Askeb Remaja Anemia
Askeb Remaja Anemia
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Pembimbing Institusi
PENDAHULUAN
Remaja yang sehat merupakan investasi masa depan bangsa. Generasi muda
memiliki peranan penting untuk melanjutkan estafet pembangunan dan
perkembangan bangsa. Di tangan merekalah arah negara ini ditentukan. Untuk itu
kesehatan dan status gizi para remaja harus dipersiapkan sejak dini sehingga prediksi
Indonesia mendapatkan bonus demografi pada 2030 mendatang dapat menghasilkan
generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, dan berdaya saing. Salah satu
masalah kesehatan yang menjadi focus pemerintah adalah penanggulangan anemia
pada remaja putri. (Kementerian Kesehatan, 2021)
TINJAUAN PUSTAKA
2. Penyebab
Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin.
Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi
secara normal
Secara garis besar, anemia terjadi akibat tiga kondisi berikut ini:
3. Gejala Anemia
Gejala anemia sangat bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Penderita
anemia bisa mengalami gejala berupa:
a) Lemas dan cepat lelah
b) Sakit kepala dan pusing
c) Kulit terlihat pucat atau kekuningan
d) Detak jantung tidak teratur
e) Napas pendek
f) Nyeri dada
g) Dingin di tangan dan kaki
4. Diagnosis
Untuk menentukan apakah pasien menderita anemia, dokter akan
melakukan hitung darah lengkap. Dengan memeriksa sampel darah pasien,
dokter dapat mengetahui kadar hemoglobin yang terdapat dalam darah.
Kadar hemoglobin normal tergantung pada usia, kondisi, dan jenis kelamin.
Seseorang bisa dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobin berada di
bawah angka berikut:
a) Anak-anak: 11-13 gram per desiliter.
b) Ibu hamil: 11 gram per desiliter.
c) Laki-laki: 14-18 gram per desiliter.
d) Perempuan: 12-16 gram per desiliter
5. Klasifikasi berdasarkan derajat anemia
a. Kriteria yang umum dipakai
Ringan sekali : Hb 10 – 13 gr/dl
Ringan : Hb 8 – 9,9 gr/dl
Sedang : Hb 6 – 7,9 gr/dl
Berat : Hb < 6 gr/dl
b. Menurut WHO
Derajat 0 (nilai normal) : > 11 gr/dl
Derajat 1 (Ringan ) : 9,5 – 10 gr/dl
Derajat 2 (Sedang) : 8 – 9,4 gr/dl
Derajat 3 (Berat) : 6,5 – 7,9 gr/dl
Derajat 4 (Mengancam Jiwa) : < 6,5 gr/dl
Melalui tes darah, dokter juga akan mengukur kadar zat besi, vitamin B12,
dan asam folat dalam darah, serta memeriksa fungsi ginjal. Pemeriksaan
tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab dari anemia.
Selain tes darah, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan lain untuk
mencari penyebab anemia, seperti:
6. Pegobatan
Metode pengobatan anemia tergantung pada jenis anemia yang diderita
pasien. Perlu diketahui, pengobatan bagi satu jenis anemia bisa berbahaya bagi
anemia jenis yang lain. Oleh karena itu, dokter tidak akan memulai pengobatan
sebelum mengetahui penyebabnya dengan pasti.
Beberapa contoh pengobatan anemia berdasarkan jenisnya adalah:
a) Anemia akibat kekurangan zat besi
Kondisi ini diatasi dengan mengonsumsi makanan dan suplemen zat besi.
Pada kasus yang parah, diperlukan transfusi darah.
b) Anemia pada masa kehamilan
Kondisi ini ditangani dengan pemberian suplemen zat besi, vitamin B12
dan asam folat, yang dosisnya ditentukan oleh dokter.
c) Anemia akibat perdarahan
Kondisi ini diobati dengan menghentikan perdarahan. Bila diperlukan,
dokter juga akan memberikan suplemen zat besi atau transfusi darah.
d) Anemia aplastik
Pengobatannya adalah dengan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah
sel darah merah, atau transplantasi (cangkok) sumsum tulangbila sumsum
tulang pasien tidak bisa lagi menghasilkan sel darah merah yang sehat.
e) Anemia hemolitik
Pengobatannya dengan menghentikan konsumsi obat yang memicu anemia
hemolitik, mengobati infeksi, mengonsumsi obat-obatan imunosupresan,
atau pengangkatan limpa.
f) Anemia akibat penyakit kronik
Kondisi ini diatasi dengan mengobati penyakit yang mendasarinya. Pada
kondisi tertentu, diperlukan transfusi darah dan suntik hormon eritropoietin
untuk meningkatkan produksi sel darah merah.
g) Anemia sel sabit
Kondisi ini ditangani dengan suplemen zat besi dan asam folat, cangkok
sumsum tulang, dan pemberian kemoterapi, seperti hydroxyurea. Dalam
kondisi tertentu, dokter akan memberikan obat pereda nyeri dan antibiotik.
h) Thalassemia
Dalam menangani thalasemia, dokter dapat melakukan transfusi darah,
pemberian suplemen asam folat, pengangkatan limpa, dan cangkok sumsum
tulang.
7. Pencegahan
Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia
akibat kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi,
terutama:
a) Makanan kaya zat besidan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-
kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan
b) Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta
makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
c) Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
8. Komplikasi
Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan beberapa
komplikasi serius, seperti:
a) Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan.
b) Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan
gagal jantung.
c) Gangguan pada paru-paru, misalnya hipertensi pulmonal.
d) Komplikasi kehamilan, antara lain melahirkan prematur atau bayi
terlahir dengan berat badan rendah.
e) Gangguan proses tumbuh kembang jika anemia terjadi pada anak-anak
atau bayi.
f) Rentan terkena infeksi
Umur : Faktor Umur Ibu, Melahirkan anak pada usia ibu yang
muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas
janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan
kesehatan ibu. ibu yang terlalu muda (kurang dari 20
tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan
ibunya sendirii yang masih dalam masa pertumbuhan.
Umur ibu dalam kehamilan yang sekarang diukur
dengan umur yang ≤ 20 tahun, 21-35 tahun, > 35 tahun
(Muliawati, 2013).
2) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : normalnya 110/70 – 130/90 mmHg
Nadi : normalnya 60 – 100 x/menit
Respirasi : normalnya 16 – 20 x/menit
Suhu : normalnya 36,5-37,5⁰C
3. Pemeriksaan fisik
Kepala : Rambut hitam, bersih, tidak rontok
Muka : Tidak pucat
Mata : Melputi warna sclera dan konjungtiva
Mulut / gigi : Meliputi pemeriksaan keadaan bibir, stomatitis, dan
karies
Leher : Tidak nampak pembesaran vena jugularis, kelenjar
thyroid dan kelenjar limfe
Dada / payudara : Tidak ada massa abnormal pada payudara
Abdomen : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Tidak ada oedem, tidak ada varices, reflek patella +
Golongan darah : A / B / AB / O
b) Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien, berdasarkan interpretasi yang benar atas data-
data yang dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diidentifikasikan
sehingga ditemukan masalah atau masalah yang spefisik.Interpretasi data
terdiri dari diagnosa kebidanan, diagnosa masalah dan diagnosa kebutuhan.
Interpretasi data pada remaja dengan anemia ringan adalah :
1) Diagnosa kebidanan
Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.Dasar
diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa pernyataan pasien tentang
sering lelah, lesu, lemah, dan lunglai.
Hasil data objektif meliputi pemeriksaan umum, fisik, dan ginekologi serta
hasil pemeriksaan penunjang. Diagnosa kebidanan ditulis dengan lengkap
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan data penunjang.
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang ditemukan dari hasil pengkajian
atau yang menyertai diagnosis. Masalah dapat muncul tapi dapat pula tidak.
Hal ini muncul berdasarkan sudut pandang klien dengan keadaan yang
dialami apakah menimbulkan masalah terhadap klien atau tidak. Masalah
pada kasus ini yaitu anemia ringan dengan keluhan sering merasa lelah dan
sulit berkonsentrasi.
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisis data. Kebutuhan yang muncul setelah dilakukan
pengkajian. Ditemukan hal- hal yang membutuhkan asuhan, dalam hal ini
klien tidak menyadari. Kebutuhan pada klien anemia ringan yaitu pemberian
tablet penambah darah.
c) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Diagnosa potensial ditegakkan berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi. Bidan dituntut untuk tidak hanya merumuskan masalah tetapi juga
merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi.
Sehingga langkah ini merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional atau
logis. Diagnosa potensial pada remaja dengan anemia ringan adalah kerentanan
terhadap infeksi karena daya tahan tubuh menurun. Dan jika berdampak pada jangka
panjang, kelak akan mempengaruhi saat hamil dan persalinan. Oleh karena perlu
adanya tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan.
d) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan oleh bidan
atau untuk konsultasi, kolaborasi serta melakukan rujukan terhadap penyimpangan
abnormal. Antisipasi pertama yang dilakukan pada anemia ringan yaitu dengan
memperbaiki nutrisi dan pola hidup sehat serta pemberian tablet Fe.
e) Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Merupakan pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh dan ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana
harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek kesehatan dan
disetujui oleh kedua belah pihak (bidan dan klien).
3) Analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi:
a) Diagnosis atau masalah
c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi / kolaborasi dan /
atau rujukan sebagai langkah II, III,dan IV
4) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah
dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dari
rujukan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA
Nn “R” UMUR 21 TH DENGAN ANEMIA RINGAN
DI TPMB LILIK HIDAYATI SURABAYA
A. Pelaksanaan Asuhan
Hari : Sabtu
Tanggal : 23 April 2022
Tempat : TPMB Lilik Hidayati
Jam : 07.30 WIB
Pemberi Asuhan : Leanita Brilliantika, S.Tr.Keb
B. Identitas Remaja
Nama : Nn “R”
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Bulak Kali Tinjang Baru IV no. 8-C
C. Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengumpulan data dasar
a. Data Subjektif
1. Keluhan Utama
Merasa lemas, sering capek, dan pusing sudah hampir 1 minggu
2. Riwayat kesehatan sekarang.
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit seperti DM, Asma,
Jantung, dan tidak ada penyakit menular seperti TBC, Hepatitis.
3. Riwayat kesehatan keluarga.
Klien mengatakan baik dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
keturunan seperti DM, Asma, Jantung, dan tidak ada penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis.
4. Riwayat haid.
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Jumlah : ± 3 x / hari ganti kotex. Konsistensi encer
Nyeri haid : kadang-kadang.
Flour albus : ada dan sebelum haid tidak bau, tidak gatal
5. Riwayat kebiasaan sehari-hari.
a) Pola nutrisi.
Makan 3 x/ hari dengan menu nasi, lauk, sayur dan buah, minum ± 6-8
gelas/hari air putih. Tidak ada pantang makanan,dan tidak ada alergi.
b) Pola istirahat dan tidur. Tidur siang ± 30 menit. Tidur malam ± 7-8 jam.
c) Pola aktivitas.
Pekerjaan klien setiap hari di perusahaan swasta, sering lembur untuk
memenuhi target bulanan. Jika libur klien membantu pekerjaan orang
tuanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti membantu mencuci
dan menyetrika.
d) Personal hygiene
Mandi 2 x / hari,gosok gigi 2 x / hari, ganti pakaian 2 x / hari atau bila
kotor, keramas 2-3 x / minggu atau bila perlu ganti celana dalam 2x /
hari.
e) Pola eleminasi.
BAB I x / hari konsistensi lembek.
BAK 4-5 x / hari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada nyeri.
f) Pola kebiasaan lain
Klien mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu, minum alkohol,
dan obat – obatan
6. Riwayat Psiklogis dan Spiritual
Klien mengatakan cemas dengan keadaannya sekarang karena mudah lelah
dan pusing
b. Data objektif
1. Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : baik
BB/TB : 45 kg/154 cm
Lila : 23,7 cm
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5x/menit
IMT : 18,98
b) Pemeriksaan fisik
Kepala : Rambut berwarna hitam, tidak mudah rontok
Muka : terlihat pucat
Mata : konjungtiva anemis, sklera tidak ikterus
Mulut : terdapat karies gigi geraham kanan bawah, gusi tidak
bengkak, gigi tidak mudah goyah, tidak terdapat jaringan
parut di sudut bibir, lidah tidak bengkak
Kulit : kulit tampak lembab
Leher : Tidak terjadi pembengkakan kelenjar tiroid dan parotis
Dada : payudara sudah tunbuh, tidak teraba massa.
Abdomen: tidak ada kelainan
Ekstremitas : Tidak oedem, Reflek patella +/+
c) Pemeriksaan penunjang
Hb :9,1 gr/dL
Golongan darah : B
2. Interprestasi Data Dasar:
Tanggal : 23-04-2022
Jam : 07.37 WIB
a) Diagnosis
Nn “R” 21 Tahun remaja dengan anemia ringan
b) Masalah
Lemas
c) Kebutuhan
Pemberian tablet Fe
a) Identifikasi diagnose dan masalah potensial
Anemia berat
1. Pemberian tablet Fe
2. Konseling Gizi
4. Intervensi
Tanggal 23-04-2022
e. Anjurkan untuk menyusun Planning pekerjaan agar pekerjaan lebih efektif sehingga
mengurangi jam lembur
5. Implementasi
6. Evaluasi
Tanggal: 23 april 2022
Jam : 08.00
S : pasien memahami konseling yang telah diberikan
O : Tablet tambah darah sudah diberikan
A : Nn “R” 21 Tahun dengan anemia ringan
P : Anjurkan cek Hb ulang 1 bulan lagi
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Pengkajian yang dilakukan dihasilkan data subyektif meliputi alasan pada saat
datang. Data obyektif didapatkan keadaan umum baik namun dtemukan masalah pada
remaja yaitu anemia.
Interpretasi data pada diagnose kebidanan adalah Nn “R” 21 Tahun remaja
dengan anemia. Perencanaan pada kasus ini yaitu jalin komunikasi interpersonal,
Fasilitasi informed consent kesediaan menjadi responden, informasikan hasil
pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, anjurkan mengonsumsi makan makanan
dengan gizi seimbang terutama sayur-sayuran hijau, danging sapi dan/atau ayam, hati
sapi, berikan tablet tambah darah (Fe), Jadwalkan kunjungan ulang. Pada tahap
pelaksanaan dari semua rencana ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun
kolaborasi dengan dokter, pelaksanaan telah sesuai dengan perencanaan sehingga tidak
terjadi kesenjangan antara teori dan kasus dilapangan. Evaluasi didapatkan keadaan
remaja baik sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus dilapangan
2. SARAN
1. Bagi profesi
Bidan dapat meningkatkan pengetahuan dan mutu pelayanan yang menyeluruh
dalam melakukan asuhan kebidanan pada remaja dengan anemia ringan sesuai
dengan manajemen kebidanan menurut varney
2. Bagi institusi
a) bagi TPMB
diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan yang optimal dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada remaja dengan anemia ringan.
b) bagi pendidikan
diharapkan bagi institusi pendidikan lebih menambah refrensi terbaru tentang
kebutuhan remaja
c) bagi Pasien
Untuk Pasien, hendaknya pasien lebih memperhatikan kesehatan dirinya, karena
nantinya akan hamil dan melahirkan dan akan melahirkan calon penerus bangsa.
Maka perlunya gizi yang baik dimulai saat remaja.
DAFTAR PUSTAKA