Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN AKHIR

PRAKTIK KEBIDANAN PK FISIOLOGIS PADA ASUHAN


KEBIDANAN KEHAMILAN
PADA Ny “AP” USIA 20 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 38
MINGGU 4 HARI PRESKEP U PUKA T/H INTRAUTERIN
DENGAN MASALAH KEPUTIHAN
DI UPTD PUSKESMAS 1 MENGWI

OLEH
KELOMPOK 1
Pembimbing : Ni Komang Erny Astiti, SKM., M.Keb

1. Ni Kadek Ristya Yundarini (P07124220001)


2. Ni Luh Kade Manik Wulandari (P07124220002)
3. Ni Made Desri Purwani (P07124220003)
4. Putu Diah Aryani (P07124220004)
5. Ni Putu Ayu Maharani (P07124220005)
6. Ni Luh Gede Sri Adnyawati (P07124220006)
7. Ni Putu Vika Suryandani (P07124220007)
8. Ni Made Septy Ardiani (P07124220008)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEBIDANAN PK FISIOLOGIS


PADA KASUS ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN Ny “AP” USIA 20
TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 38 MINGGU 4 HARI PRESKEP U
PUKA T/H INTRAUTERIN DENGAN MASALAH KEPUTIHAN
DI UPTD PUSKESMAS 1 MENGWI
TANGGAL 14 MARET 2023

OLEH:
KELOMPOK 1
TELAH DISAHKAN
MANGUPURA, MARET 2023
Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan

Ni Komang Erny Astiti, SKM., M.Keb Bdn. Ni Putu Indu Rastiti, SST
NIP. 198305082005012002 NIP.198202132006042023

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan

Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T.,M.Biomed


NIP. 197002181989022002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat yang telah Beliau berikan kepada penulis, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan laporan akhir mengenai “Praktik Kebidanan PK Fisiologis pada
Asuhan Kebidanan Kehamilan di UPTD PUSKESMAS 1 MENGWI”
Dengan selesainya penulisan laporan akhir ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu kelancaran penulisan laporan
akhir ini, yakni :
1. Ibu Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T.,M. Biomed selaku Ketua Jurusan
Kebidanan yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan praktik.
2. Ibu Ni Wayan Armini, SST.,M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan.
3. Ibu Ni Komang Erny Astiti, SKM., M.Keb selaku Penanggung Jawab dan
sekaligus Pembimbing Institusi dalam Praktik Kebidanan PK Fisiologis
4. Ibu Bdn. Ni Putu Indu Rastiti, SST selaku Pembimbing Lapangan di UPTD
PUSKESMAS 1 MENGWI.
5. Semua pihak tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang membantu
penyelesaian laporan akhir praktik kebidanan PK Fisiologis ini.
Dalam laporan ini kami menyadari bahwa laporan yang baik akan menjadi
lebih baik jika mendapat aspirasi dari pembaca. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan
akhir kami ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Mangupura, 17 Maret 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................ 3
C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus ............................................ 4
D. Manfaat Penulisan Laporan ............................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5
A. Definisi Kehamilan ........................................................................... 5
B. Fisiologi Kehamilan .......................................................................... 5
C. Standar Asuhan Kehamilan ............................................................. 11
D. Tanda dan Gejala Kehamilan .......................................................... 11
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan .............................. 12
F. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil ............................................................ 13
G. Ketidaknyamanan Ibu Hamil dan Cara Mengatasi ......................... 15
H. Deteksi Dini Komplikasi pada Ibu Hamil ....................................... 22
I. Perubahan yang Terjadi pada Ibu Hamil ......................................... 27
J. Hak- Hak Wanita Hamil .................................................................. 27
K. Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal dan Kunjungan Ulang ......... 28
L. Data Fokus Pada Kasus Yang Diasuh ............................................. 31
BAB III TINJAUAN KASUS .................................................................... 36
A. Data Subjektif .................................................................................. 36
B. Data Objektif ................................................................................... 40
C. Analisa ............................................................................................. 42
D. Penatalaksanaan .............................................................................. 42
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................... 45
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 47
A. Kesimpulan...................................................................................... 47

iv
B. Saran ................................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 49

v
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa kehamilan merupakan penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Apabila dihitung dari saat fertilisasi

hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung sekitar 40 minggu

atau 10 bulan atau 9 bulan (Walyani, 2015:69). Pada masa kehamilan penting

untuk memeriksakan kehamilan, oleh karena itu ibu hamil perlu mengakses

pelayanan kehamilan di tempat pelayanan kesehatan. Pelayanan kehamilan ini

dapat dilakukan selama rentang usia kehamilan yang jenis pelayanannya

dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimester pertama, trimester

kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan

harus memenuhi standar pelayanan 10 T dan melakukan pemeriksaan minimal

6 kali selama masa kehamilan, hal ini sesuai dengan pernyataan yang

tercantum pada Pasal 13 dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Sesudah

Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, Dan Pelayanan Kesehatan Seksual.

Kesakitan dan kematian ibu hamil masih menjadi masalah besar di negara

berkembang. Menurut WHO diperkirakan lebih dari 585.000 ibu meninggal

saat hamil atau bersalin. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan kematian ibu

pada masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh faktor

obstetrik dan non obstetrik per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu

(AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat,

status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan

1
kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan

dan masa nifas.

Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan

keluarga di Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627

kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan

tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. Berdasarkan penyebab, sebagian besar

kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan sebanyak 1.330

kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan gangguan

sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus.

Angka Kematian Ibu di Bali tahun 2020 sebesar 83,8 per 100.000

kelahiran hidup, jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 67,6 per

100.000 kelahiran hidup, terjadi peningkatan yang cukup besar. Peningkatan

kasus kematian pada tahun 2020 sebesar 56 kasus, sedangkan Angka

Kematian ibu di Kabupaten Buleleng pada tahun 2020 adalah 64/100.000 KH,

angka tersebut telah memenuhi target RPJMN 2020-2024 sebesar 183/100.000

KH. Adapun penyebab kematian ibu yakni hipertensi dalam kehamilan

sebanyak 1 kasus, gangguan metabolik sebanyak 3 kasus, dan penyebab

lainnya sebanyak 3 kasus. Meskipun sudah berada di bawah target nasional

maupun daerah, angka kematian ibu tetap dipergunakan sebagai indikator

utama dalam menentukan keberhasilan dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng,

mengingat fase kehamilan merupakan fase yang sangat menentukan kualitas

kesehatan masyarakat.

Upaya percepatan penurunan AKI dilakukan dengan menjamin agar setiap

ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti

2
pelayanan kesehatan ibu hamil. Ibu hamil mendapat pelayanan oleh tenaga

kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Bidan sebagai tenaga kesehatan

dalam menjalankan tugasnya berwenang untuk memberikan asuhan kebidanan

pada masa kehamilan normal, hal ini sesuai dengan isi UU No. 4 Tahun 2019

Tentang Kebidanan.

Mahasiswa bidan perlu meningkatkan kompetensinya dalam memberikan

pelayanan kebidanan yang sesuai standar dan kebutuhan masyarakat dengan

melaksanakan praktik langsung dengan pendekatan holistic kepada pasien.

Dalam hal ini, wahana praktik seperti klinik, puskesmas dan rumah sakit dapat

menjadi tempat yang tepat, dengan demikian, mahasiswa dapat memperoleh

pengalaman, mengetahui perbedaan teori dan kondisi di lapangan, dan

meningkatkan kompetensinya. Oleh karena pentingnya mahasiswa bidan

melakukan praktik langsung pada pasien nyata di wahana praktik, maka

dilaksanakan Praktik Kebidanan Fisiologis Holistik Kehamilan. Melalui

praktik ini mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori yang

diperoleh saat proses belajar mengajar di wahana praktik, memperoleh

pengalaman dan meningkatkan kompetensinya sehingga dapat memberikan

asuhan yang menyeluruh.

B. Tujuan
A. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan kehamilan sesuai standar pada ibu hamil
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
B. Tujuan Khusus
1. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada kehamilan secara
fisiologis.

3
2. Mampu membuat pendokumentasikan asuhan kebidanan dengan
metode SOAP.

C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus


Pengambilan kasus dilakukan pada tanggal 14 Maret 2023 di UPTD
PUSKESMAS 1 MENGWI.
D. Manfaat Penulisan Laporan
1. Manfaat Praktis
a Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
khususnya pada pelayanan yang diberikan pada ibu hamil.
b Bagi Bidan
Bidan diharapkan mampu menambah pengetahuan serta
keterampilannya dan melakukan kolaborasi dalam penatalaksanaan
pada pelayanan yang diberikan pada ibu hamil dan meningkatkan
pelayanan pada ibu hamil untuk meminimalkan risiko komplikasi
yang terjadi pada masa kehamilan dan persalinan nantinya.
2. Manfaat Teoritis
a Bagi Mahasiswa
Memperluas dan menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya
tentang asuhan kebidanan kehamilan dan diharapkan mahasiswa
mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil.

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari), dan terbagi dalam periode 3 triwulan / trimester (Nugroho,
2014). Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester. Trimester pertama
berlangsung selama 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-
13 hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28
hingga minggu ke 40) (Prawirohardjo, 2009).

B. Fisiologi Kehamilan
1. Proses Kehamilan
Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu
kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan
kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran
bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi (Sitanggang
dkk, 2012).
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35
tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses
pematangan dan terjadi ovulasi (Manuaba, 2010:75). Setiap bulan
wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung telur
(ovulasi) yang ditangkap oleh umbai- umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur (Dewi dkk, 2010:59). Pelepasan telur (ovum) hanya
terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus menstruasi
normal28 hari (Bandiyah, 2009:1)
b. Spermatozoa
Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus). Leher yang

5
menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat
bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor
kira-kira sepuluh kali bagian kepala. Secara embrional,
spermatogonium berasal dari sel-sel primitive tubulus testis. Setelah
bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak
mengalami perubahan sampai akil balig (Dewi dkk, 2011: 62).
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang
kompleks, spermatogonium berasal dari primitive tubulus, menjadi
spermatosid pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid,
akhirnya spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa mengalami
kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba
falopii. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genetalia wanita
dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk
mengadakan konsepsi (Manuaba, 2010:76-77).
c. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/koitus) terjadi
ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina
wanita, dimana akan melepaskan cairan mani berisi sel sel sperma ke
dalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi dalam masa
ovulasi, maka ada kemungkinan sel sperma dlm saluran reproduksi
wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan
pada saat ovulasi. Pertemuan sel sperma dan sel telur inilah yang
disebut sebagai konsepsi/fertilisasi (Dewi dkk, 2011:67). Fertilisasi
adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang
biasanya berlangsung di ampula tuba (Saifuddin, 2010:141).
Menurut Manuaba dkk (2010:77-79), keseluruhan proses konsepsi
berlangsung seperti uraian dibawah ini:
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona
radiate yang mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah
sitoplasma yang vitelus.
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona

6
pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran zona
pelusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling
luas yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang
mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama di
dalam ampula tuba.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
d. Nidasi atau Implantasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada depan atau
belakang rahim dekat fundus uteri. Terkadang pada saat nidasi terjadi
sedikit perdarahan akibat luka desidua yang disebut tanda Hartman
(Dewi dkk, 2011:71).
Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula
disebut blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya adalah
trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa
inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas akan
berkembang menjadi plasenta. Sejak trofoblas terbentuk, produksi
hormone hCG dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwa
endometrium akan menerima (reseptif) dalam proses implantasi
embrio (Saifuddin, 2010:143).
e. Plasentasi
Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan
kehamilan dan perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh
jaringan janin dan ibu untuk dijadikan instrumen transfer nutrisi
penting (Afodun et al, 2015). Plasentasi adalah proses pembentukan
struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke dalam
endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi
berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi (Saifuddin,
2010:145).
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas,
umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan

7
sekitar 16 minggu. Plasenta dewasa/lengkap yang normal memiliki
karakteristik berikut:
1) Bentuk budar /oval
2) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
3) Berat rata-rata 500-600 gr.
4) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di
tengah/sentralis, disamping/lateralis, atau tepi ujung
tepi/marginalis.
5) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (katiledon)
yang diliputi selaput tipis desidua basialis.
6) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh
korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
7) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu)
meningkat sampai 600-700 cc/ menit (aterm) (Dewi dkk,
2011:84).
f. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi
Menurut dewi dkk (2011:72-80) pertumbuhan dan
perkembangan embrio dari trimester 1 sampai dengan trimester 3
adalah sebagai berikut:
1) Trimester 1
a) Minggu ke-1
Disebut masa germinal. Karekteristik utama masa germinal
adalah sperma membuahi ovum yang kemudian terjadi
pembelahan sel (Dewi dkk, 2011:72).
b) Minggu ke-2
Terjadi diferensiasi massa seluler embrio menjadi dua lapis
(stadium bilaminer). Yaitu lempeng epiblast (akan menjadi
ectoderm) dan hipoblast (akan menjadi endoderm). Akhir
stadium ini ditandai alur primitive (primitive streak) (Dewi
dkk, 2011:73)
c) Minggu ke-3

8
Terjadi pembentukan tiga lapis/lempeng yaitu ectoderm dan
endoderm dengan penyusupan lapisan mesoderm diantaranya
diawali dari daerah primitive streak (Dewi dkk, 2011:73)
d) Minggu ke-4
Pada akhir minggu ke-3/awal minggu ke-4, mulai terbentuk
ruas-ruas badan (somit) sebagai karakteristik pertumbuhan
periode ini. Terbentuknya jantung, sirkulasi darah, dan saluran
pencernaan (Dewidkk, 2011:73)
e) Minggu ke-8
Pertumbuhan dan diferensiasi somit terjadi begitu cepat,
sampai dengan akhir minggu ke-8 terbentuk 30-35 somit,
disertai dengan perkembangan berbagai karakteristik fisik
lainnya seperti jantungnya mulai memompa darah. Anggota
badan terbentuk dengan baik (Dewi dkk, 2011:74)
f) Minggu ke -12
Beberapa system organ melanjutkan pembentukan awalnya
sampai dengan akhir minggu ke-12 (trimesterpertama). Embrio
menjadi janin. Gerakan pertama dimulai selama minggu ke
12. Jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi urine
(Dewi dkk, 2011:74)
2) Trimester II
a) Sistem Sirkulasi
Janin mulai menunjukkan adanya aktivitas denyut jantung dan
aliran darah. Dengan alat fetal ekokardiografi, denyut jantung
dapat ditemukan sejak minggu ke-12.
b) Sistem Respirasi
Janin mulai menunjukkan gerak pernafasan sejak usia sekitar
18 minggu. Perkembangan struktur alveoli paru sendiri baru
sempurna pada usia 24-26 minggu. Surfaktan mulai diproduksi
sejak minggu ke-20, tetapi jumlah dan konsistensinya sangat
minimal dan baru adekuat untuk pertahanan hidup ekstrauterin
pada akhir trimester III.

9
c) Sistem Gastrointestinal
Janin mulai menunjukkan aktivitas gerakan menelan sejak usia
gestasi 14 minggu. Gerakan mengisap aktif tampak pada 26-28
minggu. Secara normal janin minum air ketuban 450 cc setiap
hari. Mekonium merupakan isi yang utama pada saluran
pencernaan janin, tampak mulai usia 16 minggu.
d) Sistem Saraf dan Neuromuskular
Sistem ini merupakan sistem yang paling awal mulai
menunjukkan aktivitasnya, yaitu sejak 8-12 minggu, berupa
kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi lokal. Sejak
usia 9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-alat gerak,
dengan refleks- refleks dasar yang sangat sederhana.
e) Sistem Urinarius
Glomerulus ginjal mulai terbentuk sejak umur 8minggu. Ginjal
mulai berfungsi sejak awal trimester kedua dan dalam vesika
urinaria dapat ditemukan urine janin yang keluar melalui uretra
dan bercampur dengan cairan amnion.
f) Sistem Endokrin
Kortikotropin dan Tirotropin mulai diproduksi di hipofisis
janin sejak usia 10 minggu mulai berfungsi untuk merangsang
perkembangan kelenjar suprarenal dan kelenjar tiroid. Setelah
kelenjar-kelenjar tersebut berkembang, produksi dan sekresi
hormon-hormonnyajuga mulai berkembang.
3) Trimester III
a) Minggu ke-28
Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubun bokong adalah
sekitar 25 cm dan berat janin sekitar 1.100 g (Dewi dkk,
2010:79). Masuk trimester ke-3, dimana terdapat
perkembangan otak yang cepat, sistem saraf mengendalikan
gerakan dan fungsi tubuh, mata mulai membuka (Saifudin,
2010: 158). Surfaktan mulai dihasilkan di paru-paru pada usia

10
26 minggu, rambut kepala makin panjang, kukukuku jari mulai
terlihat (Varney, 2007:511).
b) Minggu ke-32
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk
persiapan pemisahan bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-43
cm dan panjang ubun-ubun bokong sekitar 28 cm dan berat
sekitar 1.800 gr Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor.
(Dewi dkk, 2010:80). Bila bayi dilahirkan ada kemungkinan
hidup 50-70 % (Saifuddin, 2010:159).
c) Minggu ke-36
Berat janin sekitar 1.500-2.500 gram. Lanugo mulaiberkurang, saat
35 minggu paru telah matur, janin akandapat hidup tanpa kesulitan
(Saifuddin, 2010:159). Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia
tidak bisa bergerak atau berputar banyak. (Dewi dkk, 2010:80).
Kulit menjadi halus tanpa kerutan, tubuh menjadi lebih bulat
lengan dan tungkai tampak montok. Pada janin laki-laki biasanya
testis sudah turun ke skrotum (Varney, 2007:511).
d) Minggu ke-38
Usia 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan
meliputi seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih
dalam batas normal (Saifuddin,2010:159).

C. Standar Asuhan Kehamilan


Kunjungan Ante-natal Care (ANC) minimal :
A. Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu).
B. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu).
C. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu).

D. Tanda dan Gejala Kehamilan


Tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu tanda pasti, tanda
tidak pasti dan tanda dugaan.
a) Tanda pasti hamil
a) Terdengar denyut jantung janin (DJJ)
b) Terasa gerakan janin

11
c) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan,
adanya gambaran embrio
b) Tanda tidak pasti hamil
a) Rahim membesar
b) Tanda hegar
c) Tanda Chadwick
d) Tanda Piskacek
e) Braxton hicks
f) BMR meningkat
g) Ballottement positif
h) Tes urine kehamilan (tes HCG) positif
c) Dugaan hamil
a) Amenore/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat
haid)
b) Nausea, anoreksia, emesia, dan hipersalivasi
c) Pusing
d) Sering buang air kecil
e) Opstipasi
f) Hiperpigmentasi: striae, cloasma, linea nigra
g) Varises
h) Payudara menegang
i) Perubahan perasaan
j) Berat badan bertambah

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan


Faktor-Faktor adalah segala hal yang dapat menghasilkan sesuatu
yang positif maupun Negatif, atau disebut asal usul suatu masalah. Ada
tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor
psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
a. Faktor fisik ibu hamil adalah faktor yang berpengaruh utama pada
kondisi tubuh Ibu hamil.

12
b. Psikologis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan berupa
Stresor yang berlangsung ke atau otak manusia untuk selanjutnya
dipahami dan diterapkan untuk melakukan suatu kegiatan.
c. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Faktor ini
mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas
kesehatan dan tentu saja ekonomi. Faktor ketiga ini berpengaruh
terhadap perawatan ibu hamil dan pelayanan kesehatan tumbuh
kembang janin oleh ibu hamil.
F. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
a. Kebutuhan nutrisi (Saminem, 2008)
Pada saat ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi
bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal. Gizi pada
waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil
seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat
besi dan minum cukup cairan (menu seimbang).
b. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih . konstipasi
terjadi karena adanya pengaruh hormone progesterone yang
mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus.
Selain itu, desakan oleh pembesaran janin juga menyebabkan
bertambahnya kontipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak
minum air putih (Saminem, 2008)
c. Istirahat
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya berat
pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu
akan mengalami kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat
penting untuk ibu hamil. Pada trimester akhir kehamilan sering
diiringi dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu
kesulitan untuk menentukan posisi yang paling baik dan nyaman
untuk tidur. Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring

13
ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal
dengan bantal , dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal
dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri (Saminem, 2008).
d. Aktivitas
Seorang wanita boleh mengerjakan aktivitas sehari-hari asal hal
tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita
pekerja ia boleh tetap masuk kantor sampai menjelang partus
(Saminem, 2008).
e. Persiapan laktasi
Persiapan menyusui pada kehamilan merupakan hal yang penting
karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk
menyusui bayinya. Untuk itu ibu hamil sebaiknya masuk dalam kelas
“bimbingan persiapan menyusui”(BPM). Suatu pusat pelayanan
kesehatan (RS, RB, Puskesmas) harus mempunyai kebijakan yang
berkenaan dengan pelayanan ibu hamil yang menunjang keberhasilan
menyusui. Pelayanan pada BPM terdiri dari penyuluhan tentang
keunggulan ASI, manfaat rawat gabung, perawatan putting susu,
perawatan bayi, gizi ibu hamil dan menyusui, keluarga berencana
(Saminem, 2008).
f. Personal Hygine
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama
lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara
dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut ,
perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi
berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual
selama hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan
dapat menimbulkan karies gigi (Saminem, 2008).
g. Pakaian
Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung
terhadap kesejahteraan ibu dan janin, Beberapa hal yang perlu

14
diperhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah memenuhi kriteria
berikut ini :
1) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat
pada daerah perut.
2) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.
3) Memakai bra yang menyokong payudara.
4) Memakai sepatu dengan hak yang rendah.
5) Pakaian dalam yang selalu bersih (Saminem, 2008)
6) Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama Tidak ada
riwayat penyakit seperti. :
1) Sering abortus dan kelahiran premature.
2) Perdarahan pervaginam.
3) Koitus harus dilakukan dengan hati – hati terutama pada
minggu terakhir kehamilan.
4) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat
menyebabkan infeksi janin intrauteri. (Saminem, 2008)
G. Ketidaknyamanan Ibu Hamil dan Cara Mengatasi
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu,
yang semuanya membutuhkan adaptasi, baik fisik maupun psikologis.
Meskipun normal, tetap perlu diberikan pencegahan danperawatan.
a. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester I dan Cara Mengatasinya :
1. Mudah Lelah
Melonjaknya hormon progesteron di awal kehamilan bisa
membuatmu mudah lelah dan mengantuk. Hal ini karena tubuhmu
sedang bekerja keras untuk menunjang pertumbuhan janin di
dalam kandungan dan beradaptasi dengan segala perubahan yang
terjadi di dalam tubuh. Jika kamu mengalaminya, cobalah untuk
lebih banyak beristirahat. Biasakan untuk tidur siang sejenak dan
cukupi waktu tidur sebanyak 7-9 jam setiap malam. Meski
kelelahan, bukan berarti kamu dilarang untuk beraktivitas sama
sekali. Jangan lupa untuk tetap berolahraga ringan karena

15
aktivitas fisik ini bisa meningkatkan staminamu. Bila kamu tidak
biasa berolahraga, konsultasikan dengan dokter kandunganmu
dan tanyakan olahraga jenis apa yang bisa kamu lakukan saat
hamil. Pastikan juga kamu mendapat asupan zat besi dan folat
yang cukup. Kekurangan nutrisi ini bisa memicu anemia, yakni
kondisi yang dapat menyebabkan kamu menjadi lemas dan sangat
lelah. Folat juga penting untuk mencegah cacat bawaan lahir atau
kelainan saraf pada janin.
2. Sering mual
Pada trimester pertama ini, indera penciumanmu juga cenderung
menjadi lebih sensitif. Hal tersebut mungkin bisa memicu rasa
mual ketika mencium aroma-aroma tertentu. Rasa mual biasanya
mulai terjadi paling cepat di tiga minggu pertama kehamilan.
Kondisi ini terjadi akibat meningkatnya hormon estrogen dan
progesteron yang menyebabkan pergerakan saluran cerna
melambat. Kamu dapat merasakan mual kapan pun, namun
kebanyakan wanita hamil merasakan mual paling parah di pagi
hari, sehingga biasa disebut morning sickness. Guna
mengatasinya, kamu disarankan untuk menghindari makanan
yang memiliki aroma kuat atau berbau tajam. Pilihlah makanan
rendah lemak dan mudah dicerna. Kamu juga disarankan untuk
makan dalam porsi sedikit tapi sering. Mual saat hamil
sebenarnya normal dan tidak berbahaya. Namun jika rasa mual
sudah parah dan membuatmu sering muntah, kondisi ini dapat
mengurangi asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuhmu dan
janin. Keluhan ini juga berisiko menyebabkan dehidrasi. Bila ini
terjadi, kamu disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter.
Bila perlu, dokter akan memberikan obat pereda mual agar kamu
bisa menikmati makananmu dan tidak muntah.
3. Kepala terasa pusing
Pusing saat hamil sering dirasakan sebagai sensasi seperti ingin
pingsan atau kepala terasa seperti berputar. Ketidaknyamanan ini

16
bisa disebabkan oleh pembuluh-pembuluh darah yang melebar
dan menurunnya tekanan darah. Keadaan ini juga mungkin bisa
terjadi akibat gula darah yang menurun, karena pada saat ini
kamu sedang beradaptasi dengan metabolisme tubuhmu yang
berubah karena kehamilan. Jika mengalaminya, kamu disarankan
untuk menghindari berdiri terlalu lama, berdiri secara perlahan
setelah duduk atau tiduran, dan hindari aktivitas fisik berat. Bila
pusing tiba-tiba muncul saat berdiri, kamu dianjurkan untuk
beristirahat sejenak dengan berbaring di sisi kiri tubuhmu.
4. Payudara terasa nyeri
Rasa nyeri pada payudara bisa juga disertai dengan
pembengkakan. Kondisi tersebut terjadi karena saat ini
payudaramu sedang mempersiapkan saluran ASI untuk menyusui
Si Kecil nantinya. Untuk mengurangi ketidaknyamanan tersebut,
kamu bisa memakai bra dengan ukuran yang lebih besar dari
biasanya, atau kenakan bra yang bisa menopang payudaramu,
seperti bra khusus untuk ibu hamil.
5. Suasana hati kacau
Meski kehamilan merupakan hal yang dinantikan oleh sebagian
besar wanita hamil, tapi ternyata kehamilan bisa membuat stres
dan mengacaukan suasana hati. Hal ini bisa terjadi akibat
perubahan hormon kehamilan, rasa lelah, dan pikiran-pikiran
negatif atau rasa cemas terkait kehamilan atau parenting setelah
bayi lahir.

b. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester II dan cara mengatasinya


1. Pusing
Pusing merupakan keluhan yang sering terjadi selama kehamilan,
termasuk saat memasuki trimester 2. Hal ini karena terjadi
perubahan sirkulasi darah saat hamil. Untuk mengatasinya, Bumil
disarankan untuk langsung duduk atau beristirahat saat rasa pusing
muncul. Sedangkan untuk mencegahnya, cukupi kebutuhan cairan
dengan memperbanyak minum air putih, hindari berdiri terlalu

17
lama, serta bangun secara perlahan-lahan setelah duduk atau
berbaring.
2. Hidung tersumbat
Saat hamil, perubahan hormon dapat memicu membengkaknya
membran pada hidung. Pembengkakan ini akan membuat hidung
tersumbat. Untuk mengatasi keluhan tersebut, Bumil bisa
melakukan penanganan alami, seperti membilas hidung dengan
larutan saline (saline drop) atau memasang alat pelembap udara di
dalam ruangan. Kedua cara ini dinilai aman untuk mengatasi
hidung tersumbat saat hamil. Jika hidung tersumbatnya cukup
menggangu dan ibu ragu untuk menggunakan larutan salin,
sebaiknya berkonsultasi ke dokter dulu ya, Bumil.
3. Masalah pada gigi dan gusi
Peningkatan sirkulasi darah ke gusi selama kehamilan bisa
membuat gusi menjadi lebih sensitif. Hal ini akan membuat gusi
lebih mudah berdarah. Selain itu, muntah yang berlebihan selama
kehamilan juga bisa merusak lapisan terluar gigi (enamel) dan
meningkatkan risiko terjadinya gigi berlubang. Oleh karena itu, ibu
hamil disarankan untuk menggunakan sikat gigi berbulu halus dan
menyikat gigi secara perlahan. Selain itu, jangan lupa untuk
melakukan pemeriksaan ke dokter gigi secara rutin, agar kesehatan
gigi dan mulut selama kehamilan tetap terjaga.
4. Perubahan kulit
Saat memasuki kehamilan trimester 2 ini, Bumil jangan kaget
melihat perubahan pada kulit, seperti munculnya noda hitam pada
wajah dan munculnya garis-garis kemerahan di perut. Kondisi ini
terjadi karena produksi melanin yang meningkat akibat perubahan
hormon saat kehamilan. Selain pengaruh hormonal, kemunculan
noda hitam dan garis kemerahan ini juga bisa dipicu oleh paparan
sinar matahari. Nah, karenanya, Bumil disarankan untuk
menghindari paparan sinar matahari secara langsung. Jika ingin
melakukan aktivitas di luar ruangan pada siang hari, jangan lupa

18
menggunakan pelindung, seperti payung, topi, dan mengoleskan
tabir surya ke kulit.
5. Kram kaki
Selama trimester 2, mungkin Bumil akan merasakan kram kaki,
khususnya di malam hari. Ada beragam faktor yang dapat
menyebabkan munculnya keluhan ini, mulai dari perubahan
hormon, perubahan berat badan, dehidrasi, hingga kelelahan. Maka
dari itu, sebelum tidur, lakukanlah peregangan pada otot-otot betis
guna mencegah munculnya keluhan ini. Bumil juga bisa
mengatasinya dengan merendam kaki dalam air hangat atau
memijat kaki secara perlahan. Hal yang tidak boleh Bumil lupakan
adalah mencukupi kebutuhan cairan.
6. Sakit punggung
Seiring bertambahnya usia kehamilan, pertambahan ukuran perut
dan kenaikan berat badan dapat menyebabkan nyeri punggung dan
panggul pada ibu hamil. Hal ini karena tulang belakang harus
menopang beban tubuh ibu hamil dan janin. Untuk mengatasi
ketidaknyamanan akibat sakit punggung saat kehamilan, Bumil
bisa mengikuti beberapa program latihan senam atau latihan fisik
khusus yang dapat digunakan untuk menguatkan tulang belakang
dan perut. Agar lebih aman, selalu diskusikan terlebih dahulu
dengan dokter sebelum memilih program latihan tertentu.

Selain beberapa keluhan di atas, Bumil juga bisa merasakan


morning sickness di trimester kedua. Untuk mengatasi keluhan
tersebut, Bumil bisa melakukan cara mengatasi morning sickness
secara alami. Agar tetap nyaman saat beraktivitas, Bumil juga bisa
mengenakan baju hamil. Ketidaknyamanan bisa terjadi pada usia
kehamilan berapa pun, termasuk di trimester dua yang katanya
paling nyaman. Bumil harus lebih peka untuk mengenali apakah
ketidaknyamanan tersebut adalah hal yang normal atau tidak. Ingat,
lakukan kontrol rutin ke dokter, agar kondisi Bumil dapat terpantau
dengan baik.

19
c. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III dan Cara Mengatasinya
1. Rasa Lelah
Pertambahan berat badan dan membesarnya ukuran janin bisa
membuat ibu hamil lebih mudah kelelahan. Untuk mengatasi hal
tersebut, Bumil bisa melakukan hal-hal berikut ini:
a. Memperbanyak waktu istirahat. Ketika memasuki trimester
ketiga, Bumil dianjurkan untuk memperbanyak istirahat dan
tidur lebih awal. Bila Bumil masih bekerja, ambillah waktu
sebentar pada jam istirahat untuk memejamkan mata atau
merebahkan diri.
b. Mengonsumsi makanan sehat setiap hari, untuk menambah
tenaga dan mencukupi kebutuhan nutrisi harian Bumil.
Makanan yang baik untuk Bumil konsumsi antara lain roti
gandum, kacang walnut, sayuran, dan buah-buahan.
c. Rutin melakukan olahraga, seperti berjalan kaki, berenang,
atau yoga untuk ibu hamil. Olahraga rutin bisa mengurangi
rasa lelah yang Bumil alami selama trimester akhir ini.
Luangkan waktu untuk berolahraga setidaknya 20 hingga 30
menit setiap hari.
d. Minum air putih yang cukup. Selama hamil, Bumil perlu
mencukupi kebutuhan cairan tubuh, untuk mencegah dehidrasi.
e. Membatasi kegiatan yang tidak penting. Jika Bumil
membutuhkan bantuan untuk melakukan sesuatu, jangan ragu
meminta bantuan suami atau keluarga.
2. Nyeri punggung
Nyeri punggung saat kehamilan trimester tiga umumnya terjadi
karena punggung Bumil harus menopang bobot tubuh yang lebih
berat. Rasa nyeri ini juga dapat disebabkan hormon relaksin yang
mengendurkan sendi di antara tulang-tulang di daerah panggul.
Kendurnya sendi-sendi ini bisa memengaruhi postur tubuh dan
memicu nyeri punggung. Pada beberapa kondisi, bobot bayi yang

20
begitu berat juga bisa menyebabkan nyeri vagina. Untuk mengatasi
hal tersebut, Bumil bisa melakukan tips berikut ini:
a. Melakukan olahraga dan latihan panggul. Saat hamil, olahraga
dan latihan panggul, seperti senam hamil, senam Kegel, dan
melakukan peregangan kaki secara rutin, dinilai efektif untuk
mengurangi nyeri punggung Bumil.
b. Meletakkan bantal di punggung saat tidur untuk mendukung
punggung dan perut Bumil. Jika Bumil tidur dengan posisi
miring, letakkan bantal di antara tungkai.
c. Duduk dengan tegak dan gunakan kursi yang menopang
punggung dengan baik.
d. Menggunakan sepatu yang nyaman. Bumil bisa memilih sepatu
dengan hak rendah, karena sepatu model ini lebih baik untuk
menopang punggung.
e. Mengompres punggung dengan handuk hangat.
3. Bolak-balik ke toilet
Semakin mendekati persalinan, janin akan bergerak turun ke area
panggul dan membuat Bumil merasakan adanya tekanan pada
kandung kemih. Kondisi tersebut mungkin bisa membuat frekuensi
buang air kecil meningkat dan membuat urine mudah keluar saat
Bumil bersin atau tertawa. Pastinya melelahkan jika harus bolak-
balik ke toilet. Nah, untuk mengatasi hal tersebut, Bumil bisa
melakukan tips berikut:
a. Hindari minum minuman berkafein, seperti kopi, teh, atau
minuman bersoda, karena bisa membuat Bumil lebih sering
buang air kecil.
b. Pastikan minum air putih setidaknya 8 gelas sehari. Namun,
jangan minum sebelum tidur.
c. Jangan menahan rasa ingin buang air kecil, karena hal ini
mungkin bisa meningkatkan frekuensi ke toilet.
4. Sesak napas

21
Otot yang berada di bawah paru-paru dapat tergencet oleh rahim
yang terus membesar. Hal ini membuat paru-paru sulit untuk
mengembang dengan sempurna, sehingga kadang bisa membuat
ibu hamil sulit untuk bernapas. Jika Bumil mengalami hal
demikian, cobalah lakukan hal-hal berikut:

a. Topang kepala dan bahu dengan bantal ketika tidur, untuk


mengatasi sesak napas pada ibu hamil saat tidur.
b. Lakukan olahraga ringan secara rutin untuk memperbaiki
posisi tubuh, sehingga paru-paru bisa mengembang dengan
baik.
c. Namun jika rasa sesak tidak kunjung membaik, jangan ragu
untuk segera ke dokter ya, Bumil.
5. Dada terasa panas/terbakar
Rasa terbakar di dada sering dialami oleh ibu hamil pada kehamilan
trimester ketiga. Kondisi ini disebabkan oleh asam lambung naik
akibat perubahan hormon yang menyebabkan otot lambung
menjadi rileks dan tertekannya lambung oleh rahim yang makin
membesar. Hal tersebut memicu isi dan asam lambung terdorong
naik ke kerongkongan, yang menimbulkan keluhan berupa rasa
panas atau terbakar di dada. Untuk menghindarinya, ada beberapa
langkah yang bisa Bumil lakukan, yaitu:
a. Teliti dalam memilih makanan. Jauhi makanan yang asam,
pedas, berminyak, atau berlemak, dan jauhi minuman yang
mengandung kafein.
b. Makanlah dengan frekuensi lebih sering namun dengan porsi
yang sedikit. Jangan makan sambil berbaring atau mendekati
waktu tidur.
H. Deteksi Dini Komplikasi pada Ibu Hamil
Deteksi dini kehamilan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi
kehamilan. Faktor risiko adalah suatu keadaan atau ciri tertentu pada
seseorang atau suatu kelompok ibu hamil yang dapat menyebabkan risiko

22
atau bahaya kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan. Berdasarkan
Skor Poedji Rochjati faktor risiko dikelompokkan dalam 3 kelompok FR.
I, II, dan III dengan berturut-turut ada 10,8, dan 2.
1. Kelompok Faktor Risiko I: Ada-Potensi-Gawat-Obstetrik/APGO
dengan 7 terlalun dan 3 pernah. Tujuh terlalu adalah primi muda,
primi tua, primi tua sekunder, umur 35 tahun, grande multi, anak
terkecil umur < 2 tahun, tinggi badan rendah 145 cm dan 3 pernah
adalah riwayat obstetrik jelek, persalinan lalu mengalami
perdarahan pasca persalinan dengan infus/transfuse, uri manual,
tindakan pervaginam, bekas operasi sesar.
2. Kelompok FR II : Ada-Gawat-Obstetri/AGO-penyakit ibu,
preeclampsia ringan hamil kembar, hidramnion, hamil serotinus,
IUFD, letak sungsang dan letak lintang.
3. Kelompok FR III : Ada-Gawat-Darurat-Obstetrik/ADGO,
perdarahan antepartum dan preeklampsia berat/eklampsia.
Kelompok risiko berdasarkan jumlah skor pada tiap kelompok, ada 3
kelompok risiko:

1. Kehamilan Risiko Rendah/KRR : jumlah skor 2 dengan kode


warna hijau, selama hamil tanpa FR
2. Kehamilan Risiko Tinggi/KRR : jumlah skor 6-10, kode warna
kuning dapat dengan FR tunggal dari kelompok FR I, II, atau III
dengan FR ganda 2 dari kelompok FR I dan II.
3. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi/KRST : ibu dengan jumlah skor
12 kode warna merah, ibu hamil dengan FR ganda dua atu tiga dan
lebih.
Kehamilan dini secara umum, seorang wanita dikatakan siap secara
fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya (ketika tubuhnya
berhenti tumbuh) yaitu sekitar usia 20 tahun, sehingga usia 20 tahun bisa
dijadikan pedoman kesiapan fisik. Menurut BKKBN (2011) usia ideal
untuk hamil dan melahirkan adalah 20-35 tahun. Kehamilan dini atau
primi muda adalah kelompok Faktor Risiko I dengan skor 4 berdasarkan
skor Poedji Rochjati. Kondisi ini dapat sangat berbahaya bagi ibu dan

23
janin karena pada usia tersebut, ibu belum sepenuhnya matang baik secara
fisik, kognitif, dan psikososial. Keadaan ibu pra – hamil dapat berpengaruh
terhadap kehamilannya. Penyebab tidak langsung kematian maternal ini
antara lain adalah anemia, kurang energi kronis (KEK) dan keadaan “4
terlalu” (terlalu muda / tua, terlalu sering dan terlalu banyak).

Dampak kehamilan dini berdasarkan penelitian oleh Yusiff, dkk


(2017) menunjukkan bahwa wanita muda (<19 tahun pada kehamilan
pertama mereka) memiliki risiko 80% lebih tinggi untuk operasi caesar
untuk kelahiran pertama dan selanjutnya dibandingkan dengan wanita
yang lebih tua (≥ 19 tahun). Selain itu, ibu yang lebih muda memiliki
risiko mortalitas 45% lebih tinggi dan risiko kehilangan bayi 30% dalam 6
minggu pertama setelah kelahiran. Penelitian oleh Moraes, dkk (2018)
menyebutkan bahwa Ibu yang berusia kurang dari 20 tahun menghadapi
risiko yang lebih tinggi untuk eklampsia, anemia, perdarahan, disproporsi
sefalopelvis, persalinan lama dan operasi caesar. Anak-anak yang lahir
dari ibu yang berusia kurang dari 20 tahun berisiko lebih tinggi mengalami
berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, skor Apgar rendah, dan
kematian bayi baru lahir; risiko asfiksia cenderung meningkat pada kasus
tersebut. Selanjutnya, penelitian oleh Kumar, dkk (2017) menyebutkan
bahwa kehamilan pada usia remaja dikaitkan dengan risiko pregnancy
induced hypertension (PIH), pre-eclamptic toxemia (PET), eklampsia,
onset persalinan prematur yang lebih tinggi, kematian janin, dan kelahiran
prematur yang secara signifikan lebih tinggi. Peningkatan morbiditas dan
mortalitas neonatal juga terlihat pada bayi yang lahir dari ibu remaja.
Kelompok remaja yang lebih muda (17 tahun) paling rentan terhadap hasil
kebidanan dan neonatal yang merugikan.
Macam-macam tanda-tanda bahaya kehamilan menurut teori WHO
(2013) terdiri dari, perdarahan pervaginam, nyeri abdomen yang hebat,
berkurangnya gerakan janin, bengkak/oedema pada muka, tangan, kaki;
penglihatan kabur, sakit kepala hebat, demam, muntah-muntah hebat,
keluar cairan tiba-tiba dari vaginam. Faktor resiko yang dapat
menyebabkan timbulnya tanda bahaya kehamilan antara lain, umur ibu

24
hamil < 20 tahun, umur ibu hamil > 35 tahun, jumlah anak 4 orang atau
lebih, jarak dengan anak sebelumnya < 2 tahun, tinggi badan < 145 cm,
lingkar lengan atas < 23,5 cm.
1. Deteksi Pre-Eklamsia
Preeklamsia/Eklamsia merupakan suatu penyulit yang timbul pada
seorang wanita hamil dan umumnya terjadi pada usia kehamilan lebih
dari 20 minggu dan ditandai dengan adanya hipertensi dan protein
uria. Pada eklamsia selain tanda tanda preeklamsia juga disertai
adanya kejang. Preeklamsia/Eklamsia merupakan salah satu penyebab
utama kematian ibu di dunia. Tingginya angka kematian ibu pada
kasus ini sebagian besar disebabkan karena tidak adekuatnya
penatalaksanaan di tingkat pelayanan dasar sehingga penderita dirujuk
dalam kondisi yang sudah parah, sehingga perbaikan kualitas di
pelayanan kebidanan di tingkat pelayanan dasar diharapkan dapat
memperbaiki prognosis bagi ibu dan bayinya.
d. Metode skrining preeklamasia/eklamsia
1) Anamneses
2) Pemeriksaan tekanan darah
3) USG dopler
4) Serum biomarket
2. Skrining/Deteksi Perdarahan dalam Kehamilan, Persalinan dan Nifas
a. Perdarahan pada kehamilan muda
Perdarahan pada kehamilan muda merupakan perdarahan pada
kehamilan dibawah 20 minggu atau perkiraan berat badan janin
kurang dari 500 gram dimana janin belum memiliki kemampuan
untuk hidup diluar kandungan. Jika seorang wanita datang ke
tempat anda dengan keluhan terlambat haid 3 bulan, saat ini
mengeluarkan darah dari kemaluan. Apa yang Anda pikirkan?
Terjadinya perdarahan pada kehamilan muda memberikan suatu
kemungkinan diagnosis yang bermacam- macam. Untuk
memastikan apakah yang terjadi pada wanita tersebut, Anda harus
melakukan penilaian klinik berdasar tanda dan gejala di bawah ini:

25
1) Abortus
Langkah pertama dari serangkaian kegiatan penatalaksanaan
abortus inkomplit adalah penilaian kondisi klinik pasien.
Penilaian ini juga terkait dengan upaya diagnosis dan
pertolongan awal gawatdarurat. Melalui langkah ini, dapat
dikenali berbagai komplikasi yang dapat mengancam
keselamatan pasien seperti syok, infeksi/sepsis, perdarahan
hebat (massif) atau trauma intraabdomen. Pengenalan ini sangat
bermanfaat bagi upaya penyelamatan jiwa pasien. Walau tanpa
komplikasi, abortus inklompit merupakan ancaman serius bila
evakuasi sisa konsepsi tak segera dilaksanakan. Beberapa jenis
komplikasi abortus inkomplit, dapat timbul secara bersama
sehingga dibutuhkan kecermatan petugas kesehatan atau
penolong agar dapat membuat skala prioritas dalam
menanggulangi masing-masing komplikasi tersebut.
2) Kehamilan Ektopik Yang Terganggu
Kehamilan ektopik ialah terjadinya implantasi (kehamilan) diluar
kavum uteri. Kebanyakan kehamilan ektopik di tuba, hanya
sebagian kecil di ovarium, kavum abdomen, kornu. Kejadian
kehamilan ektopik ialah 4,5-19,7/1000 kehamilan. Beberapa
faktor risiko ialah: radang pelvik, bekas ektopik, operasi pelvik,
anomalia tuba, endometris dan perokok. Gejala trias yang klasik
ialah : amenorrhea, nyeri perut dan perdarahan pervaginam.
Pada kondisi perdarahan akan ditemukan renjatan, dan nyeri
hebat di perut bawah. Uterus mungkin lebih besar sedikit, dan
mungkin terdapat massa tumor di adneksa. Dengan USG
kehamilan intrauterin akan dapat ditentukan, sebaliknya harus
dicari adanya kantong gestasi atau massa di adneksa/kavum
douglas. Bila USG ditemukan kantong gentasi intrauterin (secara
abdominal USG), biasanya kadar BhCG ialah 6500 iu; atau 1500
iu bila dilakukan USG transvaginal. Bila ditemukan kadar

26
seperti itu dan tidak ditemukan kehamilan intrauterin, carilah
adanya kehamilan ekstrauterin.

I. Perubahan yang Terjadi pada Ibu Hamil


A. Perubahan kulit
Adanya hyperpigmentasi atau kelebihan pigmen pada tempat tempat
tertentu.
B. Perubahan pada kelenjar
Kelenjar tiroid menjadi besar.
C. Perubahan pada mamae (payudara)
1. Mamae membesar, tegang dan terasa sakit.
d) Vena dibawah kulit mamae membesar.
e) Hiperpigmentasi pada areola mamae.
f) Kelenjar Montgomery yang terletak dalam areola mamae
membesar dan terlihat dari luar.
d. Perubahan perut
Perut akan kelihatan makin lama semakin membesar.
e. Perubahan alat kelamin luar
Pada alat kelamin luar terlihat kebiruan disebabkan adanya kongesti
pada peredaran darah.
f. Perubahan pada tungkai
Timbulnya varises pada sebelah atau kedua belah tungkai.
g. Sikap ibu pada waktu kehamilan agak tua
Sikapnya menjadi lordose yang disebabkan oleh adanya perubahan
bentuk pada tulang belakang (vertebrae) dimana tulang belakang
tersebut menyesuaikan diri dengan keseimbangan badan yang
berhubungan dengan keadaan uterus yang membesar

J. Hak- Hak Wanita Hamil


a. Memperoleh pendidikan dan informasi
b. Mendapat jaminan dari pemerintah untuk mendapatkan yang benar
dari suatu kehamilan tanpa risiko yang berarti.
c. Memperoleh gizi yang cukup.
d. Wanita bekerja berhak untuk tidak dikeluarkan dari pekerjaannya.

27
e. Berhak untuk tidak mendapatkan perlakuan diskriminasi dan
hukuman, seperti dikucilkan oleh masyarakat akibat mengalami
gangguan kehamilan.
f. Berhak ikut serta dalam pengambilan keputusan yang menyangkut
kesehatan diri dan bayinya. (Sulistyawati, 2011)

K. Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal dan Kunjungan Ulang


Asuhan kehamilan atau antenatal care menurut Sulistyawati
(2012), dibagi menjadi 2 kunjungan yaitu:
A. Kunjungan awal
Kunjungan awal dilakukan pertama kali saat ibu hamil. Hal yang
harus diperhatikan saat kunjungan awal yaitu menentukan tingkat
kesehatan ibu dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap dan uji
skrining yang tepat. Beberapa asuhan yang dilakukan pada kunjungan awal
antara lain:
1. Menetapkan kebutuhan pemeriksaan laboratorium berupa tes
golongan darah, Hb (anemia atau tidak), kadar leukosit (bila ada
indikasi terjadi infeksi), protein urine (penapisan preeklamsi),
hematokrit (penapisan DHF), pemeriksaan darah (penapisan penyakit
malaria), pemeriksaan pembiakan bakteri.
2. Menetapkan kebutuhan belajar/bimbingan (konseling) sesuai kasus
atau keadaan khusus yang dialami oleh pasien.
3. Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan.
4. Menetapkan kebutuhan untuk konsultasi atau rujukan ke tenaga kerja
kesehatan lain.
5. Menetapkan kebutuhan untuk konseling yang spesifik seperti kasus
primigravida, pasangan usia muda, dan lain-lain.
6. Menetapkan kebutuhan konseling HIV/AIDS pada ibu hamil yang
positif mengidap virus HIV.
7. Menetapkan jadwal kunjungan sesuai perkembangan kehamilan.
B. Kunjungan lanjutan
Hal yang dilakukan saat kunjungan ulang antara lain:

28
1. Mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi serta aspek-aspek yang
menonjol pada wanita hamil.
g) Mengevaluasi data dasar untuk pertimbangan menentukan diagnose.
h) Mengevaluasi keefektifan manajemen/ asuhan yang sudah dilakukan
di kunjungan sebelumnya.
i) Pengkajian data fokus seperti mengkaji riwayat kehamilan ini, deteksi
ketidaknyamanan dan komplikasi yang dialami, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan laboratorium.
j) Mengembangkan rencana sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan kehamilan.
Menurut Kemenkes RI (2012) dalam melakukan pemeriksaan
antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas
sesuai standar terdiri dari 10T:
A. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Dan Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan
untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil.
B. Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi pada kehamilan dan preeklamsi.
C. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/ LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga
kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko Kurang
Energi Kronik (KEK).
D. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai dengan usia 14
kehamilan. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah
kehamilan 24 minggu.
E. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) Menentukan
presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya

29
setiap kali kunjungan untuk mengetahui letak janin. Jika pada
trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala belum
masuk panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada
masalah lain.
F. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus
mendapat imunisasi TT. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil,
disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil
memiliki status imunisasi TT2 agar mendapatkan perlindungan
terhadap infeksi tetanus.
G. Beri Tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapatkan tablet tambah darah (tablet zat besi) dan Asam Folat
minimal 90 tablet selama kehamilan, satu tablet setiap hari (satu tablet
zat besi 15 mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg). Tablet besi
diberikan pada kehamilan trimester II dan trimester III.
H. Periksa laboratorium (rutin khusus)
Pemeriksaan labiratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan
golongan darah, kadar hemoglobin darah (Hb) menurut Manuaba
(2010) Hb minimal ibu hamil 11 gr/dL, protein dalam urin, kadar gula
darah, tes sifilis, HIV, dan BTA.
I. Tatalaksana/penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasik
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada hamil
harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga
kesehatan.
J. Temu Wicara (konseling)
Konseling yang diberikan saat antenatal antara lain mengenai
kesehatan ibu hamil; perilaku hidup bersih dan sehat; peran
suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan; tanda
bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan

30
menghadapi komplikasi; asupan gizi seimbang; gejala penyakit
menular dan tidak menular; penawaran untuk melakukan testing dan
konseling HIV di daerah terkonsentrasi HIV/ bumil risiko tinggi
terinfeksi HIV; Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI
eksklusif; dan KB paska persalinan.

L. Data Fokus Pada Kasus Yang Diasuh


Data fokus perlu dikaji untuk mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan untuk nilai keadaan pasien secara keseluruhan, antara lain:
A. Pengkajian Data Fokus Subyektif
1. Biodata
Pada biodata data yang dikumpulkan terdiri dari data diri ibu dan
suami, yaitu nama, umur, suku bangsa, agama, pendidikan terakhir,
pekerjaan saat ini, alamat rumah, nomor telepon, alamat tempat kerja,
nomor telepon tempat kerja, dan jaminan kesehatan.
2. Keluhan yang Dirasakan/ Alasan Kunjungan
3. Riwayat Menstruasi
Data yang dikumpulkan yaitu umur menarche, volume haid, lama haid,
siklus haid teratur atau tidak teratur, sifat darah encer atau stolsel,
keluhan saat haid, dan HPHT.
4. Riwayat Pernikahan
Data fokus yang dikaji yaitu: status pernikahan sah atau tidak,
pernikahan yang keberapa serta lama pernikahan.
5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sebelumnya
Data ini dikumpulkan jika sebelumnya ibu sudah pernah hamil dan
melakukan persalinan. Data yang dikumpulkan antara lain: tanggal
partus, umur hamil saat persalinan, jenis partus, penolong pada saat
persalinan, jenis kelamin anak, berat badan lahir, laktasi umur,
keadaan anak sekarang, ada atau tidak komplikasi pada saat persalinan.
6. Riwayat Imunisasi TT dan Obat/ Suplemen yang dikonsumsi
7. Riwayat Pemakaian Kontrasepsi

31
Data yang dikumpulkan terdiri dari jenis kontrasepsi yang pernah
digunakan dan tempat pelayanan KB, dan keluhan yang dirasakan
selama memakai kontrasepsi.
8. Kebutuhan Biologis
9. Kebutuhan Psikologis
10. Kebutuhan Sosial
11. Kebutuhan Spiritual
12. Perilaku dan Gaya Hidup
13. Riwayat Penyakit dan Keluhan-keluhan yang pernah Dirasakan
14. Perencanaan persalinan
Data yang dikumpulkan pada perencanaan persalinan terdiri dari
tempat persalinan, penolong persalinan, transportasi, calon pendonor
darah, pembiayaan, pendamping persalinan, metoda mengatasi nyeri,
pengambil keputusan utama dalam persalinan, pengambilan keputusan
lain jika pengambilan keputusan utama berhalangan, RS rujukan jika
terjadi kegawatdaruratan, pengasuh anak selama ibu bersalin, inisiasi
menyusu dini, kontrasepsi pasca persalinan, dll.
B. Pengkajian Data Fokus Obyektif
Untuk melakukan deteksi dini pada ibu, tenaga kesehatan khususnya
sebaiknya melakukan skrining pada ibu hamil dengan menggunakan
kartu skor “Poedji Rochjati”. Dengan melakukan skrining diharapkan
ibu hamil dapat terdeteksi lebih awal sehingga dapat melakukan rujukan
yang terencana.
1. Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum, meliputi: tingkat energi, keadaan emosi dan
postur badan ibu selama pemeriksaan, TB dan BB.
b) Tanda-Tanda Vital: tekanan darah, suhu badan, frekuensi denyut
nadi dan pernafasan.
2. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala dan Leher, meliputi: edema wajah, cloasma gravidarum,
mata (konjungtiva pucat/tidak, warna sklera), mulut (rahang

32
pucat/tidak, kebersihan, keadaan gigi, karies, karang gigi, tonsil),
leher: pembesaran kelenjar tiroid, pembuluh limfe.
b) Payudara, meliputi: bentuk dan ukuran, hiperpigmentasi areola,
keadaan putting susu, kolostrum, retraksi, massa, pembesaran
kelenjar limfe.
c) Abdomen, meliputi: adanya bekas luka, hiperpigmentasi (linea
nigra, striae gravidarum), auskultasi denyut jantung janin dengan
fetoskop, tinggi fiundus uteri (TFU), palpasi abdomen untuk
mengetahui letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala janin.
d) Ekstremitas, meliputi: edema tangan dan kaki, pucat pada kuku,
varises, refleks patella.
e) Genetalia, meliputi: luka, varises, cairan (warna, konsistensi,
jumlah, bau), keadaan kelenjar bartholini (pembengkakan, cairan,
kista), nyeri tekan, hemoroid, kelainan lain.
f) Inspekulo/periksa dalam, meliputi: keadaan serviks (cairan/darah,
luka, pembukaan), keadaan dinding vagina (cairan/darah, luka).
g) Punggung, ada kelainan bentuk atau tidak
3. Pemeriksaan Laboratorium
Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh ibu hamil
adalah pemeriksaan melalui sample urin maupun darah. Pemeriksaan
sampel urin pada ibu hamil antara lain untuk keperluan pemeriksaan
protein urin dan glukose urin. Pemeriksaan darah pada ibu antara lain
bertujuan untuk memeriksa golongan darah, hemoglobin, hematokrit
darak, faktor resus, rubella, dan HIV.
C. Analisis
Mengidentifikasi diagnosis atau masalah serta menetapkan kebutuhan,
dalam melakukan identifikasi tersebut harus berdasarkan data-data yang
telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis atau masalah
adalah mengolah data dan menggabungkan data satu dengan lainnya
sehingga tergambar fakta. Pada langkah ini terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu menentukan diagnosis, masalah dan kebutuhan. Pertama, untuk

33
menentukan diagnosis perlu ditunjang data-data paritas, usia kehamilan
dalam minggu, keadaan janin, dan normal atau tidaknya.

D. Intepretasi Data Pada Kasus Yang Diasuh


Interpretasi data adalah identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan data-data yang akurat telah dikumpulkan pada pengumpulan data
dasar. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah
yang terjadi pada klien tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap
membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang
sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan
adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
Kemudian muncul masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan
diagnosa / masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dapat dilakukan pencegahan sehingga mampu
mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial
yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi penanganan
agar masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi.
Penulisan analisis dalam asuhan kehamilan yaitu GPA + umur kehamilan
+ posisi bayi + janin hidup+ masalah yang dialami ibu. Contoh G2P1 UK 32
minggu 5 hari Preskep U puki T/H Intrauterine. Masalah : Ibu mengalami
nyeri pinggang. Kebutuhan : konseling tentang ketidaknyamanan yang
dirasakan oleh ibu dan mengajarkan ibu endroprin massage untuk mengatasi
masalah yang dirasakan. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial : Tidak
ada.

E. Perencanaan Asuhan Pada Kasus Yang Diasuh


Pada langkah ini dilakukan perencanaan asuhan secara menyeluruh sesuai
dengan langkah yang telah ditetapkan sebelumnya. Langkah ini merupakan
pengembangan masalah atau diagnosis yang diidentifikasi pada saat ini
maupun yang mungkin akan terjadi. Dilakukan dengan mengumpulkan setiap
informasi atau data tambahan yang hilang atau diperlukan untuk melengkapi

34
data dasar, sehingga data yang tidak lengkap bisa dilengkapi. Rencana asuhan
menyeluruh ini meliputi semua data-data yang sudah teridentifikasi, antisipasi
diagnosis potensial dan masalah yang membutuhkan tindakan segera.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga
dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan
konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologi.
Setiap perencanaan yang dilakukan harus berdasarkan informed consent
atau persetujuan dari klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena
klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Asuhan komprehensif yang
diberikan juga harus berdasarkan evidence based dan rencana asuhan dibuat
berdasarkan pertimbangan yang tepat, baik dari pengetahuan, teori yang up to
date, dan divalidasikan dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, pada
langkah ini tugas dari seorang bidan yaitu merumuskan rencana asuhan yang
sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat
kesepakatan bersama sebelum melaksankannya.

35
BAB III TINJAUAN KASUS

A. DATA SUBJEKTIF
Tanggal pengkajian : 14-03-2023
Jam Pengkajian : 09.17 WITA
Tempat Pelayanan : UPTD PUSKESMAS 1 MENGWI
No. RM :30151
Kunjungan : Ulang

1. Data Identitas :
Identitas Ibu Suami
Nama : Ny.“AP” Tn. “AN”
Umur : 20 tahun 26 tahun
Agama : Hindu Hindu
Suku bangsa : Bali/ Indonesia Bali/ Indonesia
Pendidikan : SMA Sarjana
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pegawai Swasta
Alamat rumah : Titih, Kapal-Mengwi Titih, Kapal-Mengwi
Nomor Telepon : 085 792 863 xxx 081 999 352 xxx
Alamat tempat kerja: - Jl. Plawa, No. 42
Denpasar
Jaminan Kesehatan : KIS KIS
2. Keluhan/Alasan Memeriksakan Diri :
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya dan melakukan pemeriksaan
laboratorium. Ibu memiliki keluhan keputihan yang sudah dirasakan 5 hari
lalu.

3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sebelumnya

36
N Tgl Lahir/ UK Jenis Anak Penolo Keadaan Laktas Keteranga
o Umur Persalina ng Anak i n atau
anak n Sekarang Umur Komplika
BB JK (Bulan si ibu &
) bayi

1 Hamil Ini

4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 tahun
b. Volume : 30-70 ml
c. Siklus Haid : 28 hari
d. Lama Haid : 5-6 Hari
e. Siklus Haid : Teratur
f. Warna Darah : Merah
g. Sifat Darah : Encer
h. Nyeri Haid : Tidak Ada
i. Keluhan Saat Haid : Tidak Ada
j. HPHT : 08-06-2022
k. TP : 25-03-2023

5. Riwayat Pernikahan
Ibu menikah 1 kali secara sah dan umur pernikahan sekarang sudah 1 tahun.
6. Riwayat Hamil Ini
Status Imunisasi TT ibu sudah TT5 waktu imunisasi tersebut saat SD selain
itu ibu juga mendapatkan vaksin Astraseneca sebanyak 2 kali.
Obat/ Sumplemen yang dikomsumsi : Tablet tambah darah dan Vitamin B1
Ictisar pemeriksaan sebelumnya :
Ibu sudah melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 4 kali, dimana :
Trimester I : Pada Puskesmas 1 kali sekaligus pemeriksaan laboratorium
Trimester II : Pada Puskesmas 1 kali dan 1 kali pada dr. SpoG untuk
melakukan USG
Trimester III : Pada Puskesmas 1 kali

37
7. Riwayat Pemakaian Kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
8. Kebutuhan Biologis
a. Bernafas
Ibu tidak ada keluhan saat bernafas.
b. Pola makan
Ibu makan 3-4 kali sehari dengan porsi 1 piring sedang. Menu makan
bervariasi seperti nasi, daging, ikan, sayur, buah dan tidak ada makanan
pantangan.
c. Pola minum
Ibu minum air sebanyak ±8-9 gelas/hari, jenisnya air putih.
d. Pola eliminasi
Ibu BAK ±4-5 kali/hari dengan warna kuning jernih. Tidak ada nyeri saat
BAK, lalu ibu BAB 1 kali/hari dengan warna kecoklatan dan sifatnya
lembek berbentuk. Tidak ada keluhan saat BAB maupun BAK.
e. Gerakkan janin
Dalam 2 jam ini ibu sudah merasakan gerakkan janin sebanyak 10-20 kali
f. Hubungan Seksual
Ibu mengatakkan selama 1 minggu hanya melakukan hubungan seksual
sebanyak 2 kali dengan posisi woman on top dan tidak ada keluhan selama
melakukan hubungan seksual.
g. Aktivitas Sehari-Hari
Aktivitas yang dilakukan ibu sehari –hari tergolong ringan karena hanya
mengurus rumah saja.
h. Istirahat dan tidur
Ibu beristirahat malam hari ± 8 jam/hari, tidur siang ±2 jam/hari.
i. Kebersihan diri
Ibu mandi 2 kali sehari, menggosok gigi 2 kali sehari, keramas 3 kali
seminggu, ibu juga rutin membersihkan alat kelamin dari arah depan
kebelakang 2 kali sehari, ibu juga mencuci tangan sebelum dan sesudah
beraktifitas, makan BAK, dan BAB, untuk mengganti pakaian dalam

38
biasanya ibu 2 kali sehari dan saat menstruasi mengganti pembalut 4 kali
sehari.
j. Kondisi psikologis
Ibu sangat senang dengan kehamilannya dan tidak sabar untuk
menantikkan kelahirannya, ibu mengatakkan tidak ada trauma maupun
konsultasi dengan psikologis.
k. Sosial
Hubungan ibu dan suami baik dan harmonis, hubungan ibu dengan
mertua dan keluarga lain baik.
l. Kebutuhan Spritual
Ibu mengatakan tidak ada masalah dalam menjalani ibadah. Ibu dapat
menjalankan ibadah sesuai agama serta kepercayaannya
m. Perilaku Gaya Hidup
Ibu mengatakan tidak pernah diurut dukun, tidak perokok aktif maupun
pasif, tidak pernah atau sedang mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
n. Riwayat Penyakit
Ibu mengatakkan tidak pernah terdapat riwayat penyakit baik dari ibu
sendiri maupun keluarga.
o. Keluhan-Keluhan yang Pernah Dirasakan
Ibu mengatakkan mengalami keputihan dari 5 hari yang lalu dan
berwarna putih.
p. Pengetahuan ibu
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Perubahan fisik selama kehamilan,
Nurisi selama kehamilan, Istirahat dan Tidur, Pemantauan Kesejahteraab
bayi dan perawatan selama kehamilan
q. Pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan pada Trimester III
Hal-hal yang ibu sudah ketahui yaitu KPD (Ketuban Pecah Dini) dan
Gerakan janin berkurang
r. Perencanaan Persalinan
Tempat Persalinan : UPTD PUSKESMAS 1 Mengwi
Penolong Persalinan : Dokter dan Bidan
Transportasi ke tempat persalinan : Mobil pribadi

39
Pendamping Persalinan : Suami
Metode mengatasi rasa nyeri : Mengatur pola pernapasan
Pengambil keputusan utama dalam persalinan : Istri
Pengambil keputusan lain : Suami
Dana Persalinan : KIS dan Uang pribadi
Calon Donor : Ibu dari Istri (Ny. MA)
RS Rujukan : RSD Mangusada
Pengasuh anak lain selama ibu bersalin : -
Inisiasi Menyusui Dini : Dilakukan
Kontrasepsi Pasca Persalinan : IUD
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 ; E:4 ; M:5 ; V:6
BB : 90 Kg
TB : 165 cm
LILA : 25 cm
TD : 123/63mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 19 x/menit
Suhu : 36,4 oC
Postur : Normal
Nyeri : Tidak Ada
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : rambut warna hitam, bersih, tidak mudah rontok
dan simetris
b. Wajah : tidak ada oedema, tidak pucat
c. Mata : konjungtiva merah muda, sklera warna putih
d. Mulut : bibir warna merah muda dan lembab
e. Telinga : bersih, tidak ada kelainan

40
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
dan tidak ada pelebaran vena jugularis
g. Payudara : Tidak dilakukan pemeriksaan payudara karena
tidak ada indikasi.
h. Dada : simetris, tidak ada retraksi
i. Perut :
1) Inspeksi : terdapat striae linea nigra dan tidak ada
luka operasi Caesar, tidak ada kelainan.
2) Palpasi :
TFU (cm) : 30 cm
TBJ : 2.945 gram
Palpasi Leopold :
Leopold I : Fundus teraba bulat dan tidak melenting
(Bokong)
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba bagian
memanjang da tahan seperti papan
(Punggung) dan Bagian kiri teraba bagian
kecil janin (ektremitas janin)
Leopold III : Teraba keras bulat dan melenting serta tidak
dapat digoyangkan (Kepala)
Leopold IV : Kedua jari tangan tidak bertemu (divergen)
bagian bawah janin sudah masuk PAP
3) Auskultasi/ DJJ : 143 x/menit, teratur, aktif
4) Kondisi/Kelainan : Tidak Ada
j. Ekstremitas atas : tangan simetris, tidak ada oedema, kuku
bersih.
k. Ekstremitas bawah : tungkai simetris, tidak ada
oedema, tidak ada varises, kuku bersih.
l. Reflek patela ka/ki : +/+
m. Oedema pada ka/ki : -/-
3. Pemeriksaan Khusus
1) Genetalia Eksterna

41
Mons Pubis : Baik
Labia Mayora : Baik
Labia Minora : Baik
Klitoris : Baik
Kondisi/ Kelainan Lain : Tidak Ada
2) Genetalia Interna
Terdapat pengeluaran berupa keputihan berwarna putih tidak
berbau dan tidak terdapat kelainan
4. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium (14 Maret 2023)
Golongan darah : O
Kadar Haemoglobin : 12,9 gr/dL
Protein Uri : Negatif
Reduksi Uri : Negatif
PPIA : Non Reaktif
Siphilis : Non Reaktif
HbSag : Non Reaktif
2) USG
2/12/2022
C. ANALISA
G1P0A0 UK 38 Minggu 4 Hari PRESKEP U PUKA T/H Intrauterin
Masalah : Keputihan
Kebutuhan : KIE cara mengatasi keputihan

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam
kondisi sehat. Hasil : TD; 123/63 mmHg, S:36,4 0C, BB :90 Kg, HR :80
x/menit, RR: 19x/menit UK: 38 minggu 4 hari. Hasil Lab : Golongan
darah : O, Hb: 12,9 gr/dL, Protein uri (-), Reduksi Uri (-), PPIA(Non-
Reaktif), Siphilis (Non-Reaktif), HbSAg (Non-Reaktif). Ibu mengetahui
hasil pemeriksaan.
2. Memberikan KIE ibu tentang keputihan yang dirasakan. Keputihan yang
dirasakan saat ini dalam batas normal, keputihan ini terjadi karena saat

42
hamil terdapat peningkatan hormon estrogen dan hormon inilah yang
merangsang selaput lendir di vagina. Cara mengatasi keputihan yang ibu
rasakan, yaitu :
a. Jaga kebersihan organ kewanitaan dengan membersihkannya dari
dalam keluar dan keringkan menggunakkan tissu.
b. Mencuci organ kewanitaan setiap selesai BAK/BAB.
c. Gunakkan celana dalam yang berbahan katun dan tidak ketat dan
ganti celana dalam 2 kali sehari.
d. Ibu bisa menggunakkan panty liner untuk menyerap cairan yang
keluar, namun ibu perlu menganttinya minimal 4 jam sekali.
e. Atur pola makan, usahakan ibu selalu makan-makanan yang sehat,
bergizi dan bervariasi. Ibu mengerti KIE yang diberikan dan akan
melakukannya.
3. Memberikan KIE ibu untuk melakukan diet karena ibu memiliki IMT
33,1 (berat badan berlebih), dengan cara :
a. Makan dengan porsi lebih kecil tapi sering.
b. Hindari memakan dan meminum bergula tinggi.
c. Perbanyak makan-makanan yang banyak mengandung serat yang
berperan besar mengendalikan berat badan Ibu, serta mengurangi
masalah pada gangguan pencernaan seperti sembelit.
d. Makan makanan yang banyak mengandung asam folat.
e. Kurangin memakan makanan cemilan ringan dan dapat digantikan
dengan cemilan seperti biskuit gandum dan yoghurt. Ibu mengerti
KIE yang diberikan dan akan melakukannya.
4. Memberikan KIE tanda-tanda persalinan, dimana ibu akan merasakan
perut mulas hilang timbul dirasakan dari punggung hingga perut bagian
depan dan perut selama beberapa menit terasa seperti papan terkadang
juga terdapat pengeluaran seperti bercak darah atau ketuban pecah. Jika
ibu merasakkan hal tersebut ibu harus ketempat bersalin segera Ibu juga
mulai sekarang menyiapkan pakaian dan segala keperluan ibu dan bayi
selama bersalin. Ibu mengerti dan paham KIE yang diberikan.

43
5. Menyarankan ibu untuk melakukan USG di dokter SpOG untuk
memastikan kondisi janin. Ibu mengerti dan akan melakukan USG.
6. Memberikan ibu suplemen tablet tambah darah diminum 1x1 suplemen
dapat diminum saat perut kosong atau minimal setelah 2 jam makan
untuk mengurangi mual dan suplemen vitamin C diminum 1x1 setelah
makan. Ibu mengerti dan paham cara meminum suplemennya.
7. Memberitahukan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan 1 minggu
lagi yaitu 21 Maret 2023 atau disaat ibu mengalami keluhan. Ibu
mengerti dan paham kapan pemeriksaan kehamilan selanjutnya.
8. Melakukan pendokumentasian asuhan tindakan pada buku KIA dan
register kohort ibu (rekam medis). Bidan sudah melakukan
pendokumentasian.

44
BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas mengenai salah satu kasus Kehamilan yang
kami dapatkan selama praktik di UPTD Puskesmas Mengwi I. Kami melakukan
asuhan kebidanan kehamilan pada Ny “AP” usia 20 tahun G1P0A0 UK 38
Minggu 4 Hari. Pendekatan yang dilakukan melalui wawancara dengan
pegumpulan SOAP sebagai berikut.
Asuhan kebidana pada y “AP” usia 20 tahun pada tanggal 14 Maret 2023
di Poli KIA UPTD Puskesmas Megwi I dilakukan pengkajian data subjektif
maupun objektif. Hasil pengkajian data subjektif didapatkan bahwa Ny “AP”
datang ke UPTD Puskesmas Mengwi I ingin memeriksakan kehamilannya dan
melakukan pemeriksaan laboratorium. Ibu memiliki keluhan keputihan yang
sudah dirasakan 5 hari lalu. HPHT: 08-06-2022, pada data subjektif riwayat haid,
umur menarche, frekuensi atau siklus menstruasi, lamanya menstruasi, keluhan
saat menstruasi, dan hari pertama haid terakhir (HPHT) untuk meghitung usia
kehamilan.
Status Imunisasi TT ibu sudah TT5 waktu imunisasi tersebut saat SD
selain itu ibu juga mendapatkan vaksin Astrazeneca sebanyak 2 kali. Sumplemen
yang dikomsumsi selama hamil Tablet Fe 1x1 dan Vitamin B1. Ibu sudah
melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 4 kali, yaitu pada Trimester I dilakukan
di Puskesmas 1 kali sekaligus pemeriksaan laboratorium. Pada Trimester II
dilakukan di Puskesmas 1 kali dan 1 kali dan di dr. SpoG untuk melakukan USG.
Pada Trimester III dilakukan di Puskesmas 1 kali. Pada data subjektif ibu
mengatakan sebelum hamil ini ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
Pada data objektif dilakukan pemeriksaan yang di dapatkan hasil keadaan
umum baik, kesadaran composmetis, BB 90 kg dan TB: 165 cm. Pada tanda-tanda
vital didapatkan hasil TD: 123/63 mmHg, HR: 80x/menit, RR: 19x/menit, suhu:
36,4 oC. Pemeriksaan fisik pada kepala, wajah, mata, mulut, telinga, leher,
payudara, dada, ektremitas atas dan bawah tidak ada kelainan. Pada perut tidak
terdapat bekas luka operasi dan telah dilakukan palpasi didapatkan hasil TFU 30
cm dengan tafsiran berat janin 2. 945gram, di bagian fundus teraba bulat dan tidak
melenting, bagian kanan perut ibu teraba memanjang ada tahanan, bagian bawah
perut teraba bulat keras melenting serta tidak dapat digoyangkan, divergen. DJJ:

45
143x/menit, teratur dan aktif. Pada pemeriksaan area genetalia terdapat
pengeluaran berupa keputihan berwarna putih tidak berbau dan tidak ada kelainan.
Pada tanggal 14 Maret 2023 dilakukan pemeriksaan penunjang dengan
hasil Golongan darah: O, Hb: 12,9 gr/dL, PPIA, Siphilis, HbSag: Non Reaktif,
Protein dan Reduksi Uri: Negatif. Dalam kasus ini berdasarkan data objektif dan
subjektif ditegakkan diagnosa pada Ny “AP” adalah G1P0A0 UK 38 Minggu 4
Hari PRESKEP U PUKA T/H Intrauterin dengan masalah Keputihan.
Penatalaksanaan pada kasus ini adalah memberitahukan ibu hasil
pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam kondisi sehat. Memberikan KIE ibu
tentang keputihan yang dialami saat ini dalam batas normal, keputihan ini terjadi
karena saat hamil terdapat peningkatan hormon estrogen dan hormon inilah yang
merangsang selaput lendir di vagina. Memberikan KIE ibu untuk melakukan diet
karena ibu memiliki IMT 33,1 (berat badan berlebih). Memberikan KIE tanda-
tanda persalinan, dimana ibu akan merasakan perut mulas hilang timbul dirasakan
dari punggung hingga perut bagian depan dan perut selama beberapa menit terasa
seperti papan terkadang juga terdapat pengeluaran seperti bercak darah atau
pengeluaran air dari jalan lahir. Menyarankan ibu untuk melakukan USG di dokter
SpOG untuk memastikan kondisi janin. Memberikan ibu suplemen tablet tambah
darah (Fe) diminum 1x1 per hari, suplemen dapat diminum saat perut kosong atau
minimal setelah 2 jam makan untuk mengurangi mual dan suplemen vitamin C
diminum 1x1 setelah makan. Memberitahukan ibu untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan 1 minggu lagi yaitu 21 Maret 2023 atau disaat ibu mengalami keluhan.
Melakukan pendokumentasian Asuhan tindakan pada buku KIA dan register
kohort ibu (rekam medis).

46
BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari kasus diatas dapat disimpulkan pada asuhan pada Ibu “AP” usia 20 tahun
G1P0A0 UK 38 Minggu 4 Hari datang dari rumah untuk memeriksakan
kehamilannya serta cek laboratorium disertai dengan keluhan terdapat keputihan
sejak 5 hari. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah ibu 123/63 mmHg,
suhu 36,40C, nadi 80x/menit, respirasi 19x/menit. Pada saat pemeriksaan fisik
dilakukan pemeriksaan pada abdomen tidak terdapat luka operasi, TFU 30 cm,
kemudian dilakukan pemeriksaan leopold dengan hasil Leopold 1 fundus teraba
bagian bulat dan tidak melenting, Leopold II yaitu bagian kanan perut ibu teraba
memanjang dan keras seperti papan (punggung) dan bagian kiri perut ibu teraba
bagian kecil janin (ekstremitas), Leopold III yaitu bagian bawah perut ibu teraba
keras bulat dan melenting (kepala) serta tidak dapat digoyangan, kemudian
Leopold IV yaitu divergen dan kepala janin sudah masuk PAP. Lalu DJJ
143x/menit. Pada pemeriksaan penunjang dilakukan kolaborasi dengan dr. Sp.OG
melakukan USG pada tanggal 2-12-2022, janin tunggal hidup intrauterine
presentase kepala, TBJ: 2945 gram. Tidak terdapat diagnosa potensial yang terjadi
dan terdapat masalah adanya keputihan. Dalam penatalaksanaan kasus ini tetap
diperlukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG dalam pemeriksaan penunjang seperti
USG dan dokter Umum dalam pemberian kolaborasi terapi obat.
B. SARAN
Dari asuhan kebidanan kehamilan yang sudah dilakukan, diharapkan untuk
kedepan diberikan banyak kemudahan dalam lahan praktik sehingga mencari
kasus-kasus yang diminta segera di dapatkan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dari asuhan kebidanan kehamilan yang sudah dilakukan, diharapkan untuk
kedepan diberikan lebih banyak kemudahan dalam lahan praktek sehingga
mencari kasus-kasus yang diminta bisa segera didapatkan. Disarankan dapat
memanfaatkan laporan kasus ini sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan
Pelayanan Kebidanan serta referensi bagi mahasiswa dalam memahami
pelaksanaan asuhan kebidanan khususnya kehamilan, serta dapat
mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses perkuliahan serta

47
mampu memberikan asuhan kebidanan secara menyeluruh yang bermutu dan
berkualitas.
4. Bagi Tenaga Kesehatan
Disarankan untuk dapat meningkatkan pelayanan dengan memberikan asuhan
kebidanan secara holistik dan menyeluruh yang mempertimbangkan aspek
bio-psiko-sosio-kultural-spiritual.
5. Bagi Klien dan Keluarga
Disarankan ibu selalu optimis dalam menjalani fase kehamilan menuju
persalinan serta untuk keluarga agar selalu memberikan dukungan dan materil
kepada ibu.

48
DAFTAR PUSTAKA

Putri, A. N., & Wahyuningsih, H. P. (2019). Faktor yang Berhubungan dengan


Kehamilan Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Karangmojo I Kabupaten
Gunungkidul (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Ajmiati, A. & Astuti, E.W. (2016). Konsep Kebidanan dan Etikolegal Dalam
Praktik Kebidanan. Pusdik SDM Kesehatan.
Wulandari, R. C. L., SiT, S., Keb, M., Risyati, B. L., Keb, M., Maharani, S., ... &
ST, S. (2021). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Media Sains Indonesia.
II, B. (2016). A. Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Syaputra, Deki dkk. 2022. Ilmu Kebidanan : Teori, Aplikasi dan Isu. Bandung :
Media Sains Indonesia
Delvina, Disti dkk. 2021. Teori Konsep Kebidanan. Aceh : Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini
Febriyeni dkk. 2021. Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif. Medan :
Yayasan Kita Menulis
Rohmawat, d. N. & dkk, 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Ketiga
ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

49

Anda mungkin juga menyukai