Anda di halaman 1dari 29

`LAPORAN PRAKTIK STASE

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PADA IBU NIFAS

Disusun oleh :

ASNIDAR

213001080035

UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN AKADEMIK 2022

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN LENGKAP

1
STASE ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
PADA NY.S DENGAN MANAJEMEN MASA NIFAS
DI DESA GAPURA SUCI BUNGO
TAHUN 2022

Diajukan sebagai salah satu syarat wajib dalam menyelesaikan


Stase Asuhan Kebidanan Pada ibu Nifas

Merangin, 01 Agustus 2022

Disetujui,
CI Akademik

(Bdn. Dewi Riastawaty, S.keb,M.Kes)


NIDN: 0105098301

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN LENGKAP
STASE ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
PADA NY.S DENGAN MANAJEMEN ASUHAN NIFAS

2
DI DESA GAPURA SUCI BUNGO
TAHUN 2022

Dipersiapkan dan Disusun Oleh:


ASNIDAR
213001080035

Disetujui
CI Akademik

(Bdn. Dewi Riastawaty, S.keb,M.Kes)


NIDN: 0105098301

Mengetahui,
Ka. Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Bdn.Devi Arista, S.ST.,M.Kes


NIK. 1010300715008

KATA PENGANTAR

3
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat dan rahmat-

Nyalah sehingga penulisan laporan praktik stase asuhan kebidanan pada ibu nifas ini dapat

diselesaikan. Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Nabi besar kita yakni Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang

benderang seperti yang kita rasakan pada saat sekarang ini.

Secara khusus, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Bdn. Dewi Ristawaty, S.Keb, M.Kes selaku CI akademik yang telah banyak meluangkan

waktu, memberi bimbingan serta motivasi kepada penulis yang tak ternilai harganya dalam

penyusunan laporan praktik stase Asuhan Kebidanan pada ibu nifas ini. semoga kebaikan

tersebut mendapat imbalan pahala dari yang maha kuasa.

Dalam penulisan laporan praktik stase Asuhan Kebidanan pada ibu nifas ini penulis

menyadari masih banyak kesulitan yang dihadapi namun atas bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan laporan praktik stase asuhan kebidanan ini sesuai

dengan batas waktu yang telah ditentukan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelsaikan laporan praktik stase Asuhan

Kebidanan pada Ibu Nifas ini kepada yang terhormat :

1. Ibu Bdn. Subang Aini, Nasution, S.Keb, M.Kes selaku DEKAN Fakultas Ilmu Kesehatan

Adiwangsa Jambi

2. Ibu Bdn. Devi Arista, SST, M.Kes selaku Ketua prodi pendidikan profesi bidan Fakultas

Ilmu Kesehatan Adiwangsa Jambi

3. Ibu Bdn. Dewi Riastawaty, S.Keb, M.Kes selaku Pembimbing CI Akademik Stase

Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas, Di Fakultas Ilmu Kesehatan Adiwangsa Jambi

4. Bapak dan Ibu dosen program studi pendidikan profesi bidan yang telah banyak

memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis

4
5. Ny.S beserta keluarga atas kesediaannya menjadi pasien praktik stase Asuhan Kebidanan

pada ibu Nifas dan segala bantuannya dalam penyusunan laporan ini.

6. Teman-Teman seangkatan yang ikut memberikan dorongan dan motivasi dalam

penyelesaian laporan ini.

Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya semoga allah membalas kebaikannya. Akhirnya penulis berharap

laoran ini bisa bermanfaat bagi kita semua, Amin..

Bungo, Juli 2022

DAFTAR ISI

Halaman Judul  
Halaman Persetujuan 

5
Halaman Pengesahan 
Kata pengantar 
Daftar Isi 

BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang ................................................................................ 7
B. Tujuan ............................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN TEORI 


A. Pengertian ........................................................................................ 9
B. Etiologi............................................................................................. 9
C. Manifestasi Klini ............................................................................. 10
D. Patofisiologi .................................................................................... 10
E. Pemeriksaan Penunjang .................................................................. 12
F. Penatalaksanaan ............................................................................... 12
G. Komplikasi ...................................................................................... 12
H. Manajemen Kebidan Masa Nifas..................................................... 12

BAB III TINJAUAN KASUS 


A. Kasus terkait .................................................................................... 13
B. Interprestasi Data.............................................................................. 18
C. Menentukan Diagnosa Ponensial...................................................... 19
D. Menentukan Tindakan Antisipasi/Segera......................................... 19
E. Membuat Perencanaan...................................................................... 19
F. Implementasi..................................................................................... 19
G. Evaluasi ........................................................................................... 20

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................... 21

BAB V PENUTUP 
A. Kesimpulan ..................................................................................... 22
B. Saran ............................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA 
DOKUMETASI

BAB I
PENDAHULUAN

6
A. Latar Belakang 
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik
untuk ibu maupun bayinya. Menurut Hasil SDKI 2012, bahwa penyebab kematian ibu
adalah trias, yang terdiri dari perdarahan, preeklamsi/eklamsi, dan infeksi. Diperkirakan
bahwa 60% terjadi pada masa postnatal, dan 50% pada masa nifas terjadi karena
perdarahan, ubtuk kejadian infeksi terutama disebabkan oleh infeksi post partum.
Menurut World Health Organization (WHO) kematian maternal ialah kematian
seorang ibuhamil atau 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apa pun, terlepas
dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Sebab-
sebab kematian ini dapat dibagi dalam golongan, yakni yang lansung disebabkan oleh
komplikasi-komplikasi kehamilan, persalinan, nifas, dan penyakit lainnya. Angka kematian
maternal ialah jumlah maternal diperhitingkan terhadap 1.000 atau 10.000 kelahiran hidup
(Prawirohardjo, 2010).
Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga
di Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia.
Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian.
Kematian ibu dalam indikator ini didefinisikan sebagai semua kematian selama periode
kehamilan, persalinan, dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas
atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab lain seperti kecelakaan atau insidental.
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah semua kematian dalam ruang lingkup tersebut di setiap
100.000 kelahiran hidup. Sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh
perdarahan sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan
gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus (Kemenkes 2020)
Hasil laporan dari Seksi Kesga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat terdapat
jumlah kematian ibu (hamil, bersalin, dan nifas) di Provinsi Jambi tahun 2019 adalah
59 kasus dengan jumlah kelahiran hidup 65.762. Jika diproyeksikan angka kematian
ibu di Provinsi Jambi tahun 2019 adalah 90 per 100.000 kelahiran hidup. Selama
enam tahun terakhir, konversi AKI mengalami kenaikan dan penurunan, walaupun
angka kematian ini jauh di bawah angka nasional yaitu 359/100.000KH berdasarkan
hasil SDKI 2012, jumlah kematian ini tetap harus mendapat perhatian ( Dinas Kesehatan
Jambi 2020).

7
Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6
jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini
komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan
melakukan kunjungan nifas minimal 3 kali dengan distribusi waktu: 1) kunjungan
nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari; 2) kunjungan
nifas yang kedua (KF2) dilakukan pada minggu ke-2 setelah persalinan; dan 3)
kunjungan nifas yang ke-3 (KF3) dilakukan pada minggu ke-6 setelah persalinan ( Dinas
Kesehatan Jambi 2020).
Target cakupan kunjungan ibu nifas di Provinsi Jambi tahun 2019 sebesar 94%.
Dan Provinsi Jambi sudah mencapai target tersebut yaitu sebesar 96,64%. Hasil
capaian kunjungan ibu nifas tertinggi adalah Kabupaten Muaro Jambi dengan
capaian sebesar 109,72% jauh melampaui target provinsi, diikuti Kabupaten
Kerinci (104,12%). Kabupaten dengan cakupan terendah adalah Kabupaten Tebo
(88,16%)( Dinas Kesehatan Jambi 2020).
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis dalam
memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun
pemberi asuhan. Oleh karena itu, manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang
bidan dalam memberikan arah atau menjadi kerangka pikir dalam menangani kasus yang
menjadi tanggung jawabnya. Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan suatu keputusan yang berfokus
pada klien (Elly, 2018).
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan
anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada
individu, keluarga dan masyarakat (Depkes, 2005 dalam Elly, 2018).

B. Tujuan Umum dan Khusus


1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan melakukan penatalaksanaan asuhan
kebidanan ibu nifas pada Ny.S dengan manajemen masa nifas di desa gapura suci
dengan kajian asuhan kebidanan manjament varney.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan pengkajian pada Ny.S dengan manajemen masa nifas mahasiswa
memberikan implementasi, sebagai berikut:

8
a. Infromend concent
b. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
c. Anjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi
d. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

3. Manfaat penulisan
a. Bagi Universitas Adiwangsa Jambi
Sebagai bahan informasi dan wahana untuk menambah kepustakaan khususnya
tentang tanda bahaya masa nifas
b. Bagi Ny.S
Diharapkan Ny.S mengerti mengenai manejemen masa nifas yang diberikan.
c. Bagi penulis
Dengan dilakukannya asuhan kebidanan pada ibu nifas ini penulis dapat pengalaman
nyata di lapangan serta dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
1. Masa Nifas

9
Masa nifas merupakan periode yang akan dilalui oleh ibu setelah masa persalinan,
yang dimulai dari setelah kelahiran bayi dan plasenta, yakni setelah berakhirnya kala IV
dalam persalinan dan berakhir sampai dengan 6 minggu (42 hari) yang ditandai dengan
berhentinya perdarahan. Masa nifas berasal d aribahasa latin dari kata “Puer” yang
artinya bayi dan “Paros” berarti melahirkan yang berarti masa pulinya kembali, mulai
dari persalinan sampai organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan (Nurul, 2019)
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. pelayanan pascapersalinan harus terselenggarakan
pada masa i t u untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya
pencegahan deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin
terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,
imunisati, dan nutrisi bagi ibu (Prawirohardjo, 2008)
pelayanan kesehatan ibu nifas harus dilakukan minimal tiga kali sesuai jadwal
yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada
hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai
dengan hari ke-42 pasca persalinan. Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan
terdiri dari (Kemenkes 2020):
a. pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu)
b. pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri)
c. pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain
d. pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif
e. pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi
baru lahir, termasuk keluarga berencana pasca persalinan
f. pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.

2. Tujuan Masa Nifas


Selama bidan memberikan asuhan sebaiknya bidan mengetahui apa tujuan
dari pemberian asuhan pada ibu masa nifas, tujuan diberikannya asuhan pada ibu
selama masa nifas antara lain untuk:

10
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana dalam
asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan pemberian nutrisi,
dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan harus
melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara sistematis
yaitu mulai pengkajian data subyektif, obyektif, maupun penunjang.
c. Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus menganilisa data
tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat mendeteksi masalah yang
terjadi pada ibu dan bayi.
d. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, yakni
setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk kelangkah
berikutnya sehingga tujuan diatas dapat dilaksanakan.
e. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24
jam pertama (Rukiyah, dkk, 2012).

B. Etiologi
Menurut Devi Vivian (2013), Etiologi post partum dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Post Partum dini
Post partum dini adalah, Atonia uteri, laserasi jalan lahir,robekan jalan lahir dan
hematoma.
2. post partum lambat
post partum lambat adalah tertinggalnya sebagian plasenta, involusi didaerah inversi
plasenta dari bekas secsio sesaria.

C. Manifestasi Klinis

11
Tanda dan gejala yang timbul pada infeksi post partum antara lain demam, nyeri di
daerah infeksi, terdapat tanda kemerahan pada daerah yang terinfeksi, fungsi organ
terganggu. Gambaran klinis infeksi post partum adalah sebagai berikut:
1. Infeksi lokal
Warna kulit berubah, timbul nanah, bengkak pada luka, lokea bercampur nanah,
mobilitas terbatas, suhu tubuh meningkat.
2. Infeksi umum
Sakit dan lemah, suhu badan meningkat, tekanan darah menurun, nadi meningkat,
pernafasan meningkat dan sesak, penurunan kesadaran hingga koma, gangguan involusi
uteri, lokea berbau, bernanah dan kotor.

D. Patofisiologi
Masa puerpenium (nifas) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir kira-kira 6-
8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti sebelumnya ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Sitti saleha, 2009). Masa nifas/ peurpenium dibagi dalam
3 periode :
1. Puerpenium dini : kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerpenium intermedial : kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8
minggu.
3. Remote puerpenium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan. mempunyai komplikasi . Waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas meliputi hal-hal berikut
ini (Elly, 2018):
1. involusi uterus dan bagian lain pada seluran genetalia
2. permulaan hingga proses laktasi
3. perubahan fisiologis dalam berbagai sistem tubuh lain
4. perubahan tanda-tanda vital yang meliputi
a. suhu kisaran pada suhu tubuh normal adalah 36,5-37,5˚C kenaikan suhu tubuh dapat
mengindikasikan adanya tanda infeksi.
b. denyut nadi pada kisaran normal adalah 60-80x/menit frekuensi nadi yang cepat
dapat juga mengindikasikan terjadinya infeksi
c. frekuensi pernpasan pada kisaran kisaran 12-16xmenit di saat istirahat.

12
d. tekanan darah harus kembali ke batas narmal dalam 24 jam setelah kelahiran .
Waspada adanya kenaikan tekanan tekanan darah sebagai salah satu tanda
preeklamsi/eklamsi. untuk di ingat bahwa preeklamsi/eklamsi dapat terjadi selama
kehamilan ,persalinan bahkan berlangsung hingga postpartum.

E. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan tambahan jika terdapat tanda baya dalam post partum, adalah:
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. permriksaan USG bila di perlukan

F. Penatalaksanaan
Penatelaksanaan pada ibu nifas, yaitu:
1. mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu
2. Menjaga kebersihan diri
3. Memberitahu ibu untuk istrahat cukup
4. menganjurkan kepada ibu untuk makan makanan yang bergizi
5. menjaga kebersihan payudara
6. menganjurkan ibu untuk mengikuti program KB sesuai dengan keinginan

G. Komplikasi
1. Perdarahan post partum (apabila kehilangan darah lebih dari 500 mL selama 24 jam
pertama setelah kelahiran bayi)
2. Infeksi
 Endometritis (radang edometrium)
 Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
 Perimetritis (rad ang peritoneum disekitar uterus)
 Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjadi keras dan
berbenjol-benjol)
 Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada pengobatan bisa
terjadi abses)

13
 rombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose superficial
yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada kehamilan dan nifas, yang
ditandai dengan kemerahan atau nyeri.)
 Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur naik 38,3 °C,
nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus atau nanah
warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas)
3. Gangguan psikologis
 Depresi post partum
 Post partum Blues
 Post partum Psikosa
4. Gangguan involusi uterus

H. Manejemen Kebidanan Masa Nifas


Proses manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktek kebidanan dilakukan
melalui suatu proses yang disebut langkah-langkah atau proses manajemen kebidanan.
Langkah-langkah manajemen kebidanan adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi dan analisis masalah
Di dalam langkah pertama ini bidan sebagai tenaga profesional tidak dibenarkan
untuk menduga-duga masalah yang terdapat pada kliennya, atau hasil identifikasi hanya
berdasarkan keadaan biasanya. Bidan harus mencari dan menggali data atau fakta baik
dari klien, keluarga maupun anggota tim kesehatan lainnya dan juga dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri.
2. Diangnosa kebidanan
Dalam menentukan diagnosis kebidanan diperlukan pengetahuan keprofesionalan
bidan. Penegakan diagnosis kebidanan dijadikan dasar tindakan dalam
upaya menanggulangi ancaman keselamatan hidup pasien atau klien. Masalah potensial
dalam kaitannya dengan diagnosis kebidanan adalah masalah yang mungkin timbul dan
bila tidak segera diatasi akan mengganggu keselamatan hidup klien atau diantisipasi,
dicegah dan diawasi serta segera dipersiapkan tindakan untuk mengatasinya.
3. Perencanaan
Rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
bidan dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien atau klien serta

14
rencana evaluasi. Berdasarkan hal tersebut, maka langkah penyusunan rencana kegiatan
adalah berikut
a. Menentukan tujuan yang akan dilakukan termasuk sasaran dan hasil yang akan
dicapai.
b. Menentukan tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai.
Langkah-langkah tindakan mencakup kegiatan yang dilakukan secara mandiri,
kolaborasi atau rujukan.
c. Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan.
4. Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Pada langkah ini bidan melakukan secara mandiri, pada penanganan kasus
yang di dalamnya memerlukan tindakan di luar kewenangan bidan, perlu dilakukan
kegiatan kolaborasi atau rujukan. Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan dalam waktu
yang singkat, efektif, hemat dan berkualitas. Selama pelaksanaan, bidan mengawasi
dan memonitor kemajuan pasien atau klien.
5. Evaluasi
Langkah akhir dari proses manajemen kebidanan adalah evaluasi. Evaluasi adalah
tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Jadi tujuan evaluasi untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan yang dilakukan. Pada tahun
1997, Varney menyempurnakan proses lima langkah tersebut menjadi tujuh langkah.
Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan
dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bias dipecah-pecah ke dalam
tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.

15
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS NORMAL PADA NY.S


UMUR 24 TAHUN P2 A0 H2 NIFAS HARI PERTAMA
DI DESA GAPURA SUCI BUNGO

Tempat praktek / Ruang : Desa Gapura Suci


Nomor MR :-
Mauk RS/Klinik.H/Tgl : Minggu, 31 Juni 2022
Pembimbing lahan/CI : Bdn. Dewi Riastawaty, S.Keb,.M.Kes
Pengkajian Tanggal : 01 Agustus 2022. Jam 07.00 Wib. Oleh Asnidar
Sumber Data : Ny. S

I. PENGKAJIAN DATA

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu : NY,S Nama Ayah : Tn. H
Umur : 24 Tahun Umur : 27 Tahun
Suku : Melayu Suku : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendididkan : SMA Pendididkan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. Gapura Suci Alamat : Ds. Gapura Suci

2. Riwayat Kesehatan Keluhan Utama : tidak ada


3. Riwayat Kesehatan Sekarang :tidak ada
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :tidak ada
5. Riwayat Haid
Manarche umur : 13 tahun
Teratur/Tidak : teratur
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Konsistensi : normal
Keluhan : tidak ada

16
Warna : merah kehitaman
Bau : amis
Haid Terakir Tanggal : 28 -10-2022
6. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 Kali
Umur Kawin Pertama : 20 Umur 22 Suami
Umur Karwin Kedua : Umur Suami
Umur perkawinan dengan suami sekarang : 4 Tahun
7. Riwayat Obstetri
Ibu menyatakan, G0 P2 A0
a. Riwayat Kehamilan, Nifas, dan Persalinan yang Lalu
1). Riwayat Kehamialan yang lalu
No Tahun Keluhan Pemeriksaan Kehamilan Terapi /
Berapa Kali Oleh T.T Tindakan
1. 2020 Tidak ada 5 bidan 3 Tidak ada
H A M I L I N I

2). Riwayat Persalianan yang Lalu


Jenis Anak Kelainan Volume Penyulit Penolong/
NO Tahun Persalinan L/P H/M BB/PB placenta Darah Terapi

1. 2020 normal p H 2,5/49 Tidak 3500 Tidak Bidab/tidak


ada ada ada

3). Riwayat Nifas yang Lalu


No Laktasi Penyulit Terapi/Tindakan
1. ada Tidak ada Tidak ada

b. Riwayat Kehamialn Sekarang


No Tahun Keluhan Pemeriksaan Kehamilan Terapi /
Berapa Kali Oleh T.T Tindakan
1 2022 Tidak ada 5 bidan 3 Tidak ada

17
c. Riwayat Persalinan Sekarang
Persalinan Mulai Tanggal 31 Juli 2022 Jam 22.45 Wib
Jenis persalinan Normal Presentasi Kepala Janin
Selaput ketuban pecah spontan/dipecah jam : spontan 22.30 Wib
Tanggal 31-07-2022
Kelahiran Plasenta : Lengkap
Kelengkapan plasenta : Utuh
ukuran plasenta : - Diameter 15 cm Ke lainan tidak ada
- Tebal 3 cm
- berat 500 gr
- Panjang Tali Pusat 55 cm
- InrsioTali Pusat tidak ada
Keadaan perinium : Normal
Di jahit : dalam tidak ada, Luar tidak ada
Pengobatan : tidak ada Luar
Jam tidak ada
Lamanya persalinan
Kala I : 6 jam
Kala II : 1 jam
Kala III : 30 menit
Kala IV : 2 jam
Jumlah : 9 jam 30 menit
Volume darah yang keluar
Kala I : 50 cc
Kala II : 50 cc
Kala III :150 cc
Kala IV : 100 cc
Jumlah : 350 cc
Keadaaan Janin: baik
lahir lansung menangis kuat/merintih: menangis
APGAR Skor 1menit: 7 5 menit : 10
Jenis kelamin : Laki-laki
Berat badab/panjang badan : 2700/49 kg
Lingkar kepala : 33 cm

18
Lingkar dada : 35 cm
lingkar lengan atas : 10 cm
kelainan : tidak ada
d. Riwayat Keluarga Berencana
No Metode / cara Tgl/ Tempat Keluhan Penanggulangan Tgl/Bln?Th
Bln/Th pelayanan Berhenti/Alasan

- - - - - - -

e. Pola kebiasaan
1). Aspek Fisik Biologis
a). Pola nutrisi
Frekuensi : 3 x sehari
Komponen makan ; nasi, sayur, danging, ayam, ikan dan buah
Makanan selingan : tidak ada
Makanan pantang : tidak ada
Elergi makanan : tidak ada
Volume minum/hari : 8 gelas
Jenis minuman : air putih
b). Pola eliminasi
Buang air besar : 1x/ hari
Buang air kecil : 4-5 x/hari
c). Polaaktifitas dan istirahat
Aktifitas sehari-hari : dirumah
Lama beraktifitas : 6 jam/hari
Keluhan selama beraktifitas : tidak ada
Penanggulangan : tidak ada
Tidur malam dari jam : 21.30 Wib
Keluhan : tidak ada
Tidur siang : 2 jam
d). Personal higine
mandi : 2x/hari
Menggosok gigi : 3x/hari

19
Mencuci rambut : 1x/2 hari
Memotong kuku :1x/minggu
Mengganti pakaian luar/ dalam : 2x/hari
Membersihkan genetelia : 5-8 x/hari
2). Aspek Mental, Intelektual,Sosial, Spiritwal
Konsep diri : positif
Intelektual : baik
Hubungan interpersonal: baik
Makanisme koping : tidak ada
Support sistem : keluarga
Spiritual : baik
3). Data Psisosial
Penghasilan keluarga perbulan: Rp.2.500.000.-
Respon pasien terhadap kelahiran anak sekarang : Baik
Respon keluarga terhadap kelahiran anak sekarang :Baik
Rencana pengasuhan anak : Mandiri

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Berat badan : 56 kg
Tinggi badan : 154 cm
Tanda Vital
- Tensi : 110/70 MmHg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu :36.6 ◦ c
- Pernafasan : 20x/menit
-
Kepala
- Bentuk : simetris
- Rambut : bagus
Muka

20
- mata : simetris
- Hidung : Bersih
- Mulut/gigi :bersih
- Telinga :Simetris
leher : Bagus
Dada
- bentuk :Normal
- Payudara :simetris
Abdomen
- bekas operasi : tidak ada
- Tinggi Fundus Uteri : 2 jari dibawah pusat
- Kontraksi Uterus : Bagus
Ekstremitas Atas : tidak ada kelainan
Ekstremitas Bawah : tidak ada kelainan
Genetalia
- Luka : ada
- Odema : tidak ada
- Jahitan : tidak ada
- Lochea
Warna :merah
Volume : 20cc
Bau : khas
2. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : tidak ada
Lain-lain : tidak ada

II. INTERPRESTASI DATA


A. Diagnosa Kebidanan
Ny.S G0 P2 A0 H2 Post partum 1 hari setelah melahirkan dengan keadaan baik
Data Dasar
DO: ibu mengetakan telah melahirkan anak keduanya.
DS: TTV
 TD : 110/70 MmHg

21
 N : 80x/menit
 S : 36.6◦ c
 R : 20x/menit

B. Masalah : tidak ada


C. Kebutuan :
 istirahat yang cukup
 cairan dan nutrisi

III. MENENRUKAN DIAGNOSA PONTENSIAL


Tidak ada
IV. MENENTUKAN TINDAKAN ANTISIPASI/SEGERA
Tidak ada
V. MEMBUAT RENCANA
1. Infromend concent
2. Anjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi
3. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
4. Tanda bahaya masa nifas
5. Beritahu kunjungan ulang
VI. IMPLEMENTASI
1. Melakukan infrmend concent agar ibu dan keluarga mengetahui dan memahami tindakan
yang dilakukan.
2. Menganjurkan ibu untuk menjag pola makan
- Makanan yang mudah di cerna, hindari minuman sodan dan makanan gorengan, makan
makanan yang berseratuntuk menghindari konstipsi
- Makan makanan yang berprotein seperti ikan, telur, ayam serta produk susu.
- Makan makanan yang mengandyung vitamin c seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
- Makan makanan yang mengandung zat besi seperti, kuning telur, hati, daging sapi.
- Makan-makanan yang mengadung kalsium sepeti susu, yogurt, dan keju.
- Minum air putih setiap hari minimal 8-10 gelas perhari.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Tidur siang : ± 2 jam
Tidur malam : ± 8 jam

22
4. Menjelaskan tanda bahaya nifas
- Perdarahan postpartum
- Infeksi pada masa postpartum
- lochea yang berbau busuk
- Sub involusi uterus ( pengecilan uterus yang terganggu)
- nyeri pada perit dan pelvis
- Pusing dan lemas yang berlebihan, sakit kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan
kabur
- Suhu tubuh ibu >38˚C
- Payudara yang berubh menjadi merah, panas, dan terasa sakit.
- Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
- rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan pada wajah maupun ekstemitas
- Demam, muntah, dan rasa sakit waktu berkemih.
5. Memberi tahu ibu untuk kunjungan ulang 6 hari setelah persalinan untuk mengontrol
keadaan ibu dan bayi
VII. EVALUASI
1. informend concent telah dilakukan
2. Ibu telah mendapatkan nitrisi yang baik
3. Ibu sudah istirahat yang cukup
4. Ibu telah mengetahui tanda bahaya nifas
5. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang

CI Akademik Perserta Praktik

(Bdn. Dewi Riastawaty, S.Keb. M.Kes) ( Asnidar )

23
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan kasus yang diambil mengenai Menajemen asuan pada masa nifas
pada Ny. S tidak ada kensenjangan antara teoti yang didapat dengan pelaksanaan asuhan
masa nifas sesuai dengan manajemen asusan nifas yang diberikan penulis pada Ny.S,
dimana penulis melakukan kunjungan rumah pada Ny.S hari pertama pasca persalinan dan
melakukan manajemen asuhan nifas pada Ny. S sesuai dengan asuhan kebidanan pada masa
nifas.
Berdasarkan Jurnal Kesehatan dr. Soebandi Vol. 7, No. 1 ISSN : 2302-7932
e-ISSN : 2527-7529 https://media.neliti.com/media/publications/293163-gambaran-fakor-
dukungan-keluarga-yang-me-9ceddade.pdf Gambaran Fakor Dukungan Keluarga Yang
Melarbelakangi Kepatuhan Kunjungan Masa Nifas (PNC) Pada Ibu Nifas Di Puskesmas
Wire Kabupaten Tuban 2018 (Mariyatul, 2018). Diharapkan ibu yang habis melahirkan
mengerti tentang pentingnya mendapatkan pelayanan yang baik sesuai dengan standart
yang telah ditetapkan pada masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru
lahir, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Berdasarkan jurnal yang didapat dengan teori, bahwa tidak ada kesenjangan diantara
keduanya, karena manajemen asuhan pada masa nifas, bidan harus mengetahuinya sebelum
memberikan pelayanan kebidanan asuhan masa nifas terhadap pasien.

24
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan Asuhan kebidanan dengan manajemen masa nifas pada Ny.S penulis
menyumpulkan:
1. Segera setelah Ny.S selesai proses persalinan , penulis melakukan pemeriksaan sesuai
dengan asuhan kebidanan pada ibu nifas dari mengukur tanda-tanda vital ibu serta
mengajarkan ibu menyusui bayinya
2. melakukan manajemen masa nifas pada Ny.S penulis melakukan penjelasan tentang
masa nifas sesuai dengan teori yang di dapat dan tidak ada kesenjangan antara teori dan
pelaksanaannya.

B. Saran
1. Bagi Universitas Adiwangsa Jambi
Sebagai bahan informasi dan wahana untuk menambah kepustakaan khususnya tentang
manajemen masa nifas masa nifas
2. Bagi Ny.S
Diharapkan Ny.S mengerti tentang manajemen masa nifas sesuai dengan asuhan
kebidanan ibu nifas yang diberikan.
3. Bagi penulis
Dengan dilakukannya asuhan kebidanan pada ibu nifas ini penulis dapat pengalaman
nyata di lapangan serta dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan

25
DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Jambi. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2020


https://dinkes.jambiprov.go.id/file/informasi_publik/UFJPRklMICAyMDIwLnBkZg
MTY0MTI2NzkyOA_Wkt1641267928_XtLnBkZg.pdf

Elly (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta : Kementrian Kesehatan
Repumbik Indonesia.

http://repository.ump.ac.id/2650/3/SUGESTI%20LARASATI%20BAB%20II.pdf Diakses :
22 Juli 2022

http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/7749/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
Diakses: 22 Juli 2022

Kemenkes RI. (2020). profil kesehatan indonesia 2020. in kementrian kesehatan republik
indonesia. https://pusdatin.kemkes.go.id/resouces/download/pusdatin/ptofil-kesehatan-
indonesia tahun 2020.pdf

Nurul (2019). Buku Ajar MataKuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jawa Timur:
UMSIDA Press.

Prawihardjo Saswono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta . PT Bina Pustaka

Rukiyah, dkk. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: Trans Info Media. 2012.

26
DOKUMENTASI

PRAKTIK STASE ASUHAN KEBIDANAN


PADA IBU NIFAS

27
DAFTAR HADIR MAHASISWA PRAKTIK KLINIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN 
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI 
TAHUN AKADEMIK 2022
 
Nama Mahasiswa : Asnidar
NIM : 123001080035  
Ruangan : Gapura Suci Bungo
Stase : Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
No Hari/Tanggal TTD TTD
(Datang (Pulang)
)

Mengetahui, 
Ka. Ruangan

( Asnidar )

LEMBAR BIMBINGAN
PRAKTIK KLINIK PROFESI BIDAN 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN 
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ADIWANGSA
JAMBI TAHUN AKADEMIK 2022 

28
Nama : Asnidar
NIM :  123001080035
Ruangan : Gapura Suci Bungo
Stase :  Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
CI Akademik : Bdn.Dewi Riastawaty, S.Keb,.M.kes
No Hari/Tanggal Follow Up Pembimbing TTD
CI
Akademik

1 Senin/ 22 Agustus  Latar Belakang ditambahkan (minimal 3 hal)


2022  Bab 2 Materi Manajemen belum ada
 Pembahasan dicari jurnal ttg manajemen nifas &
dikaitkan dg pasien yg diambil

Diketahui, 
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan 

Devi Arista, SST.,Bdn.,M.Kes 


NIK. 1010300715007

29

Anda mungkin juga menyukai