ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. Z NIFAS HARI KE-6 DENGAN PUTING SUSU
LECET DI PMB URFIATUL JANAH TAHUN 2021
Oleh :
URFIATUL JANAH
NIM : 200701119
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.Z NIFAS HARI KE-6 DENGAN PUTING SUSU
LECET DI PMB URFIATUL JANAH TAHUN 2021
Pembimbing I
(Tanda Tangan)
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Hari Ke-6 Dengan Puting Susu Lecet Di PMB Suhernah
Tahun 2021” Dalam penyusunan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Khairil Walid, SKM, MPd Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta, Sekaligus Pembimbing kelompok 1 banyak memberikan masukan,
pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk
kesempurnaan laporan penulis.
3. Ibu Maryani.M.Keb. Kaprodi Profesi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Abdi Nusantara Jakarta.
4. Teman teman seperjuangan, serta keluarga besar yang selalu mendoakan, memotivasi
dan membantu dengan tulus dan ikhlas. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua.
Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
laporan kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan
khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua.
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penulisan
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyusui adalah dasar kehidupan menurut menteri kesehatan nila Farid
Moeloek pada puncak peringatan pekan ASI sedunia di indonesia yang telah digelar
sejak pertama bulan agustus 2018 pada peringatan kali ini. Organisasi kesehatan
Dunia (WHO) mengambil tema“Breastfeeding Foundation Of Life“ sebagai bentuk
keperhatinan atas rendahnya angka pemberian ASI ekslusif pada bayi.
Menyusui merupakan suatu cara yang tidak ada duanya dalam
memberikanmakanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
sehat. Selain itu,mempunyai pengaruh biologis serta kejiwaan yang unik terhadap
kesehatan ibu danbayi. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu
melindungi bayiterhadap penyakit. Akan tetapi, menyusui tidak selamanya dapat
berjalan dengannormal, tidak sedikit ibu-ibu mengeluh seperti adanya pembengkakan
payudaraakibat penumpukan ASI, karena pengeluaran ASI tidak lancar atau
pengisapan oleh bayi. Pembengkakan ini akan mengakibatkan rasa nyeri pada ibu
bahkan tidak jarangibu merasa demam, oleh karena itu para ibu dianjurkan untuk
melakukan perawatanpayudara agar tidak terjadi komplikasi seperti bendungan ASI
dan puting susu lecet (Heryani, 2012).
Data kementrian kesehatan mencatat, angka inisiasi menyusui dini (IMD). Di
indonesia meningkat dari 51,8 % pada 2016 menjadi 57,8 % pada 2017 kendati
meningkat, angka itu disebut masih jauh dari target sebesar 90% . Manfaat menyusui
yang besar bagi ibu dan bayi.Angka ASI eksklusif dari 29,5 % pada 2016 menjadi
35,7 % pada 2017. Angka ini juga terbilang sangat kecil jika mengingat pentingnya
peran ASI bagikehidupan anak (Depkes RI, 2017). Masalah menyusui ada beberapa
macam, seperti puting susu lecet, payudara bengkak, saluran ASI tersumbat, radang
payudara. Puting susu lecet sering terjadi pada ibu menyusui dan sering diakibatkan
oleh teknik menyusui yang salah. Puting susu yang lecet sering membuat ibu
menyusui malas untuk menyusui karena ibu merasakan sakit saat menyusui,
kemudian hal itu dapat menyebabkan radang payudara hingga abses payudara. Hal
tersebut menjadi salah satu penyebab sering terjadi dalam kegagalan ASI eksklusif
(Sukarni, 2015). Organisasi Kesehatan Dunia WHO (Word Health Organitation)
memperkirakan insiden mastitis pada ibu menyusui sekitar 2,6% - 33% dan prevalensi
global adalah sekitar 10%. Data masalah menyusui pada tahun 2012 di Indonesia
menunjukkan 22,5% mengalami puting susu lecet, 42% ibu mengalami bendungan
ASI, 18% ibu mengalami air susu tersumbat, 11% mengalami mastitis dan 6,5% ibu
mengalami abses payudara yang disebabkan oleh kesalahan ibu dalam menyusui
bayinya (WHO, 2012).
Berdasarkan laporan dari survei Demografi dan kesehatan di indonesia (SDKI,
2013) di usia 25 tahun sepertiga wanita di dunia (38%) didapati tidak menyusui
bayinya karena terjadi pembengkakan payudara, dan di Indonesia angka cakupan ASI
esklusif mencapai 32,3 % ibu yang memberikan ASI esklusif pada anak. Survei
Demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2010-2012 menujukkan bahwa 55
% ibu menyusui mengalami mastitis dan puting susu lecet , kemungkinana hal
tersebut disebabkan karena kurang nya perawatan payudara selama kehamilan. ASI
esklusif diberikan selama 6 bulan dengan menerapkan halhal berikut inisiasi
menyusui dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi, ASI esklusif diberikan pada bayi
hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman, ASI diberikan secara on-
demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari setiap malam ASI diberikan tidak
menggunakan botol, cangkir, maupun dot (SDKI, 2013).
Puting susu terasa nyeri bila tidak di tangani dengan benar akan menjadi lecet.
umum nya menyusui akan menyakitkan dan kadang-kadang mengeluarkan darah.
Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula
disebabkan oleh thrush candidat atau dermatitis dan juga akibat dari pemakaian sabun,
alkohol, krim, dan lainlain untuk mencari puting susu (Wulandari, 2016).
Puting susu lecet sering terjadi pada ibu menyusui dan sering diakibatkan oleh
teknik menyusui yang salah. Masalah-masalah dalam menyusui seperti puting susu
lecet dapat menimbulkan gangguan dalam proses menyusui sehingga pemberian ASI
tidak adekuat, pemberian ASI yang tidak adekuat akan mengakibatkanpayudara
bengkak, saluran ASI tersumbat, radang payudara hingga kejadian mastitis. Puting
susu lecet yang lecet sering membuat ibu menyusui malas untuk menyusui bayinya
karena ibu merasakan sakit saat menyusui, kemudian hal itu menyebabkan radang
payudara hingga abses payudara, hal tersebut menjadi salah satu penyebab yang
sering terjadi dalam kegagalan pemberian ASI ekslusif (Manuaba IBG, 2011).
Peran bidan sangat penting dalam dalam memberikan asuhan kebidanan pada
masa nifas untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis ibu. Pelaksanaan
perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin yaitu 1-2 hari setelah bayi
dilahirkan dan dilakukan dua kali sehari. Perawatan payudara yang dilakukan meliputi
pengurutan payudara, pengosongan payudara, pengompresan payudara, dan
perawatan puting susu (Norazizah, 2013).
Berdasarkan uraian diatas angka kejadian puting susu lecet pada masa nifas
masih cukup tinggi terutama pada ibu primigravida dan menjadi salah satu penyebab
kegagalan dalam pemberian ASI ekslusif. Apabila puting susu lecet pada ibu nifas
tidak ditangani maka ditakukan akan terjadi komplikasi pada masa nifas dan nutrisi
bayi tidak terpenuhi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil tentang
“Asuhan Kebidanan Pada Ny.Z Nifas 6 Hari Di PM Urfiatul Janah Tahun 2021”
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisa perjalanan kasus mulai dari melakukan
pengkajian, mendiagnosa, dan melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan
kondisi pasien, dan dibandingkan teori yang berkaitan dengan Kasus Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas Hari Ke-6 Dengan Puting Susu
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiwa mampu melakukan pengkajian berdasarkan fakta yang
didapatkan dan dibandingkan teori tentang Kasus Asuhan Kebidanan
pada Ibu Nifas Hari Ke-6 Dengan Puting Susu
b. Mahaiswa mampu : 1) menegakkan mendignosa dan menentukan
masalah 2) membuat diagnosa dan masalah potensial 3) melakukan
tindakan segera jika di butuhkan pada kasus ibu nifas
c. Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai diagnosis
dan masalah yang didapatkan pada ibu nifas.
d. Mahasiswa mampu mengevaluasi terhadadap asuhan yang telah
diberikan pada ibu nifas.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Menjadi salah satu bahan pembelajaran dan sumber informasi dalam
memberikan Kasus Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Hari Ke-6 Dengan
Puting Susu lecet
2. Bagi PMB
Diharapkan mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan anemia ringan dengan baik dan benar, dan dapat memberikan
informasi yang sesuai dengan asuhannya.
3. Bagi Pasien
Dapat menambah wawasan/informasi sesuai dengan asuhan yang
diberikan oleh bidan dan mendapatkan pelayanan yang optimal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Lochea
Lochea adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui
vagina selama puerperium (Varney, 2007).
Ada beberapa jenis lochea, yakni (Suherni, dkk, 2009) :
1) Lochea Rubra ( Cruenta) Lochea ini berisi darah segar dan sisa-
sisa selaput ketuban, sel-sel darah desidua (Desidua yakni
selaput tenar rahim dalam keadaan hamil), venix caseosa (yakni
palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau semacam noda
dan sel-sel epitel yang mnyelimuti kulit janin), lanugo (yakni
bulu halus pada anak yang baru lahir), dan mekonium (yakni isi
usus janin cukup bulan yang terdiri atas getah kelenjar usus dan
air ketuban berwarna hijau).
2) Lochea Sanguinolenta Warnanya merah kuning berisi darah
dan lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.
3) Lochea Serosa Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah
lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
4) Lochea Alba Berwarna putih dan cairan ini tidak berdarah lagi,
pada hari ke 14-40 pasca persalinan.
Cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu.
a) Lochea Purulenta: Ini terjadi karena infeksi, keluarnya
cairan seperti nanah berbau busuk.
b) Locheohosis: Lochea yang tidak lancar keluarnya.
b. Ambulasi
Ambulasi sedini mungkin sangat dianjurkan, kecuali ada
kontraindikasi. Ambulasi ini akan meningkatkan sirkulasi dan
mencegah risiko tromboflebitis, meningkatkan fungsi kerja peristaltik
dan kandung kemih, sehingga mencegah distensi abdominal dan
konstipasi. Bidan harus menjelaskan kepada ibu tentang tujuan dan
manfaat ambulasi dini. Ambulasi ini dilakukan secara bertahap sesuai
kekuatan ibu. Terkadang ibu nifas engganuntuk banyak bergerak
karena merasa letih dan sakit. Jika keadaan tersebut tidak segera
diatasi, ibu akan terancam mengalami trombosis vena. Untuk
mencegah terjadinya trombosis vena, perlu dilakukan ambulasi dini
oleh ibu nifas. Pada persalinan normal dan keadaan ibu normal,
biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi dan ke WC dengan bantuan
orang lain, yaitu pada 1 atau 2 jam setelah persalinan. Sebelum waktu
ini, ibu harus diminta untuk melakukan latihan menarik napas dalam
serta latihan tungkai yang sederhana Dan harus duduk serta
mengayunkan tungkainya di tepi tempat tidur. Sebaiknya, ibu nifas
turun dan tempat tidur sediri mungkin setelah persalinan. Ambulasi
dini dapat mengurangi kejadian komplikasi kandung kemih, konstipasi,
trombosis vena puerperalis, dan emboli perinorthi. Di samping itu, ibu
merasa lebih sehat dan kuat serta dapat segera merawat bayinya. Ibu
harus didorong untuk berjalan dan tidak hanya duduk di tempat tidur.
Pada ambulasi pertama, sebaiknya ibu dibantu karena pada saat ini
biasanya ibu merasa pusing ketika pertama kali bangun setelah
melahirkan. (Bahiyatun, 2009).
c. Eliminasi
Ibu nifas hendaknya dapat berkemih spontan normal terjadi pada 8 jam
post partum. Anjurkan ibu berkemih 6-8 jam post partum dan setiap 4
jam setelahnya, karena kandung kemih yang penuh dapat mengganggu
kontaksi dan involusi uterus. Bila ibu mengalami sulit berkemih
sebaiknya dilakukan toiler training untuk BAB, jika ibu tidak bisa
BAB lebih dari 3 hari maka perlu diberi laksan/pencahar. BAB
tertunda 2-3 hari post partum dianggap fisiologis.
d. Istirahat
Ibu perlu istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
Ibu dapat berisitirahat atau tidur siang selagi bayi tidur, pentingnya
dukungan dari keluarga/suami. Bila istirahat kurang akan
mempengaruhi ibu: 1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi 2)
Memperlambat proses involusio uterus dan memperbanyak perdarahan
3) Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi
dan diri sendiri 4) Kebersihan Diri/Personal Hygiene.
e. Sexual/Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu
tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan sexual
kapan saja ibu siap. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda
hubungan sexual sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau
enam minggu setelah persalinan, keputusan bergantung pada pasangan
yang bersangkutan.
f. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurangkurangnya dua tahun
sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri
kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang
keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka
tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Biasanya
wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya selama meneteki (amenorhoe laktasi).
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan
kontrasepsi tetap lebih aman terutama bila ibu sudah haid lagi. Jika
pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baiknya untuk
bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada
yang ingin ditanyakan oleh ibu atau pasangan dan untuk mengetahui
apakah metode tersebut bekerja dengan baik.
g. Latihan/Senam Nifas
Jelaskan pada ibu pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali
normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya
menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. Jelaskan
bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu
seperti:
1) Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menatik otot
perut selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat
dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima, rileks dan
ulangi sebanyak 10 kali.
2) Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul
(latihan kegel).
3) Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot, pantat
dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan, kendurkan dan ulangi
latihan sebanyak 5 kali. Mulai dengan mengerjakan 5 kali
latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah
latihan 5 x lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan
ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
3. Tanda gejala
Menurut Sulistyawati, 2016 tanda dan gejala puting susu lecet:
a. Kulit akan merah
b. Berkilat
c. Kadang gatal
d. Terasa sakit yang menetap
e. Kulit kering bersisik (flaky)
4. Penanganan
Menurut Walyani, 2015 cara menengani puting susu lecet adalah dengan cara:
a. Cari penyebab puting susu lecet (posisi menyusui salah, candidates
atau dermatitis).
b. Obati penyebab puting susu lecet terutama perhatikan posisi menyusui.
c. Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri diatas tadi.
d. Ibu dapat terus memberikan ASI nya pada keadaan luka tidak begitu
sakit.
e. Olesi puting susu degan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali
memberikan obat lain, seperti cream, salep, dan lain-lain.
f. Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu
kurang lebih 1×24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam
waktu sekitar 2×24 jam.
g. Selama puting susu diistrahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan
dengan tangan,dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri.
h. Cuci payudara sehari sekali saja dan tidak dibenarkan untuk
menggunakan dengan sabun.
i. Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit
untuk sementara untuk memberi kesempatan lukanya menyembuh.
j. Keluarkan ASI dari payudara yang sakit degan tangan (jangan dengan
pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan
ASI.
k. Berikan ASI perah degan sendok atau gelas jangan menggunakan dot.
l. Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan
waktu yang singkat.
m. Bila lecet tidak sembuh selama 1 minggu maka rujuk ke puskesmas.
5. Pencegahaan
Menurut Saleha, 2016 pencegahan puting susu lecet dapat dilakukan dengan
cara:
a. Tidak membersihkan puting dengan sabun, alkohol, krim, atau zat-zat
lainya.
b. Sebaiknya untuk melepaskan puting dari isapan bayi pada saat bayi
selesai menyusi, tidak dengan memaksa menarik puting, tetapi degan
menekan dagu atau degan memasukkan jari kelingking yang bersih
kemulut bayi.
c. Posisi menyusui harus benar, yaitu bayi harus menyusui sampai
payudara dan menggunakan kedua payudara
TINJAUAN KASUS
No Reg :-
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Jenis Identitas Istri Suami
Nama Ny. Z Tn. I
Umur 25 Tahun 27 Tahun
Suku/Bangsa jawa/ Indonesia Jawa/Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Pedagang
Alamat Rumah Kp. Pendawa lima Kp. Pendawa Lima
Alamat Kantor - -
Anamnesa pada tanggal: 20 Mei 2021 Pukul 18.00 WIB Oleh Bidan Urfiatul Janah
Usia Kehamilan : 39 mg
Para : Primipara
3) Riwayat Persalinan
Anak Ke :
Persalinan lahir tanggal :
Jenis Kelamin : Perempuan, BB 3000 gram, PB 50 cm
Perdarahan kala III : 50 ml
Perdarahan kala IV : 50 ml
Perdarahan Total :100 ml
Perdarahan selama operasi: -
Jenis Persalinan : Spontan
Placenta : Spontan
Perineum : Episiotomi
Anastesi :-
Jahitan : Grade II
Infuse cairan : 500 ml
Transfusi darah :-
4) Tanda Bahaya Nifas
Sakit kepala hebat : Tidak
Pandangan kabur : Tidak
Kelelahan atau sesak : Tidak
Demam : Tidak
Nyeri payudara, pembengkakan payudara, : Tidak
luka atau perdarahan pada puting
Nyeri perut hebat : Tidak
Bengkak pada tangan, wajah. Tungkai, : Tidak
Perdarahan berlebihan : Tidak
Sekret vagina berbau : Tidak
b. Pola Eliminasi
BAB : Ibu mengatakan belum BAB sejak persalinan tadi
BAK : ibu mengatakan sudah BAK
c. Mobilisasi : Dilakukan
d. Pola Aktifitas Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. Pola Istirahat : + 6 jam
f. Personal Hygiene : 2-3x/hari
g. Pola Seksual :-
3. Psikososial Spiritual
a. Tanggapan dan dukungan keluarga terhadap kehamilannya
Ibu mengatakan keluarga sangat senang dengan kehamilannya dan mendukung
kehamilannya.
B. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum : Baik
Tekanan Darah : 110/70 mmHG
Nadi : 80 x/mnt
Pernafasan : 20 x/mnt
Suhu : 36 °C
Berat Badan : 60 Kg
Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
Muka : Simetris tidak edema
Mata : Konjungtiva : tidak pucat, Sklera : Putih
b. Dada dan Axila (ketiak)
Mamae : Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan
Benjolan : Tidak ada benjolan
Simetris : Ya, kiri dan kana
Kemerahan : Ada
Areola : Menghitam
Puting susu : Menonjol, terdapat luka lecet dikedua
Puting payudara
Pengeluaran : Kolostrum
c. Abdomen
TFU : pertengahan pusat dan simfisis
Kontraksi : Tidak ada
Kandung Kemih : Kosong
Kembung : Tidak
d. Ekstermitas
Tungkai : Tidak ada pembengkakan Nyeri : tidak, Merah: /tidak
Edema : Tidak ada
e. Ano-genital
Lochea : Sanguinolenta
Bau : Khas
Jahitan Perineum : ada, grade II
Penyembuhan luka: ada
f. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : tidak dilakukan
ASSASMENT
Ny. Z Umur 25 tahun P1A0 Post Partum Hari ke-6 Dengan puting susu lecet
PENATALAKSANAAN
1. Ibu mengatakan
Tanda / Gejala / keluhan secara teori : belum mengetahui
Menurut (Sofian, 2012) : teknik menyusui yang
baik dan benar
Tanda Gejala Masa Nifas Patofisiologi (Sesuai Tanda / 2. Kurang istirahat tidur
1. Pengeluaran Lochea, Lochea Gejala / keluhan yang
Rurba pada hari 2-3, Lochea dialami pasien) :
Sanguinolenta pada hari ke 3-7, Data Objektif :KU Baik, TD
Masa nifas adalah masa 2 jam 110/70 mmhg, N 80 x/menit, R
Lochea Serosa pada hari ke 7-14, setelah kelahiran plasenta
Lochea Alba pada hari ke 14-40 20 x/menit, S 36. TFU
sampai 6 minggu setelah
2. Prubahan involusi uteri, 3 hari 2 pertengahan pusat dan simfisis,
persalinan. Pada masa ini alat-
jari diawah pusat, 7 hari kotraksi keras, kandung kemih
alat reproduktif anatominya
pertegahan pusat dan simfisis, 14 kembali ke keadaan sebelum kosong. Tidak ada tanda-tanda
hari tidak teraba diatas simfisis, 6 hamil. Ibu akan mengalami infeksi, terdapat luka laserasi.
miggu bertambah kecil, 8 minggu banyak perubahan baik fisik Lochea sanguinolenta. terdapat
normal maupun psikologis lecet pada puting susu kanan
3. Kontraksi biasanya berlangsung selama masa nifas (Tando, dan kiri
2-4 hari pasca persalinan. 2012).
PEMBAHASAN
A. Pengkajian data
Pada pengkajian data ini, didapati hasil data subjektif pada tanggal 20 Mei
2021 diperoleh informasi dari hasil wawancara atau anamnesa pada Ny. Z usia 25
tahun, beragama islam, kebangsaan jawa/ Indonesia, pendidikan terakhir sma,
pekerjaan Ibu Rumah Tangga, dan suami bernama Tn. Irfan usia 27 tahun, agama
islam kebangsaan jawa /Indonesia, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan pedagang,
dan suami istri ini beralamatkan di Kp. Pendawa Lima
Fakta dasar dari data Subjektif didapatkan Ibu datang ke PMB nifas hari ke-6
mengeluh puting susu lecet pada kanan dan kiri, dan ibu mengatakan saat menyusui
bayinya terasa nyeri pada kedua payudara. Dan fakta dasar dari data Objektif
didapatkan hasil pemeriksaan yaitu KU Baik, TD 110/70 mmhg, N 80 x/menit, R 20
x/menit, S 36 TFU pertengahan pusat dan simfisis, kotraksi keras, kandung kemih
kosong. Tidak ada tanda-tanda infeksi, terdapat luka laserasi. Lochea sanguinolenta.
terdapat lecet pada puting susu kanan dan kiri.
Dari data diatas ditemui nifas 6 hari, yang ditandai dengan pengeluaran
pervaginam lochea sanguinolenta, tinggi fundus uteri pertengahan pusat dan simfisis,
dan kontraksi keras, hal ini senada dengan teori menurut Saleha (2009) bahwa tanda
gejala nifas 6 hari yaitu pengeluaran lochea sanguinolenta, tinggi fundus nifas 6 hari
yaitu pertengahan pusat dan simfisis, serta kontraksi uterus baik.
Hal ini juga senada dengan teori menururt Suherni, dkk (2009) yang
mengatakan jenis lochea pada masa nifas yaitu, Lochea Rubra ( Cruenta) 2-3 hari
Lochea ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel darah desidua
(Desidua yakni selaput tenar rahim dalam keadaan hamil), venix caseosa (yakni palit
bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau semacam noda dan sel-sel epitel yang
mnyelimuti kulit janin), lanugo (yakni bulu halus pada anak yang baru lahir), dan
mekonium (yakni isi usus janin cukup bulan yang terdiri atas getah kelenjar usus dan
air ketuban berwarna hijau). Lochea Sanguinolenta Warnanya merah kuning berisi
darah dan lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan. Lochea Serosa
Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan. Lochea Alba Berwarna putih dan cairan ini tidak berdarah lagi, pada hari
ke 14-40 pasca persalinan.
Menurut Sofian (2012) salah satu tanda gejala nifas yaitu involusi uterus atau
pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum
hamil. Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum adalah sebagai
berikut: nifas hari ke-3 TFU nya yaitu 2 jari dibawah pusat, nifas hari ke 7 TFU nya
pertengahan pusat dan simfisis, dan nifas hari ke-14 atau 2 minggu yaitu tidak teraba
diatas simfisis, pada minggu ke-6 nifas TFU bertambah kecil, dan pada minggu ke-8
TFU sudah kembali normal.
Kontraksi uterus menjadi salah satu tanda gejala nifas. Menurut Suherni dkk
(2009) mengatakan rasa sakit yang disebut juga “after pains” (meriang atau mules-
mules) disebabkan oleh kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-7 hari pasca
persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu, mengenai hal ini dan terlalu
menggangu dapat diberikan obat-obatan anti sakit dan anti mules.
Pada data subjektif dan objektif ditemukan masalah puting susu lecet, hal ini
senada dengan teori menurut Sulistyawati, (2016) yang mengatakan tanda gejala
puting susu lecet yaitu Kulit akan merah, Berkilat, Kadang gatal, Terasa sakit yang
menetap, Kulit kering berisik (flaky).
Pada data tersebut juga didapatkan masalah kurangnya istirahat, ibu hanya
istirahat + 6 jam, dan juga diketahui teknik menyusui ibu yang salah, hal ini senada
dengan teori menurut Saleha (2016) yang mengatakan kesalahan dalam teknik
menyusui, bayi tidak menyusui sampai aerola tertutup oleh mulut bayi. Bila bayi
hanya menyusui pada puting susu, maka bayi akan mendapat ASI sedikit, karena gusi
bayi tidak menekan pada sinus latiferus, sedangkan pada ibunya akan merasa nyeri /
kelecetan pada puting susu.
Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup, yaitu 7-8 jam perhari Ibu perlu
istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Ibu dapat berisitirahat
atau tidur siang selagi bayi tidur, pentingnya dukungan dari keluarga/suami.
Rasioaliasiya adalah Tujuan memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup yaitu Ibu
perlu istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Ibu dapat
berisitirahat atau tidur siang selagi bayi tidur, pentingnya dukungan dari
keluarga/suami. Bila istirahat kurang akan mempengaruhi ibu: 1) Mengurangi jumlah
ASI yang diproduksi 2) Memperlambat proses involusio uterus dan memperbanyak
perdarahan 3) Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan
diri sendiri 4) Kebersihan Diri/Personal Hygiene. (Bayihatun, 2009)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulis sudah mampu menganalisa perjalanan kasus mulai dari melakukan
pengkajian, mendiagnosa, dan melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan kondisi
pasien, dan dibandingkan dengan teori yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada
ibu nifas hari ke-6 dengan puting susu lecet, dan melakukan pengkajian berdasarkan
fakta yang didapatkan dan dibandingkan dengan teori tentang asuhan kebidanan pada
ibu nifas 6 hari. Serta mampu menegakkan dignosa dan menentukan masalah,
membuat diagnosa dan masalah potensial, dan melakukan tindakan segera jika di
butuhkan pada kasus iu ifa 6 hari dan memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan
diagnosis dan masalah yang didapatkan pada ibu nifas hari ke-6 dengan puting susu
lecet. Mampu memberikan rasionalisasi terhadap asuhan yang diberikan pada kasus
ibu nifa 6 hari. Penulis sudah mampu mengevaluasi terhadadap asuhan yang telah
diberikan pada ibu nifas hari ke-6 dengan puting susu lecet.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memfasilitasi buku-buku yang diperlukan untuk memenuhi
tugas-tugas, dan memberikan bimbingan serta arahan yang baik dan benar dalam
pembelajaran.
2. Bagi PMB
Diharapkan bidan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di
tempat prakteknya guna memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas hari ke-6
dengan puting susu lecet.
3. Bagi Pasien
Diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas hari ke-6
dengan puting susu lecet yang dijelaskan oleh bidan dirumah
DAFTAR PUSTAKA
Bartini, I. 2014. ANC Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Dewi, V.N.L., dan T. Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Hutahaean, S. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.
Kemenkes, 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan
Rujukan. Jakarta: Kemenkes.
Kusmiyati, Y. Wahyuningsih, dan Sujiyatini. 2010. Perawatan Ibu hamil. Yogyakarta;
Fitramaya.
Manuaba, I.A.C. 2014. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Mochtar, R. 2013. Sinopsis Obstetri. Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta:EGC.
Mulati, Erna, (ed.). 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak Continuum Of Carelife Cycle.
Jakarta:
Kemenkes Nugroho, T, dkk. 2014. Buku Ajar Askeb I Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Pantiawati, I, dan Saryono. 2015. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rukiah, A.Y., dkk. 2013. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Edisi Revisi. Jakarta: Trans Info
Media.
Saifuddin. A.B. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Saleha, S. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.