Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY.N DENGAN


ANEMIA DI UPT PUSKESMAS PETIR
KABUPATEN SERANG
TAHUN 2021

OLEH :
NURHASANAH
NIM : 210703006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY.N DENGAN
ANEMIA DI UPT PUSKESMAS PETIR
KABUPATEN SERANG
TAHUN 2021

Telah disetujui, diperiksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing I
(Tanda Tangan)

( Ibu Feva Tridiyawati, M.Kes, M.Keb)


NIDN......................
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang
berjudul “ Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny.N Dengan Anemia Di UPT
Puskesmas Petir Kabupaten Serang Tahun 2021”
Dalam penyusunan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Khairil Walid, SKM, MPd Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta.
3. Bapak Agus Kusumah, SKM Kepala UPT Puskesmas Petir Kabupaten serang
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk pengambilan data.
4. Ibu Feva Tridiyawati, M.Kes, M.Keb Pembimbing yang telah banyak memberikan
masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikan-
perbaikan untuk ke sempurnaan laporan penulis.
5. Ibu/Bapak ______________________________, Penguji yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan laporan penulis.
6. Kedua orangtua tercinta, adik-adikku tersayang serta keluarga besar yang selalu
mendoakan, memotivasi dan membantu dengan tulus dan kasih sayang serta
selalu memberi semangat kepada penulis.

Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
laporan kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan
khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayahNya
kepada kita semua.

Serang, 2 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................5
C. Manfaat..................................................................................................6
D. Ruang Lingkup.......................................................................................7
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan............................................................................................8
B. Anemia Dalam kehamilan.....................................................................9
BAB III TINJAUAN KASUS/SITUASI
A. Laporan Kasus dengan Metode SOAP...............................................26
C. Laporan Kasus dengan Metode Pathway.............................................27
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Saran......................................................................................................53
B. Kesimpulan............................................................................................ .53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015, angka
kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 305 kematian
per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut mengalami penurunan
bila dibandingkan dengan data SDKI tahun 2012 yaitu 356
kematian per 100.000 kelahiran hidup.

Masih tingginya angka kematian ibu disebabkan oleh banyak


faktor, diantaranya komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa
komplikasi selama kehamilan dan persalinan seperti perdarahan,
abortus, dan sepsis menyumbang kematian pada ibu hamil di dunia.
Perdarahan menyumbang kematian terbesar pada ibu hamil yaitu
27.1% dari total kematian ibu. Salah satu penyebab meningkatnya
frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan adalah
anemia. Anemia adalah suatu keadaan dimana level hemoglobin
(Hb) dibawah level normal yang disebabkan oleh kondisi patologis.
Anemia menjadi masalah kesehatan masyarakat global di seluruh
dunia, baik di negara berkembang maupun negara maju.
Secara global prevalensi anemia pada ibu hamil diseluruh
dunia adalah sebesar 41,8%. Prevalensi anemia pada ibu hamil
diperkirakan di Asia sebesar 48,2%, Afrika 57,1% , Amerika 24,1%
dan Eropa 25,1% (WHO, 2016). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi anemia pada ibu hamil di
Indonesia sebesar 48,9%, meningkat dibandingan Riskesdas Tahun
2013 yang hanya sebesar 37,1%, ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil
dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proporsi yang
hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan
(37,8%).
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah
sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah
merah itu mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa
oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Anemia secara praktis
didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit
dibawah batas “normal”. Dalam praktik rutin, konsentrasi Hb < 11
g/dl pada akhir trimester pertama, dan 10 g/dl pada trimester kedua
dan ketiga diusulkan menjadi batas bawah untuk mencari penyebab
anemia dalam kehamilan. Nilai-nilai ini kurang lebih sama dengan
nilai Hb terendah pada ibu- ibu hamil yang mendapat suplementasi
besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl pada
trimester kedua dan ketiga (Prawirohardjo, 2018).
Penyebab anemia yaitu karena kurangnya zat gizi untuk
pembentukan darah, seperti zat besi, asam folat dan vitamin B12.
Anemia pada kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat
besi penting untuk melakukan pemeriksaan pada kunjungan
pertama kehamilan karena jika pada saat kunjungan pertama hasil
pemeriksaan tidak mengalami anemia masih mungkin terjadi
anemia pada kehamilan lanjutannya program pencegahan anemia.
ibu hamil cenderung tidak memperdulikan penting tablet Fe
yang diberikan oleh bidan atau tenaga kesehatan karena
mereka menganggap tablet Fe hanya membuat merasa mual jika
diminum dan anggapan tersebut telah menjadi budaya di
masyarakat.
Sementara itu prevalensi anemia defisiensi besi pada ibu
hamil di Indonesia masih sangat tinggi. Sekitar 35-75% ibu hamil
menderita anemia defisiensi besi serta semakin meningkat
seiring dengan bertambahnya usia kehamialan. Anemia dalam
kehamilan dapat berakibat fatal mulai dari kelahiran prematur
sampai kematian ibu dan bayi. Menurut WHO 40% kematian ibu di
negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan
disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut.
Pada masa kehamilan seorang wanita memerlukan
tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering
seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin
banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis
(Prawiroharjo, 2018).
Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2016 sebesar
85%. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada
tahun 2015 yang sebesar 83,3%. Meskipun pemerintah sudah
melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu
dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode
kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil,
tetapi kejadian anemia masih tinggi.
UPT Puskesmas Petir merupakan salah satu pusat
pelayanan kebidanan secara komprehensif mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan akseptor keluarga berencana,
untuk mendidik dan melahirkan bidan yang terampil, kompeten dan
profesional. sebagai tempat pengambilan praktik maupun study
kasus di tahun 2021.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan
pada Ny. N umur 22 tahun hamil 33 mgg dengan anemia
ringan di UPT Puskesmas Petir Kabupaten Serang Banten.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan pada
NY. N umur 22 tahun hamil 33mgg dengan anemia ringan
melalui metode SOAP.
b. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan pada
NY. N u m u r 2 2 t a h u n dengan anemia ringan melalui
metode PATHWAY.
c. Untuk mengetahui evaluasi dari tindakan yang diberikan
pada Ny. N umur 22 tahun dengan anemia ringan.

C. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan secara langsung teori-teori yang telah
didapat selama masa perkuliahan dilahan praktik. Serta
dapat memilki pengalaman mengenai pemberian asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan.
2. Bagi Lahan
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
meningkatkan mutu pelayanan khususnya meningkatkan
mutu pelayanan dalam melakukan asuhan kebidanan pada
ibu hamil dengan anemia ringan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran dan
menambah pengetahuan dalam melakukan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan.

D. Ruang Lingkup Studi Kasus

Study Kasus dilakukan di bulan November 2021 dimana


STIKes Abdi Nusantara bekerjasama dengan UPT Puskesmas
Petir. Data subjektif diambil melalui anamnesa langsung ke
pasien Ny. N usia 22 tahun G1P0A0 dengan usia kehamilan 33
minggu.dengan anemia ringan Sedangkan data Objektif diambil
melalui pemeriksaan hamil kunjungan awal dan kunjungan ulang.
Kemudian berdasarkan data Subjektif dan Objektif dapat
disimpulkanlah diagnosa serta perencanaan dari diagnosa
tersebut.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan
1. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam
buku Prawirohardjo (2018). Kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender internasional.
Proses kehamilan merupakan matarantai yang
berkesinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan
ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester kesatu berlangsungdalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27). Dan trimester
ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke- 40 minggu)
(Prawirohardjo, 2018).

2. Program Antenatal Care


Asuhan antenatal adalah suatu upaya preventif program
pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal
dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin
selama kehamilan. (Prawirohardjo,2018).
a. Tujuan Antenatal Care
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan
kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
2) Meningkatkan dan mempertahnkan kesehatan
fisik,mental, dan social ibu dan bayi
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkinterjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan
dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma
seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI
eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibudan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
(Prawirohardjo, 2018).

b. Menurut Prawirohardjo (2018) kunjungan antenatal sebaiknya


paling sedikit
4 kali setelah kehamilan :
1) Satu kali pada triwulan pertama
2) Satu kali pada triwulan kedua
3) Dua kali pada triwulan ketiga

c. Standar Antenatal Care


Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga
kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai
standar terdiri dari:
1) Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan
janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram
selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya
menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
2) Ukur lingkar lengan atas (LiLA).
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk
skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang
energy kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa
bulan/tahun)
dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan
dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
3) Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi
(tekanan darah e” 140/90 mmHg) pada kehamilan dan
preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau
tungkai bawah; dan atau proteinuria)
4) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau
tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai
dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan
pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita
pengukur setelah kehamilan 24 minggu.
5) Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya
setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari
120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukkan
adanya gawat janin.
6) Tentukan presentasi janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II
dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan
ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada
trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin
belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul
sempit atau ada masalah lain.
7) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil
harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu
hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi
TT pada ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat
ini.
8) Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
diberikan sejak kontak pertama. 9) Periksa laboratorium (rutin dan
khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
a) Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu- waktu
diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan
minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester
ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil
tersebut menderita anemia atau tidak
c) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada
trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil.
Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya pre-
eklampsia pada ibu hamil.
d) Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus
dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya
minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester
kedua, dan sekali pada trimester ketiga
10) Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
diberikan sejak kontak pertama.
11) Periksa laboratorium (rutin
dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
a) Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu- waktu
diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan
minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester
ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil
tersebut menderita anemia atau tidak
c) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada
trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil.
Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya pre-
eklampsia pada ibu hamil.
d) Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus
dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya
minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester
kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir
trimester ketiga).
e) Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan
pemeriksaan darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak
pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan
pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi.
f) Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko
tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis
sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
g) Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi
kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil
setelah menjalani konseling kemudian diberi kesempatan untuk
menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV.
h) Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai
menderita Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi
Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin. Selain
pemeriksaaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan.
12) Tatalaksana/penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada
ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan
tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk
sesuai dengan sistem rujukan.
13) KIE Efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:
a) Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya
secara rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil
agar beristirahat yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10
jam per hari) dan tidak bekerja berat.
b) Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan
selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan,
mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok
gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olahraga
ringan.
c) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga
terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau
masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi,
transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini penting
apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar
segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
d) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas
serta kesiapan menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya
baik selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya
perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan
berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda
bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke
tenaga kesehtan kesehatan.
e) Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan
makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena
hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat
kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet
tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada
kehamilannya.
f) Gejala penyakit menular dan tidak menular.
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit
menular (misalnya penyakit IMS,Tuberkulosis) dan penyakit
tidak menular (misalnya hipertensi) karena dapat
mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.
g) Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di
daerah tertentu (risiko tinggi).
Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari
pelayanan kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan
penjelasan tentang risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya,
dan kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk
menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu hamil tersebut HIV
positif maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari ibu ke
janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV negative
maka diberikan bimbingan untuk tetap HIV negatif selama
kehamilannya, menyusui dan seterusnya.
h) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI
kepada bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI
mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk
kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia
6 bulan.
i) KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB
setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu
punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan
keluarga
j) Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) untuk mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum.
k)Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain
booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan
dilahirkan, ibu hamil dianjurkan untuk memberikan stimulus
auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain booster)
secara bersamaan pada periode kehamilan
d. Asuhan kehamilan (Refocusing ANC)
Pada setiap kali kunjungan antenatal, perlu didapatkan
informasi yang sangat penting.Table dibawah ini merupakan
garis-garis besarnya.

Table 2.

Kunjungan Waktu Informasi Penting


Trimester Sebelum Membangun hubungan saling
pertama minggu ke 14 percaya antara petuga kesehatan
dan ibu hamil.
Mendeteksi masalah dan
menanganinya. Melakukan tindakan
pencegahan seperti tetanus
neonatorum, anemia kekurangan
zat besi, penggunaan praktis
tradisional yang merugikan. Memulai
persiapan kelahiran bayi dan
Trimester kedua Sebelum minggu ke Sama seperti diatas,
28 ditambahkan kewaspadaan khusus
mengenai peeklasmsia
Trimester ketiga Antara minggu 28- Sama seperti diatas, ditambah palpasi
36 abdominal untuk mengetahui apakah ada
kehamilan ganda.

Trimester ketiga Setelah minggu ke Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak
36 bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran dirumah sakit.

B. Anemia dalam kehamilan


1. Definisi
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki
jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang
mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin yang
berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah
11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5
gr% pada trimester II (prawiroharjo, 2018). Anemia adalah
penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan
konsentrasi hemoglobin didalam sirkulasi darah. Kadar
hemoglobin kurang dari 12 gram/dl untuk wanita tidak hamil
dan kurang dari 11 gram/dl untuk wanita hamil (Tyastuti,Siti,
2016).
Hemoglobin ( Hb ) yaitu komponen sel darah merah yang
berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb
berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen
diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme. Zat
besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu
hamil mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi misalnya
untuk membuat jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi
organ dan juga untuk memproduksi energy agar ibu hamil bisa
tetap beraktifitas normal sehari – hari.
2. Etiologi
Penyebab anemia umumnya adalah :
a. Kurang gizi (malnutrisi)
b. Kurang zat besi dalam diet
c. Malabsorbsi
d. Kehilangan darah yang banyak : persalinan yang lalu,
haid, dan lain- lain.
3. Penyakit-penyakit kronik : TBC, paru, cacing usus, malaria,
dan lain- lain
Patofisiologi
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh
ibu, perubahan- perubahan itu untuk menyesuaikan tubuh ibu
pada keadaan kehamilannya. Pada masa kehamilan akan
terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi penggunaan zat-
zat makanan oleh tubuh berkurang sehingga kebutuhan tubuh
akan sumber zat gizi juga akan berkurang pada beberapa
bulan pertama kehamilan.. Pola makan dan gaya hidup sehat
dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim ibu Pada masa kehamilan trisemester pertama (Tyastuti,
Siti, 2016)
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan
adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang semakin
meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara.
Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II
kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan
meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang atern
serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang
meningkatkan volume plasma seperti laktogen.
4. Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil
(prawiroharjo, 2018)
a. Umur Ibu
Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil, karena akan
membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun
janinnya, beresiko mengalami pendarahan dan dapat
menyebabkan ibu mengalami anemia.
b. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang
ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering
melahirkan mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan
berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi.
Karena selama hamil zat-zat gizi akan terbagi untuk ibu dan
untuk janin yang dikandungnya.
c. Kurang Energi Kronis (KEK)
Timbulnya masalah gizi pada ibu hamil, seperti kejadian KEK,
tidak terlepas dari keadaan sosial, ekonomi, dan bio sosial dari
ibu hamil dan keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, konsumsi pangan, umur, paritas, dan sebagainya.
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk
mengetahui resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita
UsiaSubur (WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk
memantau perubahan tatus gizi dalam jangka pendek.
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk
tujuan penapisan
status gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil KEK adalah ibu
hamil yang mempunyai ukuran LILA<23.5 cm. Deteksi KEK
dengan ukuran LILA yang rendah mencerminkan kekurangan
energi dan protein dalam intake makanan sehari hari yang
biasanya diiringi juga dengan kekurangan zat gizi lain,
diantaranya besi.
d. Infeksi dan Penyakit
Zat besi merupakan unsur penting dalam mempertahankan daya
tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Menurut
penelitian, orang dengan kadar Hb <10 g/dl memiliki kadar sel
darah putih (untuk melawan bakteri) yang rendah pula.
Seseorang dapat terkena anemia karena meningkatnya
kebutuhan tubuh akibat kondidi fisiologis (hamil, kehilangan
darah karena kecelakaan, pascabedah atau menstruasi), adanya
penyakit kronis atau infeksi (infeksi cacing tambang, malaria,
TBC). Ibu yang sedang hamil sangat peka terhadap infeksi dan
penyakit menular. Beberapa di antaranya meskipun tidak
mengancam nyawa ibu, tetapi dapat menimbulkan dampak
berbahaya bagi janin. Diantaranya, dapat mengakibatkan
abortus, pertumbuhan janin terhambat, bayi mati dalam
kandungan, serta cacat bawaan. Penyakit infeksi yang di derita
ibu hamil biasanya tidak diketahui saat kehamilan. Hal itu baru
diketahui setelah bayi lahir dengan kecacatan.
e. Jarak kehamilan
kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai
waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa
kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak
yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam kehamilan.
Karena cadangan zat besi ibu hamil pulih. Akhirnya berkurang
untuk keperluan janin yang dikandungnya.
f. Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan
anemia yang di derita masyarakat adalah karena kekurangan
gizi banyak di jumpai di daerah pedesaan dengan malnutrisi atau
kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang
berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat social
ekonomi rendah.
5. Macam-macam anemia dalam kehamilan
Secara umum anemia dalam kehamilan diklasifikasikan menjadi:
a. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah. Anemia defisiensi besi
merupakan tahap defisiensi besi yang paling parah yang ditandai
oleh penurunan cadangan besi, konsentarsi besi serum, dan
saturasi transferin yang rendah, dan konsentrasi hemoglobin
atau nilai hematokrit yang menurun. Pada kehamilan, kehilangan
zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk
eritropoiesis, kehilangan darah ada saat persalinan, dan laktasi
yang jumlah keseluruhannya dapat mencapai
900 mg atau setara dengan 2 liter darah. Oleh karena itu
sebagian besar perempuan mengawali kehamilan dengan
cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan tambahan ini
berakibat pada anemia defisiensi besi.
Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan
dengan suplementasi besi dan asam folat. WHO menganjurkan
untuk memberikan 60 mg besi selama
6 bulan untuk memenuhi kebutuhan fisiologik selama kehamilan.
Namun, banyak literatur menganjurkan dosis 100 mg besi setiap
hari selama 16 minggu atau lebih pada kehamilan.
(Prawirohardjo, 2018).
Pengobatan pada anemia defisiensi besi dapat diberikan
per oral atau parenteral.
1) Per oral : sulfas ferosus atau glukonas ferosus dengan
dosis 3 – 5 x 0,20 mg.
2) Parenteral : diberikan bila ibu hamil tidak tahan
pemberian per oral atau absorbsi di saluran pencernaan
kurang baik, kemasan diberikan secara intramuskuler atau
intravena. Kemasan ini antara lain: imferon dam ferrigen.
Hasilnya lebih cepat dibandingkan per oral.
b. Anemia Megaloblastik
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh
karena kekurangan asam folat, jarang sekali karena kekurangan
vitamin B12. Pengobatannya anemia megaloblastik yaitu:
1) Asam folat 15 – 30 mg per hari
2) Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
3) Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
4) Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban
sehingga dapat diberikan transfusi darah
c. Anemia Hipoplastik dan Aplastik
Anemia hipoplastik dalah anemia yang disebabkan oleh
hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru.
Untuk diagnostic diperlukan pemeriksaan - pemeriksaan
diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi
ekternal dan pemeriksaan retikulosit.
d. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan
penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat
dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar
menjadi hamil; apabila ia hamil, maka anemianya biasanya
menjadi lebih berat. Gejala utama adalah anemia dengan
kelainan- kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta
gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ- organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik dan
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya yang
diberantas dan diberikan obat- obat penambah darah. Namun ada
beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka
transfuse darah yang berulang dapat membantu penderita ini.
6. Tanda dan Gejala Anemia
(prawiroharjo, 2018)
a. Letih, sering mengantuk, malaise
b. Pusing, lemah
c. Luka pada lidah
d. Kulit pucat
e. Membrane mukosa pucat (missal, konjungtiva)
f. Bantalan kuku pucat
g. Tidak ada nafsu makan, mual dan muntah
7. Klasifikasi Anemia
(prawiroharjo, 2018)
Pembagian anemia pada
ibu hamil yaitu:
a. Tidak anemia Hb 11 gr%
b. Ringan Hb 9-10 gr% Sedang Hb 7-8 gr%
c. Berat Hb < 7 gr%
8. Bahaya anemia pada kehamilan dan janin
a. Bahaya anemia terhadap kehamilan, persalinan dan nifas:
Bahaya selama kehamilan dapat terjadi abortus,
persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin
dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi
kordis (Hb <6gr%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum,
perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).
Bahaya saat persalinaan yaitu gangguan his (kekuatan
mengejan), kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi
partus terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga dapat
melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi
kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan
perdarahan post partum karena atonia uteri, kala empat dapat
terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.
b. Pada kala nifas yaitu terjadi subinvolusi uteri menimbulkan
perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium,
pengeluaran ASI berkurang, terjadi dekompesasi kordis
mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi
infeksi mamae. Bahaya anemia terhadap janin
Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai
kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi
kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat
anemia dapat terjadi gangguan yaitu abortus, kematian intra
uterine, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir
rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan,
bayi mudah mendapat infeksi
9. Pencegahan anemia
Pencegahan anemia pada ibu hamil
antara lain :
a. Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh
sayuran warna hijau, kacang – kacangan, protein hewani,
terutama hati.
b. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti
jeruk, tomat, mangga dan lain–lain yang dapat meningkatkan
penyerapan zat besi.
Suplemen zat besi memang diperlukan untuk kondisi
tertentu, wanita hamil dan anemia berat misalnya. Manfaat zat
besi selama kehamilan bukan untuk meningkatkan atau
menjaga konsentrasi hemoglobin ibu, atau untuk mencegah
kekurangan zat besi pada ibu. Ibu yang mengalami kekurangan
zat besi pada awal kehamilan dan tidak mendapatkan suplemen
memerlukan sekitar 2 tahun untuk mengisi kembali simpanan
zat besi dari sumber-sumber makanan sehingga suplemen zat
besi direkomendasikan sebagai dasar yang rutin (Tyastuti, Siti,
2016)
Penderita anemia ringan sebaiknya mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu,
hati, ikan, daging, kacang- kacangan (tahu, oncom, kedelai,
kacang hijau, sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna hijau
tua (kangkung, bayam) dan buah-buahan (jeruk, jambu biji dan
pisang). Selain itu tambahkan substansi yang memudahkan
penyerapan zat besi seperti vitamin C, air jeruk, daging ayam
dan ikan. Sebaliknya substansi penghambat penyerapan zat
besi seperti teh dan kopi patut dihindari.
10. Peran bidan pada ibu hamil dengan anemia
Di dalam pedoman pelayanan antenatal terpadu menurut kemenkes
tahun 2010 yaitu tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan
yang berkualitas sesuai standar terdiri dari 10 T . Standar
pelayanan antenatal care yang kedua yaitu pengukuran lingkar
lengan atas (LiLA) yang bertujuan untuk skrining ibu hamil yang
beresiko kurang energi kronis (KEK). Dimana ibu hamil yang
menderita KEK berpeluang untuk menderita anemia. Maka dari itu
bidan diharapkan melakukan pengukuran lingkar lengan atas. yaitu
pada saat pelayanan antenatal care.

Pemberian tablet Fe pada ibu hamil, setiap ibu hamil harus


mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
diberikan sejak kontak pertama kunjungan kehamilan. Selain itu
juga adanya pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kadar
hemoglobulin. Pemeriksaan laboratorium dilakukan satu kali pada
trimester pertama dan satu kali pada trimester ke tiga tetapi jika ibu
hamil memiliki kadar hemoglobulin < 11 gr% maka akan dilakukan
pemeriksaan hemoglobulin rutin untuk memantau kadar
hemoglobulin ibu.
Melakukan komunikasi informasi dan edukasi kepada ibu
hamil juga sangat penting. Memberitahu cara mengkonsumsi tablet
Fe dengan benar, memberikan pendidikan kesehatan mengenai gizi
yang baik untuk ibu hamil, memberitahu ibu mengenai P4K yaitu
persiapan tempat persalinan, penolong persalinan, biaya
persalinan, pendamping persalinan, kendaraan dan calon pendonor
darah untuk persiapan jika terjadi kegawatdaruratan.
B. Anemia ringan
1. Pengertian
Menurut Prawiroharjo (2018), anemia ringan adalah
dimana kadar hemoglobin antara 9 - 10 gr%. Anemia ringan
dimana kadar Hb antara 9 -10,9 gr%.
2. Gejala Anemia Ringan
a. Cepat lelah
b. Sering pusing
c. Mata berkunang-kunang
d. Badan lemas.
3. Komplikasi Anemia Ringan
Komplikasi anemia ringan pada ibu hamil dapat terjadi, hal
ini dikarenakan ibu sudah menderita anemia sejak masa
sebelum hamil. Pada kasus anemia ringan pada ibu hamil bila
tidak segera diatasi, dapat menyebabkan rahim tidak mampu
berkontraksi (atonia) atau kontraksi sangat lemah (hipotonia).
4. Patofisiologi Anemia Ringan
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan
adalah karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat
terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume plasma
meningkat 45 – 65% pada awal kehamilan dan maksimum
terjadi pada bulan menurun sedikit menjelang aterm serta
kembali normal 3 bulan setelah partus
5. Penatalaksanaan Anemia
Ringan Penatalaksanaan
anemia ringan antara lain : a.
Meningkatkan gizi penderita
Faktor utama penyebab anemia adalah faktor resiko gizi,
terutama protein dan zat besi, sehingga pemberian asupan zat
besi sangat diperlukan oleh ibu hamil yang mengalami anemia
ringan.
Tabel. 2.2
No Bahan makanan Zat besi (mg/100 gr
1 Hati 6,6
2 Daging 2,8
3 Telur 3,0
4 Kedelai 1,0
5 Tempe 12,4
6 Tahu 3,4
7 Bayam 0
8 Kangkung 4,4
9 Pepaya 1,7
10 Jeruk 0,4

b. Memberi suplemen zat besi


1) Peroral
Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi sebanyak
600-1000 mg seperti sulfas ferrosus atau glukonas ferrosus.
Hemoglobin dapat dinaikkan sampai 0,1 gr/100 ml atau lebih.
2) Parental
Diberikan apabila penderita tidak tahan akan obat besi
peroral, ada gangguan absorbsi, penyakit saluran pencernaan.
Besi parental diberikan dalam bentuk ferri secara
intramuscular/intravena. Diberikan ferum dekstran
100 dosis total 1000 - 2000 mg intravena
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL KUNJUNGAN AWAL

No Reg : 2113 / 28 – ANC - I / 2021


Nama Pengkaji : Nurhasanah, SKM, S.ST
Hari/tanggal : Senin, 22 November 2021
Waktu Pengkajian : Pukul 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : UPT Puskesmas Petir

I. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas

Jenis Identitas Istri Suami


Nama Ny. Nia Tn. Arif
Umur 22 tahun 20 tahun
Suku/bangsa Jawa Jawa
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMP
Pekerjaan IRT Karyawan
Kp. Pakem Desa Petir Kp. Pakem Desa Petir
Alamat rumah
Telp / Hp - -
2. Quick cek

No Jenis Quick cek Ha Keterangan


Ya sil tidak
1 Sakit kepala hebat √
2 Gangguan penglihatan √
3 Pembengkakan pada wajah √
dan tangan
4 Mual dan muntah berlebihan √
5 Nyeri abdomen (epigastrium) √
5 Pergerakan janin yang tidak √
biasa
6 Pengeluaran pervaginam √
7 Demam √

3. Keluhan saat ini


• Keputihan : tidak ada
• Masalah atau kelainan pada : tidak ada
•kehamilan
Masalahini
atau keluhan lainnya : Ibu mengeluh mudah lelah dan
badan terasa lemas

4. Riwayat kehamilan sekarang


• HPHT : 5 April 2021
• Siklus haid : ± 28 hari
• Taksiran waktu persalinan : 12 Januari 2021
• Gerakan janin pertama kali : Saat usia 18 minggu
• Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : Lebih dari 10 kali
• Pemakaian obat dan jamu-jamuan : tidak ada
• Kekhawatiran yang berkaitan dengan kehamilan : tidak ada
5. Riwayat obstetrik

No Tanggal UK Tempat Jenis Penolon Penyulit JK BB PB Riwayat Ket


Partus Partus Partus g Menyusui

1 Hamil
ini
6. Riwayat kesehatan

Hasil
No Jenis Keteran
Ada Tidak ada
gan
1 Jantung √
2 Hipertensi √
3 DM √
4 Asma √
5 Hepatitis √
6 IMS/HIV √
7 TBC √
8 Ginjal kronis √
9 Malaria √
10 Epilepsi √
11 Kejiwaan √
12 Kelainan kongenital √
13 Alergi obat /makanan √
14 Kecelakaan √
15 Tranfusi darah √
16 Golongan darah √

17 Riwayat Operasi √

18 Obat rutin yang dikonsumsi √

19 Thalasemia dan gangguan matologi √

• Riwayat imunisasi TT :
TT I : diberikan Tahun 2005 ( saat SD)
TT II : diberikan Tahun 2006 ( saat SD)
TT III : diberikan bulan Agustus Tahun 2021
( saat hamil usia 4 bulan)
TT IV: belum diberikan
TT V : belum diberikan
7. Riwayat kontrasepsi
• Kontrasepsi yang pernah digunakan : belum
• Kontrasepsi terakhir sebelum hamil : belum
• Keluhan dalam penggunaan kontrasepsi : tidak ada
8. Riwayat sosial ekonomi
• Usia pertama menikah : 21 tahun
• Status perkawinan : sah 1x, Pernikahan yang ke : 1
• Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan :
respon ibu, suami dan keluarga baik terhadap kehamilan
• Dukungan keluarga : keluarga mendukung
• Pengambil keputusan dalam keluarga : suami
• Kebiasaan/pola makan dan minum:
- Makan : Frekuensi : 3 - 4x/hari, Porsi : sedang
Menu : Nasi, lauk, tidak suka sayuran, buah (sewaktu
waktu saja)
- Minum : Lebih dari 8 gelas perhari, sering minum teh
kotak
• Kondisi rumah : bersih, ventilasi cukup
• Kebiasaan merokok, obat-obatan dan alkohol : tidak ada
• Beban kerja dan aktivitas sehari-hari : bekerja di pabrik
• Seksualitas : frekuensi : 1 x/minggu, keluhan : -
• Kekerasan dalam rumah tangga : tidakada
• Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk
persalinan : Puskesmas / Bidan
• Keinginan ibu memberikan ASI eksklusif : ibu
berkeinginan memberikan ASI Eksklusif
• Rencana ibu memberikan ASI : ibu berencana
memberikan ASI sampai anak umur 2 tahun

II. DATA OBJEKTIF


1. Kesadaran : composmentis
2. Keadaan umum : baik
3. Keadaan emosional : stabil
4. TB : 156 cm, BB : 58 kg, IMT : 23,86 cm,
LILA: 24,5 cm
5. TTV
Tekanan darah : 110/80MmHg Nadi:
83x/menit
Respirasi : 22x/menit Suhu : 36.8°C
6. Head to toe
• Wajah : Simetris : iya, Oedema : tidak ada, Pucat
: tidak
• Kepala dan rambut: Benjolan: tidak ada, Bersih : iya
• Mata : simetris, kelopak mata tidak oedema,
Konjungtiva : pink pucat (anemis), sklera
: tidak ikterik
• Hidung : simetris, tidak ada pengeluaran serumen,
Polip : tidak ada
• Mulut :
- Stomatitis : tidakada
- Karies : tidakada
• Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran serumen
• Leher : Pembesaran kelenjar
getah bening : tidakada,
Pembesaran kelenjar
thyroid : tidak
• Jantung : normal
• Paru-paru : normal
• Retraksi dinding dada : tidak ada• Payudara
- Simetris : iya
- Massa : tidak ada
- Puting Susu : menonjol
- Areola : kecoklatan
- Pengeluaran : tidak ada
- Kebersihan : bersih
• Abdomen
Bekas luka operasi: tidak ada
TFU : 30 cm TBJ : 2592 gram
Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong)
Leopold II : Perut kiri: teraba Panjang, keras
seperti papan (punggung) Perut
kanan: teraba bagian bagian kecil
(ekstremitas)
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (kepala
belum masuk PAP)
Leopold IV :-
DJJ : 140 x/menit, Punktum Maksimum : 1/3
perut sebelah kanan
• Ekstremitas atas : Kekakuan Sendi : tidak ada, Oedema :
tidak ada
Ekstremitas Bawah: simetris : ya, Kekakuan Sendi : tidak
ada
• Anogenital:
- Tukak/luka : tidak ada
- Varises : tidak ada
- kelenjar scene : ada pengeluaran
- kelenjar bartholin: tidak ada pembesaran
- haemoroid : tidak ada
• CVAT: nyeri ketuk : kanan : negatif, kiri : negatif
• Refleks patella : kanan : Positif, kiri : Positif
7. Pemeriksaan penunjang
• HB : 9,8 g/dl
• Golongan Darah : B/+
• HIV : Non Reaktif
• Rapid test (K/P) : Non Reaktif

III. ANALISIS
NY. N usia 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 33 minggu dengan
anemia ringan
Janin tunggal hidup intra uteri presentasi kepala

IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan (Ibu merasa hawatir
dengan keadaannya dan berterimakasih atas informasi yang telah
diberikan mengenai keadaannya)
2. Memberitahu ibu risiko anemia pada ibu hamil yang terjadi bukan
hanya berdampak bagi Ibu, tetapi juga bayi yang akan
dilahirkan (Ibu mengerti)
3. Memberitahu ibu untuk mengkonsumi makanan yang mengandung
zat besi dan menganjurkan untuk ibu berhenti minum teh maupun
kopi yang dapat menghambat penyerapan zat besi didalam tubuh
(Ibu mengerti dan mau melakukan)
4. Memberitahu ibu kembali tentang tanda-tanda bahaya pada
kehamilan trimester III. (Ibu dapat menjelaskan kembali tanda bahaya
pada kehamilan)
5. Menganjurkan ibu untuk menghabiskan obat yang diberikan yaitu
vitamin C (10 tablet) 1 tablet x 1 hari, Fe (30Tablet) 2 tablet x 1 hari,
kalk (15 tablet ) 1 tablet x 1 hari. (Ibu mengerti penjelasan yang
diberikan dan berjanji akan teratur minum obat yang telah diberikan)
6. Mengingatkan Ibu untuk tetap menerapkan protokol Kesehatan
selama masa pandemic covid-19 (Ibu mengerti dan berjanji akan
mematuhi protokol Kesehatan)
7. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi
bersama suami pada tanggal 6 Desember 2021. (Ibu akan melakukan
kunjungan ulang kembali).
B. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL KUNJUNGAN ULANG

No Reg : 2113 / 28 – ANC - I / 2021


Nama Pengkaji : Nurhasanah, SKM, S.ST
Hari/tanggal : selasa, 6 Desember 2021
Waktu Pengkajian : Pukul 10.00WIB
Tempat Pengkajian : UPT Puskesmas Petir

I. DATA SUBJEKTIF

1. Quick cek

No Jenis Quick cek Hasil Keterangan


Ya Tidak
1 Sakit kepala hebat √
2 Gangguan penglihatan √
3 Pembengkakan pada wajah dan tangan √

4 Mual dan muntah berlebihan √


5 Nyeri abdomen (epigastrium) √
5 Pergerakan janin yang tidak biasa √
6 Pengeluaran pervaginam √
7 Demam √

2. Keluhan saat ini


• Keputihan : tidak ada
• Masalah atau kelainan pada kehamilan ini : tidak ada
• Masalah atau keluhan lainnya : Ibu mengeluh mudah
ngantuk dan lelah

II. DATA OBJEKTIF


1. Kesadaran : composmentis
2. Keadaan umum : baik
3. Keadaan emosional : stabil
4. TB : 156 cm, BB : 58 kg, IMT : 23,86 cm, LILA : 24,5 cm
5. TTV
Tekanan darah : 112/80MmHg Nadi: 80x/menit
Respirasi : 20x/menit Suhu : 36.7°C
6. Mata
- Simetris : Ya
- Kelopak mata : Tidak oedema
- Konjungtiva : Pink pucat (anemis)
- Sklera : Tidak ikterik
7. Payudara
- Simetris : iya
- Massa : tidak ada
- Puting Susu : menonjol
- Areola : kecoklatan
- Pengeluaran : tidak ada
- Kebersihan : bersih
8. Abdomen
TFU : 29 cm TBJ : 2592 gram
Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II : Perut kiri: teraba Panjang, keras seperti papan
(punggung) Perut kanan: teraba bagian bagian kecil
(ekstremitas)
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting
Leopold IV : kepala sudah masuk PAP
DJJ : 140 x/menit, Punktum Maksimum : 1/3 perut sebelah
kanan
9. Ekstremitas atas : Kekakuan Sendi : tidak ada, Oedema :tidak ada
Ekstremitas Bawah: simetris : ya, Kekakuan Sendi : tidak ada
10. CVAT: nyeri ketuk : kanan: negatif, kiri : negatif
11. Refleks patella : kanan : Positif, kiri : Positif
12. Pemeriksaan Penunjang
a HB : 10,1 gr/dl
III. ANALISA
NY. N usia 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 33 minggu dengan anemia ringan
Janin tunggal hidup intra uteri presentasi kepala

IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa usia kehamilan ibu 33
minggu keadaan ibu dan janin saat ini baik dan kadar hemoglobin ibu
meningkat dari yang sebelumnya yaitu 10,1 gr/dl. (Ibu merasa lebih tenang dan
berterimakasih atas informasi yang telah diberikan mengenai keadannya)
2. Menanyakan ibu apakah sudah mengikuti anjuran sebelumnya untuk
makan makanan mengandung zat besi dan menghentikan konsumsi teh
maupun kopi (Ibu mengatakan sudah mengikuti anjuran dari bidan)
3. Memberitahu ibu kembali tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan
trimester III, seperti : perdarahan pervaginam, keluar ketuban sebelum
waktunya, demam tinggi, nyeri perut hebat, sakit kepala hebat, gerakan janin
tidak ada atau berkurang. (Ibu dapat menjelaskan kembali tanda bahaya pada
kehamilan)
4. Menganjurkan ibu untuk menghabiskan obat yang diberikan yaitu vitamin C (10
tablet) 1 tablet x 1 hari, Fe (15Tablet) 1 tablet x 1 hari, kalk (15 tablet ) 1 tablet
x 1 hari. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan berjanji akan teratur
minum obat yang telah diberikan.
5. Mengingatkan Ibu untuk tetap menerapkan protokol Kesehatan selama masa
pandemic covid-19, yaitu memakai masker, menjaga jarak/tidak berkerumun,
mencuci tangan sesering mungkin (Ibu mengerti dan berjani akan mematuhi
protokol Kesehatan)
6. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi bersama
suami pada tanggal 20 Februari 2021 (Ibu akan melakukan kunjungan ulang
kembali)
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

B. Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan

Hari dan Tanggal : senin, 01-02-2021


Tempat Praktik : UPT Puskesmas Petir
Nama : Nurhasanah, SKM, S.ST
Program Studi : Pendidikan Profesi Bidan

Pathway Kasus Kebidanan


Kehamilan Trimester III
Nama : Ny. N
Usia : 22 th
G1P0A0 Hamil 33 minggu
dengan Anemia ringan

Tanda / Gejala / Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala /


keluhan secara teori :
keluhan yang dialami pasien)
Gejala Anemia Tanda / Gejala / keluhan
Ringan Hemoglobin ( Hb ) yaitu komponen sel yang dialami pasien :
a. Cepat lelah darah merah yang berfungsi
b. Sering pusing menyalurkan oksigen ke seluruh
c. Mata berkunang- tubuh, jika Hb berkurang, jaringan Ibu mengeluh mudah
kunang tubuh kekurangan oksigen, termasuk lelah dan badan terasa
d. Badan lemas. otak, sehingga menyebabkan sakit lemas., ibu tidak suka
(Prawiroharjo, 2018) kepala dan mengantuk. Oksigen makan sayur dan sering
diperlukan tubuh untuk bahan bakar minum air teh, HB : 9,8
proses metabolism (Prawiroharjo, gr/dl
2018)

Asuhan yang diberikan :


Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
Menjelaskan kepada ibu tentang hasil Penderita anemia ringan sebaliknya
pemeriksaan mengkonsumsi makanan yang banyak
Memberitahu ibu risiko anemia pada ibu hamil mengandung zat besi seperti telur, susu, hati,
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi ikan, daging, kacang-kacangan, sayuran
makanan mengandung zat besi seperti telur, hati, berwarna hijau. Selain itu tambahkan
ikan, sayuran hijau dan kacang-kacangan substansi yang memudahkan penyerapan zat
Menyarankan ibu untuk selalu mengkonsumsi besi seperti vitamin C, air jeruk, Sebaliknya
tablet tambah darah (Fe) 2 x 1 substansi penghambat penyerapan zat besi
seperti teh dan kopi patut dihindari
Memberitahu ibu untuk mengurangi minum air teh
dan kopi yang dapat menghambat penyerapan zat
besi
Memberitahu ibu untuk tetap menerapkan
protocol kesehatan
8. Kesehatan selama masa pandemi
Ibu mengerti dengan edukasi yang sudah
disampaikan oleh n, ibu berjanji untuk
rajin makan sayuran, minum tablet
BAB IV
tambah darah dan
mengurangi air teh
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. N di UPT Puskesmas Petir
Kecamatan penulis akan membahas dan menguraikan isi dari laporan kasus ini,
khususnya tinjauan kasus untuk melihat kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada
asuhan kebidanan ibu hamil dengan anemia ringan. Pada pembahasan ini penulis juga
membandingkan teori-teori yang ada dengan asuhan kebidanan yang telah diberikan
kepada Ny. N.
Pada kasus Ny. N pengkajian dilakukan dengan pengumpulan data subjektif dan
objektif. Data subjektif didapatkan dari keluhan-keluhan ibu. Dimana pada kasus Ny.N
saat melakukan kunjungan antenatal care yang kedua ibu mengeluh mudah cepat lelah
dan badan terasa lemah. Menurut Prawiroharjo (2018), gejala yang terjadi pada anemia
akan didapatkan keluhan seperti cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang,
dan badan terasa lemas. Pada kasus Ny.N terdapat dua gejala anemia yang sesuai
dengan teori Manuaba (2018) yaitu mudah cepat lelah dan badan terasa lemas.
Pada kasus ini Ny.N dilakukan pemeriksaan laboratorium pada usia kehamilan 33
minggu. Kadar hemoglobin Ny.N yaitu 9,8 gr/dl dimana bila kita lihat dari teori
Prawiroharjo (2018), anemia ringan adalah dimana kadar hemoglobin antara 9 - 10 gr%,
kadar hemoglobin Ny.N termasuk dalam anemia ringan. Oleh karena itu dapat
ditegakkan diagnosa pada Ny.N yaitu G1P0A0 hamil 33 minggu dengan anemia ringan.
Setelah dilakukan pengkajian, kemungkinan anemia ringan pada Ny.N disebabkan
karena kekurangan zat besi. Karena dilihat dari kebiasaan sehari-hari Ny.N yang jarang
mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi, yaitu tidak suka sayuran. Hal ini sesuai
dengam teori Prawiroharjo (2018), penyebab dari anemia umumnya yaitu karena
kekurangan gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam diet, malabsorbsi , kehilangan darah
yang banyak karena persalinan yang lalu, haid, dan lain- lain serta penyakit-penyakit
kronik seperti TBC, paru, cacing usus, malaria, dan lain- lain.
Perencanaan asuhan yang akan diberikan kepada Ny.N telah disusun sesuai
dengan kondisi yang dialami oleh Ny. N, yaitu menganjurkan Ny. N agar memperbanyak
konsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti sayuran dan kacang-kacangan
serta mengurangi konsumsi teh yang dapat mengganggu penyerapan zat besi, hal ini
sesuai dengan teori (Tyastuti, Siti, 2016) yang mengatakan bahwa penderita anemia
ringan sebaiknya mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti
telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tahu, oncom, kedelai, kacang hijau,
sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam) dan buah-
buahan (jeruk, jambu biji dan pisang). Selain itu tambahkan substansi yang
memudahkan penyerapan zat besi seperti vitamin C, air jeruk, daging ayam dan ikan.
Sebaliknya substansi penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut
dihindari.
Ny .N diberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian anemia ringan,
tanda dan gejala anemia serta bahaya anemia terhadap kehamilan. Kemudian
pendidikan kesehatan mengenai gizi yang baik untuk ibu hamil dengan
anemia ringan, memberikan tablet penambah darah, serta memantau kadar
hemoglobin. Hasilnya ibu dapat mengerti pengertian dari anemia ringan, ibu dapat
mengerti mengenai tanda dan gejala anemia khususnya anemia ringan, ibu dapat
mengerti bahaya dari anemia terhadap kehamilan, ibu dapat mengetahui makanan
dengan gizi yang baik. Ibu mengkonsumsi tablet penambah darah dan dilakukan
pemeriksaan kadar hemoglobin. Hal ini sejalan dengan teori (Prawiroharjo, 2018),
penatalaksanaan pada anemia ringan yaitu meningkatkan gizi penderita karena faktor
utama penyebab anemia adalah faktor resiko gizi, terutama protein dan zat besi,
sehingga pemberian asupan zat besi sangat diperlukan oleh ibu hamil yang
mengalami anemia ringan.
Faktor keberhasilan dalam menangani masalah anemia ringan pada Ny.N
yaitu dapat meyakinkan ibu, membangun rasa percaya pada ibu, memberikan KIE
tatalaksana dari masalah-masalah yang biasa ditemui pada ibu dengan masalah
anemia ringan, bekerjasama dengan keluarga untuk membantu memberikan
dukungan emosional terhadap kehamilan ibu serta istirahat yang cukup untuk ibu.
Asuhan kehamilan pada Ny.N di UPT Puskesmas Petir Kecamatan Petir, sudah
dilakukan sebaik mungkin sesuai teori, dilihat dari penanganan masalah anemia
ringan yang dilakukan pada Ny.N masih telah berhasil yaitu dari kadar hemoglobin
ibu yang mengalami peningkatan pada kunjungan ulang usia kehamilan 35
minggu, yang mungkin dikarenakan asupan gizi yang baik dan kebiasaan/pola
makan yang baik.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian materi serta pembahasan kasus pada Ny.N dapat diambil kesimpulan
yaitu asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan sangatlah penting untuk ibu dalam
masa kehamilan hingga masa nifas. Terutama dalam masa kehamilan seorang bidan
harus dapat memberikan pelayanan antenatal care yang dapat mencegah adanya
komplikasi obstetri dan dapat mendeteksi secara dini adanya komplikasi pada ibu
hamil. Selama proses pelaksanaan asuhan kebidanan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada kasus ini penulis mengambil pasien Ny.N usia 22 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 33 minggu. Pada usia kehamilan 33 minggu penulis menanyakan
pengertian anemia ringan, tanda dan gejala anemia serta bahaya anemia ringan
terhadap kehamilan. Ny.N dapat menjelaskan kembali pengertian anemia
ringan, tanda dan gejala anemia. Hal ini menunjukan bahwa Ny.N sudah dapat
memahami pengertian dari anemia ringan, tanda dan gejala anemia. Namun
Ny.N masih kurang paham mengenai bahaya anemia ringan terhadap
kehamilan.
2. Faktor penghambat dalam menangani masalah anemia ringan pada Ny.N
antara lain karena kurangnya mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi
seperti sayuran hijau dan kebiasaan Ny. N mengkonsumsi teh manis
3. Penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar yang ada yaitu
memberikan tablet penambah darah, pemeriksaan laboratorium, dan konseling.
B. SARAN
1, Bagi Penulis
a. Diharapkan agar penulis dapat menggali ilmu pengetahuan lebih dalam dan
meningkatkan mutu pelayanan agar lebih terampil lagi.
b. Diharapkan agar penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dengan
baik dan benar.
2. Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan
a Diharapkan dapat memberikan asuhan yang menyeluruh serta mendeteksi
kelainan secara dini dan mencegah terjadinya komplikasi dalam masa
kehamilan.
b Dapat meningkatkan mutu pelayananan menambah sarana dan prasarana
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
3. Bagi Pendidikan
a Dapat meningkatkan kualitas dalam menambah referensi atau buku- buku
tentang kebidanan terutama tentang fisiologi dan patologinya.
b Diharapkan institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa
dalam menerapkan pengetahuan yang telah didapat.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian.L.D dan Sunarsih, Tri. 2016. Asuhan Kebidanan Pada


Ibu Nifas.Jakarta : Salemba Medika.
HARMATUTI. (2017). Sinopsis Rencana Proposal Tesis
Ws.Ub.Ac.Id.
Retrievedfromhttp://ws.ub.ac.id/selma2014/public/images/UserTemp/2017/0
4/16/201750416021145_9123.pdf
Rukiyah dan Yulianti, (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Trans Info Media.
Susilowati dan Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung :
Refika Aditama=
Varney H. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4 Volume 2.EGC.
Jakarta. Pudiastuti, R, D. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal
dan Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika
Manuaba, I.B.G. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan KB
Untuk Pendidikan Bidan, Edisi 2, Jakarta : EGC
Modul Mempersiapkan Kehamilan Yang sehat. 2014. BKKBN.
Kusnawati, I. 2019. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka
Belajar
Kurniasih, Dedeh, dkk. 2010. Sehat Dan Bugar Berkat Gizi Seimbang.
Penerbit
Buku Gramedia . Jakarta.
Amirudin. 2007. Anemia Defisiensi Besi pada IbuHamil di Indonesia UNHAS.
Proverawati A. 2013. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta :
Nuha Medika
Arisman . 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran
Mochtar R. 2012. Sinopsis Obsetri. Jakarta : EGC
Paratmanitya, Y. 2012. Citra Tubuh, Asupan Makan dan Status Gizi Wanita
Usia
Subur Pranikah. Stikes Alma Ata. Yogyakarta
Makalah “Evidence based terkait asuhan remaja, pranikah, dan Pranikah
https://www.scribd.com/document/450002607/MAKALAH-EVIDENCE-
BASED- REMAJA-PRANIKAH-PRANIKAH-docx
Evidence based practice and midwifery
basedhttp://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/makalah-evidence-based-
kebidanan-dalam.html.

Anda mungkin juga menyukai