Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PADA NY.D DENGAN NIFAS


NORMALDI UPT PUSKESMAS PETIR
KABUPATEN SERANG
TAHUN 2021

OLEH :
NURHASANAH
NIM : 210703006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PADA NY.DDENGAN NIFAS
NORMALDI UPT PUSKESMAS PETIR
KABUPATEN SERANG
TAHUN 2021

Telah disetujui, diperiksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing I
(Tanda Tangan)

( IbuFeva Tridiyawati, M.Kes,M.Keb)


NIDN......................
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang
berjudul “ Asuhan Kebidanan Nifas Pada Ny.D Dengan Nifas Normal Di UPT
Puskesmas Petir Kabupaten Serang Tahun 2021”
Dalam penyusunan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Khairil Walid, SKM, MPd Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta.
3. Bapak Agus Kusumah, SKM Kepala UPT Puskesmas Petir Kabupaten serang
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk pengambilan data.
4. IbuFeva Tridiyawati, M.Kes,M.Keb Pembimbing yang telah banyak memberikan
masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikan-
perbaikan untuk ke sempurnaan laporan penulis.
5. Ibu/Bapak ______________________________, Penguji yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan laporan penulis.
6. Kedua orangtua tercinta, adik-adikku tersayang serta keluarga besar yang selalu
mendoakan, memotivasi dan membantu dengan tulus dan kasih sayang serta
selalu memberi semangat kepada penulis.

Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
laporan kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan
khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayahNya
kepada kita semua.

Serang, 2 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................5
C. Manfaat..................................................................................................6
D. Ruang Lingkup.......................................................................................7
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Nifas.....................................................................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS/SITUASI
A. Laporan Kasus dengan Metode SOAP...............................................26
C. Laporan Kasus dengan Metode Pathway.............................................27
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Saran......................................................................................................53
B. Kesimpulan............................................................................................ .53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BABI
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Berdasarkan Survei Demografi Keluarga Indonesia (SDKI)
tahun 2012, saat ini di Indonesia AKI mencapai angka 359 per
100.000 kelahiran hidup dan AKB mencapai angka 32 per 1.000
kelahiran hidup. Angka tersebut menempatkan Indonesia menjadi
peringkat yang tertinggi di ASEAN.Untuk kesehatan ibu dan anak
diharapkan terjadi penurunan kematian ibu ¾ dibanding kondisi tahun
1990 dan demikian pula untuk kematian anak terjadi penurunan
2/3.Untuk Indonesia diharapkan kematian ibu turun menjadi
102/100.000 kelahiran hidup (KH) dan kematian bayi 23/1000 KH
dengan kelahiran hidup pada tahun 2015. (Kemenkes, 2015)
Tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi ukuran
kemampuan pelayanan obsetrik suatu Negara.Indonesia dengan
Angka Kematian Ibu (AKI) 359 per 100.000 persalinan hidup
menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan obsetrik belum
menyentuh masyarakat dengan cakupan bermutu dan menyeluruh.
(Manuaba,dkk,2009;.4).
Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak
langsung.Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi
kehamilan, persalinan, dan masa nifas, dan segala intervensi dan
penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak
langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau
penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap
kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit
kardiovaskuler (Prawirohardjo,2014).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Banten AKI dan
AKB di Provinsi Banten hingga saat ini masih tergolong tinggi. Tahun
2017 AKI di Banten mencapai 227/100.000 KH, diantaranya dengan
penyebab kematian perdarahan sebanyak 86 kasus, HDK 55 kasus,
infeksi 2 kasus, gangguan sistem peredaran darah 27 kasus dan lain-
lain 57 kasus. Sedangkan jumlah AKB mencapai 1246 kasus,
diantaranya Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 391 kasus, asfiksia 305
kasus, tetanus neonatorum 14 kasus, sepsis 54 kasus, kelainan
bawaan 135 kasus, dan lain-lain 347 kasus (Dinkes Provinsi Banten,
2017). Sedangkan di Kota Serang jumlah AKI pada tahun 2017 yaitu
sebesar 13/100.000 KH dan jumlah AKB pada tahun 2017 sebanyak
9/1.000 KH. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi
tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor
yang kurang dominan. Tersedianya berbagai fasilitas dan pelayanan
dari tenaga medis yang terampil tentang kesediaan masyarakat untuk
merubah kehidupan tradisional ke normal kehidupan modern dalam
bidang kesehatan (Dinkes Kab Serang,2017)
Walaupun angka tersebut dibilang menurun, akan tetapi AKI
dan AKB Indonesia masih terbilang tinggi. Begitupun untuk wilayah
Banten juga masih terbilang cukup tinggi.Tingginya angka kematian
di wilayah Banten, menunjukkan masih rendahnya kualitas
kesehatan.Karena AKI merupakan salah satu faktor indikasi untuk
melihat tingkat kesehatan perempuan.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena
merupakan masa kritis bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa
60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan
50% nya terjadi dalam 24 jam pertama masa nifas. Masa neonatus
(usia 0-28 hari) merupakan masa kritis bagi kehidupan bayi, dua per
tiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan. Dan
60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah
lahir.Maka dari itu dengan adanya asuhan pada ibu dan bayi
diharapkan dapat mencegah kematian ini (Saifuddin, 2014).
Bidan sebagai tenaga kesehatan profesional harus mampu
memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas, perawatan dan
informasi pada masa ini sangat dibutuhkan guna mengurangi resiko
dan komplikasi yang dapat terjadi.
Menemukan pasien dengan dengan kasus Nifas fisiologis
maka Ny.D diambil sebagai laporan kasus karena sesuai dengan
syarat yang ditentukan.Mengingat pentingnya memberikan pelayanan
kesehatan ibu secara komprehensif.Penulis tertarik untuk melakukan
laporan kasus dan menuangkannya dalam bentuk laporan sebagai
dokumentasi dan dapat menjadi referensi bagi pembaca. Melalui
kasus Ny.“D” dengan Nifas fisiologis maka penulis menyusun studi
kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Nifas pada Ny. “D”
Dengan Nifas Normal di UPT PuskesmasPetir Kab Serang Tahun
2021”.Diharapkan kasus ini dapat menjadi langkah awal dalam
memberikan pelayanan asuhan kebidanan yang sesuai dengan
standar asuhan kebidanan yang diterapkan sebagai pedoman dalam
memberikan pelayanan pada klien sejak hamil, persalinan, nifas dan
bayi baru lahir.

B.Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakandanmenerapkan
asuhankebidanannifaspadaNy.D umur 26 tahundengannifas
normaldiUPT Puskesmas PetirKabupaten Serang Banten.
2. Tujuan Khusus
a. Mampumendokumentasikanasuhankebidanann i f a s pada
NY.D umur 26 tahundengan nifas normal
melaluimetodeSOAP.
b. Mampumendokumentasikanasuhankebidanan
nifaspadaNY.D umur 26 tahun dengan nifas
normalmelaluimetodePATHWAY.
c. Untukmengetahui evaluasi daritindakanyang
diberikanpadaNy.D umur 26 tahun dengan nifas normal
C.Manfaat Penelitian
1. Bagipenulis
Dapatmenerapkansecaralangsungteori-
teoriyangtelahdidapatselama
masaperkuliahandilahanpraktik.Serta dapatmemilkipengalaman
mengenai pemberian asuhankebidanan padaibunifas normal.
2. Bagi Lahan
Dapatdigunakansebagaibahanpertimbangandalammeningkatkan
mutu pelayanankhususnya meningkatkan mutupelayanandalam
melakukan asuhankebidananpadaibunifas normal.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakansebagaireferensipembelajarandan menambah
pengetahuandalammelakukanasuhankebidananpadaibunifas
normal.

D.Ruang Lingkup Studi Kasus

StudyKasus dilakukandi bulan Februari2022dimanaSTIKesAbdi


Nusantara bekerjasama denganUPT Puskesmas
Petir.DatasubjektifdiambilmelaluianamnesalangsungkepasienNy.
Dusia 26tahunP2A0. Sedangkan data Objektif diambil
melaluipemeriksaanfisik saatkunjungan.Kemudianberdasarkan
dataSubjektif danObjektifdapat
disimpulkanlahdiagnosasertaperencanaandaridiagnosa tersebut.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.Nifas
1. Pengertian
Nifas sering juga disebut dengan puerperium.Puerperium
berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata Puer (bayi), Parous
(melahirkan). Pengertian masa nifas (puerperium) ini ada bermacam –
macam di dalam buku, tetapi inti dari pengertian tersebut adalah
sama, diantaranya:
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil.Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu.
(Saleha, 2009:P.2)
Masa nifas atau puerperalis dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu
(Winkjosastro,dkk.2010:P.356)
Masa nifas didefinisikan sebagai periode selama dan tepat
setelah kelahiran, namun secara populer, diketahui istilah tersebut
mencakup 6 minggu berikutnya saat terjadi involusi kehamilan normal.
(Cunningham,Dkk.2009:P.381)
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium
adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar
lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan
pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungannya.
(Suherni.2009:P.1)
Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa masa nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan
oleh seorang ibu untuk memulihkan kembali alat – alat reproduksinya
seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu.
A. Perubahan – Perubahan Pada Masa Nifas
Perubahan – perubahan pada nifas (puerperium) ini sangat
penting agar dapat membantu dalam memberikan asuhan kebidanan
pada ibu nifas. Perubahan – perubahan tersebut terbagi atas 2 bagian
a. Perubahan Fisiologi

1) Perubahan Pada Uterus

a) Perubahan pada pembuluh darah uterus

Kehamilan yang sukses membutuhkan peningkatan aliran


darah uterus yang cukup besar.Untuk menyuplainya, arteri dan
vena di dalam uterus terutama di plasenta menjadi luar biasa
membesar, begitu juga pembuluh darah ke dan dari uterus.
Setelah kelahiran, caliber pembuluh darah ekstra uterin
berkurang sampai mencapai atau paling tidak mendekati
keadaan sebelum hamil.
b) Perubahan pada serviks dan segmen bawah uterus

Tepi luar serviks, yang berhubungan dengan os eksternum,


biasanya mengalami laserasi terutama di bagian lateral.
Ostium serviks berkontraksi perlahan, dan beberapa hari
setelah bersalin ostium serviks hanya dapat ditembus oleh dua
jari.Pada akhir minggu pertama, ostium tersebut telah
menyempit, serviks menebal dan kanal kembali terbentuk.
Segmen bawah uterus yang mengalami penipisan cukup
bermakna akan berkontraksi dan tertarik kembali, tapi tidak
sekuat pada korpus uteri. Dalam waktu beberapa minggu,
segmen bawah telah mengalami perubahan dari sebuah
struktur yang tampak jelas dan cukup besar untuk menampung
hampir seluruh kepala janin, menjadi isthmus uteri yang
hampir tak terlihat dan terletak di antar korpus uteri di atasnya
dan os internum serviks di bawahnya
c) Involusi Korpus Uteri

Setelah 2 hari pertama, uterus mulai menyusut, sehingga


dalam 2 minggu organ ini telah turun ke rongga panggul
sejati.Organ ini mencapai ukuran seperti semula sebelum
hamil dalam waktu sekitar 4 minggu. Uterus segera setelah
melahirkan mempunyai berat sekitar 1000 g. akibat involusi, 1
minggu kemudian beratnya sekitar 500 g, pada akhir minggu
keduaturun menjadi sekitar 300 g, dan segera setelah itu
menjadi 100 g atau kurang.
d) Lokhia

Pada awal masa nifas, peluruhan jaringan desidua


menyebabkan keluarnya discharge vagina dalam jumlah
bervariasi, duh ini disebut lokhia. Secara mikroskopis, lokhia
terdiri atas eritrosit, serpihan desidua, sel – sel epitel dan
bakteri.
Selama beberapa hari pertama setelah melahirkan,
kandungan darah dalam lokhia cukup banyak sehingga
warnanya merah yang disebut lokhia rubra. Setelah 3 atau 4
hari, lokhia menjadi sangat memucat yang disebut lokhia
serosa, setelah 10 hari, akibat campuran leukosit dan
berkurangnya kandungan cairan, lokhia menjadi berwarna
putih atau putih kekuningan yang disebut lokhia alba.
e) Regenerasi Endometrium

Dalam waktu 2 atau 3 hari setelah pelahiran, sisa desidua


berdiferensiasi menjadi dua lapisan.Stratum superficial
menjadi nekrotik, dan terkelupas bersama lokhia.Stratum basal
yang bersebelahan dengan miometrium tetap utuh dan
merupakan sumber pembentukan endometrium
baru.Endometrium terbentuk dari proliferasi sisa – sisa kelenjer
endometrium dan stroma jaringan ikat antar kelenjer tersebut.
Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat, kecuali
pada tempat melekatnya plasenta. Dalam satu minggu atau
lebih, permukaan bebas menjadi tertutup oleh epitel dan
seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu ketiga.
f) Subinvolusi

Istilah ini menggambarkan suatu keadaan menetapnya atau


terjadinya retardasi involusi, proses yang normalnya
menyebabkan uterus nifas kembali ke bentuk semula. Proses
ini disertai pemanjangan masa pengeluaran lokhia dan
perdarahan uterus yang berlebihan dan irregular dan
terkadang juga disertai perdarahan hebat. Pada pemeriksaan
bimanual, uterus teraba lebih besar dan lebih lunak disbanding
normal untuk periode nifas tertentu. Penyebab subinvolusi
yang telah diketahui antara lain retensi potongan plasenta dan
infeksi panggul.
g) Involusi tempat melekatnya plasenta

Menurut Williams (1931), ekstrusi lengkap tempat melekatnya


plasenta perlu waktu sampai 6 minggu. Segera setelah
pelahiran, tempat melekatnya plasenta kira – kira berukuran
sebesar telapak tangan, tetapi dengan cepat ukurannya
mengecil.Pada akhir minggu kedua, diameternya hanya 3
sampai 4 cm.
2) Perubahan Pada Traktus Urinarius

Kehamilan normal biasanya disertai peningkatan cairan


ekstraselular yang cukup bermakna, dan diuresis masa nifas
merupakan pembalikan fisiologis dari proses ini. Diuresis biasanya
terjadi antara hari kedua dan kelima, bahkan bila wanita tersebut
tidak mendapat infus cairan intravena yang berlebihan selama
persalinan dan pelahiran.
Kandung kemih masa nifas mempunyai kapasitas yang
bertambah besar dan relatif tidak sensitif terhadap tekanan dilatasi
akan kembali ke keadaan sebelum hamil mulai dari minggu kedua
sampai minggu kedelapan setelah pelahiran. (Cunningham,
Dkk.2009;381-383).

3) Perubahan Pada Vagina dan Perineum

Segera setelah pelahiran, vagina tetap terbuka lebar,


mungkin mengalami beberapa derajat edema dan memar, dan
celah pada introitus.Setelah satu hingga dua hari pertama
pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah vagina tidak lebar
dan vagina tidak lagi edema.Sekarang vagina menjadi berdinding
lunak, lebih besar dari biasanya, dan umumnya longgar.
Ukurannya menurun dengan kembalinya rugae vagina sekitar
minggu ketiga pascapartum.Ruang vagina selalu sedikit lebih
besar daripada sebelum kelahiran pertama. Akan tetapi, latihan
pengencangan otot perineum akan mengembalikan tonusnya dan
memungkinkan wanita secara perlahan mengencangkan
vaginanya. Pengencangan ini sempurna pada akhir puerperium
dengan latihan setiap hari.Abrasi dan laserasi vulva dan perineum
mudah sembuh termasuk yang memerlukan perbaikan.
4) Perubahan Pada Payudara

Laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahan


hormon saat melahirkan. Apakah wanita memilih menyusui atau
tidak, ia dapat mengalami kongesti payudara selama beberapa hari
pertama pascapartum karena tubuhnya mempersiapkan untuk
memberikan nutrisi kepada bayi. Wanita yang menyusui berespons
terhadap menstimulus bayi yang disusui akan terus melepaskan
hormon dan stimulasi alveoli yang memproduksi susu. Bagi wanita
yang memilih memberikan makanan formula, involusi jaringan
payudara terjadi dengan menghindari stimulasi.
Pengkajian payudara pada periode awal pascapartum
meliputi penampilan dan integritas putting susu, memar atau iritasi
jaringan payudara karena posisi bayi pada payudara, adanya
kolostrum, apakah payudara terisi air susu, dan adanya sumbatan
duktus, kongesti dan tanda – tanda mastitis potensial.
5) Perubahan tanda –tanda vital dan fisik lainnya.

a) Tekanan Darah

Segera setelah melahirkan, banyak wanita mengalami


peningkatan sementara tekanan darah sistolik dan diastolic,
yang kembali secara spontan ke tekanan darah sebelum hamil
selama beberapa hari.Bidan bertanggung jawab mengkaji resiko
preeklamsi pascapartum, komplikasi yang relatif jarang, tetapi
serius, jika peningkatan tekanan darah signifikan.
b) Suhu

Suhu maternal kembali normal dari suhu yang sedikit meningkat


selama periode intra partum dan stabil dalam 24 jam pertama
pasca partum.
c) Nadi

Denyut nadi, yang meningkat selama persalinan akhir, kembali


normal setelah beberapa jam pertama pascapartum. Hemoragi,
demam selama persalinan, dan nyeri akut atau persisten dapat
mempengaruhi proses ini. Apabila denyut nadi diatas 100
selama puerperium, hal tersebut abnormal dan mungkin
menunjukkan adanya infeksi atau hemoragi pascapartum
lambat.
d) Pernafasan

Fungsi pernafasan kembali pada rentang normal wanita selama


jam pertama pascapartum. Napas pendek, cepat, atau
perubahan lain memerlukan evaluasi adanya kondisi – kondisi
seperti kelebihan cairan, eksaserbasi asma, dan embolus paru.
e) Penurunan Berat Badan

Wanita mengalami penurunan berat badan rata – rata 12 pon


(4,5 kg) pada waktu melahirkan. Penurunan ini mewakili
gabungan berat bayi, plasenta dan cairan amnion.Wanita dapat
kembali mengalami penurunan berat badan sebanyak 5 pon
selama minggu pertama pascapartum karena kehilangan
cairan.Salah satu studi menemukan bahwa berat badan
mayoritas wanita mendekati berat badan pra kehamilan dalam 6
bulan pascapartum.
6) Perubahan Gastrointestinal
Wanita mungkin kelaparan dan mulai makan satu atau dua
jam setelah melahirkan. Kecuali ada komplikasi pelahiran, tidak ada
alasan untuk menunda pemberian makan pada wanita.Pascapartum
yang sehat lebih lama dari waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
pengkajian awal.Konstipasi mungkin menjadi masalah pada
puerperium awal karena kurangnya makanan padat selama
persalinan dan karena wanita menahan defekasi. Wanita mungkin
menahan defekasi karena perineumnya mengalami perlukaan atau
karena ia kurang pengetahuan dan takut akan merobek atau
merusak jahitan jika melakukan defekasi.
7) Dinding abdomen

Striae abdomen tidak dapat dihilangkan secara sempurna,


tetapi dapat berubah menjadi garis putih keperakan yang halus
setelah periode beberapa bulan.
Dinding abdomen lunak setelah pelahiran karena dinding ini
meregang selama kehamilan.Semua wanita puerperamengalami
beberapa derajat diastasis recti/pemisahan otot rektus
abdomen.Seberapa berat diastasis bergantung pada sejumlah
factor termasuk kondisi umum dan tonus otot wanita.
8) Perubahan Hematologi

Hemoglobin, hematokrit, dan hitung eritrosit sangat


bervariasi dalam puerperium awal sebagai akibat fluktuasi volume
darah, volume plasma, dan kadar volume sel darah merah. Kadar
ini dipengaruhi oleh status hidrasi wanita saat itu, volume cairan
yang ia dapat selama persalinan, dan reduksi volume darah total
normal wanita dari peningkatan kadar volume darah selama
kehamilan.
Hitung sel darah putih dapat mengalami peningkatan lebih
lanjut hingga 25.000 atau 30.000 tanpa menjadi patologis jika
wanita mengalami persalinan lama.
Totalnya, sekitar 200 – 500 mL darah mungkin hilang
selama pelahiran, 500 – 800 mL selama minggu pertama
pascapartum, dan terakhir 500 mL selama sisa puerperium.Lokhia
menimbulkan kehilangan sekitar kurang dari seperempat kehilangan
total. (Saleha.2009;P.61-62)
9) Perubahan psikologis

Periode masa nifas dapat menyebabkan stress emosional


terhadap ibu khususnya pada kelahiran anak pertama, bahkan lebih
menyulitkan lagi bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Hal ini
membutuhkan adaptasi psikososial pada waktu nifas.
Periode masa nifas ini diuraikan oleh Rubin dalam 3 tahapan,
sebagai berikut:
1) Periode taking in

a) Periode ini terjadi 1 – 2 hari setelah persalinan Ibu yang


baru pertama kali mengalami persalinan pada umumnya
pasif dan ketergantungan, perhatiannya tertuju pada
kekhawatiran akan tubuhnya.

b) Ia mungkin akan mengulang – ulang pengalamannya pada


waktu bersalin dan melahirkan.

c) Tidur tanpa gangguan sangat penting bila ingin mencegah


gangguan tidur, pusing, iritabel, interference dengan
proses pengembalian ke keadaan normal.

d) Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera


makan ibu biasanya bertambah dan kurangnya nafsu
makan menandakan proses pengembalian kondisi ibu
tidak berlangsung normal.

2) Periode taking hold

a) Periode ini berlangsung pada hari 2 – 4 masa nifas, ibu


mulai memperhatikan kemampuannya menjadi orang tua
yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab
terhadap bayinya.

b) Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya,


buang air besar, buang air kecil, kekuatan dan daya
tahan tubuhnya.

c) Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan


tentang perawatan bayi misalnya menggendong,
menyusui, memandikan, dan memasang popok.
Pada masa ini ibu agak sensitive dan merasa tidak mahir
alam melakukan hal– hal tersebut, cenderung menerima
nasehat bidan/perawat karena ia terbuka untuk menerima
pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi. Pada saat
ini bidan penting memperhatikan perubahan yang
mungkin terjadi.

3) Periode letting go

a) Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang kerumah


dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian
yang diberikan oleh keluarga.

b) Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi,


ia harus beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang
sangat tergantung yang menyebabkan berkurangnya hak
ibu, kebebasan dan hubungan sosial. (Saleha,2009;P.63-
64)
B. Tahapan Masa Nifas

Masa nifas dapat dibagi menjadi 3 periode :


1. Nifas dini adalah kepulihan dimana ibu telah dibolehkan berdiri
dan berjalan – jalan. Dalam agama islam dianggap telahbersih
dan boleh bekerja (40 hari).
2. Nifas intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat – alat
genitalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
3. Remote nifas adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi.Waktu untuk sehat sempurna
bisa berminggu – minggu, bulanan atau tahunan.
(Suherni,2009;P.2).
C. Asuhan Masa Nifas
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai
keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi,
dan menangani masalah – masalah yang terjadi.
1. Kunjungan I (6 – 8 jam setelah persalinan)
Tujuan :
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
a. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk
jika perdarahan berlanjut.
b. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
c. Pemberian ASI Awal.
d. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
e. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
f. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.
2. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)
Tujuan :
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi atau
perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan
istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
memperlihatkan tanda – tanda penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat.
3. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)
Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)
4. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
Tujuan:
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit yang ia
atau bayi alami.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini.
(Saleha.2009;P.3)
D. Penanganan Masa Nifas
1) Kebersihan diri.
a. Anjurkan kebersihanseluruh tubuh.
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air.
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali
sehari.
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum dan sesudah membersihkan alat kelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan
kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
2) Istirahat
a. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan.
b. Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan – kegiatan rumah
tangga secara perlahan – lahan, sertuntuk tidur siang atau
beristirahat selagi bayi tidur.
3) Latihan
a. Diskusikan pentingnya otot – otot perut dan panggul
kembali normal.
b. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari
sangat membantu.
c. Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot – otot,
pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan
dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
4) Gizi
Ibu menyusui harus :
1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
2) Makan dengan berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral, dan vitamin yang cukup.
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui.
4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI-nya.
(Prawiroharjo.2009;P.127-129)
5) Menyusui
a. Untuk bayi :
1) Menyusui bayi setiap 2 jam, siang dan malam
haridengan lama menyusui 10 – 15 menit di setiap
payudara.
2) Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa
gerah dan duduklah selama menyusui.
3) Pastikan bayi menyusu dengan posisi menempel yang
baik dan dengarkan suara menelan yang aktif.
4) Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman.
b. Untuk ibu :
1) Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum.
2) Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui
bayinya.
3) Yakinkan bahwa ibu dapat memproduksi susu lebih
banyak.
6) Perawatan payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama putting
susu.
b. Menggunakan BH yang menyokong payudara.
c. Jika putting susu lecet, olesi dengan kolostrum atau ASI.
d. Jika lecet sangat berat istirahatkan selama 24 jam.
e. Untuk menghilangkan nyeri, minum paracetamol 1 tablet tiap
4 – 6 jam.
f. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, maka :
kompres payudara dengan kain basah dan hangat selama 5
menit, urut payudara dari pangkal ke ujung dengan arah “Z”
susukan bayi setiap 2 – 3 jam, letakkan kain dingin pada
payudara setelah menyusui.
7) Senggama

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri


begitu darah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2
jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
8) Keluarga berencana
a. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2
tahun sebelum ibu hamil lagi
b. Meskipun beberapa metode mengandung resiko,
penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama jika ibu
sudah haid lagi.
c. Sebelum menggunakan KB, ibu perluu mendapatkan
penjelasan tentang : bagaimana metode ini dapat
mencegah kehamilan, kelebihan, kekurangannya, efek
samping, cara menggunakannya, kapan metode baru
digunakaan. (Prawirorahardjo, 2009:P.127-129).
BAB III
TINJAUAN KASUS/SITUASI

Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 6 JAM

NoReg : 00-81-10
NamaPengkaji :Nurhasanah, ST
Hari/tanggal : 2 Februari 2022
Waktu Pengkajian : 14.00wib
TempatPengkajian :PUSKESMAS PETIR

DATASUBJEKTIF
1. Identitas
JenisIdentitas Istri Suami

Nama Ny.DIAN TN.AJI

Umur 26 th 30 th

Suku/bangsa Sunda/Indonesia Sunda/Indonesia

Agama Islam Islam

Pendidikan SD SMP

Pekerjaan IRT Buruh

Alamatrumah Kp. Tegal Sapan Kp. Tegal Sapan


Ds. Petir Ds. Petir
2. Quickcek
Hasil Keterangan
No JenisQuickcek
Ya Tidak
1 Sakitkepalahebat √
2 Gangguanpenglihatan √
3 Pembengkakan √

padawajahdanTangan
4 Nyeriabdomen(epigastri √
um)
5 Mualdanmuntahberlebi √
han
6 Pergerakan janin √
tidak
seperti

Biasanya
7 Pengeluaranpervagina √ Keluar lendir
m darah sejak
jam23.00
WIB,warnanyam
erahbanyaknya
±50cc
8 Demam √

3. Keluhansaatini
Kunjungan saat ini : Nifas Kunjungan Pertama
Keluhan utama :.
- Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules
- Ibu mengatakan ASI Belum Keluar dan bayi sudah di lakukan IMD
- Ibu mengatakan merasa senang karena ia dan bayinya dalam
keadaan sehat.

4. Riwayatkehamilan

 ANC : Ibu melakukan ANC sejak telat


haid dilakukan di UPT Puskesmas Petir
 Frekuensi :
Trismester I : 1 kali
Trismester II : 3 kali
Trismester III: 3 kali

5. Riwayat Menstruasi
 Menarche : 13 tahun
 Siklus haid : Teratur, 28 hr
 Banyaknya : 3x ganti pembalut
 Pemakaian obat dan jamu-jamuan : Tidak ada
 Kekhawatiran yang berkaitan dengan persalinan : Tidak ada
 Disminorre : Tidak ada
6. Riwayatobstetric
No Tanggal Tempa Jenis Riw
UK Penolo Penyulit JK BB P
t ayat
Partus Partu ng B
Partus s me
nyu
sui
1 Th 20011 Dukun Normal Dukun Tidak LK - Asi
40 -
ada Eklsu
sif
2 40 Bidan Normal Bidan Tidak ada PR 3200 50 -
2
Februar
i 2022

7. Riwayatkesehatan
No Jenis Has Keterangan
il
Ada Tidakada
1 Jantung √
2 Hipertensi √
3 DM √
4 Asma √
5 Hepatitis √
6 IMS/HIV √
7 TBC √
8 Ginjal Kronis √
9 Malaria √
10 Epilepsi √
11 Kejiwaan √
12 Kelainan Kongenital √
13 Alergi obat/makanan √
14 Kecelakaan √
15 Transfusi darah √

 RiwayatimunisasiTT:

TT I :hamil ke 1

TTII :hamil ke 1

TTIII :Hamil ke 2

TTIV :-

TTV :-

 Golongandarah/Rhesus: B/+

8. Riwayatkontrasepsi

 Kontrasepsiyang pernahdigunakan : suntik 3 bln

 Kontrasepsiterakhir sebelum hamil : suntik 3 bln

 Keluhandalam penggunaankontrasepsi : tidak ada


9. Riwayatsosial ekonomi

 Usiapertama menikah :17 tahun

 Statusperkawinan:syah1kali

 Responibudankeluargaterhadapkehamilandankesiapanpersalinan:Sa
ngatsenang,semuakebutuhanpersalinan sudah disiapkan
 Dukungankeluarga: keluargasangat
mendukungibudalamkehamilannya

 Pengambilkeputusandalamkeluarga:Suamidanorangtua

 Makandanminum terakhi :
- MakanterakhirPukul: 07.00WIB

- Nafsumakan: baik

- Minumterakhirpukul: 08.20 WIB sebanyak100cc

 BABdanBAKterakhir :

- BABTerakhir:22.00 WIB

- BAKTerakhir: jam08.00 WIB

 Kebiasaanmerokok,obat-obatandanalcohol:Tidak ada

 Kekerasandalamrumahtangga:Ibumengakusuaminyatidakp
ernahmelakukankekerasan,dantidakterlihattanda
kekerasandalamrumahtangga
 Tempatdanpetugaskesehatanyangdiinginkanuntukmenolongpersalina
n:Puskesmas

 KeinginanibumemberikanASIeksklusif:Sangatingin,Karenaa
nakpertamaibususui
 RencanaibumemberikanASI:ibumenginginkanminimal2Tahun

DATAOBJEKTIF
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Keadaan umum : Baik
3. Keadaan emosional : Stabil
4. TB : 153 cm
BB Sekarang : 56 kg
5. TTV
Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit Suhu :36,3 °C, Llia 29 cm

6. Head to toe
• Kepala dan rambut : rambut warna hitam, tidak rontok dan kulit
kepala bersih
• Wajah : tidak pucat dan tidak edema
• Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
• Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip dan sinusitis
• Mulut : simetris, bersih, tidak ada caries, tidak ada epulis, tidak ada
stomatitis
• Telinga :simetris, tidak ada pengeluaran serumen, pendengaran
baik
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan thyroid
• Jantung : mur-mur tidak ada.
• Paru : tidak ada wheezing dan ronchi
• Retraksi dinding dada : tidak ada
• Payudara : simetris, bersih, tidak teraba massa, tidak ada retraksi,
puting susu menonjol, belum ada pengeluaran kolostrum
 Abdomen
- Tidak ada bekas operasi,
- Uterus : Kontraksi baik, Keras, TFU dua jari dibawah pusat
- Anogenital : normal
- Tukak/luka : tidak ada
- varises : tidak ada,
- kelenjar scene : tidak ada pengeluaran cairan
- kelenjar bartholin : tidak ada pembesaran
- haemoroid : tidak ada
- CVAT : nyeri ketuk : kanan (-) kiri (-)
- Refleks patella : kanan (+) kiri (+)
- Refleks patella : kanan (+) kiri (+)
Perdarahan : kurleb 25cc
7. Pemeriksaan penunjang
 HB : 12,6 gram %
 Golongan darah : A+
 HBSag : Negatif
 Sipilis : Negatif
 HIV/Aids : Negatif

1. ANALISA
Ny. Dumur 26 th P2A0 6 jam Post Partum Normal

2. PENATALAKSANAAN
1) Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan normal
2) Memberitahu kepada ibu bahwakeluhan nyeri perutseperti mulas
adalah hal yang normal
3) Menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi yang baik dan tidakada
pantangan kecuali jika ibu ada alergi
4) Menganjurkan ibu melakukan mobilisasi seperti miring kanan atau
kiri, atau belajar duduk.
5) Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygine
6) Memberikan edukasi terhadap ibu tentang pemberian asi eksklusif
selama 6 bulan
7) Memberi tahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi,dan
menjaga kebersihan pada bayi.
8) Memberi tahu ibu jika ada tanda2 bahaya pada bayi untuk segera
dating kefasilitas terdekat.
9) Memantau perdarahan pada ibu dan kontraksi rahim serta tinggi
fundus uteri, dan memberitahukan keapada ibu dan keluarga cara
menanggani perdarahan apabila terjadi dirumah.
10)Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal
8 februari 2022
 Evaluasi : ibu tahu kondisi nya dalam batas normal, dan ibu mengerti
apa yang dijelaskan oleh bidan seperti mengkonsumsi makanan nutrisi
yang baik, melakukan mobilisasi, menjaga personal hygine,
memberikan asi eksklusife selama 6 bulan dan ibu bersedia
melakukan apa yang telah bidan anjurkan  dan ibu akan melakukan
kunjungan pada tgl 8 Februari 2022

 
Dokumentasi dalam bentuk Pathway
Asuhan Kebidanan Masa Nifas

Hari danTanggal : 2 Februari 2022


TempatPraktik : Puskesmas Petir
Nama : Nurhasanah
Program Studi : Profesi Bidan

Pathway Kasus Kebidanan


Nama : Ny. D
Umur :26 Tahun
P2A0 post partum 6 jam

Tanda / Gejala / keluhan Patofisiologi (SesuaiTanda / Gejala / Tanda / Gejala / keluhan


secara teori keluhan yang dialami pasien) : yang dialami pasien
1. Terjadinya perubahan fisik Pada masa nifas terjadi berbagai
dan adaptasi masa nifas perubahan pada fisik dan fisiologis yakni ibu mengatakan perutnya
seperti involusi uteri, terjadinya involusi uteri yang akan kembali masih terasa mules dan
Keluarnya loechea, ke bentuk seperti sebelum hamil, adanya Asinya belum keluar. Td:
memarnya perineum/ vulva pngeluaran lochea pada 6 minggu pertama 120/80mmhg, n:82x/mnt, r:
akibat proses bersalin post partum dengan durasi, warna dan
2. Terjadinya perubahan jumlah yang berbeda. Adanya perubahan 20x/mnt, tfu : 2jari dibawah
fisilogi seperti pada tanda- pada semua system tubuh pasca bersalin, pst, perdarahan kurleb 25cc
tanda vital, system endokrin, adanya perubahan pada payudara karena
system kardiovaskuler, pengaruh peningkatan hormone estrogen
system pencernaan, dan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat
perubahan payudara, system badannya yang berasal dari bayi, plasenta Rasionalisasi dari asuhan yang
musculoskeletal, penurunan dan air ketuban dan pengeluaran darah diberikan :
BB, system eliminasi, system saat persalinan, 2-3 kg lagi melalui air 1. Agar ibu dan keluarga
hematologi, peritoneum dan kencing sebagai usaha tubuh untuk merasa tenang bahwa
dinding abdomen (Elly Dwi mengeluarkan timbunan cairan waktu kondisi nya saat ini dalam
Wahyuni, 2018). hamil. (Elly Dwi Wahyuni, 2018). keadaan sehat
2. Untuk memastikan bahwa
involusi uterus berjalan
normal
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan normal 3. Makanan bergizi merupakan
stimulan makanan yg terbaik
2. Memberitahu kepada ibu bahwakeluhan nyeri perutseperti mulas adalah hal yang normal untuk ibu yang sedang
menyusui agar ibu dan bayi
3. Menganurkan ibu untuk memenuhi nutrisi yang baik dan tidakada pantangan kecuali jika sehat

ibu ada alergi 4. Mobilisasi membantu


mempercepat involusi uterus
4. Menganjurkan ibu melakukan mobilisasi seperti miring kanan atau kiri, atau belajar duduk. 5. Agar tidak mudah terserang
nya penyakit dan ibu merasa
5. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygine nyaman
6. Memberikan edukasi terhadap ibu tentang pemberian asi eksklusif selama 6 bulan 6. Untuk membantu
pertumbuhan imun bayi
7. Memberi tahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi,dan menjaga kebersihan pada bayi.
7. Agar bayi sehat dan tidak
8. Memberi tahu ibu jika ada tanda2 bahaya pada bayi untuk segera dating kefasilitas mudah sakit

terdekat. 8. Untuk mengantisipasi jika


terjadi hal2 yang lebih jauh
9. Memantau perdarahan pada ibu dan kontraksi rahim serta tinggi fundus uteri, dan terhadap ibu dan bayi
9. Agar kondisi ibu terpantau
memberitahukan keapada ibu dan keluarga cara menanggani perdarahan apabila terjadi
dirumah.

 Evaluasi : ibu tahu kondisi nya dalam batas normal, dan ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan
seperti mengkonsumsi makanan nutrisi yang baik, melakukan mobilisasi, menjaga personal hygine,
memberikan asieksklusife selama 6 bulan dan ibu bersedia melakukan apa yang telah bidan anjurkan dan
ibu akan melakukan kunjungan pada tgl 1 mei 2021
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan penulis dengan


memberikan asuhan kebidanan Nifas pada Ny. “D” yang dilakukan di
Puskesmas Petir pada tanggal 2 Februari 2022, penulis membuat
pembahasan yang menggabungkan teori dengan kasus yang dialami oleh
Ny. “D”
Kamis, 2 Februari 2022 pukul 14.00 WIB, ibu mengatakan merasa
senang dan masih merasa lelah.Ibu sudah mulai memberikan ASI, sudah
mampu bangun dari tempat tidur serta sudah buang air kecil sendiri ke kamar
mandi.
Hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
status emosional stabil. Tanda-tanda vital, Tekanan darah: 120/80 mmHg,
Nadi : 82 x/menit,Respirasi : 20 x/menit, Suhu : 36,3 °C, Llia 29 cm . Muka
tidak ada oedema dan tidak pucat. Mata konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik, dan palpabrae tidak oedema. Leher tidak ada pembengkakan
kelenjar getah bening dan tyroid. Payudara simetris, puting susu menonjol,
areola hiperpigmentasi, tidak ada benjolan dan nyeri, dan ASI sudah keluar
dan tidak ada bendungan. Abdomen tidak ada luka bekas operasi TFU 2 jari
di bawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong, tidak ada nyeri tekan,
dan tidak ada diastasis rekti.Ekstermitas simetris, tidak ada oedema dan
varises, reflek patella baik.Pemeriksaan genitalia tidak ada keluhan, tidak ada
laserasi perineum derajat 2, pengeluaran darah ± 50 cc.
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, maka dapat ditegakkan
diagnosa bahwa Ny. “D” umur 30 tahun P2A0postpartum 6 jam.
Penatalaksanaan yang diberikan adalah Memberitahu hasil
pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan normal, Memberitahu kepada ibu
bahwakeluhan nyeri perutseperti mulas adalah hal yang normal,

90
Menganurkan ibu untuk memenuhi nutrisi yang baik dan tidakada pantangan
kecuali jika ibu ada alergi, Menganjurkan ibu melakukan mobilisasi seperti
miring kanan atau kiri, atau belajar duduk, Menganjurkan ibu untuk menjaga
personal hygine, Memberikan edukasi terhadap ibu tentang pemberian asi
eksklusif selama 6 bulan, Memberi tahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan
bayi,dan menjaga kebersihan pada bayi. Memberi tahu ibu jika ada tanda2
bahaya pada bayi untuk segera dating kefasilitas terdekat. Memantau
perdarahan pada ibu dan kontraksi rahim serta tinggi fundus uteri, dan
memberitahukan keapada ibu dan keluarga cara menanggani perdarahan
apabila terjadi dirumah.
Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB.Menganjurkan
ibu untuk melakukan mobilisasi dini seperti berjalan-jalan.Memberitahu
tentang kebersihan diri dan kebersihan alat genetalia serta menganjurkan ibu
untuk mengganti pembalut saat terasa sudah penuh.Mengajarkan ibu untuk
melakukan senam nifas. Memberikan ibu terapi obat Fe 1x1 50 mg sehari
untuk menstabilkan kadar Hb ibu setelah melahirkan. Membuat kesepakatan
pada ibu untuk kunjungan ulang berikutnya 6 hari kemudian yaitu pada
tanggal 5Februari2022 dan segera menghubungi bidan bila ada keluhan. Ibu
mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan bidan serta
bersedia melakukan kunjungan ulang 6 hari pada tanggal 8 Februari2022
atau menghubungi bidan bila ada keluhan. Obat telah diterima oleh ibu, dan
ibu bersedia meminum sesuai dosis yang dianjurkan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan
Penulis melakukan pengkajian asuhan kebidanan Nifas pada Ny.
“D” sesuai dengan kebutuhan pasien melalui upaya pendekatan
manajemen kebidanan Metoda SOAP dan Pathway nifas dan yang
dilakukan di Puskesmas Petir .
Pada Ny. “D” dilakukan kunjungan nifas sebanyak 1 kali yaitu 6
jam. Pada pemeriksaan nifas 6 jam didapatkan data involusi uterus
berjalan dengan normal sesuai dengan masanya, tidak ada kesulitan
menyusui, tidak ada infeksi dan tidak ditemukan masalah.
2. Saran
1. Untuk Lahan Praktek
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan lebih baik dan lebih
menata ruangan dan kelengkapan alat serta bahan untuk pelayanan
asuhan kebidanan yang cukup.
2. Untuk Institusi Pendidikan
Untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan diharapkan institusi
menambah sumber referensi yang dapat dijadikan sebagai bahan
dalam Laporan Tugas Akhir dan agar dapat mengetahui tentang
perubahan ilmu kebidanan terkini.
3. Untuk Klien
Klien sebagai objek asuhan kebidanan diharapkan dapat melanjutkan
dan menerapkan asuhan yang telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
Kapita Selekta Kedokteran. Editor Mansjoer Arif (et al.) Ed. III, cet. 2.
Jakarta : Media Aesculapius. 1999.
Winkjosastro, H .dkk. 2005. Ilmu kebidanan. Edisi 3. Cetakan 7. Jakarta: yaya
san bina pustaka sarwono priwirohardjo
Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka
Rihama
Astuti, Sri, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta:
Erlangga
Ilmiah, Widia Sofia. 2015. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha
Medika
kemenkes. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida. Dkk. 2010.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
KB.Jakarta : EGC
Mendforth, Janet, dkk. 2013. Kebidanan Oxford. Jakarta. EGC
Mochtar,Rustam (2011). Sinoppsis Obstetri. Jakarta : EGC
Nugroho, Taufan, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas (Askeb 3). Yogyakarta:
Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan, Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Saifuddin, 2010.Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT.Bina
Pustaka
Saifuddin dkk. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwomo
Prawihardjo
Saminem.2010. Dokumentasi Kebidanan Konsep dan Praktik. Jakarta: EGHC
Sutanto, Andina Vita. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo

Anda mungkin juga menyukai