.
(l) Penyakit
Ada beberapa penyakit yang sering kali dialami oleh wanita menopause
dari sudut pandang medis ada 2 perubahan yang paling penting yang
tejadi pada waktu menopause, yaitu meningkatnya kemungkinan
penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein
di dalam tulang (osteoporosis).
(Muttaqin, 2009)
(2)Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada masa ini berhubungan dengan kadar estrogen yang
menurun. Gejala yang paling menonjol adalah kurangnya tenaga dan gairah,
berkurangnya konsentrasi serta timbul perubahan emosi.

34
Beberapa perubahan psikologis yang terjadi antara lain:
(1) Ingatan menurun
Gejala ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat
dengan mudah namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran
dalam mengingat bahkan sering lupa pada hal-hal sederhana, pada hal
sebelumnya secara otomatis langsung ingat.
(2) Kecemasan
Kecemasan yang timbul berhubungan dengan adanya kekuatiran dalam
menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikuatirkan. Kecemasan
tersebut pada urnumnya bersifat relatif, artinya ada orang cemas dan dapat
tenang kembali setelah mendapat dukungan dari orang di sekelilingnya
namun ada juga yang terus menerus, cemas meskipun orang di sekitarnya
telah memberikan dukungan
(3) Mudah tersinggung
Gejala ini telah mudah terlihat dibandingkan kecemasan wanita lebih
mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya
dianggap tidak mengganggu. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap
sikap tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan
yang sudah terjadi dalam diri.
(4) Stress
Stress adalah suatu keadaan atau tantangan yang kapasitasnya di luar
kemampuan seseorang oleh karena itu stress secara individual sifatnya.
Respon orang terhadap sumber stress tergantung kepada beberapa faktor
yang termasuk pada emosi dan sikap orang yang menanggapi stress
tersebut.
(5) Depresi
(a) Karena depresi menyerang wanita. Kadang-kadang depresi merupakan
respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami
dalam fase, kehidupan tertentu akan tetapi beberapa wanita mungkin
mengembangkan masa depresi yang dalam tidak sesuai atau
proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit
dihindarkan.

35
(b) Gangguan psikologis perubahan fisik mudah tersinggung rasa depresi
atau rendah diri, rasa takut, gugup dan gangguan emosional lainnya
lebih mudah terjadi pada wanita dengan emosi yang labil. Apabila
pengendalian diri pada masa ini tidak dapat diatasi, akan mudah terjadi
gangguan kepribadian (psikologis) yang lebih berat sampai terjadinya
gangguan kejiwaan (Manuaba, 2009)

d. Cara Menghadapi Menopause


Tips Persiapan Wanita MenghadapiMenopause
Salah satu yang ditakuti wanita adalah saat memasuki masa menopause atau
berhentinyasiklus menstruasi. Menopause merupakan hal yang tak terhindarkan bagi
seorang wanita, Namun ada beberapa cara bisa dilakukan untuk meredakan dampak-
dampak perubahanhormonal pada masa tersebut.Banyak perempuan yang tak siap
menghadapi menopause dan kaget ketika gejala itu datang.Menopuase sering disertai
berbagai keluhan seperti pengeroposan tulang. Tapi menopausesebenarnya memberi
kesempatan pada perempuan untuk beristirahat dari tugas reproduksi.Seperti juga
dialami beberapa spesies ikan paus, menopause menjadi masa yang tepat untuk
mengasuh anak cucu. (Muttaqin, 2009)

Beberapa tips persiapan bagi wanita saat menghadapi menopause:


a. Perbanyak olahraga untuk mencegah berat badan meningkat.
b. Lakukan olahraga seperti latihan kegel untuk mengencangkan pinggul danlatihan
beban untuk menguatkan otot lain.
c. Perbanyak permainan-permainan yang meningkatkan memori otak sepertimengisi
teka teki silang, catur dan sudoku.
d. Jaga pola tidur yang sehat, sebab penurunan produksi esterogen pada
masamenopause bisa memicu gangguan tidur.
e. Gunakan esterogen dalam bentuk supositoria untuk mengatasi vagina kering.
f. Lakukan berbagai pemeriksaan, terutama kadar gula darah, kolesterol, vitaminD
dan kalsium.
g. Jangan abaikan kesehatan gigi, sikatlah secara teratur dan sesekali
bersihkandengan benang gigi (dental floss).
h. Menjelang masa menopause, sebaiknya minum suplemen kalsium 1.000-
1.200mg/hari.

36
(Muttaqin, 2009)

e. Gizi Seimbang Pada Wanita Lanjut Usia (Menopause)


Makan makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan merupakan kebutuhan pendukung
untuk hidup lebih berkualitas pada wanita menopause. (Muttaqin, 2009)

Kebutuhan kalori dan zat-zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah
sesuai kebutuhan yang memperhatikan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan,
usia dan aktivitas. (Muttaqin, 2009)

Di samping jumlah yang umumnya lebih rendah dibandingkan kebutuhan pada usia
dewasa, jenis zat-zat gizi yang harus diperhatikan adalah karbohidrat (dikonsumsi 55
persen lebih, jenis yang karbohidrat kompleks), jumlah lemak yang dianjurkan
berkisar 20 - 30 persen (hindari lemak hewani) (Muttaqin, 2009)

Dianjurkan dalam mencegah osteoporosis agar dapat mengonsumsi kalsium disertai


dengan vitamin D. Asupan kalsium sebesar 1.000 - 1.200 mg dan 500 IU vitamin D
per hari dapat meningkatkan efektivitas kalsium dan melindungi tulang terhadap
osteoporosis. (Muttaqin, 2009)

Dengan persiapan diri yang prima akan menopause (dengan mengonsumsi suplemen
yang kaya akan fitoestrogen, olahraga secara teratur, diet seimbang dengan gizi cukup
serta menjaga pikiran tetap positif), makan Anda dapat melewati masa menopause
tanpa rasa takut dan tetap tampil cantik dan sehat. (Muttaqin, 2009)

E. PHBS
a. Pengertian
Perilaku sehat adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyakat. Program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan bentuk perwujudan paradigma sehat,
utamanya pada aspek budaya perorangan, keluarga dan masyarakat. Program
Perilaku Hidup. Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tindakan yang dilakukan
oleh perorangan, kelompok atau masyarakat yang sesuai dengan norma-norma
kesehatan, menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam pembangunan

37
kesehatan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya. (Muttaqin,
2009)

b. Pelaksanaan PHBS
Pelaksanaan PHBS dapat dilakukan di setiap kegiatan seperti : rumah tangga,
sekolah, tempat- tempat kerja (Institusi/ sarana kesehatan), tempat- tempat umum,
organisasi kemasyarakatan dan lain- lain. (Muttaqin, 2009)

c. Indikator PHBS
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan yang ditolong oleh tenaga medis (Bidan, dokter, dan tenaga para medis
lainnya).
2) Memberi bayi ASI eksklusif
Memberikan bayi ASI saja dari usia 0 bulan sampai 6 bulan.
3) Menimbang Bayi dan Balita Setiap Bulan
Penimbangan bayi dan balita setiap bulan ditujukan untuk memantau
pertumbuhannya setiap bulan.
4) Menggunakan air bersih
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar ¾
bagian tubuh kita adalah air. Air dipergunakan untuk memasak, mencuci,
memandi, membersihkan kotoran sekitar rumah, keperluan industri, pertania, dan
transportasi.
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Tangan merupakan alat tubuh yang melakukan segala kegiatan. Perpindahan
bakteri masuk kedalam tubuh melalui tangan yang kotor sangat berbahaya bagi
kesehatan. Menjaga kebersihan tangan dengan cara memotong kuku dan mencuci
tangan dengn sabun dan air mengalir adalah hal yang penting.
6) Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang memounyai fasilitas oembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau langsung pada kolam atau penampungan.
7) Memberantas Jentik nyamuk di rumah

38
Memberantas jentik nyamuk di rumah bisa dilakukan dengan cara menguras bak
mandi minimal 2x setiap minggu mengubur barang- barang bekas, menutup
penampungan air, tidak menggantung pakaian dan menggunakan bubuk abate.
8) Makan buah dan sayur setiap hari
Setiapa anggota keluarga mengkonsumsi 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau
sebaliknya. Makan buah dan sayur setiap hari sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan vitamin, mineral serta serat untuk kesehatan pencernaan.
9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Untuk menjaga kesehatan yang mencegah terjadinya penyakit jantung di anjurkan
berolahraga minimal 15 menit dalam sehari.
10) Tidak merokok di dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat
pabrik bahan kimia yang berbahaya. Dalam satu batang rokok akan dikeluarkan
4000 bahan kimia, berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin,
tar, dan karbon monoksida
(Muttaqin, 2009)

Budaya atau perilaku hidup bersih dan sehat menjadi integral dari kehidupan kita.
PHBS harus tertanam sejak kecil sehingga mereka terbiasa untuk melakukan
kebiasaan baik hingga dewasa. Kesehatan adalah investasi masa kini dan masa depan.
(Muttaqin, 2009)

F. Kesehatan reproduksi remaja


a. Pengertian
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan
sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi .


(Kemenkes RI, 2015)

b. Perubahan fisik yang menandai kemantangan


reproduksi
Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk
pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai
kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi.

39
Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :
1. Perubahan seks primer

Perubahan seks primer ditandai dengan mulai berfungsinya alat-alat


reproduksi yaitu ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah
pada laki-laki.

2. Perubahan seks sekunder

Pada remaja putri yaitu pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan


vagina, payudara membesar, tumbuh rambut di ketiak dan sekitar
kemaluan atau pubis. Pada remaja laki-laki yaitu terjadi perubahan
suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar,
terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot,
tumbuhnya kumis, cabang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak
(Kemenkes RI, 2010).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan


reproduksi
1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan,
tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya pengetahuan
tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi
tempat tinggal yang terpencil).
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang
berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak
anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang
membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu
dengan yang lain, kurangnya peran orang tua dalam mendidik dan
mengawasi anak, dsb).
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua dan remaja,
depresi karena ketidak seimbangan hormonal, rasa tidak berharga
wanita terhadap pria yang memberi kebebasan secara materi).
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi
pasca penyakit menular seksual). (Taufan, 2010)

40
d. Ruang lingkup kesehatan reproduksi
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Kesehatan reproduksi remaja
3. Pencegahan dan penanggulangan pada penyimpangan seksual dan
napza yang dapat berakibat pada HIV/AIDS
4. Kesehatan reproduksi pada usia lanjut ( BKKBN, 2011)

e. Perubahan Kejiwaan pada remaja


Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja
adalah :

1) Perubahan emosi
Perubahan tersebut berupa kondisi:

a. Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi


dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya
sering terjadi pada remaja putri, lebih-lebih sebelum menstruasi.

b. Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau


rangsangan luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya
mudah terjadi perkelahian. Suka mencari perhatian dan
bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.
c. Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih
senang pergi bersama dengan temannya daripada tinggal
dirumah.
2) Perkembangan intelegensia
Pada perkembangan ini menyebabkan remaja:
a. Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka
memberikan kritik.
Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga munculperilaku ingin mencoba-coba

41
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN KELUARGA BINAAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

Nama KK : Tn. R Nama Pewawancara : Sulis sa’adah

Kelurahan :Rejosari Tanggal : 26 Desember 2019

Kecamatan : Rejosari

Responden : Ny. S

42
A. GENOGRAM

Genogram keluarga bapak rahmat

Keterangan

:laki laki

:perempuan

B. Denah Rumah
Denah Rumah Keluarga bapak rahmat

Dapur
R.keluarga Kamar

R k. mandi
Kamar
Tamu

43
Keterangan:
Jendela :
Pintu :
Sumur :
Kandang :

C. Pengkajian S dan O

D. Assesment
a. Diagnosa
 Keluarga Bapak Rahmat dengan kehamilan remaja
 Keluarga Bapak Rahmat dengan Menopouse
 Keluarga Bapak Rahmat perilaku hidup bersih dan sehat
b. Masalah
 Keluarga Bapak Rahmat dengan Pengetahuan Rendah tentang kehamilan
remaja
 Keluarga Bapak Rahmat dengan Pengetahuan Rendah mengenai menopouse
 Keluarga bapak rahmat dengan pengetahuan rendah mengenai perilaku hidup
bersih dan sehat
c. Kebutuhan
 Keluarga Bapak Rahmat KIE tentang kehamilan remaja,menopouse,dan PHBS

44
E. Planning
1) Hari/Tanggal : Selasa, 23-Februari-2021
Waktu : 10.00 WIB
a. Menjelaskan pada Keluarga Bapak Rahmat tentang kehamilan remaja
B. Pengertian kehamilan remaja
C. Dampak kehamilan remaja
D. Faktor penyebab kehamilan usia dini pada remaja
E. Upaya pencegahan teradinya kehamilan usia dini
 Hasil: Keluarga Bapak Rahmat mengerti tentang kehamilan remaja dan
upaya pencegahan kehamilan remaja
b. Menjelaskan pada Keluarga Bapak Rahmat tentang menopouse
 Pengertian menopouse
 Penyebab menopouse
 Gejala dan tanda menopouse
 Perubahan pada menopouse
 Hasil: Keluarga Bapak Rahmat sudah mengerti mengenai menopouse dan
perubahan pada menopouse

c. Menjelaskan pada Keluarga Bapak Turiman tentang perilaku hidup bersih dan
sehat
 Pengertian PHBS
 Pelaksanaan PHBS
 Indikator PHBS
 Hasil: Keluarga Bapak Turiman sudah mengerti mengenai perilaku hidup bersih
dan sehat

45
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATANUNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA
Nama KK : Bapak Margianto Nama Pewawancara : Annisa Tuzzahra
Kelurahan : Banyumas Tanggal : 16 – Januari – 2020
Kecamatan : Banyumas
Responden : Ibu Yulinda

A. Genogram Keluarga Bapak Margianto

46
Keterangan :
: Perempuan

: Laki-laki

: Yang Tinggal Serumah

: Meninggal

B. Denah Rumah Bapak Sugi hartono

Keterangan :
: Pintu Depan
: Pintu Belakang

: Tembok Rumah

C. Pengkajian Data S dan O

47
D. Assesment
a. Diagnosa
 Keluarga Bapak Sugi hartono dengan Stunting
 Keluarga Bapak Sugi hartono dengan kesehatan reproduksi
 Keluarga Bapak Sugi hartono dengan merokok
b. Masalah
 Keluarga bapak Sugi hartono kurangnya pengetahuan tentang stunting
 Keluarga bapak Sugi hartono kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi
 Keluarga bapak Sugi hartono kurang nya pengetahuan tentang merokok
c. Kebutuhan
 Keluarga Bapak Turiman dengan pentingnya BPJS

48
E. Planning
Hari/Tanggal : Kamis, 04-maret-2021
Waktu : 09.00 WIB
Menjelaskan pada Keluarga Bapak sugi hartono tentang Stunting
 Pengertian Stunting
 Penyebab Stunting
 Pencegahan Stunting
 Penanganan Stunting
 MODISCO
 Keluarga Bapak Margianto sudah mengerti mengenai Stunting dan Sudah
dilakukan Pemberian Makanan Tambahan (Modisco)
Menjelaskan pada Keluarga Bapak sugi hartono tentang kesehatan
reproduksi
 Pengertian kesehatan reproduksi
 Perubahan fisik
 Faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi
 Ruang lingkup kesehatan reproduksi
 Perubahan keiwaan remaja
 Keluarga Bapak sugi hartono sudah mengerti mengenai kesehatan reproduksi

Menjelaskan pada Keluarga Bapak Margianto tentang Perilaku Hidup Bersih


dan Sehat (PHBS)
 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
 Keluarga Bapak Margianto sudah mengerti mengenai Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS)

49
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam BAB ini penulis akan melakukan pembahasan mengenai proses, masalah atau
kesenjangan antara BAB II dan BAB III dengan melakukan asuhan kebidanan komunitas
yang dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dengan mempertimbangkan sumber-
sumber yang ada dimasyarakat.

A. Proses Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan komunitas pada keluarga


Asuhan kebidanan ini dilakukan mulai dari Survey Mawas Diri yaitu door to door ke
masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang status kesehatannya.Saat Survey Mawas
Diri dilakukan anamnesa, pemeriksaan keadaan rumah dan pemeriksaan fisik seperti berat
badan anak dan tinggi badan anak untuk mendapatkan informasi secara subjective maupun
objective. Setelah melakukan Survey Mawas Diri kemudian didapatkan hasil dan assessment
yang akan dijadikan dasar oleh saya dalam melakukan planning dan evaluasi. Proses
penentuan penatalaksanaan berdasarkan teori yang ada dan hasil penelitian-penelitian para
ahli. Proses pelaksanaan dilakukan pada tanggal 20-24febbruari-2021 dengan kegiatan
peyuluhan kesehatan berdasarkan masalah yang ada dan pemberian Makanan Tambahan pada
anak dengan Gizi Kurang dan Stunting. Selanjutnya dilakukan observasi selama 10 hari dan
melakukan kunjungan ulang pada tanggal 01-03maret 2021 untuk observasi pemberian
Makanan Tambahan pada anak.Dan terakhir yaitu proses Evaluasi pada tangga 09-maret-
2021 dengan kegiatan mengukur kembali tinggi badan dan berat badan anak untuk
mengetahui penambahan status kesehatan setelah diberikan Makanan Tambahan
(MODISCO) dan bertanya kembali kepada keluarga mengenai penkes yang sudah diberikan
mengenai masalah-masalah yang ada

a) Asuhan Kebidanan pada keluarga Bapak Rahmat :


1. Hari/tanggal :sabtu, 20 februari-2021
Waktu :10.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : Survey Mawas Diri.
2. Hari/tanggal :Senin, 01-maret-2021
Waktu :10.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan
3. Hari/tanggal :kamis, 04-maret-2021
Waktu :10.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : Observasi
4. Hari/tanggal :rabu, 10-maret-2021
Waktu :10.00 WIB s/d selesai

50
Kegiatan : Evaluasi
b) Asuhan Kebidanan pada keluarga Bapak Sugi hartono :
1. Hari/tanggal :senin,22-februari-2021
Waktu :09.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : Survey Mawas Diri.
2. Hari/tanggal :kamis, 25-februari-2021
Waktu :09.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan
3. Hari/tanggal :selasa, 02-maret-2021
Waktu :09.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : Observasi
4. Hari/tanggal :Selasa, 09-maret-2021
Waktu :09.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : evaluasi

B. Hambatan, Rintangan dan Evaluasi dalam Melakukan Asuhan Kebidanan


Saat melakukan Survey Mawas Diri keluarga Bapak Rahmat bersedia menceritakan
dengan terbuka sehingga pengkajian data berjalan dengan baik. Masalah yang terdapat
dalam keluarga Bapak Rahmat yaitu :
1) Kehamilan remajapada anak menantu (ny.E)
2) Kurangnya pengetahuan tentang menopouse
3) Kurangnya kesadaran akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Dan juga ada 2 masalah yang di temukan akan tetapi tidak saya angkat kedalam
penatalaksanaan KK Binaan ini yaitu :
1) Anggota Keluarga yang sakit ISPA 1 bulan yang lalu
Masalah ini tidak teridentifikasi karena bagi keluarga anak sudah sembuh
sehingga tidak menjadi masalah.
2) Anggota Keluarga tidak memiliki Kartu BPJS
Masalah ini tidak teridentifikasi karena saya pikir saya tidak bisa membantu
memcahkan masalah ini.Karena keluarga mengatakan tidak mempunyai biaya
untuk membayar iuran BPJS dan juga tidak mendapat bantuan dari pemerintah.

Setelah dilakukan penyuluhan pada ibu mengenai kehamilan remaja, ibu telah
mengetahui tentang dampak kehamilan remaja, faktor penyebab kehamilan usia
51
dini dan cara mengatasi keluhan pada ibu hamil trimester 1. Dan selama 10 hari
telah dilakukan pemberian penyuluhan kesehatan pada Ny.E dan hasil evaluasi
ibu lebih mudah mengatasi keluhannya . Kemudian, memberikan penyuluhan
mengenai menopouse, ibu telah mengetahui tentang menopouse, penyebab
menopouse, gejala dan tanda menopouse, dan cara menghadapi menopouse. Dan
selama 7 hari telah dilakukan pemberian penyuluhan kesehatan dan hasil
evaluasi nya ibu mampu mengaplikasikan hasil penyuluhan dalam kehidupan
sehari hari. Kemudian memberikan penyuluhan kepada keluarga bapak rahmat
mengenai perilaku hidup bersih dan seha,pelaksanaan PHBS,indikator PHBS dan
hasil evaluasi keluarga bapak rahmat mampu mengaplikasikan hasil penyuluhan
ke dalam kehidpan sehari hari karena keluarga Bapak Rahmat kurang akan
kesadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Dari hasil Survey Mawas Diri di
temukan dari 10 indikator PHBS Rumah Tangga terdapat 4 indikator yang tidak
dilakukan oleh keluarga Bapak Rahmat yaitu :
1) Pengetahuan tentang kehamilan remaja
2) Memperhatikan perubahan menopouse
3) Mencuci tangan dengan Sabun dan Air Bersih
Setelah dilakukan Penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Rumah Tangga, sekarang keluarga Bapak Turiman mengenai pentingnya Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dan akan berusaha merubah kebiasaan keluarganya untuk menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Saat melakukan Survey Mawas Diri pada keluarga Bapak sugi hartono, keluarga
Bapak sugi hartono juga bersedia menceritakan dengan terbuka sehingga pengkajian data
berjalan dengan baik.Ibu dwi mengeluhkan bahwa menurutnya anaknya termasuk dalam
kategori stunting, untuk itu saya melakukan pemeriksaan tinggi badan dan berat badan
dan menghitung z-score pada buku KIA anak.Dan dari hasil pemeriksaan anak Bapak
sugi hartono yaitu Rizki tidak terindikasi pendek dalam scala z-score penghitungan
TB/Umur normal yaitu -1. Untuk itu saya memberikan penyuluhan kepada Ibu Dwi
mengenai Stunting, dan setelah dilakukan penyuluhan Ibu Dwi mengerti mengenai
pengertian stunting, penyebab stunting dan cara menangani stunting dan pemberian
makanan tambahan Kemudian memberikan penyuluhan kepada Marsha mengenai
kesehatan reproduksi remaja (menstruasi), dan sekarang Marsha telah mengetahui
mengenai apa itu menstruasi, proses terjadinya menstruasi dan bagaimana perubahan
yang terjadi saat menstruasi. Dan memberikan penyuluhan mengenai bahay
52
merokok,cara menghentikan merokok dan cara menghidarinyasetelah diberikan
penyuluhan tersebut keluarga bapak sugi hartono mampu mengaplikasikan didalam
kehidupan sehari harinya masalah Kurangnya pengetahuan ibu mengenai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Dan setelah diberikan penyuluhan mengenai PHBS, keluarga
Bapak sugi hartono mengerti mengenai pengertian PHBS, apa saja indicator PHBS
dalam Rumah tangga, dan Keluarga Bapak sugi hartono juga bersedia untuk bisa
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

53
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil survey KK Binaan diatas pada keluarga Bapak Rahmat dan Bapak Sugi
hartono maka masalah yang ditemukan pada keluarga Bapak Rahmat dan Sugi hartono di
Pekon Rejosari RT/RW 001/001 yaitu :
1. Kehamilan remaja
2. merokok
3. Kurangnya Pengetahuan Remaja (Menstruasi)
4. Kurangnya Pengetahuan perubahan menopouse
5. Stunting
6. Kurangnya kesadaran akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Dari masalah diatas yang ditemukan saya melakukan penatalaksanaan terhadap keluarga
Keluarga Bapak rahmat dan Keluarga Bapak sugi hartono dengan memberikan
penyuluhan mengenai informasi dan praktik dari masalah-masalah yang ada dan Stunting
yaitu dengan pemberian bahan-bahan MODISCO. Kendala yang terjadi selama proses
KK Binaan yaitu saya tidak bisa memantau dengan efektif setiap hari nya, jadi saya
hanya observasi sekitar 3 kali selama melakukan proses KK Binaan. Dan juga kendala
yang didapatkan yaitu adanya beberapa masalah yang tidak teridentifikasi yaitu :
1. Anggota Keluarga yang sakit ISPA 1 bulan yang lalu
2. Anggota Keluarga tidak memiliki Kartu BPJS
Setelah melakukan Binaan pada keluarga Bapak Rahmat dan Bapak Sugi hartono selama
10 hari terdapat penambahan pengetahuan mengenai kehamilan remaja, Balita Stunting,
Kesehatan Reproduksi Remaja (Menstruasi), merokokr, perubahan menopouse dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.Dan selama 10 hari juga di lakukan pemberian
makanan tambahan berupa MODISCO untuk membantu memperbaiki gizi dan tinggi
badan anak.

B. Saran
Diharapkan masalah yang muncul dilingkungan masyarakat dapat teratasi dengan baik
dan cepat agar tidak menimbulkan suatu masalah yang berkelanjutan yang dapat
merugikan kesehatan pada masyarakat dan masyarakat dapat menerapkan Asuhan yang
diberikan.
54
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan terutama bidan desa agar dapat memberikan penyuluhan
atau pendidikan kesehatan terhadap masyarakan Desa Rejosari agar masyarakat
mengerti dan menyadari tentang pentingnya kesehatan.
2. Bagi Institusi
Diharapkan institusi kedepannya bisa menempatkan mahasiswanya didesa yang benar
benar memerlukan pendidikan kesehatan.

55
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2009. Program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. Jakarta Chapman. 2006.
Obstetri Patologi. Jakarta : Salemba Medika.

Departemen Kesehatan RI. 2011. Krida Bina Lingkungan Sehat. Jakarta : Balai Pustaka.

Effendi, N. 2011.Perawatan Lingkungan Sehat.Jakarta : EGC.

Leveno. 2009. Modul Penggolongan Darah Dalam Masyarakat. Jakarta Gramedia.

Manuaba. 2009. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta : EGC.

Mochtar. 2010. Modul Tumbuh Kembang Balita. Jakarta : Sinar Agung.

Notoatmodjo. 2010. Program Upaya Peningkatan Kesehatan. Jakarta : Graha Medika.

Rukiah. 2014. Statistik Despriptif Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan


Komunitas. Jakarta : Fitramaya.

Saifuddin. 2011. Kapita Selekta Kesehatan. Jakarta : Media Aesculapius.

Syahlan. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Asdi Mahastya.

Tohani. 2011.Asuhan Kehamilan Fisiologi. Jakarta : Balai Pustaka.

R ikmjcH. 2010.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

56
Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KEHAMILAN REMAJA

Oleh :

SULIS SA’ADAH
154012018042

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020/2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN

57
KEHAMILAN REMAJA

Pokok bahasan : Kehamilan remaja


Sub pokok bahasan : 1. Pengertian kehamilan remaja
2. Dampak kehamilan remaja
3.Faktor penyebab kehamilan remaja
4. Upaya mencegah terjadimya kehamilan remaja
5. mengatasi keluhan kehamilan trimester 1
Sasaran : Ibu Elen
Jumlah sasaran : 1 orang
Hari/tanggal : Kamis / 20-februari-2021
Jam /waktu : 10.00 s/d selesai / 30 menit
Tempat : Rumah Bapak rahmat
Penyuluh : Sulis sa’adah

A.      Tujuan Instruksi umum (TIU)


Setelah mengikuti pendidikan mengenai kehamilan remaja diharapkan Ibu dapat
memahami tentang kehamilan remaja, faktor penhyebab kehamilan remja,dampak
hehamilan remaja,cara mengatsi keluhan kehamilan trimester 1

B.       Tujuan Instruksional khusus (TIK)


Setelah mengikutipenyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang:
1. . Pengertian kehamilan remaja
2. Dampak kehamilan remaja
3.Faktor penyebab kehamilan remaja
4. Upaya mencegah terjadimya kehamilan remaja
5. mengatasi keluhan kehamilan trimester 1

C.      Materi
Terlampir

D.      Metode
1.      Ceramah dan praktik

58
2.      Tanya jawab

E.       Media dan Alat Peraga


1.     Leaflat
2. stetoskop
3. pengukur tekanan darah
4. hb sahli

F. Sumber
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/anak-underweight-berat-badan-
kurang/
http://ninnarohmawati.blogspot.com/2013/12/leaflet-modisco.html

G. Susunan Acara
Tahapan Kegiatan
No Kegiatan Pelajaran
Waktu Peserta
1 Pembukaan - Memberikan salam - Menjawab salam
5 menit - Menjelaskan tujuan - Mendenarkan
penyuluhan - Mendengarkan dan
- Menyebutkan materi yang memperhatikan
disampaikan
2 Materi inti - Memfokuskan perhatian - Memperhatikan
10 menit peserta - Mendengarkan
- Menjelaskan pengertian
kehamilan remaja - Mendengarkan
- Menjelaskan penyebab
kehamilan remaja -Mendengarkan
- Menjelaskan mengatasi
keluhan kehamilan trimester -Peserta bertanya
1
- Menjelaskan memberikan
biscuit ibu hamil
- Mempersilahkan peserta
bertanya
3 Praktik - Pemeriksaan hb - Memperhatikan
10 menit

1. Evaluasi
a) Struktur
 Mengadakan kontrak dengan masyarakat

59
 Kesediaan media dan alat sesuai dengan rencana.
b) Proses
 Peserta mengerti maksud dan tujuan
 Konsultasi dengan pembimbingan tentang cara pembuatan pre planning
 Pelaksanaan intervensi sesuai dengan lokasi waktu
 Peserta mengikuti kegiatan secara aktif dan kooperatif
 Mahasiswa mampu memberikan penyuluhan dengan baik dan tepat, serta dapat
dimengerti oleh peserta

c) Hasil
Keluarga dapat mengetahui dan menjelaskan :
1. . Pengertian kehamilan remaja
2. Dampak kehamilan remaja
3.Faktor penyebab kehamilan remaja
4. Upaya mencegah terjadimya kehamilan remaja
5. mengatasi keluhan kehamilan trimester 1

60
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEHAMILA REMAJA

Kehamilan remaja

:: Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia di bawah 20 tahun, baik
pada remaja yang menikah maupun yang belum menikah. Faktor-faktor yang diduga menjadi
sebab terjadinya kehamilan remaja adalah sebagai berikut

4. Adanya perubahan-perubahan biologik dan psikologik yang akan memberikan


dorongan tertentu yang sering kali tidak diketahui
.
5. Institusi pendidik langsung, yaitu orang tua dan guru sekolah kurang siap untuk
memberikan informasi yang benar dan tepat waktu. Berbagai kendala di antaranya
adalah ketidaktahuan dan anggapan di sebagian masyarakat bahwa pendidikan seks
adalah tabu.
6. Perbaikan gizi yang menyebabkan umur haid pertama menjadi lebih dini. Di daerah
pedesaan yang masih berpola tradisional kejadian kawin muda masih banyak.
Sebaliknya, di daerah kota dimana kesempatan bersekolah dan bekerja menjadi
terbuka bagi perempuan, maka usia kawin cenderung bertambah. Kesenjangan antara
umur haid pertama dan umur perkawinan dalam suasana pergaulan yang lebih bebas
seringkali menimbulkan akses-akses dalam masalah seksual.

Dampak Kehamilan Remaja

6) Bila kehamilan dipertahankan Risiko FisikKehamilan pada usia remaja bisa


menimbulkan kesulitan dalam persalinan seperti perdarahan bahkan bisa sampai
kematian. Dampak Kehamilan Remaja
7) Bila kehamilan diakhiri (aborsi)
Banyak remaja memilih untuk mengakhiri kehamilan (aborsi). Aborsi bisa dilakukan
secara aman, apabila dilakukan oleh dokter. Sebaliknya, aborsi tidak aman apabila
dilakukan oleh dukun atau cara-cara yang tidak benar atau tidak lazim. Aborsi
dapat mengakibatkan dampak negatif secara fisik, psikis, dan sosial

terutama bila dialkukan secara tidak aman.

a) Risiko Fisik

Perdarahan dan komplikasi merupakan salah satu risiko aborsi. Aborsi yang berulang
selain bisa mengakibatkankomplikasi juga dapat mengakibatkan kemandulan. Aborsi
yang dilakukan secara tidak aman dapat berakibat fatal yaitu

61
kematian.

b) Risiko Psikis
Pelaku aborsi seringkali mengalami perasaan-perasaan takut, panik, tertekan atau
stress, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena rasa
bersalah, atau dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama. Selain itu, pelaku
aborsi juga sering kehilangan rasa percaya diri.

8) Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan kelainan bawaan
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama
rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah
(BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum
menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu
tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan
kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat
bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri
yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan
loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.

9) . Mudah terjadi infeksi


Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.

10) Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi


Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang
pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat
hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh
fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah
merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah
merah akan menjadi anemia.

Faktor penyebab kehamilan usia dini pada remaja

g) Latar belakang sosial ekonomi yang buruk,karena beberapa anak terkena aktifitas
seksual karena orang tua atau wali gagal merawat mereka
h) Pengaruh teman sebaya dalam beberapa anak dipengaruhi oleh teman-teman
sesama, beberapa yang mungkin dari lawan jenis.
i) Pendidikan seks, karena mayoritas anak-anak tidak menerima pendidikan tentang
seks.
j) Tidak menggunakan kontrasepsi karena anak-anak tidak diperbolehkan menggunakan
kontrasepsi.
k) Harga diri yang rendah di antara anak-anak juga membuat mereka melakukan
hubungan seksual yang mengarah ke awal pernikahan.
l) Tingkat pendidikan yang rendah, terutama tingkat pendidikan ibu yang

62
gagal berperan dalam mengasuh anak-anak mereka.

Penelitian Aziza dan Amperaningsih (2014) menyatakan faktor penyebab terjadinya


kehamilan pada remaja diantaranya yaitu kurangnya pengetahuan mengenai kehamilan
remaja, kurangnya peran orangtua dalam memberikan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi remaja khususnya tentang kehamilan remaja, kurangnya pendidikan penyuluhan
kesehatan reproduksi remaja, kurangnya penerapan ajaran agama dan iman dalam diri remaja,
perkembangan IPTEK, sosial budaya

Upaya mencegah terjadinya kehamilan usia dini

Program pencegahan kehamilan remaja mencakup hal-hal berikut (Papri, Zubaida, Sarwat
dan Marsheda 2016) yaitu :

4) Remaja harus didorong untuk menunda aktivitas seks dini. Pentingnya pemberian
konseling dan informasi tentang pencegahan kehamilan, jika mereka menjadi seksual
yang aktif.
5) Tenaga kesehatan harus peka terhadap masalah yang berkaitan dengan seksualitas
remaja dan mempunyai riwayat perkembangan seksual yang tepat pada semua pasien
remaja.
6) Harus dipastikan bahwa semua remaja yang melakukan hubungan seksual aktif
memiliki pengetahuan tent

Survey mawas diri pada ny E

63
Pemeriksaan tekanan darah pada ibu hamil

64
Pemeriksaan leopad

65
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL

66
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
MENOPOUSE

OLEH :
SULIS SA’ADAH
NIM. 154012018042

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU (UMPRI)


FAKULTAS KESEHATAN PRODI DIII KEBIDANAN
PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020

67
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan : Wanita Menupouse


Sub pokok bahasan : Menupouse
Sasaran : Bapak rahmat
Hari / Tanggal : Jum’at, 20 maret 2021
Waktu : 25 menit
Tempat : Rumah bapak rahmat

A. Tujuan Intruksional  umum


 Setelah di lakukan penyuluhan selama 30 menit tentang wanita menupouse peserta
penyuluhan Ny. Poni mampu mengetahui apa itu monupouse.
 Setelah mendapatkan penyuluahan satu kali di harapkan peserta penyuluhan mampu
mengetahui wanita monupouse .

B. Materi ( terlampir )
1. Pengertian menupouse
2. Jenis – jenis menopause
3. Tahap – tahap monupose
4. Gejala menupouse
5. Penyebab menupouse
6. Penangulangan menupouse

C. Metode
Ceramah dan diskusi

D. Media
Leaflet

E. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta

68
1. Pembukaan 5 Memberi salam Menjawab salam
menit  Perkenalan Mendengarkan dan
Menejlaskan TUK dan memperhatikan
TIK
Menyebutkan materin
yang akan di berikan
2. Inti atau Menanyakan review Menjawab pertanyaan
uraian materi kepada wanita Ny. Poni penyuluh
20 menit tentang wanita menopause Mendengar dan
Menjelaskan materi memperhatikan
tentang : Bertanya pada penyuluh
a. Pengertian menupouse bila ada yang belum
b. Jenis-jenis monupouse jelas
c. Tahap – tahap
monupose   
d. Gejala menupouse
e. Penyebab menupouse
f. Penangulangan
menupouse

3. Penutup 5 Evaluasi Menjawab pertanyaan


menit Menyimpulkan penyuluh
Mengucapkan salam Memperhatikan
penutup Menjawab salam

F. Referensi
http://matintinzz.blogspot.com/2011/04/.html
http://reviimey.blogspot.com/2012/03/.html

MENOPOUSE

A. Pengertian Monupouse
Kata monopouse berasal dari bahasa Yunani yang berarti “bulan” dan “penghentian
sementara”. Berdasarkan definisinya, kata monopouse itu berarti masa istirahat.

69
Sebenarnya secara linguistik, istilah yang lebih tepatadalah menocease yang berarti
berhentinyamasamenstruasi.
Monopouse ialah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopouse
dibuat setelah terdapat amenovera sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid
dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang dengan pendarahan yang berkurang.
Umur waktu terjadinya monopouse dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan
pola kehidupan.

Monopouse rupanya ada hubungannya dengan menarch. Makin dini menarch terjadi,
makin lambat monopause timbul; sebaliknya makin lambat menarch terjadi, makin cepat
menopause timbul. Pada abad ini umumnya nampak bahwa menarch makin dini timbul
dan monopause makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang.
Walaupun demikian di negara-negara maju rupanya menarch tidak lagi bergeser ke umur
yang lebih muda, tampaknya batas maksimal telah tercapai. Monopause yang artificial
karena operasi atau radiasi pada umumnya menimbulkan keluhan yang lebih banyak
dibandingkan monopause alamiah.

Sebenarnya menopause di awali sejak perempuan berumur 40-45 tahun yang di sebut
pramenopause yang di tandai dengan tidak teraturnya haid, sakit pada saat haid, dan
kondisi ini biasanya terjadi selama 6 tahun. Fase berikutnya adalah perimenopause, yaitu
fase peralihan antara pra dan pasca menopause. Pada saat ini banyak masalah-masalah
yang timbul dan terakhir fase pasca menopause yang berlangsung selama 6-7 tahun
(Kumalaningsih, 2008). Usia pada saat seseorang wanita memeasuki menopause masih
menjadi perdebatan panjang dan sengit. Tetapi sebagian  pegangan, beberapa ahli di
bidang menopause telah memberi klaim bahwa menopasue terjadi saat umur antara 45-
55 tahun (Lestari, 2010).

B. Jenis-Jenis Menopause
Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah dan menopause
prematur (dini).
1. Menopause Alamiah
Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Menopause
alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-
10 tahun. Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas
tahun. Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan
70
kembali lagi. Menstruasi datang secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan
alirannya mungkin bertambah atau berkurang. Wanita yang mengalami menopause
alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhkan
perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik.
Selain itu proses menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.
2. Menopause Dini
Menurut dr. ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan Ginekologi,
FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini adalah berhentinya
haid di bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia di atas 40 tahun,
misalnya pada usia di atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan
sebagai wanita yang mengalami menopause dini. Demikian juga pada wanita usia
produktif yang tidak lagi haid karena pengangkatan rahim, ia tidak dapat disebut
sebagai penderita menopause dini. Ini disebabkan indung telurnya masih ada dan
masih memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan hormon estrogen. Sementara itu,
jika kedua indung telurnya di angkat, otomatis produksi hormon estrogen terhenti
pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi untuk seterusnya sehingga dapat
disebut telah mengalami menopause dini.

Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa karena indung
telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker indung telur. Kedua, diduga
karena gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan
yang tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan
seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas zat kimianya. Pada umumnya,
obat-obatan pelangsing memang mengandung zat kimia yang dapat menghambat
produksi hormon.

Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun setiap
orang mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi dari segi perubahan fisik
penderita menopause biasanya tampak lebih parah. Ini terlihat dari keluhan –keluhan
yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang datang
lebih cepat. Oleh karena itu datangnya menopause dini perlu diwaspadai.

C. Tahap- Tahap Menopause

71
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause,
menopause dan pasca menopause.
1. Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala
menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada masa
siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan
terjadi perubahan fisik yang berarti.
2. Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya bisa
dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh.
3. Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain,
pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan
psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan
hormonalnya.

D. Gejala-gejala Menopause
Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan
progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih
sedikit estrogen/progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya
mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang
sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara
bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan
hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba
dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause
disebabkan oleh pengangkatan ovarium.

Perubahan hormonal pada tubuh tersebut berakibat munculnya gejala-gejala seperti nyeri
sendi & sakit pada punggung, pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat melakukan
hubungan seksual), sulit menahan kencing, gangguan mood & emosi tinggi sehingga
menimbulkan stres, selain itu penurunan kadar estrogen juga mengakibatkan
kecenderungan peningkatan tekanan darah, pertambahan berat badan & peningkatan
kadar kolesterol. Pada jangka panjang keluhan akibat menurunnya kadar estrogen ini

72
dapat menyebabkan osteoporosis, penyakit jantung koroner, dementia tipe Alzheimer,
stroke, kanker usus besar, gigi rontok & katarak.

Adapun gejala lain yang terjadi selama menopause yaitu :


1. Ketidakteraturan siklus haid
2. Gejolak rasa panas
3. Perubahan kulit
4. Keringat dimalam hari
5. Sulit tidur
6. Perubahan pada mulut
7. Kerapuhan tulang
8. Penyakit

Bagi kebanyakan wanita keluhan-keluhan tersebut terutama yang bersinggungan dengan


kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan dampak negatif pada kualitas hidup & rasa
percaya diri. Untuk itu perlu penanganan menopause yang tepat dalam menghadapinya.
Saat ini pengobatan yang paling efektif untuk mengobati gejala menopause & sekaligus
sebagai pencegahan terhadap osteoporosis adalah dengan terapi berbasis hormon estrogen
yang bertujuan untuk menggantikan penurunan estrogen yang terjadi saat menopause.
Dan untuk wanita menopause yang masih memiliki uterus (rahim) maka terapi tersebut
dikombinasikan dengan progestogen.

E. Penyebab Monupouse
1. Kelainan bawaan sejak lahir (kelainan kromosom).
2. Penyakit autoimun yaitu kondisi tubuh membentuk antibodi yang menyerang
ovarium.
3. Adanya tindakan penyinaran atau pengangkatan indung telur sehingga perempuan
kekurangan estrogen karena yang memproduksi estrogen adalah indung telur.
4. Penggunaan obat obatan diet yang akan meningkatkan hormon prolaktin, sehingga
akan menekan hormon yang merangsang pembentukan hormon estrogen.
5. Pola hidup buruk; perokok berat, gizi kurang dan vegetarian.
6. Tidak sempat berolahraga, padahal selain membuat tubuh segar, olahraga juga
melancarkan peredaran darah, membantu produksi hormon, dan menguatkan tulang.

73
F. Penangulangan Monupouse
1. Merubah gaya hidup.
2. Hindari makanan atau minuman yang pedas ataupun mengandung alkohol atau kafein.
3. Olah raga teratur.
4. Hindari stress.
5. Gunakan krim pengganti esterogen atau gel pelumas vagina saat hendak berhubungan
intim.
6. Cukup tidur.
7. Lakukan senam kegel ataupun pelvic floor exercise.
8. Terapi sulih hormon phytoestrogen, tetapi perlu pemeriksaan mendetail, karena
memiliki efek samping negatif seperti perdarahan vagina, nyeri payudara, mual,
muntah, kram rahim ataupun perut kembung. Juga tidak boleh diberikan pada
perempuan yang menderita kanker payudara dan endometrium dan penyakit
pembekuan darah. 

74
75
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Disusun Oleh :

SULIS SA’ADAH
154012018042

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020/2021

76
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Pokok bahasan : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat


Topik penyuluhan : Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Sasaran : Keluarga Bapak Margianto
Hari / tanggal : Kamis, 21-Maret-2021
Waktu : 15 menit

A. Deskripsi
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang, jika
seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini sering
dianggap masalah sepele padahal jika hal tersebut dibiarkan dapat mempengaruhi secara
umum.
Proses kebidanan merupakan kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang
digunakan agar proses bidanan terhadap kelompok menjadi lebih sistematis( Kebidanan
Kesehatan Masyarakat, 1995).

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengerti tentang pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama ±30menit, diharapkan peserta dapat
mengetahui :
a) Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
b) Macam-macam perilaku hidup bersih dan sehat
c) Maanfaat dan kegunaan perilaku hidup bersih dan sehat
d) Indicator perilaku hidup bersih dan sehat
C. Materi
Materi penyuluhan tentang :
a) Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat

77
b) Maanfaat dan kegunaan perilaku hidup bersih dan sehat
c) Indicator perilaku hidup bersih dan sehat

D. Metode dan Media


Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Media : Leaflet

E. Kegiatan Belajar Mengajar

Tahapan Kegiatan
No Kegiatan Pelajaran
Waktu Peserta
1 Pembukaan - Memberikan salam - Menjawab salam
2 menit - Menjelaskan tujuan - Mendenarkan
penyuluhan - Mendengarkan dan
- Menyebutkan materi yang memperhatikan
disampaikan
2 Materi inti - Memfokuskan perhatian - Memperhatikan
8 menit peserta - Mendengarkan
- Menjelaskan pengertian
perilaku hidup bersih dan - Mendengarkan
sehat
- Menjelaskan manfaat -Mendengarkan
perilaku hidup bersih dan
sehat -Peserta bertanya
- Menjelaskan indikator
perilaku hidup bersih dan
sehat
- Mempersilahkan peserta
bertanya
3 Penutup - Merangkum dan - Berperan aktif
5 menit mengevaluasi hasil menyimpulkan
penyuluhan tentang perilaku materi yang
hidup bersih dan sehat diberikan
- Menyampaikan salam
penutup -Menjawab salam

F. Evaluasi
a. Struktur
 Mengadakan kontrak dengan masyarakat
 Kesediaan media dan alat sesuai dengan rencana.
b. Proses

78
 Peserta mengerti maksud dan tujuan
 Konsultasi dengan pembimbingan tentang cara pembuatan pre planning
 Pelaksanaan intervensi sesuai dengan lokasi waktu
 Peserta mengikuti kegiatan secara aktif dan kooperatif
 Mahasiswa mampu memberikan penyuluhan dengan baik dan tepat, serta dapat
dimengerti oleh peserta
c. Hasil
Keluarga Bapak Margianto dapat mengetahui dan menjelaskan :
 Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
 Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat
 Indikator perilaku hidup bersih dan sehat

G. Referensi

Maryunani, A. 1995.Pengkajian Gerontology. USA: Mosby.

Meiner SE and Lueckenotte, AG. 2006. Gerontology Nursing. USA: Mosby.

http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/228-mencuci-tangan-
anda-dengan-benar.html diakses tanggal 7 Februari 2012

http://nursingbegin.com/mencuci-tangan-yang-baik-dan-benar/diakses tanggal 7 Februari


2012

http://www.bppsdmk.depkes.go.id diakses tanggal 7 Februari 2012

http://almawaddah.wordpress.com/2009/02/07/cara-mendeteksi-gizi-buruk-pada-balita/
diakses tanggal 7 Februari 2012

http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/06/perilaku-hidup-bersih- dan-sehat-
phbs.html diakses tanggal 7 Februari 2012

79
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

A. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


a. Perilaku Sehat
Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah
risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta perperan
aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan
dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesadaran di masyarakat.

B. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


a) Merasa tentram, aman dan nyaman, memiliki rasa percaya diri, hidup seimbang dan
sehat, tidur nyenyak.
b) Berpenampilan lebih sehat dan ceria.
c) Sukses dalam pekerjaan.
d) Menikmati kehidupan sosial dilingkungan keluarga dan tetangga.

C. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


1) Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
2) Pemberian ASI eksklusif
3) Menimbang bayi dan balita secara berkala
4) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
5) Menggunakan air bersih
6) Memberantas jentik nyamuk
7) Konsumsi buah dan sayur
8) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
9) Tidak merokok di dalam rumah

80
81
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BALITA STUNTING

Oleh :

SULIS SA’ADAH
154012018042

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020/2021

82
SATUAN ACARA PENYULUHAN

BALITA STUNTING

Pokok bahasan : Balita Stunting


Sub pokok bahasan : 1. Pengertian Stunting
2. Penyebab Stunting
3.Ciri-ciri Stunting
4. Akibat dan Efeknya Stunting
5. Pencegahan Stunting
Sasaran : Ibu Dwi
Jumlah sasaran : 1 orang
Hari/tanggal : jumat / 22-maret-2021
Jam /waktu : 10.00 s/d selesai / 30 menit
Tempat : Rumah Bapak sugi hartono
Penyuluh : Sulis sa’adah

A.      Tujuan Instruksi umum (TIU)


Setelah mengikuti pendidikan mengenai Stunting diharapkan anak dapat memahami
tentang Stunting, penyebab stunting, cirri-ciri stunting, akiba dan efek dari stunting dan
bagaimana pencegahan dari stunting.

B.       Tujuan Instruksional khusus (TIK)


Setelah mengikutipenyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang:
a. Pengertian Stunting
b. Penyebab Stunting
c. Ciri-Ciri Stunting
d. Akibat dan efek Stunting
e. Pencegahan Stunting
f. MODISCO

C.      Materi
Terlampir

83
D.      Metode
1.      Ceramah dan praktik
2.      Tanya jawab

E.       Media dan Alat Peraga


1.     Leaflat
2. timbangan berat badan
3. midline

F.       Sumber

G.      Kegiatan Penyuluhan


Tahapan Kegiatan
No Kegiatan Pelajaran
Waktu Peserta
1 Pembukaan - Memberikan salam - Menjawab salam
5 menit - Menjelaskan tujuan - Mendenarkan
penyuluhan - Mendengarkan dan
- Menyebutkan materi yang memperhatikan
disampaikan
2 Materi inti - Memfokuskan perhatian - Memperhatikan
10 peserta - Mendengarkan
- Menjelaskan Pengertian
Stunting - Mendengarkan
- Menjelaskan Penyebab
Stunting -Mendengarkan
- Menjelaskan Ciri-Ciri
Stunting -Peserta bertanya
- Menjelaskan Akibat dan efek
Stunting
- Menjelaskan Pencegahan
Stunting
- Menjelaskan MODISCO
- Mempersilahkan peserta
bertanya
3 Praktik - Mempraktikan proses - Memperhatikan
10 menit pembuatan MODISCO
4 Penutup - Merangkum dan - Berperan aktif
5 menit mengevaluasi hasil menyimpulkan
penyuluhan tentang perilaku materi yang
hidup bersih dan sehat diberikan
- Menyampaikan salam
penutup -Menjawab salam

84
2. Evaluasi
d) Struktur
 Mengadakan kontrak dengan masyarakat
 Kesediaan media dan alat sesuai dengan rencana.
e) Proses
 Peserta mengerti maksud dan tujuan
 Konsultasi dengan pembimbingan tentang cara pembuatan pre planning
 Pelaksanaan intervensi sesuai dengan lokasi waktu
 Peserta mengikuti kegiatan secara aktif dan kooperatif
 Mahasiswa mampu memberikan penyuluhan dengan baik dan tepat, serta dapat
dimengerti oleh peserta

f) Hasil
Keluarga dapat mengetahui dan menjelaskan :
 Pengertian Stunting
 Penyebab Stunting
 Ciri-Ciri Stunting
 Akibat dan efek Stunting
 Pencegahan Stunting
 MODISCO

85
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN

STUNTING

A. Pengertian Balita Stunting

Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai dengan
ukuran yang semestinya (bayi pendek).Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh
yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi
badan populasi yang menjadi referensi internasional. Stunting adalah keadaan dimana
tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek
dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009). Stunted adalah tinggi
badan yang kurang menurut umur (<-2SD), ditandai dengan    terlambatnya pertumbuhan
anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan
sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan
pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi
kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan menurut umur
yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan
dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai
dan atau kesehatan. Stunting merupakan pertumbuhan linier yang gagal untuk mencapai
potensi genetic sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan penyakit (ACC/SCN,
2000).
Stunting didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama dengan atau kurang
dari minus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-rata standar atau keadaan dimana
tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN,
2009) (WHO, 2006). Ini adalah indikator kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis
yang memberikan gambaran gizi pada masa lalu dan yang dipengaruhi lingkungan dan
keadaan sosial ekonomi.

B. Penyebab Balita Stunting


Terdapat tiga faktor utama penyebab stunting yaitu sebagai berikut :
 Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam
makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).

86
 Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),
 Riwayat penyakit.

Lancet “Maternal and Child Nutrition” Series tahun 2004 memuat satu konsep model
faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan gizi, kecacatan atau disability dan
kematian.
• Dalam diagram tersebut terlihat bahwa kekurangan gizi kronis atau pendek lebih
dipengaruhi oleh faktor gangguan pertumbuhan pada masa janin, kekurangan
asupan zat gizi mikro dan kekurangan asupan energy dan protein.
• Sementara itu gizi kurang akut yang sering disebut gizi kurang atau kurus lebih
banyak dipengaruhi oleh faktor tidak cukupnya asupan gizi terutama kalori dan
protein dan infeksi penyakit.
• Tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu merupakan salah satu penyebabnya
tingginya infeksi pada bayi yang mengakibatkan kekurangan gizi akut dan
kematian.
• Kekurangan gizi mikro disamping menyebabkan kekurangan gizi kronis juga
menyebabkan disability, yang meningkatkan risiko kematian
• Faktor-faktor kemiskinan, sosial budaya dan politik, meningkatnya infeksi penyakit,
ketahanan pangan dan tidak optimalnya cakupan dan kualitas pelayanan merupakan
merupakan faktor yang secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri
berpengaruh pada keadaan gizi ibu hamil, kekurangan gizi mikro, asupan energy
yang rendah dan tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu.

C. Ciri-Ciri Balita Stunting

Pertumbuhan melambat
Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
Pertumbuhan gigi terhambat
Wajah tampak lebih muda dari usianya
Tanda pubertas terlambat

D. Akibat dan Efek dari Stunting

87
Dampak Stunting pada Anak
Umumnya stunting adalah gangguan yang sering ditemukan pada balita, khususnya usia
1-3 tahun. Pada rentang usia tersebut, ibu dapat mengenal apakah anak mengalami
stunting atau tidak. Dampak stunting yang bisa terlihat antara lain:
a) Mengganggu Pertumbuhan Tinggi dan Berat anak
Stunting adalah salah satu dari berbagai penyebab anak lebih pendek dibandingkan
dengan rata-rata anak seusianya.Berat badannya pun cenderung jauh di bawah rata-
rata anak sebayanya.
b) Tumbuh Kembang Anak Tidak Optimal
Stunting juga bisa terlihat pada tumbung kembang anak di mana anak menjadi
terlambat jalan atau kemampuan motoriknya kurang optimal.
c) Memengaruhi Kecerdasan dan Kemampuan Belajar Anak
Menurut sebuah penelitian, stunting adalah salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap IQ anak lebih rendah dibanding anak seusianya. Anak akan sulit belajar dan
berkonsentrasi akibat kekurangan gizi.
d) Mudah Terserang Penyakit
Jika anak mengalami stunting kemungkinan besar anak akan mengalami kondisi yang
membuat anak mudah terserang penyakit dan berisiko terkena berbagai penyakit saat
dewasa seperti diabetes, jantung, kanker dan stroke. Bahkan stunting pada anak juga
bisa berujung pada kematian usia dini.

88
89
90
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (MENSTRUASI)

Disusun Oleh :

SULIS SA’ADAH
154012018042

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (MENSTRUASI)

Pokok bahasan : Menstruasi

91
Sub pokok bahasan : 1. Pengertian Menstruasi
2. Penyebab Menstruasi
3. Perubahan-perubahan Menstruasi
Sasaran : An. marsha
Jumlah sasaran : 1 orang
Hari/tanggal : selasa / 24-maret-2021
Jam /waktu : 10.00 s/d selesai / 15 menit
Tempat : Rumah Bapak sugi hartono
Penyuluh : sulis sa’adah

A.      Tujuan Instruksi umum (TIU)


Setelah mengikuti pendidikan mengenai Menstruasi diharapkan anak dapat memahami
tentang Menstruasi dan bagaimana perubahan-perubahan yang akan dialami nya saat
menstruasi.

B.       Tujuan Instruksional khusus (TIK)


Setelah mengikutipenyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian Menstruasi
2. Proses terjadinyaMenstruasi
3. GangguanMenstruasi
4. Cara perawatan vagina selama menstruasi dan setelah menstruasi

C.      Materi
Terlampir

D.      Metode
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab
E.       Media dan Alat Peraga
1.     Leaflat

F.       Sumber

G.      Kegiatan Penyuluhan


92
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu

1 Pembukaan Pendahuluan
(2 menit) Memberi salam a. Membalas salam
pembukaan dan b. Mendengarkan
memperkenalkan diri c. Memberi respon
a. Menyampaikan salam
b.   Menjelaskan tujuan
c. Kontrak waktu
2 Inti Penjelasan Mendengarkan
(8 menit) Mahasiswa menjelaskan dengan penuh
: perhatian
1. Pengertian
Menstruasi
2. Proses terjadinya
Menstruasi
3. Gangguan Menstruasi
4. Cara perawatan
vagina
3 Penutup Penutup
(5 menit) a. Tanya jawab  a. Menanyakan
b. Tes akhir yang belum jelas
c. Menyimpulkan  b.   Aktif bersama

hasilpenyuluhan menyimpulkan
d. Memberi salamPenutup c. Membalas salam

H.      Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya jawab
JenisPertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan Menstruasi?
2. Apa penyebab dari Menstruasi ?
3. Sebutkan Perubahan-perubahan saat Menstruasi?

I. Observasi

93
1. Respon / tingkah laku anak saat di beri pertanyaan : anak menjawab dengan tepat
2. Anak sangat antusias
3. Anak mengajukan Pertanyaan

MATERI
MENSTRUASI

A. Pengertian Menstruasi
“Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium yang disertai dengan
pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan”
(Kissanti, 2008: 16).
B. Proses terjadinya Menstruasi
Menstruasi adalah hasil interaksi menyeluruh antara hypotalamus, kelenjar pituitary
(di bawah otak), ovarium dan lapisan uterus. Hypotalamus adalah bagian otak yang
mengotrol gerakan tanpa sadar, kelenjar endokrin dan fungsi-fungsi tubuh seperti suhu,
rasa kantuk dan nafsu makan. Kelenjar pituytary adalah kelenjar kecil yang menempel
pada hypotalamus dan mengeluarkan banyak hormon. Hipotalamus menerima rangsang
dari lingkungan berupa nutrisi, stres, emosi, sinar, bau, bunyi dan sebagainya.
Rangsangan ini mengakibatkan keluarnya suatu hormon yang disebut Hormon Pelepas
Gonadotropin(GnRH). GnRH merangsang pituitary mengeluarkan hormon lain yang
disebut gonadotropin. Gonad adalah organ seksual (ovarium pada wanita dan testis pada
pria dalam hormon yang merangsang organ-organ ini disebut gonadotropin.
Gonadotropin pada wanita merangsang ovarium untuk menghasilkan telur. Proses
pematangan telur ovarium disebut ovulasi. Gonadotropin juga merangsang ovarium
mengeluarkan hormon-hormon wanita, estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini
merangsang lapisan uterus untuk mempersiapkan kehamilan. Bila kehamilan tidak
terjadi, lapisan uterus diluruhkan sebagai menstruasi (Ramaiah, 2006: 21)

C. Gangguan yang terjadi saat menstruasi


a) Amenore
Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi.
94
b) Dismenore
Dismenore adalah nyeri atau keram yang amat sangat pada abdomen sebelum atau
selama menstruasi.
c) Sindrom pramenstruasi
Ini mencakup sekelompok gejala seperti ketegangan saraf, mudah marah, berat badan
naik, sakit kepala, dan sebagainya selama beberapa hari terakhir siklus menstruasi.
d) Bercak di tengah siklus
Jenis perdarahan ini disebabkan penurunan tingkat estrogen setelah ovulasi.
Penanggulangannya adalah pemberian tablet estrogen oral diberikan selam 3 hari
setelah ovulasi untuk mencegah bercak di tengah siklus.
e) Bercak pasca menstruasi
Perdarahan jenis ini adalah peluruhan lapisan uterus yang terganggu.
Penaggulangannya adala pemberian tablet sodium dicolfenac atau pil kontrasepsi oral
dapat diberikan selama periode menstruasi.

D. Cara merawat vagina selama menstruasi dan setelah menstruasi


a. Perawatan vagina selama menstruasi dan setelah menstruasi
Salah satu bagian pada diri wanita yang kerap kali terlupakan dalam perawatan yaitu
vagina. Ini disebabkan karena bagian ini selalu tertutupi sehingga kita
mengabaikannya. Padahal, vagina memiliki potensi berawalnya penyakit dapat
bersarang di tubuh kita, karena letaknya yang berdekatan dengan anus. Maka dari itu,
perlunya menjaga kebersihan vagina dengan perawatan yang baik. Tidak ada salahnya
jika perhatian khusus diberikan pada bagian sensitif perempuan, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a) Etika Membasuh Vagina Sehabis Buang Air Kecil atau Buang Air Besar
Cara membasuh vagina yang tepat adalah dengan menyiramkan air dari arah
depan vagina ke belakang anus dan bukan sebaliknya, lalu keringkan Miss V
dengan handuk lembut atau tissu agar tidak basah.
b) Pilihlah Cairan Pembersih yang Tepat
Pemilihan cairan pembersih juga harus diperhatikan dengan memilih pembersih
khusus vagina yang kadar pH-nya 3-4 (bisa dibaca pada kemasan botolnya) dan
yang terpenting hindarilah pembersih vagina dengan kadar pH yang tinggi karena
akan mengakibatkan kulit kelamin menjadi keriput dan mematikan bakteri baik
yang mendiami vagina.
95
c) Melakukan Pemeriksaan Rutin Pada Wilayah Miss V
Pemeriksaan rutin juga perlu dilakukan setiap saat agar bila terjadi infeksi dapat
segera diketahui. Tanda-tanda bisa dideteksi bila terjadi perubahan warna di
daerah sekitar Miss v (menjadi lebih merah) dan kerap kali disertai bau yang
kurang sedap juga rasa gatal. Bila hal itu terjadi segeralah berkonsultasi pada ahli
obstetri-ginekologi atau dokter ahli kulit dan kelamin.
d) Pemilihan Bahan Katun Untuk Celana Dalam
Memilih bahan pada celana dalam sebaiknya mengunakan bahan Katun karena
katun dapat menyerap keringat dengan baik. Dan usahakan untuk menghindari
bahan seperti nilon, karena bahan nilon memilki sifat panas yang dapat
menimbulkan kelembapan yang berlebih dan bisa berakibat tumbuhnya jamur dan
patogen di wilayah vagina.
e) Hindari Memakai Bedak Pada Vagina
Partikel halus yang terkadung pada bedak mudah sekali terselip didalam vagina
dan bisa mengakibatkan timbulnya jamur di area sensitif itu.
f) Jangan Mengenakan Celana atau Jeans Yang Terlalu Ketat
Keringat merupakan “santapan nikmat” bagi jamur di area vagina, maka dari itu
hindarilah memakai celana yang terlalu ketat.Jika memanga ingin mengenakan
celana ketat, usahakan untuk tidak memakainya seharian dan segeralah ganti
pakaian yang longgar setibanya di rumah.
g) Penggunaan Pantyliner
Penggunaan pantyliner setiap hari sangat tidak dianjurkan karena selain dapat
menimbulkan jamur, juga bisa menghalangi sirkulasi udara pada daerah vagina.
Bila terpaksa menggunakan, sebaiknya pantyliner diganti setiap habis buang air
kecil atau buang air besar.
h) Pemilihan Pembalut yang Tepat
Dalam pemilihan pembalut, sebaiknya pilihlah pembalut yang berdaya serap
tinggi dan permukaan yang lembut, agar dapat mengurangi iritasi pada daerah
kulit vagina. Dan yang terpenting hindari pembalut yang mengandung wangi-
wangian karena bagi yang berkulit sensitif, zat kimia yang terkandung di
dalamnya akan membuat vagina jadi gatal dan iritasi

96
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MEROKOK

Disusun Oleh :

SULIS SA’ADAH
154012018042

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020/2021

97
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MEROKOK

Pokok bahasan : Merokok


Sub pokok bahasan : 1. Pengertian Merokok
2. Bahaya merokok
3. cara menghentikan merokok dan menghindarinya
Sasaran : Tn.Sugi hartono
Jumlah sasaran : 1 orang
Hari/tanggal : Rabu / 23-maret-2021
Jam /waktu : 10.00 s/d selesai / 15 menit
Tempat : Rumah Bapak sugi hartono
Penyuluh : Sulis sa’adah

A.      Tujuan Instruksi umum (TIU)


Setelah mengikuti pendidikan mengenai Merokok diharapkan anak dapat memahami
tentang Merokok dan bagaimana bahaya merokok bagi kesehatan
B.       Tujuan Instruksional khusus (TIK)
Setelah mengikutipenyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang:
5. Pengertian Merokok
6. Bahaya merokok bagi kesehatan
7. Cara menghentikan merokok dn menghindarinya

C.      Materi
Terlampir

D.      Metode
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab
E.       Media dan Alat Peraga
1.     Leaflat

F.       Sumber

98
G.      Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu

1 Pembukaan Pendahuluan
(2 menit) Memberi salam d. Membalas salam
pembukaan dan e. Mendengarkan
memperkenalkan diri f. Memberi respon
d. Menyampaikan salam
e.   Menjelaskan tujuan
f. Kontrak waktu
2 Inti Penjelasan Mendengarkan
(8 menit) Mahasiswa menjelaskan dengan penuh
: perhatian
5. Pengertian Merokok
6. Bahaya merokok bagi
kesehatan
7. Cara menghentikan
merokok
8. Cara menghindari
merokok
3 Penutup Penutup
(5 menit) e. Tanya jawab  a. Menanyakan
f. Tes akhir yang belum jelas
g. Menyimpulkan  b.   Aktif bersama

hasilpenyuluhan menyimpulkan
h. Memberi salamPenutup c. Membalas salam

H.      Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya jawab
JenisPertanyaan :
4. Apa yang dimaksud dengan Merokok?
5. Apa bahaya merokok bagi kesehatan?
6. Bagaimana cara menghindari merokok?

99
II. Observasi
4. Respon bapak saat di beri pertanyaan :bapak menjawab dengan tepat
5. Bapak sangat antusias
6. bapak mengajukan Pertanyaan
MATERI
MEROKOK

Merokok

Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang
mengalami kecenderungan terhadap rokok. Rokok merupakan salah satu bahan adiktif
artinya dapat menimbulkan ketergantungan bagi pemakainya. Sifat adiktif rokok berasal
dari nikotin yang dikandungnya. Setelah seseorang menghirup asap rokok, dalam 7 detik
nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010).

Bahaya Merokok bagi Kesehatan


Kandungan zat kimia yang terdapat dalam rokok sangat berbahaya bagi kesehatan Anda dan
orang-orang di sekitar Anda. Ada beberapa bahaya merokok bagi kesehatan, di antaranya:.
8. Gangguan kardiovaskular
Orang yang sering merokok, baik merokok secara aktif atau hanya menghirup asap rokok dari
orang sekitarnya, berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular, seperti penyakit
jantung dan stroke.Risiko ini bisa semakin meningkat pada perokok yang jarang berolahraga,
kurang menjaga pola makan, dan sering stres.
9. Kerusakan otak
Merokok dapat mengganggu perkembangan dan fungsi otak, baik pada anak-anak, remaja,
dan orang dewasa. Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai
penyakit pada otak, seperti stroke, aneurisma otak, dan pikun atau demensia.
10. Penyakit mulut dan tenggorokan
Bau mulut, gigi bernoda, dan penyakit gusi merupakan efek yang kerap timbul akibat
merokok. Tak hanya itu, merokok juga bisa menimbulkan masalah serius lain, seperti kanker
pada mulut, bibir, lidah, dan tenggorokan.
11. Penyakit paru-paru
Salah satu efek paling berbahaya akibat merokok adalah kanker paru-paru. Bahan-bahan
kimia pada rokok berpotensi merusak sel paru-paru yang kemudian bisa berubah menjadi sel
kanker.
Selain itu, merokok juga bisa menyebabkan terjadinya berbagai penyakit pada paru-paru,
seperti bronkitis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan emfisema.

100
12. Penyakit lambung
Merokok bisa melemahkan otot yang mengontrol bagian bawah kerongkongan, sehingga
memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan. Kondisi ini dikenal dengan penyakit
asam lambung atau GERD.
Beberapa risiko penyakit lambung lainnya yang dapat terjadi pada seorang perokok adalah
ulkus atau tukak lambung dan kanker lambung.
13. Tulang keropos atau rapuh
Racun pada rokok bisa menimbulkan kerapuhan pada tulang. Oleh karena itu, perokok lebih
berisiko mengalami tulang rapuh atau osteoporosis. Riset pun menyebutkan bahwa wanita
yang merokok lebih rentan mengalami osteoporosis daripada wanita yang tidak merokok.
14. Penuaan dini
Tanda-tanda penuaan dini, seperti kerutan di sekitar mata dan mulut, berisiko muncul lebih
awal pada perokok aktif. Hal ini karena kurangnya asupan oksigen ke kulit, sehingga orang
yang merokok akan terlihat lebih tua daripada orang yang tidak merokok.

Cara Menghentikan Merokok dan Cara Menghindarinya

Agar terhindar dari kebiasaan merokok, maka sepatutnya kita menanamkan keyakinan
yang kuat bahwa kebiasaan merokok tidak akan pernah menguntungkan diri sendiri dan
orang lain. Kita harus terbiasa untuk bersikap asertif, untuk tetap mengatakan tidak pada
rokok. Apabila telah mampu kita terapkan, maka teman sebaya atau kelompok kita bisa
dijadikan kader pendidik sebaya.

      Bagi para perokok, khususnya remaja, untuk berhenti dari kebiasaan merokok bukanlah
suatu hal yang mustahil. Apabila remaja meninggalkan kebiasaan merokok hari ini, maka
badan akan terbebas dari nikotin dalam masa 8 jam. Setelah satu minggu efek dari kebiasaan
merokok tersebut akan hilang. Lama-kelamaan, tubuh akan memperbaiki kerusakannya
akibat tembakau dan bahan kimia lain yang pada rokok. Menghentikan kebiasaan merokok,
bisa tetap dilakukan, antara lain dengan cara sebagai berikut.

 Berhenti secara mendadak

Tidak ada suatu cara terbaik bagi perokok untuk berhenti merokok, karena pengaruhnya
terhadap setiap perokok adalah berbeda. Namun, hanya ada satu hal yang sama diantara
mantan perokok yang berhasil, yaitu mereka semua memang berkeinginan untuk berhenti
merokok. Sebagaian besar, perokok memilih cara ini untuk menghentikan kebiasaannya. Cara
ini bisa dipilih sebagai salah satu alternatif.

 Cara menunda secara perlahan

101
tanpa rokok. Atau anda bisa menunda untuk menyalakan batang rokok dalam beberapa menit
Cara ini mengajak anda menunda masa menghisap batang rokok yang pertama sehingga anda
tetap dapat bertahan, sampai anda bisa bertahan sepenuhnya setiap kali anda ingin merokok.

 Cara mengurangi

Cara ini dilakukan dengan mengurangi jumlah batang rokok yang anda hisap setiap merokok.
Dalam satu hari, setiap kali merokok, bisa dikurangi jumlah rokok yang anda hisap, mulai
dari hitungan satu batang, dua batang, hingga separuh dari jatah rokok anda setiap harinya,
atau bahkan mengurangi sepenuhnya.

 Tidak mengikuti kebiasaan perokok

Pada umumnya, merokok identik dengan minum kopi ataupun minuman keras. Apabila
seseorang mengkonsumsi kopi ataupun minuman beralkohol, maka biasanya dilengkapi
dengan sebatang atau sebungkus rokok. Dengan mengurangi atau sama sekali tidak
mengkonsumsi kopi atau minuman beralkohol secara berlebihan, maka keinginan untuk
merokok bisa dikurangi.

 Terapi penggantian nikotin

Terapi ini memanfaatkan koyo atau tempelan nikotin yang bisa menembus kulit ke dalam
tubuh dan bisa mengurangi efek adiksi (ketagihan) akibat merokok. Cara ini bisa ditempuh
tanpa anda harus berhenti secara mendadak. Cara ini juga menolong anda untuk menghadapi
kebiasaan merokok serta ketergantungan psikologis. Konsultasikan dengan dokter anda untuk
keterangan lebih lanjut.

102
103
LEMBAR BIMBINGAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS

UNIVEERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Sulis sa’adah

NIM/Prodi/SMT : 154012018042/ DIII Kebidanan / V

TTD
NO TANGGAL MATERI BIMBINGAN TTD DOSEN
MAHASISWA

Pringsewu,15 maret -2021

Pembimbing Akademik

Apri sulistianingsih M.Keb

104

Anda mungkin juga menyukai