OLEH :
FARIDA PURNAMA JUWITA
NIM : 210703097
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny. E G1P0A0 TRIMESTER
III DENGAN ANEMIA SEDANG DI PUSKESMAS KECAMATAN
JATINEGARA
Pembimbing 1
NIDN. 0312127803
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus
yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. E G1P0A0 Trimester III Dengan
Anemia Sedang di Puskesmas Kecamatan Jatinegara Tahun 2021”
Dalam penyusunan Laporan ini,penulis banyak mendapatkan dukungan dari berbagai
pihak,baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Ibu Lia Idealistiana, SKM,SST,MARS,Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta.
2. Ibu Mariani, M. Keb selaku kepala prodi ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta.
3. Ibu Sukarni Setya Yuningsih, SST, M.Kes sebagai Pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan,dan bantuan kepada penulis dalam melakukan
perbaikan- perbaikan untuk kesempurnaan laporan penulis.
4. Ibu Nur Sitiyaroh, S. SiT. M. Kes. Yang banyak membantu memberikan masukan, bantuan
dalam melakukan perbaikan laporan penulis.
5. Ibu/Bapak Penguji yang telah banyak memberikan masukan,pengarahan,dan bantuan
kepada penulis dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan laporan
penulis.
6. Suamiku dan anak-anak yang sudah kooperatif serta keluarga besar yang selalu
mendoakan,memotivasi dan membantu dengan tulus dan kasih saying serta selalu memberi
semangat kepada penulis.
Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga laporan
kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan khususnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................... 32
B. Saran ............................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 33
iv
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
pengobatan pada diri saya. Persetujuan ini saya berikan setelah mendapat penjelasan dari
Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan agar
Pemeriksa
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator yang
menjadi tolak ukur pembangunan kesehatan di suatu negara. Ibu dan anak
merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan
kelompok rentan terhadap keadaan keluarga sehingga penilaian terhadap
status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk
dilakukan. Upaya kesehatan ibu dan anak menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu dalam masa kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui
serta bayi sampai anak prasekolah (Kemenkes RI, 2018).
Keberhasilan dari upaya kesehatan ibu dan anak, dapat dilihat dari
indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
AKI adalah jumlah kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan, dan
nifas di setiap 100.000 Kelahiran Hidup (KH) sedangkan AKB adalah
jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 KH.
Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, tetapi
juga mampu menilai derajat kesehatan masyarakat karena sensitifitasnya
terhadap pelayanan kesehatan baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas
(Kemenkes RI, 2018).
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah karena
pendarahan, infeksi, dan eklampsia, sedangkan penyebab tidak langsung
diantaranya adalah karena anemia (Ristica, 2015). Hal ini menunjukkan
kesehatan ibu tidak mendukung untuk menghadapi kehamilan dan
persalinan secara aman. Anemia pada kehamilan memberikan dampak
buruk terhadap ibu dan janin. Ibu hamil dengan anemia akan meningkatkan
risiko morbiditas dan mortalitas karena menjadi penyebab terjadinya
pendarahan postpartum, sedangkan dampaknya pada janin akan
meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah
(Serudji, 2017).
Anemia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat global,
1
Menurut WHO diperkirakan sepertiga wanita usia subur menderita anemia
diseluruh dunia dan lebih dari 40 % ibu hamil menderita anemia. Di
Indonesia pada tahun 2018, sebanyak 48,9% ibu hamil menderita anemia,
dimana meningkat lebih dari 11% dalam 5 tahun. Dari data tahun 2018,
jumlah ibu hamil yang mengalami anemia paling banyak pada usia 15-24
tahun sebesar 84,6%, usia 25-34 tahun sebesar 33%, usia 35-44 tahun
sebesar 33,6%, dan usia 45-54 tahun sebesar 24% (Riskesdas, 2018).
Anemia defisiensi besi merupakan penyebab utama terjadinya
anemia pada ibu hamil di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi
sehingga masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Di negara
berkembang kematian ibu dan janin berkaitan dengan anemia pada
kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi.
Menurut World Health Organization (WHO) dikatakan anemia jika
kadar hemoglobin >11 gr/dl pada Ibu hamil. Ibu hamil cenderung
kekurangan gizi karena pada masa kehamilan terjadi peningkatan
kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang di kandung.
Pola makan yang salah pada ibu hamil berpengaruh terhadap terjadinya
gangguan gizi seperti anemia.
Anemia pada ibu hamil dihubungkan dengan meningkatnya
kelahiran prematur, kematian ibu dan anak dan penyakit infeksi. Anemia
defisiensi besi pada ibu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
berkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun setelahnya. Hasil
Riskesdas 2018 menyatakan bahwa anemia terjadi pada 48,9% ibu hamil di
Indonesia. Angka ini lebih tinggi dari hasil Riskesdas 2013 yaitu 37,1%.
Untuk mencegah anemia setiap ibu hamil diharapkan mendapatkan
tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan. Cakupan
pemberian TTD pada ibu hamil di Indonesia tahun 2018 adalah 81,42%.
Angka ini belum mencapai target Renstra tahun 2017 yaitu 90%
Provinsi dengan cakupan tertinggi pemberian TTD pada ibu hamil
adalah Bengkulu (99,49%), sedangkan provinsi dengan cakupan terendah
adalah Banten (32,11%). Sementara itu, cakupan pemberian TTD di
Sumatera Utara adalah 79,47%. Kondisi ini masih di bawah cakupan angka
nasional. Hal ini diduga berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ibu
2
tentang pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil. Asuhan kebidanan yang
berkelanjutan diharapkan dapat membantu memenuhi cakupan pemberian
Fe dan meningkatkan pengetahuan ibu hamil melalui penyuluhan
kesehatan.
Berdasarkan uraian diatas penulis teratirk untuk menyusun studi
kasus “ Asuhan Kebidanan Ibu hamil Trimester III dengan anemia sedang
dipuskesmas Jatinegara”
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan
masalah dalam kasus ini adalah “Bagaimana Cara Penatalaksanaan Asuhan
Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. E G1P0A0 dengan Anemia Sedang di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jatinegara dengan Pendekatan
Manajemen Kebidanan?.
B. Tujuan
1. Mengetahui kajian teori kebidanan dalam asuhan Ibu Hamil dengan
anemia sedang dipuskesmas jatinegara
2. Terlaksananya manajemen asuhan kebidanan ibu hamil dengan anemia
dipuskemas kecamatan jatinegara pada trimester III dengan
pendokumentasian kebidanan metode SOAP.
3. Terlaksananya manajemen asuhan kebidanan ibu hamil dengan anemia
sedang pada trimester III dipuskesmas kecamatan jatinegara dengan
pendomuntasian dengan metode Patway
C. Ruang Lingkup
1. Materi
Materi dalam studi kasus ini adalah ibu hamil dengan anemia sedang
trimester III
2. Responden
Responden dalam studi kasus ini adalah Ny. E
3. Lokasi
Asuhan kebidanan dilakukan di puskemas jatinegara dengan alamat
jalan mataram raya no 220 kecamatan jatinegara jakarta timur.
4. waktu
Waktu asuhan kebidanan dilaksanakan november 2021
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Anemia dalam kehamilan
a. Pengertian Anemia dalam Kehamilan
<10,5 gr%.17.
4
genetic. Penyebab anemia yang lain antara lain pendarahan
mual, muntah yang lebih hebat dari hamil muda. Pemeriksaan dan
5
Tabel 2. Penggolongan Anemia Berdasarkan Kadar Haemoglobin
6
1) Anemia Defisiensi Besi
Anemia Defisiensi Besi merupakan anemia yang paling
sering dijumpai dalam kehamilan. Kekurangan ini dapat
disebabkan karena kurangnya asupan unsur besi dengan
makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan
penggunaan atau karena terlalu banyak zat besi yang
keluar dari badan, misalnya karena perdarahan.
Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi 90 tablet untuk
wanita hamil, dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah
pemberian tablet besi.
2) Anemia Megaloblastik
7
dengan memberikan transfusi darah karena obat-obat
penambah darah tidak memberikan hasil. Anemia
hipoplastik berat yang tidak diobati akan mempunyai
prognosis buruk, baik bagi ibu maupun bagi anak.
4) Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik adalah anemia yang disebabkan
penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia
hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil, maka
anemianya biasanya menjadi lebih berat. Gejala utama
adalah anemia dengan kelainan–kelainan gambaran darah,
kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi
kelainan pada organ–organ vital. Pengobatannya
tergantung pada jenis anemia hemolitik dan beratnya
anemia. Obat–obat penambah darah tidak memberi hasil.
Transfusi darah, kadang dilakukan berulang untuk
mengurangi penderitaan ibu dan menghindari bahaya
hipoksia.
Klasifikasi anemia pada ibu hamil menurut Manuaba (2016)
a. Tidak anemia Hb 11 gr%
b. Anemia ringan Hb 9-10 gr%
c. Anemia sedang Hb 7-8 gr%
d. Anemia berat Hb < 7 gr%
8
faktor penyebab peningkatan kebutuhan akan zat besi selama
kehamilan sekaligus untuk janin. Ketidakseimbangan jumlah
eritrosit dan plasma mencapai puncaknya pada trimester kedua
sebab peningkatan volume plasma terhenti menjelang akhir
kehamilan, sementara produksi sel darah merah terus
meningkat. Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah
sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di
dalam sirkulasi darah.23 Pada kehamilan relatif terjadi anemia
karena ibu hamil mengalami hemodelusi (pengenceran)
dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang
puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah
peningkatan sel darah 18% sampai 30% dan hemoglobin
sekitar 19%. Namun demikian, pemeriksaan Hb pada ibu
hamil tetap dilakukan secara berkala. Umumnya anemia
defisiensi zat besi dapat diperkiran terjadi apabila hemoglobin
ibu kurang dari 10,5 g% atau hematokrit dibawah 33%.
g. Patofisiologis Anemia dalam kehamilan
Anemia pada kehamilan yang disebabkan kekurangan zat besi
mencapai kurang lebih 95%. Wanita hamil sangat rentan
terjadi anemia defisiensi besi karena pada kehamilan
kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan
produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah
dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun peningkatan
volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi
penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.
Cadangan zat besi pada wanita yang hamil dapat rendah
karena menstruasi dan diet yang buruk. Kehamilan dapat
meningkatkan kebutuhan zat besi sebanyak dua atau tiga kali
lipat. Zat besi diperlukan untuk produksi sel darah merah
ekstra, untuk enzim tertentu yang dibutuhkan untuk jaringan,
janin dan plasenta, dan untuk mengganti peningkatan
kehilangan harian yang normal. Kebutuhan zat besi janin yang
paling besar terjadi selama empat minggu terakhir dalam
9
kehamilan, dan kebutuhan ini akan terpenuhi dengan
mengorbankan kebutuhan ibu. Kebutuhan zat besi selama
kehamilan tercukupi sebagian karena tidak terjadi
menstruasi dan terjadi peningkatan absorbsi besi dari diet oleh
mukosa usus walaupun juga bergantung hanya pada cadangan
besi ibu. Zat besi yang terkandung dalam makanan hanya
diabsorbsi kurang dari 10%, dan diet biasa tidak dapat
mencukupi kebutuhan zat besi ibu hamil. Kebutuhan zat besi
yang tidak terpenuhi selama kehamilan dapat menimbulkan
konsekuensi anemia defisiensi besi sehingga dapat membawa
pengaruh buruk pada ibu maupun janin, hal ini dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi kehamilan dan
persalinan.
10
harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung sedangkan
untuk umur yang tua >35 tahun perlu energi yang besar karena
fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk
bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang
cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.
2) Paritas
Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih
dari 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati,
bila berat badan tidak diketahui, maka dipakai umur
kehamilan lebih dari 24 minggu.
Ibu yang mengalami kehamilan lebih dari empat kali
dapat meningkatkan resiko mengalami anemia. Paritas 2-3
merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian
maternal. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari 3)
mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Resiko
paritas satu dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik,
sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau
dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada
paritas tinggi adalah tidak direncanakan.
Penelitian oleh Abriha et al (2015) menunjukkan
bahwa ibu dengan paritas dua atau lebih, berisiko 2,3 kali lebih
besar mengalami anemia daripada ibu dengan paritas kurang
dari dua. Hal ini dapat dijelaskan karena wanita yang memiliki
paritas tinggi umumnya dapat meningkatkan kerentanan untuk
perdarahan dan deplesi gizi ibu. Dalam kehamilan yang sehat,
perubahan hormonal menyebabkan peningkatan volume plasma
yang menyebabkan penurunan kadar hemoglobin namun tidak
turun dibawah tingkat tertentu (misalnya 11,0 g / dl).
Penelitian yang dilakukan oleh Ristica (2016)
mengatakan bahwa paritas menunjukkan hubungan sebab akibat
dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Paritas >3 orang
menyebabkan anemia kehamilan 3,2 kali dibandingkan dengan
paritas 1-3 orang.
11
kehamilan meningkatkan risiko perdarahan sebelum, selama, dan
setelah melahirkan. Paritas yang lebih tinggi memperparah risiko
perdarahan. Di sisi lain, seorang wanita dengan paritas tinggi
memiliki ukuran jumlah anak yang besar yang berarti tingginya
tingkat berbagi makanan yang tersedia dan sumber daya
keluarga lainnya dapat mengganggu asupan makanan wanita
hamil.
12
dapat memperkecil terjadinya anemia selama hamil.
4) Tingkat Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa
anemia yang di derita masyarakat adalah banyak di jumpai di
daerah pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi,
kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan, dan ibu
hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah.
Pendidikan meliputi peranan penting dalam
menentukan kualitas manusia. Dengan pendidikan manusia
dianggap akan memperoleh pengetahuan. Semakin tinggi
pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas karena
pendidikan yang tinggi akan membuahkan pengetahuan yang baik
yang menjadikan hidup yang berkualitas. Tingkat pendidikan
seseorang akan berpengaruh dalam pemberian respon terhadap
sesuatu yang datangnya dari luar. Orang yang berpendidikan
tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap
informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan
yang akan mereka dapatkan. Orang yang tidak berpendidikan
tinggi akan memberikan respon yang kurang rasional dan dalam
pengambilan keputusan.
5) Status KEK
Anemia lebih tinggi terjadi pada ibu hamil dengan
Kurang Energi Kronis (LILA< 23,5 cm) dibandingkan dengan ibu
hamil yang bergizi baik. Hal tersebut mungkin terkait dengan efek
negatif kekurangan energi protein dan kekurangan nutrisi
mikronutrien lainnya dalam gangguan bioavailabilitas dan
penyimpanan zat besi dan nutrisi hematopoietik lainnya (asam
folat dan vitamin B12).
Status KEK menunjukkan hubungan sebab akibat
dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Status KEK dapat
menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil 2,8 kali
dibandingkan dengan ibu hamil tidak KEK.
13
2. Anemia Sedang
a. Pengertian
Anemia sedang adalah kondisi pada ibu hamil dengan kadar
hemoglobin dibawah 7-8 gr% (Manuaba, 2016)
b. Penyebab anemia sedang
1) Menurut Ashari (2017), penyebab anemia adalah :
a) Kurang gizi
b) Kurang zat besi
c) Malabsorpsi
d) Kehilangan darah yang banyak pada persalinan yang lalu, haid
2) Menurut Manuaba (2016), penyebab anemia adalah :
Penyebab utama terjadinya anemia adalah anemia mikrositik
termasuk defisiensi besi, dan anemia penyakit kronis. Anemia
makrositik termasuk defisiensi folat dan vitamin B12 yang
ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin.
3) Menurut Prawirohardjo (2017) penyebab anemia dibagi menjadi
antara lain :
a) Anemia defisiensi besi 62,3%
14
d. Patofisiologi anemia sedang
Dalam kehamilan yang mengalami perubahan dalam batas-
batas tertentu, yang mengalami perubahan secara wajar adalah sel-
sel darah dan plasma darah. Dalam kehamilan plasma darah akan
meningkat mulai dari umur kehamilan 10 minggu berangsur-angsur
bertambah sesuai umur kehamilan dan akan mencapai puncaknya
pada umur kehamilan 32 dan 36 minggu. Setelah itu volume plasma
darah akan mencapai titik normal setelah 3 minggu persalinan
(Prawirohardjo, 2017).
15
e) Kala empat dapat terjadi pendarahan post partum sekunder dan
atonia uteri.
3) Pengaruh anemia terhadap kala nifas menurut Manuaba (2016)
adalah sebagai berikut :
a) Terjadi sub involusio uteri yang menimbulkan pendarahan
post partum.
b) Memudahkan infeksi perenium.
c) Pengeluaran ASI berkurang.
d) Dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan.
e) Anemia kala nifas.
f) Mudah terkadi infeksi mammae.
4) Pengaruh anemia terhadap janin menurut Manuaba (2016),
adalah sebagai berikut :
a) Abortus
b) Kematian intra uterin
c) Persalinan prematuris tinggi
d) Berat badan lahir rendah
e) Kelahiran dengan anemia
f) Dapat terjadi cacat bawaan
Sekalipun nampaknya janin mampu menyerap berbagai
nutrisi dari ibunya, dengan adanya anemia kemampuan
metabolisme tubuh akan berkurang sehingga pertumbuhan dan
perkembangan janin dala rahim akan terganggu (Manuaba, 2016).
16
f. Penatalaksanaan anemia sedang
1) Menurut Saifuddin (2017) adalah sebagai berikut :
a) Pantau kadar Hb.
b) Beri transfusi darah bila perlu.
c) Pantau keseimbangan cairan.
d) Beri furosemid 20 mg IV atau per oral.
e) Beri sulfat ferosus 60 mg peroral ditambah asam folat 400
mg per oral sekali sehari.
2) Menurut Prawirohardjo (2017) adalah sebagai berikut :
a) Pengobatan dapat dimulai dengan pemberian preparat besi
sebanyak 600-1000 mg perhari, seperti sulfat-ferrosus atau
glukonas ferrosus sampai Hb naik menjadi 10 g/100 ml atau
mungkin lebih bila waktu masih cukup sampai dengan janin
lahir.
b) Pemberian vitamin C menjadi lebih efisien karena vitamin C
mempunyai khasiat mempermudah penyerapan Fe oleh
selaput usus, anjurkan ibu untuk :
(1) Minum tablet zat besi dan makan buah-buahan yang
kaya akan vitamin C (tomat, jeruk, air jeruk nipis)
(2) Makan sayuran berwarna hijau setiap hari (bayam, sawi)
(3) Menghindari minum teh dan kopi karena dapat
menghambat penyerapan zat besi. Bila ibu tidak
mendapat cukup asupan vitamin C dalam makanan
sehari-harinya dapat diberikan tablet vitamin C 50 mg
perhari.
c) Jika ada pemeriksaan tinja bila ditemukan cacing berikan
obat cacing yang sesuai.
17
g. Diet pola makan ibu dengan anemia sedang
Pada permulaan kehamilan ibu telah harus makan-makanan
yang mempunyai nilai gizi yang bermutu tinggi, maka oleh karena
itu harus banyak makanan yang mengandung protein, banyak
ditemukan defisiensi besi Fe dan vitamin B12 pada calon ibu baik
diberikan Fe sehingga sulfas ferosus 200 mg 3 kali sehari, kalsium
dengan tablet berisi macam-macam vitamin seorang wanita hamil
memerlukan 2000 kalori sehari (Prawirohardjo, 2017).
Pada saat hamil ibu harus makan-makanan yang mengandung
nilai gizi yang bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang
mahal harganya. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga
300 kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan
yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup cairan (menu
seimbang) (Kusmiyati, 2018).
Kusmiyati (2018) kebutuhan kalori, protein dan mineral
adalah sebagai berikut :
1) Kalori
Di Indonesia kebutuhan kalori untuk orang tidak hamil adalah
2000 kkl, sedang untuk orang hamil dan menyusui masing-
masing adalah 2300 dan 2800 kkl. Kalori diperlukan untuk
produksi energi.
2) Protein
Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah kehamilan
yaitu pertumbuhan janin, uterus, plasenta, selain itu, untuk ibu
penting untuk pertumbuhan payudara dan kenaikan sirkulasi ibu
(protein plasma, hemoglobin, dll). Bila wanita tidak hamil,
konsumsi protein yang ideal adalah 0,9 gram/kg BB/hari, tetapi
selama kehamilan dibutuhkan tambahan protein hingga 30
gram/hari.
3) Mineral
Kebutuhan akan besi pada pertengan kedua kehamilan kira-kira 17
mg/hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan
18
suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, ferofumarat atau
feroglukonat perhari. Untuk tetap sehat ibu dianjurkan makan-
makanan yang mengandung zat-zat sebagai berikut :
Tabel 2.1
Kebutuhan Mineral dan Vitamin untuk Ibu Tidak
Hamil, Ibu Hamil dan Menyusui
19
BAB III
No Register : 010/DKC/2021
Data Subjektif
1. Identitas
Hasil
Jenis Quick Cek Keterangan
Ya Tidak
Sakit kepala hebat V
Gangguan pengelihatan V
Pembengkakan pada wajah dan tangan V
Nyeri abdomen ( epigastrium) V
Mual dan muntah berlebihan V
Pergerakan janin tidak seperti biasa V
Pengeluaran pervaginam V
Demam V
20
2. Keluhan saat ini :
Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya karena
mengeluh sering pusing, mata berkunang-kunang, merasa lemah
dan lesu sejak satu minggu yang lalu.
3. Riwayat hamil sekarang :
• HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid
terakhirnya pada tanggal 10 April
2021.
• Siklus Haid : 28 Hari
• Tapsiran waktu persalinan : 17 Januari 2022
• Gerakan janin : Ibu mengatakan merasakan gerakan
janin pertama kali pada umur
kehamilan 4 bulan dan gerakan
janin sekarang aktif kira –kira 13 –
18 kali perhari.
• Vitamin yang dikonsumsi : Ibu mengatakan hanya
mengkonsumsi vitamin dari bidan saja.
• Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan merasakan mual dan muntah
pada pagi hari dan pusing.
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
Trimester III : Ibu mengatakan sering merasa pusing, mata
berkunag-kunang, merasa lemah dan lesu.
• ANC : Ibu mengatakan priksa kehamilan sebanyak
4 kali di bidan, yaitu pada trimester pertama 1 kali, trimester
dua 2 kali trimester tiga 1 kali secara teratur.
• Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang tanda
bahaya kehamilan pada umur kehamilan 6 bulan.
• Imunisasi/TT
Ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT sebanyak
2 kali TT 1 pada waktu menikah, TT 2 pada umur kehamilan
4 bulan
21
• Kekhawatiran khusus
Ibu mengatakan merasa kawatir akan kehamilannya ini
karena merupakan kehamilan yang pertama dan ada keluhan
merasa sering pusing, mata berkunag-kunang, merasa lemah
dan lesu.
• Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun.
4. Riwayat Obstetrik
5. Riwayat Kesehatan
No Jenis Hasil Keterangan
Ada Tidak Ada
1. Jantung √
2. Hipertensi √
3. DM √
4. Asma √
5. Hepatitis √
6. IMS/HIV √
7. TBC √
8. Ginjal Kronis √
9. Malaria √
10. Epilepsi √
11. Kejiwaan √
12. Kelainan Kogenital √
13. Alergi obat/Makanan √
14. Kecelakaan √
15. Tetanus √
6. Riwayat Imunisasi TT
TT I : 4-03 2021
TT 2 :-
TT 3 :-
TT 4 :-
Golongan Darah : O
7. Riwayat Sosial Ekonomi
22
Usia Menikah : 24 Tahun
Status menikah : menikah ke 1
Respon ibu terhadap keluarga : sangan mendukung
Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami
23
Jenis Dukungan
(1) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini
mitoni.
• Menggunakan obat-obatan/rokok
24
c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
1) Status generalis
• Keadaan umum : Lemah, letih, lesu, mata berkuang-kunang
• Kesadaran : composmentis
• TB : 150 cm BB 55 kg IMT : 2,4
• TTV :
Tekanan Darah : 100/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, Respirasi 20
x/menit, Suhu 36,8 C
2) Hand to too
• Wajah : Simetris
• Kepala dan Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe
dan warna hitam alami.
• Mata : Simetris, Conjungtiva : Pucat, warna putih,
Sklera Putih
• Hidung : Bersih, lubang hidung simetris dan tidak
ada benjolan.
• Telinga : Bersih, simetris kanan dan kiri
• Mulut/gigi/gusi : Mulut bersih tidak ada stomatitis, gigi
tidak berlubang, tidak ada caries, gusi
tidak ada pembengkakan dan tidak
berdarah.
• Leher : Kelenjar gondok tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe :Tidak
ada pembesaran kelenjar Troid tidak ada
• Payudara : Simetris dan tidak ada benjolan
• Abdomen :
1) Inspeksi
a) Pembesaran perut : ada pembesaran perut, normal, sesuai
umur kehamilan
b) Bentuk Perut : memanjang
c) kelainan : Tidak ada kelainan dan tidak ada lukas
bekas operasi
d) pergerakan anak : anak pergerkan anak, normal dan aktif
e) Luka bekas operasi tidak ada
25
2) palpasi :
Kontraksi : Tidak ada kontraksi
Leopold I : TFU: 3 jari diatas pusat
Bagian atas perut ibu teraba bulat, lunak dan tidak
melenting (bokong)
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba keras memanjang
seperti papan (punggung), Bagian kiri perut
ibu teraba bagian- bagian kecil janin
(ekstremitas)
Leopold II : Bagian bawah perut ibu teraba, bulat, keras dan
melenting (kepala) masih dapat digoyangkan.
Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk panggul
(convergen)
TFU (MC Donal) : 30 cm
TBJ : (30-12)x 150 = 2700 gram
3) Auskultasi
DJJ : Punctum maximum : Kuadran bawah bagian kanan perut ibu
Frekuensi : 140x/menit
Teratur/tidak : Teratur
• Pemeriksaan panggul
Kesan panggul : Normal
Distansia Spinarum : 26 cm
Distansia kristarum : 28 cm
Conjugata Eksterna (boudeloque) 20 cm
Lingkar panggul : 90 cm
• Anogenital
1. Vulva Vagina : tidak ada varises, tidak ada luka, tidak ada
kemerahan, tidak ada nyeri, kelenjar bartolini normal, pengeluaran
pervagina tidak ada
2. perenium : bekas luka tidak ada, tidak ada kelainan
3. anus : tidak ada haemoroid, tidak ada kelainan
26
4) Pemeriksaan penunjang :
HB : 8 gr
Golongan darah :O
HIV : Negatif
Rapid Test : Tidak diperiksa
ANALISIS
Ibu E usia 24 tahun dengan G1POA0 Timester III dengan anemia sedang
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini ibu mengalami
anemia sedang
2. Menjelaskan tentang perubahan fisiologi yang terjadi pada kehamilan
trimester III dengan anemia sedang seperti pusing, lemah, letih, lesu dan
mata perkunang-kunang
3. Menjelaskan perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester III
anemia sedang seperti ibu merasa tampak cemas dalam kehamilanya
4. Memberikan terapi untuk mengatasi letih dan lesu
5. Menganjurkan ibu untuk memenuhi asupan nutrisi
6. Menjelaskan tentang bahaya anemia sedang terhadap kehamilan, persalinan,
janin dan nifas seperti perdarahan, berat badan lahir rendah, hambatan
tumbuh kembang janin, mudah infeksi, ketuban pecah dini, kelahiran dengan
anemia
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi lemah, letih
lesu untuk ibu yaitu obat Fe 500 mg dosis 2 x 1 perhari,dan 250 mg asam
folat, vitami C 50 mg dosis 2 x 1 tablet perhari
8. Melakukan pemeriksaan laboratorium seperti HB, Sifilis, HIV
9. Memberikan penjelasan tentang isi buku KIA
10. Memberikan informasi mengenai perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K)
11. Menganjurkan kepada ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu atau jika ada
keluhan
27
B. Laporan Kasus dengan Metode Patway
Dokumentasi dalam bentuk pathway asuhan kebidanan
Hari dan Tanggal : Rabu, 17-11-2021
Tempat Praktik : Puskesmas kecamatan Jatinegara
Pukul : 10.00 WIB
Nama : Farida Purnama Juwita
Program Studi : Profesi Kebidanan
Patway kasus kebidanan
28
Asuhan yang diberikan :
Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan:
1. Menganjurkan ibu untuk 1. Memberitahukan bahwa ibu mengalami
makanan yang dapat anemia sedang pada trimester III, tanda dan
meningkatkan kadar HB gejalanya letih, lesu dan mata berkuang-
seperti buah naga, bit, hati kunang (Manuba, 2016)
2. Menurut (prawirohardjo, 2017) pada
sapi, daging merah dan kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi
sayuran hijau, serta sel darah merah dan plasma darah akan
hindari/kurangi konsumsi meningkat sesuai umur kehamilan, dimulai
teh dan kopi. dari kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya 36-39 minggu. Volume plsama
2. Menganjurkan ibu untuk
bertambah dan sel darah merah meningkat
konsumsi vitamin yang sehingga mengalami penurunan HB akibat
diberikan dari bidan tablet hemodelusi . dengan mengetahui dampak
tambah darah dan vitamin anemia sedang pada Trimester III .
c sehari sekali. 3. Menjelaskan kepada ibu anemia yaitu
keadaan menurunya HB, hematokrit, dalam
3. Anjurkan ibu untuk
jumlah sel darah merah dibawah nilai
mengecek kembali kadar normal.
HB untuk mengetahui 4. Menganjurkan ibu untuk memenuhi asupan
apakah ada peningkatan gizi seimbang untu ibu hamil, makanan
4. Kontrol rutin sesuai jadwal yang bervariasi akan membantu ibu hamil
1 bulan sekali/ jika ada memenuhui nutrisi ibu dan janinya, seperti
karbohidrat, protein, asam folat, vitamin
keluhan yang dirasakan
seperti buah bit. Bit bekerja dengan
merangsang sistem peredaran darah dan
membantu membangun sel darah merah
karena kandungan asam folat dan B12 yang
berguna untuk mencegah catatnya janin
dalam kandung, menujang perkembangan
otak bayi (Majority, 2016). Konsumsi
sayuran hijau membantu ibu untuk
Evaluasi yang diberikan : memenuhi zat besi pada ibu hamil
1. ibu mengerti tentang keadaan kehamilanya (manuba, 2016) . Menurut Mustika, 2017
dengan anemia sedang melaporkan bahwa teh dapat menghambat
penyerapan zat besi sebesar 92 %, jika
Ibu sudah mengerti tentang tablet tambah besi
dikonsumsi bersama-sama. Teh mempunyai
2. ibu memahami tentang perubahan psikologi
kandungan antioksida dan tanin senyawa
karena anemia rendah pada TM III, yang dapat mengikat zat besi, kalsium dan
3. Ibu menegerti cara mengatasi lemah,letih lesu almunium
dengan memenuhi kebutuhan nutrisi untuk 5. Pada penelitian ini didapatkan bahwa
memenuhi kebutuhan janin agar tumbuh sehat, kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan
sumber pangan yang dimaksudkan antara lai kejadian anemia berhungan secara
daging merah, susu sapi, ayam, makanan laut, sifnifikan. Hasil dari penelitian bahwa ibu
kacang-kacangan dan sayuran hijau wenda hamil yang tidak patut mengkonsumsi Fe
septanda, 2016 memiliki resiko 3,46 %(Nurmasari dan
Ibu mengerti tanda bahaya anemia pada trimester sumarmi, 2019)
4. ibu diberikan obat tambah darah tablet Fe 500 6. Pemeriksaan HB dianjurkan 2 x
mg 2 x/hari sebanyak 15 tablet dan asam folat diantaranya TM I dan TM 3
400 mg 1 x1/hari dan ibu memahmai cara 7. Kunjungan ulang atau jika ada keluhan
minum obat Fe, vitamin C 50 mg 2 x 1 x/hari 8. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk
5. Ibu bersedia dilakukan pemeriksaan pemberian terapi tablet Fe 500 mg dosis 2 x
laboratorium kembali 1 membantu metablosime energi dan
6. Ibu mengerti penjelasan bidan tentang manfaat meningkat oksigen dalam darahdan vitamin
buku KIA C 50 mg dosis 2 x 1 manfaatnya mejaga
7.Ibu menerima stiker P4K yang sudah di isi daya tahan tubuh dan merangsang
pembentukan sel dan jaringan baru
sesuai dengan kesepakatan keluarga dan siap
ditempel di tembok depan rumah
8. Ibu siap periksa rutin kehamilanya untu
kesejahteraan ibu dan janin
9. Ibu mau melakukan saran dari bidan untuk
memeriksakan diri ke spesalis kebidanan untuk
pemeriksaan USG
29
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
30
e. Pelaksanaan
Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang
ditetapkan dan melibatkan kerja sama pasien, keluarga yang lainya
dengan menggunakan sarana dan prasarana yang disediakan
puskemas kecamatan jatinegara
f. Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan
kebidanan selanjutnta setelah dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri
subjek, berdasarkan apa yang dilakukan oleh pasien, objektif,
berdasarkan pengamatan terhadap keadaan pasien.
31
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan yang dilakukan di puskemas kecamatan jatinegara
bahwa
1. memahami konsep anemia pada ibu hamil
2. mampu melaksanaan pengkajian pada Ny. E dengan anemia sedang pada ibu hamil
Trimester III
3. mampu menengakan asuhan kebidanan sesuai dengan analisa yang didapat
4. melaksanakan tindakan nyata/intervensi sesuai analisa data yang di dapat
5. mampu mengevaluasi hasil tindakan kebidanan yang dilakukan dan melakukan
pendokomentasian
B. Saran
1. Bagi profesi kebidanan
Penulisan ini diharpkan menjadi bahan referensi dalam melakukan asuhan kebidanan
ibu hamil anemia sedang pada trimester III
2. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh serta mendapatkan pengalaman secara
langsung pada ibu hamil dengan anemia sedang trimester III
3. Bagi institusi
Pendidikan penulisan karya ilmiah ini dapat memberikan referensi kepustakaan dan
masukan tentang asuhan kebidanan ibu hamil anemia sedang trimester III
32
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes, R., 2015. Informasi: Pusat Data dan lnformasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: Kemenkes
RI.
Walyani S. E. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile 2018]
Sri Y. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Di
Puskesmas Umbulharjo II. 2017;
Manuaba I. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC; 2016.
Rismawati S, Rohmatin E. Analisis Penyebab Terjadinya Anemia Pada Ibu Hamil. Media Inf. 2018;
Corneles S, Losu F. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan
Risiko Tinggi. J Ilm Bidan. 2015
Chandra F, Junita DD, Fatmawati TY. Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Status
Anemia. J Ilm Ilmu Keperawatan Indones. 2019
Fitriani A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Pleret
Bantul Tahun 2016
Majidah A, Maryani T, Meilani N. Factors associated with anemia in trimester III pregnant woment. J
Kesehat Ibu dan Anak [Internet]. 2018;
Cut MS, Joserizal S, Almurdi. 2017. Anemia Pada Kehamilan Di Bagian Obstetri Dan Ginekologi RSUP
Dr. M. Djamil. Padang: Jurnal Kesehatan Andala.
Dewi, TriLoka Wulandari. 2015. Anemia Defisiensi Besi No.2. Jombang: Jurnal Edu Helth
Manuaba, IAC, IBGF. Manuaba, dan IBG. Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan
KB. Jakarta: EGC
Retnorini, Dewi dkk. 2017. Pengaruh Pemberian tablet Fe dan sari kacang hijau terhadap kadar
hemoglobin pada ibu hamil.
Kementrian Kesehatan RI. 2015. Pedoman Penatalaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah. Jakarta
33
34