Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA


PADA An. M UMUR 3 TAHUN DENGAN BATUK BUKAN PNEUMONIA
DI PUSKESMAS TENGGILIS SURABAYA
Tanggal Praktik: 25 Maret 2024 s.d 19 April 2024

Disusun oleh

Riska Yulianti - P27824122060

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA
TAHUN 2024
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA PADA An. M UMUR 3 TAHUN
DENGAN BATUK BUKAN PNEUMONIA DI PUSKESMAS TENGGILIS SURABAYA

Laporan Komprehensif yang disusun oleh Mahasiswa Semester IV Program Studi DIII Kebidanan Sutomo
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun Akademik 2024/2025. Di Puskesmas Tenggilis
Wilayah Kota Surabaya ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Tempat Praktik: Puskesmas Tenggilis Surabaya
Tanggal Praktik: 25 Maret 2024 s/d 19 April 2024

Disusun Oleh

Riska Yulianti
NIM. P27824122060
Mengetahui,
Pembimbing Pendidikan Pembimbing Puskesmas Tenggilis

Siti Alfiah, S.Kep.Ns., M.Kes Ima Wahyuni, S.Keb NIP.


NIP. 196905011989032002 198206292005012014

Menyetujui,

Kepala Puskesmas Tenggilis

drg. Prasukma Yogawarti NIP.


196504111990032005

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Komprehensif
secara individu dengan judul “Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Balita pada An. M Umur 3
Tahun dengan Batuk bukan Pneumonia” guna memenuhi target praktikum di Puskesmas.
Penyusunan laporan komprehensif ini penulis mengalami hambatan dan kesulitan akan
tetapi semuanya bisa dilalui berkat bantuan dan bimbingan dari dosen serta berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Luthfi Rusyadi, SKM, M.Sc selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya
2. Ibu drg. Prasukma Yogawarti selaku Kepala Puskesmas Tenggilis Surabaya
3. Ibu Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Surabaya
4. Ibu Kharisma Kusumaningtyas, S.SiT., M.Keb selaku Ketua Program Studi D3
Kebidanan Sutomo
5. Ibu Ima Wahyuni, S.Keb selaku Pembimbing Puskesmas Tenggilis Surabaya
6. Ibu Siti Alfiah, S.Kep Ns., M.Kes selaku Dosen Pembimbing
7. Kepada rekan-rekan perawat dan bidan yang ikut serta dalam membantu pembuatan
laporan ini
Penulis menyadari bahwa laporan komprehensif ini masih jauh dari kata sempurna dan
mungkin masih terdapat banyak kesalahan, baik dari segi materi maupun Teknik penulisan dan
penyusunan. Untuk itu saran dan kritik sangat diharapkan guna menyempurnakan laporan
komprehensif ini. Penulis berharap laporan komprehensif ini dapat memberikan manfaat dan
kebaikan bagi banyak pihak dan bernilai baik khususnya bagi mahasiswa kebidanan.
Surabaya, 26 Maret 2024

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................ii

KATA PENGANTAR...............................................................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Kasus.............................................................................................1

1.2 Tujuan.....................................................................................................................1

1.2.1 Tujuan Umum.........................................................................................................1

1.2.2 Tujuan Khusus........................................................................................................2

1.3 Pelaksanaan.............................................................................................................2

1.4 Sistematika Penulisan.....................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................4

2.1 Konsep Dasar ISPA................................................................................................4

2.1.1 Pengertian...............................................................................................................4

2.1.2 Patofisiologi............................................................................................................4

2.2 Asuhan Kebidanan Pada Balita dengan Batuk Bukan Pneumonia.........................................8

2.2.1 Pengkajian Data......................................................................................................8

2.2.2 Diagnosa/Masalah.................................................................................................10

2.2.4 Tindakan Segera....................................................................................................11

2.2.5 Rencana Tindakan dan Rasional...................................................................................11

2.2.6 Pelaksanaan rencana Tindakan.....................................................................................12

2.2.7 Evaluasi/follow UP...............................................................................................12

2.2.8 Dokumentasi Asuhan....................................................................................................12

BAB III....................................................................................................................13

TINJAUAN KASUS................................................................................................13

iv
3.1 Data Subjektif.......................................................................................................13

3.2 Data Objektif.........................................................................................................15

3.3 Analisa Data..........................................................................................................16

3.4 Penatalaksanaan....................................................................................................16

BAB IV....................................................................................................................20

PENUTUP...............................................................................................................20

4.1 Kesimpulan...........................................................................................................20

4.2 Saran.....................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................21

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kasus


Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi yang menyerang saluran
pernapasan manusia, baik itu saluran pernapasan atas seperti hidung, laring, hingga
telinga bagian tengah maupun saluran pernapasan bawah seperti bronkus, bronkiolus,
serta trakea. Penyakit ini disebabkan oleh virus atau bakteri yang bisa menular dan bisa
menyebabkan kematian. Jenjang yang biasa terkena ISPA adalah orang yang rentan
terkena penyakit seperti anak-anak dan lansia. Menurut WHO tahun 2020, ISPA
merupakan penyebab utama morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) penyakit
menular di dunia. Angka kematian pada ISPA mencapai 4,25 juta setiap tahun di dunia.
Pada tahun 2020 terdapat 1.988 kasus balita mengalami ISPA. Indonesia menjadi salah
satu negara berkembang dengan ISPA tertinggi.
ISPA merupakan penyakit yang banyak terjadi di negara berkembang serta salah
satu penyebab kunjungan pasien ke Puskesmas (40%-60%) dan rumah sakit (15%-
30%). Di wilayah kerja Puskesmas Tenggilis cukup membuat perhatian. Penyakit
tersebut merupakan penyakit menular yang risikonya dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik
salah satunya yaitu lingkungan dimana kondisi lingkungan yang buruk seperti polusi
udara dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya ISPA (kemenkes, 2009).
Pengendalian penyakit ISPA memerlukan upaya promosi kesehatan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat agar hidup sehat dan mampu mengembangkan
kesehatan serta terciptanya lingkungan yang kondusif. Peran promosi kesehatan tersebut
merupakan tugas dari pihak puskesmas. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan
pengkajian mengenai asuhan kebidanan pada balita dengan ISPA.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan asuhan pada An. M umur 3 Tahun dengan Batuk bukan
Pneumonia, diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan asuhan

1
kebidanan dengan menggunakan pendekatan standar kebidanan secara komprehensif.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian terhadap An. M umur 3 Tahun dengan
Batuk bukan Pneumonia
2. Menginterpretasikan data serta merumuskan diagnosa kebidanan, masalah, dan
kebutuhan pada An. M umur 3 Tahun dengan Batuk bukan Pneumonia
3. Merumuskan diagnosa potensial pada An. M umur 3 Tahun dengan Batuk bukan
Pneumonia
4. Melakukan intervensi tindakan segera pada An. M umur 3 Tahun dengan Batuk
bukan Pneumonia
5. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada An. M umur 3 Tahun dengan
Batuk bukan Pneumonia
6. Melakukan evaluasi tindakan secara teliti pada An. M umur 3 Tahun dengan
Batuk bukan Pneumonia
7. Melakukan dokumentasi pada An. M umur 3 Tahun dengan Batuk bukan
Pneumonia
1.3 Pelaksanaan
Praktik Klinik Kebidanan dilaksanakan pada:
Tanggal Praktik: 25 Maret 2024 – 19 April 2024 Tempat
Praktik: Puskesmas Tenggilis Surabaya
1.4 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini terdiri
dari :
Pada bab 1 pengkajian, yaitu menguraikan tentang Berisi tentang Latar Belakang Kasus,
Tujuan Penulisan, Pelaksanaan, dan Sistematika Penulisan.
Pada bab 2 landasan teori, yaitu menguraikan Berisi tentang Konsep Dasar ISPA,
Pengertian ISPA, Patofisiologi ISPA, Asuhan Kebidanan MTBS, Pengkajian Data,
Diagnosa/Masalah, Diagnosa Potensial, Tindakan Segera, Rencana Tindakan dan Rasional,
Pelaksanaan Rencana Tindakan,Evaluasi/Follow Up, dan Dokumentasi Asuhan.

2
Pada bab 3 tinjauan kasus, yaitu berisi tentang Data Subyektif, Data Obyektif,
Assesment/Analisa Data, dan Penatalaksanaan.
Pada bab 4 Penutup, berisi tentang kesimpulan dari asuhan yang telah dilakukan.
Kemudian selanjutnya Daftar Pustaka, bagian ini memuat daftar literatur ilmiah yang telah
ditelaah dandijadikan rujukan dalam penulisan.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar ISPA


2.1.1 Pengertian
Menurut WHO tahun 2020, ISPA merupakan penyebab utama morbiditas
(kesakitan) dan mortalitas (kematian) penyakit menular di dunia. Angka
kematian pada ISPA mencapai 4,25 juta setiap tahun di dunia. Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah
yang dapat menimbulkan berbagai penyakit yaitu dari penyakit tanpa gejala atau
infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan (Arsin dkk, 2020).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran
pernapasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paruparu yang
berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran diatas
laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagaian saluran atas dan bawah
secara stimulan atau berurutan (Pitriani, 2020).
2.1.2 Patofisiologi
Penyakit ISPA dapat terjadi karena masuknya beberapa bakteri dari genus
Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococus, Haemophilus, Boerdetella,
Korinebakterium dan virus dari golongan Mikrovirus (termasuk didalamnya
virus para influenza dan virus campak), Adenovirus, Koronavirus,
Pikornavirus, Herpesvirus kedalam tubuh manusia melalui partikel udara,
kuman ini akan melekat pada sel epitel hidung dengan mengikuti proses
pernapasan maka kuman tersebut bisa masuk kedalam bronkus dan masuk
kesaluran pernapasan, yang mengakibatkan demam, batuk, pilek, dan sakit kepala
(Marni, 2014).
a. Tanda dan Gejala ISPA
Biasanya muncul dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Penyakit
ISPA pada Balita dapat menimbulkan bermacam-macam tanda dan gejala
seperti batuk, kesulitan bernapas, sakit tenggorokan, pilek, sakit telinga dan
demam.

4
Gejala ISPA berdasarkan tingkat keparahan ISPA (Rosana, 2016).
a) Gejala dari ISPA ringan
1) Batuk
2) Serak, yaitu dimana anak bersuara parau pada waktu
berbicara atau menangis
3) Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung
4) Panas atau demam, dengan suhu badan lebih dari
37,0°C.
b) Gejala dari ISPA sedang.
1) Pernapasan cepat (fast breathing) sesuai umur yaitu
:untuk kelompok umur kurang dari 2 bulan frekuensi nafas
60 kali per menit atau lebih dan 40 kali permenit untuk umur
12 bulan -35 bulan
2) Suhu tubuh lebih dari 39,0°C.
3) Tenggorokan berwarna merah
4) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai
bercak campak
5) Berbunyi pernapasan seperti mengorok (mendengkur).
c) Gejala dari ISPA Berat
1) Warna bibir atau kulit membiru
2) Kesadaran anak menurun
3) Bunyi pernapasan seperti mengorok dan anak tampak
gelisah
4) Sela iga tetarik ke dalam pada waktu bernafas
5) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak
teraba
6) Tenggorokan berwarna merah.
b. Klasifikasi ISPA
a). Berdasarkan Lokasi Anatomi
1) Infeksi saluran pernafasan akut atas Infeksi saluran
pernafasan akut atau merupakan infeksi yang menyerang

5
saluran pernafasan bagian atas (faring). Terdapat beberapa gejala
yang ditemukan pada infeksi ini yaitu demam, batuk, sakit
tenggorokan, bengkak di wajah, nyeri telinga, ottorhea, dan
mastoiditis (parthasarathy, 2013). Beberapa penyakit yang
merupakan contoh infeksi saluran pernafasan akut atas yaitu sinusitis,
fangitis, dan otitis media akut (ziady and small, 2006).
2) Infeksi saluran pernafasan bawah Infeksi saluran pernafasan akut
bawah merupakan infeksi yang menyerang saluran pernafasan
bagian bawah. Seseorang yang terkena infeksi pada saluran
pernafasan bawah biasanya akan ditemukan gejala takipnea,
retraksi dada, dan pernafasan wheezing (Parthasarathy (ed), et al,
2013). Beberapa penyakit yang merupakan contoh infeksi saluran
pernafasan akut bawah yaitu bronchiolitis, bronchitis akut, dan
pneumonia (Zuriyah.2015)

b). Berdasarkan kelompok umur


1) Kelompok umur kurang dari 2 bulan
i. Pneumonia Berat : selain batuk dan atau sukar
bernafas, ditemukan nafas cepat (>60 kali/menit) atau
tarikan kuat dinding dada bagian bawah ke dalam.
ii. Bukan Pneumonia : hanya ditemukan batuk dan atau
sukar bernafas, namun tidak ditemukan nafas cepat
(nafas >60 kali/menit) atau tarikan kuat dinding dada
bagian bawah ke dalam
2) Kelompok umur 2 bulan - <35 bulan
i. Pneumonia Berat : selain batuk dan atau sukar
bernafas juga ditemukan tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam (Chest Indrawing).

6
ii. Pneumonia : tidak ditemukan tarikan dinding dada
bawah ke dalam,namun ditemukan nafas cepat sesuai
golongan umur (2 bulan - < 1 tahun
: 50 kali atau lebih/menit; 1-<35 bulan 40 kali atau
lebih/menit).
c. Pencegahan ISPA
Menurut Depkes RI (2012), pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
a) Menjaga kesehatan gizi Menjaga kesehatan gizi yang baik dapat
mencegah dan terhindar dari penyakit salah satunya penyakit ISPA
yaitu dengan mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna,
banyak minum air putih, olah raga dengan teratur, serta istirahat
yang cukup. Semuanya itu akan menjaga badan tetap sehat. Dengan
tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh akan semakin meningkat,
sehingga dapat mencegah virus atau bakteri penyakit yang akan masuk
ke tubuh.
b) Imunisasi Pemberian imunisasi sangat diperlukan baik pada anak-
anak maupun orang dewasa. Tujuan dilakukannya imunisasi yaitu
untuk menjaga kekebalan tubuh agar terhindar dari berbagai macam
penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
c) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan Dengan membuat
ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik dapat mengurangi
polusi asap dapur atau asap rokok yang ada didalam rumah. Hal
tersebut dapat mencegah seseorang menghirup asap yang bisa
menyebabkan terkena penyakit ISPA. Ventilasi yang baik dapat
memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan
sehat bagi manusia.
d) Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau bakteri yang
ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui
udara yang tercemar dan masuk kedalam

7
tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa virus atau bakteri diudara
yang umumnya berbentuk aerosol (suspensi yang melayang diudara).
Adapun bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari sekresi saluran
pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang
di udara), yang kedua duet (campuran antara bibit penyakit).
2.2 Asuhan Kebidanan Pada Balita dengan Batuk Bukan Pneumonia
2.2.1 Pengkajian Data
Pengkajian data adalah proses menganalisis, pengumpulan, interpretasi
dan mengevaluasi informasi yang terdapat dalam laporan untuk memahami
suatu situasi atau masalah secara menyeluruh.
A. Data Subjektif
Data subjektif adalah informasi yang diberikan oleh individu secara
langsung berdasarkan pengalaman, persepsi, atau penilaian pribadi mereka.
Data ini melibatkan perasaan, pendapat, keyakinan, atau pengalaman
subjektif individu, dan tidak dapat diukur secara objektif. Data subjektif
meliputi :
1. Identitas Klien Identitas ini diperlukan untuk memastikan bahwa yang
diperiksa benar-benar anak yang dimaksud, dan tidak keliru dengan
anak lain (Matondang, 2013). Adapun identitas pasien menurut
Rekawati, dkk (tahun 2013) meliputi nama: menghindari terjadinya
kekeliruan pasien, umur: menghindari terjadinya kesalahan dalam
pemberian terapi obat, nama orang tua, pendidikan orang tua,
pekerjaan orang tua, agama, suku bangsa, dan alamat.
2. Keluhan Utama Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang
menyebabkan klien dibawa untuk berobat, (Matondang, 2013).
Keluhan utama pada balita dengan diare dehidrasi ringan adalah BAB 4-
10 kali sehari, dengan konsistensi cair, (Rekawati dkk, 2013)
3. Riwayat Penyakit Sekarang Dikaji untuk mengetahui keadaan pasien
saat ini, (Varney, 2007).

8
4. Riwayat Penyakit Terdahulu Dikaji untuk mengetahui riwayat
penyakit yang pernah diderita, apabila balita menderita suatu
penyakit, (Varney, 2007).
5. Riwayat Imunisasi Status imunisasi klien dinyatakan, khususnya
imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak, dan imunisasi
lainnya. Hal tersebut selain 34 diperlukan untuk mengetahui status
perlindungan pediatric yang diperoleh juga membantu diagnosis pada
beberapa keadaan tertentu, (Matondang, 2013).
6. Riwayat Penyakit Keluarga Dikaji untuk mengetahui apakah dalam
keluarga terdapat riwayat penyakit hipertensi, DM, TBC, hepatitis,
jantung, dan lain-lain, (Matondang, 2013).
7. Riwayat Sososial Siapa yang mengasuh balita dkaji untuk mengetahui
kebiasaan bayi, hubungan dengan anggota keluarga dikaji untuk
mengetahui hubungan bayi dengan anggota keluarga, hubungan
dengan teman sebaya dikaji untuk mengetahui keharmonisan
pasien dengan teman sebaya, lingkungan rumah dikaji untuk
mengetahui hubungan bayi dengan lingkungan sekitar rumah,
(Matondang, 2013).
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Pola pemenuhan kebutuhan
dasar pada anak dengan diare yaitu: Nutrisi: Menurut Rekawati dkk
(2013), balita harus mendapat nutrisi yang cukup, baik secara oral
maupun parental. Nutrisi yang diberikan harus mengandung
elektrolit dan kalori yang optimal. Pada balita dengan diare
dehidrasi sedang nafsu makan cendrung berkurang. Eliminasi:
dikaji untuk mengetahui berapa kali BAB dan BAK, adakah
kaitannya dengan konstipasi atau tidak, (Varney, 2007). Pada diare
dengan dehidrasi sedang BAB 4-10 kali sehari dengan konsistensi cair,
(Rekawati dkk, 2013). Istirahat / tidur: yang 35 perlu dikaji untuk
mengetahui pola istirahat dan pola tidur adalah berupa jam klien
tidur dalam sehari apakah ada gangguan (Saifuddin, 2006). Pada
balita dengan diare dehidrasi sedang cenderung mengantuk dan

9
gelisah, (Saifuddin, 2006) dan Personal Hygiene: dikaji untuk
mengetahui tingkat kebersihan pasien. Kebersihan pada anak seperti
mencuci tangan sebelum makan dan setiap habis bermain, memakai
alas kaki jika bermain ditanah, (Mufdlilah, 2009).
B. Data Objektif
Data objektif adalah informasi yang dapat diukur, diamati, atau
diverifikasi secara obyektif tanpa melibatkan penilaian atau persepsi
individu.
1. Pemeriksaan umum berupa pemantauan keadaan umum,
kesadaran umum dan tanda-tanda vital.
2. Pemeriksaan Fisik (heat to toe) Pemeriksaan fisik dilakukan guna
untuk mengobservasi kemungkinan terjadinya komplikasi.
Adapun bagian bagian yang di dilakukan pemeriksaan yaitu
mata: cekung/ tidak, menangis berair/tidak, telinga, bibir:
mukosa bibir lembap/ tidak, dada, abdomen:turgor kulit saat
kulit bagian perut dicubit pengembalian kulit
lambat,mendengarkan bunyi peristaltik cepat atau lambat,
ekstremitas dan turgor kulit.
3. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang adalah data yang
diperoleh selain pemeriksaan fisik, (Matondang, 2013). Pemeriksaan
tinja (feses), pemeriksaan darah (Hb, leukosit, trombosit),
(manuaba, 2007).
2.2.2 Diagnosa/Masalah
Diagnosa atau masalah dalam konteks medis merujuk pada identifikasi
dan penentuan kondisi atau gangguan kesehatan yang dialami oleh pasien
berdasarkan gejala, temuan pemeriksaan, dan informasi lainnya. Diagnosa atau
masalah ini berfungsi sebagai dasar untuk merencanakan dan memberikan
perawatan yang tepat kepada pasien.
Pemeriksaan umum berupa pemantauan keadaan umum, kesadaran umum
dan tanda-tanda vital. 2. Pemeriksaan Fisik (heat to toe) Pemeriksaan fisik
dilakukan guna untuk mengobservasi kemungkinan

1
terjadinya komplikasi. Adapun bagian bagian yang di dilakukan
pemeriksaan yaitu mata: cekung/ tidak, menangis berair/tidak, telinga, bibir:
mukosa bibir lembap/ tidak, dada, abdomen:turgor kulit saat kulit bagian perut
dicubit pengembalian kulit lambat,mendengarkan bunyi peristaltik cepat atau
lambat, ekstremitas dan turgor kulit. 3. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan
penunjang adalah data yang diperoleh selain pemeriksaan fisik, (Matondang,
2013). Pemeriksaan tinja (feses), pemeriksaan darah (Hb, leukosit, trombosit),
(manuaba, 2007).
2.2.3 Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi diagnosa potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang
sudah di identifikasi, seperi risiko tinggi dari ISPA yang mungkin terjadi dan
kemungkinan adanya masalah kesehatan pada anak yang mungkin terdeteksi
selama pemeriksaan.
2.2.4 Tindakan Segera
Tindakan segera merujuk pada langkah atau intervensi yang dilakukan
dengan cepat dan tepat waktu untuk mengatasi suatu kondisi darurat atau
keadaan yang memerlukan perhatian segera guna mencegah kerusakan lebih lanjut
atau menyelamatkan nyawa. Tindakan segera dapat melibatkan berbagai aspek
kesehatan, seperti pertolongan pertama pada kecelakaan, penanganan keadaan
darurat medis, intervensi dalam situasi yang mengancam jiwa, atau tindakan
cepat untuk menghentikan perkembangan suatu kondisi yang berbahaya.
2.2.5 Rencana Tindakan dan Rasional
Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa, yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi dan juga, merupakan pengembangan perencanaan
asuhan menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah semelumnya. Setiap
rencana asuhan haruslah mencerminkan rasional yang benar-benar vakin
berdasarkan pengetahuan, (Varney, 2007). Rencana asuhan pada anak yaitu
rehidrasi, nutrisi dan pendidikan.

1
2.2.6 Pelaksanaan rencana Tindakan
Pelaksanaan rencana tindakan adalah implementasi dari tindakan segera
untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan melibatkan dokter anak dan tim
medis yang merawat pasien.
2.2.7 Evaluasi/follow UP
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam manajemen kebidanan untuk
kegiatannya dilakukan terus-menerus dengan melibatkan pasien, bidan, dokter
dan keluarga. Pada langkah ini evaluasi dari asuhan kebidanan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam
diagnose, (Varney, 2007).
2.2.8 Dokumentasi Asuhan
Dokumentasi asuhan dalam konteks kesehatan merujuk pada proses mencatat
informasi dan kegiatan yang terkait dengan pemberian asuhan atau perawatan
kepada pasien. Tujuan utama dokumentasi asuhan adalah untuk mencatat
secara lengkap, akurat, dan terperinci semua tindakan yang dilakukan oleh
tenaga medis terhadap pasien. Catatan manajemen kebidanan dapat
diterapkan dengan metode SOAP.

1
BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN
Tanggal : 25 Maret 2024
Jam : 14.00 WIB
Oleh : Riska Yulianti

3.1 Data Subjektif


3.1.1 Identitas Anak Nama
: An. M
Tanggal Lahir : 29 Desember 2020
Usia : 3 tahun 2 bulan 27 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak Ke 2
3.1.2 Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. A
Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku/bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Rungkut Mejoyo
3.1.3 Alasan Datang: Ibu ingin memeriksakan anaknya
3.1.4 Keluhan utama: Anak Batuk
3.1.5 Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan bahwa anaknya sehat tidak ada riwayat penyakit berbahaya
seperti, diare, infeksi, tidak ada riwayat penyakit menular.
3.1.6 Riwayat penyakit Sekarang
Ibu mengatakan bahwa anaknya batuk sejak hari ini.
3.1.7 Riwayat Penyakit Keluarga/menurun

1
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit menurun seperti DM, Jantung, Asma, dan tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti Hepatitis, TBC, dan HIV/AIDS.
3.1.8 Data lain yang mendukung

a. Riwayat Natal
Tempat : PMB

Penolong : Bidan

Cara : Spontan

BB : 3000 gr

PB : 49 cm
Apgar Score : 7-8

b. Riwayat Imunisasi
Hb0 : 29-12-2020
BCG+Polio 1 : 01-02-2021
DPT+Polio 2 : 01-03-2021
DPT+ Polio 3 : 01-04-2021
DPT+ Polio 4 : 05-05-2021
MMR : 01-11-2021
MMR+Combined DPT :04-07-2022
3.1.9 Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a. Pola Nutrisi
Jenis makanan : nasi, sayur, ikan, daging, telur,snack,buah
Frekuensi : 3 kali
Jenis minuman : air putih
Nafsu makan : saat panas nafsu makan berkurang
b. Pola Eliminasi
BAB : 1-2 hari sekali
BAK : 5 x /hari
c. Pola Personal Hygine
Mandi 2x /hari, pagi dan sore.
d. Pola Istirahat
Tidur siang: ±3 jam

1
Tidur malam: ± 7 jam
3.2 Data Objektif
3.2.1 Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
a. Nadi : 80x/menit
b. Suhu : 37,40C
c. Respirasi : 30 x/menit
d. TD : 100/60 mmHg
3.2.2 Pengukuran Antropometri
a. BB : 13 Kg
b. TB : 93 cm
c. LP : 55 cm
3.2.3 Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan wajah: Rambut hitam bersih, wajah tidak pucat
b. Mata: Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
c. Hidung: Simetris, tidak ada sumbatan, tidak ada secret
d. Mulut: Mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi
e. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid, serta tidak ada
pembengkakan kelenjar parotis dan vena jugularis
f. Dada: Tidak kuning, tidak ada retraksi dada, tidak ada kelainan
g. Abdomen: Tidak ada benjolan abnormal
h. Genetalia: Tidak dilakukan pengkajian
i. Ekstrimitas: Jumlah jari lengkap
3.2.4 Program therapi yang diperoleh
a. Paracetamol tablet 500 mg 3
b. N-Asetil Sistein Kapsul 200 mg 3
c. Klorfeniramin Maleat (CTM) tablet 4 mg 3
d. Asam Akorbat (Vit C) tablet 50 mg 3
e. Kantong Puyer 10
3.2.5 Data Penunjang

1
Tidak dilakukan pemeriksaan.
3.3 Analisa Data
An. M umur 3 Tahun dengan Batuk Bukan Pneumonia.
3.4 Penatalaksanaan
3.4.1 Planning
Tanggal : 25 Maret 2024
Jam : 14.00 WIB
1. Beritahu ibu tentang kondisi anaknya.
2. Anjurkan pada keluarga/ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang seimbang pada
anaknya.
3. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan perorangan dan lingkugan.
4. Anjurkan pada keluarga/ibu untuk membersihkan hidung setiap kali kotor
karena anak pilek.
5. Berikan KIE pada ibu tentang rasa nyaman saat istirahat.
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat Paracetamol tablet, N-Asetil
Sistein Kapsul, Klorfeniramin Maleat (CTM), dan Asam Akorbat (Vit C) secara
puyer.
7. Anjurkan ibu untuk membawa anaknya kontrol ulang jika terjadi tanda bahaya
pada anak, seperti anak sukar bernafas/sesak nafas, terlihat tarikan dinding dada saat
nafas, anak tidak mau minum, anak selalu memuntahkan semua yang telah dimakan
dan anak mengalami kejang.
3.4.2 Implementasi

Tanggal : 25 Maret 2024


Jam : 14.00 WIB
1. Memberitahu ibu tentang kondisi anaknya, bahwa sekarang anaknya mengalami
Batuk bukan Pneumonia.
2. Menganjurkan pada keluarga/ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang seimbang
pada anaknya dengan tetap memberikan nutrisi yang seimbang pada anaknya,
yaitu menu yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral,
contohnya nasi, sayur, ikan, tempe, telur, buah, dan susu.
3. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan perorangan dan lingkugan.

1
4. Menganjurkan pada keluarga/ibu untuk membersihkan hidung setiap kali kotor
karena anak pilek yaitu dengan cara menggunakan tisu/sapu tangan agar
mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah
nantinya.
5. Memberikan KIE pada ibu tentang rasa nyaman saat istirahat.
6. Berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan terapi obat Paracetamol tablet,
N-Asetil Sistein Kapsul, Klorfeniramin Maleat (CTM), dan Asam Akorbat (Vit C)
secara puyer.
7. Menganjurkan ibu untuk membawa anaknya kontrol ulang jika terjadi tanda bahaya
pada anak, seperti anak sukar bernafas/sesak nafas, terlihat tarikan dinding dada saat
nafas, anak tidak mau minum, anak selalu memuntahkan semua yang telah dimakan
dan anak mengalami kejang.
3.4.3 Evaluasi

Tanggal : 25 Maret 2024


Jam : 14.00 WIB
1. Ibu sudah mengerti tentang penyakit anaknya.
2. Ibu bersedia untuk memberikan nutrisi yang cukup pada anaknya.
3. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan perorangan anaknya dan lingkungan.
4. Ibu bersedia untuk membersihkan hidung setiap kali kotor pada anaknya.
5. Ibu bersedia melakukan anjuran bidan agar anaknya istirahat cukup.
6. Terapi sudah diberikan, ibu bersedia untuk meminumkan obat pada anaknya.
7. Ibu bersedia untuk kontrol ulang bila terjadi tanda bahaya pada anaknya.
3.4.4 Dokumentasi
Tanggal : 25 Maret 2024
Jam : 14.00 WIB

S: Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya yang sedang batuk dan pilek mulai hari
ini, panas sejak kemarin malam, sudah di minumkan obat sanmol tapi masih tetap
panas.
O:

1
a. Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
a) Suhu : 37,4oC
b) Nadi : 80x/menit
c) RR : 30x/menit
d) TD : 100/60 mmHg
Pengukuran Antropometri
a) BB : 13 Kg
b) TB : 93 cm
c) LP : 55 cm
b. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala dan wajah: Rambut hitam bersih, wajah tidak pucat
b) Mata: Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
c) Hidung: Simetris, tidak ada sumbatan, tidak ada secret
d) Mulut: Mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi
e) Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid, serta tidak ada
pembengkakan kelenjar parotis dan vena jugularis
f) Dada: Tidak kuning, tidak ada retraksi dada, tidak ada kelainan
g) Abdomen: Tidak ada benjolan abnormal
h) Genetalia: Tidak dilakukan pengkajian
i) Ekstrimitas: Jumlah jari lengkap
A : An. M umur 3 tahun dengan Batuk Bukan Pneumonia
P :
1. Memberitahu pada ibu tentang penyakit anaknya, bahwa anaknya
sekarang mengalami Batuk bukan Pneumonia.
E/ Ibu sudah mengerti tentang penyakit anaknya.
2. Menganjurkan pada keluarga/ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang
seimbang pada anaknya, dengan tetap memberikan nutrisi yang seimbang
pada anaknya, yaitu menu yang mengandung

1
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, contohnya nasi, sayur,
ikan, tempe, telur, buah, dan susu.
E/ Ibu bersedia untuk memberikan nutrisi yang cukup pada anaknya.
3. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan perorangan dan
lingkugan.
E/ Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan perorangan anaknya dan
lingkungan.
4. Menganjurkan pada keluarga/ibu untuk membersihkan hidung setiap kali
kotor karena anak pilek yaitu dengan cara menggunakan tisu/sapu tangan
agar mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih
parah nantinya.
E/ Ibu bersedia untuk membersihkan hidung setiap kali kotor pada
anaknya.
5. Berikan KIE pada ibu tentang rasa nyaman saat istirahat
E/ Ibu bersedia melakukan anjuran bidan agar anaknya istirahat yang cukup.
6. Berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan terapi obat Paracetamol
tablet, N-Asetil Sistein Kapsul, Klorfeniramin Maleat (CTM), dan Asam
Akorbat (Vit C) secara puyer.
E/ Terapi obat sudah diberikan, ibu bersedia untuk meminumkan obat pada
anaknya.
7. Menganjurkan ibu untuk membawa anaknya kontrol ulang jika terjadi tanda
bahaya pada anak, seperti anak sukar bernafas/sesak nafas, terlihat tarikan
dinding dada saat nafas, anak tidak mau minum, anak selalu memuntahkan
semua yang telah dimakan dan anak mengalami kejang.
E/ Ibu bersedia untuk kontrol ulang bila terjadi tanda bahaya pada anak.

1
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari asuhan kebidanan neonatus yang dilakukan, didapatkan kesimpulan:
1. Asuhan kebidanan neonatus dilakukan dengan teknik pendekatan manajemen
asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian dan analisa data dasar. Pada langkah
ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap.
2. Diagnosa Asuhan kebidanan neonatus ditegakkan berdasarkan adanya pemeriksaan
umum, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
3. Diagnosa masalah yang mungkin muncul yaitu otitis media akut, rinosinusitis,
epistaksis, dan pneumonia
4. Diperlukan tindakan segera, kolaborasi atau rujukan apabila terjadi masalah
5. Rencana tindakan yang telah disusun bertujuan agar pasien mendapatkan
penanganan yang bersih dan aman, sesuai dengan kondisinya dan mencegah
terjadinya komplikasi.
6. Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun tercapai dengan
adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat lebih
meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pasien.
7. Tindakan evaluasi telah diberikan semaksimal mungkin dan sesuai standar
pelayanan/rencana asuhan kebidanan serta komplikasi-komplikasi yang mungkin
terjadi dapat teratasi.
8. Pendokumentasian dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2024

4.2 Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan kepada penulis agar lebih teliti dan cermat dalam penulisan laporan agar tidak
terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan
2. Bagi Institusi
Diharapkan dapat memfasilitasi perpustakaan dengan memperbanyak buku terbitan
tahun terbaru dalam bidang kesehatan.

2
DAFTAR PUSTAKA

WHO.(2015). Penanganan ISPA Pada Anak Di Rumah Sakit Kecil Negara Berkembang Putra, Y.,

& Wulandari, S. S. (2019). Faktor penyebab kejadian ISPA. Jurnal


Kesehatan, 10(1), 37-40.

Wahyuningsih, S., Raodhah, S., & Basri, S. (2017). Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada
Balita di Wilayah Pesisir Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima. HIGIENE:
Jurnal Kesehatan Lingkungan, 3(2), 97-105.

Dinkes Magelang (2023). Apa itu ISPA dan Bagaimana Penangannya. Retrieved from:
https://dinkes.magelangkab.go.id/2023/09/27/apa-itu-ispa-apakah-ispa-berbahaya-lalu-
bagaimana-penanganannya/

Anda mungkin juga menyukai