Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny. E G1P0A0 TRIMESTER


III DENGAN ANEMIA SEDANG DI PUSKESMAS KECAMATAN
JATINEGARA

OLEH :
FARIDA PURNAMA JUWITA
NIM : 210703097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny. E G1P0A0 TRIMESTER
III DENGAN ANEMIA SEDANG DI PUSKESMAS KECAMATAN
JATINEGARA

Telah disetujui, di periksa, dan siap diujikan dihadapan


Tim Penguji

Pembimbing 1

(Sukarni Setya Yuningsih, SST, M.Kes)

NIDN. 0312127803

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus
yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. E G1P0A0 Trimester III Dengan
Anemia Sedang di Puskesmas Kecamatan Jatinegara Tahun 2021”
Dalam penyusunan Laporan ini,penulis banyak mendapatkan dukungan dari berbagai
pihak,baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Ibu Lia Idealistiana, SKM,SST,MARS,Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta.
2. Ibu Mariani, M. Keb selaku kepala prodi ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta.
3. Ibu Sukarni Setya Yuningsih, SST, M.Kes sebagai Pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan,dan bantuan kepada penulis dalam melakukan
perbaikan- perbaikan untuk kesempurnaan laporan penulis.
4. Ibu Nur Sitiyaroh, S. SiT. M. Kes. Yang banyak membantu memberikan masukan, bantuan
dalam melakukan perbaikan laporan penulis.
5. Ibu/Bapak Penguji yang telah banyak memberikan masukan,pengarahan,dan bantuan
kepada penulis dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan laporan
penulis.
6. Suamiku dan anak-anak yang sudah kooperatif serta keluarga besar yang selalu
mendoakan,memotivasi dan membantu dengan tulus dan kasih saying serta selalu memberi
semangat kepada penulis.
Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga laporan
kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan khususnya.

Jakarta, 06 Desember 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS ................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Tujuan .......................................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup ............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................

A. Teori Medis ................................................................................................... 4


1. Anemia dalam Kehamilan.......................................................................... 4
2. Anemia Sedang .........................................................................................
14
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................ 20

A. Laporan Kasus dengan Metode SOAP......................................................... 20


B. Laporan Kasus dengan Metode Pathway ..................................................... 28
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................... 30
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 32

A. Kesimpulan ................................................................................................... 32

B. Saran ............................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 33

iv
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

Saya yang bertanda tangan di abwah ini :

Nama : Ny. Evi Veldiani

Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Januari 1997

Alamat : Prumpung Tengah, RT 7/05, Kel. Cipinang Besar

Utara, Kec. Jatinegara, Jakarta Timur

Bersama ini menyatakan kesediaannya untuk melakukan tindakan dan prosedur

pengobatan pada diri saya. Persetujuan ini saya berikan setelah mendapat penjelasan dari

operator/petugas kesehatan yang berwenang di fasilitas kesehatan tersebut diatas.

Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan agar

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 17 November 2021

Mengetahui, Pembuat Pernyataan

Pemeriksa

Farida Purnama Ny. Evi Veldiani

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator yang
menjadi tolak ukur pembangunan kesehatan di suatu negara. Ibu dan anak
merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan
kelompok rentan terhadap keadaan keluarga sehingga penilaian terhadap
status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk
dilakukan. Upaya kesehatan ibu dan anak menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu dalam masa kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui
serta bayi sampai anak prasekolah (Kemenkes RI, 2018).
Keberhasilan dari upaya kesehatan ibu dan anak, dapat dilihat dari
indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
AKI adalah jumlah kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan, dan
nifas di setiap 100.000 Kelahiran Hidup (KH) sedangkan AKB adalah
jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 KH.
Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, tetapi
juga mampu menilai derajat kesehatan masyarakat karena sensitifitasnya
terhadap pelayanan kesehatan baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas
(Kemenkes RI, 2018).
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah karena
pendarahan, infeksi, dan eklampsia, sedangkan penyebab tidak langsung
diantaranya adalah karena anemia (Ristica, 2015). Hal ini menunjukkan
kesehatan ibu tidak mendukung untuk menghadapi kehamilan dan
persalinan secara aman. Anemia pada kehamilan memberikan dampak
buruk terhadap ibu dan janin. Ibu hamil dengan anemia akan meningkatkan
risiko morbiditas dan mortalitas karena menjadi penyebab terjadinya
pendarahan postpartum, sedangkan dampaknya pada janin akan
meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah
(Serudji, 2017).
Anemia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat global,

1
Menurut WHO diperkirakan sepertiga wanita usia subur menderita anemia
diseluruh dunia dan lebih dari 40 % ibu hamil menderita anemia. Di
Indonesia pada tahun 2018, sebanyak 48,9% ibu hamil menderita anemia,
dimana meningkat lebih dari 11% dalam 5 tahun. Dari data tahun 2018,
jumlah ibu hamil yang mengalami anemia paling banyak pada usia 15-24
tahun sebesar 84,6%, usia 25-34 tahun sebesar 33%, usia 35-44 tahun
sebesar 33,6%, dan usia 45-54 tahun sebesar 24% (Riskesdas, 2018).
Anemia defisiensi besi merupakan penyebab utama terjadinya
anemia pada ibu hamil di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi
sehingga masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Di negara
berkembang kematian ibu dan janin berkaitan dengan anemia pada
kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi.
Menurut World Health Organization (WHO) dikatakan anemia jika
kadar hemoglobin >11 gr/dl pada Ibu hamil. Ibu hamil cenderung
kekurangan gizi karena pada masa kehamilan terjadi peningkatan
kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang di kandung.
Pola makan yang salah pada ibu hamil berpengaruh terhadap terjadinya
gangguan gizi seperti anemia.
Anemia pada ibu hamil dihubungkan dengan meningkatnya
kelahiran prematur, kematian ibu dan anak dan penyakit infeksi. Anemia
defisiensi besi pada ibu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
berkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun setelahnya. Hasil
Riskesdas 2018 menyatakan bahwa anemia terjadi pada 48,9% ibu hamil di
Indonesia. Angka ini lebih tinggi dari hasil Riskesdas 2013 yaitu 37,1%.
Untuk mencegah anemia setiap ibu hamil diharapkan mendapatkan
tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan. Cakupan
pemberian TTD pada ibu hamil di Indonesia tahun 2018 adalah 81,42%.
Angka ini belum mencapai target Renstra tahun 2017 yaitu 90%
Provinsi dengan cakupan tertinggi pemberian TTD pada ibu hamil
adalah Bengkulu (99,49%), sedangkan provinsi dengan cakupan terendah
adalah Banten (32,11%). Sementara itu, cakupan pemberian TTD di
Sumatera Utara adalah 79,47%. Kondisi ini masih di bawah cakupan angka
nasional. Hal ini diduga berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ibu

2
tentang pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil. Asuhan kebidanan yang
berkelanjutan diharapkan dapat membantu memenuhi cakupan pemberian
Fe dan meningkatkan pengetahuan ibu hamil melalui penyuluhan
kesehatan.
Berdasarkan uraian diatas penulis teratirk untuk menyusun studi
kasus “ Asuhan Kebidanan Ibu hamil Trimester III dengan anemia sedang
dipuskesmas Jatinegara”
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan
masalah dalam kasus ini adalah “Bagaimana Cara Penatalaksanaan Asuhan
Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. E G1P0A0 dengan Anemia Sedang di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jatinegara dengan Pendekatan
Manajemen Kebidanan?.

B. Tujuan
1. Mengetahui kajian teori kebidanan dalam asuhan Ibu Hamil dengan
anemia sedang dipuskesmas jatinegara
2. Terlaksananya manajemen asuhan kebidanan ibu hamil dengan anemia
dipuskemas kecamatan jatinegara pada trimester III dengan
pendokumentasian kebidanan metode SOAP.
3. Terlaksananya manajemen asuhan kebidanan ibu hamil dengan anemia
sedang pada trimester III dipuskesmas kecamatan jatinegara dengan
pendomuntasian dengan metode Patway

C. Ruang Lingkup
1. Materi
Materi dalam studi kasus ini adalah ibu hamil dengan anemia sedang
trimester III
2. Responden
Responden dalam studi kasus ini adalah Ny. E
3. Lokasi
Asuhan kebidanan dilakukan di puskemas jatinegara dengan alamat
jalan mataram raya no 220 kecamatan jatinegara jakarta timur.
4. waktu
Waktu asuhan kebidanan dilaksanakan november 2021

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis
1. Anemia dalam kehamilan
a. Pengertian Anemia dalam Kehamilan

Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat

besi, yang merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat

besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut WHO,

kejadian anemia kehamilan berkisar 20-89% dengan menetapkan

Hb 11g% (g/dl) sebagai dasarnya. Anemia dalam kehamilan dapat

diartikan ibu hamil mengalami defisiensi zat besi dalam darah.

Selain anemia dalam kehamilan dapat dikatakan suatu kondisi ibu

dengan kadar haemoglobin (Hb) <11 gr% pada trimester I dan

trimester III sedangkan pada trimester II kadar heamoglobin sebesar

<10,5 gr%.17.

b. Penyebab Anemia pada Kehamilan

Anemia merupakan suatu kumpulan gejala yang disebabkan

oleh bermacam-macam penyebab. Terjadinya anemia karena

adanya beberapa faktor yang saling berkaitan. Pada dasarnya

anemia disebabkan oleh karena gangguan pembentukan eritrosit

oleh sumsum tulang belakang, kehilangan darah keluar tubuh

(pendarahan), dan proses penghancuran erirosit dalam tubuh

sebelum waktunya (hemolisis), faktor nutrisi, infeksi, dan pengaruh

4
genetic. Penyebab anemia yang lain antara lain pendarahan

misalnya ulkus, gastritis, tumor saluran pencernaan, malabsorpsi,

kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan banyak darah,

malabsorpsi besi, dan menoragia (menstruasi berlebihan),

defisiensi besi, asam folat, infeksi HIV, gangguan struktur

hemoglobin seperti thalassemia. Pada ibu hamil yang anemia harus

diketahui secara pasti penyebab anemianya sehingga dapat

diberikan intervensi yang tepat.

c. Diagnosis Anemia dalam Kehamilan

Untuk menegakkan diagnosis anemia pada kehamilan, dapat

dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan

keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan

mual, muntah yang lebih hebat dari hamil muda. Pemeriksaan dan

pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sahli.

Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat digolongkan sebagai

berikut. Hb 11 gr% tidak anemia, Hb 9-10 gr% anemia ringan, Hb

7-8 gr% anemia sedang, Hb <7 gr% anemia berat. Pemeriksaan

darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada

trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian

besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian Fe

sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas.

5
Tabel 2. Penggolongan Anemia Berdasarkan Kadar Haemoglobin

Populasi Tidak Anemia


Anemia Ringan Sedang Berat
Wanita tidak >1 11 8- <
hamil 2 - 10, 8
11, 9
9
Wanita hamil >1 10 7-8 <
1 -9 7
Trimester I >1
1
Trimester II >1
0,5
Trimester III >1
1

d. Pengaruh Anemia dalam Kehamilan


Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan dan nifas
adalah keguguran, partus prematurus, inersia uteri, partus lama,
ibu lemah, atonia uteri, syok, afibrinogenemia dan
hipofibrinogenemia, infeksi intrapartum dan bila terjadi anemia
gravis (Hb dibawah 4 gr%) terjadi payah jantung yang bukan saja
menyulitkan kehamilan dan persalinan, bahkan berakibat fatal. Ibu
hamil dengan kadar heamoglobin (Hb) < 8 g/dl, dikaitkan dengan
peningkatan risiko berat badan lahir rendah dan bayi kecil untuk
usia kehamilan. Anemia defisiensi besi selama kehamilan
diketahui menjadi faktor risiko kelahiran prematur, meningkatkan
risiko terjadinya perdarahan postpartum dan kematian perinatal.
Pada wanita hamil, anemia meningkatkan risiko kematian ibu dan
memiliki konsekuensi negatif pada kognitif dan fisik
pengembangan anak-anak dan produktivitas kerja. Anemia pada
kehamilan dikaitkan dengan hasil kehamilan yang merugikan.
Manifestasi klinisnya meliputi pembatasan pertumbuhan janin,
persalinan prematur, IUGR, IUFD, berat lahir rendah, cacat
bawaan, gangguan laktasi. Interaksi yang buruk ibu atau bayi,
depresi post-partum, dan peningkatan kematian bayi dan neonatal.

e. Klasifikasi anemia dalam kehamilan

Klasifikasi anemia dalam kehamilan terbagi atas :

6
1) Anemia Defisiensi Besi
Anemia Defisiensi Besi merupakan anemia yang paling
sering dijumpai dalam kehamilan. Kekurangan ini dapat
disebabkan karena kurangnya asupan unsur besi dengan
makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan
penggunaan atau karena terlalu banyak zat besi yang
keluar dari badan, misalnya karena perdarahan.
Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi 90 tablet untuk
wanita hamil, dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah
pemberian tablet besi.

2) Anemia Megaloblastik

Anemia Megaloblastik disebabkan karena defisiensi asam


folik dan beberapa kasus karena sefisiensi vitamin B.
Anemia ini erat kaitannya dengan defisiensi makanan.
Diagnosa anemia megaloblastik dibuat apabila ditemukan
megaloblas dalam darah atau sumsum tulang. Diagnosis
pasti dapat ditegakkan dengan percobaan penyerapan dan
pengeluaran asam folik. Pengobatan anemia megaloblastik
dalam kehamilan sebaiknya diberikan asam folik bersama
dengan tablet Fe. Tablet asam folik dapat diberikan dalam
dosis 15-30 mg sehari. Apabila anemia megaloblastik
disebabkan defisiensi vitamin B12, maka ibu hamil dapat
diberikan vitamin B12 dengan dosis 100-1000 mikrogram
sehari. anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan
asam folat, jarang sekali karena kekurangan vitamin B12.
3) Anemia Hipoplastik

Anemia Hipoplastik adalah anemia yang disebabkan


karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel
darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan
hingga kini belum diketahui dengan pasti kecuali yang
disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun atau obat-
obatan. Untuk memperbaiki keadaan penderita adalah

7
dengan memberikan transfusi darah karena obat-obat
penambah darah tidak memberikan hasil. Anemia
hipoplastik berat yang tidak diobati akan mempunyai
prognosis buruk, baik bagi ibu maupun bagi anak.
4) Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik adalah anemia yang disebabkan
penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia
hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil, maka
anemianya biasanya menjadi lebih berat. Gejala utama
adalah anemia dengan kelainan–kelainan gambaran darah,
kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi
kelainan pada organ–organ vital. Pengobatannya
tergantung pada jenis anemia hemolitik dan beratnya
anemia. Obat–obat penambah darah tidak memberi hasil.
Transfusi darah, kadang dilakukan berulang untuk
mengurangi penderitaan ibu dan menghindari bahaya
hipoksia.
Klasifikasi anemia pada ibu hamil menurut Manuaba (2016)
a. Tidak anemia Hb 11 gr%
b. Anemia ringan Hb 9-10 gr%
c. Anemia sedang Hb 7-8 gr%
d. Anemia berat Hb < 7 gr%

f. Fisiologis Anemia pada Ibu Hamil.


Perubahan fisiologis alami yang terjadi selama kehamilan
akan memengaruhi jumlah sel darah merah normal pada
kehamilan. Peningkatan volume darah ibu terutama terjadi
akibat peningkatan plasma, bukan akibat peningkatan sel
darah merah. Walaupun ada peningkatan jumlah sel darah
merah di dalam sirkulasi, tetapi jumlahnya tidak seimbang
dengan peningkatan volume plasma. Ketidakseimbangan ini
akan terlihat dalam bentuk penurunan kadar Hb (hemoglobin).
Peningkatan jumlah eritrosit ini juga merupakan salah satu

8
faktor penyebab peningkatan kebutuhan akan zat besi selama
kehamilan sekaligus untuk janin. Ketidakseimbangan jumlah
eritrosit dan plasma mencapai puncaknya pada trimester kedua
sebab peningkatan volume plasma terhenti menjelang akhir
kehamilan, sementara produksi sel darah merah terus
meningkat. Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah
sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di
dalam sirkulasi darah.23 Pada kehamilan relatif terjadi anemia
karena ibu hamil mengalami hemodelusi (pengenceran)
dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang
puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah
peningkatan sel darah 18% sampai 30% dan hemoglobin
sekitar 19%. Namun demikian, pemeriksaan Hb pada ibu
hamil tetap dilakukan secara berkala. Umumnya anemia
defisiensi zat besi dapat diperkiran terjadi apabila hemoglobin
ibu kurang dari 10,5 g% atau hematokrit dibawah 33%.
g. Patofisiologis Anemia dalam kehamilan
Anemia pada kehamilan yang disebabkan kekurangan zat besi
mencapai kurang lebih 95%. Wanita hamil sangat rentan
terjadi anemia defisiensi besi karena pada kehamilan
kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan
produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah
dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun peningkatan
volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi
penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.
Cadangan zat besi pada wanita yang hamil dapat rendah
karena menstruasi dan diet yang buruk. Kehamilan dapat
meningkatkan kebutuhan zat besi sebanyak dua atau tiga kali
lipat. Zat besi diperlukan untuk produksi sel darah merah
ekstra, untuk enzim tertentu yang dibutuhkan untuk jaringan,
janin dan plasenta, dan untuk mengganti peningkatan
kehilangan harian yang normal. Kebutuhan zat besi janin yang
paling besar terjadi selama empat minggu terakhir dalam

9
kehamilan, dan kebutuhan ini akan terpenuhi dengan
mengorbankan kebutuhan ibu. Kebutuhan zat besi selama
kehamilan tercukupi sebagian karena tidak terjadi
menstruasi dan terjadi peningkatan absorbsi besi dari diet oleh
mukosa usus walaupun juga bergantung hanya pada cadangan
besi ibu. Zat besi yang terkandung dalam makanan hanya
diabsorbsi kurang dari 10%, dan diet biasa tidak dapat
mencukupi kebutuhan zat besi ibu hamil. Kebutuhan zat besi
yang tidak terpenuhi selama kehamilan dapat menimbulkan
konsekuensi anemia defisiensi besi sehingga dapat membawa
pengaruh buruk pada ibu maupun janin, hal ini dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi kehamilan dan
persalinan.

h. Faktor – factor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu


hamil
Anemia pada kehamilan yang terjadi pada trimester
pertama sampai ketiga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut:24
1) Umur
Anemia pada kehamilan berhubungan signifikan dengan
umur ibu hamil. Semakin muda dan semakin tua umur seorang
ibu yang sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan
gizi yang diperlukan. Kurangnya pemenuhan zat-zat gizi
selama hamil terutama pada usia kurang dari 20 tahun dan
lebih dari 35 tahun akan meningkatkan risiko terjadinya
anemia.
Menurut penelitian dari Ningrum (2015) mengatakan
bahwa ibu hamil pada kelompok umur risiko tinggi
mempunyai risiko mengalami anemia sebesar 3,4 kali.
Menurut Kristiyanasari (2017) dalam jurnal Melory dan Galuh
mengatakan bahwa ibu hamil pada umur muda atau <20 tahun
perlu tambahan gizi yang banyak, karena selain digunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga

10
harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung sedangkan
untuk umur yang tua >35 tahun perlu energi yang besar karena
fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk
bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang
cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.
2) Paritas
Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih
dari 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati,
bila berat badan tidak diketahui, maka dipakai umur
kehamilan lebih dari 24 minggu.
Ibu yang mengalami kehamilan lebih dari empat kali
dapat meningkatkan resiko mengalami anemia. Paritas 2-3
merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian
maternal. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari 3)
mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Resiko
paritas satu dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik,
sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau
dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada
paritas tinggi adalah tidak direncanakan.
Penelitian oleh Abriha et al (2015) menunjukkan
bahwa ibu dengan paritas dua atau lebih, berisiko 2,3 kali lebih
besar mengalami anemia daripada ibu dengan paritas kurang
dari dua. Hal ini dapat dijelaskan karena wanita yang memiliki
paritas tinggi umumnya dapat meningkatkan kerentanan untuk
perdarahan dan deplesi gizi ibu. Dalam kehamilan yang sehat,
perubahan hormonal menyebabkan peningkatan volume plasma
yang menyebabkan penurunan kadar hemoglobin namun tidak
turun dibawah tingkat tertentu (misalnya 11,0 g / dl).
Penelitian yang dilakukan oleh Ristica (2016)
mengatakan bahwa paritas menunjukkan hubungan sebab akibat
dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Paritas >3 orang
menyebabkan anemia kehamilan 3,2 kali dibandingkan dengan
paritas 1-3 orang.

Dibandingkan dengan keadaan tidak hamil, setiap

11
kehamilan meningkatkan risiko perdarahan sebelum, selama, dan
setelah melahirkan. Paritas yang lebih tinggi memperparah risiko
perdarahan. Di sisi lain, seorang wanita dengan paritas tinggi
memiliki ukuran jumlah anak yang besar yang berarti tingginya
tingkat berbagi makanan yang tersedia dan sumber daya
keluarga lainnya dapat mengganggu asupan makanan wanita
hamil.

3) Antenatal Care (ANC)

Kunjungan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan


berpengaruh terhadap kejadian anemia. Hal tersebut sesuai
dengan tujuan ANC yaitu mengenali secara dini adanya
ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pendarahan. Kunjungan ibu hamil yang sesuai standar akan
memberikan kemudahan tenaga kesehatan (dokter dan bidan)
untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang akan timbul setiap saat
termasuk kejadian anemia.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang diberikan
kepada ibu hamil oleh petugas kesehatan terhadap pemeriksaan
dan pemeliharaan kehamilannya dengan tujuan untuk dapat
mengidentifikasi dan mengetahui masalah yang timbul selama
masa kehamilan sehingga kesehatan ibu dan bayi yang dikandung
akan sehat sampai persalinan. Pelayanan antenatal care dapat
dipantau dengan kunjungan ibu hamil dalam memeriksakan
kehamilannya. Kebijakan program kunjungan ANC sebaiknya
dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan yaitu satu
kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada
trimester III. Tujuan dari kunjungan ANC untuk mengenali
secara dini adanya ketidaknormalan atau adanya komplikasi yang
memungkinkan terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan perdarahan. Kunjungan
antenatal merupakan upaya preventif ibu hamil untuk
menghasilkan kehamilan yang sehat melalui pemeriksaan fisik,
pemberian suplemen serta penyuluhan kesehatan ibu hamil yang

12
dapat memperkecil terjadinya anemia selama hamil.
4) Tingkat Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa
anemia yang di derita masyarakat adalah banyak di jumpai di
daerah pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi,
kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan, dan ibu
hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah.
Pendidikan meliputi peranan penting dalam
menentukan kualitas manusia. Dengan pendidikan manusia
dianggap akan memperoleh pengetahuan. Semakin tinggi
pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas karena
pendidikan yang tinggi akan membuahkan pengetahuan yang baik
yang menjadikan hidup yang berkualitas. Tingkat pendidikan
seseorang akan berpengaruh dalam pemberian respon terhadap
sesuatu yang datangnya dari luar. Orang yang berpendidikan
tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap
informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan
yang akan mereka dapatkan. Orang yang tidak berpendidikan
tinggi akan memberikan respon yang kurang rasional dan dalam
pengambilan keputusan.
5) Status KEK
Anemia lebih tinggi terjadi pada ibu hamil dengan
Kurang Energi Kronis (LILA< 23,5 cm) dibandingkan dengan ibu
hamil yang bergizi baik. Hal tersebut mungkin terkait dengan efek
negatif kekurangan energi protein dan kekurangan nutrisi
mikronutrien lainnya dalam gangguan bioavailabilitas dan
penyimpanan zat besi dan nutrisi hematopoietik lainnya (asam
folat dan vitamin B12).
Status KEK menunjukkan hubungan sebab akibat
dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Status KEK dapat
menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil 2,8 kali
dibandingkan dengan ibu hamil tidak KEK.

13
2. Anemia Sedang
a. Pengertian
Anemia sedang adalah kondisi pada ibu hamil dengan kadar
hemoglobin dibawah 7-8 gr% (Manuaba, 2016)
b. Penyebab anemia sedang
1) Menurut Ashari (2017), penyebab anemia adalah :
a) Kurang gizi
b) Kurang zat besi
c) Malabsorpsi
d) Kehilangan darah yang banyak pada persalinan yang lalu, haid
2) Menurut Manuaba (2016), penyebab anemia adalah :
Penyebab utama terjadinya anemia adalah anemia mikrositik
termasuk defisiensi besi, dan anemia penyakit kronis. Anemia
makrositik termasuk defisiensi folat dan vitamin B12 yang
ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin.
3) Menurut Prawirohardjo (2017) penyebab anemia dibagi menjadi
antara lain :
a) Anemia defisiensi besi 62,3%

b) Anemia megaloblastik 29,0%

c) Anemia hipoplastik 8,0%

d) Anemia hemolitik 0,7%

c. Gejala anemia sedang

Menurut Manuaba (2016), gejala anemia yang biasa dialami


oleh ibu hamil antara lain adalah :
1) Cepat lelah
2) Mengantuk
3) Sering pusing
4) Nafsu makan menurun
5) Mata berkunang-kunang

14
d. Patofisiologi anemia sedang
Dalam kehamilan yang mengalami perubahan dalam batas-
batas tertentu, yang mengalami perubahan secara wajar adalah sel-
sel darah dan plasma darah. Dalam kehamilan plasma darah akan
meningkat mulai dari umur kehamilan 10 minggu berangsur-angsur
bertambah sesuai umur kehamilan dan akan mencapai puncaknya
pada umur kehamilan 32 dan 36 minggu. Setelah itu volume plasma
darah akan mencapai titik normal setelah 3 minggu persalinan
(Prawirohardjo, 2017).

e. Pengaruh anemia sedang


Anemia mempunyai pengaruh buruk terhadap kehamilan,
persalinan, nifas dan janin serta masa selanjutnya. Berbagai dampak
yang timbul akibat dari anemia adalah sebagai berikut :
1) Pengaruh anemia terhadap bahaya kehamilan menurut Manuaba
(2016), sebagai berikut :
a) Dapat terjadi abortus.
b) Persalinan prematur.
c) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim.
d) Mudah terjadi infeksi.
e) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%).
f) Mola hidatidosa.
g) Hiperemesis gravidarum.
h) Pendarahan antepartum.
i) Ketuban Pecah Dini (KPD).
2) Pengaruh anemia terhadap bahaya persalinan menurut Manuaba
(2016), sebagai berikut :
a) Gangguan his kekuatan mengejan.
b) Kala pertama dapat berlangsung lama dan terjadi partus
terlantar.
c) Kala dua berlangsung lama sehinga melelelahkan
d) Kala tiga dapat diikuti retensio plasenta dan pendarahan
post partum akibat atonia uteri.

15
e) Kala empat dapat terjadi pendarahan post partum sekunder dan
atonia uteri.
3) Pengaruh anemia terhadap kala nifas menurut Manuaba (2016)
adalah sebagai berikut :
a) Terjadi sub involusio uteri yang menimbulkan pendarahan
post partum.
b) Memudahkan infeksi perenium.
c) Pengeluaran ASI berkurang.
d) Dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan.
e) Anemia kala nifas.
f) Mudah terkadi infeksi mammae.
4) Pengaruh anemia terhadap janin menurut Manuaba (2016),
adalah sebagai berikut :
a) Abortus
b) Kematian intra uterin
c) Persalinan prematuris tinggi
d) Berat badan lahir rendah
e) Kelahiran dengan anemia
f) Dapat terjadi cacat bawaan
Sekalipun nampaknya janin mampu menyerap berbagai
nutrisi dari ibunya, dengan adanya anemia kemampuan
metabolisme tubuh akan berkurang sehingga pertumbuhan dan
perkembangan janin dala rahim akan terganggu (Manuaba, 2016).

16
f. Penatalaksanaan anemia sedang
1) Menurut Saifuddin (2017) adalah sebagai berikut :
a) Pantau kadar Hb.
b) Beri transfusi darah bila perlu.
c) Pantau keseimbangan cairan.
d) Beri furosemid 20 mg IV atau per oral.
e) Beri sulfat ferosus 60 mg peroral ditambah asam folat 400
mg per oral sekali sehari.
2) Menurut Prawirohardjo (2017) adalah sebagai berikut :
a) Pengobatan dapat dimulai dengan pemberian preparat besi
sebanyak 600-1000 mg perhari, seperti sulfat-ferrosus atau
glukonas ferrosus sampai Hb naik menjadi 10 g/100 ml atau
mungkin lebih bila waktu masih cukup sampai dengan janin
lahir.
b) Pemberian vitamin C menjadi lebih efisien karena vitamin C
mempunyai khasiat mempermudah penyerapan Fe oleh
selaput usus, anjurkan ibu untuk :
(1) Minum tablet zat besi dan makan buah-buahan yang
kaya akan vitamin C (tomat, jeruk, air jeruk nipis)
(2) Makan sayuran berwarna hijau setiap hari (bayam, sawi)
(3) Menghindari minum teh dan kopi karena dapat
menghambat penyerapan zat besi. Bila ibu tidak
mendapat cukup asupan vitamin C dalam makanan
sehari-harinya dapat diberikan tablet vitamin C 50 mg
perhari.
c) Jika ada pemeriksaan tinja bila ditemukan cacing berikan
obat cacing yang sesuai.

17
g. Diet pola makan ibu dengan anemia sedang
Pada permulaan kehamilan ibu telah harus makan-makanan
yang mempunyai nilai gizi yang bermutu tinggi, maka oleh karena
itu harus banyak makanan yang mengandung protein, banyak
ditemukan defisiensi besi Fe dan vitamin B12 pada calon ibu baik
diberikan Fe sehingga sulfas ferosus 200 mg 3 kali sehari, kalsium
dengan tablet berisi macam-macam vitamin seorang wanita hamil
memerlukan 2000 kalori sehari (Prawirohardjo, 2017).
Pada saat hamil ibu harus makan-makanan yang mengandung
nilai gizi yang bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang
mahal harganya. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga
300 kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan
yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup cairan (menu
seimbang) (Kusmiyati, 2018).
Kusmiyati (2018) kebutuhan kalori, protein dan mineral
adalah sebagai berikut :
1) Kalori
Di Indonesia kebutuhan kalori untuk orang tidak hamil adalah
2000 kkl, sedang untuk orang hamil dan menyusui masing-
masing adalah 2300 dan 2800 kkl. Kalori diperlukan untuk
produksi energi.
2) Protein
Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah kehamilan
yaitu pertumbuhan janin, uterus, plasenta, selain itu, untuk ibu
penting untuk pertumbuhan payudara dan kenaikan sirkulasi ibu
(protein plasma, hemoglobin, dll). Bila wanita tidak hamil,
konsumsi protein yang ideal adalah 0,9 gram/kg BB/hari, tetapi
selama kehamilan dibutuhkan tambahan protein hingga 30
gram/hari.
3) Mineral
Kebutuhan akan besi pada pertengan kedua kehamilan kira-kira 17
mg/hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan

18
suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, ferofumarat atau
feroglukonat perhari. Untuk tetap sehat ibu dianjurkan makan-
makanan yang mengandung zat-zat sebagai berikut :

Tabel 2.1
Kebutuhan Mineral dan Vitamin untuk Ibu Tidak
Hamil, Ibu Hamil dan Menyusui

Mineral dan Tidak Hamil Hamil Menyusui


Vitamin
Kalori 200 2300 2800
Protein 55 g 55 g 80 g
Kalsium 0,5 g 1g 1g
Besi 12 g 17 g 17 g
Vitamin A sebagai 4000 mcg 4500 mcg 6500 mcg
Karotin
Thiamin 0,8 mg 1 mg 1,2 mg
Riboflavin 1,1 mg 1,3 mg 1,5 mg
Niasin 13 mg 15 mg 18 mg
Vitamin C 60 mg 90 mg 90 mg
Sumber : Prawirohardjo (2017)

19
BAB III

DOKUMENTASI KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN ABDI NUSANTARA JAKARTA
PROGRAM SARJANA KEBIDANAN DAN
PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN


ANEMIA SEDANG

No Register : 010/DKC/2021

Nama Pengkaji : Farida Purnama Juwita

Hari/ Tanggal : 17 November 2021

Jam : 10.00 WIB

Tempat Pengkajian : PKC Jatinegara

Data Subjektif
1. Identitas

Identitas Pasien Identitas Suami


1) Nama : Ny. Evi Nama : Tn. S
2) Umur : 24 tahun Umur : 29 tahun
3) Agama : Islam Agama : Islam
4) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
5) Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
7) Alamat : Prumpung Tengah RT 27/05 Cipinang Besar Utara

b. Anamnesa (Data Subyektif)


1. Quick Cek

Hasil
Jenis Quick Cek Keterangan
Ya Tidak
Sakit kepala hebat V
Gangguan pengelihatan V
Pembengkakan pada wajah dan tangan V
Nyeri abdomen ( epigastrium) V
Mual dan muntah berlebihan V
Pergerakan janin tidak seperti biasa V
Pengeluaran pervaginam V
Demam V

20
2. Keluhan saat ini :
Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya karena
mengeluh sering pusing, mata berkunang-kunang, merasa lemah
dan lesu sejak satu minggu yang lalu.
3. Riwayat hamil sekarang :
• HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid
terakhirnya pada tanggal 10 April
2021.
• Siklus Haid : 28 Hari
• Tapsiran waktu persalinan : 17 Januari 2022
• Gerakan janin : Ibu mengatakan merasakan gerakan
janin pertama kali pada umur
kehamilan 4 bulan dan gerakan
janin sekarang aktif kira –kira 13 –
18 kali perhari.
• Vitamin yang dikonsumsi : Ibu mengatakan hanya
mengkonsumsi vitamin dari bidan saja.
• Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan merasakan mual dan muntah
pada pagi hari dan pusing.
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
Trimester III : Ibu mengatakan sering merasa pusing, mata
berkunag-kunang, merasa lemah dan lesu.
• ANC : Ibu mengatakan priksa kehamilan sebanyak
4 kali di bidan, yaitu pada trimester pertama 1 kali, trimester
dua 2 kali trimester tiga 1 kali secara teratur.
• Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang tanda
bahaya kehamilan pada umur kehamilan 6 bulan.
• Imunisasi/TT
Ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT sebanyak
2 kali TT 1 pada waktu menikah, TT 2 pada umur kehamilan
4 bulan

21
• Kekhawatiran khusus
Ibu mengatakan merasa kawatir akan kehamilannya ini
karena merupakan kehamilan yang pertama dan ada keluhan
merasa sering pusing, mata berkunag-kunang, merasa lemah
dan lesu.
• Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun.

4. Riwayat Obstetrik

Anak Nifas Keadaan


Tgl/Thn Tempat Umur Jenis Peno-
No Keadaan Laktasi Anak
Partus Partus hamil Persalinan long Jenis BB PB
sekarang
1 Hamil
sekarang

5. Riwayat Kesehatan
No Jenis Hasil Keterangan
Ada Tidak Ada
1. Jantung √
2. Hipertensi √
3. DM √
4. Asma √
5. Hepatitis √
6. IMS/HIV √
7. TBC √
8. Ginjal Kronis √
9. Malaria √
10. Epilepsi √
11. Kejiwaan √
12. Kelainan Kogenital √
13. Alergi obat/Makanan √
14. Kecelakaan √
15. Tetanus √

6. Riwayat Imunisasi TT
TT I : 4-03 2021
TT 2 :-
TT 3 :-
TT 4 :-
Golongan Darah : O
7. Riwayat Sosial Ekonomi

22
Usia Menikah : 24 Tahun
Status menikah : menikah ke 1
Respon ibu terhadap keluarga : sangan mendukung
Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami

8. Pola Kebiasaan Sehari-hari


• Nutrisi
(1) Makan :
Frekuensi :3x
Porsi : sedang
Menu : nasi, sayur, lauk
(2) Minum 8 gelas/hari
Kondisi rumah : Bersih
Kebiasaan merokok, obat-obat dan alkohol : tidak ada
Beban kerjaan aktivitas sehari-hari : normal
Seksualitas : Frekuensi : 1 x seminggu, keluhan tidak
ada
Kekerasan dalam rumah tangga : tidak pernah
Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk
persalinan : puskesmas
Keinginan untuk memberi ASI : YA
• Istirahat/tidur
ibu mengatakan tidur malam 6 jam setiap hari dan tidak
tidur siang.
Seksualitas
Sebelum hamil : ibu mengatakan sebelum hamil melakukan
hubungan seksual 2-3 kali dalam 1
minggu
Selama hamil : ibu mengatakan melakukan
hubungan seksual 4 kali dalam 1 bulan
• Personal hygiene
Sebelum hamil : ibu mengatakan sebelum hamil mandi 2
kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari dan
keramas 3 kali seminggu.
Selama hamil : ibu mengatakan selama hamil mandi 2 kali

23
Jenis Dukungan
(1) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini

Ibu mengatakan semua keluarga mendukung

kehamilannya ini baik dari pihak istri maupun suami.

(2) Keluarga lain yang tinggal serumah

Ibu mengatakan tinggal serumah dengan suaminya.

(3) Pantangan makanan

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun

dalam kehamilannya ini.

(4) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan

Ibu mengatakan dalam kehamilannya ada kebiasaan adat

istiadat pada usia kehamilan 7 bulan diadakan acara

mitoni.

• Menggunakan obat-obatan/rokok

Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat-obatan dari

bidan dan tidak pernah minum obat-obatan lain serta tidak

pernah mengkonsmsi alkohol,jamu,tidak pernah merokok

dan suami juga tidak merokok.

24
c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)

1) Status generalis
• Keadaan umum : Lemah, letih, lesu, mata berkuang-kunang
• Kesadaran : composmentis
• TB : 150 cm BB 55 kg IMT : 2,4
• TTV :
Tekanan Darah : 100/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, Respirasi 20
x/menit, Suhu 36,8 C
2) Hand to too
• Wajah : Simetris
• Kepala dan Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe
dan warna hitam alami.
• Mata : Simetris, Conjungtiva : Pucat, warna putih,
Sklera Putih
• Hidung : Bersih, lubang hidung simetris dan tidak
ada benjolan.
• Telinga : Bersih, simetris kanan dan kiri
• Mulut/gigi/gusi : Mulut bersih tidak ada stomatitis, gigi
tidak berlubang, tidak ada caries, gusi
tidak ada pembengkakan dan tidak
berdarah.
• Leher : Kelenjar gondok tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe :Tidak
ada pembesaran kelenjar Troid tidak ada
• Payudara : Simetris dan tidak ada benjolan
• Abdomen :
1) Inspeksi
a) Pembesaran perut : ada pembesaran perut, normal, sesuai
umur kehamilan
b) Bentuk Perut : memanjang
c) kelainan : Tidak ada kelainan dan tidak ada lukas
bekas operasi
d) pergerakan anak : anak pergerkan anak, normal dan aktif
e) Luka bekas operasi tidak ada

25
2) palpasi :
Kontraksi : Tidak ada kontraksi
Leopold I : TFU: 3 jari diatas pusat
Bagian atas perut ibu teraba bulat, lunak dan tidak
melenting (bokong)
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba keras memanjang
seperti papan (punggung), Bagian kiri perut
ibu teraba bagian- bagian kecil janin
(ekstremitas)
Leopold II : Bagian bawah perut ibu teraba, bulat, keras dan
melenting (kepala) masih dapat digoyangkan.
Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk panggul
(convergen)
TFU (MC Donal) : 30 cm
TBJ : (30-12)x 150 = 2700 gram
3) Auskultasi
DJJ : Punctum maximum : Kuadran bawah bagian kanan perut ibu
Frekuensi : 140x/menit
Teratur/tidak : Teratur
• Pemeriksaan panggul
Kesan panggul : Normal
Distansia Spinarum : 26 cm
Distansia kristarum : 28 cm
Conjugata Eksterna (boudeloque) 20 cm
Lingkar panggul : 90 cm
• Anogenital
1. Vulva Vagina : tidak ada varises, tidak ada luka, tidak ada
kemerahan, tidak ada nyeri, kelenjar bartolini normal, pengeluaran
pervagina tidak ada
2. perenium : bekas luka tidak ada, tidak ada kelainan
3. anus : tidak ada haemoroid, tidak ada kelainan

26
4) Pemeriksaan penunjang :
HB : 8 gr
Golongan darah :O
HIV : Negatif
Rapid Test : Tidak diperiksa

ANALISIS
Ibu E usia 24 tahun dengan G1POA0 Timester III dengan anemia sedang
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini ibu mengalami
anemia sedang
2. Menjelaskan tentang perubahan fisiologi yang terjadi pada kehamilan
trimester III dengan anemia sedang seperti pusing, lemah, letih, lesu dan
mata perkunang-kunang
3. Menjelaskan perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester III
anemia sedang seperti ibu merasa tampak cemas dalam kehamilanya
4. Memberikan terapi untuk mengatasi letih dan lesu
5. Menganjurkan ibu untuk memenuhi asupan nutrisi
6. Menjelaskan tentang bahaya anemia sedang terhadap kehamilan, persalinan,
janin dan nifas seperti perdarahan, berat badan lahir rendah, hambatan
tumbuh kembang janin, mudah infeksi, ketuban pecah dini, kelahiran dengan
anemia
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi lemah, letih
lesu untuk ibu yaitu obat Fe 500 mg dosis 2 x 1 perhari,dan 250 mg asam
folat, vitami C 50 mg dosis 2 x 1 tablet perhari
8. Melakukan pemeriksaan laboratorium seperti HB, Sifilis, HIV
9. Memberikan penjelasan tentang isi buku KIA
10. Memberikan informasi mengenai perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K)
11. Menganjurkan kepada ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu atau jika ada
keluhan

27
B. Laporan Kasus dengan Metode Patway
Dokumentasi dalam bentuk pathway asuhan kebidanan
Hari dan Tanggal : Rabu, 17-11-2021
Tempat Praktik : Puskesmas kecamatan Jatinegara
Pukul : 10.00 WIB
Nama : Farida Purnama Juwita
Program Studi : Profesi Kebidanan
Patway kasus kebidanan

Kehamilan Trimester III


Nama : Ny E
Usia 24 tahun
G1P0A0 Hamil 29 Minggu
Keluhan mata berkunang-kunang, lemas,
Tanda/ Gejala/ Keluhan letih, lesu dan merasa pusing
secara teori :
Anemia defisiensi zat
besi adalah terjadi
karena kekurangan zat Tanda/gejala/ keluhan
besi, selama masa yang dialami pasien:
kehamilan zat besi -Ibu mengalami lemah,
mengalami peningkatan Patofisiologi (sesuai tanda/gejala/ pusing setelah bangun
secara segnifikan. Dan atau keluhan) : tidur, atau berdiri
kekurangan zat besi Selama kehamilan mengalami setelah duduk. Serta HB
penyebab utama terjadi 8 gr %. HPHT 10-4-2021,
peningkatan volume darah
anemia. Anemia dalam HPL 17-01-2022
(hypervolemia). Hypervolemia -Riwayat Kesehatan
kehamilan adalah merupakan hasil dari peningkatan
kondisi ibu dengan keluarga ibu tidak
volume plasma darah dan eritrosit memiliki penyakit
kadar HB < 12 gr%
yang berada dalam tubuh tetapi menurun, riwayat
(Anggraini, 2018)
peningkatan plasma jauh lebih kognital
besar sehingga memberikan efek TTV pasien : 100/70
konsentrasi HB < 12 g/100 ml. mmHg, nadi 80x/menit,
(Sarwono, 2018). Pada kehamilan suhu 36,8 C, Nadi
relatif terjadi anemia karena ibu 80x/menit. BB 50 kg, TB
150 cm IMT, 2,4. TFU 3
hamil mengalami hemodelusi
jari diatas pusat, leopold
(pengenceran) dengan 1 teraba keras, bulat,
peningkatan volume 30 %-40 %. lunak( bokong)
Leopod 2 punggung
kanan, kiri ekstremitas
Leopold 3 teraba keras,
tidak melenting kepala,
Leopold 4 belum masuk
panggul, DJJ
140x/menit, HB 8 gr %,
Sifilis negatif, Hiv negatif
, golongan darah o

28
Asuhan yang diberikan :
Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan:
1. Menganjurkan ibu untuk 1. Memberitahukan bahwa ibu mengalami
makanan yang dapat anemia sedang pada trimester III, tanda dan
meningkatkan kadar HB gejalanya letih, lesu dan mata berkuang-
seperti buah naga, bit, hati kunang (Manuba, 2016)
2. Menurut (prawirohardjo, 2017) pada
sapi, daging merah dan kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi
sayuran hijau, serta sel darah merah dan plasma darah akan
hindari/kurangi konsumsi meningkat sesuai umur kehamilan, dimulai
teh dan kopi. dari kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya 36-39 minggu. Volume plsama
2. Menganjurkan ibu untuk
bertambah dan sel darah merah meningkat
konsumsi vitamin yang sehingga mengalami penurunan HB akibat
diberikan dari bidan tablet hemodelusi . dengan mengetahui dampak
tambah darah dan vitamin anemia sedang pada Trimester III .
c sehari sekali. 3. Menjelaskan kepada ibu anemia yaitu
keadaan menurunya HB, hematokrit, dalam
3. Anjurkan ibu untuk
jumlah sel darah merah dibawah nilai
mengecek kembali kadar normal.
HB untuk mengetahui 4. Menganjurkan ibu untuk memenuhi asupan
apakah ada peningkatan gizi seimbang untu ibu hamil, makanan
4. Kontrol rutin sesuai jadwal yang bervariasi akan membantu ibu hamil
1 bulan sekali/ jika ada memenuhui nutrisi ibu dan janinya, seperti
karbohidrat, protein, asam folat, vitamin
keluhan yang dirasakan
seperti buah bit. Bit bekerja dengan
merangsang sistem peredaran darah dan
membantu membangun sel darah merah
karena kandungan asam folat dan B12 yang
berguna untuk mencegah catatnya janin
dalam kandung, menujang perkembangan
otak bayi (Majority, 2016). Konsumsi
sayuran hijau membantu ibu untuk
Evaluasi yang diberikan : memenuhi zat besi pada ibu hamil
1. ibu mengerti tentang keadaan kehamilanya (manuba, 2016) . Menurut Mustika, 2017
dengan anemia sedang melaporkan bahwa teh dapat menghambat
penyerapan zat besi sebesar 92 %, jika
Ibu sudah mengerti tentang tablet tambah besi
dikonsumsi bersama-sama. Teh mempunyai
2. ibu memahami tentang perubahan psikologi
kandungan antioksida dan tanin senyawa
karena anemia rendah pada TM III, yang dapat mengikat zat besi, kalsium dan
3. Ibu menegerti cara mengatasi lemah,letih lesu almunium
dengan memenuhi kebutuhan nutrisi untuk 5. Pada penelitian ini didapatkan bahwa
memenuhi kebutuhan janin agar tumbuh sehat, kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan
sumber pangan yang dimaksudkan antara lai kejadian anemia berhungan secara
daging merah, susu sapi, ayam, makanan laut, sifnifikan. Hasil dari penelitian bahwa ibu
kacang-kacangan dan sayuran hijau wenda hamil yang tidak patut mengkonsumsi Fe
septanda, 2016 memiliki resiko 3,46 %(Nurmasari dan
Ibu mengerti tanda bahaya anemia pada trimester sumarmi, 2019)
4. ibu diberikan obat tambah darah tablet Fe 500 6. Pemeriksaan HB dianjurkan 2 x
mg 2 x/hari sebanyak 15 tablet dan asam folat diantaranya TM I dan TM 3
400 mg 1 x1/hari dan ibu memahmai cara 7. Kunjungan ulang atau jika ada keluhan
minum obat Fe, vitamin C 50 mg 2 x 1 x/hari 8. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk
5. Ibu bersedia dilakukan pemeriksaan pemberian terapi tablet Fe 500 mg dosis 2 x
laboratorium kembali 1 membantu metablosime energi dan
6. Ibu mengerti penjelasan bidan tentang manfaat meningkat oksigen dalam darahdan vitamin
buku KIA C 50 mg dosis 2 x 1 manfaatnya mejaga
7.Ibu menerima stiker P4K yang sudah di isi daya tahan tubuh dan merangsang
pembentukan sel dan jaringan baru
sesuai dengan kesepakatan keluarga dan siap
ditempel di tembok depan rumah
8. Ibu siap periksa rutin kehamilanya untu
kesejahteraan ibu dan janin
9. Ibu mau melakukan saran dari bidan untuk
memeriksakan diri ke spesalis kebidanan untuk
pemeriksaan USG

29
BAB IV

PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN

Dalam Pembahasaan Asuhan Kebidanan pada Ny. E dengan anemia


sedang pada ibu hamil G1P0A0 dengan Anemia Sedang diwilayah
puskesmas kecamatan jatinegara melalui pendekatan kesenjengan teori dan
kenyataan dilapangan dibahas sebagai berikut tpengkajian
a. Pengkajian
penulis dapat melakukan pengkajian dengan diagnosa media anemia
sedang yang meliputi identitas pasien
b. Diagnosa kebidanan
Menurut tinjauan analisa data pada diagnosa kebidanan terdapat
beberapa masalah diantaranya :
1. intolarasi aktivitas berhubungan dengan lemah,letih, lesu
2. gangguan perfusi jaringan berhubungan menurunya kadar
hemogbloin dalam darah
3. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurangnya HB yang diperlukan untuk pembentukan sel
darah merah
c. Intervensi
penulis dapat menyusun rencan asuhan kebidanan sesuai diagnosa
kebidanan, situasi dan kondisi dapat dukungan dari kelurga dan
kooperatif. Perencanaan berdasarkan teori yang diperoleh dari
beberapa literatur yang mendukung
d. Implementasi
Pada tahap ini penulis melakasankaan asuhan kebidanan sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya, banyak faktor
yang mendukung terlaksananya implementasi kebidanan diantarnya
peran keluarga yang mendukung, pembimbing akademik, serta adanya
peran petugas lab yang mementukan diagnosa medis.

30
e. Pelaksanaan
Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang
ditetapkan dan melibatkan kerja sama pasien, keluarga yang lainya
dengan menggunakan sarana dan prasarana yang disediakan
puskemas kecamatan jatinegara
f. Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan
kebidanan selanjutnta setelah dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri
subjek, berdasarkan apa yang dilakukan oleh pasien, objektif,
berdasarkan pengamatan terhadap keadaan pasien.

31
82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan yang dilakukan di puskemas kecamatan jatinegara
bahwa
1. memahami konsep anemia pada ibu hamil
2. mampu melaksanaan pengkajian pada Ny. E dengan anemia sedang pada ibu hamil
Trimester III
3. mampu menengakan asuhan kebidanan sesuai dengan analisa yang didapat
4. melaksanakan tindakan nyata/intervensi sesuai analisa data yang di dapat
5. mampu mengevaluasi hasil tindakan kebidanan yang dilakukan dan melakukan
pendokomentasian

B. Saran
1. Bagi profesi kebidanan
Penulisan ini diharpkan menjadi bahan referensi dalam melakukan asuhan kebidanan
ibu hamil anemia sedang pada trimester III
2. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh serta mendapatkan pengalaman secara
langsung pada ibu hamil dengan anemia sedang trimester III
3. Bagi institusi
Pendidikan penulisan karya ilmiah ini dapat memberikan referensi kepustakaan dan
masukan tentang asuhan kebidanan ibu hamil anemia sedang trimester III

32
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes, R., 2015. Informasi: Pusat Data dan lnformasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: Kemenkes
RI.

Walyani S. E. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile 2018]

Kemenkes. Pokok-Pokok Renstra Kemenkes 2020-2024. Pokja Renstra Kemenkes 2020-2024.

Sri Y. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Di
Puskesmas Umbulharjo II. 2017;

Manuaba I. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC; 2016.

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. 4th ed. Jakarta: PT Bina Pustaks; 2017

Rismawati S, Rohmatin E. Analisis Penyebab Terjadinya Anemia Pada Ibu Hamil. Media Inf. 2018;

Corneles S, Losu F. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan
Risiko Tinggi. J Ilm Bidan. 2015

Chandra F, Junita DD, Fatmawati TY. Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Status
Anemia. J Ilm Ilmu Keperawatan Indones. 2019

Fitriani A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Pleret
Bantul Tahun 2016

Majidah A, Maryani T, Meilani N. Factors associated with anemia in trimester III pregnant woment. J
Kesehat Ibu dan Anak [Internet]. 2018;

Cut MS, Joserizal S, Almurdi. 2017. Anemia Pada Kehamilan Di Bagian Obstetri Dan Ginekologi RSUP
Dr. M. Djamil. Padang: Jurnal Kesehatan Andala.

Dewi, TriLoka Wulandari. 2015. Anemia Defisiensi Besi No.2. Jombang: Jurnal Edu Helth

Manuaba, IAC, IBGF. Manuaba, dan IBG. Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan
KB. Jakarta: EGC

Retnorini, Dewi dkk. 2017. Pengaruh Pemberian tablet Fe dan sari kacang hijau terhadap kadar
hemoglobin pada ibu hamil.

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Pedoman Penatalaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah. Jakarta

33
34

Anda mungkin juga menyukai