E DENGAN INFERTIL
TAHUN 2021
Oleh :
YULIANA,S.ST
NIM: 210703044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing I
(Tanda Tangan)
Penulis
Yuliana,S.ST
Daftar Isi
Halaman Judul ..................................................................................................................
Lembar Persetujuan..........................................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................................
BAB 1 Pendahuluan .........................................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Studi Pustaka...............................................................................................
BAB II Tinjauan Teori......................................................................................................
A. Infertilitas ................................................................................................................
1. Definisi Infertilitas ............................................................................................
1.2 Epidemologi ................................................................................................
1.3 Penyebab Dan Faktor Resiko......................................................................
1.4 Klasifikasi ...................................................................................................
2. Jenis – Jenis Infertil...........................................................................................
3. Ciri – Ciri Pasangan Yang Mengalami Infertil..................................................
4. Faktor – Faktor Yang Mengalami Infertil .......................................................
5. Penyebab Infertil................................................................................................
6. Penanganan Infertil ...........................................................................................
BAB III Tinjauan Kasus...................................................................................................
BAB IV Pembahasan.........................................................................................................
BAB V Penutup..................................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
Daftar Pustaka ..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infertilitas adalah gangguan dari sistem reproduksi yang ditandai dengan
kegagalan mengalami kehamilan setelah 12 bulan atau lebih dan telah melakukan
hubungan sanggama tanpa kontrasepsi secara teratur (Cavallini & Beretta, 2015).
Infertilitas dapat dibagi menjadi infertilitas primer dan infertilitas sekunder.
Infertilitas primer adalah jika seorang wanita belum pernah memiliki anak karena
tidak pernah terjadi kehamilan atau pernah mengalami kehamilan tetapi tidak pernah
terjadi kelahiran hidup. Sedangkan infertilitas sekunder jika seorang wanita tidak
mampu untuk memiliki anak yang disebabkan karena tidak terjadinya kehamilan atau
pernah mengalami kehamilan tetapi tidak terjadi kelahiran hidup dengan syarat
sebelumnya wanita tersebut pernah mengalami kehamilan atau pernah terjadi
kelahiran hidup ((Mascarenhas et al., 2012). Infertilitas tidak hanya merupakan suatu
masalah kesehatan, tetapi juga suatu masalah sosial. Masalah infertilitas dapat
mempengaruhi hubungan interpersonal, perkawinan dan sosial, serta dapat
menyebabkan gangguan secara emosional dan psikologis yang signifikan (Karimi et
al., 2015).
Dari semua pasangan yang aktif secara seksual, 12 – 15 % mengalami
infertilitas (Parekattil & Agarwal, 2012). Pada tahun 2010, infertilitas diperkirakan
terjadi pada 48,5 juta pasangan di seluruh dunia. Wanita yang berumur 20 – 44 tahun
yang ingin memiliki anak mengalami infertilitas primer sebesar 1,9% dan 10,5 %
wanita mengalami infertilitas sekunder (Mascarenhas et al., 2012). Penyebab
infertilitas multifaktorial. Faktor pria dan wanita sebagai penyebab infertilitas sekitar
26%, faktor wanita menyumbangkan 39% dari penyebab infertilitas, faktor pria
sekitar 20%, dan faktor yang belum diketahui penyebabnya sekitar 15%. (Nieschlag et
al., 2010).
Di Indonesia, 20-30% penduduk mengalami gangguan infertilitas (Hidayah,
2007). Dari data Biro Pusat Statistik di Indonesia, diperkirakan terdapat 12% pasutri
yang tidak mampu membuahkan keturunan. Berdasar survei kesehatan rumah tangga
tahun 1996, diperkirakan ada 3,5 juta pasangan (7 juta orang) yang infertil. Kini, para
ahli memastikan angka infertilitas telah meningkat mencapai 15-20% dari sekitar 50
juta pasangan di Indonesia. Penyebab infertilitas sebanyak 40% berasal dari laki-laki,
40% dari wanita, 10% dari laki-laki dan wanita dan 10% tidak diketahui (Ahsan dkk,
2012). Infertilitas yang disebabkan oleh faktor pria mengenai sekitar 7% dari populasi
pria (Velazquez & Tanrikut, 2014). Faktor pria berkontribusi terhadap infertilitas
hampir 50% dari pasangan infertil dan 20-30% ditemukan sebagai penyebab tunggal
dari pasangan infertil. Faktor pria sebagai penyebab infertilitas yang disebabkan oleh
abnormalitas pada analisis semen ditemukan sebanyak 26,4% kasus (Sabanegh,
2011). Sekitar separuh dari kasus infertilitas pada pria dapat dikaitkan dengan faktor
pada pria melalui rendahnya persentase motilitas sperma dan/atau jumlah sperma
yang sedikit.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
memberikan asuhan dengan judul “Asuhan Kebidanan Asuhan Kebidanan
Prakonsepsi Pada Ny. E dengan Amenore Sekunder di PMB Gemilang Yuliana
Tahun 2021”
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
studi kasus ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Asuhan Kebidanan
Prakonsepsi Pada Ny. E dengan Infertil Primer di PMB Gemilang Yuliana Tahun
2021”
B. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Memberikan “Asuhan Kebidanan Asuhan Kebidanan Prakonsepsi Pada Ny. E
dengan Infertil Primer di PMB Gemilang Yuliana Tahun 2021
2. Tujuan Khusus
- Mampu melakukan pengumpulan data dasar pada Ny. E dengan Infertil
Primer di PMB Gemilang Yuliana tahun 2021
- Mampu menginterpretasi data dasar pada Ny. E dengan Infertil Primer di
PMB Gemilang Yuliana tahun 2021
- Mampu mengidentifikasikan diagnosa potensial pada Ny. E dengan
Infertil Primer di PMB Gemilang Yuliana tahun 2021
- Mampu menetapkan kebutuhan tindakan segera pada Mampu
merencanakan asuhan kebidanan pada Ny. E dengan Infertil Primer di
PMB Gemilang Yuliana tahun 2021
- Mampu melaksanakan perencanaan yang sesuai dengan pengkajian
pada Ny. E dengan Infertil Primer di PMB Gemilang Yuliana tahun 2021
- Mampu melaksanakan perencanaan yang sesuai dengan pengkajian
pada Ny. E dengan Infertil Primer di PMB Gemilang Yuliana tahun 2021
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Infertilitas
1.Definisi Infertilitas
Infertilitas memiliki beberapa definisi yang seringkali digunakan dalam
berbagai konteks yang berbeda.Definisi infertilitas secara klinis menurut World
Trade Organization (WHO) adalah ketidakmampuan pasangan untuk
memperoleh kehamilan setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan
seksual tanpa perlindungan kontrasepsi.Definisi klinis ini digunakan untuk
deteksi dini dan kepentingan terapi pada infertilitas. Definisi tersebut didasarkan
pada riwayat medis seseorang sebelumnya dan tes diagnostik yang menunjang
secara klinis untuk menentukan terapi sesuai indikasi. Definisi infertilitas secara
klinis dapat digunakan untuk memantau kasus infertilitas, tetapi kurang tepat
jika digunakan sebagai istilah dalam studi populasi. Oleh karena itu, secara
demografis istilah infertilitas diartikan sebagai ketidakmampuan wanita dalam
usia reproduksinya untuk memperoleh kelahiran hidup dalam kurun waktu 5
tahun dalam situasi yang mendukung kehamilan.Pada definisi ini, kelahiran bayi
yang hidup menjadi tolak ukur dalam penentuan infertilitas. Periode 5 tahun
yang digunakan dalam istilah ini mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan
untuk hamil dan melahirkan. Selain itu juga membantu menyingkirkan hal-hal
yang tidak dilaporkan tetapi memengaruhi infertilitas, seperti periode
abstinensia seksual setelah melahirkan, amenorea karena menyusui dan
perpisahan sementara antar pasangan.
1.2 Epidemologi
Hingga saat ini, tingginya angka infertilitas masih menjadi permasalahan di
dunia.18 Studi yang dilakukan pada tahun 2006 menyatakan bahwa 72,4 juta
wanita di dunia mengalami infertilitas. Sementara itu, menurut studi pada
tahun 2010, , 48,5 juta pasangan di dunmengalami masalah infertilitas.
Perbedaan ini dikarenakan pada studi yang dilakukan pada tahun 2006
menggunakan algoritmayang berbeda dan menggunakan sumber data yang
lebih sedikit dibandingkan dengan studi yang dilakukan pada tahun 2010l.2
Studi lainnya yang dilakukan pada tahun 2008 menyatakan bahwa sekitar
8% – 12% pasangan usia reproduktif di dunia mengalami masalah
infertilitas, dengan rata-rata prevalensi dunia yaitu sebesar 9%.18 Insidensi
infertilitas dikaitkan dengan perbedaan geografis. Di beberapa negara di
barat Afrika, tingkat infertilitas mencapai 50%, sedangkan di barat Eropa
tingkat infertilitas berkisar 12%. Penyebab infertilitas juga dikaitkan dengan
perbedaan geografis. Faktor risiko infertilitas paling umum di negara-negara
bagian barat adalah usia, sedangkan di Afrika adalah penyakit menular
seksual. Distribusi penyebab infertilitas yang hampir sama ditemukan di
Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, tetapi berbeda dengan Afrika yang
mayoritas penyebab infertilitas pada wanita adalah faktor tuba. PID karena
penyakit menular seksual adalah penyebab utama infertilitas karena masalah
pada tuba.
b. Gangguan Ovulasi
Gangguan ovulasi dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal
seperti adanya hambatan pada sekresi hormone FSH dan LH yang
memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi.Hambatan ini dapat terjadi
karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obat-obatan yang
menyebabkan terjadinya disfungsi hipotalamus dan hipofise.Bila
terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folikel mengalami
hambatan untuk matang dan berakhir pada gangguan ovulasi. c.
c. Kegagalan Implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan
dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi
pembuahan proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik.
Akibatnya fetus tidak berkembang dengan baik dan terjadilah abortus.
1) Faktor immunologis Apabila embrio memiliki antigen yang
berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai
respon terhadap benda asing.Reaksi ini dapat menyebabkan
abortus spontan pada wanita hamil.
2) Faktor lingkungan Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok,
gas anastesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic
pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan
mempengaruhi kesuburan.
c. Adopsi
Adopsi merupakan pengangkatan anak, yang merupakan suatu
perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak dar lingkungan
kekuasaan orang tuanya atau walinya yang sah, atau orang lain yang
bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak
tersebut kedalam lingkungan keluarga orang tua angkat.
d. Tekanan dari keluarga
Salah satu masalah yang juga akan terjadi pada pasangan yang
mengalami infertilitas adalah adanya tekanan dari kalangan keluarga yang
selalu menuntut pasangan untuk menghasilkan keturunan. Namun
seharusnya orang tua maupun kalangan keuarga agar tidak menyudutkan
anak-anak mereka yang telah menikah namun belum memiliki keturunan.
Berikan mereka dukungan tulus, bukan desakan. Hindari kata-kata
yang membandingkan mereka dengan pasangan lainnya karena hal
tersebut hanya akan menyinggung dan menyakiti perasaan mereka. Selain
itu bersikaplah adil dengan tidak menyalahkan salah satu pihak.
e. Gunjingan
Gunjingan dari lingkungan atau masyarakat biasanya akan timbul
seiring ketidakhadiran anak pada pasangan infertil.
f. Perceraian
Perceraian merupakan kalminasi dari penyelesaian perkawinan yang
buruk, dan yang terjadi bila antara suami-istri sudah tidak mampu mencari
cara penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak
(Hurlock, 1996 )
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMULIR PENGKAJIAN KASUS
Data Subjektif
I. Identitas
Nama Istri Ny. Enur Nurhayati Nama suami Tn. Aryo
Cahyomurti
Umur 32 tahun Umur 38 tahun
Agama Islam Agama Islam
Pendidikan S1 Pendidikan S1
Suku/ Kebangsaan Sunda/Indonesia Suku/Indonesia Jawa /Indoneisa
Pekerjaan IRT Pekerjaan Wiraswasta
Alamat Kp. Cihaur Ds Alamat Kp. Cihaur Ds.
Leuwidamar Kec. Leuwidamar Kec.
Leuwidamar, Lebak Leuwidamar
Banten Lebak Banten
No. Hp 08156510600 No. Hp -
2. Keluhan saat ini
Ibu mengatakan datang ke PMB untuk periksa karena belum memiliki anak
setelah menikah 4 tahun yang lalu dan ingin memiliki anak, hubungan seks
dilakukan kurang teratur karena suami bekerja diluar kota , pasien tidak
pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun
3. Riwayat menstruasi:
Umur menarche :15 th
Lamanya haid:7 hari
Jumlah darah haid :2xgantipembalut
Haid terakhir: 16-11 -2021
Gangguan haid :nyeri perut seperti kram setiap haid
4. Riwayat Identitas
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan yang pertama, usia ibu saat
menikah 28 tahun dan usia suami 32 tahun , lama pernikahan 4 tahun.
Pernikahan ke-1 umur: 28 tahun dengan suami: 34th
5. Riwayat Ginekologi:
Infertilitas : Primer
Infeksivirus : belum pernah melakukan pemeriksaan
PMS :tidak ada tanda-tanda
CervisitisCronis : :tidak dilakukan pemeriksaan
Endometriotis: :tidak dilakukan pemeriksaan
Myoma :tidak dilakukan pemeriksaan
Polipservix :tidak dilakukan pemeriksaan
Kanker kandungan: :tidak dilakukan pemeriksaan
Operasi kandungan : :tidak dilakukan pemeriksaan
Perkosaan : :tidak ada
6. Riwayat obstetric
Belum pernah hamil
7. Riwayat Kesehatan
Ibu belum pernah mempunyai riwayat penyakit berat.belum pernah di rawat,
tidak ada alergi obat dan makanan
8. Riwayat Imuniasasi TT
Ibu pernah melakukan imunisasi 1 kali sebelum menikah
9. Riwayat Kontrasepsi
Selama menikah ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun
DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum:Baik
2. Kesadaran: Composmentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. TB:155 Cm BB:67 Kg IMT :27,89
5. TTV Tekanan Darah:100/70mmHg Nadi:84 X/Menit
Respirasi20 X/Menit Suhu: 36, 5°C
6. Pemeriksaan penunjang
HB : 12 gr%
GolongandarahABOdanRhesus:B/+
TORCH :Tidak dilakukan
Urin lengkap :Tidak dilakukan
Sipilis :Tidak dilakukan
HbsAg :Tidak dilakukan
Glukosadarah :Tidak dilakukan
Asessment
Ny. E umur 32 tahun dengan Infertilitas Primer
C. PENATALAKSANAAN
Evaluasi :
- Ibu dan suami merasa tenang denga
penjelasan yang diberikan dan ibu
bersedia mengikuti saran/anjuran bidan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Infertil Primer
Ny. E umur 32 tahun pada tanggal 20 November 2021, Pasien mengatakan datang ke
PMB untuk periksa karena belum memiliki anak setelah menikah 4 tahun yang lalu dan
ingin memiliki anak, hubungan seks dilakukan kurang teratur tidak menggunakan alat
kontrasepsi apapun. Bidan menyimpulkan kasus Ny. E ini adalah infertil primer sesuai
dengan teori : Munurut Djuwantono (2008) Secara medis infertil terbagi menjadi dua
jenis, yaitu Infertil Primer Yaitu pasangan suami istri yang belum mampu dan belum
pernah memliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali
perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Dalam kasus Ny. E seperti ini asuhan yang diberikan oleh bidan adalah : Melakukan
informed consent , Menjelaskan kepada pasien pentingnya olah raga untuk mencegah
obesitas, Menjelaskan pada pasien makanan-makanan apa saja yang dapat meningkatkan
kesuburan yaitu makanan yang banyak mengandung protein seperti daging serta
mengandung vitamin E contohnya kecambah,, memberikan reinforcement kepada pasutri
supaya mereka mempunyai harapan yang realistis pada setiap sesi pengobatan,
Menganjurkan pasien datang lagi bila masih ada keluhan, Melakukan kolaborasi dengan
dokter spesialis, Melakukan pendokumentasian
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan asuhan kebidanan prakonsepsi pada Ny. E dengan Infertil Primer
sudah dilakukan sesuai dengan teori dan kewenagan bidan dalam UU 4 Tahun 2019
tentang Kebidanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan bidan dalam
memberikan pelayanan kebidanan kepada perempuan selama masa sebelum hamil,
masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita,
dan anak prasekolah, termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
B. Saran
- Bagi pasien
Di harapkan mengurangi stres dan mengkonsumsi makan- makanan yang
bergizi sehingga dapat mengurangi kejadian ganggunan reproduksi khususnya
infertil primer
- Bagi Institusi
Digunakan sebagai masukan fasilitas pelayanan dan menjingkatkan kualitas
pelayanan kebidnan pada gangguan reproduksi dengan amenore sekunder dan
memberi wawasan bagi profesi atau tenaga kesehatan lainnyadalam menagani
kasus gangguan repsiduksi khususnya infertil primer dengan standar asuhan
kebidanan.
- Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat menambah referensi tentang gangguan reproduksi dan dapat
menjadi referensi yang bermanfaat bagi institusi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Green, Lawrence. Health Education : A Diagnosis Approach . The John Hopkins University.
Henderson, C. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
Hidayah, Nurul. 2007. Identifikasi dan pengelolaan stres infertilitas. Jurnal Psikologi
Ida, Bagus. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk
Kasdu, D. 2001. Kiat Sukses Pasangan Memperoleh Keturunan, Jakarta : Puspa Swara.
Kurniawan,2010.InfertilitasPasutri,http://www.ujungdunia.co.cc/2010/06/ infertilitas -